KEANEKARAGAMAN Trips (Thysanoptera) PADA BERBAGAI JENIS TANAMAN SAYURAN DI JAWA BARAT DAN JAWA TENGAH HIDA NOER ANUGRAWATI
|
|
- Hamdani Hartanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEANEKARAGAMAN Trips (Thysanoptera) PADA BERBAGAI JENIS TANAMAN SAYURAN DI JAWA BARAT DAN JAWA TENGAH HIDA NOER ANUGRAWATI DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
2
3 ABSTRAK HIDA NOER ANUGRAWATI. Keanekaragaman Trips (Thysanoptera) pada Berbagai Jenis Tanaman Sayuran di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Dibimbing oleh DEWI SARTIAMI. Trips merupakan serangga kecil bertubuh ramping. Serangga ini menjadi hama bagi tanaman yang memiliki nilai ekonomis tinggi seperti tanaman hias, hortikultura, buah-buahan, dan sayuran. Trips dapat menyebabkan kerusakan jaringan pada tanaman saat musim kering sehingga menimbulkan gejala keperakan atau kekuning-kuningan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman trips pada berbagai jenis tanaman sayuran. Spesies trips didapatkan dari beberapa lokasi di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Identifikasi trips dilakukan di bawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 4, 10, dan 40 kali serta menggunakan bantuan literatur Thysanoptera: an Identification Guide, program identifikasi Lucid, dan kunci Sartiami dan Mound. Berdasarkan hasil penelitian dapat diidentifikasikan 10 spesies trips yang terdapat pada 18 jenis tanaman sayuran, yaitu Astrothrips sp., Bathrips melanicornis, Echinothrips americanus, Megalulothrips usitatus, Mycterothrips sp., Mymarothrips bicolor, Thrips palmi, Thrips parvispinus, Thrips tabaci, dan Organothrips indicus. Kata kunci: Thrips parvispinus, Thysanoptera, Thripidae, Aeolothripidae, tanaman sayuran.
4
5 ABSTRACT HIDA NOER ANUGRAWATI. Diversity of Thrips (Thysanoptera) on Vegetable Crops in West Java and Central Java. Supervised by DEWI SARTIAMI. Thrips are including a small-bodied insect pests slim. This insect becomes pest of plants with high economical value such as ornamental plants, fruit trees, and vegetable. Thrips could cause plants tissue damage during dry season, indicated by silvery or yellowish specks. This study was purposed to learn about thrips variety on various vegetable plants. Thrips species was collected from several locations in West Java and Central Java. Thrips were identified under compound light microscope with 4, 10, and 40 times zooms and supported by literature Thysanoptera: an Identification Guide, Lucid identification program, and Sartiami and Mound key. Based on this study result, 10 spesies thrips were identified on 18 vegetable plants: are Astrothrips sp., Bathrips melanicornis, Echinothrips americanus, Megalulothrips usitatus, Mycterothrips sp., Mymarothrips bicolor, Thrips palmi, Thrips parvispinus, Thrips tabaci, and Organothrips indicus. Keyword: Thrips parvispinus, Thysanoptera, Thripidae, Aeolothripidae, vegetable plant.
6
7 Hak Cipta milik IPB, tahun 2013 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
8
9 KEANEKARAGAMAN Trips (Thysanoptera) PADA BERBAGAI JENIS TANAMAN SAYURAN DI JAWA BARAT DAN JAWA TENGAH HIDA NOER ANUGRAWATI Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Proteksi Tanaman DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
10
11 LEMBAR PENGESAHAN Judul Skripsi : Keanekaragaman Trips (Thysanoptera) pada Berbagai Jenis Tanaman Sayuran di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Nama Mahasiswa : Hida Noer Anugrawati NIM : A Disetujui oleh Dra. Dewi Sartiami, M.Si Dosen Pembimbing Diketahui oleh Dr. Ir. Abdjad Asih Nawangsih, M.Si Ketua Departemen Proteksi Tanaman Tanggal disetujui:
12
13 PRAKATA Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul Keanekaragaman Trips (Thysanoptera) pada Berbagai Jenis Tanaman Sayuran di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada Ibu Dra. Dewi Sartiami, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran dengan penuh kesabaran selama penelitian hingga penyelesaian skripsi. Keluarga tercinta, Bapak (Bambang Andoko), Ibu (Eni Hurustiati), Kakak (Enokta Hedi Permana dan Galuh Rizki Hermawanti), Adik (Dian Daru Wijayanto dan Muhammad Rifqi Hananda), atas segala kasih sayang dan cintanya yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan. Bapak Dr.Ir. Ruly Anwar, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, saran, dan perhatian. Keluarga besar Departemen Proteksi Tanaman (Dosen dan staf pengajar) atas segala petunjuk dan bimbingan dalam administrasi pendidikan selama di kampus. Keluarga Kost Windy yang memberikan semangat, doa, serta motivasi. Sahabat-sahabat yang banyak membantu, memberi semangat, doa dan menjadi tempat berkeluh kesah atas penelitian ini. Penulis menyadari bahwa tulisan ini belumlah sempurna, namun penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat. Akhir kata dengan kerendahan hati penulis memohon maaf. Bogor, Desember 2013 Hida Noer Anugrawati
14
15 DAFTAR ISI PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan 2 Manfaat 2 BAHAN DAN METODE 3 Tempat dan Waktu Penelitian 3 Bahan 3 Metode Penelitian 3 Pengambilan Trips 3 Pembuatan Preparat 3 Identifikasi Trips 4 Pembuatan Foto Trips 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Spesies Trips dan Tanaman Inangnya 8 SIMPULAN DAN SARAN 19 Simpulan 19 Saran 19 DAFTAR PUSTAKA 20
16
17 DAFTAR TABEL Tabel 1 Hasil identifikasi trips 5 Tabel 2 Spesies trips dan tanaman sayuran 7 DAFTAR GAMBAR 1. Identifikasi imago Thrips parvispinus (a), kepala (b), metanotum (c), antena (d), sayap (e) 2. Identifikasi imago Megalulothrips usitatus (a), kepala (b), metanotum (c), antena (d), sayap (e) 3. Identifikasi imago Thrips palmi (a), kepala (b), metanotum (c), antena (d), sayap (e) 4. Identifikasi imago Bathrips melanicornis (a), kepala (b), metanotum (c), antena (d), sayap (e) 5. Identifikasi imago Thrips tabaci (a), kepala (b), metanotum (c), antena (d), sayap (e) 6. Identifikasi imago Astrothrips sp., (a), kepala (b), metanotum (c), antena (d), sayap (e) 7. Identifikasi imago Echinothrips americanus (a), kepala (b), metanotum (c), antena (d), sayap (e) 8. Identifikasi imago Mycterothrips sp., (a), kepala (b), metanotum (c), antena (d), sayap (e) 9. Identifikasi imago Mymarothrips bicolor (a), kepala (b), metanotum (c), antena (d), sayap (e) 10.Identifikasi imago Organothrips indicus (a), kepala (b), metanotum (c), antena (d), sayap (e)
18
19 PENDAHULUAN Latar Belakang Trips merupakan serangga kecil bertubuh ramping yang memiliki panjang tubuh beberapa milimeter. Sebagian besar trips menyerang pada bagian bunga dan daun tanaman dengan cara meraut-menghisap. Selain sebagai hama, trips juga berperan sebagai predator dan pengurai (Lewis 1997). Trips ada yang memiliki sayap dan ada pula yang tidak bersayap. Sayap bila berkembang sempurna maka akan tampak jumlahnya empat, sangat panjang dan sempit. Sebagian besar trips memiliki sayap sempit dengan venasi yang tereduksi dengan sekeliling sayap memiliki rambut yang berumbai. Serangan trips menyebabkan daun yang terserang berwarna keperakperakkan atau kekuning-kuningan seperti perunggu pada permukaan bawah daun dan menyebabkan gangguan fisiologi pada daun. Daun menjadi berkerut karena cairan sel dihisap. Serangan berat dapat mengakibatkan semua daun mengering dan lama-kelamaan daun menjadi mati. Gejala pada bunga berupa bintik-bintik putih atau kadang berupa bercak berwarna merah yang muncul juga dipermukaan daun (Mound dan Kibby 1998). Kondisi serangan langsung pada daun, bunga, dan buah disebabkan karena trips menghisap isi sel bagian-bagian tanaman tadi lebih berbahaya pada saat musim kering karena tanaman menjadi lebih cepat kehilangan kelembaban (Lewis 1997). Metamorfosis yang dialami oleh trips adalah metamorfosis peralihan yaitu antara holometabola dan paurometabola dengan dua atau tiga instar pradewasa yang tidak aktif bergerak. Dua instar pertama tidak terdapat sayap pada bagian luar (eksternal) yang biasa disebut larva. Selain itu, trips memiliki sayap yang terbentuk di bagian dalam (internal) selama proses metamorfosisnya (Borror et al. 1996). Telur trips berbentuk oval dan berukuran kecil sehingga tidak terlihat dengan mata telanjang. Telur akan menetas sekitar 3 sampai 7 hari setelah peletakan oleh imago betina. Biasanya trips meletakkan telur di bawah daun secara terpisah. Telur yang belum menetas, tidak hanya berada dibawah daun, melainkan banyak bersembunyi di dalam tanah di sekitar pertanaman. Saat telur menetas, nimfa yang muncul akan melalui beberapa stadia nimfa. Setelah beberapa stadia nimfa dilalui kemudian menjadi fase pupa (Setiadi 1996). Ukuran trips yang kecil merupakan alasan trips menjadi hama penting pada tanaman. Sebagaian besar spesies memiliki ukuran tubuh 1 sampai 2 mm. Warna tubuh bervariasi dari putih hingga coklat dan coklat tua hingga hitam. Secara mata telanjang, trips hanya terlihat garis hitam, coklat, atau kuning putus-putus. Antena trips memiliki 4 sampai 9 ruas, namun biasanya 7 sampai 8 ruas. Toraks dibagi menjadi 2 yaitu protoraks dan pterotoraks. Trips sebagian besar memiliki 11 ruas abdomen (Moritz 1997). Dibiyantoro (1998) menyatakan bahwa trips dapat berperan sebagai hama penting pada tanaman. Trips memiliki kisaran inang yang sangat luas dan biasanya berkumpul pada bagian bunga (Borror et al. 1996). Serangan trips dapat mengakibatkan kegagalan panen karena cara makan trips yang mengisap cairan daun-daun muda dan sebagai vektor penyakit pada tanaman. Trips membuat jaringan hancur secara memanjang dan berulang-ulang sehingga berperan seperti parut.
20 2 Sayuran merupakan tanaman yang tidak luput dari serangan trips. Berbagai jenis sayuran telah diketahui diserang oleh trips. Salah satu tanaman sayuran penting yang diserang trips adalah cabai (Yulianti 2008). Trips yang menyerang cabai terdiri dari dua spesies yaitu Megalulothrips usitatus dan Thrips parvispinus. Trips yang paling dominan adalah Thrips parvispinus. Dari hasil penelitian Yulianti juga ditemukan bahwa spesies dominan ini juga menyerang tanaman sayuran disekitar tanaman cabai. Oleh karena itu dalam penelitian ini ingin mengetahui lebih jauh berbagai jenis trips yang menyerang tanaman sayuran pada umumnya. Tujuan Penelitian ini bertujuan mengetahui keanekaragaman trips pada berbagai jenis tanaman sayuran. Manfaat Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang keanekaragaman trips yang ada pada sayuran sehingga dapat menjadi dasar penelitian lanjutan dan cara pengendalian hama ini.
21 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2013 sampai Agustus Pengambilan sampel dilakukan pada dua provinsi yaitu di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Selanjutnya identifikasi trips dilakukan di Laboratorium Biosistematika Serangga Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bahan Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan kimia yang terdiri dari larutan NaOH 5%, alkohol dengan konsentrasi bertingkat (50%, 60%, 70%, 80%, 95%, dan 100%), aquades, balsam kanada, minyak cengkeh, hoyer. Alat yang digunakan adalah wadah koleksi, nampan, kuas halus, pipet, cawan sirakus beserta penutupnya, jarum bertangkai, kaca preparat beserta penutupnya, label dan alat tulis, mikroskop compound dan mikroskop stereo untuk pengamatan di laboratorium, dan kamera digital. Metode Penelitian Pengambilan Trips Pegambilan sampel trips dilakukan pada pertanaman sayuran di 2 provinsi yaitu Jawa Barat dan Jawa Tengah. Wilayah yang dijadikan pengambilan sampel mewakili 4 Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat, yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Garut, Kabupaten Kuningan, dan Kaupaten Tasikmalaya. Sedangkan 3 Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Tegal. Ketinggian lokasi diukur menggunakan GPS (Global Positioning System). Pengambilan sampel trips dilakukan dengan cara menepuk-nepuk bagian bunga dan pucuk tanaman di atas nampan plastik berwarna putih. Setelah trips berjatuhan di nampan, sampel tersebut kemudian dimasukkan ke dalam eppendorf yang berisi alkohol 70% menggunakan kuas halus. Tabung tersebut diberi label yang berisi informasi tanggal pengambilan, lokasi, dan tanaman inang. Trips yang telah dikoleksi kemudian akan dilakukan pengawetan dalam preparat dengan menggunakan dua cara yaitu preparat awetan permanen dan preparat awetan sementara. Pembuatan Preparat Preparat Permanen. Spesimen trips yang dipilih untuk diawetkan dalam preparat sudah mencapai imago. Trips disortir berdasarkan spesies yang berbeda melalui pengamatan pendahuluan dengan menggunakan mikroskop stereo. Tahapan pembuatan preparat mikroskopis menggunakan metode menurut Mound dan Kibby (1998) yaitu: trips diletakkan pada cawan sirakus yang berisi aquades dan diamkan selama 1 jam, kemudian aquades dibuang dengan menggunakan pipet namun disisakan dalam cawan. Kemudian cawan yang berisi trips dan sisa aquades dimasukkan NaOH 5% dan dibiarkan 1 malam. Selanjutnya, NaOH 5% dibuang hingga habis dan dimasukkan aquades untuk mencuci sisa NaOH 5% selama 1 jam. Kemudian aquades dibuang namun tidak sampai habis dan tambahkan alkohol 50% dan langsung diganti dengan menggunakan alkohol 60%
22 4 dan di diamkan selama 1 malam. Selanjutnya larutan diganti lagi dengan alkohol 70% selama 1 jam, dan alkohol 80% selama 20 menit, serta alkohol 95% selama 10 menit. Perendaman selanjutnya dengan menggunakan alkohol 100% selama 5 menit dan dilakukan 2 kali, serta dilanjutkan perendaman dengan menggunakan minyak cengkeh selama 10 menit. Setelah itu trips diletakkan pada gelas penutup dengan posisi ventral, kemudian trips diatur posisinya dan sisa minyak cengkeh diserap menggunakan tisu. Selanjutnya, diberi balsam kanada dan tutup menggunakan kaca obyek. Setelah kaca obyek menempel pada larutan balsam kanada, kaca dibalik sehingga kaca penutup berada di atas kaca obyek. Preparat yang telah dibuat, dilengkapi dengan label di kedua sisi preparat yang berisi keterangan spesimen. Disebelah kanan preparat berisi keterangan tanaman inang, lokasi, dan tanggal, disertakan juga dengan nama kolektor. Pada label sebelah kiri preparat, tertulis keterangan ordo, famili, dan spesies. Kemudian obyek tersebut di keringkan pada hot plate bersuhu 40 o C selama beberapa minggu. Preparat sementara. Pembuatan preparat diawali dengan penataan imago trips saat masih berada dalam larutan alkohol, yaitu dengan merentangan kedua sayap serangga serta meluruskan antena. Bagian ventral tubuh berada di sebelah atas. Larutan hoyer diteteskan pada kaca penutup yang berdiameter 13 mm, kemudian trips yang telah diatur posisinya diletakkan pada kaca penutup tersebut dan segera ditutup menggunakan kaca obyek. Setelah kaca obyek menempel pada larutan hoyer, kaca dibalik sehingga kaca penutup berada di atas kaca obyek. Preparat yang telah dibuat, dilengkapi dengan label di kedua sisi preparat yang berisi keterangan spesimen. Disebelah kanan preparat berisi keterangan tanaman inang, lokasi, dan tanggal, disertakan juga dengan nama kolektor. Pada label sebelah kiri preparat, tertulis keterangan ordo, famili, dan spesies. Kemudian obyek tersebut di keringkan pada hot plate bersuhu 40 o C selama 2 hari. Kemudian bagian tepi kaca penutup ditutup dengan menggunakan cat kuku yang berwarna transparan. Identifikasi Trips Identifikasi trips dilakukan di bawah mikroskop coumpond dengan perbesaran 4, 10, dan 40 kali. Kemudian dilakukan proses identifikasi dengan bantuan literatur Thysanoptera: an Identification Guide edisi ke-2 (Mound dan Kibby 1998), program identifikasi Lucid: Thrips ID Pest Thrips of the World (Moritz et al. 2004), serta kunci Sartiami dan Mound (2013). Pembuatan Foto Trips Pembuatan foto dilakukan dengan menggunakan kamera digital Casio 16,1 MP di Laboratorium Biosistematika Serangga Departemen Proteksi Tanaman IPB. Foto ini digunakan untuk memperjelas karakter morfologi masing-masing spesies.
23 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian pada 18 jenis tanaman sayuran di Jawa Barat dan Jawa Tengah yang diamati, ditemukan 10 spesies trips. Dari spesies-spesies tersebut, sembilan diantaranya adalah hama dan hanya satu spesies trips yang berperan sebagai predator yang ditemukan. Satu spesies yang bersifat sebagai predator tersebut adalah Mymarothrips bicolor, dan ditemukan hanya disatu lokasi yakni pada pertanaman kacang panjang di Bogor, Jawa Barat. Daftar berbagai jenis trips dan tanaman inangnya tertera pada tabel 1. Penelitian yang dilakukan pada dua provinsi, ditemukan bahwa Thrips parvispinus terdapat di berbagai ketinggian mulai dari dataran rendah sampai dengan dataran tinggi. Ketinggian lokasi pertanaman berkisar antara m dpl. Spesies ini tersebar pada semua daerah yang diteliti yaitu pada daerah Bogor, Garut, Kuningan, Tasikmalaya, Banjarnegara, Demak, dan Tegal. Spesies Megalulothrips usitatus dan Thrips palmi ditemukan di daerah Bogor, Garut, Tasikmalaya, dan Tegal. Kedua spesies ini ditemukan baik di dataran rendah, sedang, maupun tinggi. Untuk spesies Bathrips melanicornis ditemukan di dataran rendah dan hanya ditemukan di provinsi Jawa Barat di daerah yang berbeda yaitu Bogor dan Kuningan. Spesies Thrips tabaci ditemukan di dua ketinggian yaitu pada dataran rendah dan dataran tinggi. Spesies ini ditemukan di daerah Bogor, Kuningan, dan Banjarnegara. Spesies Astrothrips sp. ditemukan pada tanaman kemangi di daerah Tegal, Echinothrips americanus ditemukan pada tanaman katuk di daerah Bogor, dan Organothrips indicus ditemukan pada tanaman timun di daerah Demak. Masingmasing spesies ini ditemukan pada daerah dengan dataran rendah, sedangkan Mycterothrips sp. ditemukan di dataran tinggi yaitu pada ketinggian 1500 m dpl yaitu pada tanaman tomat di daerah Banjarnegara. Tabel 1 Spesies trips pada tanaman sayuran di Jawa Barat dan Jawa Tengah Lokasi Ketinggian (m dpl) Nama Umum Jawa Barat Bogor 290 Bayam Sawi putih Wortel Kangkung Kemangi Kacang buncis Kecipir Tomat Katuk Terung Kacang panjang Tanaman Inang Famili Amaranthaceae Crucifera Umbelliferae Convolvulaceae Lamiceae Fabaceae Fabaceae Solanaceae Euphorbiceae Solanaceae Fabaceae Spesies Thrip T. tabaci B. melanicornis T. palmi B. melanicornis E. americanus M. usitatus M. bicolor
24 6 Lanjutan tabel 1 Spesies trips pada tanaman sayuran di Jawa Barat dan Jawa Tengah Ketinggian Tanaman Inang Lokasi (m dpl) Nama Umum Famili Garut Sawi hijau Crucifera Cabai Kacang buncis Kentang Kuningan 400 Sawi hijau Wortel Buncis Tasikmalaya Kacang bunci Kacang panjang Solanaceae Fabaceae Solanaceae Crucifera Umbelliferae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Spesies Thrip T. palmi M. usitatus M. usitatus T. palmi T. palmi B. melanicornis T. tabaci M. usitatus T. palmi M. usitatus Jawa Tengah Banjarnegara 1500 Tomat Solanaceae Myterothrips sp. T. tabaci Demak 5 Cabai Timun Oyong Tomat Terung Kacang panjang Tegal Bawang merah Timun Wortel Kemangi Labu Kacang panjang Solanaceae Cucurbitaceae Cucurbitaceae Solanaceae Solanaceae Fabaceae Liliaceae Cucurbitaceae Umbelliferae Lamiaceae Cucurbitaceae Fabaceae O. indicus M. usitatus Astrothrips sp. T. palmi M. usitatus T. palmi M. usitatus
25 Trips menyerang berbagai macam tanaman sayuran yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Tabel 2 menunjukkan berbagai spesies trips tertentu pada tanaman yang menjadi tanaman inangnya. 7 Tabel 2 Spesies trips pada tanaman sayuran No. Spesies Trips Tanaman Inang Nama Umum Nama Ilmiah; Famili 1 Astrothrips sp. Kemangi Ocimum basilicum; Lamiaceae 2 B. melanicornis Sawi hijau Kemangi Kecipir Brasica rapa; Crucifera O. basilicum; Lamiaceae Psophocarpus tetragonolubus; Fabaceae 3 E. americanus Katuk Sauropus androgynus; Euphorbiceae 4 M. usitatus Cabai Wortel Kacang buncis Labu Kacang panjang Capsicum sp.; Solanaceae Daucus carota; Umbelliferae Phaseolus vulgaris; Fabaceae Sechium edule; Cucurbitaceae Vigna unguiculata; Fabaceae 5 Mycterothrips sp. Tomat Lycopersicum esculentum; Solanaceae 6 M. bicolor Kacang panjang V. unguiculata; Fabaceae 7 T. palmi Sawi hijau Kemangi Kacang buncis Labu Kentang B. rapa; Crucifera O. basilicum; Lamiaceae P. vulgaris; Fabaceae S. edule; Cucurbitaceae Solanum tuberosum; Solanaceae 8 Bawang daun Allium sp.; Liliaceae Bayam Amaranthus spp.; Amaranthaceae Sawi hijau Sawi putih Cabai Timun Wortel Kangkung Oyong Tomat Kemangi Kacang buncis Kecipir Labu Terung Kentang Kacang panjang B. rapa; Crucifera B. sinensis; Crucifera Capsicum sp.; Solanaceae Cucumis sativus; Cucurbitaceae D. carota; Umbelliferae Ipomoea aquatica; Convolvulaceae Luffa acutangula; Cucurbitaceae L. esculentum; Solanaceae O. basilicum; Lamiaceae P. vulgaris; Fabaceae P. tetragonolubus; Fabaceae S. edule; Cucurbitaceae S. melongena; Solanaceae S. tuberosum; Solanaceae V. unguiculata; Fabaceae 9 T. tabaci Sawi hijau Wortel Tomat B. rapa; Crucifera D. carota; Umbellifera L. esculentum; Solanaceae 10 O. indicus Timun C. sativus; Cucurbitaceae Spesies trips yang paling banyak ditemukan pada tanaman sayuran adalah T. parvispinus, spesies ini ditemukan pada 17 jenis tanaman sayuran dari 18 inang tanaman yang berbeda, yaitu bawang daun, bayam, cabai, kacang buncis, kacang panjang, kangkung, kecipir, kemangi, kentang, labu, oyong, sawi hijau, sawi putih, terung, timun, tomat, dan wortel. Spesies ini bersifat polifag karena trips ini banyak dikenal sebagai hama pada berbagai komoditas pertanian, dan banyak ditemukan di daerah dengan berbagai ketinggian yang berbeda. Sampai saat ini T. parvispinus belum dilaporkan sebagai vektor pada tanaman yang diserangnya.
26 8 Spesies kedua terbanyak yaitu M. usitatus. Spesies ini ditemukan pada lima tanaman inang yang berbeda, yaitu cabai, kacang buncis, kacang panjang, labu dan wortel. Namun spesies trips ini lebih banyak ditemukan di pertanaman kacang buncis dan kacang panjang. Kedua jenis sayuran ini memiliki kesamaan famili yaitu Fabaceae. Selain itu, spesies M. usitatus juga ditemukan pada tanaman cabai, wortel, dan labu. Hama trips ini hanya sebagai pendatang pada tanamantanaman tersebut karena pada saat pengambilan sampel trips hanya ditemukan satu individu. Thrips palmi ditemukan pada lima tanaman inang yang berbeda yaitu kacang panjang, kemangi, kentang, labu, dan sawi hijau. Spesies B. melanicornis ditemukan pada tiga tanaman inang yang berbeda, yaitu kecipir, kemangi, dan sawi hijau. Spesies T. tabaci juga ditemukan pada tiga tanaman inang yang berbeda, yaitu sawi hijau, tomat, dan wortel. Spesies Astrothrips sp., E. americanus, Mycterothrips sp., M. bicolor, dan O. indicus masing-masing hanya ditemukan satu individu di tanaman inang yang berbeda. Hal ini dikarenakan penelitian dilakukan sekali, tidak dilakukan ulangan, dan juga tidak dilakukan pengamatan pada vegetasi di sekitar pertanaman, oleh karena itu perlu dilakukan pengambilan sampel yang lebih banyak, agar dapat memperoleh kekayaan informasi spesies-spesies trips yang lain. Ada kemungkinan bahwa trips ini hanya sementara berada pada tanaman tersebut. Spesies Trips dan Tanaman Inangnya Thrips parvispinus. Trips ini berwarna coklat dengan kepala dan toraks lebih pucat dari abdomen. Antena terdiri dari 7 ruas, pada ruas 2 dan 3 terdapat organ sensori yang berbentuk kerucut bercabang seperti garpu. Pada bagian kepala terdapat susunan mata majemuk berukuran besar dan memiliki oseli yang pigmennya berwarna merah. Tidak memiliki oseli 1 dan ukuran oseli 2 lebih pendek daripada seta oseli 3. Seta oseli 3 terdapat dibagian tepi bagian depan segitiga oseli. Metanotum memiliki pola retikulasi yang berukuran hampir sama, tidak terdapat sensila kampaniform dan memiliki mesotoraks furka dengan spinula. Abdomen terdiri dari 11 ruas dan pada tergit 8 tidak terdapat microtrichia comb. Pada bagian sisi tergit 5 sampai 8 terdapat ctenidia dan pada tergit 8 ctenidia terletak di belakang spirakel. Panjang sayap lebih dari setengah panjang abdomen dengan warna sayap gelap dengan pangkal pucat. Pada venasi pertama dan kedua sayap terdapat sederet seta yang lengkap. Menurut Mound dan Kibby (1998), trips ini termasuk ke dalam famili Thripidae. Menurut Sartiami dan Mound (2013), juga menyerang pada tanaman buah (pepaya dan rambutan), tanaman hias (anggrek dan mawar), tanaman pangan (jagung), tanaman perkebunan (tembakau), gulma (putri malu, pletekan), serta sayuran (ketumbar, selada, katuk, lenca). Mound dan Collins (2000) menyatakan bahwa merupakan hama polifag. Di jawa, dilaporkan sebagai hama utama tanaman cabai dan di Thailand sebagai hama di beberapa tanaman sayuran. Brown et al. (2004) menyatakan bahwa merupakan inang baru pada pertanaman buah yaitu pada mangga dan menyerang pada bagian bunga.
27 9 a b c e d Gambar 1 Identifikasi imago Thrips parvispinus (a), kepala (b), metanotum (c), antena (d), sayap (e). Megalulothrips usitatus. Trips ini memiliki warna coklat dengan antena 8 ruas. Pada ruas antena pertama terdapat seta bercabang diujung dorsal, dan ruas 3 berwarna kuning. Pada bagian kepala terdapat susunan mata majemuk berukuran besar. Tidak memiliki seta oseli 1 dan seta oseli 2 lebih pendek daripada seta oseli 3. Kepala dan tubuh tidak terdapat reticulata, pronotum terdapat sepasang seta, metanotum memiliki pola retikulasi, dan memiliki mesotoraks furka dengan spinula. Abdomen terdiri dari 11 ruas dan pada tergit 8 dilengkapi microtrichia comb lengkap. Panjang sayap lebih dari setengah panjang abdomen dengan sayap 2 warna. Pada venasi pertama terdapat seta tidak lengkap dan venasi kedua terdapat sederet seta yang lengkap. Menurut Mound dan Kibby (1998), trips ini termasuk ke dalam famili Thripidae. Di Probolinggo, M. usitatus merupakan salah satu hama utama kacang hijau terutama pada musim kemarau (Indiati 2004). Menurut Sartiami dan Mound (2013) M. usitatus juga ditemukan pada tanaman hias (mawar), gulma (alangalang), pangan (kacang tanah, kacang arab), dan sayuran (pare). Evasari (2008) melaporkan bahwa M. usitatus ditemukan dipertanaman gulma (alang-alang, harendong, putri malu) dan pada tanaman pangan (kacang tanah) yang ditemukan di sekitar kampus IPB. Moritz et al. (2004) melaporkan bahwa spesies ini berkembangbiak pada bunga, dan dapat menyebabkan kerugian pada beberapa tanaman leguminosae di Asia, termasuk kacang tanah dan kacang kedelai. Penyebaran trips ini berasal dari India dan datang ke Jepang, Australia Utara dan Fiji.
28 10 a b c e d Gambar 2 Identifikasi imago Megalulothrips usitatus (a), kepala (b), metanotum (c), antena (d), sayap (e). Thrips palmi. Trips ini berwarna kuning pucat dengan 7 ruas antena. Segmen antena 4 dan 5 berwarna coklat distal, sedangkan segmen antena 6 dan 7 berwarna coklat. Pada bagian kepala terdapat susunan mata majemuk. Memiliki seta oseli 1 dan ukuran seta oseli 2 lebih pendek daripada seta oseli 3. Pada pronotum terdapat 2 pasang seta posteroangular dan pada bagian sisi belakang terdapat 3 pasang seta. Metanotum memiliki pola garis memanjang yang tidak beraturan dengan garis melengkung dan melintang. Abdomen terdiri dari 11 ruas dan pada tergit 8 terdapat microtrichia comb lengkap. Sayap ke depan berwarna pucat dengan venasi sayap pertama terdapat seta lebih sedikit daripada venasi sayap kedua. Menurut Mound dan Kibby (1998), trips ini termasuk ke dalam famili Thripidae. Menurut Sartiami dan Mound (2013) T. palmi juga ditemukan pada tanaman hias (kecubung), buah (stroberi), serta sayuran (timun, tomat, katuk, terung). Evasari (2008) melaporkan bahwa T. palmi ditemukan di Cikabayan, Bogor, Jawa Barat pada rumput gajah. Tomat memiliki hama trips yang relatif sedikit. T. palmi merupakan hama serius yang terdapat pada sayuran tidak hanya di Asia Tenggara namun juga terdapat di Amerika Serikat (Murai et al. 2000). Menurut Moritz et al (2004), spesies ini merupakan hama pada tanaman Famili Cucurbitaceae dan banyak tanaman lain di seluruh daerah tropis. T. palmi merupakan spesies pertama yang dicatat di Wilayah Utara Australia pada tanaman semangka dan timun di Queensland (Houston et al. 1991). Di Australia, Brown et al. (2004) menemukan spesies T. palmi di bunga Aster sp. sebagai inang baru.
29 Dibiyantoro (1998) melaporkan bahwa T. palmi merupakan vektor penyakit pada tanaman tomat. 11 a b c e d Gambar 3 Identifikasi imago Thrips palmi (a), kepala (b), metanotum (c), antena (d), sayap (e). Bathrips melanicornis. Trips ini berwarna putih dengan garis-garis hitam di abdomen dan memiliki antena 8 ruas. Pada bagian kepala terdapat susunan mata majemuk berukuran besar. Tidak memiliki seta oseli 1 dan seta oseli 2 lebih pendek daripada seta oseli 3. Kepala dan tubuh tidak terdapat reticulata. Pronotum dilengkapi 3 pasang seta, dan memiliki mesotoraks dengan spinula. Abdomen terdiri dari 11 ruas dan pada tergit 8 tidak dilengkapi microtrichia comb. Pada bagian sisi abdomen tidak terdapat ctenidia. Ujung sayap agak runcing dan panjang sayap setengah panjang abdomen dengan warna menyerupai warna tubuh. Pada sayap terdapat seta yang tidak lengkap. Menurut Mound dan Kibby (1998), trips ini termasuk ke dalam famili Thripidae. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa tanaman yang terserang B. melanicornis antara lain sawi hijau, kemangi, dan kecipir. Menurut Sartiami dan Mound (2013) selain pada tanaman yang diteliti, B. melanicornis juga ditemukan pada tanaman hias (mawar), gulma (papaitan, tembelek, harendong), pangan (kacang arab, ubi jalar), serta tanaman sayuran (cabai dan katuk).
30 12 a b c e d Gambar 4 Identifikasi imago Bathrips melanicornis (a), kepala (b), metanotum (c), antena (d), sayap (e). Thrips tabaci. Trips ini berwarna bervariasi dari kuning ke coklat dan memiliki 7 ruas antena. Segmen antena 3 sampai 6 berwarna coklat dengan setengah lebih pucat. Pada bagian kepala terdapat susunan mata majemuk dan memiliki oseli yang pigmennya berwarna abu-abu dan tidak pernah merah. Memiliki seta oseli 1 dan seta oseli 2 lebih pendek daripada seta oseli 3. Pronotum dilengkapi 3 pasang seta, metanotum memiliki pola garis-garis yang teratur, dan mesonotum tanpa pasangan anterior kampaniform sensilla. Abdomen terdiri dari 11 ruas, pada tergit 8 dilengkapi microtrichia comb, dan pada tergit 9 terdapat campaniform sensilia. Sayap depan berwarna pucat dengan venasi pertama terdapat seta lebih sedikit daripada venasi sayap kedua. Menurut Mound dan Kibby (1998), T. tabaci ini termasuk ke dalam famili Thripidae. Trips merupakan spesies utama yang menyerang bawang-bawangan terutama pada bawang putih. Selain sebagai hama yang langsung menyerang tanaman, T. tabaci juga berperan sebagai vektor penyakit, yaitu sebagai vektor pada tanaman tomat, selada, nanas, dan tembakau (Dibiyantoro 1998). Tanaman inang yang lain adalah kentang, cabai, bayam, tomat, Cucurbitaceae (Deptan 2013). Yulianti (2008) melaporkan bahwa T. tabaci ditemukan pada gulma golongan teki disekitar tanaman cabai fase generatif di Desa Pacet-Cianjur, Jawa Barat. Menurut Alston dan Drost (2008), di Indonesia T. tabaci merupakan hama utama pada tanaman keluarga bawang, sehingga nama umumnya adalah trips bawang. Populasi trips meningkat saat musim kemarau dan dapat menyebabkan kerugian. Moritz et al. (2004) menyatakan bahwa spesies ini merupakan hama dalam bunga dan daun pada beberapa tanaman, tetapi dapat juga berperan
31 memakan nimfa trips lain dan tungau. Beberapa populasi sangat penting sebagai tospovirus pada beberapa varietas tanaman. 13 a d d e d Gambar 5 Identifikasi imago Thrips tabaci (a), kepala (b), metanotum (c), antena (d), sayap (e). Astrothrips sp. Trips ini berwarna coklat kekuningan dengan segmen abdomen 9 dan 10 berwarna pucat. Antena memiliki 7 ruas berwarna kuning, ruas 5 sampai 7 menyatu menjadi 1 segmen panjang, ruas 3 dan 4 terdapat sensoria berbentuk sederhana. Pada bagian kepala terdapat susunan mata majemuk berukuran besar. Tidak memiliki seta oseli 1 dan seta oseli 2 lebih pendek daripada seta oseli 3. Kepala dan tubuh terdapat reticulata, mesonotum terdapat pola retikulasi yang lemah, dan mesotoraks tidak memiliki spinula. Abdomen terdiri dari 11 ruas, pada bagian sisi tergit 2 terdapat sepasang microtrichia, tergit 8 terdapat kraspedum, dan tergit 10 terdapat seta. Ujung sayap agak runcing, berwarna pucat, dan sayap dasar berwarna coklat muda dengan panjang sayap lebih dari setengah panjang abdomen. Venasi pertama dan kedua terdapat seta tidak lengkap. Menurut Mound dan Kibby (1998), trips ini termasuk ke dalam famili Thripidae dan diketahui bahwa genus Astrothrips terdiri dari 2 spesies yaitu A. aureoles dan A. tumiceps. Pada penelitian ini spesimen yang ditemukan belum dapat diidentifikasi sampai spesies karena tidak ada deskripsi yang cocok untuk spesimen ini. Spesies Astrothrips sp. hanya ditemukan pada tanaman kemangi.
32 14 Brown et al. (2004) menyatakan bahwa spesies ini ditemukan di daun Alstonia sp. yang merupakan inang baru dan spesies ini ditemukan di Berrimah, Australia. a b c e d Gambar 6 Identifikasi imago Astrothrips sp., (a), kepala (b), metanotum (c), antena (d), sayap (e). Echinothrips americanus. Secara umum trips ini berwarna coklat gelap dengan warna merah antara segmen abdomen. Memiliki 8 ruas antena dengan ruas pertama dan kedua berwarna coklat, ruas 3 dan 4 lebih muda dan terdapat sensor sederhana. Pada bagian kepala terdapat 3 pasang seta oseli, dan terdapat 2 pasang seta postokular. Kepala dan pronotum terdapat banyak reticulata. Bagian sayap depan berwarna abu-abu pucat dan beberapa bagian berwarna coklat muda, venasi pertama terdapat seta dan venasi kedua tidak terdapat seta. Pada bagian abdomen tergit 2 sampai 8 terdapat seta yang panjang. Tergit 8 terdapat microtrichia comb yang lengkap. Menurut Mound dan Kibby (1998), trips ini termasuk ke dalam famili Thripidae. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa tanaman yang terserang E. americanus hanya ditemukan pada pertanaman katuk. Sartiami dan Mound (2013) dan Azzahroh (2008) juga melaporkan hal yang sama bahwa E. americanus ditemukan pada katuk. Chen (2010), menyatakan bahwa E. americanus tercatat sebagai hama pada tanaman rumah kaca, dan telah tersebar di sebagian besar Eropa dan Amerika, dan juga di laporkan di Jepang dan Asia Tenggara. Chen juga menunjukkan bahwa tanaman E. americanus yaitu tanaman hias (kamboja), tanaman industri (tembakau), sayuran (kacang buncis), tanaman pangan (jagung), Medicago sativa (spesies tanaman yang dimanfaatkan sebagai makanan ternak). Spesies E. americanus pertama kali ditemukan di Inggris pada tahun 1994 dan
33 ditemukan pada poinsettias, timun, dan paprika. Trips ini banyak ditemukan pada bagian daun, namun saat populasi meningkat, trips ini dapat menyerang pada bagian bunga (Ministry of Agriculture and Land 2006). 15 a b c e d Gambar 7 Identifikasi imago Echinothrips americanus (a), kepala (b), metanotum (c), antena (d), sayap (e). Mycterothrips sp. Trips ini memiliki warna kuning dengan warna coklat muda pada bagian kepala dan toraks. Antena terdiri dari 8 ruas. Ruas antena 1 berwarna kuning, ruas antena 3 dan 4 terdapat sensor yang bercabang, dan ruas 2 sampai 8 berwarna coklat tua. Bentuk kepala lebih lebar daripada panjang, serta memiliki seta oseli 1 dan seta oseli 2 lebih pendek daripada seta oseli 3. Kepala dan tubuh tidak terdapat retikulata, pronotum memiliki 2 pasang seta posteroangular dan 2 pasang seta posteromarginal, metanotum memiliki pola retikulasi, mesonotum tidak terdapat kampaniform, dan mesotoraks serta metatoraks furka dengan spinula. Abdomen terdiri dari 11 ruas dengan tergit 8 dilengkapi microtrichia comb lengkap di bagian tengah. Pada bagian sisi tergit tidak terdapat ctedia. Panjang sayap lebih dari setengah panjang abdomen dengan warna sayap belang. Pada sayap pertama dilengkapi dengan seta dan sayap kedua jarang ditumbuhi seta. Menurut Mound dan Kibby (1998), trips ini termasuk ke dalam famili Thripidae dan diketahui bahwa genus Mycterothrips terdiri dari dua spesies yaitu M. desleyae dan M. nilgiriensis. Pada penelitian ini spesimen yang ditemukan belum dapat diidentifikasi sampai spesies karena tidak ada deskripsi yang cocok untuk spesimen ini. Spesies Mycterothrips sp. hanya ditemukan pada tomat. Wang (1999) menyatakan bahwa di Taiwan genus Mycterothrips terdiri dari lima spesies
34 16 yaitu M. araliae, M. auratus, M. caudibrunneus, M. glycines, dan M. radivus. Spesies-spesies Mycterothrips tersebut adalah genus yang penting di negara itu. Kelima spesies Mycterothrips tersebut merupakan jenis spesies baru sehingga spesimen-spesimen tersebut disimpan di bagian Departemen zoology, Taiwan Agricultural Research Institute. Genus Mycterothrips didapat dari kayu dan tanaman herbal dalam jumlah yang tidak banyak. Satu spesies Mycterothrips lainnya yang ditemukan di Timur Laut India adalah spesies Mycterothrips consociatus (Bala et al. 2012). a b c e d Gambar 8 Identifikasi imago Mycterothrips sp., (a), kepala (b), metanotum (c), antena (d), sayap (e). Mymarothrips bicolor. Spesies ini termasuk ke dalam famili Aeolothripidae, imago dan nimfa tinggal pada permukaan daun diduga sebagai predator nimfa trips dari subfamili Panchaetothripinae yaitu spesies Selenothrips rubrocinctus. Trips ini memiliki antena 9 segmen, segmen 2-7 memiliki panjang yang hampir sama, dan segmen 7 lebih panjang daripada segmen 8 dan 9, mempunyai warna yang seragam yaitu coklat tua dengan 3 pasang seta. Pronotum memiliki beberapa pasang seta, mesonotum memiliki sepasang seta, dan metanotum tidak memiliki pola retikulasi. Sayap bagian depan berbentuk seperti raket dengan ujung berwarna pucat. Sayap memiliki venasi dan setiap venasi memiliki sebaris seta yang panjang. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa M. bicolor hanya ditemukan pada satu tanaman inang, yaitu kacang panjang. Menurut Sartiami dan Mound (2013), M. bicolor juga ditemukan pada jarak pagar dan ubi jalar. Munurut Munarso (2010) M. bicolor mudah ditemukan pada pertanaman jarak
35 pagar. Yulianti (2008) menemukan M. bicolor pada pertanaman ubi jalar yang berada di dekat tanaman cabai pada fase generatif. 17 a b d c Gambar 9 Identifikasi imago Mymarothrips bicolor (a), kepala (b), antena (c), sayap (d). Organothrips indicus. Tubuh trips ini memiliki 2 warna, yakni tubuh berwarna coklat dengan segmen abdomen 4-5 dan 9-10 berwarna kuning. Antena memiliki 8 ruas dan antena segmen 3 sampai 8 berwarna kuning. Pada segmen 3 dan 4 terdapat sensor sederhana, dan tergit 8 tanpa microtrichia comb. Pada bagian kepala terdapat susunan mata majemuk dengan kepala panjang dan lebar. Seta oseli 1 dan oseli 2 lebih pendek daripada seta oseli 3. Seta oseli 3 terdapat di bagian tepi dari bagian depan segitiga oseli. Pada kepala dan tubuh tidak terdapat retikulata. Pronotum memiliki 2 pasang seta posteroangular dan seta posterior sebanyak 2 pasang. Pada metanotum terdapat pola yang sangat lemah atau samarsamar kampaniform sensilla tidak ada, dan meso-metafurka tanpa spinula. Sayap melengkung ke depan, venasi pertama terdapat 2 seta, dan venasi kedua terdapat 4 seta. Pada abdomen tergit 1 sampai 8 terdapat posteromarginal yang tidak teratur. Menurut Mound dan Kibby (1998), trips ini termasuk ke dalam famili Thripidae. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa tanaman yang terserang O. indicus hanya tanaman timun. Trips ini melewati siklus hidupnya di bawah air (Bhatti et al. 1998). Menurut Mound (2000) O. indicus berkembangbiak pada tanaman enceng gondok (Eichornia crassipes) karena O. indicus merupakan trips
36 18 yang bersifat akuatik. Tanaman timun merupakan inang baru bagi trips ini karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain. a b c e d Gambar 10 Identifikasi imago Organothrips indicus (a), kepala (b), metanotum (c), antena (d), sayap (e).
37 19 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Spesies trips yang ditemukan pada tanaman sayur-sayuran berjumlah 10 spesies, yaitu Astrothrips sp., Bathrips melanicornis, Echinothrips americanus, Megalulotrhips usitatus, Mycterothrips sp., Mymarothrips bicolor, Thrips palmi, Thrips parvispinus, Thrips tabaci, Organothrips indicus. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bioekologi dan tingkat serangan trips hama sehingga dapat menentukan cara pengendalian masing-masing spesies trips yang efektif.
38 20 DAFTAR PUSTAKA Alston DG, Drost D Onion Thrips (Thrips tabaci). Logan (US): Utah State University Extensio. Azzahroh AS Keanekaragaman spesies trips (Ordo: Thysanoptera) pada tanaman sayuran dan buah-buahan di Kabupaten Bogor dan Cianjur [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bala KH, Singh O, Tarunkumar, Taptamani H, Varatharajan R First record of two tubuliferan and four terebrantian species of Thysanoptera (Insecta) from northeastern India. Journal of Threatened Taxa. 14(4):3369. Bhatti JS, Veer V, Negi BK Discovery of the Natural Habitat of the Aquatic Thysanoptera, Organothrips indicus (Terebrantia: Thripidae) in India and North America. Oriental Insects. 32(1): Borror DJ, Triplehorn CA, Johnson NF Pengenalan Pelajaran Serangga. 6 th ed. Partosoedjono S, penerjemah. Yogyakarta (ID): UGM Press. Terjemahan dari: An Introduction to the Study of Insects. Brown H, Hoskins M, Wallace H, Zhang L, Thistleton B, Brown G The NT Economic Insect Reference Collection. Darwin (AU): Northern Territory Department of Business, Industry and Resource Development. Chen ZX New Record of Echinothrips Americanus Morgan (Thysanoptera: Thripidae) in China Mainland and Its Biology. Xi an (CN): Northwest University of Science and Technology. [Deptan] Departemen Pertanian Hama Putih atau Thrips. [Internet]. [diunduh: 2013 April 21]. Jakarta (ID): Direktorat Perlindungan Hortikultura. Tersedia pada: Dibiyantoro, ALH Thrips pada Tanaman Sayuran. Bandung (ID): Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Evasari Y Keanekaragaman trips (Thysanoptera) di Kampus IPB Dramaga, Bogor dan sekitarnya [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Houston KJ, Mound LA, Palmer JM Two pest thrips (Thysanoptera) new to Australia, with notes on the distribution and structural variation of other species. Journal of the Australian Entomological Society. 30(3): Indiati SW Penyaring dan mekanisme ketahanan kacang hijau MLG-716 terhadap hama thrips. Jurnal Litbang Pertanian. 23(3): Lewis T Thrips as Crop Pests. Wallingford (GB): CAB International. Ministry of Agriculture and Lands Thrips Biology & Control. [internet]. [diunduh: 2013 September 16]. Columbia (US): British Columbia. Tersedia pada: Moritz G Structure, growth and development. Di dalam Lewis, editor. Thrips as Crop Pests. Wallingford (GB): CAB International. Halaman 740. Moritz G, Mound LA, Morris DC, Goldarazena A Pest thrips of the world [CD-ROM]. Queensland (AU): CSIRO Publishing. Mound LA The aquatic thrips Organothrips indicus Bhatti (Thysanoptera: Thripidae) in Queensland, and a new species, O. wrigthi, from tropical Australia. Australian Journal of Entomology. 39(1): doi: /j x
39 Mound LA, Collin DW A South East Asian pests species newly recorded from Europe: Thrips parvispinus (Thysanotera: Thripidae), its confused identity and potential quarantine significance. European Journal Entomology. 97(1): Mound LA, Kibby G Thysanoptera: an Identification Guide. 2 nd ed. Canberra (AU): CSIRO Entomology. Munarso SJ Thrips predator pada jarak pagar. InfoTek Perkebunan. 2(7): Murai T, Kawai S, Chongratanameteekul W, Nakasuji F Damage to tomato by Ceratothrips claratris (Shumsher) (Thysanoptera: Thripidae) in cetral Thailand and a note on its parasitoid, Goetheana shakespearei Girault (Hymenoptera:Eulophidae). Applied Entomology and Zoology 35(4): Sartiami D, Mound LA Identification of the terebrantian thrips (Insecta, Thysanoptera) associated with Cultivated pland in Java, Indonesia. Zookeys. 306(1):1-21. doi: /zookeys Setiadi Bertanam Cabai. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Wang CL The Genus Mycterothrips Trybom (Thysanoptera: Thripidae) from Taiwan. Chinese Journal Entomol 19: Yulianti P Spesies Thrips (Ordo: Thysanoptera) pada tanaman cabai dan tanaman sekitarnya di Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. 21
40 22 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Hida Noer Anugrawati dilahirkan di Banjarnegara pada tanggal 16 September Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Bambang Andoko dan Eni Hurustiati. Penulis menamatkan pendidikan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Demak pada tahun 2002 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Demak pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Demak pada tahun Penulis lulus dari SMA pada tahun 2008 dan telah diterima sebagai mahasiswa Departemen Proteksi Tanaman, fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Semasa SMP, penulis aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler bola volli dan mengikuti club bola volli. Semasa SMA, penulis aktif melanjutkan ekstrakulikuler bola volli. Dan mengikuti ekstrakuler lain yaitu bela diri (Perisai Diri) dan pasukan Barisan Adi Tanggap Tanggon Tregginas yang biasa disebut BARATA yang merupakan pasukan pengibar bendera sekolah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Pertanaman Lokasi pemasangan perangkap likat dilakukan pada dua tempat yang berbeda di daerah Bogor. Lokasi pertama yaitu daerah Desa Sukagalih Kecamatan Megamendung.
Lebih terperinciKERAGAMAN UKURAN DAN WARNA Thrips parvispinus (Thysanoptera: Thripidae) PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annuum) DI BERBAGAI KETINGGIAN TEMPAT MAGDALENA
KERAGAMAN UKURAN DAN WARNA Thrips parvispinus (Thysanoptera: Thripidae) PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annuum) DI BERBAGAI KETINGGIAN TEMPAT MAGDALENA PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pengoleksian Kutu Tanaman
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan dengan mengoleksi kutu putih dari berbagai tanaman hias di Bogor dan sekitarnya. Contoh diambil dari berbagai lokasi yaitu : Kelurahan Tanah baru
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Taman Bunga Nusantara, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur berada pada ketinggian 824 m dpl serta berada 06 0.43.57 lintang selatan dan 107 0.04.77 bujur timur. Intensitas
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERTANIAN ISBN :
KEMENTERIAN PERTANIAN ISBN :978-979-8304-70-5 ISBN : 978-979-8304-70-5 Modul Pelatihan Budidaya Kentang Berdasarkan Konsepsi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Modul 1 : Pengendalian Hama Terpadu (PHT) pada
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA Lalat penggorok daun, Liriomyza sp, termasuk serangga polifag yang dikenal sebagai hama utama pada tanaman sayuran dan hias di berbagai negara. Serangga tersebut menjadi hama baru
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat
7 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengendalian Hayati, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada bulan Februari
Lebih terperinciStatus Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama
Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama Embriani BBPPTP Surabaya Pendahuluan Adanya suatu hewan dalam suatu pertanaman sebelum menimbulkan kerugian secara ekonomis maka dalam pengertian
Lebih terperinciHama penghisap daun Aphis craccivora
Hama Kacang tanah Hama penghisap daun Aphis craccivora Bioekologi Kecil, lunak, hitam. Sebagian besar tdk bersayap, bila populasi meningkat, sebagian bersayap bening. Imago yg bersayap pindah ke tanaman
Lebih terperinciFrankliniella intonsa (Trybom) PADA TANAMAN STROBERI (Fragaria spp.) DI DESA ALAMENDAH RANCABALI KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT CIPTADI ACHMAD YUSUP
Frankliniella intonsa (Trybom) PADA TANAMAN STROBERI (Fragaria spp.) DI DESA ALAMENDAH RANCABALI KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT CIPTADI ACHMAD YUSUP DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT
Lebih terperinciKERAGAMAN UKURAN DAN WARNA Thrips parvispinus (Thysanoptera: Thripidae) PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annuum) DI BERBAGAI KETINGGIAN TEMPAT MAGDALENA
KERAGAMAN UKURAN DAN WARNA Thrips parvispinus (Thysanoptera: Thripidae) PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annuum) DI BERBAGAI KETINGGIAN TEMPAT MAGDALENA PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL
LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL KELIMPAHAN DAN FENOMENA SERANGAN Thrips palmi Karny (Thysanoptera: Thripidae) SEBAGAI HAMA DAN VEKTOR VIRUS DI PERTANAMAN SAYURAN WILAYAH JAMBI TIM PENGUSUL Dr. Asni Johari,
Lebih terperinciIdentifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang
Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang Kehilangan hasil yang disebabkan gangguan oleh serangga hama pada usaha tani komoditas hortikultura khususnya kentang, merupakan
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN TRIPS (THYSANOPTERA) DI KAMPUS IPB DARMAGA, BOGOR DAN SEKITARNYA YULIASTI EVASARI
KEANEKARAGAMAN TRIPS (THYSANOPTERA) DI KAMPUS IPB DARMAGA, BOGOR DAN SEKITARNYA YULIASTI EVASARI PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ABSTRAK
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :
Lebih terperinciuntuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang
untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Brontispa sp di laboratorium. Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang membutuhkan. Tujuan Penelitian Untuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan
3 TINJAUAN PUSTAKA Lalat Buah (Bactrocera spp.) Biologi Menurut Departemen Pertanian (2012), lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Phylum Klass Ordo Sub-ordo Family Genus Spesies : Arthropoda
Lebih terperinciGambar 1 Diagram alir kegiatan penelitian.
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi penelitian berada pada ketinggian 343 meter
Lebih terperinciCiptadi Achmad Yusup, Dewi Sartiami*
Jurnal Entomologi Indonesia Indonesian Journal of Entomology ISSN: 1829-7722 Maret 2015, Vol. 12 No.1, 1 10 Online version: http://jurnal.pei-pusat.org DOI: 10.5994/jei.12.1.1 Catatan baru hama penting,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi Acerophagus papayae merupakan endoparasitoid soliter nimfa kutu putih pepaya, Paracoccus marginatus. Telur, larva dan pupa parasitoid A. papayae berkembang di dalam
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)
TINJAUAN PUSTAKA Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae) Biologi Gambar 1. Telur C. sacchariphagus Bentuk telur oval, datar dan mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Thrips termasuk ke dalam ordo Thysanoptera yang memiliki ciri khusus, yaitu
TINJAUAN PUSTAKA Thrips termasuk ke dalam ordo Thysanoptera yang memiliki ciri khusus, yaitu pada tepi sayapnya terdapat rambut yang berumbai-umbai ( Jumar, 2000). Thrips merupakan salah satu hama penting
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT
PENDAHULUAN Eli Korlina Salah satu masalah dalam usahatani bawang putih adalah gangguan hama dan penyakit. Keberadaan hama dan penyakit dalam usahatani mendorong petani untuk menggu-nakan pestisida pada
Lebih terperinciIdentifikasi Spesies Trips (Thysanoptera) pada Tanaman Paprika (Capsicum annuum var. grossum) di Kabupaten Bandung, Jawa Barat
J. Hort. 17(3):270-276, 2007 Identifikasi Spesies Trips (Thysanoptera) pada Tanaman Paprika (Capsicum annuum var. grossum) di Kabupaten Bandung, Jawa Barat Prabaningrum, L. 1) dan Y.R. Suhardjono 2) 1)
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
7 HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Distribusi Spasial A. tegalensis pada Tiga Varietas Tebu Secara umum pola penyebaran spesies di dalam ruang terbagi menjadi tiga pola yaitu acak, mengelompok, dan teratur. Sebagian
Lebih terperinciMENGENAL ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) BAWANG MERAH DAN MUSUH ALAMINYA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
MENGENAL ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) BAWANG MERAH DAN MUSUH ALAMINYA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Mengapa harus mengenal OPT yang menyerang? Keberhasilan pengendalian OPT sangat
Lebih terperinciGambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila
I. Praktikum ke : 1 (satu) II. Hari / tanggal : Selasa/ 1 Maret 2016 III. Judul Praktikum : Siklus Hidup Drosophila melanogaster IV. Tujuan Praktikum : Mengamati siklus hidup drosophila melanogaster Mengamati
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lapang dan di Laboratorium Bioekologi Parasitoid dan Predator Departemen Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor, pada bulan Mei
Lebih terperinciTUNGAU PADA TANAMAN STROBERI. Oleh: NURFITRI YULIANAH A
TUNGAU PADA TANAMAN STROBERI Oleh: NURFITRI YULIANAH A44103045 PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ABSTRAK NURFITRI YULIANAH. Tungau pada Tanaman
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian Perbanyakan B. tabaci dan M. persicae
10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini berlangsung dari
Lebih terperinciHAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA
HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA Jambu mete merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brasil Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut portugal ke India
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN. PERANGKAP LIKAT BERWARNA UNTUK PEMANTAUAN TRIPS PADA PERTANAMAN CABAI (Capsicum annuum) DI BOGOR AHMAD KHOERUDIN LATIP
KEEFEKTIFAN PERANGKAP LIKAT BERWARNA UNTUK PEMANTAUAN TRIPS PADA PERTANAMAN CABAI (Capsicum annuum) DI BOGOR AHMAD KHOERUDIN LATIP DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMANN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL
LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL KEANEKARAGAMAN SPESIES DAN TUMBUHAN INANG Thrips sp. (Thysanoptera: Thripidae) SEBAGAI HAMA DAN VEKTOR TOSPOVIRUS PADA PERTANAMAN SAYURAN DI PROVINSI JAMBI TIM PENELITI Dr.
Lebih terperinciPengorok Daun Manggis
Pengorok Daun Manggis Manggis (Garcinia mangostana Linn.) merupakan tanaman buah berpotensi ekspor yang termasuk famili Guttiferae. Tanaman manggis biasanya ditanam oleh masyarakat Indonesia di pertanaman
Lebih terperinciTrips (Thysanoptera: Thripidae) yang berasosiasi dengan tanaman hortikultura di Jawa Barat dan kunci indentifikasi jenis
Jurnal Entomologi Indonesia Indonesian Journal of Entomology ISSN: 1829-7722 Juli 2015, Vol. 12 No. 2, 59 72 Online version: http://jurnal.pei-pusat.org DOI: 10.5994/jei.12.2.59 Trips (Thysanoptera: Thripidae)
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Gambar 2 Mikroskop video Nikon SMZ-10A (a), dan Alat perekam Sony BLV ED100 VHS (b)
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dimulai dari bulan
Lebih terperinciPENGARUH PERBEDAAN TANAMAN INANG TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN DAYA TETAS TELUR Spodoptera litura Fabricius SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN TANAMAN INANG TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN DAYA TETAS TELUR Spodoptera litura Fabricius SKRIPSI Oleh : Ratna Setiawati NIM 060210103007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Spodoptera exigua (Lepidoptera: Noctuidae) dikenal dengan nama ulat bawang di Indonesia. Kerusakan pada tanaman bawang yaitu daun yang berlubang dan layu. Larva S. exigua
Lebih terperinciKEHADIRAN THE BEAN FLOWER THRIPS, Megalurothrips usitatus Bagnall (Thripidae) PADA PERTANAMAN SAYURAN DI DATARAN RENDAH DAN LAHAN LEBAK WILAYAH JAMBI
1 KEHADIRAN THE BEAN FLOWER THRIPS, Megalurothrips usitatus Bagnall (Thripidae) PADA PERTANAMAN SAYURAN DI DATARAN RENDAH DAN LAHAN LEBAK WILAYAH JAMBI Asni Johari 1, Muswita 2 1,2 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Serangga Hama pada Tanaman Cabai Berdasarkan hasil pengamatan tanaman Cabai di Tiga Varietas Berbeda selama 10 minggu terdapat 5 famili yakni Famili Aphididae, Famili
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Metode Penelitian Penyediaan Koloni Lalat Puru C. connexa untuk Penelitian Lapangan
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian merupakan penelitian lapangan yang dilaksanakan pada bulan April 005 Februari 006. Penelitian biologi lapangan dilaksanakan di salah satu lahan di
Lebih terperinciGambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)
HAMA PENGGEREK BATANG PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA Status Penggerek batang padi merupakan salah satu hama utama pada pertanaman padi di Indonesia. Berdasarkan luas serangan pada tahun 2006, hama penggerek
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai
TINJAUAN PUSTAKA Pentingnya predasi sebagai strategi eksploitasi dapat diringkas dalam empat kategori utama. Pertama, predator memainkan peran penting dalam aliran energi pada kumunitasnya. Kedua, predator
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama 1. Penggerek Batang Berkilat Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan (1998) adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. utama (primer) dan akar lateral (sekunder). Dari akar lateral keluar serabut-serabut
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Cabai dalam: Menurut Setiadi (2006) klasifikasi tanaman cabai merah termasuk ke Kingdom Diviso Sub divisi Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae
Lebih terperinciPengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang
1 Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang Kelompok penyakit tanaman adalah organisme pengganggu tumbuhan yang penyebabnya tidak dapat dilihat dengan mata telanjang seperti : cendawan, bakteri,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Imago Bemisia tabaci.
TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Morfologi B. tabaci digolongkan ke dalam ordo Hemiptera, subordo Sternorrhyncha, superfamili Aleyrodoidea, dan termasuk kedalam famili Aleyrodidae (Boror et al. 1996). B.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas
13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama dan Penyakit Bidang Proteksi Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PKMP POTENSI LARVA CHRYSOPIDAE SEBAGAI AGENS PENGENDALIAN HAYATI HAMA KUTU-KUTUAN DAN THRIPS
1 LAPORAN AKHIR PKMP POTENSI LARVA CHRYSOPIDAE SEBAGAI AGENS PENGENDALIAN HAYATI HAMA KUTU-KUTUAN DAN THRIPS Disusun oleh : Yosi Febrianti Bangun A34100005 (2010) Widi Astuti A34100009 (2010) Dian Novitasari
Lebih terperinciI. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-
I. MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) dan lahan kampus Universitas Islam Negeri Sultan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Spodoptera litura F. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Filum Kelas Ordo Famili Subfamili Genus : Arthropoda : Insecta
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata
15 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah (S. coarctata) Secara umum tampak bahwa perkembangan populasi kepinding tanah terutama nimfa dan imago mengalami peningkatan dengan bertambahnya
Lebih terperinciII. TELAAH PUSTAKA. Gambar 2.1 Morfologi nyamuk Aedes spp. (Wikipedia, 2013)
II. TELH PUSTK Nyamuk edes spp. dewasa morfologi ukuran tubuh yang lebih kecil, memiliki kaki panjang dan merupakan serangga yang memiliki sepasang sayap sehingga tergolong pada ordo Diptera dan family
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Sycanus sp. (Hemiptera: Reduviidae) Telur Kelompok telur berwarna coklat dan biasanya tersusun dalam pola baris miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa
Lebih terperinciDISTRIBUSI HAMA Thrips Palmi Karny (Thysanoptera: Thripidae) PADA ENAM JENIS TANAMAN INANG
DISTRIBUSI HAMA Thrips Palmi Karny (Thysanoptera: Thripidae) PADA ENAM JENIS TANAMAN INANG Distribution of Thrips palmi Karny(Thysanoptera: Thripidae) Pest on Six Host Plants Haerul 1), La Daha 2, Tamrin
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kutu penghisap merupakan parasit penghisap darah mamalia yang
5 4 TINJAUAN PUSTAKA A. Kutu Kutu penghisap merupakan parasit penghisap darah mamalia yang memiliki bagian-bagian mulut seperti jarum (stilet) yang dapat masuk ke dalam kulit inangnya. Bagian-bagian mulut
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Capung
TINJAUAN PUSTAKA Capung Klasifikasi Capung termasuk dalam kingdom Animalia, filum Arthropoda, klas Insecta, dan ordo Odonata. Ordo Odonata dibagi ke dalam dua subordo yaitu Zygoptera dan Anisoptera. Kedua
Lebih terperinciLampiran 1 Bagian dorsal eksuvia dan karakter morfologi yang umum digunakan pada kunci identifikasi dan deskripsi kutukebul famili Aleurodicinae
LAMPIRAN 81 82 Lampiran 1 Bagian dorsal eksuvia dan karakter morfologi yang umum digunakan pada kunci identifikasi dan deskripsi kutukebul famili Aleurodicinae (contoh spesies: Aleurodicus pulvinatus (Maskell))
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Siklus Hidup B. tabaci Biotipe-B dan Non-B pada Tanaman Mentimun dan Cabai
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Hasil identifikasi dengan menggunakan preparat mikroskop pada kantung pupa kutukebul berdasarkan kunci identifikasi Martin (1987), ditemukan ciri morfologi B. tabaci
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus
TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Serangga predator adalah jenis serangga yang memangsa serangga hama atau serangga lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan serangga predator sudah dikenal
Lebih terperinciKUNCI IDENTIFIKASI ORDO THYSANOPTERA PADA TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA IDENTIFICATION KEY OF ORDER THYSANOP'I'ERA ON CROP AND HORTICULTURE
Jurnal llrnu Pertanian Indonesia, Agustus 2008, hlm. 103-1 10 ISSN 0853-4217 KUNCI IDENTIFIKASI ORDO THYSANOPTERA PADA TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Dewi ~artiamil') ABSTRACT IDENTIFICATION KEY OF ORDER
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. = pengamatan minggu kedua = Pengamatan minggu berikutnya
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan dari April 2005 sampai Februari 2006. Kegiatan ini dibagi dua bagian, yaitu penelitian lapangan dan penelitian laboratorium. Penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN NEMATODA PARASIT DENGAN TINGKAT KEPARAHAN PENYAKIT LAYU MWP (Mealybug wilt of pineapple) PADA NANAS (Ananas comosus L.
HUBUNGAN NEMATODA PARASIT DENGAN TINGKAT KEPARAHAN PENYAKIT LAYU MWP (Mealybug wilt of pineapple) PADA NANAS (Ananas comosus L. Merr) ISMAWARDANI NURMAHAYU PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS
Lebih terperincicommit to users I. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya jumlah dan tingkat kesejahteraan penduduk, maka kebutuhan akan hasil tanaman padi ( Oryza sativa L.) yang berkualitas juga semakin banyak. Masyarakat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Lalat buah dengan nama ilmiah Bractrocera spp. tergolong dalam ordo
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama (Bractrocera dorsalis) Menurut Deptan (2007), Lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Class Ordo Family Genus Spesies : Animalia : Arthropoda : insecta
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Asal dan kandungan gizi Tanaman Melon. menemukan benua Amerika pada tahun 1492 adalah seorang yang berjasa dalam
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Asal dan kandungan gizi Tanaman Melon Melon berasal dari lembah Persia, Mediterania. Melon menyebar ke seluruh dunia atas jasa para penjajah dunia. Christophorus Columbus yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae) Seekor imago betina dapat meletakkan telur sebanyak 282-376 butir dan diletakkan secara kelompok. Banyaknya telur dalam
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Serangan O. furnacalis pada Tanaman Jagung Larva O. furnacalis merusak daun, bunga jantan dan menggerek batang jagung. Gejala serangan larva pada batang adalah ditandai dengan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus
12 HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus Telur Telur parasitoid B. lasus berbentuk agak lonjong dan melengkung seperti bulan sabit dengan ujung-ujung yang tumpul, transparan dan berwarna
Lebih terperinciWaspadai Kemunculan Pengorok Daun (Liriomyza sp) pada Tanaman Kopi
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO Jalan Raya Dringu Nomor 81 Telp. (0335) 420517 PROBOLINGGO 67271 Pendahuluan Waspadai Kemunculan Pengorok Daun (Liriomyza sp) pada Tanaman Kopi Oleh : Ika Ratmawati, SP,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki
Lebih terperinciHama Aggrek. Hama Anggrek
Hama Anggrek Dr. Akhmad Rizali Hama Aggrek Tungau merah (Tennuipalvus orchidarum) Kumbang gajah (Orchidophilus aterrimus) Kumbang penggerek (Omobaris calanthes) Kutu perisai (Parlatoria proteus) Pengorok
Lebih terperinciACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA
ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA LANDASAN TEORI Organisme yang akan digunakan sebagai materi percobaan genetika perlu memiliki beberapa sifat yang menguntungkan,
Lebih terperinciTAHAP TAHAP PERKEMBANGAN TAWON KEMIT (Ropalidia fasciata) YANG MELIBATKAN ULAT GRAYAK (Spodopteraa exigua)
TAHAP TAHAP PERKEMBANGAN TAWON KEMIT (Ropalidia fasciata) YANG MELIBATKAN ULAT GRAYAK (Spodopteraa exigua) SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Sarjana Pendidikan (S-1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aturan karantina di negara-negara tujuan ekspor komoditi buah-buahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aturan karantina di negara-negara tujuan ekspor komoditi buah-buahan Indonesia telah disusun sedemikian ketat. Ketatnya aturan karantina tersebut melarang buah-buahan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1
1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan
Lebih terperinciTetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima
Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima Oleh : Umiati, SP dan Irfan Chammami,SP Gambaran Umum Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tanaman perkebunan industry berupa pohon batang lurus
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kumbang Koksi (Epilachna admirabilis)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kumbang Koksi (Epilachna admirabilis) Kumbang koksi adalah salah satu serangga dari ordo Coleoptera. Famili Coccinellidae secara umum mempunyai bentuk tubuh bulat, panjang tubuh
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Metode Penelitian. Pemeliharaan dan Perbanyakan S. pectinicornis
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bioekologi Parasitoid dan Predator, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Waktu penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencernaan dan dapat mencegah kanker. Salah satu jenis sayuran daun yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sayuran daun merupakan salah satu sumber vitamin dan mineral essensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, selain itu sayuran daun banyak mengandung serat. Serat
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
11 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Hasil Identifikasi Berdasarkan hasil wawancara terhadap peternak yang memiliki sapi terinfestasi lalat Hippobosca sp menyatakan bahwa sapi tersebut berasal dari Kabupaten
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Entomologi dan Gedung Workshop Fumigasi dan X-Ray di Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian, Bekasi dari bulan November
Lebih terperinciF. Kunci Identifikasi Bergambar kepada Bangsa
MILLI-PEET, kunci identifikasi dan diagram alur, Page 1 F. Kunci Identifikasi Bergambar kepada Bangsa 1A Tubuh lunak, tergit mengandung rambut seperti kuas atau rambut sikat, sepasang kuas terdapat bagian
Lebih terperinciHASIL. ujung tandan. tengah tandan. pangkal tandan
2 dihitung jumlah kumbang. Jumlah kumbang per spikelet didapat dari rata-rata 9 spikelet yang diambil. Jumlah kumbang per tandan dihitung dari kumbang per spikelet dikali spikelet per tandan. Lokasi pengambilan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) diletakkan secara berkelompok dalam 2-3 baris (Gambar 1). Bentuk telur jorong
TINJAUAN PUSTAKA Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) Biologi Ngengat meletakkan telur di atas permukaan daun dan jarang meletakkan di bawah permukaan daun. Jumlah telur yang diletakkan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Individu betina dan jantan P. marginatus mengalami tahapan perkembangan hidup yang berbeda (Gambar 9). Individu betina mengalami metamorfosis paurometabola (metamorfosis
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena
Lebih terperinciNimfa instar IV berwarna hijau, berbintik hitam dan putih. Nimfa mulai menyebar atau berpindah ke tanaman sekitarnya. Lama stadium nimfa instar IV rata-rata 4,5 hari dengan panjang tubuh 6,9 mm. Nimfa
Lebih terperinciKUNCI IDENTIFIKASI ORDO THYSANOPTERA PADA TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Jurnalllmu Pertanian Indonesia, Agustus 2008, him. 103-110 ISSN 0853-4217 Vol.13 No.2 KUNCI IDENTIFIKASI ORDO THYSANOPTERA PADA TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Dewi Sartiami 1 *l ABSTRACT IDENTIFICATION
Lebih terperinciTUGAS PENGGOLONGAN TANAMAN
TUGAS PENGGOLONGAN TANAMAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Rekayasa Teknologi Produksi Tanaman AGROTEKNOLOGI Kelas D Disusun Oleh : Widi Elsa Nursuci Lestari 150510150095 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Wawancara Pengamatan dan Pengambilan Contoh
21 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di enam perkebunan buah naga di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terdiri dari tiga kabupaten. Kebun pengamatan di Kabupaten
Lebih terperinciHama Kedelai dan Kacang Hijau
Hama Kedelai dan Kacang Hijau Dr. Akhmad Rizali Hama Penting Kedelai dan Kacang Hijau Lalat bibit atau lalat kacang (Ophiomyia phaseoli) Ulat grayak (Spodoptera litura) Ulat penggulung daun (Lamprosema
Lebih terperinciPENGGOLONGAN TANAMAN. Tim Pengajar Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2011
PENGGOLONGAN TANAMAN Tim Pengajar Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2011 1 PENGGOLONGAN TANAMAN BERDASARKAN : (A) FAKTOR TANAMAN : 1. Umur Tanaman (Tanaman Setahun, Tahunan, Diperlakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semua ilmu pengetahuan sesungguhnya bersumber dari Al Qur an, karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua ilmu pengetahuan sesungguhnya bersumber dari Al Qur an, karena di dalam Al Qur an telah dijelaskan proses penciptaan alam semesta termasuk makhluk hidup yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dan merupakan tanaman yang tergolong dalam tanaman yang tahan terhadap
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Nanas (Ananas comosus L.) Tanaman nanas merupakan tanaman buah yang selalu tersedia sepanjang tahun dan merupakan tanaman yang tergolong dalam tanaman yang tahan terhadap
Lebih terperinciUji Parasitasi Tetrastichus brontispae terhadap Pupa Brontispae Di Laboratorium
Uji Parasitasi Tetrastichus brontispae terhadap Pupa Brontispae Di Laboratorium Oleh Ida Roma Tio Uli Siahaan Laboratorium Lapangan Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. antara telur dan tertutup dengan selaput. Telur mempunyai ukuran
TINJAUAN PUSTAKA Ulat kantong Metisa plana Walker Biologi Hama Menurut Borror (1996), adapun klasifikasi ulat kantong adalah sebagai berikut: Kingdom Phyllum Class Ordo Family Genus Species : Animalia
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut
TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tembakau adalah: Menurut Murdiyanti dan Sembiring (2004) klasifikasi tanaman tembakau Kingdom Divisi Sub divisi Class Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae
Lebih terperinciMODUL-02 GEJALA KERUSAKAN DAN TIPE ALAT MULUT SERANGGA II. GEJALA KERUSAKAN DAN TIPE ALAT MULUT SERANGGA
II. GEJALA KERUSAKAN DAN TIPE ALAT MULUT SERANGGA GEJALA KERUSAKAN DAN TIPE ALAT MULUT SERANGGA Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP MODUL-02 Department of Dryland Agriculture Management,
Lebih terperinciI. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah )
Tugas Pengendalian Hama Terpadu Harry Sugestiadi / 0806132041 I. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah ) Ciri-ciri dari Ordo Hemiptera yaitu : Tipe mulut menusuk menghisap Mempunyai dua pasang sayap, tebal
Lebih terperinci