POTENSI NOVEL REMAJA MUTAKHIR (2000-AN) SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BELAJAR APRESIASI PROSA BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER
|
|
- Veronika Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 POTENSI NOVEL REMAJA MUTAKHIR (2000-AN) SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BELAJAR APRESIASI PROSA BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER Renny Lutviana¹ Ida Lestari² Endah Tri Priyatni² Universitas Negeri Malang (UM), Jalan Semarang 5 Malang rennycizy@yahoo.com Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) karakteristik unsur intrinsik novel remaja mutakhir (2000-an), (2) karakteristik unsur ekstrinsik novel remaja mutakhir (2000-an), dan (3) potensi novel remaja mutakhir (2000-an) sebagai alternatif sumber belajar apresiasi prosa berbasis pendidikan karakter. Hasil penelitian ini mendeskripsikan novel-novel yang berpotensi untuk pendidikan karakter dan telah disusun berdasarkan urutan novel yang paling berpotensi hingga ke novel yang kurang berpotensi. Novel yang paling berpotensi dapat digunakan langsung sebagai sumber belajar, diantaranya novel Cybercrime Fighters dan Jilbab Funky. Kata kunci: novel remaja, unsur intrinsik, unsur ekstrinsik, pendidikan karakter, pembelajaran apresiasi prosa This research is done with aimed to describing (1) an intrinsic element characteristic of current adolescent novel (in year 2000s), (2) an extrinsic element characteristic of current adolescent novel (in year 2000s), and (3) a potency of current adolescent novel (in year 2000s) as a learning source alternative of prose appreciation based on the character education. The result of this research in the form of the novels that appropriate to character education and had been arranged according to the sequance of novel that most potential to less potential novel. The most potential novel can be used directly as a learning source, such as Cybercrime Fighters and Jilbab Funky novel. Keywords: adolescent novel, intrinsic element, extrinsic element, character education, prose appreciation learning Karya sastra memiliki lingkup yang luas, yaitu segala sesuatu yang tercetak, termasuk berbagai buku ilmu pengetahuan. Namun, saat ini, karya sastra dikategorikan menjadi tiga genre, yakni puisi, drama, dan prosa. Novel merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Penghargaan dan penilaian terhadap karya sastra muncul mengiringi banyaknya karya sastra yang ¹ Renny Lutviana adalah mahasiswa di Universitas Negeri Malang (UM), Malang. Artikel ini diangkat dari Skripsi Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, ² Ida Lestari dan Endah Tri Priyatni adalah dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.
2 ada saat ini, termasuk novel, yang disebut sebagai apresiasi prosa. Saat ini, apresiasi prosa sudah diajarkan kepada siswa di sekolah. Menurut Fowler (dalam Ahmadi, 1990:96), pengajaran apresiasi prosa bertujuan untuk membangkitkan generasi pembaca yang gemar membaca dan memahami makna yang disampaikan pengarang melalui karyanya. Pembelajaran apresiasi prosa saat ini dikembangkan menggunakan strategi pembelajaran berbasis pendidikan karakter. Hal ini sesuai dengan bunyi tujuan nasional pendidikan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak (Balitbang Kemendiknas, 2010:2). Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai pendidikan yang mengembangkan karakter bangsa yang positif kepada siswa dan diharapkan siswa dapat menanamkan dan mengamalkannya pada kehidupan sehari-hari. Saat ini, perilaku masyarakat banyak yang menyimpang dari norma dan nilai yang berlaku, tak terkecuali perilaku pelajar saat ini. Meskipun hidup dalam lingkungan pendidikan, perilaku siswa banyak yang melenceng dari norma. Hal ini biasa disebut sebagai kenakalan remaja. Contoh kenakalan remaja yaitu penyalahgunaan narkotika, pergaulan bebas, dan perkelahian antarpelajar. Karena alasan inilah, pendidikan karakter diikutsertakan dalam berbagai mata pelajaran agar nantinya dapat memberikan arahan kepada pelajar Indonesia agar senantiasa berperilaku terpuji, termasuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, guru diharuskan mengembangkan pembelajaran berbasis pendidikan karakter, termasuk dalam pembelajaran apresiasi prosa, yakni dengan mempertimbangkan pemilihan novel-novel yang berkualitas dan mengandung pendidikan karakter yang penting untuk siswa. Novel remaja merupakan novel/karya fiksi yang isinya mencerminkan kehidupan sosial para remaja. Novel remaja mengangkat permasalahan yang tidak rumit dan penyajiannya sederhana (Mahmud, 1987: 2). Novel remaja, seperti halnya novel-novel yang bukan kategori novel remaja, memiliki unsur-unsur instrinsik yang akan menentukan kualitas kesastraan dari novel tersebut. Menurut Priyatni (2010:110), unsur intrinsik prosa fiksi yaitu tema, tokoh dan penokohan, alur atau plot, gaya (style), latar, point of view, suasana cerita (mood, atmosphere, tone). Ketujuh unsur inilah yang mempunyai peran penting dalam penciptaan novel. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Wellek & Warren (dalam Pratiwi, 1991:46) yang menyatakan bahwa ketujuh unsur di atas adalah unsur yang membangun novel. Selain itu, ada pendapat yang menyatakan bahwa amanat juga termasuk dalam unsur intrinsik karena amanat erat kaitannya dengan tema (Suroto, 1989:89). Tidak semua unsur bisa digunakan untuk melihat potensi penidikan karakter yang ada dalam novel. Unsur-unsur intrinsik yang dapat digunakan untuk melihat potensi novel yang sesuai untuk pendidikan karakter adalah tema, amanat, tokoh dan penokohan, latar tempat, dan latar waktu. Selain unsur instrinsik, novel juga memiliki unsur ekstrinsik, yakni unsur yang berada di luar tubuh karya sastra (Suroto, 1989:138). Secara sederhana, unsur ekstrinsik tidak ada dalam penyusunan kerangka novel. Namun, unsurunsur tersebut disertakan dalam novel. Unsur-unsur ekstrinsik yang dapat digunakan untuk melihat potensi novel yang sesuai untuk pendidikan karakter adalah nilai-nilai dan biografi pengarang. Setelah melihat permasalahan dan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) karakteristik unsur intrinsik novel remaja mutakhir (2000-an), (2) karakteristik unsur ekstrinsik novel remaja
3 mutakhir (2000-an), dan (3) potensi novel remaja mutakhir (2000-an) sebagai alternatif sumber belajar apresiasi prosa berbasis pendidikan karakter. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan bagi pembelajaran apresiasi prosa tentang novel-novel tahun 2000-an yang dapat digunakan sebagai alternatif sumber belajar apresiasi prosa berbasis pendidikan karakter. Metode Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif karena penelitian ini menggunakan konteks alamiah dan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, bukan angka-angka. Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti sangat diperlukan. Peneliti berkedudukan sebagai instrumen utama. Peneliti merupakan instrumen kunci, baik dalam pengumpulan data, analisis data, dan tafsiran makna. Data penelitian ini berupa kata-kata paparan kebahasaan tentang rangkaian peristiwa-peristiwa secara keseluruhan dalam novel-novel remaja mutakhir tahun 2000-an. Data penelitian ini dibagi menjadi dua, yakni data verbal dan data nonverbal. Data verbal diambil dari dialog atau monolog tokoh, sedangkan data nonverbal diambil dari narasi atau pendapat pengarang. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah dokumentasi. Peneliti mendokumentasikan novelnovel yang telah dipilih sebagai sumber data dan lembar pengumpulan data. Langkah kerja pengumpulan data dalam penelitian ini (1) diawali dari membaca secara cepat dan kritis untuk memahami isi novel, (2) membaca dan menelaah secara kritis sumber-sumber data yang dipilih, (3) menandai bagian-bagian dalam sumber data yang potensial untuk dipilih sebagai data. Analisis data dimulai dengan membaca teks novel-novel remaja mutakhir tahun 2000-an. Kemudian dilanjutkan dengan pengidentifikasian jenis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel, kemudian yang terakhir adalah melihat potensi novel-novel itu sebagai alternatif sumber belajar apresiasi prosa berbasis pendidikan karakter. Pengecekan keabsahan temuan dilakukan untuk menguji data yang diteliti agar hasilnya lebih akurat. Teknik pengecekan antara lain (1) memperpanjang keikutsertaan, yakni dibaca berulang-ulang, (2) ketekunan pengamatan, bermaksud untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci, (3) pengecekan sejawat, yakni melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing atau teman sebagai bahan pertimbangan. Hasil Berdasarkan kriteria yang telah disusun, ditemukan delapan novel remaja yang sesuai dan dapat digunakan sebagai aletrnatif sumber belajar apresiasi prosa yaitu (1) Fairish, (2) Dealova, (3) Rahasia Bintang, (4) Kintaholic, (5) FBI vs CIA, (6) Unbelievable, (7) Cybercrime Fighters, dan (8) Jilbab Funky. Berikut ini disajikan paparan data dan temuan penelitian dari unsur-unsur intrinsik novel remaja muta Unsur intrinsik dalam novel meliputi tema, amanat, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan gaya (style). Tema ditemukan setelah menyusun pernyataan mengenai hal-hal yang ingin dicapai oleh tokoh. Tema yang ditemukan ada empat. Novel Fairish, Dealova, Rahasia Bintang, dan Kintaholic bertemakan impian dan cinta dapat diraih melalui usaha keras, novel FBI vs CIA bertemakan kerja keras dapat membuahkan hasil yang diinginkan, novel Unbelievable bertemakan persahabatan yang sejati didapat dari hati yang tulus,
4 novel Cybercrime Fighters dan Jilbab Funky bertemakan kebaikan dapat mengalahkan kejahatan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tema dalam novel remaja mutakhir 2000-an yang diteliti yang paling dominan adalah tema impian dan cinta dapat diraih melalui usaha keras. Amanat ditentukan setelah menemukan tema. Amanat disusun berdasarkan tema menggunakan kata himbauan, perintah, atau larangan. Novel Fairish, Dealova, Rahasia Bintang, dan Kintaholic beramanatkan berusahalah dengan keras agar impian dan cinta dapat tercapai, novel FBI vs CIA beramantkan jangan mudah putus asa dan bekerja keraslah, novel Unbelievable beramanatkan jangan bersahabat karena harta, tetapi karena hatinya, novel Cybercrime Fighters dan Jilbab Funky beramanatkan jangan berbuat kejahatan karena kejahatan hanya akan membawa celaka bagi pelakunya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa amanat yang paling banyak ditemukan adalah berusahalah dengan keras agar impian dan cinta dapat tercapai. Dari delapan novel yang diteliti, seluruh tokoh utamanya adalah remaja yang masih menempuh pendidikan, baik SMP, maupun SMA. Tokoh bawahan dalam novel remaja 2000-an antara lain orang tua, teman, guru, pacar, pembantu, musuh (orang yang dibenci). Karakter yang dibawakan pun bervariasi sesuai dengan sifat manusia pada umumnya, yakni baik dan buruk. Namun, karakter tokoh dalam novel yang diteliti nampak selalu dominan, misalnya jika karakter yang dibawakan tokoh adalah baik, maka semua sifatnya berkaitan dengan hal-hal yang baik dan tidak memiliki sifat buruk sama sekali. Padahal, sifat seorang manusia tidak hanya baik saja. Manusia pasti selalu mempunyai dua sisi dalam dirinya. Dapat ditarik kesimpulan bahwa tokoh utama novel remaja yang diteliti adalah pelajar dan tokoh bawahannya adalah tokoh yang hidup dekat dengan remaja pada umumnya yang memiliki karakter seperti manusia pada umumnya. Latar ada tiga, yakni latar suasana, latar tempat, dan latar waktu. Namun, latar yang digunakan untuk melhat potensi pendidikan karakter hanya dua, yaitu latar tempat dan latar waktu. Latar waktu yang ditemukan sebagian besar bersifat umum, yakni pagi, siang, sore, dan malam. Karena remaja, pada kenyataanya, termasuk usia yang diwajibkan untuk menempuh sekolah, maka latar tempat yang banyak ditemukan adalah lingkungan sekolah. Selain sekolah, latar tempat rumah juga sering ditemukan. Unsur ekstrinsik yang diteliti meliputi biografi pengarang dan nilai-nilai. Dari paparan data dan pembahasan, terlihat bahwa latar belakang, pengalaman, dan pengetahuan pengarang berdampak pada karya yang dihasilkan. Dari seluruh biografi novel yang diteliti, dapat disimpulkan bahwa nama lengkap, tempat dan tanggal lahir selalu ada dalam biografi pengarang. Selain nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, tercantum juga hobi, pendidikan, keluarga, alasan berkarya, karya lain yang pernah terbit, kegiatan yang pernah dilakukan, dan kegiatan yang ditekuni saat ini. Meskipun penulisan biografi berbeda satu dengan yang lainnya, tetapi isinya tidak pernah jauh dari kehidupan pengarangnya. Nilai-nilai yang ada dalam novel juga mengarah pada nilai-nilai positif yang bisa digunakan untuk pembelajaran berbasis pendidikan karakter. Dalam novel Fairish (Kinasih, 2004), nilai-nilai yang ditemukan yaitu religius, kerja keras, cinta tanah air, dan peduli sosial. Nilai-nilai dalam novel Dealova (Nuranindya, 2005) yaitu cinta damai, dan peduli sosial. Nilai-nilai dalam novel Rahasia Bintang (Nuranindya, 2006) yaitu mandiri, peduli lingkungan, dan tanggung jawab. Dalam novel Kintaholic (Angela, 2007), nilai-nilai yang
5 dicantumkan yaitu jujur, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, bersahabat/komunikatif, gemar membaca, dan peduli sosial. Dalam novel FBI vs CIA (Tan, 2008), nilai-nilai yang ditemukan yaitu kreatif, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab. Dalam novel Unbelievable (Efendi, 2009), nilai-nilai yang ditemukan yaitu tanggung jawab. Nilai-nilai dalam novel Cybercrime Fighters (Ayunda, 2010) yaitu religius, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, dan peduli sosial. Dalam novel Jilbab Funky (Santoso, 2011), nilai-nilai yang ditemukan yaitu religius, toleransi, disiplin, demokratis, rasa ingin tahu, cinta tanah air, menghargai prestasi, cinta damai, dan gemar membaca. Pembahasan Novel remaja mengangkat permasalahan yang tidak rumit dan penyajiannya sederhana (Mahmud, 1987: 2). Permasalahan yang diangkat dalam novel remaja tidak jauh dari kehidupan remaja pada kenyataannya, seperti persahabatan atau percintaan, sehingga para pembaca yang sebagian besar adalah remaja mudah untuk memahami isinya. Berdasarkan kriteria inilah ditemukan delapan novel remaja yang sesuai sebagai alternatif sumber belajar apresiasi prosa yaitu (1) Fairish, (2) Dealova, (3) Rahasia Bintang, (4) Kintaholic, (5) FBI vs CIA, (6) Unbelievable, (7) Cybercrime Fighters, dan (8) Jilbab Funky. Menurut pendapat Pratiwi (1991:53), tema mengandung pesan, pandangan, atau prinsip yang ingin disampaikan pengarang. Cara sederhana untuk menemukan tema adalah dengan membuat ringkasan novel, kemudian menyusun rincian beserta alasan mengenai hal-hal yang ingin dicapai oleh tokoh protagonis. Sebagai contoh, dalam novel Kintaholic (2007), hal yang ingin dicapai tokoh utamanya adalah memiliki hubungan yang dekat dengan idolanya. Berbagai hal dia lakukan supaya impiannya tercapai, termasuk belajar bahasa Jepang dengan keras dan gigih mengikuti audisi film yang dibintangi tokoh idolanya. Dari keempat novel ini dapat disimpulkan bahwa keempat tokoh protagonis itu memiliki keinginan, impian, perasaan cinta yang kuat sehingga mampu membuat tokoh melakukan apapun untuk menggapainya. Jadi, tema yang diangkat pada novel tersebut adalah impian dan cinta dapat diraih melalui usaha keras. Amanat berhubungan erat dengan tema, maka amanat disusun berdasarkan tema. Amanat dapat diartikan sebagai pandangan pengarang dalam memecahkan masalah dalam karyanya. Menurut Suroto, (1989: 89) amanat berisi pesan positif pengarang kepada pembaca. Contohnya, dalam novel Kintaholic, tema yang diangkat adalah impian dan cinta dapat diraih melalui usaha keras. Amanat yang berhubungan dengan tema ini yaitu berusahalah dengan keras agar impian dan cinta dapat tercapai! Tokoh dalam novel merupakan unsur intrinsik yang paling mudah ditemukan. Mengingat novel remaja merupakan novel yang berisi cerita seputar kehidupan remaja, bisa dipastikan bahwa tokohnya adalah manusia dan manusia pasti memiliki nama atau julukan. Namun, tidak semua nama yang terdapat dalam novel dapat dikategorikan sebagai tokoh. Ada beberapa nama yang disebutkan dalam novel tetapi tidak termasuk tokoh karena nama itu tidak menjadi pelaku cerita atau tidak menggerakkan cerita. Hal ini sesuai pendapat Priyatni (2010:110), bahwa tokoh adalah pelaku yang menggerakkan cerita. Setelah diteliti, tokoh utama dalam novel remaja adalah remaja yang sedang menempuh
6 pendidikan, baik pada jenjang SMP, maupun SMA. Hal ini nampak dari paparan langsung dan tidak langsung dari pengarang. Penjabaran karakter tokoh dilakukan dalam beberapa cara, yakni melalui paparan langsung pengarang, dialog tokoh yang satu dengan yang lainnya, perilaku tokoh, dan cara berpikir tokoh. Hal ini sesuai dengan pendapat Pratiwi (1991:48) bahwa pengarang menggambarkan karakter tokoh melalui paparan langsung, sikap tokoh, atau dialog tokoh. Latar tempat dipaparkan secara langsung dan tidak langsung oleh pengarang. Ketika pengarang memaparkan secara langsung, pengarang akan langsung menuliskan lokasi peristiwa itu terjadi, misalnya, di sekolah, di restoran, dan di masjid. Untuk paparan secara tidak langsung, pengarang biasa menulis dengan menggunakan deskripsi tentang lokasi saat peristiwa berlangsung. Latar waktu yang digunakan dalam masing-masing novel yang diteliti beragam. Pengarang tidak hanya menggunakan waktu seperti pagi, siang, sore, dan malam, tetapi juga jam. Namun, penunjuk waktu berupa jam pun tetap merujuk pada waktu pagi, siang, sore, atau malam. Dalam penulisan latar waktu, pengarang juga menggunakan paparan langsung dan tidak langsung. Biografi pengarang cukup menentukan corak karya yang dihasilkan oleh pengarang (Nurgiyantoro, 2010:24), misalnya Ayunda Nisa Chaira (C-EB). Gadis kecil ini adalah pengarang novel Cybercrime Fighters yang memiliki hobi bermain internet. Hal inilah yang memengaruhi novel karangannya yang berisi seputar masalah internet dan teknologi. Pengetahuan Ayunda tentang dunia maya tidak hanya sebatas tahu, terbukti dari nama-nama program website, cara pembuatan website yang ia jabarkan dalam novel. Selain itu, dilihat dari usianya yang bisa dikatakan remaja, karya Ayunda sesuai dengan usianya. Tokoh yang ditulis Ayunda adalah siswa SMP yang usianya tidak jauh berbeda dengan Ayunda saat novel ditulis. Kaswardi (1993:20) berpendapat bahwa nilai adalah sesuatu yang abstrak yang tidak dapat ditangkap dengan indra. Nilai hanya dapat dirasakan oleh masing-masing individu yang bermanfaat untuk pedoman hidup. Artinya, nilai berkaitan dengan hal yang baik yang dapat menuntun seseorang menjadi manusia yang baik pula. Banyak nilai yang ditemukan dalam novel. Pada dasarnya, nilai yang baik sangat banyak jumlahnya. Semua novel remaja mutakhir 2000-an memiliki potensi sebagai alternatif sumber belajar jika melihat KD apresiasi prosa yang ada pada jenjang SMP dan SMA. Namun, tidak semua novel bisa berpotensi pada kedelapan belas pendidikan karakter. Sebuah novel hanya berpotensi pada beberapa pendidikan karakter saja. Dari kedelapan belas nilai pendidikan karakter yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter tidak hanya dilihat dari tokoh dan penokohan saja, tetapi juga dari tema, amanat, latar (waktu dan tempat), nilainilai, bahkan biografi pengarang. Novel yang paling berpotensi untuk pendidikan karakter adalah novel yang berjudul Cybercrime Fighters karena memuat pendidikan karakter yang lebih banyak dibandingkan novel-novel yang lain. Novel ini juga dapat memberikan pendidikan karakter yang kuat sehingga dapat memotivasi pembacanya agar mencontoh perilaku seperti yang ada dalam novel. Simpulan dan Saran Penelitian ini menghasilkan tiga temuan, yakni (1) karakteristik unsur intrinsik novel remaja mutakhir (2000-an) yang berupa (a) tema yang banyak
7 muncul adalah impian dan cinta dapat diraih melalui usaha keras, (b) amanat yang banyak muncul adalah berusahalah dengan keras agar impian dan cinta dapat tercapai, (c) tokoh utama masih remaja dan tokoh bawahannya adalah tokoh yang dekat dengan kehidupan remaja, (d) penokohan sesuai dengan usia remaja, (e) latar tempat dan latar waktu berkaitan dengan kehidupan sosial remaja, (2) karakteristik unsur ekstrinsik novel remaja mutakhir (2000-an) yang berupa (a) biografi pengarang yang mencerminkan hasil karyanya dan (b) nilai-nilai yang bersifat positif, dan (3) novel yang berjudul Cybercrime Fighters adalah novel yang paling berpotensi dugunakan sebagai alternatif sumber belajar apresiasi prosa berbasis pendidikan karakter karena memiliki nilai pendidikan karakter yang paling banyak daripada novel lainnya. Bagi guru Bahasa Indonesia, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam melaksanakan pembelajaran apresiasi prosa. Dalam penelitian ini sudah dicantumkan daftar novel yang sesuai untuk pembelajaran apresiasi prosa. Guru bisa memilih novel sesuai dengan pendidikan karakter yang ingin ditanamkan kepada siswa. Selain itu, novel yang disajikan sangat sesuai dengan siswa SMP, maupun SMA karena berisi permasalahan seputar remaja. Jadi, dapat dikatakan bahwa novel-novel yang diteliti ini dekat dengan kehidupan siswa. DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, M Strategi Belajar-Mengajar Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra. Malang: YA 3. Angela, P Kintaholic. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Ayunda Cybercrime Fighters. Bandung: PT Mizan Pustaka. Balitbang Kemendiknas Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Balitbang Kemendiknas. Efendi, W Unbelievable. Jakarta: Gagas Media. Kaswardi, Em. K Pendidikan Nilai Memasuki Tahun Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Kinasih, E Fairish. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Mahmud, K.K Sastra Indonesia dan Daerah: Sejumlah Masalah. Bandung: Angkasa. Nuranindya, D Dealova. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Nuranindya, D Rahasia Bintang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Nurgiyantoro, B Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Pratiwi, Y Memahami Tujuan dan Materi Pengajaran Apresiasi Sastra. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan IKIP. Priyatni, E.T Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta: Bumi Aksara. Santoso, S. B Jilbab Funky. Yogyakarta :Flash books. Suroto Teori dan Bimbingan: Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga. Tan, S FBI vs CIA. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL BAK RAMBUT DIBELAH TUJUH KARYA MUHAMMAD MAKHDLORI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL BAK RAMBUT DIBELAH TUJUH KARYA MUHAMMAD MAKHDLORI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Lili Purwanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imajiner. Dalam hal ini, pengarang mengemukakan realitas dalam karyanya berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra selalu muncul dari zaman ke zaman di kalangan masyarakat. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai
Lebih terperinciANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ady Wicaksono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adywicaksono77@yahoo.com Abstrak: Tujuan
Lebih terperinciASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA
1 ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Hidayatik, Sukirno, Bagiya Program Studi PendidikanBahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil temuan penelitian dan analisis data mengenai struktur, nilai pendidikan karakter, dan relevansinya terhadap materi pembelajaran bahasa
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut.
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan pada Bab V dapatlah ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut. 6.1 Simpulan Memperhatikan rumusan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang dialaminya
Lebih terperinciBAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
55 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian, yakni metode penelitian, teknik pengumpulan data, data dan sumber data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga kehidupannya dengan bahasa sebagai media penyampaiannya. Sastra merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA
NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA Oleh: Dwi Erfiana Kurniawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia erfiana@ymail.com ABSTRAKPenelitian ini bertujuanuntuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan berbagai fenomena kehidupan manusia. Fenomena kehidupan manusia menjadi hal yang sangat menarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah sekaligus ujian untuk orangtuanya. Dalam perkembangannya pendidikan terhadap anak merupakan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA SMA Negeri 1 Wonogiri Mata Pelajaran/Tema : Bahasa Indonesia/ Kelas/Semester Waktu : XI / Ganjil : 1 x Pertemuan (2 x 45 menit) Hari : Kamis, 23 Desember
Lebih terperinciANALISIS MUATAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA BUKU SISWA KELAS VI SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR
ANALISIS MUATAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA BUKU SISWA KELAS VI SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR Latifatul Chabibah, Suharjo dan Muchtar, Universitas Negeri Malang E-mail: latifatul_chabibah@yahoo.com; suharjofipum@yahoo.com;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA
NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA Oleh: Intani Nurkasanah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian mengenai karakterisasi dalam novel
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Umi Fatonah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciANALISIS NILAI PENDIDIKAN NOVEL BUNDA LISA KARYA JOMBANG SANTANI KHAIREN DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA KELAS XI
ANALISIS NILAI PENDIDIKAN NOVEL BUNDA LISA KARYA JOMBANG SANTANI KHAIREN DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA KELAS XI Oleh: Riswanto PendidikanBahasadanSastra Indonesia Riseoneto@gmail.com ABSTRAK:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu aspek belajar yang harus diajarkan guru kepada siswa selain aspek lainnya, yaitu membaca, mendengar, dan berbicara. Menurut Tarigan
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI
KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
Lebih terperinciNILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ari Handayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciNILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Tri Sugiarti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciNILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Nita Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA SKRIPSI
ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA SKRIPSI diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Anang Famuji Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik ditingkat lokal, nasional, maupun global.
Lebih terperinciintrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang
1 PENDAHULUAN Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan berbagai masalah yang dihadapinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya dan kehidupan manusia subjeknya. Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penyimpangan sosial di kalangan pelajar, terutama yang berada di jenjang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyimpangan sosial di kalangan pelajar, terutama yang berada di jenjang pendidikan setingkat sekolah menengah atas (SMA), semakin memprihatinkan. Misalnya, penyalahgunaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain penelitian 1. Metode Penelitian Dalam bagian lebih dahulu, penulis telah merumuskan masalah penelitian ini, maka sekarang untuk menjawab rumusan masalah diperlukan
Lebih terperinciANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA
ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Ahmad Zuhri Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh Felly Mandasari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, yang berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan hidup manusia. Sastra merupakan media bagi manusia untuk berkekspresi
Lebih terperinciHUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP
HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP Oleh: Ella 1, Harris Effendi Thahar 2, Afnita 3 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide
Lebih terperinciTINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA
TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Wahyuningsih Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciRAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom
RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan 1. Unsur Intrinsik Novel Bulan Nararya a. Tema Tema dari novel Bulan Nararya adalah kepedulian
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan 1. Unsur Intrinsik Novel Bulan Nararya a. Tema Tema dari novel Bulan Nararya adalah kepedulian sosial. Kepedulian sosial tersebut dikerucutkan pada orang-orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
Lebih terperinciNILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL GURU PARA PEMIMPI KARYA HADI SURYA DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA
NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL GURU PARA PEMIMPI KARYA HADI SURYA DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Wahyu Kartikasari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada diri pembaca. Karya juga merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang
Lebih terperinciKIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA
KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Anifah Restyana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk institusi sosial dan hasil pekerjaan seni kreatif dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Hubungan antara sastra, masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan membaca karya sastra pembaca atau masyarakat umum dapat mengetahui kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata sastra diambil dari bahasa latin dan juga sansekerta yang secara harafiah keduanya diartikan sebagai tulisan. Sastra merupakan seni dan karya yang berkaitan dengan
Lebih terperinciNILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK
NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK Penelitian ini mengambil novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy sebagai
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1
PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN Cerianing Putri Pratiwi 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kualitas
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam Bahasa Indonesia, kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada kesusasteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh manusia. Pada konteks yang berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra sebagai sebuah ungkapan pribadi pengarang berdasarkan kreativitas/ imajinasi pengarang. Sastra juga dapat dijadikan sebagai wadah seorang pengarang untuk
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Heni Purwatiningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh : Basuseno Sugeng Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, guru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun non formal. Setiap pendidikan tidak dapat
Lebih terperinciANALISIS TOKOH UTAMA NOVEL BATAS KARYA AKMAL NASERY BASRAL, RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER, DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
ANALISIS TOKOH UTAMA NOVEL BATAS KARYA AKMAL NASERY BASRAL, RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER, DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Heri Sutrisno Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan media komunikasi yang menyajikan keindahan dan memberikan makna terhadap kehidupan dan pemberian pelepasan ke dunia imajinasi (Budianta, 2006:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesusastraan ditulis karena motivasi manusia mengekspresikan dirinya sendiri dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini
12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sejenis Penelitian lain yang membahas tentang Citra Perempuan adalah penelitian yang pertama dilakukan oleh Fitri Yuliastuti (2005) dalam penelitian yang berjudul
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang melakukan kajian terhadap novel Jatisaba karya Ramayda Akmal. Metode yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL MENGEJAR-NGEJAR MIMPI KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA
ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL MENGEJAR-NGEJAR MIMPI KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Devi Rahmawati Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan
Lebih terperinciOleh: Puji Watmi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
TRANSFORMASI CERPEN DI ATAS SAJADAH CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY MENJADI NASKAH DRAMA PANGGUNG DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI DRAMA DI KELAS X SMA Oleh: Puji Watmi Program Studi Pendidikan Bahasa
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu perwujudan dari seni dengan menggunakan lisan maupun tulisan sebagai medianya. Keberadaan sastra, baik sastra tulis maupun bentuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian sastra, seorang peneliti harus memiliki kemampuan
117 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian sastra, seorang peneliti harus memiliki kemampuan memilih dan menggunakan metode sesuai dengan kekhasan sifat karya sastra yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk salah satu dasar pengembangan karakter seseorang. Karakter merupakan sifat alami jiwa manusia yang telah melekat sejak lahir (Wibowo, 2013:
Lebih terperinciNILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA. Oleh : Gilang Ratnasari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP-Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciNILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL AMELIA KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL AMELIA KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: M. Khayatul Khikam Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah pencerminan kehidupan masyarakat. Melalui karya sastra, seorang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah pencerminan kehidupan masyarakat. Melalui karya sastra, seorang pengarang mengungkapkan problem kehidupan yang terkadang pengarang sendiri ikut berada
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa simpulan penelitian, yaitu: 1. Latar belakang
Lebih terperinciPeningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli
Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi
Lebih terperinciNILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Hendri Wiyono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo hendriwiyono11@gmail.com
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian dan analisis data mengenai struktur, nilai pendidikan karakter, dan relevansi novel Pethite Nyai Blorong karya Peni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra adalah sebuah karya imajiner yang bermedia bahasa dan memiliki nilai estetis. Karya sastra juga merupakan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sudah terlanjur dewasa. Kebanggaan kita terhadap anak-anak tidak hanya sebatas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia anak merupakan sebuah dunia yang penuh keceriaan, sebuah surga dunia yang sulit diperoleh kembali, bahkan tidak akan pernah oleh mereka yang sudah terlanjur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan menyimpan nilai-nilai pendidikan karakter yang begitu kaya. Begitu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan menyimpan nilai-nilai pendidikan karakter yang begitu kaya. Begitu pula dengan agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang memberi pesan untuk menjadikan
Lebih terperinciASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Kukuh Iman Ujianto Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciPENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MORAL DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE DAN PEMBELAJARANNYA PADA KELAS XI SMA
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MORAL DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE DAN PEMBELAJARANNYA PADA KELAS XI SMA E-JOURNAL Oleh Isnaniyah NIM 082110057 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Sepanjang pengamatan peneliti, tidak ditemukan penelitian yang membahas nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan
Lebih terperincikemanusiaan, nilai-nilai pendidikan, nilai-nilai kebudayaan dan meningkatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh manusia atau yang diciptakan oleh manusia dengan menggunakan bahasa untuk menghasilkan nilai estetika. Dalam hal
Lebih terperinciANALISIS NILAI MORAL NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
ANALISIS NILAI MORAL NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Eka Damayanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciBuku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076
Kemampuan Siswa menentuan Tokoh, Karekter Tokoh, dan Latar Cerpen Pada Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi Oleh Susi Fitria A1B1O0076 Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat
Lebih terperinciPeningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Teks Drama Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share.
Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Teks Drama Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share Isthifa Kemal 1 ABSTRAK Penelitian ini mengkaji masalah yaitu 1) bagaimana peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari makhluk hidup yang lainnya. Oleh sebab itu, perlu adanya pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciASPEK PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA
ASPEK PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Fredi Adiansyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur
Lebih terperinciMENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN
ENCEP KUSUMAH MENU UTAMA PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN UNSUR PROSA FIKSI CERPEN NOVELET NOVEL GENRE SASTRA SASTRA nonimajinatif Puisi - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan
Lebih terperinci