LEMBAR PENGESAHAN ANALISA STRUKTUR KONSTRUKSI BOX PANEL FREE STANDING STANDAR PT INDUSTIRA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LEMBAR PENGESAHAN ANALISA STRUKTUR KONSTRUKSI BOX PANEL FREE STANDING STANDAR PT INDUSTIRA"

Transkripsi

1 LEMBAR PENGESAHAN ANALISA STRUKTUR KONSTRUKSI BOX PANEL FREE STANDING STANDAR PT INDUSTIRA Disusun oleh : Dhony Fajar Prasetyo NIM Koordinator Tugas Akhir Pembimbing ( Ariosuko DH. ST ) ( Ir. Rulli Nutranta M.Eng ) Jakarta, Maret 007 Mengetahui Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Mercu Buana Ir. Rulli Nutranta M.Eng ii

2 HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Hidup adalah perjuangan. Tidak ada yang mudah tetapi tidak ada yang tidak mungkin. (COLOMBUS) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu adalah kemudahan. (QS : 94 : 6) Salah satu perbedaan yang mendasar antara orang sukses dengan orang yang tidak sukses adalah terletak pada penggunaanya waktu senggangnya. (W.J. BROWN) Science without religion is blind, religion without science is lame (A. EINSTEIN) Jangan menyerah sebelum anda melakukn sekali lagi, jangan takut jatuh, selagi anda masih mampu berdiri. Kesuksesan akan menjadi milik orang yang memiliki semangat juang tinggi. ubahlah apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. (ROBERT R. TIYOSAKI) Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada : Agamaku Islam dan Almamaterku. Ibu tercinta dan Ayah yang memberikan segala sesuatu yang terbaik bagiku. My soulmate Endah Jubaedah, thanks for your love. My inspiration, motivation and thinking made this finally job finish. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini. iii

3 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh sebutan keahlian di suatu jenjang perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah/karya tugas akhir ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jakarta, Maret 007 Dhony Fajar Prasetyo NIM iv

4 ABSTRAK Analisa ini membahas tentang kekuatan konstruksi box free standing HML standar dari PT Industira. Dalam analisa ini menggunakan metode kesetaraan, yaitu analisa yang dilakukan adalah analisa pada konstruksi yang sudah ada yang paling sering digunakan. Konstruksi tesebut berdimensi lebar 600mm, tinggi 1900 mm dan tebal 600 mm. Material yang digunakan untuk pembuatan konstruksi box ini adalah plat SPHC mm, dengan dibending atau ditekuk sedemikian rupa dan di gabungkan dengan dilas hingga membentuk suatu konstruksi box. Analisa yang dilakukan adalah dari segi kekuatan box terhadap berat komponen dan gaya short circuit yang terjadi sewaktu komponen yang berada didalam box dialiri arus listrik. Berat komponen yang berada didalam konstruksi diasumsikan 650 Kg. Dari perhitungan antara besarnya arus dan jarak antar busbar didapat gaya short circuit sebesar 7109 N. Analisa terhadap gaya yang mampu ditahan oleh konstruksi adalah sebesar N. Dari analisa perhitungan terhadap berat komponen, short circuit dan gaya konstruksi maka dapat disimpulkan bahwa konstruksi box aman terhadap gaya gaya yang terjadi terhadap konstruksi. v

5 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi dengan judul Analisa Struktur Konstruksi Box Panel Free Standing Standar PT Industira ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata I Jurusan Teknik Mesin Program Studi Teknologi Industri Universitas Mercu Buana. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir ini selesai berkat bantuan moril maupun material dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Ir. Rulli Nutranta, selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulisan Tugas Akhir ini.. Ayah dan Ibu serta seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan dan motivasi baik secara moral maupun material untuk keberhasilan penulis. 3. Teman teman PKSM Teknik Mesin angkatan 005 yang telah memberi dorongan selama penyelesaian tugas akhir. 4. Heri Kusuma Dharma selaku Engineering Riset & Development PT Industira, yang banyak membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini. 5. Pihak management PT Industira, yang telah mengijinkan penelitian terhadap produk PT Industira. 6. Endah Jubaedah, yang telah memberikan dukungan moril kepada penulis serta semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis hingga terselesainya penulisan skripsi ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna dalam pembuatan tugas akhir ini, sehingga segala saran dan kritik akan diterima dengan senang hati. Akhir kata penulis berharap semoga tugas akhir ini akan memberikan sumbangan yang berarti bagi perkembangan ilmu dan teknologi. Jakarta, Maret 007 Penulis vi

6 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR LAMPIRAN... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR SIMBOL DAN NOTASI... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alasan Pemilihan Judul Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Metodologi Penulisan... 5 a. Obyek Penelitian... 5 b. Teknik Pengumpulan Data Sistematika Penulisan... 6 BAB II DASAR TEORI.1 Tinjauan Umum Box Free Standing Jenis Box Free Standing Analisa Gaya Momen Inersia Frame Gaya Defleksi Yang Diiinkan... 1 a. Struktur Balok Tumpuan Dengan Beban Terpusat... 1 b. Struktur Balok Tumpuan Dengan Beban Merata vii

7 c. Struktur Balok Tumpuan Dengan Posisi Beban Tidak Tetap d. Struktur Balok Tumpuan Balok Cantilever Dengan Beban Seragam Gaya Short Circuit Diameter Eye Bolt Perhitungan Kekuatan Baut Tegangan Yang Diijinkan dan Faktor Keamanan BAB III DESAIN KONSTRUKSI 3.1 Desain Konstruksi Box Free Standing HML... 1 BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA 4.1 Perhitungan Lay Out Dan Proses Pengerjaan Lay Out Frame Tegak Depan Kanan dan Kiri Lay Out Frame Tegak Belakang Kanan dan Kiri Lay Out Frame Lebar Depan Atas dan Bawah Lay Out Frame Lebar Belakang Atas dan Bawah Lay Out Frame Tebal Atas dan Bawah Perhitungan Short Circuit Perhitungan Shot Circuit 50 ka (5000 A) Perhitungan Shot Circuit 50 ka (5000 A) Perhitungan Shot Circuit 50 ka (4500 A) Perhitungan Shot Circuit 50 ka (4500 A) Perhitungan Shot Circuit 50 ka (1500 A) Perhitungan Gaya yang Terjadi Pada Frame Perhitungan Momen Inersia Fame Tegak Deapn Perhitungan Gaya yang Diijinkan pada Konstruksi Perhitungan Momen Inersia Frame Tegak Belakng Perhitungan Gaya yang Diijinkan Pada Konstruksi Perhitungan Gaya Konstruksi Perhitungan Kekuatan Baut Support Busbar viii

8 4.4.1 Ditinjau dari gaya geser permuakaan sisi sisi baut Ditinjau dari gaya tarik pada diameter baut Perhitungan Kekuatan Eye Bolt BAB VI PENUTUP 5.1 Kesimpulan Saran... 5 DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN ix ix

9 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Spesifikasi Bahan Teknik Momen Inersia Benda Lanjutan Momen Inersia Benda Lanjutan Momen Inersia Benda Tabel Angka Keamanan Tabel Dimensi Baut & Mur Nilai Koefisien x

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Konstruksi Box... 3 Gambar.1 Rangka Box Free Standing Tipe HMK... 9 Gambar. Rangka Box Free Standing Tipe HML Gambar.3 Momen inersia benda Gambar.4 Balok tumpuan beban terpusat... 1 Gambar.5 Balok tumpuan beban merata Gambar.6 Balok tumpuan beban tidak tetap Gambar.7 Balok tumpuan cantilever beban seragam Gambar.8 Lay Out Busbar Gambar.9 Baut M Gambar 3.1 Konstruksi Box Panel Free Standing HML... Gambar 4.1 Pembengkokan... 7 Gambar 4. Penampang Frame Depan Kanan Kiri... 8 Gambar 4.3 Penampang Frame Tegak Belakang Kanan dan Kiri Gambar 4.4 Penampang Frame Tegak Belakang Kanan dan Kiri Gambar 4.5 Penampang Frame Lebar Belakang Atas dan Bawah... 3 Gambar 4.6 Penampang Frame Tebal Atas dan Bawah Gambar 4.7 Lay Out Busbar 50kA (5000A) Gambar 4.8 Lay Out Busbar 50kA (5000A) Gambar 4.9 Lay Out Busbar 50kA (4500A) Gambar 4.10 Lay Out Busbar 50kA (4500A) Gambar 4.11 Lay Out Busbar 50kA (1500A) Gambar 4.1 Penampang Frame Tegak Depan Kanan dan Kiri Gambar 4.13 Penampang Frame Tegak Belakang Kanan dan Kiri Gambar 4.14 Baut M xi

11 DAFTAR SIMBOL DAN NOTASI Simbol Satuan A Luas mm B Panjang busur mm Dc Diamter ulir mm D Diameter baut mm E Modulus elastisitas N/mm F Gaya yang bekerja N Fb 1 Gaya bending N Fb Gaya baut N Fsc Gaya Short Circuit dan Fn Gaya normal N g Percepatan gravitasi m/det I Momen inersia mm 4 Isc Arus hubungan singkat ka K Konstanta l Panjang mm n Jumlah baut P Penetrasi mm Rd Radius penekukan mm R1 Radius luar penekukan mm Sn Defleksi ijin mm t Tebal plat mm v Angka keamanan W Berat N X Titik berat bidang terhadap sumbu X mm Y Titik berat bidang terhadap sumbu Y mm Yc Defleksi maksimum yang diijijnkan mm Yn Defleksi normal mm α Sudut bending 0 xii

12 σt m Tegangan tarik maksimum N/mm σt Tegangan tarik ijin N/mm xiii

13 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan dunia industri di Indonesia berkembang sangat pesat, terutama untuk industri insustri yang bergerak dalam kebutuhan panel listrik. Dalam industri panel listrik sendiri untuk penempatan komponen komponen yang mendukung suatu sistem tertentu dibutuhkan suatu tempat atau ruangan sendiri. Ruangan ini bisa berupa box panel free standing, wall mounting, kios, dan masih banyak lagi macam macam tipe box. Dalam menempatkan komponen komponen untuk panel listrik tipe tegangan menengah keatas maka digunakan type box free standing. Adapun untuk box free standing sendiri terdiri dari bermacam macam ukuran, mulai dari yang terkecil sampai yang sangat besar. Besar kecilnya dimensi box ini tergantung dari jenis komponen didalamnya. Berdasarkan uraian diatas penulis mencoba untuk menganalisa struktur konstruksi box free standing standar PT Industira. Analisa ini diharapkan dapat memberi masukan kepada perusahaan, dalam hal ini kepada PT Industira dalam menentukan jenis konstruksi untuk penempatan komponen komponen elektrical. Sehingga didapatkan suatu konstruksi yang kuat dan dapat menunjang dari fungsi secara keseluruhan. 1

14 I.. Alasan Pemilihan Judul Dalam penyusuna Tugas Akhir ini penulis memilih judul Analisa Struktur Konstruksi Box Panel Free Standing Standar PT Industira Box ini nantinya digunakan untuk menempatkan kompoenen komponen dan material elektrik lainnya untuk menjalankan suatu sistem elektrical. Hal hal lain yang mendasari penulis memilih judul ini adalah ; 1. Analisa ini bertujuan untuk mencari sebuah konstruksi yang kuat.. Belum adanya penelitian mengenai struktur konstruksi box standar 3. Dari hasil analisa ini nantinya akan menjadikan standar baku dalam menentukan konstruksi box panel di PT Industira. Adapun bentuk dan konstruksi dari box free standing adalah seperti gambar 1.1.

15 Gambar 1.1 Konstruksi Box I.3. Perumusan Masalah Dalam tugas akhir ini penulis akan menganalisa struktur konstruksi box free standing standar PT Industira, guna mendapatkan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan dapat berfungsi sesuai fungsinya dalam sistem. 3

16 I.4. Batasan Masalah Untuk menghindari meluasnya permasalahan agar lebih terfokus maka ditentukan batasan-batasan masalahnya sebagai berikut: 1. Pengamatan hanya dilakukan pada segi kekuatan konstruksi box... Box free standing yang dianalisa berdimensi W = 600mm, H = 1900, dan D = Box tersebut dalam standar PT Industira dinamakan Box tipe HML. 4. Analisa dibatasi hanya untuk struktur rangka box. I.5. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulisan dan pemecahan masalah tentang analisa kekuatan konstruksi dari box HMK ini yaitu: 1. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh gelar sarjana pada jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercubuana Jakarta... Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah didunia nyata sehingga ilmu yang diperoleh dibangku kuliah tersebut tidak mubadzir. 3. Mahasiswa dapat mendalami ilmu dibangku kuliah dengan mendetail karena tuntutan untuk menerapkan didunia nyata. 4. Mahasiswa dapat menciptakan sebuah pemikiran hasil analisa yang dapat bermanfaat bagi dunia industri maupun masyarakat. 4

17 5. Perusahaan mendapatkan suatu hasil analisa yang sangat bermafnaat bagi perusahaam dalam menentukan sebuah konstruksi yang cocok untuk pembuatan penel listrik. I.6. Metodologi Penulisan Dalam penyusunan tugas akhir ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercubuana Jakarta digunakan beberapa metode, yaitu: a. Obyek Penelitian i. Data Primer Adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek box free standing HMK yang akan diteliti. ii. Data Sekunder Adalah data yang diperoleh dari studi pustaka dan data-data atau dokumen yang sudah dibuat oleh orang lain. b. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik-teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah: i. Metode Interview Adalah metode pengumpulan data dengan cara mengadakan interview secara langsung dengan bagian yang bersangkutan untuk memperoleh data yang diperlukan. 5

18 ii. Metode Observasi Adalah metode pengumpulan data dengan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara langsung pada obyek penelitian untuk mendapatkan data serta informasi yang dibutuhkan. iii. Metode Studi Pustaka Adalah metode pengumpulan dari referensi buku-buku literature yang berhubungan dengan masalah-masalah yang akan dibahas. I.7. Sistematika penulisan Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang : latar belakang, tujuan penulisan, perumusan masalah, sistematika penulisan. BAB II DASAR TEORI Berisi tentang : landasan teori yang digunakan dalam perhitungan dan analisa. BAB III DESAIN KONSTRUKSI Berisi tentang : penentuan desain konstruksi yang akan dianalisa dan gambaran umum mengenai konstruksi box. BAB IV PEPERHITUNGAN DAN ANALISA Berisi tentang : Analisa mengenai struktur konstruksi terhadap pembebanan akibat gaya berat box dan gaya short circuit. 6

19 BAB V KESIMPULAN Berisi tentang : kesimpulan dan saran dari hasil analisa. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 7

20 BAB II DASAR TEORI.1 Tinjauan Umum Box Free Standing Box free standing adalah suatu konstruksi box dimana box ini untuk pemasangannya atau penempatannya sesuai dengan namanya free standing dilakukan berdiri sendiri diatas base atau digabungkan dengan box lain. Adapun mengenai dimensi box ini bervariasi menurut jenisnya, dan harus sesuai dengan komponen komponen yang ada didalamnya. Box free standing ini sering digunakan untuk panel distribusi, dimana dalam penempatannya di lapangan tidak hanya terdiri dari 1 jenis, melainkan banyak panel dengan fungsi yang berbeda beda pula, yang kesemuanya di gabung menjadi satu.. Jenis Box free Standing Ditinjau dari jenisnya box free standing dibagi menjadi macam, yaitu: 1. Free standing tipe HMK Box free standing dengan tipe HMK adalah box yang cara perakitannya dilakukan dengan cara knock down atau perakitan semua frame-nya sebagian besar dengan cara di baut antara frame satu dengan yang lain. 8

21 Gambar.1 Gambar rangka box free standing tipe HMK. Free standing tipe HML Box free standing dengan tipe HML ini untuk perakitan semua framenya dilakukan dengan cara dilas, hanya sebagian saja yang dibaut diantaranya untuk support support komponen. 9

22 Gambar. Gambar rangka box free standing tipe HML Dalam tugas akhir ini yang akan penulis bahas adalah untuk box free standing tipe HML. Dikarenakan box tipe ini adalah yang paling sering digunakan. 10

23 .3 Analisa Gaya Kekuatan (Strenght) adalah suatu sifat atau perilaku dari suatu bahan atau suatu elemen atau mesin. Berdasarkan ilmu perhitungan kekuatan bahan (strength of material calculation) dihitung tegangan nominal (nominal stress) yang disebabkan oleh beban nominal pada tempat tempat yang kritis dari komponen tersebut dan dibandingkan dengan tegangan yang diijinkan (permissible stress). Atau sebaliknya dari beban nominal dan tegangan yang diijinkan, dapat ditentukan ukuran ukuran komponen yang diperlukan pada tempat tempat kritis tersebut..3.1 Momen Inersia Frame Gambar.3 Gambar Momen Inersia Benda I x =. b. h (mm 4 ) I y =. h. b (mm 4 ) (.1) Dimana: I x = Momen inersia untuk frame terhadap sumbu x I y = Momen inersia untuk frame terhadap sumbu y I = I x + I y (mm 4 ) (.) 11

24 .3. Gaya defleksi yang Diijinkan a. Struktur balok tumpuan dengan beban terpusat Gambar.4 Balok tumpuan beban terpusat Tegangan antara beban dan titik tumpuan : W. x s =. Z Tegangan pada titik pusat perpotongan : W. l s = 4. Z Defleksi diantara beban dan titik tumpuan : Y =. W x (3l 48. E. I 4x ) Defleksi maksimum : Y W. l 3 = (.3) 48. E. I Keterangan : y = Defleksi yang diijinkan (mm) W = Gaya yang terjadi (N) l = Panjang rangka yang terkena gaya (mm) E = Modulus elastisitas (N/mm ) I = Momen inersia (mm 4 ) s = Tegangan tarik (N/mm ) Z = Modulus bagian = I / jarak dari garis sumbu axis 1

25 b. Struktur balok tumpuan dengan beban merata Gambar.5 Balok tumpuan beban merata Tegangan di setiap titik : W s =. Zl x( l x) Tegangan pada titik pusat perpotongan : W. l s = 8. Z Defleksi di setiap titik : Y W x( l x) = [ l 4. E. I. l. + x( l x)] Defleksi maksimum : W. l 3.5 Y = (.4) 384. E. I Keterangan : y = Defleksi yang diijinkan (mm) W = Gaya yang terjadi (N) l = Panjang rangka yang terkena gaya (mm) E = Modulus elastisitas (N/mm ) I = Momen inersia (mm 4 ) s = Tegangan tarik (N/mm ) Z = Modulus bagian = I / jarak dari garis sumbu axis 13

26 c. Struktur balok tumpuan dengan posisi beban tidak tetap Gambar.6 Balok tumpuan beban tidak tetap Tegangan diantara beban dan titik beban a : W. b. x s = Zl Tegangan diantara beban dan titik beban b : W. a. v s = Zl Tegangan beban yang diaplicasikan : W. a. b s = Zl Defleksi antara beban dan titik a : Y W b. x = ( l 6E. I. l. x b ) Defleksi antara beban dan titik b : Y W a. v = ( l 6E. I. l. v a ) Defleksi maksimum : Y W. a. b = (.5) 3E. I. l Keterangan : y = Defleksi yang diijinkan (mm) W = Gaya yang terjadi (N) l = Panjang rangka yang terkena gaya (mm) 14

27 E = Modulus elastisitas (N/mm ) I = Momen inersia (mm 4 ) s = Tegangan tarik (N/mm ) Z = Modulus bagian = I / jarak dari garis sumbu axis d. Struktur balok tumpuan balok cantilever dengan beban seragam Gambar.7 Balok tumpuan cantilever beban seragam Tegangan dititik spesifik : W s = ( l x) Z. l Defleksi dititik spesifik: W x Y = [l 4E. I. l. + (l x) ] Defleksi titik akhir tanpa support : W. l 3 Y = (.6) 8E. I Keterangan : y = Defleksi yang diijinkan (mm) W = Gaya yang terjadi (N) l = Panjang rangka yang terkena gaya (mm) E = Modulus elastisitas (N/mm ) I = Momen inersia (mm 4 ) s = Tegangan tarik (N/mm ) 15

28 Z = Modulus bagian = I / jarak dari garis sumbu axis.3.3 Gaya Short Circuit F = 1.53 x k x Gambar.8 Gambar lay out busbar n x L Isc x x 10 (.7) d Keterangan : F : Gaya yang timbul ( dan ) k : Suatu koefisien, dimana besarnya tergantung dari ukuran busbar dan jaraknya ( lihat tabel MG page A-4) N : Koefisien assymetri Menurut standar IEC : n = 1.5 untuk Isc < 5 ka n = 1.7 untuk 5 ka < Isc < 10 ka n = untuk 10 ka < Isc < 0 ka n =.1 untuk 0 ka < Isc < 50 ka n =. untuk Isc > 50 ka Isc : Arus hubungan singkat ( ka) L : Jarak antar busbar support ( mm ) d : Jarak antar phase ( mm ) 16

29 .3.4 Diameter Eye bolt P = 4 π.dc.ft (.8) Keterangan : P = Beban yang diterima eye bolt ( N ) dc = Diameter ulir eye bolt ( mm ) ft = Tegangan tarik bahan yang diijinkan ( N/mm ).3.5 Perhitungan Kekuatan Baut a. Ditinjau dari gaya geser permuakaan sisi sisi baut Gambar.9 Baut M6 V. F P = cosα (.9 ) 1 π ( D d ). n 4 cosα Dimana : P = Tekanan pada ulir ( N/mm ) St 370 : 37 N / mm F = Gaya geser ( N ) D = Diameter ulir bagian luar ( mm ) d = Diameter ulir bagian dalam (mm) n = Banyaknya ulir yang menahan persatuan keliling α = Sudut kemiringan dari ulir ( 0 ) V = Faktor keamanan beban kejut : 6 17

30 b. Ditinjau dari gaya tarik dari diameter baut σ t = F. V ( 3.0 ) A Dimana : σ t = Tegangan tarik ( N/mm ) St 370 : N / mm F = Gaya tarik ( N ) A = luasan ( mm ) V = Faktor keamanan beban kejut : Tegangan yang diijinkan dan faktor keamanan Dalam merencanakan bagian suatu konstruksi untuk menahan kegagalan, biasanya kita meyakinkan diri sendiri bahwa tegangan dalam yang terjadi tidak melebihi dari kekuatan bahan. Kalau bahan yang akan dipakai adalah daktail, maka biasanya kita perhatikan adalah kekuatan mengalah, karena perubahan permanent akan menimbulkan kegagalan. Dalam hal ini, tegangan yang diijinkan merupakan perbandingan antara kekuatan mengalah bahan dan factor keamanan yang diterapkan. σ y n σ = ( mm ) N (3.1) dengan : σ = Tegangan yang diijinkan ( N mm ) σ = Kekuatan mengalah bahan ( N mm ) y n = Faktor keamanan Dalam menentukan factor keamanan harus ditimbang dua hal, pertama pelampauan kekuatan guna (bahaya fatal dan interupsi kerja yang rumit atau mudah mengatasi kerusakan) dan hal yang kedua pengaruh factor n terhadap kelayakan dan nilai pakai komponen tersebut. Biasanya n dipilih sebagai berikut : 18

31 n = 1,5 3 n = 1. n = 4 n = 3 5 Perhitungan terhadap patah kekal Perhitungan terhadap deformasi Perhitungan terhadap patah Perhitungan terhadap instabilitas/tekuk 19

32 0

33 BAB III DESAIN KONSTRUKSI 3.1. Desain Konstruksi Box Free Standing HML Pada bab ini akan di bahas mengenai desain box free standing tipe HML Material dari box ini adalah plat SPHC mm. Kemudian di bending sedemikian rupa hinga membentuk suatu profil frame. Penggabungan dari masing masing frame ini dilakukan dengan pengelasan. Adapun gambaran umum dari desain box free standing dapat dilihat di gambar 3.1. Box ini banyak dipakai sebagai box relay ataupun server baik pada tegangan rendah ( low voltage ) maupun tegangan menengah ( medium voltage ). Box ini biasa dipakai untuk menempatkan komponen komponen elektrikal seperti ACB, MCCB, relay, terminal kabel, dan busbar. Box ini lebih sering digunakan untuk penempatan busbar. Dari gaya tarik menarik ataupun tolak menolak dari susunan busbar inilah box ini menerima gaya terbesar. Kekuatan konstruksi ini sangat dipengaruhi oleh gaya short circuit (hubungan singkat) antar busbar. Agar konstruksi kuat terhadap gaya hubungan singkat maka yang harus diperhitungkan adalah: 1. Kekuatan busbar support, terutama terhadap gaya / tahanan geser.. Kekuatan baut pengikat busbar support. 3. Kekuatan baut / dudukan busbar support. 4. Berat busbar sendiri. 1

34

35 Gambar 3.1 Desain konstruksi box panel free standing HML Keterangan : A. Frame tegak depan B. Frame tegak belakang C. Frame lebar depan atas D. Frame lebar belakang atas E. Frame tebal kanan dan kiri atas F. Frame lebar depan bawah G. Frame lebar belakang bawah H. Frame tebal kanan dan kiri bawah I. Support post isolator busbar J. Support power matt busbar K. Support mounting plat L. Support box & busbar M. Support cover N. Baut support busbar Komponen komponen dalam konstruksi box tersebut adalah sebagai berikut : A. Frame tegak depan Adalah frame yang berada tegak pada sisi depan box, frame ini berhubungan langsung dengan daun pintu box. 3

36 B. Frame tegak belakang Adalah frame yang berada tegak pada sisi belakang box, frame ini selain untuk penopang box juga sebagai penempatan cover belakang box. C. Frame lebar depan atas Adalah frame yang berada pada sisi atas depan box, frame ini selain untuk menopang dari sisi lebar box juga digunakan untuk tempat penempatan eye bolt. D. Frame lebar belakang atas Adalah frame yang berada pada sisi belakang atas box, frame ini selain untuk penempatan cover belakang juga digunakan untuk penempatan eye bolt belakang. E. Frame tebal kanan dan kiri atas Adalah frame yang berada pada sisi kanan dan kiri atas box. Frame ini juga sebagai penempatan cover samping box. F. Frame lebar depan bawah Adalah frame yang berada pada sisi depan bawah box, frame ini digunakan untuk penempatan baut join box dengan base dan baut angkur ke tanah. G. Frame lebar belakang bawah Adalah frame yang berada pada sisi belakang bawah box. Selain sebagai tempat penempatan cover belakang juga sebagai penempatan baut join box dengan base dan baut angkur pada sisi belakang box. 4

37 H. Frame tebal kanan dan kiri bawah Adalah frame yang brada pada sisi kanan dan kiri bawah box, frame ini digunakan sebagai pengikat cover samping. I. Support post isolator busbar Adalah plat yang digunakan untuk menempatkan post isolator busbar kecil yang melintang di tengah box. Busbar yang ada disini adalah busbar pendukung dari main busbar. J. Support power matt busbar Adalah plat yang digunakan untuk penempatan poer matt main busbar yang melintang di tengah box atau dengan box sebelahnya (bila digabungkan dengan box lain). K. Support mounting plat Adalah plat yang digunakan untuk penempatan mounting plat. Mounting plat disini digunakan untuk penempatan komponen listrik. L. Support box dan busbar Adalah plat yang berfungsi sebagai support box dan juga sebagai support busbar dan berbagai part part box lainnya. M. Support cover Adalah plat yang digunakan untuk penempatan cover busbar. N. Baut support busbar Adalah baut yang digunakan untuk pengikat support box dan busbar dengan box. 5

38 Dari desain konstruksi box tersebut yang akan penulis analisa adalah mengenai kekuatan konstruksinya, terutama terhadap gaya short circuit yang terjadi diantara busbar. 6

39 BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA Perhitungan konstruksi dilakukan dengan metode kesetaraan yaitu analisa dilakukan pada konstruksi yang sudah ada dengan mengasumsikan sebagai beban merata akibat berat konstruksi box. Beban konstruksi box yang diasumsikan adalah 700 Kg. Pada bab ini penulis akan membahas perhitungan kekuatan konstruksi frame tegak depan dan belakang. Karena dibagian frame inilah beban terbesar diterima box. 4.1 Perhitungan Lay Out dan Proses pengerjaan Sebelum menghitung kekuatan pada masing masing frame maka perlu dilakukan perhitungan bentangan material yang mengalami proses pembentukan. Untuk bentangan dapat dicari dengan menggunakan rumus seperti gambar 3.1 : Gambar 4.1 Pembengkokan 7

40 Rumus yang digunakan untuk menghitung bentangan adalah : α β =.. π ( Rd + K. t) 360 (Frank W. Wilson, 1984:) Keterangan β = panjang busur pada sumbu netral (mm) α = sudut bending ( 0 ) Rd T K = radius dalam (mm) = tebal plat (mm) = konstanta untuk letak sumbu netral Untuk Rd t, maka K = 0,33 Untuk Rd t, maka K = 0, Lay Out Frame Tegak Depan Kanan dan Kiri Gambar 4. Penampang frame tegak depan kanan dan kiri 8

41 Diketahui : t = (mm) Ukuran lebar bentangan : L = L1 + L + L3 + L4 + L5 Dimana, L1 L = 0 mm = (.t) = 18 mm L3 = 40 (.t) = 36 mm L4 = 40 - (.t) = 36 mm L5 L = 5 mm = L1 + L + L3 + L4 + L5 = = 135 mm Ukuran panjang bentangan H = 1900 mm Jadi untuk ukuran potongan plat frame tegak depan kanan dan kiri L = 135 mm H = 1900 mm 9

42 4.1. Lay Out Frame Tegak Belakang Kanan dan Kiri Gambar 4.3 Penampang frame tegak belakang kanan dan kiri Ukuran lebar bentangan : L = L1 + L + L3 + L4 + L5 Dimana L1 L = 0 mm = - (.t) = 18 mm L3 = 40 (.t) = 36 mm L4 = 40 (.t) = 36 mm L5 = 14 t = 1 mm Jadi ukuran lebar bentangan : L = L1 + L + L3 + L4 + L5 = = 1 mm 30

43 Jadi untuk ukuran potonan frame belakang kanan dan kiri adalah : L = 1 mm H = 1900 mm Lay Out Frame Lebar Depan Atas dan Bawah Gambar 4.4 Penampang frame tegak belakang kanan dan kiri Ukuran lebar bentangan : L = L1 + L + L3 + L4 + L5 Dimana, L1 L = 0 mm = (.t) = 18 mm L3 = 40 (.t) = 36 mm L4 = 40 - (.t) = 36 mm L5 = 5 mm 31

44 L = L1 + L + L3 + L4 + L5 = = 135 mm Ukuran panjang bentangan : W = 596 mm Jadi untuk ukuran potongan plat frame lebar depan atas dan bawah : L = 135 mm W = 596 mm Lay Out Frame Lebar Belakang Atas dan Bawah Gambar 4.5 Penampang frame lebar belakang atas dan bawah Ukuran lebar bentangan : L Dimana L1 L = L1 + L + L3 + L4 + L5 = 0 mm = - (.t) = 18 mm 3

45 L3 = 40 (.t) = 36 mm L4 = 40 (.t) = 36 mm L5 = 14 t = 1 mm Jadi ukuran lebar bentangan : L = L1 + L + L3 + L4 + L5 = = 1 mm Jadi untuk ukuran potongan frame lebar belakang atas dan bawah adalah : L = 1 mm W = 596 mm Lay Out Frame Tebal Atas dan Bawah Gambar 4.6 Penampang frame tebal atas dan bawah 33

46 Ukuran lebar bentangan : L Dimana L1 L = L1 + L + L3 + L4 + L5 + L6 = 0 mm = (.t) = 18 mm L3 = 40 (.t) = 36 mm L4 = 40 (.t) = 36 mm L5 = (.t) = 18 mm L6 = 0 mm Jadi ukuran lebar bentangan : L = L1 + L + L3 + L4 + L5 + L6 = = 148 mm Jadi untuk ukuran potongan frame tebal atas dan bawah adalah : L = 148 mm D = 54 mm 4. Perhitungan Short Circuit Short circuit atau korsleting atau hubungan singkat (dari bahasa Belanda kortsluiting) adalah suatu hubungan dengan tahanan listrik yang 34

47 sangat kecil, mengakibatkan aliran listrik yang sangat besar dan bila tidak ditangani dapat mengakibatkan ledakan dan kebakaran Perhitungan short circuit 50 ka (5000 A) Gambar 4.7 Lay out busbar 50 ka (5000 A) Dari gambar diatas dapat dihitung gaya short circuit dengan : F = 1.53 x k x n x L Isc x x 10 (Merlin Gerlin, 1987 : A1) d Keterangan : F : Gaya yang timbul ( dan ) k : Suatu koefisien, dimana besarnya tergantung dari ukuran busbar dan jaraknya ( lihat tabel MG page A-4) N : Koefisien assymetri Menurut standar IEC : n = 1.5 untuk Isc < 5 ka n = 1.7 untuk 5 ka < Isc < 10 ka 35

48 n = untuk 10 ka < Isc < 0 ka n =.1 untuk 0 ka < Isc < 50 ka n =. untuk Isc > 50 ka Isc : Arus hubungan singkat ( ka) L : Jarak antar busbar support ( mm ) d : Jarak antar phase ( mm ) b = 100 a 30 d = a = =.5 k = 0.85 ( lihat table ) Jadi : F = 1.53 x 0.85 x. x x x = 69,44 dan F = 694,4 N 36

49 4.. Perhitungan short circuit 50 ka (5000 A) b = 100 a 30 d = a = = 6.67 Gambar 4.8 Lay out busbar 50 ka (5000 A) k = 0.99 ( lihat table ) Jadi : F = 1.53 x 0.99 x. x x x = dan F = 7331,1 N 37

50 4..3 Perhitungan short circuit 50 ka (4500 A) b = 15 a 30 d = a = =.5 Gambar 4.9 Lay out busbar 50 ka (4500 A) k = 0.75 ( lihat table ) Jadi : F = 1.53 x 0.75 x. x x x = dan F = 6479,5 N 38

51 4..4 Perhitungan short circuit 50 ka (4500 A) b = 15 a 30 d = a = = 6.67 Gambar 4.10 Lay out busbar 50 ka (4500 A) k = 0.96 ( lihat table ) Jadi : F = 1.53 x 0.96 x. x x x = dan F = 7109 N 39

52 4..5 Perhitungan short circuit 50 ka (1500 A) b = a d = a = =.5 Gambar 4.11 Lay out busbar 50 ka (1500 A) k = 0.96 ( lihat table ) Jadi : F = 1.53 x 0.96 x. x x x = 99.8 kg F = 99,8 N 40

53 4.3 Perhitungan Gaya yang Terjadi Pada Frame Perhitungan Momen Inersia Frame Tegak Depan Tebal plat mm Gambar 4.1 Penampang frame tegak depan kanan kiri Titik berat pada masing masing bidang : X1 : 10 mm X : 1 mm X3 : 40 mm X4 : 59 mm X5 : 7.5 mm Y1 : 1 mm Y : 11 mm Y3 : 1 mm Y4 : 0 mm Y5 : 39 mm Titik berat bidang : X = X = X1. A1 + X. A + X 3. A3 + X 4. A4 + X 5. A5 A1 + A + A3 + A4 + A5 (10.40) + (1.44) + (40.7) + (59.80) + (7.5.50) X = 43,88 mm 41

54 Y = (1.40) + (11.44) + (1.7) + (0.80) + (39.50) Y = 17,3 mm Momen inersia : Ix = Ix 1+ A1( Y Y1) + Ix + A( Y Y ) + Ix3 + A3( Y Y3) + Ix 4 + A4( Y Y 4) + Ix5 + A5( Y Y 5) = + ( ) + + ( ) , , ( 17,3 1) ( 17,3 0) ( 17,3 0) = mm 4 Ix = Iy 1+ A1( X X1) + Iy + A( X X ) + Iy3 + A3( X X 3) Iy 4 + A4( X X 4) + Iy5 + A5( X X 5) = + ( ) + + ( ) , , ( 43,88 40) ( 43,88 60) ( 43,88 7,5) = mm 4 Jadi momen inersia untuk frame tegak depan adalah : 1 3 I = Ix + Iy = = mm Perhitungan Gaya yang diijinkan pada konstruksi F. L 3. V Y = (Ferdinand L. Singer, 1995 : 65) 384. E. I 4

55 Keterangan : Y = Defleksi yang diijinkan (mm) F = Gaya yang terjadi (N) L = Panjang rangka yang terkena gaya (mm) E = Mosulus elastisitas (N/mm ) I = Momen inersia ( mm 4 ) V = Faktor keamanan = 5 Diketahui : Y = 1 mm L = 1900 mm E =.1 x 10 5 N/mm I = mm 4 Jadi : 3 F = 384.,1x F = ,1x F = 84 N Perhitungan Momen Inersia Frame Tegak Belakang Tebal plat mm Titik berat pada masing masing bidang : X1 : 10 mm X : 1 mm X3 : 40 mm X4 : 59 mm X5 : 5 mm Y1 : 1 mm Y : 11 mm Y3 : 1 mm Y4 : 0 mm Y5 : 39 mm 43

56 Gambar 4.13 Penampang frame tegak depan kanan kiri Titik berat bidang : X = X = X1. A1 + X. A + X 3. A3 + X 4. A4 + X 5. A5 A1 + A + A3 + A4 + A5 (10.40) + (1.44) + (40.7) + (59.80) + (5.4) X = 39,1 mm Y = (1.40) + (11.44) + (1.7) + (0.80) + (39.4) Y = 15,1 mm Momen inersia : Ix = Ix 1+ A1( Y Y1) + Ix + A( Y Y ) + Ix3 + A3( Y Y3) + Ix 4 + A4( Y Y 4) + Ix5 + A5( Y Y 5) = + 40( 15,1 1) ( 15,1 11)

57 ( 15,1 1) ( 15,1 0) + + 4( 15,1 39) = 44803,93 mm 4 Ix = Iy 1+ A1( X X1) + Iy + A( X X ) + Iy3 + A3( X X 3) + Iy 4 + A4( X X 4) + Iy5 + A5( X X 5) = + 40( 39,1 10) ( 39,1 1) ( 39,1 40) ( 39,1 59) + + 4( 39,1 39) = 89477,64 mm 4 Jadi momen inersia untuk frame tegak belakang adalah : 3 I = Ix + Iy = 44803, ,64 = 13481,57 mm Perhitungan Gaya yang diijinkan pada konstruksi Y F. L 3. V = 384. E. I Keterangan : Y = Defleksi yang diijinkan (mm) F = Gaya yang terjadi (N) L = Panjang rangka yang terkena gaya (mm) E = Mosulus elastisitas (N/mm ) I = Momen inersia ( mm 4 ) V = Faktor keamanan Diketahui : Y = 1 mm L = 1900 mm 45

58 E =.1 x 10 5 N/mm I = 13481,57 mm 4 V = 5 Jadi : 3 F = x , F = ,1x , F = 63, N Perhitungan Gaya Konstruksi Perhitungan gaya konstruksi yang terjadi diambil dari jarak support busbar yang ada pada konstruksi. Jarak support busbar pada konstruksi adalah 500 mm, maka gaya yang terjadi adalah : Y F. L 3. V = 384. E. I 3 F = x , F = ,1x , F = 1735,5 N Untuk 4 buah tiang maka F = 17.35,5 x 4 = N Sedangkan gaya short circuit yang terjadi adalah 99,8 N F > Fsc 46

59 Jadi menurut perhitungan diatas, konstruksi frame aman dikarenakan frame mampu menahan beban dan gaya yang terjadi akibat gaya short cicuit. 4.4 Perhitungan Kekuatan Baut Support Busbar Ditinjau dari gaya geser permukaan sisi-sisi baut Gambar 4.14 Baut M6 V. F P = cosα (Strength of Material, PEDC Bandung, 1983) 1 π ( D d ). n 4 cosα Dimana : P = Tekanan pada ulir ( N/mm ) St 37 : 370 N / mm F = Gaya geser ( N ) D = Diameter ulir bagian luar ( mm ) d = Diameter ulir bagian dalam (mm) n = Banyaknya ulir yang menahan persatuan keliling α = Sudut kemiringan dari ulir ( 0 ) V = Faktor keamanan beban kejut : 6 47

60 F = P. 1 π ( D 4 V d ). n F π (6 = ) F = 1084,4 N Masing - masing support busbar mempunyai 4 baut dan 1 unit panel terdapat 8 support busbar, jadi jumlah baut support busbar = 3 baut Kemampuan menahan gaya beban akibat short circuit : F = kg x 3 F = N Fsc = 99,8 N F > Fsc Jadi menurut perhitungan diatas, maka baut yang ada mampu menahan gaya akibat short circuit yang terjadi pada support busbar Ditinjau dari gaya tarik pada diameter baut Masing - masing support busbar mempunyai 4 baut dan 1 unit panel terdapat 8 support busbar, jadi jumlah baut support busbar = 3 baut Kemampuan menahan gaya beban akibat short circuit : Diketahui : P = 99,8 N σ t = 100 Mpa = 100 N/mm n = 3 Maka : π P = ( dc). σt.n (Machine Design, 005 : 349) 4 48

61 dc = = P π.100. n 4 99,8 π dc = diameter dalam ulir = 3.7 dc = 1,9 mm Dari perhitungan diatas dapat diketahui di table (terlampir) dapat diambil kesimpulan bahwa diameter nominal baut adalah.5 mm. Jadi dengan menggunakan baut M 06 maka aman. 4.5 Perhitungan Kekuatan Eye Bolt Eye bolt digunakan untuk mengangkat panel pada saat penempatan di lokasi. Adapun eye bolt yang dipakai adalah dengan ukuran M1, sedangkan beban panel diasumsikan 700 Kg. Tegangan tarik yang diijinkan eye bolt tidak lebih dari 100 Mpa. Maka : Diketahui : P = 700 Kg = 6867 N σ t = 100 Mpa = 100 N/mm Maka : π P = ( dc). σt 4 dc = P π (Machine Design, 005 : 349) dc = diameter dalam ulir 49

62 = 6867 π = 87.5 dc = 9.35 mm Dari perhitungan diatas dapat diketahui di table (terlampir) dapat diambil kesimpulan bahwa diameter nominal baut adalah 10 mm. Jadi dengan menggunakan eye bolt M 1 maka aman. 50

63 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari hasil analisa perhitungan terhadap struktur kekuatan rangka box HML maka dapat diketahui besarnya gaya short circuit yang terjadi di dalam box panel adalah sebesar 99,8 N sedangkan gaya yang terjadi pada frame keseluruhan adalah N, jadi gaya gaya pada frame mampu menahan gaya short circuit, dengan demikian konstruksi box dengan tinggi 1900 mm lebar 600mm dan tebal 600mm dan tebal plat mm tersebut aman untuk digunakan sebagai box panel. Pemakaian baut baut M6, dengan menempel pada plat mm adalah aman, dengan syarat bahwa hasil dari ulir tap sempurna atau tidak cacat. Demikian juga untuk penggunaan baut M6 untuk menggabungkan part dinyatakan aman. 5.. Saran Desain box free standing HML ini masih terkesan seperti kurang kokoh atau ringkih, oleh sebab itu untuk lebih dapat menampilkan kesan kokoh baik secara visual dan perhitungan maka perlu diadakan perubahan terhadap dimensi tekukan pada frame. Yaitu dengan merubah dimensi tekukan yang semula 40 mm menjadi 50 mm. Baut support busbar yang semula menggunakan ulir pada tebal plat sebaiknya diganti menjadi mur baut M6. Hal ini ditinjau dari aspek teknis dan human eror saat melakukan pengetapan pada plat. 51

64 Kesalahan dalam pengetapan akan mengakibatkan kurangnya kekuatan ulir terhadap baut. Untuk box panel dengan KVA lebih tinggi sebaiknya baut busbar menggunakan mur baut M8, hal ini untuk menjaga terjadinya gaya short circuit yang berlebihan. 5

65 DAFTAR PUSTAKA 1. Gerlin, Merlin, 1987 : Text book of Short Circuit, Germany.. Khurmi, RS. 005 : Strenght Of Material, New Delhi. 3. Luchsinger, HR : Toll Design, Politeknik Mekanik Swiss, Bandung. 4. Sato Takhesi, N. Sugiarto, H : Menggambar Mesin Menurut Standar ISO, Pradnya Paramita, Jakarta. 5. Singer, Ferdinand, 1995 : Ilmu Kekuatan Bahan, Erlangga, Jakarta. 6. Uchida, 1999 ; Calculation of Short ircuit, Togami, Japan. 7. Wilson Frank. W, 1984 : Fundamentals Of Tool Design, Prentice Of India Private Limited, New Delhi.

BAB IV PERHITUNGAN GAYA-GAYA PADA STRUKTUR BOX

BAB IV PERHITUNGAN GAYA-GAYA PADA STRUKTUR BOX BAB IV PERHITUNGAN GAYA-GAYA PADA STRUKTUR BOX Perhitungan konstruksi dilakukan dengan metode kesetaraan yaitu analisa dilakukan pada konstruksi yang sudah ada dengan mengasumsikan sebagai beban merata

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBUKA BALL BEARING DENGAN HYDRAULIC JACK 4 TON

TUGAS AKHIR PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBUKA BALL BEARING DENGAN HYDRAULIC JACK 4 TON TUGAS AKHIR PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBUKA BALL BEARING DENGAN HYDRAULIC JACK 4 TON Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS CELLULAR BEAM DENGAN METODE PENDEKATAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS TUGAS AKHIR. Anton Wijaya

ANALISIS CELLULAR BEAM DENGAN METODE PENDEKATAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS TUGAS AKHIR. Anton Wijaya ANALISIS CELLULAR BEAM DENGAN METODE PENDEKATAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi syarat penyelesaian Pendidikan sarjana teknik sipil Anton Wijaya 060404116 BIDANG

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN PEMILIHAN BAHAN BAKU

BAB III PERHITUNGAN DAN PEMILIHAN BAHAN BAKU BAB III PERHITUNGAN DAN PEMILIHAN BAHAN BAKU Perhitungan dan pemilihan bahan baku rancangan press tool sendok cocor bebek dari bahan stainless steel tebal 0,5 milimeter dengan sistem progresif akan diuraikan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN JALUR PIPA UAP PADA PROYEK PILOT PLANT

TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN JALUR PIPA UAP PADA PROYEK PILOT PLANT TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN JALUR PIPA UAP PADA PROYEK PILOT PLANT Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Starta Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Abdul Latif

Lebih terperinci

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas

Lebih terperinci

DESAIN DAN ANALISIS RANGKA LENGAN CNC SUMBU Y PADA HYBRID POWDER SPRAY CNC 2 AXIS

DESAIN DAN ANALISIS RANGKA LENGAN CNC SUMBU Y PADA HYBRID POWDER SPRAY CNC 2 AXIS DESAIN DAN ANALISIS RANGKA LENGAN CNC SUMBU Y PADA HYBRID POWDER SPRAY CNC 2 AXIS PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelarahli Madya (A. Md) Disusun oleh : KIBAGUS MUHAMMAD

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN ROL STRIP PLAT (RANGKA) PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN MESIN ROL STRIP PLAT (RANGKA) PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN ROL STRIP PLAT (RANGKA) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna Memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi D III Teknik Mesin Disusun oleh : YUSUF ABDURROCHMAN

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Setrata I (S-1) Disusun oleh : NAMA : WAHYUDIN NIM : 41111110031

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas

Lebih terperinci

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG TUGAS AKHIR 1 HALAMAN JUDUL PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik

Lebih terperinci

STUDI KEKUATAN RANGKA ATAP MONOFRAME MENGGUNAKAN PROFIL C GANDA DENGAN SAMBUNGAN LAS

STUDI KEKUATAN RANGKA ATAP MONOFRAME MENGGUNAKAN PROFIL C GANDA DENGAN SAMBUNGAN LAS STUDI KEKUATAN RANGKA ATAP MONOFRAME MENGGUNAKAN PROFIL C GANDA DENGAN SAMBUNGAN LAS Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh:

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN ALAT PENEKUK PIPA Perancangan Pada Bagian Statis (Rangka, Las, Baut dan Mur)

PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN ALAT PENEKUK PIPA Perancangan Pada Bagian Statis (Rangka, Las, Baut dan Mur) PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN ALAT PENEKUK PIPA Perancangan Pada Bagian Statis (Rangka, Las, Baut dan Mur) LAPORAN PROYEK AKHIR Oleh : PUPUT INDRA SATRIA NIM 011903101137 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK

Lebih terperinci

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM Fikry Hamdi Harahap NRP : 0121040 Pembimbing : Ir. Ginardy Husada.,MT UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL BANDUNG

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN i ii iii iv vii xiii xiv xvii xviii BAB

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan konstruksi mesin pengupas serabut kelapa ini terlihat pada Gambar 3.1. Mulai Survei alat yang sudah ada dipasaran

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Analisa Kekuatan Sambungan Pipa Yang Menggunakan Expansion Joint Pada Sambungan Tegak Lurus

TUGAS AKHIR. Analisa Kekuatan Sambungan Pipa Yang Menggunakan Expansion Joint Pada Sambungan Tegak Lurus TUGAS AKHIR Analisa Kekuatan Sambungan Pipa Yang Menggunakan Expansion Joint Pada Sambungan Tegak Lurus Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

STUDI KUAT LENTUR BALOK PROFIL C GANDA DENGAN PERANGKAI TULANGAN DIAGONAL. Oleh : JONATHAN ALFARADO NPM :

STUDI KUAT LENTUR BALOK PROFIL C GANDA DENGAN PERANGKAI TULANGAN DIAGONAL. Oleh : JONATHAN ALFARADO NPM : STUDI KUAT LENTUR BALOK PROFIL C GANDA DENGAN PERANGKAI TULANGAN DIAGONAL Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : JONATHAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Henny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc

Henny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc PERENCANAAN SAMBUNGAN KAKU BALOK KOLOM TIPE END PLATE MENURUT TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI 03 1729 2002) MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL 2002 Henny Uliani NRP : 0021044 Pembimbing

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS BAWANG BAGIAN PERHITUNGAN RANGKA

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS BAWANG BAGIAN PERHITUNGAN RANGKA RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS BAWANG BAGIAN PERHITUNGAN RANGKA PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : EKO SULISTIYONO NIM. I 8111022 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pemotong krupuk rambak kulit ini adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan kepulley 2 dan memutar pulley 3 dengan

Lebih terperinci

BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS

BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas tugas dan melengkapi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BPS PROVINSI JAWA TENGAH MENGUNAKAN BETON PRACETAK (Design of Structure of BPS Building Central Java Province using Precast Concrete) Diajukan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR DESAIN PROGRESSIVE DIES PROSES PIERCING DAN BLANKING ENGSEL UNTUK KOMPONEN KURSI LIPAT RULY SETYAWAN NIM

TUGAS AKHIR DESAIN PROGRESSIVE DIES PROSES PIERCING DAN BLANKING ENGSEL UNTUK KOMPONEN KURSI LIPAT RULY SETYAWAN NIM TUGAS AKHIR DESAIN PROGRESSIVE DIES PROSES PIERCING DAN BLANKING ENGSEL UNTUK KOMPONEN KURSI LIPAT RULY SETYAWAN NIM. 201354049 DOSEN PEMBIMBING Qomaruddin, ST., MT. Ir., Masruki Kabib, MT. PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

8. Sahabat-sahabat saya dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu yang telah membantu dalam menyelesaikan dan menyusun Tugas Akhir ini.

8. Sahabat-sahabat saya dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu yang telah membantu dalam menyelesaikan dan menyusun Tugas Akhir ini. KATA HANTAR Puji dan syukur yang melimpah kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala cinta kasih, berkat, bimbingan, rahmat, penyertaan dan perlindungan-nya yang selalu menyertai sehingga penulis dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR A III PERENCANAAN DAN GAMAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Diagram alir adalah suatu gambaran utama yang dipergunakan untuk dasar dalam bertindak. Seperti halnya pada perancangan diperlukan suatu

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES Diajukan untuk memenuhi salah satu Persyaratan dalam menyelesaikan Program Strata

Lebih terperinci

ANALISA STRUKTUR RANGKA DUDUKAN WINCH PADA SALUTE GUN 75 mm WINCH SYSTEM

ANALISA STRUKTUR RANGKA DUDUKAN WINCH PADA SALUTE GUN 75 mm WINCH SYSTEM Rizky Putra Adilana, Sufiyanto, Ardyanto (07), TRANSMISI, Vol-3 Edisi-/ Hal. 57-68 Abstraksi ANALISA STRUKTUR RANGKA DUDUKAN INCH PADA SALUTE GUN 75 mm INCH SYSTEM Rizky Putra Adilana, Sufiyanto, Ardyanto

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN PENGADUK ADONAN ROTI TAWAR (BAGIAN STATIS) LAPORAN PROYEK AKHIR. Oleh :

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN PENGADUK ADONAN ROTI TAWAR (BAGIAN STATIS) LAPORAN PROYEK AKHIR. Oleh : PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN PENGADUK ADONAN ROTI TAWAR (BAGIAN STATIS) LAPORAN PROYEK AKHIR Oleh : Eko Susilo NIM 011903101118 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

PERENCANAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN BERDASARKAN SNI 7971 : 2013 IMMANIAR F. SINAGA. Ir. Sanci Barus, M.T.

PERENCANAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN BERDASARKAN SNI 7971 : 2013 IMMANIAR F. SINAGA. Ir. Sanci Barus, M.T. TUGAS AKHIR PERENCANAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN BERDASARKAN SNI 7971 : 2013 Disusun oleh: IMMANIAR F. SINAGA 11 0404 079 Dosen Pembimbing: Ir. Sanci Barus, M.T. 19520901 198112 1 001 BIDANG STUDI STRUKTUR

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN STRUKTUR RANGKA ATAP BAJA UNTK BERBAGAI TYPE TUGAS AKHIR M. FAUZAN AZIMA LUBIS

STUDI PERBANDINGAN STRUKTUR RANGKA ATAP BAJA UNTK BERBAGAI TYPE TUGAS AKHIR M. FAUZAN AZIMA LUBIS STUDI PERBANDINGAN STRUKTUR RANGKA ATAP BAJA UNTK BERBAGAI TYPE TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Tugas Dan Memenuhi Syarat Untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil M. FAUZAN AZIMA LUBIS 050404041

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perancangan mesin ini dilakukan tidak lain agar sedikit banyak mampu mengatasi lambatnya proses pembuatan sebuah box laci lemari, terkhusus pada waktu pemotongan plat serta penekukan

Lebih terperinci

PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 PEMBUATAN ALAT PERAGA SISTEM PLC-PNEUMATIK DRILLING FOUR HOLES EQUIPMENT ( RANGKA ) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Statika rangka Dalam konstruksi rangka terdapat gaya-gaya yang bekerja pada rangka tersebut. Dalam ilmu statika keberadaan gaya-gaya yang mempengaruhi sistem menjadi suatu obyek

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PEMOTONGAN PRESS TOOL PEMOTONG STRIP PLAT PADA MESIN TEKUK HIDROLIK PROMECAM DI LABORATORIUM PEMESINAN

ANALISIS HASIL PEMOTONGAN PRESS TOOL PEMOTONG STRIP PLAT PADA MESIN TEKUK HIDROLIK PROMECAM DI LABORATORIUM PEMESINAN ANALISIS HASIL PEMOTONGAN PRESS TOOL PEMOTONG STRIP PLAT PADA MESIN TEKUK HIDROLIK PROMECAM DI LABORATORIUM PEMESINAN Abstrak Carli Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KONSEP DESAIN MEKANISME TELESKOPIS AS/RS (AUTOMATED STORAGE AND RETRIEVAL SYSTEM) DAN ANALISIS BEBAN PADA GUIDE RAIL

TUGAS AKHIR KONSEP DESAIN MEKANISME TELESKOPIS AS/RS (AUTOMATED STORAGE AND RETRIEVAL SYSTEM) DAN ANALISIS BEBAN PADA GUIDE RAIL TUGAS AKHIR KONSEP DESAIN MEKANISME TELESKOPIS AS/RS (AUTOMATED STORAGE AND RETRIEVAL SYSTEM) DAN ANALISIS BEBAN PADA GUIDE RAIL Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program

Lebih terperinci

PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN

PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN ANALISIS PROFIL CFS (COLD FORMED STEEL) DALAM PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN Torkista Suadamara NRP : 0521014 Pembimbing : Ir. GINARDY HUSADA, MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Perencanaan Rangka Mesin Peniris Minyak Proses pembuatan mesin peniris minyak dilakukan mulai dari proses perancangan hingga finishing. Mesin peniris minyak dirancang

Lebih terperinci

DESAIN RANGKA ALAT PERAGA DRILLING DAN REAMING DENGAN SISTEM ELEKTRIK PNEUMATIK TUGAS AKHIR

DESAIN RANGKA ALAT PERAGA DRILLING DAN REAMING DENGAN SISTEM ELEKTRIK PNEUMATIK TUGAS AKHIR DESAIN RANGKA ALAT PERAGA DRILLING DAN REAMING DENGAN SISTEM ELEKTRIK PNEUMATIK TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : RAHMAT BUDI WICAKSONO NIM.

Lebih terperinci

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG Cahya Sutowo Jurusan Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Untuk melakukan penelitian tentang kemampuan dari dongkrak ulir ini adalah ketahanan atau

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN BUBUT KAYU DUPLIKAT (BAGIAN STATIS) LAPORAN PROYEK AKHIR. Oleh Dodik Supaedi

RANCANG BANGUN MESIN BUBUT KAYU DUPLIKAT (BAGIAN STATIS) LAPORAN PROYEK AKHIR. Oleh Dodik Supaedi RANCANG BANGUN MESIN BUBUT KAYU DUPLIKAT (BAGIAN STATIS) LAPORAN PROYEK AKHIR diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Program Diploma III Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

Bab II STUDI PUSTAKA

Bab II STUDI PUSTAKA Bab II STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian Sambungan, dan Momen 1. Sambungan adalah lokasi dimana ujung-ujung batang bertemu. Umumnya sambungan dapat menyalurkan ketiga jenis gaya dalam. Beberapa jenis sambungan

Lebih terperinci

ANALISA KEKUATAN PAHAT RATA KANAN KARBIDE DENGAN PENGELASAN BRAZING TUGAS AKHIR. Disusun oleh: PURWADI

ANALISA KEKUATAN PAHAT RATA KANAN KARBIDE DENGAN PENGELASAN BRAZING TUGAS AKHIR. Disusun oleh: PURWADI ANALISA KEKUATAN PAHAT RATA KANAN KARBIDE DENGAN PENGELASAN BRAZING TUGAS AKHIR Disusun oleh: PURWADI 41308120009 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2010

Lebih terperinci

STUDI KEKUATAN RANGKA ATAP TRUSS MENGGUNAKAN PIPA BAJA DENGAN SAMBUNGAN LAS DENGAN PELAT SAMBUNG

STUDI KEKUATAN RANGKA ATAP TRUSS MENGGUNAKAN PIPA BAJA DENGAN SAMBUNGAN LAS DENGAN PELAT SAMBUNG STUDI KEKUATAN RANGKA ATAP TRUSS MENGGUNAKAN PIPA BAJA DENGAN SAMBUNGAN LAS DENGAN PELAT SAMBUNG Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS DAFTAR SIMBOL BJ : Berat Jenis ρ : Berat Jenis (kg/cm 3 ) m : Massa (kg) d : Diameter Kayu (cm) V : Volume (cm 3 ) EMC : Equilibrium Moisture Content σ : Stress (N) F : Gaya Tekan / Tarik (N) A : Luas

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN ROUGH MAKER DIAMETER INTERNAL PIPA POLYPROPYLENE Ø 600

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN ROUGH MAKER DIAMETER INTERNAL PIPA POLYPROPYLENE Ø 600 LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN ROUGH MAKER DIAMETER INTERNAL PIPA POLYPROPYLENE Ø 600 Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1)

LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1) LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1) PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG B POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG Oleh: Sonny Sucipto (04.12.0008) Robertus Karistama (04.12.0049) Telah diperiksa dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Fungsi upper Hinge Pada Refrigerator Dalam dunia industry manufactur, khususnya industry refrigerator ( lemari pendingin ) terdapat berbagai jenis komponen atau part yang mempumyai

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALTERNATIF STRUKTUR JEMBATAN KALIBATA DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BAJA

PERANCANGAN ALTERNATIF STRUKTUR JEMBATAN KALIBATA DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BAJA TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALTERNATIF STRUKTUR JEMBATAN KALIBATA DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BAJA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Tingkat Strata 1 (S-1) DISUSUN OLEH: NAMA

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PIPELINE STRESS ANALYSIS TERHADAP TEGANGAN IJIN PADA PIPA GAS ONSHORE DARI TIE-IN SUBAN#13 KE SUBAN#2 DENGAN PENDEKATAN CAESAR II

TUGAS AKHIR PIPELINE STRESS ANALYSIS TERHADAP TEGANGAN IJIN PADA PIPA GAS ONSHORE DARI TIE-IN SUBAN#13 KE SUBAN#2 DENGAN PENDEKATAN CAESAR II TUGAS AKHIR PIPELINE STRESS ANALYSIS TERHADAP TEGANGAN IJIN PADA PIPA GAS ONSHORE DARI TIE-IN SUBAN#13 KE SUBAN#2 DENGAN PENDEKATAN CAESAR II Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian rangka Rangka adalah struktur datar yang terdiri dari sejumlah batang-batang yang disambung-sambung satu dengan yang lain pada ujungnya, sehingga membentuk suatu rangka

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENYANGGA BOX MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN

PENGEMBANGAN PENYANGGA BOX MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN PENGEMBANGAN PENYANGGA BOX MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN Oleh: Hulfi Mirza Hulam Ahmad 2109100704 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, M.Eng Latar Belakang Prototype box yang dibuat

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN POSITIONER UNTUK ALAT BANTU PENGELASAN DENGAN BEBAN MAKSIMUM 250KG (BIAYA PRODUKSI) LAPORAN AKHIR

RANCANG BANGUN POSITIONER UNTUK ALAT BANTU PENGELASAN DENGAN BEBAN MAKSIMUM 250KG (BIAYA PRODUKSI) LAPORAN AKHIR RANCANG BANGUN POSITIONER UNTUK ALAT BANTU PENGELASAN DENGAN BEBAN MAKSIMUM 250KG (BIAYA PRODUKSI) LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu sarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : Yusup Ruli Setiawan NPM :

Lebih terperinci

MODIFIKASI DESAIN MODEL DIE CUSHION PADA MESIN PRESS CERLEI MENGGUNAKAN METODE VDI 2221 DI PT.XXX

MODIFIKASI DESAIN MODEL DIE CUSHION PADA MESIN PRESS CERLEI MENGGUNAKAN METODE VDI 2221 DI PT.XXX MODIFIKASI DESAIN MODEL DIE CUSHION PADA MESIN PRESS CERLEI MENGGUNAKAN METODE VDI 2221 DI PT.XXX AGUS SAFAAT NIM: 41313110015 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING TAHAN GEMPA

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING TAHAN GEMPA PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING TAHAN GEMPA Alderman Tambos Budiarto Simanjuntak NRP : 0221016 Pembimbing : Yosafat Aji Pranata, S.T.,M.T. JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KRISTEN

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

PERHITUNGAN TUMPUAN (BEARING ) 1. DATA TUMPUAN. M u = Nmm BASE PLATE DAN ANGKUR ht a L J

PERHITUNGAN TUMPUAN (BEARING ) 1. DATA TUMPUAN. M u = Nmm BASE PLATE DAN ANGKUR ht a L J PERHITUNGAN TUMPUAN (BEARING ) BASE PLATE DAN ANGKUR ht h a 0.95 ht a Pu Mu B I Vu L J 1. DATA TUMPUAN BEBAN KOLOM DATA BEBAN KOLOM Gaya aksial akibat beban teraktor, P u = 206035 N Momen akibat beban

Lebih terperinci

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT 2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT Pendahuluan Elemen struktur komposit merupakan struktur yang terdiri dari 2 material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting

Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting M. Naufal Falah 1, Budianto 2 dan Mukhlis 3 1 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Permesinan Kapal, Politeknik

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN COUMPOUND DIES DENGAN SISTEM DRAWING PADA PEMBUATAN CETAKAN PP CAP

TUGAS AKHIR PERANCANGAN COUMPOUND DIES DENGAN SISTEM DRAWING PADA PEMBUATAN CETAKAN PP CAP TUGAS AKHIR PERANCANGAN COUMPOUND DIES DENGAN SISTEM DRAWING PADA PEMBUATAN CETAKAN PP CAP Diajukan guna melengkapi syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Di Susun Oleh: NAMA : Dwi Atmaji

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR KUBAH GEODESIK BAJA SEBAGAI HUNIAN SEMI PERMANEN KORBAN BENCANA ALAM. Oleh : CHRISTIANTO CHANDRA KUSUMA NPM :

PERANCANGAN STRUKTUR KUBAH GEODESIK BAJA SEBAGAI HUNIAN SEMI PERMANEN KORBAN BENCANA ALAM. Oleh : CHRISTIANTO CHANDRA KUSUMA NPM : PERANCANGAN STRUKTUR KUBAH GEODESIK BAJA SEBAGAI HUNIAN SEMI PERMANEN KORBAN BENCANA ALAM Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PRESS SERBUK KAYU (RANGKA)

RANCANG BANGUN MESIN PRESS SERBUK KAYU (RANGKA) RANCANG BANGUN MESIN PRESS SERBUK KAYU (RANGKA) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A. Md) Disusun oleh: WAHYU TRI ARDHIYANTO NIM. I 8613038 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH BINA BANGSA JALAN JANGLI BOULEVARD SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH BINA BANGSA JALAN JANGLI BOULEVARD SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH BINA BANGSA JALAN JANGLI BOULEVARD SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Tinjauan Umum Menurut Supriyadi dan Muntohar (2007) dalam Perencanaan Jembatan Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan mengumpulkan data dan informasi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH METODE PENGELASAN (SMAW, GTAW, GMAW) DENGAN BAHAN MILD STEEL DENGAN TEBAL 1,5 MM TERHADAP FENOMENA SPRING BACK

TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH METODE PENGELASAN (SMAW, GTAW, GMAW) DENGAN BAHAN MILD STEEL DENGAN TEBAL 1,5 MM TERHADAP FENOMENA SPRING BACK TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH METODE PENGELASAN (SMAW, GTAW, GMAW) DENGAN BAHAN MILD STEEL DENGAN TEBAL 1,5 MM TERHADAP FENOMENA SPRING BACK Disusun Sebagai Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata Satu

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKUATAN KOLOM PENDEK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN VARIASI UKURAN PROFIL BAJA SIKU YANG DIKENAI BEBAN KONSENTRIK

PERBANDINGAN KEKUATAN KOLOM PENDEK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN VARIASI UKURAN PROFIL BAJA SIKU YANG DIKENAI BEBAN KONSENTRIK PERBANDINGAN KEKUATAN KOLOM PENDEK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN VARIASI UKURAN PROFIL BAJA SIKU YANG DIKENAI BEBAN KONSENTRIK Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

MODIFIKASI GEDUNG FAKULTAS HUKUM UPN VETERAN JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE FLAT SLAB TUGAS AKHIR

MODIFIKASI GEDUNG FAKULTAS HUKUM UPN VETERAN JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE FLAT SLAB TUGAS AKHIR MODIFIKASI GEDUNG FAKULTAS HUKUM UPN VETERAN JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE FLAT SLAB TUGAS AKHIR Diajukan oleh : DJOKO SUMARSONO 0 8 5 3 0 1 0 0 4 3 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin spin coating adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan ke poros hollow melalui pulley dan v-belt untuk mendapatkan

Lebih terperinci

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul Sistem Struktur 2ton y Sambungan batang 5ton 5ton 5ton x Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul a Baut Penyambung Profil L.70.70.7 a Potongan a-a DESAIN BATANG TARIK Dari hasil analisis struktur, elemen-elemen

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Mahmud

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Berikut adalah data data awal dari Upper Hinge Pass yang menjadi dasar dalam

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Berikut adalah data data awal dari Upper Hinge Pass yang menjadi dasar dalam BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Data Data Awal Analisa Tegangan Berikut adalah data data awal dari Upper Hinge Pass yang menjadi dasar dalam analisa tegangan ini, baik perhitungan analisa tegangan

Lebih terperinci

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI 03-1729-2002) MENGGUNAKAN MATLAB R. Dhinny Nuraeni NRP : 0321072 Pembimbing : Ir. Ginardy

Lebih terperinci

SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM

SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dibuat Oleh : Nama : Nuryanto

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF PENGGUNAAN HONEYCOMB DAN SISTEM RANGKA BATANG PADA STRUKTUR BAJA BENTANG PANJANG PROYEK WAREHOUSE

TUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF PENGGUNAAN HONEYCOMB DAN SISTEM RANGKA BATANG PADA STRUKTUR BAJA BENTANG PANJANG PROYEK WAREHOUSE TUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF PENGGUNAAN HONEYCOMB DAN SISTEM RANGKA BATANG PADA STRUKTUR BAJA BENTANG PANJANG PROYEK WAREHOUSE Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1)

Lebih terperinci

PENGARUH BRACING PADA PORTAL STRUKTUR BAJA

PENGARUH BRACING PADA PORTAL STRUKTUR BAJA PENGARUH BRACING PADA PORTAL STRUKTUR BAJA (Studi Literatur) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas - Tugas dan Memenuhi Syarat Dalam Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Disusun Oleh : ADVENT HUTAGALUNG

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : Heroni Wibowo Prasetyo NPM :

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS

Lebih terperinci

PERENCANAAN ALAT BANTU PENGANGKAT DAN PEMINDAH KERTAS GULUNG

PERENCANAAN ALAT BANTU PENGANGKAT DAN PEMINDAH KERTAS GULUNG PERENCANAAN ALAT BANTU PENGANGKAT DAN PEMINDAH KERTAS GULUNG Anthony Angwin Lumanto 1), Suwandi Sugondo 2) Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra 1,2) Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236.

Lebih terperinci

ANALISIS LENDUTAN SEKETIKA DAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR PELAT DUA ARAH. Trinov Aryanto NRP : Pembimbing : Daud Rahmat Wiyono, Ir., M.Sc.

ANALISIS LENDUTAN SEKETIKA DAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR PELAT DUA ARAH. Trinov Aryanto NRP : Pembimbing : Daud Rahmat Wiyono, Ir., M.Sc. ANALISIS LENDUTAN SEKETIKA DAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR PELAT DUA ARAH Trinov Aryanto NRP : 0621009 Pembimbing : Daud Rahmat Wiyono, Ir., M.Sc. JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KRISTEN

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Rangka Rangka adalah struktur datar yang terdiri dari sejumlah batang-batang yang disambung-sambung satu dengan yang lain pada ujungnya, sehingga membentuk suatu rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Konsep Desain Desain struktur harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya Kekuatan (strength), kemampuan layan (serviceability), ekonomis (economy) dan Kemudahan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI Wildiyanto NRP : 9921013 Pembimbing : Ir. Maksum Tanubrata,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PERAGA MOTOR BENSIN DUA LANGKAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN LABORATORIUM Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM PITER WILSON JALAN SIDODADI BARAT NO 21 SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM PITER WILSON JALAN SIDODADI BARAT NO 21 SEMARANG Tugas Akhir PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM PITER WILSON JALAN SIDODADI BARAT NO 21 SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi

Lebih terperinci

PROPOSAL TUGAS AKHIR DAFTAR ISI

PROPOSAL TUGAS AKHIR DAFTAR ISI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PERSEMBAHAAN... iii HALAMAN MOTTO... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN...xii

Lebih terperinci

ANALISIS SAMBUNGAN PORTAL BAJA ANTARA BALOK DAN KOLOM DENGAN MENGGUNAKAN SAMBUNGAN BAUT MUTU TINGGI (HTB) (Studi Literatur) TUGAS AKHIR

ANALISIS SAMBUNGAN PORTAL BAJA ANTARA BALOK DAN KOLOM DENGAN MENGGUNAKAN SAMBUNGAN BAUT MUTU TINGGI (HTB) (Studi Literatur) TUGAS AKHIR ANALISIS SAMBUNGAN PORTAL BAJA ANTARA BALOK DAN KOLOM DENGAN MENGGUNAKAN SAMBUNGAN BAUT MUTU TINGGI (HTB) (Studi Literatur) TUGAS AKHIR DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS DAN MEMENUHI SYARAT UNTUK MENEMPUH

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS KEMBALI BELT CONVEYOR BARGE LOADING DENGAN KAPASITAS 1000 TON PER JAM

SKRIPSI ANALISIS KEMBALI BELT CONVEYOR BARGE LOADING DENGAN KAPASITAS 1000 TON PER JAM SKRIPSI ANALISIS KEMBALI BELT CONVEYOR BARGE LOADING DENGAN KAPASITAS 1000 TON PER JAM Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Noor

Lebih terperinci

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON OLEH : RAMCES SITORUS NIM : 070421006 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari konsep yang telah dikembangkan, kemudian dilakukan perhitungan pada komponen komponen yang dianggap kritis sebagai berikut: Tiang penahan beban maksimum 100Kg, sambungan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG STUDI KONFIGURASI LAS SUDUT PADA STRUKTUR BAJA YANG MEMIKUL MOMEN SEBIDANG BERDASARKAN SPESIFIKASI SNI 03 1729 2002 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG Elfrida Evalina NRP

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK SEMINAR TUGAS AKHIR JULI 2011 MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK Oleh : SETIYAWAN ADI NUGROHO 3108100520

Lebih terperinci

ANALISIS BALOK BERSUSUN DARI KAYU LAPIS DENGAN MENGGUNAKAN PAKU SEBAGAI SHEAR CONNECTOR (EKSPERIMENTAL) TUGAS AKHIR

ANALISIS BALOK BERSUSUN DARI KAYU LAPIS DENGAN MENGGUNAKAN PAKU SEBAGAI SHEAR CONNECTOR (EKSPERIMENTAL) TUGAS AKHIR ANALISIS BALOK BERSUSUN DARI KAYU LAPIS DENGAN MENGGUNAKAN PAKU SEBAGAI SHEAR CONNECTOR (EKSPERIMENTAL) TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana

Lebih terperinci