BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, saat ini mulai bermunculan penemuan atau pengembangan strategi pembelajaran. Penelitian telah banyak dilakukan untuk menemukan strategi pembelajaran yang tepat. Masing-masing strategi memiliki ciri khas dan keunggulan. Strategi pembelajaran yang saat ini sedang berkembang adalah strategi pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Di Belanda pembelajaran ini dikenal dengan nama Realistic Mathematics Education (RME), sedangkan di Amerika lebih dikenal dengan sebutan Contextual Teaching and Learning (CTL). CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari (Mulyasa, 2006: 102). Hal tersebut sejalan dengan US. Departement of Education the National School-to-Work Office yang dikutip oleh Blanchard, 2001 (dalam Trianto, 2008) yang menyatakan pembelajaran CTL merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja. Menurut Kemdikbud (2008) pendekatan adalah sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk mendekati sesuatu. Pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja yang mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan kontekstual adalah pendekatan dengan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dan penerapannya dalam to user kehidupan (Nurhadi, dkk., 2004). 9

2 digilib.uns.ac.id 10 Pendekatan ini mengakui bahwa belajar hanya terjadi jika siswa memproses informasi atau pengetahuan baru sehingga dirasakan masuk akal sesuai dengan kerangka berpikir yang dimilikinya. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Pembelajaran kontekstual (CTL) merupakan konsep belajar yang menghadirkan permasalahan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbuka, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat (Nurhadi, dkk., 2004). Proses pengembangan konsep dan gagasan pembelajaran matematika kontekstual bermula dari dunia nyata. Hal ini berarti masalah yang digunakan dapat berupa masalah-masalah aktual (sungguh-sungguh ada dalam kehidupan siswa) atau masalah yang dapat ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan beberapa pengertian yang telah diuraikan sebelumnya, peneliti menyimpulkan bahwa pendekatan CTL adalah suatu pendekatan yang mengaitkan materi pembelajaran dengan dunia nyata dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual memiliki tujuh komponen. Tujuh komponen tersebut menurut Nurhadi, dkk. (2004: 33) yaitu: a. Contructivism (Kontruktivisme) Konstruktivisme merupakan landasan berpikir CTL yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, mengingat pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental membangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur pengetahuan yang dimilikinya. Dengan adanya komponen konstruktivisme diharapkan siswa dapat membangun sendiri kemampuan yang dimilikinya. b. Inquiry (Menemukan) to user

3 digilib.uns.ac.id 11 Inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama pembelajaran dengan inquiry adalah 1) Keterlibatan siswa secara maksimal, yang melibatkan mental intelektual sosial emosional siswa; 2) Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; 3) Mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukannya dalam proses inquiry. c. Questioning (Bertanya) Bertanya adalah induk dari strategi pembelajaran kontekstual, awal dari pengetahuan, jantung dari pengetahuan, dan aspek penting dalam pembelajaran. Bertanya merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang berlangsung secara informatif untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Kegiatan bertanya akan mendorong siswa sebagai partisipan aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan ini berguna untuk: 1) menggali informasi, baik administratif maupun akademis, 2) mengecek pemahaman siswa, 3) membangkitkan respon kepada siswa, 4) mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, 5) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa, 6) memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru, 7) membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, 8) menyegarkan kembali pengetahuan siswa. d. Learning Community (Masyarakat belajar) Dalam masyarakat belajar, hasil pembelajaran dapat diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Dalam kelas dengan pendekatan kontekstual, kegiatan pembelajaran dilakukan dalam kelompok-kelompok belajar, siswa yang pandai mengajari yang lemah dan yang tahu memberi tahu yang belum tahu. Masyarakat belajar terjadi bila ada komunikasi dua arah yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi apabila tidak ada pihak yang dominan to user dalam komunikasi, tidak ada pihak

4 digilib.uns.ac.id 12 yang merasa segan untuk bertanya, tidak ada pihak yang menganggap paling tahu, semua pihak saling mendengarkan. e. Modeling (Pemodelan) Pemodelan dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu maksudnya adanya model yang ditiru. Model bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, contoh: cara melakukan pengukuran yang benar. Model tak hanya dari guru tapi juga dari siswa atau ahli. f. Reflection (Refleksi) Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang dilakukan di masa yang lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima. Seorang guru perlu melaksanakan refleksi pada akhir program pengajaran. Realisasinya berupa: 1) Pernyataan langsung, tentang apa-apa yang diperoleh hari itu. 2) Catatan atau jurnal di buku siswa. 3) Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu. 4) Diskusi. 5) Hasil karya 6) Cara-cara lain yang ditempuh guru untuk mengarahkan siswa kepada pemahaman mereka tentang materi yang dipelajari. g. Authentic Assessment (Penilaian yang sebenarnya) Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran mengenai perkembangan belajar siswa. Penilaian yang dilakukan bukan hanya karena bisa menjawab serangkaian pertanyaan di atas kertas, tapi juga kemampuannya dalam mengaplikasikannya, inilah yang disebut authenthic. Data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran. Tentang karakteristik authentic assessment, dapat dikemukakan butir-butir berikut: 1) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. 2) Bisa digunakan untuk formatif maupun to user sumatif.

5 digilib.uns.ac.id 13 3) Yang diukur keterampilan dan performansi. 4) Berkesinambungan. 5) Terintegrasi. 6) Dapat digunakan sebagai feed back. Hal-hal yang bisa digunakan sebagai dasar menilai prestasi siswa antara lain: proyek kegiatan dan laporannya, presentasi atau penampilan siswa, demonstrasi, dan tes tulis. The Northwest Regional Education Laboratory USA (dalam Nurhadi, dkk., 2004) mengidentifikasi adanya 6 kunci dasar yang menentukan kualitas dari pembelajaran kontekstual, yakni: a. Pembelajaran bermakna Dalam pembelajaran bermakna, pemahaman, relevansi dan penilaian pribadi sangat terkait dengan kepentingan siswa dalam mempelajari isi materi pelajaran. Pembelajaran dirasakan sangat terkait dengan kehidupan nyata atau siswa mengerti manfaat isi pembelajaran, jika mereka merasakan berkepentingan untuk belajar demi kehidupan di masa mendatang. b. Penerapan pengetahuan Jika siswa memahami apa yang dipelajari maka siswa dapat menerapkannya dalam tatanan kehidupan. c. Berpikir tingkat tinggi Siswa diminta untuk berpikir kritis dalam pengumpulan data, pemahaman suatu isu dan pemecahan suatu masalah. d. Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan kepada standar Isi pembelajaran harus dikaitkan dengan standar lokal, nasional dan perkembangan IPTEK dan dunia kerja. e. Responif terhadap budaya Guru harus memahami dan menghormati nilai, kepercayaan, dan kebiasaan siswa, sesama rekan guru dan masyarakat tempat ia mendidik. Setidaknya ada empat perspektif yang harus diperhatikan yaitu individu siswa, kelompok siswa, tatanan sekolah to user dan tatanan masyarakat.

6 digilib.uns.ac.id 14 f. Penilaian autentik Berbagai macam strategi penilaian digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang sesungguhnya meliputi: penilaian proyek dan kegiatan siswa, dan panduan pengamatan disamping memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif menilai pembelajaran mereka sendiri. Dalam pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan CTL ini peneliti menekankan pada pembelajaran bermakna, penerapan pengetahuan, berpikir tingkat tinggi, kurikulum yang dikembangkan berdasarkan kepada standar, dan penilaian autentik. 2. Perangkat Pembelajaran Perangkat pembeajaran merupakan sebuah media yang digunakan sebagai pedoman atau petunjuk pada sebuah proses pembelajaran. Pembuatan perangkat pembelajaran adalah untuk memudahkan guru pada saat proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban untuk menyusun perangkat pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif pada saat proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang diperlukan untuk mengelola proses pembelajaran dengan baik diuraikan di bawah ini. a. Silabus Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 41 Tahun 2007 tentang Standart Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan bahwa silabus merupakan acuan pengembangan RPP yang memuat identitas mata pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang meliputi SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar to user (Depdiknas, 2008)

7 digilib.uns.ac.id 15 Silabus bermanfaat sebagai panduan bagi guru dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan RPP, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian. Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Berikut prinsip-prinsip pengembangan silabus. 1) Ilmiah Seluruh materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. 2) Relevan Cakupan, kedalam, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual siswa. 3) Sistematis Komponen-komponen yang terdapat dalam silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. 4) Konsisten Terdapat hubungan yang konsisten anata KD, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, teknik, dan instrumen penilaian. 5) Memadai Cakupan indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian KD. 6) Aktual dan Kontekstual Cakupan indikator, materi pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian, memperhatikan perkembanagan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi. 7) Fleksibel to user

8 digilib.uns.ac.id 16 Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman siswa, guru, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan kebutuhan masyarakat. 8) Menyeluruh Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor. Menurut Permendikbud (2007) silabus paling sedikit memuat komponen-komponen berikut. 1) Identitas mata pelajaran. 2) Identitas sekolah, meliputi nama satuan pendidikan dan kelas. 3) Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategori mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. 4) Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran. 5) Tema, khusus SD/ MI/ SDLB/ Paket A. 6) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur, yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. 7) Pembelajaran, kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. 8) Penilaian, proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar siswa. 9) Alokasi waktu, penyusunan alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun. 10) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak, elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan. Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar isi untuk satuan pendidikan dasar to dan user menengah sesuai dengan pola

9 digilib.uns.ac.id 17 pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Pengembangan silabus dilakukan oleh kelompok guru mata pelajaran sejenis pada satu sekolah atau beberapa sekolah pada kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan daam silabus (Mulyasa, 2007). RPP merupakan penjabaran yang lebih lanjut dari silabus. Sama halnya dengan Daryanto dan Dwicahyono (2014) yang menyatakan bahwa RPP merupakan suatu bentuk prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapka dalam standar isi. Menurut Amri (2013) RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya untuk mencapai Kompetensi Dasar. RPP disusun secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk untuk berpartisipasi aktif. Trianto (2008) menyatakan bahwa RPP merupakan panduan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan. Berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa RPP merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya untuk mencapai kompetensi dasar yang disusun secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif. Berikut prinsip-prinsip penyusunan RPP. 1) Perbedaan individual siswa. Menyusun RPP dengan memperhatikan kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan to user siswa.

10 digilib.uns.ac.id 18 2) Partisipasi aktif siswa. Merancang proses pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, dan kemandirian. 3) Pengembangan budaya membaca dan menulis. Merancang suatu proses pembelajaran untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. 4) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. 5) Keterkaitan dan keterpaduan Menyusun RPP dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. 6) Menerapan teknologi informasi dan komunikasi Menyusun RPP dengan memperhatikan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. Menurut Depdiknas (2008) komponen-komponen RPP terdiri atas: a) Identitas mata pelajaran, yang meliputi: (1) satuan pendidikan, (2) kelas, (3) semester, (4) program studi, (5) mata pelajaran atau tema pelajaran, (6) jumlah pertemuan. b) Standar kompetensi, to user

11 digilib.uns.ac.id 19 c) Kompetensi dasar, d) Indikator pencapain kompetensi, e) Tujuan pembelajaran, f) Materi ajar, g) Alokasi waktu, h) Metode pembelajaran, i) Kegiatan pembelajaran yang meliputi: pendahuluan, inti, dan penutup, j) Penilaian hasil belajar, k) Sumber belajar. Adapun langkah-langkah penyusunan RPP (Permendiknas, 2007) diuraikan di bawah ini. 1) Mencantumkan Identitas Identitas terdiri dari nama sekolah, mata pelajaran, kelas, semester, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan alokasi waktu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis identitas (Daryanto dan Dwicahyono, 2014) yaitu: a) RPP boleh disusun untuk satu kompetensi dasar. b) Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus.indikator merupakan: (1) Ciri perilaku yang dapat memberikan gambaran bahwa siswa telah mencapai kompetensi dasar. (2) Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai dengan perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. (3) Dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, satuan pendidikan, dan potensi daerah. (4) Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. (5) Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. to user

12 digilib.uns.ac.id 20 (6) Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan. 2) Merumuskan Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran merupakan hasil langsung dari satu paket kegiatan pembelajaran. 3) Menentukan Materi Pembelajaran Penetapan materi pembelajaran mengacu pada indikator. 4) Menentukan Metode Pembelajaran Pada bagian ini dicantumkan pendekatan pembelajaran yang digunakan dan metode yang diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran siswa. 5) Menetapkan Kegiatan Pembelajaran Langkah minimal yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran (Daryanto dan Dwicahyono, 2014) adalah: a) Kegiatan Pendahuluan (1) Orientasi: memusatkan perhatian siswa pada materi yang akan dibelajarakan. (2) Motivasi: memberikan gambaran manfaat mempelajari materi yang akan dipelajari. (3) Pemberian acuan: penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar. b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti berisi langkah-langkah secara sistematis yang dilalui siswa untuk dapat mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata masing-masing. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk aktif mencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan to user

13 digilib.uns.ac.id 21 kemandirian sesuai kondisi siswa. Kegiatan inti biasanya dilengkapi dengan LKS. c) Kegiatan Penutup Guru mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman atau kesimpulan, memeriksa hasil belajar siswa, memberikan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang telah dipelajari, memberikan umpan balik, dan merencanakan kegiatan tindak lanjut. d) Memilih Sumber Belajar Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan. e) Menentukan Penilaian Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai. Penilaian pencapaian kompetensi dasar siswa dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan menggunakan tes dan catatan berupa tertulis atau lisan, pengamatan, kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek, dan produk, serta penggunaan portofolio dan penilaian diri. Berikut adalah hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian (Kemdikbud, 2015). (1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar. (2) Penilaian berdasarkan acuan kriteria, berdasarkan apa yang bisa dilakukan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. (3) Sistem penilaian yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. (4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. to user

14 digilib.uns.ac.id 22 c. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, biasanya berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas (Depdiknas, 2008). Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa tertulis atau tugas-tugas praktis. Menurut Amri (2013) LKS merupakan materi pembelajaran yang menyediakan aktivitas yang berpusat pada siswa. LKS memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran. LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah (Trianto, 2008). LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaun hasil belajar yang harus ditempuh. Daryanto dan Dwicahyono (2014) menyatakan bahwa LKS adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa yang berisi petunjuk, langkahlangkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas-tugas yang diberikan dapat berupa teori atau praktik. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa LKS adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas dan permasalahan dalam materi ajar yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus diselesaikan oleh siswa untuk memberikan kemudahan dalam memahami materi yang diajarkan dan mencapai hasil belajar yang sesuai dengan indikator. Menurut Depdiknas (2008) langkah-langkah dalam menyiapkan LKS dapat dilakukan dengan langkah-langkah, 1) Analisis Kurikulum Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS. Dalam menentukan materi tersebut diperlukan analisis dengan cara melihat materi, pengalaman belajar dan kompetensi dari materi yang akan diajarkan, kemudian kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa. 2) Menyusun peta kebutuhan LKS to user

15 digilib.uns.ac.id 23 Peta kebutuhan LKS diperlukan untuk mengetahui jumlah dan sekuensi atau urutan LKS yang harus ditulis. Penentuan sekuensi tersebut sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan LKS. Kegiatan ini diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar. 3) Menentukan judul LKS Judul LKS ditetapkan atas dasar kompetensi dasar, materi LKS atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Selanjutnya berikut adalah langkah-langkah penulisan LKS (Depdiknas, 2008). 1) Perumusan kompetensi dasar Merumuskan kompetensi dasar yang harus dikuasai. 2) Menentukan alat penilaian Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja siswa. 3) Penyusunan materi Materi LKS sangat bergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapai. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dalam LKS dapat diambil dari berbagai sumber seperti buku, majalah, internet, dan jurnal hasil penelitian. 4) Memperhatikan struktur LKS Struktur komponen LKS secara umum adalah berikut. a) Judul Nama yang dipakai dalam LKS untuk menggambarkan secara pendek isi dari LKS. b) Petunjuk belajar (petunjuk siswa) Petunjuk atau pedoman untuk siswa dalam mengerjakan LKS. c) Kompetensi yang akan dicapai Kompetensi yang diharapkan akan dicapai siswa setelah mengerjakan LKS. d) Informasi pendukung Berisi informasi yang mendukung to user suatu pernyataan dalam LKS.

16 digilib.uns.ac.id 24 e) Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja Pedoman bagi siswa untuk mengerjakan soal dalam LKS. f) Penilaian Penilaian terhadap kerja kelompok dalam mengerjakan LKS. Menurut Ghozali (2007:38) berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun LKS. 1) Format a) Pembagian materi dalam LKS didasarkan pada pengelompokan materi yang ada pada buku siswa. Selain itu dalam LKS memuat tempat kosong atau titik-titik yang disesuaikan dengan banyaknya langkah penyelesaian sebagai tempat jawaban siswa. b) Menggunakan sistem penomeran campuran angka dan huruf. c) Tata letak dalam LKS berupa pengaturan tentang besar kecilnya tempat kosong atau titik-titik yang harus disediakan sebagai tempat untuk menuliskan penyelesaian masalah. d) Jenis dan ukuran huruf yang mudah dibaca. e) Ukuran fisik LKS sesuai dengan siswa. 2) Bahasa a) Tata bahasa sesuai dengan tata bahasa Indonesia yang benar. b) Kalimat sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. c) Mendorong minat untuk bekerja, karena ada petunjuk yang memperjelas suruhan yang ada pada LKS. d) Menggunakan struktur kalimat yang sederhana. e) Kalimat soal tidak mengandung arti ganda. f) Petunjuk atau arahan yang memperjelas suruhan yang ada pada LKS. g) Menggunakan bahasa yang komunikatif, bahasa yang digunakan dalam LKS menimbulkan komunikasi yang akrab dengan siswa. 3) Isi a) Kebenaran materi dalam LKS, penyajian petunjuk atau arahan yang memperjelas suruhan yang ada pada LKS dan pengalokasian tempat kosong sebagai tempat penyelesaian to user yang benar.

17 digilib.uns.ac.id 25 b) Tugas-tugas yang terdapat di LKS yang harus dilakukan oleh siswa merupakan tugas penting, mendasar, dan dapat diselesaikan melalui proses pembelajaran. c) Dikelompokkan dalam bagian-bagian yang logis. d) Proses pembelajaran sesuai dengan pendekatan yang digunakan. e) Peranannya untuk mendorong siswa dalam menemukan konsep atau prosedur dengan cara mereka sendiri. d. Tes Hasil Belajar (THB) Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2010). Sudaryono, dkk. (2013) menyatakan bahwa tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh peserta tes. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang peserta didik menguasai pelajaran yang disampaikan. Menurut Sudijono (2011) tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh peserta tes sehingga dapat diperoleh nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi peserta tes. Berdasarkan pengertian di atas, tes merupakan alat atau prosedur berupa pertanyaan atau perintah yang harus direspon oleh peserta tes untuk menilai peserta tes sehingga diperoleh nilai yang menunjukkan tingkah laku atau prestasi peserta tes. Pada umumnya tes digunakan untuk mengukur aspek-aspek perilaku manusia, seperti aspek pengetahuan (kognitif), aspek sikap (afektif), dan aspek keterampilan (psikomotor). Tes hasil belajar mengukur tiga aspek utama hasil pendidikan, yaitu aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Tes hasil belajar berfungsi untuk meningkatkan proses pembelajaran. Melalui tes guru memperoleh informasi tentang berhasil tidaknya peserta didik dalam menguasai tujuan yang telah ditetapkan to user sesuai dengan kurikulum. Melalui tes

18 digilib.uns.ac.id 26 guru dapat mendeteksi berhasil tidaknya pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil tes dapat digunakan untuk memberikan laporan kepada pihak tertentu tentang perkembangan kemajuan belajar peserta didik dan keberhasilan guru dalam mengajar. Berikut langkah-langkah dalam penyusunan tes (Khabibah, 2010). 1) Menetapkan ruang lingkup tes. Langkah ini meliputi penetapan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan materi yang diujikan. 2) Menetapkan apa yang hendak diukur. Langkah ini meliputi penetapan aspek isi materi. 3) Menetapkan teknik uji yang paling tepat. Langkah ini meliputi jenis tes yang akan diujikan apakah menggunakan tes lisan, perbuatan, atau tertulis. 4) Menyusun butir-butir tes. Langkah ini meliputi menuliskan soal yang akan diujikan. 5) Menyusun petunjuk mengerjakan tes. Langkah ini meliputi penyusunan petunjuk mengerjakan tes yang harus ditulis dengan jelas sehingga siswa mengetahui langkah apa saja yang harus dikerjakan. 6) Menyiapkan kunci jawaban dan pedoman penyekoran. Pembuatan kunci jawaban bermanfaat untu mengecek jawaban dari soal yang telah dibuat. 3. Perangkat Pembelajaran dengan Pendekatan CTL Contextual learning materials refer to the materials that let the students process new information or knowledge in such a way that it makes sense to them in their own frames reference (Ampa, dkk., 2013). Perangkat pembelajaran kontekstual membantu siswa untuk memperoleh informasi atau pengetahuan dengan cara membuatnya dari yang tidak masuk akal menjadi masuk akal. Developing RPP with contextual strategy based on the small group. The activities step 1: students to orientation user on problem situation, step 2: to manage students for study, step 3: to guide individual

19 digilib.uns.ac.id 27 research or group, step 4: to develop and to present creativity, and step 5: to analysis and evaluate process that has been done in learning (Sutama dkk., 2013). Mengembangkan RPP dengan strategi kontekstual berdasarkan masalah dalam kelompok kecil dapat dilaksanakan melalui beberapa langkah, yaitu: 1) Pengenalan siswa terhadap permasalahan, 2) Mengelola siswa untuk belajar, 3) Mengarahkan pada penelitian individu atau kelompok, 4) Mengembangkan dan menunjukkan kreativitas, 5) Menganalisis dan menilai proses pembelajaran yang telah berlangsung. Berikut uraian penyusunan RPP berbasis kontekstual (Aqib, 2013). a. Menyatakan kegiatan pertama pembelajaran, yaitu sebuah pernyataan kegiatan siswa yang merupakan gabungan antara Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Materi Pokok, dan Pencapaian Hasil Belajar. b. Menyatakan tujuan umum pembelajarannya. c. Merinci media untuk mendukung kegiatan pembelajaran. d. Membuat skenario tahap demi tahap kegiatan siswa. e. Menyatakan authentic assessmentnya, yaitu dengan data apa siswa dapat diamati partisipasinya dalam pembelajaran. Azizah (dalam Widowati, 2009: 21) mengatakan pembelajaran kontekstual dalam pengembangan bahan ajar meliputi: a. Membangun motivasi siswa melalui : 1) memperkenalkan manfaat dalam kehidupan, 2) keterkaitan dengan konsep atau pelajaran lain, dan, 3) memberitahu kompetensi atau hasil belajar yang akan dicapai. b. Membangun kesiapan siswa untuk mempelajari materi, melalui mengingatkan konsep-konsep prasyarat. c. Menyajikan stimulus melalui : 1) penyajian masalah atau kasus, 2) contoh dan bukan contoh, 3) hasil percobaan. d. Proses mengkonstruksi atau membangun pengetahuan, keterampilan, dan sikap melalui: 1) pertanyaan, 2) inkuiri, 3) pemodelan, 4) diskusi, dan 5) percobaan. e. Untuk kinerja melalui pertanyaan, latihan, dan tugas. f. Pemberian feed back untuk konfirmasi ketepatan hasil belajar atau kompetensi, melalui pertanyaan jawaban soal-soal dan to user penjelasan singkat.

20 digilib.uns.ac.id 28 g. Penilaian autentik terhadap pencapaian kompetensi atau hasil belajar yang direncanakan dan aplikasinya melalui pertanyaan dan tugas. h. Memperkuat atau mengukuhkan retensi dan transfer (kompetensi, aplikasi, dan problem solving) melalui pertanyaan dan tugas. Berdasarkan teori di atas, perangkat pembelajaran dengan pendekatan CTL adalah perangkat pembelajaran yang di dalamnya memiliki kaitan dengan kehidupan nyata. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu RPP, LKS dan THB dengan pendekatan CTL yang memuat tujuh komponen CTL yaitu konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment). 4. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Plomp Pengembangan perangkat pembelajaran pada materi teorema Pythagoras di kelas VIII ini mengikuti tahap pengembangan sebagai hasil modifikasi model pengembangan yang dikemukakan oleh Plomp (dalam Khabibah, 2006). Model Plomp dipilih karena menurut peneliti model pengembangan Plomp lebih sistematis, terarah, sesuai dengan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dan siklus dari fase pengembangannya sesuai dengan kebutuhan pengembangan perangkat pembelajaran yang diinginkan oleh peneliti. Model pengembangan yang dikemukakan oleh Plomp terdiri dari 5 fase. Berikut penjelasan dari masingmasing fase model pengembangan Plomp. a. Fase Investigasi Awal Aktivitas yang dilakukan dalam fase pertama dengan menggunakan model ini adalah investigasi awal. Fase ini disebut juga analisis kebutuhan atau analisis masalah. Hal yang dilakukan dalam fase ini adalah pengumpulan informasi, menganalisis informasi, pendefinisian masalah, dan perencanaan kegiatan selanjutnya. Pada fase ini setelah dilakukan analisis masalah langkah selanjutnya adalah analisis teori, analisis kurikulum, analisis materi, dan analisis siswa. b. Fase Desain to user

21 digilib.uns.ac.id 29 Fase ini untuk merencanakan solusi permasalahan yang diperoleh dari investigasi awal dalam bentuk rancangan pembuatan prototipe 1. Pada fase desain ini, disusun RPP, LKS, dan THB dengan format yang disesuaikan dengan potensi sekolah dan memilih instrumen-instrumen penelitian yang dibutuhkan. c. Fase Realisasi Pada fase ini, dihasilkan produk pengembangan berdasarkan desain yang telah dirancang. Produknya adalah perangkat pembelajaran dengan pendekatan CTL. Fase ini merupakan penyusunan bentuk dasar desain pertama yang disebut Prototipe 1. Pada fase realisasi ini, telah ada prototipe RPP, LKS, dan THB, serta instrumen-instrumen yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian. d. Fase Tes, Evaluasi, dan Revisi Fase ini bertujuan mempertimbangkan kualitas solusi yang dikembangkan dan membuat keputusan lebih lanjut. Berdasar hasil pertimbangan dan evaluasi ini, merupakan proses dan analisis informasi untuk menilai solusi dan selanjutnya dilakukan revisi sampai prototipe yang dihasilkan dapat digunakan dalam penelitian. Dalam fase ini kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui tiga hal, yakni: 1) apakah perangkat yang dikembangkan sudah layak ditinjau validitas isi menurut ahli dan praktisi (guru), serta bagaimana keterbacaan menurut siswa, 2) bagaimana kepraktisan penerapannya dalam proses pembelajaran di kelas, dan 3) apakah tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat mencapai ketuntasan hasil belajar. e. Implementasi Pada fase implementasi ini telah dihasilkan prototipe final yang digunakan sebagai solusi permasalahan yang selanjutnya dapat diterapkan pada situasi permasalahan yang sebenarnya. Pengembangan perangkat pembelajaran merupakan serangkaian proses penyusunan perangkat pembelajaran yaitu RPP, LKS, dan THB yang dilakukan dengan model pengembangan Plomp. Model pengembangan Plomp terdiri dari 5 fase, yaitu: 1) investigasi, 2) desain, 3) realisasi, to user 4) tes evaluasi dan revisi, dan 5)

22 digilib.uns.ac.id 30 implementasi. Berikut langkah-langkah penyusunan perangkat pembelajaran dalam penelitian ini. 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran a) Menuliskan identitas yang terdiri dari satuan pendidikan, kelas, semester, program studi, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan. b) Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan. c) Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator yang digunakan berdasarkan silabus. d) Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan. e) Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan. f) Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, isi, dan penutup. g) Menentukan sumber belajar. h) Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, soal tes, dan teknik penskoran. 2) Lembar Kegiatan Siswa a) Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator yang digunakan berdasarkan silabus. b) Menentukan alat penilaian c) Menyusun materi LKS yang dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. d) Merancang struktur dan format LKS yang terdiri dari judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, pedoman bagi siswa untuk mengerjakan soal dalam LKS. e) Menyusun lembar penilaian dan pedoman penskoran. 3) Tes Hasil Belajar a. Menyusun kisi-kisi soal. b. Menyusun butir-butir soal tes. to user

23 digilib.uns.ac.id 31 c. Menyusun petunjuk mengerjakan tes. d. Membuat kunci jawaban dan pedoman penyekoran. 5. Kriteria Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menurut Nieveen(2007: 28) suatu produk dikatakan berkualitas jika memenuhi aspek-aspek antara lain: a. Validitas (Validity) b. Kepraktisan ( Practicaly) c. Keefektifan (Effectiveness) Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dikatakan baik jika memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. a. Kevalidan (Validity) Menurut Nieveen (2007: 28) validitas dari suatu perangkat pembelajaran dilihat dari apakah berbagai komponen dari perangkat pembelajaran itu terkait secara konsisten antara satu dengan lainnya (construct validity). Dalam penelitian ini perangkat yang dimaksud adalah RPP, LKS, dan THB. Dalam penelitian ini, perangkat pembelajaran dikatakan valid menurut ahli/validator. Penelitian ini menggunakan 3 validator. RPP, LKS, dan THB pada aspek CTL memuat indikator yang sama. Berikut indikator kevalidan perangkat pembelajaran pada aspek CTL. 1) Menunjang keterlaksanaan proses belajar mengajar yang lebih menekankan pada student centered daripada teacher centered. 2) Memberikan kemudahan dalam mengembangkan keterampilan inkuiri dan kreativitas. 3) Mendorong dan memotivasi siswa untuk menggali informasi dan bertanya kepada siswa lain atau guru. 4) Menekankan kepada kegiatan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok belajar. to user

24 digilib.uns.ac.id 32 5) Melibatkan komponen pemodelan. Pemodelan dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu maksudnya adanya model yang ditiru. 6) Melibatkan komponen refleksi. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima. 7) Melibatkan komponen penilaian sebenarnya. Berikut indikator kevalidan perangkat pembelajaran pada aspek format, isi dan bahasa. 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran a) Aspek Format (1) Memuat identitas mata pelajaran, yang meliputi: satuan pendidikan,kelas,semester, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan. (2) Memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, dan tujuan pembelajaran. (3) Memuat materi ajar, alokasi waktu, dan metode pembelajaran. (4) Memuat kegiatan pembelajaran yang meliputi: pendahuluan, inti, dan penutup. (5) Memuat penilaian hasil belajar dan sumber belajar. (6) RPP yang dikembangkan memiliki susunan yang rapi sesuai dengan langkah-langkah penyusunan RPP. b) Aspek isi (1) RPP tersusun secara terurut dan jelas. (2) Tujuan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai. (3) Waktu pada setiap kegiatan tidak melebihi atau kurang dari alokasi waktu yang diberikan. (4) Materi pembelajaran sesuai dengan indikator. (5) Metode pembelajaran dapat diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran. (6) Langkah-langkah penerapan to user CTL ditulis lengkap dalam RPP.

25 digilib.uns.ac.id 33 (7) Langkah-langkah pembelajaran memuat urutan kegiatan pembelajaran yang logis. (8) Langkah-langkah pembelajaran memuat peran guru dan siswa secara logis. (9) Sumber belajar sesuai dengan yang terdapat dalam silabus. (10) Instrumen penilaian dapat mengukur pencapain kompetensi dasar berdasarkan acuan kriteria. c) Aspek bahasa (1) Tata bahasa sesuai dengan tata bahasa Indonesia yang benar. (2) Menggunakan bahasa yang mudah dipahami. (3) Menyusun kalimat sesuai dengan struktur kalimat yang benar. 2) Lembar Kegiatan Siswa a) Aspek Format. (1) Petunjuk yang terdapat dalam LKS jelas. (2) Memuat tujuan pembelajaran. (3) Tugas yang diberikan dalam LKS sesuai dengan materi yang diberikan. (4) LKS yang dikembangkan memiliki susunan yang rapi. (5) Jenis dan ukuran huruf yang mudah dibaca. b) Aspek isi. (1) Kebenaran materi. (2) Kegiatan pada LKS sesuai dengan materi. (3) Permasalahan yang disajikan dalam LKS sesuai dengan materi. (4) Materi sesuai dengan indikator yang akan dicapai oleh siswa. (5) Peranan LKS untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. (6) LKS sudah menggambarkan materi yang kontekstual atau dapat dapat ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari. c) Aspek bahasa meliputi: (1) Bahasa yang digunakan mudah dipahami. (2) Menggunakan bahasa Indonesia to user yang baik dan benar.

26 digilib.uns.ac.id 34 (3) Tugas-tugas dalam LKS tidak menimbulkan makna ganda atau ambigu. (4) Langkah kerja dan tugas-tugas dalam LKS diberikan secara jelas dan terurut. 3) Tes Hasil Belajar a) Validitas isi (1) Kesesuaian soal dengan tujuan pembelajaran yang tercermin dalam indikator pencapaian hasil belajar. (2) Kejelasan maksud soal. (3) Kunci jawaban benar. b) Bahasa dan penulisan soal (1) Kesesuaian bahasa yang digunakan pada soal dengan kaidah bahasa Indonesia. (2) Kalimat soal tidak menimbulkan pengertian ganda. (3) Kalimat soal komunikatif. (4) Kalimat soal mudah dipahami, menggunakan bahasa yang sederhana yang dikenal siswa. b. Kepraktisan (Practicaly) Menurut Nieveen (2007: 94) Practicality refers to the extent that user (or other experts) consider the intervention as appealing and usable in normal conditions. Kepraktisan mengacu pada tingkat bahwa pengguna atau pakar-pakar lainnya mempertimbangkan intervensi dapat digunakan dan disukai dalam kondisi normal. Nieveen mengukur tingkat kepraktisan dilihat dari apakah guru dan pakar-pakar lainnya mempertimbangkan bahwa materi mudah dan dapat digunakan oleh siswa dan guru. Pada penelitian ini perangkat pembelajaran dikatakan praktis jika secara teori, validator menyatakan bahwa perangkat pembelajaran tersebut dapat digunakan dengan revisi kecil atau tanpa revisi, yang telah diisi pada lembar validasi RPP, LKS, dan THB. Perangkat pembelajaran yang to user

27 digilib.uns.ac.id 35 dikembangkan dikatakan praktis jika secara teori perangkat pembelajaran tersebut memenuhi kriteria-kriteria berikut: 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran a) Menunjang keterlaksanaan proses belajar mengajar yang lebih menekankan pada student centered daripada teacher centered. b) Bahasa yang digunakan mudah dipahami. c) Langkah kegiatan dalam RPP diberikan secara jelas dan terurut. d) Materi sesuai dengan indikator yang akan dicapai oleh siswa. 2) Lembar Kegiatan Siswa a) Menunjang keterlaksanaan proses belajar mengajar yang lebih menekankan pada student centered daripada teacher centered. b) Bahasa yang digunakan mudah dipahami. c) Tugas-tugas dalam LKS tidak menimbulkan makna ganda atau ambigu. d) Langkah kerja dan tugas-tugas dalam LKS diberikan secara jelas dan terurut. e) Materi sesuai dengan indikator yang akan dicapai oleh siswa. 3) Tes Hasil Belajar a) Petunjuk pengerjaan jelas. b) Bahasa yang digunakan mudah dipahami. c) Kalimat soal tidak menimbulkan makna ganda atau ambigu. d) Soal sesuai dengan indikator yang akan dicapai oleh siswa. c. Keefektifan (Effectiveness) Van den Akker (1999: 10) Effectiveness refer to extent that the experiences and outcomes with intervention are consistent with the intended aims.keefektifan mengacu pada tingkat bahwa pengalaman dan hasil intervensi konsisten dengan tujuan yang dimaksud. Dalam penelitian ini, perangkat yang dikembangkan dikatakan efektif jika memenuhi empat indikator, yaitu : 1) aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran efektif; 2) keterlaksanaan proses pembelajaran efektif; 3) hasil belajar siswa memenuhi ketuntasan pada to materi user di ajarkan dengan menggunakan

28 digilib.uns.ac.id 36 perangkat yang dikembangkan; 4) siswa memberikan respon positif terhadap perangkat yang dikembangkan. Berikut uraian respon positif siswa dan hasil belajar siswa. a) Aktivitas siswa selama proses pembelajaran Aktivitas siswa dikatakan efektif jika siswa bisa terlibat aktif pada saat proses pembelajaran, menemukan informasi atau pengetahuan dari hasil pembelajaran, dan hubungan antara informasi/pengetahuan yang baru diperoleh dengan informasi/pengetahuan yang telah diperoleh sebalumnya. b) Keterlaksanaan proses pembelajaran Keterlaksanaan proses pembelajaran dikatakan efektif jika mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, keterlaksanaan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat, dan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. c) Respon positif siswa Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dikatakan efektif jika respon siswa termasuk dalam kategori positif dengan persentase nilai respon siswa 70% sampai dengan 85%. Respon siswa ditunjukkan dari hasil angket yang diberikan kepada siswa setelah uji coba perangkat pembelajaran. d) Hasil belajar siswa Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dikatakan efektif jika memberikan hasil yang sesuai dengan harapan yaitu dengan mengikuti pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran dengan pendekatan CTL. Ketuntasan belajar secara klasikal yang dicapai siswa ditunjukkan oleh Lembar Tes Final. Siswa dikatakan tuntas jika mendapat skor lebih besar atau sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan pihak sekolah. Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam to user

29 digilib.uns.ac.id 37 kelas tersebut terdapat 85% siswa yang telah tuntas belajarnya Depdikbud (dalam Trianto, 2008). Dengan demikian, Perangkat pembelajaran yang baik jika memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. Dalam penelitian ini, perangkat pembelajaran dikatakan valid menurut ahli/validator. Perangkat pembelajaran dikatakan praktis jika secara teori, validator menyatakan bahwa perangkat pembelajaran tersebut dapat digunakan dengan revisi kecil atau tanpa revisi dan secara teori perangkat pembelajaran tersebut memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Perangkat pembelajaran dikatakan efektif jika memenuhi empat indikator, yaitu : 1) aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran efektif; 2) keterlaksanaan proses pembelajaran efektif; 3) hasil belajar siswa memenuhi ketuntasan pada materi di ajarkan dengan menggunakan perangkat yang dikembangkan; 4) siswa memberikan respon positif terhadap perangkat yang dikembangkan. 6. Pendekatan Konvensional Pendekatan konvensional adalah pendekatan pembelajaran yang lebih banyak berpusat pada guru, komunikasi lebih banyak satu arah dari guru ke siswa, metode pembelajaran lebih banyak menggunakan ceramah dan demonstrasi, dan materi pembelajaran lebih pada penguasaan konsep bukan kompetensi (Winastwan dan Sunarto, 2010). Hal yang sama disampaikan oleh Angele, et al,. (2010) pendekatan konvensional lebih cenderung pada siswa sebagai penerima informasi tanpa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Pada pembelajaran dengan pendekatan konvensional guru menyampaikan materi secara lisan mengenai fakta-fakta dan prinsip-prinsip penting materi pelajaran yang disampaikan (Siow, dkk., 2005). Dalam penelitian ini, pembelajaran dengan pendekatan konvensional guru memberikan informasi tentang suatu materi kepada siswa yang sebelumnya telah disiapkan oleh guru. Dalam proses pembelajaran, komunikasi hanya berpusat pada guru dan siswa hanya sesekali dapat bertanya, mencatat hal yang dianggap penting. Siswa hanya berfungsi sebagai penerima to user informasi yang pasif.

30 digilib.uns.ac.id Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar merupakan perubahan mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris yang berorientasi pada proses belajar mengajar yang dialami siswa (Sudjana, 2005). Hasil belajar berhubungan dengan tujuan instruksional dan pengalaman belajar yang dialami siswa disajikan dalam Gambar 2.1 yang bersumber dari Sudjana (2005). Tujuan Instruksional a c b Pengalaman Belajar Hasil Belajar Gambar 2.1. Unsur-unsur Proses Belajar Mengajar Bagan di atas menggambarkan unsur yang terdapat dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar berhubungan dengan tujuan instruksional dan pengalaman belajar. Adanya tujuan instruksional merupakan panduan tertulis akan perubahan perilaku yang diinginkan pada diri siswa. Sementara pengalaman belajar meliputi segala sesuatu yang dialami siswa seperti mengobservasi, membaca, mencoba sesuatu, mendengar mengikuti perintah. Dari uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan pada kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dialami oleh siswa pada materi yang telah diajarkan. Pada penelitian ini yang diukur adalah tingkat kognitifnya saja. 8. Teorema Pythagoras Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs) materi teorema Pythagoras merupakan salah satu materi yang diajarkan di kelas VIII semester ganjil. Melalui materi ini guru dapat memanfaatkan to user

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus A. Prinsip Pengembangan Silabus Prinsip-prinsip pengembangan silabus adalah: 1. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya. Belajar matematika pada

Lebih terperinci

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP RPP Pengertian, Komponen dan Prinsip Penyusunan RPP Pengertian RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar Nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa

Lebih terperinci

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34 HALAMAN 1 / 34 1 2 3 4 5 Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit Waktu Pengembangan g Silabus 6 7 8 9 Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah Pengembangan Silabus Contoh Model HALAMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk

Lebih terperinci

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi MERENCANAKAN PROGRAM PEMBELAJARAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KTSP Pertemuan XI Desain Pembelajaran STAI SMQ Bangko Kompetensi Dasar Mahasiswa memahami perencanaan program pembelajaran dalam rangka implementasi

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) 1 KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) I. Pendahuluan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. DASAR FILOSOFI Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit), dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta,

Lebih terperinci

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Hakekat Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta

Lebih terperinci

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP RPP Pengertian, Komponen dan Prinsip Penyusunan RPP Pengertian RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu

Lebih terperinci

EDISI : 4 PENGEMBANGAN SILABUS. Modul : Pengembangan Silabus Soal-soal Pengembangan Silabus

EDISI : 4 PENGEMBANGAN SILABUS. Modul : Pengembangan Silabus Soal-soal Pengembangan Silabus EDISI : 4 PENGEMBANGAN SILABUS Modul : Pengembangan Silabus Soal-soal Pengembangan Silabus PENGEMBANGAN SILABU Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah BAB V PEMBAHASAN A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah Kedungglugu Gondang Nganjuk Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013 PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013 Oleh: Dr. Widarto, M.Pd. DISAMPAIKAN PADA PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) GELOMBANG 4 TAHUN 2014 DI LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 95 Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berlandaskan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

BAB II KAMAN PUSTAKA. A. Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pemahaman Peredaran Darah. mempertinggi, sedangkan kemampuan. artinya kecakapan.

BAB II KAMAN PUSTAKA. A. Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pemahaman Peredaran Darah. mempertinggi, sedangkan kemampuan. artinya kecakapan. 8 BAB II KAMAN PUSTAKA A. Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pemahaman Peredaran Darah Manusia. Meningkatkan kemampuan siswa merupakan upaya meningkatkan kemampuan yang dimiliki siswa dalam memahami dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP DIAN BUDIANA,M.PD. Disiapkan sebagai Bahan Diklat Sertifikasi Guru dalam Jabatan Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan potensi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS MASALAH

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS MASALAH Vol. 1 No. 1 (2012) : Jurnal Pendidikan Matematika Hal. 75-80 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS MASALAH Ike Suci Pariska 1, Sri Elniati 2, Syafriandi 3 1 FMIPA UNP.Email: ic3_pariska@yahoo.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI 163086 TEBING TINGGI Helmina Siagian Surel: hrmnsiagian@gmail.com ABSTRACT This aim of this

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan

Lebih terperinci

Terima kasih telah mengunjungi

Terima kasih telah mengunjungi PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis 67 BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis karakter di SMP Muhammadiyah 3 Ampel Boyolali Perencanaan adalah proses dasar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran IPA di SD 1. Pembelajaran Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan berbagai metode, sehingga peserta didik dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan berbagai metode, sehingga peserta didik dapat melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan seseorang untuk menciptakan kegiatan belajar. Upaya-upaya tersebut meliputi penyampaian ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Berdasarkan : Permendikbud no. 22/2016 Tentang Standar Proses endidikan Dasar &

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 1 PENGEMBANGAN SILABUS 1. Landasan Pengembangan Silabus 2. Pengertian Silabus 3. Pengembang Silabus 4. Prinsip Pengembangan Silabus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Oleh: Muslim Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN. Pusat Kurikulum - Balitbang Depdiknas

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN. Pusat Kurikulum - Balitbang Depdiknas PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN 1 PENGEMBANGAN SILABUS 1. Landasan Pengembangan Silabus 2. Pengertian Silabus 3. Pengembang Silabus 4. Prinsip Pengembangan Silabus 5. Tahapan Pengembangan Silabus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas kelas yang diselenggarakan di Amerika pertama- tama

Lebih terperinci

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat PRODI ILMU SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 REVIEW

Lebih terperinci

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit waktu Pengembang Silabus Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah-langkah Pengembangan Silabus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai peraturan dikeluarkan guna pendidikan yang lebih baik di negara ini. Dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP Landasan & Acuan Penyusunan & Pengembangan KTSP UU

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika BAB II LANDASAN TEORI A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Pengertian pembelajaran sebagaimana tercantum dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah suatu proses interaksi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Silakan pilih menu Unit waktu Pengembang Silabus Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah-langkah

Lebih terperinci

Rumusan masalahan. Tujuan Penelitian. Kajian Teori. memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih

Rumusan masalahan. Tujuan Penelitian. Kajian Teori. memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal soal yang berkaitan dengan menghitung luas selimut tabung, kerucut dan bola, sehingga

Lebih terperinci

UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA

UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENDAHULUAN Kesuksesan pelaksanaan pembelajaran karena adanya rancangan pembelajaran yang dilakukan dengan baik. Hal ini menjadi kewajiban bagi para guru termasuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS

PENGEMBANGAN SILABUS PENGEMBANGAN SILABUS Afid Burhanuddin, M. Pd. Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit waktu Pengembang Silabus Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah-langkah Pengembangan Silabus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang makhluk hidup, mulai dari makhluk hidup tingkat rendah hingga makhluk

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika adalah

Lebih terperinci

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG (Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG UPT SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN BANDUNG 2017 DESAIN PEMBELAJARAN Oleh: Yaya Sukarya,

Lebih terperinci

BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH

BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH A. Pandangan tentang Pembelajaran Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan

Lebih terperinci

LEMMA VOL I NO. 2, MEI 2015

LEMMA VOL I NO. 2, MEI 2015 Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPS SMA Tamansiswa Padang dengan Penggunaan Pendekatan Kontekstual Berbasis Tugas yang Menantang (Challenging Task) Fauziah Dosen Universitas Bung Hatta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno (2005 : 7) mengemukakan bahwa

Lebih terperinci

Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd.

Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd. Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd. Kuiz 1. Contextual 2. Konstruktivisme 3. Inquiry 4. Questioning 5. Learning Community 6. Modeling 7. Refleksi 8. Authentic Assessment 9. Skenario CTL PENDEKATAN KONTEKSTUAL (Contextual

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran. A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran

LAMPIRAN A. A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran. A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran LAMPIRAN A A1. Surat Permohonan Izin Validasi Instrumen A2. Surat Keterangan Validasi Instrumen A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Suprijono Contextual Teaching and Learning (CTL)

Lebih terperinci

Apa itu CTL? M n e g n a g p a a p a h a h r a us u s C TL

Apa itu CTL? M n e g n a g p a a p a h a h r a us u s C TL Apa itu CTL? Mengapa harus CTL Pendekatan CTL merupakan Konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan adalah

Lebih terperinci

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses) SILABUS DAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses) Disunting dan dikembangkan oleh Pirdaus Widyaiswara LPMP Sumsel Perencanaan Proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

Lebih terperinci

Silabus dan RPP. Oleh: Prof. Dr. Mohamad Nur R. Wakhid Akhdinirwanto. Silabus dan RPP PPt Final Plus 1

Silabus dan RPP. Oleh: Prof. Dr. Mohamad Nur R. Wakhid Akhdinirwanto. Silabus dan RPP PPt Final Plus 1 Silabus dan RPP Oleh: Prof. Dr. Mohamad Nur R. Wakhid Akhdinirwanto Silabus dan RPP PPt Final Plus 1 Mempersiapkan Perangkat Pembelajaran 1. Kalender Pendidikan 2. Program Tahunan (Prota) 3. Program Semester

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran kontekstual Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengkaitkan konten mata

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran II. TINJAUAN PUSTAKA A. Masalah Matematis Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran berbasis masalah, sebelumnya harus dipahami dahulu kata masalah. Menurut Woolfolk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Keterampilan Menulis. Menulis adalah salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki A. Pendahuluan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kelanjutan dari kurikulum tahun 2004

Lebih terperinci

Pengembangan Silabus dan R P P. oleh : Susiwi S

Pengembangan Silabus dan R P P. oleh : Susiwi S Pengembangan Silabus dan R P P oleh : Susiwi S Bagian Pertama 2 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit waktu Pengembang Silabus Komponen Silabus

Lebih terperinci

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru. UPAYA PENINGKATAN MUTU GURU MATA PELAJARAN IPS TERPADU DALAM MENERAPKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI BIMBINGAN TEKNIS DI SEKOLAH SMP NEGERI 2 KOTA BIMA Sri Aswati dan Ihyaudin Dinas Dikpora Kota Bima

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

Condition of Ind. Ind.Condition-1. Ind.Condition-2. The Rural. Ind. Rural Policy. Rulal Educational. Higher Education. Non Formal Ed.

Condition of Ind. Ind.Condition-1. Ind.Condition-2. The Rural. Ind. Rural Policy. Rulal Educational. Higher Education. Non Formal Ed. PENDEKATAN KONTEKSTUAL Oleh : Toto Fathoni, Apakah CTL itu? Konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat penting bagi siswa. Seperti

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat penting bagi siswa. Seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk kemajuan bangsa dan negara, dengan majunya pendidikan suatu negara dapat dijadikan tolok ukur bahwa negara

Lebih terperinci

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar Teknik Pengembangan Bahan Ajar dan Perangkat Pembelajaran oleh: Pujianto *) Disarikan dari Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar, Depdiknas:2006 Mengapa perlu bahan ajar? Siswa memiliki karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut Arifin et al. (2000: 146) bertanya merupakan salah satu indikasi seseorang berpikir.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti tahap perencanaan di SMAN 1 Ngunut? Setiap kegiatan pasti memiliki

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA)

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA) PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA) A. Pendahuluan Secara prinsip, silabus sebagai acuan pengembangan RPP dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengetahuan manusia tentang matematika memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengetahuan manusia tentang matematika memiliki peran penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengetahuan manusia tentang matematika memiliki peran penting dalam peradaban manusia, sehingga matematika merupakan bidang studi yang selalu diajarkan di

Lebih terperinci

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan. 8 II. KAJIAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan diamanatkan bahwa proses pembelajaran

Lebih terperinci

Pengembangan Silabus

Pengembangan Silabus Pengembangan Silabus Pegertian Landasan Prinsip pengembangan Unit Waktu Pengembangan Silabus Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah-langkah Pengembangan Silabus Contoh Silabus Rencana

Lebih terperinci

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP Mekanisme Pengembangan RPP 1. Perencanaan Tahap pertama dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian A.1 Hasil Uji Validitas Validitas LKS ini dilakukan pada tiga bagian, yakni validitas materi, validitas konstruksi dan validitas bahasa. Adapun hasil validasi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA Dalam bab ini peneliti akan jabarkan perkembangan penelitian yang telah dilaksanakan. Pembahasan pada bab ini akan diawali dengan deskripsi prototipe produk yang dilanjutkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar Proses belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok dalam seluruh proses pendidikan di sekolah. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) Diah Nugraheni Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Veteran Semarang email: diah_fisika@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu pengetahuan universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan memiliki peranan penting yang dapat diterapkan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Hasil

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Hasil 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Segala upaya yang dilakukan seorang guru dalam proses pembelajaran dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses

Lebih terperinci

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan dari siswa setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1) tentang sistem pendidikan nasional: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi),

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING Ramtia Darma Putri, Universitas PGRI Palembang email: tyadhuarrma27@gmail.com Erfan Ramadhani, Universitas PGRI Palembang email: erfankonselor@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Seseorang dapat dikatakan belajar jika dalam diri orang tersebut terjadi suatu aktifitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat diamati dalam waktu

Lebih terperinci

KONSEP RENCANA PEMBELAJARAN

KONSEP RENCANA PEMBELAJARAN KONSEP RENCANA PEMBELAJARAN RENCANA PEMBELAJARAN Merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan Upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2013 pengembangan kurikulum kembali terjadi untuk SD, SMP, SMA dan SMK. Pihak pemerintah menyebutnya sebagai pengembangan kurikulum bukan perubahan kurikulum.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi menggingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul Menurut Suprawoto (2009:2) modul adalah sarana pembelajaran dalam bentuk tertulis/cetak yang disusun secara sistematis, memuat materi pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan. Karena ruang lingkupnya adalah pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan guru

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) II. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) II. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. Pendahuluan Dalam rangka mengimplementasikan program pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan

Lebih terperinci

Oleh : Sri Milangsih NIM. S BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses

Oleh : Sri Milangsih NIM. S BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses Meningkatkan sikap belajar siswa dengan model problem based learning yang dikombinasikan dengan model cooperative learning pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran

Lebih terperinci