Teknologi Ai dan Advance Machine Learning

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Teknologi Ai dan Advance Machine Learning"

Transkripsi

1 Teknologi Ai dan Advance Machine Learning Lisa Anisah :: Abstrak Machine Learning adalah cabang lanjutan Artificial Intelligent (AI), yang mencakup sistem lebih canggih seperti mampu memahami, mempelajari, memprediksi, beradaptasi, dan berpotensi beroperasi secara mandiri. Machine learning ini diprediksi mampu mengubah perilaku masa depan, yang mengarah pada penciptaan perangkat dan program yang lebih cerdas. Gartner memprediksi AI dan Machine Learning akan lebih banyak digunakan pada robot, kendaraan mandiri, elektronik untuk konsumen, virtual personal assistants, dan smart advisors. Kata Kunci: Ai, artificial intelligent, machine learning, elektronik Pendahuluan Teknologi semakin lama semakin jauh berkembang dalam hal ini kercerdasan manusia terus dan terus selalu berkembang walau terjadi banyak perdebatan tetatpi bagi mereka yang ingin menggali lebih lagi tentang AI pastinya tetap akan mengembangkannya. Di mulai dari imajinasi manusia mampu mewujudkan apa yang sebelumnya dirasa mustahil. Perkemangan ini bukan hanya sampai hari ini tetapi akan berlanjut karena manusia yang sifatnya tidak pernah puas dengan segala sesuatu. Dimulai pada tahun 1950 yang ingin membuktikan apakah ciptaan manusia berupa komputer mempunyai kecerdasan yang mirip dengan manusia atau tidak, dilakukanlah sebuah tes yang disebut tes Turing kemudian berlanjut sampai pada tahun 1956 diperkenalkanlah yang disebut AI oleh John McCarthy dan hingga saat ini masih terus dikembangkan.

2 Pembahasan Mengenal Teknologi Machine Learning (Pembelajaran Mesin) Sejarah Machine Learning Sejak pertama kali komputer diciptakan manusia sudah memikirkan bagaimana caranya agar komputer dapat belajar dari pengalaman. Hal tersebut terbukti pada tahun 1952, Arthur Samuel menciptakan sebuah program, game of checkers, pada sebuah komputer IBM. Program tersebut dapat mempelajari gerakan untuk memenangkan permainan checkers dan menyimpan gerakan tersebut kedalam memorinya. Istilah machine learning pada dasarnya adalah proses komputer untuk belajar dari data (learn from data). Tanpa adanya data, komputer tidak akan bisa belajar apa-apa. Oleh karena itu jika kita ingin belajar machine learning, pasti akan terus berinteraksi dengan data. Semua pengetahuan machine learning pasti akan melibatkan data. Data bisa saja sama, akan tetapi algoritma dan pendekatan nya berbeda-beda untuk mendapatkan hasil yang optimal. Belajar Machine Learning Machine Learning merupakan salah satu cabang dari disiplin ilmu Kecerdasan Buatan (Artificial Intellegence) yang membahas mengenai pembangunan sistem yang berdasarkan pada data. Banyak hal yang dipelajari, akan tetapi pada dasarnya ada 4 hal pokok yang dipelajari dalam machine learning. 1. Pembelajaran Terarah (Supervised Learning) 2. Pembelajaran Tak Terarah (Unsupervised Learning) 3. Pembelajaran Semi Terarah (Semi-supervised Learning) 4. Reinforcement Learning Aplikasi Machine Learning Contoh penerapan machine learning dalam kehidupan adalah sebagai berikut. 1. Penerapan di bidang kedoteran contohnya adalah mendeteksi penyakit seseorang dari gejala yang ada. Contoh lainnya adalah mendeteksi penyakit jantung dari rekaman elektrokardiogram. 2. Pada bidang computer vision contohnya adalah penerapan pengenalan wajah dan pelabelan wajah seperti pada facebook. Contoh lainnya adalah penterjemahan tulisan tangan menjadi teks. 3. Pada biang information retrival contohnya adalah penterjemahan bahasa dengan menggunakan komputer, mengubah suara menjadi teks, dan filter spam. Salah satu teknik pengaplikasian machine learning adalah supervised learning. Seperti yang dibahas sebelumnya, machine learning tanpa data maka tidak akan bisa bekerja. Oleh karena itu hal yang pertama kali disiapkan adalah data. Data biasanya akan dibagi

3 menjadi 2 kelompok, yaitu data training dan data testing. Data training nantinya akan digunakan untuk melatih algoritma untuk mencari model yang cocok, sementara data testing akan dipakai untuk mengetes dan mengetahui performa model yang didapatkan pada tahapan testing. Dari model yang didapatkan, kita dapat melakukan prediksi yang dibedakan menjadi dua macam, tergantung tipe keluarannya. Jika hasil prediksi bersifat diskrit, maka dinamakan proses klasifikasi. Contohnya klasifikasi jenis kelamin dilihat dari tulisan tangan (output laki dan perempuan). Sementara jika kelurannya bersifat kontinyu, maka dinamakan proses regresi. Contohnya prediksi kisaran harga rumah di kota Bandung (output berupa harga rumah). Dampak Machine Learning di Masyarakat Penerapan teknologi machine learning mau tidak mau pasti telah dirasakan sekarang. Setidaknya ada dua dampak yang saling bertolak belakang dari pengembangan teknolgi machine learning. Ya, dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak positif dari machine learning adalah menjadi peluang bagi para wirausahawan dan praktisi teknologi untuk terus berkarya dalam mengembangkan teknologi machine learning. Terbantunya aktivitas yang harus dilakukan manusia pun menjadi salah satu dampak positif machine learning. Sebagai contohnya adalah adanya fitur pengecekan ejaan untuk tiap bahasa pada Microsoft Word. Pengecekan secara manual akan memakan waktu berhari-hari dan melibatkan banyak tenaga untuk mendapatkan penulisan yang sempurna. Tapi dengan bantuan fitur pengecekan ejaan tersebut, secara real-time kita bisa melihat kesalahan yang terjadi pada saat pengetikan. Akan tetapi disamping itu ada dampak negatif yang harus kita waspadai. Adanya pemotongan tenaga kerja karena pekerjaan telah digantikan oleh alat teknologi machine learning adalah suatu permasalahan yang harus dihadapi. Ditambah dengan ketergantungan terhadap teknologi akan semakin terasa. Manusia akan lebih terlena oleh kemampuan gadget-nya sehingga lupa belajar untuk melakukan suatu aktivitas tanpa bantuan teknologi. AI dan Kognisi Manusia Semua orang yang merangkai model proses distribusi paralel seperti neuron, telah bekerja keras untuk mencoba menemukan solusi atas pertanyaan tentang otak sebagai mesin berpikir, dan apakah komputer mampu meniru kemampuan otak serta kognisi manusia. Otak sebagai mesin berpikir. Apa yang telah kita pelajari tentang mesin berpikir kita, yang disebut otak, adalah bahwa mesin ini berbeda secara fundamental dibandingkan dengan komputer Von Neumann yang sekarang biasa digunakan. Mungkin AI akan berperan lebih jauh jika komputer lebih menyerupai otak. Beberapa program komputer bekerja lebih efektif dari pada pikiran manusia, dan kebanyakan sangat pintar menirukan hal-hal nyata meski masih sedikit janggal. Komputer mampu memecahkan beberapa masalah, seperti sebuah soal matematika yang mendetail, lebih cepat dan lebih akurat daripada manusia. Beberapa tugas lain seperti

4 menggeneralisasi dan mempelajari pola aktivitas yang baru, dilakukan paling baik oleh manusia dan komputer masih kalah baik. Sebuah konsep penting juga telah diajukan mengenai jaringan neuron yang juga masih dipelajari, yaitu melalui sistem seperti sinapsis (seperti infranstruktur otak) yang menghubungkan unit-unit, yang dapat berubah seiring dengan pengalaman Beberapa usaha telah berhasil. Cara pandang baru mengenai kognisi manusia telah menimbulkan banyak antusiasme di antara para pendukungnya. Bahkan seorang mahasiswa yang kebetulan mempelajari tentang psikologi kognitif harus peka pada konstribusi penting terhadap dunia psikologi ini dan berperan serta pada perkembangannya di masa depan. Pada dasarnya pikiran manusia adalah murni proses manusia yang bahkan jika disintesis oleh mesin secara terpisah, tidak akan mampu diduplikasi oleh program-program AI. Analisa : AI dibuat untuk meniru kecerdasan manusia, baik input, proses atau pun outputnya. Walaupun bisa meniru cara kerja kognis manusia tetapi tetap hanya sebuah tiruan yang sampai kapan pun tak bisa menyerupai tiruannya karena kognisi manusia yang kompleks dan rumit dijelaskan dia atas bahwasanya pikiran manusia adalah murni proses manusia yang bahkan jika disintesis oleh mesin secara terpisah, tidak akan mampu diduplikasi oleh program-program AI. AI dan kognisi mempunyai kesamaan yakni dalam hal input, proses dan ouput jika dalam AI yang di input, diproses, dan di output adalah adalah data maka dalam kognisi manusia adalah stimulus. AI dan Sistem Pakar (ELIZA, Pary, Net Talk) Antusiasme para pemain awal AI langsung menanggapi tantangan yang muncul dari Tes Turing (tes menyusun sebuah tes yang melibatkan komunikasi antar manusia yang melontarkan pertanyaan dengan mahkluk pengguna bahasa) dan kemudian menuliskan program yang dirancang untuk menanggapi permintaan bahasa yang tidak bisa dipisahkan dari respon manusia. Dengan menampilkan perspektif dari pandangan yang tersembunyi, sekarang beberapa program ini menjadi tampak sedikit aneh, tetapi ilmu pengetahuan memang seringkali berkembang seperti itu. ELIZA Salah satu program komputer pertama yang mampu berkomunikasi, ELIZA, ditulis oleh Joseph Weizenbaum (1966). Beberapa revisi atas ELIZA telah dibuat dari konsep aslinya. Pada satu program yang spesifik bernama DOCTOR, ELIZA mengambil peran seperti seorang psikiater. Respon dari komputer cenderung stereotip, misalnya dia diprogram untuk merespons beberapa kunci kalimat dengan respons yang hanyalah merupakan transformasi dari kalimat aslinya. Seperti ketika pasien mengatakan kata kunci I m, ELIZA merespons dengan gaya tutur seperti Aku turut bersedih mendengar kamu... Jika

5 tidak ada kata kunci yang ditemukan, komputer akan menjawab dengan ciri-cirinya yang tanpa isi, atau pada beberapa kasus, berakhir menjadi transformasi yang lebih awal. Kapasitas manusia dalam hal pengetahuan, perasaan, kecenderungan, dinamika kelompok, dan seterusnya, terbentuk menjadi apa yang mau tidak mau kita sebut pengertian. Eliza kekurangan akan hal itu. PARRY Colby, Hilf, Weber, dan Kraemer (1972) mensimulasikan seorang pasien, dan menyebut program ini PARRY, karena ia mensimulasikan seorang pasien paranoid. Mereka memilih seorang paranoid sebagai subjek karena beberapa teori menyebutkan bahwa proses dan sistem paranoia memang ada, perbedaan respons psikotis dan respons manusia. Colby dan para rekan-rekan pelitinya mengarahkan komputer tersebut untuk melakukan tes Turing, dengan meminta sekelompok psikiater untuk mewawancarai PARRY menggunakan pesan yang disampaikan dalam bentuk ketikan. Para juri (psikiater) diminta untuk mengukur kadar paranoia dari keseluruhan respons. Meskipun Colby dan rekan-rekannya berhasil memprogram komputer yang mampu merespons serupa dengan respons seorang pasien paranoid, di mana program ini juga lulus tes Turing, tetapi program ini masih jauh dari konsep model pemahaman lengkap dan produksi bahasa. Net Talk Program ini berdasarkan pada jaring-jaring neuron, sehingga dinamakan Net Talk. Program ini dikembangkan oleh Sejnowski di sekolah medis Harvard dan Rosenberg di Universitas Princeton. Dalam program ini, Net Talk membaca tulisan dan mengucapkannya keras-keras. Model simulasi jaring neuron terdiri atas beberapa ratus unit (neuron) dan ribuan koneksi. Net Talk membaca keras-keras dengan cara mengkonversi tulisan menjadi fonem-fonem, unit dasar dari suara sebuah bahasa. Sistem ini, seperti sistem-sistem lain yang sudah kita ketahui sebelumnya, memiliki tiga lapisan : lapisan inout, di mana setiap unit merespons sebuah tulisan: lapisan output, di mana unit menampilkan ke 55 fonem dalam bahasa Inggris; dan sebuah lapisan unit tersembunyi, di mana setiap unit ditambahkan koneksinya pada setiap unit input maupun output. Net Talk membaca dengan memperhatikan setiap tulisan satu demi satu, dan dengan menscanning tiga tulisan pada setiap sisi demi sebuah informasi yang konstektual. Di sini lafal e pada net, neglect, dan red bisa ditangkap dengan bunyi yang berbeda. Setiap Net Talk membaca sebuah kata, program ini membandingkan pelafalannya dengan lafal yang benar yang disediakan manusia, kemudian menyesuaikan kekuatannya untuk memperbaiki setiap kesalahan Analisa : Setiap yang dibuat manusia pastinya memliki beberapa kelemahan mulai dari teknologi atau semacamnya. Manusia yang bersikeras bisa membuat tiruan kognisi manusia. Program ELIZA misalnya yakni jika tidak ada kata kunci yang ditemukan, komputer akan menjawab dengan ciri-cirinya yang tanpa isi, atau pada beberapa kasus,

6 berakhir menjadi transformasi yang lebih awal, atau walaupun Colby dan rekanrekannya berhasil memprogram komputer yang mampu merespons serupa dengan respons seorang pasien paranoid, di mana program ini juga lulus tes Turing, tetapi program ini masih jauh dari konsep model pemahaman lengkap dan produksi bahasa. Peran AI dalam psikologi (penggunaan AI sebagai expert system yang dapat digunakan untuk mendukung sistem pengambilan keputusan) Kepandaian buatan (AI) diartikan secara luas sebagai cabang dari ilmu komputer yang berhubungan dengan pengembangan komputer (perangkat keras) dan programprogram komputer (perangkat lunak) yang mampu meniru fungsi kognisi manusia. Sedangkan psikologi bisa diartikan sebagai ilmu mengenai jiwa, dalam hal ini kaitan atau peran AI yang paling dekat adalah psikologi kognitif, psikologi kognitif lebih menekankan mengenai kognisi manusia, dalam perkembangannya manusia menginginkan sesuatu yang lebih seperti halnya ingin menyamakan sebuah mesin dengan meniru kepandaian kognisi manusia, walau dalam perjalananya terdapat perdebatan tetapi eksperimen terus diupayakan agara bisa berhasil, hasilnya bisa kita nikmati semakin canggihnya sebuah mesin atau teknologi ciptaan manusia yang bisa membantu pekerjaan sehari-hari manusia. Sebenarnya merancang komputer yang mampu memecahkan masalah yang spesifik adalah hal yang mudah, yang sulit adalah merancang program yang serba bisa untuk mengatasi berbagai masalah yang sulit. Dan merancang sebuah program yang akan mampu beradaptasi serta mempelajari solusi atas masalah yang beraneka ragam sampai sejauh ini dipandang sebagai hal yang mustahil. Tetapi tujuan dari banyak ahli AI kontemporer adalah untuk merancang program pembelajaran yang mampu memecahkan masalah. Peran AI dalam hal ini jelas yakni agar mampu memecahkan berbagai macam masalah. Contoh bagaimana sistem AI mampu memecahkan masalah yakni terkadang manusia dalam praktek psikologi merasa bingung atau terlalu lama dalam menentukan diagnosa sesuatu maka Ai bisa hadir dalam solusi tersebut. Bagaimana menetapkan suatu diagnosa dalam klinis atau inteligensi atau menentukan validitas atau reliabilitas suatu data bisa ditentukan dengan memanfaatkan teknologi AI. Tujuan dari AI ialah untuk merancang program pembelajaran yang mampu memecahkan masalah. Ini sama saja seperti halnya membantu pekerjaan manusia walau dalam eksperimennya selalu mengundang perdebatan. AI dirancang juga untuk bisa meniru kecerdasan manusia dan inilah yang menjadi perdebatan banyak orang selain kemustahilan dikembangkannya akan hal itu. Dalam hal ini dirasa ingin menandingi ciptaan Tuhan yang sampai kapan pun tak ada yang bisa ditandingi ciptaan Nya, tetapi hal itu pastinya punya persepsi yang berbeda-beda ada yang menjadikan itu sebagai sebuah motivasi atau sebuah penentangan. Segala sesuatu yang diciptakan manusia harunya mampu menciptakan manfaat kepada manusia itu sendiri, manfaat yang bisa membantu pekerjaan manusia atau memudahkan pekerjaan manusia. Tingkat kognisi manusia yang semakin berkembang harusnya

7 mampu meningkatkan kualitas ciptaannya tanpa adanya keterbatasan dalam membangun kreativitas. Bagaimana menetapkan suatu diagnosa dalam klinis atau inteligensi atau menentukan validitas atau reliabilitas suatu data bisa ditentukan dengan memanfaatkan teknologi AI adalah sebagian dari hasil kreatifitas manusia.

8 Penutup Demikian penjelasan saya dalam mengenal lebih lanjut tentang teknologi ai dan advanced machine learning. Semoga bermanfaat. Referensi Solso, R. L., Maclin, O. H., & Maclin, M. K. (2007). Psikologi kognitif. Jakarta: Erlangga. S, Suryadi. H. (1996). Pengenalan komputer. Jakarta: Gunadarma. ults=25&page=1&lang=in$mysearch Biografi Lisa Anisah, lahir Jakarta 16 september 1996 ini sedang menjalani kuliah disalah satu Perguruan Tinggi yang berada dikota Tangerang.

BAB 1 PENGENALAN KECERDASAN BUATAN 2 Dengan definisi ini, Kecerdasan Buatan menawarkan baik media maupun uji teori kecerdasan. Teori-teori ini dapat d

BAB 1 PENGENALAN KECERDASAN BUATAN 2 Dengan definisi ini, Kecerdasan Buatan menawarkan baik media maupun uji teori kecerdasan. Teori-teori ini dapat d Bab1 Pengenalan Kecerdasan Buatan POKOK BAHASAN: Definisi Kecerdasan Buatan Sejarah Kecerdasan Buatan Sub Disiplin Ilmu dalam Kecerdasan Buatan Lingkup Kecerdasan Buatan pada Aplikasi Komersial Kecerdasan

Lebih terperinci

Pengenalan Kecerdasan Buatan (KB)

Pengenalan Kecerdasan Buatan (KB) Pengenalan Kecerdasan Buatan (KB) Pengertian Kecerdasan Buatan VS Kecerdasan Alami Komputasi KB VS Komputasi Konvensional Sejarah KB Lingkup KB Soft Computing Referensi Luger & Stubblefield - bab 1 Sri

Lebih terperinci

ARTIFICIAL INTELLIGENCE / AI (Kecerdasan Buatan)

ARTIFICIAL INTELLIGENCE / AI (Kecerdasan Buatan) ARTIFICIAL INTELLIGENCE / AI (Kecerdasan Buatan) Definisi : - Awalnya komputer difungsikan sebagai alat hitung. - Seiring dengan perkembangan jaman, komputer diharapkan dapat diberdayakan untuk mengerjakan

Lebih terperinci

10 Teknologi yang Akan Tren di Tahun 2017

10 Teknologi yang Akan Tren di Tahun 2017 10 Teknologi yang Akan Tren di Tahun 2017 Tren Teknologi Industri 2017 1. AI dan Advanced Machine Learning Machine Learning adalah cabang lanjutan Artificial Intelligent (AI), yang mencakup sistem lebih

Lebih terperinci

Sekilas Tentang Kecerdasan Buatan

Sekilas Tentang Kecerdasan Buatan Sekilas Tentang Kecerdasan Buatan Oleh: Entin Martiana Penyaji: Setiawardhana Definisi Kecerdasan Buatan Banyak cara untuk mendefinisikan Kecerdasan Buatan, diantaranya adalah : Suatu studi yang mengupayakan

Lebih terperinci

10 Teknologi yang Akan Tren di Tahun 2017

10 Teknologi yang Akan Tren di Tahun 2017 10 Teknologi yang Akan Tren di Tahun 2017 Tren Teknologi Industri 2017 1. AI dan Advanced Machine Learning Machine Learning adalah cabang lanjutan Artificial Intelligent (AI), yang mencakup sistem lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan jaman semenjak abad ke-20 ditandai dengan bertumbuhnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan jaman semenjak abad ke-20 ditandai dengan bertumbuhnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman semenjak abad ke-20 ditandai dengan bertumbuhnya penemuan-penemuan yang memberikan kemudahan bagi manusia. Dimulai dari masa revolusi industri, di

Lebih terperinci

Artificial Intelegence. Eka Yuniar

Artificial Intelegence. Eka Yuniar Artificial Intelegence Eka Yuniar DEFINISI Awalnya komputer difungsikan sebagai alat hitung. Seiring dengan perkembangan jaman, komputer diharapkan dapatdiberdayakan untuk mengerjakan segala sesuatu yang

Lebih terperinci

Gambar 1 Sistem yang menggunakan kecerdasan buatan

Gambar 1 Sistem yang menggunakan kecerdasan buatan BAB 1 PENGENALAN KECERDASAN BUATAN 1.1 DEFENISI KECERDASAN BUATAN Kecerdasan Buatan berasal dari bahasa Inggris Artificial Intelligence atau disingkat AI, yaitu Intelligence adalah cerdas, sedangkan artificial

Lebih terperinci

Jurnal Mahajana Informasi, Vol.1 No 2, 2016 e-issn: SIMULASI PERGERAKAN CHESS KNIGHT DALAM PAPAN CATUR

Jurnal Mahajana Informasi, Vol.1 No 2, 2016 e-issn: SIMULASI PERGERAKAN CHESS KNIGHT DALAM PAPAN CATUR SIMULASI PERGERAKAN CHESS KNIGHT DALAM PAPAN CATUR Dini MH. Hutagalung Program Studi Sistem Informasi Universitas Sari Mutiara Indonesia mhdini@gmail.com ABSTRAK Sistem produksi ( production system) merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan pesatnya perkembangan teknologi dalam bidang IT (Information

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan pesatnya perkembangan teknologi dalam bidang IT (Information BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan pesatnya perkembangan teknologi dalam bidang IT (Information Technology), terutama dalam bagian AI (Artificial Intelligence), telah banyak aplikasiaplikasi yang

Lebih terperinci

PENGANTAR KECERDASAN BUATAN

PENGANTAR KECERDASAN BUATAN PERTEMUAN PERTAMA PENGANTAR KECERDASAN BUATAN SEKOLAH TINGGI TEKNIK HARAPAN TAHUN AJARAN 2017-2018 Fera Damayanti Welcome Dosen Alamat : Fera Damayanti, ST, M.Kom : Jalan Karya Bakti No.26 Tanjung Pura,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal diciptakannya, komputer difungsikan sebagai alat hitung atau mengolah data yang ada untuk menghasilkan informasi dalam pengambilan keputusan. Seiring dengan

Lebih terperinci

I N T E L I G E N S I B U A T A N. Wahyu Rahardjo

I N T E L I G E N S I B U A T A N. Wahyu Rahardjo I N T E L I G E N S I B U A T A N Wahyu Rahardjo Latar Belakang Psikologi kognitif dan neurosains Bagaimana cara meniru persepsi, ingatan, bahasa dan pemikiran manusia? Mempermudah aktivitas manusia Memudahkan?

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Psikologi Kognitif. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 13

MODUL PERKULIAHAN. Psikologi Kognitif. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 13 MODUL PERKULIAHAN Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 13 Rizky Putri A. S. Hutagalung,

Lebih terperinci

Menurut Kaplan, AI mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan kecerdasan alami

Menurut Kaplan, AI mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan kecerdasan alami KECERDASAN BUATAN (AI/Artificial Intelligence) Menurut Kaplan, AI mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan kecerdasan alami (kecerdasan manusia). Kelebihan AI yaitu : AI lebih bersifat permanent

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia telekomunikasi meningkat secara signifikan dalam kurun waktu satu dekade terahir. Tidak hanya dari segi jumlah pengguna, jenis layanan yang ditawarkanpun

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING 1 Diah Malis Oktaviani (0089), 2 Tita Puspitasari (0365) Program Studi Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Machine learning (ML), bagian dari kecerdasan buatan (artificial

BAB I PENDAHULUAN. Machine learning (ML), bagian dari kecerdasan buatan (artificial BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1. Latar Belakang Machine learning (ML), bagian dari kecerdasan buatan (artificial intelligence), merupakan metode untuk mengoptimalkan performa dari sistem dengan mempelajari data

Lebih terperinci

KECERDASAN BUATAN (ARTIFICIAL INTELLIGENCE) By :Suthami A.

KECERDASAN BUATAN (ARTIFICIAL INTELLIGENCE) By :Suthami A. KECERDASAN BUATAN (ARTIFICIAL INTELLIGENCE) By :Suthami A. Definisi Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) : Bagian dari ilmu komputer yang mempelajari bagaimana membuat mesin (komputer) dapat melakukan

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PAKAR DENGAN METODE FORWARD CHAINING DAN HETEROASSOCOATIVE MEMORY UNTUK MENDETEKSI TINGKAT DEPRESI SESEORANG

RANCANGAN SISTEM PAKAR DENGAN METODE FORWARD CHAINING DAN HETEROASSOCOATIVE MEMORY UNTUK MENDETEKSI TINGKAT DEPRESI SESEORANG RANCANGAN SISTEM PAKAR DENGAN METODE FORWARD CHAINING DAN HETEROASSOCOATIVE MEMORY UNTUK MENDETEKSI TINGKAT DEPRESI SESEORANG Jasmir, S.Kom, M.Kom Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi Abstrak Depresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (intelligent system) adalah sistem yang dibangun dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. (intelligent system) adalah sistem yang dibangun dengan menggunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecerdasan buatan atau artificial intelligence merupakan bagian dari ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Neuro Fuzzy Neuro-fuzzy sebenarnya merupakan penggabungan dari dua studi utama yaitu fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang semakin maju ini, teknologi telah memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari, sehingga kemajuannya sangat dinantikan dan dinikmati para

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR KECERDASAN BUATAN

BAB I PENGANTAR KECERDASAN BUATAN BAB I PENGANTAR KECERDASAN BUATAN 1. 1 DEFINISI Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) : Bagian dari ilmu komputer yang mempelajari bagaimana membuat mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecerdasan Buatan ( Artificial Intelligence ) merupakan salah satu cabang dari ilmu computer yang membuat agar mesin atau komputer dapat melakukan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komputer dewasa ini telah mengalami banyak perubahan yang sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Komputer yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia selalu mendambakan tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia selalu mendambakan tubuh yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia selalu mendambakan tubuh yang sehat dan bugar. Hal tersebut disebabkan karena permasalahan kesehatan adalah hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan peradaban manusia dan kemajuan pesat di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan peradaban manusia dan kemajuan pesat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan peradaban manusia dan kemajuan pesat di bidang teknologi, tanpa disadari komputer telah ikut berperan dalam dunia pendidikan terutama penggunaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran berkomunikasi radio sangat ditentukan oleh keadaan lapisan E

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran berkomunikasi radio sangat ditentukan oleh keadaan lapisan E 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelancaran berkomunikasi radio sangat ditentukan oleh keadaan lapisan E sporadis yang merupakan bagian dari lapisan ionosfer. Untuk mengetahui keadaan lapisan E sporadis

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT SYSTEMS-DSS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT SYSTEMS-DSS) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT SYSTEMS-DSS) Adalah sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer dan keputusan yang harus dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya game saat ini di Indonesia menumbuhkan minat masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya game saat ini di Indonesia menumbuhkan minat masyarakat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya game saat ini di Indonesia menumbuhkan minat masyarakat terhadap game. Apalagi game merupakan salah satu cara terbaik untuk mengurangi kejenuhan akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ayam seperti halnya hewan lain juga tidak terlepas dari serangan penyakit. Antisipasi untuk mencegah dan mengenali gejala penyakit yang berbahaya sangatlah penting.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan Syaraf Tiruan (artificial neural network), atau disingkat JST menurut Hermawan (2006, hlm.37) adalah sistem komputasi dimana arsitektur dan operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini aplikasi dari Artificial Intelligence(AI) yang terbesar adalah sistem pakar (expert system). Dibandingkan dengan cabang bisnis AI lainnya, sistem pakar mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, tahapan penelitian, serta sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan di Indonesia, khususnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sigli, masih belum cukup tenaga ahli kesehatan (spesialis), padahal orang tua sangat membutuhkan

Lebih terperinci

Artificial Intelligence Apa Itu AI?

Artificial Intelligence Apa Itu AI? Artificial Intelligence Apa Itu AI? Bagaimana otak manusia bekerja? Apa itu kecerdasan? Bagaimana kita meniru otak manusia? Bagaimana kita membuat kecerdasan? Peduli amat!!! Mending melakukan sesuatu yg

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Psikologi Kognitif. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 08

MODUL PERKULIAHAN. Psikologi Kognitif. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 08 MODUL PERKULIAHAN Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 08 Rizky Putri A. S. Hutagalung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada sistem pakar, dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pada sistem pakar, dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem pakar dapat diartikan sebagai sebuah program kecerdasan komputer dengan segudang pengetahuan dari seorang pakar yang memberikan informasi secara akurat. Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kehidupan menyangkut berbagai macam aspek yang mempunyai kekhasan masalah tersendiri dan memerlukan rekomendasi atau solusi yang cepat, tepat serta akurat. Salah

Lebih terperinci

KECERDASAN BUATAN Artificial Intelligence (AI)

KECERDASAN BUATAN Artificial Intelligence (AI) KECERDASAN BUATAN Artificial Intelligence (AI) Pengertian AI Putu Putra Astawa S.Kom.,M.kom Ptputraastawa@gmail.com Ptputraastawa.wordpress.com Kedudukan Ilmu Kecerdasan Buatan Kecerdasan? Kecerdasan berasal

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan:

BAB V SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan: BAB V SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan: 1. Regresi pertama adalah regresi linear berganda yang dimana Ha (hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manusia. Sistem cerdas (intelligent system) adalah sistem yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manusia. Sistem cerdas (intelligent system) adalah sistem yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komputer pada saat ini telah mengalami banyak perubahan yang sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Komputer

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi Informasi

Pengantar Teknologi Informasi Pengantar Teknologi Informasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) Defri Kurniawan, M.Kom Fasilkom 1/7/2016 What s Artificial Intelligence What is Artificial Intelligence (AI) Cabang Science yang

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN Ahyuna 1), Komang Aryasa 2) 1), 2) Jurusan Teknik Informatika, STMIK Dipanegara Makassar 3) Jl. Perintis

Lebih terperinci

APPLIED ARTIFICIAL INTELLIGENT. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM.MT

APPLIED ARTIFICIAL INTELLIGENT. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM.MT APPLIED ARTIFICIAL INTELLIGENT Ir. Arthur Daniel Limantara, MM.MT PENILAIAN Paper 30 % Ujian Tengah Semester 30 % Ujian Akhir Semester 40 % Open Book 2 REFERENSI UTAMA INTRODUCTION TO ARTIFICIAL INTELLIGENT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penyakit Jantung adalah sebuah otot yang memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot jantung mati sewaktu

Lebih terperinci

MEMPREDIKSI KECERDASAN SISWA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS DI LP3I COURSE CENTER PADANG)

MEMPREDIKSI KECERDASAN SISWA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS DI LP3I COURSE CENTER PADANG) MEMPREDIKSI KECERDASAN SISWA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS DI LP3I COURSE CENTER PADANG) R. Ayu Mahessya, S.Kom, M.Kom, Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

GAME CATUR JAWA WITH REINFORCEMENT LEARNING

GAME CATUR JAWA WITH REINFORCEMENT LEARNING GAME CATUR JAWA WITH REINFORCEMENT LEARNING Muhammad Fauzy Teknik Informatika Politeknik Elekronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Email: fauze86@gmail.com, ABSTRAK Kecerdasan

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN PREDIKSI PENYAKIT LUDWIG ANGINA

JARINGAN SYARAF TIRUAN PREDIKSI PENYAKIT LUDWIG ANGINA doi: https://doi.org/10.5281/zenodo.1207339 JARINGAN SYARAF TIRUAN PREDIKSI PENYAKIT LUDWIG ANGINA Siti Aisyah (1), Abdi Dharma (2), Mardi Turnip (3) Sistem Informasi Fakultas Teknologi dan Ilmu Komputer

Lebih terperinci

Kecerdasan Buatan. Dosen : Dr. Ir. Dian Retno Sawitri, MT Buku : Russel and Norvig (1995) Turban (1993) Rich and Knight (1991) dll

Kecerdasan Buatan. Dosen : Dr. Ir. Dian Retno Sawitri, MT Buku : Russel and Norvig (1995) Turban (1993) Rich and Knight (1991) dll Kecerdasan Buatan Dosen : Dr. Ir. Dian Retno Sawitri, MT Buku : Russel and Norvig (1995) Turban (1993) Rich and Knight (1991) dll Definisi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) Proses Berpikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara manual dari suatu kumpulan data. Defenisi lain data mining adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. secara manual dari suatu kumpulan data. Defenisi lain data mining adalah sebagai BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Data mining merupakan serangkaian proses untuk menggali nilai tambah dari suatu kumpulan data berupa pengetahuan yang selama ini tidak diketahui secara manual dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan alat penyampaian pesan-pesan penerangan, bukan didesain untuk tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dan alat penyampaian pesan-pesan penerangan, bukan didesain untuk tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dan komunikasi yang pada mulanya adalah alat hiburan dan alat penyampaian pesan-pesan penerangan, bukan didesain untuk tujuan pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akut, TBC, diare dan malaria (pidato pengukuhan guru besar fakultas

BAB I PENDAHULUAN. akut, TBC, diare dan malaria (pidato pengukuhan guru besar fakultas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di negara yang sedang berkembang, khususnya di puskesmas sangat sulit dijumpai tenaga ahli kesehatan (spesialis), padahal orang tua sangat membutuhkan dokter spesialis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap orang, dari setiap golongan, selalu mendambakan tubuh yang sehat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap orang, dari setiap golongan, selalu mendambakan tubuh yang sehat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang, dari setiap golongan, selalu mendambakan tubuh yang sehat. Permasalahan kesehatan adalah hal yang esensial bagi setiap orang, karena merupakan modal utama

Lebih terperinci

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUSKA RIAU. IIS AFRIANTY, ST., M.Sc

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUSKA RIAU. IIS AFRIANTY, ST., M.Sc IIS AFRIANTY, ST., M.Sc Sistem Penilaian Tugas dan Keaktifan : 15% Quiz : 15% UTS : 35% UAS : 35% Toleransi keterlambatan 15 menit Handphone: Silent Costume : aturan UIN Laki-laki Perempuan Menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENGENALAN INTELEGENSI BUATAN

BAB I PENGENALAN INTELEGENSI BUATAN BAB I PENGENALAN INTELEGENSI BUATAN A. Pengantar Intelegensi Buatan (AI) Intelegensi Buatan (Artificial Intelligence) merupakan cabang terpenting dalam dunia computer yang membuat agar mesin (computer)

Lebih terperinci

BAB I. 1. Pengantar PENDAHULUAN

BAB I. 1. Pengantar PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1 1. Pengantar Interaksi Manusia Komputer (IMK) (Human Computer Interaction / HCI) Merupakan satu disiplin ilmu yang mengkaji komunikasi atau interaksi diantara pengguna dengan sistem.

Lebih terperinci

ALGORITMA NEAREST NEIGHBOR

ALGORITMA NEAREST NEIGHBOR ALGORITMA NEAREST NEIGHBOR A. Algoritma Nearest Neighbor adalah pendekatan untuk mencari kasus dengan menghitung kedekatan antara kasus baru dengan kasus lama, yaitu berdasarkan pada pencocokan bobot dari

Lebih terperinci

Muhammad Fahrizal. Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan

Muhammad Fahrizal. Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan IMPLEMENTASI JARINGAN SARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI SERVICE KENDARAAN RODA 4 DENGAN METODE BACKPROPAGATION (STUDI KASUS PT. AUTORENT LANCAR SEJAHTERA) Muhammad Fahrizal Mahasiswa Teknik Informatika STMIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan nyawa seseorang, Ironisnya gejala gejala tersebut seringkali

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan nyawa seseorang, Ironisnya gejala gejala tersebut seringkali 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gejala penyakit merupakan awal timbulnya sebuah penyakit yang dapat membahayakan nyawa seseorang, Ironisnya gejala gejala tersebut seringkali diabaikan sehingga membuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengenalan kata dalam dunia teknologi informasi merupakan suatu permasalahan yang tidak asing dalam bidang kecerdasan buatan. Pengenalan kata dalam bidang kecerdasan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA MINIMAX PADA PERMAINAN TIC-TAC-TOE SKALA 9X9

IMPLEMENTASI ALGORITMA MINIMAX PADA PERMAINAN TIC-TAC-TOE SKALA 9X9 IMPLEMENTASI ALGORITMA MINIMAX PADA PERMAINAN TIC-TAC-TOE SKALA 9X9 Dicky Herman Firmansyah zudenks@yahoo.co.id Pembimbing I : Nana Juhana, S.T., M.T. Pembimbing II : Irfan Maliki, S.T. Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Sub disiplin Psikologi Bidang terapan Psikologi

PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Sub disiplin Psikologi Bidang terapan Psikologi PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Pendekatan Biologi-saraf Pendekatan Perilaku Pendekatan Kognitif Pendekatan Psikoanalitik Pendekatan Phenomenologi Sub disiplin Psikologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1 : Ilustrasi jaringan syaraf manusia yang diadaptasi untuk ANN (Kriesel, 2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1 : Ilustrasi jaringan syaraf manusia yang diadaptasi untuk ANN (Kriesel, 2011) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rentannya kesalahan yang dapat terjadi oleh pekerjaan yang dilakukan oleh manusia dalam menganalisa, atau ketika mencoba membangun relasi antar fitur yang berjumlah

Lebih terperinci

VIII.PENGANTAR JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

VIII.PENGANTAR JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) VIII.PENGANTAR JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) 3 JARINGAN SYARAF BIOLOGIS (JSB) Otak manusia berisi sekitar 0 sel syaraf (neuron) yang bertugas untuk memproses informasi yang masuk. Tiap sel syaraf dihubungkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia komputer dan dunia pendidikan tidak dapat dipisahkan. Sistem pendidikan mengalami kemajuan di segala jenjang, termasuk dunia pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK PERTOLONGAN PERTAMA MENDIAGNOSA DEMAM Shela Shelina Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok Cina, Depok 164

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK PERTOLONGAN PERTAMA MENDIAGNOSA DEMAM Shela Shelina Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok Cina, Depok 164 EXPERT SYSTEM APPLICATION FOR FIRST AID DIAGNOSE FEVER Shela Shelina Undergraduate Program, Information Systems Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Keywords: Expert System, General Disease

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR PENGOBATAN HERBAL

SISTEM PAKAR PENGOBATAN HERBAL IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 SISTEM PAKAR PENGOBATAN HERBAL Riki Andri Yusda *1, William Ramdhan 2 *1 Program Studi Manajemen Informatika, AMIK Royal Kisaran, Jln Imam Bonjol No

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran untuk penelitian ini seperti pada Gambar 9. Penelitian dibagi dalam empat tahapan yaitu persiapan penelitian, proses pengolahan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR MATAKULIAH SISTEM CERDAS KOMPETENSI JARINGAN SYARAF TIRUAN

PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR MATAKULIAH SISTEM CERDAS KOMPETENSI JARINGAN SYARAF TIRUAN PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR MATAKULIAH SISTEM CERDAS KOMPETENSI JARINGAN SYARAF TIRUAN Slamet Wahyudi 1, Anik Nur Handayani 2, Heru Wahyu Herwanto 3 1.2.3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) Pertemuan 11 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom

JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) Pertemuan 11 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) Pertemuan 11 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom Outline Konsep JST Model Struktur JST Arsitektur JST Aplikasi JST Metode Pembelajaran Fungsi Aktivasi McCulloch

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerapannya yang semakin luas ke berbagai bidang tak terkecuali dalam

BAB I PENDAHULUAN. penerapannya yang semakin luas ke berbagai bidang tak terkecuali dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komputer yang demikian cepat serta penerapannya yang semakin luas ke berbagai bidang tak terkecuali dalam pengajaran, menjadikan komputer

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Kerangka Pikir Pengenalan wajah merupakan suatu teknologi dalam dunia kecerdasan buatan agar komputer dapat meniru kemampuan otak manusia dalam mendeteksi dan mengenali

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 APLIKASI SISTEM KEAMANAN PADA RUMAH BERBASIS CITRA WAJAH DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Hendra 2007250083

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Jaringan Syaraf Tiruan Artificial Neural Network atau Jaringan Syaraf Tiruan (JST) adalah salah satu cabang dari Artificial Intelligence. JST merupakan suatu sistem pemrosesan

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS AUTISME DAN GANGGUAN PSIKOLOGIS LAINNYA PADA ANAK BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS AUTISME DAN GANGGUAN PSIKOLOGIS LAINNYA PADA ANAK BERBASIS WEB SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS AUTISME DAN GANGGUAN PSIKOLOGIS LAINNYA PADA ANAK BERBASIS WEB TUGAS AKHIR OLEH : ARIK NUR ADITYA 0634010149 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu proses dan cara berpikir manusia yang disebut sebagai artificial

BAB I PENDAHULUAN. membantu proses dan cara berpikir manusia yang disebut sebagai artificial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin berkembangnya pengetahuan, teknologi komputer juga mengalami kemajuan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun. Hal ini ditandai dengan berkembangnya

Lebih terperinci

RANGKUMAN SIM BAB 11 MENGELOLA PENGETAHUAN (MANAGING KNOWLEDGE)

RANGKUMAN SIM BAB 11 MENGELOLA PENGETAHUAN (MANAGING KNOWLEDGE) RANGKUMAN SIM BAB 11 MENGELOLA PENGETAHUAN (MANAGING KNOWLEDGE) A. BIDANG MANAJEMEN PENGETAHUAN TABEL ALASAN PENTINGNYA DIMENSI PENGETAHUAN PENGETAHUAN SEBAGAI ASET PERUSAHAAN 1. Pengetahuan adalah asset

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penyakit jantung merupakan penyakit yang berbahaya dan menjadi penyebab kematian nomer satu di dunia (Mendis et al., 2011). Menurut data World Health

Lebih terperinci

BAB VIII PENGANTAR JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

BAB VIII PENGANTAR JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) BAB VIII PENGANTAR JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) 8.1 Komponen Jaringan Syaraf JARINGAN SYARAF BIOLOGIS (JSB) Otak manusia berisi sekitar 10 11 sel syaraf (neuron) yang bertugas untuk memproses informasi

Lebih terperinci

mental kita begitu penting bagi kehidupan

mental kita begitu penting bagi kehidupan PENGANTAR KECERDASAN BUATAN (ARTIFICIAL INTELLIGENCE) Pendahuluan Manusia memiliki nama ilmiah homo sapiens - manusia yang bijaksana - karena kapasitas mental kita begitu penting bagi kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

MATERI : 1. Human Information Processing 2. Persepsi 3. Pattern Recognition & Pandemonium 4. Perhatian 5. Memori 6. Mnemonic

MATERI : 1. Human Information Processing 2. Persepsi 3. Pattern Recognition & Pandemonium 4. Perhatian 5. Memori 6. Mnemonic MATERI : 1. Human Information Processing 2. Persepsi 3. Pattern Recognition & Pandemonium 4. Perhatian 5. Memori 6. Mnemonic Sumber : Lindsay, PH & Norman, DA. 1977. Human Imformation Processing : An introduction

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jantung, stroke, dan penyakit periferal arterial merupakan penyakit yang mematikan. Di dunia, jumlah penderita penyakit ini terus bertambah. Ketiga kategori

Lebih terperinci

Aplikasi Inferensi Bayes pada Data Mining terutama Pattern Recognition

Aplikasi Inferensi Bayes pada Data Mining terutama Pattern Recognition Aplikasi Inferensi Bayes pada Data Mining terutama Pattern Recognition Trilaksono Aribowo (18209015) Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

TEORI INTELEGENSI GUILFORD

TEORI INTELEGENSI GUILFORD TEORI INTELEGENSI GUILFORD SEJARAH Joy Paul Guilford adalah seorang psikologi berkebangsaan Amerika. Guilford lahir di Marquuette, Nebraska pada tanggal 7 Maret 1807. Semasa masih kecil, Guilford memiliki

Lebih terperinci

Artificial intelligence

Artificial intelligence Artificial intelligence Team teaching: Sri Winiarti, Andri Pranolo, dan Anna Hendri SJ Andri Pranolo W : apranolo.tif.uad.ac.id M : 081392554050 E : andri.pranolo@tif.uad.ac.id Informatics Engineering,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini dibahas : (a) media pendidikan, dan (b) minat belajar. Adapun penjelasannya sebagai berikut : A. Media Pendidikan Menurut Arsyad (2003), dalam kegiatan belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari ilmu komputer, yaitu kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Artificial

BAB I PENDAHULUAN. dari ilmu komputer, yaitu kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Artificial BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem pakar mulai dikembangkan oleh para pakar komputer kecerdasan buatan, para pakar di bidang tertentu, para pakar bahasa dan para psikolog yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Dan Manfaat

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Dan Manfaat PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perkembangan ilmu kedokteran mengalami kemajuan pesat yang ditandai dengan ditemukannya penyakit-penyakit tropis baru yang belum teridentifikasi sebelumnya. Para dokter ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengenalan lafal manusia agar dapat dilakukan oleh sebuah mesin telah menjadi fokus dari berbagai riset selama lebih dari empat dekade. Ide dasar yang sederhana

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan,

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan, BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris yaitu Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan, sedangkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Dalam beberapa tahun terakhir perkembangan Computer Vision terutama dalam bidang pengenalan wajah berkembang pesat, hal ini tidak terlepas dari pesatnya

Lebih terperinci

Model Arsitektur Backpropogation Dalam Memprediksi Faktor Tunggakan Uang Kuliah (Studi Kasus AMIK Tunas Bangsa)

Model Arsitektur Backpropogation Dalam Memprediksi Faktor Tunggakan Uang Kuliah (Studi Kasus AMIK Tunas Bangsa) IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 Model Arsitektur Backpropogation Dalam Memprediksi Faktor Tunggakan Uang Kuliah (Studi Kasus AMIK Tunas Bangsa) Agus Perdana Windarto* 1, Dedy Hartama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Citra digital saat ini sudah menjadi kebutuhan banyak orang untuk berbagai macam keperluan. Hal ini dilihat dari betapa pentingnya peranan citra digital di berbagai

Lebih terperinci