BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Manajemen Pengertian Akuntansi Manajemen sudut, yaitu : Menurut Mulyadi (2001:2) akuntansi manajemen dapat dipandang dari dua Sebagai salah satu tipe akuntansi, akuntansi manajemen merupakan suatu sistem pengolahan informasi keuangan yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan bagi kepentingan pemakai intern organisasi. Sebagai salah satu tipe informasi, akuntansi manajemen merupakan tipe informasi kuantitatif yang menggunakan uang sebagai satuan ukuran, yang digunakan untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan pengelolaan perusahaan. Maka pengertian akuntansi manajemen menurut Mulyadi (2001:2), yaitu : Akuntansi manajemen adalah informasi keuangan yang merupakan keluaran yang dihasilkan oleh tipe akuntansi manajemen, yang dimanfaatkan terutama oleh pemakai intern organisasi. yaitu : Pengertian akuntansi manajemen menurut Bambang Hariadi (2002:2), Akuntansi manajemen merupakan proses identifikasi, pengukuran, pengumpulan, analisis, pencatatan, interpretasi dan pelaporan kejadian-kejadian ekonomi suatu badan usaha yang dimaksudkan agar manajemen dapat menjalankan fungsi perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. S. Munawir (2002:287), berpendapat bahwa : Akuntansi manajemen adalah proses dalam suatu organisasi untuk menghasilkan informasi yang digunakan manajemen dalam perencanaan, implementasi, dan pengawasan aktivitas organisasi". 9

2 10 Menurut Horngren, Sundem dan Stratton (2002:5), pengertian akuntansi manajemen, yaitu : Management accounting the branch of accounting that produces information for managers within an organization, it is the process of identifying, measuring, accumulating, analyzing, preparing, interpreting, and communicating information that helps managers fulfill organizational objectives. Sedangkan Horngren et al (2000:2), mengemukakan pengertian akuntansi manajemen yaitu : Management accounting measure and report financial and nonfinancial information that helps managers make decisions to fulfill the goals of an organization. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi manajemen merupakan proses identifikasi, pengukuran, akumulasi, analisis, pencatatan, interpretasi, dan penyampaikan informasi untuk menghasilkan laporan-laporan yang digunakan oleh pihak internal, terutama bagi manajer untuk merencanakan, mengimplementasikan, dan mengawasi kegiatan organisasi Tujuan Akuntansi Manajemen Tujuan akuntansi manajemen menurut Hansen dan Mowen yang dialihbahasakan oleh Dewi Fitriasari, dan Deny Arnos Kwary (2006:4) adalah: Sistem akuntansi manajemen mempunyai tiga tujuan umum, yaitu : 1. menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen, 2. menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan, 3. menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. 2.2 Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Informasi biaya yang sistematis dan komparatif, serta data biaya dan laba analitis dibutuhkan agar manajer dapat menetapkan target laba, menetapkan target

3 11 departemental untuk manajemen tingkat menengah dan manajemen operasi, mengevaluasi efektivitas rencana, menunjukan keberhasilan atau kegagalan tertentu, mengidentifikasikan dan memilih strategi, serta memutuskan penyesuaian dan perbaikan dalam organisasi. Informasi keuangan dapat digunakan pihak manajemen untuk memperoleh informasi biaya, tapi pihak manajemen sering mengalami kesulitan karena manajemen hanya memperoleh informasi berupa biaya total untuk memproduksi barang atau menyerahkan jasa. Biaya total tersebut tidak banyak membantu manajemen dalam melakukan perencanaan dan pengendalian biaya manajemen. Maka pihak manajemen membutuhkan informasi terperinci mengenai biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi dan penjualan barang atau jasa, informasi tersebut adalah akuntansi biaya. Pengertian akuntansi biaya menurut Mulyadi (2007:7), yaitu : Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Menurut Hansen dan Mowen yang dialihbahasakan oleh Penerbit Salemba Empat (2000:2), pengertian akuntansi biaya, yaitu : Akuntansi biaya adalah suatu hibrida dari akuntansi dan manajemen keuangan. Akuntansi biaya memberikan informasi mengenai biaya perusahaan dan dapat digunakan baik untuk tujuan internal dan eksternal. William K. Carter yang dialihbahasakan oleh Krista (2006:30), mengemukanan bahwa : Akuntan telah mendefinisikan biaya sebagai suatu nilai tukar, pengeluaran, atau pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat". Dari definisi-definisi di atas, disimpulkan bahwa akuntansi biaya adalah suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, penyajian dan penafsiran data biaya perusahaan, yang digunakan untuk tujuan internal dan eksternal.

4 Tujuan Akuntansi Biaya Tujuan akuntansi biaya menurut Mulyadi (2007:7), yaitu : Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok : penentuan kos pokok produk, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan khusus. Horngren et al (2000:3), mengemukakan suatu pendapat bahwa : Cost accounting providers information for both management accounting and financial accounting, it measures and reports financial and nonfinancial information that relates to the cost of acquiring or consuming resources by an organization. William K. Carter yang dialihbahasakan oleh Krista (2006:31), mengemukakan bahwa : Suatu objek biaya (cost object), atau tujuan biaya (cost objective), didefinisikan sebagai suatu item atau aktivitas yang biayanya diakumulasi dan diukur. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan akuntansi biaya adalah menyediakan informasi biaya atau harga pokok pdoduksi bagi kepentingan manajemen untuk perencanaan, pengendalian biaya, penentuan harga pokok produk dalam pengambilan pada pesanan khusus. Jadi manajer harus memahami akuntansi biaya untuk mengambil keputusan yang tepat dagar dapat menjalankan fungsinya dalam perusahaan. 2.3 Biaya Pengertian Biaya Biaya mempunyai dua pengertian yang berbeda, yaitu biaya sebagai cost (biaya) dan biaya sebagai expense (beban). Dari kedua istilah tersebut sering dianggap sama prakteknya, sehingga menimbulkan kesulitan dalam membedakannya, maka kedua istilah tersebut perlu diberi batasan yang jelas.

5 13 Pengertian biaya menurut Mulyadi (2007:8) dalam arti luas, yaitu : Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Pengertian biaya menurut Mulyadi (2007:8) dalam arti sempit, yaitu : Biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Selain definisi, Mulyadi (2007:8) juga mengemukakan 4 unsur pokok dalam definisi biaya, yaitu : Ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut di atas : 1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, 2. Diukur dalam satuan uang, 3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi, 4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. Bambang Hariadi (2002:43) mengemukakan pengertian biaya adalah sebagai berikut : Biaya dapat dipandang sebagai suatu nilai tukar yang dikeluarkan atau suatu pengorbanan sumber daya yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat di masa datang. Biaya dapat dipisahkan menjadi aktiva atau assets (unexpired cost) dan biaya atau expenses (expired cost). Biaya dianggap sebagai asset apabila biaya tersebut belum digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa atau belum habis digunakan, sedangkan biaya dianggap sebagai expenses jika biaya tersebut habis digunakan untuk memproduksi suatu produk atau jasa yang menghasilkan pendapatan di masa datang. Pengertian biaya menurut Hansen dan Mowen yang dialihbahasakan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary (2006:40), yaitu : Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi.

6 Penggolongan Biaya Penggolongan Biaya Secara Umum Mulyadi (2007:13) mengemukakan penggolongan biaya, sebagai berikut : Biaya dapat digolongkan menurut : 1. Objek pengeluaran, 2. Fungsi pokok dalam perusahaan, 3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiaya, 4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, 5. Jangka waktu manfaatnya Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan Manufaktur Dalam perusahaan manufaktur, umumnya memiliki tiga fungsi pokok yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu, pada perusahaan manufaktur biaya dapat digolongkan menjadi : 1. Biaya Produksi Pengertian biaya produksi menurut Mulyadi (2007:14), yaitu : Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi merupakan biaya paling penting dalam perusahaan manufaktur, yang dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai berikut : a. Biaya Bahan Baku Pengertian biaya bahan baku menurut Bambang Hariadi (2002:46), yaitu : Biaya bahan baku merupakan bagian penting dalam proses pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi atau setengah jadi. Hansen dan Mowen yang dialihbahasakan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary (2006:50), berpendapat bahwa : Biaya bahan baku langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang sedang diproduksi.

7 15 William K. Carter yang dialihbahasakan oleh Krista (2006:40), mengemukakan bahwa : Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk". b. Biaya Tenaga Kerja Langsung Pengertian biaya tenaga kerja langsung menurut Bambang Hariadi (2002:46), yaitu : Biaya tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja dalam pabrik yang terlibat langsung dalam proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Hansen dan Mowen dialihbahasakan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary (2006:50), berpendapat bahwa : Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. William K. Carter yang dialihbahasakan oleh Krista (2006:40), mengemukakan bahwa : Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. c. Biaya overhead pabrik Pengertian biaya overhead menurut Bambang Hariadi (2002:46), yaitu : Biaya overhead pabrik merupakan biaya yeng terjadi dipabrik dan berkaitan dengan proses produksi, diluar biaya bahan dan tenaga kerja langsung.

8 16 Hansen dan Mowen yang dialihbahasakan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary (2006:50), berpendapat bahwa: Semua biaya produksi selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan ke dalam satu kategori yang disebut ongkos overhead. William K. Carter yang dialihbahasakan oleh Krista (2006:42), mengemukakan bahwa : Overhead pabrik juga disebut overhead manufaktur, beban manufaktur, atau beban pabrik terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead pabrik biasanya memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Pada perusahaan manufaktur overhead juga dikenal sebagai beban pabrik atau manufacture overhead. d. Biaya utama dan konversi Pengertian biaya utama dan konversi menurut Bambang Hariadi (2002:46) yaitu : Biaya produksi pada sejumlah perusahaan masih dibagi dalam dua kelompok yaitu biaya utama (prime cost) yang meliputi seluruh biaya produksi langsung (biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung) dan biaya konversi yaitu seluruh biaya produksi kecuali biaya bahan baku langsung. Pengertian biaya utama dan konversi menurut Hansen dan Mowen yang dialihbahasakan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary (2006:52) yaitu : Biaya utama (prime cost) adalah jumlah biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya konversi adalah jumlah biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead.

9 17 Sistem penentuan biaya produk menurut Blocher, Chen, dan Lin yang dialihbahasakan oleh A. Susty Ambarriani (2001:546), yaitu : 1. Metode akumulasi biaya sistem biaya berdasarkan pesanan atau proses, 2. Metode pengukuran biaya sistem biaya sesungguhnya, normal atau standar, 3. Metode pembebanan biaya overhead sistem tradisional atau sistem berdasarkan aktivitas (activity based system) dan perlakuan biaya overhead pabrik tetap, sistem biaya variabel (variable costing) atau sistem biaya penuh (absorption costing). 2. Biaya Pemasaran Biaya pemasaran merupakan biaya yang dikeluarkan dalam hubungannya dengan usaha untuk memperoleh pesanan dan memenuhi pesanan. Contoh biaya pemasaran yaitu biaya promosi. William K. Carter yang dialihbahasakan oleh Krista (2006:43), mengemukakan bahwa : Beban pemasaran dimulai dari titik di mana biaya manufaktur berakhir. 3. Biaya Administrasi dan Umum Biaya administrasi dan umum merupakan biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. William K. Carter yang dialihbahasakan oleh Krista (2006:43), mengemukakan bahwa : Beban administratif termasuk beban yang terjadi dalam mengarahkan dan mengendalikan organisasi Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi :

10 18 1. Biaya Langsung (direct cost) Pengertian biaya langsung menurut Mulyadi (2007:14), yaitu : Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satusatunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. 2. Biaya Tidak langsung (indirect cost) Pemgertian biaya tidak langsung menurut Mulyadi (2007:15) yaitu : Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayainya. Dalam hubungannya dengan produk, biaya produksi dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Biaya produksi langsung a. Biaya bahan baku b. Biaya tenaga kerja langsung 2. Biaya produksi tidak langsung Sedangkan dalam hubungannya dengan departemen, biaya produksi dibagi menjadi dua yaitu : 1. Biaya langsung departemen 2. Biaya tidak langsung departemen Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya dalam Hubungannya dengan Perubahan Volume Aktivitas Dalam pengendalian biaya dan pengambilan keputusan, biaya dapat digolongkan menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan yaitu biaya tetap, biaya variabel, biaya semivariabel, dan biaya semifixed. Untuk lebih jelasnya, diuraikan sebagai berikut : 1. Biaya Tetap Pengertian biaya tetap menurut Mulyadi (2007:15) yaitu : Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu.

11 19 Menurut Hansen dan Mowen yang dialihbahasakan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary (2006:84), pengertian biaya tetap yaitu : Biaya tetap adalah suatu biaya yang, dalam jumlah total tetap konstan dalam rentang yang relevan ketika tingkat output aktivitas berubah. William K. Carter yang dialihbahasakan oleh Krista (2006:68), berpendapat bahwa : Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah ketika aktivitas bisnis meningkat atau menurun. Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa apabila perusahaan tidak mengadakan aktivitas sama sekali, maka biaya ini tetap ada dalam jumlah tertentu. 2. Biaya Variabel Pengertian biaya variabel menurut Mulyadi (2007:15) yaitu : Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Menurut Hansen dan Mowen yang dialihbahasakan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary (2006:50), pengertian biaya variabel, yaitu : Biaya variabel adalah biaya yang, dalam jumlah total, bervariasi secara proposional terhadap perubahan output. William K. Carter yang dialihbahasakan oleh Krista (2006:69), berpendapat bahwa : Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang totalnya meningkat secara proposional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proposional terhadap penurunan dalam aktivitas.

12 20 Dari keterangan tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Apabila perusahaan tidak mengadakan aktivitas sama sekali, maka biaya variabel tidak akan ada. b. Apabila perusahaan mengadakan aktivitas, maka biaya variabel akan ada. c. Apabila perusahaan meningkatkan aktivitasnya, maka biaya variabel juga akan mengalami peningkatan. d. Apabila perusahaan menurunkan aktivitasnya, maka biaya variabel juga akan mengalami penurunan. 3. Biaya Semivariabel (Biaya Campuran) Pengertian biaya semivariabel menurut Mulyadi (2007:15), yaitu : Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. Menurut Hansen dan Mowen yang dialihbahasakan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary (2006:87), pengertian biaya semivariabel atau campuran yaitu : Biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan variabel. William K. Carter yang dialihbahasakan oleh Krista (2006:70), berpendapat bahwa : Biaya semivariabel didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik karakteristik-karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel. Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Apabila perusahaan tidak mengadakan aktivitas sama sekali, maka biaya semivariabel akan ada dalam jumlah tertentu, yaitu sebesar unsur biaya tetap yang terkandung didalamnya.

13 21 b. Apabila perusahaan mengadakan aktivitas sama sekali, maka biaya semivariabel akan ada. c. Apabila perusahaan meningkatkan aktivitasnya, maka unsur biaya variabel yang terkandung di dalamnya akan mengalami peningkatan. d. Apabila perusahaan menurunkan aktivitasnya, maka unsur biaya variabel yang terkandung di dalamnya akan mengalami penurunan. 4. Biaya Semifixed Pengertian biaya semifixed menurut Mulyadi (2007:15), yaitu : Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. 2.4 Metode untuk Memisahkan Biaya Semivariabel ke dalam Komponen Biaya Tetap dan Variabel Menurut Hansen dan Mowen ada tiga metode pemisahan biaya semi variabel ke dalam komponen biaya tetap dan variabel yang secara luas di gunakan yaitu metode high and low points, metode scatterplot, dan metode least square. Setiap metode mengharuskan membuat asumsi penyederhanaan hubungan linier. Y = F + VX Keterangan : Y : Jumlah biaya semivariabel F : Biaya tetap V : Biaya variabel per unit X : Ukuran output kegiatan

14 22 1. High and Low Points Method (Metode Titik Tertinggi dan Terendah) Pengertian metode High and Low Point menurut Hansen dan Mowen yang dialihbahasakan oleh Penerbit Salemba Empat (2006:102), yaitu : Metode tinggi rendah adalah suatu metode untuk menentukan persamaan suatu garis lurus dengan terlebih dahulu memilih dua titik (titik tinggi dan rendah) yang akan digunakan untuk menghitung parameter permintaan dan kemiringan. Dalam metode ini bahwa hubungan antara biaya dan volume kegiatan berbentuk hubungan garis lurus dengan persamaan : atau atau Keterangan : : Biaya terendah : Biaya tertinggi : Kegiatan terendah : Kegiatan tertinggi 2. Scatterplot Method Pengertian metode Scatterplot menurut Hansen dan Mowen yang dialihbahasakan oleh Penerbit Salemba Empat (2006:102), yaitu : Metode scatterplot adalah suatu metode penentuan persamaan suatu garis dengan memplot data dalam suatu grafik. Dalam menerapkan metode Scatterplot ada beberapa langkah, yaitu : 1) Menggambarkan titik-titik data hubungan antara biaya dan kegiatan, gambaran yang disebut sebagai scattergraph. 2) Garis yang dipilih sebaiknya yang tampak paling sesuai dengan titik-titik yang ada. 3) Setelah menentukan dua titik, langkah selanjutnya adalah menghitung komponen biaya dengan menggunakan atau, seperti persamaan pada metode High and Low Points Method.

15 23 3. Least Square Method (Metode Kuadrat Terkecil) Metode Least Square menganggap bahwa hubungan antara biaya dengan volume kegiatan berbentuk hubungan garis lurus dan mengidentifikasi garis paling cocok, persamaannya sebagai berikut : Keterangan : V : Biaya variabel per unit T : Biaya tetap Y : Jumlah biaya semi variabel X : Ukuran output kegiatan N : Jumlah periode Tujuan Pemisahan Biaya Pemisahan biaya memiliki beberapa tujuan tertentu, seperti yang dikemukakan oleh William K. Carter yang dialihbahasakan oleh Krista (2006:43): Pemisahan biaya tetap dan biaya variabel diperlukan untuk tujuantujuan berikut : 1. Perhitungan tarif biaya overhead yang ditentukan sebelumnya dan analisis varian, 2. Penyusunan anggaran fleksibel dan analisis varian, 3. Perhitungan biaya langsung dan analisis marjin kontribusi, 4. Analisis titik impas dan analisis biaya-volume-laba, 5. Analisis biaya diferensial dan komparatif, 6. Analisis maksimalisasi laba dan minimalisasi biaya jangka pendek, 7. Analisis anggaran modal, 8. Analisis profitabilitas pemasaran berdasarkan daerah, produk, dan pelanggan. 2.5 Metode Penentuan Biaya Produksi Perhitungan harga pokok produksi merupakan perhitungan biaya-biaya produksi atau biaya yang terjadi dan dikorbankan sehubungan dengan proses

16 24 pengolahan bahan baku, barang setengah jadi sampai dengan barang jadi. Tujuan penentuan harga pokok produksi menurut Mulyadi (2007:65), yaitu : 1. Menentukan harga jual produk, 2. Memantau realisasi biaya produksi, 3. Menghitung laba atau rugi produk, 4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. Ada dua metode perhitungan biaya yaitu full costing method (metode biaya penuh) dan variable costing method (metode biaya variabel). Perbedaan pokok antara keduanya yaitu terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang bersifat tetap, perbedaan ini dapat mempengaruhi dalam perhitungan harga pokok produk dan penyajian laporan laba rugi Full Costing Method Pengertian full costing menurut Mulyadi (2007:132), yaitu : Full costing metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Dari definisi di atas, maka kos produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini : Biaya bahan baku Rp XX Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik variabel XX XX Biaya overhead pabrik tetap XX + Harga pokok produk Rp XX Laporan laba rugi yang disusun dengan metode ini menitik beratkan pada penyajian unsur-unsur biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi pokok yang ada dalam perusahaan yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Dengan demikian laporan laba rugi menurut metode ini yaitu :

17 25 Penjualan Rp XX Harga Pokok Penjualan XX Laba Kotor atas Penjualan Rp XX Biaya Komersial Pemasaran Rp XX Administrasi & Umum XX + Rp XX Laba Bersih Rp XX Variable Costing Method Pengertian metode variable costing menurut Mulyadi (2007:18), yaitu : Variable costing merupakan metode penetuan kos produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Dari definisi di atas, maka kos produksi menurut metode variable costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini : Biaya bahan baku Rp XX Biaya tenaga kerja langsung XX Biaya overhead pabrik variabel XX + Harga pokok produksi Rp XX Biaya overhead tetap dianggap sebagai biaya periode (period cost) yang dibebankan pada perkiraan laba rugi dalam periode berjalan karena biaya overhead tetap lebih erat hubungannya dengan kapasitas produksi jika dibandingkan dengan jumlah unit yang dihasilkan. Biaya overhead tetap akan menjadi biaya yang tidak berubah dan selalu dianggap sebagai biaya baik saat berproduksi maupun tidak berproduksi.

18 26 Metode variable costing berpandangan bahwa penundaan pembebanan suatu biaya hanya akan bermanfaat apabila dengan penundaan tersebut diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama pada periode yang akan datang. Metode ini dalam laporan rugi laba menitik beratkan pada penyajian biaya sesuai dengan perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Maka laporan rugi laba menurut metode ini akan terlihat sebagai berikut : Penjualan Rp XX Harga Pokok Penjualan Variabel XX Batas Kontribusi Bersih Rp XX Biaya Komersial Variabel : Pemasaran Variabel Rp XX Administrasi & Umum Variabel Rp XX + Rp XX Batas Kontribusi Bersih Rp XX Biaya Tetap : Overhead Tetap Rp XX Pemasaran Tetap XX Administrasi & Umum Tetap XX + Rp XX Laba Bersih Rp XX Dalam menghitung laba rugi perusahaan menurut metode variabel costing, biaya tetap disajikan secara terpisah yang akan ditutup oleh marjin kontribusi. Marjin kontribusi merupakan kelebihan hasil penjualan dari variabelnya sebelum menghasilkan laba bersih. Metode ini dapat memberikan perhitungan harga jual yang minimal.

19 Manfaat Variable Costing Method Metode variable costing menyajikan informasi biaya yang dikelompokan sesuai dengan tingkah lakunya dalam hubungannya dengan perubahan kegiatan perusahaan, maka laporan keuangan yang disusun berdasarkan metode ini dapat membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek, pengendalian biaya, dan pembuatan keputusan. Metode variable costing memiliki beberapa manfaat. Menurut Mulyadi (2007:144), yaitu : 1. Manfaat informasi variable costing dalam perencanaan laba jangka pendek. Untuk kepentingan perencanaan laba jangka pendek, manajemen memerlukan informasi biaya yang dipisahkan menurut perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Dalam jangka pendek, biaya tetap tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan, sehingga hanya biaya variabel yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen dalam pengambilan keputusannya. Oleh karena itu, metode variable costing yang menghasilkan laporan laba rugi, yang menyajikan informasi biaya variabel, yang terpisah dari informasi biaya tetap dapat memenuhi kebutuhan manajemen untuk perencanaan laba jangka pendek. Perencanaan laba jangka pendek dilakukan oleh manajemen pada saat penyusunan anggaran. Dalam proses penyusunan anggaran tersebut manajemen berkepentingan untuk menguji dampak setiap alternatif yang akan dipilih terhadap laba perusahaan. Karena dalam jangka pendek biaya tetap tidak berubah, maka informasi yang relevan dengan perencanaan laba jangka pendek adalah informasi yang berdampak terhadap hasil penjualan dan biaya variabel, yang keduanya merupakan komponen untuk menghitung laba kontribusi dan ratio laba kontribusi. 2. Manfaat informasi variable costing dalam pengendalian biaya Variable costing menyediakan informasi lebih baik untuk mengendalikan period cost dibandingkan informasi yang dihasilkan oleh full costing. Dalam full costing biaya overhead tetap diperhitungkan dalam tarif biaya overhead dan dibebankan sebagai unsur biaya produksi. Oleh karena itu manajemen kehilangan perhatian terhadap period cost tertentu yang dapat dikendalikan.

20 28 Di dalam variable costing, period costs yang terdiri biaya yang berperilaku tetap dikumpulkan dan disajikan secara terpisah dalam laporam laba rugi sebagai pengurang terhadap laba kontribusi. Dengan dipisahkannya biaya tetap dalam kelompok tersendiri dalam laporan laba rugi variable costing, manajemen dapat memperoleh informasi discretionary fixed costs terpisah dari committed fixed costs, sehingga pengendalian biaya tetap dalam jangka pendek dapat dilakukan oleh manajemen. 3. Manfaat informasi variable costing untuk pengambilan keputusan Variable costing menyajikan data yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan jangka pendek. Dalam pembuatan keputusan jangka pendek yang menyangkut mengenai perubahan volume kagiatan, period costs tidak relevan karena tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan. Variable costing khususnya bermanfaat untuk penentuan harga jual jangka pendek Kelemahan Metode Variable Costing Di samping mempunyai manfaat, metode variable costing juga mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan metode variable costing menurut Mulyadi (2007:152), yaitu : 1. Pemisahan biaya-biaya ke dalam biaya variabel dan tetap sebenarnya sulit dilaksanakan, karena jarang sekali suatu biaya benar-benar variabel atau benar-benar tetap. 2. Metode variable costing dianggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim, sehingga laporan keuangan untuk kepentingan pajak dan masyarakat umum harus dibuat atas dasar metode full costing. 3. Dalam metode variable costing, naik turunnya laba dihubungkan dengan perubahan-perubahan dalam penjualannya. Untuk perusahaan yang kegiatan usahanya bersifat musiman, metode variable costing akan menyajikan kerugian yang berlebihan dalam periode-periode tertentu, sedangkan dalam periode lainnya akan menyajikan laba yang tidak normal.

21 29 4. Tidak diperhitungkannya biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan dan harga pokok perusahaan akan mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah, sehingga akan mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk tujuan analisis keuangan. Jadi variable costing hanya menyajikan data yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan jangka pendek saja. Dalam pembuatan keputusan jangka pendek yang menyangkut mengenai perubahan volume kegiatan, period cost tidak relevan karena tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan. Variable cost khususnya bermanfaat untuk penentuan harga jual jangka pendek. 2.6 Pesanan Khusus Pengertian Pesanan Khusus Pengertian pesanan menurut William K. Carter yang dialihbahasakan oleh Krista (2006:144), yaitu: Suatu pesanan adalah output yang diidentifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu atau untuk mengisi kembali suatu item persediaan. Horngren et al (2000:381), berpendapat : One type of decision that affect output levels involves accepting or rejecting special order when where is idle production capacity and where the order has no long-run implication. We use the term one-time only special orders to describe these conditions. Pengertian pesanan khusus menurut Horngren et al (2003:387), yaitu : Manajemen sometimes faces the dicision of accepting or rejecting one time-only special order when there is idie capacity and where the order has no long-run implication. Slamet Sugiri (1994:142) mengemukakan pengertian pesanan khusus, yaitu : Pesanan khusus adalah pesanan diluar penjualan normal, biasanya dengan harga yang lebih rendah daripada harga jual normal.

22 30 Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan karakteristik dari suatu pesanan khusus, yaitu : 1. Pesanan khusus termasuk ke dalam pengambilan keputusan jangka pendek. 2. Pesanan khusus tersebut datangnya tidak rutin. 3. Jangka waktu dari pesanan khusus rata-rata kurang dari enam bulan. 4. Pesanan khusus diterima bila ada kepastian produksi yang menganggur. 5. Harga jual pesanan khusus biasanya lebih rendah dari harga jual normal. 6. Pesanan khusus tidak mempunyai implikasi jangka panjang, maksudnya dengan diterimanya pesanan tersebut tidak akan berpengaruh kepada harga pasar, pesaing dan pelanggan yang lain. yaitu : S. Munawir (2000:502), mengemukakan dua syarat dari pesanan khusus, 1. Harga jual per unit pesanan khusus di bawah harga jual normal, 2. Perusahaan masih mempunyai kapasitas menganggur sehingga penambahan produksi untuk memenuhi pesanan khusus tersebut hanya mengakibatkan peningkatan biaya variabel, sedangkan biaya tetap jumlahnya tidak berubah. Jika jumlah pesanan khusus melebihi kapasitas yang menganggur maka pesanan tersebut akan mengakibatkan biaya tetap sehingga tidak diterima". Jadi suatu pesanan dapat dikatakan sebagai pesanan khusus apabila memiliki syarat sebagai berikut : 1. Adanya kapasitas menganggur 2. Pasar yang berbeda 3. Harga jual lebih rendah daripada harga jual normal Metode Harga Pokok Pesanan Dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi dikumpulkan per pesanan dengan menggunakan kartu harga pokok, yang merupakan rincian rekening kontrol barang dalam proses di dalam buku besar. Berdasarkan biaya produksi variabel yang dikumpulkan dalam kartu harga pokok produk ini, harga pokok produk jadi dan produk dalam proses dihitung dan dicatat.

23 31 Seperti yang diketahui, perusahaan manufaktur dan jasa dapat dibagi menjadi dua jenis industri utama berdasarkan keunikan produknya. Beragam produk atau jasa mempengaruhi cara untuk penelusuran biaya. Maka dua sistem pembebanan biaya yang berbeda telah dikembangkan yaitu sistem harga pokok pesanan dan sistem harga pokok proses. Perusahaan manufaktur yang kegiatan operasionalnya hanya atas pesanan, pada umumnya akan menghasilkan produk yang sangat bervariasi dan berbeda satu sama lain sesuai keinginan konsumen. Dalam sistem ini, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan, setiap pekerjaan atau setiap konsumen. Apabila suatu pesanan atau pekerjaan telah selesai, harga pokok per unit untuk pesanan tertentu dihitung dengan membagi total biaya perpesanan dengan jumlah unit yang dihasilkan. Metode pesanan memilki karakteristik, menurut Bambang Hariadi (2002:124,) yaitu : 1. Spesifikasi produk berbeda-beda, 2. Pengumpulan biaya per pesanan, 3. Harga pokok per unit dihitung dengan membagi total biaya per pesanan dengan keluarannya setiap pesanan selesai Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus Pada umumnya customer yang melakukan pesanan khusus, meminta harga di bawah harga jual normal, bahkan seringkali harga yang diminta oleh customer berada di bawah biaya penuh, karena biasanya pesanan khusus mencakup jumlah yang besar. Dalam keadaan seperti ini, yang perlu dipertimbangkan oleh manajer penentu harga jual (Mulyadi, 2001:361), adalah : 1. Pesanan regular adalah pesanan yang dibebani tugas untuk menutup seluruh biaya tetap yang akan terjadi dalam tahun anggaran. Dengan demikian jika manajer penentu harga jual yakin bahwa seluruh biaya tetap dalam tahun anggaran akan dapat ditutup oleh pesanan yang regular, maka pesanan khusus dapat dibebaskan dari kewajiban untuk memberikan konstribusi dalam menutup biaya tetap. Dengan demikian jika misalnya kapasitas produksi belum seluruhnya dipakai, dan masih mampu untuk melayani pesanan khusus, manajer penentu harga jual dapat menerima harga jual yang berada di bawah harga jual normal, bahkan di bawah biaya penuh

24 32 untuk memproduksi dan memasarkan produk, asalkan harga jual tersebut masih di atas biaya variabel. Dalam keadaan seperti ini, harga jual yang berada di atas biaya variabel untuk memproduksi dan memasarkan produk, masih mampu menghasilkan laba konstribusi. Dan karena seluruh biaya tetap akan ditutup dari pesanan regular, maka setiap tambahan laba konstribusi dari pesanan khusus akan mengakibatkan tambahan laba bersih perusahaan. 2. Jika misalnya dengan penerimaan pesanan khusus, perusahaan diperkirakan tidak hanya akan mengeluarkan biaya variabel saja, namun memerlukan biaya tetap, karena harus beroperasi di atas kapasitas yang tersedia, maka harga jual pesanan khusus harus di atas biaya variabel ditambah dengan kenaikan biaya tetap kerena pesanan khusus tersebut 2.7 Pengambilan Keputusan Proses Pengambilan Keputusan Dalam memutuskan pilihan di antara berbagai alternatif untuk situasi tertentu, para manajer menggunakan lima proses, seperti halnya yang dikemukakan oleh Blocher, Chen, dan Lin yang dialihbahasakan oleh A. Susty Ambarriani (2001:432), yaitu : 1. Penentuan permasalahan stratejik. 2. Spesifikasi kriteria dan identifikasi tindakan alternatif. 3. Analisis biaya relevan. a. Identifikasi dan pengumpulan informasi relevan. b. Prediksi nilai masa depan dari biaya dan penerimaan relevan. c. Modal keputusan. 4. Pemilihan dan implementasi urutan tindakan terbaik. 5. Evaluasi kinerja Dalam proses keputusannya, manajer seharusnya memasukkan informasi tentang kapasitas pemanfaatan pabrik. Informasi pemanfaatan kapasitas merupakan hal penting tentang relevansi biaya kesempatan, manfaat akan hilang

25 33 jika suatu pilihan menghalangi manfaat yang dapat diperoleh dari alternatif pilihan lainnya Pengambilan Keputusan Taktis Pengambilan keputusan taktis mencakup pemilihan di antara alternatifalternatif dalam jangka pendek dan terbatas. Salah satu contoh pengambilan keputusan taktis yaitu menerima pesanan khusus dengan harga kurang dari harga jual normal untuk memanfaatkan kapasitas yang tidak digunakan dan meningkatkan laba tahun ini. Dengan kualifikasi yang sangat penting ini, dimungkinkan untuk membuat garis besar proses pengambilan keputusan taktis. Hansen dan Mowen yang dialihbahasakan oleh Penerbit Salemba Empat (2000:486), mengemukakan lima langkah yang menggambarkan proses tersebut, yaitu : 1. Mengenali dan mendefinisikan masalah. 2. Mengindentifikasi alternatif sebagai kemungkinan pemecahan masalah dan mengeliminasi alternatif yang tidak mungkin dilakukan. 3. Mengidentifikasi prediksi biaya dan manfaat yang berhubungan dengan tiap alternatif yang memungkinkan. Mengeliminasi biaya dan manfaat yang tidak relevan terhadap keputusan. 4. Membandingkan biaya dan manfaat relevan untuk tiap alternatif, dan menghubungkan tiap alternatif tersebut dengan sasaran stratejik keseluruhan bagi perusahaan dan faktor kualitatif penting lainnya. 5. Memilih alternatif dengan manfaat terbesar yang juga menunjang sasaran stratejik organisasi Pengambilan Keputusan Pesanan Khusus Keputusan pesanan khusus memfokus pada apakah pesanan dengan harga khusus sebaiknya diterima atau ditolak. Keputusan pesanan khusus merupakan contoh keputusan taktis dengan fokus jangka pendek. Peningkatan laba jangka pendek merupakan tujuan terbatas yang ditampilkan oleh keputusan pesanan khusus.

26 34 Pertimbangan dalam memutuskan apakah suatu pesanan khusus akan diterima atau ditolak adalah : Jika Maka Harga jual biaya variabel per unit > per unit Pesanan khusus diterima pesanan khusus pesanan khusus Harga jual biaya variabel per unit < per unit Pesanan khusus ditolak pesanan khusus pesanan khusus 2.8 Penerapan Metode Variable Costing dalam Efektivitas Pengambilan Keputusan atas Pesanan Khusus Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan. Dalam perencanaan, para manajer dihadapkan pada pengambilan keputusan yang menyangkut pemilihan berbagai macam alternatif diantaranya adalah menerima atau menolak pesanan khusus. Untuk memutuskan alternatif mana yang dipilih, pihak manajemen menghadapi ketidakpastian. Ketidakpastian manajemen terhadap penerimaan pesanan khsusus ini adalah apakah nantinya setelah diterima pesanan khusus tersebut dapat meningkatkan laba perusahaan atau tidak, sedangkan harga jual untuk pesanan khusus rata-rata berada di bawah harga jual normal. Di satu sisi manajemen berpikir bagaimana caranya meningkatkan laba perusahan selain dari penjualan produk regular, tapi disisi lain manajemen berfikir akan dampak diterimanya pesanan khusus tersebut. Untuk mengurangi ketidakpastian yang sedang dihadapi, pihak manajemen membutuhkan informasi sehingga memungkinkan bagi manajemen untuk menentukan pilihan yang baik dan tepat. Sesuai dengan keadaan perusahaan yang harus memilih alternatif menerima atau menolak setiap pesanan khusus, maka salah satu alat bantu manajemen dalam pengambilan keputusan adalah dengan menggunakan metode variable costing.

27 35 Adanya pesanan khusus ini berarti ada peluang bagi perusahaan tersebut untuk memperoleh tambahan pendapatan di samping kesempatan untuk membuka peluang usaha dan memanfaatkan fasilitas menganggur. Oleh karenanya, manajemen dihadapkan pada pesanan khusus yang harganya di bawah harga jual normal, ada dua kemungkinan yaitu menerima atau menolak. Jika dilihat secara sepintas, harga yang diminta oleh pemesan jauh berada di bawah harga jual normal, sehingga seolah-olah dengan menerima pesanan khusus tersebut perusahaan akan menderita kerugian. Dengan menggunakan metode variable costing, biaya-biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk pesanan khusus tersebut dapat dihitung. Peranan metode variable costing adalah untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang akan dipilih dalam kaitannya dengan penerimaan pesanan khusus. Selain itu, dengan adanya penerapan metode variable costing yang memadai di perusahaan akan berperan positif dalam meningkatkan laba perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Pada dasarnya informasi dari suatu perusahaan terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, baik pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan bukan merupakan tipe akuntansi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Setiap usaha, baik usaha kecil maupun usaha besar membutuhkan informasi akuntansi yang berguna bagi pihak manajemen. Informasi akuntansi dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Manajemen 2.1.1 Pengertian Akuntansi Manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Blocher & Cokins ( 2011 : 5) mendefinisikan bahwa : akuntansi manajemen adalah suatu profesi yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas perusahaan. Biaya didefinisikan sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING II.1. Harga Jual Penentuan harga jual suatu produk atau jasa merupakan salah satu keputusan penting manajemen karena harga yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menetapkan pilihan yang mengucurkan laba incremental terbesar. Laba

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menetapkan pilihan yang mengucurkan laba incremental terbesar. Laba BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian analisis diferensial Menurut Henry Simamora (2002:230), analisis diferensial adalah menetapkan pilihan yang mengucurkan laba incremental terbesar.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah suatu kegiatan yang ditunjukkan untuk menyediakan informasi biaya bagi manajemen yang merupakan alat dalam merencanakan, mengorganisir,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Kegiatan manajemen suatu perusahaan pada dasarnya terpusat pada dua hal yaitu perencanaan dan pengawasan. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut manajemen dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Produksi Menurut Supriyono (2000:290), Biaya produksi adalah meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi sebagai salah satu ilmu terapan mempunyai dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Salah satu yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2005:8) menyatakan bahwa pengertian biaya dalam arti luas adalah : Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan perusahaan yang bergerak di sektor industri di Indonesia mempunyai peranan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa, selain itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Manajemen 2.1.1 Pengertian Akuntansi Ada beberapa pengertian mengenai akuntansi. Menurut S. Munawir (2002:5), pengertian akuntansi dari segi prosesnya adalah: Suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Penentuan tarif merupakan salah satu bagian dari tujuan akuntansi biaya yaitu perencanaan dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen, oleh karena itu sebelum

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2007:8), Pengertian biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Akuntansi Biaya Akuntansi dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan (financial accounting) dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Walter T Harrison JR. (2011:03) Mulyadi (2009:5)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Walter T Harrison JR. (2011:03) Mulyadi (2009:5) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintah, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan komponen terpenting dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi. Setiap perusahaan yang bertujuan mencari laba (profit oriented) ataupun tidak mencari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Excavator 1 Excavator merupakan salah satu alat berat yang digunakan untuk memindahkan material. Tujuannya adalah untuk membantu dalam melakukan pekerjaan yang sulit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management 13 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management Accounting Practices (MAP) Comittee adalah: proses identifikasi, pengukuran,

Lebih terperinci

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Financial Accounting 2015-12-21 Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi merupakan bagian dari dua tipe akuntansi yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntasi Biaya Secara garis besar Akuntasi berarti pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi-transaksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial. keputusan. Salah satu informasi akuntansi diferensial sangat diperlukan

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial. keputusan. Salah satu informasi akuntansi diferensial sangat diperlukan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial Manajemen perusahaan memerlukan informasi untuk pengambilan keputusan. Salah satu informasi akuntansi diferensial sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Mulyadi (2009:1) Harrison, Horngren, Thomas, Suwardy

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Mulyadi (2009:1) Harrison, Horngren, Thomas, Suwardy BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci.

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Biaya dan Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan cabang akuntansi, yang berasal dari pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut

Lebih terperinci

BAB II UKM DAN BIAYA

BAB II UKM DAN BIAYA BAB II UKM DAN BIAYA 2.1 Usaha Kecil Menengah (UKM) 2.1.1 Pengertian UKM Usaha Kecil Menengah atau disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu pada jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih

Lebih terperinci

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Nurul Badriyah,SE,MPd ABSTRAK Direct costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sandang Indah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sandang Indah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang Analisis Perbandingan Metode Penentuan Harga Pokok Produksi pada PT. Panca Mitra Sandang Indah, maka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur, menganalisis, dan melaporkan informasi keuangan dan non

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memasukkan bagian-bagian akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan tentang bagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Ada beberapa penafsiran mengenai pengertian Akuntansi Biaya seperti yang dikemukakan oleh : Menurut Mulyadi (2005:7) dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Biaya Menjalankan suatu usaha membutuhkan biaya yang harus dikeluarkan agar perusahaan mampu terus berkualitas. Biaya sendiri merupakan hal yang sangat penting dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin ketatnya persaingan diantara

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin ketatnya persaingan diantara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin ketatnya persaingan diantara perusahaan-perusahaan yang sejenis. Persaingan ini terjadi dalam semua sektor

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bastian (2006:137) Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya.

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban (expense) dan dalam pengertian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatam perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka ini menjelaskan mengenai pengertian yang mendasari dari perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari buku ilmiah, laporan penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya memiliki

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Biaya adalah aliran sejumlah anggaran dalam mata uang yang harus

BAB II KERANGKA TEORI. Biaya adalah aliran sejumlah anggaran dalam mata uang yang harus 18 BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Definisi Biaya Biaya adalah aliran sejumlah anggaran dalam mata uang yang harus dikeluarkan dalam proses produksi suatu usaha. Biaya bisa juga dikatakan sebagai pengorbanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tinjauan penelitian terdahulu yang dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ade Zulfikar Abraham Iqbal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Akuntansi Diferensial 2.1.1 Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial Informasi diperlukan manusia untuk mengurangi ketidakpastian yang selalu menyangkut masa yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses 19 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi Manajemen 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses identifikasi, pengukuran,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat Break

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Akuntansi Biaya II.1.1. Pengertian Akuntansi Biaya Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya menurut beberapa pakar : Menurut Mulyadi (1999) Akuntansi biaya adalah proses pencatatan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Akuntansi Biaya II.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Terdapat beberapa pengertian akuntansi biaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain: Rayburn yang diterjemahkan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi. Untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Keberadaan akuntansi manajemen sangat penting di dalam suatu organisasi untuk membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas akuntansi

Lebih terperinci

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS PERILAKU BIAYA AKTIVITAS A. Konsep Dasar Perilaku Biaya Aktivitas Perilaku biaya (cost behavior) mengacu pada reaksi biaya terhadap aktivitas perusahaan. Aktivitas adalah pengorbanan waktu dan input untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Telah ada beberapa penelitian-penelitian terdahulu mengenai penetapan harga pokok produk dengan metode biaya yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya, Biaya, dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Siklus perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Pengertian biaya yang dikemukakan oleh Mulyadi, dalam bukunya akuntansi Biaya ialah sebagai berikut : - Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang

Lebih terperinci

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40).

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40). BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA II.1. Pengertian Biaya Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat

Lebih terperinci