Analisa Penilaian Kompetitif terhadap Persyaratan Konsumen dan Teknik pada Pengembangan Dendrobium Bunga Potong

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisa Penilaian Kompetitif terhadap Persyaratan Konsumen dan Teknik pada Pengembangan Dendrobium Bunga Potong"

Transkripsi

1 Makalah Pendukung 5 Analisa Penilaian Kompetitif terhadap Persyaratan Konsumen dan Teknik pada Pengembangan Dendrobium Bunga Potong Nur Qomariah Hayati Balai Penelitian Tanaman Hias Jl. Raya Ciherang-Pacet, Cianjur ABSTRAK. Dendrobium merupakan salah satu anggrek penting dengan nilai ekonomi tinggi untuk dibudidayakan. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen pengguna varietas Dendrobium maka pengembangan varietas baru diarahkan untuk menghasilkan varietas yang sesuai dengan preferensi konsumen, agar resiko kegagalan produk dapat ditekan serendah mungkin. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi atribut persyaratan (1) konsumen dan (2) teknis produsen yang dinilai kompetitif dalam pengembangan Dendrobium bunga potong. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Metode Analisis data yang digunakan adalah metode analisis Quality Function Deployment (QFD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 16 atribut persyaratan konsumen Dendrobium bunga potong yang dinilai kompetitif oleh konsumen adalah: (a) produktivitas tinggi, panjang malai bunga, jumlah kuntum bunga, kemudahan memproduksi bunga untuk nilai keunggulan; (b) panjang tangkai bunga dinilai sama baik; (c) umur hibrida dinilai cukup baik; (d) kemudahan memperoleh bibit, ketahanan terhadap hama dan penyakit, dan harga beli benih dinilai kurang baik. Sedangkan untuk persyaratan teknik yang dinilai unggul terkait dengan jumlah pseudobulb atau umbi produktif per tanaman, jumlah kuntum bunga per tangkai dan teknologi budidaya anggrek; (b) panjang malai bunga, panjang tangkai bunga, penilaian karakter dan kualitas bunga dinilai sama baik; (c) teknologi kultur jaringan dinilai cukup baik; (d) teknologi perbaikan varietas tanaman tahan hama dan penyakit (uji lanjut), sistem informasi handal, hubungan kerjasama antara lembaga penelitian dengan pelaku usaha dinilai tidak baik. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam perbaikan kualitas varietas unggul baru Dendrobium yang akan dikembangkan yang sesuai dengan keinginan konsumen dan kemampuan teknis produsen. Kata-kata kunci: Persyaratan konsumen dan teknis, perbaikan kualitas, dan Dendrobium bunga potong. ABSTRACT. Nur Qomariah Hayati (2013) Competitive Assessment Analysis of the Consumer and Technical Requirements on Development of Dendrobium Cut Flower Quality. Dendrobium is one of the important orchids with high economical value to be developed. In order to meet the user needs on new superior Dendrobium varieties with breeder efforts in producing new Dendrobium varieties and reducing the risks as low as possible, the competitive assessment analysis was carried out. This study was aimed to identify (1) consumer and (2) technique requirements for Dendrobium cut flowers. Data used in this research were primary and secondary data. Analysis of the data was done using analysis method of the Quality Function Deployment (QFD). The results of the study indicated that from 16 term attributes of Dendrobium cut flower competitiveness values the consumers shows that (a) the superiority of new varieties was valued based on high productivity, panicle length, number of flower petals, and the easeness in producing flowers; (b) good variety with the length of flower stalks; (c) quite well with the age of hybrids; and (d) low quality with ease in obtaining seeds, resistance to pests and diseases, the purchase price of seeds. While based on the competitiveness values in 129

2 technical terms, (a) the high quality values were indicated by number of tubers per pseudobulb or plant productivity, flower productivity and orchid cultivation technology; (b) good quality with infloresent flower length, panicle length, flower stalk characters and flower quality; (c) good enough with technology of tissue culture (in vitro propagation); (d) low quality with comparing improvement technology of plant varieties that resist to pests and diseases (advanced tests), reliable information system, cooperation between research institutions and other stakeholders. Results of this research can be used as guidelines for quality improvement of varieties in developing orchid quality based on consumer needs and technical production capacity of producer. Key words: consumer and technical terms, quality improvement, Dendrobium cut flowers PENDAHULUAN Usaha agribisnis florikultura merupakan sumber pendapatan tunai bagi masyarakat dan petani skala kecil, menengah dan besar. Usaha tersebut mempunyai nilai ekonomis tinggi, jenis yang beragam, tersedianya sumber daya lahan dan teknologi, serta potensi serapan pasar di dalam negeri dan internasional yang terus meningkat. Ketersediaan sumber daya hayati yang berupa jenis tanaman dan varietas yang banyak dan ketersediaan sumber daya lahan, apabila dikelola secara optimal akan menjadi kegiatan usaha ekonomi yang bermanfaat untuk penanggulangan kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja di bidang pertanian. Salah satu komoditi unggulan tanaman hias Indonesia adalah anggrek. Anggrek merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan telah dibudidayakan di Indonesia. Dalam upaya mencapai perkembangan agribisnis, ketersediaan benih bermutu dalam jumlah yang cukup dan sinambung merupakan salah satu penentu keberhasilan agribisnis tersebut. Karena itu penggunaan benih bermutu dari varietas unggul sangat menentukan keberhasilan produksi di bidang pertanian, termasuk peranggrekan. Untuk itu pengembangan usaha dan produksi anggrek memerlukan dukungan yang kuat dari aspek penyediaan benih bermutu dari varietas unggul. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa ketersediaan dan penggunaan benih anggrek bermutu masih rendah. Selama ini kebutuhan benih untuk pengembangan usaha agribisnis anggrek sebagian besar dipenuhi dari pemasukan benih dari luar negeri. Pemasukan benih dari luar negeri dilakukan karena produksi benih dalam negeri belum mencukupi kebutuhan. Mengingat pentingnya arti benih maka diperlukan upaya untuk meningkatkan produksi, memperbaiki mutu, memperbaiki distribusi, meningkatkan pengawasan peredaran dan meningkatkan penggunaan benih bermutu dalam kegiatan agribisnis florikultura. Sampai saat ini industri perbenihan anggrek Dendrobium belum berkembang seperti yang diharapkan yaitu dapat memproduksi bibit baik dalam hal 130

3 kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Sehingga Indonesia belum mampu memproduksi anggrek Dendrobium secara massal dan kontinu serta berdaya saing di pasar. Padahal bila ditinjau dari potensi sumber daya genetik, Indonesia merupakan pusat keanekaragaman genetik beberapa jenis anggrek yang berpotensi sebagai tetua untuk menghasilkan varietas baru anggrek bunga potong, salah satunya seperti Dendrobium (Widiastoety, et al., 2010). Dendrobium merupakan anggrek yang sangat populer diantara jenis anggrek yang lain. Sebagai anggota keluarga anggrek, Dendrobium menempati peringkat kedua terbesar dari spesies. Data statistik volume impor benih anggrek pada tahun 2008 cenderung mengalami peningkatan sebanyak batang, pada tahun 2009 meningkat cukup tajam yaitu sebesar batang, kemudian pada tahun 2010 meningkat sebesar batang dan pada tahun 2011 menjadi sebesar batang. Sedangkan volume ekspor benih anggrek mengalami fluktuasi. Pada tahun 2008 ekspor benih sebesar batang, pada tahun 2009 meningkat menjadi sebesar batang, pada tahun 2010 mengalami peningkatan cukup tajam yaitu sebesar batang, dan pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi sebesar batang. Ketersediaan benih nggrek dalam negeri dan impor benih tanaman anggrek dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Ketersediaan Bibit Anggrek Dalam Negeri, Ekspor dan Impor Benih Tanaman Anggrek (Orchids seed availability in the country, export and import of the orchid plant) Tahun (Year) Dalam Negeri (In the country) Impor (Import) Ekspor (Eksport) Sampai Maret Sumber : Ditjen Hortikultura, 2012 Bagi seorang konsumen, atribut atau karakteristik yang melekat pada suatu produk menjadi bahan pertimbangan dalam memilih suatu produk. Atribut produk merupakan unsur-unsur yang dianggap penting oleh konsumen didalam mengambil keputusan, karena setiap produk mempunyai karakteristik yang berfungsi sebagai atribut penilaian selama proses pengambilan keputusan. Pentingnya suatu atribut bagi konsumen dapat juga menggambarkan baik buruknya suatu produk. Pada analisis tingkat preferensi petani terhadap karakteristik hasil dan kualitas bawang merah varietas lokal dan impor yang dilakukan oleh Basuki (2009) mengemukakan bahwa dalam memilih varietas yang disukai petani mempertimbangkan keunggulan dari seluruh keseluruhan atribut yang dimiliki oleh varietas tersebut. Untuk memperbaiki varietas bawang merah perlu memperhatikan karakteristik mutu, yaitu bentuk, ukuran, warna umbi, serta kemampuan adaptasi tinggi yaitu dapat ditanam pada musim kemarau dan hujan. 131

4 Keberhasilan suatu strategi pengembangan produk baru tidak hanya sekedar kemampuan menciptakan sebuah produk, akan tetapi bisa memahami featur-featur dari produk tersebut sesuai dengan preferensi konsumen. Ameriana, et al., (1998) menyebutkan bahwa dalam proses pelepasan varietas perlu mempertimbangkan keinginan dari para pengguna varietas. Sebagai konsekuensinya informasi mengenai hal tersebut harus tersedia. Perbaikan kualitas merupakan salah satu unsur yang harus diperhatikan dalam proses pelepasan varietas, disamping potensi hasil, ketahanan terhadap hama dan penyakit dan sebagainya. Berdasarkan dari hasil penelitian ini seorang pemulia tanaman dapat membuat prioritas mengenai petunjuk kualitas yang harus didahulukan untuk diperbaiki. Sebagai bahan pertimbangannya yaitu proses pelepasan varietas dalam bidang pemuliaan memerlukan investasi yang tidak sedikit baik dalam hal waktu, tenaga maupun biaya. Dalam era yang semakin kompetitif, salah satu nilai utama yang diharapkan oleh pengguna benih dari pemulia adalah kualitas atau mutu. Kemampuan pemulia menghasilkan suatu varietas dalam memberikan hasil atau kinerja yang sesuai dan dapat memenuhi atau bahkan melebihi harapan pengguna merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi oleh lembaga penelitian Semakin memenuhi harapan pengguna, maka suatu produk dapat dikatakan semakin berkualitas. Oleh karena itu pemahaman konsep mutu sangat penting dalam pengembangan kegiatan suatu lembaga penelitian karena pertumbuhan suatu lembaga penelitian ditentukan oleh mutu produk yang dihasilkan. Mutu menurut Marimin (2004) adalah ukuran seberapa dekat suatu barang atau jasa sesuai dengan standar mutu. Dengan demikian dalam proses pengembangannya yang memperhatikan konsep kualitas akan memberikan keuntungan. Menurut Gaspersz (2011), bahwa keuntungan dengan konsep kualitas yaitu bebas dari pemborosan (waste) dan inefisiensi. Apabila pemborosan dan inefisiensi dapat dicegah atau dikurangi, maka biaya proses produksi per unit akan menjadi rendah, yang berarti harga produk menjadi lebih kompetitif. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi persyaratan konsumen anggrek Dendrobium bunga potong yang sesuai dengan keinginan konsumen; (2) Mengidentifikasi atribut persyaratan konsumen yang dinilai kompetitif oleh konsumen dalam pengembangan kualitas anggrek Dendrobium bunga potong; (3) Mengidentifikasi atribut persyaratan teknis produsen yang dinilai kompetitif oleh pemulia dalam pengembangan kualitas anggrek Dendrobium bunga potong BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Serpong Kabupaten Tangerang Selatan dan Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor. Lokasi penelitian ditentukan dengan cara purposive (sengaja). Pemilihan Kecamatan Serpong dan Kecamatan 132

5 Gunung Sindur sebagai daerah penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa daerah tersebut sebagai daerah sentra produksi anggrek Dendrobium bunga potong, dan merupakan komoditas unggulan di daerah tersebut. Sedangkan wawancara dengan pemulia anggrek Dendrobium bunga potong dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Hias, serta anggota PAI (Perhimpunan Anggrek Indonesia) cabang DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diambil dengan metode survei berupa wawancara berdasarkan kuesioner dengan petani anggrek Dendrobium bunga potong sebagai pengguna bibit anggrek Dendrobium bunga potong dan pemulia anggrek Dendrobium bunga potong sebagai penghasil varietas anggrek Dendrobium bunga potong, serta wawancara dengan pakar anggrek. Data sekunder sebagai data penunjang diperoleh dari berbagai instansi antara lain Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Hias, internet, jurnal, serta literatur-literatur yang terkait dengan topik penelitian. Berdasarkan dari survei di lapangan diperoleh populasi berjumlah 30 orang. Metode pengambilan sampel dengan cara sensus. Responden yang diambil sebagai konsumen adalah yang dianggap kompeten untuk memberikan informasi sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian. Analisis data dilakukan dengan metode analisis Quality Function Deployment (QFD). Quality Function Deployment merupakan sebuah alat perencanaan yang digunakan untuk memenuhi harapan konsumen terhadap produk. HASIL DAN PEMBAHASAN Kemajuan dan perkembangan teknologi menuntut agar produsen dapat membuat produk yang memiliki sifat lebih (lebih baik, lebih mudah, lebih unggul, dan lain sebagainya) sesuai dengan kebutuhan konsumen. Teknologi memiliki andil besar dalam pengembangan produk baru, namun apabila dalam pengembangannya akan menimbulkan kerugian jika produk yang dibuat hanya untuk maksud memamerkan teknologi saja. Hal ini mengindikasikan bahwa terlepas dari tingginya teknologi yang akan dihadirkan pada umumnya, kualitaslah yang akan menentukan tingginya penawaran produk tersebut oleh pasar maupun konsumen. Menurut Akao (1995) menyebutkan bahwa pemikiran dan pemahaman dari konsumen memegang peran sebagai kunci keberhasilan/tidaknya pengembangan produk baru. Mengacu kepada konsep kepuasan konsumen, maka ketika lembaga penelitian dan pengembangan sebagai penghasil varietas, akan menawarkan varietas kepada konsumen pengguna bibit, lembaga penelitian harus memiliki keyakinan bahwa varietas yang akan diluncurkan itu memang dirancang untuk dapat memuaskan keinginan konsumen. 133

6 Oleh karena itu, proses merancang sebuah varietas baru, bukan sekedar menyangkut penentuan manfaat apa yang akan dipenuhi, melainkan juga menyangkut keputusan disain, nama, merek dagang, jaminan, citra produk dan layanan konsumen. Oleh karena itu tidak ada satupun varietas yang dapat dikatakan sebagai varietas yang sempurna. Persyaratan Konsumen Anggrek Dendrobium Bunga Potong Varietas Baru Berdasarkan hasil survei yang dilakukan kepada konsumen pengguna bibit anggrek Dendrobium bunga potong diketahui 16 ideotipe anggrek varietas unggul baru yang merupakan persyaratan konsumen, yaitu: (1).Produktivitas tinggi ( 10 tangkai per pot); (2). Umur hibrida ( 24 bulan); (3). Warna bunga (putih dan kombinasi dua warna); (4). Bentuk bunga (bintang); (5). Ukuran bunga (besar); (6). Panjang malai bunga (>20 cm); (7). Tangkai bunga panjang (minimal 40 cm); (8). Jumlah kuntum bunga pert tangkai banyak (minimal 16 kuntum); (9). Ketegaran tangkai bunga tegak dan kuat; (10). Ketahanan bunga (>10 hari); (11). Kemudahan memperoleh varietas (sangat mudah); (12). Kemudahan memproduksi bunga mudah; (13). Ketahanan terhadap serangan hama; (14). Ketahanan terhadap serangan penyakit; (15). Harga beli bibit (sangat murah); (16). Harga jual bunga (mahal). Persyaratan konsumen anggrek Dendrobium bunga potong varietas baru dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Persyaratan Konsumen Anggrek Dendrobium Bunga Potong Varietas Baru Sesuai dengan Keinginan Konsumen (Consumer terms on a new variety of Dendrobium cut flower according to consumer wishes) Persyaratan Konsumen Primer (Primary Consumer Requirements) Produktivitas (Productivity) Karakter tanaman (Plant characters) Persyaratan Konsumen Sekunder terhadapvb Anggrek Dendrobium Potong * (Secondary consumer requirements on New variety of Dendrobium cut flower) Produktivitas tinggi ( 10 tangkai/tanaman/tahun)(high productivity) ( 10 stalk/plant/year) Umur hibrida( 24 bulan) (The age of hybrids)( ( 24 months) Warna bunga (putih) (flower color)(white) Bentuk bunga (bintang) (shape colour)(star) Ukuran bunga (besar)(flower size)(large) Panjang malai bunga(panjang)(panicle length)(length) Varietas Unggul Anggrek Hibrida* (Superior varieties of hybrid Orchid) Produktivitas sedang (6-8 tangkai/tanaman/tahun)(medium productivity)(6-8 stalk/plant/year) Umur hibrida ( 24 bulan) (The age of hybrids)( ( 24 months) Warna bunga (kombinasi dua warna) ((flower color)(two tone combination) Bentuk bunga (bintang) (shape colour)(star) Ukuran bunga (besar) )(flower size)(large) Panjang malai bunga (panjang) (panicle length)(length) 134

7 Persyaratan Konsumen Primer (Primary Consumer Requirements) Ketahanan Terhadap Serangan OPT (Pest and disease resistant) Persyaratan Konsumen Sekunder terhadapvb Anggrek Dendrobium Potong * (Secondary consumer requirements on New variety of Dendrobium cut flower) Panjang tangkai bunga (panjang)(inflorecence stalk length)(length) Jumlah kuntum bunga per tangkai (minimal 16 kuntum) (petals number per stalk) Ketegaran tangkai bunga (tegak dan kuat) (Rigidity of inflorescence stalk) Ketahanan bunga (>10 hari) (vase life) Tahan penyakit (Disease resistant) Varietas Unggul Anggrek Hibrida* (Superior varieties of hybrid Orchid) Panjang tangkai bunga (panjang) (inflorescence stalk length)(length) Jumlah kuntum bunga per tangkai (12-15 kuntum) (petals number per stalk) Ketegaran tangkai bunga(tegak dan kuat) (Rigidity of inflorescence stalk) Ketahanan bunga (5-10 hari) (vase life) Tahan penyakit (Disease resistant) Tahan hama (uji lanjut) )(Pest resistant) Tahan hama (uji lanjut) )(Pest resistant) Kemudahan Memperoleh Bibit (The ability to gain the seed) Kemudahan memperoleh bibit (sangat mudah) (The ability to gain the seed)(very easy) Kemudahan memperoleh bibit (cukup sulit) (The ability to gain the seed)(hard enough) Kemudahan Memproduksi (The ability to producing the flower) Kemudahan memproduksi(mudah) (The ability to producing the flower) Kemudahan memproduksi (cukup sulit) (The ability to producing the flower)(hard enough) Harga (Price) Harga beli benih (sangat murah) (The price of seeds) (Very cheap) Harga beli benih (mahal) (The price of seeds)(expensive) Harga jual bunga (mahal)(the selling price of flowers)(expensive) Harga jual bunga (mahal) (the selling price of flowers) (expensive) Sumber : *Data Primer hasil wawancara dengan petani dan atribut persyaratan konsumen primer dan sekunder anggrek Dendrobium potong VB dan VUH merupakan hasil wawancara dengan pakar anggrek Dendrobium bunga potong Balai Penelitian Tanaman Hias. Penyusunan Persyaratan Teknik Produsen Persyaratan teknik (how) disusun berdasarkan informasi yang diperoleh dari kebutuhan konsumen dan keinginan konsumen yang disusun dalam persyaratan konsumen. Tujuan dari penyusunan persyaratan teknik ini adalah untuk menerjemahkan persyaratan konsumen ke dalam langkah-langkah teknis agar dapat tercapai kesesuaian produk yang dikembangkan oleh organisasi dengan keinginan konsumen. Persyaratan teknik merupakan jawaban yang diberikan pemulia atas keinginan konsumen yang dinyatakan sebagai syarat konsumen. Persyaratan teknik yang disusun berdasarkan dari hasil wawancara terhadap pemulia (breeder) anggrek Dendrobium bunga potong terdiri dari persyaratan teknik 135

8 primer dan persyaratan teknik sekunder. Persyaratan teknik primer terdiri dari sifat fisik tanaman (karakter agronomis tanaman), persilangan, seleksi silangan, teknologi perbanyakan benih, teknologi uji lanjut, ketahanan terhadap Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), dukungan pemerintah. Persyaratan teknik sekunder yang termasuk dalam sifat fisik tanaman (karakter agronomis tanaman) yaitu jumlah pseudobulb atau umbi produktif per tanaman. Persyaratan teknik sekunder yang termasuk dalam persilangan adalah warna bunga, bentuk bunga, ukuran bunga, panjang malai bunga, panjang tangkai bunga, jumlah kuntum bunga per tangkai, karakter tangkai bunga. Persyaratan teknik sekunder yang termasuk dalam seleksi silangan adalah penilaian karakter dan kualitas bunga. Persyaratan teknik sekunder yang termasuk dalam telnologi perbanyakan benih yaitu teknologi kultur jaringan (in vitro). Persayaratan teknik sekunder yang termasuk dalam uji lanjut yaitu teknologi budidaya berbasis SOP dan GAP, teknologi pasca panen berbasis GHP (Good Handling Practices). Persyaratan teknik sekunder yang termasuk dalam dukungan pemerintah yaitu sistem informasi yang handal dan hubungan kerjasama antara lembaga penelitian dengan pelaku usaha. Persyaratan teknik anggrek Dendrobium bunga potong varietas unggul baru dan satuan pengukurannya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Persyaratan Teknik Anggrek Dendrobium Bunga Potong Varietas Baru (Technical requirements on a new variety of Dendrobium cut flowers) Persyaratan Teknik (Technical requirements) Primer (Primary) Sekunder (Secondary) Sifat fisik tanaman (karakter agronomi tanaman)(characters of plant agronomy) Seleksi hibrida (Hybrid selection) Jumlah pseudobulb atau umbi produktif per tanaman (number pseudobulb per plant) Satuan Pengukuran (Unit of measurement) Bulb Warna bunga (flower color) - Bentuk bunga (flower shape) Bulat, bintang (round, star) Ukuran bunga (flower size) - Panjang malai bunga (panicle Cm lenght) Panjang tangkai bunga Cm (inflorescence stalk lenght) Jumlah kuntum bunga per tangkai Kuntum (petals) (bud number per inflorescence stalk) Karakter tangkai bunga - (inflorescence stalk characters) Penilaian karakter dan kualitas - bunga (assessment of the 136

9 character and quality of the flowers) Teknologi Perbanyakan Benih Teknologi kultur jaringan (in - (Propagation technology) vitro) Teknologi Uji Lanjut Teknologi budidaya (SOP dan - (Continued technologicat test) GAP)(cultivation technology) Teknologi Pasca Panen - (GHP)(Post harvest technology) Ketahanan Terhadap Serangan OPT Teknologi perbaikan varietas - (Plant pest organisms resistant) tanaman tahan penyakit (uji lanjut)(technology improve of diseases resistant) Teknologi perbaikan varietas - tanaman tahan hama (uji lanjut) (Technology improve of pests resistant) Dukungan Pemerintah (Government Sistem Informasi handal (Reliable - support) information system) Hubungan Kerjasama Antara Lembaga Penelitian dengan Pelaku Usaha (The relathionship of cooperation between research institution and stakeholders) - Sumber : *Data Primer hasil wawancara dengan pemulia dan pakar anggrek Dendrobium bunga potong Balai Penelitian Tanaman Hias Penilaian Kompetitif Penilaian kompetitif dibagi menjadi dua, yaitu penilaian kompetitif konsumen dan penilaian kompetitif teknik. Penilaian kompetitif konsumen adalah cara untuk menentukan apakah persyaratan konsumen sudah terpenuhi dan mengidentifikasi persyaratan konsumen mana yang perlu mendapatkan perhatian lebih dalam pengembangan atau perbaikan varietas selanjutnya. Penilaian kompetitif teknik dilakukan dengan membandingkan kinerja persyaratan teknik untuk memproduksi suatu varietas baru dengan pesaingnya. Pada penilaian kompetitif, baik penilaian kompetitif konsumen maupun penilaian kompetitif teknik, anggrek Dendrobium bunga potong varietas baru dibandingkan dengan anggrek Dendrobium varietas unggul hibrida (VUH). Anggrek VUH merupakan anggrek Dendrobium bunga potong yang paling dominan tersedia di pasaran sampai saat ini, alasannya untuk bunga potong konsumen lebih memilih bunga ukuran besar dengan warna-warna cerah, bertangkai panjang, dan rajin berbunga. Penilaian Kompetitif Konsumen Penilaian kompetitif konsumen menggunakan skala likert lima tingkat. Penilaian kompetitif konsumen dapat diketahui melalui survei terhadap konsumen. Penilaian kompetitif konsumen dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan dari hasil penilaian kompetitif konsumen anggrek 137

10 Dendrobium bunga potong, menunjukkan bahwa: a. Persyaratan konsumen yang dinilai oleh petani mempunyai keunggulan adalah produktivitas tinggi, panjang malai bunga, jumlah kuntum bunga, kemudahan memproduksi bunga b. Persyaratan konsumen yang dinilai sama baik oleh petani yaitu panjang tangkai bunga, c. Persyaratan konsumen yang dinilai sama cukup baik oleh petani yaitu umur hibrida, d. Persyaratan konsumen yang dinilai sama tidak baik oleh petani yaitu kemudahan memperoleh bibit, ketahanan terhadap hama dan penyakit, harga beli benih. Tabel 4. Penilaian Kompetitif Konsumen (Competitive assessment of the consumer) Persyaratan Konsumen (consumer requirements) Dendrobium VB (New variety of Dendrobium) Jawaban Dendrobium VUH (superior variety of Dendrobium hybrid) Produktivitas tinggi ( tangkai/tanaman/tahun)(high productivity) ( 10 stalk/plant/year) Umur hibrida( 24 bulan) (The age of 3 3 hybrids)( 24 months) Warna bunga (putih) (flower color)(white) 3 4 Bentuk bunga (bintang) (shape colour)(star) 3 4 Ukuran bunga (besar)(flower size)(large) 3 4 Panjang malai bunga(panjang)(panicle 4 3 length)(length) Panjang tangkai bunga (panjang)(inflorecence 4 4 stalk length)(length) Jumlah kuntum bunga per tangkai (minimal kuntum) (petals number per stalk) Ketegaran tangkai bunga (tegak dan kuat) 3 4 (Power of inflorescence stalk) Ketahanan bunga (>10 hari) 3 4 (vase life) Tahan penyakit (Diseases resistant) 2 2 Tahan hama (uji lanjut) )(Pests resistant) 3 2 Kemudahan memperoleh bibit (sangat mudah) (The ability to gain the seed)(very easy)

11 Persyaratan Konsumen (consumer requirements) Dendrobium VB (New variety of Dendrobium) Jawaban Dendrobium VUH (superior variety of Dendrobium hybrid) Kemudahan memproduksi(mudah) (The 2 2 ability to producing the flower) Harga beli benih (sangat murah) (The price of 2 2 seeds) (Very cheap) Harga jual bunga (mahal)(the selling price of flowers)(expensive) 3 4 Keterangan : 1=Sangat tidak baik, 2=Tidak baik, 3=Cukup baik, 4=Baik, 5=Sangat baik Penilaian Kompetitif Teknik Penilaian kompetitif teknik adalah penilaian produk dibandingkan dengan pesaing terdekatnya untuk setiap persyaratan teknik. Penilaian kompetitif teknik menggunakan skala likert lima tingkat. Penilaian antara keduanya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Penilaian Kompetitif Teknik (Assessment of technical competitive) Persyaratan Teknik (Technical requirements) Jawaban (Response) Primer (Primary) Sekunder (Secondary) D. VB (New variety of Dendrobium) D. VUH (superior variety of Dendrobium hybrid) Sifat fisik tanaman (karakter Jumlah pseudobulb atau umbi 4 3 agronomi tanaman)(characters of plant agronomy) produktif per tanaman (number pseudobulb per plant) Warna bunga (flower color) 3 4 Bentuk bunga (flower shape) 3 4 Ukuran bunga (flower size) 3 4 Panjang malai bunga (panicle lenght) 4 4 Panjang tangkai bunga (inflorescence stalk lenght) 4 4 Jumlah kuntum bunga per 4 3 tangkai (bud number per inflorescence stalk) Karakter tangkai bunga (inflorescence stalk characters)

12 Seleksi hibrida (Hybrid selection) Teknologi Perbanyakan Benih (Propagation technology) Teknologi Uji Lanju (Continued technologicat test)t Ketahanan Terhadap Serangan OPT (Plant pest organisms resistant) Dukungan Pemerintah (Government support) Keterangan : Penilaian karakter dan kualitas bunga (assessment of the character and quality of the flowers) Teknologi kultur jaringan (in vitro) Teknologi budidaya (SOP dan GAP)(cultivation technology) Teknologi Pasca Panen (GHP)(Post harvest technology) Teknologi perbaikan varietas tanaman tahan penyakit (uji lanjut)(technology improve of diseases resistant) Teknologi perbaikan varietas tanaman tahan hama (uji lanjut) )(Technology improve of pests resistant) Sistem Informasi handal (Reliable information system) Hubungan Kerjasama Antara Lembaga Penelitian dengan Pelaku Usaha (The relathionship of cooperation between research institution and stakeholders) =Sangat tidak baik, 2=Tidak baik, 3=Cukup baik, 4=Baik, 5= Sangat baik Berdasarkan dari hasil survei terhadap pemulia anggrek Dendrobium bunga potong, diperoleh penilaian kompetitif teknik antara anggrek Dendrobium bunga potong Varietas Baru dengan anggrek Dendrobium Varietas Unggul Hibrida menunjukkan bahwa: a. Persyaratan teknik yang dinilai oleh pemulia mempunyai keunggulan atau penilaian lebih baik yaitu jumlah pseudobulb atau umbi produktif per tanaman, jumlah kuntum bunga per tangkai dan teknologi budidaya anggrek, b. Persyaratan teknik yang dinilai sama baik yaitu: panjang malai bunga, panjang tangkai bunga, penilaian karakter dan kualitas bunga, c. Persyaratan teknik yang dinilai sama cukup baik yaitu teknologi kultur jaringan (in vitro), d. Persyaratan teknik yang dinilai sama tidak baik dengan varietas pembanding yaitu teknologi perbaikan varietas tanaman tahan hama dan penyakit (uji lanjut), sistem informasi handal, hubungan kerjasama antara lembaga penelitian dengan pelaku usaha. 140

13 KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Penilaian kompetitif konsumen terhadap persyaratan konsumen anggrek Dendrobium bunga potong menunjukkan bahwa: (a). Persyaratan konsumen yang dinilai oleh petani mempunyai keunggulan adalah produktivitas tinggi, panjang malai bunga, jumlah kuntum bunga, kemudahan memproduksi bunga; (b). Persyaratan konsumen yang dinilai sama baik oleh petani yaitu panjang tangkai bunga; (c). Persyaratan konsumen yang dinilai sama cukup baik oleh petani yaitu umur hibrida; (d). Persyaratan konsumen yang dinilai sama tidak baik oleh petani yaitu kemudahan memperoleh bibit, ketahanan terhadap hama dan penyakit, harga beli bibit. 2. Penilaian kompetitif pemulia terhadap persyaratan teknik produsen anggrek Dendrobium bunga potong menunjukkan bahwa: (a). Persyaratan teknik yang dinilai oleh pemulia mempunyai keunggulan atau penilaian lebih baik yaitu jumlah pseudobulb atau umbi produktif per tanaman, jumlah kuntum bunga per tangkai dan teknologi budidaya anggrek; (b). Persyaratan teknik yang dinilai sama baik yaitu: panjang malai bunga, panjang tangkai bunga, penilaian karakter dan kualitas bunga; (c). Persyaratan teknik yang dinilai sama cukup baik yaitu teknologi kultur jaringan (in vitro); (d). Persyaratan teknik yang dinilai sama tidak baik dengan varietas pembanding yaitu teknologi perbaikan varietas tanaman tahan hama dan penyakit (uji lanjut), sistem informasi handal, hubungan kerjasama antara lembaga penelitian dengan pelaku usaha. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dra. Dyah Widiastoety, MS atas dukungan, diskusi, saran dan masukan yang diberikan kepada penulis, sehingga dapat terlaksananya penelitian ini. PUSTAKA Ameriana. Adiyoga,L. Sulistyowati. D. Ma mun Perilaku Konsumen Rumah tangga dalam Menilai Kualitas Kentang. Jurnal Hortikultura 7(4): Akao, Y QFD. Integrating Customer Requirements into Product Design. Productivity Press. Basuki, R. S Analisis Tingkat Preferensi Petani terhadap Karakteristik Hasil dan Kualitas Bawang Merah Varietas Lokal dan Impor. Jurnal Hortikultura 19 (2): Gaspersz, Total Quality Management Untuk Praktisi Bisnis dan Industri. PT. Penebar Swadaya. Jakarta. Marimin Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Gramedia Jakarta : Widia Sarana. Widiastoety, D., Soedarjo, M. & Solvia, N. 2010, Potensi Anggrek Dendrobium Dalam Meningkatkan Variasi dan Kualitas Anggrek Potong, J. Balitbang Pert, vol. 29, no. 3. Hlm

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 37 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Serpong Kabupaten Tangerang Selatan dan Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor. Lokasi penelitian ditentukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran Pengembangan Kualitas Produk Baru dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran Pengembangan Kualitas Produk Baru dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran Pengembangan Kualitas Produk Baru dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing Keunggulan bersaing bersifat dinamis dan akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu bergantung

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 45 V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Sentra Penanaman Anggrek Dendrobium Bunga Potong di Indonesia Dendrobium merupakan salah satu genus dalam famili Orchidaceae yang dapat tumbuh di dataran rendah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu di Gabungan Kelompok Tani Sugih

Lebih terperinci

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor strategis yang memberikan kontribusi dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Pertanian merupakan salah satu sektor kehidupan yang bidang pekerjaannya berhubungan dengan pemanfaatan alam sekitar dengan menghasilkan produk pertanian yang diperlukan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO (Studi Kasus di Desa Arjasa, Kec. Arjasa, Kab. Situbondo) Oleh : Yoki Hendra Sugiarto*), Yohanes

Lebih terperinci

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI MELALUI UPBS UNTUK MENDUKUNG PENYEDIAAN LOGISTIK BENIH DI SUMATERA UTARA

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI MELALUI UPBS UNTUK MENDUKUNG PENYEDIAAN LOGISTIK BENIH DI SUMATERA UTARA PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI MELALUI UPBS UNTUK MENDUKUNG PENYEDIAAN LOGISTIK BENIH DI SUMATERA UTARA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

By : Tedi Hartoyo. Key Word : The Role, Participation, Rank-Spearman Correliation

By : Tedi Hartoyo. Key Word : The Role, Participation, Rank-Spearman Correliation The Correlation between the Roll of UPTD Developing Intitution of Paddy Seed in Cihea with Participation of Breeding s Farmer in Supplying of Superior Paddy s Seed (Case study at The Farmer Group (Sarinah)

Lebih terperinci

Vegetalika (3): Program Studi Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada 2)

Vegetalika (3): Program Studi Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada 2) 15 Vegetalika. 2016. 5(3): 15-28 Karakteristik dan Preferensi Masyarakat terhadap Empat Populasi Kembang Kertas (Zinnia elegans Jacq.) Characteristic and Consumer Preference toward Four Population of Zinnia

Lebih terperinci

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004 Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004 KENTANG (Disarikan dari PPPVH 2004) Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura I. UJI ADAPTASI 1. Ruang Lingkup

Lebih terperinci

Peningkatan Keberhasilan Dalam Penyediaan Bibit Anggrek

Peningkatan Keberhasilan Dalam Penyediaan Bibit Anggrek Peningkatan Keberhasilan Dalam Penyediaan Bibit Anggrek Potensi ekonomi anggrek sebagai salah satu komoditas tanaman hias telah banyak dimanfaatkan dan dikembangkan oleh banyak negara. Di Indonesia, potensi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan

Lebih terperinci

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

Bab 5 H O R T I K U L T U R A Bab 5 H O R T I K U L T U R A Komoditas hortikultura yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai usaha agribisnis. Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Indonesia. Bawang merah bagi Kabupaten Brebes merupakan trademark

BAB 1. PENDAHULUAN. Indonesia. Bawang merah bagi Kabupaten Brebes merupakan trademark BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kapupaten Brebes merupakan sentra produksi bawang merah terbesar di Indonesia. Bawang merah bagi Kabupaten Brebes merupakan trademark mengingat posisinya sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas bunga di Indonesia sangatlah berlimpah. Menurut Dirjen Hortikultura Indonesia tahun 2006-2007, permintaan bunga hias di pasar dunia cenderung meningkat setiap

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Hortikultura I. PENDAHULUAN

Direktorat Jenderal Hortikultura I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan hortikultura telah memberikan sumbangan yang berarti bagi sektor pertanian maupun perekonomian nasional, yang dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sub sektor dalam sektor pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Indonesia memiliki

Lebih terperinci

EVALUASI KARAKTER TANAMAN KEDELAI HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M 2

EVALUASI KARAKTER TANAMAN KEDELAI HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M 2 EVALUASI KARAKTER TANAMAN KEDELAI HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M 2 HENRY ARDIANSYAH SIPAHUTAR 060307024 DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

Lebih terperinci

BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA

BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA 2015-2019 Dalam penyusunan Rencana strategis hortikultura 2015 2019, beberapa dokumen yang digunakan sebagai rujukan yaitu Undang-Undang Hortikultura Nomor

Lebih terperinci

Kebijakan Penelitian dan Pengembangan Anggrek Mendukung Peningkatan Ekspor

Kebijakan Penelitian dan Pengembangan Anggrek Mendukung Peningkatan Ekspor Keynote Speaker Kebijakan Penelitian dan Pengembangan Anggrek Mendukung Peningkatan Ekspor Yusdar Hilman, M. Prama Yufdy dan Sri Rianawati Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Jln. Ragunan 29A,

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI PETANI TERHADAP BENIH KEDELAI VARIETAS GROBOGAN DI KECAMATAN WERU KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS PREFERENSI PETANI TERHADAP BENIH KEDELAI VARIETAS GROBOGAN DI KECAMATAN WERU KABUPATEN SUKOHARJO ANALISIS PREFERENSI PETANI TERHADAP BENIH KEDELAI VARIETAS GROBOGAN DI KECAMATAN WERU KABUPATEN SUKOHARJO Nike Susanti, Prof. Dr. Ir. Suprapti Supardi, M.P, dan R. Kunto Adi, S.P., M.P Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BAWANG MERAH OFF-SEASON MENGANTISIPASI PENGATURAN IMPOR PRODUK B. MERAH. S u w a n d i

TEKNOLOGI PRODUKSI BAWANG MERAH OFF-SEASON MENGANTISIPASI PENGATURAN IMPOR PRODUK B. MERAH. S u w a n d i TEKNOLOGI PRODUKSI BAWANG MERAH OFF-SEASON MENGANTISIPASI PENGATURAN IMPOR PRODUK B. MERAH S u w a n d i DASAR PEMIKIRAN Bawang merah merupakan salah satu komoditi strategis dan ekonomis untuk pemenuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agribisnis Cabai Merah Cabai merah (Capsicum annuum) merupakan tanaman hortikultura sayursayuran buah semusim untuk rempah-rempah, yang di perlukan oleh seluruh lapisan masyarakat

Lebih terperinci

RANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP

RANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP AGRITECH : Vol. XIX No. 2 Desember 2017 : 121-129 ISSN : 1411-1063 RANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP Mahfud Hidayat, Pujiharto, Sulistyani Budiningsih Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masyarakat Ekonomi ASEAN yang telah diberlakukan pada akhir 2015 lalu tidak hanya menghadirkan peluang yang sangat luas untuk memperbesar cakupan bisnis bagi para pelaku dunia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2008) 1 komoditi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL (Studi Kasus : Pasar Tradisional di Kota Medan) Ester B.A Purba *), Rahmanta Ginting **), Satia Negara Lubis **)

Lebih terperinci

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU e-j. Agrotekbis 3 (3) : 353-359, Juni 05 ISSN : 338-30 ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU Break

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses

I. PENDAHULUAN. banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agribisnis buah-buahan Indonesia saat ini dan masa mendatang akan banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses globalisasi, proses yang ditandai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat sekarang ini pertanian tidak lagi menjadi aktivitas yang sederhana, tidak sekedar bercocok tanam, tetapi menjadi suatu kegiatan bisnis yang kompleks. Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT Armenia Ridhawardani 1, Pandi Pardian 2 *, Gema Wibawa Mukti 2 1 Alumni Prodi Agribisnis Universitas Padjadjaran 2 Dosen Dept. Sosial Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan bahan pangan adalah ketersediaan bahan pangan secara fisik di suatu wilayah dari segala sumber, baik itu produksi domestik, perdagangan dan bantuan. Ketersediaan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive). Hal ini di pilih berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggerak ekonomi di daerah. Usaha budidaya tanaman hias telah dilakukan sejak

BAB I PENDAHULUAN. penggerak ekonomi di daerah. Usaha budidaya tanaman hias telah dilakukan sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman hias merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan sangat prospektif dibudidayakan sebagai sumber pendapatan, penyelia lapangan kerja, dan penggerak

Lebih terperinci

ANALISIS KERAGAAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI RAWIT DI KOTA GORONTALO JURNAL ILMIAH MEIKO SAIDI

ANALISIS KERAGAAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI RAWIT DI KOTA GORONTALO JURNAL ILMIAH MEIKO SAIDI ANALISIS KERAGAAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI RAWIT DI KOTA GORONTALO JURNAL ILMIAH MEIKO SAIDI 614409062 JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2013 1 ANALISIS KERAGAAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bagi negara berkembang seperti Indonesia landasan pembangunan ekonomi negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman pangan memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN HIAS ANGGREK SEBAGAI UPAYA KONSERVASI ANGGREK SULAWESI TENGAH ABSTRACT

BUDIDAYA TANAMAN HIAS ANGGREK SEBAGAI UPAYA KONSERVASI ANGGREK SULAWESI TENGAH ABSTRACT VOLUME 16 NOMOR 3, SEPTEMBER 2017 BUDIDAYA TANAMAN HIAS ANGGREK SEBAGAI UPAYA KONSERVASI ANGGREK SULAWESI TENGAH Zulkaidhah 1, Muslimin, A. Hapid, B. Toknok ABSTRACT As ornamental plants, orchids which

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim

BAB I PENDAHULUAN. Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi yang berdampak pada kenaikan harga pangan dan energi, sehingga

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PELAYANAN RESTORAN CEPAT SAJI DENGAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

PERANCANGAN SISTEM PELAYANAN RESTORAN CEPAT SAJI DENGAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PERANCANGAN SISTEM PELAYANAN RESTORAN CEPAT SAJI DENGAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT Saat ini perkembangan sektor jasa semakin meningkat, kontribusi sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi tidak kalah

Lebih terperinci

PERAN BENIH DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN

PERAN BENIH DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN PERAN BENIH DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN Pembangunan pertanian Tantangan yang semakin kompleks Benih bermutu varietas unggul Revitalisasi Pertanian: Ketahanan Pangan Daya Saing TANTANGAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

Lebih terperinci

Jl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan Hp ,

Jl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan Hp , ANALISIS TINGKAT DAYA SAING KARET INDONESIA Riezki Rakhmadina 1), Tavi Supriana ), dan Satia Negara Lubis 3) 1) Alumni Fakultas Pertanian USU ) dan 3) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016 Disampaikan pada acara : Pramusrenbangtannas Tahun 2016 Auditorium Kementerian Pertanian Ragunan - Tanggal, 12 Mei 201 KEBIJAKAN OPERASIONAL DIREKTORATJENDERALHORTIKULTURA

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR TA ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

LAPORAN AKHIR TA ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI LAPORAN AKHIR TA. 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAII EKONOMI TINGG GI Oleh: Henny Mayrowani Nur Khoiriyahh Agustin Dewa Ketut Sadra Swastika Miftahul Azis Erna Maria Lokollo

Lebih terperinci

MARGIN PEMASARAN BUNGA POTONG KRISAN (Chrysanthemum morifolium) DI KELURAHAN KAKASKASEN DUA KECAMATAN TOMOHON UTARA

MARGIN PEMASARAN BUNGA POTONG KRISAN (Chrysanthemum morifolium) DI KELURAHAN KAKASKASEN DUA KECAMATAN TOMOHON UTARA MARGIN PEMASARAN BUNGA POTONG KRISAN (Chrysanthemum morifolium) DI KELURAHAN KAKASKASEN DUA KECAMATAN TOMOHON UTARA MARKETING MARGINS CUT FLOWER CHRYSANTHEMUM (Chrysanthemum Morifolium) IN VILLAGE KAKASKASEN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon Melon (Cucumis melo L.) berasal dari daerah Mediterania kemudian menyebar luas ke Timur Tengah dan Asia. Akhirnya, tanaman melon menyebar ke segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat populer di mata dunia karena memiliki bunga yang cantik, indah dan menarik. Selain itu

Lebih terperinci

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) PADA TANAH SALIN

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) PADA TANAH SALIN UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) PADA TANAH SALIN SKRIPSI Oleh: SATRIYA SANDI K 070307027/BDP PEMULIAAN TANAMAN DEPARTEMEN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C. KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA TALAS DENGAN SISTEM MONOKULTUR DAN TUMPANGSARI Danty Rinjani Aristanti Permadi 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi dantybanana91@gmail.com Suyudi

Lebih terperinci

Good Agricultural Practices

Good Agricultural Practices Good Agricultural Practices 1. Pengertian Good Agriculture Practice Standar pekerjaan dalam setiap usaha pertanian agar produksi yang dihaslikan memenuhi standar internasional. Standar ini harus dibuat

Lebih terperinci

Perakitan Varietas Anggrek Dendrobium Bunga Potong

Perakitan Varietas Anggrek Dendrobium Bunga Potong Perakitan Varietas Anggrek Dendrobium Bunga Potong Solvia N. dan Musalamah Balai Penelitian Tanaman Hias. Jl. Raya Ciherang Pacet, Cianjur 43253 ABSTRAK. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu bunga

Lebih terperinci

PENGERTIAN TANAMAN HIAS

PENGERTIAN TANAMAN HIAS PENGERTIAN TANAMAN HIAS Tanaman hias merupakan bidang hortikultura yg berhubungan dengan bunga potong, tanaman hias pot, tanaman hias bedeng, tanaman hias daun dsb atau sering disebut juga sbg Floriculture,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai kekayaan hayati yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian dibidang pertanian. Sektor

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura sebagai salah satu subsektor pertanian memiliki peran yang cukup strategis dalam perekonomian nasional. Hal ini tercermin dari perannya sebagai pemenuh kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam dan memiliki wilayah yang cukup luas. Hal ini yang membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain mengalami pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain mengalami pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian di Indonesia harus tetap menjadi prioritas utama dari keseluruhan pembangunan ekonomi yang dilakukan pemerintah. Hal ini mengingat bahwa sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai keanekaragaman tanaman hortikultura meliputi tanaman buah, tanaman sayuran dan tanaman hias. Menurut Wijaya (2006), Indonesia

Lebih terperinci

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit J. Hort. 18(2):155-159, 2008 Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit Sutapradja, H. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN Indonesia mempunyai keunggulan komparatif (comparative advantage) sebagai negara agraris dan maritim. Keunggulan tersebut merupakan fundamental perekonomian

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN ACEH UTARA TESIS. Oleh ZURIANI

ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN ACEH UTARA TESIS. Oleh ZURIANI ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN ACEH UTARA TESIS Oleh ZURIANI 107039001 PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 Judul : Analisis Produksi

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Hortikultura I. PENDAHULUAN

Direktorat Jenderal Hortikultura I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan hortikultura telah memberikan sumbangan yang berarti bagi sektor pertanian maupun perekonomian nasional, yang dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2016

RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2016 RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2016 Oleh : Direktur Jenderal Hortikultura Disampaikan pada acara : Musrenbangtan Nasional Tahun 2016 Di Auditorium Kementerian Pertanian

Lebih terperinci

DOMINASI VARIETAS UNGGUL KEDELAI DI NANGROE ACEH DARUSSALAM: Kajian Penyebaran Varietas dan Preferensi Petani

DOMINASI VARIETAS UNGGUL KEDELAI DI NANGROE ACEH DARUSSALAM: Kajian Penyebaran Varietas dan Preferensi Petani DOMINASI VARIETAS UNGGUL KEDELAI DI NANGROE ACEH DARUSSALAM: Kajian Penyebaran Varietas dan Preferensi Petani Ruly Krisdiana Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Jl. Raya Kendalpayak Km 8 Kotak

Lebih terperinci

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAN MENDASARI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis LOUR var) MELALUI TENGKULAK (Studi Kasus Desa Wringinagung Kecamatan Gambiran Kabupaten

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PADI VARIETAS UNGGUL HIBRIDA: PENDEKATAN METODE QUALITY FUNCTION DEVELOPMENT DAN SENSITIVITY PRICE ANALYSIS

PENGEMBANGAN PADI VARIETAS UNGGUL HIBRIDA: PENDEKATAN METODE QUALITY FUNCTION DEVELOPMENT DAN SENSITIVITY PRICE ANALYSIS Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13, Nomor 1, Juni 212, hlm.29-45 PENGEMBANGAN PADI VARIETAS UNGGUL HIBRIDA: PENDEKATAN METODE QUALITY FUNCTION DEVELOPMENT DAN SENSITIVITY PRICE ANALYSIS Agrivinie Rainy

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pokok sebagian besar penduduk di Indonesia. karbohidrat lainnya, antara lain: (1) memiliki sifat produktivitas tinggi, (2) dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pokok sebagian besar penduduk di Indonesia. karbohidrat lainnya, antara lain: (1) memiliki sifat produktivitas tinggi, (2) dapat 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya angka pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia merupakan salah satu tantangan berat yang harus dihadapi oleh sektor pertanian karena dengan pertambahan

Lebih terperinci

THE EFFECT OF SEEDS GENERATION ON GROWTH AND FLOWERING OF CHRYSANTHEMUM (Chrysanthemum) RHINO VARIETIES

THE EFFECT OF SEEDS GENERATION ON GROWTH AND FLOWERING OF CHRYSANTHEMUM (Chrysanthemum) RHINO VARIETIES JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN : 2338-3976 PENGARUH GENERASI BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN KRISAN (Chrysanthemum) VARIETAS RHINO THE EFFECT OF SEEDS GENERATION ON GROWTH

Lebih terperinci

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PISANG

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PISANG Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PISANG Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Komoditas hortikultura dapat menjadi sumber pendapatan

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN PRODUK SUSU KEDELAI UNTUK KONSUMEN REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

STUDI PENGEMBANGAN PRODUK SUSU KEDELAI UNTUK KONSUMEN REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT STUDI PENGEMBANGAN PRODUK SUSU KEDELAI UNTUK KONSUMEN REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT STUDY of PRODUCT DEVELOPMENT of SOYBEAN MILK FOR TEENAGERS by USING QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Allium ascalonicum, L) atau dikalangan internasional. menyebutnya shallot merupakan komoditi hortikultura yang tergolong sayuran

BAB I PENDAHULUAN. (Allium ascalonicum, L) atau dikalangan internasional. menyebutnya shallot merupakan komoditi hortikultura yang tergolong sayuran 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bawang merah (Allium ascalonicum, L) atau dikalangan internasional menyebutnya shallot merupakan komoditi hortikultura yang tergolong sayuran rempah. Dalam bahasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara tradisional Indonesia adalah negara agraris yang banyak bergantung pada aktivitas dan hasil pertanian, dapat diartikan juga sebagai negara yang mengandalkan sektor

Lebih terperinci

Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Kaki Naga (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugrah, Kabupaten Bogor)

Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Kaki Naga (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugrah, Kabupaten Bogor) Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No. 1 /Juni 216 (66-74) Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Kaki Naga (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugrah, Kabupaten Bogor) Esa Khoirinnisa,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomi tinggi serta mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai usaha di bidang

Lebih terperinci

Karakteristik Produk Hasil Pertanian

Karakteristik Produk Hasil Pertanian Karakteristik Produk Hasil Pertanian Teknologi Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi Klasifikasi Produk Hasil Pertanian Tanaman Tanaman Pangan : Padi dan palawija Tanaman hortikultura

Lebih terperinci

ANALYSIS QFD PADA PERUSAHAAN PRODUSEN KAMERA

ANALYSIS QFD PADA PERUSAHAAN PRODUSEN KAMERA ANALYSIS QFD PADA PERUSAHAAN PRODUSEN KAMERA K E L O M P O K S O Y A : A H M A D M U K T I A L M A N S U R B A T A R A M A N U R U N G I K A N O V I I N D R I Y A T I I N D A N A S A R A M I T A R A C

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian ke depan. Globalisasi dan liberasi

Lebih terperinci

POLA KEMITRAAN PT SAYURAN SIAP SAJI DENGAN MITRA BELI BAWANG BOMBAY DI JAWA BARAT

POLA KEMITRAAN PT SAYURAN SIAP SAJI DENGAN MITRA BELI BAWANG BOMBAY DI JAWA BARAT POLA KEMITRAAN PT SAYURAN SIAP SAJI DENGAN MITRA BELI BAWANG BOMBAY DI JAWA BARAT Oleh Garry Oglamando NPM 14751021 Laporan Tugas Akhir Mahasiswa Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Sebutan Ahli Madya

Lebih terperinci

METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK INFORMASI PENYEMPURNAAN PERAKITAN VARIETAS MELON

METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK INFORMASI PENYEMPURNAAN PERAKITAN VARIETAS MELON 48 Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 1. No 2 Desember 2007) METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK INFORMASI PENYEMPURNAAN PERAKITAN VARIETAS MELON Yayah K. Wagiono 1 dan Hamrah 2

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN KEPUASAN KONSUMEN PADA PEMBELIAN BARANG ELEKTRONIK ANTARA TOKO KHUSUS DAN HYPERMARKET DI SURABAYA

ANALISIS PERBEDAAN KEPUASAN KONSUMEN PADA PEMBELIAN BARANG ELEKTRONIK ANTARA TOKO KHUSUS DAN HYPERMARKET DI SURABAYA ANALISIS PERBEDAAN KEPUASAN KONSUMEN PADA PEMBELIAN BARANG ELEKTRONIK ANTARA TOKO KHUSUS DAN HYPERMARKET DI SURABAYA OLEH JANE CHRISTIANI 3103010229 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Majalah SAINS Indonesia Edisi Juni 2017 Edisi Juni 2017 Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Agrotek Benih TSS Mampu Gandakan Produksi Bawang Merah Penggunaan benih TSS berhasil melipatgandakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari. pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari. pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undangundang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura adalah segala hal yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan florikultura termasuk di dalamnya jamur, lumut, dan tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan varietas berbagai tanaman hortikultura, salah satunya adalah tanaman

BAB I PENDAHULUAN. dan varietas berbagai tanaman hortikultura, salah satunya adalah tanaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan keragaman jenis dan varietas berbagai tanaman hortikultura, salah satunya adalah tanaman anggrek. Dari 20.000 spesies

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian berkelanjutan memiliki tiga tujuan yaitu: tujuan ekonomi (efisiensi dan pertumbuhan), tujuan sosial (kepemilikan/keadilan) dan tujuan ekologi (kelestarian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan, dan perikanan yang artinya masyarakat banyak yang bermata pencaharian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tropis seperti Asia, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tropis seperti Asia, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae, terdiri dari 800 genus dan 25.000 hingga 30.000 spesies yang tersebar di seluruh dunia kecuali daerah Antartika (Latifa et

Lebih terperinci

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR SEPA : Vol. 13 No.1 September 2016 : 48 52 ISSN : 1829-9946 EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR Arya Senna Putra, Nuning Setyowati, Susi Wuri Ani Program Studi Agribisnis, Fakultas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/7/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/7/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/7/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 05/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH HORTIKULTURA DENGAN

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura KERAGAAN VARIETAS KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN Eli Korlina dan Sugiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km. 4 Malang E-mail korlinae@yahoo.co.id ABSTRAK Kedelai merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annum) DI DESA GOMBONG KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG ABSTRAK

ANALISIS PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annum) DI DESA GOMBONG KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG ABSTRAK 116 ANALISIS PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annum) DI DESA GOMBONG KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG Ekawati Budi Utaminingsih, Watemin, dan Dumasari Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Dengan perkembangan teknologi, ubi kayu dijadikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. pertanian. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memegang peranan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian (agraris) yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani atau bergerak di bidang pertanian. Tidak dapat dipungkiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor dalam perekonomian nasional dinilai strategis dan mampu menjadi mesin penggerak pembangunan suatu negara. Pada tahun 2009 sektor

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO 71 Buana Sains Vol 11 No 1: 71-76, 2011 KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO Ana Arifatus Sa diyah dan Rikawanto Eko Muljawan PS. Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Jalar ini dilakukan di Desa Gunung Malang yang berada di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci