NILAI-NILAI SOSIAL PUASA DALAM AGAMA BUDDHA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NILAI-NILAI SOSIAL PUASA DALAM AGAMA BUDDHA"

Transkripsi

1 NILAI-NILAI SOSIAL PUASA DALAM AGAMA BUDDHA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag.) Disusun Oleh: Abdul Malik NIM : PROGRAM STUDI PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H./2016 M.

2

3

4

5 ABSTRAKSI Abdul Malik Nilai-nilai Sosial Puasa Dalam Agama Buddha Puasa adalah masalah yang menarik. Mengapa demikian, ajaran puasa dalam agama Buddha hanya sebagai media standar untuk mengekspresikan kedekatan, kecintaan, permohonan rahmat dan ampunan dari Sang Buddha. Agama Buddha biasa disebut dan dicitrakan sebagai agama (asketik), yaitu agama yang tidak tergiur dengan keindahan duniawi. Ia hanya mementingkan untuk hubungan kepada Sang Buddha (horizontal). Hal tersebut dari ajaran di dalamnya yang menerangkan cara untuk mencapai tujuan akhir, yaitu nibbana. Sederhananya nibbana merupakan puncak spiritualitas dalam agama Buddha yang terlepas unsur-unsur duniawi yang membelenggu penganutnya. Maka dalam agama Buddha, berpuasa bukan hanya berhubungan terhadap Sang Buddha saja. Akan tetapi, dengan berpuasa mempunyai nilai-nilai sosial yang sangat penting dalam kehidupan. Dalam agama Buddha, puasa merupakan perwujudan dari pelaksanaan sila, yaitu suatu cara untuk mengendalikan diri terhadap segala bentuk-bentuk pikiran yang tidak baik. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk meneliti ritual puasa dalam agama Buddha. dalam melakukan penelitian ini, penulis mengumpulkan data kualitatif. Pertama, data kepustakaan. Penulis mengumpulkan beberapa literatur buku-buku ilmiah dan sumber lainnya yang memiliki relevansi dengan objek penelitian sebagai dasar-dasar teoritis. Kedua, data lapangan. Yaitu penulis terjun langsung ke Vihara Siripada yang berlokasi di Tanggerang Selatan Banten dimana umat Buddha melakukan ritual. Ketiga, penulis melakukan wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengumpulkan data dan memperoleh keterangan-keterangan yang sesuai dengan tujuan penelitan. Setelah penulis amati, bahwasannya puasa itu mengandung nilai-nilai sosial yang sangat penting dalam kehidupan kita khususnya dalam agama Buddha. Berpuasa bukan hanya media untuk mendekatkan diri kepada Sang Budda saja, akan tetapi implementasi nilai-nilai puasa itu kita terapkan dalam kehidupan sosial. Apa saja nilai-nilai puasa yang terkandung dalam agama Buddha? Tentunya nilai-nilai puasa yang terkandung dalam agama Buddha sangat banyak. Akan tetapi, penulis mencoba meringkasnya dalam empat faktor diantaranya: dengan berpuasa khususnya penganut Buddha harus mempunyai sifat solidaritas sosial yang tinggi, mempunyai rasa empati, mempunyai rasa humanisme dan harus bisa mengendalikan pikiran. Karena dengan nilai empat faktor ini bagi umat Buddha yang menjalankan ritual puasa ia akan merasa hidup lebih tenang dan bahagia untuk mencapai tujuan akhir yaitu nibbana. v

6

7

8

9 DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL i SURAT PERNYATAAN....ii LEMBAR PERSETUJUAN.. iii LEMBAR PENGESAHAN.... iv ABSTRAK.... v KATA PENGANTAR.....vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah... 6 C. Tujuan Penelitian... 6 D. Kajian Pustaka.. 7 E. Metodologi Penelitian... 8 F. Sistematika Penulisan..11 BAB II PUASA MENURUT AGAMA AGAMA A. Puasa Menurut Agama Islam...13 B. Puasa Menurut Agama Kristen Protestan 16 C. Puasa Menurut Agama.18 D. Puasa Menurut Agama.20 E. Puasa Menurut Agama..21 BAB III PUASA MENURUT AGAMA BUDDHA A. Pengertian Puasa Dalam Agama Buddha ix

10 B. Dasar Hukum Puasa Dalam Agama Buddha..29 C. Pelaksanaan dan Macam-macam Puasa Dalam Agama Buddha D. Tujuan dan Manfaat Puasa Dalam Agama Buddha 35 BAB IV IMPLEMENTASI PUASA TERHADAP NILAI SOSIAL A. Solidaritas 46 B. Rasa Empati C. Humanisme..52 D. Pengendalian Pikiran BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.62 B. Saran 63 C. Daftar Pustaka.65 x

11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pemahaman kebudayaan, agama sebagai sistem dan prinsip kepercayaan kepada Tuhan, Dewa, atau Dzat yang lainnya dianggap mempunyai kekuatan di luar diri manusia. Oleh karena itu, sejarah agamaagama yang dianut oleh umat manusia tidak dapat lepas dari sejarah perkembangan kebudayaan umat manusia. Berbagai agama yang ada di dunia ini dapat dibagi menjadi empat macam agama, yaitu: a. Agama masyarakat primitif b. Agama masyarakat di daratan dimana kitab Tuhan diturunkan c. Agama masyarakat India d. Agama masyarakat Cina dan jepang Agama masyarakat primitif adalah kepercayaan animisme dan dinamisme yang menyembah kekuatan roh. Agama Judaisme (Yahudi), Zoroaster, Kristen, dan Islam masuk pada kategori kedua, yaitu agama yang lahir di daratan dimana wahyu Tuhan kitab suci diturunkan. Agama masyarakat India adalah Hindhuisme, Jainisme, Buddhisme, dan Sikhisme. Sedangkan agama masyarakat Cina dan Jepang adalah Taoisme, Confusianisme, dan Shinto. 1 1 Erwin Kusuma, Khazanah Kearifan Agama-agama di Indonesia (Jakarta: PT Intimedia Cipta Nusantara, 2010), h

12 Agama adalah hak setiap warga negara Indonesia. Setiap warga negara diperbolehkan untuk memeluk suatu agama yang diyakininya dan negara menjamin kebebasan memeluk agama tersebut. 2 Agama merupakan anugerah Tuhan bagi manusia sebagai pedoman untuk menjalani hidup di dunia. Dengan adanya agama, manusia mempunyai pegangan dalam setiap tindakannya di dunia ini. Seseorang yang memeluk suatu agama dituntut untuk melaksanakan kewajian yang ada dalam agama tersebut. Setiap agama mempunyai ritual yang disebut dengan ibadah, sebagai sarana manusia berhubungan dengan Tuhan. 3 Artinya, agama yang dianut melahirkan berbagai prilaku sosial yakni prilaku yang tumbuh dan berkembang dalam sebuah kehidupan bersama. Kadangkadang prilaku tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Norma-norma dan nilai-nilai sangat berpengaruh terhadap prilaku sosial. Salah satu fungsi agama adalah sebagai penyelamat, keselamatan yang meliputi bidang yang luas adalah keselamatan yang diajarkan oleh agama. Keselamatan yang diberikan oleh agama kepada penganutnya yaitu keselamatan dunia, dan keselamatan akhirat. Dalam mencapai keselamatan itu, agama juga mengajarkan kepada para penganutnya melalui: pengenalan kepada masalah sakral, berupa keimanan kepada Tuhan. 4 2 UUD 1945, Pasal Mastuhu, Metode Penelitian Agama Teori dan Praktisi (Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2006), h Jalaludin, Psikologi Agama (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h

13 Dari semua fenomena yang berkaitan dengan ritual agama, puasa merupakan salah satu ritual keagamaan yang senantiasa dilaksanakan oleh agama-agama di dunia. Dalam kehidupan, puasa juga dapat menjadi benteng guna untuk menghambat manusia agar mampu mengendalikan nafsu hewani yang sering bersemayam pada diri manusia. Seperti diketahui, banyak tingkah dan ulah manusia di dunia ini yang tidak mencerminkan sikap yang seharusnya menjadi sikap manusia. Secara spiritual puasa dapat mendorong untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan-Nya. Sementara secara sosial, puasa melatih empati manusia untuk bertenggang rasa dan turut merasakan penderitaan orang lain yang kurang beruntung di dunia. Salah satu hikmah yang besar dari ibadah puasa adalah melatih manusia untuk menyuburkan kehidupan rohani. Nafsu jasmaniah yang ada pada masing-masing individu harus dengan sungguhsungguh dapat diredam, dikendalikan dan diarahkan untuk tujuan-tujuan yang lebih mulia. Setiap orang yang menjalankan ibadah puasa pada hakekatnya memang sedang memenjarakan dirinya dari berbagai nafsu jasmaniah dan ruhaniah. 5 Berpuasa adalah kegiatan berpantang makan dan minum selama jangka waktu tertentu. Puasa bukanlah penemuan zaman modern, karena kebiasaan berpuasa sudah dipraktekan selama berabad-abad dan menjadi bagian dari agama dan budaya diseluruh dunia selama ribuan tahun. Puasa umumnya berfungsi memenuhi kebutuhan metafisik, diantaranya: pembersihan jiwa, 2007), h Teguh Purwadi, Membangkitkan Kembali Spritual Anda (Bandung: PT Karya Kita, 3

14 penebusan dosa, pemurnian, atau pelatihan mental. Ajaran puasa dapat kita temukan diantara orang Yahudi, Muslim, Kristen, Konghucu, Hindu, Taoisme dan penganut agama-agama lainnya. Puasa biasanya merupakan bagian penting dari praktik keagamaan, masing-masing punya aturan tertentu dalam menjalankan puasa dalam berbagai budaya dan agama. 6 Ajaran puasa terdapat dalam berbagai agama, diantaranya agama Buddha. Ajaran-ajaran tersebut mengacu pada kitab suci Tripitaka. Agama Buddha juga menjadikan puasa sebagai media standar untuk mengekspresikan kedekatan, kecintaan, permohonan, rahmat dan ampunan dari Sang Buddha. 7 Agama Buddha biasa disebut dan dicitrakan sebagai agama (asketik), yaitu agama yang tidak tergiur dengan keindahan duniawi. Ia hanya mementingkan untuk hubungan kepada Sang Buddha (horizontal). Hal tersebut dari ajaran di dalamnya yang menerangkan cara untuk mencapai tujuan akhir, yaitu nibbana. Sederhananya nibbana merupakan puncak spritualitas dalam agama Buddha yang terlepas unsur-unsur duniawi yang membelenggu penganutnya. Maka dalam agama Buddha, berpuasa bukan hanya hubungan terhadap Sang Buddha saja. Akan tetapi, dengan berpuasa mempunyai implementasi terhadap kehidupan sosial (vertical). Dalam agama Buddha, puasa merupakan perwujudan dari pelaksanaan sila, yaitu suatu cara untuk mengendalikan diri terhadap segala bentuk-bentuk pikiran yang tidak baik dan merupakan suatu usaha untuk membebaskan diri Herman S.Endro, Hari Raya Umat Buddha dan Kalender Budhis (Jakarta: Yayasan Dhammadieva Arama, 1997), h. 2. 4

15 dari segala akar kejahatan, yaitu lobha (keserakahan), dosa (kebencian), dan moha (kebodohan batin). Dimana setiap orang memiliki sila yang baku, yang dilakukan sebagai suatu usaha untuk mencapai tujuan akhir (nibbana). 8 Dasar ajaran puasa dalam agama Buddha terdapat di dalam ajaran sila, dari atthasila (delapan peraturan hidup suci), dasasila (peraturam pada hari puasa), dan patimokkha (ritual atau do a). 9 Sehingga di dalam pelaksanaanya terdapat tingkatan, yaitu bagi umat awam puasa dilaksanakan pada setian hari Uposatha yang jatuh pada tanggal 1, 8, 15 dan 23 menurut penanggalan lunar, sedangkan bagi umat viharawan puasa dilaksanakan pada setiap hari. 10 Pelaksanaan puasa ini telah diajarkan oleh Sang Buddha, dimana Sang Buddha telah menganjurkan kepada para Bhikkhu untuk tidak makan setelah tengah hari. Demikian pula orang-orang yang melaksanakan atthasila (delapan peraturan hidup suci) untuk berpantang dari mengambil makanan setelah tengah hari. 11 Pada hari puasa umat Buddha hanya dibolehkan makan dari pagi sampai tengah hari, yaitu sebelum matahari melewati jam 12:00 siang. 12 Mereka berjanji pada dirinya sendiri untuk berpantang memakan makanan setelah lewat tengah hari dan melaksankan delapan peraturan latihan lainnya serta melakukan perenungan dan mendengarkan Dhamma. 8 Pendit J. Kaharuddin, Hidup dan Kehidupan (Jakarta: Tri Sattva Buddhist Cantre, 1991), h Lihat Anjali G.S, Tuntunan Uposatha dan Atthasila (Jakarta: Lembaran Khusus Agama Buddha), h Bhikku Subalaratano, Tanya Jawab Agama Buddha (t.tp: t. tt), h K. Sri Dhammanada, What Buddhis Belive, h Anomius Dhamma Rakkha, Kumpulan Parrita Penting Untuk Upacara (Jakarta: Balai Kitab Tri Dharma Indonesia, 1980), h

16 Hari uposatha disebut juga Uposathadivasa, yaitu hari suci dan hari penuh berkah. Meski bukan bersifat wajib diharapkan pada hari uposatha para upasaka dan upasika melatih diri dengan menjalankan Atthanga Uposathasila, yaitu 8 (delapan) peraturan yang harus dijalankan diantaranya: tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berhubungan seksual, tidak berbohong, tidak mabuk-mabukan, tidak makan dan minum setelah jam 12 siang, tidak bersenang-senang dan tidak bermewah-mewahan. 13 Maka delapan itulah yang harus dihindari bagi penganut umat Buddha, agar bisa mendapatkan kebahagiaan yang sejati dan kepribadian yang mulia. Dari uraian diatas, timbul pertanyaan apakah puasa di dalam agama Buddha itu hanya sebagai formalitas keagamaan ataukah dapat dikatakan sebagai disiplin keagamaan yang merupakan fenomena universal yang ada pada berbagai agama, atau hanya sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Sang Buddha. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk membahas tentang nilai-nilai sosial puasa dalam agama Buddha. B. Rumusan Masalah Berdasarkan penegasan istilah yang dikemukakan sebelumnya, makadapat diberikan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep puasa dalam persepektif agama Buddha? 2. Apa nilai-nilai sosial puasa dalam agama Buddha? C. Tujuan Penelitian Mei-21:00. 6

17 Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, terdapat tujuan utama penelitian, yaitu untuk mengetahui konsep puasa dalam persepektif agama Buddha. Sekaligus untuk mengetahui nilai-nilai sosial puasa dalam agama Buddha. Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Pada tinjauan akademik, kegunaan penelitian ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Serjana Theologi Islam di Fakultas Ushuluddin, Jurusan Perbandingan Agama. 2. Menambah khazanah keilmuan bagi pembaca, terutama dalam peran puasa terhadap nilai sosial dalam persepektif agama Buddha. D. Kajian Pustaka Untuk membuktikan orisinilitas karya tulis ilmiah ini, penulis akan menunjukan beberapa karya tulis ilmiah yang telah membahas tentang puasa dalam agama Buddha. Beberapa karya tulis ilmiah tersebut berupa skripsi dan buku, sejauh yang penulis ketahui, belum ada penelitan yang serupa membahas nilai-nilai sosial puasa dalam perspektif Agama Buddha. Adapun penelitian yang relevan mengenai puasa diantaranya adalah: 1. Pelaksanaan dan Makna puasa (uposatha) Dalam Agama Buddha. (Studi Kasus di Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya Sunter Jakarata Utara), oleh mahasiswi yang bernama Siti Faujiyah Abrori Universitas Islam Negeri, Fakultas Ushuluddin, Jurusan Perbandingan Agama, pada tahun Skripsi ini hanya menjelaskan pelaksanaan dan makna puasa, beserta gambaran umum tentang Vihara Jakarta Dhammacakka. Akan tetapi skripsi 7

18 yang saya buat lebih spesipik mengenai konsep puasa dan peran puasa terhadap nilai sosial dalam agama Buddha. 2. Puasa Dalam Perspektif Agama Islam dan Buddha. Skripsi ini ditulis oleh mahasiswa yang bernama Muhammad Amrullah Universitas Islam Negeri Bandung, Fakultas Ushuluddin, Jurusan Perbandingan Agama, pada tahun Skripsi ini hanya menjelaska pada perbandingan puasa secara mendasar. Maka dari itu, penulis akan menjelaskan peran puasa terhadap nilai sosial dalam perspektif agama Buddha. Sekaligus menjelaskan perbedaan puasa dalam agama-agama. 3. Dasar-dasar Uposatha, buku ini dikarang oleh Bhikku Utomo yang menjelaskan tentang dasar-dasar puasa dalam Agama Buddha. Buku ini membicarakan tentang makna, cara dan tujuan puasa saja. Dengan buku ini tentunya mempermudah penulis untuk menjelaskan konsep puasa dalam agama Buddha dan peran puasa terhadap nilai sosial. E. Metodologi Penelitian Agar diperoleh hasil yang maksimal, maka dalam melakukan penelitian diperlukan data atau informasi yang lengkap serta penjelasan yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang akan dibahas. Dalam hal ini, unsur yang paling penting adalah mengenai metodologi penelitian yang digunakan. Untuk memperoleh data yang lengkap atau objektif, maka peneliti melakukan beberapa langkah penelitian, yaitu: a. Jenis Penelitian 8

19 Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif dan deskripsi. Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah. Sedangkan penelitian deskripsi adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomenafenomena yang ada, baik fenomena secara alamiah maupun fenomena buatan manusia. 14 b. Metode Penelitian Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologi dan sosiologi, yaitu penulis akan mempelajari fenomena yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial puasa bagi para penganut agama Buddha. c. Sumber Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sumber data sebagai berikut: a.). Data primer adalah sumber-sumber dasar yang merupakan bukti atau saksi utama dari kejadian yang lalu. Data tersebut diperoleh secara langsung di Vihara Siripada. Data-data yang dibutuhkan dari sumber asli yang memuat mengenai nilai-nilai puasa. Data primer dapat berupa dokumen, catatan harian, arsip, biografi yang tertulis. b). Data sekunder adalah catatan tentang adanya suatu peristiwa, ataupun catatan-catatan yang jaraknya telah jauh dari sumber orisinil. Catatan 14 Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 1995), h

20 tersebut berisi bahan-bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer atau sejumlah keterangan atau fakta yang digunakan seseorang secara tidak langsung diperoleh melalui dokumen, laporan, bukubuku karangan ilmiah, artikel yang ditulis oleh orang-orang yang tidak sezaman dengan peristiwa tersebut yang berhubungan dengan materi penelitian ini. 15 d. Teknik Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengumpulkan data kualitatif sebagai berikut: a). Data kepustakaan (library research) yaitu penelitan dengan cara mengumpulkan dan menelaah beberapa literature buku-buku ilmiah dan sumber cetak lainnya yang memiliki relevansi dengan objek penelitian ini, sebagai dasar-dasar teoritis. b). Data observasi lapangan (field research), yaitu peneliti terjun langsung ke Vihara Siripada yang berlokasi di Tangerang Selatan Banten, untuk mengumpulkan data-data tentang peran puasa terhadap nilai sosial menurut perspektif agama Buddha. Observasi adalah sebuah metode ilmiah yang berupa pengamatan dan pencatatan secara sistematik, mengenai fenomenafenomena yang diselidiki. 16 Pengertian secara luasnya, metode ini akan membantu untuk mengamati semua kejadian, dan mencatat dari semua buku, atau majalah yang ada di Vihara Siripada. 15 Muhammad Nazir, Metodologi Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985), h Imam Suprayongo dan Tobroni, Misi Metodologi Penelitian Sosial Agama (Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya, 2001), h

21 c). Interview atau wawancara, yaitu teknik pengumpulan data untuk memperoleh keterangan sesuai dengan tujuan penelitian dengan cara tanyajawab secara lisan antar peneliti dengan informan dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (pedoman wawancara). Untuk mendapatkan informasi tentang konsep puasa dalam perspektif agama Buddha, penulis akan mewawancarai Bapak Candra, S.PB, dan Bhikku Artatida. Pelaksanaan wawancara memerlukan intensitas yang tinggi, dari informan yang satu ke informan yang lainnya agar bisa mendapatkan data ataupun informasiyang lebih valid dan akurat. 17 F. Sistematika Penulisan Hasil penelitian mengenai nilai-nilai sosial puasa dalam agama Buddha, akan disusun dalam bentuk skripsi dengan sistematika sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan, yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kajian Pustaka, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II : Puasa Menurut Agama-agama, yang meliputi: Puasa Menurut Agama Islam, Puasa Menurut Agama Kristen Protestan, Puasa Menurut Agama Kristen Katolik, Puasa Menurut Agama Konghucu, serta Puasa Menurut Agama Hindu. BAB III : Puasa Menurut Agama Buddha, yang meliputi: Pengertian Puasa Dalam Agama Buddha, Dasar Hukum Puasa Dalam Agama Buddha, 17 Muhammad Nazir, Metodologi Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985), h

22 Pelaksanaan dan Macam-macam Puasa Dalam Agama Buddha, dan Tujuan dan Manfaat Puasa Dalam Agama Buddha. BAB IV : Implementasi Puasa Terhadap Nilai Sosial, yang berisi: Solidaritas Sosial, Rasa Empati, Humanisme dan Pengendalian Pikiran. BAB V : Penutup meliputi : Kesimpulan, Saran, dan dilanjutkan dengan Daftar Pustaka. 12

23 BAB II Puasa Menurut Agama-agama A. Puasa Menurut Agama Islam Pengertian puasa dalam kaidah bahasa bisa diartikan sebagai menahan. Menahan di sini, yaitu menahan dari hal-hal yang masuk ke dalam mulut dalam bentuk makanan dan minuman, bahkan juga diartikan menahan dari perbuatan dan bicara. Sementara Pengertian puasa menurut secara syariat Islam disepakati para ulama, yaitu menahan dari apa pun yang membatalkan puasa, disertai niat untuk berpuasa dari terbit fajar sampai tenggelam matahari (maghrib). Ada pula sebagian ulama yang mendefinisikan kata-kata membatalkan puasa itu sebagai perbuatan dua anggota badan, yaitu perut dan alat kelamin. 18 Dalam Islam perintah puasa memang hanya secara khusus diwajibkan oleh Allah bagi orang-orang yang beriman. Yaitu mayakini Allah sebagai Rabb mereka; yang menciptakan, melahirkan, memberi rizki, menganugrahi kehidupan, menentukan ajal, dan menempatkan mereka pada kehidupan abadi kelak di akhirat 19. Sebagaimana perintah puasa di dalam (QS. al-baqarah/2: 183). Yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian berpuasa. Sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian. Agar kalian bertakwa. 20 Sedikit memaparkan tentang takwa. Takwa secara harfiah. yaitu, memelihara diri. Kaerna orang-orang yang bertakwa ia 18 Abdul Aziz Muhammad Azam, Fiqih Ibadah (Jakarta: Penerbit Amzah, 2003), h M. Syamsul Yakin, Meraih Ramadhan Sepanjang Masa Serpihan Mutiara Puasa Untuk Bekal Menjadi Takwa (Depok: Semesta, 2005), h QS. 2:

24 akan memelihara dirinya dari perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan oleh Allah. Menurut ulama, pengertian takwa adalah menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala apa-apa yang dilarang oleh Allah. 21 Jika manusia bertakwa dengan sebenar-benarnya maka ia akan memperoleh kebahagian yang hakiki, kebahagiaan yang abadi dengan masuk ke dalam surga-nya Allah. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur an, yang artinya Bersegeralah kalian menuju kepada ampunan Allah, dan memohon surge yang luasnya seluas langin dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. 22 Oleh karena itu, kita harus mencantumkan puasa Ramadhan dalam agenda ibadah agar tidak kehilangan kesempatan emas yang hanya dijumpai sekali dalam setahun untuk mendapatkan ampunan Allah. Lantas, mengapa Al-Qur an menghendaki hal itu? Pertama, dengan berpuasa orang akan berfikir. Kedua, puasa mengajarkan disiplin diri, ia yang mampu menjalankan tuntutan bulan puasa ini tidak akan mengalami kesukaran dan bisa mengendalikan keinginannya. Dengan berpuasa akan meningkatkan dia secara jelas akan kelemahan dasarnya dan ketergantungannya. Akhirnya puasa akan memperhalus rasa kasih sayang. 23 Selain puasa wajib di bulan Ramadhan, Allah masih memberikan akses dan kesempatan kepada umatnya untuk melakukan komunikasi dengan jalur khusus, yaitu dengan melakukan puasa-puasa sunah yang dijanjikan oleh Allah 2008), h Yusuf Al-Qardhawy, Hidup Menjadi Taqwa (Pustaka Al-Kautsar, 2004), h QS. 3: Huston Smith, Agama-agama Manusia. Penerjemah: Saafrudin Bahar (Jakarta, 14

25 dengan pahala yang sangat luar biasa. Apa saja puasa sunah itu, diantaranya: puasa sunah hari Senin dan Kamis, puasa sunah Nabi Daud, puasa sunah syawal, puasa sunah muharram, puasa sunah asyura, puasa sunah syakban, puasa sunah hari arafah dan puasa sunah ayyamul bidh (puasa yang dilakukan selama tiga hari pada tanggal 13,14 dan 15). 24 Sebagai tambahan, pahala bagi ibadah puasa juga disebutkan dalam Hadis Rasulullah SAW. Sesungguhnya di dalam surga ada pintu yang bernama Ar-Rayyan (pintu kesegaran), ketika nanti pada hari kiamat orang-orang yang berpuasa akan masuk lewat pintu itu, dan tidak ada seorang pun yang masuk lewat pintu itu selain mereka yang berpuasa, ketika penjaga pintu itu mengucapkan, Mana orang-orang yang berpuasa? kemudian mereka pun berdiri dan masuk pintu surga maka ditutuplah pintu itu. Maka dari itu, tidak ada seorang pun yang masuk lewat pintu itu selain mereka yang ahli berpuasa. (HR. Bukhari dan Muslim). 25 Berdasarkan hadis diatas, sungguh berbahagialah bagi orang-orang yang berpuasa, karena Allah menjanjikan surga baginya pada kehidupan di akhirat nanti. Di dunia saja orang yang berpuasa ia akan merasa hidup bahagia karena dicukupi semua kebutuhan dan keperluannya oleh Allah. B. Puasa Menurut Agama Kristen Protestan Kata puasa adalah tsom dalam bahasa Ibrani, dan nesteia dalam bahasa Yunani. Kata ini berarti berpantang secara sukarela terhadap makanan. Kata Ibrani adalah komposisi dari kata negatif ne yang digandengkan dengan kata kerja esthio, makan yang dengan demikian berarti tidak makan. 24 Teguh Purwadi, Membangkitkan Kembali Spiritualitas Anda (Jakarta: PT unilever Indonesia), h Hadis Arbain Nawawi, h

26 Sebagian besar serjana percaya bahwa praktik puasa dimulai dengan hilangnya nafsu makan selama masa kesusahan dan tekanan. 26 Hana, yang kemudian menjadi ibu Samuel, sangat berusaha hati karena ia mandul sehingga ia menangis dan tidak mau makan. 27 ketika Raja Ahab gagal dalam usahanya untuk membeli kebun anggur Nabot, ia tidak mau makan. 28 Puasa tampaknya bermula sebagai suatu ekspresi alamiah dari kesedihan; namun, lama kelamaan hal ini menjadi suatu kebiasaan untuk menunjukan atau membuktikan kesedihan seseorang kepada orang lain dengan memantangkan diri dari makanan, atau bisa disebut menunjukan dukacita. Misalnya raja Daud berpuasa untuk menunjukan dukacitanya ataas kematian Abner. Berpuasa dipraktikan sebagai cara eksternal untuk menunjukan dan kemudian mendorong perasaan internal akan penyesalan yang dalam karena dosa. Disamping itu, puasa merupakan ekspresi alamiah manusia akan kesedihannya; oleh karena itu, hal ini menjadi kebiasaan keagamaan untuk menenangkan kemarahan Allah. Orang-orang mulai berpuasa untuk menjauhkan kemarahan Allah agar tidak mebinasakan mereka. Akhirnya, berpuasa menjadi dasar untuk membuat permohonan seseorang kepada Allah menjadi efektif. Ketika Allah menunjukan kemarahannya terhadap suatu bangsa karena kejahatannya, berpuasa menjadi cara untuk mencari kemurahan dan perlindungan ilahi. Oleh karena itu, alami untuk sekelompok orang untuk 26 Elmer L. Towns, Puasa Untuk Melakukan Terobosan Rohani (Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil), h Injil Perjanjian Lama (1 Samuel: 1:7). 28 Injil Perjanjian Lama (1 Raja-raja 21:4). 16

27 menyatukan diri mereka dalam pengakuan dosa, menyesali dosa mereka dan berdoa syafaat kepada Allah. 29 Dr Ahmad Shalabi buku Perbandingan Agama, memaparkan puasa dikalangan umat Nasrani meliputi puasa hari Rabu yang merupakan hari pengkhianatan terhadap Nabi Isa hingga tertangkap, dan puasa pada hari Jumat. Sesudah itu, puasa Agung selama 55 hari, yang 40 hari merupakan puasa yang dilakukan Nabi Isa ditambah dua minggu (dua pekan) sebagai persiapan dan penderitan. Dalam menjalankan puasa-puasa tersebut mereka tidak dibenarkan memakan daging hewan apapun juga atau apa saja yang bersifat hewani. Yang dibolehkan hanyalah jenis-jenis tumbuhan. Dalam Kristen pada umumnya, ajaran puasa umat Kristen Intinya adalah pertobatan, melawan keiginan duniawi, dan dilarang untuk memakan daging, 30 yang diperbolehkan hanyalah memakan tumbuh-tumbuhan. Dalam beberapa aliran Kristen hanya pelaksanaan dan tatacaranya saja yang berbeda inti dan tujuanya sama. 31 C. Puasa Menurut Agama Kristen Katolik Puasa bagi umat Kristen Katolik, kini lebih menekankan dalam soal kenyang satu kali serta menahan hal-hal dari keinginan manusia terkait duniawi, yaitu daging, seperti halnya puasa umat Kristen yang lainnya. Disamping puasa resmi, secara pribadi umat Katolik juga disarankan untuk berpuasa pada hari-hari yang disukai atau yang dipilih, hal ini sebagai 29 Elmer, Terobosan Rohani, h Daging yang dimaksud dalam agama Kristen adalah manusia itu sendiri. Jadi artinya keinginan daging yaitu keinginan manusia itu sendiri, dan juga mengerjakan puasa agar sebisa mungkin tidak diketahui oleh sesama yang sedang berpuasa atau yang sedang tidak puasa termasuk merahasiakan hari apa dia akan mulai berpuasa. 31 Syahrudin El-Fikri, Sejarah Ibadah (Jakarta: Republika, 2014), h

28 ungkapan taubat. 32 Tradisi puasa dalam agama Kristen Katolik, telah bermula pada kebiasaan kuno, berpuasa selama 40 hari 40 malam, sebagai praktek Nabi Musa menjelang beliau menerima 10 perintah Tuhan di pegunungan Sinai. Begitu pula Nabi Ilyas (Elias) ketika ia hendak pergi ke gunung Horeb menerima wahyu. Terakhir tradisi berpedoman pada puasa Jesus 40 hari, yang pernah terjadi beliau tampil di muka umum. Tetapi kenyataan Katolik dewasa ini, mereka telah menempatkan puasanya selama 40 hari itu pada hari-hari menjelang paskah. 33 Puasa dalam Katolik ini dilakukan melalui perenungan tentang sengsara Jesus menebus salibnya, dilakukan pula tirakat, matiraga, berbagai pantang dan puasa sebagai usaha untuk memperbaiki kehidupan yang penuh dosa, cacat dan serba kelemahan-kelemahan lainnya. 34 Dahulu dalam Agama Katolik memang ada ketetapan Gereja bagi tata tertib puasa, ketatnya bagaikan juga puasa dalam Islam. Namun kini kenyataankenyataan sudah meminta lain. Gereja menginsafi dan memberikan keringanan dengan jalan menghapus tata tertib di sekitar puasa. Bagaimana pun puasa Katolik tidak lagi bersifat jasmani dan rohani, tetapi rohaniah semata. Itulah yang pokok. Pelaksanaan puasa diserahkan sepenuhnya kepada pribadi-pribadi anggota jamaat yang melakukannya, dengan tidak melupakan jiwa Injil. 35 Untuk itu tertulis dalam Injil sebagai berikut: Apabila kamu berpuasa janganlah murah seperti orang munafik, mereka mengerutkan mukanya supaya puasanya Nampak kepada orang Khatolik-Protestan-konghucu-dan-Tionghoa.html, diakses pada tanggal 20 Mei Hari Paskah adalah hari wafat dan hari kebangkitan Jesus. Dimana umat Kristen meyakini kembalinya Jesus. 34 Abujamin Roham, Puasa Perisai Hidup (Jakarta: Media Dakwah), h Roham, Perisai Hidup, h

29 Sesungguhnya aku bersabda kepadamu, mereka sudah menerima pahalanya. Akan tetapi engkau bila berpuasa minyakilah kepala-mu dan basuhlah muka-mu supaya jangan ada yang melihatmu berpuasa, melainkan hanya Bapak-mu yang hadir dalam kesunyian dan ia yang melihat dalam kesunyian juga akan mengganjari engkau. 36 Jadi pelaksanaan puasa dalam agama Kristen Katolik, mempunyai aturan-aturan yang telah ditentukan sama seperti umat-umat yang lainnya. Para penganut Kristen Katolik meyakini bahwasannya dengan melaksanakan puasa menjadikan sebuah mengampunan diri terhadap kesalahan atau dosa-dosa yang telah dilakukan. Disamping itu, dalam agama Kristen Katolik ada hari-hari yang tertentu untuk melaksanakan ibadat puasa, yaitu hari Rabu dan Jumat. masing-masing uskup dapat mengatur rincian ketentuan atas hal tersebut disesuaikan dengan keadaan di keuskupannya. Untuk umat Katolik juga diharapkan dapat meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian untuk berdoa, beribadat, melaksanakan taubat dan banyak beramal. D. Puasa Menurut Agama Konghucu Definis puasa dalam agama Konghucu tidak sama persis dengan pemahaman secara umum yang dikenal dalam keseharian masyarakat Indonesia, yakni tidak makan dalam waktu tertentu atau tidak makan hewan (vegetarian). Dalam agama Konghucu puasa ini bertujuan mendukung terciptanya kondisi untuk membina diri, yaitu mempunyai dua prinsip tujuan yang akan dicapai, pertama: dalam bentuk pengendalian nafsu, kedua: untuk 36 Kitab Injil Perjanjian Baru, Matius 6:

30 memperbaiki kekeliruan. 37 Jika kita mengamati kata puasa dalam agama Konghucu Zhai. Dapat juga diartikan sebagai yang agung, bersih, jernih, lurus, polos, sederhana, menjaga larangan dan prilaku yang benar. Maka makna puasa menurut ajaran Konghucu bukan hanya dilihat dari sudut pandang berpuasa makanan saja tapi dalam perbuatan harus selaras dengan watak sejati. 38 Banyak orang yang berpuasa meskipun demikian hakekat dan makna atau tujuannya adalah satu yaitu Membersihkan Hati. Dengan cara mengendalikan diri dan kembali kepada ke Susilaan, agar dapat mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Dalam Kitab Zhong Yong (Tiong Yong) tertulis: Sungguh Maha Besarlah Kebijakan Kwi Sien, (Gui Shen; Tuhan Yang Maha Roh). Dilihat tidak nampak, didengar tidak terdengar, namun tiap wujud tiada yang tanpa dia. Demikianlah menjadikan umat manusia di dunia berpuasa, membersihkan hati dan mengenakan pakaian lengkap sujud bersembahyang kepadanya. Sungguh maha besar dia, terasakan di atas dan di kanan kiri kita. (ZY XV:1:3) Hakikat puasa tidak lain adalah untuk membersihkan hati agar selalu sejalan dengan kehendak Tuhan. Yaitu agar segala tindakan dan perkataan kita senantiasa mengikuti sesuai dengan kehendak watak sejati yang di kenal dengan lima sifat Kekekalan Sifat Rohani. Perwujudannya dapat dipraktekan dengan mengikuti atau menjalankan ke lima sifat kekekalan, yaitu: Ren (cinta 37 diakses-pada-tanggal-20-mei http//newmarinatan.blogspot.co.id/2013/07/makna-puasa-dalam-agama- Konghucu.html.diakses-pada-tanggal-28-September

31 kasih), Yi (kebenaran), Li (kesusilaan), Zhi (bijaksana) dan keyakinan (dapat dipercaya). 39 Tidak ada kewajiban di dalam agama Konghucu untuk berpuasa, akan tetapi itu semua kembali kepada pribadi masing-masing bagi penganutnya. Jadi puasa dalam agama Konghucu, mempunyai dua keutamaan dalam pelaksanaannya, yaitu berpantang untuk tidak terjerumus kedalam hawa nafsu dan menjaga diri untuk bisa memperbaiki dari kekeliruan. Dua hal ini yang menjadi keutamaan bagi umat Konghucu yang menjalankan ibadah puasa. Dengan demikian, puasa yang dilaksanakan umat Konghucu akan berbeda sesuai dengan maksud tujuan dilaksanakan puasa itu, namun memiliki ending yang intinya sama (membina diri). E. Puasa Menurut Agama Hindu Dalam agama Hindu, Puasa berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata Upa dan Wasa, di mana Upa artinya dekat atau mendekat, dan Wasa artinya Tuhan atau Yang Maha Kuasa. Upawasa atau puasa artinya mendekatkan diri kepada Tuhan yang maha esa. Puasa menurut Hindu adalah tidak sekedar menahan haus dan lapar, tidak untuk merasakan bagaimana menjadi orang miskin dan serba kekurangan, Puasa menurut Hindu adalah untuk mengendalikan napsu indra, mengendalikan keinginan. Indra haruslah berada dibawah kesempurnaan pikiran, dan pikiran berada dibawah kesadaran budhi. Berpuasa melibatkan pengendalian diri dan beberapa pengorbanan. 39 http//newmarinatan.blogspot.co.id/2013/07/makna-puasa-dalam-agama- Konghucu.html.diakses-pada-tanggal-28-September

32 Setelah dalam kurun waktu tertentu, semangat pengorbanan dan prilaku terkendali akan mengakibatkan karakter moral seseorang dan yang jelas akan mengangkat status sosial dan profesionalisme seseorang. Komitmen untuk berpuasa akan membuat seseorang sadar akan ketaatan dan nilai-nilai mulai di dalam dirinya. Seseorang yang berpuasa akan cenderung bertumbuh menjadi lebih baik. Ingatlah bahwa berpuasa adalah menuju jalan kehidupan berdisiplin secara profesional dan spiritual. Secara profesional dapat memberi anda kesuksesan, dan yang disebutkan terakhir mungkin dapat membuka pintu-pintu surga bagi anda. 40 Dari uarayan diatas, puasa menurut Hindu bukan hanya sekedar mendekatkan diri kepada Sang Kholik. Akan tetapi, banyak keutamaan yang akan diperoleh bagi umat Hindu yang menjalankan ibadat puasa. Diantaranya: secara individual akan menjadi pribadi yang lebih baik, yang bisa menjaga dari perbuatan-perbuatan jahat. Disamping itu pula, akan memperoleh kesuksesan dalam kehidupan, serta menggapai tujuan yang abadi yaitu surga. Upawasa dapat dibedakan dalam pengertian yang sempit dan luas. Dalam pengertian yang sempit upawasa dapat diartikan sebagai dengan sengaja tidak makan dan tidak minum, termasuk pengendalian panca indra. Sedangkan dalam pengertian luas, upawasa dapat diartikan sebagai melaksanakan pantangan, pengekangan atau pengendalian keinginan, dan pengendalian diri untuk berkata dan berbuat yang bertentangan dengan ajaran agama Hindu. Selanjutnya dapat dijelskan mengenai pelaksanaan upawasa, tapa dan brata itu sendiri. 2007), h Kaisanlal Sharma, Mengapa Tradisi dan Upacara Hindu? (Surabaya: PT Paramita, 22

33 Pelaksanaan upawasa, tapa dan brata itu ada berbagai macam ragamnya, tergantung dari pada niat orang yang melakukannya. Ada yang berpuasa atau bertapa pada waktu siang hari saja atau selama 12 jam. Tetapi ada juga yang berpuasa atau membrata pada waktu siang plus malam hari atau selama 24 jam. Bahkan ada juga yang sampai 36 jam atau lebih, tergantung dari pada niat, keyakinan, atau kebutuhan setiap orang, bahkan dapat pula dilakukan selama 40 hari. Makin lama melaksanakan upawasa atau tapa brata makin baik, sebab dapat mengakibatkan iman kita semakin kuat. 41 Ritual berpuasa juga dikenal dikalangan para pendeta Hindu (Brahmana). Para pengikut Brahmanisme memang dikenal sangat fanatik, sangat patuh tehadap perintah puasa yang dibuat oleh para pendeta Brahma. Sejak masa kanak-kanak para pengikut Brahmanisme telah mengenal aturan puasa yang sangat keras. Terutama pada aliran Yogi, ada yang berpuasa sampai 10 hari atau 15 hari bahkan lebih lama lagi dari itu, tidak memakan sesuatu apa pun, atau paling tidak hanya minum beberapa tetes air saja. Penganut Hindu- Brahma juga terbiasa berpuasa pada hari ke-11 setelah munculnya bulan baru dan bulan penuh. Sementara pemuja Syiwa juga berpuasa tiap hari Senin pada bulan November. Wanita-wanita Hindu lama (kuno) biasa berpuasa kalau suami atau kekasih mereka pergi berperang. Kebiasaan ini terutama dilakukan oleh para wanita di kalangan keratin, dengan alasan agar menang perang K.M. Suhardana, Upawasa, Tapa, Brata Berdasarkan Agama Hindu (Surabaya: Paramita 2006), h Syahrudin El-Fikri, Sejarah Ibadah (Jakarta: Republika 2014), h

34 Selain itu, umat Hindu menjalankan puasa dengan tujuan memurnikan jiwa pada hari-hari tertentu dalam setiap tahun serta selama perayaan keagamaan. Setiap kelompok dalam agama Hindu memiliki hari mereka sendiri untuk berdoa dan beribadah. Pada hari itu, sebagian besar para penganut agama Hindu tidak makan dan menghabiskan seluruh malam untuk membaca Kitab Suci serta bermeditasi kepada Tuhan. 43 Dengan demikian, puasa dalam agama Hindu mempunyai aturan tersendiri dan tujuan masing-masing. 43 Ali Budak, Sebuah Panduan Lengkap Puasa dan Bulan Ramadhan (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006), h

35 BAB III A. Pengertian Puasa Menurut Agama Buddha Puasa dalam agama Buddha adalah suatu usaha untuk menghindarkan diri dari mengambil makanan atau minuman pada waktu yang salah, yang disebut dengan istilah Upovasa, akan tetapi didalam pengertian sehari-hari, mereka lebih suka menyebutnya dengan istilah Uposatha. Istilah ini berasal dari bahasa Pali, yang tertulis dalam Kitab Tipitaka. 44 Istilah Uposatha mengandung dua arti, yaitu: 1. Uposatha berarti nama atau sebutan hari untuk menjalankan peraturanperaturan khusus, sehingga disebut sebagai hari Uposatha. 2. Uposatha berarti nama atau sebutan terhadap peraturan-peraturan yang dijalankan, sehingga disebut sebagai Uposathasila. 45 Dalam Buddhist Dictionary, Uposatha ini diartikan sebagai berpuasa, hari puasa, yaitu hari Purnama Sidhi, hari bulan baru dan hari seperempat bulan yang pertama dan yang terakhir. 46 Kata Uposatha, juga mengandung makna masuk dan berdiam diri, dalam pengertian berdiam di vihara atau komplek vihara. Maksud berdiam disini bukan berarti diam dan tidak melakukan sesuatu tetapi tinggal atau berada di vihara atau komplek vihara, untuk belajar dhamma melalui buku, 44 Tipitaka adalah kitab agama Buddha yang tertua, ditulis sekitar tahun 300 SM. Kitab tersebut utamanya ditulis dengan bahasa Pali. Dalam bahasa Indonesia kita menyebutnya Tipitaka Pali dan dalam buku/ceramah ini dikenal dengan beragam nama termasuk teks Pali atau kitab suci, mungkin juga hanya teks saja. 45 Anjali G.S, Tuntunan Uposatha dan Athasila (Jakarta: Lembaran Khusus Agama Buddha), h Nyanataloka, Buddhist Dictionary (Freewin: Co. Tto. 1972), h

36 diskusi, mendengarkan khutbah, menjalankan delapan sila dan berlatih meditasi. Uposatha ini merupakan suatu istilah yang dipakai untuk melaksanakan suatu upacara keagamaan yang ketat, yang berhubungan dengan menahan diri (puasa). 47 Menahan diri disini maksudnya untuk mengendalikan diri dari hawa nafsu jahat, seperti rasa dengki, iri hati, marah, serakah dan sebagainya. Selain untuk menghindari makanan dan minuman, puasa atau Uvopasa (Bahasa Pali) di dalam agama juga mempunyai pengertian lain: 1. Mengendalikan diri untuk tidak berbuat sesuatu yang merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. 2. Meningkatkan kualitas diri, artinya segala kebijakan atau perbuatan baik yang pernah dilakukan, perlu selalu di ulang-ulang, dan kebijakan atau perbuatan baik yang belum pernah dilakukan perlu dilakukan. 48 Singkatnya apa yang disebut puasa atau Uposatha itu bukan hanya mengendalikan diri dari makan dan minum, tetapi meliputi seluruh gerak gerik pikiran, ucapan, dan jasmani. Dalam pikiran agar tidak berprasangka yang negatif terhadap orang lain, ketika berucap harus mengandung yang manfaat buat orang lain, tidak mencemooh dan tidak berkata kotor. Sedangkan dalam berprilaku, harus melakukan prilaku yang sopan, tentunya yang baik-baik. Di dalam Kitab Tripitaka, tidak ada anjuran untuk berpuasa. Akan tetapi, jika penganut Buddha yang ingin melaksanakan ibadah puasa itu diperbolehkan 47 Bhikku Subalaratano, Pengantar Vinaya (Jakarta: Sekolah Tinggi Agama Buddha, 1988), h Bhikku Utomo, Dasar-dasar Uposatha (Yogyakarta: Vihara Vidyaloka Vidyasena, 1993), h

37 karena puasa termasuk di dalam ajaran sila, dan harus melaksanakan sila yang telah ditentukan. 49 Puasa di dalam agama Buddha merupakan pelaksanaan sila, yang termasuk suatu ajaran kesusilaan yang didasarkan atas konsepsi cinta kasih dan belas kasihan kepada semua makhluk. Sehingga yang termasuk di dalam kelompok sila ini adalah: 1. Pembicaraan benar (samma Vaca) 2. Perbuatan benar (samma kammanta) 3. Mata pencaharian benar (samma ajiva). 50 Jadi puasa di dalam agama Buddha, mempunyai tiga poin penting dalam ajaran kesusilaan. Pertama, harus berbicara benar, tentunya tidak berbohong. Berbohong terhadap diri sendiri maupun berbohong terhadap orang lain. kedua, harus berbuat benar, dengan ajaran kesusilan ini ketika umat Buddha melaksanakan ibadah puasa dianjurkan untuk berbuat kebenaran. Segala aktifitas apapun yang dilakukan harus yang benar dan ketiga, harus mencari nafkah yang benar. Dalam artian mencari nafkah yang halal yang dianjurkan oleh Sang Buddha. Puasa di dalam agama Buddha merupakan salah satu cara praktik pengendalian diri dari segala bentuk pikiran yang tidak baik dan merupakan usaha untuk membebaskan diri dari segala kejahatan, yaitu: ketamakan, 49 Wawancara dengan Bhikku Artatida di Vihara Siripada Tanggerang Selatan, pada tanggal 20 September Pendit J. Kaharuddin, Hidup dan Kehidupan (Jakarta: Tri Sattva Buddhis Center, 1991), h

38 kebencian, dan kebodohan batin. 51 Disamping puasa termasuk kedalam ajaran kesusilaan, puasa juga bisa membantu untuk mengendalikan diri dari segala akar kejahatan, yaitu keserakahan atau dalam istilah agama Buddha disebut dengan lobha. Keserakahan disini berupa kemewahan duniawi yang bisa menjerumuskan kedalam hal-hal yang negatif seperti korupsi dan lain-lain. Selanjutnya kebencian dalam istilah agama Buddha disebut dengan Dosa, jelas sekali di dalam ajaran agama Buddha dilarang untuk saling membenci, bukan hanya agama Buddha saja yang melarang kebencian, semua agama pun yang ada dialam dunia ini melarang untuk berbuat kebencian. 52 Coba kita bayangkan, seandainya semua agama di dalam ajarannya menganjurkan untuk berbuat kebencian. Maka apa yang terjadi? Yang terjadi hanyalah kerusuhan di alam muka bumi ini. Selain lobha dan dosa dalam istilah agama Buddha, ada satu hal lagi yang akan penulis jelaskan, yaitu moha atau kebodohan batin. Kebodohan batin disini menyangkut kepada spiritual, orang yang bodoh batinnya maka akan sulit untuk mendekatkan diri kepada Sang Buddha. Maka denagan berpuasa umat Buddha akan terhindar dari kebodohan batin. Dengan tiga poin penting diatas, apabila umat Buddha bisa meredam semua itu ia akan mencapai nibbana. 53 Sang Buddha melarang para Bhikku mengambil makanan padat (yang mengenyangkan) setelah lewat tengah hari. Begitu juga umat awam yang 51 Kaharuddin, Kehidupan, h Wawancara dengan Bhikku Artatida di Vihara Siripada Tanggerang Selatan pada tanggal 20 September Nibbana adalah keadaan dimana sudah tidak ada lagi keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin. Dengan kata lain nibbana ini bersifat abadi. Atau bisa disebut juga dengan kekosongan dan kebebasan secara mutlak. 28

39 menjalankan delapan peraturan (atthasila) pada hari Uposatha, untuk berpantang mengambil makanan yang padat setelah tengah hari. 54 Selain di larang untuk memakan makanan yang padat, para penganut agama Buddha pun yang berniat untuk melaksanakan ibadat puasa maka dilarang pula meminum minuman yang mengenyangkan. Seperti susu, kopi, energen daan yang lainnya yang bisa mengenyangkan. Akan tetapi, jika ingin minum air putih itu diperbolehkan asalkan tidak terlalu banyak minumnya. Karena jika sampai meminum air terlalu banyak itu akan memputuskan niat puasa. B. Dasar Hukum Puasa Dalam Agama Buddha Dasar hukum puasa dalam agama Buddha itu tidak wajib, bisa dikatakan sunnah. Berdasarkan kesadaran sipelaku. Akan tetapi diwajibkan untuk para Bhikku. Puasa dalam agama Buddha mungkin lebih tepatnya disebut dengan Atthasila yaitu latihan delapan aturan kemoralan. Dalam Kitab Suci Tripitaka Khudaka Nikaya bagian (Sutta Nipatta, 2003:93), disitu dijelaskan dalam oleh Sang Buddha untuk pelaksanaan puasa bagi umat Buddha jatuh pada tanggal 1, 8, 15 dan 23. Artinya umat Buddha memiliki kesempatan berpuasa yang ditunjukan oleh Sang Buddha dalam sebulan empat kali. 55 Maka bagi umat Buddha yang ingin melaksanakan puasa ia harus menjalankan delapan aturan kemoralan, yaitu: tidak membunuh makhluk hidup apaun jenisnya, tidak mencuri, tidak berhubungan seksual, tidak berbohong, tidak meminum 54 K. Sri Dhammanada, What Buddhist Belive (Taiwan: The Corporate Body of The Buddha Educational Foundational, 1993), h Buddha.html-diakses-tanggal-28-oktober

40 minuman yang memabukan, tidak makan stelah waktu yang ditentukan, tidak mempercantik diri dan tidak bermewah-mewahan. Apa bila umat Buddha menjalankan delapan aturan kemoralan tersebut dengan sungguh-sungguh, maka dikatakan sah puasanya. Akan tetapi, bila salah satu delapan kemoralan tersebut dilarang baik secara sengaja maupun tidak sengaja berarti ia puasanya tidak sempurna. 56 Bisa disimpulkan, uposatha (puasa) dalam agama Buddha tidak diwajibkan bagi para penganutnya. Akan tetapi, jika penganut umat Buddha ingin dan berniat untuk menjalankan uposatha (puasa) itu diperbolehkan. Karena, dampak secara spiritual bagi umat Buddha yang menjalankan uposatha (puasa) itu akan meningkat, terutama sekali ia akan bisa melaksanakan atthasila (yaitu delapan peraturan yang dilakukan untuk berlatih). Disamping dampak spiritual yang akan diperoleh, maka dampak secara sosial pun akan dapat tercapai. C. Pelaksanaan dan Macam-macam Puasa Dalam Agama Buddha Pelaksanaan puasa dalam agama Buddha sedikit berbeda dan diperbolehkan minum. Dalam agama Buddha puasa itu disebut uposatha. Puasa ini tidak wajib bagi umat Buddha, namun biasanya dilaksanakan dua kali dalam satu bulan (menurut kalender buddhis dimana berdasarkan peredaran bulan), yaitu pada saat bulan terang dan gelap (bulan purnama). Namun ada yang 56 Wawancara denagan Bapak Candra di Vihara Saripada Tangerang Selatan, pada tanggal 21 Mei

41 melaksanakan 6 kali dalam satu bulan, tetapi uposatha (puasa) tersebut tidak wajib. 57 Umat Buddha yang ingin melaksanakan uposatha (puasa) maka harus pelaksanaan sila dalam bentuk peraturan pelatihan itu berbeda-benda, hal ini disesuaikan dengan kelompok umat Buddha tersebut menjalani kehidupannya. Dalam hal ini umat Buddha terbagi menjadi dua bagian, yaitu: a). Gharavasa (perumah tangga), yaitu orang yang menjalani hidup berkeluarga atau tidak, mempunyai pekerjaan seperti: petani, pedagang, militer, dan lainlain yang memberikan penghasilan untuk biaya kehidupan mereka. b). Pabbajita, yaitu orang yang meninggalkan kehidupan berumah tangga (keduniawian) dan menjalani hidup suci untuk mencapai nibbana. Pabbajita tidak mempunyai pekerjaan, hidupnya dari menerima dana yang layak bagi seorang petapa dari umat perumah tangga (gharavasa) yang memiliki saddha (keyakinan) dan simpatik. Pabbajita ini terdiri dari Bhikku (laki-laki), Bhikkuni (perempuan), samanera (laki-laki), dan samaneri (perempuan). 58 Selanjutnya pelaksanaan untuk menjalankan Uposathasila (peraturan yang dilaksanakan pada hari uposatha) itu dimulai sejak terbitnya matahari hingga keesokan harinya, jadi dengan demikian pelaksanaan puasa di dalam 57 pada tanggal 20 Juli Pandita Dhammavisarada dan Teja S.M Rashid, Sila dan Vinaya (Jakarta: Penerbit Bhuddis Bodhi, 1997), h

42 agama Buddha itu selama 24 jam atau sehari semalam. 59 Dengan waktu yang telah ditentukan, bagi umat Buddha yang menjalankan ibadah puasa (uposatha) harus bisa dimanfaatkan waktu itu dengan sebaik-baiknya, dengan mendekatkan diri kepada Sang Buddha, dalam istilah agama Buddha disebut dengan meditasi. Bagi para Bhikku pada hari uposatha, jika jumlah mereka lima atau lebih dari satu Vihara mereka akan berkumpul untuk mendengarkan 227 Patimokhasila yang dibacakan oleh seorang Bhiku. 60 Sehingga di dalam pelaksanaanya terdapat tingkatan, yaitu bagi umat awam puasa dilaksanakan pada setian hari uposatha yang jatuh pada tanggal 1, 8, 15 dan 23 menurut penanggalan lunar, sedangkan bagi umat viharawan puasa dilaksankan pada setiap hari. 61 Pelaksanaan puasa ini telah diajarkan oleh Sang Buddha, dimana Sang Buddha telah menganjurkan kepada para Bhikkhu untuk tidak makan setelah tengah hari. Demikian pula orang-orang yang melaksanakan atthasila (delapan peraturan hidup suci) untuk berpantang dari mengambil makanan setelah tengah hari. 62 Adapun macam-macam uposatha (puasa) dalam agama Buddha terbagi menjadi dua bagian, diantaranya: 59 Vijano Ven, Dhamma sekolah Tinggi Minggu Bhudis (Jakarta: Yayasan Dhammadipa Arama, 1996), h Khantipalo, Saya Seorang Bhuddis Bagaimana Menjadi Bhuddis Sejati? (Jakarta: Yayasan Bhuddis Karaniya, 1991), h Subalaratano, Tanya Jawab Agama Buddha (tp-tt), h Dhammanada, Buddhis Belive, h

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Kata agama berasal dari kata dalam bahasa Pali atau bisa juga dari kata dalam bahasa Sansekerta, yaitu dari akar kata gacc, yang artinya adalah pergi

Lebih terperinci

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa www.bersamadakwah.com 1 Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah Saat kita menunggu tamu istimewa datang, ada perasaan berharap untuk segera mendapatkan kepastian kedatangannya. Anggaplah ia pejabat, sahabat

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela. Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #5 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #5 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah salah satu mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna, manusia sendiri diciptakan berpasang-pasangan. Setiap manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan,

Lebih terperinci

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:???????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Merasakan Manisnya Keimanan

Merasakan Manisnya Keimanan Merasakan Manisnya Keimanan Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA (Pertanyaan dan Jawaban) 1 TUHAN, MANUSIA DAN DOSA * Q. 1 Siapakah yang membuat anda? A. Tuhan yang membuat kita. Kejadian 1:26,27; Kejadian 2:7 Q. 2 Apa lagi

Lebih terperinci

SĪLA-2. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

SĪLA-2. Pariyatti Sāsana  hp ; pin! SĪLA-2 Pariyatti Sāsana www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin! 2965F5FD Murid-buangan (Upāsakacaṇḍāla) Vs Murid-permata (upāsakaratana) Murid buangan atau pengikut-yang-ternoda (upāsakamala) atau pengikut-kelas-bawah

Lebih terperinci

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : 7. Memahami tatacara Puasa Wajib dan Puasa Sunat

Standar Kompetensi : 7. Memahami tatacara Puasa Wajib dan Puasa Sunat BAB PUASA WAJIB DAN PUASA SUNAT Standar Kompetensi : 7. Memahami tatacara Puasa Wajib dan Puasa Sunat 7 Kompetensi Dasar : 7. 1. Menjelaskan Ketentuan puasa wajib 7.2. Mempraktekan puasa wajib 7.3. Menjelaskan

Lebih terperinci

Istiqomah. Khutbah Pertama:

Istiqomah. Khutbah Pertama: Istiqomah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????..???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya 1 UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya Kelahiran Bodhisattva berikut menunjukkan bagaimana sebagai seorang pertapa, beliau mempraktikkan kemurahan hati dan pemberian secara terusmenerus,

Lebih terperinci

Kasih Sayang Nabi Muhammad? Kepada Umatnya

Kasih Sayang Nabi Muhammad? Kepada Umatnya Kasih Sayang Nabi Muhammad? Kepada Umatnya Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia Alkitab mengatakan bahwa kita harus MEMILIH: untuk beribadah kepada Tuhan, atau untuk menolak-nya. Yosua 24:14-15 berbunyi, Oleh sebab itu, takutlah akan Tuhan dan beribadahlah kepada-nya dengan tulus

Lebih terperinci

Melanggengkan Ketaatan Pasca Ramadhan

Melanggengkan Ketaatan Pasca Ramadhan Melanggengkan Ketaatan Pasca Ramadhan Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Motivasi Agar Istiqomah

Motivasi Agar Istiqomah Motivasi Agar Istiqomah Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pergilah, bekerjalah untuk keselamatan orang banyak, untuk kebahagiaan orang banyak, karena belas kasihan pada dunia, untuk kesejahteraan, untuk keselamatan,

Lebih terperinci

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 - Sebuah bulan yang didambakan kehadirannya oleh setiap muslim, yakni bulan Ramadan 1432 H, telah meninggalkan kita dan insya Allah kikta akan bertemu lagi 11 bulan yang akan datang jika Allah memberi kita

Lebih terperinci

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. Hakikat Ibadah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia diciptakan oleh sang kholiq untuk memiliki hasrat dan keinginan untuk melangsungkan perkawinan. Sebagaimana

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #20 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agama merupakan aturan atau tatacara hidup manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Agama merupakan aturan atau tatacara hidup manusia dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan aturan atau tatacara hidup manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Agama dapat mencakup tata tertib upacara, praktek pemujaan,

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian)

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian) (Bahasa Indonesian) INJIL BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB Kasih Allah Untuk Orang Berdosa Hari ini kita mau belajar tentang kasih Allah. Untuk menghargai kasih Allah kepada kita, kita harus pertama-tama

Lebih terperinci

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab MATAN Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab C MATAN AS-SITTATUL USHUL Z. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Termasuk perkara yang sangat menakjubkan dan tanda yang

Lebih terperinci

lalui, tapi semua itu sama sekali tidak memberikan bekas apa pun pada diri kita.

lalui, tapi semua itu sama sekali tidak memberikan bekas apa pun pada diri kita. Bulan Pengampunan 1. Esensi puasa adalah menahan diri bukannya mengerjakan, yakni menahan diri dari hawa nafsu, (makan, minum, hubungan seksualitas di siang hari, berbuat tidak jujur, menggunjing, dsb).

Lebih terperinci

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H Pengantar: Ramadhan 1434 H segera tiba. Sepantasnya kaum Muslim bergembira menyambutnya. Sebab di dalamnya penuh dengan pahala. Apa yang harus dilakukan dan bagaimana kaum Muslim bisa meraih ketakwaan.

Lebih terperinci

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan Sumber: ibnulkhattab.blogspot.com Gambar 4.3 Masyarakat yang sedang Melakukan Kegiatan Musyawarah untuk Menentukan Suatu Peraturan. 2. Macam-Macam Norma a. Norma Kesusilaan Ketika seseorang akan berbohong,

Lebih terperinci

Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga.

Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga. Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga. (Hadits Riwayat Turmudzi) Hampir setengah bulan sudah kita menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Sejauh

Lebih terperinci

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. Tawakal Kepada Allah Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Lailatul Qadar. Rasulullah SAW Mencontohkan beberapa amal khusus terkait Lailatul Qadar ini, di antaranya:

Lailatul Qadar. Rasulullah SAW Mencontohkan beberapa amal khusus terkait Lailatul Qadar ini, di antaranya: Lailatul Qadar Malam Lailatul Qadar ialah malam diturunkan Al-Qur an dan dirinci segala urusan manusia seperti rezeki, kematian, keberuntungan, hidup dan mati. Malam itu ada di setiap bulan Ramadhan. Allah

Lebih terperinci

KONSEP PUASA DALAM AL-QUR AN AL-HADITS DAN KITAB TRIPITAKA (Studi Perbandingan)

KONSEP PUASA DALAM AL-QUR AN AL-HADITS DAN KITAB TRIPITAKA (Studi Perbandingan) KONSEP PUASA DALAM AL-QUR AN AL-HADITS DAN KITAB TRIPITAKA (Studi Perbandingan) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam pada Jurusan perbandingan

Lebih terperinci

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185 Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185 Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

MAKNA ISRO MI ROJ DAN HIKMAH SHOLAT

MAKNA ISRO MI ROJ DAN HIKMAH SHOLAT MAKNA ISRO MI ROJ DAN HIKMAH SHOLAT Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayahnya sehingga hingga detik ini masih dipertemukan kembali

Lebih terperinci

Menyambut Keagungan Ramadhan. Written by Friday, 06 August :30

Menyambut Keagungan Ramadhan. Written by Friday, 06 August :30 Tanpa terasa, waktu demi waktu berlalu dengan cepatnya, dan beberapa hari lagi bulan suci Ramadhan akan hadir kembali di tengah-tengah kaum muslimin.kehadiran Ramadhan memberikan pengharapan dan optimisme

Lebih terperinci

Tafsir Surat Al-Kautsar

Tafsir Surat Al-Kautsar Tafsir Surat Al-Kautsar Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Injil Dari Dosa menuju Keselamatan

Injil Dari Dosa menuju Keselamatan Injil Dari Dosa menuju Keselamatan Seluruh pesan Alkitab dirangkum dengan indah di dalam dua ayat saja: Karena begitu besar kasih Yahuwah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,

Lebih terperinci

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA 1 Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kis. 10 : 34a. 37-43 Kami telah makan dan minum bersama dengan Yesus setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Bacaan diambil dari Kisah Para

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 2, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 2, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 2, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan membicarakan Pembahasan No.

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Allah Sejati dan Manusia Sejati Tanpa Dosa Kode Pelajaran : SYK-P03 Pelajaran 03 - YESUS ADALAH ALLAH SEJATI

Lebih terperinci

Macam-Macam Dosa dan Maksiat

Macam-Macam Dosa dan Maksiat Macam-Macam Dosa dan Maksiat Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:????????????????

Lebih terperinci

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH Ust. H. Ahmad Yani, MA Kondisi Manusia Menghadapi Musibah Setiap manusia di Dunia ini pasti pernah melewati masa-masa ujian dari Allah SWT. Beragam ujian yang dialami manusia

Lebih terperinci

Renungan Pergantian Tahun

Renungan Pergantian Tahun Renungan Pergantian Tahun Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:102].?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[??????:1].??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:70-71].??????:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada satu objek tertentu agar pikiran dapat lebih fokus. Dalam bahasa Pāli

BAB I PENDAHULUAN. pada satu objek tertentu agar pikiran dapat lebih fokus. Dalam bahasa Pāli BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meditasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memusatkan pikiran pada satu objek tertentu agar pikiran dapat lebih fokus. Dalam bahasa Pāli meditasi disebut juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan suatu lembaga suci yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah menjadi

Lebih terperinci

Mengimani Kehendak Allah

Mengimani Kehendak Allah Mengimani Kehendak Allah Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Surat Yohanes yang pertama Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman a yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan. Kami sudah

Lebih terperinci

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Mutiara Islahul Qulub 3

Mutiara Islahul Qulub 3 0 Mutiara Islahul Qulub 3 Keluarlah dari dirimu sendiri dan serahkanlah segalanya kepada Allah. Penuhi hatimu dengan Allah. Patuhlah kepada perintah-nya dan larikanlah dirimu dari larangan-nya, agar nafsu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke alam dunia dalam keadaan yang paling sempurna. Selain diberi akal manusia juga diberi kesempurnaan jasmani. 1 Dengan akal dan jasmani yang sempurna

Lebih terperinci

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa Khutbah Pertama:?????????????????????????????????,?????????????????????????????????,????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????,????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????,????????????????????????????????,??????????????????????????????,?????????????????????????,???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian manusia diatur dalam prinsip

Lebih terperinci

Assalamu alaikum wr. wb.

Assalamu alaikum wr. wb. Assalamu alaikum wr. wb. Ibadah: Aspek Ritual Umat Islam Pokok Bahasan 1. Makna Ibadah 2. Fungsi Ibadah 3. Kewajiban Beribadah bagi Manusia 4. Bentuk-bentuk Peribadatan a. Shalat: Makna, Tata Cara, dan

Lebih terperinci

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed TAWASSUL Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed Setelah kita mengetahui bahaya kesyirikan yang sangat besar di dunia dan akhirat, kita perlu mengetahui secara rinci bentuk-bentuk kesyirikan yang banyak terjadi

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

Khutbah Jum'at. Menyambut Ramadhan 1432 H. Bersama Dakwah 1

Khutbah Jum'at. Menyambut Ramadhan 1432 H. Bersama Dakwah 1 Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. * Jamaah Jum at yang dirahmati Allah, Hari demi hari kita lalui, hingga kita bertemu dengan Jum'at kembali. Sebuah hari yang agung, sayyidul ayyam, yang penuh dengan

Lebih terperinci

3 Wasiat Agung Rasulullah

3 Wasiat Agung Rasulullah 3 Wasiat Agung Rasulullah Dalam keseharian kita, tidak disangsikan lagi, kita adalah orang-orang yang senantiasa berbuat dosa menzalimi diri kita sendiri, melanggar perintah Allah atau meninggalkan kewajiban

Lebih terperinci

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014 SURAT GEMBALA PRAPASKA 2014 KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014 Allah Peduli dan kita menjadi perpanjangan Tangan Kasih-Nya untuk Melayani Saudari-saudaraku yang terkasih,

Lebih terperinci

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Bukti Cinta Kepada Nabi

Bukti Cinta Kepada Nabi Bukti Cinta Kepada Nabi Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Perintah Pertama di Dalam Alquran

Perintah Pertama di Dalam Alquran Perintah Pertama di Dalam Alquran Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Bab 1 Hakikat Puasa. Kewajiban Puasa Ramadhan Kewajiban puasa Ramadhan disebutkan oleh Allah Swt di dalam irman-nya:

Bab 1 Hakikat Puasa. Kewajiban Puasa Ramadhan Kewajiban puasa Ramadhan disebutkan oleh Allah Swt di dalam irman-nya: Bab 1 Hakikat Puasa Kewajiban Puasa Ramadhan Kewajiban puasa Ramadhan disebutkan oleh Allah Swt di dalam irman-nya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari

Lebih terperinci

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM BAB 2 OLEH : ISLAM DAN SYARIAH ISLAM SUNARYO,SE, C.MM 1 Tujuan Pembelajaran Dapat menjelaskan Makna Islam Dapat Menjelaskan Dasar Dasar Ajaran Islam Dapat menjelaskan Hukum Islam Dapat menjelaskan Klassifikasi

Lebih terperinci

Sikap Yahudi di dalam Al-Qur an

Sikap Yahudi di dalam Al-Qur an MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT http://www.mta-online.com e-mail : humas_mta@yahoo.com Fax : 0271 661556 Jl. Serayu no. 12, Semanggi 06/15, Pasarkliwon, Solo, Kode Pos 57117, Telp. 0271 643288 Ahad,

Lebih terperinci

Basuh Kaki. Mendapat Bagian dalam Tuhan HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Basuh Kaki. Mendapat Bagian dalam Tuhan HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Basuh Kaki Mendapat Bagian dalam Tuhan GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150,

Lebih terperinci

Ibadah Suatu Permata Rohaniah

Ibadah Suatu Permata Rohaniah Ibadah Suatu Permata Rohaniah Hari itu sangat dingin. Di daerah Pegunungan Andes yang tinggi seorang pemuda sedang menelusuri jalan setapak yang berkerikil. Tiba-tiba perhatiannya tertarik oleh sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas manusia, maka jelaslah bahwa manusia yang enggan bekerja, malas, dan tidak mau mendayagunakan seluruh

Lebih terperinci

Pembaharuan.

Pembaharuan. Pembaharuan a.s. Disajikan di bawah ini adalah khutbah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian, Masih Maud dan Imam Mahdi, pada tanggal 26 Desember 1903. Terjemahan ini diambil dari naskah berbahasa Urdu

Lebih terperinci

2. "Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. " Kolose 4:5.

2. Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada.  Kolose 4:5. 1. "Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus

Lebih terperinci

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia A. Landasan Sosial Normatif Norma berasal dari kata norm, artinya aturan yang mengikat suatu tindakan dan tinglah laku manusia. Landasan normatif akhlak

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

MENGIKUTI HAWA NAFSU

MENGIKUTI HAWA NAFSU Bismillahirrahmaanirrahiim 60 Penyakit Hati : MENGIKUTI HAWA NAFSU Nafsu dengan syahwatnya merupakan bagian dari nikmat Allah bagi manusia. Secara alami, nafsu itu cenderung pada hal-hal yang tidak baik.

Lebih terperinci

"SABAR ANUGERAH TERINDAH"

SABAR ANUGERAH TERINDAH "SABAR ANUGERAH TERINDAH" Marilah kita bertaqwa kepada Allah SWT dengan sebenar-benar taqwa, mengamalkan syariat di segenap sudut kehidupan di samping melaksanakan segala tuntutan perintah Allah dan menghindari

Lebih terperinci

Puasa sesuai Al Qur'an dan Hadist

Puasa sesuai Al Qur'an dan Hadist Puasa sesuai Al Qur'an dan Hadist Author : admin Puasa adalah menahan makan, minum, nafsu, pikiran dan panca indra sejak terbit fajar sampai matahari tenggelam ; (Al-Baqarah):187 - "Dihalalkan bagi kamu

Lebih terperinci

Hukum Seputar Zakat Fitrah

Hukum Seputar Zakat Fitrah Hukum Seputar Zakat Fitrah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

MENGHAYATI PERAN ISTRI

MENGHAYATI PERAN ISTRI MENGHAYATI PERAN ISTRI Perhiasan yang paling indah Bagi seorang abdi Allah Itulah ia wanita shalehah Ia menghiasi dunia.. --------------------------------------------------------------------- Ada yang

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan Keselamatan Saya sedang duduk di rumahnya yang kecil, ketika Amelia, yang berusia 95 tahun, menceritakan apa sebabnya ia menerima Yesus sebagai Juruselamatnya. Bertahun-tahun yang lalu ia berdiri di depan

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #11 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #11 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #11 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #11 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

DALAM AGAMA BUDDHA AGAMA DIKENAL DENGAN:

DALAM AGAMA BUDDHA AGAMA DIKENAL DENGAN: A. DEFINISI AGAMA 1. Mennurut KBBI : suatu sistem, prinsip kepercayaan kepada tuhan (dewa & sebagainya) dengan ajaran kebaktian dan kewajiba-kewajiban yang bertalian dengan ajaran itu 2. Atau seperangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi umat muslim, shalat merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat fundamental dan esensial. Shalat merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Allah SWT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan atau masyarakat. Sekalipun makna pernikahan berbeda-beda, tetapi praktekprakteknya pernikahan

Lebih terperinci

Khutbah Jum'at. 6 Nama Lain Ramadhan dan Bagaimana Berinteraksi dengannya. Bersama Dakwah 1

Khutbah Jum'at. 6 Nama Lain Ramadhan dan Bagaimana Berinteraksi dengannya. Bersama Dakwah 1 Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. * Segala puji bagi Allah Azza wa Jalla yang telah mengaruniakan nikmat terbesar kepada kita; nikmat iman dan Islam. Nikmat itu takkan pernah tergantikan nilainya dengan

Lebih terperinci

Takwa dan Keutamaannya

Takwa dan Keutamaannya Takwa dan Keutamaannya Khutbah Jumat berikut ini menjelaskan tentang hakikat dan keutamaan takwa. Sebab, takwa merupakan wasiat Allah Subhanahu wa Ta ala dan Rasul-Nya yang harus dipahami maksudnya dan

Lebih terperinci

A: Sebagaimana kita telah rembuk kemarin malam, apakah akan dilanjutkan juga musyawarah kita ini?

A: Sebagaimana kita telah rembuk kemarin malam, apakah akan dilanjutkan juga musyawarah kita ini? MALAM KETIGA Yesus Adalah Utusan (Rasul) Tuhan A: Sebagaimana kita telah rembuk kemarin malam, apakah akan dilanjutkan juga musyawarah kita ini? B: Memang demikian, karena kedatangan kami kemari khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mempelajari suatu agama, aspek yang pertama dipertimbangkan sekaligus harus dikaji ialah konsep ketuhanannya. Dari konsep ketuhanan, akan diketahui

Lebih terperinci

I Pendahuluan. Proses Usaha. Doa. Peluang

I Pendahuluan. Proses Usaha. Doa. Peluang I Pendahuluan Proses Usaha Doa Motivasi Usaha Gap Sukses Langsung /Sukses tertunda Feedback Gap Peluang Tuhan mewajibkan kepada setiap hamba-nya untuk selalu berusaha tidak hanya berdoa dan beribadah sehingga

Lebih terperinci

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd.

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. MAKNA AGAMA ISLAM Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. NIP: 19580128.198612.1.001 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 23 September

Lebih terperinci

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa www.bersamadakwah.com 1 : Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah SWT, Setiap ibadah dalam Islam memiliki keutamaan masingmasing. Demikian pula dengan puasa yang telah diwajibkan oleh Allah SWT dalam firman-nya

Lebih terperinci

MAKNA IDUL FITRI Oleh Nurcholish Madjid

MAKNA IDUL FITRI Oleh Nurcholish Madjid c Menghormati Kemanusiaan d MAKNA IDUL FITRI Oleh Nurcholish Madjid Sidang Jumat yang terhormat. Kini kita telah sampai pada hari-hari terakhir ibadat puasa. Kita segera menyongsong satu perayaan yang

Lebih terperinci

PUASA SIA-SIA Oleh Nurcholish Madjid

PUASA SIA-SIA Oleh Nurcholish Madjid c Menghormati Kemanusiaan d PUASA SIA-SIA Oleh Nurcholish Madjid Sidang Jumat yang terhormat. Alhamdulillah, kita telah menjalani dua per tiga dari sebulan puasa Ramadan. Kita akan menginjak sepuluh hari

Lebih terperinci

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah Keutamaan Bulan Dzul Hijjah Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci