BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
|
|
- Suhendra Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Barang-barang primer seperti sandang, pangan, dan papan merupakan kebutuhan harian yang wajib dipenuhi oleh setiap orang. Barang-barang tersebut dapat diperoleh melalui transaksi jual-beli. Transaksi jula-beli umumnya dilakukan di sutu lokasi khusus seperti pasar. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, kini transaksi jual-beli tidak selalu dilakukan di pasar. Tetapi pasar tetap menjadi sarana paling efektif untuk melakukan transaksi jual beli. Berdasarkan sifat pasar, pasar dibedakan menajdi dua yakni pasar tradisional dan pasar modern. Di mana, pada pasar tradisonal pembeli dan penjual bertatap muka secara langsung untuk melakukan transaksi jual-beli. Transaksi jual-beli yang dilakukan antara pembeli dan penjual melalui proses tawar-menawar. Sehingga harga pada suatu barang dapat berubah sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Pasar Beringharjo merupakan pasar tradisional terbesar di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pasar Beringarjo mulai dibangun pada awal tahun 1920 dan selesai pada tahun Bangunan pasar ini terdiri dari 7 bangunan, yang tiap bangunan memiliki 3 lantai hanya bangunan A yang terdiri dari 1 lantai. Gedung pasar Beringharjo merupakan salah satu korban pada peristiwa gempa Yogyakarta tahun 2006, yang mengakibatkan banyak terjadi kerusakan. Kerusakan struktur menjadi salah satu kerusakan utamanya. Gedung pasar Beringharjo telah mendapatkan perbaikan pada beberapa segmen yang mengalami kerusakan. Tetapi setalah dilakukan perbaikan, gedung pasar Beringharjo mengalami kerusakan lagi. Hal tersebut diperkirakan karena tidak diikuti oleh perawatan berkala yang memadai pada gedung Pasar tersebut. Sejauh ini, perbaikan pasca gempa pada gedung pasar Beringharjo lebih banyak dilakukan pada perbaikan arsitektural bangunan. Sedangkan perbaikan struktural bangunan belum dilakukan dengan maksimal. Sehingga kerusakan 1
2 pada gedung Pasar Beringharjo masih terus terjadi. Sebagai contoh, terdapat kegagalan akibat captive column effect pada seluruh kamar mandi yang terdapat di gedung Pasar Beringharjo. Hal ini terjadi karena dinding kamar mandi tidak ditutupi penuh setinggi kolom penopangnya, melainkan diberikan void pada bagian atasnya. Ilustrasi kerusakan akibat captive column effect yang terjadi bangunan seperti terdapat pada Gambar 1.1 di bawah ini. Gambar 1.1 Ilustrasi kerusakan akibat captive column effect (Sumber : The Proffesional Journal of The Earthquake Engineering Research Institute) Kerusakan strurktur lainnya yang terjadi pada gedung pasar Beringharjo adalah kebocoran pada plat atap. Sebagai contoh, kerusakan ini terjadi di gedung C Pasar Beringharjo pada plat atap lantai 3. Plat atap gedung ini mengalami kebocoran ketika hujan dan bahkan setelah hujan. Meski telah dilakukan perbaikan pada struktur plat atap, tetapi kerusakan masih tetap terjadi. Hal tersebut dikarenakan perbaikan yang dilakukan terhadap gedung kerusakan tersebut belum tepat pada penyebab kerusakannya. Selain kerusakan plat atap pada lantai 3 gedung C, kerusakan struktur lainnya juga terjadi pada tangga metro gedung B Pasar Beringharjo. Kerusakan pada tangga tersebut berupa getar. Tangga tersebut bergetar melebihi batas normal ketika ada beban yang melewatinya. Kemungkinan besar tangga tersebut tidak diperhitungkan kekuatannya terhadap gempa. Selain itu tangga ini tidak didukung denga struktur tangga yang memadai, seperti tidak adanya struktur yang menahan balok tangga. Selain itu tangga ini tidak didukung dengan 2
3 ketebalan plat induk tangga yang memadai. Di mana bentang tangganya yang panjang tidak diimbangi dengan ketebalan plat induk tangga tersebut. Sehingga kekakuan tangga tersebut berkurang, hal ini mengakibatkan tangga bergetar ketika dilewati beban. Kerusakan-kerusakan yang terjadi di gedung Pasar Beringharjo harus diperbaiki. Mengingat Pasar Beringharjo adalah salah satu fasilitas publik yang sangat krusial, sehingga perbaikan yang akan dilakukan perlu direncanakan secara detail. Perencanaan tersebut dilakukan berdasarkan hasil investigasi kerusakan sebelumnya. Investigasi kerusakan yang dilakukan sebelumnya mengahasilkan informasi detail kerusakan yang terjadi di lapangan. Informasi detail kerusakan tersebut dituangkan dalam bentuk gambar detail kerusakan. Penggambaran detail kerusakan diperlukan untuk mengetahui volume kerusakan yang dialami pasar Beringharjo secara optimal, sehingga diperoleh data kerusakan yang lebih detail. Penggambaran detail selanjutnya digunakan untuk analisis Rencana Anggaran Biaya ( RAB ). Hasil analisis RAB digunakan untuk mengetahui besaran biaya dan kebutuhan bahan bangunan yang diperlukan pada setiap pekerjaan. Selain dari RAB dalam perencanaan perbaikan pasar Beringharjo dokumen penujang yang tidak kalah penting adalah Rencana Kerja dan Syarat Syarat ( RKS ). RKS bertujuan untuk mengarahkan pelaksana pada jalur yang telah ditentukan, sehingga pekerjaan perbaikan dapat berjalan sesuai dengan rencana. 1.2 Batasan Masalah 1. Hanya meninjau tentang perbaikan kerusakan struktur yang dialami gedung pasar Beringharjo gedung C, tidak termasuk perbaikan Mekanikal / Elektrikal. 2. Hanya membahas tentang detail kerusakan. Rencana anggaran biaya dan rencana kerja dan syarat syarat hanya sebagai pelengkap. 3. Hanya meninjau tentang perbaikan tangga metro gedung B pasar Beringharjo. 3
4 1.3 Tujuan 1. Mengetahui tipe-tipe kerusakan pada gedung pasar Beringharjo. 2. Memberikan rekomendasi perbaikan struktur gedung pasar Beringharjo dengan efektif dan efisien sesuai tipe kerusakan yang dialami. 3. Membuat Rencana Anggaran Biaya yang sesuai dengan rekomendasi perbaikan kerusakan. 4. Membuat Rencana Kerja dan Syarat-syarat. 1.4 Manfaat 1. Dengan mengetahui tipe-tipe kerusakan pada gedung pasar Beringharjo, maka tipe kerusakan dapat di klasifikasikan yang selanjutnya untuk memudahkan pemberian rekomendasi perbaikan. 2. Mendapatkan rekomendasi perbaikan yang tepat sasaran dengan harga yang efisien. 3. Mendapatkan Rencana Anggaran Biaya yang sesuai dengan perbaikan yang akan dilakukan 4. Mendapatkan Rencana Kerja dan Syarat-syarat yang menjaga agar pelaksanaan perbaikan sesuai dengan yang diharapkan. 1.5 Sistematika Penulisan 1. BAB I Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, tujuan dan manfaat perencanaan perbaikan terhadap kerusakan pasar Beringharjo. Pada akhir bab ini diberikan garis besar isi Tugas Akhir dalam sistematika pembahasan 2. BAB II Tinjauan Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang dijadikan dasar dalam pengerjaan Tugas Akhir ini, yang isinya mencakup rekomendasi teknis perbaikan pasar Beringharjo. 3. BAB III Tinjauan Umum Gedung C dan Tangga Metro Gedung B Pasar Beringharjo 4
5 Menjelaskan tentang gambaran umum pasar Beringharjo yang menjadi sumber data dalam penulisan Tugas Akhir. 4. BAB IV Perencanaan Perbaikan Gedung C Pasar Beringharjo Berisi tentang perencanaan dan analisis dari kerusakan yang dialami pasar Beringharjo dengan dilanjutkan rekomendasi teknis, kemudian penggambaran detail kerusakan yang sesuai dengan keadaan lapangan untuk didapatkan volume yang riil untuk digunakan dalam RAB dan RKS. 5. Bab V Perkuatan Struktur Tangga Metro Gedung B Pasar Beringharjo Pada bab ini menjelaskan tentang kerusakan struktur yang dialami oleh tangga metro gedung B pasar Beringharjo dan rekomendasi perkuatan struktur tangga tersebut. 6. BAB VI Kesimpulan dan Saran Menjelaskan tentang kesimpulan kesimpulan dari penanganan kerusakan secara teknis, dan saran yang dapat digunakan sebagai acuan perbaikan yang efektif dan efisien. 5
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dan memiliki keunggulan bersaing secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan pasar yang berperan penting dalam memajukan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dan memiliki keunggulan bersaing secara alamiah. Keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap hari kebutuhan akan pangan menjadi prioritas bagi semua makhluk hidup. Hal ini pun membuat setiap individu menuntut produksi bahan pangan. Padahal setiap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. struktur agar dapat mendesain suatu struktur gedung yang baik. Pemahaman akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem struktur sangat perlu untuk dipahami oleh seorang perencana struktur agar dapat mendesain suatu struktur gedung yang baik. Pemahaman akan akan sistem stuktur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pertemuan (function hall / banquet hall). Ruang pertemuan yang luas dan tidak
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan fungsi ruang dalam satu gedung adalah untuk ruang pertemuan (function hall / banquet hall). Ruang pertemuan yang luas dan tidak terhalang kolom
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Metoda yang banyak digunakan dalam mendesain struktur beton bertulang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metoda yang banyak digunakan dalam mendesain struktur beton bertulang adalah sistem balok anak dan balok induk. Sistem balok anak dan balok induk banyak digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Lima Lantai Kantor Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul Tugas Akhir (DPU) Kota Semarang. 1.2 Bidang Ilmu Teknik Sipil (Struktur Gedung). 1.3 Latar Belakang Salah satu mata kuliah wajib yang harus diselesaikan mahasiswa sebagai salah
Lebih terperinciTim Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra. [pic] Gambar 1 Tampak Depan Gedung Gereja.
Laporan Survei Kerusakan Bangunan dan Rekomendasi Perbaikan Gereja Baptis di Padang Tim Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra Pendahuluan Pada tanggal 30
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PERANCANGAN Daftar Gambar Perancangan
LAPORAN HASIL PERANCANGAN Daftar Gambar Perancangan Gambar 1 Siteplan Gambar 2 Groundplan Gambar 3 Denah Lantai 2 Gambar 4 Denah Restoran Gambar 5 Potongan A-A dan Potongan B-B Gambar 6 Potongan C-C Gambar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang dilewati oleh pertemuan sistem-sistem lempengan kerak bumi sehingga rawan terjadi gempa. Sebagian gempa tersebut terjadi
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dan perhitungan elemen struktur gedung Condotel Sahid Jogja Lifestyle City. sudah mampu menahan gaya geser.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setalah dilakukan perhitungan estimasi dimensi, gempa, analisis struktur, dan perhitungan elemen struktur gedung Condotel Sahid Jogja Lifestyle City Yogyakarta,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya perkembangan teknologi dan seiring dengan itu dari segi pembangunan pun semakin meningkat. Dari berbagai wilayah tanah air diseluruh Indonesia dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. LAPORAN TUGAS AKHIR I 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik
BAB I PENDAHULUAN I.1. I.2. Tinjauan Umum Peningkatan prasarana gedung perkantoran sangat diperlukan sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan sosial ekonomi pada hampir seluruh wilayah di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Andalas merupakan rumah sakit pendidikan yang menjadi persyaratan mutlak untuk pendidikan
Lebih terperinciEBOOK PROPERTI POPULER
EBOOK PROPERTI POPULER RAHASIA MEMBANGUN RUMAH TANPA JASA PEMBORONG M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT User [Type the company name] M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT Halaman 2 KATA PENGANTAR Assalamu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lizna Gustiana Rahmi, 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata kuliah keahlian (MKK) adalah salah satu mata kuliah yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan penguasaan mahasiswa pada bidang keahlian tertentu. Mata kuliah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI Tinjauan Umum
BAB III METODOLOGI 3.1. Tinjauan Umum Data yang dijadikan bahan acuan dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan Tugas Akhir ini adalah data sekunder yang dapat diklasifikasikan dalam dua jenis data, yaitu
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dan perhitungan elemen struktur gedung Alam Sutera office tower, dapat
165 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Setalah dilakukan perhitungan gempa, estimasi dimensi, analisis struktur, dan perhitungan elemen struktur gedung Alam Sutera office tower, dapat disimpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu proyek bangunan harus direncanakan dengan efisien dan optimal. Banyak hal yang dapat dilakukan sebelum membuat RAB, diantaranya pemilihan
Lebih terperinciPada saat gempa terjadi, titik tangkap gaya gempa terhadap bangunan berada pada pusat massanya, sedangkan perlawanan yang dilakukan oleh bangunan berp
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya konsep perencanaan bangunan tahan gempa memiliki beberapa tujuan utama yang harus tercapai, yaitu untuk mempertahankan fungsi bangunan pasca-gempa, mengurangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangunan adalah wujud fisik berupa struktur yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari mulai pondasi, dinding sampai atap secara permanen dan dibuat pada satu tempat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya maupun teknik tidak terlepas dari bangunan tetapi dalam perencanaan bangunan sering tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung dalam bidang tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Padang merupakan kota yang rawan terjadi gempa. Seperti yang terjadi pada tanggal 30 September 2009 yang banyak menimbulkan korban jiwa serta merusak infrastruktur,
Lebih terperinciMa ruf Hadi Sutanto NIM : D NIRM :
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN 8 LANTAI DENGAN 1 BASEMENT DI WILAYAH GEMPA 3 MENGGUNAKAN PRINSIP DAKTILITAS TINGKAT III Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Struktur Dalam perencanaan struktur bangunan harus mengikuti peraturanperaturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman. Pengertian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari analisa yang dilakukan pada struktur Gedung Cabang Pembantu BCA KCU
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari analisa yang dilakukan pada struktur Gedung Cabang Pembantu BCA KCU Asia Afrika dengan merujuk dari hasil kesimpulan dan rekomendasi dari konsultan struktur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Struktur Dalam perencaaan struktur bangunan harus mengikuti peraturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan struktur bangunan yang aman. Pengertian beban adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Struktur Dalam perencanaan suatu struktur bangunan gedung bertingkat tinggi sebaiknya mengikuti peraturan-peraturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
PRESENTASI TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO MAHASISWA : WAHYU PRATOMO WIBOWO NRP. 3108 100 643 DOSEN PEMBIMBING:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. maupun tidak langsung mempengaruhi struktur bangunan tersebut. Berdasarkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Struktur Dalam perencanaan struktur bangunan harus mengikuti peraturanperaturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman. Pengertian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Struktur Dalam perencanaan komponen struktur terutama struktur beton bertulang harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara Perhitungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri dan perdagangan mempunyai cakupan yang sangat luas, sehingga pengawasan pelaksanaannya harus dilakukan secara ketat, tanpa adanya pengawasan yang dimaksud
Lebih terperinciStruktur Lipatan. Struktur Lipatan 1
Struktur Lipatan Pengertian Struktur lipatan adalah bentuk yang terjadi pada lipatan bidang-bidang datar dimana kekakuan dan kekuatannya terletak pada keseluruhan bentuk itu sendiri. Bentuk lipatan ini
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL 7.1 Uraian Umum Shear Wall merupakan komponen dari pekerjaan struktur pada bangunan, biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik
BAB III METODOLOGI III.1. Persiapan Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan
Lebih terperinciTATA CARA PEMERIKSAAN KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG PASCA BENCANA
TATA CARA PEMERIKSAAN KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG PASCA BENCANA RUANG LINGKUP KEFUNGSIAN KESELAMATAN KENYAMANAN ACUAN NORMATIF Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005, tentang Peraturan Pelaksanaan UU No.
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON
SEMINAR TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON Oleh : ANTON PRASTOWO 3107 100 066 Dosen Pembimbing : Ir. HEPPY KRISTIJANTO,
Lebih terperinciTINJAUAN BALOK DAN KOLOM TERHADAP TEKANAN STRUKTUR ASRAMA DUA LANTAI HAISAL¹, SYAHRONI. ST², ARIE SYAHRUDDIN S, ST³ ABSTRAK
TINJAUAN BALOK DAN KOLOM TERHADAP TEKANAN STRUKTUR ASRAMA DUA LANTAI HAISAL¹, SYAHRONI. ST², ARIE SYAHRUDDIN S, ST³ ABSTRAK Pada setiap bangunan konstruksi gedung, komponen semua strukturnya harus memiliki
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN 5 ( LIMA ) LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTILITAS TINGKAT DUA
PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN 5 ( LIMA ) LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTILITAS TINGKAT DUA Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh S U Y O N
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada pembangunan sebuah gedung, Rencana Anggaran Biaya (RAB) dihitung setelah perhitungan konstruksi bangunan. Hal tersebut terkait dalam pemilihan desain dan bahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Posisi Indonesia terletak diantara pertemuan 4 lempeng tektonik yaitu, lempeng Filipina, lempeng Eurasia, lempeng Pasifik dan Lempeng Hindia-Australia. Akibat letaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa sekarang ini pembangunan dalam segala aspek kehidupan sedang giat-giatnya dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin pesat menuntut adanya sarana dan prasarana yang menunjang. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia pendidikan yang dari masa ke masa berkembang semakin pesat menuntut adanya sarana dan prasarana yang menunjang. Salah satu prasarana yang mendukung
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DENGAN SISTEM FLAT SLAB DAN SHEAR WALL
TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DENGAN SISTEM FLAT SLAB DAN SHEAR WALL Mahasiswa : ADE ROSE RAHMAWATI 3111 105 001 Dosen Pembimbing : BAMBANG PISCESA, ST. MT.
Lebih terperinci1 MERANCANG TAMPAK DAN POTONGAN
1 MERANCANG TAMPAK DAN POTONGAN Gambar kerja tampak dan potongan pada proses merancang bangunan adalah hasil dari pemikiran semua aspek bangunan. Potongan dan tampak bangunan belum dapat dipastikan jika
Lebih terperinciPERNYATAAN ANTI PLAGIAT..
DAFTAR ISI ABSTRAK... PERNYATAAN ANTI PLAGIAT.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIGRAM... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. IDENTIFIKASI
Lebih terperinciNaskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh: AGUNG PRABOWO NIM : D
EFISIENSI KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL TAHAN GEMPA WILAYAH 4 DENGAN EFISIENSI ELEMEN STRUKTUR BALOK DAN KOLOM (STUDI KOMPARASI TUGAS AKHIR M. IKWAN MA ARIF) Naskah Publikasi Untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.rasidin Padang merupakan salah satu institusi yang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan mengutamakan penyembuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknik Industri merupakan salah satu program studi yang ada didalam lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas yang pada awalnya dibuka sejak tahun 1994 di bawah
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii MOTO DAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... vii LEMBAR ASISTENSI... ix DAFTAR ISI... xii DAFTAR NOTASI... xvii DAFTAR GAMBAR... xxii DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR STADION MIMIKA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH DENGAN STRUKTUR ATAP SPACE FRAME
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA PERENCANAAN STRUKTUR STADION MIMIKA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH DENGAN STRUKTUR
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Struktur Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur direncanakan cukup kuat untuk memikul semua beban kerjanya. Pengertian beban itu sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan terkait struktur bangunan gedung yang berlaku di Indonesia dibukukan dalam dokumen standar yang disebut Standar Nasional Indonesia (SNI). Dengan adanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pembebanan Struktur Perencanaan struktur bangunan gedung harus didasarkan pada kemampuan gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam Peraturan
Lebih terperinciNaskah Seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
PERENCANAAN ULANG STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN SPESIFIKASI BANGUNAN GEDUNG BAJA STRUKTURAL (SNI 1729:2015) Studi Kasus Proyek Pembangunan New Noodle Factory PT. Indofood CBP Inees Kusuma W 1, Bagus Soebandono
Lebih terperinciINOVASI DALAM SISTEM PENAHAN BEBAN GRAVITASI UNTUK GEDUNG SUPER-TINGGI
INOVASI DALAM SISTEM PENAHAN BEBAN GRAVITASI UNTUK GEDUNG SUPER-TINGGI Jessica Nathalie Handoko Davy Sukamta ABSTRAK Kesuksesan pengembangan sebuah gedung super-tinggi sangat ditentukan oleh kecepatan
Lebih terperinciStruktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa
Struktur Atas & Pasangan Batu Bata Ferdinand Fassa Tujuan dari akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur atas bangunan sederhana 2. Mahasiswa dapat menggambar bagian-bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan manusia dalam menjalankan aktivitasnya tidak jauh dari infrastruktur penunjang yang memadai. Salah satunya adalah bangunan gedung sebagai tempat untuk melakukan
Lebih terperinciPERTEMUAN X LANTAI DAN TANGGA. Oleh : A.A.M
PERTEMUAN X LANTAI DAN TANGGA Oleh : A.A.M LANTAI BANGUNAN Plat lantai yang ditinjau adalah pelat lantai yang tidak terletak diatas tanah langsung. Plat lantai tingkat pada bangunan pada umumnya ditumpu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pembebanan Struktur Dalam perencanaan struktur bangunan harus mengikuti peraturanperaturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman. Pengertian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Berikut adalah bagan flowchart metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. . Gambar 3.1. Flowchart Metodologi
III-1 BAB III METODOLOGI Berikut adalah bagan flowchart metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.. Gambar 3.1. Flowchart Metodologi III-2 Data-data yang akan dipergunakan sebagai dasar
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT KANKER EMPAT LANTAI (+ 1 BASEMENT) DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA
PERENCANAAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT KANKER EMPAT LANTAI (+ 1 BASEMENT) DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S 1 Teknik
Lebih terperinciberupa penuangan ide atau keinginan dari pemilik yang dijadikan suatu pedoman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Perencanaan merupakan langkah awal dari suatu pembangunan fisik berupa penuangan ide atau keinginan dari pemilik yang dijadikan suatu pedoman oleh perencana agar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Komponen Struktur Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur direncanakan cukup kuat untuk memikul semua beban kerjanya. Pengertian beban itu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir
III - 1 BAB III METODOLOGI 3.1. PENDAHULUAN Metode-metode yang dipakai dalam menyusun laporan Tugas Akhir terdiri dari metode pengumpulan data, metode analisis dan perhitungan, metode penyajian laporan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Struktur Bangunan Suatu sistem struktur kerangka terdiri dari rakitan elemen struktur. Dalam sistem struktur konstruksi beton bertulang, elemen balok, kolom, atau dinding
Lebih terperinciMeliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang
BAB II TINJAUAN PIISTAKA 2.1 Pendahuluan Pekerjaan struktur secara umum dapat dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap (Senol,Utkii,Charles,John Benson, 1977), yaitu : 2.1.1 Tahap perencanaan (Planningphase)
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS
BAB VII TINJAUAN KHUSUS 7.1 Uraian Umum Dalam pelaksanaan kerja praktik yang berlangsung selama kurang lebih 2 bulan (terhitung sejak 1 Maret s/d 30 April 2017) dan penulisan laporan akhir yang membutuhkan
Lebih terperinciSTRUKTUR LIPATAN. Dengan bentuk lipatan ini,gaya-gaya akibat benda sendiri dan gaya-gaya luar dapat di tahan oleh bentuk itu sendiri
STRUKTUR LIPATAN Bentuk lipatan ini mempunyai kekakuan yang lebih dibandingkan dengan bentuk-bentuk yang datar dengan luas yang sama dan dari bahan yang sama pula. Karena momen energia yang didapat dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II A. Konsep Pemilihan Jenis Struktur Pemilihan jenis struktur atas (upper structure) mempunyai hubungan yang erat dengan sistem fungsional gedung. Dalam proses desain struktur perlu dicari kedekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia konstruksi di Indonesia cukup pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya pembangunan fisik di Indonesia. Beberapa diantaranya fasilitas umum seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dibentuk oleh tiga lempeng utama dunia, yakni Lempeng Pasifik, Lempeng Indo-Australia, serta Lempeng Eurasia. Konvergensi antara ketiga lempeng ini membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permukaaan bumi. Ketika pergeseran terjadi timbul getaran yang disebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gempa bumi merupakan pergeseran tiba tiba dari lapisan tanah di bawah permukaaan bumi. Ketika pergeseran terjadi timbul getaran yang disebut gelombang seismik. Gelombang
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. dan 1 Basement Yogyakarta, didapatkan hasil sebagai berikut : melebihi 90% yaitu sebesar 92,6252 %
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Setelah dilakukan estimasi dan analisis pada struktur atas Gedung 7 lantai dan 1 Basement Yogyakarta, didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Proses analisis
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI ( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SUKOHARJO
PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI ( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SUKOHARJO Tugas Akhir Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S - 1 Teknik Sipil diajukan oleh
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manajemen bila ditinjau sebagai suatu proses adalah merupakan suatu rangkaian tahap kegiatan yang diarahkan pada pencapaian tujuan dengan memanfaatkan semaksimal mungkin
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metode penelitian ini menggunakan metode analisis perancangan yang difokuskan untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22 lantai.
Lebih terperinciSTUDI MANAJEMEN PEMELIHARAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL PADA HOTEL HOLIDAY INN BANDUNG
STUDI MANAJEMEN PEMELIHARAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL PADA HOTEL HOLIDAY INN BANDUNG Andrie Kristanto NRP : 0121048 Pembimbing : Ir.Yohanes Lim Dwi Adianto, MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Pembebanan merupakan faktor penting dalam merancang stuktur bangunan. Oleh karena itu, dalam merancang perlu diperhatikan beban-bean yang bekerja pada struktur agar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Bangunan gedung merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam mengembangkan suatu daerah. Gedung dapat digunakan sebagai prasarana untuk mengembangkan perekonomian,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Berfikir Sengkang merupakan elemen penting pada kolom untuk menahan beban gempa. Selain menahan gaya geser, sengkang juga berguna untuk menahan tulangan utama dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembebanan Komponen Struktur Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur direncanakan cukup kuat untuk memikul semua beban kerjanya. Pengertian beban itu
Lebih terperinciSTUDI PENGGUNAAN BAJA RINGAN SEBAGAI KOLOM PADA RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA PRAYOGA NUGRAHA NRP
STUDI PENGGUNAAN BAJA RINGAN SEBAGAI KOLOM PADA RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA PRAYOGA NUGRAHA NRP 3105 100 080 Dosen Pembimbing : Endah Wahyuni, ST.MSc.PhD Ir. Isdarmanu MSc JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP Konsep Bentuk Bangunan Neo Vernakular
BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Bentuk Bangunan 4.1.1 Neo Vernakular Vernakular berarti bahasa setempat, arsitektur vernakular di sosialisasi dengan arsitektur tradisional, kata tradisi dalam bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan adalah salah satu prasarana yang akan mempercepat pertumbuhan dan pengembangan suatu daerah serta akan membuka hubungan sosial, ekonomi dan budaya antar daerah.
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR MENGGUNAKAN BAJA DENGAN SISTEM. Oleh Heri Istiono
PRESENTASI TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR MENGGUNAKAN BAJA DENGAN SISTEM RANGKA BRESING KO ONSENTRIS KHUSUS Oleh : Heri Istiono 3112105035 LATAR BELAKANG 1.
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG
PROGRAM SARJANA LINTAS JALUR JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012 PRESENTASI TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEAR WALL. biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung bertingkat.
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEAR WALL 7.1 Uraian Umum Shear Wall merupakan komponen dari pekerjaan struktur pada bangunan, biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertemuan ini dihubungkan dengan las atau baut mutu tinggi. Menurut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rangka Pemikul Momen Khusus Rangka pada rangka pemikul momen merupakan pertemuan-pertemuan dari balok dan kolom. Pertemuan ini ada pada sebuah join. Pada rangka baja, pertemuan
Lebih terperinciPERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M
PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA Oleh : A.A.M DINDING Menurut fungsinya dinding dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Dinding Struktural : Yaitu dinding yang berfungsi untuk ikut menahan beban struktur,
Lebih terperinciTUGAS BESAR STRUKTUR BAJA (S-1)
TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA (S-1) Nama NIM Dosen Pembimbing Rencanakan suatu bangunan baja bertingkat (5 lantai) dengan data data perencanaan sebagai berikut : 1. Lantai tingkat 5 : Penutup atap : a) tipe
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pada tabel tersebut dengan nilai N = 27,9 maka jenis tanah termasuk tanah sedang.
433 BAB V PENUTUP Pada perencanaan proyek akhir kami terdapat berbagai kesalahan, dan kami cantumkan beberapa kesalahan pada proyek akhir ini beserta penjelasannya, sebagai berikut. 1. Untuk penentuan
Lebih terperinciBAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB)
BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB) 6.1 Uraian Umum Pelat lantai atau slab merupakan elemen bidang tipis yang memikul beban
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Pengolahan Data. Penyajian Data. Perbandingan Data.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data 1. Data eksisting gedung perluasan pabrik baru PT Interbat 2. Peraturan gempa SNI 1726-2012 3. Peraturan beton SNI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan struktur gedung saat ini sangat pesat berkembang dikota-kota besar di Indonesia, seperti halnya kota Semarang tidak pernah berhenti dalam merancang bangunan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi umum Desain struktur merupakan salah satu bagian dari keseluruhan proses perencanaan bangunan. Proses desain merupakan gabungan antara unsur seni dan sains yang membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berpotensi mengalami bencana gempa bumi. Hal tersebut disebabkan karena Indonesia berada di wilayah jalur gempa Pasifik (Circum Pasific
Lebih terperinciPERENCANAAN PLAT LANTAI PADA KEGIATAN PEMBANGUNAN GEDUNG ISLAMIC CENTER KOTA METRO
PERENCANAAN PLAT LANTAI PADA KEGIATAN PEMBANGUNAN GEDUNG ISLAMIC CENTER KOTA METRO Dadang Iskandar 1) Dona Kurniawan 2) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro Jl.Ki Hajar Dewantara
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Pada perencanaan proyek akhir kami terdapat berbagai kesalahan, dan kami cantumkan beberapa kesalahan pada proyek akhir ini beserta penjelasannya, sebagai berikut.
Lebih terperinciA. GAMBAR ARSITEKTUR.
A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil
Lebih terperinci