DAFTAR SOP SATUAN BINMAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR SOP SATUAN BINMAS"

Transkripsi

1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM Jln. Langko No. 17 Mataram DAFTAR SOP SATUAN BINMAS NO NAMA SOP SATUAN BINMAS KET 1 SOP BHABINKAMTIBMAS 2 SOP BINLUH ANGGOTA SAKA BHAYANGKARA 3 SOP BINLUH ANGGOTA SATUAN PENGAMANAN 4 SOP BINLUH DA'I KAMTIBMAS 5 SOP BINLUH INSTANSI PEMERINTAHAN 6 SOP BINLUH INSTANSI SWASTA 7 SOP BINLUH KELOMPOK KOMUNITAS TUKANG OJEK 8 SOP BINLUH KELOMPOK KOMUNITAS TUKANG PARKIR 9 SOP BINLUH KELOMPOK NELAYAN 10 SOP BINLUH KELOMPOK PENGAMANAN SWAKARSA LANG - LANG 11 SOP BINLUH KELOMPOK PENGAMANAN SWAKARSA LINMAS 12 SOP BINLUH KELOMPOK PENGAMANAN SWAKARSA PECALANG 13 SOP BINLUH KELOMPOK PETANI 14 SOP BINLUH KELOMPOK REDAWAN 15 SOP BINLUH KELOMPOK SADAR KAMTIBMAS 16 SOP BINLUH LEMBAGA PENDIDIKAN 17 SOP BINLUH LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT 18 SOP BINLUH PATROLI KEAMANAN SEKOLAH 19 SOP BINLUH PEGAWAI KEJAKSAAN 20 SOP BINLUH PEGAWAI LEMBAGA PEMASYARAKATAN 21 SOP BINLUH PEMADAM KEBAKARAN 22 SOP BINLUH PENGUSAHA ATAU KELOMPOK USAHA 23 SOP BINLUH POS KAMLING 24 SOP BINLUH SATUAN POLISI PAMONG PRAJA 25 SOP BINLUH TOGA, TODA DAN TOMAS 26 SOP BINMAS Mataram, 1 Januari 2016 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

2

3 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN BINMAS POLRES MATARAM SAT BINMAS POLRES MATARAM

4 i KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. KASAT BINMAS Mataram, Desember 2015 MENGETAHUI KEPALA KEPOLISIAN RESORT MATARAM I KETUT SUKIADA, SH HERI PRIHANTO, S.I.K. AKP NRP AKBP NRP

5 ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI ii I. PENDAHULUAN Umum Latar Belakang Dasar Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup Tata Urut... 2 II. PELAKSANAAN 3 7. Manajemen Bidang Tugas. 4 III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN Komando Pengendalian 8 IV. PENUTUP... 8

6 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BINMAS POLRES MATARAM I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa.

7 2 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan d Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. e. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri f. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial

8 3 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa 6. TATA URUT I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Dasar 3. Maksud dan Tujuan 4. Ruang Lingkup 5. Tata Urut II. PELAKSANAAN 7. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram. b. Job diskripsion sbb : 1) Tupok Kasat Binmas Melaksanakan Pembinaan Masyarakat yang meliputi kegiatan penyuluhan masyarakat, perberdayaan Perpolisian Masyarakat ( Polmas ) melaksanakan koordinasi, pengawasan dan pembinaan terhadap bentuk-bentuk pengamanan swakarsa ( Pam Swakarsa ), Kepolisian khusus ( Polsus ), serta kegiatan kerjasama dengan organisasi, lembaga, instansi, dan/atau tokoh masyarakat guna peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap hokum dan ketentuan peraturan perundan-undangan serta terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat. 2) Tupok Kaur Bin Opsnal Melakukan Pembinaan Administrasi di bidang Operasional kegiatan Pembinaan Keamanan, Ketertiban Masyarakat, Pam Swakarsa dan Polmas serta melaksanakan Anev atas pelaksanaan tugas pembinaan Masyarakat dilingkungan Polres. 3) Tupok Kaur Mintu Menyelenggarakan kegiatan Administrasi dan Ketatausahaan.

9 4 4) Tupok Kanit Binpolmas Membina dan Mengembangkan kemampuan peran serta masyarakat melalui Polmas dalam rangka menyelsaikan masalah-masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. 5) Tupok Kanit Bintibmas Melakukan pembinaan dibidang ketertiban masyarakat terhadap komponen masyarakat antara lain remaja, pemuda, wanita, dan anak. 6) Tupok Kanit Binkamsa Melakukan pembinaan dan pengembangan bentuk-bentuk pam swakarsa dalam rangka meningkatkan kesadarandan ketaatan masyarakat terhadap hukum dan ketentuan peraturan perundang-undagan serta melakukan pembinaan teknis, pengkoordinasian serta pengawasan Polsus dan Satpam. c. Operasionalisasi Binmas diawaki oleh 1 (Satu ) Orang Kasat dibantu oleh KBO, Kaur Mintu dan 3 Kanit yang terdiri dari : 1) Kasat Binmas. 2) Kasubag Bin Ops. 3) Kaur Mintu 4) Kanit Binpolmas 5) Kanit Binkamsa 6) Kanit Bintibmas d. Sarana dan Peralatan Unit Binmas memiliki dua unit kendaraan Roda 4 jenis Isuzu Phanter dan Daihatsu Gran Max serta 1 unit Roda 2 jenis Yamaha RX-King yang digunakan untuk menunjang kegiatan penyuluhan dan kegiatan lainnya sesuai dengan tupoksinya. 8. BIDANG TUGAS a. KASAT BINMAS Melaksanakan Pembinaan Masyarakat yang meliputi kegiatan penyuluhan masyarakat, pemberdayaan perpolisian masyarakat ( Polmas ), serta kegiatan kerja sama dengan organisasi, lembaga, instansi, dan/atau tokoh masyarakat guna peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan serta terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat Adapun SOP Kasat Binmas Adalah : 1). Merencanakan program kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan oleh Sat Binmas 2). Mengadakan pembinaan dan pelatihan Polsus, PPNS, dan Pam Swakarsa

10 5 3). Melakukan tatap muka dengan Toga, Todat, Toda, dan Tomas 4). Koordinasi dan kerja sama dengan Instansi terkait 5). Mewakili KA apabila berhalangan b. KAUR BIN OPSNAL Melakukan pembinaan administrasi di bidang Operasional kegiatan pembinaan keamanan, ketertiban masyarakat, pam swakarsa dan polmas serta melaksanakan anev atas pelaksanaan tugas pembinaan masyarakat dilingkungan Polres Adapun SOP Kaur Bin Opsnal adalah : 1). Membuat Rengiat Unit Opsnal 2). Membuat Sprin Tugas sesuai dengan rengiat untuk Para Kanit 3). Mengkompulir Laporan hasil kegiatan para Kanit 4). Mewakili Kasat apabila berhalangan c. KAUR MINTU. Menyelenggarakan kegiatan Adminitrasi dan Ketatausahaan Adapun SOP Kaur Mintu adalah : 1). Membuat rengiat Unit Mintu 2). Memberikan penomoran Surat-surat yang dibuat oleh Kasat, KBO dan Para Kanit 3). Membuat Surat-surat kepada Instansi terkait dan menjawabnya 4). Mendistribusikan Surat-surat kepada Para Kanit 5). Mengagendakan Surat surat yang masuk dan keluar d. KANIT BINPOLMAS Membina dan mengembangkan kemampuan peran serta masyarakat melalui polmas dalam rangka menyelesaikan masalah-masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Adapun SOP Kanit Polmas adalah : 1). Membuat rencana pembinaan dan penyuluhan Polmas sesuai dengan kegiatan Sat Binmas 2). Membuat/menyiapkan materi yang akan disampaikan 3). Melaksanakan Koordinasi dengan Instansi terkait/kelompok masyarakat yang akan dijadikan sasaran dalam melakukan pembinaan / penyuluhan 4). Bekerja sama dengan Urmintu untuk mempersiapkan kelengkapan adminitrasi yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan 5). Menyiapkan Alin dan Alongin yang akan digunakan pada saat melaksanakan kegiatan 6). Membuat Laporan Hasil Pelaksanaan Tugas kepada pimpinan sesuai dengan kegiatan yang telah dilaksanakan

11 6 e. KANIT BINTIBMAS Melakukan pembinaan dibidang ketertiban masyarakat terhadap komponen masyarakat antara lain remaja, wanita, dan anak. Adapun SOP Kanit Bintibmas adalah : 1). Membuat rencana kegiatan pembinaan dan penyuluhan Kamtibmas sesuai dengan kegiatan Sat Binmas 2). Membuat/menyiapkan materi yang akan disampaikan 3). Melaksanakan Koordinasi dengan Instansi terkait/kelompok masyarakat yang akan dijadikan sasaran dalam melakukan pembinaan 4). Bekerja sama dengan Urmintu untuk mempersiapkan kelengkapan adminitrasi yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan 5). Menyiapkan Alin dan Alongin yang akan digunak pada sat melaksanakan kegiatan 6). Memberikan himbauan tentang kamtibmas kepada masyarakat dalam bentuk pamflet maupun pengeras suara 7). Membuat Laporan Hasil Pelaksanaan Tugas sesuai dengan kegiatan yang telah dilaksanakan f. KANIT BINKAMSA Melakukan pembinaan dan pengembangan bentuk-bentuk pam swakarsa dalam meningkatkan kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan serta melakukan pembinaan teknis, pengkoordinasian serta pengawasan Polsus dan Satpam. Adapun SOP Kanit Binkamsa adalah : 1). Membuat rencana kegiatan pembinaan dan penyuluhan Kamsa sesuai dengan kegiatan Sat Binmas 2). Membuat/menyiapkan materi yang akan disampaikan 3). Melaksanakan Koordinasi dengan Instansi terkait/kelompok masyarakat yang akan dijadikan sasaran dalam melakukan pembinaan 4). Bekerja sama dengan Urmintu untuk mempersiapkan kelengkapan adminitrasi yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan 5). Menyiapkan Alin dan Alongin yang akan digunak pada sat melaksanakan kegiatan 6). Membuat Laporan Hasil Pelaksanaan Tugas kepada pimpinan sesuai dengan kegiatan yang telah dilaksanakan

12 7 III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 9. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram Adapun SOP Negosiator adalah : 1). Mengadakan koordinasi dengan Pimpinan Instansi yang dituju 2). Menjalin koordinasi dengan Korlap Unras 3). Melakukan negosiasi baik dengan Pimpinan Instansi maupun Korlap Unras untuk mendapat kesepakatan / titik temu antara kedua belah pihak 4). Memberikan himbauan kepada para pengunjuk rasa agar tidak anarkis dan sesuai dengan Undang-undang No. 9 tahun 1998

13 8 10. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Unit Binmas ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. KASAT BINMAS Mataram, Desember 2015 MENGETAHUI KEPALA KEPOLISIAN RESORT MATARAM I KETUT SUKIADA, SH HERI PRIHANTO, S.I.K. AKP NRP AKBP NRP

14 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BHABINKAMTIBMAS SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

15 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BHABINKAMTIBMAS I PENDAHULUAN 1. Umum a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat Negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat; b. bahwa selain melaksanakan peran diatas salah satu tugas Polri adalah membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi, kesadaran hukum serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundangundangan; c. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan Polri kepada masyarakat, maka Polri terus menerus melakukan berbagai upaya, antara lain dengan menerapkan kebijakan dan strategi Perpolisian Masyarakat (Polmas) dalam penyelenggaraan tugas Polri, yang intinya membangun kemitraan antara Polri dengan masyarakat sehingga terwujud rasa saling percaya, saling menghargai dan saling menghormati antara Polri dengan masyarakat; d. bahwa untuk pemantauan potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat yang dimulai dari Desa /Kelurahan oleh Polsek sebagai satuan operasional

16 kepolisian terdepan perlu adanya hubungan yang baik antara Polri dan masyarakat; e. bahwa kegiatan Polri untuk mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk berperan serta dalam Binkamtibmas melalui bentuk Pamswakarsa dan penerapan model perpolisian masyarakat (Community Policing) antara lain dilakukan melalui penugasan anggota Polri menjadi Bhayangkara pembina Kamtibmas yang selanjutnya disebut Bhabinkamtibmas; f. bahwa Buku Petunjuk Lapangan Kapolri No.Pol : Bujuklap /17/ VII/ 1997 tanggal 18 juli 1997 tentang Bintara Polri Pembina Kamtibmas di Desa / Kelurahan dipandang sudah tidak valid lagi, sehingga perlu disempurnakan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi terkini. 2. Dasar a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; b. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor : 7 Tahun 2008 tentang Pedoman Dasar Strategi dan Implementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri; c. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor. 3 Tahun 2009 tentang Sistem Operasional Kepolisian Negara Republik Indonesia; d. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tanggal 30 September 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Organisasi pada tingkat Kepolisian Resort dan Sektor; e. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No.Pol.: Skep 737/X/2005 tanggal 13 Oktober 2005 tentang Kebijakan dan Strategi Penerapan Polmas dalam penyelenggaraan tugas Polri; 2

17 f. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No.Pol.: Skep/507/X/2009 tanggal 30 Oktober 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Standar Penerapan Polmas bagi Pelaksana Polmas; g, Surat keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No.Pol : Skep / 558 / XI / 2009 tanggal 25 November 2009 tentang Naskah Sementara Buku Pedoman Pelaksanaan Sistim Pelaporan. h. Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol.: Kep/8/XI/2009 tanggal 24 November 2009 tentang perubahan Buku Petunjuk Lapangan Kapolri No.Pol.: Bujuklap/17/VII/1997 tanggal 18 Juli 1997 tentang Bintara Polri Pembina Kamtibmas di Desa/Kelurahan; i. Surat Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor : B/3377/IX/2011/Baharkam tanggal 29 September 2011 tentang penggelaran Bhabinkamtibmas pada setiap Desa/Kelurahan; j. ROAD MAP Reformasi Birokrasi Polri gelombang II Tahun tentang Program peningkatan kualitas pelayanan publik Bidang fungsi Binmas. 3. Maksud dan Tujuan a. Maksud Sebagai pedoman operasional dan prosedur dalam pelaksanaan tugas Bhabinkamtibmas di lapangan; b. Tujuan menyamakan pengertian, pemahaman, sikap dan tindakan dalam penyelenggaraan tugas Bhabinkamtibmas di Desa/Kelurahan. 4. Ruang Lingkup Penggelaran Bhabinkamtibmas di Desa/Kelurahan ini meliputi tentang pembinaan kekuatan dan penggunaan kekuatan Bhabinkamtibmas/ petugas Polmas di Desa/ Kelurahan. 3

18 5. Tata Urut a. Pendahuluan; b. Tugas Pokok, Fungsi dan Peranan; c. Kompetensi dan Sikap Kepribadian Bhabinkamtibmas; d. Pelaksanaan Tugas; e. Administrasi dan Kelengkapan; f. Pengawasan dan Pengendalian; g. Penutup. 6. Pengertian a. Bhayangkara pembina Kamtibmas, yang selanjutnya disebut Bhabinkamtibmas adalah anggota Polri yang bertugas membina Kamtibmas dan juga merupakan petugas Polmas di Desa / Kelurahan; b. pembinaan adalah segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakan termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan teknis untuk pelaksanaan sesuatu dengan baik, teratur dan seksama dalam rangka pencapaian tujuan serta memperoleh hasil yang maksimal; c. keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional yang ditandai dengan terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum serta terbinanya ketentraman yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam mencegah, menangkal, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat; 4

19 d. pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat selanjutnya disebut Binkamtibmas adalah segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakan termasuk koordinasi dan bimbingan teknis kepada masyarakat agar tercipta kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional yang ditandai dengan terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum serta terbinanya ketentraman yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam mencegah, menangkal, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat; e. kemitraan adalah segala upaya membangun sinergi dengan potensi masyarakat yang meliputi komunikasi berbasis kepedulian, konsultasi, pemberian informasi dan berbagai kegiatan lainnya demi tercapainya tujuan masyarakat yang aman, tertib dan tentram; f. komunitas adalah warga masyarakat yang membentuk suatu kelompok dan menjadi bagian dari satu kelompok berdasar kepentingan (Community Of Interest) baik bersifat formal maupun informal, contoh : komunitas berdasar etnis / suku, agama, profesi, keahlian, hoby dan lainnya; g. Desa atau yang disebut nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia; h. Kelurahan adalah suatu organisasi perangkat daerah yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan daerah yang dilimpahkan dari Gubernur dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas pemerintahan daerah diwilayah Kelurahan; 5

20 i. Desa binaan adalah suatu Desa atau Kelurahan dalam wilayah hukum polsek yang dinilai memerlukan perhatian lebih sungguh-sungguh dan perlu mendapat prioritas utama dalam pembinaannya secara kontinyu dan berlanjut karena tingkat kerawanan gangguan Kamtibmasnya tinggi serta aktivitas masyarakatnya didalam penyelenggaraan Siskamtibmas Swakarsa rendah; j. Desa sentuhan adalah suatu Desa atau Kelurahan dalam wilayah hukum Polsek yang dinilai tingkat kerawanan dan Kamtibmasnya sedang serta aktivitas kegiatan masyarakatnya didalam penyelenggaraan Siskamtibmas Swakarsa telah nampak dan memerlukan pembinaan secara berkala; k. Desa pantauan adalah suatu Desa atau Kelurahan dalam wilayah hukum Polsek yang dinilai tingkat kerawanan yang Kamtibmasnya rendah serta aktivitas kegiatan masyarakatnya didalam penyelenggaraan Siskamtibmas Swakarsa dinamis; l. Alternative Dispute Resolution (ADR) adalah pola penyelesaian masalah sosial melalui jalur alternatif yang lebih efektif berupa upaya menetralisir masalah selain melalui proses hukum atau non yustisial. II TUGAS POKOK, FUNGSI DAN PERANAN BHABINKAMTIBMAS 1. Tugas Pokok Bhabinkamtibmas membina masyarakat agar tercipta kondisi yang menguntungkan bagi pelaksanaan tugas Polri di Desa /Kelurahan. Sesuai rumusan tugas pokoknya, maka lingkup tugas Bhabinkamtibmas meliputi : a. melakukan pembinaan terhadap warga masyarakat yang menjadi tanggung jawabnya untuk dapat meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum dan ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan perundangundangan yang berlaku; 6

21 b. melakukan upaya kegiatan kerjasama yang baik dan harmonis dengan aparat Desa, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh pemuda, Tokoh Adat dan para sepuh yang ada di Desa atau Kelurahan; c. melakukan pendekatan dan membangun kepercayaan terhadap masyarakat ; d. melakukan upaya pencegahan tumbuhnya penyakit masyarakat dan membantu penanganan rehabilitasi yang terganggu; e. melakukan upaya peningkatan daya tangkal dan daya cegah warga masyarakat terhadap timbulnya gangguan Kamtibmas; f. membimbing masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam rangka pembinaan Kamtibmas secara Swakarsa di Desa/Kelurahan; g. melakukan kerjasama dan kemitraan dengan potensi masyarakat dan kelompok atau forum Kamtibmas guna mendorong peran sertanya dalam Binkamtibmas dan dapat mencari solusi dalam penanganan permasalahan atau potensi gangguan dan ambang gangguan yang terjadi dimasyarakat agar tidak berkembang menjadi gangguan nyata Kamtibmas; h. menumbuhkan kesadaran dan ketaatan terhadap hukum dan perundang-undangan; i. memberikan bantuan dalam rangka penyelesaian perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum; j. memberikan petunjuk dan melatih masyarakat dalam rangka pengamanan lingkungan; k. memberikan pelayanan terhadap kepentingan warga masyarakat untuk sementara waktu sebelum ditangani pihak yang berwenang.; 7

22 l. menghimpun informasi dan pendapat dari masyarakat untuk memperoleh masukan atas berbagai isu atau kisaran suara yang tentang penyelenggaraan fungsi dan tugas pelayanan Kepolisian serta permasalahan yang berkembang dalam masyarakat. 2. Fungsi Bhabinkamtibmas a. membimbing dan menyuluh di bidang hukum dan Kamtibmas; b. melayani masyarakat tentang hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan Kamtibmas; c. membina ketertiban masyarakat terhadap norma-norma yang berlaku; d. memediasi dan memfasilitasi upaya pemecahan masalah yang terjadi di masyarakat; e. mendinamisir aktifitas masyarakat yang bersifat positif; f. mengkoordinasikan upaya pembinaan Kamtibmas dengan perangkat Desa/Kelurahan, Babinsa dan pihak-pihak terkait lainnya. 3. Peran Bhabinkamtibmas a. pembimbing masyarakat bagi terwujudnya kesadaran hukum, dan Kamtibmas serta meningkatkan partisipasi masyarakat di Desa/Kelurahan; b. pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat bagi terwujudnya rasa aman dan tentram di masyarakat Desa/ Kelurahan; c. mediator dan fasilitator dalam penyelesaian permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat Desa/ Kelurahan; 8

23 c. dinamisator dan motivator aktivitas masyarakat yang bersifat positif dalam rangka menciptakan dan memelihara Kamtibmas. III KOMPETENSI DAN SIKAP KEPRIBADIAN BHABINKAMTIBMAS 1. Pengetahuan yang perlu dimiliki oleh Bhabikamtibmas.: a. karakteristik wilayah penugasan; b. budaya masyarakat setempat; c. peraturan perundang-undangan; d. sosiologi masyarakat desa; e. Polmas; f. komunikasi sosial; g. bimbingan dan penyuluhan; h. kepemimpinan; i. hak asasi manusia. 2. Keterampilan yang harus dimiliki oleh Bhabinkamtibmas a. keterampilan berkomunikasi / berbicara efektif; b. keterampilan memecahkan masalah (mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi hambatan dan penyebab masalah dan mengembangkan respon serta solusi yang efektif ); d. keterampilan untuk menangani konflik dan perbedaan persepsi; 9

24 d. keterampilan kepemimpinan (keterampilan memperkirakan resiko dan tanggung jawab, ketrampilan menentukan tujuan dan ketrampilan manajemen waktu); e. keterampilan membangun tim dan mengelola dinamika dan motivasi kelompok (ketrampilan mempengaruhi kelompok, ketrampilan identifikasi sumber daya dan ketrampilan membangun kepercayaan); f. keterampilan mediasi dan negosiasi; g. keterampilan memahami keaneka-ragaman, kemajemukan dan prinsip non diskriminasi; h. terampil menerapkan strategi Polmas dan menghormati hak azasi manusia serta kesetaraan gender; i. terampil menangani dan memperlakukan kelompok rentan; j. inter personal skill (kemampuan berbicara, mendengarkan, bertanya, mengamati, memberi menerima umpan balik dan meringkas ). 3. Sikap kepribadian Bhabinkamtibmas a. percaya diri adalah: bersikap optimis terhadap kemampuannya, apa yang dilaksanakannya dan bagaimana melaksanakannya serta tidak takut untuk mengembangkan kemampuan diri; b. profesional adalah: kemampuan profesionalisasi Polri sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat khususnya kemampuan membangun kemitraan dengan warga masyarakat; c. disiplin adalah: ketaatan kepada aturan dan ketertiban diri dalam penggunaan waktu secara efektif untuk melaksanakan tugas maupun kehidupan sehari-hari; 10

25 d. simpatik adalah : selalu berpakaian rapi, sikap menarik dan menunjukkan empati; e. ramah adalah : selalu menunjukkan sikap berteman/bersahabat murah senyum, mendahului sapa dan membalas salam; f. optimis adalah: bersikap positif, tidak ragu akan keberhasilan dalam setiap melakukan pekerjaan; g. inisiatif adalah: kemampuan mengajukan gagasan dan prakarsa dalam mengidentifikasi masalah, menentukan prioritas masalah, mencari alternatif solusi dan memecahkan permasalahan dengan melibatkan masyarakat; h. cermat adalah: teliti dalam mengumpulkan dan menganalisis fakta serta mempertimbangkan konsekuensi atas setiap pengambilan keputusan; i. tertib adalah: selalu teratur dalam melaksanakan pekerjaan dan mampu menata / menyusun rencana kerja, dokumen, lingkungan kerja dan wilayah kerja; j. akurat adalah: mampu menentukan tindakan yang tepat dalam mengantisipasi permasalahan, disertai argumentasi yang jelas; k. tegas adalah: mampu mengambil keputusan dan tindakan tegas tanpa keraguan serta melaksanakannya tanpa menunda-nunda waktu; l. peduli adalah: peka terhadap situasi dan lingkungan tugasnya maupun terhadap gejolak dan potensi gangguan Kamtibmas yang timbul dimasyarakat. 11

26 IV PELAKSANAAN TUGAS 1. Kegiatan Bhabinkamtibmas a. pembinaan ketertiban masyarakat; b. pembinaan keamanan swakarsa; c. pembinaan perpolisian masyarakat; d. pembinaan potensi masyarakat. 2. Pembinaan ketertiban masyarakat a. membimbing dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat guna meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat dan ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundangundangan; b. membina remaja (pemuda/pemudi), anak-anak dan pelajar/mahasiswa agar terhindar dari pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh perubahan pranata sosial sebagai akibat dari globalisasi budaya; c. membina dan memberikan penyuluhan tentang bahaya Narkoba dan kenakalan remaja kepada pemuda/remaja agar generasi muda tidak menjadi korban maupun pelaku; d. membimbing dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat di Desa, agar masyarakat tidak terpengaruh oleh orang/kelompok tidak dikenal yang menawarkan kesempatan kerja disuatu tempat baik didalam negeri/ luar negeri; e. membina dan melatih para petugas keamanan lingkungan di Desa binaannya; f. menghadiri setiap kegiatan/keramaian yang ada di Desa binaannya; 12

27 g. menyampaikan pesan-pesan Kamtibmas kepada masyarakat yang kondusif melalui peran aktif segenap potensi yang ada didalam masyarakat. 3. Pembinaan keamanan swakarsa a. melakukan tatap muka, kunjungan/sambang, penyuluhan langsung, latihan-latihan, dalam rangka membimbing masyarakat melaksanakan sistim keamanan lingkungan; b. melatih awak siskamling/ sistim pengamanan lingkungan Desa/ Kelurahan; c. membimbing dan memberikan arahan tentang keikutsertakan masyarakat dalam kegiatan keamanan swakarsa; d. memberikan penyuluhan dan penyegaran kepada petugas keamanan lingkungan yang bertugas di wilayahnya; e. membangun dan memberdayakan Siskamling yang ada di desa/ Kelurahannya; f. memberikan himbauan kepada warga masyarakat untuk mengamankan rumah / lingkungan masing-masing; g. mengunjungi bentuk pengamanan swakarsa, melakukan komunikasi, menerima keluhan dan informasi serta membantu penyelesaian masalah yang dihadapi sebatas kemampuannya; h. menjalin komunikasi, membangun kerjasama dengan Satpam maupun pengguna Satpam yang ada diwilayahnya. 4. Pembinaan perpolisian masyarakat a. mendorong terbentuknya forum-forum kemitraan dilingkup desanya masing-masing; 13

28 b. memberikan asistensi / pendampingan terhadap operasional FKPM; c. melakukan komunikasi timbal balik yang intensif, melakukan diskusi tentang permasalahan Kamtibmas di Desa/ Kelurahan; d. memfasilitasi pemecahan masalah yang terjadi di masyarakat; e. menyelesaikan konflik-konflik yang ada dimasyarakat melalui jalur ADR (Alternative Dispute Resolution); f. menghadiri setiap kegiatan masyarakat, mendengar dan mencatat serta berusaha mewujudkan harapan masyarakat sebatas kewenangannya; g. menerima informasi dan keluhan serta permasalahan dari warga masyarakat; h. menghadiri atau memfasilitasi forum diskusi/pertemuan yang diselenggarakan oleh kelompok masyarakat dan memanfaatkannya untuk membangun kemitraan antara Polri dengan masyarakat dalam rangka mencegah dan menanggulangi gangguan Kamtibmas. 5. Pembinaan potensi masyarakat a. mendata Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda serta kelompok-kelompok masyarakat baik formal/informal yang ada diwilayahnya; b. mengadakan tatap muka dengan tokoh-tokoh masyarakat baik individu maupun pimpinan kelompok / organisasi secara periodik maupun secara situasional dalam rangka menjalin komunikasi yang baik, memecahkan masalahmasalah sosial dilingkungan masyarakat; c. mengadakan pendekatan secara individu baik kepada Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh 14

29 Pemuda maupun kepada kelompok / komunitas yang ada diwilayah kerjanya; d. membangun dan mewujudkan kemitraan dengan semua potensi masyarakat yang ada di wilayah kerjanya. 6. Bhabinkamtibmas sebagai anggota Polri yang berada ditengah masyarakat, pada dirinya juga melekat kewenangan Kepolisian secara umum berdasarkan peraturan perundangundangan dan prosedur yang berlaku di lingkungan Polri. a. dalam situasi bencana, Bhabinkamtibmas bersama dengan aparat lainnya melakukan sosialisasi dan mobilisasi warga dalam rangka mencegah dampak buruk yang ditimbulkan; b. dalam rangka mendukung kebijakan Polsek sebagai basis deteksi, Bhabinkamtibmas sebagai petugas Polri terdepan diharapkan menjadi mata dan telinga serta menjadi sumber informasi dalam rangka deteksi dini; c. Bhabinkamtibmas wajib mencatat semua kegiatan yang dilaksanakan secara detail dalam buku mutasi kegiatan, sesuai dengan format yang ditetapkan. V ADMINISTRASI DAN KELENGKAPAN 1. Kedudukan Bhabinkamtibmas a. Bhabinkamtibmas berkedudukan dibawah struktur Polsek, dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Kapolsek, dalam kegiatannya dikoordinir oleh Kanit Binmas Polsek; b. Bhabinkamtibmas diangkat dan diberhentikan oleh Kapolres dengan Surat Keputusan dan merupakan penugasan definitif; c. Bhabinkamtibmas minimal berpangkat Briptu, dan setinggi-tingginya berpangkat setingkat dengan Kanit Binmas Polsek; 15

30 d. usia Bhabinkamtibmas sampai dengan masa pensiun; e. wilayah penugasan Bhabinkamtibmas adalah di Desa/Kelurahan atau nama lain yang setingkat, dengan ketentuan setiap Desa/Kelurahan ditugaskan seorang Bhabinkamtibmas. 2. Kelengkapan Bhabinkamtibmas untuk mendukung kelancaran tugas a. sepeda motor R2; b. megaphone; c. jas hujan; d. senter; e. tas kerja; f. alat komunikasi; g. buku agenda kerja/ buku pintar; h. rompi Polri; i. peta Desa /Kelurahan; j. camera. VI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN 1. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas Bhabinkamtibmas dilakukan secara berjenjang sesuai dengan kewenangan pejabat kewilayahan: a. Kapolda adalah: pengawasan dan pengendalian bersifat strategis dan administrasi, pembinaan maupun operasional, dalam pelaksanaan sehari-hari oleh Dirbinmas; b. Kapolres adalah: pengawasan dan pengendalian bersifat taktis tingkat KOD baik operasional maupun pembinaan 16

31 sesuai batas kewenangannya, dalam pelaksanaan seharihari oleh Kasat Binmas; c. Kapolsek, melaksanakan pengawasan dan pengendalian yang bersifat teknis. 2. Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan dalam bentuk supervisi dan laporan baik secara periodik maupun insidentil. 3. Dalam setiap kegiatan wajib membuat laporan sesuai petunjuk lapangan yang berlaku. VI PENUTUP 1. Dengan dibuatnya Standar Operasional Prosedur Bhabinkamtibmas maka ketentuan lain yang bertentangan dengan Standar Operasional Prosedur ini dinyatakan tidak berlaku; 2. Hal yang belum diatur dalam Standar Operasional Prosedur ini maka ketentuan lama masih berlaku. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

32 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP ANGGOTA SAKA BHAYANGKARA SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

33 KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

34 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP ANGGOTA SAKA BHAYANGKARA I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. d. Tugas Polri dalam membina Kamtibmas untuk mewujudkan kondisi Kamtibmas yang mantap terkendali dan dinamis saat ini dan di masa mendatang tidaklah semakin ringan. Keberhasilan pembangunan nasional antara lain telah melahirkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap hak-haknya untuk semakin menikmati keamanan dan ketertiban serta ketentraman yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain kesenjangan masalah keterbatasan lapangan kerja telah menjadi faktor korelatif kriminogen (FKK). Demikian pula perubahan lingkungan strategi seperti era globlalisasi yang memunculkan isu demokratisasi, hak azasi manusia serta lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap masyarakat tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Untuk menghadapi tugas yang tidak ringan tersebut Polri perlu mengembangkan profesionalisme dan kemampuan melihat potensi masyarakat yang dapat didayagunakan untuk bersama-sama Polri membina Kamtibmas. Dalam melihat potensi dan selanjutnya secara bersama-sama atau bekerjasama tersebut Polri perlu mengembangkan Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan. Bahwa Binmas sebagai salah satu fungsi Operasional Polri dalam menjamin ketentraman masyarakat dan berhasilnya pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dirumuskan pembinaan ketertiban dan penyuluhan sehingga semua langkah dan upaya yang ditempuh terarah secara berencana, sistematis dan bertahap serta berkesinambungan

35 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan. d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa. 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan. e. Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. f. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. g. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun 2012

36 4. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa II. PELAKSANAAN 6. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram.

37 b. Pengertian - pengertian 1) Pembinaan : Proses membina, untuk menyempurnakan atau perbaikan, agar mendapatkan hasil yang baik 2) Ketertiban : Suasana teratur, sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tumbuh semangat dan gairah kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyuluhan : Memberikan penerangan atau petunjuk agar mendapatkan hasil yang lebih baik 4) Masyarakat : Segenap masyarakat Indonesia baik individu atau kelompok dalam satu wilayah NKRI yang hidup berkembang, memiliki keinginan dan kepentingan berbeda tetapi mempunyai tujuan dan hak yang sama 5) Keamanan : Situasi dan kondisi yang mengandung empat pengertian yaitu : a). Security = rasa bebas dari gangguan fisik/ psikis b). Surety = rasa bebas dari segala kekhawatiran c). Safety = rasa dilindungi dari segala bahaya d). Peace = rasa bebas / damai lahir dan batin 6). Kamtibmas : Situasi dan kondisi yang teratur, bebas dari bahaya takut, sebagai hasil dari pembinaan pemerintah bersama masyarakat secara integral, berlanjut, mutlak harus diciptakan untuk menjamin pemeliharaan dan ketertiban masyarakat dalam hubungannya ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Dengan demikian Kamtibmas sebagai suatu situasi dan kondisi dan citacita yang ada dalam pokok pikiran sebagai berikut : a). Kamtibmas sebagai situasi kondisi secara haqiqi dan mutlak diperlukan oleh masyarakat, untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan ketentraman b). Pembinaan oleh pemerintah bersama masyarakat atas dasar siskamtib swakarsa, dengan Polri sebagai kekuatan inti tetapi sejajar dengan masyarakat c). Polri sebagai inti kekuatan, yang merupakan alat penegakan hukum, yaitu pelaksanaan tugas umum Polri, sebagai pembina ketentraman, pembimbing, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat untuk wujudkan kamtibmas yang stabil dan dinamis d). Dengan semua kegiatan tersebut sebagai upaya pembinaan harus berorientasi dan berdasar Pancasila dan UUD ). Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) : Segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang ada hubungannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian terhadap aparat keamanan dan potensi masyarakat untuk diarahkan sistem keamanan dan ketertiban swakarsa yang stabil dan dinamis

38 8). Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas ) : Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan tehnis terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap norma dan ketentuan hukum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 9). Pembinaan rehabilitasi dan resosislisasi : Upaya kegiatan terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melakukan kegiatan rehabilitasi & resosialisai untuk di tertibkan, awasi dan kendalikan dalam giatnya agar tidak timbul kerawanan dibidang Kamtibmas 10). Pembinaan koordinasi : Kegiatan koordinasi secara terpadu terhadap pelaksanaan rehabilitasi dan resosialisai terhadap penyakit masyarakat, gejolak sosial, dampak negatif dari proyek pembangunan dan tindakan penegakan hukum ketertiban dan pengamanan 11). Pembinaan pengawasan : Kegiatan diarahkan pada system pengawasan dalam giat rehabilitasi dan resosialisasi untuk menghindari dampak negatif terhadap situasi Kamtibmas 12). Resosialisasi : Kegiatan memasyarakatkan kembali terhadap warga masyarakat yang dikucilkan dari lingkungan pergaulan, sebagai akibat perbuatan tercela, tindak pidana dan norma sosial yang berlaku 13). Rehabilitasi : Kegiatan memulihkan situasi kondisi dan potensi masyarakat atau warga masyarakat tertentu, setelah mengalami kegoncangan, pencemaran atau perilaku tercela 14). Potensi : Adalah wujud daripada siskamtib swakarsa 15). Pembinaan potensi kemasyarakatan : Adalah suatu usaha dan kegiatan menyelenggarakan potensi masyarakat secara nyata untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat, tentang sadar Kamtibmas sehingga dapat wujudkan Siskamtib swakarsa 16). Ketertiban : Adalah suasana yang teratur, berjalan sesuai norma yang berlaku dan menggairahkan dan senang beraktifitas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

39 17). Organisasi kemasyarakatan : Adalah organisasi yang dibentuk oleh Warga Negara Indonesia secara sukarela, atas dasar kamtibmas, yang dilakukan oleh profesi, fungsi, agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan YME untuk berperan aktif dalam pembangunan guna mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI berdasar Pancasila dan UUD ). Organisasi profesi : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan kerja dan lapangan pengabdian, sifatnya permanen, kerja secara teratur berdasarkan keahlian tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 19). Organisasi sosial : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan minat, kegemaran, bersifat permanen, kerja secara teratur tidak berdasarkan keahlian, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 20). Kelompok masyarakat : Kumpulan orang-orang yang punya kegemaran minat, tujuan sementara, pada umumnya tidak teratur dan terikat AD dan ART 21). Pimpinan masyarakat formal : Orang-orang yang berpengaruh karena memegang jabatan formal, yaitu jabatan Negara, pemerintah /pimpinan Instansi 22). Pimpinan masyarakat tidak formal : Orang-orang tertentu dalam masyarakat yang berpengaruh karena disegani, diteladani, dihormati, karena sifatnya yang luhur atau kemampuan pribadinya, status dan perannya dalam masyarakat c. Tugas pokok fungsi dan peranan pembinaan dan penyuluhan Pembinaan dan penyuluhan merupakan bagian daripada Fungsi Binmas, di bidang bimbingan penyuluhan dengan sasaran Bintibluh : Ornop, Orpem, LSM, Toga, Tomas, Redawan, Saka Bhayangkara, Tosa, Potmas dll 1). Tugas pokok pembinaan dan penyuluhan Mewujudkan kesadaran masyarakat dan sasaran binluh dengan menumbuh kembangkan potensi masyarakat agar jadi Polisi bagi dirinya dan lingkungannya guna meningkatkan kualitas keamanan dan kemampuan masyarakat sendiri 2). Fungsi pembinaan dan penyuluhan a). Memberi penerangan, penyuluhan terhadap individu atau kelompok, secara terus-menerus dan berlanjut, sehingga berubah sikap atau perilaku untuk dirinya dan lingkungannya b). c). Preventif terhadap penyakit masyarakat Merupakan upaya memberi kemampuan agar masyarakat dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sebatas hak dan kewajiban dalam penegakan hukum dan Binkamtib swakarsa

40 d). e). Upaya mencari masukan atas tanggapan pelayanan masyarakat dan problem yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat dalam waktu dan tempat tertentu Memulihkan situasi kejadian dan problem masyarakat, agar berubah seperti kondisi awal, bersama dengan partisipasi masyarakat 3). Peranan pembinaan dan penyuluhan Lakukan bimbingan tehnis dibidang ketertiban masyarakat dan bimbingan penyuluhan kamtibmas secara terus menerus dan berlanjut agar berubah sikap perilaku untuk diri dan lingkungannya d. Pola pembinaan dan penyuluhan 1) Perencanaan a). Rumusan tujuan yaitu yaitu terciptanya kwalitas masyarakat agar memiliki kemampuan secara swadaya atau swakarsa dalam menjaga, memelihara keamanan ketertiban bagi dirinya dan lingkungannya dengan kekuatan yang handal dan mandiri b). c). d). e). f). Rumusan sasaran I). Lingkungan pemukiman 1). Individu atau perorangan atau keluarga 2). Warga, Rt dan Rw 3). Staf dan Kepala desa atau kelurahan 4). Organisasi dilingkungan pemukiman II). Lingkungan kerja 1). Karyawan atau pegawai 2). Pimpinan lingkungan kerja 3). Organisasi di lingkungan kerja III). Lingkungan pendidikan 1). Siswa atau mahasiswa 2). Guru atau dosen atau karyawan 3). Pimpinan lingkungan pendidikan 4). Organisasi lingkungan pendidikan Rumusan anggaran dan sasaran untuk menunjang kegiatan Pembinaan dan penyuluhan, pada setiap event, dengan materi yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti Penyiapan piranti lunak, harus terkait dan relevan dengan Pembinaan penyuluhan kamtibmas Penyiapan kekuatan harus dituangkan dalam bentuk rengiat, harian, Mingguan, Bulanan dan tahunan Pengkoordinasian kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan dengan unsur unsur terkait yang akan diberikan pembinaan dan penyuluhan

41 2). Pelaksanaan a). Pembuatan adminitrasi kelengkapan pembinaan dan penyuluhan seperti :surat perintah tugas, penyusunan materi yang akan disampaiakan, pembuatan absensi kegiatan yang akan di isi oleh sasaran binluh. b). Cara bertindak I). Kordinasi dengan Rt, Rw, Lurah, dan warga masyarakat serta unsur terkait lainnya sasaran binluh. II). Pengambilan dokumentasi kegiatan guna mendukung laporan kegiatan III). Pembuatan laporan hasil kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan dengan menyertakan dokumentasi serta kelengkapan adminitrasi kegiatan lainnya. IV). Melaporkan hasilnya dengan cara berjenjang dimulai dari Kasat, Kapolres dan Kapolda, dalam hal ini Dir Binmas Polda 3). Pengawasan dan pengendalian a). Pengawasan Untuk mejaga agar pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama b). Pengendalian Untuk memelihara arah dan gerak dinamika pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 7. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram

42 8. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Masyarakat ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

43 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP ANGGOTA SATUAN PENGAMANAN SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

44 KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

45 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP ANGGOTA SATUAN PENGAMANAN I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. d. Tugas Polri dalam membina Kamtibmas untuk mewujudkan kondisi Kamtibmas yang mantap terkendali dan dinamis saat ini dan di masa mendatang tidaklah semakin ringan. Keberhasilan pembangunan nasional antara lain telah melahirkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap hak-haknya untuk semakin menikmati keamanan dan ketertiban serta ketentraman yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain kesenjangan masalah keterbatasan lapangan kerja telah menjadi faktor korelatif kriminogen (FKK). Demikian pula perubahan lingkungan strategi seperti era globlalisasi yang memunculkan isu demokratisasi, hak azasi manusia serta lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap masyarakat tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Untuk menghadapi tugas yang tidak ringan tersebut Polri perlu mengembangkan profesionalisme dan kemampuan melihat potensi masyarakat yang dapat didayagunakan untuk bersama-sama Polri membina Kamtibmas. Dalam melihat potensi dan selanjutnya secara bersama-sama atau bekerjasama tersebut Polri perlu mengembangkan Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan. Bahwa Binmas sebagai salah satu fungsi Operasional Polri dalam menjamin ketentraman masyarakat dan berhasilnya pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dirumuskan pembinaan ketertiban dan penyuluhan sehingga semua langkah dan upaya yang ditempuh terarah secara berencana, sistematis dan bertahap serta berkesinambungan

46 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan. d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa. 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan. e. Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. f. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. g. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun 2012

47 4. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa II. PELAKSANAAN 6. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram.

48 b. Pengertian - pengertian 1) Pembinaan : Proses membina, untuk menyempurnakan atau perbaikan, agar mendapatkan hasil yang baik 2) Ketertiban : Suasana teratur, sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tumbuh semangat dan gairah kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyuluhan : Memberikan penerangan atau petunjuk agar mendapatkan hasil yang lebih baik 4) Masyarakat : Segenap masyarakat Indonesia baik individu atau kelompok dalam satu wilayah NKRI yang hidup berkembang, memiliki keinginan dan kepentingan berbeda tetapi mempunyai tujuan dan hak yang sama 5) Keamanan : Situasi dan kondisi yang mengandung empat pengertian yaitu : a). Security = rasa bebas dari gangguan fisik/ psikis b). Surety = rasa bebas dari segala kekhawatiran c). Safety = rasa dilindungi dari segala bahaya d). Peace = rasa bebas / damai lahir dan batin 6). Kamtibmas : Situasi dan kondisi yang teratur, bebas dari bahaya takut, sebagai hasil dari pembinaan pemerintah bersama masyarakat secara integral, berlanjut, mutlak harus diciptakan untuk menjamin pemeliharaan dan ketertiban masyarakat dalam hubungannya ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Dengan demikian Kamtibmas sebagai suatu situasi dan kondisi dan citacita yang ada dalam pokok pikiran sebagai berikut : a). Kamtibmas sebagai situasi kondisi secara haqiqi dan mutlak diperlukan oleh masyarakat, untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan ketentraman b). Pembinaan oleh pemerintah bersama masyarakat atas dasar siskamtib swakarsa, dengan Polri sebagai kekuatan inti tetapi sejajar dengan masyarakat c). Polri sebagai inti kekuatan, yang merupakan alat penegakan hukum, yaitu pelaksanaan tugas umum Polri, sebagai pembina ketentraman, pembimbing, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat untuk wujudkan kamtibmas yang stabil dan dinamis d). Dengan semua kegiatan tersebut sebagai upaya pembinaan harus berorientasi dan berdasar Pancasila dan UUD ). Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) : Segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang ada hubungannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian terhadap aparat keamanan dan potensi masyarakat untuk diarahkan sistem keamanan dan ketertiban swakarsa yang stabil dan dinamis

49 8). Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas ) : Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan tehnis terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap norma dan ketentuan hukum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 9). Pembinaan rehabilitasi dan resosislisasi : Upaya kegiatan terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melakukan kegiatan rehabilitasi & resosialisai untuk di tertibkan, awasi dan kendalikan dalam giatnya agar tidak timbul kerawanan dibidang Kamtibmas 10). Pembinaan koordinasi : Kegiatan koordinasi secara terpadu terhadap pelaksanaan rehabilitasi dan resosialisai terhadap penyakit masyarakat, gejolak sosial, dampak negatif dari proyek pembangunan dan tindakan penegakan hukum ketertiban dan pengamanan 11). Pembinaan pengawasan : Kegiatan diarahkan pada system pengawasan dalam giat rehabilitasi dan resosialisasi untuk menghindari dampak negatif terhadap situasi Kamtibmas 12). Resosialisasi : Kegiatan memasyarakatkan kembali terhadap warga masyarakat yang dikucilkan dari lingkungan pergaulan, sebagai akibat perbuatan tercela, tindak pidana dan norma sosial yang berlaku 13). Rehabilitasi : Kegiatan memulihkan situasi kondisi dan potensi masyarakat atau warga masyarakat tertentu, setelah mengalami kegoncangan, pencemaran atau perilaku tercela 14). Potensi : Adalah wujud daripada siskamtib swakarsa 15). Pembinaan potensi kemasyarakatan : Adalah suatu usaha dan kegiatan menyelenggarakan potensi masyarakat secara nyata untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat, tentang sadar Kamtibmas sehingga dapat wujudkan Siskamtib swakarsa 16). Ketertiban : Adalah suasana yang teratur, berjalan sesuai norma yang berlaku dan menggairahkan dan senang beraktifitas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

50 17). Organisasi kemasyarakatan : Adalah organisasi yang dibentuk oleh Warga Negara Indonesia secara sukarela, atas dasar kamtibmas, yang dilakukan oleh profesi, fungsi, agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan YME untuk berperan aktif dalam pembangunan guna mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI berdasar Pancasila dan UUD ). Organisasi profesi : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan kerja dan lapangan pengabdian, sifatnya permanen, kerja secara teratur berdasarkan keahlian tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 19). Organisasi sosial : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan minat, kegemaran, bersifat permanen, kerja secara teratur tidak berdasarkan keahlian, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 20). Kelompok masyarakat : Kumpulan orang-orang yang punya kegemaran minat, tujuan sementara, pada umumnya tidak teratur dan terikat AD dan ART 21). Pimpinan masyarakat formal : Orang-orang yang berpengaruh karena memegang jabatan formal, yaitu jabatan Negara, pemerintah /pimpinan Instansi 22). Pimpinan masyarakat tidak formal : Orang-orang tertentu dalam masyarakat yang berpengaruh karena disegani, diteladani, dihormati, karena sifatnya yang luhur atau kemampuan pribadinya, status dan perannya dalam masyarakat c. Tugas pokok fungsi dan peranan pembinaan dan penyuluhan Pembinaan dan penyuluhan merupakan bagian daripada Fungsi Binmas, di bidang bimbingan penyuluhan dengan sasaran Bintibluh : Ornop, Orpem, LSM, Toga, Tomas, Redawan, Saka Bhayangkara, Tosa, Potmas dll 1). Tugas pokok pembinaan dan penyuluhan Mewujudkan kesadaran masyarakat dan sasaran binluh dengan menumbuh kembangkan potensi masyarakat agar jadi Polisi bagi dirinya dan lingkungannya guna meningkatkan kualitas keamanan dan kemampuan masyarakat sendiri 2). Fungsi pembinaan dan penyuluhan a). Memberi penerangan, penyuluhan terhadap individu atau kelompok, secara terus-menerus dan berlanjut, sehingga berubah sikap atau perilaku untuk dirinya dan lingkungannya b). c). Preventif terhadap penyakit masyarakat Merupakan upaya memberi kemampuan agar masyarakat dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sebatas hak dan kewajiban dalam penegakan hukum dan Binkamtib swakarsa

51 d). e). Upaya mencari masukan atas tanggapan pelayanan masyarakat dan problem yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat dalam waktu dan tempat tertentu Memulihkan situasi kejadian dan problem masyarakat, agar berubah seperti kondisi awal, bersama dengan partisipasi masyarakat 3). Peranan pembinaan dan penyuluhan Lakukan bimbingan tehnis dibidang ketertiban masyarakat dan bimbingan penyuluhan kamtibmas secara terus menerus dan berlanjut agar berubah sikap perilaku untuk diri dan lingkungannya d. Pola pembinaan dan penyuluhan 1) Perencanaan a). Rumusan tujuan yaitu yaitu terciptanya kwalitas masyarakat agar memiliki kemampuan secara swadaya atau swakarsa dalam menjaga, memelihara keamanan ketertiban bagi dirinya dan lingkungannya dengan kekuatan yang handal dan mandiri b). c). d). e). f). Rumusan sasaran I). Lingkungan pemukiman 1). Individu atau perorangan atau keluarga 2). Warga, Rt dan Rw 3). Staf dan Kepala desa atau kelurahan 4). Organisasi dilingkungan pemukiman II). Lingkungan kerja 1). Karyawan atau pegawai 2). Pimpinan lingkungan kerja 3). Organisasi di lingkungan kerja III). Lingkungan pendidikan 1). Siswa atau mahasiswa 2). Guru atau dosen atau karyawan 3). Pimpinan lingkungan pendidikan 4). Organisasi lingkungan pendidikan Rumusan anggaran dan sasaran untuk menunjang kegiatan Pembinaan dan penyuluhan, pada setiap event, dengan materi yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti Penyiapan piranti lunak, harus terkait dan relevan dengan Pembinaan penyuluhan kamtibmas Penyiapan kekuatan harus dituangkan dalam bentuk rengiat, harian, Mingguan, Bulanan dan tahunan Pengkoordinasian kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan dengan unsur unsur terkait yang akan diberikan pembinaan dan penyuluhan

52 2). Pelaksanaan a). Pembuatan adminitrasi kelengkapan pembinaan dan penyuluhan seperti :surat perintah tugas, penyusunan materi yang akan disampaiakan, pembuatan absensi kegiatan yang akan di isi oleh sasaran binluh. b). Cara bertindak I). Kordinasi dengan Rt, Rw, Lurah, dan warga masyarakat serta unsur terkait lainnya sasaran binluh. II). Pengambilan dokumentasi kegiatan guna mendukung laporan kegiatan III). Pembuatan laporan hasil kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan dengan menyertakan dokumentasi serta kelengkapan adminitrasi kegiatan lainnya. IV). Melaporkan hasilnya dengan cara berjenjang dimulai dari Kasat, Kapolres dan Kapolda, dalam hal ini Dir Binmas Polda 3). Pengawasan dan pengendalian a). Pengawasan Untuk mejaga agar pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama b). Pengendalian Untuk memelihara arah dan gerak dinamika pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 7. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram

53 8. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Masyarakat ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

54 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP DA I KAMTIBMAS SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

55 KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

56 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP DA I KAMTIBMAS I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. d. Tugas Polri dalam membina Kamtibmas untuk mewujudkan kondisi Kamtibmas yang mantap terkendali dan dinamis saat ini dan di masa mendatang tidaklah semakin ringan. Keberhasilan pembangunan nasional antara lain telah melahirkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap hak-haknya untuk semakin menikmati keamanan dan ketertiban serta ketentraman yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain kesenjangan masalah keterbatasan lapangan kerja telah menjadi faktor korelatif kriminogen (FKK). Demikian pula perubahan lingkungan strategi seperti era globlalisasi yang memunculkan isu demokratisasi, hak azasi manusia serta lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap masyarakat tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Untuk menghadapi tugas yang tidak ringan tersebut Polri perlu mengembangkan profesionalisme dan kemampuan melihat potensi masyarakat yang dapat didayagunakan untuk bersama-sama Polri membina Kamtibmas. Dalam melihat potensi dan selanjutnya secara bersama-sama atau bekerjasama tersebut Polri perlu mengembangkan Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan. Bahwa Binmas sebagai salah satu fungsi Operasional Polri dalam menjamin ketentraman masyarakat dan berhasilnya pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dirumuskan pembinaan ketertiban dan penyuluhan sehingga semua langkah dan upaya yang ditempuh terarah secara berencana, sistematis dan bertahap serta berkesinambungan

57 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan. d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa. 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan. e. Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. f. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. g. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun 2012

58 4. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa II. PELAKSANAAN 6. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram.

59 b. Pengertian - pengertian 1) Pembinaan : Proses membina, untuk menyempurnakan atau perbaikan, agar mendapatkan hasil yang baik 2) Ketertiban : Suasana teratur, sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tumbuh semangat dan gairah kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyuluhan : Memberikan penerangan atau petunjuk agar mendapatkan hasil yang lebih baik 4) Masyarakat : Segenap masyarakat Indonesia baik individu atau kelompok dalam satu wilayah NKRI yang hidup berkembang, memiliki keinginan dan kepentingan berbeda tetapi mempunyai tujuan dan hak yang sama 5) Keamanan : Situasi dan kondisi yang mengandung empat pengertian yaitu : a). Security = rasa bebas dari gangguan fisik/ psikis b). Surety = rasa bebas dari segala kekhawatiran c). Safety = rasa dilindungi dari segala bahaya d). Peace = rasa bebas / damai lahir dan batin 6). Kamtibmas : Situasi dan kondisi yang teratur, bebas dari bahaya takut, sebagai hasil dari pembinaan pemerintah bersama masyarakat secara integral, berlanjut, mutlak harus diciptakan untuk menjamin pemeliharaan dan ketertiban masyarakat dalam hubungannya ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Dengan demikian Kamtibmas sebagai suatu situasi dan kondisi dan citacita yang ada dalam pokok pikiran sebagai berikut : a). Kamtibmas sebagai situasi kondisi secara haqiqi dan mutlak diperlukan oleh masyarakat, untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan ketentraman b). Pembinaan oleh pemerintah bersama masyarakat atas dasar siskamtib swakarsa, dengan Polri sebagai kekuatan inti tetapi sejajar dengan masyarakat c). Polri sebagai inti kekuatan, yang merupakan alat penegakan hukum, yaitu pelaksanaan tugas umum Polri, sebagai pembina ketentraman, pembimbing, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat untuk wujudkan kamtibmas yang stabil dan dinamis d). Dengan semua kegiatan tersebut sebagai upaya pembinaan harus berorientasi dan berdasar Pancasila dan UUD ). Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) : Segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang ada hubungannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian terhadap aparat keamanan dan potensi masyarakat untuk diarahkan sistem keamanan dan ketertiban swakarsa yang stabil dan dinamis

60 8). Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas ) : Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan tehnis terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap norma dan ketentuan hukum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 9). Pembinaan rehabilitasi dan resosislisasi : Upaya kegiatan terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melakukan kegiatan rehabilitasi & resosialisai untuk di tertibkan, awasi dan kendalikan dalam giatnya agar tidak timbul kerawanan dibidang Kamtibmas 10). Pembinaan koordinasi : Kegiatan koordinasi secara terpadu terhadap pelaksanaan rehabilitasi dan resosialisai terhadap penyakit masyarakat, gejolak sosial, dampak negatif dari proyek pembangunan dan tindakan penegakan hukum ketertiban dan pengamanan 11). Pembinaan pengawasan : Kegiatan diarahkan pada system pengawasan dalam giat rehabilitasi dan resosialisasi untuk menghindari dampak negatif terhadap situasi Kamtibmas 12). Resosialisasi : Kegiatan memasyarakatkan kembali terhadap warga masyarakat yang dikucilkan dari lingkungan pergaulan, sebagai akibat perbuatan tercela, tindak pidana dan norma sosial yang berlaku 13). Rehabilitasi : Kegiatan memulihkan situasi kondisi dan potensi masyarakat atau warga masyarakat tertentu, setelah mengalami kegoncangan, pencemaran atau perilaku tercela 14). Potensi : Adalah wujud daripada siskamtib swakarsa 15). Pembinaan potensi kemasyarakatan : Adalah suatu usaha dan kegiatan menyelenggarakan potensi masyarakat secara nyata untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat, tentang sadar Kamtibmas sehingga dapat wujudkan Siskamtib swakarsa 16). Ketertiban : Adalah suasana yang teratur, berjalan sesuai norma yang berlaku dan menggairahkan dan senang beraktifitas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

61 17). Organisasi kemasyarakatan : Adalah organisasi yang dibentuk oleh Warga Negara Indonesia secara sukarela, atas dasar kamtibmas, yang dilakukan oleh profesi, fungsi, agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan YME untuk berperan aktif dalam pembangunan guna mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI berdasar Pancasila dan UUD ). Organisasi profesi : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan kerja dan lapangan pengabdian, sifatnya permanen, kerja secara teratur berdasarkan keahlian tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 19). Organisasi sosial : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan minat, kegemaran, bersifat permanen, kerja secara teratur tidak berdasarkan keahlian, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 20). Kelompok masyarakat : Kumpulan orang-orang yang punya kegemaran minat, tujuan sementara, pada umumnya tidak teratur dan terikat AD dan ART 21). Pimpinan masyarakat formal : Orang-orang yang berpengaruh karena memegang jabatan formal, yaitu jabatan Negara, pemerintah /pimpinan Instansi 22). Pimpinan masyarakat tidak formal : Orang-orang tertentu dalam masyarakat yang berpengaruh karena disegani, diteladani, dihormati, karena sifatnya yang luhur atau kemampuan pribadinya, status dan perannya dalam masyarakat c. Tugas pokok fungsi dan peranan pembinaan dan penyuluhan Pembinaan dan penyuluhan merupakan bagian daripada Fungsi Binmas, di bidang bimbingan penyuluhan dengan sasaran Bintibluh : Ornop, Orpem, LSM, Toga, Tomas, Redawan, Saka Bhayangkara, Tosa, Potmas dll 1). Tugas pokok pembinaan dan penyuluhan Mewujudkan kesadaran masyarakat dan sasaran binluh dengan menumbuh kembangkan potensi masyarakat agar jadi Polisi bagi dirinya dan lingkungannya guna meningkatkan kualitas keamanan dan kemampuan masyarakat sendiri 2). Fungsi pembinaan dan penyuluhan a). Memberi penerangan, penyuluhan terhadap individu atau kelompok, secara terus-menerus dan berlanjut, sehingga berubah sikap atau perilaku untuk dirinya dan lingkungannya b). c). Preventif terhadap penyakit masyarakat Merupakan upaya memberi kemampuan agar masyarakat dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sebatas hak dan kewajiban dalam penegakan hukum dan Binkamtib swakarsa

62 d). e). Upaya mencari masukan atas tanggapan pelayanan masyarakat dan problem yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat dalam waktu dan tempat tertentu Memulihkan situasi kejadian dan problem masyarakat, agar berubah seperti kondisi awal, bersama dengan partisipasi masyarakat 3). Peranan pembinaan dan penyuluhan Lakukan bimbingan tehnis dibidang ketertiban masyarakat dan bimbingan penyuluhan kamtibmas secara terus menerus dan berlanjut agar berubah sikap perilaku untuk diri dan lingkungannya d. Pola pembinaan dan penyuluhan 1) Perencanaan a). Rumusan tujuan yaitu yaitu terciptanya kwalitas masyarakat agar memiliki kemampuan secara swadaya atau swakarsa dalam menjaga, memelihara keamanan ketertiban bagi dirinya dan lingkungannya dengan kekuatan yang handal dan mandiri b). c). d). e). f). Rumusan sasaran I). Lingkungan pemukiman 1). Individu atau perorangan atau keluarga 2). Warga, Rt dan Rw 3). Staf dan Kepala desa atau kelurahan 4). Organisasi dilingkungan pemukiman II). Lingkungan kerja 1). Karyawan atau pegawai 2). Pimpinan lingkungan kerja 3). Organisasi di lingkungan kerja III). Lingkungan pendidikan 1). Siswa atau mahasiswa 2). Guru atau dosen atau karyawan 3). Pimpinan lingkungan pendidikan 4). Organisasi lingkungan pendidikan Rumusan anggaran dan sasaran untuk menunjang kegiatan Pembinaan dan penyuluhan, pada setiap event, dengan materi yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti Penyiapan piranti lunak, harus terkait dan relevan dengan Pembinaan penyuluhan kamtibmas Penyiapan kekuatan harus dituangkan dalam bentuk rengiat, harian, Mingguan, Bulanan dan tahunan Pengkoordinasian kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan dengan unsur unsur terkait yang akan diberikan pembinaan dan penyuluhan

63 2). Pelaksanaan a). Pembuatan adminitrasi kelengkapan pembinaan dan penyuluhan seperti :surat perintah tugas, penyusunan materi yang akan disampaiakan, pembuatan absensi kegiatan yang akan di isi oleh sasaran binluh. b). Cara bertindak I). Kordinasi dengan Rt, Rw, Lurah, dan warga masyarakat serta unsur terkait lainnya sasaran binluh. II). Pengambilan dokumentasi kegiatan guna mendukung laporan kegiatan III). Pembuatan laporan hasil kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan dengan menyertakan dokumentasi serta kelengkapan adminitrasi kegiatan lainnya. IV). Melaporkan hasilnya dengan cara berjenjang dimulai dari Kasat, Kapolres dan Kapolda, dalam hal ini Dir Binmas Polda 3). Pengawasan dan pengendalian a). Pengawasan Untuk mejaga agar pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama b). Pengendalian Untuk memelihara arah dan gerak dinamika pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 7. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram

64 8. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Masyarakat ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

65 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP INSTANSI PEMERINTAHAN SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

66 KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

67 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP INSTANSI PEMERINTAHAN I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. d. Tugas Polri dalam membina Kamtibmas untuk mewujudkan kondisi Kamtibmas yang mantap terkendali dan dinamis saat ini dan di masa mendatang tidaklah semakin ringan. Keberhasilan pembangunan nasional antara lain telah melahirkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap hak-haknya untuk semakin menikmati keamanan dan ketertiban serta ketentraman yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain kesenjangan masalah keterbatasan lapangan kerja telah menjadi faktor korelatif kriminogen (FKK). Demikian pula perubahan lingkungan strategi seperti era globlalisasi yang memunculkan isu demokratisasi, hak azasi manusia serta lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap masyarakat tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Untuk menghadapi tugas yang tidak ringan tersebut Polri perlu mengembangkan profesionalisme dan kemampuan melihat potensi masyarakat yang dapat didayagunakan untuk bersama-sama Polri membina Kamtibmas. Dalam melihat potensi dan selanjutnya secara bersama-sama atau bekerjasama tersebut Polri perlu mengembangkan Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan. Bahwa Binmas sebagai salah satu fungsi Operasional Polri dalam menjamin ketentraman masyarakat dan berhasilnya pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dirumuskan pembinaan ketertiban dan penyuluhan sehingga semua langkah dan upaya yang ditempuh terarah secara berencana, sistematis dan bertahap serta berkesinambungan

68 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan. d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa. 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan. e. Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. f. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. g. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun 2012

69 4. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa II. PELAKSANAAN 6. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram.

70 b. Pengertian - pengertian 1) Pembinaan : Proses membina, untuk menyempurnakan atau perbaikan, agar mendapatkan hasil yang baik 2) Ketertiban : Suasana teratur, sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tumbuh semangat dan gairah kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyuluhan : Memberikan penerangan atau petunjuk agar mendapatkan hasil yang lebih baik 4) Masyarakat : Segenap masyarakat Indonesia baik individu atau kelompok dalam satu wilayah NKRI yang hidup berkembang, memiliki keinginan dan kepentingan berbeda tetapi mempunyai tujuan dan hak yang sama 5) Keamanan : Situasi dan kondisi yang mengandung empat pengertian yaitu : a). Security = rasa bebas dari gangguan fisik/ psikis b). Surety = rasa bebas dari segala kekhawatiran c). Safety = rasa dilindungi dari segala bahaya d). Peace = rasa bebas / damai lahir dan batin 6). Kamtibmas : Situasi dan kondisi yang teratur, bebas dari bahaya takut, sebagai hasil dari pembinaan pemerintah bersama masyarakat secara integral, berlanjut, mutlak harus diciptakan untuk menjamin pemeliharaan dan ketertiban masyarakat dalam hubungannya ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Dengan demikian Kamtibmas sebagai suatu situasi dan kondisi dan citacita yang ada dalam pokok pikiran sebagai berikut : a). Kamtibmas sebagai situasi kondisi secara haqiqi dan mutlak diperlukan oleh masyarakat, untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan ketentraman b). Pembinaan oleh pemerintah bersama masyarakat atas dasar siskamtib swakarsa, dengan Polri sebagai kekuatan inti tetapi sejajar dengan masyarakat c). Polri sebagai inti kekuatan, yang merupakan alat penegakan hukum, yaitu pelaksanaan tugas umum Polri, sebagai pembina ketentraman, pembimbing, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat untuk wujudkan kamtibmas yang stabil dan dinamis d). Dengan semua kegiatan tersebut sebagai upaya pembinaan harus berorientasi dan berdasar Pancasila dan UUD ). Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) : Segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang ada hubungannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian terhadap aparat keamanan dan potensi masyarakat untuk diarahkan sistem keamanan dan ketertiban swakarsa yang stabil dan dinamis

71 8). Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas ) : Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan tehnis terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap norma dan ketentuan hukum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 9). Pembinaan rehabilitasi dan resosislisasi : Upaya kegiatan terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melakukan kegiatan rehabilitasi & resosialisai untuk di tertibkan, awasi dan kendalikan dalam giatnya agar tidak timbul kerawanan dibidang Kamtibmas 10). Pembinaan koordinasi : Kegiatan koordinasi secara terpadu terhadap pelaksanaan rehabilitasi dan resosialisai terhadap penyakit masyarakat, gejolak sosial, dampak negatif dari proyek pembangunan dan tindakan penegakan hukum ketertiban dan pengamanan 11). Pembinaan pengawasan : Kegiatan diarahkan pada system pengawasan dalam giat rehabilitasi dan resosialisasi untuk menghindari dampak negatif terhadap situasi Kamtibmas 12). Resosialisasi : Kegiatan memasyarakatkan kembali terhadap warga masyarakat yang dikucilkan dari lingkungan pergaulan, sebagai akibat perbuatan tercela, tindak pidana dan norma sosial yang berlaku 13). Rehabilitasi : Kegiatan memulihkan situasi kondisi dan potensi masyarakat atau warga masyarakat tertentu, setelah mengalami kegoncangan, pencemaran atau perilaku tercela 14). Potensi : Adalah wujud daripada siskamtib swakarsa 15). Pembinaan potensi kemasyarakatan : Adalah suatu usaha dan kegiatan menyelenggarakan potensi masyarakat secara nyata untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat, tentang sadar Kamtibmas sehingga dapat wujudkan Siskamtib swakarsa 16). Ketertiban : Adalah suasana yang teratur, berjalan sesuai norma yang berlaku dan menggairahkan dan senang beraktifitas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

72 17). Organisasi kemasyarakatan : Adalah organisasi yang dibentuk oleh Warga Negara Indonesia secara sukarela, atas dasar kamtibmas, yang dilakukan oleh profesi, fungsi, agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan YME untuk berperan aktif dalam pembangunan guna mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI berdasar Pancasila dan UUD ). Organisasi profesi : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan kerja dan lapangan pengabdian, sifatnya permanen, kerja secara teratur berdasarkan keahlian tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 19). Organisasi sosial : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan minat, kegemaran, bersifat permanen, kerja secara teratur tidak berdasarkan keahlian, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 20). Kelompok masyarakat : Kumpulan orang-orang yang punya kegemaran minat, tujuan sementara, pada umumnya tidak teratur dan terikat AD dan ART 21). Pimpinan masyarakat formal : Orang-orang yang berpengaruh karena memegang jabatan formal, yaitu jabatan Negara, pemerintah /pimpinan Instansi 22). Pimpinan masyarakat tidak formal : Orang-orang tertentu dalam masyarakat yang berpengaruh karena disegani, diteladani, dihormati, karena sifatnya yang luhur atau kemampuan pribadinya, status dan perannya dalam masyarakat c. Tugas pokok fungsi dan peranan pembinaan dan penyuluhan Pembinaan dan penyuluhan merupakan bagian daripada Fungsi Binmas, di bidang bimbingan penyuluhan dengan sasaran Bintibluh : Ornop, Orpem, LSM, Toga, Tomas, Redawan, Saka Bhayangkara, Tosa, Potmas dll 1). Tugas pokok pembinaan dan penyuluhan Mewujudkan kesadaran masyarakat dan sasaran binluh dengan menumbuh kembangkan potensi masyarakat agar jadi Polisi bagi dirinya dan lingkungannya guna meningkatkan kualitas keamanan dan kemampuan masyarakat sendiri 2). Fungsi pembinaan dan penyuluhan a). Memberi penerangan, penyuluhan terhadap individu atau kelompok, secara terus-menerus dan berlanjut, sehingga berubah sikap atau perilaku untuk dirinya dan lingkungannya b). c). Preventif terhadap penyakit masyarakat Merupakan upaya memberi kemampuan agar masyarakat dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sebatas hak dan kewajiban dalam penegakan hukum dan Binkamtib swakarsa

73 d). e). Upaya mencari masukan atas tanggapan pelayanan masyarakat dan problem yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat dalam waktu dan tempat tertentu Memulihkan situasi kejadian dan problem masyarakat, agar berubah seperti kondisi awal, bersama dengan partisipasi masyarakat 3). Peranan pembinaan dan penyuluhan Lakukan bimbingan tehnis dibidang ketertiban masyarakat dan bimbingan penyuluhan kamtibmas secara terus menerus dan berlanjut agar berubah sikap perilaku untuk diri dan lingkungannya d. Pola pembinaan dan penyuluhan 1) Perencanaan a). Rumusan tujuan yaitu yaitu terciptanya kwalitas masyarakat agar memiliki kemampuan secara swadaya atau swakarsa dalam menjaga, memelihara keamanan ketertiban bagi dirinya dan lingkungannya dengan kekuatan yang handal dan mandiri b). c). d). e). f). Rumusan sasaran I). Lingkungan pemukiman 1). Individu atau perorangan atau keluarga 2). Warga, Rt dan Rw 3). Staf dan Kepala desa atau kelurahan 4). Organisasi dilingkungan pemukiman II). Lingkungan kerja 1). Karyawan atau pegawai 2). Pimpinan lingkungan kerja 3). Organisasi di lingkungan kerja III). Lingkungan pendidikan 1). Siswa atau mahasiswa 2). Guru atau dosen atau karyawan 3). Pimpinan lingkungan pendidikan 4). Organisasi lingkungan pendidikan Rumusan anggaran dan sasaran untuk menunjang kegiatan Pembinaan dan penyuluhan, pada setiap event, dengan materi yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti Penyiapan piranti lunak, harus terkait dan relevan dengan Pembinaan penyuluhan kamtibmas Penyiapan kekuatan harus dituangkan dalam bentuk rengiat, harian, Mingguan, Bulanan dan tahunan Pengkoordinasian kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan dengan unsur unsur terkait yang akan diberikan pembinaan dan penyuluhan

74 2). Pelaksanaan a). Pembuatan adminitrasi kelengkapan pembinaan dan penyuluhan seperti :surat perintah tugas, penyusunan materi yang akan disampaiakan, pembuatan absensi kegiatan yang akan di isi oleh sasaran binluh. b). Cara bertindak I). Kordinasi dengan Rt, Rw, Lurah, dan warga masyarakat serta unsur terkait lainnya sasaran binluh. II). Pengambilan dokumentasi kegiatan guna mendukung laporan kegiatan III). Pembuatan laporan hasil kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan dengan menyertakan dokumentasi serta kelengkapan adminitrasi kegiatan lainnya. IV). Melaporkan hasilnya dengan cara berjenjang dimulai dari Kasat, Kapolres dan Kapolda, dalam hal ini Dir Binmas Polda 3). Pengawasan dan pengendalian a). Pengawasan Untuk mejaga agar pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama b). Pengendalian Untuk memelihara arah dan gerak dinamika pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 7. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram

75 8. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Masyarakat ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

76 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP INSTANSI SWASTA SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

77 KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

78 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP INSTANSI SWASTA I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. d. Tugas Polri dalam membina Kamtibmas untuk mewujudkan kondisi Kamtibmas yang mantap terkendali dan dinamis saat ini dan di masa mendatang tidaklah semakin ringan. Keberhasilan pembangunan nasional antara lain telah melahirkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap hak-haknya untuk semakin menikmati keamanan dan ketertiban serta ketentraman yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain kesenjangan masalah keterbatasan lapangan kerja telah menjadi faktor korelatif kriminogen (FKK). Demikian pula perubahan lingkungan strategi seperti era globlalisasi yang memunculkan isu demokratisasi, hak azasi manusia serta lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap masyarakat tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Untuk menghadapi tugas yang tidak ringan tersebut Polri perlu mengembangkan profesionalisme dan kemampuan melihat potensi masyarakat yang dapat didayagunakan untuk bersama-sama Polri membina Kamtibmas. Dalam melihat potensi dan selanjutnya secara bersama-sama atau bekerjasama tersebut Polri perlu mengembangkan Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan. Bahwa Binmas sebagai salah satu fungsi Operasional Polri dalam menjamin ketentraman masyarakat dan berhasilnya pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dirumuskan pembinaan ketertiban dan penyuluhan sehingga semua langkah dan upaya yang ditempuh terarah secara berencana, sistematis dan bertahap serta berkesinambungan

79 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan. d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa. 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan. e. Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. f. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. g. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun 2012

80 4. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa II. PELAKSANAAN 6. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram.

81 b. Pengertian - pengertian 1) Pembinaan : Proses membina, untuk menyempurnakan atau perbaikan, agar mendapatkan hasil yang baik 2) Ketertiban : Suasana teratur, sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tumbuh semangat dan gairah kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyuluhan : Memberikan penerangan atau petunjuk agar mendapatkan hasil yang lebih baik 4) Masyarakat : Segenap masyarakat Indonesia baik individu atau kelompok dalam satu wilayah NKRI yang hidup berkembang, memiliki keinginan dan kepentingan berbeda tetapi mempunyai tujuan dan hak yang sama 5) Keamanan : Situasi dan kondisi yang mengandung empat pengertian yaitu : a). Security = rasa bebas dari gangguan fisik/ psikis b). Surety = rasa bebas dari segala kekhawatiran c). Safety = rasa dilindungi dari segala bahaya d). Peace = rasa bebas / damai lahir dan batin 6). Kamtibmas : Situasi dan kondisi yang teratur, bebas dari bahaya takut, sebagai hasil dari pembinaan pemerintah bersama masyarakat secara integral, berlanjut, mutlak harus diciptakan untuk menjamin pemeliharaan dan ketertiban masyarakat dalam hubungannya ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Dengan demikian Kamtibmas sebagai suatu situasi dan kondisi dan citacita yang ada dalam pokok pikiran sebagai berikut : a). Kamtibmas sebagai situasi kondisi secara haqiqi dan mutlak diperlukan oleh masyarakat, untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan ketentraman b). Pembinaan oleh pemerintah bersama masyarakat atas dasar siskamtib swakarsa, dengan Polri sebagai kekuatan inti tetapi sejajar dengan masyarakat c). Polri sebagai inti kekuatan, yang merupakan alat penegakan hukum, yaitu pelaksanaan tugas umum Polri, sebagai pembina ketentraman, pembimbing, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat untuk wujudkan kamtibmas yang stabil dan dinamis d). Dengan semua kegiatan tersebut sebagai upaya pembinaan harus berorientasi dan berdasar Pancasila dan UUD ). Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) : Segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang ada hubungannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian terhadap aparat keamanan dan potensi masyarakat untuk diarahkan sistem keamanan dan ketertiban swakarsa yang stabil dan dinamis

82 8). Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas ) : Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan tehnis terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap norma dan ketentuan hukum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 9). Pembinaan rehabilitasi dan resosislisasi : Upaya kegiatan terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melakukan kegiatan rehabilitasi & resosialisai untuk di tertibkan, awasi dan kendalikan dalam giatnya agar tidak timbul kerawanan dibidang Kamtibmas 10). Pembinaan koordinasi : Kegiatan koordinasi secara terpadu terhadap pelaksanaan rehabilitasi dan resosialisai terhadap penyakit masyarakat, gejolak sosial, dampak negatif dari proyek pembangunan dan tindakan penegakan hukum ketertiban dan pengamanan 11). Pembinaan pengawasan : Kegiatan diarahkan pada system pengawasan dalam giat rehabilitasi dan resosialisasi untuk menghindari dampak negatif terhadap situasi Kamtibmas 12). Resosialisasi : Kegiatan memasyarakatkan kembali terhadap warga masyarakat yang dikucilkan dari lingkungan pergaulan, sebagai akibat perbuatan tercela, tindak pidana dan norma sosial yang berlaku 13). Rehabilitasi : Kegiatan memulihkan situasi kondisi dan potensi masyarakat atau warga masyarakat tertentu, setelah mengalami kegoncangan, pencemaran atau perilaku tercela 14). Potensi : Adalah wujud daripada siskamtib swakarsa 15). Pembinaan potensi kemasyarakatan : Adalah suatu usaha dan kegiatan menyelenggarakan potensi masyarakat secara nyata untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat, tentang sadar Kamtibmas sehingga dapat wujudkan Siskamtib swakarsa 16). Ketertiban : Adalah suasana yang teratur, berjalan sesuai norma yang berlaku dan menggairahkan dan senang beraktifitas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

83 17). Organisasi kemasyarakatan : Adalah organisasi yang dibentuk oleh Warga Negara Indonesia secara sukarela, atas dasar kamtibmas, yang dilakukan oleh profesi, fungsi, agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan YME untuk berperan aktif dalam pembangunan guna mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI berdasar Pancasila dan UUD ). Organisasi profesi : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan kerja dan lapangan pengabdian, sifatnya permanen, kerja secara teratur berdasarkan keahlian tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 19). Organisasi sosial : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan minat, kegemaran, bersifat permanen, kerja secara teratur tidak berdasarkan keahlian, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 20). Kelompok masyarakat : Kumpulan orang-orang yang punya kegemaran minat, tujuan sementara, pada umumnya tidak teratur dan terikat AD dan ART 21). Pimpinan masyarakat formal : Orang-orang yang berpengaruh karena memegang jabatan formal, yaitu jabatan Negara, pemerintah /pimpinan Instansi 22). Pimpinan masyarakat tidak formal : Orang-orang tertentu dalam masyarakat yang berpengaruh karena disegani, diteladani, dihormati, karena sifatnya yang luhur atau kemampuan pribadinya, status dan perannya dalam masyarakat c. Tugas pokok fungsi dan peranan pembinaan dan penyuluhan Pembinaan dan penyuluhan merupakan bagian daripada Fungsi Binmas, di bidang bimbingan penyuluhan dengan sasaran Bintibluh : Ornop, Orpem, LSM, Toga, Tomas, Redawan, Saka Bhayangkara, Tosa, Potmas dll 1). Tugas pokok pembinaan dan penyuluhan Mewujudkan kesadaran masyarakat dan sasaran binluh dengan menumbuh kembangkan potensi masyarakat agar jadi Polisi bagi dirinya dan lingkungannya guna meningkatkan kualitas keamanan dan kemampuan masyarakat sendiri 2). Fungsi pembinaan dan penyuluhan a). Memberi penerangan, penyuluhan terhadap individu atau kelompok, secara terus-menerus dan berlanjut, sehingga berubah sikap atau perilaku untuk dirinya dan lingkungannya b). c). Preventif terhadap penyakit masyarakat Merupakan upaya memberi kemampuan agar masyarakat dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sebatas hak dan kewajiban dalam penegakan hukum dan Binkamtib swakarsa

84 d). e). Upaya mencari masukan atas tanggapan pelayanan masyarakat dan problem yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat dalam waktu dan tempat tertentu Memulihkan situasi kejadian dan problem masyarakat, agar berubah seperti kondisi awal, bersama dengan partisipasi masyarakat 3). Peranan pembinaan dan penyuluhan Lakukan bimbingan tehnis dibidang ketertiban masyarakat dan bimbingan penyuluhan kamtibmas secara terus menerus dan berlanjut agar berubah sikap perilaku untuk diri dan lingkungannya d. Pola pembinaan dan penyuluhan 1) Perencanaan a). Rumusan tujuan yaitu yaitu terciptanya kwalitas masyarakat agar memiliki kemampuan secara swadaya atau swakarsa dalam menjaga, memelihara keamanan ketertiban bagi dirinya dan lingkungannya dengan kekuatan yang handal dan mandiri b). c). d). e). f). Rumusan sasaran I). Lingkungan pemukiman 1). Individu atau perorangan atau keluarga 2). Warga, Rt dan Rw 3). Staf dan Kepala desa atau kelurahan 4). Organisasi dilingkungan pemukiman II). Lingkungan kerja 1). Karyawan atau pegawai 2). Pimpinan lingkungan kerja 3). Organisasi di lingkungan kerja III). Lingkungan pendidikan 1). Siswa atau mahasiswa 2). Guru atau dosen atau karyawan 3). Pimpinan lingkungan pendidikan 4). Organisasi lingkungan pendidikan Rumusan anggaran dan sasaran untuk menunjang kegiatan Pembinaan dan penyuluhan, pada setiap event, dengan materi yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti Penyiapan piranti lunak, harus terkait dan relevan dengan Pembinaan penyuluhan kamtibmas Penyiapan kekuatan harus dituangkan dalam bentuk rengiat, harian, Mingguan, Bulanan dan tahunan Pengkoordinasian kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan dengan unsur unsur terkait yang akan diberikan pembinaan dan penyuluhan

85 2). Pelaksanaan a). Pembuatan adminitrasi kelengkapan pembinaan dan penyuluhan seperti :surat perintah tugas, penyusunan materi yang akan disampaiakan, pembuatan absensi kegiatan yang akan di isi oleh sasaran binluh. b). Cara bertindak I). Kordinasi dengan Rt, Rw, Lurah, dan warga masyarakat serta unsur terkait lainnya sasaran binluh. II). Pengambilan dokumentasi kegiatan guna mendukung laporan kegiatan III). Pembuatan laporan hasil kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan dengan menyertakan dokumentasi serta kelengkapan adminitrasi kegiatan lainnya. IV). Melaporkan hasilnya dengan cara berjenjang dimulai dari Kasat, Kapolres dan Kapolda, dalam hal ini Dir Binmas Polda 3). Pengawasan dan pengendalian a). Pengawasan Untuk mejaga agar pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama b). Pengendalian Untuk memelihara arah dan gerak dinamika pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 7. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram

86 8. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Masyarakat ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

87 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP KOMUNITAS TUKANG OJEK SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

88 KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

89 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP KELOMPOK KOMUNITAS TUKANG OJEK I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. d. Tugas Polri dalam membina Kamtibmas untuk mewujudkan kondisi Kamtibmas yang mantap terkendali dan dinamis saat ini dan di masa mendatang tidaklah semakin ringan. Keberhasilan pembangunan nasional antara lain telah melahirkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap hak-haknya untuk semakin menikmati keamanan dan ketertiban serta ketentraman yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain kesenjangan masalah keterbatasan lapangan kerja telah menjadi faktor korelatif kriminogen (FKK). Demikian pula perubahan lingkungan strategi seperti era globlalisasi yang memunculkan isu demokratisasi, hak azasi manusia serta lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap masyarakat tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Untuk menghadapi tugas yang tidak ringan tersebut Polri perlu mengembangkan profesionalisme dan kemampuan melihat potensi masyarakat yang dapat didayagunakan untuk bersama-sama Polri membina Kamtibmas. Dalam melihat potensi dan selanjutnya secara bersama-sama atau bekerjasama tersebut Polri perlu mengembangkan Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan. Bahwa Binmas sebagai salah satu fungsi Operasional Polri dalam menjamin ketentraman masyarakat dan berhasilnya pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dirumuskan pembinaan ketertiban dan penyuluhan sehingga semua langkah dan upaya yang ditempuh terarah secara berencana, sistematis dan bertahap serta berkesinambungan

90 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan. d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa. 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan. e. Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. f. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. g. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun 2012

91 4. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa II. PELAKSANAAN 6. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram.

92 b. Pengertian - pengertian 1) Pembinaan : Proses membina, untuk menyempurnakan atau perbaikan, agar mendapatkan hasil yang baik 2) Ketertiban : Suasana teratur, sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tumbuh semangat dan gairah kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyuluhan : Memberikan penerangan atau petunjuk agar mendapatkan hasil yang lebih baik 4) Masyarakat : Segenap masyarakat Indonesia baik individu atau kelompok dalam satu wilayah NKRI yang hidup berkembang, memiliki keinginan dan kepentingan berbeda tetapi mempunyai tujuan dan hak yang sama 5) Keamanan : Situasi dan kondisi yang mengandung empat pengertian yaitu : a). Security = rasa bebas dari gangguan fisik/ psikis b). Surety = rasa bebas dari segala kekhawatiran c). Safety = rasa dilindungi dari segala bahaya d). Peace = rasa bebas / damai lahir dan batin 6). Kamtibmas : Situasi dan kondisi yang teratur, bebas dari bahaya takut, sebagai hasil dari pembinaan pemerintah bersama masyarakat secara integral, berlanjut, mutlak harus diciptakan untuk menjamin pemeliharaan dan ketertiban masyarakat dalam hubungannya ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Dengan demikian Kamtibmas sebagai suatu situasi dan kondisi dan citacita yang ada dalam pokok pikiran sebagai berikut : a). Kamtibmas sebagai situasi kondisi secara haqiqi dan mutlak diperlukan oleh masyarakat, untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan ketentraman b). Pembinaan oleh pemerintah bersama masyarakat atas dasar siskamtib swakarsa, dengan Polri sebagai kekuatan inti tetapi sejajar dengan masyarakat c). Polri sebagai inti kekuatan, yang merupakan alat penegakan hukum, yaitu pelaksanaan tugas umum Polri, sebagai pembina ketentraman, pembimbing, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat untuk wujudkan kamtibmas yang stabil dan dinamis d). Dengan semua kegiatan tersebut sebagai upaya pembinaan harus berorientasi dan berdasar Pancasila dan UUD ). Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) : Segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang ada hubungannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian terhadap aparat keamanan dan potensi masyarakat untuk diarahkan sistem keamanan dan ketertiban swakarsa yang stabil dan dinamis

93 8). Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas ) : Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan tehnis terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap norma dan ketentuan hukum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 9). Pembinaan rehabilitasi dan resosislisasi : Upaya kegiatan terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melakukan kegiatan rehabilitasi & resosialisai untuk di tertibkan, awasi dan kendalikan dalam giatnya agar tidak timbul kerawanan dibidang Kamtibmas 10). Pembinaan koordinasi : Kegiatan koordinasi secara terpadu terhadap pelaksanaan rehabilitasi dan resosialisai terhadap penyakit masyarakat, gejolak sosial, dampak negatif dari proyek pembangunan dan tindakan penegakan hukum ketertiban dan pengamanan 11). Pembinaan pengawasan : Kegiatan diarahkan pada system pengawasan dalam giat rehabilitasi dan resosialisasi untuk menghindari dampak negatif terhadap situasi Kamtibmas 12). Resosialisasi : Kegiatan memasyarakatkan kembali terhadap warga masyarakat yang dikucilkan dari lingkungan pergaulan, sebagai akibat perbuatan tercela, tindak pidana dan norma sosial yang berlaku 13). Rehabilitasi : Kegiatan memulihkan situasi kondisi dan potensi masyarakat atau warga masyarakat tertentu, setelah mengalami kegoncangan, pencemaran atau perilaku tercela 14). Potensi : Adalah wujud daripada siskamtib swakarsa 15). Pembinaan potensi kemasyarakatan : Adalah suatu usaha dan kegiatan menyelenggarakan potensi masyarakat secara nyata untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat, tentang sadar Kamtibmas sehingga dapat wujudkan Siskamtib swakarsa 16). Ketertiban : Adalah suasana yang teratur, berjalan sesuai norma yang berlaku dan menggairahkan dan senang beraktifitas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

94 17). Organisasi kemasyarakatan : Adalah organisasi yang dibentuk oleh Warga Negara Indonesia secara sukarela, atas dasar kamtibmas, yang dilakukan oleh profesi, fungsi, agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan YME untuk berperan aktif dalam pembangunan guna mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI berdasar Pancasila dan UUD ). Organisasi profesi : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan kerja dan lapangan pengabdian, sifatnya permanen, kerja secara teratur berdasarkan keahlian tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 19). Organisasi sosial : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan minat, kegemaran, bersifat permanen, kerja secara teratur tidak berdasarkan keahlian, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 20). Kelompok masyarakat : Kumpulan orang-orang yang punya kegemaran minat, tujuan sementara, pada umumnya tidak teratur dan terikat AD dan ART 21). Pimpinan masyarakat formal : Orang-orang yang berpengaruh karena memegang jabatan formal, yaitu jabatan Negara, pemerintah /pimpinan Instansi 22). Pimpinan masyarakat tidak formal : Orang-orang tertentu dalam masyarakat yang berpengaruh karena disegani, diteladani, dihormati, karena sifatnya yang luhur atau kemampuan pribadinya, status dan perannya dalam masyarakat c. Tugas pokok fungsi dan peranan pembinaan dan penyuluhan Pembinaan dan penyuluhan merupakan bagian daripada Fungsi Binmas, di bidang bimbingan penyuluhan dengan sasaran Bintibluh : Ornop, Orpem, LSM, Toga, Tomas, Redawan, Saka Bhayangkara, Tosa, Potmas dll 1). Tugas pokok pembinaan dan penyuluhan Mewujudkan kesadaran masyarakat dan sasaran binluh dengan menumbuh kembangkan potensi masyarakat agar jadi Polisi bagi dirinya dan lingkungannya guna meningkatkan kualitas keamanan dan kemampuan masyarakat sendiri 2). Fungsi pembinaan dan penyuluhan a). Memberi penerangan, penyuluhan terhadap individu atau kelompok, secara terus-menerus dan berlanjut, sehingga berubah sikap atau perilaku untuk dirinya dan lingkungannya b). c). Preventif terhadap penyakit masyarakat Merupakan upaya memberi kemampuan agar masyarakat dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sebatas hak dan kewajiban dalam penegakan hukum dan Binkamtib swakarsa

95 d). e). Upaya mencari masukan atas tanggapan pelayanan masyarakat dan problem yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat dalam waktu dan tempat tertentu Memulihkan situasi kejadian dan problem masyarakat, agar berubah seperti kondisi awal, bersama dengan partisipasi masyarakat 3). Peranan pembinaan dan penyuluhan Lakukan bimbingan tehnis dibidang ketertiban masyarakat dan bimbingan penyuluhan kamtibmas secara terus menerus dan berlanjut agar berubah sikap perilaku untuk diri dan lingkungannya d. Pola pembinaan dan penyuluhan 1) Perencanaan a). Rumusan tujuan yaitu yaitu terciptanya kwalitas masyarakat agar memiliki kemampuan secara swadaya atau swakarsa dalam menjaga, memelihara keamanan ketertiban bagi dirinya dan lingkungannya dengan kekuatan yang handal dan mandiri b). c). d). e). f). Rumusan sasaran I). Lingkungan pemukiman 1). Individu atau perorangan atau keluarga 2). Warga, Rt dan Rw 3). Staf dan Kepala desa atau kelurahan 4). Organisasi dilingkungan pemukiman II). Lingkungan kerja 1). Karyawan atau pegawai 2). Pimpinan lingkungan kerja 3). Organisasi di lingkungan kerja III). Lingkungan pendidikan 1). Siswa atau mahasiswa 2). Guru atau dosen atau karyawan 3). Pimpinan lingkungan pendidikan 4). Organisasi lingkungan pendidikan Rumusan anggaran dan sasaran untuk menunjang kegiatan Pembinaan dan penyuluhan, pada setiap event, dengan materi yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti Penyiapan piranti lunak, harus terkait dan relevan dengan Pembinaan penyuluhan kamtibmas Penyiapan kekuatan harus dituangkan dalam bentuk rengiat, harian, Mingguan, Bulanan dan tahunan Pengkoordinasian kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan dengan unsur unsur terkait yang akan diberikan pembinaan dan penyuluhan

96 2). Pelaksanaan a). Pembuatan adminitrasi kelengkapan pembinaan dan penyuluhan seperti :surat perintah tugas, penyusunan materi yang akan disampaiakan, pembuatan absensi kegiatan yang akan di isi oleh sasaran binluh. b). Cara bertindak I). Kordinasi dengan Rt, Rw, Lurah, dan warga masyarakat serta unsur terkait lainnya sasaran binluh. II). Pengambilan dokumentasi kegiatan guna mendukung laporan kegiatan III). Pembuatan laporan hasil kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan dengan menyertakan dokumentasi serta kelengkapan adminitrasi kegiatan lainnya. IV). Melaporkan hasilnya dengan cara berjenjang dimulai dari Kasat, Kapolres dan Kapolda, dalam hal ini Dir Binmas Polda 3). Pengawasan dan pengendalian a). Pengawasan Untuk mejaga agar pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama b). Pengendalian Untuk memelihara arah dan gerak dinamika pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 7. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram

97 8. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Masyarakat ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

98 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP KOMUNITAS TUKANG PARKIR SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

99 KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

100 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP KELOMPOK KOMUNITAS TUKANG PARKIR I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. d. Tugas Polri dalam membina Kamtibmas untuk mewujudkan kondisi Kamtibmas yang mantap terkendali dan dinamis saat ini dan di masa mendatang tidaklah semakin ringan. Keberhasilan pembangunan nasional antara lain telah melahirkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap hak-haknya untuk semakin menikmati keamanan dan ketertiban serta ketentraman yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain kesenjangan masalah keterbatasan lapangan kerja telah menjadi faktor korelatif kriminogen (FKK). Demikian pula perubahan lingkungan strategi seperti era globlalisasi yang memunculkan isu demokratisasi, hak azasi manusia serta lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap masyarakat tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Untuk menghadapi tugas yang tidak ringan tersebut Polri perlu mengembangkan profesionalisme dan kemampuan melihat potensi masyarakat yang dapat didayagunakan untuk bersama-sama Polri membina Kamtibmas. Dalam melihat potensi dan selanjutnya secara bersama-sama atau bekerjasama tersebut Polri perlu mengembangkan Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan. Bahwa Binmas sebagai salah satu fungsi Operasional Polri dalam menjamin ketentraman masyarakat dan berhasilnya pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dirumuskan pembinaan ketertiban dan penyuluhan sehingga semua langkah dan upaya yang ditempuh terarah secara berencana, sistematis dan bertahap serta berkesinambungan

101 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan. d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa. 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan. e. Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. f. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. g. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun 2012

102 4. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa II. PELAKSANAAN 6. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram.

103 b. Pengertian - pengertian 1) Pembinaan : Proses membina, untuk menyempurnakan atau perbaikan, agar mendapatkan hasil yang baik 2) Ketertiban : Suasana teratur, sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tumbuh semangat dan gairah kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyuluhan : Memberikan penerangan atau petunjuk agar mendapatkan hasil yang lebih baik 4) Masyarakat : Segenap masyarakat Indonesia baik individu atau kelompok dalam satu wilayah NKRI yang hidup berkembang, memiliki keinginan dan kepentingan berbeda tetapi mempunyai tujuan dan hak yang sama 5) Keamanan : Situasi dan kondisi yang mengandung empat pengertian yaitu : a). Security = rasa bebas dari gangguan fisik/ psikis b). Surety = rasa bebas dari segala kekhawatiran c). Safety = rasa dilindungi dari segala bahaya d). Peace = rasa bebas / damai lahir dan batin 6). Kamtibmas : Situasi dan kondisi yang teratur, bebas dari bahaya takut, sebagai hasil dari pembinaan pemerintah bersama masyarakat secara integral, berlanjut, mutlak harus diciptakan untuk menjamin pemeliharaan dan ketertiban masyarakat dalam hubungannya ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Dengan demikian Kamtibmas sebagai suatu situasi dan kondisi dan citacita yang ada dalam pokok pikiran sebagai berikut : a). Kamtibmas sebagai situasi kondisi secara haqiqi dan mutlak diperlukan oleh masyarakat, untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan ketentraman b). Pembinaan oleh pemerintah bersama masyarakat atas dasar siskamtib swakarsa, dengan Polri sebagai kekuatan inti tetapi sejajar dengan masyarakat c). Polri sebagai inti kekuatan, yang merupakan alat penegakan hukum, yaitu pelaksanaan tugas umum Polri, sebagai pembina ketentraman, pembimbing, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat untuk wujudkan kamtibmas yang stabil dan dinamis d). Dengan semua kegiatan tersebut sebagai upaya pembinaan harus berorientasi dan berdasar Pancasila dan UUD ). Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) : Segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang ada hubungannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian terhadap aparat keamanan dan potensi masyarakat untuk diarahkan sistem keamanan dan ketertiban swakarsa yang stabil dan dinamis

104 8). Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas ) : Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan tehnis terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap norma dan ketentuan hukum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 9). Pembinaan rehabilitasi dan resosislisasi : Upaya kegiatan terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melakukan kegiatan rehabilitasi & resosialisai untuk di tertibkan, awasi dan kendalikan dalam giatnya agar tidak timbul kerawanan dibidang Kamtibmas 10). Pembinaan koordinasi : Kegiatan koordinasi secara terpadu terhadap pelaksanaan rehabilitasi dan resosialisai terhadap penyakit masyarakat, gejolak sosial, dampak negatif dari proyek pembangunan dan tindakan penegakan hukum ketertiban dan pengamanan 11). Pembinaan pengawasan : Kegiatan diarahkan pada system pengawasan dalam giat rehabilitasi dan resosialisasi untuk menghindari dampak negatif terhadap situasi Kamtibmas 12). Resosialisasi : Kegiatan memasyarakatkan kembali terhadap warga masyarakat yang dikucilkan dari lingkungan pergaulan, sebagai akibat perbuatan tercela, tindak pidana dan norma sosial yang berlaku 13). Rehabilitasi : Kegiatan memulihkan situasi kondisi dan potensi masyarakat atau warga masyarakat tertentu, setelah mengalami kegoncangan, pencemaran atau perilaku tercela 14). Potensi : Adalah wujud daripada siskamtib swakarsa 15). Pembinaan potensi kemasyarakatan : Adalah suatu usaha dan kegiatan menyelenggarakan potensi masyarakat secara nyata untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat, tentang sadar Kamtibmas sehingga dapat wujudkan Siskamtib swakarsa 16). Ketertiban : Adalah suasana yang teratur, berjalan sesuai norma yang berlaku dan menggairahkan dan senang beraktifitas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

105 17). Organisasi kemasyarakatan : Adalah organisasi yang dibentuk oleh Warga Negara Indonesia secara sukarela, atas dasar kamtibmas, yang dilakukan oleh profesi, fungsi, agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan YME untuk berperan aktif dalam pembangunan guna mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI berdasar Pancasila dan UUD ). Organisasi profesi : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan kerja dan lapangan pengabdian, sifatnya permanen, kerja secara teratur berdasarkan keahlian tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 19). Organisasi sosial : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan minat, kegemaran, bersifat permanen, kerja secara teratur tidak berdasarkan keahlian, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 20). Kelompok masyarakat : Kumpulan orang-orang yang punya kegemaran minat, tujuan sementara, pada umumnya tidak teratur dan terikat AD dan ART 21). Pimpinan masyarakat formal : Orang-orang yang berpengaruh karena memegang jabatan formal, yaitu jabatan Negara, pemerintah /pimpinan Instansi 22). Pimpinan masyarakat tidak formal : Orang-orang tertentu dalam masyarakat yang berpengaruh karena disegani, diteladani, dihormati, karena sifatnya yang luhur atau kemampuan pribadinya, status dan perannya dalam masyarakat c. Tugas pokok fungsi dan peranan pembinaan dan penyuluhan Pembinaan dan penyuluhan merupakan bagian daripada Fungsi Binmas, di bidang bimbingan penyuluhan dengan sasaran Bintibluh : Ornop, Orpem, LSM, Toga, Tomas, Redawan, Saka Bhayangkara, Tosa, Potmas dll 1). Tugas pokok pembinaan dan penyuluhan Mewujudkan kesadaran masyarakat dan sasaran binluh dengan menumbuh kembangkan potensi masyarakat agar jadi Polisi bagi dirinya dan lingkungannya guna meningkatkan kualitas keamanan dan kemampuan masyarakat sendiri 2). Fungsi pembinaan dan penyuluhan a). Memberi penerangan, penyuluhan terhadap individu atau kelompok, secara terus-menerus dan berlanjut, sehingga berubah sikap atau perilaku untuk dirinya dan lingkungannya b). c). Preventif terhadap penyakit masyarakat Merupakan upaya memberi kemampuan agar masyarakat dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sebatas hak dan kewajiban dalam penegakan hukum dan Binkamtib swakarsa

106 d). e). Upaya mencari masukan atas tanggapan pelayanan masyarakat dan problem yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat dalam waktu dan tempat tertentu Memulihkan situasi kejadian dan problem masyarakat, agar berubah seperti kondisi awal, bersama dengan partisipasi masyarakat 3). Peranan pembinaan dan penyuluhan Lakukan bimbingan tehnis dibidang ketertiban masyarakat dan bimbingan penyuluhan kamtibmas secara terus menerus dan berlanjut agar berubah sikap perilaku untuk diri dan lingkungannya d. Pola pembinaan dan penyuluhan 1) Perencanaan a). Rumusan tujuan yaitu yaitu terciptanya kwalitas masyarakat agar memiliki kemampuan secara swadaya atau swakarsa dalam menjaga, memelihara keamanan ketertiban bagi dirinya dan lingkungannya dengan kekuatan yang handal dan mandiri b). c). d). e). f). Rumusan sasaran I). Lingkungan pemukiman 1). Individu atau perorangan atau keluarga 2). Warga, Rt dan Rw 3). Staf dan Kepala desa atau kelurahan 4). Organisasi dilingkungan pemukiman II). Lingkungan kerja 1). Karyawan atau pegawai 2). Pimpinan lingkungan kerja 3). Organisasi di lingkungan kerja III). Lingkungan pendidikan 1). Siswa atau mahasiswa 2). Guru atau dosen atau karyawan 3). Pimpinan lingkungan pendidikan 4). Organisasi lingkungan pendidikan Rumusan anggaran dan sasaran untuk menunjang kegiatan Pembinaan dan penyuluhan, pada setiap event, dengan materi yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti Penyiapan piranti lunak, harus terkait dan relevan dengan Pembinaan penyuluhan kamtibmas Penyiapan kekuatan harus dituangkan dalam bentuk rengiat, harian, Mingguan, Bulanan dan tahunan Pengkoordinasian kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan dengan unsur unsur terkait yang akan diberikan pembinaan dan penyuluhan

107 2). Pelaksanaan a). Pembuatan adminitrasi kelengkapan pembinaan dan penyuluhan seperti :surat perintah tugas, penyusunan materi yang akan disampaiakan, pembuatan absensi kegiatan yang akan di isi oleh sasaran binluh. b). Cara bertindak I). Kordinasi dengan Rt, Rw, Lurah, dan warga masyarakat serta unsur terkait lainnya sasaran binluh. II). Pengambilan dokumentasi kegiatan guna mendukung laporan kegiatan III). Pembuatan laporan hasil kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan dengan menyertakan dokumentasi serta kelengkapan adminitrasi kegiatan lainnya. IV). Melaporkan hasilnya dengan cara berjenjang dimulai dari Kasat, Kapolres dan Kapolda, dalam hal ini Dir Binmas Polda 3). Pengawasan dan pengendalian a). Pengawasan Untuk mejaga agar pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama b). Pengendalian Untuk memelihara arah dan gerak dinamika pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 7. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram

108 8. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Masyarakat ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

109 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP KELOMPOK NELAYAN SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

110 KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

111 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP KELOMPOK NELAYAN I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. d. Tugas Polri dalam membina Kamtibmas untuk mewujudkan kondisi Kamtibmas yang mantap terkendali dan dinamis saat ini dan di masa mendatang tidaklah semakin ringan. Keberhasilan pembangunan nasional antara lain telah melahirkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap hak-haknya untuk semakin menikmati keamanan dan ketertiban serta ketentraman yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain kesenjangan masalah keterbatasan lapangan kerja telah menjadi faktor korelatif kriminogen (FKK). Demikian pula perubahan lingkungan strategi seperti era globlalisasi yang memunculkan isu demokratisasi, hak azasi manusia serta lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap masyarakat tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Untuk menghadapi tugas yang tidak ringan tersebut Polri perlu mengembangkan profesionalisme dan kemampuan melihat potensi masyarakat yang dapat didayagunakan untuk bersama-sama Polri membina Kamtibmas. Dalam melihat potensi dan selanjutnya secara bersama-sama atau bekerjasama tersebut Polri perlu mengembangkan Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan. Bahwa Binmas sebagai salah satu fungsi Operasional Polri dalam menjamin ketentraman masyarakat dan berhasilnya pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dirumuskan pembinaan ketertiban dan penyuluhan sehingga semua langkah dan upaya yang ditempuh terarah secara berencana, sistematis dan bertahap serta berkesinambungan

112 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan. d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa. 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan. e. Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. f. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. g. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun 2012

113 4. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa II. PELAKSANAAN 6. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram.

114 b. Pengertian - pengertian 1) Pembinaan : Proses membina, untuk menyempurnakan atau perbaikan, agar mendapatkan hasil yang baik 2) Ketertiban : Suasana teratur, sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tumbuh semangat dan gairah kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyuluhan : Memberikan penerangan atau petunjuk agar mendapatkan hasil yang lebih baik 4) Masyarakat : Segenap masyarakat Indonesia baik individu atau kelompok dalam satu wilayah NKRI yang hidup berkembang, memiliki keinginan dan kepentingan berbeda tetapi mempunyai tujuan dan hak yang sama 5) Keamanan : Situasi dan kondisi yang mengandung empat pengertian yaitu : a). Security = rasa bebas dari gangguan fisik/ psikis b). Surety = rasa bebas dari segala kekhawatiran c). Safety = rasa dilindungi dari segala bahaya d). Peace = rasa bebas / damai lahir dan batin 6). Kamtibmas : Situasi dan kondisi yang teratur, bebas dari bahaya takut, sebagai hasil dari pembinaan pemerintah bersama masyarakat secara integral, berlanjut, mutlak harus diciptakan untuk menjamin pemeliharaan dan ketertiban masyarakat dalam hubungannya ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Dengan demikian Kamtibmas sebagai suatu situasi dan kondisi dan citacita yang ada dalam pokok pikiran sebagai berikut : a). Kamtibmas sebagai situasi kondisi secara haqiqi dan mutlak diperlukan oleh masyarakat, untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan ketentraman b). Pembinaan oleh pemerintah bersama masyarakat atas dasar siskamtib swakarsa, dengan Polri sebagai kekuatan inti tetapi sejajar dengan masyarakat c). Polri sebagai inti kekuatan, yang merupakan alat penegakan hukum, yaitu pelaksanaan tugas umum Polri, sebagai pembina ketentraman, pembimbing, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat untuk wujudkan kamtibmas yang stabil dan dinamis d). Dengan semua kegiatan tersebut sebagai upaya pembinaan harus berorientasi dan berdasar Pancasila dan UUD ). Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) : Segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang ada hubungannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian terhadap aparat keamanan dan potensi masyarakat untuk diarahkan sistem keamanan dan ketertiban swakarsa yang stabil dan dinamis

115 8). Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas ) : Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan tehnis terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap norma dan ketentuan hukum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 9). Pembinaan rehabilitasi dan resosislisasi : Upaya kegiatan terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melakukan kegiatan rehabilitasi & resosialisai untuk di tertibkan, awasi dan kendalikan dalam giatnya agar tidak timbul kerawanan dibidang Kamtibmas 10). Pembinaan koordinasi : Kegiatan koordinasi secara terpadu terhadap pelaksanaan rehabilitasi dan resosialisai terhadap penyakit masyarakat, gejolak sosial, dampak negatif dari proyek pembangunan dan tindakan penegakan hukum ketertiban dan pengamanan 11). Pembinaan pengawasan : Kegiatan diarahkan pada system pengawasan dalam giat rehabilitasi dan resosialisasi untuk menghindari dampak negatif terhadap situasi Kamtibmas 12). Resosialisasi : Kegiatan memasyarakatkan kembali terhadap warga masyarakat yang dikucilkan dari lingkungan pergaulan, sebagai akibat perbuatan tercela, tindak pidana dan norma sosial yang berlaku 13). Rehabilitasi : Kegiatan memulihkan situasi kondisi dan potensi masyarakat atau warga masyarakat tertentu, setelah mengalami kegoncangan, pencemaran atau perilaku tercela 14). Potensi : Adalah wujud daripada siskamtib swakarsa 15). Pembinaan potensi kemasyarakatan : Adalah suatu usaha dan kegiatan menyelenggarakan potensi masyarakat secara nyata untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat, tentang sadar Kamtibmas sehingga dapat wujudkan Siskamtib swakarsa 16). Ketertiban : Adalah suasana yang teratur, berjalan sesuai norma yang berlaku dan menggairahkan dan senang beraktifitas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

116 17). Organisasi kemasyarakatan : Adalah organisasi yang dibentuk oleh Warga Negara Indonesia secara sukarela, atas dasar kamtibmas, yang dilakukan oleh profesi, fungsi, agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan YME untuk berperan aktif dalam pembangunan guna mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI berdasar Pancasila dan UUD ). Organisasi profesi : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan kerja dan lapangan pengabdian, sifatnya permanen, kerja secara teratur berdasarkan keahlian tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 19). Organisasi sosial : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan minat, kegemaran, bersifat permanen, kerja secara teratur tidak berdasarkan keahlian, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 20). Kelompok masyarakat : Kumpulan orang-orang yang punya kegemaran minat, tujuan sementara, pada umumnya tidak teratur dan terikat AD dan ART 21). Pimpinan masyarakat formal : Orang-orang yang berpengaruh karena memegang jabatan formal, yaitu jabatan Negara, pemerintah /pimpinan Instansi 22). Pimpinan masyarakat tidak formal : Orang-orang tertentu dalam masyarakat yang berpengaruh karena disegani, diteladani, dihormati, karena sifatnya yang luhur atau kemampuan pribadinya, status dan perannya dalam masyarakat c. Tugas pokok fungsi dan peranan pembinaan dan penyuluhan Pembinaan dan penyuluhan merupakan bagian daripada Fungsi Binmas, di bidang bimbingan penyuluhan dengan sasaran Bintibluh : Ornop, Orpem, LSM, Toga, Tomas, Redawan, Saka Bhayangkara, Tosa, Potmas dll 1). Tugas pokok pembinaan dan penyuluhan Mewujudkan kesadaran masyarakat dan sasaran binluh dengan menumbuh kembangkan potensi masyarakat agar jadi Polisi bagi dirinya dan lingkungannya guna meningkatkan kualitas keamanan dan kemampuan masyarakat sendiri 2). Fungsi pembinaan dan penyuluhan a). Memberi penerangan, penyuluhan terhadap individu atau kelompok, secara terus-menerus dan berlanjut, sehingga berubah sikap atau perilaku untuk dirinya dan lingkungannya b). c). Preventif terhadap penyakit masyarakat Merupakan upaya memberi kemampuan agar masyarakat dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sebatas hak dan kewajiban dalam penegakan hukum dan Binkamtib swakarsa

117 d). e). Upaya mencari masukan atas tanggapan pelayanan masyarakat dan problem yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat dalam waktu dan tempat tertentu Memulihkan situasi kejadian dan problem masyarakat, agar berubah seperti kondisi awal, bersama dengan partisipasi masyarakat 3). Peranan pembinaan dan penyuluhan Lakukan bimbingan tehnis dibidang ketertiban masyarakat dan bimbingan penyuluhan kamtibmas secara terus menerus dan berlanjut agar berubah sikap perilaku untuk diri dan lingkungannya d. Pola pembinaan dan penyuluhan 1) Perencanaan a). Rumusan tujuan yaitu yaitu terciptanya kwalitas masyarakat agar memiliki kemampuan secara swadaya atau swakarsa dalam menjaga, memelihara keamanan ketertiban bagi dirinya dan lingkungannya dengan kekuatan yang handal dan mandiri b). c). d). e). f). Rumusan sasaran I). Lingkungan pemukiman 1). Individu atau perorangan atau keluarga 2). Warga, Rt dan Rw 3). Staf dan Kepala desa atau kelurahan 4). Organisasi dilingkungan pemukiman II). Lingkungan kerja 1). Karyawan atau pegawai 2). Pimpinan lingkungan kerja 3). Organisasi di lingkungan kerja III). Lingkungan pendidikan 1). Siswa atau mahasiswa 2). Guru atau dosen atau karyawan 3). Pimpinan lingkungan pendidikan 4). Organisasi lingkungan pendidikan Rumusan anggaran dan sasaran untuk menunjang kegiatan Pembinaan dan penyuluhan, pada setiap event, dengan materi yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti Penyiapan piranti lunak, harus terkait dan relevan dengan Pembinaan penyuluhan kamtibmas Penyiapan kekuatan harus dituangkan dalam bentuk rengiat, harian, Mingguan, Bulanan dan tahunan Pengkoordinasian kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan dengan unsur unsur terkait yang akan diberikan pembinaan dan penyuluhan

118 2). Pelaksanaan a). Pembuatan adminitrasi kelengkapan pembinaan dan penyuluhan seperti :surat perintah tugas, penyusunan materi yang akan disampaiakan, pembuatan absensi kegiatan yang akan di isi oleh sasaran binluh. b). Cara bertindak I). Kordinasi dengan Rt, Rw, Lurah, dan warga masyarakat serta unsur terkait lainnya sasaran binluh. II). Pengambilan dokumentasi kegiatan guna mendukung laporan kegiatan III). Pembuatan laporan hasil kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan dengan menyertakan dokumentasi serta kelengkapan adminitrasi kegiatan lainnya. IV). Melaporkan hasilnya dengan cara berjenjang dimulai dari Kasat, Kapolres dan Kapolda, dalam hal ini Dir Binmas Polda 3). Pengawasan dan pengendalian a). Pengawasan Untuk mejaga agar pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama b). Pengendalian Untuk memelihara arah dan gerak dinamika pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 7. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram

119 8. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Masyarakat ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

120 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP POK PAM SWAKARSA LANG LANG SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

121 KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

122 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP POK PAM SWAKARSA LANG - LANG I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. d. Tugas Polri dalam membina Kamtibmas untuk mewujudkan kondisi Kamtibmas yang mantap terkendali dan dinamis saat ini dan di masa mendatang tidaklah semakin ringan. Keberhasilan pembangunan nasional antara lain telah melahirkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap hak-haknya untuk semakin menikmati keamanan dan ketertiban serta ketentraman yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain kesenjangan masalah keterbatasan lapangan kerja telah menjadi faktor korelatif kriminogen (FKK). Demikian pula perubahan lingkungan strategi seperti era globlalisasi yang memunculkan isu demokratisasi, hak azasi manusia serta lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap masyarakat tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Untuk menghadapi tugas yang tidak ringan tersebut Polri perlu mengembangkan profesionalisme dan kemampuan melihat potensi masyarakat yang dapat didayagunakan untuk bersama-sama Polri membina Kamtibmas. Dalam melihat potensi dan selanjutnya secara bersama-sama atau bekerjasama tersebut Polri perlu mengembangkan Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan. Bahwa Binmas sebagai salah satu fungsi Operasional Polri dalam menjamin ketentraman masyarakat dan berhasilnya pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dirumuskan pembinaan ketertiban dan penyuluhan sehingga semua langkah dan upaya yang ditempuh terarah secara berencana, sistematis dan bertahap serta berkesinambungan

123 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan. d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa. 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan. e. Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. f. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. g. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun 2012

124 4. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa II. PELAKSANAAN 6. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram.

125 b. Pengertian - pengertian 1) Pembinaan : Proses membina, untuk menyempurnakan atau perbaikan, agar mendapatkan hasil yang baik 2) Ketertiban : Suasana teratur, sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tumbuh semangat dan gairah kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyuluhan : Memberikan penerangan atau petunjuk agar mendapatkan hasil yang lebih baik 4) Masyarakat : Segenap masyarakat Indonesia baik individu atau kelompok dalam satu wilayah NKRI yang hidup berkembang, memiliki keinginan dan kepentingan berbeda tetapi mempunyai tujuan dan hak yang sama 5) Keamanan : Situasi dan kondisi yang mengandung empat pengertian yaitu : a). Security = rasa bebas dari gangguan fisik/ psikis b). Surety = rasa bebas dari segala kekhawatiran c). Safety = rasa dilindungi dari segala bahaya d). Peace = rasa bebas / damai lahir dan batin 6). Kamtibmas : Situasi dan kondisi yang teratur, bebas dari bahaya takut, sebagai hasil dari pembinaan pemerintah bersama masyarakat secara integral, berlanjut, mutlak harus diciptakan untuk menjamin pemeliharaan dan ketertiban masyarakat dalam hubungannya ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Dengan demikian Kamtibmas sebagai suatu situasi dan kondisi dan citacita yang ada dalam pokok pikiran sebagai berikut : a). Kamtibmas sebagai situasi kondisi secara haqiqi dan mutlak diperlukan oleh masyarakat, untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan ketentraman b). Pembinaan oleh pemerintah bersama masyarakat atas dasar siskamtib swakarsa, dengan Polri sebagai kekuatan inti tetapi sejajar dengan masyarakat c). Polri sebagai inti kekuatan, yang merupakan alat penegakan hukum, yaitu pelaksanaan tugas umum Polri, sebagai pembina ketentraman, pembimbing, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat untuk wujudkan kamtibmas yang stabil dan dinamis d). Dengan semua kegiatan tersebut sebagai upaya pembinaan harus berorientasi dan berdasar Pancasila dan UUD ). Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) : Segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang ada hubungannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian terhadap aparat keamanan dan potensi masyarakat untuk diarahkan sistem keamanan dan ketertiban swakarsa yang stabil dan dinamis

126 8). Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas ) : Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan tehnis terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap norma dan ketentuan hukum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 9). Pembinaan rehabilitasi dan resosislisasi : Upaya kegiatan terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melakukan kegiatan rehabilitasi & resosialisai untuk di tertibkan, awasi dan kendalikan dalam giatnya agar tidak timbul kerawanan dibidang Kamtibmas 10). Pembinaan koordinasi : Kegiatan koordinasi secara terpadu terhadap pelaksanaan rehabilitasi dan resosialisai terhadap penyakit masyarakat, gejolak sosial, dampak negatif dari proyek pembangunan dan tindakan penegakan hukum ketertiban dan pengamanan 11). Pembinaan pengawasan : Kegiatan diarahkan pada system pengawasan dalam giat rehabilitasi dan resosialisasi untuk menghindari dampak negatif terhadap situasi Kamtibmas 12). Resosialisasi : Kegiatan memasyarakatkan kembali terhadap warga masyarakat yang dikucilkan dari lingkungan pergaulan, sebagai akibat perbuatan tercela, tindak pidana dan norma sosial yang berlaku 13). Rehabilitasi : Kegiatan memulihkan situasi kondisi dan potensi masyarakat atau warga masyarakat tertentu, setelah mengalami kegoncangan, pencemaran atau perilaku tercela 14). Potensi : Adalah wujud daripada siskamtib swakarsa 15). Pembinaan potensi kemasyarakatan : Adalah suatu usaha dan kegiatan menyelenggarakan potensi masyarakat secara nyata untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat, tentang sadar Kamtibmas sehingga dapat wujudkan Siskamtib swakarsa 16). Ketertiban : Adalah suasana yang teratur, berjalan sesuai norma yang berlaku dan menggairahkan dan senang beraktifitas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

127 17). Organisasi kemasyarakatan : Adalah organisasi yang dibentuk oleh Warga Negara Indonesia secara sukarela, atas dasar kamtibmas, yang dilakukan oleh profesi, fungsi, agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan YME untuk berperan aktif dalam pembangunan guna mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI berdasar Pancasila dan UUD ). Organisasi profesi : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan kerja dan lapangan pengabdian, sifatnya permanen, kerja secara teratur berdasarkan keahlian tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 19). Organisasi sosial : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan minat, kegemaran, bersifat permanen, kerja secara teratur tidak berdasarkan keahlian, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 20). Kelompok masyarakat : Kumpulan orang-orang yang punya kegemaran minat, tujuan sementara, pada umumnya tidak teratur dan terikat AD dan ART 21). Pimpinan masyarakat formal : Orang-orang yang berpengaruh karena memegang jabatan formal, yaitu jabatan Negara, pemerintah /pimpinan Instansi 22). Pimpinan masyarakat tidak formal : Orang-orang tertentu dalam masyarakat yang berpengaruh karena disegani, diteladani, dihormati, karena sifatnya yang luhur atau kemampuan pribadinya, status dan perannya dalam masyarakat c. Tugas pokok fungsi dan peranan pembinaan dan penyuluhan Pembinaan dan penyuluhan merupakan bagian daripada Fungsi Binmas, di bidang bimbingan penyuluhan dengan sasaran Bintibluh : Ornop, Orpem, LSM, Toga, Tomas, Redawan, Saka Bhayangkara, Tosa, Potmas dll 1). Tugas pokok pembinaan dan penyuluhan Mewujudkan kesadaran masyarakat dan sasaran binluh dengan menumbuh kembangkan potensi masyarakat agar jadi Polisi bagi dirinya dan lingkungannya guna meningkatkan kualitas keamanan dan kemampuan masyarakat sendiri 2). Fungsi pembinaan dan penyuluhan a). Memberi penerangan, penyuluhan terhadap individu atau kelompok, secara terus-menerus dan berlanjut, sehingga berubah sikap atau perilaku untuk dirinya dan lingkungannya b). c). Preventif terhadap penyakit masyarakat Merupakan upaya memberi kemampuan agar masyarakat dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sebatas hak dan kewajiban dalam penegakan hukum dan Binkamtib swakarsa

128 d). e). Upaya mencari masukan atas tanggapan pelayanan masyarakat dan problem yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat dalam waktu dan tempat tertentu Memulihkan situasi kejadian dan problem masyarakat, agar berubah seperti kondisi awal, bersama dengan partisipasi masyarakat 3). Peranan pembinaan dan penyuluhan Lakukan bimbingan tehnis dibidang ketertiban masyarakat dan bimbingan penyuluhan kamtibmas secara terus menerus dan berlanjut agar berubah sikap perilaku untuk diri dan lingkungannya d. Pola pembinaan dan penyuluhan 1) Perencanaan a). Rumusan tujuan yaitu yaitu terciptanya kwalitas masyarakat agar memiliki kemampuan secara swadaya atau swakarsa dalam menjaga, memelihara keamanan ketertiban bagi dirinya dan lingkungannya dengan kekuatan yang handal dan mandiri b). c). d). e). f). Rumusan sasaran I). Lingkungan pemukiman 1). Individu atau perorangan atau keluarga 2). Warga, Rt dan Rw 3). Staf dan Kepala desa atau kelurahan 4). Organisasi dilingkungan pemukiman II). Lingkungan kerja 1). Karyawan atau pegawai 2). Pimpinan lingkungan kerja 3). Organisasi di lingkungan kerja III). Lingkungan pendidikan 1). Siswa atau mahasiswa 2). Guru atau dosen atau karyawan 3). Pimpinan lingkungan pendidikan 4). Organisasi lingkungan pendidikan Rumusan anggaran dan sasaran untuk menunjang kegiatan Pembinaan dan penyuluhan, pada setiap event, dengan materi yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti Penyiapan piranti lunak, harus terkait dan relevan dengan Pembinaan penyuluhan kamtibmas Penyiapan kekuatan harus dituangkan dalam bentuk rengiat, harian, Mingguan, Bulanan dan tahunan Pengkoordinasian kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan dengan unsur unsur terkait yang akan diberikan pembinaan dan penyuluhan

129 2). Pelaksanaan a). Pembuatan adminitrasi kelengkapan pembinaan dan penyuluhan seperti :surat perintah tugas, penyusunan materi yang akan disampaiakan, pembuatan absensi kegiatan yang akan di isi oleh sasaran binluh. b). Cara bertindak I). Kordinasi dengan Rt, Rw, Lurah, dan warga masyarakat serta unsur terkait lainnya sasaran binluh. II). Pengambilan dokumentasi kegiatan guna mendukung laporan kegiatan III). Pembuatan laporan hasil kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan dengan menyertakan dokumentasi serta kelengkapan adminitrasi kegiatan lainnya. IV). Melaporkan hasilnya dengan cara berjenjang dimulai dari Kasat, Kapolres dan Kapolda, dalam hal ini Dir Binmas Polda 3). Pengawasan dan pengendalian a). Pengawasan Untuk mejaga agar pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama b). Pengendalian Untuk memelihara arah dan gerak dinamika pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 7. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram

130 8. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Masyarakat ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

131 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP POK PAM SWAKARSA LINMAS SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

132 KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

133 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP POK PAM SWAKARSA LINMAS I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. d. Tugas Polri dalam membina Kamtibmas untuk mewujudkan kondisi Kamtibmas yang mantap terkendali dan dinamis saat ini dan di masa mendatang tidaklah semakin ringan. Keberhasilan pembangunan nasional antara lain telah melahirkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap hak-haknya untuk semakin menikmati keamanan dan ketertiban serta ketentraman yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain kesenjangan masalah keterbatasan lapangan kerja telah menjadi faktor korelatif kriminogen (FKK). Demikian pula perubahan lingkungan strategi seperti era globlalisasi yang memunculkan isu demokratisasi, hak azasi manusia serta lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap masyarakat tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Untuk menghadapi tugas yang tidak ringan tersebut Polri perlu mengembangkan profesionalisme dan kemampuan melihat potensi masyarakat yang dapat didayagunakan untuk bersama-sama Polri membina Kamtibmas. Dalam melihat potensi dan selanjutnya secara bersama-sama atau bekerjasama tersebut Polri perlu mengembangkan Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan. Bahwa Binmas sebagai salah satu fungsi Operasional Polri dalam menjamin ketentraman masyarakat dan berhasilnya pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dirumuskan pembinaan ketertiban dan penyuluhan sehingga semua langkah dan upaya yang ditempuh terarah secara berencana, sistematis dan bertahap serta berkesinambungan

134 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan. d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa. 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan. e. Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. f. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. g. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun 2012

135 4. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa II. PELAKSANAAN 6. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram.

136 b. Pengertian - pengertian 1) Pembinaan : Proses membina, untuk menyempurnakan atau perbaikan, agar mendapatkan hasil yang baik 2) Ketertiban : Suasana teratur, sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tumbuh semangat dan gairah kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyuluhan : Memberikan penerangan atau petunjuk agar mendapatkan hasil yang lebih baik 4) Masyarakat : Segenap masyarakat Indonesia baik individu atau kelompok dalam satu wilayah NKRI yang hidup berkembang, memiliki keinginan dan kepentingan berbeda tetapi mempunyai tujuan dan hak yang sama 5) Keamanan : Situasi dan kondisi yang mengandung empat pengertian yaitu : a). Security = rasa bebas dari gangguan fisik/ psikis b). Surety = rasa bebas dari segala kekhawatiran c). Safety = rasa dilindungi dari segala bahaya d). Peace = rasa bebas / damai lahir dan batin 6). Kamtibmas : Situasi dan kondisi yang teratur, bebas dari bahaya takut, sebagai hasil dari pembinaan pemerintah bersama masyarakat secara integral, berlanjut, mutlak harus diciptakan untuk menjamin pemeliharaan dan ketertiban masyarakat dalam hubungannya ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Dengan demikian Kamtibmas sebagai suatu situasi dan kondisi dan citacita yang ada dalam pokok pikiran sebagai berikut : a). Kamtibmas sebagai situasi kondisi secara haqiqi dan mutlak diperlukan oleh masyarakat, untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan ketentraman b). Pembinaan oleh pemerintah bersama masyarakat atas dasar siskamtib swakarsa, dengan Polri sebagai kekuatan inti tetapi sejajar dengan masyarakat c). Polri sebagai inti kekuatan, yang merupakan alat penegakan hukum, yaitu pelaksanaan tugas umum Polri, sebagai pembina ketentraman, pembimbing, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat untuk wujudkan kamtibmas yang stabil dan dinamis d). Dengan semua kegiatan tersebut sebagai upaya pembinaan harus berorientasi dan berdasar Pancasila dan UUD ). Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) : Segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang ada hubungannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian terhadap aparat keamanan dan potensi masyarakat untuk diarahkan sistem keamanan dan ketertiban swakarsa yang stabil dan dinamis

137 8). Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas ) : Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan tehnis terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap norma dan ketentuan hukum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 9). Pembinaan rehabilitasi dan resosislisasi : Upaya kegiatan terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melakukan kegiatan rehabilitasi & resosialisai untuk di tertibkan, awasi dan kendalikan dalam giatnya agar tidak timbul kerawanan dibidang Kamtibmas 10). Pembinaan koordinasi : Kegiatan koordinasi secara terpadu terhadap pelaksanaan rehabilitasi dan resosialisai terhadap penyakit masyarakat, gejolak sosial, dampak negatif dari proyek pembangunan dan tindakan penegakan hukum ketertiban dan pengamanan 11). Pembinaan pengawasan : Kegiatan diarahkan pada system pengawasan dalam giat rehabilitasi dan resosialisasi untuk menghindari dampak negatif terhadap situasi Kamtibmas 12). Resosialisasi : Kegiatan memasyarakatkan kembali terhadap warga masyarakat yang dikucilkan dari lingkungan pergaulan, sebagai akibat perbuatan tercela, tindak pidana dan norma sosial yang berlaku 13). Rehabilitasi : Kegiatan memulihkan situasi kondisi dan potensi masyarakat atau warga masyarakat tertentu, setelah mengalami kegoncangan, pencemaran atau perilaku tercela 14). Potensi : Adalah wujud daripada siskamtib swakarsa 15). Pembinaan potensi kemasyarakatan : Adalah suatu usaha dan kegiatan menyelenggarakan potensi masyarakat secara nyata untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat, tentang sadar Kamtibmas sehingga dapat wujudkan Siskamtib swakarsa 16). Ketertiban : Adalah suasana yang teratur, berjalan sesuai norma yang berlaku dan menggairahkan dan senang beraktifitas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

138 17). Organisasi kemasyarakatan : Adalah organisasi yang dibentuk oleh Warga Negara Indonesia secara sukarela, atas dasar kamtibmas, yang dilakukan oleh profesi, fungsi, agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan YME untuk berperan aktif dalam pembangunan guna mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI berdasar Pancasila dan UUD ). Organisasi profesi : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan kerja dan lapangan pengabdian, sifatnya permanen, kerja secara teratur berdasarkan keahlian tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 19). Organisasi sosial : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan minat, kegemaran, bersifat permanen, kerja secara teratur tidak berdasarkan keahlian, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 20). Kelompok masyarakat : Kumpulan orang-orang yang punya kegemaran minat, tujuan sementara, pada umumnya tidak teratur dan terikat AD dan ART 21). Pimpinan masyarakat formal : Orang-orang yang berpengaruh karena memegang jabatan formal, yaitu jabatan Negara, pemerintah /pimpinan Instansi 22). Pimpinan masyarakat tidak formal : Orang-orang tertentu dalam masyarakat yang berpengaruh karena disegani, diteladani, dihormati, karena sifatnya yang luhur atau kemampuan pribadinya, status dan perannya dalam masyarakat c. Tugas pokok fungsi dan peranan pembinaan dan penyuluhan Pembinaan dan penyuluhan merupakan bagian daripada Fungsi Binmas, di bidang bimbingan penyuluhan dengan sasaran Bintibluh : Ornop, Orpem, LSM, Toga, Tomas, Redawan, Saka Bhayangkara, Tosa, Potmas dll 1). Tugas pokok pembinaan dan penyuluhan Mewujudkan kesadaran masyarakat dan sasaran binluh dengan menumbuh kembangkan potensi masyarakat agar jadi Polisi bagi dirinya dan lingkungannya guna meningkatkan kualitas keamanan dan kemampuan masyarakat sendiri 2). Fungsi pembinaan dan penyuluhan a). Memberi penerangan, penyuluhan terhadap individu atau kelompok, secara terus-menerus dan berlanjut, sehingga berubah sikap atau perilaku untuk dirinya dan lingkungannya b). c). Preventif terhadap penyakit masyarakat Merupakan upaya memberi kemampuan agar masyarakat dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sebatas hak dan kewajiban dalam penegakan hukum dan Binkamtib swakarsa

139 d). e). Upaya mencari masukan atas tanggapan pelayanan masyarakat dan problem yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat dalam waktu dan tempat tertentu Memulihkan situasi kejadian dan problem masyarakat, agar berubah seperti kondisi awal, bersama dengan partisipasi masyarakat 3). Peranan pembinaan dan penyuluhan Lakukan bimbingan tehnis dibidang ketertiban masyarakat dan bimbingan penyuluhan kamtibmas secara terus menerus dan berlanjut agar berubah sikap perilaku untuk diri dan lingkungannya d. Pola pembinaan dan penyuluhan 1) Perencanaan a). Rumusan tujuan yaitu yaitu terciptanya kwalitas masyarakat agar memiliki kemampuan secara swadaya atau swakarsa dalam menjaga, memelihara keamanan ketertiban bagi dirinya dan lingkungannya dengan kekuatan yang handal dan mandiri b). c). d). e). f). Rumusan sasaran I). Lingkungan pemukiman 1). Individu atau perorangan atau keluarga 2). Warga, Rt dan Rw 3). Staf dan Kepala desa atau kelurahan 4). Organisasi dilingkungan pemukiman II). Lingkungan kerja 1). Karyawan atau pegawai 2). Pimpinan lingkungan kerja 3). Organisasi di lingkungan kerja III). Lingkungan pendidikan 1). Siswa atau mahasiswa 2). Guru atau dosen atau karyawan 3). Pimpinan lingkungan pendidikan 4). Organisasi lingkungan pendidikan Rumusan anggaran dan sasaran untuk menunjang kegiatan Pembinaan dan penyuluhan, pada setiap event, dengan materi yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti Penyiapan piranti lunak, harus terkait dan relevan dengan Pembinaan penyuluhan kamtibmas Penyiapan kekuatan harus dituangkan dalam bentuk rengiat, harian, Mingguan, Bulanan dan tahunan Pengkoordinasian kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan dengan unsur unsur terkait yang akan diberikan pembinaan dan penyuluhan

140 2). Pelaksanaan a). Pembuatan adminitrasi kelengkapan pembinaan dan penyuluhan seperti :surat perintah tugas, penyusunan materi yang akan disampaiakan, pembuatan absensi kegiatan yang akan di isi oleh sasaran binluh. b). Cara bertindak I). Kordinasi dengan Rt, Rw, Lurah, dan warga masyarakat serta unsur terkait lainnya sasaran binluh. II). Pengambilan dokumentasi kegiatan guna mendukung laporan kegiatan III). Pembuatan laporan hasil kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan dengan menyertakan dokumentasi serta kelengkapan adminitrasi kegiatan lainnya. IV). Melaporkan hasilnya dengan cara berjenjang dimulai dari Kasat, Kapolres dan Kapolda, dalam hal ini Dir Binmas Polda 3). Pengawasan dan pengendalian a). Pengawasan Untuk mejaga agar pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama b). Pengendalian Untuk memelihara arah dan gerak dinamika pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 7. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram

141 8. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Masyarakat ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

142 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP POK PAM SWAKARSA PECALANG SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

143 KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

144 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP POK PAM SWAKARSA PECALANG I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. d. Tugas Polri dalam membina Kamtibmas untuk mewujudkan kondisi Kamtibmas yang mantap terkendali dan dinamis saat ini dan di masa mendatang tidaklah semakin ringan. Keberhasilan pembangunan nasional antara lain telah melahirkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap hak-haknya untuk semakin menikmati keamanan dan ketertiban serta ketentraman yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain kesenjangan masalah keterbatasan lapangan kerja telah menjadi faktor korelatif kriminogen (FKK). Demikian pula perubahan lingkungan strategi seperti era globlalisasi yang memunculkan isu demokratisasi, hak azasi manusia serta lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap masyarakat tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Untuk menghadapi tugas yang tidak ringan tersebut Polri perlu mengembangkan profesionalisme dan kemampuan melihat potensi masyarakat yang dapat didayagunakan untuk bersama-sama Polri membina Kamtibmas. Dalam melihat potensi dan selanjutnya secara bersama-sama atau bekerjasama tersebut Polri perlu mengembangkan Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan. Bahwa Binmas sebagai salah satu fungsi Operasional Polri dalam menjamin ketentraman masyarakat dan berhasilnya pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dirumuskan pembinaan ketertiban dan penyuluhan sehingga semua langkah dan upaya yang ditempuh terarah secara berencana, sistematis dan bertahap serta berkesinambungan

145 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan. d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa. 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan. e. Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. f. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. g. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun 2012

146 4. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa II. PELAKSANAAN 6. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram.

147 b. Pengertian - pengertian 1) Pembinaan : Proses membina, untuk menyempurnakan atau perbaikan, agar mendapatkan hasil yang baik 2) Ketertiban : Suasana teratur, sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tumbuh semangat dan gairah kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyuluhan : Memberikan penerangan atau petunjuk agar mendapatkan hasil yang lebih baik 4) Masyarakat : Segenap masyarakat Indonesia baik individu atau kelompok dalam satu wilayah NKRI yang hidup berkembang, memiliki keinginan dan kepentingan berbeda tetapi mempunyai tujuan dan hak yang sama 5) Keamanan : Situasi dan kondisi yang mengandung empat pengertian yaitu : a). Security = rasa bebas dari gangguan fisik/ psikis b). Surety = rasa bebas dari segala kekhawatiran c). Safety = rasa dilindungi dari segala bahaya d). Peace = rasa bebas / damai lahir dan batin 6). Kamtibmas : Situasi dan kondisi yang teratur, bebas dari bahaya takut, sebagai hasil dari pembinaan pemerintah bersama masyarakat secara integral, berlanjut, mutlak harus diciptakan untuk menjamin pemeliharaan dan ketertiban masyarakat dalam hubungannya ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Dengan demikian Kamtibmas sebagai suatu situasi dan kondisi dan citacita yang ada dalam pokok pikiran sebagai berikut : a). Kamtibmas sebagai situasi kondisi secara haqiqi dan mutlak diperlukan oleh masyarakat, untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan ketentraman b). Pembinaan oleh pemerintah bersama masyarakat atas dasar siskamtib swakarsa, dengan Polri sebagai kekuatan inti tetapi sejajar dengan masyarakat c). Polri sebagai inti kekuatan, yang merupakan alat penegakan hukum, yaitu pelaksanaan tugas umum Polri, sebagai pembina ketentraman, pembimbing, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat untuk wujudkan kamtibmas yang stabil dan dinamis d). Dengan semua kegiatan tersebut sebagai upaya pembinaan harus berorientasi dan berdasar Pancasila dan UUD ). Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) : Segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang ada hubungannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian terhadap aparat keamanan dan potensi masyarakat untuk diarahkan sistem keamanan dan ketertiban swakarsa yang stabil dan dinamis

148 8). Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas ) : Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan tehnis terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap norma dan ketentuan hukum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 9). Pembinaan rehabilitasi dan resosislisasi : Upaya kegiatan terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melakukan kegiatan rehabilitasi & resosialisai untuk di tertibkan, awasi dan kendalikan dalam giatnya agar tidak timbul kerawanan dibidang Kamtibmas 10). Pembinaan koordinasi : Kegiatan koordinasi secara terpadu terhadap pelaksanaan rehabilitasi dan resosialisai terhadap penyakit masyarakat, gejolak sosial, dampak negatif dari proyek pembangunan dan tindakan penegakan hukum ketertiban dan pengamanan 11). Pembinaan pengawasan : Kegiatan diarahkan pada system pengawasan dalam giat rehabilitasi dan resosialisasi untuk menghindari dampak negatif terhadap situasi Kamtibmas 12). Resosialisasi : Kegiatan memasyarakatkan kembali terhadap warga masyarakat yang dikucilkan dari lingkungan pergaulan, sebagai akibat perbuatan tercela, tindak pidana dan norma sosial yang berlaku 13). Rehabilitasi : Kegiatan memulihkan situasi kondisi dan potensi masyarakat atau warga masyarakat tertentu, setelah mengalami kegoncangan, pencemaran atau perilaku tercela 14). Potensi : Adalah wujud daripada siskamtib swakarsa 15). Pembinaan potensi kemasyarakatan : Adalah suatu usaha dan kegiatan menyelenggarakan potensi masyarakat secara nyata untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat, tentang sadar Kamtibmas sehingga dapat wujudkan Siskamtib swakarsa 16). Ketertiban : Adalah suasana yang teratur, berjalan sesuai norma yang berlaku dan menggairahkan dan senang beraktifitas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

149 17). Organisasi kemasyarakatan : Adalah organisasi yang dibentuk oleh Warga Negara Indonesia secara sukarela, atas dasar kamtibmas, yang dilakukan oleh profesi, fungsi, agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan YME untuk berperan aktif dalam pembangunan guna mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI berdasar Pancasila dan UUD ). Organisasi profesi : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan kerja dan lapangan pengabdian, sifatnya permanen, kerja secara teratur berdasarkan keahlian tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 19). Organisasi sosial : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan minat, kegemaran, bersifat permanen, kerja secara teratur tidak berdasarkan keahlian, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 20). Kelompok masyarakat : Kumpulan orang-orang yang punya kegemaran minat, tujuan sementara, pada umumnya tidak teratur dan terikat AD dan ART 21). Pimpinan masyarakat formal : Orang-orang yang berpengaruh karena memegang jabatan formal, yaitu jabatan Negara, pemerintah /pimpinan Instansi 22). Pimpinan masyarakat tidak formal : Orang-orang tertentu dalam masyarakat yang berpengaruh karena disegani, diteladani, dihormati, karena sifatnya yang luhur atau kemampuan pribadinya, status dan perannya dalam masyarakat c. Tugas pokok fungsi dan peranan pembinaan dan penyuluhan Pembinaan dan penyuluhan merupakan bagian daripada Fungsi Binmas, di bidang bimbingan penyuluhan dengan sasaran Bintibluh : Ornop, Orpem, LSM, Toga, Tomas, Redawan, Saka Bhayangkara, Tosa, Potmas dll 1). Tugas pokok pembinaan dan penyuluhan Mewujudkan kesadaran masyarakat dan sasaran binluh dengan menumbuh kembangkan potensi masyarakat agar jadi Polisi bagi dirinya dan lingkungannya guna meningkatkan kualitas keamanan dan kemampuan masyarakat sendiri 2). Fungsi pembinaan dan penyuluhan a). Memberi penerangan, penyuluhan terhadap individu atau kelompok, secara terus-menerus dan berlanjut, sehingga berubah sikap atau perilaku untuk dirinya dan lingkungannya b). c). Preventif terhadap penyakit masyarakat Merupakan upaya memberi kemampuan agar masyarakat dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sebatas hak dan kewajiban dalam penegakan hukum dan Binkamtib swakarsa

150 d). e). Upaya mencari masukan atas tanggapan pelayanan masyarakat dan problem yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat dalam waktu dan tempat tertentu Memulihkan situasi kejadian dan problem masyarakat, agar berubah seperti kondisi awal, bersama dengan partisipasi masyarakat 3). Peranan pembinaan dan penyuluhan Lakukan bimbingan tehnis dibidang ketertiban masyarakat dan bimbingan penyuluhan kamtibmas secara terus menerus dan berlanjut agar berubah sikap perilaku untuk diri dan lingkungannya d. Pola pembinaan dan penyuluhan 1) Perencanaan a). Rumusan tujuan yaitu yaitu terciptanya kwalitas masyarakat agar memiliki kemampuan secara swadaya atau swakarsa dalam menjaga, memelihara keamanan ketertiban bagi dirinya dan lingkungannya dengan kekuatan yang handal dan mandiri b). c). d). e). f). Rumusan sasaran I). Lingkungan pemukiman 1). Individu atau perorangan atau keluarga 2). Warga, Rt dan Rw 3). Staf dan Kepala desa atau kelurahan 4). Organisasi dilingkungan pemukiman II). Lingkungan kerja 1). Karyawan atau pegawai 2). Pimpinan lingkungan kerja 3). Organisasi di lingkungan kerja III). Lingkungan pendidikan 1). Siswa atau mahasiswa 2). Guru atau dosen atau karyawan 3). Pimpinan lingkungan pendidikan 4). Organisasi lingkungan pendidikan Rumusan anggaran dan sasaran untuk menunjang kegiatan Pembinaan dan penyuluhan, pada setiap event, dengan materi yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti Penyiapan piranti lunak, harus terkait dan relevan dengan Pembinaan penyuluhan kamtibmas Penyiapan kekuatan harus dituangkan dalam bentuk rengiat, harian, Mingguan, Bulanan dan tahunan Pengkoordinasian kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan dengan unsur unsur terkait yang akan diberikan pembinaan dan penyuluhan

151 2). Pelaksanaan a). Pembuatan adminitrasi kelengkapan pembinaan dan penyuluhan seperti :surat perintah tugas, penyusunan materi yang akan disampaiakan, pembuatan absensi kegiatan yang akan di isi oleh sasaran binluh. b). Cara bertindak I). Kordinasi dengan Rt, Rw, Lurah, dan warga masyarakat serta unsur terkait lainnya sasaran binluh. II). Pengambilan dokumentasi kegiatan guna mendukung laporan kegiatan III). Pembuatan laporan hasil kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan dengan menyertakan dokumentasi serta kelengkapan adminitrasi kegiatan lainnya. IV). Melaporkan hasilnya dengan cara berjenjang dimulai dari Kasat, Kapolres dan Kapolda, dalam hal ini Dir Binmas Polda 3). Pengawasan dan pengendalian a). Pengawasan Untuk mejaga agar pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama b). Pengendalian Untuk memelihara arah dan gerak dinamika pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 7. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram

152 8. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Masyarakat ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

153 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP KELOMPOK PETANI SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

154 KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

155 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP KELOMPOK PETANI I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. d. Tugas Polri dalam membina Kamtibmas untuk mewujudkan kondisi Kamtibmas yang mantap terkendali dan dinamis saat ini dan di masa mendatang tidaklah semakin ringan. Keberhasilan pembangunan nasional antara lain telah melahirkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap hak-haknya untuk semakin menikmati keamanan dan ketertiban serta ketentraman yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain kesenjangan masalah keterbatasan lapangan kerja telah menjadi faktor korelatif kriminogen (FKK). Demikian pula perubahan lingkungan strategi seperti era globlalisasi yang memunculkan isu demokratisasi, hak azasi manusia serta lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap masyarakat tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Untuk menghadapi tugas yang tidak ringan tersebut Polri perlu mengembangkan profesionalisme dan kemampuan melihat potensi masyarakat yang dapat didayagunakan untuk bersama-sama Polri membina Kamtibmas. Dalam melihat potensi dan selanjutnya secara bersama-sama atau bekerjasama tersebut Polri perlu mengembangkan Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan. Bahwa Binmas sebagai salah satu fungsi Operasional Polri dalam menjamin ketentraman masyarakat dan berhasilnya pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dirumuskan pembinaan ketertiban dan penyuluhan sehingga semua langkah dan upaya yang ditempuh terarah secara berencana, sistematis dan bertahap serta berkesinambungan

156 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan. d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa. 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan. e. Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. f. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. g. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun 2012

157 4. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa II. PELAKSANAAN 6. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram.

158 b. Pengertian - pengertian 1) Pembinaan : Proses membina, untuk menyempurnakan atau perbaikan, agar mendapatkan hasil yang baik 2) Ketertiban : Suasana teratur, sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tumbuh semangat dan gairah kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyuluhan : Memberikan penerangan atau petunjuk agar mendapatkan hasil yang lebih baik 4) Masyarakat : Segenap masyarakat Indonesia baik individu atau kelompok dalam satu wilayah NKRI yang hidup berkembang, memiliki keinginan dan kepentingan berbeda tetapi mempunyai tujuan dan hak yang sama 5) Keamanan : Situasi dan kondisi yang mengandung empat pengertian yaitu : a). Security = rasa bebas dari gangguan fisik/ psikis b). Surety = rasa bebas dari segala kekhawatiran c). Safety = rasa dilindungi dari segala bahaya d). Peace = rasa bebas / damai lahir dan batin 6). Kamtibmas : Situasi dan kondisi yang teratur, bebas dari bahaya takut, sebagai hasil dari pembinaan pemerintah bersama masyarakat secara integral, berlanjut, mutlak harus diciptakan untuk menjamin pemeliharaan dan ketertiban masyarakat dalam hubungannya ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Dengan demikian Kamtibmas sebagai suatu situasi dan kondisi dan citacita yang ada dalam pokok pikiran sebagai berikut : a). Kamtibmas sebagai situasi kondisi secara haqiqi dan mutlak diperlukan oleh masyarakat, untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan ketentraman b). Pembinaan oleh pemerintah bersama masyarakat atas dasar siskamtib swakarsa, dengan Polri sebagai kekuatan inti tetapi sejajar dengan masyarakat c). Polri sebagai inti kekuatan, yang merupakan alat penegakan hukum, yaitu pelaksanaan tugas umum Polri, sebagai pembina ketentraman, pembimbing, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat untuk wujudkan kamtibmas yang stabil dan dinamis d). Dengan semua kegiatan tersebut sebagai upaya pembinaan harus berorientasi dan berdasar Pancasila dan UUD ). Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) : Segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang ada hubungannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian terhadap aparat keamanan dan potensi masyarakat untuk diarahkan sistem keamanan dan ketertiban swakarsa yang stabil dan dinamis

159 8). Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas ) : Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan tehnis terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap norma dan ketentuan hukum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 9). Pembinaan rehabilitasi dan resosislisasi : Upaya kegiatan terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melakukan kegiatan rehabilitasi & resosialisai untuk di tertibkan, awasi dan kendalikan dalam giatnya agar tidak timbul kerawanan dibidang Kamtibmas 10). Pembinaan koordinasi : Kegiatan koordinasi secara terpadu terhadap pelaksanaan rehabilitasi dan resosialisai terhadap penyakit masyarakat, gejolak sosial, dampak negatif dari proyek pembangunan dan tindakan penegakan hukum ketertiban dan pengamanan 11). Pembinaan pengawasan : Kegiatan diarahkan pada system pengawasan dalam giat rehabilitasi dan resosialisasi untuk menghindari dampak negatif terhadap situasi Kamtibmas 12). Resosialisasi : Kegiatan memasyarakatkan kembali terhadap warga masyarakat yang dikucilkan dari lingkungan pergaulan, sebagai akibat perbuatan tercela, tindak pidana dan norma sosial yang berlaku 13). Rehabilitasi : Kegiatan memulihkan situasi kondisi dan potensi masyarakat atau warga masyarakat tertentu, setelah mengalami kegoncangan, pencemaran atau perilaku tercela 14). Potensi : Adalah wujud daripada siskamtib swakarsa 15). Pembinaan potensi kemasyarakatan : Adalah suatu usaha dan kegiatan menyelenggarakan potensi masyarakat secara nyata untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat, tentang sadar Kamtibmas sehingga dapat wujudkan Siskamtib swakarsa 16). Ketertiban : Adalah suasana yang teratur, berjalan sesuai norma yang berlaku dan menggairahkan dan senang beraktifitas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

160 17). Organisasi kemasyarakatan : Adalah organisasi yang dibentuk oleh Warga Negara Indonesia secara sukarela, atas dasar kamtibmas, yang dilakukan oleh profesi, fungsi, agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan YME untuk berperan aktif dalam pembangunan guna mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI berdasar Pancasila dan UUD ). Organisasi profesi : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan kerja dan lapangan pengabdian, sifatnya permanen, kerja secara teratur berdasarkan keahlian tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 19). Organisasi sosial : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan minat, kegemaran, bersifat permanen, kerja secara teratur tidak berdasarkan keahlian, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 20). Kelompok masyarakat : Kumpulan orang-orang yang punya kegemaran minat, tujuan sementara, pada umumnya tidak teratur dan terikat AD dan ART 21). Pimpinan masyarakat formal : Orang-orang yang berpengaruh karena memegang jabatan formal, yaitu jabatan Negara, pemerintah /pimpinan Instansi 22). Pimpinan masyarakat tidak formal : Orang-orang tertentu dalam masyarakat yang berpengaruh karena disegani, diteladani, dihormati, karena sifatnya yang luhur atau kemampuan pribadinya, status dan perannya dalam masyarakat c. Tugas pokok fungsi dan peranan pembinaan dan penyuluhan Pembinaan dan penyuluhan merupakan bagian daripada Fungsi Binmas, di bidang bimbingan penyuluhan dengan sasaran Bintibluh : Ornop, Orpem, LSM, Toga, Tomas, Redawan, Saka Bhayangkara, Tosa, Potmas dll 1). Tugas pokok pembinaan dan penyuluhan Mewujudkan kesadaran masyarakat dan sasaran binluh dengan menumbuh kembangkan potensi masyarakat agar jadi Polisi bagi dirinya dan lingkungannya guna meningkatkan kualitas keamanan dan kemampuan masyarakat sendiri 2). Fungsi pembinaan dan penyuluhan a). Memberi penerangan, penyuluhan terhadap individu atau kelompok, secara terus-menerus dan berlanjut, sehingga berubah sikap atau perilaku untuk dirinya dan lingkungannya b). c). Preventif terhadap penyakit masyarakat Merupakan upaya memberi kemampuan agar masyarakat dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sebatas hak dan kewajiban dalam penegakan hukum dan Binkamtib swakarsa

161 d). e). Upaya mencari masukan atas tanggapan pelayanan masyarakat dan problem yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat dalam waktu dan tempat tertentu Memulihkan situasi kejadian dan problem masyarakat, agar berubah seperti kondisi awal, bersama dengan partisipasi masyarakat 3). Peranan pembinaan dan penyuluhan Lakukan bimbingan tehnis dibidang ketertiban masyarakat dan bimbingan penyuluhan kamtibmas secara terus menerus dan berlanjut agar berubah sikap perilaku untuk diri dan lingkungannya d. Pola pembinaan dan penyuluhan 1) Perencanaan a). Rumusan tujuan yaitu yaitu terciptanya kwalitas masyarakat agar memiliki kemampuan secara swadaya atau swakarsa dalam menjaga, memelihara keamanan ketertiban bagi dirinya dan lingkungannya dengan kekuatan yang handal dan mandiri b). c). d). e). f). Rumusan sasaran I). Lingkungan pemukiman 1). Individu atau perorangan atau keluarga 2). Warga, Rt dan Rw 3). Staf dan Kepala desa atau kelurahan 4). Organisasi dilingkungan pemukiman II). Lingkungan kerja 1). Karyawan atau pegawai 2). Pimpinan lingkungan kerja 3). Organisasi di lingkungan kerja III). Lingkungan pendidikan 1). Siswa atau mahasiswa 2). Guru atau dosen atau karyawan 3). Pimpinan lingkungan pendidikan 4). Organisasi lingkungan pendidikan Rumusan anggaran dan sasaran untuk menunjang kegiatan Pembinaan dan penyuluhan, pada setiap event, dengan materi yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti Penyiapan piranti lunak, harus terkait dan relevan dengan Pembinaan penyuluhan kamtibmas Penyiapan kekuatan harus dituangkan dalam bentuk rengiat, harian, Mingguan, Bulanan dan tahunan Pengkoordinasian kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan dengan unsur unsur terkait yang akan diberikan pembinaan dan penyuluhan

162 2). Pelaksanaan a). Pembuatan adminitrasi kelengkapan pembinaan dan penyuluhan seperti :surat perintah tugas, penyusunan materi yang akan disampaiakan, pembuatan absensi kegiatan yang akan di isi oleh sasaran binluh. b). Cara bertindak I). Kordinasi dengan Rt, Rw, Lurah, dan warga masyarakat serta unsur terkait lainnya sasaran binluh. II). Pengambilan dokumentasi kegiatan guna mendukung laporan kegiatan III). Pembuatan laporan hasil kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan dengan menyertakan dokumentasi serta kelengkapan adminitrasi kegiatan lainnya. IV). Melaporkan hasilnya dengan cara berjenjang dimulai dari Kasat, Kapolres dan Kapolda, dalam hal ini Dir Binmas Polda 3). Pengawasan dan pengendalian a). Pengawasan Untuk mejaga agar pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama b). Pengendalian Untuk memelihara arah dan gerak dinamika pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 7. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram

163 8. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Masyarakat ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

164 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP KELOMPOK REDAWAN SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

165 KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

166 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP KELOMPOK REDAWAN I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. d. Tugas Polri dalam membina Kamtibmas untuk mewujudkan kondisi Kamtibmas yang mantap terkendali dan dinamis saat ini dan di masa mendatang tidaklah semakin ringan. Keberhasilan pembangunan nasional antara lain telah melahirkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap hak-haknya untuk semakin menikmati keamanan dan ketertiban serta ketentraman yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain kesenjangan masalah keterbatasan lapangan kerja telah menjadi faktor korelatif kriminogen (FKK). Demikian pula perubahan lingkungan strategi seperti era globlalisasi yang memunculkan isu demokratisasi, hak azasi manusia serta lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap masyarakat tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Untuk menghadapi tugas yang tidak ringan tersebut Polri perlu mengembangkan profesionalisme dan kemampuan melihat potensi masyarakat yang dapat didayagunakan untuk bersama-sama Polri membina Kamtibmas. Dalam melihat potensi dan selanjutnya secara bersama-sama atau bekerjasama tersebut Polri perlu mengembangkan Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan. Bahwa Binmas sebagai salah satu fungsi Operasional Polri dalam menjamin ketentraman masyarakat dan berhasilnya pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dirumuskan pembinaan ketertiban dan penyuluhan sehingga semua langkah dan upaya yang ditempuh terarah secara berencana, sistematis dan bertahap serta berkesinambungan

167 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan. d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa. 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan. e. Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. f. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. g. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun 2012

168 4. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa II. PELAKSANAAN 6. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram.

169 b. Pengertian - pengertian 1) Pembinaan : Proses membina, untuk menyempurnakan atau perbaikan, agar mendapatkan hasil yang baik 2) Ketertiban : Suasana teratur, sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tumbuh semangat dan gairah kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyuluhan : Memberikan penerangan atau petunjuk agar mendapatkan hasil yang lebih baik 4) Masyarakat : Segenap masyarakat Indonesia baik individu atau kelompok dalam satu wilayah NKRI yang hidup berkembang, memiliki keinginan dan kepentingan berbeda tetapi mempunyai tujuan dan hak yang sama 5) Keamanan : Situasi dan kondisi yang mengandung empat pengertian yaitu : a). Security = rasa bebas dari gangguan fisik/ psikis b). Surety = rasa bebas dari segala kekhawatiran c). Safety = rasa dilindungi dari segala bahaya d). Peace = rasa bebas / damai lahir dan batin 6). Kamtibmas : Situasi dan kondisi yang teratur, bebas dari bahaya takut, sebagai hasil dari pembinaan pemerintah bersama masyarakat secara integral, berlanjut, mutlak harus diciptakan untuk menjamin pemeliharaan dan ketertiban masyarakat dalam hubungannya ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Dengan demikian Kamtibmas sebagai suatu situasi dan kondisi dan citacita yang ada dalam pokok pikiran sebagai berikut : a). Kamtibmas sebagai situasi kondisi secara haqiqi dan mutlak diperlukan oleh masyarakat, untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan ketentraman b). Pembinaan oleh pemerintah bersama masyarakat atas dasar siskamtib swakarsa, dengan Polri sebagai kekuatan inti tetapi sejajar dengan masyarakat c). Polri sebagai inti kekuatan, yang merupakan alat penegakan hukum, yaitu pelaksanaan tugas umum Polri, sebagai pembina ketentraman, pembimbing, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat untuk wujudkan kamtibmas yang stabil dan dinamis d). Dengan semua kegiatan tersebut sebagai upaya pembinaan harus berorientasi dan berdasar Pancasila dan UUD ). Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) : Segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang ada hubungannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian terhadap aparat keamanan dan potensi masyarakat untuk diarahkan sistem keamanan dan ketertiban swakarsa yang stabil dan dinamis

170 8). Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas ) : Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan tehnis terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap norma dan ketentuan hukum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 9). Pembinaan rehabilitasi dan resosislisasi : Upaya kegiatan terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melakukan kegiatan rehabilitasi & resosialisai untuk di tertibkan, awasi dan kendalikan dalam giatnya agar tidak timbul kerawanan dibidang Kamtibmas 10). Pembinaan koordinasi : Kegiatan koordinasi secara terpadu terhadap pelaksanaan rehabilitasi dan resosialisai terhadap penyakit masyarakat, gejolak sosial, dampak negatif dari proyek pembangunan dan tindakan penegakan hukum ketertiban dan pengamanan 11). Pembinaan pengawasan : Kegiatan diarahkan pada system pengawasan dalam giat rehabilitasi dan resosialisasi untuk menghindari dampak negatif terhadap situasi Kamtibmas 12). Resosialisasi : Kegiatan memasyarakatkan kembali terhadap warga masyarakat yang dikucilkan dari lingkungan pergaulan, sebagai akibat perbuatan tercela, tindak pidana dan norma sosial yang berlaku 13). Rehabilitasi : Kegiatan memulihkan situasi kondisi dan potensi masyarakat atau warga masyarakat tertentu, setelah mengalami kegoncangan, pencemaran atau perilaku tercela 14). Potensi : Adalah wujud daripada siskamtib swakarsa 15). Pembinaan potensi kemasyarakatan : Adalah suatu usaha dan kegiatan menyelenggarakan potensi masyarakat secara nyata untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat, tentang sadar Kamtibmas sehingga dapat wujudkan Siskamtib swakarsa 16). Ketertiban : Adalah suasana yang teratur, berjalan sesuai norma yang berlaku dan menggairahkan dan senang beraktifitas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

171 17). Organisasi kemasyarakatan : Adalah organisasi yang dibentuk oleh Warga Negara Indonesia secara sukarela, atas dasar kamtibmas, yang dilakukan oleh profesi, fungsi, agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan YME untuk berperan aktif dalam pembangunan guna mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI berdasar Pancasila dan UUD ). Organisasi profesi : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan kerja dan lapangan pengabdian, sifatnya permanen, kerja secara teratur berdasarkan keahlian tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 19). Organisasi sosial : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan minat, kegemaran, bersifat permanen, kerja secara teratur tidak berdasarkan keahlian, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 20). Kelompok masyarakat : Kumpulan orang-orang yang punya kegemaran minat, tujuan sementara, pada umumnya tidak teratur dan terikat AD dan ART 21). Pimpinan masyarakat formal : Orang-orang yang berpengaruh karena memegang jabatan formal, yaitu jabatan Negara, pemerintah /pimpinan Instansi 22). Pimpinan masyarakat tidak formal : Orang-orang tertentu dalam masyarakat yang berpengaruh karena disegani, diteladani, dihormati, karena sifatnya yang luhur atau kemampuan pribadinya, status dan perannya dalam masyarakat c. Tugas pokok fungsi dan peranan pembinaan dan penyuluhan Pembinaan dan penyuluhan merupakan bagian daripada Fungsi Binmas, di bidang bimbingan penyuluhan dengan sasaran Bintibluh : Ornop, Orpem, LSM, Toga, Tomas, Redawan, Saka Bhayangkara, Tosa, Potmas dll 1). Tugas pokok pembinaan dan penyuluhan Mewujudkan kesadaran masyarakat dan sasaran binluh dengan menumbuh kembangkan potensi masyarakat agar jadi Polisi bagi dirinya dan lingkungannya guna meningkatkan kualitas keamanan dan kemampuan masyarakat sendiri 2). Fungsi pembinaan dan penyuluhan a). Memberi penerangan, penyuluhan terhadap individu atau kelompok, secara terus-menerus dan berlanjut, sehingga berubah sikap atau perilaku untuk dirinya dan lingkungannya b). c). Preventif terhadap penyakit masyarakat Merupakan upaya memberi kemampuan agar masyarakat dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sebatas hak dan kewajiban dalam penegakan hukum dan Binkamtib swakarsa

172 d). e). Upaya mencari masukan atas tanggapan pelayanan masyarakat dan problem yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat dalam waktu dan tempat tertentu Memulihkan situasi kejadian dan problem masyarakat, agar berubah seperti kondisi awal, bersama dengan partisipasi masyarakat 3). Peranan pembinaan dan penyuluhan Lakukan bimbingan tehnis dibidang ketertiban masyarakat dan bimbingan penyuluhan kamtibmas secara terus menerus dan berlanjut agar berubah sikap perilaku untuk diri dan lingkungannya d. Pola pembinaan dan penyuluhan 1) Perencanaan a). Rumusan tujuan yaitu yaitu terciptanya kwalitas masyarakat agar memiliki kemampuan secara swadaya atau swakarsa dalam menjaga, memelihara keamanan ketertiban bagi dirinya dan lingkungannya dengan kekuatan yang handal dan mandiri b). c). d). e). f). Rumusan sasaran I). Lingkungan pemukiman 1). Individu atau perorangan atau keluarga 2). Warga, Rt dan Rw 3). Staf dan Kepala desa atau kelurahan 4). Organisasi dilingkungan pemukiman II). Lingkungan kerja 1). Karyawan atau pegawai 2). Pimpinan lingkungan kerja 3). Organisasi di lingkungan kerja III). Lingkungan pendidikan 1). Siswa atau mahasiswa 2). Guru atau dosen atau karyawan 3). Pimpinan lingkungan pendidikan 4). Organisasi lingkungan pendidikan Rumusan anggaran dan sasaran untuk menunjang kegiatan Pembinaan dan penyuluhan, pada setiap event, dengan materi yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti Penyiapan piranti lunak, harus terkait dan relevan dengan Pembinaan penyuluhan kamtibmas Penyiapan kekuatan harus dituangkan dalam bentuk rengiat, harian, Mingguan, Bulanan dan tahunan Pengkoordinasian kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan dengan unsur unsur terkait yang akan diberikan pembinaan dan penyuluhan

173 2). Pelaksanaan a). Pembuatan adminitrasi kelengkapan pembinaan dan penyuluhan seperti :surat perintah tugas, penyusunan materi yang akan disampaiakan, pembuatan absensi kegiatan yang akan di isi oleh sasaran binluh. b). Cara bertindak I). Kordinasi dengan Rt, Rw, Lurah, dan warga masyarakat serta unsur terkait lainnya sasaran binluh. II). Pengambilan dokumentasi kegiatan guna mendukung laporan kegiatan III). Pembuatan laporan hasil kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan dengan menyertakan dokumentasi serta kelengkapan adminitrasi kegiatan lainnya. IV). Melaporkan hasilnya dengan cara berjenjang dimulai dari Kasat, Kapolres dan Kapolda, dalam hal ini Dir Binmas Polda 3). Pengawasan dan pengendalian a). Pengawasan Untuk mejaga agar pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama b). Pengendalian Untuk memelihara arah dan gerak dinamika pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 7. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram

174 8. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Masyarakat ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

175 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP KELOMPOK SADAR KAMTIBMAS SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

176 KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

177 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP KELOMPOK SADAR KAMTIBMAS I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. d. Tugas Polri dalam membina Kamtibmas untuk mewujudkan kondisi Kamtibmas yang mantap terkendali dan dinamis saat ini dan di masa mendatang tidaklah semakin ringan. Keberhasilan pembangunan nasional antara lain telah melahirkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap hak-haknya untuk semakin menikmati keamanan dan ketertiban serta ketentraman yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain kesenjangan masalah keterbatasan lapangan kerja telah menjadi faktor korelatif kriminogen (FKK). Demikian pula perubahan lingkungan strategi seperti era globlalisasi yang memunculkan isu demokratisasi, hak azasi manusia serta lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap masyarakat tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Untuk menghadapi tugas yang tidak ringan tersebut Polri perlu mengembangkan profesionalisme dan kemampuan melihat potensi masyarakat yang dapat didayagunakan untuk bersama-sama Polri membina Kamtibmas. Dalam melihat potensi dan selanjutnya secara bersama-sama atau bekerjasama tersebut Polri perlu mengembangkan Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan. Bahwa Binmas sebagai salah satu fungsi Operasional Polri dalam menjamin ketentraman masyarakat dan berhasilnya pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dirumuskan pembinaan ketertiban dan penyuluhan sehingga semua langkah dan upaya yang ditempuh terarah secara berencana, sistematis dan bertahap serta berkesinambungan

178 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan. d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa. 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan. e. Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. f. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. g. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun 2012

179 4. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa II. PELAKSANAAN 6. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram.

180 b. Pengertian - pengertian 1) Pembinaan : Proses membina, untuk menyempurnakan atau perbaikan, agar mendapatkan hasil yang baik 2) Ketertiban : Suasana teratur, sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tumbuh semangat dan gairah kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyuluhan : Memberikan penerangan atau petunjuk agar mendapatkan hasil yang lebih baik 4) Masyarakat : Segenap masyarakat Indonesia baik individu atau kelompok dalam satu wilayah NKRI yang hidup berkembang, memiliki keinginan dan kepentingan berbeda tetapi mempunyai tujuan dan hak yang sama 5) Keamanan : Situasi dan kondisi yang mengandung empat pengertian yaitu : a). Security = rasa bebas dari gangguan fisik/ psikis b). Surety = rasa bebas dari segala kekhawatiran c). Safety = rasa dilindungi dari segala bahaya d). Peace = rasa bebas / damai lahir dan batin 6). Kamtibmas : Situasi dan kondisi yang teratur, bebas dari bahaya takut, sebagai hasil dari pembinaan pemerintah bersama masyarakat secara integral, berlanjut, mutlak harus diciptakan untuk menjamin pemeliharaan dan ketertiban masyarakat dalam hubungannya ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Dengan demikian Kamtibmas sebagai suatu situasi dan kondisi dan citacita yang ada dalam pokok pikiran sebagai berikut : a). Kamtibmas sebagai situasi kondisi secara haqiqi dan mutlak diperlukan oleh masyarakat, untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan ketentraman b). Pembinaan oleh pemerintah bersama masyarakat atas dasar siskamtib swakarsa, dengan Polri sebagai kekuatan inti tetapi sejajar dengan masyarakat c). Polri sebagai inti kekuatan, yang merupakan alat penegakan hukum, yaitu pelaksanaan tugas umum Polri, sebagai pembina ketentraman, pembimbing, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat untuk wujudkan kamtibmas yang stabil dan dinamis d). Dengan semua kegiatan tersebut sebagai upaya pembinaan harus berorientasi dan berdasar Pancasila dan UUD ). Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) : Segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang ada hubungannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian terhadap aparat keamanan dan potensi masyarakat untuk diarahkan sistem keamanan dan ketertiban swakarsa yang stabil dan dinamis

181 8). Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas ) : Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan tehnis terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap norma dan ketentuan hukum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 9). Pembinaan rehabilitasi dan resosislisasi : Upaya kegiatan terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melakukan kegiatan rehabilitasi & resosialisai untuk di tertibkan, awasi dan kendalikan dalam giatnya agar tidak timbul kerawanan dibidang Kamtibmas 10). Pembinaan koordinasi : Kegiatan koordinasi secara terpadu terhadap pelaksanaan rehabilitasi dan resosialisai terhadap penyakit masyarakat, gejolak sosial, dampak negatif dari proyek pembangunan dan tindakan penegakan hukum ketertiban dan pengamanan 11). Pembinaan pengawasan : Kegiatan diarahkan pada system pengawasan dalam giat rehabilitasi dan resosialisasi untuk menghindari dampak negatif terhadap situasi Kamtibmas 12). Resosialisasi : Kegiatan memasyarakatkan kembali terhadap warga masyarakat yang dikucilkan dari lingkungan pergaulan, sebagai akibat perbuatan tercela, tindak pidana dan norma sosial yang berlaku 13). Rehabilitasi : Kegiatan memulihkan situasi kondisi dan potensi masyarakat atau warga masyarakat tertentu, setelah mengalami kegoncangan, pencemaran atau perilaku tercela 14). Potensi : Adalah wujud daripada siskamtib swakarsa 15). Pembinaan potensi kemasyarakatan : Adalah suatu usaha dan kegiatan menyelenggarakan potensi masyarakat secara nyata untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat, tentang sadar Kamtibmas sehingga dapat wujudkan Siskamtib swakarsa 16). Ketertiban : Adalah suasana yang teratur, berjalan sesuai norma yang berlaku dan menggairahkan dan senang beraktifitas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

182 17). Organisasi kemasyarakatan : Adalah organisasi yang dibentuk oleh Warga Negara Indonesia secara sukarela, atas dasar kamtibmas, yang dilakukan oleh profesi, fungsi, agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan YME untuk berperan aktif dalam pembangunan guna mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI berdasar Pancasila dan UUD ). Organisasi profesi : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan kerja dan lapangan pengabdian, sifatnya permanen, kerja secara teratur berdasarkan keahlian tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 19). Organisasi sosial : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan minat, kegemaran, bersifat permanen, kerja secara teratur tidak berdasarkan keahlian, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 20). Kelompok masyarakat : Kumpulan orang-orang yang punya kegemaran minat, tujuan sementara, pada umumnya tidak teratur dan terikat AD dan ART 21). Pimpinan masyarakat formal : Orang-orang yang berpengaruh karena memegang jabatan formal, yaitu jabatan Negara, pemerintah /pimpinan Instansi 22). Pimpinan masyarakat tidak formal : Orang-orang tertentu dalam masyarakat yang berpengaruh karena disegani, diteladani, dihormati, karena sifatnya yang luhur atau kemampuan pribadinya, status dan perannya dalam masyarakat c. Tugas pokok fungsi dan peranan pembinaan dan penyuluhan Pembinaan dan penyuluhan merupakan bagian daripada Fungsi Binmas, di bidang bimbingan penyuluhan dengan sasaran Bintibluh : Ornop, Orpem, LSM, Toga, Tomas, Redawan, Saka Bhayangkara, Tosa, Potmas dll 1). Tugas pokok pembinaan dan penyuluhan Mewujudkan kesadaran masyarakat dan sasaran binluh dengan menumbuh kembangkan potensi masyarakat agar jadi Polisi bagi dirinya dan lingkungannya guna meningkatkan kualitas keamanan dan kemampuan masyarakat sendiri 2). Fungsi pembinaan dan penyuluhan a). Memberi penerangan, penyuluhan terhadap individu atau kelompok, secara terus-menerus dan berlanjut, sehingga berubah sikap atau perilaku untuk dirinya dan lingkungannya b). c). Preventif terhadap penyakit masyarakat Merupakan upaya memberi kemampuan agar masyarakat dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sebatas hak dan kewajiban dalam penegakan hukum dan Binkamtib swakarsa

183 d). e). Upaya mencari masukan atas tanggapan pelayanan masyarakat dan problem yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat dalam waktu dan tempat tertentu Memulihkan situasi kejadian dan problem masyarakat, agar berubah seperti kondisi awal, bersama dengan partisipasi masyarakat 3). Peranan pembinaan dan penyuluhan Lakukan bimbingan tehnis dibidang ketertiban masyarakat dan bimbingan penyuluhan kamtibmas secara terus menerus dan berlanjut agar berubah sikap perilaku untuk diri dan lingkungannya d. Pola pembinaan dan penyuluhan 1) Perencanaan a). Rumusan tujuan yaitu yaitu terciptanya kwalitas masyarakat agar memiliki kemampuan secara swadaya atau swakarsa dalam menjaga, memelihara keamanan ketertiban bagi dirinya dan lingkungannya dengan kekuatan yang handal dan mandiri b). c). d). e). f). Rumusan sasaran I). Lingkungan pemukiman 1). Individu atau perorangan atau keluarga 2). Warga, Rt dan Rw 3). Staf dan Kepala desa atau kelurahan 4). Organisasi dilingkungan pemukiman II). Lingkungan kerja 1). Karyawan atau pegawai 2). Pimpinan lingkungan kerja 3). Organisasi di lingkungan kerja III). Lingkungan pendidikan 1). Siswa atau mahasiswa 2). Guru atau dosen atau karyawan 3). Pimpinan lingkungan pendidikan 4). Organisasi lingkungan pendidikan Rumusan anggaran dan sasaran untuk menunjang kegiatan Pembinaan dan penyuluhan, pada setiap event, dengan materi yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti Penyiapan piranti lunak, harus terkait dan relevan dengan Pembinaan penyuluhan kamtibmas Penyiapan kekuatan harus dituangkan dalam bentuk rengiat, harian, Mingguan, Bulanan dan tahunan Pengkoordinasian kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan dengan unsur unsur terkait yang akan diberikan pembinaan dan penyuluhan

184 2). Pelaksanaan a). Pembuatan adminitrasi kelengkapan pembinaan dan penyuluhan seperti :surat perintah tugas, penyusunan materi yang akan disampaiakan, pembuatan absensi kegiatan yang akan di isi oleh sasaran binluh. b). Cara bertindak I). Kordinasi dengan Rt, Rw, Lurah, dan warga masyarakat serta unsur terkait lainnya sasaran binluh. II). Pengambilan dokumentasi kegiatan guna mendukung laporan kegiatan III). Pembuatan laporan hasil kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan dengan menyertakan dokumentasi serta kelengkapan adminitrasi kegiatan lainnya. IV). Melaporkan hasilnya dengan cara berjenjang dimulai dari Kasat, Kapolres dan Kapolda, dalam hal ini Dir Binmas Polda 3). Pengawasan dan pengendalian a). Pengawasan Untuk mejaga agar pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama b). Pengendalian Untuk memelihara arah dan gerak dinamika pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 7. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram

185 8. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Masyarakat ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

186 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP LEMBAGA PENDIDIKAN SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

187 KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

188 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP LEMBAGA PENDIDIKAN I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. d. Tugas Polri dalam membina Kamtibmas untuk mewujudkan kondisi Kamtibmas yang mantap terkendali dan dinamis saat ini dan di masa mendatang tidaklah semakin ringan. Keberhasilan pembangunan nasional antara lain telah melahirkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap hak-haknya untuk semakin menikmati keamanan dan ketertiban serta ketentraman yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain kesenjangan masalah keterbatasan lapangan kerja telah menjadi faktor korelatif kriminogen (FKK). Demikian pula perubahan lingkungan strategi seperti era globlalisasi yang memunculkan isu demokratisasi, hak azasi manusia serta lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap masyarakat tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Untuk menghadapi tugas yang tidak ringan tersebut Polri perlu mengembangkan profesionalisme dan kemampuan melihat potensi masyarakat yang dapat didayagunakan untuk bersama-sama Polri membina Kamtibmas. Dalam melihat potensi dan selanjutnya secara bersama-sama atau bekerjasama tersebut Polri perlu mengembangkan Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan. Bahwa Binmas sebagai salah satu fungsi Operasional Polri dalam menjamin ketentraman masyarakat dan berhasilnya pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dirumuskan pembinaan ketertiban dan penyuluhan sehingga semua langkah dan upaya yang ditempuh terarah secara berencana, sistematis dan bertahap serta berkesinambungan

189 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan. d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa. 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan. e. Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. f. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. g. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun 2012

190 4. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa II. PELAKSANAAN 6. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram.

191 b. Pengertian - pengertian 1) Pembinaan : Proses membina, untuk menyempurnakan atau perbaikan, agar mendapatkan hasil yang baik 2) Ketertiban : Suasana teratur, sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tumbuh semangat dan gairah kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyuluhan : Memberikan penerangan atau petunjuk agar mendapatkan hasil yang lebih baik 4) Masyarakat : Segenap masyarakat Indonesia baik individu atau kelompok dalam satu wilayah NKRI yang hidup berkembang, memiliki keinginan dan kepentingan berbeda tetapi mempunyai tujuan dan hak yang sama 5) Keamanan : Situasi dan kondisi yang mengandung empat pengertian yaitu : a). Security = rasa bebas dari gangguan fisik/ psikis b). Surety = rasa bebas dari segala kekhawatiran c). Safety = rasa dilindungi dari segala bahaya d). Peace = rasa bebas / damai lahir dan batin 6). Kamtibmas : Situasi dan kondisi yang teratur, bebas dari bahaya takut, sebagai hasil dari pembinaan pemerintah bersama masyarakat secara integral, berlanjut, mutlak harus diciptakan untuk menjamin pemeliharaan dan ketertiban masyarakat dalam hubungannya ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Dengan demikian Kamtibmas sebagai suatu situasi dan kondisi dan citacita yang ada dalam pokok pikiran sebagai berikut : a). Kamtibmas sebagai situasi kondisi secara haqiqi dan mutlak diperlukan oleh masyarakat, untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan ketentraman b). Pembinaan oleh pemerintah bersama masyarakat atas dasar siskamtib swakarsa, dengan Polri sebagai kekuatan inti tetapi sejajar dengan masyarakat c). Polri sebagai inti kekuatan, yang merupakan alat penegakan hukum, yaitu pelaksanaan tugas umum Polri, sebagai pembina ketentraman, pembimbing, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat untuk wujudkan kamtibmas yang stabil dan dinamis d). Dengan semua kegiatan tersebut sebagai upaya pembinaan harus berorientasi dan berdasar Pancasila dan UUD ). Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) : Segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang ada hubungannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian terhadap aparat keamanan dan potensi masyarakat untuk diarahkan sistem keamanan dan ketertiban swakarsa yang stabil dan dinamis

192 8). Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas ) : Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan tehnis terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap norma dan ketentuan hukum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 9). Pembinaan rehabilitasi dan resosislisasi : Upaya kegiatan terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melakukan kegiatan rehabilitasi & resosialisai untuk di tertibkan, awasi dan kendalikan dalam giatnya agar tidak timbul kerawanan dibidang Kamtibmas 10). Pembinaan koordinasi : Kegiatan koordinasi secara terpadu terhadap pelaksanaan rehabilitasi dan resosialisai terhadap penyakit masyarakat, gejolak sosial, dampak negatif dari proyek pembangunan dan tindakan penegakan hukum ketertiban dan pengamanan 11). Pembinaan pengawasan : Kegiatan diarahkan pada system pengawasan dalam giat rehabilitasi dan resosialisasi untuk menghindari dampak negatif terhadap situasi Kamtibmas 12). Resosialisasi : Kegiatan memasyarakatkan kembali terhadap warga masyarakat yang dikucilkan dari lingkungan pergaulan, sebagai akibat perbuatan tercela, tindak pidana dan norma sosial yang berlaku 13). Rehabilitasi : Kegiatan memulihkan situasi kondisi dan potensi masyarakat atau warga masyarakat tertentu, setelah mengalami kegoncangan, pencemaran atau perilaku tercela 14). Potensi : Adalah wujud daripada siskamtib swakarsa 15). Pembinaan potensi kemasyarakatan : Adalah suatu usaha dan kegiatan menyelenggarakan potensi masyarakat secara nyata untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat, tentang sadar Kamtibmas sehingga dapat wujudkan Siskamtib swakarsa 16). Ketertiban : Adalah suasana yang teratur, berjalan sesuai norma yang berlaku dan menggairahkan dan senang beraktifitas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

193 17). Organisasi kemasyarakatan : Adalah organisasi yang dibentuk oleh Warga Negara Indonesia secara sukarela, atas dasar kamtibmas, yang dilakukan oleh profesi, fungsi, agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan YME untuk berperan aktif dalam pembangunan guna mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI berdasar Pancasila dan UUD ). Organisasi profesi : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan kerja dan lapangan pengabdian, sifatnya permanen, kerja secara teratur berdasarkan keahlian tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 19). Organisasi sosial : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan minat, kegemaran, bersifat permanen, kerja secara teratur tidak berdasarkan keahlian, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 20). Kelompok masyarakat : Kumpulan orang-orang yang punya kegemaran minat, tujuan sementara, pada umumnya tidak teratur dan terikat AD dan ART 21). Pimpinan masyarakat formal : Orang-orang yang berpengaruh karena memegang jabatan formal, yaitu jabatan Negara, pemerintah /pimpinan Instansi 22). Pimpinan masyarakat tidak formal : Orang-orang tertentu dalam masyarakat yang berpengaruh karena disegani, diteladani, dihormati, karena sifatnya yang luhur atau kemampuan pribadinya, status dan perannya dalam masyarakat c. Tugas pokok fungsi dan peranan pembinaan dan penyuluhan Pembinaan dan penyuluhan merupakan bagian daripada Fungsi Binmas, di bidang bimbingan penyuluhan dengan sasaran Bintibluh : Ornop, Orpem, LSM, Toga, Tomas, Redawan, Saka Bhayangkara, Tosa, Potmas dll 1). Tugas pokok pembinaan dan penyuluhan Mewujudkan kesadaran masyarakat dan sasaran binluh dengan menumbuh kembangkan potensi masyarakat agar jadi Polisi bagi dirinya dan lingkungannya guna meningkatkan kualitas keamanan dan kemampuan masyarakat sendiri 2). Fungsi pembinaan dan penyuluhan a). Memberi penerangan, penyuluhan terhadap individu atau kelompok, secara terus-menerus dan berlanjut, sehingga berubah sikap atau perilaku untuk dirinya dan lingkungannya b). c). Preventif terhadap penyakit masyarakat Merupakan upaya memberi kemampuan agar masyarakat dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sebatas hak dan kewajiban dalam penegakan hukum dan Binkamtib swakarsa

194 d). e). Upaya mencari masukan atas tanggapan pelayanan masyarakat dan problem yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat dalam waktu dan tempat tertentu Memulihkan situasi kejadian dan problem masyarakat, agar berubah seperti kondisi awal, bersama dengan partisipasi masyarakat 3). Peranan pembinaan dan penyuluhan Lakukan bimbingan tehnis dibidang ketertiban masyarakat dan bimbingan penyuluhan kamtibmas secara terus menerus dan berlanjut agar berubah sikap perilaku untuk diri dan lingkungannya d. Pola pembinaan dan penyuluhan 1) Perencanaan a). Rumusan tujuan yaitu yaitu terciptanya kwalitas masyarakat agar memiliki kemampuan secara swadaya atau swakarsa dalam menjaga, memelihara keamanan ketertiban bagi dirinya dan lingkungannya dengan kekuatan yang handal dan mandiri b). c). d). e). f). Rumusan sasaran I). Lingkungan pemukiman 1). Individu atau perorangan atau keluarga 2). Warga, Rt dan Rw 3). Staf dan Kepala desa atau kelurahan 4). Organisasi dilingkungan pemukiman II). Lingkungan kerja 1). Karyawan atau pegawai 2). Pimpinan lingkungan kerja 3). Organisasi di lingkungan kerja III). Lingkungan pendidikan 1). Siswa atau mahasiswa 2). Guru atau dosen atau karyawan 3). Pimpinan lingkungan pendidikan 4). Organisasi lingkungan pendidikan Rumusan anggaran dan sasaran untuk menunjang kegiatan Pembinaan dan penyuluhan, pada setiap event, dengan materi yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti Penyiapan piranti lunak, harus terkait dan relevan dengan Pembinaan penyuluhan kamtibmas Penyiapan kekuatan harus dituangkan dalam bentuk rengiat, harian, Mingguan, Bulanan dan tahunan Pengkoordinasian kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan dengan unsur unsur terkait yang akan diberikan pembinaan dan penyuluhan

195 2). Pelaksanaan a). Pembuatan adminitrasi kelengkapan pembinaan dan penyuluhan seperti :surat perintah tugas, penyusunan materi yang akan disampaiakan, pembuatan absensi kegiatan yang akan di isi oleh sasaran binluh. b). Cara bertindak I). Kordinasi dengan Rt, Rw, Lurah, dan warga masyarakat serta unsur terkait lainnya sasaran binluh. II). Pengambilan dokumentasi kegiatan guna mendukung laporan kegiatan III). Pembuatan laporan hasil kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan dengan menyertakan dokumentasi serta kelengkapan adminitrasi kegiatan lainnya. IV). Melaporkan hasilnya dengan cara berjenjang dimulai dari Kasat, Kapolres dan Kapolda, dalam hal ini Dir Binmas Polda 3). Pengawasan dan pengendalian a). Pengawasan Untuk mejaga agar pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama b). Pengendalian Untuk memelihara arah dan gerak dinamika pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 7. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram

196 8. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Masyarakat ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

197 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

198 KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

199 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. d. Tugas Polri dalam membina Kamtibmas untuk mewujudkan kondisi Kamtibmas yang mantap terkendali dan dinamis saat ini dan di masa mendatang tidaklah semakin ringan. Keberhasilan pembangunan nasional antara lain telah melahirkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap hak-haknya untuk semakin menikmati keamanan dan ketertiban serta ketentraman yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain kesenjangan masalah keterbatasan lapangan kerja telah menjadi faktor korelatif kriminogen (FKK). Demikian pula perubahan lingkungan strategi seperti era globlalisasi yang memunculkan isu demokratisasi, hak azasi manusia serta lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap masyarakat tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Untuk menghadapi tugas yang tidak ringan tersebut Polri perlu mengembangkan profesionalisme dan kemampuan melihat potensi masyarakat yang dapat didayagunakan untuk bersama-sama Polri membina Kamtibmas. Dalam melihat potensi dan selanjutnya secara bersama-sama atau bekerjasama tersebut Polri perlu mengembangkan Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan. Bahwa Binmas sebagai salah satu fungsi Operasional Polri dalam menjamin ketentraman masyarakat dan berhasilnya pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dirumuskan pembinaan ketertiban dan penyuluhan sehingga semua langkah dan upaya yang ditempuh terarah secara berencana, sistematis dan bertahap serta berkesinambungan

200 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan. d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa. 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan. e. Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. f. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. g. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun 2012

201 4. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa II. PELAKSANAAN 6. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram.

202 b. Pengertian - pengertian 1) Pembinaan : Proses membina, untuk menyempurnakan atau perbaikan, agar mendapatkan hasil yang baik 2) Ketertiban : Suasana teratur, sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tumbuh semangat dan gairah kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyuluhan : Memberikan penerangan atau petunjuk agar mendapatkan hasil yang lebih baik 4) Masyarakat : Segenap masyarakat Indonesia baik individu atau kelompok dalam satu wilayah NKRI yang hidup berkembang, memiliki keinginan dan kepentingan berbeda tetapi mempunyai tujuan dan hak yang sama 5) Keamanan : Situasi dan kondisi yang mengandung empat pengertian yaitu : a). Security = rasa bebas dari gangguan fisik/ psikis b). Surety = rasa bebas dari segala kekhawatiran c). Safety = rasa dilindungi dari segala bahaya d). Peace = rasa bebas / damai lahir dan batin 6). Kamtibmas : Situasi dan kondisi yang teratur, bebas dari bahaya takut, sebagai hasil dari pembinaan pemerintah bersama masyarakat secara integral, berlanjut, mutlak harus diciptakan untuk menjamin pemeliharaan dan ketertiban masyarakat dalam hubungannya ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Dengan demikian Kamtibmas sebagai suatu situasi dan kondisi dan citacita yang ada dalam pokok pikiran sebagai berikut : a). Kamtibmas sebagai situasi kondisi secara haqiqi dan mutlak diperlukan oleh masyarakat, untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan ketentraman b). Pembinaan oleh pemerintah bersama masyarakat atas dasar siskamtib swakarsa, dengan Polri sebagai kekuatan inti tetapi sejajar dengan masyarakat c). Polri sebagai inti kekuatan, yang merupakan alat penegakan hukum, yaitu pelaksanaan tugas umum Polri, sebagai pembina ketentraman, pembimbing, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat untuk wujudkan kamtibmas yang stabil dan dinamis d). Dengan semua kegiatan tersebut sebagai upaya pembinaan harus berorientasi dan berdasar Pancasila dan UUD ). Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) : Segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang ada hubungannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian terhadap aparat keamanan dan potensi masyarakat untuk diarahkan sistem keamanan dan ketertiban swakarsa yang stabil dan dinamis

203 8). Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas ) : Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan tehnis terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap norma dan ketentuan hukum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 9). Pembinaan rehabilitasi dan resosislisasi : Upaya kegiatan terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melakukan kegiatan rehabilitasi & resosialisai untuk di tertibkan, awasi dan kendalikan dalam giatnya agar tidak timbul kerawanan dibidang Kamtibmas 10). Pembinaan koordinasi : Kegiatan koordinasi secara terpadu terhadap pelaksanaan rehabilitasi dan resosialisai terhadap penyakit masyarakat, gejolak sosial, dampak negatif dari proyek pembangunan dan tindakan penegakan hukum ketertiban dan pengamanan 11). Pembinaan pengawasan : Kegiatan diarahkan pada system pengawasan dalam giat rehabilitasi dan resosialisasi untuk menghindari dampak negatif terhadap situasi Kamtibmas 12). Resosialisasi : Kegiatan memasyarakatkan kembali terhadap warga masyarakat yang dikucilkan dari lingkungan pergaulan, sebagai akibat perbuatan tercela, tindak pidana dan norma sosial yang berlaku 13). Rehabilitasi : Kegiatan memulihkan situasi kondisi dan potensi masyarakat atau warga masyarakat tertentu, setelah mengalami kegoncangan, pencemaran atau perilaku tercela 14). Potensi : Adalah wujud daripada siskamtib swakarsa 15). Pembinaan potensi kemasyarakatan : Adalah suatu usaha dan kegiatan menyelenggarakan potensi masyarakat secara nyata untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat, tentang sadar Kamtibmas sehingga dapat wujudkan Siskamtib swakarsa 16). Ketertiban : Adalah suasana yang teratur, berjalan sesuai norma yang berlaku dan menggairahkan dan senang beraktifitas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

204 17). Organisasi kemasyarakatan : Adalah organisasi yang dibentuk oleh Warga Negara Indonesia secara sukarela, atas dasar kamtibmas, yang dilakukan oleh profesi, fungsi, agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan YME untuk berperan aktif dalam pembangunan guna mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI berdasar Pancasila dan UUD ). Organisasi profesi : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan kerja dan lapangan pengabdian, sifatnya permanen, kerja secara teratur berdasarkan keahlian tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 19). Organisasi sosial : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan minat, kegemaran, bersifat permanen, kerja secara teratur tidak berdasarkan keahlian, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 20). Kelompok masyarakat : Kumpulan orang-orang yang punya kegemaran minat, tujuan sementara, pada umumnya tidak teratur dan terikat AD dan ART 21). Pimpinan masyarakat formal : Orang-orang yang berpengaruh karena memegang jabatan formal, yaitu jabatan Negara, pemerintah /pimpinan Instansi 22). Pimpinan masyarakat tidak formal : Orang-orang tertentu dalam masyarakat yang berpengaruh karena disegani, diteladani, dihormati, karena sifatnya yang luhur atau kemampuan pribadinya, status dan perannya dalam masyarakat c. Tugas pokok fungsi dan peranan pembinaan dan penyuluhan Pembinaan dan penyuluhan merupakan bagian daripada Fungsi Binmas, di bidang bimbingan penyuluhan dengan sasaran Bintibluh : Ornop, Orpem, LSM, Toga, Tomas, Redawan, Saka Bhayangkara, Tosa, Potmas dll 1). Tugas pokok pembinaan dan penyuluhan Mewujudkan kesadaran masyarakat dan sasaran binluh dengan menumbuh kembangkan potensi masyarakat agar jadi Polisi bagi dirinya dan lingkungannya guna meningkatkan kualitas keamanan dan kemampuan masyarakat sendiri 2). Fungsi pembinaan dan penyuluhan a). Memberi penerangan, penyuluhan terhadap individu atau kelompok, secara terus-menerus dan berlanjut, sehingga berubah sikap atau perilaku untuk dirinya dan lingkungannya b). c). Preventif terhadap penyakit masyarakat Merupakan upaya memberi kemampuan agar masyarakat dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sebatas hak dan kewajiban dalam penegakan hukum dan Binkamtib swakarsa

205 d). e). Upaya mencari masukan atas tanggapan pelayanan masyarakat dan problem yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat dalam waktu dan tempat tertentu Memulihkan situasi kejadian dan problem masyarakat, agar berubah seperti kondisi awal, bersama dengan partisipasi masyarakat 3). Peranan pembinaan dan penyuluhan Lakukan bimbingan tehnis dibidang ketertiban masyarakat dan bimbingan penyuluhan kamtibmas secara terus menerus dan berlanjut agar berubah sikap perilaku untuk diri dan lingkungannya d. Pola pembinaan dan penyuluhan 1) Perencanaan a). Rumusan tujuan yaitu yaitu terciptanya kwalitas masyarakat agar memiliki kemampuan secara swadaya atau swakarsa dalam menjaga, memelihara keamanan ketertiban bagi dirinya dan lingkungannya dengan kekuatan yang handal dan mandiri b). c). d). e). f). Rumusan sasaran I). Lingkungan pemukiman 1). Individu atau perorangan atau keluarga 2). Warga, Rt dan Rw 3). Staf dan Kepala desa atau kelurahan 4). Organisasi dilingkungan pemukiman II). Lingkungan kerja 1). Karyawan atau pegawai 2). Pimpinan lingkungan kerja 3). Organisasi di lingkungan kerja III). Lingkungan pendidikan 1). Siswa atau mahasiswa 2). Guru atau dosen atau karyawan 3). Pimpinan lingkungan pendidikan 4). Organisasi lingkungan pendidikan Rumusan anggaran dan sasaran untuk menunjang kegiatan Pembinaan dan penyuluhan, pada setiap event, dengan materi yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti Penyiapan piranti lunak, harus terkait dan relevan dengan Pembinaan penyuluhan kamtibmas Penyiapan kekuatan harus dituangkan dalam bentuk rengiat, harian, Mingguan, Bulanan dan tahunan Pengkoordinasian kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan dengan unsur unsur terkait yang akan diberikan pembinaan dan penyuluhan

206 2). Pelaksanaan a). Pembuatan adminitrasi kelengkapan pembinaan dan penyuluhan seperti :surat perintah tugas, penyusunan materi yang akan disampaiakan, pembuatan absensi kegiatan yang akan di isi oleh sasaran binluh. b). Cara bertindak I). Kordinasi dengan Rt, Rw, Lurah, dan warga masyarakat serta unsur terkait lainnya sasaran binluh. II). Pengambilan dokumentasi kegiatan guna mendukung laporan kegiatan III). Pembuatan laporan hasil kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan dengan menyertakan dokumentasi serta kelengkapan adminitrasi kegiatan lainnya. IV). Melaporkan hasilnya dengan cara berjenjang dimulai dari Kasat, Kapolres dan Kapolda, dalam hal ini Dir Binmas Polda 3). Pengawasan dan pengendalian a). Pengawasan Untuk mejaga agar pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama b). Pengendalian Untuk memelihara arah dan gerak dinamika pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 7. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram

207 8. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Masyarakat ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

208 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP PATROLI KEAMANAN SEKOLAH ( PKS ) SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

209 KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

210 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP PATROLI KEAMANAN SEKOLAH ( PKS ) I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. d. Tugas Polri dalam membina Kamtibmas untuk mewujudkan kondisi Kamtibmas yang mantap terkendali dan dinamis saat ini dan di masa mendatang tidaklah semakin ringan. Keberhasilan pembangunan nasional antara lain telah melahirkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap hak-haknya untuk semakin menikmati keamanan dan ketertiban serta ketentraman yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain kesenjangan masalah keterbatasan lapangan kerja telah menjadi faktor korelatif kriminogen (FKK). Demikian pula perubahan lingkungan strategi seperti era globlalisasi yang memunculkan isu demokratisasi, hak azasi manusia serta lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap masyarakat tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Untuk menghadapi tugas yang tidak ringan tersebut Polri perlu mengembangkan profesionalisme dan kemampuan melihat potensi masyarakat yang dapat didayagunakan untuk bersama-sama Polri membina Kamtibmas. Dalam melihat potensi dan selanjutnya secara bersama-sama atau bekerjasama tersebut Polri perlu mengembangkan Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan. Bahwa Binmas sebagai salah satu fungsi Operasional Polri dalam menjamin ketentraman masyarakat dan berhasilnya pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dirumuskan pembinaan ketertiban dan penyuluhan sehingga semua langkah dan upaya yang ditempuh terarah secara berencana, sistematis dan bertahap serta berkesinambungan

211 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan. d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa. 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan. e. Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. f. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. g. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun 2012

212 4. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa II. PELAKSANAAN 6. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram.

213 b. Pengertian - pengertian 1) Pembinaan : Proses membina, untuk menyempurnakan atau perbaikan, agar mendapatkan hasil yang baik 2) Ketertiban : Suasana teratur, sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tumbuh semangat dan gairah kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyuluhan : Memberikan penerangan atau petunjuk agar mendapatkan hasil yang lebih baik 4) Masyarakat : Segenap masyarakat Indonesia baik individu atau kelompok dalam satu wilayah NKRI yang hidup berkembang, memiliki keinginan dan kepentingan berbeda tetapi mempunyai tujuan dan hak yang sama 5) Keamanan : Situasi dan kondisi yang mengandung empat pengertian yaitu : a). Security = rasa bebas dari gangguan fisik/ psikis b). Surety = rasa bebas dari segala kekhawatiran c). Safety = rasa dilindungi dari segala bahaya d). Peace = rasa bebas / damai lahir dan batin 6). Kamtibmas : Situasi dan kondisi yang teratur, bebas dari bahaya takut, sebagai hasil dari pembinaan pemerintah bersama masyarakat secara integral, berlanjut, mutlak harus diciptakan untuk menjamin pemeliharaan dan ketertiban masyarakat dalam hubungannya ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Dengan demikian Kamtibmas sebagai suatu situasi dan kondisi dan citacita yang ada dalam pokok pikiran sebagai berikut : a). Kamtibmas sebagai situasi kondisi secara haqiqi dan mutlak diperlukan oleh masyarakat, untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan ketentraman b). Pembinaan oleh pemerintah bersama masyarakat atas dasar siskamtib swakarsa, dengan Polri sebagai kekuatan inti tetapi sejajar dengan masyarakat c). Polri sebagai inti kekuatan, yang merupakan alat penegakan hukum, yaitu pelaksanaan tugas umum Polri, sebagai pembina ketentraman, pembimbing, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat untuk wujudkan kamtibmas yang stabil dan dinamis d). Dengan semua kegiatan tersebut sebagai upaya pembinaan harus berorientasi dan berdasar Pancasila dan UUD ). Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) : Segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang ada hubungannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian terhadap aparat keamanan dan potensi masyarakat untuk diarahkan sistem keamanan dan ketertiban swakarsa yang stabil dan dinamis

214 8). Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas ) : Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan tehnis terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap norma dan ketentuan hukum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 9). Pembinaan rehabilitasi dan resosislisasi : Upaya kegiatan terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melakukan kegiatan rehabilitasi & resosialisai untuk di tertibkan, awasi dan kendalikan dalam giatnya agar tidak timbul kerawanan dibidang Kamtibmas 10). Pembinaan koordinasi : Kegiatan koordinasi secara terpadu terhadap pelaksanaan rehabilitasi dan resosialisai terhadap penyakit masyarakat, gejolak sosial, dampak negatif dari proyek pembangunan dan tindakan penegakan hukum ketertiban dan pengamanan 11). Pembinaan pengawasan : Kegiatan diarahkan pada system pengawasan dalam giat rehabilitasi dan resosialisasi untuk menghindari dampak negatif terhadap situasi Kamtibmas 12). Resosialisasi : Kegiatan memasyarakatkan kembali terhadap warga masyarakat yang dikucilkan dari lingkungan pergaulan, sebagai akibat perbuatan tercela, tindak pidana dan norma sosial yang berlaku 13). Rehabilitasi : Kegiatan memulihkan situasi kondisi dan potensi masyarakat atau warga masyarakat tertentu, setelah mengalami kegoncangan, pencemaran atau perilaku tercela 14). Potensi : Adalah wujud daripada siskamtib swakarsa 15). Pembinaan potensi kemasyarakatan : Adalah suatu usaha dan kegiatan menyelenggarakan potensi masyarakat secara nyata untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat, tentang sadar Kamtibmas sehingga dapat wujudkan Siskamtib swakarsa 16). Ketertiban : Adalah suasana yang teratur, berjalan sesuai norma yang berlaku dan menggairahkan dan senang beraktifitas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

215 17). Organisasi kemasyarakatan : Adalah organisasi yang dibentuk oleh Warga Negara Indonesia secara sukarela, atas dasar kamtibmas, yang dilakukan oleh profesi, fungsi, agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan YME untuk berperan aktif dalam pembangunan guna mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI berdasar Pancasila dan UUD ). Organisasi profesi : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan kerja dan lapangan pengabdian, sifatnya permanen, kerja secara teratur berdasarkan keahlian tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 19). Organisasi sosial : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan minat, kegemaran, bersifat permanen, kerja secara teratur tidak berdasarkan keahlian, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 20). Kelompok masyarakat : Kumpulan orang-orang yang punya kegemaran minat, tujuan sementara, pada umumnya tidak teratur dan terikat AD dan ART 21). Pimpinan masyarakat formal : Orang-orang yang berpengaruh karena memegang jabatan formal, yaitu jabatan Negara, pemerintah /pimpinan Instansi 22). Pimpinan masyarakat tidak formal : Orang-orang tertentu dalam masyarakat yang berpengaruh karena disegani, diteladani, dihormati, karena sifatnya yang luhur atau kemampuan pribadinya, status dan perannya dalam masyarakat c. Tugas pokok fungsi dan peranan pembinaan dan penyuluhan Pembinaan dan penyuluhan merupakan bagian daripada Fungsi Binmas, di bidang bimbingan penyuluhan dengan sasaran Bintibluh : Ornop, Orpem, LSM, Toga, Tomas, Redawan, Saka Bhayangkara, Tosa, Potmas dll 1). Tugas pokok pembinaan dan penyuluhan Mewujudkan kesadaran masyarakat dan sasaran binluh dengan menumbuh kembangkan potensi masyarakat agar jadi Polisi bagi dirinya dan lingkungannya guna meningkatkan kualitas keamanan dan kemampuan masyarakat sendiri 2). Fungsi pembinaan dan penyuluhan a). Memberi penerangan, penyuluhan terhadap individu atau kelompok, secara terus-menerus dan berlanjut, sehingga berubah sikap atau perilaku untuk dirinya dan lingkungannya b). c). Preventif terhadap penyakit masyarakat Merupakan upaya memberi kemampuan agar masyarakat dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sebatas hak dan kewajiban dalam penegakan hukum dan Binkamtib swakarsa

216 d). e). Upaya mencari masukan atas tanggapan pelayanan masyarakat dan problem yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat dalam waktu dan tempat tertentu Memulihkan situasi kejadian dan problem masyarakat, agar berubah seperti kondisi awal, bersama dengan partisipasi masyarakat 3). Peranan pembinaan dan penyuluhan Lakukan bimbingan tehnis dibidang ketertiban masyarakat dan bimbingan penyuluhan kamtibmas secara terus menerus dan berlanjut agar berubah sikap perilaku untuk diri dan lingkungannya d. Pola pembinaan dan penyuluhan 1) Perencanaan a). Rumusan tujuan yaitu yaitu terciptanya kwalitas masyarakat agar memiliki kemampuan secara swadaya atau swakarsa dalam menjaga, memelihara keamanan ketertiban bagi dirinya dan lingkungannya dengan kekuatan yang handal dan mandiri b). c). d). e). f). Rumusan sasaran I). Lingkungan pemukiman 1). Individu atau perorangan atau keluarga 2). Warga, Rt dan Rw 3). Staf dan Kepala desa atau kelurahan 4). Organisasi dilingkungan pemukiman II). Lingkungan kerja 1). Karyawan atau pegawai 2). Pimpinan lingkungan kerja 3). Organisasi di lingkungan kerja III). Lingkungan pendidikan 1). Siswa atau mahasiswa 2). Guru atau dosen atau karyawan 3). Pimpinan lingkungan pendidikan 4). Organisasi lingkungan pendidikan Rumusan anggaran dan sasaran untuk menunjang kegiatan Pembinaan dan penyuluhan, pada setiap event, dengan materi yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti Penyiapan piranti lunak, harus terkait dan relevan dengan Pembinaan penyuluhan kamtibmas Penyiapan kekuatan harus dituangkan dalam bentuk rengiat, harian, Mingguan, Bulanan dan tahunan Pengkoordinasian kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan dengan unsur unsur terkait yang akan diberikan pembinaan dan penyuluhan

217 2). Pelaksanaan a). Pembuatan adminitrasi kelengkapan pembinaan dan penyuluhan seperti :surat perintah tugas, penyusunan materi yang akan disampaiakan, pembuatan absensi kegiatan yang akan di isi oleh sasaran binluh. b). Cara bertindak I). Kordinasi dengan Rt, Rw, Lurah, dan warga masyarakat serta unsur terkait lainnya sasaran binluh. II). Pengambilan dokumentasi kegiatan guna mendukung laporan kegiatan III). Pembuatan laporan hasil kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan dengan menyertakan dokumentasi serta kelengkapan adminitrasi kegiatan lainnya. IV). Melaporkan hasilnya dengan cara berjenjang dimulai dari Kasat, Kapolres dan Kapolda, dalam hal ini Dir Binmas Polda 3). Pengawasan dan pengendalian a). Pengawasan Untuk mejaga agar pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama b). Pengendalian Untuk memelihara arah dan gerak dinamika pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 7. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram

218 8. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Masyarakat ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

219 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP PEGAWAI KEJAKSAAN SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

220 KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

221 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP PEGAWAI KEJAKSAAN I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. d. Tugas Polri dalam membina Kamtibmas untuk mewujudkan kondisi Kamtibmas yang mantap terkendali dan dinamis saat ini dan di masa mendatang tidaklah semakin ringan. Keberhasilan pembangunan nasional antara lain telah melahirkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap hak-haknya untuk semakin menikmati keamanan dan ketertiban serta ketentraman yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain kesenjangan masalah keterbatasan lapangan kerja telah menjadi faktor korelatif kriminogen (FKK). Demikian pula perubahan lingkungan strategi seperti era globlalisasi yang memunculkan isu demokratisasi, hak azasi manusia serta lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap masyarakat tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Untuk menghadapi tugas yang tidak ringan tersebut Polri perlu mengembangkan profesionalisme dan kemampuan melihat potensi masyarakat yang dapat didayagunakan untuk bersama-sama Polri membina Kamtibmas. Dalam melihat potensi dan selanjutnya secara bersama-sama atau bekerjasama tersebut Polri perlu mengembangkan Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan. Bahwa Binmas sebagai salah satu fungsi Operasional Polri dalam menjamin ketentraman masyarakat dan berhasilnya pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dirumuskan pembinaan ketertiban dan penyuluhan sehingga semua langkah dan upaya yang ditempuh terarah secara berencana, sistematis dan bertahap serta berkesinambungan

222 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan. d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa. 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan. e. Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. f. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. g. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun 2012

223 4. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa II. PELAKSANAAN 6. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram.

224 b. Pengertian - pengertian 1) Pembinaan : Proses membina, untuk menyempurnakan atau perbaikan, agar mendapatkan hasil yang baik 2) Ketertiban : Suasana teratur, sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tumbuh semangat dan gairah kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyuluhan : Memberikan penerangan atau petunjuk agar mendapatkan hasil yang lebih baik 4) Masyarakat : Segenap masyarakat Indonesia baik individu atau kelompok dalam satu wilayah NKRI yang hidup berkembang, memiliki keinginan dan kepentingan berbeda tetapi mempunyai tujuan dan hak yang sama 5) Keamanan : Situasi dan kondisi yang mengandung empat pengertian yaitu : a). Security = rasa bebas dari gangguan fisik/ psikis b). Surety = rasa bebas dari segala kekhawatiran c). Safety = rasa dilindungi dari segala bahaya d). Peace = rasa bebas / damai lahir dan batin 6). Kamtibmas : Situasi dan kondisi yang teratur, bebas dari bahaya takut, sebagai hasil dari pembinaan pemerintah bersama masyarakat secara integral, berlanjut, mutlak harus diciptakan untuk menjamin pemeliharaan dan ketertiban masyarakat dalam hubungannya ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Dengan demikian Kamtibmas sebagai suatu situasi dan kondisi dan citacita yang ada dalam pokok pikiran sebagai berikut : a). Kamtibmas sebagai situasi kondisi secara haqiqi dan mutlak diperlukan oleh masyarakat, untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan ketentraman b). Pembinaan oleh pemerintah bersama masyarakat atas dasar siskamtib swakarsa, dengan Polri sebagai kekuatan inti tetapi sejajar dengan masyarakat c). Polri sebagai inti kekuatan, yang merupakan alat penegakan hukum, yaitu pelaksanaan tugas umum Polri, sebagai pembina ketentraman, pembimbing, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat untuk wujudkan kamtibmas yang stabil dan dinamis d). Dengan semua kegiatan tersebut sebagai upaya pembinaan harus berorientasi dan berdasar Pancasila dan UUD ). Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) : Segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang ada hubungannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian terhadap aparat keamanan dan potensi masyarakat untuk diarahkan sistem keamanan dan ketertiban swakarsa yang stabil dan dinamis

225 8). Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas ) : Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan tehnis terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap norma dan ketentuan hukum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 9). Pembinaan rehabilitasi dan resosislisasi : Upaya kegiatan terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melakukan kegiatan rehabilitasi & resosialisai untuk di tertibkan, awasi dan kendalikan dalam giatnya agar tidak timbul kerawanan dibidang Kamtibmas 10). Pembinaan koordinasi : Kegiatan koordinasi secara terpadu terhadap pelaksanaan rehabilitasi dan resosialisai terhadap penyakit masyarakat, gejolak sosial, dampak negatif dari proyek pembangunan dan tindakan penegakan hukum ketertiban dan pengamanan 11). Pembinaan pengawasan : Kegiatan diarahkan pada system pengawasan dalam giat rehabilitasi dan resosialisasi untuk menghindari dampak negatif terhadap situasi Kamtibmas 12). Resosialisasi : Kegiatan memasyarakatkan kembali terhadap warga masyarakat yang dikucilkan dari lingkungan pergaulan, sebagai akibat perbuatan tercela, tindak pidana dan norma sosial yang berlaku 13). Rehabilitasi : Kegiatan memulihkan situasi kondisi dan potensi masyarakat atau warga masyarakat tertentu, setelah mengalami kegoncangan, pencemaran atau perilaku tercela 14). Potensi : Adalah wujud daripada siskamtib swakarsa 15). Pembinaan potensi kemasyarakatan : Adalah suatu usaha dan kegiatan menyelenggarakan potensi masyarakat secara nyata untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat, tentang sadar Kamtibmas sehingga dapat wujudkan Siskamtib swakarsa 16). Ketertiban : Adalah suasana yang teratur, berjalan sesuai norma yang berlaku dan menggairahkan dan senang beraktifitas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

226 17). Organisasi kemasyarakatan : Adalah organisasi yang dibentuk oleh Warga Negara Indonesia secara sukarela, atas dasar kamtibmas, yang dilakukan oleh profesi, fungsi, agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan YME untuk berperan aktif dalam pembangunan guna mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI berdasar Pancasila dan UUD ). Organisasi profesi : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan kerja dan lapangan pengabdian, sifatnya permanen, kerja secara teratur berdasarkan keahlian tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 19). Organisasi sosial : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan minat, kegemaran, bersifat permanen, kerja secara teratur tidak berdasarkan keahlian, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 20). Kelompok masyarakat : Kumpulan orang-orang yang punya kegemaran minat, tujuan sementara, pada umumnya tidak teratur dan terikat AD dan ART 21). Pimpinan masyarakat formal : Orang-orang yang berpengaruh karena memegang jabatan formal, yaitu jabatan Negara, pemerintah /pimpinan Instansi 22). Pimpinan masyarakat tidak formal : Orang-orang tertentu dalam masyarakat yang berpengaruh karena disegani, diteladani, dihormati, karena sifatnya yang luhur atau kemampuan pribadinya, status dan perannya dalam masyarakat c. Tugas pokok fungsi dan peranan pembinaan dan penyuluhan Pembinaan dan penyuluhan merupakan bagian daripada Fungsi Binmas, di bidang bimbingan penyuluhan dengan sasaran Bintibluh : Ornop, Orpem, LSM, Toga, Tomas, Redawan, Saka Bhayangkara, Tosa, Potmas dll 1). Tugas pokok pembinaan dan penyuluhan Mewujudkan kesadaran masyarakat dan sasaran binluh dengan menumbuh kembangkan potensi masyarakat agar jadi Polisi bagi dirinya dan lingkungannya guna meningkatkan kualitas keamanan dan kemampuan masyarakat sendiri 2). Fungsi pembinaan dan penyuluhan a). Memberi penerangan, penyuluhan terhadap individu atau kelompok, secara terus-menerus dan berlanjut, sehingga berubah sikap atau perilaku untuk dirinya dan lingkungannya b). c). Preventif terhadap penyakit masyarakat Merupakan upaya memberi kemampuan agar masyarakat dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sebatas hak dan kewajiban dalam penegakan hukum dan Binkamtib swakarsa

227 d). e). Upaya mencari masukan atas tanggapan pelayanan masyarakat dan problem yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat dalam waktu dan tempat tertentu Memulihkan situasi kejadian dan problem masyarakat, agar berubah seperti kondisi awal, bersama dengan partisipasi masyarakat 3). Peranan pembinaan dan penyuluhan Lakukan bimbingan tehnis dibidang ketertiban masyarakat dan bimbingan penyuluhan kamtibmas secara terus menerus dan berlanjut agar berubah sikap perilaku untuk diri dan lingkungannya d. Pola pembinaan dan penyuluhan 1) Perencanaan a). Rumusan tujuan yaitu yaitu terciptanya kwalitas masyarakat agar memiliki kemampuan secara swadaya atau swakarsa dalam menjaga, memelihara keamanan ketertiban bagi dirinya dan lingkungannya dengan kekuatan yang handal dan mandiri b). c). d). e). f). Rumusan sasaran I). Lingkungan pemukiman 1). Individu atau perorangan atau keluarga 2). Warga, Rt dan Rw 3). Staf dan Kepala desa atau kelurahan 4). Organisasi dilingkungan pemukiman II). Lingkungan kerja 1). Karyawan atau pegawai 2). Pimpinan lingkungan kerja 3). Organisasi di lingkungan kerja III). Lingkungan pendidikan 1). Siswa atau mahasiswa 2). Guru atau dosen atau karyawan 3). Pimpinan lingkungan pendidikan 4). Organisasi lingkungan pendidikan Rumusan anggaran dan sasaran untuk menunjang kegiatan Pembinaan dan penyuluhan, pada setiap event, dengan materi yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti Penyiapan piranti lunak, harus terkait dan relevan dengan Pembinaan penyuluhan kamtibmas Penyiapan kekuatan harus dituangkan dalam bentuk rengiat, harian, Mingguan, Bulanan dan tahunan Pengkoordinasian kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan dengan unsur unsur terkait yang akan diberikan pembinaan dan penyuluhan

228 2). Pelaksanaan a). Pembuatan adminitrasi kelengkapan pembinaan dan penyuluhan seperti :surat perintah tugas, penyusunan materi yang akan disampaiakan, pembuatan absensi kegiatan yang akan di isi oleh sasaran binluh. b). Cara bertindak I). Kordinasi dengan Rt, Rw, Lurah, dan warga masyarakat serta unsur terkait lainnya sasaran binluh. II). Pengambilan dokumentasi kegiatan guna mendukung laporan kegiatan III). Pembuatan laporan hasil kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan dengan menyertakan dokumentasi serta kelengkapan adminitrasi kegiatan lainnya. IV). Melaporkan hasilnya dengan cara berjenjang dimulai dari Kasat, Kapolres dan Kapolda, dalam hal ini Dir Binmas Polda 3). Pengawasan dan pengendalian a). Pengawasan Untuk mejaga agar pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama b). Pengendalian Untuk memelihara arah dan gerak dinamika pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 7. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram

229 8. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Masyarakat ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

230 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP PEGAWAI LEMBAGA PEMASYARAKATAN SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

231 KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

232 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP PEGAWAI LEMBAGA PEMASYARAKATAN I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. d. Tugas Polri dalam membina Kamtibmas untuk mewujudkan kondisi Kamtibmas yang mantap terkendali dan dinamis saat ini dan di masa mendatang tidaklah semakin ringan. Keberhasilan pembangunan nasional antara lain telah melahirkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap hak-haknya untuk semakin menikmati keamanan dan ketertiban serta ketentraman yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain kesenjangan masalah keterbatasan lapangan kerja telah menjadi faktor korelatif kriminogen (FKK). Demikian pula perubahan lingkungan strategi seperti era globlalisasi yang memunculkan isu demokratisasi, hak azasi manusia serta lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap masyarakat tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Untuk menghadapi tugas yang tidak ringan tersebut Polri perlu mengembangkan profesionalisme dan kemampuan melihat potensi masyarakat yang dapat didayagunakan untuk bersama-sama Polri membina Kamtibmas. Dalam melihat potensi dan selanjutnya secara bersama-sama atau bekerjasama tersebut Polri perlu mengembangkan Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan. Bahwa Binmas sebagai salah satu fungsi Operasional Polri dalam menjamin ketentraman masyarakat dan berhasilnya pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dirumuskan pembinaan ketertiban dan penyuluhan sehingga semua langkah dan upaya yang ditempuh terarah secara berencana, sistematis dan bertahap serta berkesinambungan

233 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan. d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa. 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan. e. Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. f. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. g. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun 2012

234 4. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa II. PELAKSANAAN 6. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram.

235 b. Pengertian - pengertian 1) Pembinaan : Proses membina, untuk menyempurnakan atau perbaikan, agar mendapatkan hasil yang baik 2) Ketertiban : Suasana teratur, sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tumbuh semangat dan gairah kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyuluhan : Memberikan penerangan atau petunjuk agar mendapatkan hasil yang lebih baik 4) Masyarakat : Segenap masyarakat Indonesia baik individu atau kelompok dalam satu wilayah NKRI yang hidup berkembang, memiliki keinginan dan kepentingan berbeda tetapi mempunyai tujuan dan hak yang sama 5) Keamanan : Situasi dan kondisi yang mengandung empat pengertian yaitu : a). Security = rasa bebas dari gangguan fisik/ psikis b). Surety = rasa bebas dari segala kekhawatiran c). Safety = rasa dilindungi dari segala bahaya d). Peace = rasa bebas / damai lahir dan batin 6). Kamtibmas : Situasi dan kondisi yang teratur, bebas dari bahaya takut, sebagai hasil dari pembinaan pemerintah bersama masyarakat secara integral, berlanjut, mutlak harus diciptakan untuk menjamin pemeliharaan dan ketertiban masyarakat dalam hubungannya ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Dengan demikian Kamtibmas sebagai suatu situasi dan kondisi dan citacita yang ada dalam pokok pikiran sebagai berikut : a). Kamtibmas sebagai situasi kondisi secara haqiqi dan mutlak diperlukan oleh masyarakat, untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan ketentraman b). Pembinaan oleh pemerintah bersama masyarakat atas dasar siskamtib swakarsa, dengan Polri sebagai kekuatan inti tetapi sejajar dengan masyarakat c). Polri sebagai inti kekuatan, yang merupakan alat penegakan hukum, yaitu pelaksanaan tugas umum Polri, sebagai pembina ketentraman, pembimbing, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat untuk wujudkan kamtibmas yang stabil dan dinamis d). Dengan semua kegiatan tersebut sebagai upaya pembinaan harus berorientasi dan berdasar Pancasila dan UUD ). Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) : Segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang ada hubungannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian terhadap aparat keamanan dan potensi masyarakat untuk diarahkan sistem keamanan dan ketertiban swakarsa yang stabil dan dinamis

236 8). Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas ) : Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan tehnis terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap norma dan ketentuan hukum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 9). Pembinaan rehabilitasi dan resosislisasi : Upaya kegiatan terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melakukan kegiatan rehabilitasi & resosialisai untuk di tertibkan, awasi dan kendalikan dalam giatnya agar tidak timbul kerawanan dibidang Kamtibmas 10). Pembinaan koordinasi : Kegiatan koordinasi secara terpadu terhadap pelaksanaan rehabilitasi dan resosialisai terhadap penyakit masyarakat, gejolak sosial, dampak negatif dari proyek pembangunan dan tindakan penegakan hukum ketertiban dan pengamanan 11). Pembinaan pengawasan : Kegiatan diarahkan pada system pengawasan dalam giat rehabilitasi dan resosialisasi untuk menghindari dampak negatif terhadap situasi Kamtibmas 12). Resosialisasi : Kegiatan memasyarakatkan kembali terhadap warga masyarakat yang dikucilkan dari lingkungan pergaulan, sebagai akibat perbuatan tercela, tindak pidana dan norma sosial yang berlaku 13). Rehabilitasi : Kegiatan memulihkan situasi kondisi dan potensi masyarakat atau warga masyarakat tertentu, setelah mengalami kegoncangan, pencemaran atau perilaku tercela 14). Potensi : Adalah wujud daripada siskamtib swakarsa 15). Pembinaan potensi kemasyarakatan : Adalah suatu usaha dan kegiatan menyelenggarakan potensi masyarakat secara nyata untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat, tentang sadar Kamtibmas sehingga dapat wujudkan Siskamtib swakarsa 16). Ketertiban : Adalah suasana yang teratur, berjalan sesuai norma yang berlaku dan menggairahkan dan senang beraktifitas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

237 17). Organisasi kemasyarakatan : Adalah organisasi yang dibentuk oleh Warga Negara Indonesia secara sukarela, atas dasar kamtibmas, yang dilakukan oleh profesi, fungsi, agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan YME untuk berperan aktif dalam pembangunan guna mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI berdasar Pancasila dan UUD ). Organisasi profesi : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan kerja dan lapangan pengabdian, sifatnya permanen, kerja secara teratur berdasarkan keahlian tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 19). Organisasi sosial : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan minat, kegemaran, bersifat permanen, kerja secara teratur tidak berdasarkan keahlian, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 20). Kelompok masyarakat : Kumpulan orang-orang yang punya kegemaran minat, tujuan sementara, pada umumnya tidak teratur dan terikat AD dan ART 21). Pimpinan masyarakat formal : Orang-orang yang berpengaruh karena memegang jabatan formal, yaitu jabatan Negara, pemerintah /pimpinan Instansi 22). Pimpinan masyarakat tidak formal : Orang-orang tertentu dalam masyarakat yang berpengaruh karena disegani, diteladani, dihormati, karena sifatnya yang luhur atau kemampuan pribadinya, status dan perannya dalam masyarakat c. Tugas pokok fungsi dan peranan pembinaan dan penyuluhan Pembinaan dan penyuluhan merupakan bagian daripada Fungsi Binmas, di bidang bimbingan penyuluhan dengan sasaran Bintibluh : Ornop, Orpem, LSM, Toga, Tomas, Redawan, Saka Bhayangkara, Tosa, Potmas dll 1). Tugas pokok pembinaan dan penyuluhan Mewujudkan kesadaran masyarakat dan sasaran binluh dengan menumbuh kembangkan potensi masyarakat agar jadi Polisi bagi dirinya dan lingkungannya guna meningkatkan kualitas keamanan dan kemampuan masyarakat sendiri 2). Fungsi pembinaan dan penyuluhan a). Memberi penerangan, penyuluhan terhadap individu atau kelompok, secara terus-menerus dan berlanjut, sehingga berubah sikap atau perilaku untuk dirinya dan lingkungannya b). c). Preventif terhadap penyakit masyarakat Merupakan upaya memberi kemampuan agar masyarakat dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sebatas hak dan kewajiban dalam penegakan hukum dan Binkamtib swakarsa

238 d). e). Upaya mencari masukan atas tanggapan pelayanan masyarakat dan problem yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat dalam waktu dan tempat tertentu Memulihkan situasi kejadian dan problem masyarakat, agar berubah seperti kondisi awal, bersama dengan partisipasi masyarakat 3). Peranan pembinaan dan penyuluhan Lakukan bimbingan tehnis dibidang ketertiban masyarakat dan bimbingan penyuluhan kamtibmas secara terus menerus dan berlanjut agar berubah sikap perilaku untuk diri dan lingkungannya d. Pola pembinaan dan penyuluhan 1) Perencanaan a). Rumusan tujuan yaitu yaitu terciptanya kwalitas masyarakat agar memiliki kemampuan secara swadaya atau swakarsa dalam menjaga, memelihara keamanan ketertiban bagi dirinya dan lingkungannya dengan kekuatan yang handal dan mandiri b). c). d). e). f). Rumusan sasaran I). Lingkungan pemukiman 1). Individu atau perorangan atau keluarga 2). Warga, Rt dan Rw 3). Staf dan Kepala desa atau kelurahan 4). Organisasi dilingkungan pemukiman II). Lingkungan kerja 1). Karyawan atau pegawai 2). Pimpinan lingkungan kerja 3). Organisasi di lingkungan kerja III). Lingkungan pendidikan 1). Siswa atau mahasiswa 2). Guru atau dosen atau karyawan 3). Pimpinan lingkungan pendidikan 4). Organisasi lingkungan pendidikan Rumusan anggaran dan sasaran untuk menunjang kegiatan Pembinaan dan penyuluhan, pada setiap event, dengan materi yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti Penyiapan piranti lunak, harus terkait dan relevan dengan Pembinaan penyuluhan kamtibmas Penyiapan kekuatan harus dituangkan dalam bentuk rengiat, harian, Mingguan, Bulanan dan tahunan Pengkoordinasian kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan dengan unsur unsur terkait yang akan diberikan pembinaan dan penyuluhan

239 2). Pelaksanaan a). Pembuatan adminitrasi kelengkapan pembinaan dan penyuluhan seperti :surat perintah tugas, penyusunan materi yang akan disampaiakan, pembuatan absensi kegiatan yang akan di isi oleh sasaran binluh. b). Cara bertindak I). Kordinasi dengan Rt, Rw, Lurah, dan warga masyarakat serta unsur terkait lainnya sasaran binluh. II). Pengambilan dokumentasi kegiatan guna mendukung laporan kegiatan III). Pembuatan laporan hasil kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan dengan menyertakan dokumentasi serta kelengkapan adminitrasi kegiatan lainnya. IV). Melaporkan hasilnya dengan cara berjenjang dimulai dari Kasat, Kapolres dan Kapolda, dalam hal ini Dir Binmas Polda 3). Pengawasan dan pengendalian a). Pengawasan Untuk mejaga agar pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama b). Pengendalian Untuk memelihara arah dan gerak dinamika pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 7. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram

240 8. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Masyarakat ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

241 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP ANGGOTA PEMADAM KEBAKARAN SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

242 KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

243 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP ANGGOTA PEMADAM KEBAKARAN I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. d. Tugas Polri dalam membina Kamtibmas untuk mewujudkan kondisi Kamtibmas yang mantap terkendali dan dinamis saat ini dan di masa mendatang tidaklah semakin ringan. Keberhasilan pembangunan nasional antara lain telah melahirkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap hak-haknya untuk semakin menikmati keamanan dan ketertiban serta ketentraman yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain kesenjangan masalah keterbatasan lapangan kerja telah menjadi faktor korelatif kriminogen (FKK). Demikian pula perubahan lingkungan strategi seperti era globlalisasi yang memunculkan isu demokratisasi, hak azasi manusia serta lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap masyarakat tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Untuk menghadapi tugas yang tidak ringan tersebut Polri perlu mengembangkan profesionalisme dan kemampuan melihat potensi masyarakat yang dapat didayagunakan untuk bersama-sama Polri membina Kamtibmas. Dalam melihat potensi dan selanjutnya secara bersama-sama atau bekerjasama tersebut Polri perlu mengembangkan Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan. Bahwa Binmas sebagai salah satu fungsi Operasional Polri dalam menjamin ketentraman masyarakat dan berhasilnya pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dirumuskan pembinaan ketertiban dan penyuluhan sehingga semua langkah dan upaya yang ditempuh terarah secara berencana, sistematis dan bertahap serta berkesinambungan

244 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan. d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa. 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan. e. Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. f. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. g. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun 2012

245 4. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa II. PELAKSANAAN 6. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram.

246 b. Pengertian - pengertian 1) Pembinaan : Proses membina, untuk menyempurnakan atau perbaikan, agar mendapatkan hasil yang baik 2) Ketertiban : Suasana teratur, sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tumbuh semangat dan gairah kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyuluhan : Memberikan penerangan atau petunjuk agar mendapatkan hasil yang lebih baik 4) Masyarakat : Segenap masyarakat Indonesia baik individu atau kelompok dalam satu wilayah NKRI yang hidup berkembang, memiliki keinginan dan kepentingan berbeda tetapi mempunyai tujuan dan hak yang sama 5) Keamanan : Situasi dan kondisi yang mengandung empat pengertian yaitu : a). Security = rasa bebas dari gangguan fisik/ psikis b). Surety = rasa bebas dari segala kekhawatiran c). Safety = rasa dilindungi dari segala bahaya d). Peace = rasa bebas / damai lahir dan batin 6). Kamtibmas : Situasi dan kondisi yang teratur, bebas dari bahaya takut, sebagai hasil dari pembinaan pemerintah bersama masyarakat secara integral, berlanjut, mutlak harus diciptakan untuk menjamin pemeliharaan dan ketertiban masyarakat dalam hubungannya ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Dengan demikian Kamtibmas sebagai suatu situasi dan kondisi dan citacita yang ada dalam pokok pikiran sebagai berikut : a). Kamtibmas sebagai situasi kondisi secara haqiqi dan mutlak diperlukan oleh masyarakat, untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan ketentraman b). Pembinaan oleh pemerintah bersama masyarakat atas dasar siskamtib swakarsa, dengan Polri sebagai kekuatan inti tetapi sejajar dengan masyarakat c). Polri sebagai inti kekuatan, yang merupakan alat penegakan hukum, yaitu pelaksanaan tugas umum Polri, sebagai pembina ketentraman, pembimbing, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat untuk wujudkan kamtibmas yang stabil dan dinamis d). Dengan semua kegiatan tersebut sebagai upaya pembinaan harus berorientasi dan berdasar Pancasila dan UUD ). Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) : Segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang ada hubungannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian terhadap aparat keamanan dan potensi masyarakat untuk diarahkan sistem keamanan dan ketertiban swakarsa yang stabil dan dinamis

247 8). Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas ) : Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan tehnis terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap norma dan ketentuan hukum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 9). Pembinaan rehabilitasi dan resosislisasi : Upaya kegiatan terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melakukan kegiatan rehabilitasi & resosialisai untuk di tertibkan, awasi dan kendalikan dalam giatnya agar tidak timbul kerawanan dibidang Kamtibmas 10). Pembinaan koordinasi : Kegiatan koordinasi secara terpadu terhadap pelaksanaan rehabilitasi dan resosialisai terhadap penyakit masyarakat, gejolak sosial, dampak negatif dari proyek pembangunan dan tindakan penegakan hukum ketertiban dan pengamanan 11). Pembinaan pengawasan : Kegiatan diarahkan pada system pengawasan dalam giat rehabilitasi dan resosialisasi untuk menghindari dampak negatif terhadap situasi Kamtibmas 12). Resosialisasi : Kegiatan memasyarakatkan kembali terhadap warga masyarakat yang dikucilkan dari lingkungan pergaulan, sebagai akibat perbuatan tercela, tindak pidana dan norma sosial yang berlaku 13). Rehabilitasi : Kegiatan memulihkan situasi kondisi dan potensi masyarakat atau warga masyarakat tertentu, setelah mengalami kegoncangan, pencemaran atau perilaku tercela 14). Potensi : Adalah wujud daripada siskamtib swakarsa 15). Pembinaan potensi kemasyarakatan : Adalah suatu usaha dan kegiatan menyelenggarakan potensi masyarakat secara nyata untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat, tentang sadar Kamtibmas sehingga dapat wujudkan Siskamtib swakarsa 16). Ketertiban : Adalah suasana yang teratur, berjalan sesuai norma yang berlaku dan menggairahkan dan senang beraktifitas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

248 17). Organisasi kemasyarakatan : Adalah organisasi yang dibentuk oleh Warga Negara Indonesia secara sukarela, atas dasar kamtibmas, yang dilakukan oleh profesi, fungsi, agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan YME untuk berperan aktif dalam pembangunan guna mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI berdasar Pancasila dan UUD ). Organisasi profesi : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan kerja dan lapangan pengabdian, sifatnya permanen, kerja secara teratur berdasarkan keahlian tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 19). Organisasi sosial : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan minat, kegemaran, bersifat permanen, kerja secara teratur tidak berdasarkan keahlian, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 20). Kelompok masyarakat : Kumpulan orang-orang yang punya kegemaran minat, tujuan sementara, pada umumnya tidak teratur dan terikat AD dan ART 21). Pimpinan masyarakat formal : Orang-orang yang berpengaruh karena memegang jabatan formal, yaitu jabatan Negara, pemerintah /pimpinan Instansi 22). Pimpinan masyarakat tidak formal : Orang-orang tertentu dalam masyarakat yang berpengaruh karena disegani, diteladani, dihormati, karena sifatnya yang luhur atau kemampuan pribadinya, status dan perannya dalam masyarakat c. Tugas pokok fungsi dan peranan pembinaan dan penyuluhan Pembinaan dan penyuluhan merupakan bagian daripada Fungsi Binmas, di bidang bimbingan penyuluhan dengan sasaran Bintibluh : Ornop, Orpem, LSM, Toga, Tomas, Redawan, Saka Bhayangkara, Tosa, Potmas dll 1). Tugas pokok pembinaan dan penyuluhan Mewujudkan kesadaran masyarakat dan sasaran binluh dengan menumbuh kembangkan potensi masyarakat agar jadi Polisi bagi dirinya dan lingkungannya guna meningkatkan kualitas keamanan dan kemampuan masyarakat sendiri 2). Fungsi pembinaan dan penyuluhan a). Memberi penerangan, penyuluhan terhadap individu atau kelompok, secara terus-menerus dan berlanjut, sehingga berubah sikap atau perilaku untuk dirinya dan lingkungannya b). c). Preventif terhadap penyakit masyarakat Merupakan upaya memberi kemampuan agar masyarakat dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sebatas hak dan kewajiban dalam penegakan hukum dan Binkamtib swakarsa

249 d). e). Upaya mencari masukan atas tanggapan pelayanan masyarakat dan problem yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat dalam waktu dan tempat tertentu Memulihkan situasi kejadian dan problem masyarakat, agar berubah seperti kondisi awal, bersama dengan partisipasi masyarakat 3). Peranan pembinaan dan penyuluhan Lakukan bimbingan tehnis dibidang ketertiban masyarakat dan bimbingan penyuluhan kamtibmas secara terus menerus dan berlanjut agar berubah sikap perilaku untuk diri dan lingkungannya d. Pola pembinaan dan penyuluhan 1) Perencanaan a). Rumusan tujuan yaitu yaitu terciptanya kwalitas masyarakat agar memiliki kemampuan secara swadaya atau swakarsa dalam menjaga, memelihara keamanan ketertiban bagi dirinya dan lingkungannya dengan kekuatan yang handal dan mandiri b). c). d). e). f). Rumusan sasaran I). Lingkungan pemukiman 1). Individu atau perorangan atau keluarga 2). Warga, Rt dan Rw 3). Staf dan Kepala desa atau kelurahan 4). Organisasi dilingkungan pemukiman II). Lingkungan kerja 1). Karyawan atau pegawai 2). Pimpinan lingkungan kerja 3). Organisasi di lingkungan kerja III). Lingkungan pendidikan 1). Siswa atau mahasiswa 2). Guru atau dosen atau karyawan 3). Pimpinan lingkungan pendidikan 4). Organisasi lingkungan pendidikan Rumusan anggaran dan sasaran untuk menunjang kegiatan Pembinaan dan penyuluhan, pada setiap event, dengan materi yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti Penyiapan piranti lunak, harus terkait dan relevan dengan Pembinaan penyuluhan kamtibmas Penyiapan kekuatan harus dituangkan dalam bentuk rengiat, harian, Mingguan, Bulanan dan tahunan Pengkoordinasian kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan dengan unsur unsur terkait yang akan diberikan pembinaan dan penyuluhan

250 2). Pelaksanaan a). Pembuatan adminitrasi kelengkapan pembinaan dan penyuluhan seperti :surat perintah tugas, penyusunan materi yang akan disampaiakan, pembuatan absensi kegiatan yang akan di isi oleh sasaran binluh. b). Cara bertindak I). Kordinasi dengan Rt, Rw, Lurah, dan warga masyarakat serta unsur terkait lainnya sasaran binluh. II). Pengambilan dokumentasi kegiatan guna mendukung laporan kegiatan III). Pembuatan laporan hasil kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan dengan menyertakan dokumentasi serta kelengkapan adminitrasi kegiatan lainnya. IV). Melaporkan hasilnya dengan cara berjenjang dimulai dari Kasat, Kapolres dan Kapolda, dalam hal ini Dir Binmas Polda 3). Pengawasan dan pengendalian a). Pengawasan Untuk mejaga agar pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama b). Pengendalian Untuk memelihara arah dan gerak dinamika pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 7. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram

251 8. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Masyarakat ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

252 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP PENGUSAHA / KELOMPOK USAHA SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

253 KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

254 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP PENGUSAHA / KELOMPOK USAHA I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. d. Tugas Polri dalam membina Kamtibmas untuk mewujudkan kondisi Kamtibmas yang mantap terkendali dan dinamis saat ini dan di masa mendatang tidaklah semakin ringan. Keberhasilan pembangunan nasional antara lain telah melahirkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap hak-haknya untuk semakin menikmati keamanan dan ketertiban serta ketentraman yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain kesenjangan masalah keterbatasan lapangan kerja telah menjadi faktor korelatif kriminogen (FKK). Demikian pula perubahan lingkungan strategi seperti era globlalisasi yang memunculkan isu demokratisasi, hak azasi manusia serta lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap masyarakat tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Untuk menghadapi tugas yang tidak ringan tersebut Polri perlu mengembangkan profesionalisme dan kemampuan melihat potensi masyarakat yang dapat didayagunakan untuk bersama-sama Polri membina Kamtibmas. Dalam melihat potensi dan selanjutnya secara bersama-sama atau bekerjasama tersebut Polri perlu mengembangkan Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan. Bahwa Binmas sebagai salah satu fungsi Operasional Polri dalam menjamin ketentraman masyarakat dan berhasilnya pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dirumuskan pembinaan ketertiban dan penyuluhan sehingga semua langkah dan upaya yang ditempuh terarah secara berencana, sistematis dan bertahap serta berkesinambungan

255 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan. d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa. 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan. e. Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. f. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. g. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun 2012

256 4. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa II. PELAKSANAAN 6. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram.

257 b. Pengertian - pengertian 1) Pembinaan : Proses membina, untuk menyempurnakan atau perbaikan, agar mendapatkan hasil yang baik 2) Ketertiban : Suasana teratur, sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tumbuh semangat dan gairah kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyuluhan : Memberikan penerangan atau petunjuk agar mendapatkan hasil yang lebih baik 4) Masyarakat : Segenap masyarakat Indonesia baik individu atau kelompok dalam satu wilayah NKRI yang hidup berkembang, memiliki keinginan dan kepentingan berbeda tetapi mempunyai tujuan dan hak yang sama 5) Keamanan : Situasi dan kondisi yang mengandung empat pengertian yaitu : a). Security = rasa bebas dari gangguan fisik/ psikis b). Surety = rasa bebas dari segala kekhawatiran c). Safety = rasa dilindungi dari segala bahaya d). Peace = rasa bebas / damai lahir dan batin 6). Kamtibmas : Situasi dan kondisi yang teratur, bebas dari bahaya takut, sebagai hasil dari pembinaan pemerintah bersama masyarakat secara integral, berlanjut, mutlak harus diciptakan untuk menjamin pemeliharaan dan ketertiban masyarakat dalam hubungannya ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Dengan demikian Kamtibmas sebagai suatu situasi dan kondisi dan citacita yang ada dalam pokok pikiran sebagai berikut : a). Kamtibmas sebagai situasi kondisi secara haqiqi dan mutlak diperlukan oleh masyarakat, untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan ketentraman b). Pembinaan oleh pemerintah bersama masyarakat atas dasar siskamtib swakarsa, dengan Polri sebagai kekuatan inti tetapi sejajar dengan masyarakat c). Polri sebagai inti kekuatan, yang merupakan alat penegakan hukum, yaitu pelaksanaan tugas umum Polri, sebagai pembina ketentraman, pembimbing, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat untuk wujudkan kamtibmas yang stabil dan dinamis d). Dengan semua kegiatan tersebut sebagai upaya pembinaan harus berorientasi dan berdasar Pancasila dan UUD ). Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) : Segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang ada hubungannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian terhadap aparat keamanan dan potensi masyarakat untuk diarahkan sistem keamanan dan ketertiban swakarsa yang stabil dan dinamis

258 8). Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas ) : Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan tehnis terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap norma dan ketentuan hukum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 9). Pembinaan rehabilitasi dan resosislisasi : Upaya kegiatan terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melakukan kegiatan rehabilitasi & resosialisai untuk di tertibkan, awasi dan kendalikan dalam giatnya agar tidak timbul kerawanan dibidang Kamtibmas 10). Pembinaan koordinasi : Kegiatan koordinasi secara terpadu terhadap pelaksanaan rehabilitasi dan resosialisai terhadap penyakit masyarakat, gejolak sosial, dampak negatif dari proyek pembangunan dan tindakan penegakan hukum ketertiban dan pengamanan 11). Pembinaan pengawasan : Kegiatan diarahkan pada system pengawasan dalam giat rehabilitasi dan resosialisasi untuk menghindari dampak negatif terhadap situasi Kamtibmas 12). Resosialisasi : Kegiatan memasyarakatkan kembali terhadap warga masyarakat yang dikucilkan dari lingkungan pergaulan, sebagai akibat perbuatan tercela, tindak pidana dan norma sosial yang berlaku 13). Rehabilitasi : Kegiatan memulihkan situasi kondisi dan potensi masyarakat atau warga masyarakat tertentu, setelah mengalami kegoncangan, pencemaran atau perilaku tercela 14). Potensi : Adalah wujud daripada siskamtib swakarsa 15). Pembinaan potensi kemasyarakatan : Adalah suatu usaha dan kegiatan menyelenggarakan potensi masyarakat secara nyata untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat, tentang sadar Kamtibmas sehingga dapat wujudkan Siskamtib swakarsa 16). Ketertiban : Adalah suasana yang teratur, berjalan sesuai norma yang berlaku dan menggairahkan dan senang beraktifitas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

259 17). Organisasi kemasyarakatan : Adalah organisasi yang dibentuk oleh Warga Negara Indonesia secara sukarela, atas dasar kamtibmas, yang dilakukan oleh profesi, fungsi, agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan YME untuk berperan aktif dalam pembangunan guna mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI berdasar Pancasila dan UUD ). Organisasi profesi : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan kerja dan lapangan pengabdian, sifatnya permanen, kerja secara teratur berdasarkan keahlian tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 19). Organisasi sosial : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan minat, kegemaran, bersifat permanen, kerja secara teratur tidak berdasarkan keahlian, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 20). Kelompok masyarakat : Kumpulan orang-orang yang punya kegemaran minat, tujuan sementara, pada umumnya tidak teratur dan terikat AD dan ART 21). Pimpinan masyarakat formal : Orang-orang yang berpengaruh karena memegang jabatan formal, yaitu jabatan Negara, pemerintah /pimpinan Instansi 22). Pimpinan masyarakat tidak formal : Orang-orang tertentu dalam masyarakat yang berpengaruh karena disegani, diteladani, dihormati, karena sifatnya yang luhur atau kemampuan pribadinya, status dan perannya dalam masyarakat c. Tugas pokok fungsi dan peranan pembinaan dan penyuluhan Pembinaan dan penyuluhan merupakan bagian daripada Fungsi Binmas, di bidang bimbingan penyuluhan dengan sasaran Bintibluh : Ornop, Orpem, LSM, Toga, Tomas, Redawan, Saka Bhayangkara, Tosa, Potmas dll 1). Tugas pokok pembinaan dan penyuluhan Mewujudkan kesadaran masyarakat dan sasaran binluh dengan menumbuh kembangkan potensi masyarakat agar jadi Polisi bagi dirinya dan lingkungannya guna meningkatkan kualitas keamanan dan kemampuan masyarakat sendiri 2). Fungsi pembinaan dan penyuluhan a). Memberi penerangan, penyuluhan terhadap individu atau kelompok, secara terus-menerus dan berlanjut, sehingga berubah sikap atau perilaku untuk dirinya dan lingkungannya b). c). Preventif terhadap penyakit masyarakat Merupakan upaya memberi kemampuan agar masyarakat dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sebatas hak dan kewajiban dalam penegakan hukum dan Binkamtib swakarsa

260 d). e). Upaya mencari masukan atas tanggapan pelayanan masyarakat dan problem yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat dalam waktu dan tempat tertentu Memulihkan situasi kejadian dan problem masyarakat, agar berubah seperti kondisi awal, bersama dengan partisipasi masyarakat 3). Peranan pembinaan dan penyuluhan Lakukan bimbingan tehnis dibidang ketertiban masyarakat dan bimbingan penyuluhan kamtibmas secara terus menerus dan berlanjut agar berubah sikap perilaku untuk diri dan lingkungannya d. Pola pembinaan dan penyuluhan 1) Perencanaan a). Rumusan tujuan yaitu yaitu terciptanya kwalitas masyarakat agar memiliki kemampuan secara swadaya atau swakarsa dalam menjaga, memelihara keamanan ketertiban bagi dirinya dan lingkungannya dengan kekuatan yang handal dan mandiri b). c). d). e). f). Rumusan sasaran I). Lingkungan pemukiman 1). Individu atau perorangan atau keluarga 2). Warga, Rt dan Rw 3). Staf dan Kepala desa atau kelurahan 4). Organisasi dilingkungan pemukiman II). Lingkungan kerja 1). Karyawan atau pegawai 2). Pimpinan lingkungan kerja 3). Organisasi di lingkungan kerja III). Lingkungan pendidikan 1). Siswa atau mahasiswa 2). Guru atau dosen atau karyawan 3). Pimpinan lingkungan pendidikan 4). Organisasi lingkungan pendidikan Rumusan anggaran dan sasaran untuk menunjang kegiatan Pembinaan dan penyuluhan, pada setiap event, dengan materi yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti Penyiapan piranti lunak, harus terkait dan relevan dengan Pembinaan penyuluhan kamtibmas Penyiapan kekuatan harus dituangkan dalam bentuk rengiat, harian, Mingguan, Bulanan dan tahunan Pengkoordinasian kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan dengan unsur unsur terkait yang akan diberikan pembinaan dan penyuluhan

261 2). Pelaksanaan a). Pembuatan adminitrasi kelengkapan pembinaan dan penyuluhan seperti :surat perintah tugas, penyusunan materi yang akan disampaiakan, pembuatan absensi kegiatan yang akan di isi oleh sasaran binluh. b). Cara bertindak I). Kordinasi dengan Rt, Rw, Lurah, dan warga masyarakat serta unsur terkait lainnya sasaran binluh. II). Pengambilan dokumentasi kegiatan guna mendukung laporan kegiatan III). Pembuatan laporan hasil kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan dengan menyertakan dokumentasi serta kelengkapan adminitrasi kegiatan lainnya. IV). Melaporkan hasilnya dengan cara berjenjang dimulai dari Kasat, Kapolres dan Kapolda, dalam hal ini Dir Binmas Polda 3). Pengawasan dan pengendalian a). Pengawasan Untuk mejaga agar pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama b). Pengendalian Untuk memelihara arah dan gerak dinamika pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 7. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram

262 8. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Masyarakat ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

263 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP POS KAMLING SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

264 KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

265 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP POS KAMLING I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. d. Tugas Polri dalam membina Kamtibmas untuk mewujudkan kondisi Kamtibmas yang mantap terkendali dan dinamis saat ini dan di masa mendatang tidaklah semakin ringan. Keberhasilan pembangunan nasional antara lain telah melahirkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap hak-haknya untuk semakin menikmati keamanan dan ketertiban serta ketentraman yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain kesenjangan masalah keterbatasan lapangan kerja telah menjadi faktor korelatif kriminogen (FKK). Demikian pula perubahan lingkungan strategi seperti era globlalisasi yang memunculkan isu demokratisasi, hak azasi manusia serta lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap masyarakat tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Untuk menghadapi tugas yang tidak ringan tersebut Polri perlu mengembangkan profesionalisme dan kemampuan melihat potensi masyarakat yang dapat didayagunakan untuk bersama-sama Polri membina Kamtibmas. Dalam melihat potensi dan selanjutnya secara bersama-sama atau bekerjasama tersebut Polri perlu mengembangkan Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan. Bahwa Binmas sebagai salah satu fungsi Operasional Polri dalam menjamin ketentraman masyarakat dan berhasilnya pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dirumuskan pembinaan ketertiban dan penyuluhan sehingga semua langkah dan upaya yang ditempuh terarah secara berencana, sistematis dan bertahap serta berkesinambungan

266 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan. d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa. 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan. e. Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. f. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. g. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun 2012

267 4. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa II. PELAKSANAAN 6. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram.

268 b. Pengertian - pengertian 1) Pembinaan : Proses membina, untuk menyempurnakan atau perbaikan, agar mendapatkan hasil yang baik 2) Ketertiban : Suasana teratur, sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tumbuh semangat dan gairah kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyuluhan : Memberikan penerangan atau petunjuk agar mendapatkan hasil yang lebih baik 4) Masyarakat : Segenap masyarakat Indonesia baik individu atau kelompok dalam satu wilayah NKRI yang hidup berkembang, memiliki keinginan dan kepentingan berbeda tetapi mempunyai tujuan dan hak yang sama 5) Keamanan : Situasi dan kondisi yang mengandung empat pengertian yaitu : a). Security = rasa bebas dari gangguan fisik/ psikis b). Surety = rasa bebas dari segala kekhawatiran c). Safety = rasa dilindungi dari segala bahaya d). Peace = rasa bebas / damai lahir dan batin 6). Kamtibmas : Situasi dan kondisi yang teratur, bebas dari bahaya takut, sebagai hasil dari pembinaan pemerintah bersama masyarakat secara integral, berlanjut, mutlak harus diciptakan untuk menjamin pemeliharaan dan ketertiban masyarakat dalam hubungannya ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Dengan demikian Kamtibmas sebagai suatu situasi dan kondisi dan citacita yang ada dalam pokok pikiran sebagai berikut : a). Kamtibmas sebagai situasi kondisi secara haqiqi dan mutlak diperlukan oleh masyarakat, untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan ketentraman b). Pembinaan oleh pemerintah bersama masyarakat atas dasar siskamtib swakarsa, dengan Polri sebagai kekuatan inti tetapi sejajar dengan masyarakat c). Polri sebagai inti kekuatan, yang merupakan alat penegakan hukum, yaitu pelaksanaan tugas umum Polri, sebagai pembina ketentraman, pembimbing, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat untuk wujudkan kamtibmas yang stabil dan dinamis d). Dengan semua kegiatan tersebut sebagai upaya pembinaan harus berorientasi dan berdasar Pancasila dan UUD ). Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) : Segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang ada hubungannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian terhadap aparat keamanan dan potensi masyarakat untuk diarahkan sistem keamanan dan ketertiban swakarsa yang stabil dan dinamis

269 8). Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas ) : Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan tehnis terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap norma dan ketentuan hukum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 9). Pembinaan rehabilitasi dan resosislisasi : Upaya kegiatan terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melakukan kegiatan rehabilitasi & resosialisai untuk di tertibkan, awasi dan kendalikan dalam giatnya agar tidak timbul kerawanan dibidang Kamtibmas 10). Pembinaan koordinasi : Kegiatan koordinasi secara terpadu terhadap pelaksanaan rehabilitasi dan resosialisai terhadap penyakit masyarakat, gejolak sosial, dampak negatif dari proyek pembangunan dan tindakan penegakan hukum ketertiban dan pengamanan 11). Pembinaan pengawasan : Kegiatan diarahkan pada system pengawasan dalam giat rehabilitasi dan resosialisasi untuk menghindari dampak negatif terhadap situasi Kamtibmas 12). Resosialisasi : Kegiatan memasyarakatkan kembali terhadap warga masyarakat yang dikucilkan dari lingkungan pergaulan, sebagai akibat perbuatan tercela, tindak pidana dan norma sosial yang berlaku 13). Rehabilitasi : Kegiatan memulihkan situasi kondisi dan potensi masyarakat atau warga masyarakat tertentu, setelah mengalami kegoncangan, pencemaran atau perilaku tercela 14). Potensi : Adalah wujud daripada siskamtib swakarsa 15). Pembinaan potensi kemasyarakatan : Adalah suatu usaha dan kegiatan menyelenggarakan potensi masyarakat secara nyata untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat, tentang sadar Kamtibmas sehingga dapat wujudkan Siskamtib swakarsa 16). Ketertiban : Adalah suasana yang teratur, berjalan sesuai norma yang berlaku dan menggairahkan dan senang beraktifitas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

270 17). Organisasi kemasyarakatan : Adalah organisasi yang dibentuk oleh Warga Negara Indonesia secara sukarela, atas dasar kamtibmas, yang dilakukan oleh profesi, fungsi, agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan YME untuk berperan aktif dalam pembangunan guna mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI berdasar Pancasila dan UUD ). Organisasi profesi : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan kerja dan lapangan pengabdian, sifatnya permanen, kerja secara teratur berdasarkan keahlian tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 19). Organisasi sosial : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan minat, kegemaran, bersifat permanen, kerja secara teratur tidak berdasarkan keahlian, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 20). Kelompok masyarakat : Kumpulan orang-orang yang punya kegemaran minat, tujuan sementara, pada umumnya tidak teratur dan terikat AD dan ART 21). Pimpinan masyarakat formal : Orang-orang yang berpengaruh karena memegang jabatan formal, yaitu jabatan Negara, pemerintah /pimpinan Instansi 22). Pimpinan masyarakat tidak formal : Orang-orang tertentu dalam masyarakat yang berpengaruh karena disegani, diteladani, dihormati, karena sifatnya yang luhur atau kemampuan pribadinya, status dan perannya dalam masyarakat c. Tugas pokok fungsi dan peranan pembinaan dan penyuluhan Pembinaan dan penyuluhan merupakan bagian daripada Fungsi Binmas, di bidang bimbingan penyuluhan dengan sasaran Bintibluh : Ornop, Orpem, LSM, Toga, Tomas, Redawan, Saka Bhayangkara, Tosa, Potmas dll 1). Tugas pokok pembinaan dan penyuluhan Mewujudkan kesadaran masyarakat dan sasaran binluh dengan menumbuh kembangkan potensi masyarakat agar jadi Polisi bagi dirinya dan lingkungannya guna meningkatkan kualitas keamanan dan kemampuan masyarakat sendiri 2). Fungsi pembinaan dan penyuluhan a). Memberi penerangan, penyuluhan terhadap individu atau kelompok, secara terus-menerus dan berlanjut, sehingga berubah sikap atau perilaku untuk dirinya dan lingkungannya b). c). Preventif terhadap penyakit masyarakat Merupakan upaya memberi kemampuan agar masyarakat dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sebatas hak dan kewajiban dalam penegakan hukum dan Binkamtib swakarsa

271 d). e). Upaya mencari masukan atas tanggapan pelayanan masyarakat dan problem yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat dalam waktu dan tempat tertentu Memulihkan situasi kejadian dan problem masyarakat, agar berubah seperti kondisi awal, bersama dengan partisipasi masyarakat 3). Peranan pembinaan dan penyuluhan Lakukan bimbingan tehnis dibidang ketertiban masyarakat dan bimbingan penyuluhan kamtibmas secara terus menerus dan berlanjut agar berubah sikap perilaku untuk diri dan lingkungannya d. Pola pembinaan dan penyuluhan 1) Perencanaan a). Rumusan tujuan yaitu yaitu terciptanya kwalitas masyarakat agar memiliki kemampuan secara swadaya atau swakarsa dalam menjaga, memelihara keamanan ketertiban bagi dirinya dan lingkungannya dengan kekuatan yang handal dan mandiri b). c). d). e). f). Rumusan sasaran I). Lingkungan pemukiman 1). Individu atau perorangan atau keluarga 2). Warga, Rt dan Rw 3). Staf dan Kepala desa atau kelurahan 4). Organisasi dilingkungan pemukiman II). Lingkungan kerja 1). Karyawan atau pegawai 2). Pimpinan lingkungan kerja 3). Organisasi di lingkungan kerja III). Lingkungan pendidikan 1). Siswa atau mahasiswa 2). Guru atau dosen atau karyawan 3). Pimpinan lingkungan pendidikan 4). Organisasi lingkungan pendidikan Rumusan anggaran dan sasaran untuk menunjang kegiatan Pembinaan dan penyuluhan, pada setiap event, dengan materi yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti Penyiapan piranti lunak, harus terkait dan relevan dengan Pembinaan penyuluhan kamtibmas Penyiapan kekuatan harus dituangkan dalam bentuk rengiat, harian, Mingguan, Bulanan dan tahunan Pengkoordinasian kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan dengan unsur unsur terkait yang akan diberikan pembinaan dan penyuluhan

272 2). Pelaksanaan a). Pembuatan adminitrasi kelengkapan pembinaan dan penyuluhan seperti :surat perintah tugas, penyusunan materi yang akan disampaiakan, pembuatan absensi kegiatan yang akan di isi oleh sasaran binluh. b). Cara bertindak I). Kordinasi dengan Rt, Rw, Lurah, dan warga masyarakat serta unsur terkait lainnya sasaran binluh. II). Pengambilan dokumentasi kegiatan guna mendukung laporan kegiatan III). Pembuatan laporan hasil kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan dengan menyertakan dokumentasi serta kelengkapan adminitrasi kegiatan lainnya. IV). Melaporkan hasilnya dengan cara berjenjang dimulai dari Kasat, Kapolres dan Kapolda, dalam hal ini Dir Binmas Polda 3). Pengawasan dan pengendalian a). Pengawasan Untuk mejaga agar pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama b). Pengendalian Untuk memelihara arah dan gerak dinamika pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 7. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram

273 8. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Masyarakat ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

274 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP ANGGOTA SAT POL PP SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

275 KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

276 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP ANGGOTA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. d. Tugas Polri dalam membina Kamtibmas untuk mewujudkan kondisi Kamtibmas yang mantap terkendali dan dinamis saat ini dan di masa mendatang tidaklah semakin ringan. Keberhasilan pembangunan nasional antara lain telah melahirkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap hak-haknya untuk semakin menikmati keamanan dan ketertiban serta ketentraman yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain kesenjangan masalah keterbatasan lapangan kerja telah menjadi faktor korelatif kriminogen (FKK). Demikian pula perubahan lingkungan strategi seperti era globlalisasi yang memunculkan isu demokratisasi, hak azasi manusia serta lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap masyarakat tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Untuk menghadapi tugas yang tidak ringan tersebut Polri perlu mengembangkan profesionalisme dan kemampuan melihat potensi masyarakat yang dapat didayagunakan untuk bersama-sama Polri membina Kamtibmas. Dalam melihat potensi dan selanjutnya secara bersama-sama atau bekerjasama tersebut Polri perlu mengembangkan Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan. Bahwa Binmas sebagai salah satu fungsi Operasional Polri dalam menjamin ketentraman masyarakat dan berhasilnya pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dirumuskan pembinaan ketertiban dan penyuluhan sehingga semua langkah dan upaya yang ditempuh terarah secara berencana, sistematis dan bertahap serta berkesinambungan

277 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan. d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa. 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan. e. Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. f. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. g. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun 2012

278 4. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa II. PELAKSANAAN 6. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram.

279 b. Pengertian - pengertian 1) Pembinaan : Proses membina, untuk menyempurnakan atau perbaikan, agar mendapatkan hasil yang baik 2) Ketertiban : Suasana teratur, sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tumbuh semangat dan gairah kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyuluhan : Memberikan penerangan atau petunjuk agar mendapatkan hasil yang lebih baik 4) Masyarakat : Segenap masyarakat Indonesia baik individu atau kelompok dalam satu wilayah NKRI yang hidup berkembang, memiliki keinginan dan kepentingan berbeda tetapi mempunyai tujuan dan hak yang sama 5) Keamanan : Situasi dan kondisi yang mengandung empat pengertian yaitu : a). Security = rasa bebas dari gangguan fisik/ psikis b). Surety = rasa bebas dari segala kekhawatiran c). Safety = rasa dilindungi dari segala bahaya d). Peace = rasa bebas / damai lahir dan batin 6). Kamtibmas : Situasi dan kondisi yang teratur, bebas dari bahaya takut, sebagai hasil dari pembinaan pemerintah bersama masyarakat secara integral, berlanjut, mutlak harus diciptakan untuk menjamin pemeliharaan dan ketertiban masyarakat dalam hubungannya ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Dengan demikian Kamtibmas sebagai suatu situasi dan kondisi dan citacita yang ada dalam pokok pikiran sebagai berikut : a). Kamtibmas sebagai situasi kondisi secara haqiqi dan mutlak diperlukan oleh masyarakat, untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan ketentraman b). Pembinaan oleh pemerintah bersama masyarakat atas dasar siskamtib swakarsa, dengan Polri sebagai kekuatan inti tetapi sejajar dengan masyarakat c). Polri sebagai inti kekuatan, yang merupakan alat penegakan hukum, yaitu pelaksanaan tugas umum Polri, sebagai pembina ketentraman, pembimbing, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat untuk wujudkan kamtibmas yang stabil dan dinamis d). Dengan semua kegiatan tersebut sebagai upaya pembinaan harus berorientasi dan berdasar Pancasila dan UUD ). Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) : Segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang ada hubungannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian terhadap aparat keamanan dan potensi masyarakat untuk diarahkan sistem keamanan dan ketertiban swakarsa yang stabil dan dinamis

280 8). Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas ) : Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan tehnis terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap norma dan ketentuan hukum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 9). Pembinaan rehabilitasi dan resosislisasi : Upaya kegiatan terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melakukan kegiatan rehabilitasi & resosialisai untuk di tertibkan, awasi dan kendalikan dalam giatnya agar tidak timbul kerawanan dibidang Kamtibmas 10). Pembinaan koordinasi : Kegiatan koordinasi secara terpadu terhadap pelaksanaan rehabilitasi dan resosialisai terhadap penyakit masyarakat, gejolak sosial, dampak negatif dari proyek pembangunan dan tindakan penegakan hukum ketertiban dan pengamanan 11). Pembinaan pengawasan : Kegiatan diarahkan pada system pengawasan dalam giat rehabilitasi dan resosialisasi untuk menghindari dampak negatif terhadap situasi Kamtibmas 12). Resosialisasi : Kegiatan memasyarakatkan kembali terhadap warga masyarakat yang dikucilkan dari lingkungan pergaulan, sebagai akibat perbuatan tercela, tindak pidana dan norma sosial yang berlaku 13). Rehabilitasi : Kegiatan memulihkan situasi kondisi dan potensi masyarakat atau warga masyarakat tertentu, setelah mengalami kegoncangan, pencemaran atau perilaku tercela 14). Potensi : Adalah wujud daripada siskamtib swakarsa 15). Pembinaan potensi kemasyarakatan : Adalah suatu usaha dan kegiatan menyelenggarakan potensi masyarakat secara nyata untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat, tentang sadar Kamtibmas sehingga dapat wujudkan Siskamtib swakarsa 16). Ketertiban : Adalah suasana yang teratur, berjalan sesuai norma yang berlaku dan menggairahkan dan senang beraktifitas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

281 17). Organisasi kemasyarakatan : Adalah organisasi yang dibentuk oleh Warga Negara Indonesia secara sukarela, atas dasar kamtibmas, yang dilakukan oleh profesi, fungsi, agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan YME untuk berperan aktif dalam pembangunan guna mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI berdasar Pancasila dan UUD ). Organisasi profesi : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan kerja dan lapangan pengabdian, sifatnya permanen, kerja secara teratur berdasarkan keahlian tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 19). Organisasi sosial : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan minat, kegemaran, bersifat permanen, kerja secara teratur tidak berdasarkan keahlian, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 20). Kelompok masyarakat : Kumpulan orang-orang yang punya kegemaran minat, tujuan sementara, pada umumnya tidak teratur dan terikat AD dan ART 21). Pimpinan masyarakat formal : Orang-orang yang berpengaruh karena memegang jabatan formal, yaitu jabatan Negara, pemerintah /pimpinan Instansi 22). Pimpinan masyarakat tidak formal : Orang-orang tertentu dalam masyarakat yang berpengaruh karena disegani, diteladani, dihormati, karena sifatnya yang luhur atau kemampuan pribadinya, status dan perannya dalam masyarakat c. Tugas pokok fungsi dan peranan pembinaan dan penyuluhan Pembinaan dan penyuluhan merupakan bagian daripada Fungsi Binmas, di bidang bimbingan penyuluhan dengan sasaran Bintibluh : Ornop, Orpem, LSM, Toga, Tomas, Redawan, Saka Bhayangkara, Tosa, Potmas dll 1). Tugas pokok pembinaan dan penyuluhan Mewujudkan kesadaran masyarakat dan sasaran binluh dengan menumbuh kembangkan potensi masyarakat agar jadi Polisi bagi dirinya dan lingkungannya guna meningkatkan kualitas keamanan dan kemampuan masyarakat sendiri 2). Fungsi pembinaan dan penyuluhan a). Memberi penerangan, penyuluhan terhadap individu atau kelompok, secara terus-menerus dan berlanjut, sehingga berubah sikap atau perilaku untuk dirinya dan lingkungannya b). c). Preventif terhadap penyakit masyarakat Merupakan upaya memberi kemampuan agar masyarakat dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sebatas hak dan kewajiban dalam penegakan hukum dan Binkamtib swakarsa

282 d). e). Upaya mencari masukan atas tanggapan pelayanan masyarakat dan problem yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat dalam waktu dan tempat tertentu Memulihkan situasi kejadian dan problem masyarakat, agar berubah seperti kondisi awal, bersama dengan partisipasi masyarakat 3). Peranan pembinaan dan penyuluhan Lakukan bimbingan tehnis dibidang ketertiban masyarakat dan bimbingan penyuluhan kamtibmas secara terus menerus dan berlanjut agar berubah sikap perilaku untuk diri dan lingkungannya d. Pola pembinaan dan penyuluhan 1) Perencanaan a). Rumusan tujuan yaitu yaitu terciptanya kwalitas masyarakat agar memiliki kemampuan secara swadaya atau swakarsa dalam menjaga, memelihara keamanan ketertiban bagi dirinya dan lingkungannya dengan kekuatan yang handal dan mandiri b). c). d). e). f). Rumusan sasaran I). Lingkungan pemukiman 1). Individu atau perorangan atau keluarga 2). Warga, Rt dan Rw 3). Staf dan Kepala desa atau kelurahan 4). Organisasi dilingkungan pemukiman II). Lingkungan kerja 1). Karyawan atau pegawai 2). Pimpinan lingkungan kerja 3). Organisasi di lingkungan kerja III). Lingkungan pendidikan 1). Siswa atau mahasiswa 2). Guru atau dosen atau karyawan 3). Pimpinan lingkungan pendidikan 4). Organisasi lingkungan pendidikan Rumusan anggaran dan sasaran untuk menunjang kegiatan Pembinaan dan penyuluhan, pada setiap event, dengan materi yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti Penyiapan piranti lunak, harus terkait dan relevan dengan Pembinaan penyuluhan kamtibmas Penyiapan kekuatan harus dituangkan dalam bentuk rengiat, harian, Mingguan, Bulanan dan tahunan Pengkoordinasian kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan dengan unsur unsur terkait yang akan diberikan pembinaan dan penyuluhan

283 2). Pelaksanaan a). Pembuatan adminitrasi kelengkapan pembinaan dan penyuluhan seperti :surat perintah tugas, penyusunan materi yang akan disampaiakan, pembuatan absensi kegiatan yang akan di isi oleh sasaran binluh. b). Cara bertindak I). Kordinasi dengan Rt, Rw, Lurah, dan warga masyarakat serta unsur terkait lainnya sasaran binluh. II). Pengambilan dokumentasi kegiatan guna mendukung laporan kegiatan III). Pembuatan laporan hasil kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan dengan menyertakan dokumentasi serta kelengkapan adminitrasi kegiatan lainnya. IV). Melaporkan hasilnya dengan cara berjenjang dimulai dari Kasat, Kapolres dan Kapolda, dalam hal ini Dir Binmas Polda 3). Pengawasan dan pengendalian a). Pengawasan Untuk mejaga agar pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama b). Pengendalian Untuk memelihara arah dan gerak dinamika pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 7. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram

284 8. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Masyarakat ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

285 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP TOGA, TODA DAN TOMAS SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

286 KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat terhadap Polri (Trust Building) sudah tumbuh dengan baik. Namun demikian masih perlu peningkatan kinerja Polri khususnya yang langsung dapat dirasakan masyarakat sehingga Polri semakin dipercaya masyarakat. Sebagai tindak lanjut perubahan ditubuh Polri baik struktural, instrumental dan kultural, pada sasaran Trust Building / membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri, maka diluncurkan instruksi Pimpinan Polri dengan Program Akselerasi Transformasi Polri dan program Quick Wins untuk kecepatan merespon laporan dari masyarakat dengan upaya preemtif melalui Bhabinkamtibmas. Adapun bentuk penjabaran strategis Polres Mataram menetapkan standar operasional prosedur Binmas yang telah disusun naskah / buku panduan untuk dilaksanakan oleh seluruh personil Sat Binmas Polres maupun jajarannya. Demikian buku ini disusun selanjutnya untuk dipedomani dan dilaksanakan serta saya berharap kepada setiap personil Sat Binmas Polres Mataram dan Bhabinkamtibmas jajaran Polres Mataram dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan pimpinan. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

287 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP TOGA, TODA DAN TOMAS I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Kepolisian Resort adalah Satuan Pelaksana Polri di tingkat Kewilayahan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan Pimpinan Polri di daerah sebagai alat negara penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat secara langsung. b. Bahwa tugas dan peran tersebut di atas perlu didukung pelaksanaannya dengan suatu sarana yang mengatur hubungan tata cara kerja antar bagian/fungsi secara vertical, horisntal dan diagonal serta lintas sektoral terutama dengan aparat penegak hukum. c. Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas akan lebih banyak tergantung kepada adanya koordinasi, integrasi dan sinkronasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan pelayanan guna terpeliharanya Kamtibmas. d. Tugas Polri dalam membina Kamtibmas untuk mewujudkan kondisi Kamtibmas yang mantap terkendali dan dinamis saat ini dan di masa mendatang tidaklah semakin ringan. Keberhasilan pembangunan nasional antara lain telah melahirkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap hak-haknya untuk semakin menikmati keamanan dan ketertiban serta ketentraman yang lebih baik. Sedangkan di sisi lain kesenjangan masalah keterbatasan lapangan kerja telah menjadi faktor korelatif kriminogen (FKK). Demikian pula perubahan lingkungan strategi seperti era globlalisasi yang memunculkan isu demokratisasi, hak azasi manusia serta lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap masyarakat tentang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. e. Untuk menghadapi tugas yang tidak ringan tersebut Polri perlu mengembangkan profesionalisme dan kemampuan melihat potensi masyarakat yang dapat didayagunakan untuk bersama-sama Polri membina Kamtibmas. Dalam melihat potensi dan selanjutnya secara bersama-sama atau bekerjasama tersebut Polri perlu mengembangkan Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan. Bahwa Binmas sebagai salah satu fungsi Operasional Polri dalam menjamin ketentraman masyarakat dan berhasilnya pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dirumuskan pembinaan ketertiban dan penyuluhan sehingga semua langkah dan upaya yang ditempuh terarah secara berencana, sistematis dan bertahap serta berkesinambungan

288 2. LATAR BELAKANG a. Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi Polri, Pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan Quick Wins di dalam pelaksanaan tugas Polri melalui kegiatan Quick Response, Transpormasi pelayanan SP2HP, percepatan pelayanan SIM dan SKCK, Rekrutment Polri dan Comunity Police yang di emban oleh fungsi Binmas melalui Bhabinkamtibmas. b. Binmas merupakan salah satu fungsi yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Penyuluhan, Tatap Muka, Sambang desa dan melaksanakan Pendidikan Sadar Hukum. c. Sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, fungsi Binmas telah membentuk Bhabinkamtibmas dengan Program Satu Desa / Kelurahan Satu Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polres Mataram yang bertujuan untuk menyerap langsung aspirasi, keluhan, kritik serta saran masyarakat yang akan diteruskan kepada Pimpinan. d. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dirasakan terutama dalam pelaksanaan Pembinaan,Penyuluhan dan Sambang Desa. 3. DASAR a. Undang undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Kapolri No. Pol. : B / 13 / I / 2009 tanggal 11 Januari 2009 tentang pelaksanaan program Quick Wins dalam rangkaian program Quick Response Police Backbone. c. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 8 / XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan. e. Surat Kapolri Nomor : B / 337 / IX / 2011 tanggal 29 September 2011 tentang penyelenggaraan Bhabinkamtibmas satu desa / kelurahan satu Bhabinkamtibmas. f. Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan Inplementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. g. Surat Perintah Kapolres Mataram No Pol : HUK.6.6 / 30 / I / 2012, Tanggal 1 Januari 2012 tentang Renja Polres Mataram Tahun 2012

289 4. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya panduan ini adalah dalam rangka menindak lanjuti kebijakan Kapolri tentang Program Quick Wins dengan kegiatan Quick Response yang implementasi di jajaran Polres Mataram tentang pelaksanaan Giat Binmas di wilayah hukum Polres Mataram sesuai dengan arahan Pimpinan. Disamping maksud yang tercantum di atas, SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas pokok fungsi Binmas khususnya Bhabinkamtibmas yang berhadapan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di setiap Desa / Kelurahan sesuai dengan Desa Binaannya masing - masing b. Tujuan 1). Untuk dijadikan pedoman tentang prosedur dan tata cara Pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi Binmas. 2). Untuk menyamakan Persepsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga lebih mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. 5. RUANG LINGKUP Binmas adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk : 1). Taat kepada Hukum, Peraturan Perundang - undangan dan Norma Sosial 2). Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas 3). Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan, ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa II. PELAKSANAAN 6. MANAJEMEN a. Penerapan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ini berlaku bagi seluruh Anggota Binmas dan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Mataram.

290 b. Pengertian - pengertian 1) Pembinaan : Proses membina, untuk menyempurnakan atau perbaikan, agar mendapatkan hasil yang baik 2) Ketertiban : Suasana teratur, sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tumbuh semangat dan gairah kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan 3) Penyuluhan : Memberikan penerangan atau petunjuk agar mendapatkan hasil yang lebih baik 4) Masyarakat : Segenap masyarakat Indonesia baik individu atau kelompok dalam satu wilayah NKRI yang hidup berkembang, memiliki keinginan dan kepentingan berbeda tetapi mempunyai tujuan dan hak yang sama 5) Keamanan : Situasi dan kondisi yang mengandung empat pengertian yaitu : a). Security = rasa bebas dari gangguan fisik/ psikis b). Surety = rasa bebas dari segala kekhawatiran c). Safety = rasa dilindungi dari segala bahaya d). Peace = rasa bebas / damai lahir dan batin 6). Kamtibmas : Situasi dan kondisi yang teratur, bebas dari bahaya takut, sebagai hasil dari pembinaan pemerintah bersama masyarakat secara integral, berlanjut, mutlak harus diciptakan untuk menjamin pemeliharaan dan ketertiban masyarakat dalam hubungannya ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Dengan demikian Kamtibmas sebagai suatu situasi dan kondisi dan citacita yang ada dalam pokok pikiran sebagai berikut : a). Kamtibmas sebagai situasi kondisi secara haqiqi dan mutlak diperlukan oleh masyarakat, untuk mewujudkan keamanan, ketertiban dan ketentraman b). Pembinaan oleh pemerintah bersama masyarakat atas dasar siskamtib swakarsa, dengan Polri sebagai kekuatan inti tetapi sejajar dengan masyarakat c). Polri sebagai inti kekuatan, yang merupakan alat penegakan hukum, yaitu pelaksanaan tugas umum Polri, sebagai pembina ketentraman, pembimbing, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat untuk wujudkan kamtibmas yang stabil dan dinamis d). Dengan semua kegiatan tersebut sebagai upaya pembinaan harus berorientasi dan berdasar Pancasila dan UUD ). Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) : Segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang ada hubungannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian terhadap aparat keamanan dan potensi masyarakat untuk diarahkan sistem keamanan dan ketertiban swakarsa yang stabil dan dinamis

291 8). Pembinaan ketertiban masyarakat ( Bintibmas ) : Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan tehnis terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap norma dan ketentuan hukum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat 9). Pembinaan rehabilitasi dan resosislisasi : Upaya kegiatan terhadap lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melakukan kegiatan rehabilitasi & resosialisai untuk di tertibkan, awasi dan kendalikan dalam giatnya agar tidak timbul kerawanan dibidang Kamtibmas 10). Pembinaan koordinasi : Kegiatan koordinasi secara terpadu terhadap pelaksanaan rehabilitasi dan resosialisai terhadap penyakit masyarakat, gejolak sosial, dampak negatif dari proyek pembangunan dan tindakan penegakan hukum ketertiban dan pengamanan 11). Pembinaan pengawasan : Kegiatan diarahkan pada system pengawasan dalam giat rehabilitasi dan resosialisasi untuk menghindari dampak negatif terhadap situasi Kamtibmas 12). Resosialisasi : Kegiatan memasyarakatkan kembali terhadap warga masyarakat yang dikucilkan dari lingkungan pergaulan, sebagai akibat perbuatan tercela, tindak pidana dan norma sosial yang berlaku 13). Rehabilitasi : Kegiatan memulihkan situasi kondisi dan potensi masyarakat atau warga masyarakat tertentu, setelah mengalami kegoncangan, pencemaran atau perilaku tercela 14). Potensi : Adalah wujud daripada siskamtib swakarsa 15). Pembinaan potensi kemasyarakatan : Adalah suatu usaha dan kegiatan menyelenggarakan potensi masyarakat secara nyata untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat, tentang sadar Kamtibmas sehingga dapat wujudkan Siskamtib swakarsa 16). Ketertiban : Adalah suasana yang teratur, berjalan sesuai norma yang berlaku dan menggairahkan dan senang beraktifitas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

292 17). Organisasi kemasyarakatan : Adalah organisasi yang dibentuk oleh Warga Negara Indonesia secara sukarela, atas dasar kamtibmas, yang dilakukan oleh profesi, fungsi, agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan YME untuk berperan aktif dalam pembangunan guna mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI berdasar Pancasila dan UUD ). Organisasi profesi : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan kerja dan lapangan pengabdian, sifatnya permanen, kerja secara teratur berdasarkan keahlian tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 19). Organisasi sosial : Adalah kumpulan orang-orang tertentu, punya pengurus dan anggota, persamaan minat, kegemaran, bersifat permanen, kerja secara teratur tidak berdasarkan keahlian, untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan AD dan ART 20). Kelompok masyarakat : Kumpulan orang-orang yang punya kegemaran minat, tujuan sementara, pada umumnya tidak teratur dan terikat AD dan ART 21). Pimpinan masyarakat formal : Orang-orang yang berpengaruh karena memegang jabatan formal, yaitu jabatan Negara, pemerintah /pimpinan Instansi 22). Pimpinan masyarakat tidak formal : Orang-orang tertentu dalam masyarakat yang berpengaruh karena disegani, diteladani, dihormati, karena sifatnya yang luhur atau kemampuan pribadinya, status dan perannya dalam masyarakat c. Tugas pokok fungsi dan peranan pembinaan dan penyuluhan Pembinaan dan penyuluhan merupakan bagian daripada Fungsi Binmas, di bidang bimbingan penyuluhan dengan sasaran Bintibluh : Ornop, Orpem, LSM, Toga, Tomas, Redawan, Saka Bhayangkara, Tosa, Potmas dll 1). Tugas pokok pembinaan dan penyuluhan Mewujudkan kesadaran masyarakat dan sasaran binluh dengan menumbuh kembangkan potensi masyarakat agar jadi Polisi bagi dirinya dan lingkungannya guna meningkatkan kualitas keamanan dan kemampuan masyarakat sendiri 2). Fungsi pembinaan dan penyuluhan a). Memberi penerangan, penyuluhan terhadap individu atau kelompok, secara terus-menerus dan berlanjut, sehingga berubah sikap atau perilaku untuk dirinya dan lingkungannya b). c). Preventif terhadap penyakit masyarakat Merupakan upaya memberi kemampuan agar masyarakat dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sebatas hak dan kewajiban dalam penegakan hukum dan Binkamtib swakarsa

293 d). e). Upaya mencari masukan atas tanggapan pelayanan masyarakat dan problem yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat dalam waktu dan tempat tertentu Memulihkan situasi kejadian dan problem masyarakat, agar berubah seperti kondisi awal, bersama dengan partisipasi masyarakat 3). Peranan pembinaan dan penyuluhan Lakukan bimbingan tehnis dibidang ketertiban masyarakat dan bimbingan penyuluhan kamtibmas secara terus menerus dan berlanjut agar berubah sikap perilaku untuk diri dan lingkungannya d. Pola pembinaan dan penyuluhan 1) Perencanaan a). Rumusan tujuan yaitu yaitu terciptanya kwalitas masyarakat agar memiliki kemampuan secara swadaya atau swakarsa dalam menjaga, memelihara keamanan ketertiban bagi dirinya dan lingkungannya dengan kekuatan yang handal dan mandiri b). c). d). e). f). Rumusan sasaran I). Lingkungan pemukiman 1). Individu atau perorangan atau keluarga 2). Warga, Rt dan Rw 3). Staf dan Kepala desa atau kelurahan 4). Organisasi dilingkungan pemukiman II). Lingkungan kerja 1). Karyawan atau pegawai 2). Pimpinan lingkungan kerja 3). Organisasi di lingkungan kerja III). Lingkungan pendidikan 1). Siswa atau mahasiswa 2). Guru atau dosen atau karyawan 3). Pimpinan lingkungan pendidikan 4). Organisasi lingkungan pendidikan Rumusan anggaran dan sasaran untuk menunjang kegiatan Pembinaan dan penyuluhan, pada setiap event, dengan materi yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti Penyiapan piranti lunak, harus terkait dan relevan dengan Pembinaan penyuluhan kamtibmas Penyiapan kekuatan harus dituangkan dalam bentuk rengiat, harian, Mingguan, Bulanan dan tahunan Pengkoordinasian kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan dengan unsur unsur terkait yang akan diberikan pembinaan dan penyuluhan

294 2). Pelaksanaan a). Pembuatan adminitrasi kelengkapan pembinaan dan penyuluhan seperti :surat perintah tugas, penyusunan materi yang akan disampaiakan, pembuatan absensi kegiatan yang akan di isi oleh sasaran binluh. b). Cara bertindak I). Kordinasi dengan Rt, Rw, Lurah, dan warga masyarakat serta unsur terkait lainnya sasaran binluh. II). Pengambilan dokumentasi kegiatan guna mendukung laporan kegiatan III). Pembuatan laporan hasil kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan dengan menyertakan dokumentasi serta kelengkapan adminitrasi kegiatan lainnya. IV). Melaporkan hasilnya dengan cara berjenjang dimulai dari Kasat, Kapolres dan Kapolda, dalam hal ini Dir Binmas Polda 3). Pengawasan dan pengendalian a). Pengawasan Untuk mejaga agar pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan dan disepakati bersama b). Pengendalian Untuk memelihara arah dan gerak dinamika pelaksanaan Pembinaan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien III. KOMANDO DAN PENGENDALIAN 7. KOMANDO a. Opersional tugas-tugas Unit Binmas dibawah kendali dan atas perintah Kapolres Mataram / Waka Polres Mataram. b. Pelaksanaan teknis Unit Binpolmas, Binkamsa, Bintibmas dikendalikan langsung oleh Kasat Binmas Polres Mataram atau melalui Pawas / Kaur Binopsnal Sat Binmas c. Masing masing Kepala Unit melaksanakan dan mengendalikan langsung anggotanya. d. Dalam mengoperasionalkan sarana dan peralatan Unit Binmas senantiasa berkoordinasi dengan Kasubag Sarpras. e. Selain melaksanakan Tupoksinya, Sat Binmas juga berperan sebagai Tim Negosiator dalam kegiatan Unjuk Rasa di Kota Mataram

295 8. PENGENDALIAN a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian Unit Binmas di bawah kendali langsung Kasat Binmas dan dibantu oleh Kaur Binopsnal. b. Para Kanit menyampaikan laporan secara berjenjang dan bertahap sesuai ketentuan Sistem pelaporan yang sudah ditetapkan. IV. PENUTUP Demikian Buku Panduan Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Masyarakat ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dan pelaksanaan tugas bagi anggota Sat Binmas Polres Mataram. Mataram, Desember 2015 KASAT BINMAS POLRES MATARAM I KETUT SUKIADA, SH AKP NRP

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN BINMAS POLRES MATARAM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN BINMAS POLRES MATARAM SAT BINMAS POLRES MATARAM i KATA PENGANTAR Kepercayaan masyarakat

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP ANGGOTA SATUAN PENGAMANAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP ANGGOTA SATUAN PENGAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP ANGGOTA SATUAN PENGAMANAN SATUAN BINMAS POLRES MATARAM KATA

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BHABINKAMTIBMAS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BHABINKAMTIBMAS KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BHABINKAMTIBMAS SATUAN BINMAS POLRES MATARAM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN Pariaman, 02 Januari 2012 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA SELATAN RESOR PRABUMULIH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG PELAKSANAAN TUGAS POLISI DESA / KELURAHAN DI WILAYAH POLRES PRABUMULIH KEPOLISIAN NEGARA

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES LOMBOK TENGAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES LOMBOK TENGAH KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TENGAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES LOMBOK TENGAH Praya, 30 Juni 2016 KEPOLISIAN NEGARA

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SAT BINMAS POLRES BIMA KOTA TAHUN 2016

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SAT BINMAS POLRES BIMA KOTA TAHUN 2016 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR BIMA KOTA I. PENDAHULUAN 1. Umum STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SAT BINMAS POLRES BIMA KOTA TAHUN 2016 a. Bahwa dalam rangka pengembangan

Lebih terperinci

1. Undang undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

1. Undang undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; REFORMASI BIROKRASI POLRES DHARMASRAYA DALAM MENJAGA SITUASI KAMTIBMAS DENGAN PEMBINAAN SISKAMLING MELALUI PROGRAM RUNDO BASAMO POLISI / KAPOLRES (RONDA BERSAMA POLISI DENGAN MASYARAKAT) DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH LAMPUNG DIREKTORAT PEMBINAAN MASYARAKAT

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH LAMPUNG DIREKTORAT PEMBINAAN MASYARAKAT KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH LAMPUNG DIREKTORAT PEMBINAAN MASYARAKAT LAPORAN HASIL KEGIATAN JASA PENGAMANAN PEMBINAAN DAN PENGECEKAN SISKAMLING DI DESA JAGANG KECAMATAN ABUNG SELATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

SOP (STANDART OPERASIONAL PROSEDUR) Tentang

SOP (STANDART OPERASIONAL PROSEDUR) Tentang KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN SOP (STANDART OPERASIONAL PROSEDUR) Tentang PROGRAM MELALUI PALANTA POLMAS ( KAPOLRES BERDIALOG KAMTIBMAS DENGAN MASYARAKAT ) DI

Lebih terperinci

SOP (STANDART OPERASIONAL PROSEDUR) Tentang

SOP (STANDART OPERASIONAL PROSEDUR) Tentang KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN SOP (STANDART OPERASIONAL PROSEDUR) Tentang REFORMASI BIROKRASI POLRES PARIAMAN DALAM MENJAGA SITUASI KAMTIBMAS DENGAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR NO. DOKUMEN : SOP-SAMBANG NUSA/ / /2016

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR NO. DOKUMEN : SOP-SAMBANG NUSA/ / /2016 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN STANDART OPERASIONAL PROSEDUR NO. DOKUMEN : SOP-SAMBANG NUSA/ / /2016 Tentang PELAKSANAAN SAMBANG NUSA DI

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUB BIN POLMAS BAB I PENDAHULUAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUB BIN POLMAS BAB I PENDAHULUAN 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT BINMAS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUB BIN POLMAS 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN a. Institusi Polri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, melakukan penegakan

I. PENDAHULUAN. pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, melakukan penegakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah alat negara yang mempunyai tugas pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, melakukan penegakan hukum dan

Lebih terperinci

MEMORANDUM OF UNDERSTANDING ( KESEPAKATAN BERSAMA )

MEMORANDUM OF UNDERSTANDING ( KESEPAKATAN BERSAMA ) MEMORANDUM OF UNDERSTANDING ( KESEPAKATAN BERSAMA ) ANTARA KEPOLISIAN RESORT MATARAM DENGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM No.Pol.. : B / 02 / II / 2015 Nomor : 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN Jalan Imam Bonjol 37 Pariaman 25519 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN Pariaman, 02 Januari 2012 2 KEPOLISIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekanbaru adalah kota terbesar yang berada pada posisi ketiga jumlah penduduknya setelah Medan dan Palembang di Pulau Sumatra. Mengingat arus migrasi yang masuk ke Kota

Lebih terperinci

: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM KEAMANAN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG RESOR PANGKALPINANG STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Polri sebagai aparat negara yang bertugas

Lebih terperinci

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN: IMPLEMENTASI SISTEM KEAMANAN SWAKARSA (STUDI PATROLI KEAMANAN POLISI) DI KECAMANTAN KATINGAN HILIR, KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Oleh Santi Bahar Ising dan Indra Chusin Program Studi Administrasi

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) SATUAN SABHARA POLRES MATARAM DALAM PENANGANAN UNJUK RASA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) SATUAN SABHARA POLRES MATARAM DALAM PENANGANAN UNJUK RASA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) SATUAN SABHARA POLRES MATARAM DALAM PENANGANAN UNJUK RASA I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016 KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR BIMA KOTA STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA T ENT ANG TINDAK PIDANA RINGAN (TIPIRING) DI W ILAYAH HUKUM POL R E S

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI PANTAI INDUK DESA TAMAN AYU KAB. LOMBOK BARAT BULAN MARET 2016

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI PANTAI INDUK DESA TAMAN AYU KAB. LOMBOK BARAT BULAN MARET 2016 KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI PANTAI INDUK DESA TAMAN AYU KAB. LOMBOK BARAT BULAN MARET 2016 Lembar, 26 Maret 2016 KEPOLISIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Polri merupakan salah satu institusi pemerintah yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Polri merupakan salah satu institusi pemerintah yang bertanggung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Polri merupakan salah satu institusi pemerintah yang bertanggung jawab di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban dalam negeri, memiliki kewajiban untuk

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PENANGANAN KONFLIK SOSIAL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PENANGANAN KONFLIK SOSIAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR SUMBAWA Nomor : SOP - 6 / I / 2016 / Sat.Intelkam STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PENANGANAN KONFLIK SOSIAL I. PENDAHULUAN Bangsa

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI DESA GUNUNG MALANG KEC. PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR TANGGAL 28 JANUARI 2016

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI DESA GUNUNG MALANG KEC. PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR TANGGAL 28 JANUARI 2016 KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI DESA GUNUNG MALANG KEC. PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR TANGGAL 28 JANUARI 2016 Lembar, 28 Januari 2016

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang melingkupinya yaitu masyarakat. Dari berbagai publikasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang melingkupinya yaitu masyarakat. Dari berbagai publikasi yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran Kepolisian tidak dapat dipisahkan dari supra sistem yang melingkupinya yaitu masyarakat. Dari berbagai publikasi yang membahas tantang kepolisian dapat disimpulkan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG SATUAN POLAIR POLRES PARIAMAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG SATUAN POLAIR POLRES PARIAMAN 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN Jalan Imam Bonjol 37 Pariaman 25519 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG SATUAN POLAIR POLRES PARIAMAN Pariaman, 02 Januari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara memiliki kewajiban untuk melindungi tiap-tiap warga negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Negara memiliki kewajiban untuk melindungi tiap-tiap warga negaranya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara memiliki kewajiban untuk melindungi tiap-tiap warga negaranya. Salah satunya adalah dengan cara memberikan perlindungan atas rasa aman bagi tiap-tiap individu

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PENGAWALAN TAHANAN POLRES MATARAM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PENGAWALAN TAHANAN POLRES MATARAM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PENGAWALAN TAHANAN POLRES MATARAM I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELKAKANG a. Bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PENGARUSUTAMAAN HAM DALAM PELAYANAN PUBLIK DI POLRES METRO JAKARTA UTARA

PENGARUSUTAMAAN HAM DALAM PELAYANAN PUBLIK DI POLRES METRO JAKARTA UTARA PENGARUSUTAMAAN HAM DALAM PELAYANAN PUBLIK DI POLRES METRO JAKARTA UTARA I. Pendahuluan Dalam UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia disebutkan bahwa tugas Kepolisian adalah memelihara

Lebih terperinci

7. PENUTUP Kesimpulan

7. PENUTUP Kesimpulan 7. PENUTUP 7.1. Kesimpulan Tulisan ini ingin menunjukan bahwa keberadaan kelompok preman yang dipimpin oleh MT memiliki daerah kekuasaan di PD. Pasar Jaya Pasar Minggu dan sekitarnya, bahkan hampir seluruh

Lebih terperinci

INISIATIF BAGIAN PERENCANAAN TAHUN 2016 SOP BAGIAN PERENCANAAN POLRES SUMBAWA 1

INISIATIF BAGIAN PERENCANAAN TAHUN 2016 SOP BAGIAN PERENCANAAN POLRES SUMBAWA 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR SUMBAWA DATASOP INISIATIF BAGIAN PERENCANAAN TAHUN 2016 NO JENIS TAHUN TENTANG JUMLAH KET 1 2 3 4 5 6 1 SOP YANG DIBUAT OLEH KABAG

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PENGAMANAN OBYEK VITAL UNIT PAM OBVIT POLRES LOMBOK TENGAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PENGAMANAN OBYEK VITAL UNIT PAM OBVIT POLRES LOMBOK TENGAH KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT LOMBOK TENGAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PENGAMANAN OBYEK VITAL UNIT PAM OBVIT POLRES LOMBOK TENGAH I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG POLMAS PERAIRAN

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG POLMAS PERAIRAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN STANDART OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG POLMAS PERAIRAN BAB I P E N D A H U L U A N 1. Umum a. Kepolisian Negara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA / KELURAHAN DALAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 07 Tahun 2007 Seri D Nomor 02 PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUBDIT KERMA TAHUN 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUBDIT KERMA TAHUN 2017 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT BINMAS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUBDIT KERMA TAHUN 2017 Mataram, 5 Januari 2017 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA PEMERINTAH KOTA SAMARINDA PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA SAMARINDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI KONAWE UTARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA A KERJA POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KONAWE UTARA

BUPATI KONAWE UTARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA A KERJA POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KONAWE UTARA BUPATI KONAWE UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA A KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KONAWE UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA 20 PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Pembentukan Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat Sebagai Upaya Reduksi Gejala Gangguan Kamtibmas

Pembentukan Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat Sebagai Upaya Reduksi Gejala Gangguan Kamtibmas Pembentukan Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat Sebagai Upaya Reduksi Gejala Gangguan Kamtibmas Nilma Himawati 1 1 Mahasiswa Hukum () * Email: olganilnalailynisa@gmail.com Keywords: forum kemitraan polisi;

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 120 Undangundang

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KLATEN DENGAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUMTENTANG LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Polsek Tampan kota Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUMTENTANG LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Polsek Tampan kota Pekanbaru BAB II GAMBARAN UMUMTENTANG LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Polsek Tampan kota Pekanbaru Polsek Tampan berdiri pada tahun 1998 bertepatan di Jl. HR. Subrantas Kota Pekanbaru. Diresmikan oleh Kapolri

Lebih terperinci

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 5 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 5 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 5 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA AMBON TIPE A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 120 Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) BAGIAN PERENCANAAN POLRES MATARAM

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) BAGIAN PERENCANAAN POLRES MATARAM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM 1. Latar belakang STANDART OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) BAGIAN PERENCANAAN POLRES MATARAM BAB I PENDAHULUAN a. Bahwa Institusi

Lebih terperinci

2012, No.74 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KOORDINASI, PENGAWASAN, DAN PEMBINAAN TEKNIS TERHADAP KEPOLI

2012, No.74 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KOORDINASI, PENGAWASAN, DAN PEMBINAAN TEKNIS TERHADAP KEPOLI LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.74, 2012 ADMINISTRASI. HANKAM. Koordinasi. Pengawasan. Pembinaan. Kepolisian. Khusus. PPNS. Pengamanan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Penjabaran Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD ) Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Jembrana Tahun 2011-2016 untuk Tahun Anggaran 2014

Lebih terperinci

*40931 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 32 TAHUN 2004 (32/2004) TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

*40931 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 32 TAHUN 2004 (32/2004) TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA Copyright (C) 2000 BPHN PP 32/2004, PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA *40931 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 32 TAHUN 2004 (32/2004) TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN

Lebih terperinci

Peningkatan Keamanan dan Ketertiban serta Penanggulangan Kriminalitas

Peningkatan Keamanan dan Ketertiban serta Penanggulangan Kriminalitas XIX Peningkatan Keamanan dan Ketertiban serta Penanggulangan Kriminalitas Keamanan dan ketertiban merupakan prasyarat mutlak bagi kenyamanan hidup penduduk, sekaligus menjadi landasan utama bagi pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari Sabang hingga ke Merauke. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. dari Sabang hingga ke Merauke. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa besar yang bersifat majemuk dan heterogen, yaitu terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang tersebar mulai

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BOJONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM QUICK WINS POLRI PROGRAM I TENTANG PENERTIBAN DAN PENEGAKKAN HUKUM BAGI

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANYUWANGI 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 827 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR TETAP OPERASIONAL SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA TANGERANG SELATAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam teknologi informasi dengan penyebaran norma-norma dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam teknologi informasi dengan penyebaran norma-norma dan nilai-nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan lajunya perkembangan zaman di segala bidang, perubahan ke arah kemajuan bangsa semakin berkembang. Salah satu kemajuan itu tampak dalam teknologi

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK (UNIT PPA)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN 1 PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KOORDINASI, PENGAWASAN, DAN PEMBINAAN TEKNIS TERHADAP KEPOLISIAN KHUSUS, PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL, DAN BENTUK-BENTUK

Lebih terperinci

STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PELETON PENGURAI MASSA (RAIMAS) SATUAN SABHARA SETINGKAT POLRES

STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PELETON PENGURAI MASSA (RAIMAS) SATUAN SABHARA SETINGKAT POLRES KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PELETON PENGURAI MASSA (RAIMAS) SATUAN SABHARA SETINGKAT POLRES I. PENDAHULUAN 1. LATAR

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 POLRES LOMBOK TIMUR

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 POLRES LOMBOK TIMUR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TIMUR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 POLRES LOMBOK TIMUR NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Tergelarnya peralatan Polres Lotim

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KOORDINASI, PENGAWASAN, DAN PEMBINAAN TEKNIS TERHADAP KEPOLISIAN KHUSUS, PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL, DAN BENTUK-BENTUK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARRU, Menimbang:

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2015

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2015 SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG JAGA WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

OLEH : SINDIKAT III TOKYO

OLEH : SINDIKAT III TOKYO OLEH : SINDIKAT III TOKYO Yang dimaksud Petugas Polmas dalam pedoman ini adalah petugas polri yg secara langsung melaksanakan tugas tugas Polmas, antara lain: Babinkamtibmas Anggota Pos Pol Anggota BKPM

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 2004 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HSL RPT TGL 5 MART 09 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG BIMBINGAN PENYULUHAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG BIMBINGAN PENYULUHAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG BIMBINGAN PENYULUHAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 97 ayat (1) Peraturan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 05 Tahun 2012 PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 6 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN BIDANG JEMEN OPSNAL WASRIK ITWASUM POLRI TAHAP II ASPEK LAK & DAL TAHUN 2014

DAFTAR PERTANYAAN BIDANG JEMEN OPSNAL WASRIK ITWASUM POLRI TAHAP II ASPEK LAK & DAL TAHUN 2014 INSPEKTORAT PENGAWASAN UMUM POLRI INSPEKTORAT WILAYAH I DAFTAR PERTANYAAN BIDANG JEMEN OPSNAL WASRIK ITWASUM POLRI TAHAP II ASPEK LAK & DAL TAHUN 2014 NO PERTANYAAN JAWABAN 1 2 3 I ASPEK PELAKSANAAN 1.

Lebih terperinci

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 04 TAHUN 2013 T E N T A N G

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 04 TAHUN 2013 T E N T A N G BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 04 TAHUN 2013 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN LAHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa Satuan Polisi Pamong

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 2004 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SERUYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR PAM OBVIT

STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR PAM OBVIT KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR PAM OBVIT I. PENGAMANAN OBJEK VITAL a. Pengertian Pengamanan Objek vital adalah Sgla bentuk upya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KATINGAN

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KATINGAN SALINAN BUPATI KATINGAN BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KATINGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN KESATUAN BANGSA, PERLINDUNGAN MASYARAKAT DAN PENANGGULANGAN BENCANA KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP.05.02 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI

Lebih terperinci