BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN PRAMUWISATA. Pengertian pariwisata adalah kegiatan wisata (tour) yaitu suatu aktifitas
|
|
- Widya Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 9 BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN PRAMUWISATA 2.1 Pengertian Pariwisata dan Wisatawan Pengertian pariwisata adalah kegiatan wisata (tour) yaitu suatu aktifitas perjalanan dari daerah asal ke daerah destinasi dengan alasan bersenang-senang, tidak menghasilkan upah atau biaya, waktunya tidak lama, dan selama di daerah destinasi mendapatkan jasa pelayanan dan kembali lagi ke daerah asal. Kata pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau berpergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan atau berpergian yang dilakukan secara berkali-kali atau berkeliling. Secara etimologi, pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kata pari yang berarti halus maksudnya mempuyai tata krama tinggi dan wisata yang berarti kunjungan atau perjalanan untuk melihat, mendengar, menikmati dan mempelajari sesuatu. Jadi pariwisata berarti menyuguhkan suatu kunjungan secara bertatakrama dan berbudi. Pengertian tentang pariwisata dan wisatawan timbul di Perancis pada akhir abad ke-17. Tahun 1972 Maurice Menerbitkan buku petunjuk The True Quide For Foreigners Travelling in France to Appriciate its Beealities, Learn the language and take exercise. Dalam buku ini disebutkan ada dua perjalanan yaitu perjalanan besar dan kecil (Grand Tour dan Perit Tour). Pada tanggal Juni 1985, kata 9
2 10 pariwisata lebih dikenal dengan istilah tourisme. Kemudian diselenggarakan Munas (Musyawarah Nasional) di Teretes (Jatim), yang di dalam musyawarah itu dihasilkan sebuah istilah baru yakni tourisme diganti dengan kata pariwisata. Kata pariwisata ini diusulkan oleh Bapak Prof. Prijono yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan atas himbauan Bapak Presiden Indonesia Ir. Soekarno. Dan selanjutnya pada tahun 1960 istilah Dewan Tourisme Indonesia diganti menjadi Dewan Pariwisata Nasional. Defenisi pariwisata menurut beberapa ahli, yaitu : a. Menurut Prof. Salah Wahab (dalam Yoeti, 1982:107) A proposeful human activity thatserve as a link between people either within one somecountry or beyond the geographical limits or state. It involves the temporary displacement of people to other region, country, for the satisfaction of varied needs other than exciting a renumareted function. Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri atau di luar negeri (meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain) untuk mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan tetap. b. Menurut Mr. Herman V. Schulard (dalam Yoeti, 1996:114) Pariwisata adalah sejumlah kegiatan terutama yang ada kaitannya dengan perekonomian secara
3 11 langsung berhubungan dengan masuknya orang-orang asing melalui lalu lintas disuatu negara tertentu, kota dan daerah. c. Menurut Prof.K. Krapt dan Prof. Hunziker (dalam Yoeti, 1996:112) Pariwisata adalah keseluruhan dari gejala-gejala yang ditimbulkan dari perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan orang asing itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara. d. Pariwisata menurut E. Guyer Fleuler, mengemukakan Pariwisata dalam arti modern adalah fenomena dari zaman sekarang yang pada umumnya didasarkan atas kebutuhan, kesehatan dan pergantian hawa. Sedangkan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil dari perkembangan perniagaan, industri, perdagangan, serta penyempurnaan dari alat-alat pengangkutan. e. Menurut A.J. Burkart dan S. Medik (1987) Pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan- tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hlidup dan bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.
4 12 Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan untuk berlibur, berobat, berbisnis, berolahraga serta menuntut ilmu dan mengunjungi tempat-tempat yang indah atau sebuah negara tertentu. Organisasi Wisata Dunia (WTO), menyebut wisatawan sebagai pelancong yang melakukan perjalanan pendek. Menurut organisasi ini, wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan ke sebuah daerah atau negara asing dan menginap minimal 24 jam atau maksimal enam bulan di tempat tersebut. Menurut pandangan psikologi, wisata adalah sebuah sarana memanfaatkan waktu luang untuk menghilangkan tekanan kejiwaan akibat pekerjaan yang melelahkan dan kejenuhan. Adapun ilmu sosiologi menilai pariwisata sebagai rangkaian hubungan yang dijalin oleh pelancong yang bermukim sementara di suatu tempat dengan penduduk lokal. Krapf Hunziker, seorang pakar pariwisata meyakini bahwa wisata adalah munculnya serangkaian hubungan dari sebuah perjalanan temporal yang dijalin oleh seorang yang bukan penduduk asli. Pariwisata berdasarkan seluruh definisinya, adalah fenomena yang terus berkembang. Lebih dari itu, industri ini telah menyelamatkan sejumlah negara dari krisis, dan memarakkan pertumbuhan ekonominya. Jenis-Jenis & Karakteristik Wisatawan 1. Wisatawan lokal (local tourist) yaitu wistawan yang melakukan perjalanan wisata ke daerah tujuan wisata yang berasal dari dalam negeri.
5 13 2. Wisatawan mancanegara (international tourist) yaitu, wisatawan yang mengadakan perjalanan ke daerah tujuan wisata yang bersal dari luar negeri. 3. Holiday tourist adalah wisatawan yang melakukan perjalanan ke daerah tujuan wisata dengan tujuan untuk bersenang-senang atau untuk berlibur. 4. Business tourist adalah wisatawan yang bepergian ke daerah tujuan wisata dengan tujuan untuk urusan dagang atau urusan profesi. 5. Common interest tourist adalah wisatawan yang bepergian ke daerah tujuan wisata dengan tujuan khusus seperti, studi ilmu pengetahuan, mengunjungi sanak keluarga atau untuk berobat dan lain-lain. 6. Individual tourist adalah wisatawan yang bepergian ke daerah tujuan wisata secara sendiri-sendiri. 7. Group tourist adalah wisatawan yang bepergian ke daerah tujuan wisata secara bersama-sama atau berkelompok
6 Pengertian Prasarana dan Sarana Pariwisata Komponen-komponen yang termasuk ke dalam prasarana dan sarana pariwisata yaitu: 1. Produk yang nyata (Tangible Product) terdiri dari : Prasarana pariwisata adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan untuk dapat memenuhi kebutuhan selama dalam perjalanan. Misalnya jaringan jalan, sarana pelabuhan (udara, laut, darat), telekomunikasi, jaringan listrik, air bersih, rumah sakit dan lain sebagainya. Sarana pokok kepariwisataan yaitu semua bentuk perusahaan yang dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan. Misalnya : a. Di bidang usaha jasa pariwisata, seperti : Biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata, konvensi, perjalanan insentif dan pameran, konsultan pariwisata, informasi pariwisata. b. Di bidang usaha sarana pariwisata, yang terdiri dari : Akomodasi, rumah makan, bar, angkutan wisata dan sebagainya. 2. Intangible Product (produk yang tidak nyata) Pelayanan yang dimaksud dalam hal ini adalah sumber daya manusia yang bergelut dalam industri pariwisata dan pengetahuan teknik tentang pelayanan terhadap wisatawan, Sapta pesona yang terdiri dari 7 K (Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Keindahan, Kesejukan, Keramahtamahan, Kenangan) yang semuanya dilaksanakan secara total.
7 Sejarah dan Pengertian Pramuwisata Pekerjaan pemandu / guide sebenarnya telah ada sejak peradaban manusia. Namun demikian profesi sebagai pramuwisata baru dikenal dunia internasional sejak Thomas Cook di Inggris mengatur perjalanan excurtion / darmawisata dari Leicester ke Lougborough di Inggris pada tanggal 5 Juli 1841 yang kemudian dilanjutkan pada tahun 1857 untuk melihat World Exposition di London serta selanjutnya dia mengatur perjalanan ke Eropa. Di Indonesia sendiri biro perjalanan yang mempunyai pramuwisata di mulai pada tahun 1910, ditandai dengan berdirinya VTV (Verenigde Touristen Verkeer) didirikan di Batavia / Jakarta oleh pemerintah Belanda. Tujuan pemerintah Belanda untuk mengampung hasrat barwisata bagi para pegawai pemerintahan Belanda di Indonesia sehingga tidak perlu pulang ke negeri Belanda yang memakan waktu berbulan-bulan dengan kapal laut. Pada tahun 1960 Guide Course pertama di buka di Hotel DES INDES di Jakarta, dan sejak itulah profesi tour guide di kelola secara modern di Indonesia. Perkembangan selanjutnya berkenaan dengan fungsi dan tugas tour guide menjadi perhatian khusus para pakar dan pokok masyarakat yang masing-masing pula memberi pendapat sebagai berikut:
8 16 1. Sri Sultan Hamengkubuwono IX, berpendapat bahwa setiap tour guide harus memiliki sense of diplomancy. Maksudnya adalah seorang pramuwisata memiliki perasaan dan pemikiran seperti seorang diplomat. 2. N. S. Pendit, seorang pakar dalam dunia kepariwisataan di Indonesia mengatakan bahwa fungsi seorang tour guide seperti seorang komandan dalam ketentaraan. Maksudnya adalah orang yang memimpin pasukan tempur dan harus memenangkan perang. 3. Joop Ave, mantan menteri parpostel mengatakan seorang tour guide merupakan duta bangsanya dihadapan wisatawan karena dari seorang pramuwisata, wisatawan mendapat informasi mengenai negara yang dikunjunginya. Pengertian guide secara etimologi adalah pemandu atau penunjuk jalan kepada orangorang yang baru pertama kali datang ke suatu daerah atau negara. Di Indonesia, secara nasional telah dibentuk organisasi yang mewadahi profesi ini, yaitu Himpunan Pramuwisata Indonesia atau HPI. Organisasi ini telah memiliki jaringan ke seluruh provinsi di Indonesia. Di beberapa daerah juga terbentuk sejumlah organisasi serupa yang bersifat lokal. Pramuwisata memiliki beberapa defenisi dari dalam maupun dari luar negeri, karena pentingnya peran seorang pramuwisata, maka banyak para ahli memberikan batasan terhadap defenisi-defenisi tersebut:
9 17 a. Drs. Oka A. Yoeti dalam bukunya Guiding System mengatakan bahwa: Pramuwisata adalah orang yang memberikan penerangan, penjelasan serta penunjuk jalan kepada wisatawan dan travellers lainnya tentang segala sesuatu yang hendak dilihat, disaksikan oleh wisatawan yang bersangkutan bilaman mereka berkunjung pada suatu objek, tempat atau daerah tertentu. b. D. Samadi dalam bukunya Guiding Technique mengatakan bahwa: A guide is a person who shows the way, as specially a person who is employed by travellers or tourist for example in a strange a country or to point out explain the sights. c. International Dictionary (published by the Academic International Tourism of Montecarlo Pricipaly of Monaco) menyatakan bahwa: From the Tourist Point of View, The Tour guide is a Person employed either directly by the travellers and official private the tourist organizations travel agent to inform directly and advice the tourist before and during his journey. d. Menurut SK. MENHUB No.234/K/1970 tentang persyaratan pramuwisata dikatakan, bahwa yang dimaksud dengan pramuwisata adalah seseorang yang mempunyai kartu pramuwisata untuk menyelenggarakan bimbingan perjalanan serta pemberian penerangan tentang kebudayaan, kekayaan
10 18 alam, dan aspirasi kehidupan bangsa Indonesia atau penduduk di suatu wilayah dan atau mengenai suatu objek khusus terhadap para wisatawan baik secara perorangan ataupun dalam suatu kelompok, dengan menggunakan satu atau beberapa bahasa tertentu. e. Menurut Sk. Menparpostel No. KM 82 / PW. 102 / MPPT tentang pramuwisata, mengatakan bahwa seseorang yang memberi bimbingan, penerangan, dan petunjuk, tentang objek wisata serta membantu segala sesuatu yang dibutuhkan oleh wisatawan. Dari semua defenisi diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pramuwisata adalah orang yang bekerja pada biro perjalanan dimana dalam tugasnya dapat memberikan informasi mengenai objek daerah tujuan wisata secara baik dan besar dengan pengetahuan yang luas, serta memberikan rasa aman kepada wisatawan secara langsung sebelum dan selama perjalanan wisata berlangsung.
11 Penggolongan dan Persyaratan Pramuwisata. Dalam pasal 2 bab II keputusan Menparpostel tersebut diatas sesuai dengan penggolongan yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pariwisata, pramuwisata dapat digolongkan sebagai berikut: - Pramuwisata Muda / Pemula, ialah pramuwisata yang bertugas didaerah Tk II dalam wilayah daerah Tk I tempat sertifikat keahliannya diberikan. - Pramuwisata Madya, ialah pramuwisata yang bertugas dalam wilayah daerah Tk I, tempat sertifikat keahliannya di keluarkan. Seorang Pramuwisata Muda atau pemula dapat menjadi Pramuwisata Madya setelah selama lima tahun aktif menjadi pramuwisata. Tetapi hal ini tidak menjamin akan bertambah dan berkembangnya pengetahuan dari pramuwisata tersebut, inilah yang menjadi kelemahan dari pramuwisata. Ada beberapa istilah dari Pemerintah / Dirjen Pariwisata yang menyebutkan penggolongan pramuwisata di antaranya: a. Local Tour Guide / Pramuwisata setempat, bertugas didalam ruangan maupun diluar ruangan. b. Tour Guide umum, bertugas diluar ruangan, antar kota, dan dapat berubah fungsi menjadi Tour Leader apabila dia menggunakan Local Tour Guide dalam perjalanannya.
12 20 c. Expert Tour Guide, Pramuwisata yang ahli dalam suatu bidang pengetahuan, umpamanya seperti bidang kesenian, kebudayaan, pertanian, serta flora dan fauna. d. Tour Leader (TL), ialah pramuwisata yang memimpin perjalanan, yang dalam perjalanan tersebut menggunakan Local Tour Guide serta bertanggungjawab dalam perjalanannya. e. Transfer Tour Guide, bertugas hanya mentransfer wisatawan dari dan ke hotel, airport, sea port, railway station. Sedangkan dalam prakteknya kita mengenal adanya macam-macam pramuwisata yang dibedakan dari keahliannya, tempat dan objek tempat ia bertugas. Berdasarkan ini kita mengenal: a. Pramuwisata Umum (General Tour Guide), ialah pramuwisata yang mempunyai pengetahuan tentang keadaan ekonomi, politik, agama, kebudayaan, kehidupan masyarakat serta kepariwisataan secara umum. b. Pramuwisata Khusus (Special Tour Guide) ialah, pramuwisata yang mempunyai pengetahuan dan memberi penjelasan tentang objek atraksi wisata secara khusus tentang suatu museum, candi, arsitektur, adat-istiadat, kehidupan masyarakat tertentu, serta peristiwa-peristiwa tertentu. c. Pramuwisata Pengemudi (Driver Guide) ialah pramuwisata yang tugas sehari-harinya sebagai pengemudi. Namun disamping itu ia juga
13 21 memberikan pelayanan informasi kepada wisatawan bila diminta. Jadi, sama saja dengan pramuwisata yang lainnya. Dalam perusahaan biro perjalanan, status seorang pramuwisata juga dapat dibedakan menjadi dua golongan, diantaranya: a. Freelance Tour Guide, ialah pramuwisata yang tidak mempunyai ikatan apapun dengan perusahaan, bisa dikatakan sebagai pramuwisata lepas. b. Payroll Tour Guide, ialah pramuwisata yang memang bekerja pada suatu biro perjalanan wisata. Secara formal untuk menjadi seorang pramuwisata sesuai dengan surat keputusan Menparpostel No. KM 82 / P.102 / MPPT 88 tanggal 17 September 1988, khususnya dalam pasal 8 bab III syarat-syarat untuk jadi pramuwisata ditentukan sebagai berikut: 1. Untuk menjadi pramuwisata dan pengatur wisata diharuskan memiliki sertifikat sebagai hasil mengikuti kursus dan ujian, serta diberikan tanda pengenal sebagai izin operasional. 2. Materi ujian, bentuk sertifikat, dan tanda pengenal pramuwisata ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pariwisata. 3. Sertifikat dan tanda pengenal pramuwisata dikeluarkan oleh gubernur kepala daerah tingkat I atau pejabat yang ditunjuk.
14 22 4. Sertifikat dan tanda pengenal pengatur wisata dikeluarkan oleh direktur jenderal pariwisata atau pejabat yang ditunjuk. Syarat-syarat menjadi Pramuwisata : a. Warga negara Indonesia b. Umur serendah-rendahnya 25 tahun c. Menguasai Bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan lancar d. Menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam memimpin dan mengatur perjalanan wisata. e. Memiliki sertifikat dan tanda pengenal pramuwisata (izin operasional) f. Mampu menjelaskan dengan baik kepada wisatawan mengenai DTW (Daerah Tujuan Wisata) yang dikunjungi. g. Berkelakuan baik, sehat fisik dan mental Syarat-syarat menjadi Pramuwisata Muda : a. Warga negara Indonesia b. Umur serendah-rendahnya 18 tahun c. Menguasai Bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan lancar
15 23 d. Menguasai pengetahuan dan mampu menjelaskan secara baik ilmu bumi pariwisata, penduduk, pemerintah, sejarah dan kebudayaan daerah tingkat II tempat pramuwisata muda berdomisili secara mendalam dan daerah tingkat I secara umum e. Pendidikan serendah-rendah nya setaraf dengan sekolah menengah tingkat atas. f. Lulus dalam ujian pramuwisata muda yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat. Syarat-syarat untuk menjadi Pramuwisata Madya : a. Warga negara Indonesia b. Umur serendah-rendah nya 22 tahun c. Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan lancar d. Mempunyai keterampilan dalam memimpin rombongan e. Menguasai keterampilan dan mampu menjelaskan secara baik mengenai ilmu bumi kepariwisataan, kependudukan, kepemerintahan, sejarah dan kebudayaan tingkat I tempat pramuwisata berdomisili secara mendalam dan secara umum mengenai Indonesia.
16 24 f. Memiliki sertifikat pramuwisata muda dan telah berpengalaman selama 3 tahun g. Pendidikan serendah-rendahnya sederajat sekolah menengah tingkat atas h. Lulus ujian pramuwisata madya yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah tingkat I setempat. Syarat menjadi Tour Leader (TL) a. Warga negara Indonesia b. Umur serendah-rendah nya 25 tahun c. Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan lancar d. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam memimpin dan mengatur perjalanan wisata e. Memiliki sertifikat pramuwisata madya atau telah berpengalaman di bidang pramuwisata selama 5 (lima) tahun f. Pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas g. Memiliki pengetahuan dan mampu menjelaskan secara baik mengenai ilmu bumi kepariwisataan, kependudukan, kepemerintahan, sejarah dan kebudayaan serta atraksi pariwisata di seluruh Indonesia.
17 25 Itulah persyaratan yang harus dipenuhi bila seseorang ingin menjadi pramuwisata. Oleh karena itu seseorang yang berkeinginan untuk menjadi pramuwisata sudah seharusnya melalui prosedur diatas. Hal ini dianggap perlu karena pemerintah saat ini sedang menertibkan pramuwisata liar yang tidak terdaftar demi menjaga nama baik pramuwisata dari pramuwisata yang tidak bertanggung jawab serta sering merusak citra pariwisata Indonesia Fungsi dan Tugas Pramuwisata Yang dimaksud dengan fungsi adalah, suatu pemikiran teoritis tentang suatu tugas yang dilakukan seorang pramuwisata meliputi : 1. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh wisatawan selama dalam perjalanan, tetapi dalam memberikan informasi, seorang pramuwisata harus tetap memiliki Sense of Diplomacy sebagai duta bangsa dan negaranya, bertindak sebagai salesman bagi perusahaan / instansinya yang tengah mempromosikan dagangannya kepada tourist yang sedang melakukan kunjungan ke suatu tempat atau negara. 2. Sebagai teman dalam perjalanan bagi wisatawan maka pramuwisata harus mengerti kebutuhan pribadi wisatawan, sebagai manusia yang mengadakan perjalanan dan bersedia membantu dimana saja dan kapan saja diperlukan. Dalam fungsi ini pada pramuwisata muncul sifat-sifat asih, asah, dan asuh
18 26 yang wujudnya juga harus pandai ngomong, dalam pengertian terbatas dalam Itenerary. 3. Sebagai pelindung (protector) bagi wisatawan dan barang bawaannya dari berbagai bentuk gangguan. Pramuwisata harus tampil kedepan menghadapi bahaya dalam bentuk apapun untuk melakukan tindak pencegahan (prevention) 4. Sebagai wakil dari Biro Perjalanan Wisata tempat dia bekerja, pramuwisata juga harus memiliki Sense Of Humor sebagai penjual jasa yang baik. 5. Pramuwisata sebagai penjual jasanya kepada Biro Perjalananan Wisata dan Instansi dimana dia bekerja, oleh karenanya dia harus bertindak pada garisgaris Policy perusahaannya dan harus mempunyai loyalitas yang tinggi serta disiplin yang kuat. Sesuai dengan SK. MENPARPOSTEL No.82/PW. 82/PW. 102 MPPT 1988 tanggal 17 September, tugas pramuwisata adalah : a. Mengatur wisatawan baik rombongan maupun perorangan yang mengadakan perjalanan dengan transportasi yang tersedia b. Memberikan penjelasan tentang rencana perjalanan dan objek wisata, serta memberi penjelasan mengenai dokumen perjalanan, akomodasi, transportasi, dan fasilitas wisatawan lainnya c. Memberi petunjuk tentang objek wisata
19 27 d. Membantu mengurus barang bawaan wisatawan e. Memberi pertolongan kepada wisatawan yang sakit dan yang membutuhkan pertolongan Kemudian dalam surat keputusan tersebut diatur pula tugas seorang pengatur wisata (Tour Leader) sebagai berikut: 1. Mengatur dan memimpin perjalanan rombongan wisatawan 2. Memberi petunjuk dan penjelasan yang perlu diketahui oleh pramuwisata 3. Membantu kelancaran tugas pramuwisata 4. Membantu menyusun paket wisata yang diminta oleh anggota rombongan diluar acara perjalanan Menurut UU RI No.10 tahun 2009 tentang kepariwisataan dalam pasal 26 disebutkan, tugas pramuwisata adalah: a. Memberikan informasi yang akurat dan bertanggungjawab b. Memberikan pelayanan yang tidak diskriminatif c. Memberikan kenyamanan, keramahan, perlindungan, keamanan dan keselamatan wisatawan. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya itu, seorang pramuwisata harus menaati kode etik profesi, memakai tanda pengenal, dan mematuhi acara perjalanan yang telah ditetapkan.
20 28 Tanpa membedakan ikatan kerjanya, pramuwisata dapat melakukan tugasnya baik untuk perorangan maupun rombongan yang pokoknya sebagai berikut : a. Menghimpun semua dokumen yang diperlukan dari pengawas perjalanan wisata b. Meneliti keadaan yang akan dipergunakan apakah benda di tempat sesuai dengan waktu yang dikehendaki, dan memeriksa kesiapannya c. Memeriksa dan mempersiapkan tanda-tanda khusus maupun tandatanda lain yang akan dipergunakan d. Jika diperlukan, membantu wisatawan menyelesaikan urusan keimigrasian dan kepabeanan e. Memeriksa kota P3K f. Membimbing dan membantu wisatawan selama dalam perjalanan g. Melaporkan dan jika perlu segera mengambil tindakan terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam perjalanan h. Membayar semua pengeluaran seperti persenan, sumbangansumbangan, dan karcis tanda masuk (Entrance Fee) yang telah direncakan.
21 Kode Etik Pramuwisata Dalam melaksanakan kegiatannya pramuwisata harus senantiasa berpegang pada kode etik yang merupakan aturan moral dan tata kerja pramuwisata dalam rangka mewujudkan pelayanan yang profesional dan berkualitas Kode Etik Pramuwisata ditetapkan melalui Keputusan Musyawarah Nasional I Himpunan Pramuwisata Indonesia dengan Keputusan Nomor 07/MUNAS.I/X/ 1998, meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Pramuwisata harus mampu menciptakan kesan penilaian yang baik atas daerah, negara, bangsa, dan kebudayaan. 2. Pramuwisata dalam menjalankan tugasnya harus mampu menguasai diri, senang, segar, rapi, bersih serta berpenampilan yang simpatik (menghindari bau badan, perhiasan, dan parfum yang berlebihan). 3. Pramuwisata harus mampu menciptakan suasana gembira dan sopan menurut kepribadian Indonesia. 4. Pramuwisata harus mampu memberikan pelayanan dan perlakuan yang sama kepada wisatawan dengan tidak meminta tip, tidak menjajakan barang dan tidak meminta komisi. 5. Pramuwisata mampu memahami latar belakang asal-usul wisatawan serta mengupayakan untuk meyakinkan wisatawan agar mematuhi hukum, peraturan, adat kebiasaan yang berlaku dan ikut melestarikan objek (mencegah vandalisme)
22 30 6. Pramuwisata mampu menghindari timbulnya pembicaraan serta pendapat yang mengundang perdebatan mengenai kepercayaan, adat istiadat, agama, ras, dan sistem politik sosial negara asal wisatawan. 7. Pramuwisata berusaha memberikan keterangan yang baik dan benar. Apabila ada hal-hal yang belum dapat dijelaskan maka pramuwisata harus berusaha mencari keterangan mengenai hal tersebut dan selanjutnya menyampaikan kepada wisatawan dalam kesempatan berikutnya. 8. Pramuwisata tidak dibenarkan mencemarkan nama baik perusahaan, teman seprofesi, dan unsur-unsur pramuwisata lainnya. 9. Pramuwisata tidak dibenarkan untuk menceritakan masalah pribadinya yang bertujuan untuk menimbulkan rasa belas kasihan dari wisatawan 10. Pramuwisata pada saat perpisahan mampu memberikan kesan yang baik agar wisatawan ingin berkunjung kembali. 2.5 Dasar Hukum Pramuwisata Pramuwisata mempunyai landasan hukum dalam bekerja di Indonesia, hal ini sangat penting demi ketertiban dan dapat perlindungan hukum dalam pekerjaan ini. Dasar hukum yang dimaksudkan bersumber pada : 1. Surat Keputusan MENHUB No. SK. 73 / KP. 103 / PHB. 80 tanggal 01 April 1980, yang membagi pramuwisata.
23 31 2. Surat Keputusan Menparpostel No. KM 82 / PW.102/ MPPT tanggal 17 September 1982, Surat Keputusan ini memperjelas Surat Keputusan MENHUB dan sebagai petunjuk pelaksanaannya. 3. Surat Keputusan Kep. 17 / U / IV / 89 mengenai pariwisata dan surat keputusan Dirjen Par. No. KM. 82 / PW / 102 / MPPT Surat Keputusan Dirjen Pariwisata No. KP 2 / IV / Surat Keputusan ini merupakan pelaksanaan dari surat keputusan MENHUB berkenaan dengan masalah persyaratan untuk menjadi pramuwisata dan pemimpin perjalanan wisata yang dimuat dalam bab I pasal I 5. Surat Keputusan Gub. KDG. TK I SUMUT tahun 1988 tentang pelaksanaan: a. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara tahun 1985 tentang pengaturan pramuwisata di provinsi Sumatera Utara b. Dalam peraturan tersebut izin operasi pariwisata dan peningkatan pengetahuan di atur oleh KADIPARDA TK I. 6. Undang Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisaan
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan Pengertian tentang pariwisata dan wisatawan timbul di Perancis pada akhir abad ke-17. Tahun 1972 Maurice Menerbitkan buku
Lebih terperinciBAB II KEPARIWISATAAN. Istilah pariwisata baru dikenal di Indonesia ketika berlangsung
BAB II KEPARIWISATAAN 2.1 Istilah Pariwisata Istilah pariwisata baru dikenal di Indonesia ketika berlangsung Musyawarah Nasional Tourism ke-2 pada 12-14 Juni 1958 yang diselenggarakan di Tretes, Jawa Timur.
Lebih terperinciWisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris disebut dengan Travel.
Wisata Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kepariwisataan (Irawan, 2010:11) menjabarkan kata kata yang berhubungan dengan kepariwisataan sebagai berikut: Wisata : Perjalanan, dalam bahasa
Lebih terperinciGUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 1994 TENTANG
GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 1994 TENTANG PENGATURAN PRAMUWISATA DI PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 1997 TENTANG PRAMUWISATA DAN USAHA JASA PRAMUWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1. Pengertian Pariwisata Ditinjau dari segi etimologinya, kata pariwisata berasal dari bahasa Sanksekerta yang terdiri dari dua suku kata, yaitu : Pari, yang memiliki
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA
BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA 2.1 Pengertian Pariwisata Keberadaan pariwisata dalam suatu daerah biasa dikatakan merupakan suatu gejala yang kompleks di dalam masyarakat. Di sini terdapat suatu keterkaitan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata Kata Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Parwisata berasal dari Bahasa Sanskerta, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap. Wisata berarti perjalanan, bepergian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orang dapat mengakses informasi tentang destinasi wisata yang ingin dikunjungi,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini industri pariwisata di Indonesia sedang berkembang dengan pesat. Banyak tempat wisata yang baru disertai dengan tumbuhnya fasilitas penunjang seperti;
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata dan Industri Pariwisata
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata dan Industri Pariwisata 2.1.1 Pengertian Pariwisata Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS KEPARIWISATAAN
BAB II TINJAUAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1. Pengertian Kepariwisataan, Pariwisata, dan Wisata Sesunguhnya pariwisata telah dimulai sejak dimulainya peradaban manusia itu sendiri, yang ditandai oleh adanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti/mengspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pramuwisata atau Pemandu Wisata (Tour Guide), karena sebuah perjalanan wisata
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sektor penentu suksesnya sebuah perjalanan wisata adalah Pramuwisata atau Pemandu Wisata (Tour Guide), karena sebuah perjalanan wisata tidak akan lengkap
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 PENGERTIAN PARIWISATA Pariwista merupakan perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain, yang bersifat sementara bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. 2.1 Beberapa Pengertian Tentang Kepariwisataan
BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Beberapa Pengertian Tentang Kepariwisataan 2.1.1 Pengertian Pariwisata Batasan mengenai pengertian pariwisata sangat banyak, tetapi marilah kita ambil
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2008 T E N T A N G PRAMUWISATA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,
PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2008 T E N T A N G PRAMUWISATA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa pramuwisata merupakan salah satu komponen penting sistem
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN PRAMUWISATA. Kata Pariwisata terdiri dari dua suku kata yaitu Pari dan Wisata
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN PRAMUWISATA 2.1 Pengertian Pariwisata Kata Pariwisata terdiri dari dua suku kata yaitu Pari dan Wisata (Yoeti,1985:102-103). Pari berarti berkali-kali, sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Hunziger dan Krapf dari Swiss dalam bukunya Grundriss Der
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Hunziger dan Krapf dari Swiss dalam bukunya Grundriss Der Allgemeinen Femderverkehrslehre (1942:77) menyatakan pariwisata adalah keseluruhan jaringan dan gejala-gejala
Lebih terperinciPenghitungan skor jawaban sebagai berikut:
Penghitungan skor jawaban sebagai berikut: Skor maksimal setiap = pertanyaan 5 Skor minimal setiap = pertanyaan 1 Jumlah Pertanyaan = 10 Jumlah Responden = 80 Skor terendah = 800 Skor tertinggi = 4.00
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. wisatawan itu sendiri. Sejak dahulu kegiatan pariwisata sudah banyak dilakukan oleh
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pariwisata Keberadaan pariwisata dalam suatu daerah bisa dikatakan merupakan suatu gejala yang kompleks di dalam masyarakat. Di sini terdapat suatu keterkaitan antara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan
6 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dan wisata yang berarti kunjungan untuk melihat, mendengar, menikmati dan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pariwisata Istilah pariwisata secara etimologi yang berasal dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata pari yang berarti halus, maksudnya mempunyai tata krama tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang
BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu
Lebih terperinciBAB II PENGATURAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NO. 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPARIWISATAAN
29 BAB II PENGATURAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NO. 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPARIWISATAAN A. Pengertian Usaha Pariwisata Kata pariwisata berasal dari bahasa Sansakerta
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. petualangan, romantik dan tempat- tempat eksotik, dan juga meliputi realita
BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Defenisi Pariwisata Pariwisata merupakan suatu fenomena multidimensional, menumbuhkan citra petualangan, romantik dan tempat- tempat eksotik, dan juga
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN
BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata Ditinjau dari segi Etimologi kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu: 1. Pari : Berarti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pariwisata. Minat wisatawan. Pemasaran
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Maka pada bab ini di gambarkan kedalam kerangka berpikir teoritis, sebagai berikut : Pariwisata Paket
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan potensial dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara, terlebih bagi negara berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin baik, hal tersebut tentunya akan memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan industri yang sekarang ini mengalami perkembangan yang semakin baik, hal tersebut tentunya akan memberikan pengaruh terhadap devisa negara.
Lebih terperinciBab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu
Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Berbagai penelitian mengenai Pariwisata dan dukungan teknologi di dalamnya yang bertujuan untuk memajukan daerah pariwisata itu sendiri telah banyak dipublikasikan.
Lebih terperinciBAB I RINGKASAN EKSEKUTIF
BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis 1.1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah nama dari negara, yang membentang luas dari Sabang hingga Merauke dengan luas wilayah Indonesia mencapai
Lebih terperinciOleh : Cica Yulia, S.Pd, M.Si
Oleh : Cica Yulia, S.Pd, M.Si Wisata menurut UU. No. 9 Tahun 1990 Pasal 1 tentang kepariwisataan. Kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan sukarela serta bersifat sementara
Lebih terperinci2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2
No.1052, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Visa Tinggal Terbatas. Permohonan dan Pemberian. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum Pariwisata II.1.1. Pengertian Pariwisata Undang-undang Nomor 10 tahun 2009, menyebutkan pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Ilmu Pariwisata dan Wisatawan
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata, Ilmu Pariwisata dan Wisatawan Istilah pariwisata adalah: Suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,
PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa Pembangunan Kepariwisataan di Provinsi Bali
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling. Sedangkan wisata
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata Kata Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.
Lebih terperinciCHECKLIST PERMOHONAN SERTIFIKAT PENGGOLONGAN RESTORAN
PERMOHONAN SERTIFIKAT PENGGOLONGAN RESTORAN 1 Surat Permohonan 2 Izin Usaha Restoran (bagi restoran yang telah beroperasi); 3 Izin Laik Sehat Restoran 4 Berita acara pemeriksaan/penilaian penggolongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Industri pariwisata telah berkembang dengan pesat di berbagai negara dan menjadi sumber devisa yang cukup besar. Di Indonesia pariwisata menjadi suatu bukti keberhasilan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORISTIS TENTANG KEPARIWISATAAN
BAB II URAIAN TEORISTIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata dan Wisatawan 2.1.1 Pengertian Pariwisata Kata pariwisata di Indonesia pertama kali dikenal setelah diselenggarakannya MUNAS PARIWISATA
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang dalam waktu yang relatif lama, peramalan tidak
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi diberbagai negara tidak diragukan lagi.
BAB II URAIAN TEORITIS Peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi diberbagai negara tidak diragukan lagi. Banyak negara mengembangkan potensi pariwisata dengan serius karena pariwisata bisa mendatangkan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN PRAMUWISATA. 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan dan Objek Wisata
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN PRAMUWISATA 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan dan Objek Wisata 2.1.1 Pengertian Pariwisata Istilah Pariwisata secara etomologi berasal dari bahasa Sansekerta
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN DAN AGROWISATA. Jika kita tinjau lebih dalam arti dari Pariwisata itu menurut asal katanya, pari
BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN DAN AGROWISATA 2.1. Pengertian Pariwisata Jika kita tinjau lebih dalam arti dari Pariwisata itu menurut asal katanya, pari yang berarti banyak, berkali-kali,
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN PRAMUWISATA. terdiri dari dua suku kata yaitu Pari dan Wisata. Pari berarti berkali-kali atau
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN PRAMUWISATA 2.1 Pengertian Pariwisata Istilah Pariwisata secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu Pari dan Wisata.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu (Suwantoro, 1997: 35). Terbukti bahwa saat ini segala yang dapat menunjang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pariwisata di Indonesia telah dianggap sebagai salah satu sektor ekonomi penting, bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor satu (Suwantoro,
Lebih terperinciStrategi Pengembangan Pariwisata ( Ekowisata maupun Wisata Bahari) di Kabupaten Cilacap.
Strategi Pengembangan Pariwisata ( Ekowisata maupun Wisata Bahari) di Kabupaten Cilacap. Bersyukurlah, tanah kelahiran kita Cilacap Bercahaya dianugerahi wilayah dengan alam yang terbentang luas yang kaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu pemangku kepentingan yang sangat diperlukan dalam perjalanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu pemangku kepentingan yang sangat diperlukan dalam perjalanan wisata adalah Pramuwisata atau Pemandu Wisata (Tour Guide), karena sebuah perjalanan wisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka usaha untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang paling populer akan kepariwisataannya. Selain itu, pariwisata di Bali berkembang sangat pesat bahkan promosi pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR : 12 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR : 12 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Pariwisata Pengelolaan merupakan suatu proses yang membantu merumuskan kebijakankebijakan dan pencapaian tujuan. Peran pemerintah dalam pengelolaan pariwisata, seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berputar-putar dari suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja, pendapatan, tarif hidup, dan dalam
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BALI,
GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa Pembangunan Kepariwisataan di
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. perjalanan, rumah makan, dan lain sebagainya. Pariwisata secara etimologi berasal
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata senantiasa melibatkan suatu gejala yang sangat kompleks seperti objek wisata, akomodasi, souvenir shop, pramuwisata, angkutan wisata, biro perjalanan, rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpotensi sebagai daya tarik wisata. Dalam perkembangan industri. pariwisata di Indonesia pun menyuguhkan berbagai macam kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia Pariwisata yang ada di Indonesia berbagai macam cara mengembangkan dunia pariwisata adalah yang berhubungan dengan aspek budaya karena di Indonesia memiliki
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PRAMUWISATA DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PRAMUWISATA DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa pramuwisata merupakan salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak pulau dengan berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan alam. Berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena yang selalu dikaitkan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan salah satu fenomena yang selalu dikaitkan dengan kegiatan perjalanan seseorang untuk memperoleh pengalaman baru yang menyenangkan dan berkesan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata sebagai penggerak sektor ekonomi dapat menjadi solusi bagi pemerintah dalam meningkatkan pembangunan ekonomi. Sektor pariwisata tidak hanya menyentuh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam buku-buku pustaka
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Untuk memberikan arah jalannya penelitian ini akan disajikan beberapa pendapat para ahli yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian
Lebih terperinciDari pengertian diatas, maka hotel juga dapat definisi seperti di bawah ini :
A. Pengertian Hotel Kata Hotel berasal dari bahasa Perancisyaitu hostel artinya tempat penampungan buat pendatang atau bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum. Oleh sebab itu, keberadaan hostel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dahulu wisata dianggap kegiatan untuk kalangan tertentu dan bukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dahulu wisata dianggap kegiatan untuk kalangan tertentu dan bukan termasuk kebutuhan utama. Tapi sekarang wisata menjadi suatu kebutuhan, setiap orang perlu berwisata
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN WISATA AGRARIS
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN WISATA AGRARIS 2.1 Pengertian Wisata Agraris Wisata Agraris merupakan salah satu dari beberapa wisata alternatif yang sedang dikembangkan oleh pemerintah. Sebelum
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN
1 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN I. UMUM Tuhan Yang Maha Esa telah menganugerahi bangsa Indonesia kekayaan berupa sumber daya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu bagian dari sebuah bentuk pertumbuhan ekonomi, keberhasilan pengembangan industri pariwisata memerlukan rancangan yang detail dan komprehensif baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain itu juga didukung oleh masyarakat lokal Bali yang ramah,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bali sangat dikenal dengan dunia pariwisatanya, baik wisata alam, wisata budaya, wisata spiritual, dan beberapa jenis wisata yang baru bermunculan seiring dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan berbagai informasi, hal tersebut telah membawa dampak yang. signifikan dalam merencanakan sebuah perjalanan wisata.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era modern ini perkembangan zaman yang semakin canggih dan dengan berkembangnya pengguna internet yang memberi kemudahan untuk mendapatkan berbagai informasi, hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism Organization memperkirakan bahwa
Lebih terperinciRANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM
111 VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM Rancangan strategi pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna merupakan langkah terakhir setelah dilakukan beberapa langkah analisis, seperti analisis internal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai lebih atau barang jadi menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, dengan adanya pariwisata suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang sudah dijelaskan pada bab
BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh experiental marketing terhadap intensi berkunjung
Lebih terperinciBAB II SEKILAS TENTANG OBJEK WISATA. budaya serta bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya
BAB II SEKILAS TENTANG OBJEK WISATA 2.1 Pengertian Objek Wisata Objek wisata adalah perwujudan ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat menjanjikan dalam meraih devisa negara. Salah satu komponen industri pariwisata yang besar peranannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. daya tarik wisata, serta usaha terkait lainnya. Pembangunan kepariwisataan juga
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kepariwisataan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang kegiatannya berhubungan dengan wisata, pengusahaan, obyek dan
Lebih terperinciSEGMENTASI WISATAWAN
SEGMENTASI WISATAWAN Berbicara tentang kepariwisataan, pasti tidak akan terlepas dengan orang yang melakukan kegiatan/perjalanan wisata atau dikenal dengan istilah wisatawan. Banyak definisi atau batasan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian pariwisata Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS KEPARIWISATAAN
BAB II TINJAUAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses bepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya.
Lebih terperinciDr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA. Referensi Utama: Utama, I Gusti Bagus Rai. (2015). Pengantar Industri Pariwisata. Penerbit Deepublish Yogyakarta CV. BUDI UTAMA. Url http://www.deepublish.co.id/penerbit/buku/547/pengantar-industri-pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Negara berkembang yang sedang mengupayakan pengembangan kepariwisataan. Perkembangan kepariwisataan Indonesia terus meningkat dan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang mempunyai pesisir dan lautan yang sangat luas, dengan garis pantai sepanjang 95.181 km dan 17.480 pulau (Idris, 2007). Indonesia
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Obyek Wisata Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata dan salah satu alasan pengunjung melakukan perjalanan ( something to see).
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN I. UMUM Tuhan Yang Maha Esa telah menganugerahi bangsa Indonesia kekayaan yang tidak ternilai harganya. Kekayaan
Lebih terperinciDEFINISI- DEFINISI A-1
DEFINISI- DEFINISI Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dibangun biro-biro jasa, hotel-hotel atau penginapan-penginapan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Dunia kepariwisataan dewasa ini sedang mendapat perhatian dan sorotan yang sangat meningkat di berbagai negara maupun di berbagai dunia, hal ini terbukti
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Pariwisata berasal dari bahasa Sangsakerta, terdiri dari dua suku kata, yatu pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan wisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan yang dapat menjadi suatu aset dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain sektor pertanian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang di luar tempat tinggalnya, bersifat sementara untuk berbagai tujuan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG
BAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG 5.1 ANALISIS MARKETING MIX PARIWISATA LAMPUNG Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, maka di indentifikasi kekuatan dan kelemahan pariwisata Lampung berdasarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang menyumbangkan pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung
Lebih terperinciASPEK YANG DIPERLUKAN UNTUK MENJADIKAN PRAMUWISATA YANG BERKUALITAS GUNA PERKEMBANGAN KEPARIWISAATAAN INDONESIA
ASPEK YANG DIPERLUKAN UNTUK MENJADIKAN PRAMUWISATA YANG BERKUALITAS GUNA PERKEMBANGAN KEPARIWISAATAAN INDONESIA KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H GITA ELLANDA NIM : 062204064 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia dewasa ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan tersebut dilihat dari jumlah wisatawan mancanegara yang mengunjungi
Lebih terperinciBAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. Dari Penelitian Strategi pengembangan daya tarik wisata kawasan barat Pulau
BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN 8.1. Simpulan Dari Penelitian Strategi pengembangan daya tarik wisata kawasan barat Pulau Nusa Penida dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Potensi- potensi daya tarik wisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pariwisata khususnya di Indonesia semakin meningkat pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari sarana infrastruktur yang semakin tertata rapi sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi sangat besar bagi Indonesia yang kini banyak dikembangkan di berbagai daerah. Kepariwisataan di Indonesia
Lebih terperinci