I. PENDAHULUAN Latar Belakang
|
|
- Ivan Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya lahan yang berupa tanah pasiran merupakan salah satu-dari sekian banyak tipe lahan yang bermasalah ditinjau dari segi pemanfaatannya untuk budidaya pertanian. Pada umumnya tanah ini berbutir tunggal lepas-lepas, sehingga peka terhadap erosi angin maupun air. Di daerah tadah hujan dan kondisi permukaan air tanah yang dalam, tanah ini sering mengalami cekaman air, terutama disebabkan oleh daya simpan air dan kenaikan air kapiler yang rendah, serta kondisi struktur permukaan tanah yang memudahkan terjadinya evaporasi. Begitu pula tingkat kesuburan kimia tanah umumnya rendah sebagai akibat proses pelindian unsur hara yang intensif (Muljadi, 1972; Lyle, 1987; Van Wambeke, 1992). Untuk mengatasi kendala pada lahan pasiran di atas ada beberapa cara perbaikannya seperti disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Beberapa cara mengatasi tanah pasir(an) yang kurang baik No. Sifat-sifat yang kurang baik Cara-cara mengatasinya 1 Tekstur pasiran Pencampuran dengan bahan koloid (tanah klei, lumpur sungai/dam/waduk/ kolam ikan) 2 Daya simpan air rendah Penambahan bahan koloidal, penggunaan lapisan kedap, penggunaan mulsa pada permukaan tanah 3 Kandungan unsur hara rendah Penambahan bahan koloidal, pemupukan anorganik, pemberian pupuk sedikit-sedikit tapi berulangulang, pemberian pupuk lepas lambat 4 Laju infiltrasi yang tinggi Penambahan bahan koloidal, penggunaan lapisan kedap, penggunaan mulsa 5 Keterbatasan persediaan air Pembangunan sarana irigasi (embung/reservoir/ bak renteng, pipa penyalur dan kran, pompa air bawah tanah atau dari sungai) 6 Aspek tanaman budidaya Pemilihan tanaman yang sesuai dan bernilai jual tinggi Penggunaan bahan organik untuk meningkatkan produktivitas tanah telah umum diketahui. Hubungan ini diduga akibat peranan bahan organik dalam memasok zat hara bagi tanaman, meningkatkan kapasitas menukar kation, 1
2 memperbaiki agregasi tanah, dan selanjutnya memperbaiki daya simpan air, dan mendukung kegiatan biota tanah (Dudal dan Deckers, 1993). Peranan gugusan karboksil dalam rangkaian ikatan fisiko-kimia antara permukaan klei (clay) yang aktif dan senyawa organik yang berkutub listrik, adalah sangat dominan (Gomah, 1982). Namun peranan bahan organik sebagai perekat partikel-partikel tanah hanya bersifat sementara (kira-kira 3 bulan) (Sarkar cit Gupta dan Nagarajarao, 1982). Komponen bahan organik yang penting dan berperan dalam proses agregasi tanah antara lain adalah asam fulvat (Khosla, 1969). Unger (1975) menunjukkan bahwa dalam tanah-tanah pasir hingga klei, volume air tersedia meningkat sebesar 1,8% bagi tiap kenaikan bahan organik 1,0%. Di lain pihak, Jamison (1953) membuktikan bahwa pengaruh ini tidak berarti bila tekstur tanahnya semakin halus. Penggunaan lapisan kedap yang berupa aspal dan lembaran plastik pada jeluk tertentu di dalam profil tanah dapat memperbaiki kemampuan tanah pasir dalam menyimpan air (Erickson, 1972). Selain meningkatkan daya simpan air, lapisan kedap juga dapat mencegah peresapan air ke bawah secara berlebihan, pelindian terhadap unsur-unsur hara, dan naiknya air bergaram ke atas secara kapiler. Sementara itu sifat-sifat baik tanah pasir sendiri masih dapat dipertahankan misalnya, laju infiltrasi tetap tinggi dan aerasi yang baik, sehingga dapat menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Sedangkan sifat miskin hara tanah pasir ini dapat diatasi dengan pemberian pupuk organik maupun anorganik. Penggunaan bahan halus seperti tanah klei, zeolit, kaolinit, montmorilonit, abu arang batu, bahan pembenah tanah, lumpur dari sungai/waduk/dam/kolam, dapat meningkatkan daya simpan air oleh tanah, dan sekaligus juga memperbaiki daya menukar ion, dan tekstur tanah pasir. Pertanaman majemuk telah meluas digunakan dalam pertanian tradisional. Dua pola umum dari pertanian majemuk adalah pertanaman antar tanaman yang berbeda (tumpang sari) dan pertanaman bergantian (rotasi tanaman), masing-masing merupakan bentuk intensifikasi. Bila tumpangsari merupakan suatu intensifikasi, terhadap ruang dan waktu, maka rotasi tanaman merupakan intensifikasi terhadap waktu. Intensitas pertanaman meningkat dengan bertambahnya jumlah tanaman yang bisa ditumbuhkan selama setahun. Rotasi tanaman dapat terdiri dari satu, dua dan tiga jumlah tanaman yang menunjukkan adanya satu, dua dan tiga kali penanaman sereta pemanenan 2
3 selama setahun. Kedua sistem inilah yang mendominasi pertanian subsisten di daerah ini, yaitu selain kondisi tanah dan iklim, maka hal lain yang ikut menentukan adalah tuntutan akan pemenuhan kebutuhan untuk mendapatkan makan, sehingga sekali dalam setahun lahan akan ditanami dengan tanaman padi. Sistem pertanaman dengan basis tanaman padi mengisyaratkan adanya tanaman padi minimal satu kali selama setahun. Ini berarti pula bahwa selama setahun, bila lahan tidak memiliki irigasi, paling tidak terdapat sejumlah besar curah hujan yang mampu membasahi tanah dari awal penanaman padi sampai panen. Sistem pertanaman tunggal (monokultur) untuk padi menunjukkan bahwa suatu lahan hanya ditanami padi baik satu, dua atau tiga kali penanaman selama setahun. Sistem penanaman dengan basis tanaman padi baik sebagai sistem tunggal ataupun rotasi, telah lama dilakukan dengan hasil yang amat beragam. Berdasarkan kebutuhan akan media pertumbuhannya, maka baik sebagai tanaman tunggal ataupun dalam rotasi, padi memerlukan pelumpuran dan penggenangan. Hal ini bagi kebanyakan tanaman-tanaman lain merupakan kondisi yang kurang sesuai bahkan bagi tanaman tertentu merupakan faktor pembatas pertumbuhan. Oleh karena itu, pemilihan tanaman dalam suatu rotasi dengan basis tanaman padi harus dilakukan dengan cermat agar pengaruh kurang menguntungkan dari kedua hal di atas, terutama pelumpuran, dapat diminimalkan. Telah disadari dan dimengerti bahwa untuk mendapatkan hasil maksimal serta berkelanjutan, pemeliharaan dan pengelolaan serta konservasi tanah dalam usaha pertanian mutlak dilakukan. Pengurasan nutrisi tanah dengan intensitas pertanian yang tinggi dengan penanaman berbagai jenis tanaman akan menyebabkan tanah menjadi lebih cepat mengalami pengurangan kesuburan, bahkan bila tidak segera diusahakan perbaikan menyebabkan tanah mengalami kerusakan. Penggunaan pupuk anorganik memang telah lama dipraktekkan agar hasil yang didapat tetap tinggi, namun dari banyak pengamatan dan penelitian didapatkan bahwa dengan menggunakan dosis yang sama, hasil yang didapat tidak memberikan hasil yang sama, bahkan cenderung menurun dari waktu ke waktu, atau bila hasil ingin ditingkatkan semakin lama dosis yang diperlukan menjadi semakin tinggi dengan kondisi tanah cenderung menjadi kurang sesuai baik dari segi fisika, kimia dan lingkungan biologi tanahnya. Pemilihan jenis tanaman juga merupakan salah satu faktor yang menentukan agar tanah dapat dimanfaatkan secara maksimal dan 3
4 berkesinambungan. Mengikutkan tanaman legum, sekali selama tiga tahun dalam rotasi (gula bit-barley-ley-kentang-barley-barley) menjadikan tanah mampu menghasilkan tanaman kentang setelah ley untuk berproduksi dan menghasilkan panen lebih baik dibandingkan setelah barley dalam rotasi (gula bit-barley-barleykentang-barley-barley), dengan perbedaan dan perubahan organik-c dan kandungan mineral-n yang tidak nyata. Walaupun hanya menyebabkan perbedaan dan perubahan kecil, dengan menambahkan pupuk kandang saat penanaman kentang, terjadi peningkatan hasil kentang antara 0,08 ± 0,014% (Hanley et al., 1979). Praktek ini juga terjadi di daerah-daerah pertanian di Australia, dimana suatu lahan selama dua sampai empat tahun secara terus menerus ditanami dan yang diantaranya kemudian dilakukan penanaman tanaman legum selama satu atau dua kali. Dengan melakukan hal ini, diharapkan tanah akan terhindar dari pengaruh perusakan dari sistem penanaman terus menerus yaitu penurunan kesuburan dan sifat-sifat kimia serta fisika tanah dan lingkungan biologi tanah (Corbin dan Pratley, 1980). Di wilayah Kabupaten Sleman (lereng selatan Gunung Merapi) sampai saat ini, telah dikenal dan umum dilakukan beberapa sistem rotasi atau tumpangsari yang dianggap menguntungkan. Karena setiap tahun umumnya curah hujan lebih besar jumlahnya dari yang dibutuhkan untuk sekali bertanam padi, petani mempunyai dua pilihan yaitu: pertama, memanfaatkan kelebihan air setelah tanaman padi berakhir; atau, kedua: memanfaatkan awal musim penghujan dengan menanam tanaman bukan padi dan memanennya sebelum tanaman padi ditanam. Namun ada juga sejumlah petani yang lebih memilih lahan mereka tidak untuk menanam padi, sehingga sepanjang tahun lahan berfungsi sebagai tegalan dengan harapan akan panen sebanyak minimal dua kali. Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya kemungkinan kegagalan panen, karena peramalan musim hujan yang tidak tepat; terlalu awal atau terlambat tanam sehingga jumlah air yang diperhitungkan dapat diperuntukkan bagi paling tidak dua macam tanaman, tidak mencukupi. Bila dua macam tanaman dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik, maka tanaman ketiga biasanya dapat pula diusahakan. Bila tidak, maka lahan di daerah ini umumnya diberokan, namun tetap diolah dan disiapkan untuk musim tanam berikutnya. Dengan tersedianya sedikit cadangan air yang diusahakan oleh baik dinas pengairan ataupun perusahaan swasta, masalah kekurangan air selama masa tanam kadang-kadang bisa diatasi. Dan dengan masukan (berupa 4
5 berbagai macam saprodi) yang tersedia saat ini, petani mempunyai kesempatan besar untuk mengusahakan lahannya dengan resiko gagal panen yang kecil. Namun ternyata secara ekonomis, banyak petani, bahkan hampir semuanya merasa bahwa hal tersebut amat tidak menguntungkan bila dihitung menurut analisis usahatani. Hasil produksi yang didapat dari lahan mereka sering, bahkan umumnya lebih kecil dari biaya yang telah mereka keluarkan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan pada lahan pasir yang berkaitan dengan hasil kegiatan gunung api dihadapkan pada berbagai permasalahan sebagai berikut: 1. Teknologi yang dibutuhkan serta pengkajian dinamika dan efisiensi lengas tanah yang belum dianggap memadai untuk dilakukan 2. Sulitnya menentukan tanamanan yang sesuai untuk kepentingan petani 3. Sifat tanah pasiran yang kurang baik dan tidak menguntungkan. 4. Distribusi hujan sepanjang tahun yang tidak merata 1.2. Perumusan Masalah Apabila secara alami, tanah yang ada tetap dipertahankan yaitu dalam kondisi tidak ada penambahan bahan apapun dari luar lokasi, maka mengingat bahwa di lapangan agregasi dan stabilitas agregat tanah selalu berubah karena adanya gaya-gaya yang dapat merusaknya, perlu cara dan perlakuan tertentu untuk mengatasinya. Peningkatan KPK tanah melalui perombakan bahan organik oleh biota tanah merupakan cara yang tepat, mengingat sedikitnya kandungan koloid anorganik pada tanah ini. Bila ini bisa dilakukan maka agregasi dan stabilitas agregat, serta struktur tanah akan tetap baik dan terjaga. Penanaman tanaman tertentu dengan aktivitas akar mengeluarkan atau memproduksi bahan sekresi yang mampu mengikat butiran tanah merupakan salah satu cara untuk mencegah perusakan agregat. Selain itu dengan adanya pertumbuhan akar yang dapat menembus massa tanah akan terbentuk bidang-bidang belah atau retakan tanah. Adanya desakan akar menyebabkan tekanan sehingga butir-butir tanah menjadi lebih padat dan dekat satu sama lainnya. Gaya urai air dapat menyebabkan penurunan gaya kohesi karena pelemahan ikatan bahan semen, pembengkakan massa tanah yang tidak seragam dan tekanan dari dalam karena udara terkurung. Hal ini dapat 5
6 dicegah dengan tetap mengupayakan jumlah dan komposisi zarah ukuran koloid serta bahan organik dalam keadaan yang baik dan se imbang. Berdasarkan pendapat di atas, pengamatan terhadap struktur tanah dan dinamika mikroba pada tanah-tanah pasiran lereng selatan Gunung Merapi ini perlu dilakukan karena dengan adanya informasi yang memadai tentang agregasi dan stabilitas agregat, yang juga berarti menjaga kondisi ruang pori yang tetap baik, tersedianya bahan organik yang cukup, kondisi lingkungan yang baik bagi biota tanah maka pengelolaan tanah bagi usaha pertanian di daerah ini akan lebih mudah dan diharapkan dapat berhasil dengan baik Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Memahami sifat-sifat utama tanah pasiran Gunung Merapi. 2. Mempelajari peran beberapa bahan pembenah tanah dan pemberian/inokulasi bakteri penghasil eksopolisakarida (exopolysaccharides = EPS) perbaikan stabilitas agregasi tanah pasiran dari Gunung Merapi. 3. Melakukan kajian terhadap stabilitas agregasi dan efektivitas melalukan dan/atau menyimpan lengas berdasar daya dukung tanah pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung Kebaruan Dalam ekosistem tanah (mineral) dan lingkungan yang alami, perubahan terjadi mengikuti waktu. Dalam perjalanan beriringan dengan waktu, penambahan input baik itu berupa pengolahan tanah atau pemberian bahan lain atau introduksi mikroba ke dalam tanah akan merubah kondisi tersebut. Fungsi tanah merupakansuatu hasil dari kombinasi kompleks dari proses-proses fisika, kimia dan biologi yang membentuk suatu struktur yang heterogen dan secara material suatu lingkungan yang kompleks. Pengelolaan tanah yang sesuai dan baik akan mengurangi kehilangan nutrisi/hara pada tanah-tanah yang memiliki kelebihan nutrisi/hara dari zona perakaran dan meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dan produksi pertanian. Lebih lanjut diketahui bahwa usaha penyusunan rangka struktur 6
7 tanah dapat menentukan kondisi habitat untuk hidupnya mikroorganisme tanah dan lalu-lintas hara melalui agroekosistem. Walaupun telah banyak penelitian menggunakan lokasi, bahan dan metodologi yang mirip seperti yang dilaksanakan dalam penelitian ini, seperti yang dilakukan dalam penelitian Santi (2011) dimana diuraikan bahwa B. cenocepacia menghasilkan sejumlah besar bahan eksopolisakarida yang setelah diperlakukan pada tanah bertekstur pasir memperbaiki agregasi dan meningkatkan nilai air tersedia dan juga disebutkan dalam penelitian itu bahwa keragaan tanaman kelapa sawit meningkat; atau beberapa hasil keluaran penting Rayes (2000) dalam peneitiannya di lereng selatan Gunung Merapi adalah uraian yang detil tentang sifat-sifat tanah secara umum dan pengungkapan karakteristik dan genesis serta faktor yang berperan dalam pembentukan profil tanah dan klasifikasi tanahnya; atau Soong (1979), melalui penambahan bahan pembenah seperti lateks akan meningkatkan kesarangan tanah dan agregasi partikel tanah sehingga stabilitas tanah meningkat; lebih spesifik, Bernas et al. (1995) dengan menggunakan beragam tekstur tanah mengamati pengaruh penambahan lateks dengan hasil peningkatan agregasi tanah berdiameter >2mm secara nyata; atau pemanfaatan PVA terhadap perbaikan sifat tanah telah dicobakan dalam penelitian masingmasing oleh (Greene et al., 1978) tentang proses agregasi antar partikel; El Asswad et al. (1986) perbaikan tanah terhadap erosi; Carr dan Greenland (1975) tentang efektivitas perbaikan sifat tanah oleh berbaga i jenis dan takaran PVA terhadap berbagai kelengasan tanah, namun semuanya itu dilakukan tidak dalam kondisi yang sama bahkan cenderung merupakan kegiatan dengan hasil yang terpisah pula. Dalam penelitian ini, dengan model dan usaha rekayasa terhadap agregasi tanah melalui penambahan bahan pembenah tanah dan inokulasi bakteri yang diketahui memberikan tambahan eksopolisakarida pada tanah, khususnya pada lereng selatan G. Merapi yang tanahnya didominasi oleh fraksi pasir dan memerlukan perbaikan fisika, kimia dan biologi, maka diharapkan hasil produksi tanaman juga membaik. 7
Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa)
Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa) 1. Cara memperbaiki tanah setelah mengalami erosi yaitu dengan cara?? Konservasi Tanah adalah penempatansetiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang penting
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang penting karena sebagai bahan baku produksi gula. Produksi gula harus selalu ditingkatkan seiring
Lebih terperinciAGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB VI. PERSIAPAN LAHAN Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nanas merupakan salah satu tanaman hortikultura, yang sangat cocok
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Nanas merupakan salah satu tanaman hortikultura, yang sangat cocok dibudidayakan didaerah tropis. Tanaman ini berasal dari amerika selatan ( Brazilia). Tanaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kopi merupakan bagian komoditi ekspor yang strategis dan sangat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kopi merupakan bagian komoditi ekspor yang strategis dan sangat menguntungkan jika dibudayakan secara berkelanjutan. Khususnya kopi Lampung memiliki peranan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor
II. TINJAUAN PUSTAKA Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor pertanian, kehutanan, perumahan, industri, pertambangan dan transportasi.di bidang pertanian, lahan merupakan sumberdaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L.) merupakan tanaman pangan yang penting sebagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai (Glycine max L.) merupakan tanaman pangan yang penting sebagai sumber protein nabati untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan masyarakat, sedangkan produksi dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas pertanian unggulan yang dianggap memiliki prospek yang baik. Hal ini terkait dengan semakin
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman
Lebih terperinciBAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah
Kimia Tanah 23 BAB 3 KIMIA TANAH Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah A. Sifat Fisik Tanah Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponenkomponen
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Mulsa terhadap Bobot Isi Pengamatan bobot isi dilakukan setelah pemanenan tanaman kacang tanah. Pengaruh pemberian mulsa terhadap nilai bobot isi tanah disajikan
Lebih terperinciPOLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING
POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING TEKNOLOGI BUDIDAYA Pola tanam Varietas Teknik Budidaya: penyiapan lahan; penanaman (populasi tanaman); pemupukan; pengendalian hama, penyakit dan gulma;
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lahan di PT. Great Giant Pineapple berlokasi Kecamatan Terbanggi Besar
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Lahan di PT. Great Giant Pineapple berlokasi Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung. Secara geografis terletak pada lintang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia yang terletak km di utara kota Yogyakarta. Gunungapi Merapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gunungapi Merapi merupakan salah satu gunung teraktif dan berbahaya di dunia yang terletak 25-30 km di utara kota Yogyakarta. Gunungapi Merapi umumnya memiliki periode
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Di Indonesia jagung merupakan bahan pangan kedua setelah padi. Selain itu, jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri lainnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (merah). Banyaknya vitamin A pada tanaman tomat adalah 2-3 kali. banyaknya vitamin A yang terkandung dalam buah semangka.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) adalah tumbuhan dari familia Solanaceae. Tomat merupakan tanaman semusim, dapat tumbuh setinggi 1-3 meter. Tomat termasuk sayuran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. karena memiliki luas laut dan jumlah pulau yang besar. Panjang pantai Indonesia
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Nomor Per.06/MEN/2010 bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas
Lebih terperinci26/03/2010. Klasifikasi menurut bentuk. Klasifikasi Struktur Tanah. Definisi. Tipe/bentuk
Dwi Priyo Ariyanto http://www.ariyanto.staff.pertanian.uns.ac.id http://www.ilmutanahuns.wordpress.com Definisi Struktur tanah adalah penyusunan zarah-zarah tanah individual satu terhadap yang lain menjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanah disebut padat apabila porositas totalnya, terutama porositas yang terisi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pemadatan tanah merupakan salah satu bentuk dari degradasi sifat fisik tanah. Tanah disebut padat apabila porositas totalnya, terutama porositas yang terisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis tanaman pangan yang menjadi mata pencaharian masyarakat adalah tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB
KARAKTERISTIK TANAH Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB Pendahuluan Geosfer atau bumi yang padat adalah bagian atau tempat dimana manusia hidup dan mendapatkan makanan,, mineral-mineral
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peningkatan aktivitas manusia di muka bumi telah mendorong terjadinya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peningkatan aktivitas manusia di muka bumi telah mendorong terjadinya pemanasan global (global warming). Pemanasan global terjadi sebagai akibat dari makin
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman semusim dan termasuk dalam jenis
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jagung Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman semusim dan termasuk dalam jenis rumputan (graminae) yang mempunyai batang tunggal dan kemungkinan dapat memunculkan cabang anakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang berpotensi untuk dikembangkan secara intensif. Permintaan kacang hijau dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol atau dikenal dengan nama Podsolik Merah Kuning (PMK)
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanah Ultisol atau dikenal dengan nama Podsolik Merah Kuning (PMK) merupakan bagian yang paling luas dari total keseluruhan lahan kering di Indonesia. Penyebaranya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkebunan tebu terbesar di Lampung adalah PT. Gunung Madu Plantation
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman tebu merupakan salah satu tanaman primadona di Lampung. Salah satu perkebunan tebu terbesar di Lampung adalah PT. Gunung Madu Plantation (GMP). Pengolahan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas,
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas, mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luas daratan Indonesia
Lebih terperinciBAB 2 KOMPONEN FISIK DAN MORFOLOGI TANAH
BAB 2 KOMPONEN FISIK DAN MORFOLOGI TANAH 1. Sifat dasar Akibat pelapukan dan proses penghancuran yang lain, bahan mineral tanah akan menjadi butir primer ( zarah, partikel, butir tunggal) dengan berbagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan
TINJAUAN PUSTAKA Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan akan menjadi busuk dalam 2-5 hari apabila tanpa mendapat perlakuan pasca panen yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau jamu. Selain itu cabai juga memiliki kandungan gizi yang cukup
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang bernilai ekonomis tinggi dan cocok untuk dikembangkan di daerah tropika seperti di Indonesia.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang penting sebagai penghasil gula. Lebih dari setengah produksi gula berasal dari tanaman
Lebih terperinciII. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI
II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI 2.1. Iklim Ubi kayu tumbuh optimal pada ketinggian tempat 10 700 m dpl, curah hujan 760 1.015 mm/tahun, suhu udara 18 35 o C, kelembaban udara 60 65%, lama penyinaran
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan nitrogen tanah bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Variasi kandungan nitrogen dalam tanah terjadi akibat perubahan topografi, di samping pengaruh iklim, jumlah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (± 45 hari), termasuk dalam famili Brassicaceae. Umumnya, pakchoy jarang dimakan mentah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, karena memiliki kandungan gizi cukup,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;
Lebih terperinciPengaruh ph tanah terhadap pertumbuhan tanaman
Pengaruh ph tanah terhadap pertumbuhan tanaman 1. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman. Pada umumnya unsur hara akan mudah diserap tanaman pada ph 6-7, karena pada ph tersebut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak dikeluarkannya kebijakan revolusi agraria berupa bimbingan massal (bimas) dan intensifikasi massal (inmas) dari tahun 1960 -an hingga 1990-an, penggunaan input yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Lahan Sawah. reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat
TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Sawah Perubahan kimia tanah sawah berkaitan erat dengan proses oksidasi reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat ketersediaan hara dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai ekonomis, serta harus terus dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat
Lebih terperinciII. PERMASALAHAN USAHA TANI DI KAWASAN MEGABIODIVERSITAS TROPIKA BASAH
5 II. PERMASALAHAN USAHA TANI DI KAWASAN MEGABIODIVERSITAS TROPIKA BASAH 2.1. Karakteristik tanah tropika basah Indonesia merupakan salah satu negara megabiodiversitas di kawasan tropika basah, tetapi
Lebih terperinciREKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor
REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor Data statistik menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir, rata-rata
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju peningkatan produktivitas tanaman padi di Indonesia akhir-akhir ini cenderung melandai, ditandai salah satunya dengan menurunnya produksi padi sekitar 0.06 persen
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Jagung Jagung merupakan tanaman yang dapat hidup di daerah yang beriklim sedang sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat membutuhkan sinar matahari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanah marginal merupakan tanah yang memiliki mutu rendah karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah marginal merupakan tanah yang memiliki mutu rendah karena adanya beberapa faktor pembatas seperti topografi yang miring, dominasi bahan induk, kandungan unsur
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di
TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Jahe Iklim Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata berkisar 2500-4000 mm/ tahun. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L) Merill) adalah salah satu komoditi tanaman pangan yang penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang
Lebih terperinciBAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI
BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gambaran Umum Lahan Kering Tantangan penyediaan pangan semakin hari semakin berat. Degradasi lahan dan lingkungan, baik oleh gangguan manusia maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia pada tahun 1960 melakukan modernisasi pertanian melalui program bimbingan massal (bimas) dan intensifikasi massal (inmas) untuk meningkatkan produktivitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung merupakan tanaman serealia yang paling produktif di dunia, cocok ditanam di wilayah bersuhu tinggi. Penyebaran tanaman jagung sangat luas karena mampu beradaptasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang batangnya mengandung zat gula sebagai bahan baku industri gula. Akhir-akhir ini
Lebih terperinciTanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala
Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang
Lebih terperinciBKM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter dan Kurva Infiltrasi
% liat = [ H,( T 68),] BKM % debu = 1 % liat % pasir 1% Semua analisis sifat fisik tanah dibutuhkan untuk mengetahui karakteristik tanah dalam mempengaruhi infiltrasi. 3. 3... pf pf ialah logaritma dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan sebagai salah satu sub sektor pertanian di Indonesia berpeluang besar dalam peningkatan perekonomian rakyat dan pembangunan perekonomian nasional.adanya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan bahan pangan terutama beras akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat peningkatan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Material Vulkanik Merapi. gunung api yang berupa padatan dapat disebut sebagai bahan piroklastik (pyro = api,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Material Vulkanik Merapi Abu vulkanik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan dan dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan bahkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan
PENDAHULUAN Latar Belakang Tanah Ultisol termasuk bagian terluas dari lahan kering yang ada di Indonesia yaitu 45.794.000 ha atau sekitar 25 % dari total luas daratan Indonesia (Subagyo, dkk, 2000). Namun
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hujan Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh dipermukaan tanah datar selama periode tertentu di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, run off dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah dan Air Secara Umum Tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari bahan padat, cair dan gas. Tanah yang ideal terdiri dari sekitar 50% padatan, 25% cairan,
Lebih terperinciTANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd
TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd 1.Definisi Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral organic, air, udara
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Permasalahan Tanah Ultisol dan Upaya Mengatasinya
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permasalahan Tanah Ultisol dan Upaya Mengatasinya Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran yang cukup luas, mencapai 45.794.000 ha atau sekitar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah salah satu komoditas perkebunan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah salah satu komoditas perkebunan penting yang ditanam untuk bahan baku utama gula. Hingga saat ini, gula merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kelapa sawit (Elaesis guineesis Jacq.) merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi dari pada tanaman penghasil minyak nabati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pupuk adalah salah satu akar permasalahan yang akan sangat luas dampaknya terutama disektor ketahanan pangan di Indonesia yang jumlah penduduknya tumbuh pesat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan tanaman perdu dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya. Tomat
Lebih terperinciPENGARUH OLAH TANAH DAN MULSA JERAMI PADI TERHADAP AGREGAT TANAH DAN PERTUMBUHAN SERTA HASIL JAGUNG
PENGARUH OLAH TANAH DAN MULSA JERAMI PADI TERHADAP AGREGAT TANAH DAN PERTUMBUHAN SERTA HASIL JAGUNG Elita Agus Manalu 1), Arsyad 2), dan Suryanto 2) Fakultas Pertanian Universitas Jambi elitamanalu115@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di tahun 2006 menjadi lebih dari 268,407 juta ton di tahun 2015 (Anonim, 2015).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil tambang merupakan salah satu kekayaan alam yang sangat potensial. Penambangan telah menjadi kontributor terbesar dalam pembangunan ekonomi Indonesia selama lebih
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Sifat Fisik Awal Tanah Latosol yang di ambil dari lahan percobaan IPB Cikabayan Darmaga memiliki bobot isi 0,86 gram cm -3, pori air tersedia < 20%, pori drainase
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung (Zea mays L) termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Jagung tidak hanya sebagai bahan pangan, namun dapat juga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Padi merupakan bahan pangan terpenting di Indonesia mengingat makanan pokok penduduk Indonesia sebagian besar adalah beras. Sementara itu, areal pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambir (Uncaria gambir Roxb.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi serta memiliki prospek yang baik bagi petani maupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan masalah Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan ubikayu bagi penduduk dunia, khususnya pada negara tropis setiap tahunnya
Lebih terperinciPENGANTAR ILMU PERTANIAN PERTEMUAN KE-8 SUMBERDAYA LAHAN
PENGANTAR ILMU PERTANIAN PERTEMUAN KE-8 SUMBERDAYA LAHAN Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Dr. Ir. Budiarto, MP. Program Studi Agribisnis UPN Veteran Yogyakarta 1 TANAH PERTANIAN Pertanian berasal dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan komoditas strategis kacang-kacangan yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan
Lebih terperinciPEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH. A.Pembentukan Tanah
PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH A.Pembentukan Tanah Pada mulanya, permukaan bumi tidaklah berupa tanah seperti sekarang ini. Permukaan bumi di awal terbentuknya hanyalah berupa batuan-batuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah Ananas comosus (L) Merr. Tanaman ini berasal dari benua Amerika, tepatnya negara Brazil.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bionutrien merupakan suatu bahan organik yang mengandung nutrisi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bionutrien merupakan suatu bahan organik yang mengandung nutrisi yang bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kualitas hasil tanaman. Banyak tumbuhan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Umum Tanaman Cabai Tanaman cabai mempunyai daya adaptasi yang cukup luas. Tanaman ini dapat diusahakan di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai ketinggian 1400
Lebih terperinciKAJIAN EROSI DAN ALIRAN PERMUKAAN PADA BERBAGAI SISTEM TANAM DI TANAH TERDEGRADASI SKRIPSI. Vivin Alviyanti NIM
KAJIAN EROSI DAN ALIRAN PERMUKAAN PADA BERBAGAI SISTEM TANAM DI TANAH TERDEGRADASI SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Menyelesaikan Program Studi Ilmu Tanah (
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya akar sebagai penopang tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan
Lebih terperinciIRIGASI dan DRAINASI URAIAN TUGAS TERSTRUKSTUR. Minggu ke-2 : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (1) Semester Genap 2011/2012
Nama : Yudhistira Wharta Wahyudi NIM : 105040204111013 Kelas : J, Jumat 09:15 Dosen : Dr. Ir. Zaenal Kusuma, SU IRIGASI dan DRAINASI URAIAN TUGAS TERSTRUKSTUR Minggu ke-2 : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (1)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Peran tersebut diantaranya adalah mampu memenuhi
Lebih terperinciPEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP
PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP PENGERTIAN TANAH Pedosfer berasal dari bahasa latin yaitu pedos = tanah, dan sphera = lapisan. Pedosfer yaitu lapisan kulit bumi yang tipis yang letaknya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tidak berkelanjutan. Pertanian dengan olah tanah intensif di lahan kering merusak
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kehilangan karbon di sektor pertanian disebabkan oleh cara praktik budidaya yang tidak berkelanjutan. Pertanian dengan olah tanah intensif di lahan kering
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman nanas dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi lebih
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nanas (Ananas Comosus) Tanaman nanas dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi lebih kurang 1.200 meter diatas permukaan laut (dpl). Di daerah tropis Indonesia,
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kadar Air Tanah Air merupakan salah satu komponen penting yang dibutuhkan oleh tanaman baik pohon maupun tanaman semusim untuk tumbuh, berkembang dan berproduksi. Air yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum) merupakan tanaman perkebunan penting sebagai
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Tebu (Saccharum officinarum) merupakan tanaman perkebunan penting sebagai penghasil gula.tanaman tebu mengandung gula dengan kadar mencapai 20%. Dari tanaman
Lebih terperinciMorfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanah Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang. Pengamatan sebaiknya dilakukan pada profil tanah yang baru dibuat. Pengamatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah, terutama di bidang sumber daya pertanian. Disisi yang lain sering berjalannya waktu, jumlah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemanfaatan lahan pertanian yang intensif dan tanpa memperhatikan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanfaatan lahan pertanian yang intensif dan tanpa memperhatikan keseimbangan antara masukan dan keluaran dalam sistem pertanian akan mempercepat terjadinya penurunan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pertanian organik menjadi suatu bisnis terbaru dalam dunia pertanian Indonesia. Selama ini produk pertanian mengandung bahan-bahan kimia yang berdampak
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari bahan-bahan yang
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012 BAB VI Air Tanah Air Tanah merupakan jumlah air yang memiliki kontribusi besar dalam penyelenggaraan kehidupan dan usaha
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Di Indonesia produksi nanas setiap tahun mengalami peningkatan seiring
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Nanas merupakan salah satu komoditas ekspor dari sektor perkebunan hortikutura. Di Indonesia produksi nanas setiap tahun mengalami peningkatan seiring peningkatan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Secara pedologi, tanah didefinisikan sebagai bahan mineral ataupun organik di
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah dan Faktor yang Mempengaruhinya. Secara pedologi, tanah didefinisikan sebagai bahan mineral ataupun organik di permukaan bumi yang telah dan akan mengalami perubahan yang
Lebih terperinciEKOLOGI MANUSIA : PERTANIAN DAN PANGAN MANUSIA. Nini Rahmawati
EKOLOGI MANUSIA : PERTANIAN DAN PANGAN MANUSIA Nini Rahmawati Pangan dan Gizi Manusia Zat gizi merupakan komponen pangan yang bermanfaat bagi kesehatan (Mc Collum 1957; Intel et al 2002). Secara klasik
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Kandungan hara pada 1m3 limbah cair setara dengan 1,5 kg urea, 0,3 kg SP-36,
TINJAUAN PUSTAKA Limbah Pabrik Kelapa Sawit Dalam proses pengolahan tandan buah segar kelapa sawit (TBS) menjadi minyak sawit mentah (MSM) dihasilkan sisa produksi berupa limbah. Limbah padat dengan bahan
Lebih terperinci