BAB III SAJIAN DAN ANALISIS DATA. mensosialisasikan Pemilu Legislatif Data yang diperoleh berasal dari proses

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III SAJIAN DAN ANALISIS DATA. mensosialisasikan Pemilu Legislatif Data yang diperoleh berasal dari proses"

Transkripsi

1 BAB III SAJIAN DAN ANALISIS DATA Pada Bab III ini akan dipaparkan sejumlah data yang berkaitan dengan strategi komunikasi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Surakarta dalam mensosialisasikan Pemilu Legislatif Data yang diperoleh berasal dari proses wawancara mendalam (in depth interview) dan studi pustaka. Informan dalam penelitian ini dianggap sudah memenuhi prinsip keterwakilan data, di antaranya adalah: 1. Komisioner dan anggota KPU Kota Surakarta 2. Relawan demokrasi yang dibentuk oleh KPU Kota Surakarta 3. Kepanitiaan ad hoc dalam Pemilu Legislatif 2014 di Kota Surakarta 4. Masyarakat sasaran sosialisasi Pemilu Legislatif 2014 di Kota Surakarta A. Tahap Persiapan / Perencanaan 1. Latar Belakang Penyusunan Strategi Sebagai penyelenggara Pemilu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) memiliki tanggungjawab untuk mendorong partisipasi masyarakat. Kewajiban tersebut secara jelas telah tercantum pada PKPU No. 23 tahun 2013 tentang Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Umum Pasal 5, yang berbunyi sebagai berikut: 69

2 70 (1) Dalam penyelenggaraan Partisipasi Masyarakat, KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota mempunyai tanggung jawab: a. memberikan informasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; b. memberikan kesempatan yang setara kepada setiap orang/pihak untuk berpartisipasi dalam Pemilu; dan c. mendorong Partisipasi Masyarakat. (2) Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota sesuai dengan lingkup tugas dan fungsi masing-masing. 1 Pada poin c, disebutkan bahwa KPU memiliki tugas untuk mendorong partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat yang dimaksud dimaknai sebagai keterlibatan masyarakat dalam setiap proses penyelenggaraan Pemilu 2014, baik itu dalam Pemilu Legislatif maupun Pemilu Presiden Lebih jelasnya, pada pasal 8 diperinci apa saja jenis kegiatan yang dimaksudkan sebagai partisipasi masyarakat, yakni: (1) Partisipasi masyarakat pada Pemilu dapat dilakukan dalam bentuk: a. keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan Pemilu; b. sosialisasi Pemilu; c. pendidikan politik bagi Pemilih; d. survei atau jajak pendapat; e. penghitungan cepat hasil Pemilu; dan f. pemantauan Pemilu. 1 PKPU No. 23 tahun 2013 tentang Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Umum

3 71 (2) Partisipasi Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh perseorangan maupun organisasi/kelompok masyarakat pada setiap tahapan Pemilu sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 2 Dalam kerangka mensukseskan peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan Pemilu, salah satu cara yang ditempuh KPU adalah dengan melakukan sosialisasi dengan lebih intensif lagi kepada masyarakat. Bentuk dan cara sosialisasi secara garis besar telah diatur dalam PKPU No. 23 tahun 2013 pada pasal 13 sampai dengan 15, seperti berikut: Pasal 13 (1) KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU Kabupaten/Kota/KIP Kabupaten/Kota melakukan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b kepada Pemilih. (2) Sosialisasi Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tujuan: a. penyebarluasan informasi tahapan, jadwal dan program Pemilu; b. meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan masyarakat tentang kepemiluan; c. mendorong peningkatan partisipasi Pemilih. Pasal 14 (1) Setiap warga negara dan/atau kelompok, organisasi kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat, badan hukum, serta media massa elektronik/cetak dapat melaksanakan sosialisasi Pemilu. (2) KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota dapat bekerja sama dengan kelompok maupun organisasi kemasyarakatan, komunitas masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, badan hukum, 2 Ibid.

4 72 lembaga pendidikan dan media massa elektronik/cetak dalam melaksanakan sosialisasi. Pasal 15 Sosialisasi Pemilu dilakukan kepada masyarakat melalui mobilisasi sosial, media massa (cetak dan elektronik), pengadaan bahan sosialisasi, serta pemanfaatan budaya lokal/tradisional, dan bentuk-bentuk lain sosialisasi yang memudahkan masyarakat dapat menerima informasi kepemiluan dengan baik. 3 Berdasarkan PKPU No. 23 tahun 2013 telah dengan jelas diberikan gambaran, baik dari segi pesan yang harus disampaikan, sampai dengan saluran saluran yang dapat digunakan sebagai alternatif. Posisi KPU Kota Surakarta yang berada di bawah KPU Provinsi Jawa Tengah dan KPU RI membuat KPU Kota Surakarta wajib untuk mengikuti segala peraturan dan keputusan yang dikeluarkan oleh jajaran di atasnya. Termasuk dalam hal strategi komunikasi dalam sosialisasi Pemilu Legislatif Sehingga semua strategi yang sudah dirancang dan dipilih tetap didasarkan pada aturan dari KPU RI. Seperti yang diungkapkan oleh Komisioner KPU Kota Surakarta, Kajad Pamudji Joko Warsito sebagai berikut Kami dasarnya dari peraturan KPU. Sudah ada juknisnya bahwa sosialisasi itu harus melalui berbagai tahapan. Baik dengan menggunakan relawan demokrasi, kemudian sosialisasi dengan menggunakan media dan juga melalui RT/RW atau kepanitiaan ad hoc. 4 3 Ibid. 4 Wawancara dengan Kajad Pamudji Joko Waskito di KPU Kota Surakarta tanggal 14 Mei 2014 pukul 13:00.

5 73 Namun diluar pedoman tersebut, diharapkan jajaran KPU di tiap kabupaten / kota mampu menerjemahkan sendiri dan mengimplementasikan sesuai dengan kondisi riil masyarakat di kabupaten / kota yang bersangkutan. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Ketua KPU Kota Surakarta, Agus Sulistyo yang menyatakan bahwa: Kalau substansinya dibuat secara nasional, tetapi bagaimana ini membuat pilahan-pilahan ini, barangkali cuma di Solo. Kalau penentuan segmen ini secara nasional penentuannya. Tetapi bagaimana ini membuat konsep, strategi ini kita yang format sendiri. Untuk mempermudah, untuk menjangkau segmen itu. 5 Selain itu, juga terdapat target partisipasi pemilih yang telah ditentukan sebelumnya oleh KPU RI. Salah satu cara untuk meningkatkan angka partisipasi pemilih tentu dilakukan dengan sosialisasi. Sehingga keberadaan sosialisasi menjadi sangat vital sebelum pelaksanaan Pemilu Legislatif Besaran target partisipasi pemilih diungkapkan oleh Setyo Budiarto, Kasubag Teknis dan Hubmas KPU Kota Surakarta melalui pernyataan di bawah ini: Memang sudah menjadi program nasional dari KPU. Target nasional tingkat partisipasi pemilih adalah 75%. Jadi ya harus tercapai angka 75% itu. 6 5 Wawancara dengan Agus Sulistyo di KPU Kota Surakarta tanggal 27 Juni 2014 pukul 13:00 13:00 6 Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakarta tanggal 16 Mei 2014 pukul

6 74 2. Strategi yang Direncanakan Berdasarkan Undang Undang dan Petunjuk Pelaksanaan dari KPU, ada beberapa pembagian yang dirancang oleh KPU Kota Surakarta untuk memudahkan pelaksanaan sosialisasi. Pembagian tersebut dilakukan dengan memetakan dan mengelompokkan masyarakat yang menjadi sasaran dalam sosialisasi. Secara garis besar, dalam melakukan sosialisasi mengenai Pemilu Legislatif 2014, KPU Kota Surakarta memetakan strategi yang terbagi menjadi tiga garis besar, yaitu: a. Strategi Komunikasi Interpersonal Strategi komunikasi interpersonal adalah jenis strategi komunikasi yang memanfaatkan sarana komunikasi interpersonal dan komunikasi tatap muka kepada masyarakat. Baik KPU maupun komunikator lainnya yang ditunjuk hadir secara langsung di tengah tengah masyarakat untuk memberikan sosialisasi dan berbagai penjelasan lainnya. Beberapa strategi komunikasi interpersonal yang digunakan adalah: (i) Sosialisasi terhadap struktur birokrasi pemerintah kota Surakarta (ii) Sosialisasi terhadap struktur penyelenggara Pemilu (iii) Sosialisasi kepada masyarakat di lokasi keramaian dan ruang publik (iv) Sosialisasi kepada kelompok kelompok masyarakat dengan menggunakan program relawan demokrasi

7 75 b. Strategi Komunikasi Media Jenis strategi komunikasi lain yang diterapkan adalah dengan menggunakan media sebagai sarana untuk menyampaikan pesan. Dengan memanfaatkan media, maka didapatkan manfaat pesan yang disampaikan akan dapat menjangkau kelompok masyarakat yang lebih luas. Media yang digunakan baik melalui media cetak, elektronik, media luar ruang dan tidak ketinggalan juga memanfaatkan keberadaan internet. c. Strategi Komunikasi Budaya Strategi komunikasi dengan memanfaatkan budaya merupakan salah satu pengembangan yang dilakukan oleh KPU Kota Surakarta untuk menyesuaikan dengan kondisi masyarakat. Mengingat Surakarta adalah kota yang terkenal dengan kebudayaannya, penggunaan budaya sebagai sarana sosialisasi diharapkan mampu dapat lebih lagi menarik perhatian masyarakat. Salah satu strategi yang merupakan instruksi langsung dari pusat adalah pembentukan Relawan Demokrasi. Dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Relawan Demokrasi, dijelaskan bahwa program Relawan Demokrasi adalah sebuah gerakan sosial yang dicanangkan oleh KPU dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dan kualitas pemilih. Program Relawan Demokrasi muncul akibat menurunnya angka partisipasi politik masyarakat pada Pemilu sebelumnya. Selain itu, KPU menilai terjadi penurunan kualitas Pemilu, dikarenakan dalam menggunakan hak pilihnya masyarakat seringkali tidak mengacu pada kualitas dan kapabilitas calon. Melainkan berdasarkan kepada perhitungan untung dan rugi, atau dengan kata lain sangat mudah terpengaruh oleh money politic.

8 76 Program Relawan Demokrasi menyasar pada lima kelompok sasaran yang dirasa paling strategis dan mampu mencakup semua lapisan masyarakat. Berdasarkan Juklak Relawan Demokrasi, KPU membagi lima kelompok sasaran sebagai berikut: a. Kelompok keagamaan b. Kelompok perempuan c. Pemilih pemula d. Penyandang disabilitas e. Kelompok marginal Program relawan demokrasi sendiri memiliki tujuan untuk: a. Meningkatkan kualitas proses Pemilu b. Meningkatkan partisipasi pemilih c. Meningkatkan kepercayaan publik terhadap proses demokrasi d. Membangkitkan kesukarelaan masyarakat sipil dalam agenda pemilu dan demokratisasi. Berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan Program Relawan Demokrasi, KPU sebagai pelaksana memiliki tugas sebagai berikut:

9 77 Tabel 3.1 Tugas KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten / Kota Dalam Pelaksanaan Program Relawan Demokrasi KPU PELAKSANA TUGAS 1. Menentukan norma dan standar kegiatan Program Relawan Demokrasi. 2. Melakukan supervisi pelaksanaan Program Relawan Demokrasi. 3. Melakukan rekapitulasi dan evaluasi nasional. KPU PROVINSI KPU KAB/KOTA 1. Mengkoordinasikan pelaksanaan Program Relawan Demokrasi di Kabupaten/Kota dalam lingkup provinsi. 2. Melakukan supervisi pelaksanaan Program Relawan Demokrasi di kab/kota wilayah provinsi terkait. 3. Melaporkan rekap pelaksanaan kegiatan Program relawan demokrasi di tingkat provinsi ybs kepada KPU. 1. Melakukan rekruitmen. 2. Memberikan pembekalan. 3. Mengkoordinir relawan demokrasi di setiap segmen 4. Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan kegiatan relawan demokrasi. 5. Membuat laporan bulanan pelaksanaan relawan demokrasi di wilayahnya. 6. Melaporkan kepada KPU provinsi.

10 78 Untuk lebih jelasnya mengenai pemetaan dan pembagian strategi komunikasi dalam sosialisasi Pemilu Legislatif 2014 dapat dilihat pada bagan berikut ini: Gambar 3.1 Pembagian Strategi dalam Sosialisasi Pemilu Legislatif 2014 Oleh KPU Kota Surakarta Strategi Komunikasi Interpersonal Strategi Komunikasi Media Strategi Komunikasi Budaya Sosialisasi kepada birokrasi Pemerintah Kota Surakarta Media cetak Sosialisasi kepada struktur penyelenggara Pemilu Sosialisasi kepada masyarakat kota Surakarta di lokasi keramaian Media elektronik Media luar ruang Kirab Budaya Sosialisasi kepada komunitas - komunitas dengan menggunakan Relawan Demiokrasi Internet Diakui oleh Komisioner KPU Kota Surakarta, Kajad Pamudji Joko Waskito bahwa titik berat sosialisasi Pemilu Legislatif 2014 ini terdapat pada sosialisasi melalui jaringan penyelenggara pemilu dan sosialisasi melalui lima segmen atau komunitas. Yang dinyatakan sebagai berikut: Sosialisasi lebih mengedepankan sosialisasi kepada kelompok sektoral (sosialisasi kepada lima segmen masyarakat dengan menggunakan relawan

11 79 demokrasi) dan sosialisasi kepada kelompok teritorial (jaringan penyelenggara Pemilu). 7 Pernyataan tersebut sama dengan yang dikemukakan oleh Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Jebres, Sumarmo seperti berikut: Untuk Pemilu Legislatif ini sebagian besar sosialisasi kan dipegang oleh KPU. Artinya dalam anggaran itu banyak yang di KPU. Sementara untuk sosialisasi di tingkat PPK dan PPS relatif kecil sekali. 8 Budi Cahyono, Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Sewu juga mengeluarkan pernyataan yang senada. Sosialisasi untuk Pemilu Legislatif tahun ini relatif berbeda dengan tahun tahun sebelumnya. Karena sekarang sudah ada relawan demokrasi, jadi yang lebih banyak bergerak adalah relawan demokrasi itu. Ditambah dengan sosialisasi melalui media massa dan KPU sendiri Tujuan Penerapan Strategi Terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh KPU Kota Surakarta dari tahapan tahapan sosialisasi yang dilakukan. Tujuan tersebut diantaranya adalah: a. Memberikan pendidikan Pemilu kepada masyarakat Dengan melakukan sosialisasi, KPU Kota Surakarta berharap mampu memberikan pendidikan tentang kepemiluan yang lengkap kepada masyarakat. Tujuan ini juga telah tercantum pada PKPU No. 23 tahun 2013 pasal 13 ayat 1 poin b, dimana sosialisasi yang dilakukan harus mampu 7 Wawancara dengan Kajad Pamudji Joko Waskito di KPU Kota Surakarta tanggal 14 Mei 2014 pukul 13:00. 8 Wawancara dengan Sumarmo di Kantor Kecamatan Jebres tanggal 28 Mei 2014 pukul 10:00. 9 Wawancara dengan Budi Cahyono tanggal 4 Juni 2014

12 80 meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan kemampuan masyarakat mengenai kepemiluan. b. Membangkitkan kesadaran masyarakat mengenai Pemilu sebagai kepentingan demokrasi Keberadaan Pemilu akhir akhir ini sering disepelekan oleh masyarakat. Tidak sedikit warga Indonesia yang mulai memandang apatis penyelenggaraan Pemilu. Padahal sejatinya Pemilu adalah esensi dari sebuah negara demokrasi. KPU Kota Surakarta berharap masyarakat mulai menyadari kemabali pentingnya Pemilu melalui tahapan sosialisasi yang dilakukan dan tidak lagi memilih untuk golput. Tujuan tersebut sesuai dengan pernyataan Kasubag Teknis Pemilu dan Hupmas KPU Kota Surakarta, Setyo Budiarto seperti berikut: Masyarakat sekarang memandang apatis Pemilu. Maka kita berusaha untuk membangkitkan kembali kesadaran mengenai Pemilu untuk kepentingan demokrasi itu. Kalau tidak melalui Pemilu, memang mau memilih pemimpin lewat apa? 10 Pernyataan yang sama juga dikeluarkan oleh salah seorang Relawan Demokrasi dari segmen perempuan, Atiek Supriyati. Tujuan kita sosialisasi untuk membangun kepercayaan masyarakat. Mengajarkan bagaimana cara mencoblos itu. Serta mengajak untuk jangan jadi golput Wawancara dengan Setyo Budiarto tanggal 16 Mei Wawancara dengan Atiek Supriyati di Purwosari tanggal 19 Mei 2014 pukul 19:00

13 81 Setali tiga uang dengan dua pernyataan sebelumnya, Hindun Zulaikha, Relawan Demokrasi segmen agama juga memiliki pandangan yang sama. Tujuannya agar merubah mereka dari yang sebelumnya apatis untuk menjadi pemilih. 12 c. Masyarakat bisa menggunakan hak pilih yang mereka miliki dengan benar Pelaksanaan Pemilu, utamanya Pemilu Legislatif di masa sekarang seringkali menimbulkan kebingungan. Masyarakat sekarang memiliki kesempatan untuk memilih calon legislatif yang mereka inginkan secara langsung. Masyarakat berkesempatan untuk menentukan siapa siapa saja yang berhak untuk duduk di pemerintahan, baik itu di tingkat DPRD Kabupaten / Kota, DPRD Provinsi, DPD dan DPR RI. Jumlah surat suara yang lebih dari 1 dan banyaknya partai serta calon tidak jarang membuat masyarakat menjadi kebingungan untuk menyalurkan hak pilihnya. Sehingga keberadaan sosialisasi menjadi sangat penting untuk mencegah rusaknya suara masyarakat. Seperti yang dinyatakan oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Jebres, Sutardi di bawah ini: Tujuannya kita berharap masyarakat tahu, bahwa ketika menggunakan hak pilih itu seperti apa. Misalnya ketika setelah diberi surat suara dari KPPS kadang kadang masyarakat tidak tahu ini harus diapakan. Intinya hanya itu kalau masyarakat. Mereka bisa menggunakan hak pilih dengan benar dan tepat. Lepas dari siapa yang mereka pilih. Itu terserah mereka Wawancara dengan Hindun Zulaikha di Kantor Aisyiyah Surakarta tanggal 20 Mei 2014 pukul 09: Wawancara dengan Sutardi di Ngoresan tanggal 4 Juni 2014 pukul 11:00.

14 82 d. Menjadikan pemilih pemula menjadi pemilih yang cerdas dan rasional Pada pelaksanaan Pemilu 2014, KPU turut juga memberikan perhatian kepada kelompok pemilih pemula. Pemilih pemula sebelumnya seringkali diabaikan dalam sosialisasi Pemilu. Padahal sejatinya jumlah pemilih pemula cukup signifikan dalam setiap penyelenggaraan Pemilu. Pemilih pemula merupakan golongan pemilih yang baru pertama kali mempunyai hak pilih dalam pelaksanaan Pemilu. Biasanya pemilih pemula berusia pada kisaran tahun dan masih duduk di bangku SMA atau mahasiswa tingkat awal. Pengetahuan mereka yang minim mengenai Pemilu menjadi salah satu faktor pemicu tingkat golput yang tinggi pada pemilih pemula. Sehingga sosialisasi terhadap golongan pemilih pemula dinilai sangat penting. Terutama sosialisasi dilakukan agar pemilih pemula dapat dibentuk menjadi pemilih yang cerdas dan rasional. Salah satu Relawan Demokrasi dari segmen pemilih pemula, Nasichun Aviv Aluwi juga memiliki pemikiran yang sama. Untuk pemilih pemula targetnya adalah bagaimana mereka bisa menjadi pemilih yang cerdas. Bisa menentukan pilihan sesuai dengan hal hal yang bersifat rasional. Jadi ketika mereka memilih itu sudah melalui proses panjang. Sudah benar benar dilihat track recordnya, kemudian bagaimana program kerjanya, visi misinya. Ketika memilih tidak hanya berdasarkan figur, desakan orang tua, atau karena iklannya yang bagus. 14 Senada dengan rekannya, Bintang Aji Permana, Relawan Demokrasi dari segemen pemilih pemula turut mengungkapkan hal yang serupa. 14 Wawancara dengan Nasichun Aviv Aluwi di FISIP UNS tanggal 20 Mei 2014 pukul 12:00

15 83 Kalau teman teman pemilih pemula nggak disosialisasi, mereka hanya akan tahu partai politik yang ada di media saja. Yang lainnya mereka nggak akan tahu. Sehingga ujungnya nanti mereka hanya memilih yang mereka tahu. Pemilih pemula juga belum pernah nyoblos, jadi mereka juga belum tahu caranya. Tujuannya supaya mereka tahu tentang Pemilu dan kemudian tidak golput Identifikasi Khalayak Dalam proses penyusunan strategi komunikasi, terdapat beberapa tahapan yang dilalui agar strategi yang direncanakan dapat mengenai sasaran dengan efektif. Salah satu langkah awal yang biasa dilakukan adalah dengan mengenal terlebih dahulu siapa siapa saja masyarakat yang menjadi sasaran. Ketua KPU Kota Surakarta, Agus Sulistyo mengakui dalam penetuan masyarakat yang menjadi sasaran dalam sosialisasi tidak didahului dengan riset terlebih dahulu. Nggak ada. Nggak ada riset. Hanya kemampuan otodidak, feelling saja. Kita lihat cocoknya pendekatannya seperti ini. Begitu saja. 16 Serupa dengan yang diungkapkan oleh Kajad Pamudji Joko Warsito, Komisioner KPU Kota Surakarta seperti berikut: Tidak ada riset. Hanya sudah diberikan panduan melalui peraturan KPU. Sosialisasi untuk kelompok sektoral lebih terpilahkan, karena ada susunan kelompok tersebut. Baik dari marginal, pemula, keagamaan, difabel, perempuan, sudah ada struktur sendiri sendiri. Ketika kita sosialisasi juga menggunakan relawan demokrasi, yang relatif sudah lebih lama bergerak di sektoral, sehingga mereka sudah memahami karakteristiknya. Untuk kelompok teritorial kaitannya dengan masyarakat di RT/RW. Tidak ada riset Wawancara dengan Bintang Aji Permana di IAIN Surakarta tanggal 18 Mei 2014 pukul 10: Wawancara dengan Agus Sulistyo di KPU Kota Surakarta tanggal 27 Juni 2014 pukul 13: Wawancara dengan Kajad Pamudji Joko Waskito di KPU Kota Surakarta tanggal 14 Mei 2014 pukul 13:00.

16 84 Meskipun KPU Kota Surakarta tidak melakukan riset untuk mengidentifikasi masyarakat sasaran, namun komunikator yang ditunjuk untuk melakukan sosialisasi sudah dianggap mampu dan menguasai khalayak yang mereka hadapi. KPU Kota Surakarta beranggapan pengetahuan yang terdahulu tersebut sudah cukup untuk menguasai khalayak yang akan dihadapi. Kondisi tersebut terutama berlaku untuk sosialisasi dengan menggunakan relawan demokrasi. Sementara untuk sosialisasi dengan menggunakan jaringan birokrasi dan penyelenggara, KPU Kota Surakarta relatif sudah mengetahui karakteristik masyarakat yang akan dihadapi, karena memang sudah sering bersentuhan secara langsung. Berikut adalah gambaran karakteristik dari setiap kelompok masyarakat yang termasuk dalam tataran strategi komunikasi KPU Kota Surakarta untuk sosialisasi Pemilu Legislatif a. Kelompok struktur birokrasi Lapisan yang termasuk ke dalam kelompok struktur birokrasi adalah mereka yang bekeraja atau duduk di pemerintahan. Mengingat lingkup kerja KPU Kota Surakarta adalah wilayah kota Surakarta, maka birokrasi yang dimaksud tentunya adalah orang orang yang duduk di pemerintah kota Surakarta. Struktur birokrasi meliputi seluruh jajaran Pegawai Negeri Sipil (PNS) di kota Surakarta. Masyarakat dalam kelompok struktur birokrasi biasanya memiliki karakteristik tingkat pendidikan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Pengetahuan dan pemahaman mengenai politik dan kepemiluan juga lebih baik apabila dibandingkan dengan

17 85 kelompok kelompok sebelumnya. Kondisi tersebut diperjelas dengan pernyataan Ketua KPU Kota Surakarta, Agus Sulistyo sebagai berikut: Kalau birokrasi biasanya dia orang yang sibuk. Pendidikan politik itu pasti sudah belajar dan mengetahui sendiri, karena mereka kan orang yang terdidik. 18 b. Kelompok struktur penyelenggara Sosialisasi yang dilakukan melalui struktur penyelenggara adalah bentuk sosialisasi yang dilakukan KPU dengan menggunakan kepanitiaan ad hoc yang telah dibentuk sebelumnya di kecamatan dan kelurahan. Baik PPK, PPS maupun juga pada akhirnya KPPS menjadi ujung tombak KPU untuk mendekati dan memberikan informasi yang selengkap mungkin mengenai Pemilu kepada masyarakat di sektor pemerintahan terkecil, seperti RT dan RW. Sosialisasi yang dilakukan melalui struktur penyelenggara relatif lebih sederhana apabila dibandingkan dengan sosialisasi melalui lima segmen pemilih dan program Relawan Demokrasi. Karakteristik masyarakat yang hampir mirip satu dengan yang lainnya memudahkan sosialisasi yang dilakukan oleh PPK dan PPS dari KPU Kota Surakarta. Selain itu faktor pendidikan yang tidak jarang lebih tinggi, serta pengalaman pengalaman mengikuti Pemilu terdahulu juga menjadi salah satu faktor yang mempermudah sosialisasi. PPS Kecamatan Jebres, Sutardi menyatakan sebagai berikut: 18 Wawancara dengan Agus Sulistyo di KPU Kota Surakarta tanggal 27 Juni 2014 pukul 13:00.

18 86 Masyarakat saya katakan sebetulnya sangat kondusif sekali. Enak diajak bicara. Masyarakat juga sangat toleran dan partisipasinya cukup tinggi. 19 Komisioner KPU, Kajad Pamudji Joko Waskito memiliki penilaian yang serupa mengenai karakteristik kelompok struktur penyelenggara ini. Mereka secara sosial ekonomi juga lebih mapan. Kebanyakan lebih cerdas juga kelihatannya. Mereka juga sudah sering mendapatkan sosialisasi sebelumnya. 20 c. Pemilih pemula Menurut Relawan Demokrasi segmen pemilih pemula, kelompok pemilih pemula memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dengan kelompok lainnya. Menurut Nasichun Aviv Aluwi, Relawan Demokrasi segmen pemilih pemula, salah satunya adalah jumlah mereka yang cukup banyak. Pemilih pemula adalah salah satu kelompok yang potensial dalam Pemilu. Kalau ditotal, di Surakarta sendiri jumlah pemilih pemula berkisar antara sampai pemilih. 21 Selain itu, karena usia yang relatif masih muda, para pemilih pemula biasanya belum mempunyai pilihan atau preferensi sendiri. Sehingga mereka lebih mudah untuk dipengaruhi atau memilih karena ikut ikutan orang di sekitar. Pengetahuan yang dimiliki mengenai Pemilu juga masih sangat minim apabila dibandingkan dengan segmen masyarakat lainnya. Pernyataan 19 Wawancara dengan Sutardi di Ngoresan tanggal 4 Juni 2014 pukul 11:00 20 Wawancara dengan Kajad Pamudji Joko Waskito di KPU Kota Surakarta tanggal 14 Mei 2014 pukul 13: Wawancara dengan Nasichun Aviv Aluwi di FISIP UNS tanggal 20 Mei 2014 pukul 12:00.

19 87 tersebut dikemukakan oleh Bintang Aji Permana, salah satu Relawan Demokrasi dari segmen pemilih pemula. Pengetahuan tentang Pemilu mereka itu belum terlalu tahu. Selain itu mereka biasanya memilih karena diarahkan atau dipengaruhi oleh orang tua. 22 Nasichun Aviv Aluwi melengkapi pernyataan tersebut dengan menambahkan istilah jikalau pemilih pemula adalah golongan yang belum stabil, dari segi psikologis. Pemilih pemula biasanya berusia antara tahun. Kebanyakan masih siswa SMA atau mahasiswa semester 1 atau 2. Pendidikan politik yang mereka miliki masih sangat rendah. Sementara akses informasi sekarang sangat besar. Di satu sisi dia belum mendapatkan pengetahuan politik yang kuat tapi dibanjiri dengan arus informasi yang besar. Padahal kalau kita memandang media, sekarang media juga sudah tidak begitu netral. Secara psikologis ini menjadi tidak stabil. Kondisi ini bisa menjadi potensial, karena mereka nanti bisa menjadi pemilih yang dapat menentukan kesuksesan Pemilu. Tapi bisa juga menjadi hal yang sangat rawan, karena rentan untuk diselewengkan. 23 d. Perempuan Segmen perempuan adalah kelompok yang juga jarang mendapatkan perhatian dari KPU. Pada pelaksanaan sosialisasi Pemilu Legislatif 2014, segmen perempuan juga beroleh perhatian khusus yang disasar dalam sosialisasi. Mengingat dalam pelaksanaan Pemilu sebelumnya kelompok ini kurang diperhatikan, pengetahuan mereka tentang politik dan kepemiluan juga masih kecil. Walaupun biasanya anggota dari segmen perempuan sudah 22 Wawancara dengan Bintang Aji Permana di IAIN Surakarta tanggal 18 Mei 2014 pukul 10:00. 12: Wawancara dengan Nasichun Aviv Aluwi di FISIP UNS tanggal 20 Mei 2014 pukul

20 88 pernah menggunakan hak pilih dalam Pemilu sebelumnya. Pernyataan Atiek Supriyati, Relawan Demokrasi segmen perempuan sedikit banyak memberikan gambaran mengenai segmen tersebut. Orang orang di segmen perempuan itu minim pengetahuan politik. Ketika dilakukan sosialisasi kadang ada yang tahu, ada yang tidak dan kadang ada yang ngeyel. Ada juga yang tidak mau memilih. Mungkin karena pengalaman dari dulunya sehingga menjadi kecewa. Merasa kalau nyoblos nggak nyoblos kondisinya tetap sama saja. 24 Komisioner KPU Kota Surakarta, Kajad Pamudji Joko Waskito menambahkan pemilih perempuan seringkali tidak berani untuk mengungkapkan pilihan mereka. Mereka lebih sering memilih karena mengikuti pilihan suami. Menurutnya kondisi seperti ini juga menjadi perhatian sendiri dari KPU. Perempuan sekarang lebih dikedepankan. Dalam Pemilu sendiri calon legislatif juga lebih diproritaskan 30% calonnya adalah perempuan. Sehingga diharapkan bisa menghilangkan kebiasaan paternalistik dalam masyarakat. 25 e. Kelompok Agama Kelompok agama merupakan salah satu segmen yang rentan dengan golput. Kondisi tersebut salah satunya diakibatkan karena kekecewaan mereka dengan pemimpin yang terpilih dari Pemilu sebelumnya. Hindun Zulaikha, Relawan Demokrasi segmen kelompok agama sering mendapati pernyataan semacam itu ketika melakukan sosialisasi Pemilu pada kelompok agama. 24 Wawancara dengan Atiek Supriyati di Purwosari tanggal 19 Mei 2014 pukul 19: Wawancara dengan Kajad Pamudji Joko Waskito di KPU Kota Surakarta tanggal 14 Mei 2014 pukul 13:00

21 89 Di kelompok agama banyak orang yang karena kejadian akhir akhir ini banyak para pemimpin, wakil rakyat yang dipilih dulu akhirnya tidak amanah, tidak jujur menjadi ingin golput. 26 Selain golput yang disebabkan karena kekecewaaan, beberapa golongan dari kelompok agama juga memilih untuk golput karena tidak menyetujui sistem yang digunakan di Indonesia. Iwan Warseno, Relawan Demokrasi kelompok agama memberikan pernyataan yang mendukung fakta tersebut. Kemarin kita sempat berencana memberikan sosialisasi kepada jamaah Hizbut Tahrir Indonesia. Tetapi sebelum kita sosialisasi kita diberitahu dulu oleh komisioner kalau jamaah HTI itu menolak. Memang tidak secara langsung menyatakan menolak, tapi informasinya mereka memang tidak setuju dengan sistem pemerintahan di Indonesia. Akhirnya kita mundur dan tidak jadi melakukan sosialisasi kesana. 27 f. Penyandang disabilitas (difabel) Selama ini kaum difabel sering dipinggirkan dan tidak dianggap mampu untuk berpartisipasi dalam Pemilu. Padahal sejatinya kaum difabel juga merupakan warga negara Indonesia, yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam Pemilu seperti warga negara yang lainnya. Keterbatasan yang mereka miliki tidak jarang membuat hak mereka diabaikan. Oleh karena itu pada pelaksanaa Pemilu 2014, KPU berusaha merangkul kaum difabel untuk mau dan mampu berpartisipasi dalam Pemilu. Sehingga secara khusus, KPU membuat segmen tersendiri untuk melakukan sosialisasi kepada mereka penyandang disabilitas. Kondisi mereka yang berbeda dengan masyarakat 26 Wawancara dengan Hindun Zulaikha di Kantor Aisyiyah Surakarta tanggal 20 Mei 2014 pukul 09: Wawancara dengan Iwan Warseno di Ngoresan tanggal 17 Mei 2014 pukul 11:00.

22 90 kebanyakan membuat kaum difabel memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri. Salah satu yang paling menonjol dari kaum difabel adalah sikap yang pemalu dan kurang bisa menunjukkan dirinya. Angga, Relawan Demokrasi untuk kelompok difabel menilai kondisi semacam ini juga dipengaruhi oleh bagaimana masyarakat umum memandang keberadaan kaum difabel, dan cara memperlakukan mereka. Secara umum kelompok difabel memiliki mental yang pemalu. Tidak mau menunjukkan dirinya. Mereka juga sangat terpinggirkan, baik itu sosialnya yang terpinggirkan maupun juga dari segi komunikasi terpinggirkan. Selain itu diskriminasi terhadap difabel juga masih banyak. Aksesbilitasnya pun sangat kecil sekali. Sehingga membuat difabel menjadi sulit untuk berkomunikasi dan memahami sekitarnya. 28 Estiono, Relawan Demokrasi segmen kelompok difabel juga menilai kondisi lingkungan dan masyarakat yang banyak membatasi berpengaruh kepada sikap dan kepribadian mereka. Tergantung oleh bentuk lingkungan, kemudian bagaimana ia bergaul. Keluarga juga sangat berpengaruh sekali. Secara umum mereka punya karakter yang sangat kuat untuk berkembang, tetapi kurang begitu percaya diri. Terutama dipegaruhi proses pendidikan di lingkungan keluarga. Jika sering dibatasi, maka dia juga akan membatasi diri. 29 Latar belakang kelompok difabel yang demikian membawa implikasi terhadap pengetahuan mereka mengenai politik dan kepemiluan. Pengetahuan dan pemahaman mereka masih sangat rendah. Bahkan tidak jarang yang 19: Wawancara dengan Angga Kusuma Dawami di Ngoresan tanggal 20 Mei 2014 pukul 29 Wawancara dengan Estiono di KPU Kota Surakarta tanggal 20 Mei 2014 pukul 14:00.

23 91 merasa kalau Pemilu bukanlah suatu hal yang penting, karena tidak berdampak pada kondisi mereka. Jangankan pengetahuan politik, pengetahuan untuk dirinya sendiri untuk bisa bergaul dengan masyarakat saja tidak bisa. 30 Pernyataan Angga di atas, sejalan dengan pandangan Estiono mengenai pengetahuan politik yang dimiliki oleh kelompok difabel seperti berikut: Informasi, pengetahuan itu sangat dipengaruhi oleh difabilitasnya. Kalau teman teman tuli itu akan sangat minim referensi, karena tidak semua akses informasi dapat ia tangkap. Kalau teman teman daksa, teman teman netra sebenarnya mereka untuk mendapatkan informasi tidak sulit. Tetapi terkadang masih banyak informasi yang didapat itu cenderung mentah. Tidak ada upaya untuk mengolah lebih dalam. 31 Salah satu kelompok disabilitas yang menjadi sasaran sosialisasi KPU Kota Surakarta adalah kelompok slow learner. Sosialisasi yang ditujukan kepada kelompok slow learner dapat dikatakan sebagai rintisan baru yang dilaksanakan pada Pemilu 2014 ini. Kalau yang slow learner itu lebih awal. Sebelumnya walaupun tidak optimal, paling tidak teman teman difabel sudah mengenal, tapi belum paham, tentang Pemilu dan politik. Kalau slow learner tidak ada di sekolah yang memberikan pendidikan tentang politik, hak kewarganegaraan dan sebagainya. 32 Estiono menyatakan ada beberapa hambatan yang harus dilalui ketika ingin melakukan sosialisasi kepada kelompok slow learner. Hambatan yang paling besar dirasakan datang dari sekolah dan orang orang yang ada di sekitar anak slow learner itu sendiri. 19: Wawancara dengan Angga Kusuma Dawami di Ngoresan tanggal 20 Mei 2014 pukul 31 Wawancara dengan Estiono di KPU Kota Surakarta tanggal 20 Mei 2014 pukul 14: Wawancara dengan Estiono di KPU Kota Surakarta tanggal 20 Mei 2014 pukul 14:00.

24 92 Pendidikan untuk anak luar biasa itu masih menganggap hal hal itu belum penting. Walaupun pada akhirnya kami bisa meluruskan pola pikir beliau yang bertanggungjawab di sana, tetapi diawal itu hampir semua pihak apakah guru, pembimbing atau kepala sekolah, bukan menolak, tapi juga bukan menyambut dengan aktif. Sempat beberapa kalimat muncul Mas, untungnya pemerintah, untungnya KPU, untungnya partai politik memberikan pendidikan kepemiluan itu apa? Untungnya mereka ikut Pemilu itu apa? Padahal kita melakukan ini bukan karena untungnya apa, tapi karena itu memang hak mereka. 33 g. Kelompok Marginal Kelompok marginal adalah kelompok yang seringkali terpinggirkan dan terabaikan. Mayoritas kelompok marginal berasal dari masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah. Menurut Marbandi, Relawan Demokrasi kelompok marginal, ada beberapa kriteria sehingga seseorang dapat disebut sebagai kaum marginal. Yang dipandang marginal itu terutama orang-orang yang sekiranya bekerja hanya mencukupi keluarga itu. hanya cukup untuk keluarga saja, itupun kadang dapet kadang tidak.kemudian marginal itu dibedakan ada beberapa kelompok. Kelompok difabel, kelompok PKL, becak, asongan, PRT,anak jalanan, pengamen, semua itu dikatakan marginal. 34 Karakteristik kelompok marginal yang mayoritas rendah secara ekonomi membuat kelompok ini menjadi rentan terhadap praktek money politic. Marbandi mengakui posisi kelompok marginal yang rendah secara pendidikan dan ekonomi sangat rawan untuk dimanfaatkan oleh calon yang biasa menghalalkan segala cara untuk menang. SDM nya tidak tinggi. Hanya sedang-sedang saja, kadang malah rendah. Kalau pengetahuan politik itu bermacam-macam. Ada yang lebih tahu, ada yang Halah pokoke nyoblos angger dike i duit nyoblos yen ora yo ra 33 Wawancara dengan Estiono di KPU Kota Surakarta tanggal 20 Mei 2014 pukul 14: Wawancara dengan Marbandi di Manahan tanggal 21 Mei 2014 pukul 10:00

25 93 nyoblos. Jadi ada yang tahu ada yang tidak tahu, ada yang sedang-sedang. Kemudian ada yang sak karepe itu ya ada Penyusunan Pesan Tahap kedua dalam penyusunan strategi komunikasi, adalah menyusun pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat. Setelah mengetahui masyarakat sasaran dan karakteristiknya, maka penyusunan pesan dapat menjadi lebih tepat sasaran dan efektif. Sebelumnya KPU Kota Surakarta tidak secara langsung melakukan riset mengenai masyarakat sasaran. Akan tetapi KPU Kota Surakarta menggarap secara serius pesan yang akan disampaikan. Tidak hanya pesan secara umum yang harus disampaikan kepada seluruh lapisan, juga termasuk pesan yang hanya dikhususkan kepada segmen segmen tertentu. Secara umum, terdapat lima poin utama pesan yang wajib disampaikan oleh komunikator yang telah ditunjuk KPU kepada masyarakat sasaran. Pesan utama ini wajib disampaikan kepada seluruh lapisan dan seluruh masyarakat sasaran tanpa terkecuali. Lima pesan utama tersebut adalah: a. Slogan Pemilihan Umum 2014, Pemilih Cerdas, Pemilu Berkualitas Dalam pelaksanaan Pemilu 2014, KPU mengusung sebuah slogan yakni Pemilih Cerdas, Pemilu Berkualitas. Slogan ini dimaksudkan sebagai wujud gambaran Pemilu yang harus dicapai oleh bangsa Indonesia pada tahun Terhitung sudah 10 kali bangsa Indonesia melaksankan Pemilu. Tak ayal banyak hal yang menjadi kekurangan dalam pelaksanaan Pemilu sebelumnya dapat dijadikan koreksi bersama agar membawa Pemilu 35 Wawancara dengan Marbandi di Manahan tanggal 21 Mei 2014 pukul 10:00

26 94 Indonesia ke arah yang lebih baik. Adapun, Kajad Pamudji Joko Waskito menjelaskan, slogan Pemilih Cerdas, Pemilu Berkualitas juga merupakan ajakan kepada masyarakat untuk memilih dengan menggunakan rasio. Bukan lagi memilih karena imbalan atau iming iming tertentu. Maksud dari Pemilih Cerdas, Pemilu Berkualitas itu adalah bahwa dalam Pemilu ini masyarakat tidak hanya sekedar berbondong bondong menggunakan hak pilih. Tapi juga harus berpikir dalam menggunakan hak pilihnya. Tapi itu tetap diserahkan pada pemilih itu sendiri. Kita tidak boleh memberikan gambaran partai mana yang bagus atau caleg mana yang bagus. 36 Setyo Budiarto menambahkan, dengan terwujudnya generasi pemilih yang cerdas maka Pemilu akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam artian orang orang yang nantinya terpilih untuk menduduki jabatan sebagai anggota dewan adalah mereka yang benar benar kompeten di bidangnya. b. Tanggal pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014 Sosialisasi Pemilu Legislatif 2014 tidak akan ada artinya jikalau KPU Kota Surakarta tidak menyampaikan mengenai tanggal dan waktu pemungutan suara. Sehingga pesan mengenai tanggal pemungutan suara (9 April 2014) adalah pesan yang wajib untuk diberitahukan kepada setiap lapisan masyarakat sasaran. c. Syarat syarat untuk menjadi pemilih Permasalahan utama yang selalu muncul dalam setiap penyelenggaraan Pemilu adalah mengenai data pemilih. Proses pemuktahiran data seringkali berjalan tidak maksimal. Sehingga tidak menutup kemungkinan banyaknya 36 Wawancara dengan Kajad Pamudji Joko Waskito di KPU Kota Surakarta tangal 14 Mei 2014 pukul 13:00.

27 95 warga negara yang sudah memiliki hak namun tidak terdaftar dalam DPT. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, KPU lebih memberikan kelonggaran kepada masyarakat untuk memastikan dirinya dapat menggunakan hak pilihnya pada Pemilu Legislatif Terdapat 4 jenis daftar pemilih yang diakui keabsahannya oleh KPU, yaitu DPT, DPT B, DPK, dan DPKTB. Masyarakat banyak yang belum paham mengenai perbedaan setiap daftar pemilih tersebut, sehingga tentunya sosialisasi wajib dilakukan oleh KPU dan jajarannya. Selain itu sosialisasi juga meliputi cara cara yang harus mereka lakukan untuk memastikan bahwa namanya sudah benar benar terdaftar dalam daftar pemilih. d. Kriteria suara sah dan tidak sah Salah satu poin yang sering membingungkan masyarakat dalam Pemilu adalah cara menggunakan hak pilih. Terutama dalam pelaksanaan Pemilu Legislatif, terdapat banyak kolom, baik itu nama partai, nomor, nama caleg dan nomor urut caleg. Isi surat suara yang demikian tidak jarang membuat masyarakat bingung bagaimana cara yang tepat untuk memilih. Total jenis suara sah dan tidak sah yang diakui oleh KPU dalam Pemilu Legislatif 2014 ini ada 15 variasi coblosan. Bentuk bentuk suara sah dan tidak sah yang demikian harus menjadi pesan yang disampaikan kepada masyarakat. Sosialisasi tersebut bertujuan agar hak pilih yang digunakan masyarakat tidak menjadi sia sia hanya karena kesalahan dalam memberikan suara yang mengakibatkan suara menjadi tidak sah. Eka Rochmawati, Koordinator Relawan Demokrasi mengakui pentingnya pesan tersebut untuk disampaikan.

28 96 Yang penting untuk disampaikan itu tanggal jangan lupa. Lalu spesimen surat suara. Ada 4 suara untuk Pileg besok, DPR, DPRD Provinsi, DPD dan DPRD Kabupaten / Kota. Masing masing surat suara memiliki keunikan tersendiri. Terus ada juga tata cara pencoblosan yang benar. Karena untuk Pemilu yang sekarang dengan Pemilu yang kemarin agak berbeda. 37 Sedikitnya terdapat 15 variasi suara sah yang diakui oleh KPU dan 4 variasi suara tidak sah, yakni sebagai berikut: Suara Sah (i) Tanda coblos pada kolom yang memuat nomor urut, tanda gambar dan nama partai politik, suara dinyatakan sah 1 suara untuk partai politik. (ii) Tanda coblos pada kolom yang memuat nomor urut dan nama calon anggota, suara dinyatakan sah 1 suara untuk calon yang bersangkutan. (iii) Tanda coblos pada kolom yang memuat nomor urut, tanda gambar dan nama partai politik serta tanda coblos pada kolom yang memuat nomor urut dan nama calon dari partai politik yang bersangkutan, suara dinyatakan sah 1 suara untuk calon yang bersangkutan. (iv) Tanda coblos pada kolom yang memuat nomor urut, tanda gambar dan nama partai politik serta tanda coblos lebih dari 1 calon pada kolom yang memuat nomor urut dan nama calon dari partai politik yang sama, suaranya dinyatakan sah 1 suara untuk partai politik. (v) Tanda coblos pada kolom yang memuat lebih dari 1 calon pada kolom yang memuat nomor urut dan nama calon dari partai politik yang sama, suaranya dinyatakan sah 1 suara untuk calon. 37 Wawancara dengan Eka Rochmawati di Unisri tanggal 19 Mei 2014 pukul 10:30.

29 97 (vi) Tanda coblos terletak diantara 2 calon pada kolom yang memuat nomor urut dan nama calon dari partai politik yang sama, suara sah 1 suara untuk partai politik. (vii) Tanda coblos terletak pada garis kolom yang memuat nomor urut dan nama calon dari partai politik yang sama, suara sah 1 suara untuk partai politik. (viii) Tanda coblos terletak selain di kolom yang memuat nomor urut, tanda gambar dan nama partai politik dan nomor urut calon dan nama calon, namun masih satu tempat dengan kotak tersebut (berwarna abu abu) suaranya sah 1 suara untuk partai politik. (ix) Tanda coblos terletak pada nomor urut calon tanpa nama, suara sah 1 suara untuk partai politik. (x) Tanda coblos lebih dari satu pada kolom yang memuat nomor urut, tannda gambar dan nama partai politik, suara dinyatakan sah 1 suara untuk partai politik. (xi) Tanda coblos tepat pada garis di kiri atau di kanan satu kolom yang memuat nomor urut dan nama calon, suaranya dinyatakan sah 1 suara untuk calon. (xii) Tanda coblos pada satu kolom yang memuat nomor urut dan nama calon serta tanda coblos pada kolom abu abu, suaranya dinyatakan sah 1 suara untuk calon. (xiii) Tanda coblos pada satu kolom yang memuat nomor urut dan tanpa nama calon yang disebabkan calon tersebut meninggal dunia atau tidak

30 98 lagi memenuhi syarat, dan tanda coblos pada satu kolom yang memuat nomor urut dan nama calon dari satu partai politik yang sama, suaranya dinyatakan sah 1 suara untuk calon yang masih memenuhi syarat. (xiv) Tanda coblos pada lebih dari satu calon pada masing masing kolom yang memuat nomor urut dan nama calon dari partai politik yang sama, suaranya dinyatakan sah 1 suara untuk partai politik. (xv) Tanda coblos pada satu kolom yang memuat nomor urtu, nama dan tanda gambar partai politik yang tidak mempunyai daftar calon, suaranya dinyatakan sah 1 suara untuk partai politik. Suara Tidak Sah (i) Tanda coblos pada kolom yang memuat nomor urut, tanda gambar, dan nama partai politik, sedangkan tanda coblos calon terletak pada partai politik yang berbeda, suaranya dinyatakan tidak sah. (ii) Tanda coblos terletak hampir mengenai garis / di luar kolom pada kolom yang memuat nomor urut, tanda gambar, dan nama partai politik, suaranya dinyatakan tidak sah. (iii) Tanda coblos terletak diantara kolom partai politik, suaranya dinyatakan tidak sah. (iv) Tanda coblos pada kolom yang memuat nomor urut, tanda gambar dan nama partai politik, dan tanda coblos pada kolom yang memuat nomor urut dan nama calon, serta ada tanda coblos di luar kolom, suaranya dinyatakan tidak sah.

31 99 e. Ajakan untuk menggunakan hak pilih Tujuan utama KPU Kota Surakarta merancang beragam program dan pesan untuk sosialisasi Pemilu Legislatif 2014 adalah peningkatan partisipasi politik masyarakat. Jika mengacu pada target nasional, partisipasi politik masyarakat pada Pileg 2014 harus menyentuh angka 75%. Selain memberikan pesan informatif dan edukatif mengenai pelaksanaan Pemilu 2014, KPU Kota Surakarta juga menambahkan pesan persuasif. Salah satu pesan persuasif yang wajib untuk dibicarakan pada setiap kelompok adalah ajakan untuk menggunakan hak pilih pada Pileg Setyo Budiarto mengakui pesan persuasif adalah salah satu instruksi dari pusat untuk disampaikan kepada masyarakat di daerah. Pesan yang disampaikan kita mengacu Surat Edaran (SE) dari pusat saja. Intinya ya 9 April itu ada Pemilu, ajakan untuk datang ke TPS. 38 Relawan Demokrasi kelompok agama, Hindun Zulaikha menambahkan KPU Kota Surakarta memang sudah menitipkan pesan pesan apa saja yang harus disampaikan kepada masyarakat. Sebetulnya yang utama dan pokok adalah bagaimana para pemilih nanti tidak golput. Itu pesannya. Pokoknya mengajak semua berpartisipasi pada Pemilu. 39 Di samping lima pesan utama tersebut, segmen dan lapisan masyarakat yang berbeda juga menambahkan penekanan tertentu kepada masing masing 38 Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakarta tanggal 16 Mei 2014 pukul 13: Wawancara dengan Hindun Zulaikha di Kantor Aisyiyah Surakarta tanggal 20 Mei 2014 pukul 09:00.

32 100 kelompok sasaran. Tentu saja ini berarti berbeda kelompok sasaran maka akan terdapat beberapa perbedaan pesan yang disampaikan. Mayoritas pesan khusus yang disampaikan ini merupakan inisiatif sendiri dari komunikator di masing masing lapisan. Komunikator yang sudah lebih memahami kondisi masyarakat sebelumnya merencanakan beberapa pesan yang dirasa mampu membuat kelompok sasaran mereka terdorong untuk memilih pada Pemilu Legislatif Pesan pesan tersebut berbeda antara kelompok yang satu dan lainnya, walaupun pada prakteknya tidak semua kelompok memperoleh pesan khusus tersebut. Kelompok yang mendapatkan pesan pesan khusus diantaranya adalah: a. Struktur penyelenggara Pemilu Sosialisasi yang dilakukan melalui struktur penyelenggara, memanfaatkan jaringan KPU Kota Surakarta ke bawah. Baik itu melalui Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) di tingkat kecamatan, Panitia Pemungutan Suara (PPS) di tingkat kelurahan dan Kelompok Penyelenggara dan Pemungutan Suara (KPPS) di tingkat RT/RW. Pesan yang menjadi penekanan ketika sosialisasi melalui struktur penyelenggara adalah mengenai peraturan pemilu. Mengingat posisi PPK, PPS dan KPPS yang merupakan panitia ad hoc dalam penyelenggaran Pemilu. Sehingga pengetahuan tentang peraturan dan undang undang adalah hal yang utama. Sehingga dapat dikatakan untuk sosialisasi dengan memanfaatkan struktur penyelenggara tidak secara langsung berbicara mengenai peningkatan partisipasi politik. Ketua PPK Jebres, Sumarmo mengakui adanya penekanan tersebut.

33 (sosialisasi) kebanyakan tentang teknisnya. Misalkan kalau mulai tentang pendaftaran pemilih itu, ya pasti pemilih pendatang bagaimana caranya, pemilih yang pindah bagaimana caranya. Terutama kalau mahasiswa yang dari luar Jawa atau rumahnya jauh juga mungkin diijinkan. 40 Namun, Ketua KPU Kota Surakarta, Agus Sulistyo meyakini dengan mendapatkan pembekalan dan melakukan sosialisasi yang berkaitan dengan peraturan pemilu, secara tidak langsung juga akan berimplikasi pada peningkatan partisipasi politik masyarakat. Kalau penyelenggara memang sudah benar, penekanannya adalah teknis, teknis penyelenggaraan. Tapi itu berimplikasi secara tidak langsung pada peningkatan partisipasi. 41 Masih berkaitan dengan pesan khusus peraturan pemilu melalui struktur penyelenggara, KPU Kota Surakarta melakukan sosialisasi peraturan sesuai dengan tahapan yang sedang berjalan. Baik PPK, PPS dan KPPS telah menerima timeline atau jadwal dari KPU, sehingga sosialisasi yang dilakukan tinggal menyesuaikan. Anggota PPS Kelurahan Jebres, Sutardi menjelaskan sedikitnya ada tiga tahap sosialisasi yang dilakukan oleh kelompok struktur penyelenggara. Tahapan awal menyangkut tanggal, pelaksanaan kemudian mekanismenya. Kemudian yang mendekati pemilu itu sosialisasinya mengenai proses cara pencoblosan. Bagaimana mencoblos yang sah, kemudian bagaimana yang 40 Wawancara dengan Sumarmo di Kantor Kecamatan Jebres tanggal 28 Mei 2014 pukul 10:00. 13: Wawancara dengan Agus Sulistyo di KPU Kota Surakarta tanggal 27 Juni 2014 pukul

34 102 tidak sah seperti apa. Lalu ada sosialisasi kepada tokoh masyarakat mengenai kebutuhan KPPS. 42 Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa KPU Kota Surakarta berusaha mengemas setiap tahapan dalam Pemilu dalam kerangka sosialisasi. Ketua KPU Kota Surakarta menginginkan sosialisasi tidak semata dimaknai memberitahukan kepada masyarakat tanggal pelaksanaan Pemilu semata, melainkan juga memperkenalkan tahapan Pemilu kepada masyarakat. Otomatis pesan yang disampaikan juga akan bervariasi. Kita tidak memaknai sosialisasi sebagai sebuah kegiatan yang terkotak. Hanya kapan nyoblos, kemudian tanggal berapa, jam berapa itu nggak. Tapi bagaimana kita memformat sebuah sosialisasi yang mencerdaskan masyarakat. Jadi masyarakat juga ada informasi lain. 43 b. Pemilih Pemula Selain lima hal pokok yang harus disampaikan, ketika melakukan sosialisasi juga dimasukkan unsur pendidikan menganai Pemilu sebagai salah satu materi. Pendidikan Pemilu dimaksudkan agar masyarakat semakin mengenal apa itu Pemilu dan pentingnya Pemilu di Indonesia. Pendidikan dan pengetahuan tentang Pemilu ini terutama ditekankan kepada kelompok kelompok sasaran yang sebelumnya tidak mempunyai hak pilih, seperti kelompok pemilih pemula dan difabel. Kelompok pemilih pemula adalah mereka yang baru mempunyai hak pilih dalam Pemilu 2014 ini, sehingga pengetahuan tentang Pemilu boleh dikatakan kurang apabila dibandingkan dengan kelompok lainnya. 42 Wawancara dengan Sutardi di Ngoresan tanggal 4 Juni 2014 pukul 10: Wawancara dengan Agus Sulistyo di KPU Kota Surakarta tanggal 27 Juni 2014 pukul 13:00.

35 103 Di samping penekanan terhadap pentingnya Pemilu, terutama terhadap kelompok pemilih pemula sangat perlu diperkenalkan tentang apa itu Pemilu. Nasichun Aviv Aluwi, relawan demokrasi untuk pemilih pemula menyatakan yang paling mendasar untuk disampaikan kepada pemilih pemula adalah pengetahuan tentang Pemilu itu. Pesan lain yang disampaikan adalah tentang teknis penyelenggaraan Pemilu dengan memanfaatkan simulasi proses pemungutan suara. diharapkan nantinya kelompok pemilih pemula dan difabel sudah tidak lagi bingung ketika datang ke TPS. Setyo Budiarto menjelaskan konsep simulasi yang dilakukan sebagai berikut: Kalau pemula kan belum pernah memilih. Jadi kita jelaskan sampai detail, misal caranya membuka surat suara, masuk ke bilik itu bagaimana. Kita lakukan dengan simulasi. Kalau difabel lebih detail lagi. Didampingi berkali kali sampai bisa benar. Lebih banyak prakteknya kalau difabel. 44 Akan tetapi, penggunaan simulasi tidak selalu mutlak menjadi satu satunya metode yang digunakan untuk kelompok pemilih pemula. Nasichun Aviv Aluwi menyatakan tidak semua sekolah yang menjadi sasaran sosialisasi mendapatkan kesempatan untuk melakukan simulasi. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Simulasi kadang dilakukan, tapi kalau simulasi itu nggak semua dapat simulasi. Karena kan ada juga itu tadi masalah waktu dan audiens yang terlalu banyak. Kemudian kita sesuaikan juga dengan kondisi yang ada di masing masing SMA Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakarta tanggal 16 Mei 2014 pukul 13:00. 12: Wawancara dengan Nasichun Aviv Aluwi di FISIP UNSI tanggal 20 Mei 2014 pukul

36 104 Bintang Aji Permana menambahkan simulasi untuk kelompok pemilih pemula juga terkendala dengan jumlah relawan demokrasi yang hari itu siap melakukan sosialisasi. Mengingat ketika simulasi tidak sedikit alat peraga yang harus dibawa, baik itu bilik suara, spesimen surat suara sampai tinta tanda sudah memilih. Karena simulasi yang dilakukan harus benar benar menyerupai kondisi asli di TPS pada hari pemungutan suara. Ada simulasinya di sekolah ketika personelnya (relawan demokrasi) banyak. Kalau personelnya sedikit kan nggak mungkin juga bawa peralatan peralatan itu. 46 c. Difabel Berdasarkan karakteristiknya yang tidak dapat dengan mudah memperoleh informasi, kelompok difabel juga belum banyak memiliki pengetahuan Pemilu. Angga menjelaskan terutama untuk kelompok difabel sangat perlu ditekankan masalah pentingnya Pemilu ini agar mereka dapat tergerak menggunakan hak pilih yanng mereka miliki. Kalau dari Relasi (difabel) saya dan mas Tio konsen bener bener kta semaksimal mungkin fokus untuk menyapaikan pesan kenapa Pemilu itu penting. Caranya kita mulai dari penyadaran mereka. Kehidupan mereka juga dipengaruhi oleh kebijakan. Kebijakan tentunya juga dipengaruhi Pemilu. Tidak bisa tidak. Karena sebenarnya ini penting. Cuma mereka nggak sadar akan hal itu Wawancara dengan Bintang Aji Permana di IAIN Surakarta tanggal 18 Mei 2014 pukul 10:00. 19: Wawancara dengan Angga Kusuma Dawami di Ngoresan tanggal 20 Mei 2014 pukul

37 105 Salah satu pesan khusus lainnya yang disosialisasikan oleh KPU adalah mengenai cara dan teknis dalam menggunakan hak pilih. Yang dimaksud adalah bagaimana alur dan proses masyarakat untuk dapat menggunakan hak pilih yang mereka miliki. Keseriusan KPU dalam merancang pesan ini adalah merancang model sosialisasi dengan menggunakan simulasi. Terutama simulasi digunakan untuk sosialisasi terhadap kelompok difabel dan pemilih pemula, yang notabene masih awam dengan proses Pemilu. Simulasi yang dilakukan adalah dengan melibatkan peserta sosialisasi untuk memperagakan situasi yang akan dihadapi di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Sehingga diharapkan nantinya kelompok pemilih pemula dan difabel sudah tidak lagi bingung ketika datang ke TPS. Setyo Budiarto menjelaskan konsep simulasi yang dilakukan sebagai berikut: Kalau pemula kan belum pernah memilih. Jadi kita jelaskan sampai detail, misal caranya membuka surat suara, masuk ke bilik itu bagaimana. Kita lakukan dengan simulasi. Kalau difabel lebih detail lagi. Didampingi berkali kali sampai bisa benar. Lebih banyak prakteknya kalau difabel. 48 Estiono, Relawan Demokrasi kelompok difabel juga mengakui pentingnya dilakukan simulasi ketika melakukan sosialisasi kepada sasaran. Dengan diadakan simulasi, pemahaman kelompok difabel mengenai proses pemberian suara dalam Pemilu bisa menjadi lebih dalam. Terutama apabila berkaitan dengan sosialisasi kepada kelompok slow learner. 48 Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakarta tanggal 16 Mei 2014 pukul 13:00.

38 106 Karena kalau nggak praktek, terutama teman-teman yang slow learner dan tuna netra kan tidak paham. Terutama kalau dari temen-temen slow learner kemarin kita minta back up full dari KPU untuk membawa alat alat peraga lengkap. 49 Estiono menambahkan, kelompok difabel juga sangat perlu untuk diberikan penyadaran mengenai pentingnya hak pilih yang mereka miliki. Kami berikan yang utama itu terkait membangun pemahaman mengenai apa pentingnya Pemilu. Dalam artian mengapa kita harus memilih itu, tapi kita kondisikan, kita kaitkan dengan kehidupan mereka. Misalnya kalau untuk teman teman yang masih sekolah terkait apabila memilih pemimpin yang tidak tepat dalam Pemilu maka tidak akan ada sekolah, tidak ada penganggaran, tidak ada sistem dan sebagainya. Supaya mereka tahu manfaatnya yang bersinggungan langsung dengan mereka. 50 d. Kelompok Agama Salah satu tujuan utama dilakukan sosialisasi Pemilu Legislatif 2014 adalah agar masyarakat dapat menggunakan hak pilih yang mereka miliki. Akan tetapi tidak semua lapisan masyarakat menyadari hak tersebut. Beberapa malah mengabaikan hak pilih yang mereka miliki. Sehingga dirasa perlu bagi KPU dan jajaran yang ditunjuk untuk melakukan sosialisasi dengan memberikan pesan yang mampu berkaitan dengan membangkitkan kesadaran mengenai hak pilih. Walaupun cara cara yang digunakan untuk membangkitkan kesadaran berbeda antara satu kelompok dengan kelompok yang lainnya. 49 Wawancara dengan Estiono di KPU Kota Surakarta tanggal 20 Mei 2014 pukul 14: Wawancara dengan Estiono di KPU Kota Surakarta tanggal 20 Mei 2014 pukul 14:00.

39 107 Dalam melakukan sosialisasi pada beberapa kelompok, KPU beserta jajarannya juga sering mengalami kendala. Sehingga untuk meyakinkan masyarakat mengenai pentingnya hak pilih dilakukan dengan cara sedikit represif. Salah satunya adalah untuk menghadapi beberapa kelompok agama. Tidak dapat dipungkiri ada beberapa kelompok agama yang mendukung gerakan untuk golput. Sehingga untuk mengantisipasinya, KPU mengutip salah satu fatwa MUI yang menyatakan bahwa golput itu haram. Dengan diberikan pesan tersebut, diharapkan masyarakat mampu menyadari pentingnya Pemilu dan kemudian menggunakan hak pilih yang mereka miliki. Setyo Budiarto, dalam wawancaranya juga memberikan pernyataan yang senada. Kalau agama diberikan pesan ya bahwa golput itu haram. Apatis soalnya. Ketika dibekali oleh MUI kalau golput itu haram kan mereka langsung tersentuh. 51 Untuk mendukung pesan tersebut, salah satu relawan demokrasi untuk kelompok agama, Hindun Zulaikha melengkapi sosialisasinya kepada sasaran dengan mengutip beberapa ayat Al-Quran. Karena saya dari keagamaan, saya berikan motivasi kepada mereka dengan menggunakan ayat ayat AlQuran Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakaera tanggal 16 Mei 2014 pukul 13: Wawancara dengan Hindun Zulaikha di Kantor Aisyiyah Surakarta tanggal 20 Mei 2014 pukul 09:00.

40 108 e. Kelompok Perempuan Pesan khusus yang diberikan kepada kelompok pemilih perempuan adalah untuk meningkatkan kesadaran mengenai hak pilih yang mereka miliki. Cara yang digunakan untuk dapat meningkatkan kesadaran adalah dengan menunjukkan bahwa pilihan seseorang dalam Pemilu itu merupakan keputusan pribadi dan tidak boleh dipengaruhi oleh orang lain. KPU menginginkan masyarakat menyadari bahwa dalam menggunakan hak pilihnya, mereka tidak perlu memilih karena ikut ikut orang lain. Setiap orang berhak untuk memberikan suara sesuai dengan pendapat masing masing. Komisioner KPU Kota Surakarta, Kajad Pamudji Joko Waskito menilai permasalahan tersebut sering dihadapi oleh kelompok perempuan. Untuk yang perempuan lebih kita beri kebebasan bagi perempuan untuk memilih. Tidak memilih karena ikut ikutan suaminya atau paternalistik. Diberi kebebasan dan keterbukaan berpikir. 53 f. Kelompok Marginal Kesadaran mengenai hak pilih dapat dipancing melalui menunjukkan manfaat ketika kita menggunakan hak pilih yang kita miliki. Pola pesan seperti ini dirancang digunakan untuk menyasar pada kelompok marginal. Mengingat berdasarkan karakteristiknya kelompok marginal masih belum menganggap Pemilu itu penting. Bahkan tidak jarang enggan datang untuk menggunakan hak pilih karena mengganggu waktu mereka untuk bekerja. 53 Wawancara dengan Kajad Pamudji Joko Waskito di KPU Kota Surakarta tanggal 14 Mei 2014 pukul 13:00.

41 109 Sehingga perlu ditanamkan bahwa keberadaan Pemilu itu juga penting terlebih hak pilih yang mereka miliki. Pendapat tersebut dikemukakan oleh Setyo Budiarto sebagai berikut: Kelompok marginal penekanannya adalah untuk meluangkan waktu. Karena ini kepentingan nasional dan suara mereka menentukan. 54 Kajad Pamudji Joko Waskito melengkapi sebagai berikut: Kaum marginal lebih cenderung kita berikan manfaat. Manfaat dalam memberikan hak pilih. Misalnya kalau tidak memilih berarti tidak bisa menentukan calon yang mampu menampung aspirasi mereka. 55 Salah satu relawan demokrasi untuk kelompok marginal, Marbandi juga memberikan pesan ini ketika melakukan sosialisasi kepada kelompok sasaran. Salah satu cara untuk membujuknya adalah kita kasih tahu. Bahwa kalau mereka menggunakan hak pilih, dengan memilih dan berpartisipasi itu akibatnya seperti ini. Kalau tidak memilih itu akibatnya seperti ini. Sehingga mereka bisa berpikir Metode Penyampaian Pesan Salah satu yang harus menjadi perhatian setelah proses penyusunan pesan adalah cara atau metode yang dipakai untuk menyampaikan pesan. Tahap ini tidak kalah pentingnya dengan proses penyusunan pesan itu sendiri. Sebuah pesan yang 54 Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakarta tanggal 16 Mei 2014 pukul 13: Wawancara dengan Kajad Pamudji Joko Waskito di KPU Kota Surakarta tanggal 14 Mei 2014 pukul 13: Wawancara dengan Marbandi di Manahan tanggal 21 Mei 2014 pukul 10:00.

42 110 telah disusun dengan baik bisa menjadi sia sia jika tidak diikuti dengan metode penyampaian yang baik pula. Metode penyampaian pesan yang digunakan boleh jadi berbeda beda, menyesuaikan dengan karakteristik khalayak yang dihadapi. Metode penyampaian pesan yang sering digunakan dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni redundancy dan canalizing. Mengingat kondisi khalayak yang dihadapi oleh KPU Kota Surakarta sebagai sasaran sosialisasi sangat variatif, maka kedua metode tersebut diaplikasikan untuk menyampaikan pesan. Tentunya penggunaannya juga disesuaikan dengan kondisi khalayak yang dihadapi. a. Redundancy (pengulangan) Metode redundancy adalah salah satu metode untuk menyampaikan pesan dengan cara memanfaatkan pengulangan. Pengulangan dimaksudkan agar masyarakat semakin memahami pesan yang disampaikan. Redundancy tergolong tepat untuk diaplikasikan apabila strategi komunikasi atau sosialisasi yang dilakukan memiliki tujuan untuk mempengaruhi khalayak. Akan tetapi tidak jarang ketika terlalu banyak dilakukan pengulangan masyarakat cenderung menjadi bosan dan tidak menghiraukan apa yang disampaikan oleh komunikator. KPU Kota Surakarta juga menggunakan metode redundancy pada beberapa kelompok tertentu, salah satunya adalah sosialisasi pada kelompok difabel, khususnya tuna grahita atau slow learner. Salah satu kekurangan penyandang tuna grahita adalah mereka memiliki IQ dibawah rata rata IQ anak normal seusia mereka. Sehingga otomatis daya ingat dan penerimaan penyandang tuna grahita juga relatif lemah.

43 111 Kondisi tersebut membuat metode penyampaian yang digunakan harus melalui pengulangan pengulangan, sehingga pesan yang disampaikan dapat sepenuhnya ditangkap. Estiono, Relawan Demokrasi untuk kelompok difabel menyatakan sebagai berikut: Slow learner memang harus mengulang ulang. Mengulangnya juga jangan dengan cara yang monoton. Harus dengan gaya yang atraktif. 57 Selain dilakukan untuk kelompok slow learner sosialisasi dengan cara pengulangan juga dilakukan ketika KPU Kota Surakarta melakukan sosialisasi melalui jarinagn struktur penyelenggara. Terutama apabila poin yang disosialisasikan berkaitan dengan peraturan Pemilu. Beberapa perubahan peraturan membuat KPU harus memastikan seluruh anggota kepanitiaan ad hoc mengetahui aturan yang baru. Sehingga tidak menimbulkan masalah nantinya. Kita tinggal langsung ke pengulangan pengulangan peraturan, PKPU yang ada. Supaya lebih paham. Termasuk ke teknis nanti untuk memberikan hak pilih. 58 b. Canalizing Alternatif metode penyampaian pesan lain adalah canalizing. Berbeda dengan sebelumnya, canalizing lebih menekankan pada penyesuaian dengan motif dan kondisi khalayak. Dengan kata lain komunikator menganalisa 57 Wawancara dengan Estiono di KPU Kota Surakarta tanggal 20 Mei 2014 pukul 14: Wawancara dengan Kajad Pamudji Joko Waskito di KPU Kota Surakarta tanggal 14 Mei 2014 pukul 13:00.

44 112 terlebih dahulu bagaimana kondisi khalayak yang dihadapi. Kemudian memanfaatkan kondisi tersebut untuk menarik perhatian khalayak baru kemudian perlahan lahan disisipi dengan tujuan yang diinginkan oleh komunikator. Terdapat setidaknya dua jenis metode canalizing yang dilakukan oleh KPU Kota Surakarta. Yang pertama adalah menyesuaikan dengan pengetahuan masyarakat yang dihadapi. Dengan menyesuaikan pesan yang disampaikan dengan tingkat pengetahuan masyarakat akan membuat masyarakat lebih mudah dalam menerima pesan. Penyesuaian yang dilakukan tidak hanya berupa penyesuaian isi pesan, melainkan termasuk juga penyesuaian terhadap pilihan kata yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Masyarakat awam tentunya akan sulit memahami isi pesan apabila menggunakan pilihan kata yang sulit. Begitu juga sebaliknya. Begitu juga dengan prioritas pesan yang disampaikan. Tingkat pengetahuan masyarakat menjadi tolok ukur prioritas. Apabila masyarakat yang dihaapi sudah memiliki pengetahuan lebih mengenai Pemilu maka isi pesan akan lebih dprioritaskan pada penekanan pentingnya menggunakan hak pilih. Akan tetapi jika masyarakat yang dihadapi sama sekali belum memahami tentang Pemilu maka yang menjadi prioritas adalah menjelaskan mengenai Pemilu kepada masyarakat. Metode semacam ini salah satunya diterapkan pada sosialisasi kepada pemilih pemula. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu Relawan Demokrasi untuk pemilih pemula sebagai berikut:

45 113 Saya lebih melihat ke konteks kondisi teman teman (sasaran) yang ada. Kita lihat dulu kondisi waktu di forum seperti apa. Kalau sudah ada kecerdasan lebih nanti penekanannya beda. Jadi menyesuaikan dengan kondisi dan forum yang ada. 59 Selain menyesuaikan dengan pengetahuan masyarakat, salah satu penyesuaian yang juga dilakukan adalah menyesuaikan dengan kondisi masyarakat. Penyesuaian lain yang dilakukan adalah dengan menyesuaikan pada kondisi masyarakat yang dihadapi. Yang dimaksud dengan kondisi masyarakat adalah, komunikator harus peka membaca situasi ketika melakukan sosialisasi. Ada kalanya masyarakat menjadi bosan ketika kita melakukan pemaparan dan menjadi tidak memperhatikan pesan yang disampaikan. Sebagai komunikator harus mampu menyesuaikan dengan kondisi tersebut dan mencari cara agar masyarakat kembali memperhatikan dan memahami pesan yang disampaikan. Penyesuaian ini salah satunya dilakukan oleh Hindun Zulaikha, Relawan Demokrasi dari kelompok agama. Saya metode ceramahnya mengambil latar belakang saya sebagai seorang mubaligh. Saya gunakan itu bagaimana menghadapi masyarakat agar tidak jenuh. Saya melihat kondisi dan situasi. Kalau sudah tidak tertarik, saya alihkan ke materi lain. 60 c. Diskusi Metode yang juga sering dipakai untuk menyampaikan pesan adalah dengan cara melakukan diskusi. Metode diskusi digunakan agar masyarakat 59 Wawancara dengan Nasichun Aviv Aluwi di FISIP UNS tanggal 20 Mei 2014 pukul 12: Wawancara dengan Hindun Zulaikha di Kantor Aisyiyah Surakarta tanggal 20 Mei 2014 pukul 09:00.

46 114 terlibat dalam proses sosialisasi secara aktif. Baik itu dengan mendiskusikan masalah masalah yang sering mereka alami berkaitan dengan Pemilu. Atau dengan melakukan tanya jawab usai komunikator melakukan sosialisasi. Metode ini banyak dipakai oleh komunikator, karena dinilai lebih mudah dan dapat digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan dan penerimaan masyarakat atas pesan yang baru saja disampaikan. Di samping dua metode penyampaian tersebut, perbedaan jenis pesan yang disampaikan juga memberikan pengaruh. Jenis pesan yang biasa diterapkan dalam merancang strategi komunikasi ada empat macam, yakni pesan informatif, persuasif, edukatif dan kursif. Empat jenis pesan ini memiliki ciri khas tersendiri. Dalam penerapannya, KPU Kota Surakarta tidak hanya menggunakan satu jenis pesan saja, melainkan campuran empat jenis pesan tersebut. Sebenarnya semua masuk. Hanya prosentase yang disampaikan apakah informatif, persuasif ataukah edukatif dan kursif itu kan bergantung pada audiens yang kita hadapi. Informatif perlu bahwa kita harus menginformasikan segala hal yang kita terima dari atas untuk diterima langsung oleh audiens. Edukatif jelas kita sudah bicara soal motto kita, pemilih cerdas untuk pemilu berkualitas. Kalau kursif itu lebih cenderung pada sosialisasi di tingkat teman teman ad hoc yang kaitannya dengan pembuatan berita acara Instrumen (Alat Peraga) yang digunakan Untuk mendukung implementasi strategi komunikasi, salah satu materi pendukung yang tidak dapat ditinggalkan adalah media. Media merupakan 61 Wawancara dengan Kajad Pamudji Joko Waskito tanggal 14 Mei 2014

47 115 sarana yang dapat digunakan oleh komunikator untuk mendukung proses penyampaian pesan. KPU Kota Surakarta telah menyiapkan beberapa alat peraga yang digunakan ketika sosialisasi, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Leaflet Leaflet adalah salah satu alat yang digunakan oleh KPU Kota Surakarta ketika melakukan sosialisasi. Leaflet tersebut dibagi bagikan kepada masyarakat ketika KPU tengah melakukan sosialisasi. Leaflet tersebut berisi beragam informasi yang diperlukan masyarakat mengenai pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014, baik itu partai yang berpartisipasi, visi misi parpol dan tanggal pelaksanaan pemungutan suara. Kita menyiapkan leaflet. Leaflet ada gambarnya partai politik itu, 12. Mengapa langsung ke nomor 14 dan 15 karena ada partai Aceh. Itu juga kita sampaikan. Kemudian visi dan misi parpol juga kita sampaikan, itu ada. Kemudian tanggal pemilihan juga, 9 April. 62 b. Spesimen surat suara Dalam sosialisasi yang dilakukan oleh KPU Kota Surakarta, salah satu materi yang diberikan dalam untuk mengenalkan Pemilu Legislatif 2014 adalah pengenalan surat suara. Pengenalan surat suara dimaksudkan agar pemilih mengetahui bentuk surat suara yang akan mereka terima besok dan terutama bagaimana mereka membuka dan kembali melipat surat sura usai mencoblos. Akan tetapi, untuk menghindari persepsi negatif masyarakat, 62 Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakarta tanggal 16 Mei 2014 pukul 13:00.

48 116 maka surat suara yang digunakan bukanlah surat suara asli, melainkan hanya spesimen. Terdapat dua jenis spesimen surat suara yang digunakan, spesimen pertama adalah contoh surat suara dengan menggunakan gambar buah buahan sebagai pengganti parpol. Spesimen yang kedua merupakan contoh surat suara yang mirip dengan surat suara sebenaranya, hanya pada kolom nama calon tidak tercantum nama calon yang diusung dari partai yang bersangkutan. Kedua spesimen surat suara ini memiliki bentuk dan ukuran yang sama dengan surat suara asli yang akan digunakan pada hari H pemungutan suara. Gambar 3.2 Spesimen Surat Suara dengan Gambar Partai Politik

49 117 Gambar 3.3 Spesimen Surat Suara dengan Gambar Buah c. Poster Untuk mendukung sosialisasi yang disampaikan, KPU Kota Surakarta juga menyediakan berbagai desain poster untuk menarik perhatian masyarakat. Poster tersebut berisi beragam pesan yang intinya untuk mengingatkan dan mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilih pada 9 April Serta tidak ketinggalan, poster yang berisi himbauan kepada masyarakat untuk meneliti kembali latar belakang calon pilihan mereka sebelum memutuskan untuk memilih calon tersebut.

50 118 Gambar 3.4 Jenis Jenis Poster Sosialisasi d. Alat Peraga Simulasi d. Kelengkapan Pemilu Salah satu metode sosialisasi yang digunakan oleh KPU Kota Surakarta adalah dengan mengadakan simulasi Pemilu. Simulasi terutama dilakukan jika masyarakat yang menjadi sasaran sosialisasi adalah pemilih pemula dan difabel. Penggunaan simulasi dimaksudkan agar dua kelompok masyarakat tersebut mempunyai gambaran tentang apa yang harus dilakukan di TPS pada hari H pemungutan suara. Simulasi dirancang sehingga kondisinya sangat

51 119 mendekati kondisi di TPS. Sehingga diperlukan berbagai perlengkapan agar proses simulasi berjalan lancar. Eka Rochmawati, Koordinator Relawan Demokrasi mengungkapkan ketika simulasi mereka wajib untuk membawa bilik suara, kotak suara, alat coblos dan bahkan tinta Pemilu sebagai tanda seseorang telah menggunakan hak pilihnya. Angga Kusuma Dawami mengakui perlengkapan semacam ini memang sangat diperlukan. Menggunakan media yang menyerupai Pemilu yang sesungguhnya. Kita harus membawa kotak suara, bilik suara, surat suara, ya seperti asli lah. Kalau yang lain biasanya hanya brosur dibagi bagikan, kalau difabel tidak bisa. Harus selengkap lengkapnya, mendekati Pemilu yang asli. Karena itu yang bisa kita lakukan. Kalau nggak gitu, apalagi yang teman teman slow learner, mereka akan salah terus menerus. 63 e. Video Sosialisasi yang menyasar pada pemilih pemula seringkali meminimalisir penggunaan metode ceramah dan lebih banyak menggunakan video sebagai gantinya. Oleh karena itu keberadaan video video yang berkaitan dengan Pemilu menjadi salah satu perhatian. Selain video mars dan jingle Pemilu, terdapat juga beberapa video lain yang sering digunakan oleh Relawan Demokrasi dari pemilih pemula ketika melakukan sosialisasi. Bintang Aji Permana, Relawan Demokrasi pemilih pemula menyatakan pemutaran video lain berkaitan dengan Pemilu dapat dikatakan adalah inisiatif dari Relawan sendiri. 63 Wawanacara dengan Angga Kusuma Dawami di Ngoresan tanggal 20 Mei 2014 pukul 19:00.

52 120 Kalau video kebanyakan cari sendiri. Ya cari di youtube seperti itu. Kalau yang dari KPU lagu itu aja ya. 64 Gambar 3.5 Video Jingle Pemilu Gambar 3.6 Video Mars Pemilu 64 Wawancara dengan Bintang Aji Permana tanggal 18 Mei 2014

53 121 Gambar 3.7 Video Komentar Public Figure Mengenai Pemilu 8. Persiapan Komunikator Dalam melaksanakan berbagai program dan strategi yang telah direncanakan untuk sosialisasi Pemilu Legislatif 2014, KPU Kota Surakarta tidak bekerja sendiri. Keterbatasan staff dan komisioner membuat kerjasama dengan pihak luar menjadi sangat penting. Untuk sosialisasi melalui struktur birokrasi, KPU Kota Surakarta bisa dikatakan tidak mengalami kesulitan yang berarti. Akan tetapi untuk menjangkau kalangan masyarakat lainnya dibutuhkan perpanjangan tangan dari KPU Kota Surakarta. Sehingga KPU Kota Surakarta menunjuk beberapa orang yang sudah dilatih dan dibekali untuk melakukan sosialisasi. Komunikator yang ditunjuk terutama ditugaskan untuk melakukan sosialisasi pada kelompok struktur penyelenggara dan komunitas. Pada sosialisasi untuk kelompok struktur

54 122 penyelenggara, KPU Kota Surakarta memanfaatkan kepanitiaan ad hoc Pemilu untuk menjadi komunikator. Sementara, sosialisasi yang menyasar pada kelompok komunitas menggunakan peran Relawan Demokrasi sebagai komunikator. a. Kepanitiaan ad hoc Kepanitiaan ad hoc adalah bagian dari setiap penyelenggaraan Pemilu. Tugas kepanitiaan ad hoc dapat dikatakan hampir mirip dengan KPU, hanya dengan lingkup tugas yang jauh lebih kecil. Jajaran kepanitiaan ad hoc dalam penyelenggaraan Pemilu meliputi : Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan Kelompok Penyelenggara dan Pemungutan Suara (KPPS). PPK, PPS dan KPPS biasanya merupakan tokoh masyarakat di daerah masing masing yang dianggap mampu untuk mengkoordinir penyelenggaran pemungutan suara di daerah masing masing. Jumlah anggota PPK adalah 5 orang untuk tiap kecamatan, anggota PPS adalah 3 orang untuk tiap desa / kelurahan dan KPPS adalah 7 orang untuk tiap TPS. Berdasarkan UU Nomor 15 tahun 2011 ada beberapa syarat yang harus dipenuhi ketika seseorang mencalonkan / dicalonkan menjadi PPK, PPS maupun KPPS, yakni: Pasal 53 Syarat untuk menjadi anggota PPK, PPS, KPPS, PPLN, dan KPPSLN meliputi: a. warga negara Indonesia; b. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun;

55 123 c. setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945; d. mempunyai integritas, pribadi yang kuat, jujur, dan adil; e. tidak menjadi anggota partai politik yang dinyatakan dengan surat pernyataan yang sah atau sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 5 (lima) tahun tidak lagi menjadi anggota partai politik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari pengurus partai politik yang bersangkutan; f. berdomisili dalam wilayah kerja PPK, PPS, KPPS, PPLN, dan KPPSLN; g. mampu secara jasmani dan rohani; h. berpendidikan paling rendah SLTA atau sederajat untuk PPK, PPS, dan PPLN; dan i. tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih. 65 Selain harus memenuhi persyaratan tersebut, calon anggota PPK, PPS maupun KPPS juga diharuskan untuk mengikuti seleksi dengan komisioner KPU Kota Surakarta sebelum diangkat menjadi bagian dari kepanitiaan ad hoc Pemilu. Kita juga harus mengikuti seleksi. Seleksi yang diselenggarakan oleh KPU. Ditanya tentang wawasan penyelenggaran Pemilu. Jadi sesuai dengan UU No. 15 tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Khususnya untuk Pemilu Legislatif itu juga harus memahami UU No. 8 tahun 2013 tentang Pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD UU Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum 66 Wawancara dengan Sumarmo di Kantor Kecamatan Jebres tanggal 28 Mei 2014 pukul 10:00.

56 124 Mengacu pada UU Nomor 15 tahun 2011 mengenai Penyelenggara Pemilihan Umum, salah satu tugas yang harus dilakukan oleh PPK dan PPS adalah melakukan sosialisasi Pemilu. Agar dapat menjalankan sosialisasi dan tugas lain sesuai dengan konstitusi, maka perlu diadakan pelatihan terhadap semua anggota PPK dan PPS. Ketua PPK Jebres, Sumarmo menyatakan pelatihan atau biasa disebut sebagai bimbingan teknis, dilakukan oleh KPU Kota Surakarta sesuai dengan tahapan yang tengah berlangsung. Bimbingan teknis itu tinggal tahapannya nanti. Misalnya tahapan yang harus dilakukan oleh PPK apa, nanti kan mesti disosialisasikan ke bawah. Misalnya tentang susunan daftar pemilih, setelah itu nanti mengarahkan kepada PPS untuk membentuk Pantarlih, Panitia Pendaftar Pemilih. Ya seperti itu. 67 Ketua PPS Kelurahan Sewu, Budi Susanto menambahkan sebagai berikut: Otamatis ada pelatihan. Pelatihan untuk pendataan pemilih yang pertama waktu itu. Kemudian bimbingan teknis untuk pemuktahiran data dan juga penghitungan untuk hari pemungutan suaranya. Setelah kita mendapat bimtek, kita juga memberikan bimtek pada petugas KPPS. 68 b. Relawan Demokrasi Relawan Demokrasi adalah sekelompok orang yang ditunjuk oleh KPU Kota Surakarta sebagai komunikator untuk melakukan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu Legislatif 2014 kepada lima kelompok masyarakat, yaitu pemilih pemula, perempuan, kelompok agama, marginal dan difabel. 10: Wawancara dengan Sumarmo di Kantor Kecamatan Jebres tanggal 28 Mei 2014 pukul 68 Wawancara dengan Budi Susanto tanggal 4 Juni 2014

57 125 Berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan program Relawan Demokrasi, setiap KPU Kabupaten / Kota wajib untuk mengangkat 25 Relawan Demokrasi untuk menjalankan program tersebut di daerah mereka. Untuk dapat menjadi Relawan Demokrasi ada beberapa syarat yang wajib untuk dipenuhi pendaftar, yakni: (i) Warga Negara Indonesia. (ii) Berusia minimal 17 tahun pada saat mendaftar, khusus untuk relawan pemilih pemula maksimal berusia 25 tahun. (iii) Pendidikan minimal SLTA atau sederajat. (iv) Berdomisili di wilayah setempat. (v) Non-partisan, sekurang-kurangnya dalam 5 (lima) tahun terakhir. (vi) Memiliki komitmen menjadi relawan pemilu (vii) Terdaftar sebagai pemilih (viii) Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik (ix) Bertanggungjawab dan berakhlak baik (x) Bukan bagian dari penyelenggara pemilu (xi) Memiliki pengalaman terkait kegiatan penyuluhan atau aktif dalam organisasi kemasyarakatan/kemahasiswaan. (xii) Tidak pernah terlibat tindak pidana atau tidak sedang menjalani proses hukum atas tindak pidana. 69 Di samping persyaratan tersebut, calon Relawan Demokrasi yang sudah lolos dalam tahap seleksi berkas juga harus mengikuti seleksi tahap selanjutnya, yakni wawancara dengan KPU Kota Surakarta. Melalui proses 69 Petunjuk Pelaksanaan Program Relawan Demokrasi (Relasi) Pemilu tahun 2014

58 126 wawancara akan digali pengetahuan calon mengenai Pemilu dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh Kasubag Teknis dan Hubmas KPU Kota Surakarta berikut ini. Wawancaranya ya seputar pengetahuan umum. Misalnya Kecamatan Laweyan kelurahannya mana saja. Kan mereka mau ke lapangan masa tidak tahu. Jadi wilayahnya dikuasai dan juga bisa ngomong (menyampaikan sosialisasi). 70 KPU Kota Surakarta pada mulanya sempat menghadapi kesulitan untuk merekrut 25 orang sebagai Relawan Demokrasi. Kurangnya sosialisasi mengenai program Relawan Demokrasi diyakini menjadi penyebab sedikitnya pendaftar yang masuk. Sehingga KPU Kota Surakarta kemudian melakukan pendekatan kepada komunitas, LSM dan ormas untuk mengirimkan delegasi sebagai Relawan Demokrasi. Walaupun demikian semua tahap proses seleksi tetap dilakukan agar Relawan Demokrasi yang terpilih memang berkualitas. Saya dari organisasi gerakan di HIPMI. Waktu itu ada pemberitahuan dari KPU bagi gerakan organisasi untuk ikut berpartisipasi dalam peningkatan partisipasi pemilih dengan kebijakan Relawan Demokrasi. Lewatnya dari organisasi, tapi tetap ada proses administratif dan wawancara Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakara tanggal 16 Mei 2014 pukul 13:00. 12: Wawancara dengan Nasichun Aviv Aluwi di FISIP UNS tanggal 20 Mei 2014 pukul

59 127 Sebelumnya saya sudah aktif di Kelurahan dari PKK. Kebetulan disuruh teman ikut mencoba jadi Relawan Demokrasi. Kemudian di tes juga. 72 Dari lembaga Aisyiyah mendapat edaran dari KPU, dijatah untuk menjadi relawan sebanyak tiga orang. Diseleksi juga dengan wawancara. Ditanya tujuan dan sebagainya. Yang diwakilkan ke sana kan ketua majelis, jadi sudah biasa ngomong, biasa dakwah, biasa ngisi. 73 Koordinator Relawan Demokrasi, Eka Rochmawati mengakui, Relawan Demokrasi yang dipilih oleh KPU Kota Surakarta adalah orang orang yang sudah mempunyai jaringan luas di komunitas mereka. Sehingga akan sangat memudahkan pelaksanaan sosialisasi pada komunitas masing masing. Yang bisa masuk Relawan Demokrasi itu memang orang orang yang punya kemampuan pertama. Kedua mempunyai jaringan, dan ketiga mempunyai jiwa relawan. Misalnya ada satu relawan yang dia itu sudah punya massa 1000 lebih. Jadi benar benar mereka yang sudah punya massa yang dipilih. 74 KPU Kota Surakarta juga mengadakan bimbingan teknis (bimtek) untuk membekali para Relawan Demokrasi yang terpilih. Materi bimbingan teknis yang diberikan berbeda dengan bimbingan teknis untuk kepanitiaan ad hoc (PPK dan PPS) karena terdapat perbedaan tugas dan lingkup kerja. PPK dan PPS merupakan perpanjangan tangan KPU di wilayah masing masing, dengan tugas yang hampir sama dengan tugas KPU Kota Surakarta. Sementara Relawan Demokrasi hanya bertugas untuk memberikan sosialisasi 72 Wawancara dengan Atiek Supriyati di Purwosari tanggal 19 Mei 2014 pukul 19: Wawancara dengan Hindun Zulaikha di Kantor Aisyiyah Surakarta tanggal 20 Mei 2014 pukul 09:00 74 Wawancara dengan Eka Rochmawati di UNISRI tanggal 19 Mei 2014 pukul 11:00.

60 128 mengenai Pemilu Legislatif 2014 pada kelompok sasaran masing masing. Bimbingan teknis untuk Relawan Demokrasi dilakukan dua kali. Bimbingan teknis pertama dilaksanakan di Pose In Hotel dengan materi pengenalan modul untuk Relawan demokrasi dan pembagian relawan untuk masuk ke kelompok sasaran masing masing. Awalnya ada pengenalan modul semua relawan, baik yang marginal, kelompok agama semua lima elemen itu di hotel Pose In. Kegiatannya ya dibagi menjadi lima segmen, kita kasih tahu tata cara pencoblosan, tata cara penghitungan, terus soal sejarah juga. 75 Usai penyelenggaran bimbingan teknis tahap pertama, KPU Kota Surakarta melanjutkan dengan bimbingan teknis tahap kedua untuk relawan pada tanggal Januari di Tawangmangu. Pada bimbingan teknis kedua ini, relawan dibekali dengan lebih mendetail lagi sehingga mampu terlatih untuk berbicara dan memberikan sosialisasi di depan umum. Setelah terpilih, ada bimtek juga di Tawangmangu. Nginep 2 malam 3 hari. Ada materi tentang Pemilu, jadi penjelasan soal Pemilu. Juga modul yang harus disampaikan. Pembawaan diri juga diberikan, harus bersikap rendah hati dan sopan misalnya. Cara berpakaian yang rapi juga dan terutama jangan sampai ketika sosialisasi menyuruh untuk mencoblos partai tertentu Wawancara dengan Eka Rochmawati di UNISRI tanggal 19 Mei 2014 pukul 11: Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakarta tanggal 16 Mei 2014 pukul 13:00.

61 129 B. Tahap Pelaksanaan / Implementasi 1. Strategi komunikasi yang dilaksanakan Pada sub bab sebelumnya telah disajikan pembahasan mengenai macam macam strategi komunikasi yang akan dijalankan oleh KPU Kota Surakarta. Rangkaian strategi komunikasi tersebut dimaksudkan untuk mensosialisasikan penyelenggaraan Pemilu Legislatif 2014 kepada masyarakat, khususnya mereka yang telah mempunyai hak pilih. Dalam perencanaannya, banyak pihak dilibatkan oleh KPU Kota Surakarta agar sosialisasi yang dilakukan dapat berjalan secara maksimal. Strategi yang direncanakan oleh KPU Kota Surakarta juga sudah berusaha mencakup semua sisi dan lapisan masyarakat, baik itu elit birokrasi dan masyarakat pada umumnya. Bahkan lapisan lapisan yang belum dapat terjangkau pada sosialisasi Pemilu sebelumnya juga sudah dimasukkan dalam tataran strategi komunikasi KPU Kota Surakarta. Berangkat dari kerangka strategi yang telah direncanakan, maka berikut ini akan disajikan data mengenai strategi komunikasi yang telah dijalankan oleh KPU Kota Surakarta dan jajaran pendukungnya : a. Strategi Komunikasi Interpersonal Sosialisasi kepada Birokrasi Pemkot Surakarta KPU Kota Surakarta memanfaatkan relasi dengan struktur birokrasi Pemerintah Kota Surakarta sebagai saluran sosialisasi. Dalam perencanaan strategi yang dibuat, sosialisasi dengan memanfaatkan struktur birokrasi akan menyasar kepada pegawai pemerintahan yang bekerja di wilayah Pemkot

62 130 Surakarta. Ketua KPU Kota Surakarta, Agus Sulistyo menyatakan bahwa metode sosialisasi melalui struktur birokrasi telah dilaksanakan oleh KPU Kota Surakarta. Yang jelas dengan birokrasi itu kita membangun kesepahaman. Di birokrasi itu ada yang namanya desk. Desk Pemilu itu dalam kerangka untuk memberikan, memfasilitasi dan mensukseskan Pemilu. Bisa bentuknya sosialisasi, bisa pemantauan dan bisa yang lainnya. 77 Selain itu, berdasarkan karakteristik masyarakat dari struktur birokrasi yang relatif lebih sibuk daripada kelompok lainnya, sosialisasi melalui pertemuan tatap muka antara KPU Kota Surakarta dengan sasaran sedikit sulit untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, agar kelompok sasaran ini dapat memperoleh sosialisasi mengenai Pemilu, KPU Kota Surakarta kemudian menjalin kerjasama dengan pemegang jabatan di lingkungan Pemkot Surakarta. Kita membangun sebuah komunikasi dengan pemerintah kota, misalnya pak walikota dan sekda. Jadi setiap event atau kegiatan pemerintah kota baik pak walikota, wawali, sekda selalu mengingatkan ke bawah, ke kepala dinas dan sebagainya tentang tanggal 9 (9 April tanggal pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014). Juga menekankan suksesnya Pemilu di Kota Solo adalah sukses kita semua. Itu melalui jalur birokrasi Wawancara dengan Agus Sulistyo di KPU Kota Surakarta tanggal 27 Juni 2014 pukul 13:00. 13: Wawancara dengan Agus Sulistyo di KPU Kota Surakarta tanggal 27 Juni 2014 pukul

63 131 Gambar 3.8 Jajaran Muspida Melakukan Komitmen Anti Golput (Salah satu bentuk kerjasama dengan struktur birokrasi Pemkot Surakarta) Sumber : Joglosemar Maret 2014 b. Strategi Komunikasi Interpersonal Sosialisasi kepada struktur penyelenggara Pemilu Sosialisasi melalui jaringan struktur penyelenggara adalah sosialisasi yang dilakukan oleh KPU Kota Surakarta dengan memanfaatkan keberadaan kepanitiaan ad hoc. Kepanitiaan ad hoc yang dimaksud meliputi baik itu PPK maupun PPS yang berada di wilayah masing masing. Sosialisasi melalui struktur penyelenggara terutama menyasar kepada tokoh masyarakat di wilayah kerja PPK dan PPS tersebut. Selain itu sosialisasi juga dilakukan

64 132 untuk membekali jajaran penyelenggara terkecil (KPPS) agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku. Minimnya dana yang dialokasikan untuk sosialisasi melalui struktur penyelenggara membuat sebagian besar sosialisasi tidak ditujukan secara langsung kepada masyarakat. Kalau PPS memang kebanyakan (sosialisasi) ke tokoh masyarakat. Tapi kalau misalnya LPMK, pak lurah ini kan bisa langsung terjun ke masyarakat. 79 Namun, dengan melakukan sosialisasi kepada tokoh masyarakat pesan yang disampaikan dimaksudkan untuk dapat diteruskan kepada masyarakat. Walaupun pada prakteknya tidak menutup kemungkinan petugas PPK dan PPS mendatangi masyarakat ketika ada jadwal jadwal pertemuan wilayah. Setelah memberikan sosialisasi kepada tokoh masyarakat di wilayah masing masing, kepanitiaan ad hoc juga perlu menjalin kerjasama dengan struktur pemerintahan di wilayah kerja yang bersangkutan. Kerjasama dimaksudkan untuk memastikan sosialisasi yang sudah disampaikan oleh kepanitiaan ad hoc benar benar telah diterima oleh masyarakat. Sutardi, salah satu anggota PPS Kelurahan Jebres mengakui perlunya PPS menjalin kerjasama dengan perangkat Kelurahan lainnya demi mensukseskan sosialisasi mengenai Pemilu Legislatif Wawancara dengan Sutardi di Ngoresan tanggal 4 Juni 2014 pukul 10:00.

65 133 PPS itu harus bisa bekerjasama dengan LPMK, harus bisa bekerjasama dengan pemerintah Kelurahan. Apabila yang hadir di situ (pertemuan dengan warga) LPMK, LPMK mempunyai kewajiban untuk melakukan sosialisasi kepada warga. Kalau yang hadir pak lurah atau perangkatnya, pak lurah mempunyai kewajiban untuk mensosialisasikan kepada warga. 80 Tugas kepanitiaan ad hoc dalam melakukan sosialisasi tidak berfokus pada sosialisasi untuk peningkatan partisipasi politik masyarakat. Materi yang disampaikan lebih luas dan variatif. Terutama yang menjadi fokus adalah sosialisasi mengenai peraturan pada Pemilu Legislatif tahun Meskipun demikian, ketua KPU Kota Surakarta, Agus Sulistyo meyakini sosialisasi yang dilakukan akan memberikan dampak secara tidak langsung pada peningkatan partisipasi politik masyarakat. Itu berimplikasi secara tidak langsung pada peningkatan partisipasi. Misalnya secara teknis sah dan tidak sah tidak kita sampaikan. Lalu satu suara itu dicoblos dua. Satu coblos partai yang satu calon. Nah, bagi yang tidak tahu kan dianggap tidak sah. Akhirnya KPPS menulis sebagai suara rusak. Kalau suara rusak kan berarti tidak berpartisipasi. Ini masalah persepsi, kalau tidak disosialisasikan akan mengurangi kualiras. Kemudian kalau KPPS tidak tahu boleh memilih dengan KTP setempat kalau belum terdaftar. Ditanya undangan, tidak bisa menunjukkan kan ditolak. Kalau ditolak tidak berpartisipasi Wawancara dengan Sutardi di Ngoresan tanggal 4 Juni 2014 pukul 10: Wawancara dengan Agus Sulistyo di KPU Kota Surakarta tanggal 27 Juni 2014 pukul 13:00.

66 134 c. Strategi Komunikasi Interpersonal Sosialisasi terhadap komunitas komunitas dengan memanfaatkan Relawan Demokrasi Sosialisasi melalui komunitas digunakan oleh KPU Kota Surakarta untuk menjangkau kelompok masyarakat yang jarang diperhatikan dalam pelaksanaan Pemilu sebelumnya. KPU Kota Surakarta sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan Program Relawan Demokrasi, telah mengangkat 25 orang sebagai anggota Relawan Demokrasi. 25 orang yang terpilih menjadi Relawan Demokrasi tersebut dibagi untuk ditempatkan dalam lima kelompok masyarakat, antara lain : pemilih pemula, difabel, agama, perempuan dan marginal. Usai memperoleh bimbingan teknis dari KPU Kota Surakarta, maka seluruh anggota Relawan Demokrasi ditugaskan untuk melakukan sosialisasi Pemilu Legislatif 2014 dalam kurun waktu Januari April 2014 Kita merekrut relawan, terdiri dari 25 orang yang kebetulan 12 putri yang 13 putra. Itu dari 5 segmen. Pemilih pemula, perempuan, segmen keagamaan, segmen disabilitas atau difabel yang terakhir segmen marginal atau pinggiran. Lima segmen itu saling kolaborasi, saling bantu. Karena kan di lima segmen itu kan misalnya ada perempuan yang juga masuk disabilitas, pemilih pemula juga ada yang masuk kelompok agama. Jadi lima segmen itu saling bantu. 82 Berikut adalah daftar 25 Relawan Demokrasi yang telah direkrut oleh KPU Kota Surakarta: 82 Wawancara dengan Setyo Budiarto tanggal 16 Mei 2014

67 135 Tabel 3.2 Relawan Demokrasi KPU Kota Surakarta No Nama Kelompok 1. Okky Meidia Fajar 2. Siti Maesaroh, S.Ag 3. Hindun Zulaikhah Agama 4. Vincencia Widiastuti 5. Iwan Warseno 6. Masruchan Agama 7. Sechah Wal Afiah 8. Atiek Supriyati 9. Roch kustati 10. Diyah Ayu Wetjaningsih 11. Hj. Rodhiyah Hadirin Perempuan 12 Dwi Miyarni Sri Subekti 13. MM. Nunung Purwanti 14. Noor Fijriyah Happy 15. Irwan Sehabudin 16. Nasichun Aviv Aluwi 17. Tohar Muchlasin Pemilih Pemula 18. Hilya Malihah Nur Himmati 19. Bintang Aji Permana Caromalela

68 Eka Rohmawati 21. Wagino 22. Marbandi Marginal 23. Muhammad Burhanuddin Noor 24. Angga Kusuma Dawami 25. Estiono Difabel Sumber : KPU Kota Surakarta Tabel 3.3 Sosialisasi Oleh Relawan Demokrasi Kelompok Pemilih Pemula No Tanggal Tempat Januari 2014 SMA Muhammadiyah 6 Surakarta Januari 2014 SMA Al-Muayyad Surakarta Januari 2014 MA Al-Muayyad Surakarta Februari 2014 SMKN 9 Surakarta Februari 2014 SMKN 8 Surakarta Februari 2014 SMA St. Yosef Surakarta Februari 2014 Pengurus Kuliah Subuh Pemuda Muhammadiyah Surakarta Februari 2014 SMK 2 Muhammadiyah Surakarta 9. 4 Maret 2014 BEM Universitas Surakarta Maret 2014 Krida Satria Muda Surakarta

69 Maret 2014 Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Indonesia Maret 2014 DPC GMNI Kota Surakarta Maret 2014 Forum Remaja Tipes Maret 2014 SMKN 3 Surakarta Maret 2014 MAN 1 Surakarta Maret 2014 SMK Sahid Surakarta Maret 2014 MA Al-Islam Surakarta Maret 2014 SMK Bina Mandiri Indonesia Surakarta Maret 2014 SMEA N 1 Surakarta Maret 2014 SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Maret 2014 Karang Taruna RW VI, Bratan, Pajang, Surakarta April 2014 Karang Taruna Randusari April 2014 SMAN 7 Surakarta April 2014 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan April 2014 Ikatan Pelajar NU Cabang Surakarta Sumber: KPU Kota Surakarta Tabel 3.4 Sosialisasi Oleh Relawan Demokrasi Kelompok Difabel No Tanggal Tempat 1. 7 Februari 2014 SLB B (YRTRW) Surakarta 2. 7 Februari 2014 Asosiasi Penyandang Cacat Marginal Surakarta

70 Februari 2014 Self Help Group (SHG) Surakarta Februari 2014 Gerkatin Surakarta Februari 2014 Ikatan Tuna Netra Muslim Indonesia DPC Surakarta Februari 2014 SLB C (YSSD) Surakarta 7. 1 Maret 2014 SLB C (YSSD) Surakarta 8. 7 Maret 2014 Badan Rehabilitasi Sosial Bhakti Chandrasa 9. 8 Maret 2014 SLBN Surakarta Maret 2014 Forum Solidaritas Cacat Marjinal Surakarta (FCMS) Maret 2014 Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta Maret 2014 SLB C (YPSLB) Sumber : KPU Kota Surakarta Tabel 3.5 Sosialisasi Oleh Relawan Demokrasi Kelompok Agama No Tanggal Tempat Januari 2014 Jamaah Al-Rochili Purwosari, Laweyan, Surakarta Januari 2014 Pimpinan Ranting Aisyiyah Keprabon Januari 2014 Umat Katholik Lingkungan St. Thomas, Purwosari Januari 2014 Masjid Al-Huda, Tapen RT 01/V, Nusukan Januari 2014 Kantor PPAI Banjarsari, Surakarta

71 Januari 2014 Pimpinan Ranting Aisyiyah Joho Januari 2014 Masjid Al-Amin, RT 07/II, Kadipiro Januari 2014 Pimpinan Ranting Aisyiyah Jayengan Januari 2014 Pimpinan Ranting Muhammadiyah Gandekan Januari 2014 Umat Katholik Lingkungan St. Marcus Januari 2014 Umat Katholik Lingkungan Evangelista Januari 2014 PimpinanRanting Aisyiyah Banyuanyar Januari 2014 Forum Perekat Bangsa (FPB) Surakarta Januari 2014 Masjid Al-Amien Gandekan Januari 2014 Pimpinan Ranting Aisyiyah Jagalan Januari 2014 Asrama Haji Donohudan Januari 2014 Umat Katholik Wilayah St. Matheus Januari 2014 PC NU Surakarta Januari 2014 Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Surakarta Januari 2014 Lakpesdam Surakarta Februari 2014 Masjid Subulussalam Komplang Februari 2014 Balai Muhammadiyah Surakarta Februari 2014 Wanita Katholik RI Ranting Kecamatan Jebres Februari 2014 Wanita Katholik RI Ranting Kecamatan Banjarsari Februari 2014 Masjid Al-Amin Bibis Luhur Februari 2014 Wanita Katholik RI Ranting Kecamatan Serengan

72 Februari 2014 Wanita Katholik RI Anak Ranting Perum Mojosongo Februari 2014 Kelompok Getsemane GKJ RW XXVI, Kadipiro Februari 2014 Wanita Katholik RI Ranting Kecamatan Laweyan Februari 2014 Wanita Katholik RI Anak Ranting Joyosuran Februari 2014 Pengurus Ranting NU Februari 2014 Majelis Tafsir Al-Qur an Surakarta Februari 2014 Pimpinan Cabang Aisyiyah Solo Utara Februari 2014 Gereja St. Paulus Kleco, Surakarta Februari 2014 Fatayat Nahdlatul Ulama Cabang Surakarta Februari 2014 Lingkungan St. Maria Regina Purbowardayan Maret 2014 Harlah Nahdlatul Ulama Ke Maret 2014 Wanita Katholik RI Ranting Pasar Kliwon Maret 2014 Masjid Al-Mu min Kleco Maret 2014 Pimpinan Ranting Aisyiyah Timuran Maret 2014 Pengajian Fatayat NU Kota Surakarta Maret 2014 Wanita Katholik RI Gereja Purbayan Maret 2014 PCNU Kota Surakarta Maret 2014 Pimpinan Ranting Aisyiyah Kratonan Maret 2014 Pimpinan Ranting Aisyiyah Tipes Maret 2014 Pengajian Asma ul Husna, Semanggi Maret 2014 Pimpinan Ranting Aisyiyah Banyuanyar

73 Maret 2014 Pimpinan Ranting Aisyiyah Serengan Maret 2014 Wanita Katholik RI Mangkubumen Maret 2014 Lingkungan St. Marcus Purwosari Utara Maret 2014 Masjid Al-Ikhlas, Bayan Krajan Maret 2014 Pimpinan Cabang Aisyiyah Majelis Dikdasmen Solo Selatan Maret 2014 Masjid Al-Munir, Jebres Maret 2014 Kelompok Bimbingan Haji Amal Syuhada, Yayasan Al-Ikhwan Maret 2014 Pimpinan Cabang Muhammadiyah Solo Selatan Maret 2014 Pimpinan Ranting Muhammadiyah Serengan Maret 2014 Masjid Al-Huda, Griyan, Pajang April 2014 Pengurus Masjid Kelurahan Purwosari April 2014 PKU Muhammadiyah April 2014 PKU Muhammadiyah April 2014 Masjid Syuhada April 2014 Forsap Surakarta Sumber : KPU Kota Surakarta

74 142 Tabel 3.6 Sosialisasi Oleh Relawan Demokrasi Kelompok Perempuan No Tanggal Tempat 1. 8 Januari 2014 Kelompok Belajar Usaha Kelurahan Sewu Januari 2014 Pagutri Pasar Kliwon Januari 2014 Kaukus Perempuan Surakarta Januari 2014 Forum Komunikasi Kader Posyandu Surakarta Januari 2014 LKM Pajang Sejahtera Januari 2014 PKK RT 01/XIII, Purwosari Januari 2014 Forum Komunikasi Pembantu Pembina KB, Kedunglumbu Januari 2014 Warga RT 04/III, Kedunglumbu Januari 2014 Warga RT 03/VII, Cinderejo Januari 2014 Warga RT 05/VIII, Cinderejo Januari 2014 Warga RT 04/VIII, Cinderejo Januari 2014 PKK RT 03/XIII, Purwosari Januari 2014 Paguyuban RT/RW Kelurahan Jayengan Februari 2014 Warga RT 03/VII, Karangasem Februari 2014 Ibu Ibu Arisan Sekar Wangi Februari 2014 PKK RT 01/I, Jajar Februari 2014 LKM Purwo Kuncoro Februari 2014 Kelompok Ibu Ibu Jayanti

75 Februari 2014 Jaringan Perempuan Usaha Kecil Februari 2014 PKK RW VII, Pajang Februari 2014 LKM Bengawan Sewu Makmur Februari 2014 Warga RT 04/II, Kadipiro Februari 2014 Kelurahan Kadipiro Februari 2014 Warga RT 05/VIII, Karangasem Februari 2014 Warga RW XXV, Kadipiro Februari 2014 Warga RT 01/XII, Sumber Trangkilan Februari 2014 Yayasan Dharma Ibu Cabang Surakarta Februari 2014 Warga RT 06/XX, Kadipiro Maret 2014 PKK Kelurahan Jebres Maret 2014 Warga RW VI, Kadipiro Maret 2014 Pengajian Ibu Ibu Banyuagung Maret 2014 Warga RT 04/XVI, Pajang Maret 2014 Warga RW XV, Semanggi Maret 2014 Warga RT 06/II, Karangasem Maret 2014 Paguyuban RW VIII, Panularan Maret 2014 Forum Komunikasi Kader Posyandu Jebres Maret 2014 Warga RT 08/XIII, Gilingan Maret 2014 Posyandu RW VI, Pajang Maret 2014 Dharma Wanita Kota Surakarta Maret 2014 PKK Kecamatan Banjarsari

76 Maret 2014 KB Mawar, Kedunglumbu Maret 2014 Sanggar Kegiatan Belajar Kota Surakarta Maret 2014 Posyandu Lansia Wredha Utama, Purwosari Maret 2014 Warga RT 02/IV, Purwosari Maret 2014 Kelurahan Kerten Maret 2014 Warga RT 03/XI, Purwosari Maret 2014 PKK Kelurahan Laweyan Maret 2014 PKK RW VIII, Jayengan Maret 2014 Warga RT 02/IV, Purwosari Maret 2014 Kelurahan Kerten Maret 2014 Warga RT 03/XI, Purwosari Maret 2014 Posyandu Lansia RW VI, Pajang Maret 2014 Kaukus Perempuan Surakarta Maret 2014 Kelurahan Mangkubumen Maret 2014 Dharma Wanita Dinas Dikpora Maret 2014 PKK RW I, Tegalsari Maret 2014 PKK RW XI, Semanggi Maret 2014 PKK RW VI, Semanggi Maret 2014 Warga RT 01/II, Kerten Maret 2014 Warga RT 02/II, Kerten Maret 2014 Paguyuban Ibu Ibu Purwotomo Maret 2014 LPMK Jayengan

77 Maret 2014 Warga RT 01/VII, Sangkrah Maret 2014 Pertemuan Biro Perempuan Perjuangan Maret 2014 Gerakan Sayang Ibu April 2014 Himpaudi Kota Surakarta Maret 2014 Warga RT 01/VII, Purwosari April 2014 Yayasan Krida Paramita Surakarta April 2014 Warga RW V, Gilingan April 2014 Kelurahan Purwosari Sumber : KPU Kota Surakarta Tabel 3.7 Sosialisasi Oleh Relawan Demokrasi Kelompok Marginal No Tanggal Tempat Januari 2014 Sanggar Kegiatan Belajar Semanggi Januari 2014 Paguyuban Pedagang Kaki Lima 3. 8 Februari 2014 Solidaritas Masyarakat Pinggiran Surakarta Februari 2014 Himpunan Seniman Jalanan Surakarta Februari 2014 Asosiasi Pedagang & PKL Hasanudin Februari 2014 Solidaritas Masyarakat Pinggiran Surakarta Februari 2014 Paguyuban Asongan Semangat Kerja Surakarta 8. 3 Maret 2014 Pengajian Paguyuban Tukang Becak Tegalsari Maret 2014 Pedagang Pasar Mojosongo

78 Maret 2014 Yayasan LSK Bina Bakat Maret 2014 Kelompok Usaha Bersama Surakarta Maret 2014 DPD APKLI Kota Surakarta Maret 2014 Bakso & Mie Ayam OO April 2014 UPTD Sanggar Kegiatan Belajar Sumber : KPU Kota Surakarta d. Strategi Komunikasi Interpersonal - Sosialisasi di Ruang Publik Metode sosialisasi tatap muka yang dilakukan oleh KPU Kota Surakarta di samping memberikan pengarahan di komunitas, juga dilakukan melalui memberikan informasi kepada masyarakat di ruang ruang publik. KPU Kota Surakarta mendatangi pusat keramaian seperti pasar, terminal, stasiun dan Solo Car Free Day dimana masyarakat banyak melakukan aktifitas di sana. Sosialisasi melalui ruang publik dilakukan oleh KPU Kota Surakarta dengan membagikan leaflet, stiker, dan memperkenalkan kertas suara juga mengingatkan tanggal pemungutan suara. Di Car Free Day itu kita bekerjasama dengan Diskominfo Kota Surakarta. Kita buka stand di depan Sriwedari, menyajikan informasi tentang Pemilu 9 April sambil membagikan leaflet dan menunjukkan contoh surat suara. Kemudian di Solo Grand Mall kita dua kali kesana, menginformasikan kalau 9 April ada Pemilu. Juga di Solo Balapan dan Teminal Tirtonadi Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakarta tanggal 16 Mei 2014 pukul 13:00.

79 147 Salah satu Relawan Demokrasi untuk kelompok marginal, Marbandi adalah salah seorang yang selalu ikut dalam rangkaian sosialisasi Pemilu di pasar pasar tradisional. Menurutnya ketika blusukan di pasar, sosialisasi dilakukan dengan membagi bagikan leaflet dan stiker kepada para pedagang pasar. Kalau di pasar pasar itu sekadar memberi brosur, memberi stiker. Mengingatkan jangan lupa bu, tanggal 9 nanti nyoblos. Misalkan ada pertanyaan lalu nanti kita menjelaskan. 84 Sosialisasi melalui ruang publik ini adalah salah satu bentuk inovasi dari KPU Kota Surakarta. Melihat kinerja beberapa Relawan Demokrasi yang kurang maksimal, kemudian dibuat program sosialisasi yang baru agar kinerja Relawan Demokrasi dapat terpacu menjadi lebih baik. Berikut adalah data sosialisasi di ruang publik yang telah dilakukan oleh KPU Kota Surakarta: 84 Wawancara dengan Marbandi di Manahan tanggal 21 Mei 2014 pukul 10:00.

80 148 Tabel 3.8 Sosialisasi di Ruang Publik NO HARI/TANGGAL LOKASI WAKTU 1. Minggu, 9 Februari Minggu, 16 Februari Minggu, 23 Februari Minggu, 2 Maret Minggu, 9 Maret Minggu, 23 Maret Minggu, 30 Maret Jumat, 4 April Sabtu, 5 April Minggu, 6 April Senin, 7 April Selasa, 8 April 2013 Solo Car Free Day, Jl. Slamet Riyadi (Bekerjasama dengan Diskominfo) Pasar Nangka Pasar Legi Solo Balapan Terminal Tirtonadi Pasar Nusukan Pasar Mojosongo Komunitas motor di Jl. Slamet Riyadi Pasar Ledoksari Pasar Gede Pasar Harjodaksino Pasar Kadipolo Pasar Gading Pasar Notoharjo Sumber : KPU Kota Surakarta Selama Solo Car Free Day sd WIB sd WIB & WIB WIB sd WIB sd WIB Malam hari sd WIB sd WIB sd WIB sd WIB sd WIB sd WIB

81 149 e. Strategi Komunikasi Media - Sosialisasi Media Cetak Salah satu sarana sosialisasi yang tidak dapat ditinggalkan adalah sosialisasi melalui media massa. Media massa dapat dibagi menjadi beberapa bagian lagi, salah satunya adalah media cetak. KPU Kota Surakarta juga memanfaatkan media cetak lokal seperti koran Joglosemar dan Solopos untuk memberitakan perkembangan persiapan Pemilu Legislatif 2014 maupun sosialisasi yang telah dilakukan. Ketua KPU Kota Surakarta, Agus Sulistyo menyatakan bahwa sosialisasi melalui media cetak tidak hanya dimaknai ketika KPU Kota Surakarta memasang iklan di media tersebut. Melainkan segala jenis pemberitaan yang berkaitan dengan KPU Kota Surakarta juga menjadi sebuah bentuk sosialisasi tersendiri, walaupun tidak secara langsung. Setiap tahapan, setiap masuk koran itu adalah strategi. Ada wartawan datang kesini, ingin ambil foto kegiatan, berita yang lagi heboh kemudian melakukan wawancara. Barangkali ada juga yang kita bayar. Misalnya mengumumkan Dafrar Calon Tetap DPRD Surakarta. 85 Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui koran Joglosemar dan Solopos, dalam kurun waktu Januari 2014 sampai dengan April 2014 ditemukan 45 berita yang terkait dengan KPU Kota Surakarta di Joglosemar. Sementara di koran Solopos, ditemukan 35 berita yang berkaitan dengan KPU Kota Surakarta. Daftar lengkap berita tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: 85 Wawancara dengan Agus Sulistyo di KPU Kota Surakarta tanggal 27 Juni 2014 pukul 13:00.

82 150 Tabel 3.9 Berita Mengenai KPU Kota Surakarta di Koran Joglosemar (Januari April 2014) No Tanggal Berita 1. Sabtu, 18 Januari 2014 Daftar Pemilih Tetap Berkurang 738 Orang 2. Selasa, 21 Januari 2014 Parpol Tunggu Aturan Pemberian Suara 3. Selasa,4 Februari 2014 KPU Terima Botol Tinta Pemilu 4. Rabu,5 Februari 2014 Aturan B aru KPU. Coblos Dua Caleg Dihitung Sah 5. Jumat,21 Februari Surat Suara Tiba di KPU 6. Senin,24 Februari 2014 Suara di TPS Bisa Langsung Diakses 7. Rabu,26 Februari 2014 PKPU Dinilai Ganjal Industri Kreaftif 8. Jumat,29 Februari 2014 PPK dan PPS Banjarsari Pertanyakan Macetnya Anggaran 9. Minggu,2 Maret 2014 Siswa Tunagrahita Kesulitan Beri Hak Pilih 10. Senin,3 Maret 2014 Tekan Angka Golput, Mahasiswa Berorasi di CFD 11. Selasa,4 Maret 2014 Lima Parpol Harus Perbaiki Laporan 12. Rabu,5 Maret 2014 Kampanye Pileg Dimulai 16 Maret 13. Rabu,5 Maret 2014 Jadwal Kampanye Rapat Umum Parpol/DPD Pileg 2014 Surakarta 14. Rabu,5 Maret 2014 Rusak, 30 Ton Surat Suara Akan Dimusnahkan 15. Jumat,7 Maret 2014 PDIP Terkuat,PPP Terkecil 16. Sabtu,8 Maret 2014 Panwascam Terima 10 Aduan Pelanggaran Pemilu 17. Minggu,9 Maret 2014 Minim Anggaran, KPPS Terpilih Tanpa Dilantik 18. Senin,10 Maret Pemilih Rawan Golput 19. Selasa,11 Maret 2014 Pasien Diminta Nyoblos ke TPS Terdekat

83 Kamis,13 Maret 2014 Jelang Kampanye Bersama Akhir Pekan,Parpol Kompak Usung Budaya 21. Jumat,14 Maret 2014 Warga Golput Bakal Dicatat 22. Jumat,14 Maret 2014 Ingat, 27 Hari Lagi Coblosan! 23. Sabtu,15 Maret 2014 Golput Bakal Ditandai. Warga Merasa Disudutkan 24. Sabtu,15 Maret 2014 Kampanye Bersama, 32 Jalan Ditutup 25. Rabu,19 Maret 2014 PKS Solo Pilih Pawai 26. Selasa,25 Maret 2014 Kampanye Simpatik, PDIP Bagikan Bunga 27. Rabu,26 Maret 2014 PPK Jebres Diganjar Surat Peringatan 28. Rabu,26 Maret 2014 Kampanye Dengan Fasilitas Negara. Panwaslu Serahkan Keputusan ke Gakkumdu 29. Rabu,26 Maret 2014 Golkar Yakin Taklukan Jateng 30. Kamis,27 Maret 2014 Bedah Rumah Dari Golkar Terindikasi Money Politic 31. Kamis,27 Maret 2014 KPU Tegur Empat Parpol 32. Kamis,27 Maret 2014 Anak Harusnya Bermain, Bukan Kampanye 33. Kamis,27 Maret 2014 Kampanye, PPP Pilih Ziarah 34. Jumat, 28 Maret 2014 Panwaslu Pantau Reses di Masa Kampanye. Anggota Dewan Dijatah Rp17 Juta 35. Jumat, 28 Maret Surat Suara Rusak 36. Sabtu, 29 Maret 2014 KPU Tetapkan Jadwal Baru. Kampanye Terbuka Bisa Rawan Gesekan 37. Sabtu, 29 Maret 2014 Caleg Golkar Tolak Politik Uang 38. Selasa, 1 April 2014 TPS Harus Ramah Difabel 39. Kamis, 3 April 2014 Solo Kekurangan 8000-an Undangan Pemilih 40. Jumat, 4 April 2014 Relawan Difabel Dilibatkan Awasi Pemilu Sabtu, 5 April 2014 H-5 Pemilu KPU Gencarkan Sosialisasi

84 Minggu, 6 April Warga Tercecer Pendataan Pemilu 43. Selasa, 8 April 2014 Logistik Siap Masuk ke TPS Tabel 3.10 Berita Mengenai KPU Kota Surakarta di Koran Solopos (Januari April 2014) No Tanggal Berita 1. Jumat, 7 Februari 2014 Logistik KPU Solo Belum Lengkap 2. Minggu, 23 Februari Surat Suara Tiba di KPU Rabu, 26 Februari 2014 Ruang Gerak Dibatasi, Asppro Solo Protes Peraturan KPU 4. Minggu, 2 Maret Siswa SLB Simulasi Nyoblos 5. Selasa, 4 Maret 2014 Parpol Mendapat Kesempatan 3 Kali Kampanye 6. Rabu, 5 Maret 2014 Pelipat Kertas Suara Pun Dilarang Bawa Tas 7. Kamis, 6 Maret 2014 Pelipatan dan Penyortiran Surat Suara Salahi SOP 8. Kamis, 6 Maret 2014 KPU Terima Surat Suara 9. Jumat, 7 Maret 2014 KPU Solo Temukan 766 Surat Suara Rusak 10. Minggu, 9 Maret Pemilih Pemula Rentan Golput 11. Senin, 10 Maret 2014 KPU "Kampanye" Lewat Jalan Sehat 12. Selasa, 11 Maret 2014 KPU Kekurangan 3000 Surat Suara 13. Rabu, 12 Maret 2014 Pelipatan Kertas Suara, KPU Pakai Gelanggang Pemuda 14. Kamis, 13 Maret 2014 KPU Ingatkan Parpol Serahkan Nama Jurkam Maksimal H Kamis, 13 Maret 2014 KPU Pertanyakan Keamanan Logistik

85 Jumat, 14 Maret 2014 Panwascam Menyoal Kertas Sosialisasi Mirip Surat Suara 17. Sabtu, 15 Maret Parpol Beratraksi 18. Sabtu, 15 Maret 2014 Kertas Mirip Surat Suara Tidak Digunakan 19. Minggu, 16 Maret 2014 Parpol Janji Pemilu Damai 20. Selasa, 18 Maret 2014 Pejabat Kedubes AS Pelajari Demokrasi di Solo 21. Rabu, 19 Maret 2014 PPK Jebres Menata Kotak Suara 22. Jumat, 21 Maret 2014 KPU Cari Lokasi Pengepakan Logistik TPS 23. Jumat, 21 Maret 2014 KPU Minta Klarifikasi PPK dan PPS 24. Selasa, 25 Maret 2014 KPU Beri Sanksi Kepada Anggota PPK dan PPS 25. Sabtu, 29 Maret 2014 KPU Ubah Jadwal Kampanye, Parpol Kecele 26. Rabu, 2 April 2014 Petugas TPS Diminta Memindai Formulir C1 27. Kamis, 3 April 2014 Logistik Pemilu Belum Beres 28. Kamis, 3 April Petugas Linmas Dapat Honor 29. Kamis, 3 April 2014 KPU Sosialisasikan Pemilu di Rutan 30. Jumat, 4 April Anggota KPPS Terancam Dipecat 31. Jumat, 4 April 2014 DPTb Susut menjadi 516 Pemilih 32. Sabtu, 5 April 2014 Partisipasi Pemilih Pengaruhi BPP 33. Sabtu, 5 April 2014 Rela Lembur Hingga Dini Hari Demi Logistik 34. Sabtu, 5 April 2014 KPU Blusukan ke Pasar Tradisional 35. Minggu, 6 April 2014 Hari Ini, Logistik Pemilu Mulai Didistribusikan

86 154 f. Strategi Komunikasi Media - Sosialisasi Media Elektronik Selain media cetak, media lain yang digunakan sebagai sarana sosialisasi adalah media elektronik. Sosialisasi dilakukan oleh KPU Kota Surakarta melalui pemasangan iklan di radio, talkshow di radio dan tv serta pemasangan iklan memanfaatkan jasa TV iklan dan website situs berita. Untuk sosialisasi melalu pemasangan iklan radio, KPU Kota Surakarta menjalin kerjasama dengan 10 stasiun radio lokal Surakarta. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Ketua KPU Kota Surakarta, Agus Sulistyo sebagai berikut: Media elektronik kita menggunakan beberapa strategi. Yang pertama radio. Kita ada di 10 stasiun radio, baik yang swasta maupun pemerintah. Satu hari 5 10 kali diputar (iklan) di 10 stasiun radio. 86 Kasubag Teknis dan Hubmas, Setyo Budiarto melengkapi pernyataan tersebut sebagai berikut: Kalau di radio itu juga misalnya di Solopos FM, JPI dan RRI. Seperti iklan satu menit itu. Kemudian setiap dua hari sekali saya sendiri ditelpon oleh JPI. Jadi tanya perkembangannya dan disiarkan secara langsung. 87 Selain melakukan sosialisasi dalam bentuk pemasangan iklan, KPU Kota Surakarta juga memanfaatkan undangan untuk talkshow dari beberapa stasiun radio dan TV lokal sebagai sarana sosialisasi. 86 Wawancara dengan Agus Sulistyo di KPU Kota Surakarta tanggal 27 Juni 2014 pukul 13:00. 13: Wawancara dengan Setyo Budiarto di KPU Kota Surakarta tanggal 16 Mei 2014 pukul

87 155 Untuk media kami juga menjadi narasumber. Misalnya dalam dialog interaktif atau debat publik. 88 Akan tetapi, karena kebanyakan undangan untuk menjadi narasumber dalam acara di stasiun TV atau radio diterima secara informal (via telepon atau SMS), maka KPU Kota Surakarta mengalami kesulitan untuk mendata secara lengkap talkshow yang sudah diisi baik oleh Ketua maupun Komisioner KPU Kota Surakarta. Kalau diundang, selama ini kita selalu siap. Kalau saya itu gampang tinggal di SMS dan dijadwalkan. Temanya apa urusan belakangan, asal masih berhubungan dengan Pemilu. Di RRI, di TATV itu banyak (talkshow) tidak terhitung. Belum kalau setiap ada event, selalu ngabari wartawan. Itu salah satu strategi kami. Kami nggak ada anggaran tapi bagaimana kegiatan KPU Surakarta bisa kelihatan. 89 Berikut adalah data talkshow melalui stasiun TV dan radio lokal yang berhasil ditelusuri oleh KPU Kota Surakarta: Tabel 3.11 Talkshow di Stasiun TV dan Radio Lokal No Tanggal Tempat Tema 1. 8 April 2014 Studio 1 TATV Masih Perlukah Kuota 30% Perempuan Dipertahankan 88 Wawancara dengan Kajad Pamudji Joko Waskito di KPU Kota Surakarta tanggal 14 Mei 2014 pukul 13: Wawancara dengan Agus Sulistyo di KPU Kota Surakarta tanggal 27 Juni 2014 pukul 13:00.

88 Februari 2014 Studio RRI Upaya KPU Menaikkan Jumlah Partisipasi Pemilih Maret 2014 Kampus Politeknik Indonusa RRI Goes to Campus Nyoblos Itu Keren Maret 2014 Kampus Unisri RRI Goes to Campus Nyoblos Itu Keren Maret 2014 Studio RRI Dialog Interaktif Aspirasi Merah Putih Pemilu Untuk Difabilitas Sumber : KPU Kota Surakarta Metode lain yang ditempuh oleh KPU Kota Surakarta untuk melakukan sosialisasi adalah melalui pemasangan iklan lewat Wall-TV. Wall-TV adalah salah satu metode untuk beriklan menggunakan media televisi yang diletakan di tempat tempat keramaian di Surakarta seperti restoran dan rumah sakit. Melalui Wall-TV, KPU Kota Surakarta menayangkan iklan untuk mengingatkan kepada masyarakat tanggal 9 April 2014 adalah hari pemungutan suara untuk Pemilu Legislatif 2014 Media lain kita menggunakan Wall-TV. Wall-TV itu hanya ada di beberapa titik. Misalnya di Mbok Giyem, ruang tunggu RS, dan stasiun. Hanya ada 32 titik di Surakarta, ada di pusat pusat kerumunan. Kita mengingatkan tanggal 9, jadi cuma 1 menit. Secara tidak langsung, misal menunggu orang sakit bisa lihat. Wall-TV itu sehari ditayangkan 60 kali selama 1 bulan. Entah itu masuk atau tidak ya kita coba Wawancara dengan Agus Sulistyo tanggal 27 Juni 2014

89 157 Salah satu metode sosialisasi yang tergolong baru dan diterapkan oleh KPU Kota Surakarta adalah memasang iklan pada website timlo.net. Jikalau masyarakat mengakses timlo.net, maka dalam tampilan website tersebut terdapat iklan sosialisasi oleh KPU di bagian pojok situs. Sosialisasi dilakukan selama 1 bulan sebelum pelaksanaan Pemilu Legislatif Ketua KPU Kota Surakarta menyatakan strategi strategi ini merupakan pengembangan dan kreativitas dari yang sudah ditetapkan oleh KPU RI. Setiap buka (timlo.net) sudah ada sosialisasi. Di situ sudah ada, di bagian pojok. Selama 1 bulan itu. pengunjungnay menurut versi timlo ada orang selama 1 bulan. Cuma itu barangkali kan tidak menyasar wilayah Surakarta saja. Kalau pasang iklan di TATV, misalnya 5 juta itu untuk 1 jam. Padahal kalau streaming bisa 1 ½ bulan. Bayar TATV juga belum tentu masyarakat nonton semua. Sama sama belum tentu nonton, ya mending yang 1 ½ bulan. 91 g. Strategi Komunikasi Media - Sosialisasi Media Luar Ruang Metode sosialisasi yang juga selalu ada dalam setiap pelaksanaan Pemilu adalah sosialisasi dengan memanfaatkan media luar ruang. KPU Kota Surakarta melakukan pemasangan baliho dan spanduk di beberapa titik strategis di Kota Surakarta. Titik titik pemasangan baliho dan spanduk sejatinya sudah diatur dalam surat edaran dari KPU Provinsi Jawa Tengah. Baliho dan spanduk harus terpasang di setiap kantor Kecamatan dan Kelurahan serta tempat keramaian atau berkumpulnya masyarakat. KPU Kota Surakarta selain melakukan pemasangan baliho dan spanduk di lokasi 91 Wawancara dengan Agus Sulistyo di KPU Kota Surakarta tanggal 27 Juni 2014 pukul 13:00.

90 158 tersebut, juga memasang baliho di hampir semua persimpangan jalan di Surakarta, terutama yang ramai dan sering dilalui oleh masyarakat. Baliho dan spanduk yang dipasang mayoritas berisi ajakan untuk menggunakan hak pilih pada tanggal 9 April 2014 disertai dengan gambar maskot Pemilu. Namun terdapat juga beberapa spanduk yang memuat nama dan foto daftar calon wakil rakyat pada Pemilu Legislatif 2014 Gambar 3.9 Baliho Sosialisasi di Kota Surakarta Sumber : Joglosemar dan Solopos April 2014

91 159 h. Strategi Komunikasi Budaya Kirab Budaya Pemilu Sosialisasi melalui jalur budaya salah satunya ditempuh KPU Kota Surakarta melalui acara kirab budaya. Sejatinya, acara kirab budaya merupakan kemasan lain dari deklarasi Pemilu damai, yang dibuat menyesuaikan dengan budaya dan kearifan lokal Kota Surakarta. Ketua KPU Kota Surakarta mengakui, keberadaan Surakarta yang terkenal sebagai kota budaya harus dimanfaatkan sebagai salah satu sarana sosialisasi kepada masyarakat. Sehingga untuk memperkenalkan Pemilu dan partai politik peserta Pemilu 2014, pada tanggal 15 Maret 2014 KPU Kota Surakarta mengadakan gelaran kirab budaya. Acara kirab budaya dikemas menyerupai karnaval dengan rute dari Stadion Manahan hingga Balaikota Surakarta, melalui Jalan Slamet Riyadi. Dalam kirab budaya tersebut, baik partai politik maupun perangkat Pemilu lainnya menampilkan berbagai aktrasi kebudayaan untuk menghibur masyarakat yang menyaksikan. Kirab budaya itu sebenarnya dalam kerangka deklarasi Pemilu damai. Namun kemudian kita keas sebagai sebuah acara kirab budaya. Jadi 12 parpol kita ajak semua, mengeluarkan maksimal 150 massa dan menampilkan 3 kesenian daerah Wawancara dengan Agus Sulistyo di KPU Kota Surakarta tanggal 27 Juni 2014 pukul 13:00.

92 160 Gambar 3.10 Sosialisasi Melalui Kirab Budaya Sumber : Dokumentasi KPU Kota Surakarta

RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI, PENDIDIKAN PEMILIH, DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM

RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI, PENDIDIKAN PEMILIH, DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI, PENDIDIKAN PEMILIH, DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM 1. Untuk mengakomodir asas kepentingan umum dan untuk menjamin kemudahan

Lebih terperinci

-3- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM

-3- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM -2- e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sosialisasi politik merupakan salah satu cara dalam menyebarluaskan informasi politik, sehingga fungsi sosialisasi politik yaitu untuk memberikan pengetahuan dan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. menyebarluaskan informasi kegiatan menyangkut tahapan, jadwal dan program Pemilihan;

BAB I PENDAHULUAN. a. menyebarluaskan informasi kegiatan menyangkut tahapan, jadwal dan program Pemilihan; BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sosialisasi pada Pemilihan Umum merupakan proses penyampaian informasi tentang kegiatan menyangkut tahapan dan program penyelenggaraan Pemilihan, melalui media cetak

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PENYUSUNAN DAN PENETAPAN DAFTAR PEMILIH DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Daftar Pemilih. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. Penetapan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Daftar Pemilih. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. Penetapan. No.845, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Daftar Pemilih. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. Penetapan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA

PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA 1. Menambahkan sasaran pelaksanaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1582, 2013 KOMISI PEMILIHAN UMUM. Partisipasi. Masyarakat. Penyelenggaraan. Pemilihan Umum. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH UNTUK PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN.

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH UNTUK PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN. - 2 - Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014; MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH UNTUK PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.376, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KPU. Pemilu. Presiden. WAPRES. Daftar Pemilih. Penyusunan. Pencabutan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya masyarakat memegang peran utama dalam praktik pemilihan umum sebagai perwujudan sistem demokrasi. Demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat

Lebih terperinci

JURNAL STRATEGI KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI PEMILU (Studi Kasus KPU Kota Surakarta Dalam Pemilu Legislatif 2014)

JURNAL STRATEGI KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI PEMILU (Studi Kasus KPU Kota Surakarta Dalam Pemilu Legislatif 2014) JURNAL STRATEGI KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI PEMILU 2014 (Studi Kasus KPU Kota Surakarta Dalam Pemilu Legislatif 2014) Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018 MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018 Disampakain pada acara Jogja Campus Fair Keluarga Kudus Yogyakarta 28 JANUARI 2018 Oleh

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM RELAWAN DEMOKRASI (RELASI) PEMILU TAHUN 2014

PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM RELAWAN DEMOKRASI (RELASI) PEMILU TAHUN 2014 PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM RELAWAN DEMOKRASI (RELASI) PEMILU TAHUN 2014 I. PENDAHULUAN Program relawan demokrasi adalah gerakan sosial yang dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilih

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. 1. Persepsi Mahasiswa Penyandang Disabilitas Tentang Aksesibilitas Pemilu

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. 1. Persepsi Mahasiswa Penyandang Disabilitas Tentang Aksesibilitas Pemilu BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Persepsi Mahasiswa Penyandang Disabilitas

Lebih terperinci

Ruang lingkup surat edaran ini meliputi terdiri dari :

Ruang lingkup surat edaran ini meliputi terdiri dari : C. Ruang Lingkup Ruang lingkup surat edaran ini meliputi terdiri dari : Formulir alat bantu periksa pelaksanaan pemilu akses bagi pemilih penyandang disabilitas untuk kelompok penyelenggara pemungutan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan BAB II DESKRIPSI LOKASI A. Komisi Pemilihan Umum (KPU) 1. Visi Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel,

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL NOMOR : 51 /Kpts/KPU-Kab /2015.

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL NOMOR : 51 /Kpts/KPU-Kab /2015. [WIN7A1\1 j KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL NOMOR : 51 /Kpts/KPU-Kab-002.434826/2015. TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan BAB I I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan

Lebih terperinci

No.851, 2014 BAWASLU. Perhitungan dan Pemungutan. Suara. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

No.851, 2014 BAWASLU. Perhitungan dan Pemungutan. Suara. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. No.851, 2014 BAWASLU. Perhitungan dan Pemungutan. Suara. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 05/Kpts/KPU-Wng-012329512/2010 TENTANG PEDOMAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan Reforma Agraria)

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan

Lebih terperinci

PKPU NOMOR 26 TAHUN 2013

PKPU NOMOR 26 TAHUN 2013 PKPU NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA DALAM PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

APA DAN BAGAIMANA PEMILU 2004?

APA DAN BAGAIMANA PEMILU 2004? APA DAN BAGAIMANA PEMILU 2004? Hak Pemilih T: Apa yang menjadi Hak Anda sebagai Pemilih? J: Hak untuk terdaftar sebagai pemilih bila telah memenuhi semua syarat sebagai pemilih. Hak untuk memberikan suara

Lebih terperinci

Penutup. Lampiran : Semua formulir di TPS dan cara pengisian Contoh sosialisasi Suara Sah Model C

Penutup. Lampiran : Semua formulir di TPS dan cara pengisian Contoh sosialisasi Suara Sah Model C Penutup Lampiran : Semua formulir di TPS dan cara pengisian Contoh sosialisasi Suara Sah Model C 56 Model C Halaman 2 57 58 Model C Halaman 3 (Partai Politik) Model C Halaman 3 (DPD) 59 Contoh Pengisian

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan

Lebih terperinci

Draft Ketiga, 11 Sep 2012

Draft Ketiga, 11 Sep 2012 PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR. TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH UNTUK PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH Komisi

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Pada bagian ini akan dipaparkan gambaran tentang partisipasi politik penyandang disabilitas di Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto dalam Pilkada 2015. Hasil penelitian

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN RELAWAN DEMOKRASI (RELASI) RELAWAN PILGUB DKI SI MONAS PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA TAHUN 2017

PETUNJUK PELAKSANAAN RELAWAN DEMOKRASI (RELASI) RELAWAN PILGUB DKI SI MONAS PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA TAHUN 2017 PETUNJUK PELAKSANAAN RELAWAN DEMOKRASI (RELASI) RELAWAN PILGUB DKI SI MONAS PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA TAHUN 2017 PENDAHULUAN Program relawan demokrasi adalah gerakan sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedaulatan rakyat ini juga dicantumkan di dalam Pasal 1 butir (1) Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kedaulatan rakyat ini juga dicantumkan di dalam Pasal 1 butir (1) Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum untuk selanjutnya disebut Pemilu yang diselenggarakan secara langsung merupakan perwujudan kedaulatan rakyat. Pengakuan tentang kedaulatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Bagi sebuah bangsa

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 10 TAHUN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik

BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik Bab ini menjelaskan tentang: A. Ketahui Visi, Misi dan Program Peserta Pemilu. B. Kenali Riwayat Hidup Calon.

Lebih terperinci

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH DI DALAM NEGERI DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM.

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH DI DALAM NEGERI DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM. - 2-2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843) sebagaimana

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 28 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN Dalam bab tiga ini akan menjelaskan analisis sistem yang sedang berjalan dan pemecahan masalah. Analisis dan pemecahan masalah di dapat dari sumber data yang diperoleh

Lebih terperinci

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD 1945 yang diamandemen Hukum, terdiri dari: Pemahaman Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Pemahaman

Lebih terperinci

DIVISI TEKNIS PENYELENGGARA, HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA DAN HUPMAS

DIVISI TEKNIS PENYELENGGARA, HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA DAN HUPMAS LAPORAN TAHAPAN PEMUNGUTAN, PENGHITUNGAN DAN REKAPITULASI PEROLEHAN SUARA PADA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 DIVISI TEKNIS PENYELENGGARA, HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA DAN HUPMAS KOMISI

Lebih terperinci

No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN TAHAPAN KAMPANYE

Lebih terperinci

LAPORAN RISET PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILU

LAPORAN RISET PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILU LAPORAN RISET PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILU LITERASI POLITIK KAUM DIFABEL (Studi Kasus Pada Pemilih Tunanetra Di Kabupaten Banjarnegara Dalam Pemilu Legislatif Dan Pemilu Presiden 2014)

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI II DPR-RI KE PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DALAM RANGKA PERSIAPAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK MASA PERSIDANGAN IV TAHUN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat. Pada pasal 1 ayat 2 Undang-

I. PENDAHULUAN. kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat. Pada pasal 1 ayat 2 Undang- 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi, yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat. Pada pasal 1 ayat 2 Undang- Undang Dasar Tahun 1945 dinyatakan

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019 RANCANGAN KONSULTASI DPR RI PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Pengantar Ketua KPU. Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Pengantar Ketua KPU. Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Pengantar Ketua KPU Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan YME, karena modul yang sudah lama digagas ini akhirnya selesai juga disusun dan diterbitkan oleh

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang

BAB I PENDAHULUAN. antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 2014 merupakan tahun politik bagi Indonesia. Disebut tahun politik antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang melibatkan setidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud Maksud penyusunan laporan ini adalah : 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pohuwato selama Pelaksanaan Pemilihan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umumyang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana ked

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umumyang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana ked - 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umumyang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

C. Manajemen Pengelolaan Pelayanan

C. Manajemen Pengelolaan Pelayanan STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN KUNJUNGAN RUMAH PINTAR PEMILU BOENDA TANAH MELAYU KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU A. Latar Belakang Rumah Pintar Pemilu (RPP)

Lebih terperinci

Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Oleh Husni Kamil Manik (Ketua KPU RI) Disampaikan dalam acara rakornas Kemendagri 3 Juni 2014 Konsolidasi Pilpres Empat kunci pelaksanaan tahapan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN TAHAPAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.407, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAAN UMUM. Daftar Pemilih. Pemilih Umum Anggota DPR. DPD. DPRD. Penyusunan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENYUSUNAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KPUD BANTUL

BAB II GAMBARAN UMUM KPUD BANTUL BAB II GAMBARAN UMUM KPUD BANTUL A. Profil KPUD Bantul Dalam konteks penyelenggaraan negara dan pemerintahan, perumusan rencana kerja pemerintah baik jangka pendek, menengah, maupun panjang telah digagas

Lebih terperinci

Ketentuan ayat (1) Pasal 14 diubah dan Pasal 14 ayat (2) huruf e dan huruf f dihapus sehingga Pasal 14 berbunyi sebagai berikut:

Ketentuan ayat (1) Pasal 14 diubah dan Pasal 14 ayat (2) huruf e dan huruf f dihapus sehingga Pasal 14 berbunyi sebagai berikut: - 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-Undang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT. NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT. NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMETAAN PERSEPSI ATAS PENYELENGGARAAN SOSIALISASI KEPEMILUAN, PARTISIPASI DAN PERILAKU PEMILIH DI KABUPATEN BANGLI Kerjasama Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bangli dan Fakultas

Lebih terperinci

Menimbang : a. Mengingat : 1.

Menimbang : a. Mengingat : 1. Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1. 2. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 66 ayat (1) huruf a dan d Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Lebih terperinci

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1225, 2017 KPU. Penyelenggaraan PEMILU. Tahapan, Program dan Jadwal. Tahun 2019. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN,

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA DALAM

Lebih terperinci

-2- tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014;

-2- tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014; -- tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 04; MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KOMISI

Lebih terperinci

BAB III DATA RESPONDEN

BAB III DATA RESPONDEN BAB III DATA RESPONDEN A. JENIS KELAMIN RESPONDEN Penelitian ini sebagian besar mengambil kelompok laki-laki sebagai responden. Dari 8 responden yang diwawancarai dan yang ikut FGD, terdapat orang responden

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG 1 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN PENETAPAN DAFTAR PEMILIH TETAP DALAM PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB 4 Pelaksanaan Penghitungan Suara 4.1 Persiapan Penghitungan Suara

BAB 4 Pelaksanaan Penghitungan Suara 4.1 Persiapan Penghitungan Suara BAB 4 Pelaksanaan Penghitungan Suara 4.1 Persiapan Penghitungan Suara Ketua KPPS dibantu Anggota KPPS : Mengatur tempat dan perlengkapan rapat penghitungan suara. (Lihat Gambar 3: BAGAN PENGHITUNGAN SUARA)

Lebih terperinci

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 74, Pasal 75, dan Pasal 76 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi, dan kondisi masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya partisipasi politik.

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS Anang Dony Irawan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya 60113 Telp. 031-3811966,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.698, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM. Penyelenggaraan. Pemilu. DPR. DPD. DPRD. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADUAL PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PATI

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PATI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PATI KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PATI NOMOR : 07/Kpts/KPU-Kab.012.329311/V/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS SOSIALISASI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara yang menganut paham demokrasi, dan sebagai salah satu syaratnya adalah adanya sarana untuk menyalurkan aspirasi dan memilih pemimpin

Lebih terperinci

PEMILIHAN UMUM TAHUN Agustus Februari PENYUSUNAN PERATURAN KPU 1 Agustus Januari 2019

PEMILIHAN UMUM TAHUN Agustus Februari PENYUSUNAN PERATURAN KPU 1 Agustus Januari 2019 LAMPIRAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019 TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

: Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 26 Februari 2013;

: Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 26 Februari 2013; 2 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.891, 2014 KPU. Pemungutan. Penghitungan. Suara. Pemilu Presiden. Wakil Presiden. Perubahan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. BAWASLU. Perlengkapan. Pemungutan Suara. Perencanaan. Pengadaan. Pendistribusian. Pengawasan. Tata Cara.

BERITA NEGARA. BAWASLU. Perlengkapan. Pemungutan Suara. Perencanaan. Pengadaan. Pendistribusian. Pengawasan. Tata Cara. No.396, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Perlengkapan. Pemungutan Suara. Perencanaan. Pengadaan. Pendistribusian. Pengawasan. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN PERENCANAAN, PENGADAAN, DAN PENDISTRIBUSIAN PERLENGKAPAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM DPR, DPD DAN DPRD. Komisi Pemilihan umum

UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM DPR, DPD DAN DPRD. Komisi Pemilihan umum UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM DPR, DPD DAN DPRD Komisi Pemilihan umum TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU 2009 pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih, 5 April-5Okt

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR: 10/Kpts/KPU-Prov-010/2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI

Lebih terperinci

Peraturan KPU No. 26 Tahun Tentang Pemungutan dan Penghitungan suara di TPS

Peraturan KPU No. 26 Tahun Tentang Pemungutan dan Penghitungan suara di TPS Peraturan KPU No. 26 Tahun 2013 Tentang Pemungutan dan Penghitungan suara di TPS Azas Penyelenggaraan a. langsung; b. umum; c. bebas; d. rahasia Penyelenggaraan a. mandiri; b. jujur; c. adil; d. kepastian

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 02/Kpts/KPU-Wng-012329512/2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN,

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KOTA BANDA ACEH

DAFTAR INFORMASI PUBLIK KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KOTA BANDA ACEH DAFTAR INFORMASI PUBLIK KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KOTA BANDA ACEH No Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilihan Umum 1 Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun 2012. Rekapitulasi Jumlah Pemilih Tetap (DPT)

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan Reforma Agraria)

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU PENYELENGGARA

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR: 30/Kpts/KPU-Prov-010/2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS

Lebih terperinci

: Matriks Kinerja dan Pendanaan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang

: Matriks Kinerja dan Pendanaan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang Lampiran 1 : Matriks Kinerja dan Pendanaan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SUMEDANG Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SOSIALISASI DAN PENYAMPAIAN INFORMASI PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, Rancangan Uji Publik RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG SOSIALISASI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN

Lebih terperinci

MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014.

MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014. MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014. HASIL RISET PARTISIPASI MASYARAKAT OLEH KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR : 03/Kpts-K/KPU-Kab-012.329506/2013 TENTANG PENETAPAN PEDOMAN TEKNIS ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI

Lebih terperinci

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG Oleh : Nurul Huda, SH Mhum Abstrak Pemilihan Kepala Daerah secara langsung, yang tidak lagi menjadi kewenangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman segala sesuatu aktifitas kerja dilakukan secara efektif dan efisien serta dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas,

Lebih terperinci

C. Tujuan Penulisan. Berikut adalah tujuan penulisan makalah pemilukada (Pemilihan Umum Kepala. Daerah).

C. Tujuan Penulisan. Berikut adalah tujuan penulisan makalah pemilukada (Pemilihan Umum Kepala. Daerah). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa demokrasi ini, pelaksanaan pemiliham umum secara langsung tidak hanya untuk lembaga legislatif serta presiden dan wakil presiden. Pemilihan umum kepala daerah

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR : 22/Kpts/KPU-Prov-010/TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

Lampiran: Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi selatan Nomor : 01/Pilgub/Kpts-KPU-Prov-025/VI/2012 Tanggal : 19 Juni 2012

Lampiran: Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi selatan Nomor : 01/Pilgub/Kpts-KPU-Prov-025/VI/2012 Tanggal : 19 Juni 2012 Lampiran: Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi selatan Nomor : 01/Pilgub/Kpts-KPU-Prov-025/VI/2012 Tanggal : 19 Juni 2012 TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR

Lebih terperinci

Laporan Kegiatan Perekrutan Badan Ad Hoc

Laporan Kegiatan Perekrutan Badan Ad Hoc Laporan Kegiatan Perekrutan Badan Ad Hoc A. PPK Sejak dimulai pendaftaran dan Penyerahan Persyaratan Administrasi PPK pada tanggal 20 april s/d 29 april 2015, terdapat 71 orang yang mendaftar. Dari 71

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: - 2 - Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5678); 3. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM, Bahan Uji Publik 18 Maret 2015 RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2015 TENTANG SOSIALISASI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci