Oleh: Budi Santoso SDN Patokan I Kraksaan, Probolinggo
|
|
- Widyawati Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 38 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN MATERI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MELALUI MODEL EXPLICIT INSTRUCTION PADA SISWA KELAS V SDN PATOKAN I KECAMATAN KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO Oleh: Budi Santoso SDN Patokan I Kraksaan, Probolinggo Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mendriskripsikan Penerapan model Explicit Instruction pada siswa kelas V SDN Patokan I Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo. 2) Mendriskripsikan Peningkatan Hasil belajar materi Peraturan Perundang-undangan setelah diajar dengan model Explicit Instruction pada siswa kelas V SDN Patokan I Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo. Sumber data berasal dari siswa kelas V SDN Patokan I Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo yang berjumlah 35 siswa. Teknik pengumpulan data melalui hasil tes formatif yang dilakukan. Secara garis besar penelitian ini dilakukan melalui empat tahapan dalam proses pengkajian berdaur (PTK) yaitu meliputi : perencanaan (planning), pelaksanaan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif, selanjutnya dikonsultasikan dengan kriteria keberhasilan untuk mengetahui tuntas dan tidaknya belajar. Berdasarkan hasil tes formatif dari siklus pertama dan kedua didapatkan ketuntasan belajar siswa yang meningkat. Pembelajaran dengan Model Explicit Instruction memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus I pertemuan I dan II, siklus II pertemuan I dan II) yaitu masing-masing %, 73%, 77.%, 81.29%. Penerapan Model Explicit Instruction mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan Model Explicit Instruction sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar. Kata kunci: Explicit Instruction, Peraturan Perundang-undangan Menurut Winataputra dkk (1997: ), PKn SD adalah mata pelajaran PPKn berisi ketentuan yang ditekankan pada pengalaman dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang ditunjang oleh pengetahuan dan pengertian sederhana sebagai bekal untuk mengikuti pendidikan berikutnya. Sejalan dengan pendapat Mulyasa (2006:47) yang menyatakan bahwa pembelajaran PKn dimaksutkan untuk meningkatkan kesadaran dan wawasan siswa akan setatus hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Pada Tahun Pelajaran 1973 melalui MPR ditetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) ditegaskan bahwa: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dimasukkan dalam kurikulum di semua tingkat pendidikan, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi baik Negeri maupun swasta. (Tap. MPR. No. IV/MPR/ 1973). Berdasaran beberapa pendapat tentang pengertian PKn diatas, dapat disim-
2 Budi Santoso, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PKn pulkan bahwa pengertian PKn adalah suatu mata pelajaran yang mempelajari setatus hak dan kewajiban warganegara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan keputusan DIRJEN DIKTI No.267/DKT/2000, tujuan PKn mencakup: 1) tujuan umum yaitu untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada siswa mengenai hubungan antar warganegara dengan Negara agar menjadi warganegara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara; 2) tujuan khusus, yaitu agar siswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur, dan demokrasi serta ikhlas sebagai warganegara Repuplik Indonesia terdidik dan bertanggung jawab. Tujuan mempelajari PKn adalah untuk mengerti dan memahami tentang isi dan makna yang terkandung dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 atau dengan kata lain untuk menjadi warganegara yang baik. dengan sikap moral dan perilaku yang berdasarkan falsafah negara dan UUD (Djamal, D : 7). Pada buku lain dirumuskan tujuan PKn sebagai berikut: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan bertujuan meneruskan dan mengembangkan jiwa semangat dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pedoman Penghayatan dan GBHN kepada generasi muda, dengan menekankan ranah sikap dan nilai yang mendorong semangat merangsang ilham dan menyeimbangkan kepribadian peserta didik (GBPP, Depdikbud, 1984: 3). Dengan demikian penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa tujuan mata pelajaran PKn adalah untuk membentuk warganegara yang baik, mampu berfikir kritis, rasional dan kreatif, mau berinteraksi dan bertanggung jawab dalam semua bidang kegiatan, dapat berkembang secara positif, dan demokratis, serta dapat berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain sehingga mampu mengikuti teknologi modern. Tim Pembina PKn Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan bahwa: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran adalah usaha yang dilakukan secara sadar, teratur dan terus menerus ynag terjadi di dalam proses belajar mengajar yang diciptakan hubungan antara guru dengan siswa menurut aturan moral Pancasila. Proses belajar mengajar menanamkan norma Pancasila dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku siswa menurut tuntutan moral Pancasila. (Tim Pembina PKn Depdikbud, 1983: 24). Standar kompetensi adalah kemampuan minimal yang harus dicapai setelah anak didik menyelesaikan suatu mata pelajaran tertentu pada setiap jenjang yang diikutinya. Misalnya, kompetensi yang harus dicapai oleh mata pelajaran PKn di SD. Sedangkan yang dimaksud dengan kompetensi dasar adalah kemampuan minimal yang harus dicapai peserta didik dalam penguasaan konsep atau materi pelajaran yang diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu ( Sanjaya, 2006:71). Standar kompetensi mata pelajaran PKn dijabarkan ke dalam kompetensi dasar pelajaran PKn yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan indikator. Indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dijadikan ukuran untuk mencapai ketercapaian hasil pembelajaran. Explicit Instruction (pengajaran langsung) merupakan suatu pendekatan yang dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedur dan
3 40 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah (Suyatno, 2009:127). Selain itu, Rosenhina, dkk (dikutip Yasa, 2012) mengemukakan bahwa Explicit Instruction merupakan suatu model pembelajaran secara langsung agar siswa dapat memahami serta benar-benar mengetahui pengetahuan secara menyeluruh dan aktif dalam suatu pembelajaran. Arend dalam Trianto (2010:41) menjelaskan bahwa model Explicit Instruction disebut juga dengan direct instruction merupakan salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Kemudian Anurrahman (2009:169) mengemukakan bahwa Explicit Instruction atau yang dikenal sebagai pengajaran langsung merupakan suatu model dimana kegiatan terfokus pada aktivitas-aktivitas akademik sehingga di dalam implementasi kegiatan pembelajaran guru melakukan kontrol yang ketat terhadap kemajuan siswa, pendayagunaan waktu serta iklim kelas yang dikontrol secara ketat pula. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model Explicit Instruction merupakan suatu pendekatan atau model pembelajaran yang dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedur dan pengetahuan deklaratif sehingga agar siswa dapat memahami serta benar-benar mengetahui pengetahuan secara menyeluruh dan aktif dalam suatu pembelajaran dengan pola selangkah demi selangkah. Kardi, dkk dikutip Uno, dkk (2012:117) ada beberapa ciri-ciri model Explicit Instruction (pengajaran langsung), yaitu sebagai berikut: (a) Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian belajar; (b) Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran dan; (c) Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil. Selain itu, Weil dan Calhoun (dikutip Anurrahman, 2009:169), mengemukakan bahwa tujuan utama dari penggunaan model tersebut, yaitu untuk memaksimalkan penggunaan waktu belajar siswa, sedangkan dampak pengajarannya adalah tercapainya ketuntasan muatan akademik dan keterampilan, meningkatnya motivasi belajar siswa serta meningkatkan kemampuan siswa. (Weil dan Calhoun, dalam Anurrahman, 2009:169). Pada pelaksanaan model Explicit Instruction (EI) dapat berbentuk ceramah, demontrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok. Hal ini digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa (Kardi dikutip Uno, dkk, 2012:118). Terkait hal tersebut, maka dalam penerapannya penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus seefisien mungkin, sehingga guru dapat merancang dengan tepat, waktu yang digunakan. Dari uraian tersebut, maka seorang guru harus memahami langkah-langkah atau sintaks dari model tersebut. Suprijono (2010:130) menyatakan bahwa ada beberapa tahapan atau langkah dalam pengajaran langsung (Explicit Instruction), meliputi: (1) menyampaikan tu-
4 Budi Santoso, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PKn juan dan mempersiapkan siswa, (2) mendemontrasikan pengeatahuan dan keterampilan, (3) membimbing pelatihan, (4) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, dan (5) memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan. METODE PENELITIAN PTK adalah penelitian yang dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi. Karena siswa terlibat dalam situasi penelitian, maka karakteristik siswa perlu dipahami agar PTK berjalan lancar sesuai tujuan. PTK ini dilaksanakan di kelas V SDN Patokan I Kecamatan Kraksaan, dengan jumlah siswa sebanyak 35 anak terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Usia mereka rata-rata tahun. Mayoritas dari siswa berasal dari keluarga Nelayan, pedagang, dan Wiraswasta. Tentang keadaan fisik siswa kelas V pada umumnya baik. Sedang jarak dari rumah ke sekolah di bawah 750m. Prestasi akademik siswa pada semester 1 cukup lumayan baik. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN Patokan I Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, yang berlokasi di Desa/Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini memakan waktu selama tiga bulan, dimulai bulan Januari s/d Maret Langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang peneliti laksanakan mengacu pada pendapat Wardani (2003:24), yaitu (1) merencanakan (planning), (2) melakukan tindakan (action), (3) observasi (observation), (4) refleksi (reflection). HASIL DAN PEMBAHASAN Pertemua I Siklus I Perencanaan Hal-hal yang perlu direncakan pada siklus I pertemuan I sebagai berikut: Merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran dengan materi menjelaskan arti Peraturan Perundang-undangan, menyusun RPP dengan menggunakan Model Explicit Instruction, menyiapkan media pembelajaran, menyiapkan nomor kepala, menyiapkan lembar kerja kelompok dan tes akhir, menyiapkan lembar instrumen penilaian kerja kelompok, tes akhir, dan afektif, menyiapkan lembar observasi guru.. Pelaksanaan Tindakan Siklus I pertemuan I dilaksanakan pada hari Jum`at tanggal 3 Pebruari 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dengan materi Memahami peta konsep tentang Peraturan Perundang-undangan. Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru mengucapkan salam, berdoa bersama siswa, dan melakukan absensi. Kemudian guru menyampaikan apersepsi melalui tanya jawab dengan siswa tentang menjelaskan Memahami peta konsep tentang Peraturan Perundang-undangan. Kegiatan tersebut berfungsi untuk menggali pengetahuan awal siswa tentang Memahami peta konsep tentang Peraturan Perundang-undangan. Kemudian guru menginformasikan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari serta tujuan dari mempelajarai materi tersebut. Kegiatan inti yang dilakukan oleh guru membentuk kelompok. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa. Kegiatan guru membentuk kelompok tampak Se-
5 42 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 telah guru selesai membentuk kelompok kemudian guru membagikan nomor kepala kepada masing-masing siswa. Dalam 1 kelompok setiap siswa mendapatkan nomor kepala yang berbeda dengan anggota kelompoknya. Selanjutnya semua siswa mengenakan nomor kepala yang dibantu oleh guru. Kegiatan guru membantu siswa mengenakan nomor kepala tampak. Kemudian guru membagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) kepada masingmasing kelompok untuk didiskusikan bersama anggota kelompok. Kegiatan guru membagikan LKK. Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya untuk membahas dan menjawab pertanyaan yang terdapat pada LKK tentang menjelaskan Memahami peta konsep tentang Peraturan Perundang-undangan. Kegiatan siswa berdiskusi. Selama proses diskusi berlangsung guru berkeliling mengamati dan mencatat sikap siswa untuk dijadikan penilaian afektif dengan menggunakan lembar instrumen yang disertai dengan rubrik. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKK, guru menunjuk 5 nomor kepala yang berbeda sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok untuk menuliskan hasil diskusi di papan tulis. Kegiatan siswa menuliskan hasil diskusi di papan tulis sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok. Kemudian siswa dengan bimbingan guru membahas pertanyaan yang terdapat pada LKK secara bersama-sama. Kegiatan guru bersama dengan siswa membahas pertanyaan yang terdapat pada LKK. Pada kegiatan akhir siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan tentang pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Kemudian guru membagikan lembar tes akhir kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Tes akhir tersebut berfungsi untuk memperkuat pemahaman siswa tentang materi yang baru dipelajari.. Setelah kegiatan tersebut siswa bersama dengan guru merefleksi proses pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mengakhiri pembelajaran dengan doa bersama siswa dan salam. Observasi Data hasil observasi aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan Model Explicit Instruction pada siklus I pertemuan I memperoleh skor sebanyak 4 poin. Hasil Tes Ahir Data hasil tes akhir dengan menggunakan Model Explicit Instruction pada siklus I pertemuan I diketahui terdapat 3 siswa memperoleh nilai terendah 50 dengan nilai kriteria keberhasilan sangat kurang dan nilai tertinggi 90. Jumlah skor keseluruhan sebesar dengan jumlah persentase keberhasilan sebesar 71,71% dan nilai kriteria keberhasilan titak tuntas. Tabel 1 Data Hasil Tes Akhir Siklus I Pertemuan I dengan Menggunakan Explicit Instruction No Nama Siswa Nilai Tingkat Ketuntasan 1 Afrizal Septian Agung Tidak Pratama 70 2 Alin Esa Meilani 70 Tidak 3 Benita Reza Carca Tidak Fikriyana Julyanto 65 4 Bimo Adjie Laksono 60 Tidak 5 Cahya Naina Al-Fitri 60 Tidak 6 Dinda Maulidyah Tidak Novifah 65 7 Fajar Haqiqi 70 Tidak 8 Faricha Azkia Ulfa 75 9 Firmansyah Rachman Putra Galuh Kinanthi Suci Hasan Hidayatullah Ika Nur Arifah Maunatullah Marsha Tri Wulandari 65 Tidak
6 Budi Santoso, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PKn No Nama Siswa Nilai Tingkat Ketuntasan 14 Mochamad Dilan Fajrul Tidak Falah Moh. Septian Eka Hari Prayoga Muhammad Toyfur Dita Ramadan Nabila Irma Wulandari Ovy Nur Safira Putri Intani Firdausi Rizky Fitri Andini Salsabella Aurelya Tidak Putri Kiswara Sherly Febriana Silvi 60 Tidak 23 Vidia Cahya Firdauzi 50 Tidak 24 Yanuar Ricky Alfiandri Zulfa Aulia Sabila 50 Tidak 26 Ahmad Fauzan Ahmad Fauzan Ridollah Ahmad Mismarul Alam Amarylis Patricia Putri Firdaus Arief Haidar Rachman Arief Ilham Tidak Wahyudiarta Bagas Prasetyo Budi 50 Tidak 33 Bayu Ahmad Marzuki 65 Tidak 34 Devi Wulandari 65 Tidak 35 Dhekis Baskoro Aji 75 Jumlah skor Persentase (%) 71,71 Kriteria Keberhasilan Tidak Pertemua I Siklus II Perencanaan Hal-hal yang perlu direncakan pada siklus I pertemuan II sebagai berikut. Merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran dengan Menyebutkan sifat Peraturan Perundang-undangan, menyusun RPP dengan menggunakan Model Explicit Instruction, menyiapkan media pembelajaran, menyiapkan nomor kepala, menyiapkan lembar kerja kelompok dan tes akhir, menyiapkan lembar instrumen penilaian kerja kelompok, tes akhir, dan afektif, menyiapkan lembar observasi guru. Pelaksanaan Tindakan Siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Jum`at tanggal 10 Pebruari 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dengan materi Menyebutkan sifat Peraturan Perundang-undangan. Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru mengucapkan salam, berdoa bersama siswa, dan melakukan absensi. Kemudian guru menyampaikan apersepsi melalui tanya jawab dengan siswa tentang menjelaskan Menyebutkan sifat Peraturan Perundang-undangan. Kegiatan tersebut berfungsi untuk menggali pengetahuan awal siswa tentang Menyebutkan sifat Peraturan Perundang-undangan. Kemudian guru menginformasikan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari serta tujuan dari mempelajarai materi tersebut. Kegiatan inti yang dilakukan oleh guru membentuk kelompok. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa. Kegiatan guru membentuk kelompok tampak Setelah guru selesai membentuk kelompok kemudian guru membagikan nomor kepala kepada masing-masing siswa. Dalam 1 kelompok setiap siswa mendapatkan nomor kepala yang berbeda dengan anggota kelompoknya. Selanjutnya semua siswa mengenakan nomor kepala yang dibantu oleh guru. Kegiatan guru membantu siswa mengenakan nomor kepala tampak. Kemudian guru membagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) kepada masingmasing kelompok untuk didiskusikan bersama anggota kelompok. Kegiatan guru membagikan LKK. Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya untuk membahas dan menjawab pertanyaan yang terdapat pada LKK tentang menjelaskan Menyebutkan sifat Peraturan Perundang-un-
7 44 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 dangan. Kegiatan siswa berdiskusi. Selama proses diskusi berlangsung guru berkeliling mengamati dan mencatat sikap siswa untuk dijadikan penilaian afektif dengan menggunakan lembar instrumen yang disertai dengan rubrik. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKK, guru menunjuk 5 nomor kepala yang berbeda sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok untuk menuliskan hasil diskusi di papan tulis. Kegiatan siswa menuliskan hasil diskusi di papan tulis sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok. Kemudian siswa dengan bimbingan guru membahas pertanyaan yang terdapat pada LKK secara bersama-sama. Kegiatan guru bersama dengan siswa membahas pertanyaan yang terdapat pada LKK. Pada kegiatan akhir siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan tentang pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Kemudian guru membagikan lembar tes akhir kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Tes akhir tersebut berfungsi untuk memperkuat pemahaman siswa tentang materi yang baru dipelajari. Setelah kegiatan tersebut siswa bersama dengan guru merefleksi proses pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mengakhiri pembelajaran dengan doa bersama siswa dan salam. Observasi Data hasil observasi aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan Model Explicit Instruction pada siklus I pertemuan II memperoleh skor sebanyak 6 poin. Hasil Tes Ahir Data hasil tes akhir dengan menggunakan Model Explicit Instruction pada siklus I pertemuan II diketahui terdapat 1 siswa memperoleh nilai terendah 50 dengan nilai kriteria keberhasilan sangat kurang dan nilai 95. Jumlah skor keseluruhan sebesar dengan jumlah persentase keberhasilan sebesar 73% dan nilai kriteria keberhasilan titak tuntas.. Tabel 2 Data Hasil Tes Akhir Siklus I pertemuan II dengan Menggunakan Explicit Instruction No Nama Siswa Nilai Tingkat Ketuntasan 1 Afrizal Septian Agung Pratama 75 2 Alin Esa Meilani 70 Tidak 3 Benita Reza Carca Tidak Fikriyana Julyanto 65 4 Bimo Adjie Laksono 65 Tidak 5 Cahya Naina Al-Fitri 60 Tidak 6 Dinda Maulidyah Novifah 65 Tidak 7 Fajar Haqiqi 75 8 Faricha Azkia Ulfa 75 9 Firmansyah Rachman Putra Galuh Kinanthi Suci Hasan Hidayatullah Ika Nur Arifah Maunatullah Marsha Tri Wulandari 65 Tidak 14 Mochamad Dilan Fajrul Tidak Falah Moh. Septian Eka Hari Prayoga Muhammad Toyfur Dita Ramadan Nabila Irma Wulandari Ovy Nur Safira Putri Intani Firdausi Rizky Fitri Andini Salsabella Aurelya Putri Tidak Kiswara Sherly Febriana Silvi 60 Tidak 23 Vidia Cahya Firdauzi 60 Tidak 24 Yanuar Ricky Alfiandri Zulfa Aulia Sabila 55 Tidak 26 Ahmad Fauzan Ahmad Fauzan Ridollah Ahmad Mismarul Alam Amarylis Patricia Putri Firdaus Arief Haidar Rachman Arief Ilham Wahyudiarta 65 Tidak 32 Bagas Prasetyo Budi 50 Tidak
8 Budi Santoso, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PKn No Nama Siswa Nilai Tingkat Ketuntasan 33 Bayu Ahmad Marzuki 65 Tidak 34 Devi Wulandari 65 Tidak 35 Dhekis Baskoro Aji 75 Jumlah skor Persentase (%) 73,00 Kriteria Keberhasilan Tidak Refleksi Siklus I Refleksi yang diperoleh dari hasil observasi dan analisis data selama pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut. (1) perlu adanya perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari terdapat beberapa aspek yang belum dilaksanakan dalam aktivitas guru selama proses pembelajaran, (2) ditemukan beberapa siswa memperoleh nilai hasil belajar masih di bawah KKM dan persentase ketuntasan klasikal yang diperoleh siswa kelas V hanya sebesar 73%. Hal tersebut tidak sesuai dengan pendapat dari Triono (2010:241) menyatakan keberhasilan klasikal dikatakan berhasil apabila nilai siswa secara klasikal memenuhi standar yang ditentukan yaitu sebesar 85%, (3) aktivitas siswa selama proses pembelajaran masih rendah, hal ini dibuktikan dengan masih banyak siswa yang merasa malu dan takut untuk mengajukan dan menjawab pertanyaan, (4) hasil wawancara dengan siswa diperoleh data bahwa siswa merasa senang mengikuti pembelajaran dengan Model Explicit Instruction, karena pembelajaran dengan Model Explicit Instruction memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara kelompok walaupun ada beberapa siswa yang masih enggan untuk bekerja secara kelompok (individu) dengan alasan supaya lebih kreatif, sedangkan hasil wawancara dengan guru wali kelas diperoleh data bahwa guru merasa bahwa Model Explicit Instruction sangat cocok dan tepat untuk diterapkan pada Materi Peraturan Perundang-undangan, karena dapat menumbuhkan dan meningkatkan keaktifan dan semangat belajar siswa, (5) hasil catatan lapangan menunjukkan siswa mulai terbiasa dengan nomor yang diikat dikepala dan merasa senang memakainya dan siswa dapat berinteraksi dengan guru secara baik, akan tetapi pada saat proses diskusi kelompok masih ditemukan siswa yang tidak ikut berpartispknsi dalam kelompok. Berdasarkan refleksi diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I belum optimal. Oleh karena itu perlu dilakukannya upaya perbaikan pada siklus II. Pertemua II Siklus I Perencanaan Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tahap pertama, maka perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran dan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn Materi Peraturan Perundang-undangan dengan mengunakan Model Explicit Instruction pada siklus II pertemuan I. Hal-hal yang perlu direncanakan pada siklus II pertemuan I sebagai berikut. Merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran dengan Peraturan Perundangundangan, menyusun RPP dengan menggunakan Model Explicit Instruction, menyiapkan media pembelajaran, menyiapkan nomor kepala, menyiapkan lembar kerja kelompok dan tes akhir, menyiapkan lembar instrumen penilaian kerja kelompok, tes akhir, dan afektif, menyiapkan lembar observasi guru. Pelaksanaan Tindakan Siklus II pertemuan I dilaksanakan pada hari Jum`at tanggal 17 Pebruari 2015
9 46 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dengan materi Peraturan Perundang-undangan. Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru mengucapkan salam, berdoa bersama siswa, dan melakukan absensi. Kemudian guru menyampaikan apersepsi melalui tanya jawab dengan siswa tentang menjelaskan Peraturan Perundang-undangan. Kegiatan tersebut berfungsi untuk menggali pengetahuan awal siswa tentang Peraturan Perundang-undangan. Kemudian guru menginformasikan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari serta tujuan dari mempelajarai materi tersebut. Kegiatan inti yang dilakukan oleh guru membentuk kelompok. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa. Kegiatan guru membentuk kelompok tampak Setelah guru selesai membentuk kelompok kemudian guru membagikan nomor kepala kepada masing-masing siswa. Dalam 1 kelompok setiap siswa mendapatkan nomor kepala yang berbeda dengan anggota kelompoknya. Selanjutnya semua siswa mengenakan nomor kepala yang dibantu oleh guru. Kegiatan guru membantu siswa mengenakan nomor kepala tampak. Kemudian guru membagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) kepada masingmasing kelompok untuk didiskusikan bersama anggota kelompok. Kegiatan guru membagikan LKK. Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya untuk membahas dan menjawab pertanyaan yang terdapat pada LKK tentang menjelaskan Peraturan Perundang-undangan. Kegiatan siswa berdiskusi. Selama proses diskusi berlangsung guru berkeliling mengamati dan mencatat sikap siswa untuk dijadikan penilaian afektif dengan menggunakan lembar instrumen yang disertai dengan rubrik. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKK, guru menunjuk 5 nomor kepala yang berbeda sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok untuk menuliskan hasil diskusi di papan tulis. Kegiatan siswa menuliskan hasil diskusi di papan tulis sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok. Kemudian siswa dengan bimbingan guru membahas pertanyaan yang terdapat pada LKK secara bersama-sama. Kegiatan guru bersama dengan siswa membahas pertanyaan yang terdapat pada LKK. Pada kegiatan akhir siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan tentang pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Kemudian guru membagikan lembar tes akhir kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Tes akhir tersebut berfungsi untuk memperkuat pemahaman siswa tentang materi yang baru dipelajari.. Setelah kegiatan tersebut siswa bersama dengan guru merefleksi proses pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mengakhiri pembelajaran dengan doa bersama siswa dan salam. Observasi Data hasil observasi aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan Model Explicit Instruction pada siklus II pertemuan I memperoleh skor sebanyak 6 poin.. Hasil Tes Ahir Data hasil tes akhir dengan menggunakan Model Explicit Instruction pada siklus II pertemuan I diketahui terdapat 1 siswa memperoleh nilai terendah 60 dengan nilai kriteria keberhasilan sangat kurang dan nilai tertinggi 95. Jumlah skor keseluruhan sebesar 2695 dengan jumlah
10 Budi Santoso, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PKn persentase keberhasilan sebesar 77.% dan nilai kriteria keberhasilan tuntas. Tabel 3 Data Hasil Tes Akhir Siklus II pertemuan I dengan Menggunakan Explicit Instruction No Nama Siswa Nilai Tingkat Ketuntasan 1 Afrizal Septian Agung Pratama 80 2 Alin Esa Meilani 75 3 Benita Reza Carca Tidak Fikriyana Julyanto 65 4 Bimo Adjie Laksono 65 Tidak 5 Cahya Naina Al-Fitri 65 Tidak 6 Dinda Maulidyah Tidak Novifah 70 7 Fajar Haqiqi 80 8 Faricha Azkia Ulfa 80 9 Firmansyah Rachman Putra Galuh Kinanthi Suci Hasan Hidayatullah Ika Nur Arifah Maunatullah Marsha Tri Wulandari 70 Tidak 14 Mochamad Dilan Fajrul Falah Moh. Septian Eka Hari Prayoga Muhammad Toyfur Dita Ramadan Nabila Irma Wulandari Ovy Nur Safira Putri Intani Firdausi Rizky Fitri Andini Salsabella Aurelya Putri Kiswara Sherly Febriana Silvi 60 Tidak 23 Vidia Cahya Firdauzi 65 Tidak 24 Yanuar Ricky Alfiandri Zulfa Aulia Sabila 60 Tidak 26 Ahmad Fauzan Ahmad Fauzan Ridollah Ahmad Mismarul Alam Amarylis Patricia Putri Firdaus Arief Haidar Rachman Arief Ilham Wahyudiarta Bagas Prasetyo Budi 65 Tidak 33 Bayu Ahmad Marzuki Devi Wulandari Dhekis Baskoro Aji 80 Jumlah skor Persentase (%) 77,00 Kriteria Keberhasilan Pertemua II Siklus II Perencanaan Hal-hal yang perlu direncakan pada siklus II pertemuan II sebagai berikut. Merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran dengan Peraturan Perundang-undangan, menyusun RPP dengan menggunakan Model Explicit Instruction, menyiapkan media pembelajaran, menyiapkan nomor kepala, menyiapkan lembar kerja kelompok dan tes akhir, menyiapkan lembar instrumen penilaian kerja kelompok, tes akhir, dan afektif, menyiapkan lembar observasi guru. Pelaksanaan Tindakan Siklus II pertemuan II dilaksanakan pada hari Jum`at tanggal 17 Pebruari 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dengan materi Peraturan Perundang-undangan. Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru mengucapkan salam, berdoa bersama siswa, dan melakukan absensi. Kemudian guru menyampaikan apersepsi melalui tanya jawab dengan siswa tentang menjelaskan Peraturan Perundang-undangan. Kegiatan tersebut berfungsi untuk menggali pengetahuan awal siswa tentang Peraturan Perundang-undangan. Kemudian guru menginformasikan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari serta tujuan dari mempelajarai materi tersebut. Kegiatan inti yang dilakukan oleh guru membentuk kelompok. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa. Kegiatan guru membentuk kelompok tampak Setelah guru selesai membentuk kelompok kemudian guru membagikan nomor kepala kepada masing-masing siswa. Dalam 1 kelompok setiap siswa mendapatkan nomor kepala yang berbeda dengan anggota kelompoknya. Selanjutnya semua siswa
11 48 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 mengenakan nomor kepala yang dibantu oleh guru. Kegiatan guru membantu siswa mengenakan nomor kepala tampak. Kemudian guru membagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) kepada masingmasing kelompok untuk didiskusikan bersama anggota kelompok. Kegiatan guru membagikan LKK. Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya untuk membahas dan menjawab pertanyaan yang terdapat pada LKK tentang menjelaskan Peraturan Perundang-undangan. Kegiatan siswa berdiskusi. Selama proses diskusi berlangsung guru berkeliling mengamati dan mencatat sikap siswa untuk dijadikan penilaian afektif dengan menggunakan lembar instrumen yang disertai dengan rubrik. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKK, guru menunjuk 5 nomor kepala yang berbeda sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok untuk menuliskan hasil diskusi di papan tulis. Kegiatan siswa menuliskan hasil diskusi di papan tulis sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok. Kemudian siswa dengan bimbingan guru membahas pertanyaan yang terdapat pada LKK secara bersama-sama. Kegiatan guru bersama dengan siswa membahas pertanyaan yang terdapat pada LKK. Pada kegiatan akhir siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan tentang pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Kemudian guru membagikan lembar tes akhir kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Tes akhir tersebut berfungsi untuk memperkuat pemahaman siswa tentang materi yang baru dipelajari.. Setelah kegiatan tersebut siswa bersama dengan guru merefleksi proses pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mengakhiri pembelajaran dengan doa bersama siswa dan salam. Observasi Data hasil observasi aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan Model Explicit Instruction pada siklus II pertemuan II memperoleh skor sebanyak 6 poin. Hasil Tes Ahir Data hasil tes akhir dengan menggunakan Model Explicit Instruction pada siklus II pertemuan II diketahui terdapat 1 siswa memperoleh nilai terendah 65 dengan nilai kriteria keberhasilan sangat kurang dan nilai tertinggi 100. Jumlah skor keseluruhan sebesar 2845 dengan jumlah persentase keberhasilan sebesar 81.29% dan nilai kriteria keberhasilan tuntas. Tabel 4 Data Hasil Tes Akhir Siklus II pertemuan II dengan Menggunakan Explicit Instruction No Nama Siswa Nilai Tingkat Ketuntasan 1 Afrizal Septian Agung P Alin Esa Meilani 80 3 Benita Reza Carca Fikriyana Julyanto 75 4 Bimo Adjie Laksono 75 5 Cahya Naina Al-Fitri 70 6 Dinda Maulidyah Novifah 75 7 Fajar Haqiqi 85 8 Faricha Azkia Ulfa 85 9 Firmansyah Rachman P Galuh Kinanthi Suci Hasan Hidayatullah Ika Nur Arifah M Marsha Tri Wulandari Mochamad Dilan Fajrul Falah Moh. Septian Eka Hari Prayoga Muhammad Toyfur Dita Ramadan Nabila Irma Wulandari Ovy Nur Safira Putri Intani Firdausi Rizky Fitri Andini 95
12 Budi Santoso, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PKn No Nama Siswa Nilai Tingkat Ketuntasan 21 Salsabella Aurelya Putri Kiswara Sherly Febriana Silvi 70 Tidak 23 Vidia Cahya Firdauzi Yanuar Ricky Alfiandri Zulfa Aulia Sabila 65 Tidak 26 Ahmad Fauzan Ahmad Fauzan Ridollah Ahmad Mismarul Alam Amarylis Patricia Putri F Arief Haidar Rachman Arief Ilham Wahyudiarta Bagas Prasetyo Budi 65 Tidak 33 Bayu Ahmad Marzuki Devi Wulandari Dhekis Baskoro Aji 80 Jumlah skor Persentase (%) 81,29 Kriteria Keberhasilan Refleksi Siklus II Refleksi yang diperoleh dari hasil observasi selama pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut. (1) pembelajaran sudah dilaksanakan sesuai dengan langkahlangkah yang terdapat dalam aktivitas guru, (2) nilai hasil belajar siswa sudah memenuhi KKM, walaupun terdapat dua anak yang belum tuntas hal ini dikarenakan anak tersebut tidak mau bertanya pada guru saat mengalami kesulitan dan persentase ketuntasan klasikal yang diperoleh siswa kelas sebesar 85%. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Triono (2010: 241) menyatakan keberhasilan klasikal dikatakan berhasil apabila nilai siswa secara klasikal memenuhi standar yang ditentukan yaitu sebesar 85%, (3) aktivitas siswa selama proses pembelajaran baik, hal ini dibuktikan dengan banyak siswa yang aktif selama pembelajaran, (4) hasil wawancara dengan siswa diperoleh data bahwa siswa merasa senang mengikuti pembelajaran dengan Model Explicit Instruction, karena siswa merasa lebih mudah memahai materi yang disampaikan oleh guru karena guru pada saat menjelaskan materi pecahan menggunakan media yang menarik sehingga dapat membantu siswa dalam memahami materi dengan cepat, sedangkan hasil wawancara dengan guru wali kelas diperoleh data bahwa guru merasa bahwa Model Explicit Instruction sangat cocok dan tepat untuk diterapkan pada Materi Peraturan Perundang-undangan, karena dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, meningkatkan keaktifan dan sikap saling kerjasama antar siswa, meningkatkan sikap percaya diri siswa, aktualisasi diri siswa dapat tereksplor dengan baik, siswa menjadi lebih aktif, kreatif, dan bersemangat dalam belajar, (5) hasil catatan lapangan menunjukkan siswa bersedia untuk bekerjasama dengan semua teman. Siswa aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa berani mengemukakan pendapat dan berani tampil di depan dengan penuh percaya diri. Berdasarkan refleksi diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika Materi Peraturan Perundang-undanganmelalui Model Explicit Instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ketuntasan Hasil belajar Siswa Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa Model Explicit Instruction memiliki dampak positif dalam meningkatkan daya ingat siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru selama ini (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I pertemuan I dan II, siklus II pertemuan I dan II) yaitu masing-masing %, 73%, 77.%, 81.29%.
13 50 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses Model Explicit Instruction dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap proses pemahaman dan penguasaan materi pelajaran yang telah diterima selama ini, yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran PKn dengan Model Explicit Instruction yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas isiwa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah belajar aktif dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/ tanya jawab dimana persentase untuk aktivitas di atas cukup besar. PENUTUP Kesimpulan Pembelajaran dengan Model Explicit Instruction memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus I pertemuan I dan II, siklus II pertemuan I dan II) yaitu masing-masing %, 73%, 77.%, 81.29%. Penerapan Model Explicit Instruction mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan Model Explicit Instruction sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar. Saran Untuk melaksanakan belajar aktif memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mempu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan Model Explicit Instruction dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran yang sesuai, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SD Negeri Patokan I Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo tahun pelajaran 2014/2015. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.
14 Budi Santoso, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PKn DAFTAR RUJUKAN Aunurrahman Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Agus, Suprijono Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Djamal, Zoer'aini D Prinsip-Prinsip Ekologi Dan Organisasi: Ekosistem Komunikasi Dan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara Mulyasa, E Menjadi Guru Profesional: menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sanjaya, W Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Suyatno Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Solo: Masmedia Buana Pustaka. Tap. MPR. No. IV/MPR/1973 Tim Pembina PKn Depdikbud, 1983 :24 Trianto Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif. Jakarta: Kencana. Uno, Hamzah. B Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Winataputra, US, dkk Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Yasa, I Nyoman Teori Sastra dan Penerapannya. Bandung: CV Karya Putra Darwati.
PENERAPAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS. (Jurnal Skripsi) Oleh NUR RAFIANA A. SUDIRMAN SISWANTORO
PENERAPAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS (Jurnal Skripsi) Oleh NUR RAFIANA A. SUDIRMAN SISWANTORO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Lebih terperinciPENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO
PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
Lebih terperinciPADA SISWA KELAS IV SEMESTER I TAHUN 2014/2015 SD NEGERI 4 NGADIRENGGO KECAMATAN POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK
Suharno, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi PKn... 143 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA BIDANG STUDI PKN MATERI SISTEM PEMERITAHAN KABUPATEN KOTA DAN PROVINSI DENGAN MENERAPKAN STRATEGI
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana
Lebih terperinciMENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK. Sih Yuwono
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK SD Negeri Kalilembu,
Lebih terperinciFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta
PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DI SD NEGERI 18 SUMEDANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Susi Yuliani 1, Erman Har
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten
Lebih terperinciOleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu
153 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI DAN PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DI SMP NEGERI 1 WONOAYU Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu
Lebih terperinciPerbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif
Jurnal Matematika Vol. 3 No. 2, Desember 2013. ISSN: 1693-1394 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif Tri Wahyuningsih
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP
PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE SD Negeri Kedungpatangewu, Kabupaten
Lebih terperinciPeningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni
Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V Endah Tri Wahyuni 1 1 Universitas Negeri Malang Email: 1 endahtriw7@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/
Lebih terperinciPENERAPAN RECIPROCAL TEACHING
PENERAPAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn POKOK BAHASAN PROSES PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA PADA SISWA KELAS VI A SDN TANGGUL WETAN 02 KECAMATAN TANGGUL JEMBER Suhirman
Lebih terperinciOleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek
Sri Isminah, Membantu Siswa Mengingat Kembali Pelajaran... 161 MEMBANTU SISWA MENGINGAT KEMBALI PELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN LEWAT METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS I TAHUN 2014/2015
Lebih terperinciTheresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK
PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN PECAHAN BENTUK SOAL CERITA DI KELAS V SDN 8 RINDINGALLO KABUPATEN TORAJA UTARA Theresyam Kabanga Program
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI Elvera Gustina a, Zetriuslita b, Mefa Indriati c a Alumni Program Studi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Tinjauan Tentang Teknik Cek Kosong a. Pengertian Teknik Pembelajaran Hamdani menjelaskan bahwa teknik pembelajaran diartikan sebagai suatu susunan, pendekatan,
Lebih terperinciOleh: Winarsih SDN 3 Malasan, Trenggalek
Winarsih, Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Materi Menjaga... 203 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN MATERI MENJAGA KEUTUHAN NKRI PADA SISWA KELAS V SDN 3 MALASAN KABUPATEN TRENGGALEK MELALUI GROUP INVESTIGATION
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tangguh, mandiri, berkarakter dan berdaya saing. Sebagai fondasi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal penting dan kunci keberhasilan suatu bangsa. Pendidikan juga menjadi tolak ukur suatu bangsa untuk dapat bersaing dalam dunia internasional.
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 1 MTs NEGERI ENOK Habibullah a, Hj. Zetriuslita b, Abdurrahman c a Alumni Program
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN PADA HUKUM BACAAN MAD LAZIM MELALUI METODE DRILL. Siti Sofiyah
Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 3, Juli 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN PADA HUKUM BACAAN MAD LAZIM MELALUI METODE DRILL SD Negeri 02 Doro, Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali
Lebih terperinciPROSIDING ISBN :
P 5 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII C SMP ANGGREK BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN SCRAMBLE Agisna
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI Oleh Sartin Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 1, No. 1, September 2016 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI SD Negeri 01 Kebonsari,
Lebih terperinciBab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian Pada bagian pelaksanaan tindakan ini, diuraikan mengenai kondisi awal sebelum tindakan, tindakan pada siklus 1 dan siklus 2, hasil tindakan dan
Lebih terperinciAgung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 2 PADA KOMPETENSI DASAR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN JASA DI SMA NEGERI 18 SURABAYA Agung Listiadi
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE SISWA KELAS IV SDN 10 PADANG DAREK KABUPATEN SOLOK SELATAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE SISWA KELAS IV SDN 10 PADANG DAREK KABUPATEN SOLOK SELATAN Evri Sandi 1, Pebriyenni 1, Hendrizal 1. 1 Program Studi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan karakteristik Subjek Penelitian Setting penelitian tindakan kelas ini mencakup tempat penelitian, subjek penelitian dan waktu pelaksanaan penelitian 1. Tempat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam
Lebih terperinciPeningkatan Kemampuan Siswa Pada Materi Lambang Bilangan Dengan Menggunakan Kartu Bilangan di Kelas I SDN 2 Kabalutan
Peningkatan Kemampuan Siswa Pada Materi Lambang Bilangan Dengan Menggunakan Kartu Bilangan di Kelas I SDN 2 Kabalutan Indah, Akina, dan Anggaini Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciJurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA-KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PERCOBAAN SEDERHANA BERBASIS BAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 MUARA BATU Juwairiah 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika,
Lebih terperinciSuharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS (Think Pair Share) PADA SISWA KELAS V SDN SIDOMEKAR 07 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Kawit Supriana 14 Abstrak. Pendidikan Kewarganegaraan
Lebih terperinciOleh: Sri Handayani SDN 1 Parakan, Trenggalek
90 Sri Handayani, Strategi Belajar Kooperatif STAD... STRATEGI BELAJAR KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN MATERI NILAI-NILAI SUMPAH PEMUDA PADA SISWA KELAS III DI SDN 1 PARAKAN TRENGGALEK
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO. 067252 MEDAN DELI Herawati Bukit Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED Surel : herawatibukit@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai pembelajaran matematika di kelas IV A SDN 2 Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan media grafis. Melalui penelitian tindakan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran IPS, Model Kooperatif Tipe Jigsaw, Media Visual.
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBASIS MEDIA VISUAL DI KELAS IV SDN 02 TEMULUS Oleh: Yulina Ismiyanti PGSD FKIP Universitas Islam Sultan Agung ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 06 November sampai 28 November 2009. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik
Lebih terperinciMeningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V Sri Rahyuni, Lukman Nadjamuddin, dan Abduh H. Harun Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciPEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). 1 Penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan
Lebih terperinciPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI KELOMPOK (SISWA KELAS III SDN CANDIJATI 01 ARJASA)
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI KELOMPOK (SISWA KELAS III SDN CANDIJATI 01 ARJASA) Sukaedi 4 Abstrak. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI
Lebih terperinciTingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini akan menguraikan antara lain: (1) kondisi awal, (2) siklus I, (3) siklus II, dan (4) pembahasan
Lebih terperinciFirman P., I Made Tangkas, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Pengelompokan Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas III SDN 2 Salakan Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan
Lebih terperinciPENERAPAN INKUIRI TERBIMBING PADA HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VII A SMPN 3 TANJUNG DALAM KONSEP EKOSISTEM
KONSTRUKTIVISME, Vol. 8, No. 1, Januari 2016 PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING PADA HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VII A SMPN 3 TANJUNG DALAM KONSEP EKOSISTEM Almira Ulimaz Program Studi Pendidikan Biologi
Lebih terperinciMeningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N 23 Sabang
Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains (JEPS) Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains, 1(1), 2017,69-76 Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N
Lebih terperinciPENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research. PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar siswa melalui penerapan pendekatan kontekstual pada pembelajaran IPA
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penelitian tentang peningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan pendekatan kontekstual pada pembelajaran IPA kelas V MI
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI Yeni Sugianti Surel : yeni.sugianti00@gmail.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciPENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN. Sri Eti Ermawati
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN
Lebih terperinciSetyagung Budi Cahyono 4
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD PADA SISWA KELAS VI SEMESTER 2 SDN KARANGSEMANDING 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Setyagung Budi Cahyono 4 Abstrak:
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kecandran 01 dengan subyek penelitian siswa kelas 4 yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciPenerapan Teori Konstruktivisme
Penerapan Teori Konstruktivisme untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Materi Nilai Kebersamaan dalam Merumuskan Pancasila Pada Siswa Kelas IV SDN 4 Sumberagung Eko Supriyadi 1 1 SDN 4 Sumberagung, Tulungagung
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB Oleh: Ian Trianti, Widayati Pujiastuti, Rizal Abstrak Permasalahan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)
37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses pembelajaran.
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian tindakan kelas dilakukan secara kolaboratif, untuk kemantapan rasional dalam pelaksanaan tugas, serta memperbaiki kondisi tempat praktik pembelajaran
Lebih terperinciPENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGHEMATAN AIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN STRUKTURAL SISWA KELAS V SD. Sunarti
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGHEMATAN AIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN STRUKTURAL SISWA KELAS V SD Sunarti SDN 3 Depok Kec. Bendungan Kab. Trenggalek Email: ssunarti7@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/
Lebih terperinciOleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek
218 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 MENINGKATKAN KETUNTASAN BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK BILANGAN PECAHAN MELALUI PERMAINAN KARTU BERWARNA PADA SISWA
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH
Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH SD Negeri 01 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan,
Lebih terperinciOleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek
24 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI SUMBER DAYA ALAM DAN KEGIATAN EKONOMI MELALUI METODE KOOPERATIF JIGSAW PADA SISWA
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Oleh: EDI BADRISYEH NIP. 19670501 199212 1 001 ABSTRAK Model Ccoperative Learning adalah suatu model pembelajaran
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Triyatno 1, John Sabari 2 1 Mahasiswa Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SD NEGERI 12 KONDA PADA MATERI GEJALA ALAM
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SD NEGERI 12 KONDA PADA M JURNAL PENELITIAN OLEH RUTIAH G2 G1 15 126 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU
Lebih terperinciPenerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin
Lebih terperinciPROSIDING ISBN :
P 89 APLIKASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MATERI SISTEM BILANGAN PADA SISWA KELAS XI RPL 3 SMK NEGERI 6 MALANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Zuraidah 1, Salmah Unaizatin 2 1 STAIN Kediri,
Lebih terperinciMutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro
MENIGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI PADA SISWA KELAS VI SDN TLOGOHAJI I SUMBERREJO BOJONEGORO Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, April 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW SD Negeri 01 Kebonsari
Lebih terperinciPENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DI KELAS V SDN 22 LUBUK ALUNG KAB PADANG PARIAMAN
1 PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DI KELAS V SDN 22 LUBUK ALUNG KAB PADANG PARIAMAN Meysi Tri Dasya ¹, Dr. Erman Har, M.Si², Wirnita Eska,
Lebih terperinciPENINGKATAN KETRAMPILAN PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN METODE INQUIRI PADA SISWAKELAS II SD NEGERI DADIREJO 02 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI
PENINGKATAN KETRAMPILAN PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN METODE INQUIRI PADA SISWAKELAS II SD NEGERI DADIREJO 02 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciModel Berbasis Portofolio untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa pada Pembelajaran PKN
JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia) ISSN Cetak: 2477-8524-ISSN Online: 2502-8103 http://jurnal.iicet.org DOI : https://doi.org/10.29210/ Volume 1 Nomor 3, 2017, hlm 19-26 /02017105 Info Artikel:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, dimana setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin
Lebih terperinciHasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pengurangan Bilangan Sampai Dengan 500 Kelas II SDN 2 Tinigi Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli Hasmiati,
Lebih terperinciIsman Uspan, Bonifasius Saneba, dan Jamaludin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode Diskusi Kelompok Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas III SD Inpres Bualemo 3 Isman Uspan, Bonifasius Saneba, dan Jamaludin Mahasiswa
Lebih terperinciDwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN
TERSEDIA SECARA ONLINE http://journal2.um.ac.id/index.php /jpg/ JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Tahun 22, No. 2, Juni 2017 Halaman: 76-84
Lebih terperinciPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR 1 Afta Rahmat Zayn, 2 Sunyoto, dan 3 Tri Murti Universitas Negeri Malang E-mail: rahmatzayn@ymail.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung. Senang Kota Bandar Lampung.
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Perumnas Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung
Lebih terperinciRisnawati Maku, Tuti Wantu, Irvin Novita Arifin, 1 ABSTRAK
0 KEMAMPUAN BERWUDHU MELALUI PRAKTEK LANGSUNG DI TK ASTER KECAMATAN BOTUMOITO KABUPATEN BOALEMO risna.maku@gmail.com Risnawati Maku, Tuti Wantu, Irvin Novita Arifin, 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian
Lebih terperinciPENINGKATAN MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE CORE PADA SISWA KELAS VII
PENINGKATAN MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE CORE PADA SISWA KELAS VII Oleh: Hidayatul Hikmah, Mujiyem Sapti, Prasetiyo Budi Darmono. Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciDesra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 2 SMA N 8 SURAKARTA TAHUN 2014/2015 Desra Putri
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YULISMA Guru SMP Negeri 3 Tapung yulissma880@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan keutuhan NKRI dengan menggunakan metode Mind Mapping pada mata pelajaran PKn kelas V di MI Nurul Islam
Lebih terperinciKhoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2
Dinamika Vol. 4, No. 3, Januari 2014 ISSN 0854-2172 PEMBELAJARAN PROGRAM APLIKASI MICROSOFT WORD MELALUI PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI
ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI Oleh: DEDE KURNIA YUZA NPM. 1010013411153 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciMelalui Strategi Pembelajaran Ekspositori Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Perkembangbiakan Tumbuhan Siswa Kelas VI/A SD Negeri 20 Sabang
Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains (JEPS) Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains, 1(1), 2017,59-68 Melalui Strategi Pembelajaran Ekspositori Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Perkembangbiakan Tumbuhan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menggunakan 2 siklus dengan tahapan-tahapan antara lain sebagai berikut : tahap perencanaan,
Lebih terperinci