PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN KELUARGA PADA KELUARGA DENGAN HIPERTENSI
|
|
- Bambang Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN KELUARGA PADA KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Diyatmi Triariningrum 1, Sukihananto 2 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat diyatmi.t@ui.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada keluarga dengan hipertensi di wilayah RW 10 Kelurahan Tugu. Desain penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan sampel keluarga yang anggota keluarganya menderita hipertensi sebesar 79 keluarga yang dipilih dengan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukan keluarga mengenal masalah hipertensi berada pada kategori tinggi (60,8%), sudah baik dalam mengambil keputusan (67,1%), merawat keluarga dengan hipertensi yang tergolong baik (55,7%), modifikasi lingkungan tergolong baik (58,2%), dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang masih tergolong kurang baik (53,2%). Peneliti menyarankan agar perawat komunitas memberikan edukasi tentang tugas kesehatan keluarga dengan hipertensi. Kata kunci: hipertensi, tugas kesehatan keluarga, keluarga Abstract This study purposed to describe family health task in families with hypertension in RW 10 Kelurahan Tugu. This is a quantitative research design used a sample of families who have family members suffering from hypertension for 79 selected families with a total sampling technique. Results showed Families with hypertension identify hypertension problems at the high category (60.8%), have good decision-making (67.1%), caring for a family with hypertension were classified as good (55.7%), environmental modifications are classified as good (58,2%), and health facilities are still relatively poor (53.2%). Researchers suggest that community nurses provide education on family health task with hypertension. Keywords : Hypertension, Family health task,family Pendahuluan Keluarga harus mampu melaksanakan tugas kesehatan keluarga antara lain harus mampu mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarga, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat, merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan, dan mengunjungi pelayanan kesehatan (Maglaya, 2009). Tugas perawatan kesehatan keluarga memberi peluang 12,03 kali dalam meningkatkan status kesehatan pada aggregate lansia dengan hipertensi menjadi lebih baik jika dibandingkan dengan keluarga yang tidak melakukan tugas
2 2 perawatan kesehatan keluarga dengan baik (Amigo, 2012). Masalah yang sering terjadi di masyarakat adalah masalah penyakit tidak menular (PTM). WHO memperkirakan tahun 2020 PTM akan menyebabkan 73% kematian dan 60% kesakitan di dunia. Negara-negara di dunia yang paling merasakan dampaknya adalah negara berkembang (WHO/SEARO, 2005). WHO juga memprediksi bahwa PTM berkontribusi sebesar 56% dari semua kematian dan 44% dari beban penyakit pada negara-negara di Asia Tenggara. Hipertensi merupakan salah satu masalah yang terus meningkat di Indonesia. Prevalensi hipertensi di Indonesia umur diatas 18 tahun sebesar 31,7% dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskular lebih banyak pada perempuan 52% dibandingkan laki-laki 48%. Sebanyak 76 % kasus hipertensi di Indonesia belum terdiagnosis. Kurangnya pengetahuan keluarga khususnya mengenai tugas kesehatan keluarga dapat mengakibatkan tidak tepatnya penanganan yang diberikan kepada penderita penyakit tidak menular di keluarga. Hasil penelitian menunjukan di Kecamatan Jetis Kota Yogyakarta terdapat 49,7% keluarga belum mampu mengenal masalah hipertensi dan 36,2% keluarga belum mampu mengambil keputusan yang tepat untuk menangani hipertensi (Amigo, 2012). Kecamatan Cimanggis merupakan satu dari 11 kecamatan yang ada di Kota Depok. Data sensus penduduk memperlihatkan bahwa kecamatan Cimanggis merupakan kecamatan yang terpadat diantara kecamatan lainnya dengan jumlah penduduk jiwa (BPS, 2010). Kepadatan penduduk dapat menjadi pemicu masalah stress. Menurut Sudoyo (2006), stress merupakan salah satu faktor resiko yang dapat menyebabkan kejadian hipertensi. Cimanggis mempunyai 6 kelurahan yang salah satunya adalah kelurahan tugu. Kelurahan Tugu juga pernah menjadi lahan praktik bagi mahasiswa profesi bidang komunitas FIK UI. Hasil wawancara dari salah satu petugas Puskesmas Tugu menyatakan bahwa penyakit tidak menular yang menempati urutan pertama di Puskesmas Tugu adalah penyakit hipertensi kemudian diikuti oleh penyakit diabetes. Tahun 2012 tercatat sebanyak 339 pasien baru dengan masalah hipertensi di Puskesmas Tugu. Menurut salah satu petugas puskesmas wilayah RW 10 memiliki angka kejadian hipertensi yang tinggi. Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada keluarga dengan hipertensi di RW 10 Kelurahan Tugu. Sampel penelitian ini adalah keluarga dengan minimal satu anggota
3 3 keluarganya menderita hipertensi di RW 10 Kelurahan Tugu. Teknik pengambilan sample menggunakan total sampling sehingga diperoleh sample sebanyak 79 keluarga. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur penelitian berupa kuesioner. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan tugas kesehatan keluarga adalah dengan menggunakan analisis univariat. HASIL Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan dan Penghasilan di RW 10 Kelurahan Tugu Depok (n=79) Variabel Frekuensi Persentase (%) Pendidikan Rendah 27 34,2 Sedang 44 55,7 Tinggi 8 10,1 Penghasilan < UMR Depok ,6 UMR Depok ,4 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga di RW 10 Kelurahan Tugu Depok (n=79). Variabel Frekuensi Persentase (%) Mengenal Masalah Hipertensi Baik 48 60,8 Cukup 24 30,4 Rendah 7 8,9 Mengambil Keputusan Baik 53 67,1 Kurang Baik 26 32,9 Merawat Baik 44 55,7 Kurang Baik 35 44,3 Modifikasi Lingkungan Baik 46 58,2 Kurang Baik 33 41,8 Menggunakan Fasilitas Kesehatan Baik 37 46,8 Kurang Baik 42 53,2 Pembahasan Mengenal Masalah Hipertensi Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah baik dalam mengenal masalah hipertensi. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitaian Amigo (2012) yang menyebutkan sebagian besar keluarga sudah baik dalam mengenal masalah. Penelitian Lestari (2009) juga mempunyai hasil yang sama yaitu sebagian besar keluarga sudah dalam kategori baik dalam mengenal masalah hipertensi. Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan dapat dipengaruhi oleh faktor usia, pengalaman, tingkat pendidikan, keyakinan, fasilitas dan penghasilan. Pengetahuan merupakan cerminan dari pendidikan seseorang, pola pikir dan pemahaman dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya, karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang pola pikir dan pemahamannya pun menjadi lebih baik. Latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap pola pikir seseorang, kemampuan kognitif yang dimiliki berperan dalam mengenal masalah kesehatan dan menggunakan pengetahuannya untuk menjaga kesehatan (Potter & Perry, 2005 dalam Yenni, 2011). Hasil penelitian Almas et al, (2012) menyatakan bahwa pengetahuan tentang hipertensi dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Penelitian tersebut menjelaskan responden yang pendidikannya rendah pengetahuan tentang hipertensinya juga
4 4 rendah. Hal ini didukung oleh hasil yang menunjukan bahwa sebagian besar responden sebagian besar sudah dalam kategori pendidikan sedang. Letak RW 10 berada di lingkungan perkotaan yang mudah mendapatkan media untuk memperoleh pengetahuan. Menurut Li (2013), menunjukan bahwa di China orang yang tinggal di daerah rural memiliki pengetahuan tentang hipertensi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan yang tinggal di daerah urban. Mengambil Keputusan Hasil penelitian menunjukan sebagian besar keluarga sudah baik dalam mengambil keputusan terkait masalah hipertensi. Hasil penelitain Amigo (2012) juga menunjukkan hasil yang sama. Hasil penelitian Lestari (2009) memperlihatkan hasil yang sama yaitu sebagian besar keluarga telah mampu mengambil keputusan dengan baik. Menurut Kamaludin (2010), pengambilan keputusan dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor sosial dan psikologis. Faktor sosial salah satunya adalah perilaku. Perilaku yang baik bisa disebabkan karena pengalaman-pengalaman yang diperoleh seseorang begitu juga faktor lingkungan baik fisik maupun non fisik (Nugroho, 2008). Menurut Notoatmodjo (2003), kesehatan seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor behavior causes. Klein (2006) dalam Suhadi (2011) menyatakan seseorang perlu mengetahui apa yang akan dilakukan sebelum melakukan tindakan yang benar. Secara keseluruhan hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Klein (2006) dalam Suhadi (2011) yang menyatakan seseorang perlu mengetahui sebelum melakukan tindakan yang benar. Tingkat mengenal masalah yang tinggi dapat mempengaruhi tindakan yang benar pada seseorang dalam mengambil keputusan. Tingkat mengenal masalah yang sudah tinggi pada penelitian ini mungkin dapat menjadi salah satu penyebab sudah baiknya keputusan yang diambil oleh responden. Semakin tinggi tingkat pengetahuan semakin baik pula keputusan yang dapat diambil. Kepala keluarga yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi dan penghasilan diatas UMR namun masih dalam kategori kurang baik dalam mengambil keputusan mungkin disebabkan karena faktor sosial. Lingkungan sosial juga dapat berpengaruh terhadap sikap seseorang. Kebiasaan-kebiasaan yang ada akan mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan masalah kesehatan. Merawat Keluarga Jika seseorang telah mampu mengetahui apa yang akan dilakukan maka seseorang tersebut dapat melakukan tindakan dengan tepat dan benar termasuk dalam hal merawat keluarga dengan hipertensi (Klein, 2006 dalam Suhadi, 2011). Menurut Potter & Perry (2005) dalam Yenni (2011), latar belakang pendidikan
5 5 berpengaruh terhadap pola pikir seseorang, kemampuan kognitif yang dimiliki berperan dalam mengenal masalah dan menggunakan pengetahuannya untuk menjaga kesehatan. Secara umum kategori merawat keluarga dengan hipertensi sudah dalam kategori baik. Hasil analisis peneliti hal ini disebabkan karena secara umum kategori mengenal masalah keluarga sudah tinggi, sehingga keluarga dapat memberikan perawatan yang sesuai kepada anggota keluarga yang menderita hipertensi. Sikap yang sudah baik dalam mengambil keputusan juga dapat menjadi salah satu faktor sudah baiknya kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan hipertensi. Menurut Sahar (2004) dalam Ramlah (2011), keluarga yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik akan memberikan perawatan yang baik pula kepada keluarga. Menurut Kaakinen et al. (2010) dalam Ramlah (2011), penghasilan keluarga akan mempengaruhi kehidupan keluarga dan akan mempengaruhi keluarga dalam memberikan dukungan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam merawat keluarga adalah faktor ekonomi keluarga (Suhadi, 2011). Modifikasi Lingkungan Keluarga harus mampu memodifikasi lingkungan rumah untuk membantu meningkatkan kesehatan anggota keluarga yang sakit. Salah satu contohnya yaitu dengan memperhatikan ventilasi dan sanitasi rumah. Memodifikasi lingkungan juga dapat dilakukan dengan mengurangi bahaya fisik yang ada dirumah yang bertujuan untuk meminimalkan resiko kesehatan (Maglaya et al., 2009). Meminimalkan resiko psikososial juga merupakan salah satu cara yang dapat diterapkan untuk mengurangi masalah kesehatan. Keluarga dapat meningkatkan interaksi antar anggota keluarga dengan cara berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal (Alender, 2010 dalam Amigo, 2012). Secara teori kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan merupakan suatu bentuk dukungan secara emosional yang memberikan rasa nyaman dan membantu proses penyembuhan, selain itu dapat pula dilakukan dengan cara menyediakan suasana yang nyaman, menciptakan pola komunikasi yang baik dan memberikan pujian (Maglaya, 2009 dalam Amigo, 2012). Hasil penelitian Herlinah (2011), menunjukkan bahwa suasana yang kondusif yang ada didalam keluarga seperti kasih sayang, perhatian dan kenyamanan mempengaruhi keadaan hipertensi pada lansia. Keluarga yang mempunyai pendidikan tinggi akan semakin baik pula perilaku terhadap halhal yang berhubungan dengan kesehatan. Menurut Notoatmodjo (2003), semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin tinggi pula pemahaman terhadap sesuatu sehingga akan menjadi landasan dalam bertindak. Modifikasi lingkungan hipertensi sangat berkaitan
6 6 dengan lingkungan rumah. Salah satu bentuk modifikasi lingkungan terhadap hipertensi adalah menciptakan suasana rumah yang tenang dan nyaman. Menurut Sururoh (2007), terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan kualitas lingkungan rumah seseorang. Hasil analisis peneliti hal ini terjadi mungkin disebabkan karena lemahnya kondisi ekonomi sehingga membuat keluarga sulit untuk melakukan modifikasi lingkungan. Keluarga yang tingkat ekonominya rendah biasanya berada dalam lingkungan yang padat penduduk sehingga untuk mencapai salah satu faktor yaitu menjaga ketenangan dirumah sulit dilakukan. Penggunaan Fasilitas Kesehatan Tidak dikenalinya tanda dan gejala hipertensi yang spesifik dapat menyebabkan komplikasi yang serius dan menyebabkan hal yang fatal. Oleh karena itu hipertensi sering disebut sebagai silent killer karena dapat menyebabkan kematian secara tiba-tiba tanpa dapat dikenali tanda dan gejalanya (Hammer & McPhee, 2010). Tanda dan gejala yang tidak diketahui dapat menjadi salah satu penyebab kurangnya penggunaan fasilitas kesehatan pada keluarga dengan hipertensi. Penggunaan fasilitas kesehatan juga dipengaruhi oleh pendidikan. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan (Mandias, 2012). Kesibukan, jarak, dan tingkat ekonomi juga mempunyai pengaruh terhadap pemanfaatan fasilitas kesehatan. Menurut Adams & Carter (2010), pada penelitiannya menyatakan bahwa penghalang untuk mendatangi klinik diantaranya adalah kesibukan seseorang dalam bekerja, sulitnya mengambil cuti, dan antrian yang panjang, sehingga seseorang yang bekerja tidak mempunyai banyak waktu untuk memeriksakan keluarganya ke pelayanan kesehatan. Menurut Harahap (2012), salah satu faktor yang berpengaruh signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan rumah sakit yaitu jarak. Tingkat ekonomi menengah kebawah belum tentu tidak patuh dalam program pengobatan dan perawatan hipertensi, dan tingkat ekonomi baik juga belum tentu patuh dalam program perawatan dan pengobatan hipertensi (Power Park, 2002 dalam Suhadi, 2011). Secara keseluruhan penggunaan fasilitas kesehatan pada keluarga dengan hipertensi masih dalam kategori kurang baik. Hasil analisis peneliti hal ini terjadi mungkin karena tingkat pendidikan yang masih rendah. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang kepala keluarganya berpendidikan menengah dan tinggi lebih sedikit yang memanfaatkan fasilitas kesehatan, sedangkan yang berpendidikan rendah lebih banyak yang menggunakan fasilitas kesehatan daripada yang rendah dalam menggunakan fasilitas
7 7 kesehatan. Hal tersebut mungkin disebabkan karena keluarga yang sibuk bekerja sehingga tidak mempunyai banyak waktu untuk membawa anggota keluarga yang mengalami hipertensi mengunjungi fasilitas kesehatan yang ada. Di RW 10 hanya terdapat kurang dari lima klinik dan letak puskesmas yang jauh. Jarak RW 10 dengan fasilitas pelayanan kesehatan juga mungkin menjadi penyebab kurangnya pemanfaatan fasilitas kesehatan. Keluarga dengan pendidikan kepala keluarga rendah justru lebih banyak yang menggunakan fasilitas kesehatan mungkin disebabkan karena berbagai fasilitas kesehatan yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin yaitu jamkesmas. Jamkesmas merupakan program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Adanya kemudahan dan fasilitas tersebut membuat keluarga lebih banyak mengunjungi fasilitas kesehatan (Puskesmas). hipertensi sebagian besar sudah baik. Keluarga di RW 10 Kelurahan Tugu dalam memodifikasi lingkungan terkait hipertensi sebagian besar sudah baik. Keluarga di RW 10 Kelurahan Tugu dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan sebagian besar masih kurang baik. Hasil penelitian menunjukan tugas kesehatan keluarga yang masih dalam kategori kurang baik adalah tugas yang ke lima yaitu memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk keluarga yang menderita hipertensi. Hal ini dapat menjadi masukan untuk perawat komunitas dalam memberikan edukasi kesehatan tentang hipertensi. Perawat harus benar-benar memberikan edukasi yang dimengerti tentang tanda dan gejala serta komplikasi yang bisa ditimbulkan akibat hipertensi yang terkadang sulit disadari. Perawat komunitas juga bisa menjelaskan pentingnya penggunaan fasilitas kesehatan untuk menangani hipertensi. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada keluarga dengan hipertensi di RW 10 Kelurahan Tugu Keluarga di RW 10 Kelurahan Tugu pada kategori mengenal masalah hipertensi sebagian besar sudah baik. Keluarga di RW 10 Kelurahan Tugu dalam mengambil keputusan terkait dengan hipertensi sebagian sudah baik. Keluarga di RW 10 Kelurahan Tugu dalam merawat keluarga dengan Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan untuk peneliti selanjutnya melakukan penelitian dengan metode dan dessain penelitian yang lain. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tugas kesehatan keluarga. Ucapan Terima Kasih 1. Bapak Ns. Sukihananto S.Kep., M.Kep. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran untuk
8 8 mengarahkan peneliti dalam menyusun penelitian ini 2. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat dan doa serta dukungan moral dan material selama penyusunan penelitian ini. Referensi Almas, et al. (2012). Good knowledge about hypertension is linked to better control of hypertension. Biomed Central Research Notes, 5:579. Amigo, E.A. (2012). Hubungan karakteristik dan pelaksanaan tugas perawatan kesehatan keluarga dengan status kesehatan pada aggregate lansia dengan hipertensi di Kecamatan Jetis Yogyakarta. Tesis Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. BPS. (2010). Kota Depok dalam Angka Badan Pusat Statistik Kota Depok. Harahap, Nurhasanah. (2012). Pengaruh letak geografis dan kualitas pelayanan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Hwang, et al. (2012). Family caregiving in pulmonary arterial hypertension. Heart & Lung: The Journal of Acute and Critical Care 41, Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nugroho, Adi., et al,. (2008). Studi Korelasi Karakteristik Dengan Perilaku Keluarga Dalam Upaya Penanggulangan Malaria Di Kecamatan Kintap Kabupaten Tanah Laut Propinsi Kalimantan Selatan Periode September-Desember Tahun Park, et al. (2011). Association between primary care quality and health behaviors in patients with essentials hypertension who visit a family physician as a usual source of care. Korean Journal Family Medicine 32 (2), Ramlah, Sahar, J., & Rekawaty, E. (2011). Hubungan pelaksanaan tugas kesehatan dan dukungan keluarga dengan pengabaian lansia Di wilayah kerja puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Tesis Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Suhadi. (2011). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan lansia dalam perawatan hipertensi di wilayah Puskesmas Srondol Kota Semarang. Tesis Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Sururoh, L. (2007). Hubungan antara tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah anggota keluarga dengan kualitas
9 9 lingkungan rumah di Kelurahan Mergosono Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Skripsi Program Sarjana Universitas Negeri Malang. WHO/SEARO.(2005). Surveillance of major non-communicable diseases in South East Asia region. Report of an inter-country consultation. Geneva: WHO
10 10
1
BAB 1 PEDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular Diperkirakan telah menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global ( Riskesdas, 2013 ). dan prevalensinya
Lebih terperinciKEMAMPUAN KELUARGA MENGENAL MEMBERIKAN KONTRIBUSI TERHADAP KEMAMPUAN MERAWAT AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI LANSIA
KEMAMPUAN KELUARGA MENGENAL MEMBERIKAN KONTRIBUSI TERHADAP KEMAMPUAN MERAWAT AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI LANSIA Thomas Aquino Erjinyuare Amigo 1 *, Cornelia Dede Yoshima Nekada 2 Program Studi S1 Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan kesehatan masyarakat, keluarga sebagai unit utama yang menjadi sasaran pelayanan. Apabila salah satu di antara anggota keluarga mempunyai masalah keperawatan
Lebih terperinciINTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3
INTISARI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI CUKA KABUPATEN TANAH LAUT M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd.,
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga di dunia setiap tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut The Seventh Report of The Joint National Committe on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun 2003, hipertensi adalah peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari satu periode (Udjianti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh penyakit infeksi sekarang menuju ke angka kejadian penyakit tidak menular
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini banyak terjadi permasalahan di berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan, yang tak kalah penting dari masalah kesehatan yang terjadi sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan berbagai perubahan pola penyakit, yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Peningkatan
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : VRIASTUTI 201210201214 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah banyak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan semakin mendapat perhatian luas diseluruh dunia, dimana perubahan cara pandang dari yang semula melihat kesehatan dari sesuatu yang konsumtif menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan angka harapan hidup penduduk
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu penyakit yang berbahaya yang kerap disebut sebagai silent killer selain penyakit jantung, yang merupakan salah satu masalah
Lebih terperinciTedy Candra Lesmana. Susi Damayanti
TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG Diabetes mellitus DAN DETEKSI DINI DENGAN MINAT DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI DESA DRONO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN 1 Tedy Candra Lesmana 2 Susi Damayanti 1,2 Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan, membuat usia harapan hidup manusia relatif bertambah panjang. Menurut United Nations: World Population
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk hipertensi telah menjadi penyakit yang mematikan banyak penduduk di negara maju dan negara berkembang lebih dari delapan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR
HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR. R. D. KANDOU MANADO Yosprinto T. Sarampang 1), Heedy
Lebih terperinciPengetahuan Keluarga tentang Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Medan
Pengetahuan Keluarga tentang Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Medan PROPOSAL Oleh: Ayu Elfany Silaen 121101036 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015 i ii iii Judul
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis yang sifatnya tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit ini memiliki banyak kesamaan dengan beberapa sebutan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Dimana pada usia lanjut tubuh akan mencapai titik perkembangan yang maksimal, setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psikologis atau kognitif dalam melakukan fungsi harian atau kondisi yang memerlukan
Lebih terperinciPENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI KELURAHAN PAHLAWAN BINJAI
PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI KELURAHAN PAHLAWAN BINJAI Sry Oktaviana Br Sitepu*, Iwan Rusdi** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Jiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia diarahkan guna mencapai pemecahan masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (2014) menyebutkan bahwa populasi lanjut usia (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga 2050 yaitu 11%
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan meningkatnya konstraksi pembuluh darah arteri sehingga terjadi resistensi aliran
Lebih terperinciEFEKTIFITAS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA MENGATASI MASALAH KESEHATAN DI KELUARGA. Agrina 1, Reni Zulfitri
Efektifitas Asuhan Keperawatan Keluarga Terhadap Tingkat Kemandirian Keluarga Mengatasi EFEKTIFITAS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA MENGATASI MASALAH KESEHATAN DI KELUARGA
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR Factors Associated With Hypertension On Compliance For The Elderly In Pattingalloang Health
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (2014), mencatat dalam World Health Statistics Indonesia. meningkatnya tekanan darah sistolik diatas 140 mmhg dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit hipertensi menjadi salah satu faktor resiko utama penyakit jantung dan pembuluh darah, selain hiperkolesterolemia dan diabetes melitus. Pada saat ini, hipertensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO) 2014, bahwa Diabetes Melitus (DM) diperkirakan menjadi penyebab utama ke tujuh kematian di dunia pada
Lebih terperinciPERILAKU PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo
PERILAKU PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo KARYA TULIS ILMIAH Diajukan kepada Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN SERTA KADER POSYANDU DENGAN PERAWATAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA SALAMREJO SENTOLO KULON PROGO
168 HUBUNGAN PERAN SERTA KADER POSYANDU DENGAN PERAWATAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA SALAMREJO SENTOLO KULON PROGO Sugiyanto 1 1 Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Jalan Ring Road Barat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama dan merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN: KENYAMANAN PADA KASUS KEGAWATAN ONKOLOGI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN: KENYAMANAN PADA KASUS KEGAWATAN ONKOLOGI Tiur Dame Uli Silalahi ˡ ², Novy H. C. Daulima ³ 1. Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
Lebih terperinciGAMBARAN PRAKTIK KOLABORATIF ANTARA PERAWAT DAN DOKTER DI RUANG RAWAT INAP RSUD SIDIKALANG
GAMBARAN PRAKTIK KOLABORATIF ANTARA PERAWAT DAN DOKTER DI RUANG RAWAT INAP RSUD SIDIKALANG SKRIPSI Oleh Noni Valentina Tamba 101101052 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014 Judul Penelitian
Lebih terperinciInpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang
Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Pelayanan Keperawatan di RSUP Dr. Kariadi Semarang Andra Novitasari 1, Muhammad Hidayat 1, Anada Kaporina 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg pada dua kali pengukuran selang waktu lima
Lebih terperinciANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)
ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) Abstrak :Peranan tenaga kesehatan dalam penyelenggarraan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di Negara-negara maju. Namun seiring dengan transisi demografi di negaranegara berkembang mengakibatkan
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Judul : Gambaran Pengetahuan Keluarga tentang Perawatan Kaki Diabetes di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan Nama Mahasiswa : Agung Fadly Gunawan NIM : 111121110 Jurusan : Sarjana Keperawatan
Lebih terperinciPERAN PETUGAS KESEHATAN DAN PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) DALAM PENGOBATAN TB PARU DENGAN STRATEGI DOTS PADA PUSKESMAS DI KOTA LANGSA
PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) DALAM PENGOBATAN TB PARU DENGAN STRATEGI DOTS PADA PUSKESMAS DI KOTA LANGSA SKRIPSI Oleh: DEDDI SAPUTRA 141121043 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di atas 65 tahun (7,79 % dari seluruh jumlah penduduk). Bahkan, Indonesia. paling cepat di Asia Tenggara (Versayanti, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah lanjut usia (lansia) sekarang ini semakin meningkat. Hal ini tidak hanya terjadi di negara-negara maju, tetapi di Indonesia pun terjadi hal yang serupa. Saat
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 1 Gumarang, 2 Gita 1,2 Akademi Keperawatan Prima Jambi Korespondensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun Negara berkembang dengan cara membuat sistem layanan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi layanan kesehatan telah lama dibicarakan, baik di Negara maju maupun Negara berkembang dengan cara membuat sistem layanan kesehatan yang semakin responsiv
Lebih terperinciRELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) PADA MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI KABUPATEN BANYUMAS RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH
Lebih terperinciPENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI
PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA 30-50 TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU KELUARGA DENGAN ANAK BALITA YANG MENDERITA ISPA
1 TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU KELUARGA DENGAN ANAK BALITA YANG MENDERITA ISPA Ayu Puspita Sari 1, Poppy Fitriyani 2 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Kampus FIK UI, Depok, Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu, dimana jarak ini menentukan apakah seseorang dikatakan sehat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan manusia bergerak maju atau mundur dalam kontinuitas tertentu, dimana jarak ini menentukan apakah seseorang dikatakan sehat atau sakit. Asuhan keperawatan
Lebih terperinciKEPUASAN PASIEN DENGAN TEKNIK PERAWATAN LUKA MODERN DI ASRI WOUND CARE CENTRE MEDAN TAHUN 2013
KEPUASAN PASIEN DENGAN TEKNIK PERAWATAN LUKA MODERN DI ASRI WOUND CARE CENTRE MEDAN TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh Megayatri Nasution 121121117 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2014 Judul
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan jumlah lanjut usia akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia saat ini, jumlah lanjut usia diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan jumlah lanjut usia akan mencapai 1,2 milyar (Nugroho,
Lebih terperinciAji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI DESA NGUTER KABUPATEN
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU KELUARGA DENGAN ANAK BALITA YANG MENDERITA ISPA
Jurnal Keperawatan Volume 7 No 2, Hal 15-20, September 2015 ISSN : Cetak 2085-1049 TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU KELUARGA DENGAN ANAK BALITA YANG MENDERITA ISPA Ayu Puspita Sari 1, Poppy Fitriyani
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1. Gambaran umum lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di RW IV Kelurahan Sambiroto Semarang. RW IV ini terdiri dari 10 RT dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) dimasukkan sebagai salah satu target SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu mengurangi sepertiga angka kematian dini dari Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena hipertensi merupakan
Lebih terperinciGAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA. Abstrak.
GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA Rachel Satyawati Yusuf 1, Novy Helena Catharina Daulima 2 1. Program Studi Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan,
Lebih terperinciGAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK
GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK EKA FEBRIANI I32111019 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Akibatnya jumlah penduduk
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Upaya kesehatan telah dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat mencakup kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dalam pembangunan nasional. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit penular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum banyak tertangani,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS II KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS
KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS II KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Oleh: BERNANDHA ARDHAN SADHEWA 1211020014
Lebih terperinciGAMBARAN FAKTOR-FAKTOR KEPATUHAN DIIT LANJUT USIA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA MARGOSARI PENGASIH KULON PROGO YOGYAKARTA
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR KEPATUHAN DIIT LANJUT USIA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA MARGOSARI PENGASIH KULON PROGO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PASIEN MINUM OBAT DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA MEDAN
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PASIEN MINUM OBAT DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA MEDAN SKRIPSI Oleh Muhammad Isa Syahputra Yoga 071101121 FAKULTAS KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAULUAN. morbiditas dan mortalitas di perkirakan pada abad ke-21 akan terjadi
BAB I PENDAULUAN A. Latar Belakang Perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit tidak menular adalah akibat dari terjadinya epidemiologi yang paralel dengan transisi teknologi di dunia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatnya arus globalisasi disegala bidang dengan perkembangan tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya hidup pada masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.
11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit
Lebih terperinciGAMBARAN STRES KELUARGA DENGAN ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVSU MEDAN
GAMBARAN STRES KELUARGA DENGAN ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVSU MEDAN SKRIPSI Oleh: AHMAD SYAHIDIN SINAGA 121121015 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu diantara penyakit tidak menular
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu diantara penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa datang. Diabetes sudah merupakan salah satu ancaman utama
Lebih terperinci: BAYU SETIAWAN J
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG OPERASI KATARAK DAN TINGKAT EKONOMI PENDERITA KATARAK DENGAN SIKAP TENTANG OPERASI KATARAK PADA PENDERITA KATARAK LANJUT USIA DI WILAYAH KER JA PUSKESMAS SUKOHARJO SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tyas Kusuma Dewi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Darah tinggi merupakan pembunuh tersembunyi yang penyebab awalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan utama yang mengakibatkan kematian nomor satu secara global dan umum terjadi di masyarakat.
Lebih terperinciSkripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN DERAJAT KEKEBALAN TERHADAP STRES (SKALA MILLER & SMITH) PADA LANSIA DI KELURAHAN KEDUNGWUNI TIMUR KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID DI POLIKLINIK RS JIWA DAERAH PROPSU MEDAN
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID DI POLIKLINIK RS JIWA DAERAH PROPSU MEDAN SKRIPSI Oleh Septian Mixrofa Sebayang 071101019 FAKULTAS KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan tekanan darah persisten atau terus menerus sehingga melebihi batas normal, dimana tekanan sistolik diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN JENIS PENYAKIT TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN
HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN JENIS PENYAKIT TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN Poppy Yuliana 1, Ari Pristiana Dewi 2, Yesi Hasneli 3 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau poppyyuliana88@gmail.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,
Lebih terperinci2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah faktor resiko utama dari penyakit-penyakit kardiovaskular yang merupakan penyebab kematian tertinggi di setiap negara. Data WHO (2011) menunjukan,
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG
AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (1) 2017, 23 30 Available online at http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/eja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga banyak penderita yang tidak mengetahui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan penyakit yang bisa menyerang siapa saja baik
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang bisa menyerang siapa saja baik tua maupun muda, baik kaya ataupun miskin. Penyakit hipertensi dikenal sebagai the sillent killer
Lebih terperinciGambaran Keterlambatan Mencari Pengobatan ke Pelayanan Kesehatan pada Penderita Leptospirosis dan Faktor-faktor Terkait di Kota Semarang
Gambaran Keterlambatan Mencari Pengobatan ke Pelayanan Kesehatan pada Penderita Leptospirosis dan Faktor-faktor Terkait di Kota Semarang Description of Delayed to Health Care Seeking Treatment in Leptospirosis
Lebih terperinciPENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN KLIEN HALUSINASI DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN KLIEN HALUSINASI DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013 SKRIPSI OLEH IRMA AFRIANA 121121116 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Di Indonesia hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan karena angka prevalensinya yang tinggi dan cenderung terus meningkat serta akibat jangka
Lebih terperinciFajarina Lathu INTISARI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN YOGYAKARTA Fajarina Lathu INTISARI Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang terjadi karena pankreas tidak dapat menghasilkan insulin atau penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian nasional maupun global. Masalah PTM pada akhirnya tidak hanya menjadi masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Worls Health Organization (WHO), orang lanjut usia menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-74 tahun), usia lanjut tua
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : HELGA DWI ARDIANTO 201110201021 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) paru yaitu salah satu penyakit menular yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) paru yaitu salah satu penyakit menular yang menyerang organ paru-paru. TB paru diperkirakan sudah ada di dunia sejak 5000 tahun sebelum masehi. Kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Menurut WHO dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Menurut WHO dan ISH (International Society
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juta dan diprediksikan meningkat hingga 1,5 miliar pada tahun Lebih dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO, 2011) melaporkan bahwa populasi kelompok lanjut usia (lansia) mengalami perkembangan yang pesat dibandingkan kelompok umur lainnya. Jumlah
Lebih terperincikehidupan yaitu anak, dewasa, dan tua. Seseorang yang melewati fase dewasa usia 60 tahun ke atas dalam kehidupannya dikatakan sebagai lanjut usia.
1.1 Latar Belakang Setiap individu akan melewati proses yang alamiah dan melewati tahapan kehidupan yaitu anak, dewasa, dan tua. Seseorang yang melewati fase dewasa akhir merupakan suatu proses alamiah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesian saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG DEKUBITUS. Di Ruang Aster RSUD dr. Hardjono Ponorogo
KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG DEKUBITUS Di Ruang Aster RSUD dr. Hardjono Ponorogo Oleh: PUTRI DEWANTI NIM: 12612191 PRODI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada populasi umum, pria lebih banyak yang menderita penyakit ini dari pada wanita (pria 39 % dan wanita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. killer) diantara pembunuh lainnya seperti diabetes, hiperkolesterolemia dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan salah satu pembunuh diam-diam (silent killer) diantara pembunuh lainnya seperti diabetes, hiperkolesterolemia dan osteoporosis. Saat
Lebih terperinci