BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Yandi Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 200:3). Harapan keuntungan di masa yang akan datang merupakan kompensasi atas waktu dan resiko yang terkait dengan keuntungan yang diharapkan. Dalam konteks investasi harapan keuntungan ini sering disebut return atau imbal hasil (Tandelilin, 2001:3). Menurut Sunariyah (2003:4) Investasi adalah suatu penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Di samping untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang, ada beberapa tujuan lain dari sebuah investasi (Tandelilin, 2001:5), yaitu: 1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang 2. Mengurangi tekanan inflasi Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. 3. Dorongan untuk menghemat pajak Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi masyarakat melalui pemberian fasilitas 8
2 9 perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang usaha tertentu. Menurut Sunariyah (2004:4) investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama yaitu: 1. Investasi dalam bentuk aktiva rill (real asset), berupa aktiva berwujud seperti emas, perak, intan, barang-barang seni dan real estate. 2. Investasi dalam bentuk surat-surat berharga (financial asset) berupa suratsurat berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva rill yang di kuasai oleh entitas. Pemilihan aktiva financial dalam rangka investasi pada sebuah entitas dapat dilakukan dengan dua cara: a. Investasi langsung (direct investment) Investasi langsung dapat diartikan sebagai suatu pemilikan surat-surat berharga secara langsung dalam suatu entitas yang secara resmi telah go public dengan harapan akan mendapatkan keuntungan berupa penghasilan dividen dan capital gains. b. Investasi tidak langsung (indirect investment) Investasi tidak langsung terjadi bilamana surat-surat berharga yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi (investment company) yang berfungsi sebagai perantara. Proses investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan. Proses keputusan investasi terdiri dari 5 tahap keputusan yang berjalan terus-
3 10 menerus sampai tercapai keputusan yang terbaik. Tahap-tahap keputusan investasi tersebut (Tandelilin, 2001:8) adalah sebagai berikut: 1. Penentuan tujuan investasi 2. Penentuan kebijakan investasi 3. Pemilihan strategi portofolio 4. Pemilihan aset 5. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio Saham Ada banyak bentuk investasi yang dapat dilakukan oleh investor, salah satu diantaranya adalah saham. Saham adalah surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan (emiten) yang menyatakan bahwa investor yang memiliki surat berharga tersebut mempunyai hak kepemilikan atas asset-aset perusahaan (Tandelilin, 2001:18). Menurut Samsul (2006:45), saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan di mana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder). Bukti bahwa seseorang atau suatu pihak dapat dianggap sebagai pemegang saham adalah apabila mereka sudah tercatat sebagai pemegang saham dalam buku yang disebut Daftar Pemegang Saham (DPS). Secara umum ada beberapa jenis saham yang diperdagangkan di pasar modal, antara lain: 1. Saham Atas Tunjuk (Bearer Stock) Setiap pemegang saham atas tunjuk dianggap sebagai pemilik dan memiliki hak untuk menjual saham tersebut, memperoleh bayaran atas deviden dan menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
4 11 2. Saham Atas Nama (Registered Stock) Jenis saham ini nama dari pemilik saham terdapat di sertifikat saham dan tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) perusahaan. Pemegang saham jenis ini memperoleh hak untuk menjual saham, memperoleh deviden, dan mengakhiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 3. Saham Biasa (Common Stock) Saham biasa adalah saham yang tidak memiliki saham istimewa, pemegang saham ini memiliki hak prioritas yang lebih rendah dibandingkan pemegang saham preferen terutama pada saat pembagian deviden dan liquidasi perusahaan. 4. Saham Preferen (Preferren Stock) Pemegang saham preferen memiliki hak prioritas dalam pembagian deviden dan pembagian kekayaan pada saat perusahaan dilikuidasi dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Selain itu pemegang saham preferen berhak mengajukan usul pengajuan calon anggota dewan komisaris dan direksi Risiko Investasi Dalam berinvestasi seseorang dihadapkan pada suatu risiko yang dinamakan risiko investasi, sehingga dalam melakukan investasi seseorang harus selalu mempertimbangkan tingkat risiko. Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual dengan return yang diharapkan. Semakin besar perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut (Tandelilin,2001:46). Pengertian lain dari Risiko yang dikemukakan oleh Gitman
5 12 (2003:214), sebagai berikut: Risk is the change of financial loss or more formally, the variability of return associated with a given asset. Artinya bahwa risiko pada dasarnya adalah perubahan dari kerugian financial atau bisa di definisikan sebagai variasi dari pengembalian asset. Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulakan bahwa risiko adalah kemungkinan dari investasi yang di lakukan oleh investor mengalami kegagalan dalam memenuhi tingkat pengembalian yang diharapkan investor. Adapun jenis-jenis risiko yang mungkin dihadapi oleh para investor dalam melakukan kegiatan investasi dikemukakan oleh Reilly (2003:15), diantaranya: 1. Bussiness Risk Kemungkinan kerugian yang di derita perusahaan karena keuntungan yang diperoleh lebih kecil dari keuntungan yang diharapkan. Business Risk ini berkaitan dengan cakupan usaha perusahaan. 2. Financial Risk Risiko yang ditimbulkan dari cara perusahaan membiayai kegiatannya misalnya: penggunaan utang dalam membiayai asset perusahaan. 3. Liquidity Risk Adanya ketidakpastian yang timbul pada saat sekuritas berada di pasar sekunder. 4. Exchange Risk Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestic dengan nilai mata uang negaranya.
6 13 5. Country Risk Risiko ini berkaitan dengan kestabilan politik serta kondisi lingkungan perekonomian di suatu Negara. Tandelilin (2001:50), menyebutkan beberapa sumber risiko yang dapat mempengaruhi besarnya risiko atas surat investasi, antara lain adalah: 1. Risiko Suku Bunga 2. Risiko Pasar 3. Risiko Inflasi 4. Risiko Bisnis 5. Risiko Financial 6. Risiko Likuiditas 7. Risiko Nilai Tukar Mata Uang 8. Risiko Negara Adapun risiko yang harus dihadapi dalam setiap keputusan investasi mengharuskan investor untuk berhati-hati dan melakukan analisa serta pertimbangan yang matang. Pengetahuan dan pemahaman yang cukup akan membantu investor dalam mempertimbangkan suatu alternatif investasi. Karena itu seorang investor atau pelaku investasi yang akan berinvestasi dalam sekuritas saham sebaiknya memiliki pemahaman mengenai pasar modal, bagaimana proses berinvestasi pada sekuritas serta karakteristik saham itu sendiri. Menurut Tandelilin (2001:50), ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi. Sumber sumber tersebut antara lain :
7 14 1. Risiko sistematis Risiko sistematis merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. 2. Risiko tidak sistematis Risiko tidak sistematis adalah risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan Return Investasi Konsep risiko tidak terlepas kaitannya dengan return, karena investor selalu mengharapkan tingkat return yang sesuai atas setiap risiko investasi yang dihadapinya. Return adalah harapan keuntungan di masa datang atas investasi yang dilakukan oleh investor. Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya (Tandelilin, 2001:47). Menurut Jogiyanto (2010:205) return dibedakan menjadi 2 yaitu : a. Return Realisasi (realized return) Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan.
8 15 b. Return ekspektasi (expected return) Merupakan return saham perusahaan yang diharapkanakan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, sedangkan return ekspektasi sifatnya belum terjadi.return realisasi dibutuhkan dalam menilai Return ekspektasi. Return saham dalam konteks manajemen investasi merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi yang merupakan imbalan atas keberanian Investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukan. Menurut Tandelilin (2001:48) return saham terdiri dari : 1. Yield, yaitu cash flow yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang saham (dalam bentuk deviden), 2. Capital gain (loss), yaitu selisih antara harga saham pada saat pembelian dengan harga saham pada saat penjualan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Menurut Jogiyanto (2000 : 147), Indeks Harga Saham Gabungan merupakan angka indeks harga saham yang sudah disusun dan dihitung sehingga menghasilkan trend, dan dapat digunakan untuk membandingkan kejadian yang berupa perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Indeks harga saham individual sering sekali dipakai sebagai ukuran investor untuk menentukan perkembangan suatu perusahaan yang terrefleksi dari indeks harga sahamnya. Sedangkan indeks harga saham gabungan sering sekali dipakai sebagai indikator untuk mengukur situasi umum perdagangan efek (Lubis, 2006 : 157)
9 16 Sebuah indeks diharapkan memiliki 5 fungsi yaitu: 1. Sebagai indikator trend pasar 2. Sebagai indikator tingkat keuntungan 3. Sebagai tolak ukur kinerja suatu portofolio 4. Menfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif 5. Menfasilitasi berkembangnya produk derivatif. Sunariyah (2003:127) mengemukakan bahwa ada dua metode perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan yaitu : 1. Metode rata-rata (Average Method) Merupakan metode dimana harga pasar saham-saham yang masuk dalam indeks tersebut dijumlah kemudian dibagi dengan suatu faktor pembagi. IHSG = P s P base Dimana : IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan P s = Harga pasar saham P base = Harga dasar saham 2. Metode rata-rata tertimbang (Weighted Average Method) Merupakan suatu metode yang menambahkan bobot dalam perhitungan indeks disamping harga pasar saham-saham yang tercatat dan harga dasar saham. Pembobotan yang dilakukan dalam perhitungan indeks pada umumnya adalah jumlah saham yang dikeluarkan. Ada dua metode untuk menghitung metode rata-rata tertimbang :
10 17 1) Paasche Metode ini memperbandingkan kapitalisasi pasar seluruh saham dengan nilai dasar seluruh saham yang tergantung dalam sebuah indeks. Dalam hal ini makin besar kapitalisasi suatu saham, maka akan menimbulkan pengaruh yang sangat besar jika terjadi perubahan harga pada saham yang bersangkutan. IHSG = (P s X S s ) (P base x S s ) Dimana : Ps Ss = Harga saham sekarang = Jumlah saham yang beredar Pbase = Harga dasar saham 2) Laspreyes Rumus ini menggunakan jumlah saham yang dikeluarkan pada hari dasar dan tidak berubah selamanya walaupun ada pengeluaran saham baru. Indeks = Dimana : (P s X S o ) (P base x S o) Ps = Harga saham sekarang So = Jumlah saham awal Pbase = Harga dasar saham Adapun jenis indeks dapat dikelompokkan menjadi 5 (Lubis, 2006 : 158), yaitu : 1. Indeks Individual (Individual Index) 2. Indeks Harga Saham Sektoral (Sectoral Index)
11 18 3. Indeks LQ 45 (LQ45 Index) 4. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau (composite share price index) 5. Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index) Indeks harga saham gabungan dapat diperoleh dengan menggunakan rumus : IHSG = H t H 0 x 100 Keterangan : IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan Ht H0 = Harga pada waktu yang berlaku = Harga pada waktu dasar Harga Minyak Dunia Minyak mentah atau crude oil merupakan salah satu energi utama yang sangat dibutuhkan. Hasil dari pengolahan minyak mentah dapat menjadi energi untuk melakukan kegiatan produksi. Sebagian besar industri menggunakan minyak dalam mejalankan kegiatannya, Bahkan, dalam kehidupan sehari-hari minyak mentah tidak lepas dari kegiatan kita, seperti bensin yang digunakan untuk kebutuhan transportasi. Harga minyak dunia ditentukan dari permintaan dan penawaran dari negaranegara eksportir (produsen) dan negara-negara importir (konsumen). Besarnya kebutuhan terhadap minyak tentunya akan mempengaruhi harga minyak yang berlaku. Dalam skala besar permintaan dari banyak negara untuk memenuhi kebutuhan minyak domestiknya akan menciptakan agregat permintaan yang akan mempengaruhi harga minyak dunia.
12 19 Selain pengaruh dari permintaan negara-negara pengonsumsi minyak, harga minyak juga dipengaruhi oleh ketersediaan pasokan yang ditawarkan oleh negaranegara penghasil minyak. Cadangan minyak dunia hanya dimiliki oleh beberapa negara seperti Saudi Arabia, Irak, Iran dan beberapa negara lain. Diantara persediaan tersebut lebih dari 25% dimiliki oleh Saudi Arabia. Banyak negara yang masih bergantung pada negara lain dalam pemenuhan suplai minyak tersebut. Oleh karena itu, sangat mungkin bagi negara penghasil minyak dunia untuk mendominasi harga minyak di pasar. Sehingga dibutuhkan suatu mekanisme untuk menentukan harga minyak di pasar dunia agar kebijakan yang diambil menguntungkan semua pihak. Selain permintaan dan penawaran, harga minyak juga dipengaruhi oleh keadaan geopolitik negara-negara yang menjadi pemasok utama minyak dunia. Jenis minyak mentah yang di perdagangkan di dunia seperti, West Texas Intermediate (WTI), Brent Bland, OPEC Basket price dan Russian Export Blend. Harga minyak mentah dunia diukur dengan harga spot pasar minyak dunia, umumnya harga minyak yang digunakan menjadi harga standar dunia adalah West Texas Intermediate (WTI). West Texas Intermediate (WTI) merupakan minyak mentah yang memiliki kualitas tinggi. Minyak mentah tersebut berjenis lightsweet dan memiliki kadar belerang yang rendah. Minyak jenis ini sangat cocok untuk dijadikan bahan bakar energi, karena tingginya kualitas minyak mentah West Texas Intermediate dijadikan harga standar minyak dunia. Harga minyak West Texas Intermediate pada umumnya lebih tinggi lima sampai enam dollar per barrel dibandingkan dengan harga minyak OPEC dan lebih tinggi satu hingga dua
13 20 dollar per barel dibanding harga minyak Brent Bland (useconomy.about.com). Hal inilah yang menjadi alasan harga minyak WTI menjadi ukuran standar bagi perdagangan minyak. Dalam penelitian ini satuan ukuran minyak mentah yang digunakan adalah barrel. Sedangkan mata uang yang digunakan sebagai alat tukar adalah dollar Amerika Serikat. Salah satu pemilihan dollar AS sebagai alat tukar minyak adalah karena mata uang dollar AS dikenal hampir diseluruh dunia Nilai Tukar Rupiah Nilai tukar (kurs) adalah nilai yang menunjukkan jumlah nilai mata uang dalam negeri yang diperlukan untuk mendapatkan satu unit mata uang asing (Sukirno, 2010:397). Nilai Tukar rupiah atau disebut juga kurs rupiah adalah perbandingan nilai atau harga mata uang rupiah dengan mata uang lain. Perdagangan antar negara dimana masing-masing negara mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya, yang disebut kurs valuta asing (Salvatore, 2008 : 67). Menurut Mankiw (2000 : 115) kurs dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Kurs nominal (nominal exchange rate) adalah harga relatif dari mata uang dan negara. Sebagai contoh, jika kurs antara dollar AS dan yen Jepang adalah 120/US$. Maka anda bisa menukar 1 dollar untuk 120 yen di pasar uang. Orang Jepang yang ingin memiliki dollar akan membayar 120 yen untuk setiap dollar yang dibelinya. Orang Amerika yang ingin memiliki yen akan mendapatkan 120 yen untuk setiap dollar yang ia bayar. Ketika orang-orang
14 21 mengacu pada kurs di antara kedua negara, mereka biasanya mengartikan sebagai kurs nominal. 2. Kurs Rill (real exchange rate) adalah harga relatif dari barang-barang di antara dua negara. Kurs riil menyatakan tingkat dimana kita bisa memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain. Kurs riil sering disebut term of trade. Menurut Kuncoro (2001: 26-31), ada beberapa sistem nilai tukar mata uang yang berlaku di perekonomian internasional, yaitu: 1. Sistem nilai tukar mengambang (floating exchange rate) Kurs ini ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa upaya stabilisasi oleh otoritas moneter. Di dalam sistem nilai tukar mengambang dikenal dua macam kurs mengambang, yaitu : a. Mengambang bebas (murni) Dimana nilai tukar mata uang ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar tanpa ada campur tangan pemerintah. Sistem ini sering disebut clean floating exchange rate, di dalam sistem ini cadangan devisa tidak diperlukan karena otoritas moneter tidak berupaya untuk menetapkan atau memanipulasi kurs. b. Mengambang terkendali (managed or dirty floating exchange rate) Dimana otoritas moneter berperan aktif dalam menstabilkan nilai tukar pada tingkat tertentu. Oleh karena itu, cadangan devisa biasanya dibutuhkan karena otoritas moneter perlu membeli atau menjual valas untuk mempengaruhi pergerakan kurs.
15 22 2. Sistem nilai tukar tertambat (peged exchange rate) Dalam sistem ini, suatu negara mengkaitkan nilai mata uangnya dengan suatu mata uang negara lain atau sekelompok mata uang, yang biasanya merupakan mata uang negara partner dagang yang utama menambatkan ke suatu mata uang berarti nilai mata uang tersebut bergerak mengikuti mata uang yang menjadi tambatannya. Jadi sebenarnya mata uang yang ditambatkan tidak mengalami fluktuasi tetapi hanya berfluktuasi terhadap mata uang lain mengikuti mata uang yang menjadi tambatannya. 3. Sistem nilai tukar tertambat merangkak (crawling pegs) Dalam sistem ini, suatu negara melakukan sedikit perubahan dalam nilai mata uangnya secara periodik dengan tujuan untuk bergerak menuju nilai tertentu pada rentang waktu tertentu. Keuntungan utama sistem ini adalah suatu negara dapat mengatur penyesuaian kursnya dalam periode yang lebih lama dibanding sistem nilai tukar tertambat. Oleh karena itu, sistem ini dapat menghindari kejutankejutan terhadap perekonomian akibat revaluasi atau devaluasi yang tiba-tiba dan tajam. 4. Sistem sekeranjang mata uang (basket of currencies) Banyak negara terutama negara sedang berkembang menetapkan nilai mata uangnya berdasarkan sekeranjang mata uang. Keuntungan dari sistem ini adalah menawarkan stabilitas mata uang suatu negara karena pergerakan mata uang disebar dalam sekeranjang mata uang. Seleksi mata uang yang dimasukkan dalam keranjang umumnya ditentukan oleh peranannya dalam membiayai perdagangan negara tertentu. Mata uang yang berlainan diberi bobot yang berbeda
16 23 tergantung peran relatifnya terhadap negara tersebut. Jadi sekeranjang mata uang bagi suatu negara dapat terdiri dari beberapa mata uang yang berbeda dengan bobot yang berbeda. 5. Sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate) Dalam sistem ini, suatu negara mengumumkan suatu kurs tertentu atas nama uangnya dan menjaga kurs ini dengan menyetujui untuk menjual atau membeli valas dalam jumlah tidak terbatas pada nilai tersebut. Nilai tukar biasanya tetap atau diperbolehkan berfluktuasi dalam batas yang sangat sempit. Naik turunnya nilai tukar mata uang atau kurs valuta asing bisa terjadi dengan berbagai cara, yakni bisa dengan cara dilakukan secara resmi oleh pemerintah suatu negara yang menganut sistem managed floating exchange rate atau bisa juga karena tarik menariknya kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran di dalam pasar (market mechanism) dan lazimnya perubahan nilai tukar mata uang tersebut bisa terjadi karena empat hal, yaitu: 1. Depresiasi (depreciation), yaitu penurunan harga mata uang nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya, yang terjadi karena tarik menariknya kekuatan-kekuatan supply dan demand di dalam pasar (market mechanism) 2. Apresiasi (appreciation), yaitu peningkatan harga mata uang nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya, yang terjadi karena tarik menariknya kekuatan-kekuatan supply dan demand di dalam pasar (market mechanism) 3. Devaluasi (devaluation), yaitu penurunan harga mata uang nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya yang dilakukan secara resmi oleh
17 24 pemerintah suatu negara. 4. Revaluasi (revaluation), yaitu peningkatan harga mata uang nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya yang dilakukan secara resmi oleh pemerintah suatu negara Inflasi Inflasi adalah kenaikan harga harga umum yang berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya. Sedangkan tingkat inflasi adalah persentasi kenaikan harga-harga pada suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya (Sukirno,2004:27) Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas (overheated). Artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga harga-harga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan penurunan daya beli uang (purchasing power of money) (Tandelilin, 2001:212). Teori Kuantitas menjelaskan bahwa sumber utama terjadinya inflasi adalah karena adanya kelebihan permintaan sehingga uang yang beredar di masyarakat bertambah banyak (Khalwaty, 2000:15-31). Teori kuantitas membedakan sumber inflasi menjadi: a) Demand full inflation Terjadi karena adanya permintaan agregatif di mana kondisi produksi telah berada pada kesempatan kerja penuh (full employment) sehingga kenaikan
18 25 permintaan tidak lagi mendorong kenaikan output (produksi) tetapi hanya mendorong kenaikan harga-harga. b) Cost push inflation Pada kondisi ini tingkat penawaran lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat permintaan. Ini karena adanya kenaikan harga faktor produksi sehingga produsen terpaksa mengurangi produksinya sampai jumlah tertentu. Penawaran total (aggregate supply) yang terus menurun karena semakin mahalnya biaya produksi akan meyebabkan kenaikan harga-harga. Kenaikan biaya produksi yang menimbulkan cost push inflation didorong oleh beberapa faktor, yakni adanya tuntutan kenaikan upah tenaga kerja, industri yang monopolis, kenaikan bahan baku industri, kebijakan pemerintah. c) Structural approach Dengan pendekatan struktur ekonomi, terjadinya inflasi dipandang karena tidak seimbangnya struktur ekonomi. Untuk itu, inflasi akan dapat ditanggulangi dengan melakukan pembenahan pada semua struktur ekonomi. d) Monetary approach Dengan pendekatan moneter, inflasi dinilai sebagai suatu fenomena moneter, yaitu keadaan yang disebabkan terlalu banyaknya uang yang beredar dibandingkan dengan kesediaan masyarakat untuk memiliki atau menyimpan uang tersebut yang akhirnya akan menaikkan permintaan (excess demand for goods). e) Accounting approach to inflation Diketahui bahwa terjadinya inflasi bersumber pada perkembangan harga-
19 26 harga pada kelompok barang dan jasa yang digunakan untuk menyusun Indeks Harga Konsumen (IHK). Sehubungan dengan kompleksnya faktor yang menjadi sumber terjadinya inflasi atau banyaknya variabel yang berpengaruh terhadap inflasi, maka dapat pula dilakukan pengelompokan terhadap jenis-jenis inflasi berdasarkan sudut pandang (Khalwaty, 2000:31-35), sebagai berikut: a. Ditinjau dari asal terjadinya, inflasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Domestic inflation adalah inflasi yang berasal dari dalam negeri. 2) Imported inflation adalah inflasi yang terjadi di dalam negeri karena adanya pengaruh kenaikan harga dari luar negeri. b. Ditinjau dari intensitasnya, inflasi dapat dibedakan menjadi: 1) Creeping inflation adalah inflasi yang terjadi dengan laju pertumbuhan berlangsung lambat, karena kenaikan harga-harga berlangsung secara perlahan-lahan. 2) Hyper inflation atau galloping inflation adalah inflasi yang sangat berat yang timbul akibat adanya kenaikan harga-harga yang umum yang berlangsung sangat cepat. c. Ditinjau dari sudut bobotnya, dapat dibedakan menjadi empat, yaitu: 1) Inflasi ringan adalah inflasi dengan laju pertumbuhan yang berlangsung perlahan dan berada pada posisi satu digit atau di bawah 10% per tahun. 2) Inflasi sedang adalah inflasi dengan tingkat laju pertumbuhan berada di antara 10-30% per tahun atau melebihi dua digit. 3) Inflasi berat merupakan inflasi dengan laju pertumbuhan berada di antara
20 % per tahun. 4) Inflasi sangat berat adalah inflasi dengan laju pertumbuhan melampaui 100% per tahun. Untuk mengukur laju pertumbuhan tingkat inflasi, ada beberapa cara yang dapat digunakan (Khalwaty, 2000:35-47), yaitu dengan menggunakan angka harga umum, angka deflator PNB, indeks harga konsumen atas harga harapan, indeks harga dalam dan luar negeri, angka deflator GNP dan indeks harga Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.8/13/DPM tentang Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia melalui lelang adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indoenesia (BI) sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. Tujuan dari penerbitan SBI adalah untuk menjaga stabilitas moneter, yaitu BI berkewajiban memelihara kestabilan nilai rupiah. Dengan suatu paradigma yang dianut yaitu, jumlah uang primer (uang kartal + uang giral di BI) yang berlebihan dapat mengurangi kestabilan nilai rupiah. SBI diterbitkan dan dijual oleh BI untuk mengelola kelebihan uang primer tersebut. Menurut Siamat (2005:455), Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbikan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang jangka pendek dan diperjualbelikan dengan cara diskonto. Besarnya tingkat suku bunga SBI dijadikan tolak ukur oleh bank-bank pemerintah, swasta nasional, dan swasta asing dalam menentukan tingkat suku bunga tabungan, deposito dan pinjaman kepada nasabah-nasabahnya. Tingkat
21 28 suku bunga tersebut dapat menjadi salah satu pedoman investor dalam pengambilan keputusan investasi pada pasar modal. Sebagai wahana alternatif investasi, pasar modal menawarkan suatu tingkat pengembalian (return) pada tingkat resiko tertentu. Dengan membandingkan tingkat keuntungan dan resiko pada pasar modal dengan tingkat suku bunga yang ditawarkan sektor keuangan, investor dapat memutuskan bentuk investasi yang mampu menghasilkan keuntungan yang optimal. Tingkat suku bunga sektor keuangan yang lazim digunakan sebagai panduan investor disebut juga tingkat suku bunga bebas resiko (risk free), yaitu meliputi tingkat suku bunga bank sentral dan tingkat suku bunga deposito. Di Indonesia tingkat suku bunga Bank sentral di proxykan pada tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia atau SBI (Husnan, 2000:127). 2.2 Hubungan Antar Variabel Konsep hubungan antar variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Hubungan Harga Minyak Dunia dengan IHSG Menurut Blanchard (2011:153), naiknya harga minyak berpengaruh terhadap perusahaan baik dalam jangka pendek dan jangka menengah. Dalam jangka pendek, kenaikan harga minyak mengakibatkan naiknya biaya produksi suatu perusahaan dan berdampak pada naiknya harga jual produk. Naiknya biaya produksi dan harga jual produk tentu akan berdampak pada kemampuan perusahaan melakukan produksi sehingga kinerja dan profit perusahaan akan menurun. Dalam jangka menengah kenaikan harga minyak menyebabkan perusahaan harus menurunkan upah karyawan, bahkan mengurangi jumlah
22 29 karyawan yang berakibat pada meningkatnya angka pengangguran, hal ini dilakukan guna menutupi besarnya biaya yang harus ditanggung perusahaan akibat kenaikan harga minyak tersebut. Peristiwa ini tentu akan mengakibatkan terjadinya penurunan harga saham perusahaan tersebut, dan berpengaruh terhadap pergerakan IHSG Hubungan Nilai Tukar dengan IHSG Menurut Samsul (2006:202) depresiasi rupiah akan berpengaruh terhadap perusahaan go public yang faktor produksinya dari bahan impor karena akan menurunkan laba dan harga saham. Bagi investor depresiasi rupiah terhadap dollar menandakan bahwa prospek perekonomian Indonesia menurun. Negara dengan stabilitas perekonomian yang bagus biasanya memiliki mata uang yang stabil pula pergerakannya. Negara dengan stabilitas perekonomian yang buruk, mata uangnya cenderung bergerak tidak menentu dan cenderung melemah (bappebti.go.id). Kurs inilah yang dianggap sebagai salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas di pasar saham maupun pasar uang sehingga investor cenderung akan berhati-hati untuk melakukan investasi. Melemahnya rupiah memberikan pengaruh yang negatif terhadap pasar ekuitas karena menyebabkan pasar ekuitas menjadi tidak memiliki daya tarik. Investor tentunya akan menghindari risiko, sehingga investor akan cenderung memilih untuk menginvestasikan dananya dalam bentuk valuta asing, dengan membeli dollar sebanyak mungkin untuk tujuan spekulatif. Hal ini menyebabkan permintaan akan saham mengalami penurunan (Tandelilin, 2010:344).
23 Hubungan Inflasi dengan IHSG Kenaikan inflasi memberikan pengaruh negatif bagi investor (Tandelilin,2001:214), Inflasi akan meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan, namun jika peningkatan biaya produksi lebih tinggi dari peningkatan pendapatan maka profitabilitas perusahaan akan menurun, yang itu artinya dividen yang diterima oleh investor juga akan menurun. Apabila banyak investor menjual sahamnya karena penurunan dividen maka akan berakibat pada turunnya harga saham, yang selanjutnya akan berdampak pada penurunan kinerja IHSG. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Samsul (2006:201) yang mengatakan bahwa inflasi yang tinggi akan menjatuhkan harga saham di pasar, sementara inflasi yang sangat rendah akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi menjadi sangat lamban, dan pada akhirnya harga saham juga bergerak dengan lamban Hubungan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dengan IHSG Menurut Tandelilin (2001:213) tingkat suku bunga yang meningkat akan menyebabkan peningkatan suku bunga yang diisyaratkan atas investasi pada suatu saham. Kenaikan tingkat suku bunga memiliki dampak negatif terhadap setiap emiten, karena akan meningkatkan beban bunga kredit dan menurunkan laba bersih. Penurunan laba bersih akan mengakibatkan laba perusahaan juga menurun dan akhirnya berakibat turunya harga saham di pasar. Suku bunga yang tinggi tentunya akan berdampak pada alokasi dana investasi para investor. Investasi produk bank seperti deposito atau tabungan jelas lebih kecil resikonya dibandingkan investasi dalam bentuk saham. Sehingga investor akan menjual sahamnya dan kemudian akan menyimpan dananya di bank. Penjualan saham
24 31 yang serentak akan berdampak pada penurunan harga saham secara signifikan (Arifin, 2007:119). 2.3 Penelitian Terdahulu Hasil dari beberapa penelitian sebelumnya akan digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut : 1. Appa (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Inflasi dan Kurs Rupiah/ Dollar Amerika Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesa (BEI) Hasil penelitiannya menyatakan bahwa Inflasi IHK dan kurs rupiah/dollar Amerika secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di lantai bursa efek Indonesia. Sedangkan kurs rupiah/dollar Amerika berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2. Novitasari (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Inflasi, Harga Minyak Mentah, dan Suku Bunga (BI Rate) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyatakan bahwa tingkat inflasi berpengaruh secara negatif terhadap IHSG dan harga minyak mentah berpengaruh positif terhadap IHSG. 3. Hasan dan Mahbobi (2013) dalam penelitian yang berjudul The Increasing Influence of Oil Prices On The Canadian Stock Market menyatakan bahwa harga minyak memiliki dampak yang signifikan terhadap harga saham di Kanada.
25 32 4. Astuti et al (2012) dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI), Nilai Tukar Rupiah, Inflasi dan Indeks Bursa Internasional Terhadap IHSG menyatakan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat suku bunga SBI, nilai tukar rupiah, inflasi dan indeks bursa internasional terhadap IHSG. 5. Setiawan (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga, dan Nilai Tukar Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, menyatakan bahwa inflasi, tingkat suku bunga, dan nilai tukar bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap IHSG. 6. Triono (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Nilai Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Kurs dollar US, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia dan Harga Emas Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI Periode , menyatakan bahwa Tingkat inflasi, nilai tingkat bunga SBI, Harga minyak dunia dan nilai kurs dollar AS berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 7. Narayan dan Narayan (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Modelling the impact of oil prices on Vietnam s stock prices menyatakan bahwa harga saham, harga minyak dan nilai tukar nominal saling mempengaruhi dalam hubungan jangka panjang. Mereka memperkirakan elastisitas jangka panjang dan menemukan bahwa harga minyak dan nilai tukar mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga saham di Vietnam, dan untuk jangka pendek harga minyak dan nilai tukar tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
26 33 8. Rahman dan Mustafa (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Influences of Money Supplay and Oil Price on U.S. Stock Market menunjukkan bahwa money supplay, harga minyak dan harga saham menunjukkan hubungan yang saling mempengaruhi. Dengan menggunakan model vektor error-correction mereka tidak menemukan beberapa titik temu akibat dari arus jangka panjang money supplay dan harga minyak terhadap harga saham di Amerika, melainkan supplay money dan harga minyak mempengaruhi harga saham dalam jangka pendek. Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Variabel Dependen 1 Appa Pengaruh Inflasi (2014) Inflasi dan Kurs rupiah Kurs rupiah/dollar Amerika Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesa (BEI) Variabel Independen IHSG Hasil/Temuan Inflasi dan kurs rupiah/dollar Amerika secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG 2 Novitasari (2013) Pengaruh Inflasi, Harga Minyak Mentah, dan Suku Bunga (BI Rate) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Inflasi Harga minyak Mentah Suku bunga (BI Rate) IHSG Inflasi berpengaruh secara negatif terhadap IHSG, Harga minyak berpengaruh positif terhadap IHSG
27 34 3 Hasan dan Mahbobi (2013) The Increasing Influence of Oil Prices On The Canadian Stock Market Harga Minyak Harga Saham Harga minyak memiliki dampak yang signifikan terhadap harga saham di Kanada 4 Astuti et al (2012) Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI), Nilai Tukar rupiah, Inflasi dan Indeks Bursa Internasional Terhadap IHSG Tingkat suku bunga SBI Nilai tukar rupiah Indeks bursa internasional IHSG Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat suku bunga SBI, nilai tukar rupiah, inflasi dan indeks bursa internasional terhadap IHSG 5 Setiawan (2010) Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga, dan Nilai Tukar Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar IHSG Inflasi, tingkat suku bunga, dan nilai tukar bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap IHSG 6 Triono (2010) Pengaruh Nilai Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Kurs dollar US, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia dan Harga Emas Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI Periode Suku bunga SBI Nilai Kurs Inflasi Harga minyak dunia Harga Emas IHSG Tingkat inflasi, nilai tingkat bunga SBI, Harga minyak dunia dan nilai kurs dollar AS berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
28 35 7 Narayan dan Narayan (2009) Modelling the Impact of Oil Prices on Vietnam s Stock Prices Harga minyak Harga saham Harga minyak mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga saham di Vietnam 8 Rahman dan Mustafa (2008) Influences of Money Supplay and Oil Price on U.S. Stock Market Nilai tukar Harga minyak Harga Saham Nilai tukar, dan harga minyak mempengaruhi harga saham jangka pendek 2.4 Kerangka Konseptual Brealey (2006:324) menyatakan bahwa perubahan dalam tingkat bunga, inflasi, harga minyak, kurs valuta asing, dan kejadian ekonomi makro lain mempengaruhi hampir semua perusahaan dan tingkat pengembalian saham. Hal ini juga sesuai dengan teori Tandelilin (2001 : 211) yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara harga saham dengan kinerja ekonomi makro. Karena itu Investor tentu harus memperhatikan faktor-faktor tersebut agar investasi yang dilakukannya dapat memberikan hasil yang diharapkan. Kenaikan harga minyak dunia cenderung memberikan dampak yang negatif terhadap kinerja perusahaan, dimana dengan meningkatnya harga minyak dunia akan membuat naiknya biaya produksi suatu perusahaan dan berdampak pada naiknya harga jual produk. Naiknya biaya produksi dan harga jual produk tentu akan berdampak pada kemampuan perusahaan melakukan produksi karena hal tersebut akan membuat kinerja dan profit perusahaan menurun (Blanchard, 2011:153)
29 36 Fluktuasi kurs rupiah juga akan berdampak pada nilai dan harga saham perusahaan. Ketika kurs mengalami depresiasi hal ini menunjukkan turunnya permintaan terhadap mata uang dalam negeri (rupiah) dan naiknya permintaan terhadap mata uang asing (dollar). Ketika nilai tukar rupiah mengalami depresiasi, investor cenderung memilih untuk menginvestasikan dananya dalam bentuk valuta asing, dengan membeli dollar sebanyak mungkin untuk tujuan spekulatif. Hal ini menyebabkan permintaan akan saham mengalami penurunan (Tandelilin, 2010:344). Selanjutnya, Inflasi ditandai dengan adanya kecenderungan kenaikan tingkat harga umum dan berlangsung terus menerus (Sunariyah,2006:20). Meningkatnya harga harga barang akan menyebabkan perusahaan mengalami peningkatan biaya modal, biaya bahan baku, maupun biaya tenaga kerja. Inflasi yang tinggi akan menjatuhkan harga saham dipasar, sementara inflasi yang sangat rendah akan berakibat pertumbuhan ekonomi sangat lamban, yang pada akhirnya harga saham juga bergerak dengan lamban (Samsul, 2006:201). Tingkat suku bunga diukur dengan menggunakan suku bunga yang ditentukan oleh Bank Indonesia melalui Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Besar kecilnya suku bunga sangat tergantung dari kondisi makro yang berkembang di Indonesia. Tingkat suku bunga yang tinggi dapat menyebabkan investor memilih untuk menjual sahamnya dan memindahkannya pada investasi berupa tabungan atau deposito. Penjualan saham yang serentak akan berdampak pada penurunan harga saham secara signifikan (Arifin, 2007:119).
30 37 Dengan adanya perubahan yang terjadi pada harga saham yang diakibatkan oleh adanya pengaruh dari harga minyak, nilai tukar rupiah, inflasi maupun suku bunga SBI, tentu akan berdampak pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan landasan teori, hubungan antar variabel dan hasil penelitian terdahulu, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Harga minyak dunia (X1) Nilai Tukar (X2) Inflasi (X3) Pergerakan IHSG (Y) Suku Bunga SBI (X4) Gambar 2.1 Sumber : Blanchard (2011), Samsul (2006), Tandelilin (2001). 2.5 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah, landasan teori, hasil penelitian terdahulu dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah, Harga minyak dunia, nilai tukar, inflasi dan suku bunga SBI mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan dan parsial terhadap pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia periode
BAB II URAIAN TEORITIS. Narayan dan Narayan (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Modelling
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Narayan dan Narayan (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Modelling the impact of oil prices on Vietnam s stock prices menyatakan bahwa harga saham, harga
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Utami dan Rahayu (2003) melakukan penelitian dengan judul Peranan Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indeks Harga Saham Gabungan (disingkat IHSG, dalm Bahasa Inggris disebut juga Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh inflasi, suku
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian saham Saham merupakan salah satu sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal. Saham juga merupakan sekuritas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham dikenal memiliki karakteristik high risk-high retum. Artinya
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Return Saham Saham dikenal memiliki karakteristik high risk-high retum. Artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan yang tinggi namun juga berpotensi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saham merupakan bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam
Lebih terperincirepository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif dan instrumen lainnya. Pasar modal merupakan salah
Lebih terperinciBAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis
10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif melaksanakan pembangunan. Dalam melaksanakan pembangunan sudah tentu membutuhkan dana yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Menanamkan uang sekarang, berarti uang tersebut seharusnya dapat dikonsumsi namun karena kegiatan investasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pasar modal merupakan lahan untuk mendapatkan modal investasi, sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan uangnya. Setiap investor dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian sebuah negara. Peran pasar modal bukan hanya sekedar tempat pertemuan lenders dan borrowers ataupun tempat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. Sebagaimana tercantum dalam UU No.13 Tahun 1968 tentang Bank
5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Sebagaimana tercantum dalam UU No.13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral, salah satu tugas Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter adalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. price of one currency in items of another currency.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Nilai Tukar 2.1.1. Pengertian Nilai Tukar Rupiah Menurut Fabozzi dan Franco (1996:724) an exchange rate is defined as theamount of one currency that can be exchange per unit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka
PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Fabozzi dan Franco (1996:724) an exchange rate is defined as
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis A. Pengertian Nilai tukar Menurut Fabozzi dan Franco (1996:724) an exchange rate is defined as the amount of one currency that can be exchange per unit of another
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di dunia. Suatu negara dengan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi menandakan tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian suatu negara merupakan salah satu hal yang penting bagi keberlangsungan negara tersebut. Sebuah negara yang berkembang pasti menghadapi berbagai masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan mencari cara untuk tetap mampu bertahan, cara yang dapat dilakukan adalah dengan menambah modal kerja dan memperluas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal merupakan alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan. Pasar modal juga dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang di lakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri-industri
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Secara umum, Pasar Modal adalah lembaga keuangan yang memiliki kegiatan
12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Secara umum, Pasar Modal adalah lembaga keuangan yang memiliki kegiatan berupa penawaran dan perdagangan surat berharga (efek) yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keputusan investasi yang sebelumnya sudah dilakukan diantaranya sebagai berikut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pengaruh factor penentu perilaku investor dalam keputusan investasi yang sebelumnya sudah dilakukan diantaranya sebagai berikut : 1.Ellen
Lebih terperinciBAB II DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Pasar Modal Pasar Modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Inflasi Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus maksudnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi
BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini pasar modal merupakan instrumen penting dalam perekonomian suatu negara. Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tersebut dilakukan dalam suatu lembaga resmi yang disebut bursa efek.
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pasar modal pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang mempertemukan penjual dan pembeli dana. Dana yang diperjualbelikan tersebut digunakan untuk jangka waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, hampir semua negara menaruh perhatian besar terhadap pasar modal yang memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Di beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, hampir semua negara menaruh perhatian besar terhadap pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jumlah Uang Beredar, Exchange Rate, dan Interest Rate terhadap Indeks JII (Jakarta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Zuhri (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Exchange Rate, dan Interest Rate terhadap Indeks JII (Jakarta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Berikut ringkasan beberapa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Walaupun ruang linkupnya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahuluakan diuraikan secara ringkas karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Walaupun ruang linkupnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan investasi di Pasar Modal. Dalam hal ini Pasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saham Mengacu pada Sunariyah (2011: 125), pengertian saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang menjadi bukti kepemilikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi pasar modal yang mengalami pasang surut memberikan tanda bahwa kegiatan di pasar modal memiliki hubungan yang erat dengan keadaan ekonomi makro, maka
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat
23 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Menurut UU No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pengertian pasar modal adalah kegiatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kegiatan investasi saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal tersebut didukung dengan kemudahan untuk mendapatkan informasi mengenai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun ruang lingkup
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan perekonomian dunia. Hal ini terjadi setelah dianutnya sistem perekonomian terbuka yang dalam aktivitasnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pasar Modal Pasar Modal dijumpai di banyak negara karena pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara. Pasar modal menjadi media yang dapat digunakan untuk memperoleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis di Indonesia didukung oleh perkembangan pasar modal. Pasar modal dibentuk untuk menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan dalam sistem perekonomian
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Menurut Wardane (2003) dalam Prawoto dan Avonti (2004), suku bunga adalah
II. LANDASAN TEORI 2.1 Tingkat Suku Bunga 2.1.1 Pengertian Tingkat Suku Bunga Menurut Wardane (2003) dalam Prawoto dan Avonti (2004), suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan untuk penggunaan uang.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak peneliti dan analis saham menyatakan bahwa, turun-naiknya Indeks Harga Saham di pasar modal ada hubungannya dengan perkembangan ekonomi makro yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset yang dimilikinya. Investor dapat melakukan investasi pada beragam aset finansial, salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan berlomba lomba untuk memperoleh sumber pendanaan. Hal ini terlihat dari data yang dirilis
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang
14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa di perjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gabungan Pada Bursa Efek Indonesia Periode dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tri Susilo Anggoro (2011) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Inflasi,Kurs dan Suku Bunga SBI Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Pada Bursa Efek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang berkembang dalam pertumbuhan perekonomian, maka indonesia memerlukan dana dalam jumlah besar atau adanya dana. Dalam perekonomian indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang terjadi saat ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan performa terbaiknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Investor merupakan pihak yang mempunyai kelebihan dana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi sumber daya alam yang sangat melimpah, baik yang dapat diperbaharui (hayati) maupun yang tidak dapat diperbaharui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri manufaktur telah mengalami pasang surut yang membuat perkembangan industri manufaktur membutuhkan dana yang besar. Hal ini menyebabkan industri-industri
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian 3.1.1 Hubungan Antar Variabel 3.1.1.1 Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan Melemahnya nilai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Sinyal ( Signalling Theory) Informasi mengenai kondisi perusahaan sangat dibutuhkan investor dan hendaknya para pelaku bisnis menyediakan informasi tersebut. Informasi ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau emiten). Dengan adanya pasar modal, pihak yang memiliki kelebihan dana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang penting terhadap perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu negara, sehingga dalam melakukan investasi seorang investor memerlukan suatu analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur perkembangan perekonomian di sebuah negara. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORETIS. Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Harga Saham
BAB II URAIAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Pane tahun 2009 dengan judul Pengaruh Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Harga Saham Pada Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yg melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke hampir seluruh dunia dan hampir di seluruh sektor. Krisis keuangan global menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum, pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang umumnya lebih dari 1 (satu)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perekonomian suatu negara dituntut untuk dapat memiliki sumber daya yang memenuhi setiap kebutuhan dari negara tersebut. Bukan hanya sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin berinvestasi di
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORTIS
23 BAB II URAIAN TEORTIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2007) pada perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI),yang berjudul pengaruh faktorfaktor
Lebih terperinci2. LANDASAN TEORI. Pada dasarnya, pasar modal ( capital market ) merupakan pasar untuk
2. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pasar Modal Dan Surat Berharga Pada dasarnya, pasar modal ( capital market ) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu lembaga perantara (intermediasi) antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal menyediakan alternatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dimana pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain mengorbankan sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran aktif lembaga pasar modal merupakan sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan mempertemukan kepentingan investor selaku pihak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS. Investor biasanya menginvestasikan dananya melalui wahana yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Investasi 2.1.1.1 Pengertian Investasi Investor biasanya menginvestasikan dananya melalui wahana yang diharapkan dapat memberikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan utama yaitu mencapai dan menjaga kestabilan nilai rupiah. Hal ini tertulis dalam UU No. 3 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. 1 Dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1. Pasar Modal Menurut Husnan (2003) pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN
ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN Skripsi Disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Manajemen
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORI. Anggraeni (2003) melakukan penelitian dengan judul The Foreign
BAB II URAIAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Anggraeni (2003) melakukan penelitian dengan judul The Foreign Exchange Exposure pada Bank-Bank yang Go Public di Bursa Efek Jakarta menunjukkan adanya foreign
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat guna menunjang pembiayaan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. uang dan pengaruhnya terhadap aset investasi. penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi (Husnan, 2005).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Arus globalisasi telah menyebabkan terjadinya integrasi pasar dunia sehingga perekonomian suatu negara tidak akan terhindar dari pengaruh ekonomi di belahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diterima untuk tiap investor. Tujuan utama dari aktivitas pasar modal adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peningkatan laba oleh investor dapat ditempuh dengan berbagai cara, salah satunya dengan berinvestasi pada pasar modal. Kegiatan investasi merupakan suatu kegiatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan berinvestasi seorang investor dihadapkan pada dua hal yaitu return (imbal hasil) dan risiko. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompleksitas sistem pembayaran dalam perdagangan internasional semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang berkembang akhir-akhir ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Belakangan ini persaingan dalam dunia ekonomi semakin meningkat karena munculnya berbagai pelaku usaha dalam berbagai segmen industri dengan sumber daya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. APT (Arbitrage Pricing Theory) Return saham merupakan selisih antara harga jual atau harga saat ini, dengan harga pembelian. Return saham memungkinkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat menghasilkan tingkat keuntungan optimal bagi investor. Investasi dapat diartikan sebagai suatu
Lebih terperinciPengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM
Pengantar Ekonomi Makro Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Materi Perkuliahan: 1. Ruang Lingkup Analisis Makroekonomi (Konsep dasar ekonomi makro) 2. Aliran kegiatan perekonomian (aliran sirkular atau circular
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian pertama yang dilakukan oleh Purwanti (2005) dengan obyek penelitian Indeks LQ45. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka
Lebih terperinci