BAB IV ANALISIS. Pendekatan Perancangan Arsitektur Sesuai Topik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS. Pendekatan Perancangan Arsitektur Sesuai Topik"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Arsitektur Sesuai Topik Topik untuk perancangan Asrama Mahasiswa ini adalah arsitektur berkelanjutan yang artinya perancangan yang mempertahankan sumber daya alam, memikirkan efek keberlanjutan dari dirancangnya suatu bangunan. Sehubungan dengan topik tersebut karena masih terlalu luas, maka ruang perancangan lebih dipersempit lagi menjadi hemat energi. Hemat energi ini sangat berhubungan sekali dengan iklim. Dalam hal ini iklim yang dimaksud adalah iklim tropis basah. Adapun ciriciri iklim tropis basah adalah : radiasi matahari dan curah hujan sangat tinggi, suhu udara tinggi (21 o C-33 o C), kelembaban tinggi (60%-90%), dan kecepatan angin relatif rendah (5m/detik). Untuk itu maka haruslah massa bangunan dipikirkan dengan baik agar menghasilkan kenyamanan bagi penghuni asrama. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan adalah posisi dan tata letak bangunan, gubahan massa, fasade bangunan dan dimensi bangunan. IV.2 Analisis Kegiatan dan Sistem Ruang IV.2.1 Analisa Pelaku Kegiatan Adapun asrama yang akan dirancang akan memiliki beberapa kelompok pelaku kegiatan, seperti: 44

2 - Pengelola Adalah pihak yang bertugas untuk mengelola seluruh kegiatan di dalam asrama baik untuk penghuni maupun untuk pihak lain, seperti tamu, servis, dan urusan umum. Pengelola akan menjadi pengawas dari semua kejadian di dalam asrama, melakukan administrasi dan melakukan perawatan bangunan. - Penghuni Penghuni asrama adalah seorang yang secara sah menyewa atau terpilih untuk menempati unit hunian asrama dan memiliki hak untuk memakai fasilitas-fasilitas di dalam asrama. Penghuni asrama adalah seorang mahasiswa yang dikhususkan untuk yang datang dari luar kota atau propinsi. Kegiatan yang dilakukan biasanya adalah tidur, makan, belajar, dan bersosialisasi. - Pengunjung / Tamu pemilik unit asrama Pihak yang tidak mempunyai hak untuk tinggal di dalam asrama dan memiliki kepentingan tertentu yang tidak rutin, baik memiliki kepentingan di unit hunian atau fasilitas penunjang lainnya. - Servis Pihak yang tidak memiliki keterlibatan secara langsung dengan unit hunian asrama, tetapi mendukung kegiatan yang ada di dalam asrama. Kegiatan tersebut seperti melayani cleaning, laundry, mekanikal&electrical, dll. 45

3 IV.2.2 Analisa Penghuni Sasaran utama penghuni dari asrama ini adalah mahasiswa yang mengikuti kegiatan belajar-mengajar di Binus University, khususnya yang datang dari luar kota Jakarta dan luar propinsi, untuk waktu hanya 1 tahun. Menurut sumber dari ATL (Applied Technology Laboratory) Uniersitas Bina Nusantara, jumlah rata-rata mahasiswa yang datang dari luar kota dan luar propinsi adalah sebagai berikut: Tabel 2. Jumlah Mahasiswa Pendatang Aktif Angkatan Jurusan Total 2004 Fakultas Ekonomi 152 Fakultas Ilmu Komputer 535 Fakultas Teknik 97 Fakultas Sastra 109 Fakultas Program Ganda Fakultas Ekonomi 265 Fakultas Ilmu Komputer 1255 Fakultas Teknik 128 Fakultas Sastra 120 Fakultas Progam Ganda Fakultas Ekonomi 253 Fakultas Ilmu Komputer 1558 Fakultas Teknik 137 Fakultas Sastra 98 Fakultas Program Ganda Fakultas Ekonomi 330 Fakultas Ilmu Komputer 1526 Fakultas Teknik 158 Komunikasi Pemasaran 142 Psikologi 28 Fakultas Sastra 122 Fakultas Program Ganda 134 Grand Total 7416 Sumber: ATL (Applied Technology Laboratory) (2008) 46

4 Rata-rata mahasiswa pendatang yang masih aktif kuliah di Binus setiap tahun ada sebanyak 7416 / 4 = 1854 orang. Dengan perbandingan mahasiswa berjenis kelamin pria sebanyak 4842 orang (65%) dan wanita sebanyak 2574 orang (35%). IV.2.3 Karakteristik Penghuni (mahasiswa) Mahasiswa sebagai penghuni utama memiliki beberapa karakteristik seperti : - Bersemangat tinggi untuk belajar dan mencari sesuatu yang baru; - Banyak melakukan aktifitas seperti olahraga, bermain, belajar, bersosialisasi, makan, dan tidur; - Membutuhkan seseorang/tempat yang dapat mendukung semangatnya dalam proses mengikuti pendidikan; - Membutuhkan kenyamanan untuk bersantai. IV.2.4 Analisa Kegiatan Tabel 3. Analisa Kegiatan Penghuni Pemakai Penghuni (Mahasiswa) Jenis Kegiatan Datang dengan berjalan kaki atau membawa kendaraan Parkir kendaraan dan masuk plaza Masuk lobby Pergi ke unit hunian: - Istirahat - Mandi, buang air kecil dan besar - Menonton TV - Belajar Bersosialisasi Makan, minum Beribadah 47

5 Pengelola Servis Tamu (Relasi penghuni) Tamu (Pengguna fasilitas) Menggunakan fasilitas umum asrama Datang dengan berjalan kaki atau membawa kendaraan Parkir kendaraan dan masuk plaza Masuk lobby Bekerja di kantor Menerima tamu Istirahat, makan, minum Pergi ke toilet Datang berjalan kaki Bekerja Istirahat, makan,minum Pergi ke toilet Datang dengan berjalan kaki atau membawa kendaraan Parkir kendaraan dan masuk plaza Masuk lobby Pergi ke unit hunian Datang dengan berjalan kaki atau membawa kendaraan Parkir kendaraan dan masuk plaza Masuk lobby Menggunakan fasilitas asrama Adapun beberapa fasilitas Asrama yang disediakan: Tabel 4. Analisa Kebutuhan Penghuni Kebutuhan Kesehatan Pengelolaan Olahraga Sosialisasi Belajar Kebutuhan Hidup Wadah Klinik Kantor Lapangan Outdoor R.Fitness Lobby R.komunal Kantin Taman Perpustakaan Warnet Mini Market Komunikasi Wartel 48

6 IV.2.5 Analisa Persyaratan Ruang Manusia perlu beberapa hal penting untuk hidup dalam suatu hunian. Agar bisa bebas beraktivitas, mempunyai produktivitas yang tinggi, dan memiliki kenyamanan yang maksimal. Dalam mendesain ruang, perlu diperhatikan beberapa hal ini : 1. Kenyamanan Audio Merancang ruang agar diperoleh ketenangan dalam ruangan dimana manusia beraktivitas. Dengan tujuan, agar diperoleh kenikmatan kerja dan komunikasi yang baik, dapat menyaring suara yang mengganggu baik dari dalam maupun dari luar ruang atau dari ruang yang berdampingan. Dalam pemenuhan kenyamanan audio suatu ruang maka bisa dipakai beberapa cara, seperti : - Menjauhkan bangunan dari sumber kebisingan, - Memakai material yang dapat meredam suara (kayu, kain, gypsum, dll), - Memakai sistem akustik, diamana suara di dalam ruangan harus sampai pada setiap tempat tujuan dengan derajat intensitas suara yang cukup dan kemudian dengan cepat mati, sebelum disusul suku kata berikutnya, - Menanam pepohonan untuk meredam suara. 2. Kenyamanan Visual Artinya ruang harus nyaman dari segi pencahayaan, tidak terlalu gelap untuk dipakai dan juga tidak terlalu silau. 49

7 Peran cahaya bagi suatu ruang adalah sebagai : - Penerangan ruang, - Kesehatan, - Kenyamanan; keamanan, - Penampilan; dekorasi; prestise. Sedangkan, penerangan dalam ruang mempunyai dua sumber, yaitu cahaya alami dan buatan. Sesuai dengan prinsip arsitektur berkelanjutan, maka cahaya alami akan digunakan untuk menerangi suatu ruangan. Dimana ada beberapa keuntungan juga dengan memakai cahaya alami sebagai penerangan utama, yaitu : - Hemat listrik, - Sinar Infra Merah (kalor matahari), adalah syarat mutlak kehidupan makhluk di bumi, - Ultra Violet (U.V) dapat membunuh bakteri,virus di udara. Kenyamanan ini bisa dicapai lewat beberapa perancangan arsitektur: - Rencana jendela (besar & bentuk), - Bentang bangunan, bangunan jangan terlalu lebar bentangnya supaya memudahkan cahaya alami dapat dengan mudah menerobos ke semua sudut bangunan. 3. Kenyamanan Thermal Adalah suatu kondisi dimana manusia merasa puas terhadap kondisi thermal disekitarnya. Kenyamanan thermal dapat dicapai dengan cara alami (angin) dan buatan (AC, kipas angin, exhaust fan, dll). 50

8 Suhu nyaman sangat diperlukan agar produktifitas maksimal, dengan suhu tubuh konstan + 37 o C (tubuh tidak melakukan usaha apapun, seperti : menggigil atau berpeluh untuk mencapai 37 o C) Sekali lagi untuk memenuhi prinsip sustainable design, lebih baik memakai cara yang alami yaitu, mengalirkan udara dalam ruangan sehingga tercapai kenyamanan yang diiginkan. Adapun aspek yang berpengaruh dalam kenyamanan thermal: - Rentang temperatur : (24-18) o C, - Kelembaban (RH) : (40-60)%, - Aliran udara (air velocity): 0 0,20 m/dtk, - Laju metabolisme tubuh/aktivitas, - Tahanan pakaian. Beberapa cara untuk mencapai kenyamanan thermal: - Pilih bahan penutup atap yang lambat merambatkan panas, - Marmer dan batu alam untuk lantai dan tembok, - Untuk ruang yang plafond rendah dan bentang lebar, perlu alat bantu mekanis (exhaust van, vent.pendingin otomatis), - Menggunakan ventilasi silang, - Penataan perabot agar tidak menghalangi pergerakan udara. 4. Kenyamanan Spasial Manusia tidak hanya butuh kenyamanan fisik, tetapi kenyamanan psikis juga. Bayangkan betapa menderitanya manusia yang hidup didalam tempat yang 51

9 sempit, secara psikologis tempat itu menekan kehidupannya dan membuat manusia menjadi depresi bahkan sampai stress berat. Maka, dalam mendesain suatu ruang harus dibuat space yang besar dimana manusia didalamnya nyaman bergerak dan beraktivitas. Sehingga produktivitas manusia juga tidak terganggu. IV.2.6 Analisa Kebutuhan dan Dimensi Ruang Unit hunian yang akan dirancang adalah sebanyak 500 mahasiswa yang khususnya datang dari luar kota dan propinsi Jakarta. Dengan perbandingan lakilaki : perempuan = 65% : 35%. Pemisahan jenis kelamin dirancang dengan membuat pemisahan bangunan asrama. Karena mahasiswa juga berasal dari fakultas yang berlainan, maka kamar yang digunakan juga dirancang sedikit berbeda. Contoh : mahasiswa arsitektur membutuhkan ruang lebih untuk menaruh bahan-bahan membuat maket dan kertas gambar, dibandingkan dengan mahasiswa manajemen yang hanya memerlukan tempat menaruh buku, atau mahasiswa teknik komputer yang hanya memerlukan ruang untuk komputernya. Perbandingan presentase mahasiswa dari berbagai fakultas adalah : 40% Ilmu Komputer, 20% Ekonomi, 15% Teknik; 15% Program Ganda, 5% Sastra. Jadi, akan ada 2 tipe unit hunian yang akan dirancang dalam asrama kali ini, yaitu unit hunian dengan tipe untuk 4 orang (Fakultas ilmu komputer, ekonomi, program ganda, dan sastra) dan tipe untuk 2 orang (Fakultas teknik jurusan arsitektur dan DKV). 52

10 Ruang Pengelola Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Sumber Luas Ruang kepala asrama 3 orang 10 m 2 DA 10 m 2 Ruang sekretaris, 6 orang 20 m 2 A 20 m 2 ruang tunggu Ruang administrasi 15 orang 3 m 2 / orang DA 45 m 2 Ruang rapat 10 orang 3 m 2 / orang DA 30 m 2 Sirkulasi 20% A 21 m 2 Total 126 m 2 Tabel 5. Besaran Ruang Pengelola Unit Hunian Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Sumber Luas Kamar tidur 4 orang 10 m 2 A 10 m 2 Ruang belajar 4 orang 2 m 2 / orang A 8 m 2 Sirkulasi 20% A 3.6 m 2 Total 21.6 m 2 Perpustakaan Tabel 6. Besaran Unit Hunian Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Sumber Luas Ruang penyimpanan A 27 m 2 Ruang baca 100 orang 1 m 2 A 100 m 2 Sirkulasi 20% A 25.4 m 2 Total m 2 Tabel 7. Besaran Ruang Perpustakaan Ruang Fitness Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Sumber Luas Ruang pengelola 3 orang 3 m 2 / orang DA 9 m 2 Ruang fitness 50 orang 3 m 2 / orang DA 150 m 2 Ruang ganti, bilas m 2 A 32 m 2 (pria dan wanita) Sirkulasi 20% A 38.2 m 2 Total 230 m 2 Tabel 8. Besaran Ruang Fitness 53

11 Laundry Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Sumber Luas Ruang penerima 21 m 2 A 21 m 2 Ruang periksa 3 orang 2 m 2 / orang DA 6 m 2 Chemical storage 10 m 2 A 10 m 2 Linen 10 m 2 A 10 m 2 Ruang laundry 88 m 2 A 88 m 2 Sirkulasi 20% A 27 m 2 Total 162 m 2 Tabel 9. Besaran Ruang Laundry Mini Market Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Sumber Luas Kasir 2 orang 2 m 2 / orang A 4 m 2 Ruang jual A 50 m 2 Gudang A 16 m 2 Sirkulasi 20% A 14 m 2 Total 85 m 2 Kantin Tabel 10. Besaran Ruang Mini Market Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Sumber Luas Kasir 2 orang 3 m 2 / orang DA 6 m 2 Ruang makan 40 orang 2,5 m 2 / orang A 100 m 2 Dapur 3 orang 3 m 2 / orang A 9 m 2 Toilet 5 orang 1,5 m 2 / orang DA 7,5 m 2 Gudang DA 5 m 2 Sirkulasi 20% A 25,5 m 2 Total 153 m 2 Tabel 11. Besaran Ruang Kantin Fasilitas Umum Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Sumber Luas ATM 10 unit 2 m 2 / orang A 20 m 2 Fotokopi 10 orang 21 m 2 A 21 m 2 Wartel 10 orang 2 m 2 / orang A 20 m 2 Warnet 20 orang 1,5 m 2 / orang DA 30 m 2 Sirkulasi 20% A 18.2 m 2 Total m 2 Tabel 12. Besaran Ruang Fasilitas Umum 54

12 Servis Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Sumber Luas Gudang peralatan A 15 m 2 Ruang generator 1 unit 20 m 2 / unit A 20 m 2 Control Panel A 10 m 2 Ruang ME A 10 m 2 AHU 15 unit 4 m 2 / unit A 60 m 2 Sirkulasi 20% A 29 m 2 Total 174 m 2 Tabel 13. Besaran Ruang Servis KET : A = Asumsi; DA = Data Arsitek Total kebutuhan luas unit hunian Unit hunian tipe 1 = 425 orang x 21,6 m 2 4 = m 2 Unit hunian tipe 2 = 75 orang x 21,6 m 2 (untuk mahasiswa jurusan 2 Arsitektur dan DKV) = 810 m 2 jadi, total luas unit hunian = m 2 Total kebutuhan luas fasilitas = 1.191,6 m 2 Maka luas total keseluruhan bangunan adalah 4.296,6 m 2 < KLB ( m 2 ) 55

13 IV.2.7 Analisa Hubungan Antar Ruang Servis Side Entrance Asrama Pria Fasilitas penunjang Asrama Wanita Main Entrance Lobby Pengelola Gambar 8. Bubble Diagram Makro Unit hunian Lobby Pengawas Unit hunian Fasilitas penunjang Ruang komunal Gambar 9. Bubble Diagram Asrama 56

14 IV.3 Analisis Lingkungan Tapak Dalam analisa lingkungan ini, akan dituju beberapa hal penting yang akan mendukung perancangan Asrama Mahasiswa. Beberapa hal yang akan dituju lewat analisa ini yaitu: Pertama, penentuan letak main entrance dan service. Entrance merupakan elemen yang sangat penting keberadaanya dalam sebuah perancangan, karena dengan entrance yang sudah ditentukan, maka proses perancangan orientasi dan letak bangunan dan zoning akan lebih mudah karena pola sirkulasi di tapak sudah didapatkan. Kedua, setelah entrance ditetapkan maka penzoningan didalam tapak dapat ditentukan. Dengan penzoningan, dapat diketahui peruntukan lahan di dalam tapak, contohnya; menentukan daerah mana didalam tapak yang layak untuk hunian, daerah mana yang cocok untuk daerah public, dan sebagainya. Penzoningan juga mencakup untuk menentukan zoning vertikal (zoning didalam sebuah bangunan). Terakhir, lewat analisa lingkungan ini akan didapatkan letak dan orientasi massa bangunan. Setelah entrance dan zoning tapak sudah dianalisa dan sudah ditentukan, sekarang dapat ditentukan letak dan orientasi massa bangunan. Hal ini juga salah satu elemen yang penting, karena dengan menentukan letak massa di lahan yang tepat kenyamanan penghuni akan dapat dicapai dengan maksimal. Dengan orientasi massa sudah didapatkan, bisa dibuat point of interest di titik pusat orientasi itu untuk menambah keindahan dan nilai jual tapak tersebut. Untuk menentukan ketiga hal tersebut, diperlukan beberapa hal penting untuk dianalisa sehubungan dengan kondisi dan potensi lingkungan tapak. 57

15 IV.3.1 Analisa Kondisi dan Potensi Sekitar Tapak Kebon Jeruk Rawa Belong Kebayoran Gambar 10. Kondisi dan Kepadatan Sekitar Tapak Arus lalu lintas dari arah Kebayoran Kebon Jeruk dan dari Jalan Rawa Belong memiliki intensitas kepadatan dan kebisingan yang sangat tinggi, apalagi pada jam-jam tertentu seperti pada waktu pergantian shift perkuliahan pada pukul 11.00, 13.00, 15.00, dan Biasanya kedua arus lalu lintas yang padat itu akan bertemu di pertigaan dan menimbulkan kemacetan untuk dua arah tersebut. 58

16 Arus pemakai terbesar adalah dari Kebayoran ke arah kebon Jeruk karena arus tersebut adalah jalan utama dengan lebar jalan sekitar 10m. Artinya pintu masuk utama akan diletakkan di jalan utama agar mudah terlihat dan dicapai. Sedangkan arah dari Rawa Belong bukanlah jalan utama, selain lebar jalan kecil (sekitar 6m), di jalan ini juga banyak pedagang makanan yang berjualan di pinggir jalan, kendaraan yang diparkir sembarangan, dan banyak pejalan kaki sehingga kelancaran berkendara sangat sulit didapat di jalan ini. Gambar 11. Kondisi Sekitar Tapak Warung dan pedagang makanan yang ada di pinggir jalan Gambar 12. Pedagang Makanan Parkir sembarangan di pinggir jalan Gambar 13. Kendaraan yang Parkir Dipinggir Jalan 59

17 Lalu kondisi bangunan yang letaknya berdempetan dan terlihat sudah tua membuat kesan kumuh. Daerah disekitar tapak jarang ditumbuhi pepohonan karena masyarakat sekitar lebih memilih untuk menjadikan lahan rumah mereka sebagai bangunan komersial seperti kos-kosan, rumah makan, toko komputer, tempat fotokopi, dan lain sebagainya. Hal ini membuat suhu udara disekitar sangat panas dan berdebu sekali. Gambar 14. Bangunan Komersial Padatnya lingkungan yang ada di sekitar tapak karena banyaknya hunian penduduk. Ditambah dengan banyaknya bangunan komersial. Bangunan Komersial Gambar15. Bangunan Komersial2 60

18 Bisa disimpulkan bahwa tapak yang akan dibangun Asrama Mahasiswa ini berada di daerah yang macet, bising, panas, terkesan kumuh dan tidak nyaman. Padahal untuk suatu hunian seperti asrama ini sangat dibutuhkan ketenangan serta kenyamanan yang maksimal. Untuk menjawab permasalahan bising, maka pada bagian Barat tapak (bagian yang berbatasan langsung dengan jalan utama) diberi buffer berupa pagar tanaman dan double wall. Unit hunian dibuat lebih ke dalam tapak untuk mengurangi kebisingan. Tapak sebelumnya adalah bangunan hunian dan komersial, jadi topografi tapak hampir landai atau tidak berkontur. Tapak memiliki potensi yaitu banyak fasilitas yang sudah tersedia di sekitar tapak seperti warnet, mini mart, toko komputer, aksesoris, dan lainnya. Dan tentu saja tapak berada dekat dengan kampus, hal ini menjadi daya tarik mahasiswa khususnya dari luar kota Jakarta dan propinsi yang tertarik untuk memilih Asrama Mahasiswa Binus University ini. IV.3.2 Analisa Entrance Suatu entrance dapat ditentukan dengan mempertimbangkan kondisi sekitar tapak, kemudahan pencapaian, informatif bagi pengguna tapak, dan berdasarkan peraturan yang ada. Entrance dapat dibagi menjadi 2, yaitu main entrance (in dan out) dan side entrance (service). Menurut Neufert Architect Data ada beberapa kriteria dalam menentukan sebuah main Entrance, yaitu: 61

19 1. Lebar Jalan - Lebar jalan utama didalam sebuah pemukiman dengan kondisi dua arah adalah 5.5 m - Untuk jalan 2 arah bagi pintu samping di sebuah pemukiman dan terbatas bagi mobil harus mempunyai lebar 4 m 2. Perletakan - Terletak di daerah yang kepadatan arusnya relatif rendah - Mudah terlihat, informatif - Mudah diakses Menurut peraturan, pintu masuk dan keluar tapak harus 15 m dari tikungan. Dengan alasan agar akses pencapaian ke tapak dapat mudah dilihat, mudah untuk dicapai dengan kendaraan, dan tidak menimbulkan kecelakaan. Jika terlalu dekat dengan tikungan, pengguna kendaraan akan kesulitan untuk menemukan dan memasuki tapak. Setelah menganalisa semua aspek untuk menentukan perletakan pintu masuk dan keluar tapak serta pintu servis, maka dapat dibuat beberapa alternatif sebagai berikut: 62

20 Alternatif 1 - Pintu masuk dan keluar ada Kebon Jeruk IN SERVICE U di jalan utama karena akan lebih mudah dicapai dan lebih informatif; - Pintu servis ditaruh di tempat yang berbeda, yaitu ada di sebelah Utara tapak, OUT untuk kenyamanan peng huni asrama; - Pintu keluar ditaruh agak jauh dari pertigaan dekat Kampus Anggrek agar tidak menimbulkan sumber Kebayoran Gambar 16. Alternatif Entrance1 kemacetan yang baru; - Pintu keluar dapat membuat sumber kemacetan baru, jika kendaraan ingin ke arah Kebon Jeruk. 63

21 Alternatif 2 Kebon Jeruk SERVICE U - Pintu masuk dan pintu keluar ada di jalan utama, supaya lebih informatif dan mudah dalam IN OUT pencapaiannya; - Pintu servis ditempatkan di Timur tapak, untuk pemudahan keluar masuk kendaraan servis dan pemusatan kegiatan; - Pintu masuk dan keluar jauh dari pertigaan, Kebayoran sehingga tidak menimbul kan kemacetan. Gambar 17. Alternatif Entrance2 64

22 Alternatif 3 Kebon Jeruk SERVICE - Pintu masuk tapak berada di jalan utama IN OUT U untuk memudahkan penghuni mencapai tapak dan lebih mudah terlihat (informatif); - Pintu keluar berada di jalan kecil di belakang tapak, untuk meng hindari kepadatan lalu lintas di jalan utama ; - Pintu servis dibedakan Kebayoran untuk kenyaman penghuni asrama; Gambar 18. Alternatif Entrance3 - Pintu masuk dan keluar didekatkan agar tidak menghabiskan lahan dalam tapak untuk membangun hunian; - Pintu keluar di jalanan yang kecil (hanya bisa satu arah), ditakutkan ada kendaraan dari arah berlawanan, dapat diatasi dengan memberi rambu-rambu satu arah.; 65

23 Dari ketiga alternatif diatas, penempatan entrance yang paling baik adalah alternatif ke 2. Pintu masuk dan keluar untuk kendaraan berada di jalan utama dan dibuat berdekatan untuk menghemat lahan tapak untuk sirkulasi kendaraan. Untuk mengatasi masalah kemacetan yang ditimbulkan dari sirkulasi keluar masuk tapak, pemecahannya adalah membuat entrance agak masuk ke dalam tapak. Lalu pintu servis ditempatkan di jalan kecil sebelah Barat tapak karena untuk mengurangi beban kemacetan arus lalu lintas IV.3.3 Analisa Peruntukkan Lahan Untuk menentukan Zoning atau peruntukan lahan, haruslah dianalisa beberapa aspek terlebih dahulu, seperti analisa kondisi sekitar tapak, arus lalu lintas dan kepadatannya, view, kebisingan dan beberapa analisa yang lain, yaitu: 1. Analisa Kelompok Kegiatan Kegiatan yang ada di atas tapak dapat dibagi menjadi beberapa hal: - Sarana private, dimana dibutuhkan ketenangan dan kenyamanan yang tinggi; serta dapat memenuhi kebutuhan ruang dan psikis penghuni, - Sarana umum, seperti kantor pengelola, lobby, wartel, warnet, mini market, kantin, dan perpustakaan; untuk ruang-ruang ini dibutuhkan tempat yang nyaman yang mendukung sosisalisasi penghuni; - Sarana servis, seperti laundry disiapkan untuk penghuni asrama mahasiswa. 66

24 2. Analisa Kebutuhan Ruang Luar Ruang luar dapat dibagi menjadi: - Lahan parkir, disediakan lahan parkir untuk mobil dan motor ; - Lapangan, untuk mendukung kebutuhan mahasiswa untuk kesehatan; - Taman, digunakan sebagai buffer, penyaring udara, dan estetika. 3. Analisa Hubungan Antar Kelompok Kegiatan Pejalan kaki Plaza Asrama Pria Parkir Main Entrance Servis Lobby Pengelola Side entrance Fasilitas penunjang Asrama Wanita Gambar 19. Bubble Diagram Makro 67

25 Pejalan kaki yang datang dari pedestrian kota akan diterima di plaza, setelah itu akan masuk ke lobby, dari lobby dapat diakses ke fasilitas penunjang atau unit hunian yang melalui ruang pengawas terlebih dahulu. Jika penghuni memakai kendaraan, setelah memarkir kendaraannya, penghuni/tamu masuk ke lobby, dan dapat ke unit hunian atau fasilitas penunjang. 4. Analisa View Pandangan dari luar tapak ke dalam tapak akan dibatasi dengan menggunakan penghalang berupa pepohonan atau pagar penghalang agar privasi penghuni dapat terjaga dengan baik.untuk pandangan dari dalam tapak ke luar sangat tidak menarik, karena yang terlihat hanya kepadatan lalu lintas dan kesan kumuh bangunan-bangunan yang ada disekitar tapak. Bisa diatasi dengan membuat taman-taman disepanjang pagar pembatas agar pandangan ke luar tapak dapat dihalangi. Gambar 20. Pagar Penghalang Pagar penghalang sebagai penghalang pandangan dan juga penghalang sinar matahari langsung. Sumber : studiodennysetiawan.blogspot.com/ 68

26 Setelah analisa beberapa hal, berikut beberapa alternatif zoning secara horizontal: Alternatif 1 - Zona Publik dan Semi Servis publik ada di dekat jalan utama untuk memudahkan pengunjung mencari Publik & semi publik Hunian informasi; - Zona pengembangan ada di bagian bawah tapak untuk pengembangan potensi tapak dan bangunan di masa depan; Pengembangan Gambar 21. Alternatif 1 Penzoningan - Zona Hunian ada di bagian tengah tapak, jauh dari keramaian dan polusi udara; - Zona Servis ada di bagian belakang tapak, agar pemudahan pencapaian kendaraan servis. 69

27 Alternatif 2 Publik Semi Publik Servis Hunian - Zona Publik ada di bagian atas dan samping tapak, sebagai buffer dari keramaian jalan; - Zona Semi Publik ada di bagian bawah tapak dekat dengan zona public; - Zona Hunian ada di bagian belakang tapak, untuk kenyamanan penghuni; - Zona Servis dapat diakses dari belakang tapak, untuk pemisahan fungsi dengan Gambar 22. Alternatif 2 Penzoningan Alternatif 3 Semi Publik zona publik. - ZonaPublik ada di dekat jalan utama untuk pemudahan pencapaian dan memudahkan pelayanan bagi Publik Hunian pengunjung tapak; - Zona Semi Publik ada di dekat jalan terbesar kedua, sebagai buffer zona private Servis Gambar 23. Alternatif 3 Penzoningan - Zona Hunian ada di bagian belakang tapak, terlindung dari kebisingan; - Zona Servis ada di bagian bawah tapak. 70

28 Kesimpulan zoning setelah analisa diatas adalah : Service Publik & semi publik Hunian Pengembangan Gambar 24. Kesimpulan Penzoningan Bagian depan tapak ada zona publik dan semi publik yang dekat dengan jalan utama, sehingga dapat menjadi buffer bagi zona hunian dari kebisingan dan polusi udara. Alasan lainnya adalah untuk memudahkan pengunjung tapak yang ingin mencari informasi tentang asrama. 71

29 Zona hunian ada di bagian tengah tapak, jauh dari jalan utama. Dirancang khusus untuk kenyamanan penghuni. Zona servis ada didekat hunian dan berada di bagian belakang tapak untuk memudahkan pencapaian kendaraan servis. Dan untuk bagian bawah tapak digunakan untuk daerah pengembangan jika di masa depan akan dilakukan pengembangan baik bangunan maupun potensi tapak. Untuk alternatif zoning secara vertikal: Alternatif 1 Hu ni an S e r v i s Gambar 25. Alternatif 1 Penzoningan Vertikal Publik Semi publik - Zona publik dan semi public berada di lantai dasar untuk kemudahan penghuni/tamu mendapatkan pelayanan dari pengelola asrama atau fasilitas penunjang; - Zona Hunian berada di lantai atas agar terjaga privasinya; - Zona Servis di bagian belakang, untuk pemudahan aktifitas servis. 72

30 Alternatif 2 Publik Semi publik S e r v i s Hu ni an Gambar 26. Alternatif 2 Penzoningan Vertikal - Zona publik dan semi publik berada di lantai dasar untuk pemudahan pelayanan terhadap penghuni maupun pengunjung; - Zona Hunian berada mulai dari lantai dasar; - Zona Servis ada di bagian Barat untuk menahan radiasi matahari dari Barat. Dari 2 alternatif di atas, dipilih alternatif ke 1 karena daerah hunian terjaga dari keramaian aktifitas, tetapi penghuni masih bisa dengan mudah mengakses fasilitas-fasilitas penunjang. Daerah publik dan semi publik dirancang di lantai dasar untuk memudahkan dalam memberikan pelayanan administrasi atau informasi. Lalu, daerah servis ada di bagian belakang untuk memudahkan aktifitas servis. 73

31 IV.3.4 Analisa Letak dan Orientasi Massa Berdasarkan analisa terhadap orientasi matahari, arah angin, bentuk tapak, kebisingan, jaringan pembuangan dan utilitas dapat ditentukan letak dan orientasi sebuah massa. Berikut beberapa analisa tersebut: 1. Analisa Orientasi Matahari Untuk menyikapi terik matahari, bangunan dibuat dengan bentuk Radiasi U Matahari supaya mengurangi radiasi matahari dan juga pemanasan ruangan. Jika pemanasan dalam ruangan dapat dikurangi bahkan dihilangkan, maka beban listrik untuk pendingin ruangan (AC) akan sangat berkurang, bahkan AC tidak diperlukan sama sekali. Untuk potensi dari sinar matahari dapat digunakan untuk penerangan alamiah. Sebenarnya yang dibutuhkan untuk penerangan alami adalah terang dari langit, jadi untuk sisi Barat dan Timur bangunan akan dirancang ruangruang penunjang. Sedangkan hunian ada di sisi Utara - Selatan Unit hunian U Untuk kulit bangunan yang terkena sinar matahari langsung, khususnya bagian Barat menggunakan material batu alam dan sunscreen. 74

32 Jadi, untuk menyikapi matahari Barat, maka sebelah Barat tidak dirancang untuk unit hunian. Kalaupun terpaksa membuat bentuk bangunan memanjang dengan sumbu Utara Selatan, maka sebelah Barat bangunan akan dipakai untuk fasilitas-fasilitas asrama atau digunakan untuk daerah publik. Unit Hunian U Bangunan Publik Gambar 27. Analisa Massa terhadap Matahari 75

33 2. Analisa Arah Angin Angin adalah potensi yang baik untuk memberi kenyamanan didalam tapak. Masalahnya Jakarta adalah kota dengan iklim tropis basah dimana kecepatan angin rata-rata sangat rendah, jadi perlu sekali bangunan didisain supaya dapat menggunakan potensi maksimal dari angin ini. Dengan adanya angin ada banyak keuntungan, seperti: kenyamanan thermal manusia bisa dicapai dan pengudaraan alami yang dapat menghemat biaya listrik untuk pendingin ruangan. Angin datang dari berbagai arah, tetapi untuk tiupan angin terbesar rata-rata di tapak datang dari Tenggara menuju ke Barat Laut. Untuk menyikapi hal ini, bangunan sebaiknya dirancang dengan bentuk: Barat Laut U Gambar 28. Analisa Massa terhadap Angin Tenggara 76

34 3. Analisa Jaringan Pembuangan dan Utilitas Untuk jaringan air pembuangan disekitar tapak, langsung disalurkan ke riol kota, karena tidak adanya sungai disekitar tapak. Biasanya air kotor akan disalurkan ke dalam bak-bak kontrol terlebih dahulu, tetapi karena di daerah sekitar tapak kebanyakan bangunan tidak memiliki pekarangan untuk membuat bak kontrol lagi, maka air langsung disalurkan ke saluran pembuangan atau disebut selokan. Jadi tidak ada masalah dalam perletakan massa didalam tapak karena semua jaringan pembuangan air akan disalurkan ke selokan. Jarak dari tapak ke sungai sangat jauh Gambar 29. Jaringan Pembuangan Air Kotor Untuk jaringan air bersih,didapat dari PAM. Untuk utilitas yang lain seperti listrik dan jaringan komunikasi tidak menjadi masalah. Karena jaringanjaringan tersebut dapat mencapai tapak dengan mudah. Jadi, perletakan massa dalam tapak tidak menjadi permasalahan. 77

35 Setelah menganalisa beberapa hal, untuk perletakan dan orientasi bangunan dapat dibuat beberapa alternatif sebagai berikut: Alternatif 1 - Massa bangunan meman U jang dengan sumbu Barat Timur membuat sisi terpen dek saja yang terkena radiasi matahari; - Bentuk massa tidak mengikuti tapak; - Massa bangunan akan melawan arah angin yang datang. Angin Gambar 30. Alternatif 1 Orientasi Massa Bangunan 78

36 Alternatif 2 - Massa bangunan meman jang dengan U sumbu Utara Selatan, membuat sisi terpanjang banyak terkena radiasi matahari; - Bentuk massa sesuai dengan tapak; - Massa hampir searah dengan arah angin, jadi angin masih dapat masuk ke dalam bangunan. Gambar 31. Alternatif 2 Orientasi Massa Bangunan Alternatif 3 - Massa bangunan diagonal dengan U sumbu Tenggara-Barat Laut, bagian bangunan ada yang terkena radiasi matahari; - Massa searah dengan arah angin, angin dapat leluasa masuk ke dalam bangunan; - Bentuk massa tidak mengikuti tapak. Gambar 32. Alternatif 3 Orientasi Massa Bangunan 79

37 Setelah menganalisa alternatif orientasi massa, bisa disimpulkan orientasi massa akan dibuat perpaduan dari ketiga bentuk massa diatas. Untuk massa dengan bentuk memanjang dengan sumbu Utara Selatan digunakan untuk bangunan publik dan semi publik karena bentuknya yang sesuai dengan tapak. Untuk hunian digunakan massa dengan bentuk memanjang sumbu Barat Timur dengan sedikit dimiringkan agar sinar matahari masih bisa masuk ke dalam bangunan dan angin juga dapat masuk dengan maksimal dalam bangunan. Buffer berupa pepohonan Bangunan publik dan fasilitas pendukung U Unit hunian Gambar 33. Orientasi Massa Bangunan 80

38 IV.4 Analisis Bangunan IV.4.1 Bentuk Bangunan Dalam menentukan bentuk bangunan perlu diperhatikan dari analisa bentuk tapak, analisa kondisi lingkungan sekitar, dan fungsi bangunan. Menurut Francis D.K.Ching dalam buku Architecture Form, Space, and Order, secara umum bentuk dasar bangunan secara umum dibagi tiga, yaitu: Segitiga U - Bentuk massa tidak sesuai dengan tapak; - Sulit dalam pengolahan ruang dan fleksibilitasnya, karena banyaknya sudut-sudut lancip; - Dapat digabungkan dengan bentuk yang lain; - Mudah dikembangkan di ketiga sisinya. Gambar 34. Bentuk Massa Segitiga 81

39 Lingkaran U - Bentuk massa tidak sesuai dengan tapak; - Sulit dalam pengolahan ruang dan fleksibilitasnya; - Tidak dapat digabungkan dengan bentuk yang lain; - Sulit dikembangkan. Gambar 35. Bentuk Massa Lingkaran Segi empat U - Bentuk massa sesuai dengan tapak; - Mudah untuk pengelolaan ruang dan fleksibilitasnya; - Dapat digabungkan dengan bentuk massa yang lain; - Mudah untuk dikembangkan. Gambar 36. Bentuk Massa Persegi 82

40 Setelah menganalisis ketiga bentuk diatas, bentuk yang paling baik untuk bentuk tapak dan pengolahan ruang adalah bentuk segi empat. Dari beberapa studi literatur tentang bentuk asrama: Gambar 37. Tipologi Asrama Ternyata, didapatkan banyak asrama yang memakai bentuk pipih dikarenakan asrama memakai sistem single atau double koridor dan persentase bukaan dengan dinding masif adalah 40% : 60%. Gambar 38. Single Koridor Dengan memakai single koridor maka matahari langsung dari kedua sisi didapatkan dengan maksimal. Hal ini dapat mengurangi pemakaian lampu dari pagi hingga sore hari. Gambar 39. Analisa Single Koridor 83

41 Gambar 40. Double Koridor Dengan memakai system double koridor, daerah tengah dipastikan akan gelap. Penyelesaiannya bisa dipakai skylight atau membuat bukaan di daerah koridor. Gambar 41. Analisa Double Koridor Bangunan Asrama yang dirancang akan memakai sistem double koridor dikarenakan adanya keterbatasan lahan dan ketinggian maksimum yang ada. 84

42 Pola bentuk bangunan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: U - Mengatasi lahan yang terbatas dengan tidak menghabiskan sirkulasi dalam tapak; - Sifat bangunan memusat; - Pengawasan dan pemeliharaan bangunan mudah; - Tidak dinamis; - Pemisahan kelompok kegiatan tidak Gambar 42. Pola Massa Tunggal jelas. - Pemisahan kelompok kegiatan jelas; U - Perletakan bangunan lebih dinamis; - Menciptakan space yang menarik; - Lahan akan habis dengan sirkulasi; - Pemeliharaan dan pengawasan bangunan sulit. Gambar 43. Pola Massa Majemuk 85

43 Dari 2 pilihan diatas, pola bangunan yang dipilih adalah pola massa tunggal, dengan alasan karena terbatasnya lahan yang ada dan kegiatan yang memusat pada satu bangunan saja. Pemisahan hunian dan daerah publik dirancang dengan perbedaan tingkat (daerah publik dan penunjang ada di lantai 1, sedangkan hunian dimulai dari lantai 2). IV.4.2 Utilitas Bangunan 1. Sistem Intalasi Air Sistem instalasi air dikategorikan menjadi: - Sistem air bersih, yang didapat dari PAM lalu disalurkan ke reservoir bawah dan kemudian dipompa ke reservoir atas setelah itu baru disalurkan ke unitunit hunian. - Sistem air kotor cair, yang didapat dari kamar mandi, cuci piring, cuci baju dialirkan ke bak penampungan air kotor, setelah itu baru dialirkan ke riol kota. - Sistem air kotor padat, dialirkan melalui pipa-pipa langsung ke septi tank. - Jaringan air hujan, air hujan akan masuk ke talang air lalu dialirkan ke sumur resapan. Usaha penghematan air yang dapat dilakukan: - Untuk keperluan mandi menggunakan shower daripada bathtub, - Kloset menggunakan dual flush, - Keran air dibuat untuk dapat mengalir dengan intensitas air tertentu. 86

44 2. Sistem Pembuangan Sampah Sampah-sampah kamar asrama dikumpulkan didepan kamar, setelah itu ada petugas kebersihan yang membawa sampah tersebut ke saluran pembuangan yang ada di setiap lantai (di dasar saluran dibuat TPS), setelah dari TPS sampah diangkut oleh truk pengangkut sampah untuk dibawa ke TPA. 3. Sistem Komunikasi Perkembangan teknologi telah melahirkan banyak sistem komunikasi yang sangat luar biasa. Beberapa sistem komunikasi yang dapat dipakai adalah: - Telepon, handphone, dan faksimile; - LAN (Local Area Network), yaitu gabungan dari beberapa Personal Computer (PC) atau notebook yang dihubungkan oleh jaringan nirkabel melalui internet. - Loud speaker, untuk mengumumkan informasi penting. 4. Sistem Keamanan - Untuk pengamanan terhadap bahaya kebakaran, disediakan 1. tangga darurat, 2. hidran, - Untuk bahaya gempa, dibuat sistem keluar darurat yang jelas. - Untuk bahaya banjir, bangunan dibuat lebih tinggi dari tanah. - Untuk penangkal petir, memakai sistem faraday. - Untuk keamanan lingkungan, disediakan: 87

45 1. Pos jaga 24 jam; 2. Petugas yang berkeliling bangunan; 3. Kamera CCTV. IV.4.3 Fisika Bangunan 1. Sistem Pencahayaan Sumber untuk pencahayaan alami yang digunakan pada pagi dan siang hari dapat dibagi dua sumber yaitu sinar matahari langsung dan terang langit. Sinar matahari adalah sumber pencahayaan yang paling memiliki tingkat kecerahan paling tinggi. Tapi, jika bangunan tidak dirancang dengan benar, maka bangunan asrama ini akan mengalami masalah dengan sinar matahari. Masalah pertama adalah silau, dan yang kedua adalah radiasi atau panas yang dibawa oleh sinar matahari. Sinar yang dapat dipakai untuk kesehatan hanyalah dari pukul sampai pagi, sedangkan sisanya tidak menyehatkan. Sumber yang kedua adalah terang langit. Terang langit adalah terang yang didapat akibat pantulan sinar matahari dari partikel-partikel udara. Terang langit ini didapat banyak dari arah Utara dan Selatan. Terang langit relatif tidak menimbulkan masalah, karena sinar yang masuk ke dalam bangunan tidak membawa panas. Tapi, tingkat kecerahannya tidak secerah sinar matahari langsung. Jadi bidang bangunan yang terpanjang diletakkan pada sisi Utara Selatan untuk mendapat terang langit yang maksimal. 88

46 Terang langit U Gambar 44. Pencahayaan Alami Untuk pencahayaan buatan menggunakan lampu. Penggunaan lampu tidak dapat dihindari tetapi dapat dihindari intensitas pemakaian lampu yang berlebihan sperti di pagi dan siang hari. Usaha untuk menghemat biaya listrik dan energi yang dihasilkan oleh lampu dapat ditempuh dengan beberapa cara: - Memperhatikan penempatan titik lampu; - Memakai lampu hemat energi; 89

47 - Lampu yang terletak di fasilitas penunjang seperti kantin, perpustakaan, fitness, wartel, dll menggunakan teknologi photocensor, dimana ketika intensitas cahaya berkurang atau ketika keadaan gelap, lampu baru menyala; - Lampu dalam unit hunian dapat menggunakan timer, dimana waktu untuk lampu menyala diatur pada pukul , di luar jam tersebut jika penghuni membutuhkan lampu bisa digunakan lampu baca yang sudah disediakan. 2. Sistem Pengudaraan Pengudaraan alami dapat dibuat dengan cara membuat sistem ventilasi silang dalam bangunan dengan bukaan yang lebar, membuat ventilasi atap, memperhatikan material yang dipakai, dan membuat plafond dengan ketinggian minimal 3 m. Pendingin ruangan berupa AC tidak digunakan untuk asrama mahasiswa ini, karena rata-rata 44% konsumsi energi suatu hunian dihabiskan oleh pengoperasian alat ini. Untuk pengudaraan buatan akan dipakai ceiling fan atau kipas angin listrik saja. Karena kipas angin tidak mengeluarkan zat berbahaya atauapun panas seperti AC dan konsumsi energi tidak sebanyak pemakaian AC. 90

48 IV.4.4 Struktur Bangunan Struktur bangunan adalah elemen yang penting untuk merancang suatu bangunan, karena tanpa struktur berarti bangunan seperti tanpa tulang. Untuk analisa struktur bangunan dipengaruhi oleh : - keadaan kondisi tanah di tapak, - faktor biaya dan waktu, - aktifitas yang ada di dalam bangunan, - kondisi sekitar tapak (untuk pengangkutan) 1. Upper Structure Sebagai pendukung penyalur beban, baik beban mati maupun beban hidup ke sub structure. Penentuan struktur ini harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: - Struktur yang sesuai dengan bangunan asrama yang maksimal 4 lantai; - Kemampuan menyalurkan beban secara horisontal maupun vertikal terhadap beban bangunan; - Mudah, cepat, dan murah dalam pemasangan dan perawatan; - Memungkinkan terciptanya fleksibilitas dalam perletakan ruang; - Mudah dalam pengembangan bangunan lebih lanjut. Dengan beberapa pertimbangan tersebut maka, upper structure menggunakan kolom beton dan balok sebagai struktur utama. 91

49 2. Sub Structure Pondasi bangunan akan disesuaikan dengan sigma kekerasan tanah di site yang akan dibangun, dalam hal ini adalah tiang pancang. Pemasangan pondasi menggunakan sistem hydraulic pile dengan alasan tidak menganggu lingkungan sekitar dan lebih hemat dalam segi waktu (10 kali lebih cepat daripada dengan cara pemukulan tiang pancang). Gambar 45. Proses Pemasangan Tiang Pancang Dengan Hydraulic Pile Sumber : zefiro.info/ home.html 92

50 IV.4.5 Analisa Topik dan Tema Dalam perancangan Asrama Mahasiswa ini topik hemat energi akan dipersempit menjadi hemat energi listrik dalam bangunan. Dan memakai gaya arsitektur tropis modern dalam mengembangkan asrama ini. Tropis modern adalah arsitektur yang mempertemukan arsitektur tradisional setempat yang dalam hal ini adalah tropis dengan gaya arsitektur modern yang sedang banyak diminati. Alasan mengapa bangunan dibuat dengan gaya tropis modern karena mendukung penghematan energi listrik yang diusung dalam tema perancangan ini. Orientasi Massa Bangunan Balkon Hunian Gambar 46. Orientasi Massa Unit hunian dibuat dengan orientasi seperti ini untuk menghindari radiasi sinar matahari baik dari Barat maupun dari Timur. Lalu bentuk balkon dibuat demikian dengan tujuan menampung angin semaksimal mungkin. Arah datangnya angin 93

51 Oversteg Fasade bangunan akan dirancang dengan penggunaan oversteg agar cahaya matahari didapat, tetapi radiasi yang masuk ke dalam bangunan tidak banyak sehingga kenyamanan ruangan tetap terjaga. Perlu diperhatikan adalah sudut datang matahari. Lintasan matahari tidak selamanya tegak lurus, kecuali daerah tepat khatulistiwa (contohnya Pontianak). Jakarta terletak sekitar 6 o Lintang Selatan, maka lintasan matahari akan sedikit condong ke Selatan pada sekitar bulan Oktober sampai April, dan condong ke Utara pada bulan April sampai Oktober. Lalu sudut datang matahari setiap jam juga berbeda (dapat dilihat gambar di bawah ini) Gambar 47. Sudut Jatuhnya Matahari Setiap Jam Gambar 48. Lintasan Matahari Antara Bulan April-Oktober Gambar 49. Lintasan Matahari Antara Bulan Oktober-April 94

52 Dengan memikirkan hal tersebut di atas, dapat dibuat berapa lebar oversteg dan berapa tinggi jendela dari lantai serta berapa tinggi jendela yang dibutuhkan untuk menyerap sinar matahari yang diinginkan saja Teritisan Krepyak Timur Jendela Gambar 50. Penentuan Lebar Teritisan dan Jendela Sun Louvres Pemakaian sun louvres juga dapat diterapkan untuk sisi bangunan yang menghadap Barat atau Timur agar didapatkan pencahayaan alami tetapi dengan radiasi matahari yang minimal. Sun louvres bisa juga dipakai sebagai ventilasi silang. 95

53 Gambar 51. Sun Louvres Sumber : Gambar 52. Penerapan Pada Bangunan Sumber : 96

54 Roof garden Untuk atap dapat digunakan roof garden sebagai alternatif dari atap tropis yaitu atap pelana atau perisai. Beberapa keuntungan memakai roof garden antara lain: mendinginkan ruang dibawahnya, mempercantik bangunan, membantu penyerapan air hujan, melindungi bangunan dari kebisingan dari luar (seperti efek ruang bawah tanah). Gambar 53. Potongan Roof Garden Sumber : /sw602images/fig5-3roofgarden.gif Gambar 54. penerapan Roof Garden. 97

55 Jenis Bukaan Double hung Sliding Hinged Casement Jalousi Hopper Gambar 55. Jenis-Jenis Bukaan Jenis jendela yang dipakai adalah jendela dengan sistem hinged digabung dengan jalousi pada bagian atasnya. Dipilih jendela jenis hinged supaya angin dapat masuk tetapi ketika hujan, air yang dibawa tidak ikut masuk ke dalam ruang. Material Dalam penerapan arsitektur berkelanjutan bergaya tropis modern, diperlukan material bangunan yang mendukung, seperti: 1. Batu bata cerdik (Celcon) Celcon memiliki beberapa keunggulan seperti: hemat energi, kuat tekanan tinggi (sampai 20 ton), pengerjaan mudah dan cepat (dapat dibor, 98

56 digergaji, dipahat dan dipaku), kedap suara, dan ringan (30% lebih ringan dari batu bata biasa). Celcon memiliki standard dimensi 590 x 190 mm dengan berbagai macam ketebalan 75 mm, 100 mm, 125 mm, dan 150 mm. Celcon akan digunakan sebagai material dinding utama. Lalu dinding utama dilapisi dengan cat berwarna terang, karena warna terang memantulkan cahaya lebih besar sehingga ruang menjadi lebih besar. 2. Kaca Untuk kenyamanan bangunan gedung sebaiknya dipilih bahan yang mempunyai sifat fisik memantulkan panas, tidak menyerap atau bahkan angka absorbsi dan angka transmisi kalornya rendah, kaca memiliki karekteristik tersebut. Penggunaan bahan bangunan sebagai dinding luar bangunan dengan pilihan bahan dengan ketebalan tertentu sangat berpengaruh terhadap panas yang ditransimisikan kedalam ruang dalam bangunan. Penggunaan kaca yang menghadap sumber kebisingan selain baik untuk penerangan dalam ruang, tingkat kebisingan yang diterima tetap dapat diperkecil. Material kaca ini dapat menggunakan radiation repelling glass atau glass block untuk menahan radiasi matahari yang terbawa. 3. Keramik Keramik merupakan bahan lantai yang paling banyak digunakan karena cocok dengan iklim di Indonesia yaitu tidak menyerap air dan memantulkan sinar matahari. Keunggulan lainnya adalah mudah dalam pemasangan, banyak pilihan, dan tidak mudah tergores. Untuk pemakaian di ruang yang terkena air, 99

57 sebaiknya memakai keramik yang bertekstur kasar, sedangkan untuk ruangruang lainnya dapat menggunakan keramik yang halus. 4. Gypsum Pemilihan material gypsum ini dikarenakan bahan gypsum yang mengandung kalsium sulfat dan bahan mentah gypsum yang terbuat dari mineral dan FGD. Dalam proses pembuatannya, material gypsum memanfaatkan gas natural. Material gypsum juga terbuat dari 75% bahan yang dapat di daur ulang serta sekitar 10% dari bahan daur ulang. Hal ini membaut gypsum memenuhi prinsip sustainable design. Gypsum digunakan untuk melapisi bagian interior asrama dan plafond. 5. Baja Baja adalah material yang sekarang ini banyak dipakai karena mudah dalam penggunaan, tahan karat, mudah dalam perawatan, tahan panas, kuat tetapi liat (mudah dibentuk). Baja dipakai sebagai pilihan untuk rangka atap. 6. Besi Untuk menghasilkan sebuah besi dari biji besi adalah suatu proses yang sangat panjang dan memerlukan banyak energi, maka itu banyak besi diambil dari bahan bangunan yang sudah tidak terpakai lagi (reuse). Besi bekas banyak dipakai untuk material bangunan. Cukup dengan dilapisi dengan beberapa lapisan lagi, besi bisa terlihat baru kembali. Besi dipakai sebagai railing. 100

58 Perhitungan Dalam usaha menghemat energi, khususnya energi listrik untuk pencahayaan buatan harus dapat dihemat.untuk pencahayaan buatan dapat digunakan sebuah lampu hemat energi. Berikut akan dibahas terlebih dahulu cara menghitung besar energi listrik yang dikonsumsi : Energi (kwh) = Daya (Watt) x Waktu (hour) Menurut kutipan dari Pekik Argo Dahono yang dimuat dalam Kompas edisi 12 Juli 2005, jika kita menghemat daya sebesar 100 watt selama 10 jam, maka kita menghemat energi sebesar 1000 watt-jam atau 1 kwh. Ini artinya pada pembangkit tenaga listrik akan terjadi penghematan sebesar 10 kali lipat, yaitu 10 kwh. Energi sebesar ini setara dengan 0,75 liter solar atau 1,5 kg batu bara. Saya berikan permisalan untuk perhitungan; luas unit hunian 5,4m x 3,9m = 21,06 m 2. Dengan luas demikian cukup dipergunakan 2 titik lampu x 5w = 10w. Asrama hemat energi Asrama tidak hemat energi Keterangan Lampu pada unit hunian (2 titik lampu) = 10 watt Waktu pemakaian pukul (11 jam) Energi yang dihasilkan = 10 watt x 11 jam = 110 kwh Biaya dari PLN = 110 x 560 = Rp Lampu pada unit hunian (2 titik lampu) = 10 watt Waktu pemakaian pukul (15 jam) Energi yang dihasilkan = 10 watt x 15 jam = 150kWh Biaya dari PLN = 140 x 560 = Rp Satu lampu HE memakai daya 5 watt Karena ruangan tidak mendapatkan cahaya alami Biaya dari PLN Rp.560/kWh Tabel 14. Perhitungan Dengan Menggunakan Lampu Hemat Energi per Unit Hunian 101

59 Tabel 15. Simulasi Perhitungan Hemat Energi Lampu HE Lampu pijar Keterangan Energi yang dipakai 5 watt 25 watt Satu lampu HE bisa hemat energi sampai 1/5 lampu pijar Banyaknya lampu Lama digunakan jam jam Umur lampu jam jam Lampu pijar harus diganti sebanyak 12 kali Konsumsi 60 kwh 300 kwh energi/jam Biaya dari PLN/kWh Rp Rp (misal Rp.560/kWh) Harga Lampu Rp x Rp x Harga 12 lampu pijar lebih murah, tapi 2 = Rp. 12 = Rp. bila ditambahkan dengan biaya PLN totalnya lebih mahal Total biaya Rp Rp Sumber: PT. OSRAM INDONESIA Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bangunan asrama memakai lampu hemat energi. Tetapi batas pemakaian hanya dari pukul pagi. 102

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar dalam suatu perguruan tinggi dibutuhkan suatu suasana dan lingkungan yng mendukung.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Kebutuhan Luas Ruangan Gedung Asrama Putri Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Unit 2 orang 12,25 m 2 / kmr Asumsi

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Dasar dari perencanaan dan perancangan Kostel (kos-kosan hotel) dengan penerapan arsitektur berkelanjutan hemat energi: Rancangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN 5.1. Program Dasar perencanaan Program dasar perencanaan pada kampus II Pondok Pesantren Futuhiyyah terdiri

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Green design merupakan sebuah terapan konsep bangunan yang dapat menyelesaikan atau memahami permasalahan sebuah bangunan.

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang BAB V KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V. 1. Konsep Perancangan Makro Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang luar, konsep pencapaian dan sirkulasi pada tapak, perletakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

KUESIONER. Fasilitas yang diperlukan untuk asrama (boleh pilih lebih dari satu) a. Kantin. e. Laundry b. Warnet. f. Mini Market c.

KUESIONER. Fasilitas yang diperlukan untuk asrama (boleh pilih lebih dari satu) a. Kantin. e. Laundry b. Warnet. f. Mini Market c. KUESIONER Angkatan : Jurusan : Jenis Kelamin : L / P Kota Asal : Tempat tinggal selama kuliah: a. Kost b. Orang tua / rumah sendiri c. Saudara Seandainya di BiNus terdapat asrama mahasiswa, apakah Anda

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Pusat Pelatihan Otomotif PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan dari Apartemen di Kemanggisan, Jakarta Barat ini adalah All in One Place, dimana para penghuni bangunan merasa nyaman dan tidak perlu lagi mencari hiburan diluar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN Sekolah Negeri Terpadu (SD-SMP) 46 BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN 5.1 Konsep Bentuk dan Massa Bangunan Perletakan massa pada tapak. Bangunan proyek sekolah ini memiliki dua Entrance, yaitu dari depan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut :

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut : 112 BAB V KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Kegiatan Adapun jenis kegiatan dan sifat kegiatan yang ada di dalam asrama mahasiswa Bina Nusantara adalah sebagai berikut : Jenis Kegiatan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Data Proyek Gambar 5.1 RUTRK Tapak Luas Lahan : 10.150 m 2 KDB : 20% x 10.150 m 2 = 2.030 m 2 KLB : 2,5 x 10.150 m 2

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur, BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Dasar dari perancangan Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat ini disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perancangan Kegiatan Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama mahasiswa Universitas Bina Nusantara, adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian bertaraf hotel bintang tiga

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep perencanaan 6.1.1. Pelaku dan kategori kebutuhan ruang, dan Besaran Ruang. 6.1.1.1. Pelaku Dan Kategori Kebutuhan Ruang Dari analisis yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI 1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA] 5.1. Konsep Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep Dasar yang akan di terapkan pada bangunan Stasiun Televisi Swasta ini berkaitan dengan topik Ekspresi Bentuk, dan tema Pendekatan ekspresi bentuk pada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan sentra industri batu marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum dalam Three Dimension Sustainability:

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang di gunakan pada Sekolah Tinggi Musik di Jakarta ini adalah perjalanan dari sebuah lagu, dimana

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. berkunjung menjenguk anaknya. Kostel yang mengangkat tema mengefisiensikan energi

BAB V KONSEP. berkunjung menjenguk anaknya. Kostel yang mengangkat tema mengefisiensikan energi BAB V KONSEP Merancang sebuah kostel di Jakarta kususnya di daerah Universitas Bina Nusantara dimana kebutuhan akan tempat tinggal sangat diperlukan untuk para mahasiswa yang sedang menempuh pendidikannya

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut : BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis. PRODUCED BY AN AUTODESK EDUCATIONALPRODUCT PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis. Berangkat Dari Ide Ban Kendaraan yang Bersifat

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG V. KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam merancang sebuah sekolah mengengah luar biasa tunanetra ialah dengan cara membuat skenario perancangan pada desain yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning Handrail diperlukan di kedua sisi tangga dan harus ditancapkan kuat ke dinding dengan ketinggian 84.64 cm. 6. Pintu Ruangan Pintu ruang harus menggunakan panel kaca yang tingginya disesuaikan dengan siswa,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan Dan Perancangan Judul dari perancangan ini adalah kostel yang berarti singkat koskosan hotel. Sebuah fenomena baru di bidang hunian di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Konsep Dasar Perencanaan Konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Bina Nusantara sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan fasilitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Kegiatan. Konsep perancangan kegiatan dalam Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci

BAB V 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar dari perancangan Pusat Rehabilitasi Medik ini adalah menciptakan suasana nyaman yang membuat pasien merasa baik. Artinya jika pasien merasa baik, maka pasien akan lebih

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. ini merupakan proses yang sangat panjang dan melibatkan banyak pihak.

KATA PENGANTAR. ini merupakan proses yang sangat panjang dan melibatkan banyak pihak. KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan rahmat-nya sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan Karya Tulis Tugas Akhir ini dengan baik dan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Dasar dari perencanaan dan perancangan Kos Kosan Hotel ini adalah konsep

BAB V KONSEP. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Dasar dari perencanaan dan perancangan Kos Kosan Hotel ini adalah konsep BAB V KONSEP V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Dasar dari perencanaan dan perancangan Kos Kosan Hotel ini adalah konsep yang didapatkan dari hasil menganalisis aspek manusia, lingkungan dan tapak,

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO 6.1 Program Dasar Perencanaan Dalam perencanaannya, asrama ini merupakan tempat tinggal sementara bagi mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT 6.1. Fungsi Bangunan Fungsi dari bangunan Student Apartment ini sendiri direncanakan sebagai tempat untuk mewadahi suatu hunian yang dikhususkan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Rest Area Tol Semarang - Batang ini berisi mengenai hasil perhitungan program

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN 27 BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN 4.1 Analisa Aspek Manusia 4.1.1. Analisa Pelaku Kegiatan Tabel 4.1 Analisa pelaku kegiatan No Pelaku Keterangan 1 Penghuni atau pemilik rumah susun Memiliki unit ataupun menyewa

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruang V.1.1 Skema Hubungan Makro Main Entrance Apartemen Entrance Plaza Parkir Lobby Fasilitas seni & Lobby Apartemen Pusat Perbelanjaan Fasilitas Service Pengelola

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Penjelasan konsep dibagi menjadi dua bagian yaitu: A. Konsep Tapak yang meliputi: a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi b. Sirkulasi e. Orientasi c. Lingkungan f. Skyline

Lebih terperinci

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1 0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif. BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Orientasi Massa Bangunan Bagian massa bangunan apartemen menghadap arah utara-selatan sedangkan massa bangunan pusat perbelanjaan berbentuk masif dan mengarah ke dalam.

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PRINSIP TEMA Keindahan Keselarasan Hablumminal alam QS. Al-Hijr [15]: 19-20 ISLAM BLEND WITH NATURE RESORT HOTEL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP DASAR KONSEP TAPAK KONSEP RUANG KONSEP BENTUK KONSEP STRUKTUR

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. Gambar 4.2 Pemintakatan berdasarkan fungsi hunian dan publik yaitu fungsi hunian berada di lantai atas dan umum di lantai dasar

BAB IV KONSEP. Gambar 4.2 Pemintakatan berdasarkan fungsi hunian dan publik yaitu fungsi hunian berada di lantai atas dan umum di lantai dasar BAB IV KONSEP 4.1 Ide awal perancangan Ide awal perancangan rumah susun ini adalah rumah susun sebagai miniatur kota dengan fungsi-fungsi yang sederhana dan mandiri. Kota sebagai produk peradaban modern

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa yang sesuai dengan iklim tropis, ada beberapa kriteria yang diterapkan yaitu : 1. Sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN 5.1 Program Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Tabel 5.1 Program ruang Sumber : Analisa Jenis Ruang Luas Kegiatan Administrasi Kepala Dinas 42,00 Sekretariat

Lebih terperinci

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan

Lebih terperinci