RELATIONS DISCHARGE PLANNING WITH LIFE QUALITY POST-STROKE PATIENTS IN OUT PATIENT NEUROLOGY DEPARTMENT RSAM BUKITTINGGI 2016
|
|
- Yenny Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN DISCHARGE PLANNING DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN PASCA STROKE DI POLI NEUROLOGI RSAM BUKITTINGGI TAHUN 2016 Betty * ABSTRAK Stroke merupakan penyakit terbanyak ketiga setelah penyakit jantung dan kanker, serta merupakan penyakit penyebab kecacatan tertinggi di dunia. Stroke penyebab kematian nomor 4 setelah penderita usia lanjut, diabetes melitus dan jantung, di RSAM Bukittinggi pada pasien pasca stroke ditemukan keluhan aktivitas pasien yang terbatas, cemas, mudah tersinggung, dan cepat lelah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan discharge planning dengan kualitas hidup pasien pasca stroke di Poli Neurologi RSAM Bukittinggi tahun Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study.populasi dalam penelitian ini seluruh pasien stroke dipoli Neurologi RSAM Bukittingi. Teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling, jumlah sampel sebanyak 50 orang. Instrumen yang digunakan kuesioner discharge planning dan kuesioner kualitas hidup. Hasil penelitian menunjukkan 31 responden dari 50 responden yang memiliki discharge planning yang baik. Discharge planning baik dengan kualitas hidup yang sangat baik lebih banyak yaitu 21 (67,7%), discharge planning baik dengan kualitas hidup baik yaitu 9 (29%), discharge planningbaik dengan kualitas hidup sedang yaitu 1 (3,2%) sedangkan discharge planning kurang baik sebanyak 19 responen. discharge planning kurang baik dengan kualitas hidup sangat baik yaitu 18 (94,7%), discharge planning kurang baik dengan kualitas hidup baik 0 (0%), discharge planning kurang baik dengan kualitas hidup sedang 1(5,3%). Hasil analisis diperoleh p- value = 0,034< (α=0,05). Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu ada hubungan antara discharge planning dengan kualitas hidup pasien pasca stroke di poli Neurologi RSAM Bukittinggi tahun 2016, selanjutnya diharapkan kepada pasien pasca stroke untuk meningkatkan kesehatan diri dengan cara menjalankan pola hidup yang sehat agar terciptanya kualitas hidup yang baik. Kata Kunci: Discharge Planning, Kualitas Hidup RELATIONS DISCHARGE PLANNING WITH LIFE QUALITY POST-STROKE PATIENTS IN OUT PATIENT NEUROLOGY DEPARTMENT RSAM BUKITTINGGI 2016 ABSTRACT Stroke is the third most common disease after heart disease and cancer, and the disease, highest cause disability in the word. Stroke is the fourth cause of the death after elderly age, diabetes mellitus and heart disease, in RSAM Bukittinggi it was found that patients after stroke complained about limited activity, anxious, easily offended, and get tired quickly. This study aims to examine the relationship discharge planning with the quality of life of patients after stroke in out patient neurology department RSAM Bukittinggi in This type of research was quantitative with cross sectional study approach. The populations in this study all patient with stroke at out patient neurology department RSAM Bukittinggi. a sampling technique was accidental sampling, and total of sample are 50 people. The instrument used as questionnaire were discharge planning and quality of life questionnaire. The results showed 31 respondents of 50 respondents have a good discharge planning. The good discharge planning with an excellent quality of life was the most, it was 21 (67,7%), the good discharge planning was with good quality of life 9 (29%), the good discharge planning with medium quality of life dissatisfactory 1 (3,2%), while the dissatisfactory discharge planning was 19 respondents. discharge planning with an excellent quality of life was 18 (94,7%), dissatisfactory discharge planning with a good quality of life 0 (0%), dissatisfactory discharge planning with the medium quality of life was 1 (5,3%). The results of the analysis obtained p- value= 0,034 < (a=0,05). Tthe conclusion from this research is there was a relation between discharge planning with the patient quality of life after stroke, then expected to the patien after stroke inprove the health with running a healtly lifestyle in order to create a good quality of life. Keywords: Discharge Planning, Quality of Life * Dosen STIKes Prima Nusantara Bukittinggi Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.8 No 1 Januari
2 PENDAHULUAN Stroke merupakan penyakit terbanyak ketiga setelah penyakit jantung dan kanker, serta merupakan penyakit penyebab kecacatan tertinggi di dunia (Dinata, 2013). Setiap tahun, lebih dari orang Amerika mengalami stroke, 25 % diantaranya berusia 65 tahun, dan orang meninggal akibat stroke atau akibat komplikasi segera setelah stroke. Setiap saat 4,7 juta orang Amerika Serikat pernah mengalami stroke, mengakibatkan pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan stroke mengeluarkan biaya melebihi $18 milyar setiap tahun (Adrian, 2011). Menurut American Heart Association (AHA) dalam Dinata 2013) Angka Kematian penderita stroke di Amerika setiap tahunnya adalah dari orang penderita. Menurut wold health organization (WHO) Pada tahun 2020 diperkirakan 7,6 juta orang akan meninggal karena stroke. Peningkatan tertinggi akan terjadi dinegara berkembang, terutama di wilayah Asia Pasifik (Junaidi, 2012). Di negara-negara ASEAN penyakit stroke juga merupakan masalah kesehatan utama yang menyebabkan kematian. Dari data South East Asian Medical Information Centre (SEAMIC) diketahui bahwa angka kematian stroke terbesar terjadi di Indonesia yang kemudian diikuti secara berurutan oleh Filipina, Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand (Dinata, 2013). Sedangkan angka kejadian stroke di Sumatera Barat masih tinggi. Dari profil dinas kesehatan provinsi Sumatera Barat tahun 2011 menyebutkan bahwa stroke adalah penyebab kematian nomor 4 setelah penderita usia lanjut, diabetes melitus, dan jantung (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, 2011 Dalam Huda, 2014). Data yang diperoleh dari instalasi rekam medis (2016) RSAM Bukittinggi, jumlah pasien stroke pada tahun 2014 tercatat 534 terdiri dari 446 pasien kunjungan rawat jalan dan 88 pasien kunjungan rawat inap. Pada tahun 2015 tercatat 354 terdiri dari 236 pasien kunjungan rawat jalan dan 188 pasien kunjungan rawat inap. Stroke dapat menimbulkan gangguan neurologik yang bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah yang tersumbat), manifestasi klinis dari stroke di antaranya adalah kehilangan komunikasi (afasia, disatria), gangguan persepsi yaitu ketidakmampuan menginterpretasikan sensasi gangguan fungsi kognitif dan efek psikologis dimana pasien menunjukkan gejala lapang perhatian terbatas kesulitan dalam pemahaman, pelupa dan kurang motivasi sehingga pasien mengalami frustasi dalam perawatan penyembuhan. Stroke dapat menimbulkan akibat yang bervariasi pada pasien. Ada banyak gejala yang timbul bila terjadi serangan stroke, seperti lumpuh separuh badan, mulut mencong, bicara pelo, sulit menelan, sulit berbahasa (kurang dapat mengungkapkan apa yang ia inginkan), tidak dapat membaca dan menulis, kepandaian mundur, mudah lupa, penglihatan terganggu, pendengaran mundur, perasaan penderita akan lebih sensitif, gangguan seksual, bahkan sampai mengompol, dan tidak dapat buang air besar sendiri (Hartanti, 2002) dalam (Anggarani 2009). Serangan stroke dapat mengakibatkan berbagai gangguan baik dari ketidakmampuan untuk dapat sembuh total, ringan sampai berat bahkan dapat mengakibatkan meninggal. Salah satu yang paling sering terjadi ialah rusaknya pusat gerakan otot otot di otak, sehingga berbagian otot menjadi lemah atau tidak mampu bergerak (Hadi, 2004) dalam (Anggarani, 2009) Kondisi pasca stroke mengakibatkan, penderita akan merasa dirinya cacat dan kecacatan ini menyebabkan citra diri terganggu, merasa diri tidak mampu, jelek, memalukan, dan sebagainya. Sebagian penderita pasca stroke bahkan tidak dapat melakukan pekerjaan seperti biasa. Orang orang yang sebelumnya menduduki jabatan penting terpaksa harus melepaskan jabatanya tersebut karena dampak yang ditimbulkan pasca stroke. Kondisi kondisi tersebutlah yang mengakibatkan turunnya harga diri dan meningkatkan stres. Kondisi tersebut dirasakan sebagai suatu bentuk kekecewaan atau krisis yang dialami oleh penderita. Penderita merasa kehilangan tujuan hidupnya, merasa jauh dengan teman teman, dan kehilangan kesehatan fisik secara menyeluruh. Hal tersebut menimbulkan ketegangan, kecemasan, frustasi dalam menghadapi hari esok. Tekanan tekanan tersebutlah yang biasanya mengganggu proses pengobatan secara medis maupun psikologis, sehingga akan semakin tinggi pula resiko psikologis yang dihadapi oleh penderita. Namun dampak dari suatu penyakit, akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana penderita menilai penyakit tersebut, sehingga penderita dapat mengolah tekanan yang dialami yang merupakan dampak yang ditimbulkan pasca stroke. Kecacatan pada orang dewasa akibat stroke dapat berupa pembatasan fisik, disfungsi sosial, psikologi yang dapat menyebabkan perubahan kondisi sehingga mempengaruhi banyak aspek kualitas kesehatan berhubungan dengan kehidupan atau kualitas hidup (Rahmi, 2011). Menurut (Brillianti, 2015) akibat stroke yang diderita oleh seseorang, dia menjadi tergantung pada orang lain dalam menjalankan aktivitas kehidupannya seperti makan, minum, mandi, berpakaian, dan sebagainya. Kemandirian dan mobilitas penderita stroke menjadi berkurang atau bahkan hilang, hal ini dapat berpengaruh terhadap kualitaas hidup yang dimiliki. Kualitas hidup yang menurun dapat mempengaruhi semangat hidup penderita dan keluarga yang mengasuh, oleh karena itu keluarga juga berperan dalam meningkatkan kualitas hidup penderita (Handayani & Dewi, 2009). Kualitas hidup merupakan sehat fisik, mental dan sosial dan terlepas dari penyakit (Fayers & Machin, 2000). Kualitas hidup dalam kesehatan merupakan nilai yang diberikan selama hidup dan dapat berubah karena adanya penurunan nilai fungsional, persepsi, sosial yang dipengaruhi oleh cedera, penyakit dan pengobatan (Rahmi, 2011). Kualitas hidup meliputi berbagi aspek kehidupan yang dikelompokkan menjadi tujuh kategori yang berkaitan dengan gejala fisik. Gejala fisik tersebut diantaranya nyeri, kemampuan fungsional seperti aktivitas, kesejahteraan keluarga, kesejahteraan emosi, kepuasan terapi, masalah finansial, seksualitas danlainnya (Cella,1998 dalam kariasa, 2009). Agar terciptanya kualitas hidup yang baik setelah stroke sangat bergantung Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.8 No 1 Januari
3 pada kualitas pelaksanaan dan asuhan sehingga di perlukan peran serta tenaga kesahatan dalam tim stroke, dalam hal ini tenaga kesehatan juga melibatkan pasien dan keluarga agar memiliki pemahaman tentang proses penyakitnya, mengetahui cara penanganannya serta kontinuitas perawatan pada fase rehabilitasi dan adaptasi yang di susun dalam suatu discharge planning (Almborgmel at, 2009). Tenaga pelayanan kesehatan profesional sangat berperan dalam pemulihan pasien stroke salah satunya adalah perawat. Discharge planning ini menempatkan perawat pada posisi yang penting dalam proses pengobatan pasien dan dalam team discharge planning rumah sakit, pengetahuan dan kemampuan perawat dalam proses keperawatan dapat memberikan kontinuitas perawatan melalui proses discharge planning. Perawat dianggap sebagai seseorang yang memiliki kompetensi lebih dan punya keahlian dalam melakukan pengkajian secara akurat, mengelola dan memiliki komunikasi yang baik dan menyadari setiap kondisi dalam masyarakat. Saat ini masih banyak laporan tentang pelayanan keperawatan yang kurang optimal. Salah satu kegiatan keperawatan yang belum optimal adalah kegiatan discharge planning (Yuliana, 2013) Discharge planning merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan juga pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang (Yuliana, 2013). Hasil survei awal yang dilakukan pada tanggal 16 Mei 2016 yang di dapatkan dari Poli Neurologi RSAM Bukittinggi mengatakan sudah ada pelaksanaan discharge planning, dan sudah adanya format discharge panning. Hasil wawancara dari 10 pasien pasca stroke yang sudah dirawat satu tahun yang lalu 70 % pasien mengatakan aktivitasnya bebas/ tidak terganggu, perasaannya tenang, tidak merasakan nyeri seperti pegal-pegal, ngilu-ngilu pada tubuhnya dan 30 % pasien mengatakan aktivitasnya terbatas, mudah tersinggung, cemas, cepat lelah dan merasakan nyeri seperti ngilu-ngilu, pegal pegal. Berdasarkan penjelasan data-data di atas dan survey awal di atas penulis tertarik untuk meneliti tentang Hubungan Discharge Planning Dengan Kualitas Hidup Pasien Pasca Stroke Di Poli Neurologi RSAM Bukittinggi Tahun SUBJEK DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan menggunakan Pendekatan cross sectional study yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat.,tidak ada follow up, untukmencarihubunganantara Variabel Independen (Discharge Planning) dengan variabel dependen (Kualitas Hidup) Pada Pasien Pasca Stroke (Notoadmodjo, 2010). HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Univariat Discharge Planning Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Discharge PlanningDi RSAM BukittinggiTahun 2016 Discharge Planning Jumlah Persentase (%) Kurang Baik 19 38,0 Baik 31 62,0 Total ,0 Hasil penelitian diketahui bahwa lebih dari separoh responden yaitu 31 responden (62,0%) mengatakan pelaksanaan discharge planning yang baik, dan 19 responden (38,0%) mengatakan pelaksanaan discharge planning kurang baik. Discharge planning merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang (Nursalam, 2014). Menurut Nursalam (2014) mengungkapkan tujuan discharge planning adalah menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan sosial, meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga, meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rahmi (2011) tentang Pengaruh Discharge Planning terstruktur terhadap kualitas hidup pasien stroke iskemik di RSUD AL-IHSAN dan RSUD AL-ISLAM Bandung tahun 2011, didapatkan hasil bahwa adanya perubahan nilai kualitas hidup kelompok intervensi lebih tinggi yaitu 11,38% dengan kualitas hidup baik 18 orang,(81,8%) dan kualitas kurang 4 orang (18,2%) sedangkan kelompok kontrol perubahan kualitas hidup 4,11% dengan kualitas hidup baik 4 orang (18,2%) dan kualitas hidup kurang 18 orang (81,8%). Penelitian Setyowati, 2011 dalam Yuliana, 2013), tentang pendokumentasian indikator discharge planning klien, perawat yang melakukan discharge planning pada indikator persiapan kepulangan klien sebanyak 73 % dan pada hari kepulangan klien sebanyak 89,47 %. Dalam hal serupa yang didapatkan pada Penelitian Damawiyah, 2015 adanya pengaruh penerapan discharge planning dengan pendekatan family centered nursing terhadap motivasi dan kesiapan keluarga dalam merawat pasien stroke pasca akut. Asumsi peneliti, pelaksanaan discharge planning sangat dibutuhkan pasien terutama untuk pasien stroke yang sedang di rawat di Rumah Sakit. Discharge planning merupakan bagian dari proses keperawatan dan fungsi utama dari perawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi dan dokumentasi discharge planning. Pelaksanaan discharge planning dapat membantu pasien dan keluarga untuk dapat memahami permasalahan, pencegahan yang harus ditempuh sehingga dapat mengurangi angka kambuh dan penerimaan kembali di rumah sakit dan terjadi pertukaran informasi antara pasien sebagai penerima pelayanan Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.8 No 1 Januari
4 dengan keperawatan dari pasien masuk sampai pasien keluar rumah sakit. Hasil analisa yang didapatkan dari kuesioner discharge planning dapat disimpulkan pelaksanaan discharge planning yang dilakukan sudah dilaksanakan dengan optimal, hal tersebut dapat dilihat dari analisa kuesioner discharge planning, diketahui distribusi frekuensi responden berdasarkan pelaksanaan discharge planning dari 50 responden sebanyak 31 responden (62,0%) mengatakan baik dan sebanyak 19 responden (38,0%) mengatakan kurang baik. Dari 31 Responden yang mengatakan pelaksanaan discharge planning sudah dilakukan dengan baik dan sangat membantu dalam proses perawatan dirumah serta dapat meningkatkan pengetahuan responden dan keluarga penyakit yang diderita oleh pasien seperti dapat mengetahui terapi, obat- obat, diet, cara menggunakan alat bantu, waktu untuk kontrol dan lain-lain, sedangkan dari 19 responden yang mengatakan pelaksanan discharge planning kurang baik dengan alasan perawat tidak menjelaskan secara jelas, terstruktur, dan hanya menjelaskan secara lisan saja sehingga pasien mengatakan lupa apa yang telah dijelaskan oleh perawat dan dokter saat pelaksanan discharge planning. Kualitas Hidup Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kualitas Hidup Diri Di RSAM BukittinggiTahun 2016 Kualitas Hidup Jumlah Persentase (%) Sedang 2 4,0 Baik 9 18,0 Sangat Baik 39 78,0 Total ,0 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa lebih dari separoh responden yaitu 39 responden (78,0%) memiliki kualitas hidup sangat baik, 9 responden (18,0%) memiliki kualitas hidup baik dan 2 responden (4,0%) memiliki kualitas hidup sedang. Kualitas hidup menurut World Health Organozation Quality of Life (WHOQOL) dalam (Fitriana & Ambarini, 2012), Adalah persepsi individu mengenai posisi individu dalam hidup dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan Pendekatan yang digunakan dalam tujuan, harapan, standar yang ditetapkan. Kualitas hidup adalah ukuran konseptual atau operasional yang sering digunakan dalam situasi penyakit kronik sebagai cara untuk menilai dampak terapi pada pasien. Pengukuran konseptual mencakup kesejahteraan, kualitas kelangsungan hidup, kemampuan seseorang untuk secara mandiri melakukan kegiatan sehari hari (Montazeri dkk, 1996 dalam Rahmi, 2011). Penelitian Handayani & Dewi (2009) tentang analisis kualitas hidup penderita dan keluarga pasca serangan stroke (dengan gejala sisa) didapatkan hasil adanya perubahan aktivitas sehari-hari, pola komunikasi, aktivitas kerja, hubungan sosial, istirahat dan rekreasi serta kondisi psikologis pada penderita dan keluarga pasca stroke. sedangkan menurut penelitian kariasa (2009) tentang persepsi pasien pasca serangan stroke terhadap kualitas hidupnya dalam perspekstif asuhan keperawatan adanya 4 tema yang terdentifikasi dari hasil wawancara yaitu (1). Menjadi terbatas melakukan aktifitas sehari-hari, (2). Merasakan penderitaan dan perubahan makna hidup karena keterbatasan dan kehilangan, (3). Berbagai respon psikologis terhadap kehilangan dan penurunan kontak sosial setelah menderita stroke, (4). Setiap pasien stroke membutuhkan pelayanan profesional. Asumsi peneliti, kualitas hidup merupakan persepsi individu mengenai posisi individu dalam hidup dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan Pendekatan yang digunakan dalam tujuan, harapan, standar yang ditetapkan. Kualitas hidup yang menurun dapat mempengaruhi semangat hidup penderita dan keluarga yang mengasuh sehingga dapat mempengaruhi penurunan kualitas hidup penderita. Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien pasca stroke yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan yang dimiliki pasien dan keluarga tentang penyakit yang diderita, dukungan keluarga, optimisme. Hasil analisa yang didapatkan dari responden tentang kualitas hidup responden mengatakan sedang sebanyak 2 orang (4,0%), baik sebanyak 9 orang (18,0%), sangat baik sebanyak 39 orang (78,0%). Responden yang kualitasnya hidupnya sangat baik mengatakan keadaan kesehatannya terasa jauh lebih baik dibandingkan 1 tahun yang lalu sesudah pasien mengalami stroke dan keluar dari rumah sakit, sekarang pasien mengatakan sudah mampu melakukan aktivitas seperti melakukan pekerjaan rumah, bersosialisasi dengan lingkungan (arisan, rekreasi dll). Responden mengatakan kualitas hidup baik mengatakan keadaannya lebih baik dari sebelumnya namun kadang-kadang terasa adanya gangguan seperti nyeri, kesulitan beraktivitas dll, responden yang kualitas hidupnya sedang mengatakan keadaan kesehatannya lumayan baik namun sering merasakan gejala-gejala sisa seperti nyeri, pusing, sulit beraktivitas dll. Analisa Bivariat Hasil analisis tentang hubungan discharge planning dengan kualitas hidup pasien pasca stroke di Poli Neurologi RSAM Bukittinggi Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 Hubungan Discharge Planning dengan Kualitas Hidup Pasien Pasca stroke di Poli Neurologi RSAM Bukittinggi Tahun 2016 Discharge Planning Sedang Kualitas Hidup Baik Total Sangat Baik n % n % n % n % Kurang Baik Baik Total P value Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.8 No 1 Januari
5 Hasil penelitian terdapat 31 responden yang memiliki discharge planning yang baik. Discharge planning yang baik dengan kualitas hidup yang sangat baik lebih banyak yaitu 21 (67,7%), discharge planning yang baik dengan kualitas hidup yang baik yaitu 9 (29%), discharge planning yang baik dengan kualitas hidup yang sedang yaitu 1 (3,2%) sedangkan discharge planning yang kurang baik sebanyak 19 responen. discharge planning yang kurang baik dengan kualitas hidup yang sangat baik yaitu 18 (94,7%), discharge planning yang kurang baik dengan kualitas hidup yang baik 0 (0%), discharge planning yang kurang baik dengan kualitas hidup yang sedang 1(5,3%). Dari hasil uji statistic Chi-Square Test diperoleh p value=0,034 (p<α=0,05), maka Ho ditolak sehingga ada hubungan yang bermakna antara Discharge planning engan kualitas hidup pasien pasca stroke di Poli Neurologi RSAM Bukittinggi Tahun Stroke dapat menimbulkan akibat yang bervariasi pada pasien. Ada banyak gejala yang timbul bila terjadi serangan stroke, seperti lumpuh separuh badan, mulut mencong, bicara pelo, sulit menelan, sulit berbahasa (kurang dapat mengungkapkan apa yang ia inginkan), tidak dapat membaca dan menulis, kepandaian mundur, mudah lupa, penglihatan terganggu, pendengaran mundur, perasaan penderita akan lebih sensitif, gangguan seksual, bahkan sampai mengompol, dan tidak dapat buang air besar sendiri (Hartanti, 2002) dalam (Anggarani 2009). Serangan stroke dapat mengakibatkan berbagai gangguan baik dari ketidakmampuan untuk dapat sembuh total, ringan sampai berat bahkan dapat mengakibatkan meninggal. Salah satu yang paling sering terjadi ialah rusaknya pusat gerakan otot otot di otak, sehingga berbagian otot menjadi lemah atau tidak mampu bergerak (Hadi, 2004) dalam (Anggarani, 2009). Kecacatan pada orang dewasa akibat stroke dapat berupa pembatasan fisik, disfungsi sosial, psikologi yang dapat menyebabkan perubahan kondisi sehingga mempengaruhi banyak aspek kualitas kesehatan berhubungan dengan kehidupan atau kualitas hidup (Rahmi, 2011). Kualitas hidup merupakan sehat fisik, mental dan sosial dan terlepas dari penyakit (Fayers & Machin, 2000). Agar terciptanya kualitas hidup yang baik setelah stroke sangat bergantung pada kualitas pelaksanaan dan asuhan sehingga di perlukan peran serta tenaga kesahatan dalam tim stroke, dalam hal ini tenaga kesehatan juga melibatkan pasien dan keluarga agar memiliki pemahaman tentang proses penyakitnya, mengetahui cara penanganannya serta kontinuitas perawatan pada fase rehabilitasi dan adaptasi yang di susun dalam suatu discharge planning (Almborgmel at, 2009). Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian Rahmi (2011) tentang Pengaruh Discharge Planning terstruktur terhadap kualitas hidup pasien stroke iskemik di RSUD AL-IHSAN dan RSUD AL-ISLAM Bandung tahun 2011, didapatkan hasil bahwa adanya perubahan nilai kualitas hidup kelompok intervensi lebih tinggi yaitu 11,38% dengan kualitas hidup baik 18 orang,(81,8%) dan kualitas kurang 4 orang (18,2%) sedangkan kelompok kontrol perubahan kualitas hidup 4,11% dengan kualitas hidup baik 4 orang (18,2%) dan kualitas hidup kurang 18 orang (81,8%). Penelitian yang dilakukan oleh Almborg (2010) dalam Rahmi (2010) yang hasilnya bahwa pemberian discharge planning dapat meningkatkan kemajuan kesehatan pasien, membantu pasien untuk mencapai kualitas hidup optimum sebelum dipulangkan. Hal itu juga didukung oleh Hasil penelitian kellyhayes, 2003 dalam (Rahmi, 2011) mengatakan post discharge planning selama 6 minggu penderita pasca stroke pengalami perubahan fisik, kognitif, dan emosional kearah yang lebih baik. Pemberian discharge planning pada pasien dewasa akan meningkatkan pengetahuan pasien, efektifnya perawatan dirumah sehingga mengurangi kunjungan ulang kerumah sakit, dan mengurangi biaya perawatan (Slaganfall, 1992 dalam Rahmi, 2011). Asumsi peneliti, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang hubungan discharge planning dengan kualitas hidup pasien pasca stroke di Poli Neurologi RSAM Bukittinggi tahun 2016 yang hasilnya adanya hubungan bermakna antara discharge planning dengan kualitas hidup pasien pasca stroke di Poli Neurologi RSAM Bukittinggi tahun Hasil yang didapatkan dari kuesioner discharge planning dapat disimpulkan pelaksanaan discharge planning yang dilakukan sudah dilaksanakan dengan optimal, hal tersebut dapat dilihat dari analisa kuesioner discharge planning, diketahui distribusi frekuensi responden berdasarkan pelaksanaan discharge planning dari 50 responden sebanyak 31 responden (62,0%) mengatakan baik dan sebanyak 19 responden (38,0%) mengatakan kurang baik. Dari 31 Responden yang mengatakan pelaksanaan discharge planning sudah dilakukan dengan baik dan sangat membantu dalam proses perawatan dirumah serta dapat meningkatkan pengetahuan responden dan keluarga penyakit yang diderita oleh pasien seperti dapat mengetahui terapi, obat- obat, diet, cara menggunakan alat bantu, waktu untuk kontrol dan lain-lain, sedangkan dari 19 responden yang mengatakan pelaksanan discharge planning kurang baik dengan alasan perawat tidak menjelaskan secara jelas, terstruktur dan hanya menjelaskan secara lisan saja sehingga pasien mengatakan lupa apa yang telah dijelaskan oleh perawat dan dokter saat pelaksanan discharge planning. Hasil yang didapatkan dari kuesioner kualitas hidup dapat disimpulkan kualitas hidup pasien pasca stroke mengatakan kualitas hidup sangat baik sebanyak 39 orang (78,0%), baik sebanyak 9 orang (18,0%), sedang sebanyak 2 orang (4,0%). Kualitas hidup memiliki 36 pertanyaan dan terdiri 8 dimensi yaitu: Fungsi fisik, peranan fisik, rasa nyeri, kesehatan umum, fungsi social, vitalitas/ energy, kesehatan mental, peranan emosi, ringkasan fisik & mental. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Dari hasil penelitian mengenai hubungan discharge planning dengan kualitas hidup pasien pasca stroke di Poli Neurologi RSAM Bukittinggi tahun 2016 Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.8 No 1 Januari
6 dengan jumlah responden 50 orang dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Lebih dari separoh 31 (62,0%) responden di RSAM Bukittinggi Tahun 2016 memiliki discharge planning yang baik 2. Lebih dari separoh 39 (78,0%) responden memiliki kualitas hidup sangat baik 3. Terdapat hubungan discharge planning dengan kualitas hidup pasien pasca stroke di Poli Neurologi RSAM Bukittinggi tahun 2016 (p=0,034). SARAN Berdasarkan dari kesimpulan penelitian, maka dapat diberikan saran sebagai berikut: a. Bagi Peneliti Diharapkan peneliti dapat mengaplikasikan pengetahuan, wawasan serta pengalaman peneliti untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien pasca stroke agar tercuptanya kualitas hidup yang lebih baik lagi untuk masa yang akan datang. b. Bagi Institusi Pendidikan Disarankan bagi institusi pendidikan untuk menambah referensi karya tulis ilmiah di perpustakaan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi sehingga menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai discharge planning dan dapat digunakan sebagai perbandingan untuk peneliti selanjutnya. c. Bagi Lahan Penelitian Diharapkan bagi lahan penelitian agar dapat meningkatkan pelaksanaan discharge planning yang dilakukan dirumah sakit untuk lebih optimal lagi agar dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien pasca stroke. d. Bagi Profesi Keperawatan Disarankan dengan adanya hubungan discharge plannning dengan kualitas hidup pasien pasca stroke di Poli Neurologi RSAM di harapkan, bagi profesi perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan motivasi penderita stroke dengan cara memberikan pendidikan kesehatan tentang upaya peningkatan kesehatan pasien stroke sehingga meningkatnya derajat kesehatan bagi masyarakat. Hidayat AAA. Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika; Huda FN. Hubungan Peran Keluarga Dalam Motivasi Penderita Pasca Stroke Dengan Kepatuhan Penderita Mengikuti Rehabilitas Di Unit Rehabilitasi Medik RSSN Bukittinggi Tahun 2014 [skripsi]. Bukittinggi: STIKes Prima Nusantara Bukittinggi; 2014 Junaidi I. Stroke, Waspadai Ancamannya. Yogyakarta: Andi; 2011 Kariasa IM. Persepsi Pasien Pasca Serangan Stroke Terhadap Kualitas Hidupnya Dalam Perspektif Asuhan Keperawatan tahun 2009 [Tesis]. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan; 2009 Nursalam. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2013 Nursalam. Manajemen keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2014 Nursalam, Efendi F. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009 Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010 Pamungkas DB. Perbedaan Kualitas Hidup Laki Laki Perokok Dan Non Perokok Yang Diukur Dengan Kuisioner sf-36v2 tahun 2014 [Skripsi]. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; 2014 Rahmi U. Pengaruh Discharge Planning Terstruktur Terhadap Kualitas Hidup Pasien Stroke Iskemik Di RSUD Al-Ihsan Bandung tahun 2011 [Tesis]. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan UI; 2011 Rekam Medik RSAM; 2016 Sofyan AM, Sihombing IY, Hamra Y Hubungan Umur, Jenis Kelamin, Dan Hipertensi Dengan Kejadian Stroke Di RSU Provinsi Sulawesi Tenggara Yaslina. Hubungan Dukungan Keluarga, Program Pemulangan Dari Rumah Sakit, Dan Karakteristik Klien Dengan Perawatan Dirumah Pada Aggregate Dewasa Pasca Stroke Di Kota Bukittinggi tahun 2011 [Tesis]. Depok: Universitas Indonesia; 2011 DAFTAR PUSTAKA Batticaaca FB. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta. Salemba Medika; 2008 Brilianti PA. Hubungan Self Manajemen Dengan Kualitas Hidup Pasien Pasca Stroke Di Wilayah Puskesmas Ciputat tahun 2015 [Skripsi] Jakarta: Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah: 2015 Damawiyah S. Pengaruh Penerapan Discharge Planning Dengan Pendekatan Family Centered Nursing Terhadap Motivasi Dan Kesiapan Keluarga Dalam Merawat Pasien Stroke Pasca Akut Di RS Islam Surabaya tahun 2015 [Tesis] Semarang: Universitas Diponegoro; 2015 Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.8 No 1 Januari
BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu penyakit cerebrovascular dimana terjadinya gangguan fungsi otak yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak (Wardhani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama dan merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING PADA PENDERITA PASCA STROKE
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING PADA PENDERITA PASCA STROKE SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Empat jenis utama penyakit tidak menular menurut World Health Organization (WHO) adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (defisit neurologik) akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Secara sederhana stroke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak, hal ini disebabkan oleh berhentinya suplai darah dan oksigen
Lebih terperinciDisusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RSUD UNDATA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang mengalami masa peralihan, dari masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama dan merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia penyakit stroke meningkat seiring dengan modernisasi. Di Amerika Serikat, stroke menjadi penyebab kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu kondisi klinis yang berkembang dengan cepat akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data statistik organisasi WHO tahun 2011 menyebutkan Indonesia menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak setelah Amerika Serikat, China, India.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan fungsi serebral secara fokal ataupun global yang berkembang dengan cepat, dengan gejala berlangsung
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes adalah suatu penyakit kronis yang terjadi akibat kurangnya produksi insulin oleh pankreas atau keadaan dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan hilangnya fungsi otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization [WHO], 2014). Hal
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Yogyakarta atau yang terkenal dengan nama Rumah Sakit Jogja adalah rumah sakit milik Kota Yogyakarta yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit stroke umumnya merupakan penyebab kematian nomer tiga pada kelompok usia lanjut, setelah penyakit jantung dan kanker. Stroke masih merupakan penyebab utama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah hilangnya fungsi otak secara cepat akibat gangguan pada pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh adanya iskemi karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah penyakit neurologis terbanyak yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan sensorik. Kelemahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan besar dalam kehidupan modern saat ini. Jumlah penderitanya semakin meningkat setiap tahun, tidak hanya menyerang usia tua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan, fungsi otak secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health Organization [WHO], 2011). DM termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan menjadi penyakit yang terus meningkat kejadiannya. Studi Framingham memberikan gambaran yang jelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologis) akibat terhambatnya aliran darah karena perdarahan ataupun sumbatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu gangguan disfungsi neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah, dan terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah gangguan di dalam otak yang ditandai dengan hilangnya fungsi dari bagian tubuh tertentu (kelumpuhan), yang disebabkan oleh gangguan aliran darah pada
Lebih terperinciANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)
ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) Abstrak :Peranan tenaga kesehatan dalam penyelenggarraan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang sering terjadi saat ini. Stroke adalah penyakit gangguan fungsional pada otak yang bersifat akut karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasien stroke terbesar di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kejadian stroke di Indonesia meningkat dengan tajam. Bahkan, saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasien stroke terbesar di Asia, karena berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak secara fokal dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih dan dapat mengakibatkan kematian atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya beban ekonomi, makin lebarnya kesenjangan sosial, serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi suatu hal yang mengancam bagi setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada tahap ini ditandai dengan menurunnya kemampuan kerja tubuh (Nugroho, 2007). Semakin bertambahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan gangguan asupan darah di otak yang sering disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah tersebut mengganggu
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah satu diagnosis kardiovaskular yang paling cepat meningkat jumlahnya (Schilling, 2014). Di dunia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hipertensi merupakan peningkatan dari tekanan darah systolik diatas standar. Hipertensi termasuk penyakit dengan angka kejadian (angka prevalensi) yang cukup tinggi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN Di bangsal penyakit dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1-31 Januari 2012 JURNAL PENELITIAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari kehidupan dan merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu. Proses alami ditandai
Lebih terperinciIJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016
Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Bangsal Tjan Timur Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru (The Correlation Therapeutic Communication with Patient Satisfaction Level in Tjan
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H
HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 Suriani Ginting, Wiwik Dwi Arianti
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nazwar Hamdani Rahil INTISARI Latar Belakang : Kecenderungan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE Abdul Gafar, Hendri Budi (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)
Lebih terperinciGAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK
GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK EKA FEBRIANI I32111019 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi sistem
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi sistem saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh gangguan kenormalan aliran darah ke otak. Stroke
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Stroke atau gangguan peredaran darah otak ( GPDO) merupakan penyakit neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : VRIASTUTI 201210201214 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Amerika setiap tahunnya berkisar antara orang dari orang. terbanyak di Asia (Yayasan Stroke Indonesia, 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyakit terbanyak ketiga setelah penyakit jantung dan kanker, serta merupakan penyakit penyebab kecacatan tertinggi di dunia. Menurut American Heart
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembuluh darah yang pecah atau terhalang oleh gumpalan darah sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia. World Health Organization (WHO) (2015) mendefinisikan stroke sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG
AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (1) 2017, 23 30 Available online at http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/eja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisik, mental dan sosial yang terlepas dari penyakit. Kualitas hidup dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas hidup merupakan suatu penilaian seseorang tentang kehidupanya. Menurut Fayers & Machin (2008) kualitas hidup adalah sehat fisik, mental dan sosial yang terlepas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu penyakit yang terjadi ketika arteri yang mensuplai darah untuk dinding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psikologis atau kognitif dalam melakukan fungsi harian atau kondisi yang memerlukan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN PRODUKTIFITAS PERAWAT DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT Maria Lily Hozana*, Gustop Amatiria** *Perawat RS Panti Secanti Gisting **Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan psikologis. Gejala fisik paling khas adalah paralisis, kelemahan, hilangnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke didefinisikan sebagai defisit (gangguan) fungsi sistem saraf yang terjadi mendadak dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak dan akibat gangguan pembuluh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. data statistik yang menyebutkan bahwa di Amerika serangan jantung. oleh penyakit jantung koroner. (WHO, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serangan jantung merupakan penyakit mematikan nomor satu di dunia. Banyak data statistik yang menyebutkan bahwa di Amerika serangan jantung menempati posisi pertama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Penyakit jantung koroner (CHD = coronary heart desease) atau penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan ancaman kesehatan. Penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan adanya gangguan aliran darah ke otak baik merupakan penyumbatan atau perdarahan pada otak yang mengelola bagian tubuh yang kehilangan fungsi (Cahyono,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Gambaran Umum Penelitian Proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota Yogyakarta pada tanggal 9 Agustus - 1 September 2016. Data dikumpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam pelayanan keperawatan. Discharge planning adalah proses mempersiapkan pasien yang dirawat di rumah sakit
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG
JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 213 218 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG Liliana Dewi Purnamasari 1),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat serius (Setyopranoto, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab utama kecacatan fisik dan mental pada usia produktif dan usia lanjut. Stroke juga merupakan penyebab kematian dalam waktu yang singkat, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kondisi sehat baik secara fisik, mental, sosial maupun spiritual yang mengharuskan setiap orang hidup secara produktif baik secara sosial maupun
Lebih terperinciFUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT
FUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT Arif Bachtiar, Nurul Hidayah, Ratih Poltekkes Kemenkes Malang Jl.Besar Ijen No 77 C Malang e-mail: nh_07@yahoo.com Abstract:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama ini sering terjadi bahwa perawatan tubuh pada pasien Cerebro Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai nutrisi (Fundamental,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. (Pratiwi, 2011). Menurut Leininger (1984) manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk biopsikososial dan spiritual yang utuh dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani dan unik karena mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya gangguan pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh. Penyakit ini
Lebih terperinciPENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI BERHUBUNGAN DENGAN KETAATAN KONTROL GULA DARAH PADA PENDERITA DM DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI BERHUBUNGAN DENGAN KETAATAN KONTROL GULA DARAH PADA PENDERITA DM DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Mohamad Judha Staf pengajar Fakultas Ilmu kesehatan Universitas
Lebih terperinciHUBUNGAN KESEJAHTERAAN SPIRITUAL DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN PASCA STROKE ABSTRACT
1 HUBUNGAN KESEJAHTERAAN SPIRITUAL DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN PASCA STROKE Ni Putu Sriyanti 1, Warjiman 2, Mohammad Basit 3 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin niputusriyantti11@gmail.com,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA) adalah berhentinya suplai darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer & Suzane, 2001). Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR
GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 (581-592) TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR Rini Suharni, Indarwati
Lebih terperinciHUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR Relationship between Service Quality with Re-Utilization Interest of Health Services
Lebih terperinciFitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...
Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Hubungan antara Peranan Perawat dengan Sikap Perawat pada Pemberian Informed Consent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pasien di RS PKU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Orang tua merupakan sosok yang paling terdekat dengan anak. Baik Ibu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orang tua merupakan sosok yang paling terdekat dengan anak. Baik Ibu maupun Ayah memiliki hak yang sama dalam merawat dan membesarkan anak. Membesarkan anak bukanlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit serebrovaskuler atau yang lebih dikenal dengan stroke merupakan penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis menunjukkan bahwa
Lebih terperinciSTUDI DESKRIPTIF DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI STROKE DI RSUD BENDAN PEKALONGAN TAHUN 2013
STUDI DESKRIPTIF DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI STROKE DI RSUD BENDAN PEKALONGAN TAHUN 2013 Oleh : Basuki dan Urip Haryanto Abstrak Stroke dapat mengenai semua usia dan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi dengan perkembangan teknologi di berbagai bidang termasuk informasi, manusia modern semakin menemukan sebuah ketidak berjarakan yang membuat belahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengobatan dan peralatan (Busse, Blumel, Krensen & Zentner, 2010).Robertson
` BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kronis adalah penyebab dari kesakitan dan kematian yang membutuhkan jangka waktu lama dan respon yang kompleks, jarang sembuh total, serta berkoordinasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut definisi World Health Organization (WHO), kematian. negara atau daerah adalah kematian maternal (Prawirohardjo, 1999).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut definisi World Health Organization (WHO), kematian maternal adalah kematian wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. mengakibatkan hampir mortalitas (Goldszmidt et al, 2013). Stroke juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah medis yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Diperkirakan 1 dari 3 orang akan terserang stroke dan 1 dari 7 orang akan meninggal karena
Lebih terperinciKesehatan (Depkes, 2014) mendefinisikan diabetes mellitus sebagai penyakit. cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronis yang disebabkan karena ketidakmampuan pankreas dalam memproduksi hormon insulin, atau tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan angka harapan hidup penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan yang terjadi setiap daerah, banyak menyebabkan perubahan dalam segi kehidupan manusia baik fisik, mental,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik konsisten di atas 140/90 mmhg. Diagnosis hipertensi tidak berdasarkan pada peningkatan tekanan darah
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP
HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP Yulianto Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Dian Husada Mojokerto Email : yulisiip@gmail.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. panjang dengan rata-rata 44 juta kecacatan, dengan memberi dampak emosional
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan paling serius dalam kehidupan modern saat ini adalah stroke. Stroke merupakan suatu sindrom dengan tanda dan gejala kehilangan fungsi saraf pusat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara optimal.
Lebih terperinciMUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK
MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK Dyah Ayu Wulandari 1, Nadhifah 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang
Lebih terperinci