MOBILISASI DAN TIMBULNYA LUKA TEKAN PADA PASIEN TIRAH BARING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MOBILISASI DAN TIMBULNYA LUKA TEKAN PADA PASIEN TIRAH BARING"

Transkripsi

1 1 MOBILISASI DAN TIMBULNYA LUKA TEKAN PADA PASIEN TIRAH BARING 1, Riri Maria 2 1. : Jl. Raya Bogor No. 2 RT 004/006, Kramat Jati Jakarta Timur. No. Hp: , tita_roz18@yahoo.co.id 2. Riri Maria: Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah, Fakultas Universitas Indonesia, Kampus UI, Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jakarta Barat No.Hp: , kbmngga@yahoo.com Abstrak Prevalensi luka tekan pada pasien semakin meningkat dari tahun ke tahun. Luka tekan merupakan salah satu komplikasi dari pasien yang mengalami tirah baring lama yang sering terjadi pada pasien yang di rawat di rumah sakit maupun di rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara mobilisasi terhadap terjadinya luka tekan pada pasien tirah baring di Rumah Sakit di Jakarta. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 2 responden. Hasil menunjukkan ada hubungan mobilisasi (p = 0,001) terhadap timbulnya luka tekan. Saran untuk penelitian selanjutnya agar memperluas instrument penelitian dengan variabel yang lebih bervariasi dengan jumlah sampel yang lebih banyak, dan untuk rumah sakit membuat kebijakan, agar meningkatkan standar mutu pelayanan keperawatan rumah sakit. Kata kunci: Luka tekan, mobilisasi, tirah baring. Abstract Instruction for Author (Title in English). The prevalence of pressure ulcer in patients increasing from year to year. Pressure ulcer is one of the complications of patients witness bedrest is often the case in patients treated in the hospital and at home. This study aimed to determine the correlation between the occurrence of pressure ulcer mobilization in patients bedrest in the Jakarta hospital. The research design used in this study is a cross sectional analytic. The number of respondents in this study were 2 respondents. The results showed there were a between correlation mobilization (p=0.001) and the incidence of pressure ulcer. Suggestions for further research is to expand the research instrument with more varied variable and samples and for hospitals establish of policies, in order to improve the quality standards of nursing care hospital. Keywords: Pressure ulcer, mobilization, bedrest. Pendahuluan Tirah baring atau bedrest yaitu suatu keadaan dimana pasien berbaring di tempat tidur selama hampir 24 jam setiap harinya dengan tujuan untuk meminimalkan fungsi semua sistem organ pasien (Hinchliff, 1). Menurut Potter dan Perry (2006). Tirah baring yang berlangsung lama dapat menyebabkan dampak yang negatif terhadap sistem tubuh pasien. Beberapa dampak negatif tirah baring terhadap fisik yaitu pada sistem integumen dapat menyebabkan kerusakan terhadap integritas kulit, seperti abrasi dan ulkus dekubitus atau luka tekan (Asmadi, 2008).

2 2 Dampak yang sering kali timbul terhadap sistem integumen pada pasien yang mengalami tirah baring yaitu luka tekan atau ulkus dekubitus (Asmadi, 2008). Luka tekan atau ulkus dekubitus itu sendiri adalah area setempat dari jaringan lunak yang mengalami infark yang terjadi ketika penekanan pada kulit karena pasien yang berada di tempat tidur dalam waktu yang lama (Smeltzer & Bare, 2002). Luka tekan adalah cedera yang terlokalisasi pada kulit serta jaringan dibawahnya dan biasanya diatas tonjolan tulang, sebagai akibat adanya tekanan atau kombinasi antara tekanan dan gesekan menurut National Pressure Ulcer Advisory Panel- European Pressure Ulcer Advisory Panel (NPUAP-EPUAP, 200). Luka tekan disebabkan karena terjadinya gangguan sirkulasi peredaran darah ke jaringan sehingga mengalami kerusakan atau gangguan integritas kulit dan stress mekanik terhadap jaringan, yang mengakibatkan iskemik lokal. Jaringan lunak yang berada pada dua permukaan yang keras dan terjadi gesekan antara kedua permukaan tersebut, yaitu antara permukaan rangka tulang dengan permukaan tempat tidur (Kozier, 2011; Morison, 2004). Luka tekan atau ulkus dekubitus terhadap perawatan pasien akan menjadi lebih lama dan biaya yang ditimbulkan akibat adanya luka tekan dapat menjadi lebih tinggi, baik bagi klien itu sendiri maupun bagi rumah sakit. Pada akhirnya pasien akan terganggu dengan panjangnya periode hospitalisasi (Morison, 2004). Angka prevalensi di rumah sakit perawatan akut telah ditemukan bervariasi antara 4,7% dan 18,6% survei prevalensi luas yang dilakukan di 43 rumah sakit perawatan akut. Berdasarkan hasil penelitian di Amerika, menunjukkan perbandingan dengan berbagai variasi tingkat insiden terjadinya luka tekan atau ulkus dekubitus misalnya, dalam perawatan akut umum 0,4-38%, terjadi pada perawatan jangka panjang 2,2-23,% dan 0-17% timbulnya luka tekan di tatanan perawatan selama di rumah atau home care. Luka tekan di Amerika adalah masalah umum tetapi dapat dicegah dari berbagai banyaknya kasus, baik antara pasien rawat inap dan pasien yang di rawat di rumah atau home care (Cuddigan, Berlowitz, & Ayello, 2001). Hasil dari penelitian yang dilakukan sebelumnya di Indonesia insiden terjadinya luka tekan cukup tinggi yaitu sekitar 33,3 %, menurut Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) angka ini termasuk tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara yang lainnya (Suryadi, 2006; Yusuf, 2010). Di negara Indonesia untuk angka kejadian ini sangatlah tinggi dibandingkan di negaranegara lain di dunia, maka diperlukan penanganan yang serius dan khusus untuk menyelesaikan masalah ini. Depkes (2001) menetapkan target sasaran mutu pasien tidak mengalami luka tekan atau ulkus dekubitus selama perawatan haruslah 0 % (Lumenta, 2008), sesuai dengan indikator mutu pelayanan rumah sakit menurut World Health Organization (WHO). Angka prevalensi luka tekan atau ulkus dekubitus yang terjadi di Rumah Sakit di Jakarta dalam jangka waktu 10 bulan terakhir pada tahun yaitu sekitar 1,6 %. Angka ini harus diwaspadai untuk angka kejadian luka tekan di rumah sakit di Jakarta, supaya persentase nilai tersebut tidak bertambah, mengingat target sasaran mutu menurut Depkes (2001) untuk tidak mengalami luka tekan atau ulkus dekubitus selama dalam masa perawatan haruslah 0% (Lumenta, 2008). Peneliti merasa hal ini penting untuk diteliti, walaupun luka tekan atau ulkus dekubitus merupakan komplikasi dari penyakit utama yang diderita pasien khususnya pasien-pasien tirah baring lama atau imobilisasi. Metode Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekanatan cross sectional. Desain penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih

3 3 variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang dirawat di Rumah Sakit di Jakarta, dengan kriteria inklusi yaitu pasien yang dirawat di Rumah Sakit di Jakarta, bersedia menjadi responden, pasien yang mengalami tirah baring atau bedrest selama 3 hari di rumah sakit, pada pasien yang memiliki kesadaran secara penuh dan mampu menandatangani lembar persetujuan penelitian maka pasien yang akan menandatangani lembar persetujuan penelitian tersebut sendiri, namun pada pasien yang mengalami penurunan kesadaran dan mengalami kelemahan secara umum maka lembar persetujuan penelitian ditanda tangani oleh keluarga yang saat itu sedang menunggu.. Besar sampel pada penelitian ini adalah 2 sampel. Pengambilan sampel ini menggunakan teknik consecutive sampling dimana semua subyek penelitian yang dirawat memenuhi kriteria inklusi yang akan dimasukkan ke dalam penelitian sampai batas waktunya terpenuhi (Dharma, 2011). Peneliti juga menggunakan purposive sampling yang termasuk dalam non probability sampling dimana penentuan sampel tidak dilakukan secara acak, namun berdasarkan pada ketentuan yang sudah dibuat sesuai oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas karena alat pengumpul data pada penelitian ini tidak menggunakan kuesioner. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu lembar observasi dan peneliti yang akan melakukan sendiri observasi terhadap seluruh responden. Sebelum penelitian dimulai, penelitian mengajukkan surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dan dilakukan uji etik oleh komite etik Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Setelah surat izin didapatkan, peneliti akan menyampaikan surat tersebut kepada Direktur, Manager Keperawatan dan HRD serta Kepala Bidang Diklat Rumah Sakit di Jakarta, setelah mendapatkan izin meneliti, peneliti akan memulai melakukan pengumpulan data. Selama melakukan penelitian, peneliti akan melindungi hak azasi dan kesejahteraan dari responden selama proses penelitian, peneliti akan berusaha untuk menjaga aspek-aspek etik mulai dari self determination, privacy dan confidentially, anonymity, informed consent dan protection from discomfort (Polit & Beck, 2006). Proses pengolahan data dilakukan setelah data yang diperlukan terkumpul, tahap-tahap pengolahan data yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu editing, coding, entry data dan cleaning. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat, analisa univariat untuk mengetahui gambaran atau deskripsi terhadap setiap variabel, variabel yang akan diteliti adalah karakteristik responden, mobilitas dan kejadian luka tekan. Sedangkan analisa bivariat bertujuan untuk mengatahui hubungan dua variabel (independen dan dependen), yaitu untuk melihat hubungan mobilisasi terhadap timbulnya luka tekan. Hasil Sebaran responden berdasarkan karakteristik responden disajikan dalam bentuk table sebagai berikut. Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi di Rumah Sakit di Jakarta Tahun 2014 (n=2) Karakteristik Frekuensi Persentase Ruangan Intensif Semi Intensif Bangsal Perawatan Usia < 40 th th th >60 th Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan % 37, % 31,0 % 6, % 10,3 % 10,3 % 72,4 % 48,3 % 51,7 %

4 4 Karakteristik Frekuensi Persentase Lama Hari Rawat < 10 hari hari hari >30 hari Diagnosa Medik Stroke DM Post Operasi Penyakit lainnya % 41,4 % 13,8 % 13,8 % 41,4 % 17,2 % 6, % 34,5 % Total % Berdasarkan tabel 5.1 dilihat dari ruangan, hampir tersebar merata disetiap ruangan, tetapi mayoritas berasal dari ruangan semi intensif (37,%), distribusi didominasi oleh responden berusia lansia (>60 tahun) 72,4%. Penyebaran berdasarkan karakteristik jenis kelamin terlihat sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (51,7%) dan persentase laki-laki sebesar 48,3%. Berdasarkan lama hari rawat dapat diketahui bahwa didominasi pada lama hari rawat hari dengan persentase 41,4%. Mayoritas responden dilihat dari diagnosa medik dengan stroke (41,4%). Penelitian ini juga meneliti tingkat mobilisasi responden dan kejadian luka tekan pada responden. Hasil uji univariat pada kedua variabel tersebut akan ditampilkan dalam bentuk tabel. Berikut adalah penyajian data mobilisasi responden dan kejadian luka tekan pada responden. Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Mobilisasi pada Pasien di Rumah Sakit di Jakarta Tahun 2014 (n= 2) Variabel Mobilisasi Frekuensi Persentase Imobilisasi Mobilisasi Total , % 24,1 % 100% Tingkat mobilisasi responden berdasarkan hasil analisa pada tabel 5.2 dapat dilihat mayoritas responden yang memiliki tingkat mobilisasi yang kurang atau imobilisasi dengan persentase 75,% (n=22). Sedangkan responden yang dapat mobilisasi sebagaian adalah sebanyak 24,1 % (n=7). Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Terjadi Luka Tekan pada Pasien di Rumah Sakit di Jakarta Tahun 2014 (n=2) Variabel Luka Tekan Frekuensi Persentase Tidak ada luka tekan Ada luka tekan Total % 6 % 100% Berdasarkan hasil analisa pada tabel 5.3 dapat diketahui bahwa responden yang mengalami kejadian luka tekan adalah sebanyak 6% (n=20), sedangkan responden yang tidak mengalami atau tidak terjadi luka tekan adalah sebanyak 31% (n= ). Sebaran data pada mobilisasi dan kejadian luka tekan pada pasien tirah baring dilakukan dengan uji Chi-Square untuk menunjukkan ada atau tidaknya hubungan antara mobilisasi dan timbulnya luka tekan pada pasien tirah baring Tabel 5.4 Analisa Hubungan antara Mobilisasi Terhadap Timbulnya Luka Tekan pada Pasien di Rumah Sakit di Jakarta Tahun 2014 (n=2) Variabel Imobilisasi Mobolisasi Total Luka Tekan Tidak Ada Ada n % n % ,6 85, ,4 4,8 6 Total 22 (100%) 7 (100%) 2 (100%) OR (5% CI) 0,026 0,002-0,303 P Value 0,001 Tabel 5.4 menunjukkan hubungan antara mobilisasi terhadap timbulnya luka tekan, hasil analisa statistik di atas menunjukkan responden yang tidak terdapat luka tekan yang 85,7% pada responden yang mobilisasi, sedangkan responden imobilisasi yang tidak terdapat luka tekan 13,6%. Responden yang mengalami luka tekan yang terbanyak (86,4 %) terjadi pada responden yang imobilisasi,

5 5 sedangkan pada pasien yang mobilisasi terdapat luka tekan sebesar 4,8%. Hasil uji Chi Square dengan nilai p value sebesar 0,001 (α=0,05) yang berarti nilai p <0,05 (OR 0,026; 5% CI: 0,002-0,303), berdasarkan hasil analisa tersebut ada hubungan yang bermakna antara mobilisasi pasien terhadap timbulnya luka tekan. Nilai OR = 0,026, berarti pasien yang mengalami imobilisasi mempunyai peluang untuk terjadi luka tekan 0,062 kali untuk terjadi luka tekan dibanding dengan pasien yang mobilisasi. Pembahasan Analisis univariat membahas hasil uji univariat yang terdiri dari karakteristik responden, tingkat mobilisasi pasien, dan kejadian luka tekan. Karakteristik responden yang akan dibahas terdiri dari ruangan, usia, jenis kelamin, lama hari rawat dan diagnosa medik: 1. Karakteristik Responden Karakteristik responden yang pertama adalah ruangan. Data hasil penelitan menunjukkan distribusi ruangan yang bervariasi. Penelitian dilakukan di semua ruangan di rumah sakit di Jakarta, untuk ruangan intensif 31%, ruangan semi intensif 37,% dan ruangan bangsal perawatan 31%. Rata-rata sebaran responden berdasarkan karakteristik ruangan tampak merata, jadi berdasarkan hal tersebut dimanapun tempat atau ruangan pasien di rawat untuk terjadinya luka tekan tidak dipengaruhi oleh ruangan. Karakteristik responden kedua yang diteliti adalah usia. Penelitian dilakukan kepada responden dengan kategori usia < 40 tahun 6,%, usia tahun 10,3% dan tahun 10,3%, dan sisanya 72,4% dengan usia > 60 tahun. Data dari hasil penelitian menunjukkan distribusi usia responden terbanyak yaitu dengan usia > 60 tahun, dari hasil penelitian tersebut semakin lanjut usianya maka semakin tinggi untuk terjadi luka tekan. Boynton (1) dalam Potter dan Perry (2005) menyatakan 60% - 0% luka tekan dialami oleh usia di atas 65 tahun. Usia mempengaruhi perubahanperubahan pada kulit. Proses menua mengakibatkan perubahan struktur kulit menjadi lebih tipis dan rentan terhadap kerusakan integritas kulit, usia lanjut (lebih dari 60 tahun) dihubungkan dengan perubahan-perubahan seperti menipisnya kulit, kehilangan jaringan lemak, penipisan epidermis secara umum, penurunan kekuatan dan kelenturan kulit (Kozier, 2010). Karakteristik responden ketiga adalah jenis kelamin. Jenis kelamin responden pada penelitian ini lebih banyak adalah perempuan dengan persentase 51,7% (n=15) dan sisanya adalah laki-laki 48,3 % (n=14), dari hasil persentase dan total responden perbandingannya tidak terlalu signifikan dan pada dasarnya hampir seimbang. Data dari hasil penelitian ini bahwa untuk terjadinya luka tekan tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Karakteristik responden keempat adalah lama hari rawat. Lama rawat < 10 hari dengan persentase sebesar 31 %, lama rawat hari dengan persentase sebesar 41,4%, lama rawat hari dengan persentase sebesar 13,8 %, lama rawat > 30 hari dengan persentase sebesar 13,8%. Lama hari rawat merupakan salah satu faktor yang dinilai untuk menentukan tingkat resiko terjadinya luka tekan, dan juga merupakan tolak ukur kemungkinan terjadinya luka tekan atau ulkus dekubitus pada pasien-pasien mengalami tirah baring. Hasil penelitian Suheri (200) menunjukkan bahwa lama hari rawat dalam terjadinya luka dekubitus pada pasien imobilisasi 88,8% muncul luka dekubitus dengan ratarata lama hari rawat pada hari kelima perawatan (Sunaryanti; Subijanto; Wujoso, 2013), maka dapat disimpulkan semakin lama hari rawat maka resiko untuk terjadinya luka tekan semakin tinggi.

6 6 Karakteristik responden yang terakhir adalah diagnosa medik. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden yang terbanyak yaitu responden dengan diagnosa medik stroke 41,4%, penyakit lain 34,5 %, DM 17,2 %, post operasi 6, %. Pada pasien stroke biasanya terjadi gangguan mobilitas fisik dapat menyebabkan terjadinya ulkus dekubitus, yang sering terjadi pada pasien tirah baring, karena pasien hanya berbaring saja tanpa mampu untuk mengubah posisi (Martini; Asiandi; & Handayani, 2013). Menurut WHO stroke adalah adanya tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian. Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler (Suriadi, 2008). 2. Mobilisasi Tingkat mobilisasi menjadi salah satu karakteristik responden yang dianalisis secara univariat dan dihubungkan yang dianalisa secara bivariat. Hasil penelitian statistik yang didapatkan adalah responden yang imobilisasi yaitu 75,%, sedangkan responden yang mampu mobilisasi 24,1%. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami imobilisasi. Menurut Potter dan Perry (2005) ketidakmampuan untuk bergerak bebas yang disebabkan oleh kondisi dimana gerak terganggu atau dibatasi secara terapeutik, pengertian ini sesuai dengan kondisi responden yang dialami saat dilakukannya penelitian, namun kondisi ini lebih banyak dialami oleh pasien yang mengalami penurunan kesadaran, dan gerak tubuh yang terbatas. Smeltzer dan Bare (2002) menegaskan bila seseorang tidak bergerak dan tidak aktif, jaringan kulit dan subkutan mengalami penekanan oleh benda di mana orang tersebut beristirahat. Terjadinya luka tekan secara langsung berhubungan dengan lamanya pasien mengalami tirah baring atau imobilisasi. Pasien yang berbaring secara terus menerus di tempat tidur tanpa mampu untuk merubah posisi beresiko tinggi untuk terkena luka tekan. Penelitian yang dilakukan Suriadi tahun 2003 di salah satu rumah sakit di Pontianak juga menunjukkan bahwa mobilisasi merupakan faktor yang signifikan untuk perkembangan terjadinya luka tekan (Setiyawan, 2008). Ignativicius dan Workman (2006) menegaskan bahwa luka tekan sering ditemukan pada orang dengan pergerakan yang terbatas. 3. Kejadian Luka Tekan Hasil penelitian menunjukkan responden yang mengalami luka tekan atau ulkus dekubitus adalah sebanyak 6 %, sedangkan yang tidak ada luka tekan sebesar 31%. Angka kejadian terdapatnya luka tekan ini merupakan nilai yang tinggi dan harus segera mendapatkan penanganan secara tepat, karena nilai ini cukup signifikan. Selain itu dengan adanya kejadian luka tekan ini akan mempengaruhi standar mutu pelayanan keperawatan rumah sakit. Tingginya prevalensi luka tekan pada pasien tirah baring disebabkan oleh karena beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian tersebut. Misalnya penurunan mobilisasi, penurunan persepsi sensori, faktor kelembaban, faktor gesekan, nutrisi yang kurang baik, usia, tekanan arteriolar serta faktor lainya riwayat merokok dan suhu kulit, namun peneliti tidak melakukan penelitian semuanya. Peneliti hanya berfokus untuk meneliti hubungan antara mobilisasi terhadap timbulnya luka tekan. Hasil penelitian sebelumnya angka kejadian luka tekan di RSU Prof Dr.W.Z. Yohannes Kupang pada bulan April dan Mei 200

7 7 lebih rendah dari pada angka kejadian ditempat lain, jika dibandingkan dengan pendapat Porth tahun 2005 dalam (LeMone, 2008) yang mengatakan bahwa kejadian luka tekan di rumah sakit mencapai 8% dan kejadian luka tekan di unit perawatan jangka panjang berkisar %, sedangkan kejadian luka tekan pada pasien yang dirawat mencapai 33% (Suriadi, 2006 & Yusuf, 2010). Penelitian lain yang mendukung yang dilakukan di RSUD Banyumas oleh Martini et, al. dari laporan indikator mutu pelayanan Rumah Sakit periode bulan Januari sampai dengan Maret 2010 didapatkan bahwa dari 68 pasien yang dirawat dengan tirah baring terdapat pasien dengan kejadian dekubitus 17,65%. Angka ini relatif tinggi dan akan semakin meningkat serta menimbulkan komplikasi jika tidak dilakukan upaya dalam mencegahnya. Analisa Bivariat hubungan antara mobilisasi terhadap timbulnya luka tekan. Data juga menunjukkan bahwa responden dengan tingkat mobilisasi rendah atau imobilisasi sebanyak 86,4% lebih banyak mengalami luka tekan dibandingkan dengan responden dengan tingkat mobilisasi yang lebih tinggi atau pasien yang mampu mobilisasi. Hasil analisis statistik menunjukkan ada hubungan antara mobilisasi terhadap timbulnya luka tekan pad pasien tirah baring yang dibuktikan dengan nilai p 0,001 atau p <0,05 (OR 0,026; 5% CI: 0,002-0,303). Hal ini berarti bahwa responden dengan imobilisasi mempunyai risiko 0,026 kali untuk terjadinya luka tekan dibandingkan dengan responden yang mampu mobilisasi. Keterbatasan Penelitian: 1. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah consecutive sampling dan purposive sampling yang termasuk dalam non probability sampling, kelemahan dari metode ini adalah tidak semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel penelitian, sehingga hasil penelitian ini tidak bisa digeneralisasikan pada populasi yang lebih besar. 2. Keterbatasan instrument. Lembar observasi penelitian dibuat dan disusun sendiri oleh peneliti karena belum ada instrumen baku dan tersandar yang digunakan untuk mengukur tingkat mobilisasi terhadap timbulnya luka tekan pada pasien tirah baring. 3. Penelitian dilakukan hanya dengan metode observasi, untuk data usia, lama hari rawat dan diagnosa medik dilakukan peneliti dengan melihat dari catatan medik pasien. 4. Jumlah responden yang sedikit dan lama waktu penelitian yang terlalu sebentar. 5. Peneliti tidak melakukan pengumpulan data terkait dokumentasi mobilisasi pasien yang dibantu oleh perawat yaitu miring kanan dan miring kiri pasaien di ruangan, yang mungkin dapat berpengaruh terhadap terjadinya luka tekan. Oleh karena itu untuk mengurangi dan menghindari data yang bias peneliti berusaha melakukan sendiri observasi terhadap responden. Implikasi Penelitian: 1. Perawat dan Institusi Rumah Sakit Kejadian luka tekan seharusnya menjadi salah satu perhatian bagi semua pelayanan kesehatan, khususnya keperawatan. Pencegahan primer pada pasien yang mengalami penurunan mobilisasi harus semakin dioptimalkan untuk mencegah peningkatan masalah timbulnya luka tekan. Upaya untuk mencegah timbulnya luka tekan pada pasien yang mengalami tirah baring, dengan meningkatkan mobilisasi pasien yang mengalami penurunan mobilisasi, dan membantu mobilisasi pasien yang benar-benar tidak mampu melakukan mobilisasi secara mandiri seperti mengubah posisi pasien miring kanan dan miring kiri secara bertahap setiap 2 jam sekali, tidak lupa untuk melakukan dokumentasi pada

8 8 status pasien untuk mengetahui posisi terakhir yang diberikan pada pasien dan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 2. Pendidikan Keperawatan Informasi yang akan disampaikan pada penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan bukan hanya bagi mahasiswa keperawatan tetapi juga bagi mahasiswa kesehatan lainnya. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai sumber referensi untuk mengetahui tentang hubungan tingkat mobilisasi terhadap timbulnya luka tekan pada pasien tirah baring. 3. Penelitian Keperawatan Penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian berikutnya. Peneliti selanjutnya dapat meneliti dengan lingkup area yang lebih luas dan jumlah responden yang didapatkan lebih banyak agar hasil penelitian bisa lebih mewakili populasi pasien secara keseluruhan. Variabel yang diteliti sebaiknya lebih bervariasi sehingga hasil penelitian yang diperoleh nantinya dapat menunjukkan faktor-faktor apa saja yang menjadi pencetus timbulnya luka tekan pada pasien tirah baring. Kesimpulan Hasil penelitian yang dilakukan pada 2 responden, menunjukkan bahwa responden tersebar merata disetiap ruangan. Persentase terbesar responden berada di ruang semi intensif dengan usia responden terbanyak berusia > 60 tahun dengan persentase terbesar. Responden pada penelitian ini yang terbanyak adalah responden perempuan. Dilihat dari lama hari rawat, responden dalam penelitian ini memiliki lama rawat hari dengan sebagian besar diagnosa medik yang dialami oleh responden pada penelitian ini adalah dengan diagnosa medik stroke. Penelitian yang dilakukan pada pasien yang mengalami tirah baring ini menunjukkan bahwa responden terbanyak mengalami imobilisasi. Penelitian ini juga menunjukkan hasil terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat mobilisasi terhadap timbulnya luka tekan pada pasien tirah baring dengan nilai p = 0,001 yang berarti p < 0,05. Data menunjukkan angka kejadian luka tekan pada pasien tirah baring cukup tinggi yaitu mencapai 6%. Referensi Ariawan, I. (18). Besar dan metode sampel pada penelitian kesehatan. Depok : Jurusan biostatistik dan kependudukan FKM UI. Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika. Ayello, Elizabeth A P. (2007). Predicting Pressure Ulcer Risk. Try This : Best Practice In Nursing Care to Older Adult, Issued Number 5. ue05.pdf.. Azwar, A., & Prihartono, J. (2003). Penelitian kedokteran dan kesehatan masyarakat. Batam: Binarupa Aksara. Bours, G.J.J., Laat, E., Halfens, R., & Lubbers, M. (2001). Prevalence, risk factors and prevention of pressure ulcer in Dutch intensive care unit. Journal of Intensive Care Med (2001) 27: Doi /s Braden, BJ, Bergstrom, N. (2000). A conceptual schema for the study of the etiology of pressure sores. Rehabilitation nursing, 25, Retrieved from (2001). Protocol by levels of the risks : Braden scale. Retrieved from Brito, P.A., Generoso, S., & Correia, M. (2013). Prevalence of pressure ulcers in hospitals in Brazil and association with nutritional status-a multicenter. Nutrition of journal. Nutrition 2 (2013)

9 Bryant, R.A. (2007). Acute and Chronic Wounds Nursing Management, Third Edition. Missouri, St. Louis : Mosby Inc. Corwin, E.,J. (200). Buku saku patofisiologi alih bahasa Nike Budhi Subekti edisi 3. Jakarta : EGC. Crisp, J., Taylor, C. (2006). Potter & Perry s fundamental of nursing. 2 nd edition. St. Louis Missouri : Mosby Elsevier. Cuddigan, J., Berlowitz, D., & Ayello, E. (2001). Pressure ulcer in America : Prevalence, incidence, and implications for the future. Advances in Skin & Wound Care; Jul/Aug 2001; 14, 4. Dahlan, M. Sopiyudin. (200). Langkah-langkah membuat proposal penelitian bidang kedokteran dan kesehatan (Edisi 3). Jakarta: Sagung Seto. (200). Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan (Edisi 2). Jakarta: Salemba Medika. (2011). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan (Edisi 5). Jakarta: Salemba Medika. Dharma, K. K,. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta : TIM. EPUAP, NPUAP. (200). Pressure ulcer prevention quick reference guide. Prevention.pdf. Diakses 26 Oktober Hastono & Sabri. (2010). Statistik kesehatan. Jakarta: Rajawali pers Hinchliff, Sue. (1). Kamus keperawatan alih bahasa Andry Hartono edisi 17. Jakarta : EGC. Ignatavicius, D. & Workman, M.L. (2006).Medical surgical nursing: Critical thingking for collaborative care. (5 th Ed.). St. Louis: Missouri. Jamuna, J., & Clifton, D. (2013). Nurses knowledge of pressure risk assessment. Art & science tissue viability supplement. 27, 33, Kale, E.,D. (200). Efektifitas skala Braden dalam memprediksi kejadian luka tekan di bangsal bedah-dalam RSU Prof. Dr. W.Z. Yohannes Kupang. Tesis Program Studi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Depok. Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. (2011). Buku ajar keperawawtan : Konsep, proses dan praktik alih bahasa Pamilih Eko Karyuni. Jakarta : EGC. Kroger, K., Niebel,W.,Maier, I., Stausberg, J., Gerber, V., & Schwarzkopf, A. (2008). Prevalence of Pressure Ulcers in Hospitalized Patients in Germany Journals of Gerontology. Doi: / LeMone, P., & Burke, K. (2008). Medical surgical nursing: Critical Thinking in Client Care. 4th edition. USA: Pearson prentice hall. Lumenta, N. (2008). Lokakarya PELKESI: Strategi mempersiapkan dan menjaga mutu akreditasi rumah sakit. Retrieved from Akreditasi-RS on November Martini, D., Asiandi, & Handayani, D.Y. (2013). The Impact of the Lying Change in Protecting the Risk of Decubitus on the Stroke Patient s at RSUD Banyumas. Jurnal Keperawatan SM.pdf Morison, M. (2004). Manajemen Luka alih bahasa Tyasmono A.F. Jakarta : EGC. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Pollit, D & Hungler, B. (2005). Nursing research: principles and methods. Philadelphia : Lippincott., Beck, C.T. (2006). Essential of nursing research : Methods, appraisal and utilization. (6 th Ed). Philadelphia : Lippincott Williams & Walkins. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Fundamental Of Nursing. USA : Mosby Inc.

10 10 (2006). Buku ajar fundamental keperawatan : Konsep, proses dan praktik. Jakarta : EGC. (2007). Basic Nursing Skill Essential For Practice. Canada : Mosby Elsevier. Pratiknya, A.,W. (2011). Dasar-dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan. Jakarta : Rajawali., Sanada H, Junko S, Thigpen B, Subuh M. (2008). Development of a new risk assessment scale for predicting pressure ulcers in an intensive care unit. Journal British Association of Critical Care Nurse, Nursing in Critical Care (13): Yusuf, Saldy. (2010). Konsep Dasar Luka Dekubitus. Kumpulan materi kuliah. Yogyakarta. UGM. Setiyawan. (2008). Hubungan tingkat pengetahuan, sikap dengan perilaku perawat dalam upaya pencegahan dekubitus di rumah sakit Cakra Husada Klaten. Retrieved from df on Juni 1, Smeltzer, C & Bare, G. (2002). Brunner & Suddarth: Textbook of medical surgical nursing. Philadelphia : Lippincott William & Wilkins.. (2008). Buku ajar keperawatan medical-bedah brunner & suddarth (Volume 1 edisi 8). (Agung Waluyo et el, alih bahasa). Jakarta : EGC. Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R D. Bandung : Alfabeta. Suheri. (200). Gambaran lama hari rawat dalam terjadinya luka dekubitus pada pasien imobilisasi di RSUP Haji Adam Malik Medan. Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara. Sunaryanti, B., Subijanto, A.A., & Wujoso, H. (2013). Perbedaan pengaruh anatara pemberian minyak kelapa dan penyuluhan kesehatan tentang reposisi terhadap pencegahan dekubitus. Jurnal Keperawatan Akper 17 Karanganyar. ISSN: Suriadi, Kitagawa,A., Sanada,H., Sugama,J., Kinoshita,S., & Sizoku,M. (2002). Study of reliability and validity of the braden scale translated into Indonesian. diambil dari / 04Paris.pdf/04Paris-10.pdf tanggal 18 Juni 2014.

11 11

BAB I PENDAHULUAN. iritasi dan akan berkembang menjadi luka tekan atau dekubitus (Sumardino, Dekubitus merupakan masalah yang serius karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. iritasi dan akan berkembang menjadi luka tekan atau dekubitus (Sumardino, Dekubitus merupakan masalah yang serius karena dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu aspek penting dalam pelayanan keperawatan adalah menjaga dan mempertahankan integritas kulit klien agar senantiasa terjaga dan utuh. Intervensi dalam perawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu aspek penting dalam pelayanan keperawatan adalah menjaga dan mempertahankan integritas kulit klien agar senantiasa terjaga dan utuh. Intervensi dalam perawatan

Lebih terperinci

INOVASI KEPERAWATAN PENGGUNAAN SKALA BRADEN PADA PASIEN STROKE DI RSUD CENGKARENG

INOVASI KEPERAWATAN PENGGUNAAN SKALA BRADEN PADA PASIEN STROKE DI RSUD CENGKARENG INOVASI KEPERAWATAN PENGGUNAAN SKALA BRADEN PADA PASIEN STROKE DI RSUD CENGKARENG Lampiran 1 A. Pengertian Skala Braden merupakan salah satu jenis skala atau metode yang digunakan dalam menilai resiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dekubitus merupakan masalah serius yang sering terjadi pada pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. Dekubitus merupakan masalah serius yang sering terjadi pada pasien yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dekubitus merupakan masalah serius yang sering terjadi pada pasien yang mengalami gangguan neurologis, penyakit kronis, penurunan status mental, pasien yang dirawat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SKALA BRADEN TERBUKTI EFEKTIF DALAM MEMPREDIKSI KEJADIAN LUKA TEKAN

PENGGUNAAN SKALA BRADEN TERBUKTI EFEKTIF DALAM MEMPREDIKSI KEJADIAN LUKA TEKAN Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 1, No., November, hal 95-1 pissn 1-449, eissn 54-9 PENGGUNAAN SKALA BRADEN TERBUKTI EFEKTIF DALAM MEMPREDIKSI KEJADIAN LUKA TEKAN Era Dorihi Kale 1*, Elly Nurachmah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan memberikan perawatan kulit

Lebih terperinci

TIDAK DAPAT DIUBAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ACUTE CORONARY SYNDROME

TIDAK DAPAT DIUBAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ACUTE CORONARY SYNDROME FAKTOR RESIKO YANG TIDAK DAPAT DIUBAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ACUTE CORONARY SYNDROME (ACS) DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 Maria Yunita Indriarini.,M.Kep.Ns.Sp.Kep.M.B.

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: Luka tekan, perawatan kulit, skala Braden Q. Dera Alfiyanti *, Nani Nurhaeni **, Tris Eryando ***

Abstrak. Kata kunci: Luka tekan, perawatan kulit, skala Braden Q. Dera Alfiyanti *, Nani Nurhaeni **, Tris Eryando *** PENGARUH PERAWATAN KULIT BERDASARKAN SKOR SKALA BRADEN Q TERHADAP KEJADIAN LUKA TEKAN ANAK DI PEDIATRIC INTENSIVE CARE UNIT (PICU) RS. TUGUREJO DAN RS. ROEMANI SEMARANG Dera Alfiyanti *, Nani Nurhaeni

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI LATERAL INKLIN 30 0 TERHADAP KEJADIAN DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE DI BANGSAL ANGGREK I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

PENGARUH POSISI LATERAL INKLIN 30 0 TERHADAP KEJADIAN DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE DI BANGSAL ANGGREK I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA PENGARUH POSISI LATERAL INKLIN 30 0 TERHADAP KEJADIAN DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE DI BANGSAL ANGGREK I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas ini berkepanjangan akan mengakibatkan luka. regangan dan gesekan (Potter dan Perry, 2005; Hidayat, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas ini berkepanjangan akan mengakibatkan luka. regangan dan gesekan (Potter dan Perry, 2005; Hidayat, 2006). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Faktor yang mempengaruhi durasi dan intensitas tekanan diatas tulang yang menonjol adalah imobilitas, inaktifitas, dan sensori persepsi, bila aktifitas ini berkepanjangan

Lebih terperinci

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Hubungan antara Peranan Perawat dengan Sikap Perawat pada Pemberian Informed Consent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pasien di RS PKU

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN DEKUBITUS DI RUMAH SAKIT CAKRA HUSADA KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN DEKUBITUS DI RUMAH SAKIT CAKRA HUSADA KLATEN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN DEKUBITUS DI RUMAH SAKIT CAKRA HUSADA KLATEN Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit stroke. Menurut Muttaqin (2008), stroke merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit stroke. Menurut Muttaqin (2008), stroke merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dekubitus merupakan luka yang timbul karena tekanan terutama pada bagian tulang-tulang yang menonjol akibat tirah baring yang lama di tempat tidur. Kasus dekubitus dapat

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (1) 2017, 23 30 Available online at http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/eja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP KEJADIAN STROKE ULANG. Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP KEJADIAN STROKE ULANG. Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya FAKT YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP KEJADIAN STROKE ULANG 1 Yanti Cahyati, 2 Ida Rosdiana 1, 2, Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Abstrak Stroke ulang merupakan bahaya yang mengancam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy-experiment posttest

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy-experiment posttest 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy-experiment posttest only with control group. Rancangan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

TINGKAT RESIKO PRESSURE ULCER DAN FAKTOR RESIKONYA DI RUMAH SAKIT DAERAH TIDAR MAGELANG. Naskah Publikasi

TINGKAT RESIKO PRESSURE ULCER DAN FAKTOR RESIKONYA DI RUMAH SAKIT DAERAH TIDAR MAGELANG. Naskah Publikasi TINGKAT RESIKO PRESSURE ULCER DAN FAKTOR RESIKONYA DI RUMAH SAKIT DAERAH TIDAR MAGELANG Naskah Publikasi Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Magister Keperawatan Universitas Muhammadyah Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL Bab III menguraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan definisi operasional. A. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian

Lebih terperinci

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK EKA FEBRIANI I32111019 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah mempertahankan integritas kulit. Intrvensi perawatan kulit yang terencana dan konsisten merupakan intervensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU dr. H. KOESNADI BONDOWOSO SKRIPSI oleh Ervina Novi Susanti NIM 082310101008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hemoragik di Jawa Tengah adalah 0,03%. Sedangkan untuk stroke non

BAB I PENDAHULUAN. hemoragik di Jawa Tengah adalah 0,03%. Sedangkan untuk stroke non BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dekubitus merupakan luka yang timbul karena tekanan terutama pada bagian tulang-tulang yang menonjol akibat tirah baring yang lama di tempat tidur. Kasus dekubitus dapat

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN KASUR ANTI DEKUBITUS TERHADAP DERAJAD DEKUBITUS PADA PASIEN TIRAH BARING. Abstrak

PENGARUH PENGGUNAAN KASUR ANTI DEKUBITUS TERHADAP DERAJAD DEKUBITUS PADA PASIEN TIRAH BARING. Abstrak PENGARUH PENGGUNAAN KASUR ANTI DEKUBITUS TERHADAP DERAJAD DEKUBITUS PADA PASIEN TIRAH BARING Rustina 1), Wahyuningsih Safitri, M.Kep 2), Dra. Agnes Sri Harti, M.Si 3) 1) : Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008). BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologic) akibat terhambatnya aliran darah ke otak (Junaidi, 2011). Menurut Organisasi

Lebih terperinci

KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG ICU

KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG ICU KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG ICU Ira Rahmawati 1, Riri Maria 2 1. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI), Kampus FIK UI, Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merawat, memberikan terapi serta menunjang fungsi-fungsi vital pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merawat, memberikan terapi serta menunjang fungsi-fungsi vital pasien yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian mandiri dari rumah sakit, yang dilengkapi dengan tenaga medis dan teknologi khusus untuk mengobservasi, merawat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang

BAB I PENDAHULUAN. Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai atau tanpa disertai perdarahan interstitial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS CUBBIN JACKSON DALAM MENGKAJI RISIKO DEKUBITUS PADA PASIEN INTENSIVE CARE UNIT

EFEKTIFITAS CUBBIN JACKSON DALAM MENGKAJI RISIKO DEKUBITUS PADA PASIEN INTENSIVE CARE UNIT EFEKTIFITAS CUBBIN JACKSON DALAM MENGKAJI RISIKO DEKUBITUS PADA PASIEN INTENSIVE CARE UNIT Dini Rudini Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Keperawatan Universitas Jambi Jalan Letjend Suprapto,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Dimana BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Dimana penelitian dibatasi oleh waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stroke masih tinggi. Menurut estimasi World Health Organisation (WHO), pada

BAB I PENDAHULUAN. stroke masih tinggi. Menurut estimasi World Health Organisation (WHO), pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kronis yang terjadi di Indonesia setiap tahun semakin bertambah. Kondisi ini dapat dilihat dari banyaknya penduduk Indonesia yang meninggal dunia akibat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada pasien yang mengalami gangguan mobilitas, seperti pasien stroke, injuri

BAB I PENDAHULUAN. pada pasien yang mengalami gangguan mobilitas, seperti pasien stroke, injuri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Luka tekan (pressure ulcer) merupakan masalah serius yang sering terjadi pada pasien yang mengalami gangguan mobilitas, seperti pasien stroke, injuri tulang belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dekubitus adalah kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal

BAB I PENDAHULUAN. Dekubitus adalah kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dekubitus adalah kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal akibat dari tekanan eksternal yang berhubungan dengan penonjolan tulang dan tidak sembuh

Lebih terperinci

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 169 174 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN

Lebih terperinci

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH 47 HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH Kris Linggardini Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL. Pada bab ini diuraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, dan definisi

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL. Pada bab ini diuraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, dan definisi 59 BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL Pada bab ini diuraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, dan definisi operasional. Kerangka konsep merupakan justifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pressure ulcer merupakan masalah yang harus dihadapi oleh pasien

BAB I PENDAHULUAN. Pressure ulcer merupakan masalah yang harus dihadapi oleh pasien BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pressure ulcer merupakan masalah yang harus dihadapi oleh pasien pasien yang mengalami penyakit kronis, kondisi lemah, kelumpuhan dan bahkan hal ini menjadi

Lebih terperinci

Latar Belakang Masalah

Latar Belakang Masalah PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANTARA PERAWAT PELAKSANA DI RSU TASIKMALAYA DENGAN MAHASISWA PERAWAT STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TENTANG PERAN PERAWAT ADVOKAT Rahayu Iskandar Abstrak Peran advokat klien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbaring lama. Ulkus dekubitus sering disebut sebagai ischemic ulcer, pressure ulcer, pressure sore, bed sore.

BAB I PENDAHULUAN. yang berbaring lama. Ulkus dekubitus sering disebut sebagai ischemic ulcer, pressure ulcer, pressure sore, bed sore. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dekubitus adalah suatu keadaan kerusakan jaringan setempat yang disebabkan oleh iskemia pada kulit (kutis dan sub-kutis) akibat tekanan dari luar yang berlebihan. Umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi mendadak akibat proses patofisiologi pembuluh darah. 1 Terdapat dua klasifikasi umum stroke yaitu

Lebih terperinci

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI 1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI DESCRIPTION OF NURSE IN THE PREVENTION OF BEHAVIOR IN THE EVENT OF PLEBITIS INPATIENT KEDIRI BAPTIST

Lebih terperinci

Tingkat depresi berdasarkan derajat ulkus diabetik pada pasien ulkus diabetes melitus yang berobat di rsud kota semarang

Tingkat depresi berdasarkan derajat ulkus diabetik pada pasien ulkus diabetes melitus yang berobat di rsud kota semarang Tingkat depresi berdasarkan derajat ulkus diabetik pada pasien ulkus diabetes melitus yang berobat di rsud kota semarang Irma Astuti Setyoningrum 1, Yunie Armiyati 2, Rahayu Astuti 3 1 Mahasiswa Progam

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

UPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG UPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Husada Semarang Niken.sukesi@yahoo.co.id Abstrak Latarbelakang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu aspek penting di

BAB I PENDAHULUAN. kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu aspek penting di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia keperawatan menjaga dan mempertahankan integritas kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu aspek penting di dalamnya. Intervensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN JENIS PENYAKIT TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN JENIS PENYAKIT TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN JENIS PENYAKIT TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN Poppy Yuliana 1, Ari Pristiana Dewi 2, Yesi Hasneli 3 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau poppyyuliana88@gmail.com

Lebih terperinci

TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH

TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH Rahmat Ali Putra Hrp*Asrizal** *Mahasiswa **Dosen Departemen Keperawatan Medikal bedah Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Nurhafizah* Erniyati** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan Maternitas

Lebih terperinci

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013 1 Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Hubungan Motivasi Kerja terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

Lebih terperinci

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DILLA HERFINA*ERWIN**AGRINA***

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DILLA HERFINA*ERWIN**AGRINA*** HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DILLA HERFINA*ERWIN**AGRINA*** dillaherfina@rocketmail.com, Hp 085263333536 Abstract The purpose of this

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSU GMIM KALOORAN AMURANG

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSU GMIM KALOORAN AMURANG HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSU GMIM KALOORAN AMURANG Fega Cristera Tumbuan Mulyadi Vandri D. Kallo Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017 HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN TOTAL CARE DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Erdianti Wowor Linnie Pondaag Yolanda Bataha Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM HUBUNGAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. H. KOESNADI KABUPATEN BONDOWOSO SKRIPSI Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM 092310101070

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROGRAM PATIENT SAFETY DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI BOGOR

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROGRAM PATIENT SAFETY DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI BOGOR 1 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROGRAM PATIENT SAFETY DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI BOGOR Agus Susanto Agus Susanto, Amd. Kep.: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis dan Rencana Penelitian Jenis penelitian ini adalah diskriptif degan metode pendekatan diskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis dan Rencana Penelitian Jenis penelitian ini adalah diskriptif degan metode pendekatan diskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rencana Penelitian Jenis penelitian ini adalah diskriptif degan metode pendekatan diskriptif analitik, yang bertujuan memberikan gambaran kepada pembaca dan menganalisa

Lebih terperinci

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG 1 Lisa Agustina ABSTRAK Jatuh merupakan masalah fisik yang sering

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Kerangka konsep pada penelitian ini adalah berdasarkan konsep tipe diagnosa keperawatan (Carpenito, 1997) dan Nursalam (2001).

Lebih terperinci

HUBUNGAN JENIS CAIRAN DAN LOKASI PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN FLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

HUBUNGAN JENIS CAIRAN DAN LOKASI PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN FLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO HUBUNGAN JENIS CAIRAN DAN LOKASI PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN FLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Dede Dwi Lestari Amatus Yudi Ismanto Reginus T. Malara Program Studi

Lebih terperinci

Risiko Terjadinya Dekubitus Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Pasien di Ruang Perawatan Neurologi

Risiko Terjadinya Dekubitus Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Pasien di Ruang Perawatan Neurologi Risiko Terjadinya Dekubitus Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Pasien di Ruang Perawatan Neurologi Okatiranti 1, Ria Eviyanti Sitorus 2, Dini Tsuawabeh 1 1 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas BSI Bandung,

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Di ajukan sebagai salah satu syarat Untuk mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARATERISTIK PERAWAT DENGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DAN DIAGNOSIS NANDA

HUBUNGAN KARATERISTIK PERAWAT DENGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DAN DIAGNOSIS NANDA HUBUNGAN KARATERISTIK PERAWAT DENGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DAN DIAGNOSIS NANDA Anindini Winda Amalia 1, Rr. Tutik Sri Hariyati 2 1 Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 213 218 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG Liliana Dewi Purnamasari 1),

Lebih terperinci

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G Regina Indirawati * ), Anjas Surtiningrum ** ), Ulfa Nurulita ***

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Z. (2010). Dasar-dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Promosi

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Z. (2010). Dasar-dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Promosi DAFTAR PUSTAKA Ali, Z. (2010). Dasar-dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan. Jakarta : Trans Info Media. Asmadi. (2008). Tehnik procedural keperawatan: Konsep dan applikasi kebutuhan

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Kartika 7

Jurnal Kesehatan Kartika 7 HUBUNGAN OBESITAS DENGAN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSU CIBABAT CIMAHI TAHUN 2010 Oleh : Hikmat Rudyana Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK Obesitas merupakan keadaan yang melebihi dari berat

Lebih terperinci

*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten

*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten HUBUNGAN ANTARA LAMA MENDERITA DAN KADAR GULA DARAH DENGAN TERJADINYA ULKUS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Saifudin Zukhri* ABSTRAK Latar Belakang : Faktor-faktor

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SELF CARE DAN GAMBARAN DIRI PASIEN KOLOSTOMI DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

KEMAMPUAN SELF CARE DAN GAMBARAN DIRI PASIEN KOLOSTOMI DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN LAPORAN PENELITIAN KEMAMPUAN SELF CARE DAN GAMBARAN DIRI PASIEN KOLOSTOMI DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Panusur Simanjuntak*, Rika Endah Nurhidayah** ABSTRAK Pasien dengan kolostomi cenderung menghadapi

Lebih terperinci

PENGARUH TEHNIK RELAKSASI TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA PASIEN APENDEKTOMI

PENGARUH TEHNIK RELAKSASI TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA PASIEN APENDEKTOMI PENGARUH TEHNIK RELAKSASI TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA PASIEN APENDEKTOMI DI RUANG G2 LANTAI II KELAS III BLUD RSU PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO Rini Fahriani Zees Email : rini_zees@yahoo.co.id

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG KESESUAIAN HARAPAN ORANG TUA DENGAN DIRI DALAM PILIHAN STUDI LANJUT DENGAN TINGKAT STRES PADA SISWA KELAS XII DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI oleh Dita Dityas Hariyanto NIM 092310101015

Lebih terperinci

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners EFEKTIFITAS PEMBERIAN INFORMED CONSENT DENGAN TINGKAT KECEMASAN BAGI KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RUMAH SAKIT PANTI RAHAYU PURWODADI Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2)

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL 34 BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL Bab ini menjelaskan mengenai kerangka konsep penelitian, hipotesis, dan definisi operasional dari variabel yang diteliti. A. Kerangka Konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan globalisasi, perkembangan pengetahuan dan teknologi, pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang. Perkembangan pengetahuan masyarakat

Lebih terperinci

PENJELASAN PENELITIAN

PENJELASAN PENELITIAN P. Nix, Denise & A.Bryant, Ruth. 2007. Acute & Chronic Wounds: Current Management Concepts. Third Edition. St Louis, Missouri.United Staetes of America. By Mosby, Inc, An Affiliate of Elsevier Inc. Blackley,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 Suriani Ginting, Wiwik Dwi Arianti

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE Abdul Gafar, Hendri Budi (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN Ayuningtyas Trisnawati,Wahyu Purnamasari,Emi Nurlaela,Rita

Lebih terperinci

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG Nunung Nurjanah * Tiara Dewi Septiani** Keperawatan Anak, Program Studi Ilmu Keperawatan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 52 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena dua

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP (PROTAP) PERAWATAN LUKA OPERASI DI BLUD RSU CUT NYAK DHIEN MEULABOH TAHUN 2015

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP (PROTAP) PERAWATAN LUKA OPERASI DI BLUD RSU CUT NYAK DHIEN MEULABOH TAHUN 2015 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP (PROTAP) PERAWATAN LUKA OPERASI DI BLUD RSU CUT NYAK DHIEN MEULABOH TAHUN 2015 RELATIONSHIP OF NURSING CHARACTERISTICS WITH THE IMPLEMENTATION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dekubitus merupakan masalah yang dihadapi oleh pasien-pasien dengan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Dekubitus merupakan masalah yang dihadapi oleh pasien-pasien dengan penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dekubitus merupakan masalah yang dihadapi oleh pasien-pasien dengan penyakit kronis, Pasien yang sangat lemah, dan Pasien yang lumpuh dan waktu lama, bahkan saat ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Analitik dengan desain penelitian cross sectional dimana variabel independen (umur,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi & Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo pada bulan Mei tahun 2013. 3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS 6 Arif Kurniawan*, Yunie Armiyati**, Rahayu Astuti*** ABSTRAK Kecemasan dapat terjadi pada

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU Diny Vellyana 1, Arena Lestari 2, Asri Rahmawati 3 1,2,3 STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013. Jurnal Ilmu keperawatan ISSN: 2338-6371 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013 Correlation between Therapeutic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah mempertahankan integritas kulit. Intervensi perawatan kulit yang terencana dan konsisten merupakan

Lebih terperinci

Relationship Knowledge, Motivation And Supervision With Performance In Applying Patient Safety At RSUD Haji

Relationship Knowledge, Motivation And Supervision With Performance In Applying Patient Safety At RSUD Haji HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA PENERAPAN KESELAMATAN PASIEN DI RSUD HAJI Relationship Knowledge, Motivation And Supervision With Performance In Applying Patient Safety At

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pasien kritis yang terpasang ventilator Mobilisasi Progresif Level I: - Head Of Bed - Continous Lateral Rotation Therapy Resiko dekubitus: skala braden

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA

HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA Peran Kepala Ruang Terhadap Motivasi Kerja 1 HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA Chanifah 1, Dr. Rr. Tutik Sri Hariyati, SKp, MARS 2 1 Mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik menggunakan metode cross sectional karena pengambilan data dilakukan dalam sekali waktu pada

Lebih terperinci

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) Abstrak :Peranan tenaga kesehatan dalam penyelenggarraan pelayanan

Lebih terperinci

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 I Made Mertha I Made Widastra I Gusti Ayu Ketut Purnamawati Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar Email: mertha_69@yahoo.co.id Abstract

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELIBATAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT

HUBUNGAN PELIBATAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT HUBUNGAN PELIBATAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT Liane Sandy Koba 1 ; Tina Shinta P 2 STIKes Santo Borromeus, Padalarang Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu penyakit cerebrovascular dimana terjadinya gangguan fungsi otak yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak (Wardhani

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Ed. Rev., cet. 14. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Ed. Rev., cet. 14. Jakarta: PT. Rineka Cipta. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Ed. Rev., cet. 14. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ariyanto, Debi. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Phlebitis

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI PRE OPERATIF DENGAN PENYEMBUHAN LUKA OPERASI

HUBUNGAN STATUS GIZI PRE OPERATIF DENGAN PENYEMBUHAN LUKA OPERASI HUBUNGAN STATUS GIZI PRE OPERATIF DENGAN PENYEMBUHAN LUKA OPERASI HERNIORAPHY DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN 4 Wihardi ABSTRAK Hernioraphy adalah memperbaiki defek dengan pemasangan jarring ( mesh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu kondisi klinis yang berkembang dengan cepat akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat. American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat. American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia dan penyebab paling sering kecacatan pada orang dewasa (Abubakar dan Isezuo, 2012). Stroke juga merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN IMPLEMENTASI PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP IGD RSUP SANGLAH DENPASAR

HUBUNGAN IMPLEMENTASI PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP IGD RSUP SANGLAH DENPASAR SKRIPSI HUBUNGAN IMPLEMENTASI PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP IGD RSUP SANGLAH DENPASAR OLEH: I WAYAN SWANTIYASA NIM. 1302115023 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 122 HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 1 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Arif Nurcahyono 1, Sri Arini 2,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh

Lebih terperinci