BENTUK FRASA DAN KLAUSA DALAM BUKU BAHASA INDONESIA KARYA ATIKAH ANINDYARINI DAN SRI NINGSIH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BENTUK FRASA DAN KLAUSA DALAM BUKU BAHASA INDONESIA KARYA ATIKAH ANINDYARINI DAN SRI NINGSIH"

Transkripsi

1 Bentuk Frasa dan Klausa dalam Buku Bahasa Indonesia (Sri Rahayu) 145 BENTUK FRASA DAN KLAUSA DALAM BUKU BAHASA INDONESIA KARYA ATIKAH ANINDYARINI DAN SRI NINGSIH Sri Rahayu Alumni Program Pascasarjana Universitas Islam Darul Ulum (UNISDA) Lamongan Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) bentuk frasa dan (2) bentuk klausa dalam buku pelajaran bahasa Indonesia karya Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah buku pelajaran bahasa Indonesia karya Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih yang digunakan kelas VII di SMPN 1 Sukodadi tahun pembelajaran 2012/2013. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik catat. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan modelinteraktif yang disarankan oleh Miles dan Huberman, yang terdiri atas reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan.hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk frasa yang ada dalam buku terdiri atas (1) frasa eksosentrik (frasa direktif dan frasa nondirektif) dan (2) frasa endosentrik (frasa nominal, verbal, dan adjektival). Di samping itu, bentuk klausa yang ada terdiri atas (1) kalusa verbal (intransitif, transitif, aktif, dan pasif) dan (2) klausa ajektival. Kata kunci: frasa, klausa Abstract: The objectives of this research are to know (1) forms of phrases and (2) forms of clauses in the Indonesian textbook worked AtikahAnindyarini and Sri Ningsih.This research is a descriptive research. The source of data in this research is the textbook of Bahasa Indonesia the work of AtikahAnindyarini and Sri Ningsih that is used at SMPN 1 Sukodadi in the academic year 2012/2013. The collection of the data is done by using writing technique. The instrument of research consists of ( 1) the researcher as the instrument, and data card. The data of the research is analyzed using interactive model suggested by Miles and Huberman, that consists of data reduction, data display, and conclusion drawing. The results of the research show that the forms of phrases discoverable in the book consist of (1) exocentric phrases and (2) endocentric phrases. The exocentric phrase consists of directive exocentric and nondirective exocentric. The endocentric phrases consist of (1) noun phrase, (2) verb phrase, and (3) adjective phrase. In addition, the forms of clauses consists of (1) verbal clause, (2) adjective clause. The verval clause consists of (1) intransitive clause, (2) transitive clause, (3) active clause, amd Passive clause. Keywords: phrase, clause

2 146 EDU-KATA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2015 PENDAHULUAN Buku merupakan sumber belajar yang sangat dibutuhkan oleh siswa untuk membantunya dalam proses kegiatan belajar. Seiring dengan perkembangan teknologi sekarang ini telah hadir buku sekolah elektronik (BSE). Buku sekolah elektronik dapat diunduh oleh siapa pun dan harganya relative terjangkau oleh semua kalangan. Buku sekolah elektronik sendiri dikeluarkan oleh pemerintah dan telah lolos penilaian Badan Standar Nasional Pendidikan. Buku BSE ini salah satunya adalah buku Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs yang ditulis oleh Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih. Buku Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs yang ditulis oleh Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih yang digunakan kelas VII di SMP Negeri 1 Sukodadi telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun Buku teks berkaitan erat dengan kurikulum yang berlaku. Buku teks yang baik haruslah relevan dan menunjang pelaksanaan kurikulum. Kriteria linguistik mengacu pada tujuan agar buku teks dipahami siswa. Dengan kata lain, bahasa buku teks haruslah komunikatif. Buku teks haruslah dimengerti oleh pemakainya, yakni siswa. Pemahaman harus didahului oleh komunikasi yang tepat. Faktor utama yang berperan di sini ialah bahasa. Bahasa buku teks haruslah (1) sesuai dengan bahasa siswa, (2) kalimat-kalimatnya efektif, (3) terhindar dari makna ganda, (4) sede rhana, (4) sopan, dan (5) menarik. Upaya untuk mengembangkan rasa cinta buku dan gemar membaca bisa berhasil jika buku-buku yang dicintai dan dibaca itu memadai jumlahnya dan dipahami isinya. Buku yang tidak dipahami isinya mustahil digemari pembacanya. Oleh karena itu, masalah keterbacaan karya tulis perlu diperhatikan bila sang penulis berkeinginan agar karya tulisnya itu dibaca orang. Salah satu aspek penting dalam pemahaman isi buku adalah aspek sintaksis atau gramatika. Sintaksis yang sulit akan membuat siswa kesulitan memahami isi buku.penelitian ini menyoroti aspek sintaksis yang digunakan dalam buku pelajaran bahasa Indonesia yang digunakan kelas VII di SMPN 1 Sukodadi. Peneliti memilih masalah ini karena masalah sintaksis merupakan salah satu alasan mengapa siswa berhasil atau tidak dalam memahami materi bacaan sebagai sumber ilmu pengetahuan. Bahasa yang sederhana tentu saja lebih mudah dipahami daripada bahasa yang sulit.. Berbicara tentang tata bahasa atau gramatika tidak hanya berbicara tentang klausa atau kalimat, frasa juga juga juga karena frasa merupakan bagian dari tata bahasa. Pemahaman terhadap frasa dan klausa sangatlah penting untuk dapat memahami materi yang disampaikan dalam sebuah buku. Frasa merupakan satuan bahasa yang lebih besar dari satuan kata. Frasa lazim didefinisikan sebagai kelompok kata atau rangkaian kata yang menduduki slah satu unsur kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P), ob jek (O), atau keterangan (Ket.) ( Ramlan, 1995:152) frasa bukan hanya terdiri dari dua buah kata, tetapi bisa juga dari tiga, empat, lima buah kata, dan seterusnya. Frasa yang terdiri atas dua buah kata biasanya relatif mudah ntuk dipahami dan dibuat. Tetapi frasa yang terdiri atas tiga, empat, atau lebih kata tentu akan terasa sulit, terutama bagi siswa SMP kelas VII. Oleh karena itu, guru bahasa Indonesia hendaknya lebih memperhatikan masalah ini karena frasa merupakan unsure penting dalam

3 Bentuk Frasa dan Klausa dalam Buku Bahasa Indonesia (Sri Rahayu) 147 pembentukan kalimat yang digunakan sebagai subjek, predikat, dan objek klausa. Frasa nomina, misalnya, berfungsi sebagai subjek dan objek. Frasa verba berfungsi sebagai predikat dalam sebuah klausa. Dengan memahami unsurunsur pembentuk frasa siswa akan lebih mudah memahami pesan yang disampaikan melalui bahasa yang ada dalam buku. Di samping frasa, pemahaman siswa terhadap klausa juga penting. Klausa adalah kelompokkata, atau susunan kata, atau konstruksi yang bersifat predikatif. Artinya, di dalam susunan kata itu ada kata yang berfungsi sebagai predikat (Chaer, 2007:231). Pembahasan tentang klausa telah sering dibahas orang. Namun, ada yang menarik jika dilihat dari segi penamaan klausa. Dalam buku-buku linguistik sering ditemukan istilah klausa transitif, dan klausa intransitif.sebenarnya penamaan klausa tersebut didasarkan pada tipe verba yang mengisi fungsi predikat klausa. Jika ditinjau dari tipe verba yang mengisi fungsi predikat maka terdapat banyak jens klausa. Dalam penelitian ini jenis-jenis klausa yang didasarkan pada tipe verba yang mengisi fungsi predikat klausa akan diteliti METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (dalam Moleong, 2005:2) pada mulanya bersumber pada pengamatan kualitatif. Pengamatan kualitatif melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu. Untuk menemukan sesuatu dalam pengamatan, pengamat harus mengetahui apa yang menjadi ciri sesuatu itu.(djajasudarma, 1993:13) mengatakan bahwa penelitian kualitatif jelas menggunakan metode kualitatif sehubungan dengan pertimbangan: (1) penyesuaian metode kualitatif lebih mudah dibandingkan dengan kenyataan yang kompleks; (2) metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden; (3) metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan penajaman-penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. (Djajasudarma,1993:8) menyatakan bahwa metode penelitian deskriptif adalah metode yang bertujuan membuat deskripsi; maksudnya membuat gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifatsifat serta hubungan fenomena-fenomena yang diteliti.di dalam penelitian bahasa, metode penelitian deskriptif cenderung digunakan dalam penelitian kualitatif, terutama dalam mengumpulkan data, serta menggambarkan data secara ilmiah. Dalam penelitian ini yang menjadi data adalah bentuk-bentuk frasa dan bentuk-bentuk klausa.(arikunto,2006: 118) menyatakan bahwa data adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta maupun angka. Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek tempat data didapatkta(arikunto, 2006: 129), Dengan demikian, sumber data penelitian ini adalah buku teks pelajaran bahasa Indonesia yang digunakan kelas VII SMPN 1 Sukodadi Lamongan tahun pelajaran 2012/013. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik catat. Teknik catat ini digunakan untuk mencatat data frasa dan klausa yang terdapat dalam buku pelajaran bahasa Indonesia yang digunakan di SMPN 1 Sukodadi terutama kelas VII PEMBAHASAN Frasa-frasa yang ada dalam buku bahasa Indonesia untuk SMP/MTs yang merupakan karya Atikah Anindyarini dan

4 148 EDU-KATA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2015 Sri Ningsih meliputi frasa (1) frasa eksosentrik, (2) frasa endosentrik, dan (3) frasa koordinatif Frasa eksosentrik adalah frasa yang komponennya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya. Frasa eksosentris yang ditemukan ada dua jenis, yaitu (1) frasa eksosentris direktif, dan (2) frasa eksosentris nondirektif. Frasa eksosentris direktif komponen pertamanya berupa preposisi, seperti ke, dari, dan dengan. Frasa eksosentrik nondirektif komponen pertamanya berupa artikulus, seperti si dan sang(chaer, 2007: 225). Frasa endosentrik adalah frasa yang salah satu unsurnya atau komponennya mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya. Frasa endosentrik juga lazim disebut frasa modifikatif karena komponen keduanya mengubah atau membatasi makna komponen inti atau hulunya (Chaer, 2007: 226). Dalam penelitian terhadap buku pelajaran bahasa Indonesia kelas VII yang ditulis Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih juga ditemukan berbagai bentuk klausa, yaitu klausa verbal dan klausa ajektival. Klausa verbal terdiri atas klausa transitif, klausa intransitif, klausa aktif, dan klausa pasif. HASIL PENELITIAN Berikut adalah hasil penelitian yang dilakukan pada buku pelajaran bahasa Indonesia yang digunakan di SMP Negeri 1 Sukodaditahunpelajaran 2012/2013. Bentuk-Bentuk Frasa Frasa Eksosentrik Frasa eksosentrik adalah frasa yang komponen-komponennya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya.(chaer, 2007:225) Frasa Eksosentrik Direktif Frasa eksosentrik yang direktif adalah komponen pertamanya berupa preposisi, seperti di, ke, dan dari, dan komponen keduanya berupa kata atau kelompok kata, yang biasanya berkategori nomina (Chaer, 2007:225) Berikut data frasa eksosentrik direktif yang ditemukan dalam buku bahasa Indonesia karya Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih. (1) Salah satu faktor penyebabnya yakni kurangnya kepedualian masyarakat terhadap lingkungan tersebut.(bhs.ind.1) (2) Setiap anak pasti senang jika mendengarkan dongeng karena banyak hal menarik dari dongeng tersebut (Bhs.Ind.2) (3) Pada zaman dahulu, hiduplah seorang janda di sebuah desa terpencil. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, setiap hari ia menjual dedaunan dan rempah-rempah hasil ladiag miliknya yang tak seberapa luas. (Bhs.Ind.3) (4) Dalam keputusasaannya, ia berjalan menyusuri hutan seorang diri. Ia berharap dapat menemukan sesuatu yang bisa dijual ke pasar. (Bhs.Ind. 3) (5) Ia lalu duduk di bawah pohon itu untuk melepas lelah. Tiba-tiba terdengar suara yang keras. (Bhs.Ind.3) (6) Si janda hanya bisa menangis meratapinasibnya. Dalam tangisnya yang panjang, ia memohon kepada Tuhan agar dipertemukan kembali dengan Ketela Pohon. (Bhs.Ind.4) (7) Paginya di tanganku keluar bintik merah. Ibuku terkejut, aku langsung dibawa ibu ke dokter. Dari dokter aku mendapat rujukan untuk cek darah. (Bhs.Ind.5) (8) Selama enam hari di sana rasanya seperti sebulan. Aku betul-betul tersiksa, tanganku diinfus.( Bhs.Ind.5) (9) Menurut Kepala Biro Pendayagunaan dan Konsrvasi Sumber Daya Air

5 Bentuk Frasa dan Klausa dalam Buku Bahasa Indonesia (Sri Rahayu) 149 (PKSDA) Perum Jasa Tirta II Sutisna Pikrasaleh, kebutuhan air untuk hektar sawah di Kabupaten Bekasi. (Bhs.Ind. 8) (10) Selanjutnya, padabidang kebahasaan kalian akan belajar menggunakan kalimat berita secara tepat. (Bhs.Ind.15) Frasa EksosentrikNondirektif Frasa eksosentrik yang nondirektif komponen pertamanya berupa artikulus, seperti si dan sang atau kata lain seperti yang, para, dan kaum; sedangkan komponen keduanya berupa kata atau kelompok kata berkategori nomina, ajektiva, atau verba (Chaer, 2007:225). (11) Suatu hari terjadi seranan babi hutan. Seluruh ladang petani di desa itu hancur karena serangan binatang buas itu., termasuk ladang si janda. (Bhs.Ind. 3) (12) Beberapa hari kemudian, luka anjing itu sembuh. Hewan itu tampak berterima kasih sekali kepada si kakek.(bhs.ind. 46) (13) Beberapa detik kemudian, terjadi perubahan pada tubuh si anjing. (Bhs.Ind. 47) (14) Sang putri jadi kaget ketika tibatiba Kakek membuka pintu. Sang putri tak sempat merubah dirinya menjadi anjing.(bhs. Ind. 55) (15) Marty, kenapa? Ayo kerjakan, tegur sang guru. Wajah Marty semakin pias. Ia sangat malu karena tidak bisa mengerjakan soal-soal yang ada. (Bhs.Ind. 55) FrasaEndosentrik Frasa endosentrik adalah frasa yang salah satu unsurnya atau komponennya memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya. Artinya, salah satu komponennya itu dapat menggantikan kedudukan keseluruhannya Frasa endosentrik ini lazim juga disebut frasa modifikatif karena komponen keduanya, yaitu komponen yang bukan inti atau hulu mengubah atau membatasi makna komponen inti atau hulunya itu. Selain itu, frasa endosentrik ini lazim juga disebut frasa subordinatif karena salah satu komponennya, yaitu yang merupakan inti frasa berlaku sebagai komponen atasan, sedangkan komponen lainnya, yaitu komponen yang membatas, berlaku sebagai komponen bawahan(chaer, 2007:226). Dilihat dari kategori intinya dapat dibedakan adanya frasa nominal, frasa verbal, frasa ajektival, dan frasa numeral. Frasa Nominal Tarigan (1988: 129) mengatakan frasa nominal adalah suatu konstruksi dengan sebuah nomina yang mengisi jalur hulu dan dengan aneka pengubah nominal dalam tali, misalnya: penentu, penjumlah, ajektif. Denan kata lain, frasa nominal adalah suatu konstruksi dengan nomina sebagai inti dan kategori lainnya sebagai penjelas atau pewatas. Data yang dikumpulkan dari buku pelajaran bahasa Indonesia karya Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih memperlihatkan bahwa frasa nomina terdiri atas nomina sebagai unsur inti dan kategori lainnya sebagai penjelas. Nomina + Ajektiva Nomina yang sering juga dikatakan kata benda dapat dilihat dari tiga segi, yakni segi semantic, segi sintaksis, dan seg bentuk. Dari segi semantic, nomina adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, dan konsep atau pengertian. Dengan demikian, kata seperti guru, kucing, meja, dan kebangsaan adalah nomina. Dari segi sintaksisnya, nomina mempunyai ciri-ciri tertentu. (1) Dalam kalimat yang predikatnya verba, nomina cenderung menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkap.

6 150 EDU-KATA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2015 Kata pemerintah dan perkembangan dalam kalimat Pemerintah akan memantapkan perkembangan adalah nomina. (2) Nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak. Kata pengingkarnya adalah bukan. Untuk mengingkarkan kalimat Ayah saya guru harus dipakai kata bukan: Ayah saya bukan guru. (3) Nomina umumnya dapat diikuti oleh adjektiva, baik secara langsung maupun dengan diantarai oleh kata yang. Frasa nomina adalah sebuah konstruksi sintaktis yang terbentuk dari dua buah unsure sekuarng-kurangnya, yaitu nomina sebagai inti. Berikut data frasa nomina yang terdiri atas nomina sebagai inti dan adjektiva sebagai penjelas yang ditemukan dalam buku pelajaran bahasa Indonesia karya Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih. Nomina + Adjektiva pemeri sifat Adjektiva pemeri sifat dapat memerikan kualitas dan intensitas yang bercorak fisik atau mental. Berikut data adjektiva pemeri sifat yang berfungsi sebagai penjelas dalam frasa nomina. (16) Ia lalu duduk di bawah pohon itu untuk melepas lelah. Tiba-tiba terdengar suara keras. (B hs.ind. 3) (17) Pada suatu hari, seperti biasa, Kakek mencari kayu di tengah hutan. Tetapi sampai sore ternyata Kakek tak banyak menemukan kayu kering.(bhs.ind.45) (18) Kulihat seorang wanita cantik dengan wajahnya yang keibuan.(bhs.ind.63) Data (18) di atas mengandung sebuah frasa, yaitu frasa wanita cantik. Dilihat dari kompnen-komponen pembentuknya frasa tersebut dibentuk oleh dua buah komponen yaitu komponen wanita dan cantik. Kedua kata yang membentuk frasa tersebut berbeda kategori kelas katanya. Yang letak kiri berkategori nomina dan yang letak kanan berkategori ajektiva. Nomina + Adjektivaukuran (19) Marty adalahseekorlebahkecilpandai di sekolahnya,(bhs.ind.55) (20) Ada antenna kecil di ujungnya. Bentuknya lucu,deh.(bhs.ind.33) (21) Dengan terjadinya depresi besar pada tahun 1929 di dunia industry Barat, teori ekonomi liberal akhirnya runtuh dan digantikan dengan teori ekonomi makro. (Bhs.Ind.87) (22) Masa panen yang panjang sangat mnguntungkan petani karena bisa menikmati harga rendah dan tinggi. (Bhs.Ind.110) Nomina + AdjektivaSikapbatin (23) Sang Putri kemudian bercerita, Saya telah dikutuk oleh penyihir jahat menjadi seekor anjing. (Bhs.Ind. 46) Nomina + Nomina Susunan sebuah frasa dalam bahasa Indonesia dapat terdiri atas nomina +nomina. Ini berarti bahwa unsure inti frasa adalah sebuah nomina dan unsure penjelasnya juga berkategori nomina. Nomina yang berada pada posisi pertama merupakan unsure inti, sedangkan nomina yang berada pada urutan kedua atau terakhir adalah unsure penjelas yang memberikan informasi lebih lanjut tentang inti. Berikut data nomina + nomina yang ditemukan dalam buku pelajaran bahasa Indonesia kelas VII karya Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih. (24) Untuk memenuhi kebutuhan seharihari, setiaphari ia menjual dedaunan dan rempah-rempah hasil

7 Bentuk Frasa dan Klausa dalam Buku Bahasa Indonesia (Sri Rahayu) 151 ladang miliknya yang tak seberapa luas.(bhs.ind.3) (25) Suatu hari terjadi serangan babi hutan. Seluruh ladang petani di desa itu hancur karena serangan binatang buas itu. (Bhs.Ind.3) (26) Tiba-tiba terdengar suara yang keras, Hai anak manusia, mengapa kau duduk di situ? Tidakkah kau harus bekerja mengurus keluargamu?(bhs.ind.3) (27) Si janda sangat terkejut. Ia lari tunggang langgang menuju ke hutan. Iaingin membuktikan kebenaran berita itu.(bhs. Ind.4) (28) Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya sampah di dalam selokan. Sampah tersebut mengakibatkan saluran air menjadi tidak lancer dan airnya menggenang. (Bhs.Ind.5) (29) Menurut Chay, akibat perubahan iklim, di beberapa daerah di Jawa hujan turun terlambat, sedangkan kemarau datang lebih cepat.(bhs.ind.8) (30) Kerang darah (Anadara granosa) yang umum terdapat di kawasan perairan Pantai Utara Semarang mengandung unsure logam berat dalam kadar tinggi yang melebihi ambang batas. (Bhs.Ind.13) (31) Kendaraan yang tidak layak jalan adalah satu penyebab kecelakaan yang menonjol di Indonesia.(Bhs.Ind. 16) Numeralia + Nomina Numeralia atau kata bilangan adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya maujud (orang, binatang, atau barang) dan konsep. Dalam bahasa Indonesia terdapat dua macam numeralia: (1) numeralia pokok, yang member jawab atas pertanyaan Berapa? dan (2) numeralia tingkat yang member jawab atas pertanyaan Yang keberapa? Numeralia pokok juga disebut numeralia cardinal, sedangkan numeralia tingkat disebut pula numeral ordinal. Berikut data numeralia yang ditemukan dalam sumber data penelitian ini. (32) Kalau sakit panas biasanya aku minum sirup penurun panas sehari tiga kali langsung sembuh. Kali ini aku sudah minum sirup penurun panas 2 hari. (Bhs.Ind. 5) (33) Keterampilan berbahasa meliputi kegiatan menuliskan kembali berita yang dibancakan dan menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit. (Bhs,Ind. 15) (34) Di antara Negara-negara ASEAN, Indonesia dianggap masih urang serius dalam menangani keselamatan jalan. Dalam tahun 2004, tercatat sekitar orang tewas di jalan. (Bhs.Ind. 16) (35) Seorang siswa dapat membaca sebuah teks yang berjumlah 200 kata. Ia berhasil membaca dalam waktu 1 menit (60 detik). (Bhs.Ind. 19) (36) Dalam sehari Bandara Soekarno Hatta melayani lebih kurang 800 penerbangan, dengan potensi pendapatan per penerbangan mencapai Rp.500 juta atau Rp.40 miliar per hari untuk keseluruhan penerbangan. (Bhs.Ind. 20) (37) Salah satu pengalaman yang tidak terlupa saat aku masih berumur 7 tahun. (Bhs.Ind. 25) (38) Ki Ageng mempunyai tiga orang murid, bernama Sarjana, Manggala, dan Prasaja. (Bhs.Ind. 35) Frasa Verbal Frasa verbal ialah satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata atau lebih dengan verba sebagai intinya tetapi bentuk ini tidak merupakan klausa (Chaer, 2007:227). Dengan demikian,

8 152 EDU-KATA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2015 frasa verbal mempunyaiinti dan kata atau kata lain yang mendampinginya. Posisi kata pendamping ini tegar (fixed) sehingga tidak dapat dipindahkan secara bebas ke posisi lain. Dilihat dari segi konstruksinya, frasa verbal terdiri atas verba inti dan kata lain yang bertindak sebagai penambah arti verba tersebut. Berikut data frasa verbal yang ditemukan dalam sumber data. (39) Saat berhubungan dengan orang lain, kita selalu dituntut untuk tetap menjaga sopan santun dengan terus member perhatian pada lawan bicara. (Bhs.Ind. 30)dituntut, ditambahkanlah sebuah adverbial. (40) Alat yang dalam penciptaannya menggunakan perhitungan algoritma matematika untuk mengukur tingkat stress dan empati yang diukur dari suara manusia ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hubungan antarmanusia.(bhs.ind.30) (41) Yah, siapa tahu. Kita kan belum lihat buktinya. Betul, kan temanteman (Bhs.Ind. 33) (42) Seminggu telah berlalu. Sebuah telepon itu tergeletak di meja makan. Papa baru saja memaainya dan lupa membawanya. (B hs.ind. 33) (43) Dalam surat itu Raja meminta Ki Ageng untuk mencari seorang pegawai untuknya. Selesai membaca surat, Ki Ageng segera memanggil ketiga muridnya. (Bhs.Ind. 35) (44) Pada akhir abad ke -20 mulai dikembangkan televise internet yaitu televise yang tidak hanya menerima siaran televise biasa. Namun juga terhubung ke internet. (Bhs. Ind. 39) (45) Sebagai generasi muda kalian harus mengisi kemerdekaan ini dengan belajar giat dan aktif dalam berbagai kegiatan yang positif. (Bhs.Ind. 43) (46) Kakek menghentikan langkahnya. Ia mencari asal suara itu. Hewan itu tidak bergerak. Ia hanya mampu mengeluarkan suara. (Bhs.Ind. 45) Frasa Ajektiva Frasa ajektiva adalah sebuah konstruksi yang terdiri atas dua buah kata dengan ajektiva sebagai unsur inti dan kategori lain sebagai penjelas (Chaer, 2007:227). Berikut data frasa ajektiva yang ditemukan dalam sumber data. (47) Kondisi lalu lintas jalan di Indonesia saat ini termasuk sangat memprihatinkan. (Bhs.Ind. 16) (48) Vera sangat senang akan pandangan kagum temantemannya. Dadanya terasa sesak karena bangga. (Bhs.Ind. 34) Frasa Koordinatif Frasa koordinatif adalah frasa yang komponen pembentuknya terdiri atas dua komponen atau lebih yang sama dan sederajat, dan secara potensial dapat dihubungkan oleh konjungsi koordinatif, baik tunggal seperti dan, atau, tetapi, maupun konjungsi terbagi seperti baik. baik, makin.makin, dan baik.maupun (Chaer, 2007:227). Perhatikan data frasa koordinatif yang ditemukan dalam sumber data buku pelajaran bahasa Indonesia. (49) Sebagai generasi muda kalian harus mengisi kemerdekaan ini dengan belajar giat dan aktif dalam berbagai kegiatan yang positif. (Bhs.Ind. 43) (50) Selain itu, sikap hormat dan patuh kepada orang tua juga harus selalu kalian pertahankan. (Bhs.Ind. 43)

9 Bentuk Frasa dan Klausa dalam Buku Bahasa Indonesia (Sri Rahayu) 153 (51) Marty adalah seekor lebah kecil paling pandai di sekolahnya. Ia tidak pernah absen menjadi bintang kelas. Semula ia adalah lebah manis yang rajin dan baik hati. (Bhs.Ind.55). BentukKlausa Klausa adalah suatu kelompok kata yang mempunyai satu pokok pikiran yang jelas. Klausa dapat diberi atau ditambah dengan kata keterangan. Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah tempatnya. Chaer (2007: 231) mengatakan bahwa klausa adalah satuan sintaksis berupa runtutn kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya di dalam konstruksi itu ada komponen, berupa kata atau frasa, yang berfungsi sebagai predikat; dan yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagaiobjek,dan sebagai keterangan. Chaer (2007: 235) menyatakan bahwa jenis klausa dapat diperbedakan berdasarkan strukturnya dan berdasarkan kategori segmental yang menjadi predikatnya. Berdasarkan kategori unsur segmental yang enjadi predikatnya dapat dibedakan adanya klausa verbal, klausa nominal, klausa ajektival, klausa adverbial, dan klausa preposisional. Klausa yang predikatnya bukan verbal lazim juga disebut klausa nonverbal. Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya berkategori verba. Kemudian sesuai dengan adanya berbagai tipe verba, maka dikenal adanya (1) klausa transitif, yaitu klausa yang predikatnya berupa verba transitif, (2) klausa intransitive, yaitu klausa yang predikatnya berupa verba intransitive, (3) verba refleksif, yaitu verba yang predikatnya berupa verba refleksif, (4) klausa resiprokal, yaitu klausa yang predikatnya berupa verba resiprokal. Berikut data klausa yang predikatnya terdiri atas berbagai tipe verba yang ditemukan dalam sumber data buku pelajaran bahasa Indonesia karya Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih.yang digunakan di SMPN 1 Sukodadi. Klausa Verbal Ramlan ( 2005, 131) mengatakan bahwa berdasarkan golongan-golongan kata verbal, verbal digolongkan menjadi: (1) klausa verbal ajektif, (2) klausa verbal intransitif, (3) klausa verbal aktif, (4) klausa verbal pasif, (5) klausa verbal yang refleksif, (6) klausa verbal resiprokal, (7) klausa bilangan, klausa depan Klausa Intransitif Klausa intransitif adalah klausa yang predikatnya berupa verba intransitif, yaitu verba yang menghindari objek. Klausa yang memakai verba ini hanya mempunyai satu nomina. Berikut data klausa intransitf(ramlan, 2005:133). (52) Aku hidup dari keluarga tak mampu dengan rumah yang sempit dan kurang sehat.(bhs.ind. 5) (53) Akibat perubahan iklim di beberap daerah di Jawa hujan turun terlambat, sedangkan kemarau datang lbih cepat. (Bhs.Ind. 8) (54) Dasar anak kecil, perintah itu Cuma masuk telinga kiri, keluar telinga kanan. Pikirku, tidak mungkin ada bahaya.(bhs.ind. 25) (55) Saat ini sarana komunikasi telah berkembang pesat. Sebagai contoh konkrit adalah perkembangan telepon seluler atau hand phone (Bhs.Ind. 29) (56) Kakek itu tinggal sendirian di tepi hutan. Istrinya telah meninggal.pekerjaan Kakek

10 154 EDU-KATA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2015 sehari-hari adalah mengumpulkan kayu untuk dijual di pasar.(bhs.ind. 45) Klausa Transitif Klausa transitif adalah klausa yang predikatnya berupa verba transitif, yaitu verba yang bisa mempunyai atau harus mendampingi objek. Berikut data klausa transitif yang ditemukan dalam sumber data (Ramlan, 2005:131). (57) Ia sering meremehkan pelajaran, membolos, mengganggu temanteman, dan membuat keributan saat pelajaran. (Bhs.Ind. 55) (58) Satuan Polisi Hutan Reaksi cepat (Sporc) Kalbar, Rabu (23/4), menyita ribuan batang kayu olahan jenis meranti hasil penebangan liar di Taman Wisata Alam (TWA) Asunsang.(B hs.ind. 13) (59) Kecelakaan itu juga menimbulkan kemiskinan terhadap 62,5 persen dari keluarga korban kecelakaan yang meninggal dunia. (B hs.ind. 16) (60) Kami mengunjungi beragam tempat wisata. (Bhs.Ind.25) Klausa Aktif Klausa aktif merupakan klausa yang predikatnya berupa verba aktif. Verba aktif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai pelaku. Biasanya verba aktif berprefiks me-, ber-, atau tanpa prefiks. Apabila ditandai oleh sufiks kan, maka verba itu bermakna benefaktif atau kausatif. Apabila ditandai oleh sufiks I, maka verba bermakna lokatif atau repetitif. Berikut data klausa aktif yang ditemukan dalam sumber data (Ramlan, 2005:131). (61) Pada waktu itu aku dan keluargaku mengunjungi pantai.(bhs.ind.25) (62) Tim peneliti yang dipimpin oleh Anmol Madan ini menamakan perangkat lunak kembangan mereka dengan Jer-O-meter. (Bhs.Ind. 30) Klausa Pasif Klausa pasif adalah klausa yang prdikatnya berupa verba pasif. Verba pasif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai penderita, sasaran, atau hasil. Verba demikian biasanya diawali dengan prefiks di- atau ter-. Apabila ditandai dengan prefiks ter- yang berarti dapat di atau tidak dengan sengaja maka verba itu bermakna perfektif. Berikut data klausa pasif yang ditemukan dalam sumber data (Ramlan, 2005:133). (63) Aku sangat tertolong sekarang.(bhs.ind. 3) (64) Begitulah seterusnya, hidup si janda kini ditopang sepenuhnya oleh Ketela Pohon. (Bhs Ind.3) (65) Kondisi lalu lintas jalan di Indonesia sangat memprihatinkan. Di antara Negara-negara ASEAN, Indonesia dianggap masih kurang serius dalam menangani keselamatan jalan. (Bhs.Ind. 17) Klausa Ajektival Klausa ajektiva adalah klausa yang prediktnya berupa kata yang brekategori ajektiva, baik berupa kata maupun frasa. Berikut beberapa data yang dapat ditemukan (Ramlan, 2005:131). (66) Rakyat Indonesia menderita dan semakin sengsara karena dibebani pajak. (Bhs.Ind.92) (67) Sebagai ketua kelas, Ello lebih sibuk dari temantemannya.(bhs.ind.94) SIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini merupakan penelitian tentang bentuk frasa dan klausa yang ada dalam buku bahasa Indonesia karya

11 Bentuk Frasa dan Klausa dalam Buku Bahasa Indonesia (Sri Rahayu) 155 Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih yang digunakankelas VII SMP Negeri1 Sukodadi tahun pembelajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII yang ditulis oleh Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih mengandung berbagai bentuk frasa dan klausa. Frasa-frasa yang ada dalam buku meliputi frasa (1) frasa eksosentrik, (2) frasa ekndosentrik, dan (3) frasa koordinatif. Frasa eksosentrik adalah frasa yang komponennya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya. Frasa eksosentris yang ditemukan ada dua jenis, yaitu (1) frasa eksosentris direktif, dan (2) frasa eksosentris nondirektif. Frasa eksosentris direktif komponen pertamanya berupa preposisi, seperti ke, dari, dan dengan. Frasa eksosentrik nondirektif komponen pertamanya berupa artikulus, seperti si dan sang. Frasa endosentrik adalah frasa yang salah satu unsurnya atau komponennya mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya. Frasa endosentrik juga lazim disebut frasa modifikatif karena komponen keduanya mengubah atau membatasi makna komponen inti atau hulunya. Dalam penelitian terhadap buku pelajaran bahasa Indonesia yang ditulis Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih juga ditemukan berbagai bentuk klausa, yaitu klausa verbal dan klausa ajektival. Klausa verbal terdiri atas klausa transitif, klausa intransitif, klausa aktif, dan klausa pasif. Sebagai hasil dari pembahasan ini Peneliti menyarankan kepada para peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang bentukbentuk kebahasaan yang ada dalam buku tersebut sehingga akan mendapatkan sebuah deskripsi linguistik yang sangat berguna bagi penulisan buku pelajaran bahasa Indonesia, khususnya untuk SMP. Demkianlah kesimpulan dan saran yang dapat disampaikan, semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang linguistik oleh semua pihak yang berkepentingan DAFTAR RUJUKAN Anindyarini Atikah, Sri Ningsih Bahasa Indonesia Untuk SMP/MTs Kelas VIIJakarta: CV. Teguh karya. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bungin, Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Chaer, Abdul Linguistik Umum. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Djajasudarma, T. Fatimah Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: PT. Eresco. Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda karya. Ramlan Sintaksis. Yogyakarta: CV.Karyono Soeparno Dasar-Dasar Linguistik Umum. Yagyakarta: PT Tiara Wacana Yogya. Sudaryanto Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

12 156 EDU-KATA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2015 Tarigan,Henry Guntur Pengajaran Tata Bahasa Tagmemik. Bandung: Penerbit Angkasa. Verhaar, J.W.M Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR Penggunaan Frasa dan Klausa Bahasa Indonesia (Kunarto) 111 PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR Kunarto UPT Dinas Pendidikan Kacamatan Deket Kabupaten Lamongan

Lebih terperinci

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS SINTAKSIS Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. A. STRUKTUR SINTAKSIS Untuk memahami struktur sintaksis, terlebih dahulu kita harus Mengetahui fungsi,

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Nama : Khoirudin A. Fauzi NIM : 1402408313 BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Pada bab terdahulu disebutkan bahwa morfologi dan sintaksis adalah bidang tataran linguistik yang secara tradisional disebut

Lebih terperinci

BAB 6 SINTAKSIS. Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM :

BAB 6 SINTAKSIS. Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM : Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM : 1402408239 BAB 6 SINTAKSIS Sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti dengan dan kata tattein yang berarti menempatkan. Secara etimologi sintaksis berarti

Lebih terperinci

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Wisuda Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh NURMA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FRASA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA KELAS VII MTsN RENGEL TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN FRASA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA KELAS VII MTsN RENGEL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Rahman, Penggunaan Frasa Bahasa Indonesia dalam Karangan Siswa Kelas VII 127 PENGGUNAAN FRASA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA KELAS VII MTsN RENGEL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Minanur Rahman MTsN Rengel,

Lebih terperinci

ANALISIS FRASA ENDOSENTRIS DAN FRASA EKSOSENTRIS DALAM KUMPULAN PUISI MALU AKU JADI ORANG INDONESIA KARYA TAUFIQ ISMAIL

ANALISIS FRASA ENDOSENTRIS DAN FRASA EKSOSENTRIS DALAM KUMPULAN PUISI MALU AKU JADI ORANG INDONESIA KARYA TAUFIQ ISMAIL ANALISIS FRASA ENDOSENTRIS DAN FRASA EKSOSENTRIS DALAM KUMPULAN PUISI MALU AKU JADI ORANG INDONESIA KARYA TAUFIQ ISMAIL ARTIKEL E-JOURNAL Oleh DWAISKURNY NIM 110388201024 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

Apa itu sintaksis Sitindoan: Sintaksis ialah cabang dari tata bahasa yang mempelajari hubungan kata atau kelompok kata dalam kalimat dan menerangkan h

Apa itu sintaksis Sitindoan: Sintaksis ialah cabang dari tata bahasa yang mempelajari hubungan kata atau kelompok kata dalam kalimat dan menerangkan h BAHAN AJAR SINTAKSIS BAHASA INDONESIA (FRASA) 4 SKS Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. FPBS UPI Apa itu sintaksis Sitindoan: Sintaksis ialah cabang dari tata bahasa yang mempelajari hubungan kata atau kelompok

Lebih terperinci

BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS

BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS Sintaksis adalah bidang tataran linguistic yang secara tradisional disebut tata bahasa atau gramatika. Sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK-BENTUK KLAUSA DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR BATAM POS APRIL 2017 SKRIPSI

ANALISIS BENTUK-BENTUK KLAUSA DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR BATAM POS APRIL 2017 SKRIPSI ANALISIS BENTUK-BENTUK KLAUSA DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR BATAM POS APRIL 2017 SKRIPSI diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh: SUMANTRI ATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dalam bidang linguistik berkaitan dengan bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis memiliki hubungan dengan tataran gramatikal. Tataran gramatikal

Lebih terperinci

TATARAN LINGUISTIK (3):

TATARAN LINGUISTIK (3): TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS 6(0) Sebelumnya kita membahas istilah morfosintaksis. morfosintaksis adalah gabungan kata dari morfologi dan sintaksis. morfologi pengertiannya membicarakan sruktur internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan sesamanya memerlukan sarana untuk menyampaikan kehendaknya. Salah satu sarana komunikasi

Lebih terperinci

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D Sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang mempelajari proses pembentukan kalimat, atau yang menganalisis kalimat atas bagian-bagiannya. Kalimat ialah kesatuan bahasa atau ujaran yang berupa kata atau

Lebih terperinci

04/10/2016. Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT. Pertemuan 6

04/10/2016. Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT. Pertemuan 6 Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT Pertemuan 6 1 Bahasan Identifikasi Aktualisasi Unsur-unsur Struktur Pengembangan Identifikasi Kalimat ialah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sejenis yang Relevan 1. Penelitian dengan judul Bentuk Frasa Pada Wacana Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas XII SMA Karangan Dawud DKK Penerbit : Erlangga 2004 oleh

Lebih terperinci

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep Andriyanto, Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia... 9 Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep Andriyanto Bahasa Indonesia-Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

10 Jenis Kata Menurut Aristoteles

10 Jenis Kata Menurut Aristoteles Nomina (Kata Benda) 10 Jenis Kata Menurut Aristoteles Nomina adalah kelas kata yang dalam bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak. Contohnya, kata rumah adalah nomina

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Tinjauan pustaka memaparkan lebih lanjut tentang penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Selain itu, dipaparkan konsep

Lebih terperinci

PERBANDINGAN GRAMATIKA TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA EDISI PERTAMA DAN EDISI KETIGA. Miftahul Huda, S.Pd. SMA Kanjeng Sepuh, Gresik.

PERBANDINGAN GRAMATIKA TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA EDISI PERTAMA DAN EDISI KETIGA. Miftahul Huda, S.Pd. SMA Kanjeng Sepuh, Gresik. PERBANDINGAN GRAMATIKA TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA EDISI PERTAMA DAN EDISI KETIGA Miftahul Huda, S.Pd. SMA Kanjeng Sepuh, Gresik Abstract The language change could occur at all levels, both phonology,

Lebih terperinci

Perhatikan kalimat di bawah ini!

Perhatikan kalimat di bawah ini! KLAUSA Perhatikan kalimat di bawah ini! 1) Kamu harus menjadi orang pintar, harus tetap bersemangat, rajin belajar supaya disayang keluarga. 2) Akan belajar. (Jawaban atas pertanyaan Kamu akan apa?) 3)

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode penelitian deskriptif analitik. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS

PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS Latifah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung Latifahtif357@gmail.com Abstrak Sintaksis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS) DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK FRASA DAN KLAUSA TAJUK RENCANA BATAM POS EDISI FEBRUARI 2016

ANALISIS BENTUK FRASA DAN KLAUSA TAJUK RENCANA BATAM POS EDISI FEBRUARI 2016 ANALISIS BENTUK FRASA DAN KLAUSA TAJUK RENCANA BATAM POS EDISI FEBRUARI 2016 ARTIKEL E-JURNAL Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memproleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) Oleh MUHAMMAD JAKARDI NIM:

Lebih terperinci

TATARAN LINGUISTIK (3):

TATARAN LINGUISTIK (3): Nama : Hengki Firmansyah Nim : 1402408324 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS 6(0) Sebelumnya kita membahas istilah morfosintaksis. morfosintaksis adalah gabungan kata dari morfologi dan sintaksis. morfologi

Lebih terperinci

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah. Pembentukan kata berkenaan dengan salah satu cabang linguistik

Lebih terperinci

a. Pengertian 5. N+FP 6. Ar+N b. Struktur Frasa Nomina 7. yang+n/v/a/nu/fp 1. N+N 2. N+V 8. Nu+N 3. N+A 4. N+Nu

a. Pengertian 5. N+FP 6. Ar+N b. Struktur Frasa Nomina 7. yang+n/v/a/nu/fp 1. N+N 2. N+V 8. Nu+N 3. N+A 4. N+Nu 1. Frasa Nominal a. Pengertian frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata benda atau nomina. contoh : mahasiswa baru sepeda ini anak itu gedung sekolah b. Struktur Frasa Nomina Secara kategorial

Lebih terperinci

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

Jenis Verba Jenis Verba ada tiga, yaitu: Indikatif (kalimat berita) Imperatif (kalimat perintah) Interogatif (kalimat tanya) Slot (fungsi)

Jenis Verba Jenis Verba ada tiga, yaitu: Indikatif (kalimat berita) Imperatif (kalimat perintah) Interogatif (kalimat tanya) Slot (fungsi) Lecture: Kapita Selekta Linguistik Date/Month/Year: 25 April 2016 Semester: 104 (6) / Third Year Method: Ceramah Credits: 2 SKS Lecturer: Prof. Dr. Dendy Sugono, PU Clues: Notes: Kapita Selekta Linguistik

Lebih terperinci

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat BAB V P E N U T U P 5.1 Kesimpulan Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat tunggal bahasa Sula yang dipaparkan bahasan masaalahnya mulai dari bab II hingga bab IV dalam upaya

Lebih terperinci

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan deskriptif. Rancangan ini adalah rancangan yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan

Lebih terperinci

: Bahasa Indonesia dalam Psikologi. Kalimat

: Bahasa Indonesia dalam Psikologi. Kalimat Matakuliah Tahun : 2010 : Bahasa Indonesia dalam Psikologi Kalimat Pertemuan 04 Tujuan 1. Menjelaskan pengertian dan ciri-ciri kalimat. 2. Menggunakan kata dan frasa sebagai pembentuk kalimat, 3. Memahami

Lebih terperinci

Frasa Endosentrik: - beberapa mahasiswa - segera melakukan Frasa Eksosentrik: - bakti sosial - di Cangkringan

Frasa Endosentrik: - beberapa mahasiswa - segera melakukan Frasa Eksosentrik: - bakti sosial - di Cangkringan FRASA Pengertian Satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih. Satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa, seperti S, P, O, Pel, KET.

Lebih terperinci

RANGKUMAN BAHASA INDONESIA BAB VI

RANGKUMAN BAHASA INDONESIA BAB VI Nama : Meka Sudesti NIM :1402408315 Kelas : 1F RANGKUMAN BAHASA INDONESIA BAB VI Dalam pembahasan sintaksis yang biasa dibicarakan adalah (1) struktur sintaksis ; (2) satuan-satuan sintaksis dan (3) hal

Lebih terperinci

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) PERILAKU BENTUK VERBA DALAM KALIMAT BAHASA INDONESIA TULIS SISWA SEKOLAH ARUNSAT VITAYA, PATTANI, THAILAND

Lebih terperinci

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA oleh Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. FPBS UPI 1. Pendahuluan Bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013 ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013 ARTIKEL PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. jawaban suatu permasalahan. Atau konsep adalah gambaran mental diri objek, proses, atau

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. jawaban suatu permasalahan. Atau konsep adalah gambaran mental diri objek, proses, atau BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah suatu rangkaian kegiatan yang terencana dan sistematis untuk menemukan jawaban suatu permasalahan. Atau konsep adalah gambaran

Lebih terperinci

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM Supadmi, A310090132, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Iin Pratiwi Ningsih Manurung Drs. Azhar Umar, M.Pd. ABSTRAK

Iin Pratiwi Ningsih Manurung Drs. Azhar Umar, M.Pd. ABSTRAK 1 2 Hubungan Penguasaan Struktur dan Ciri Kebahasaan Teks dengan Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 Iin Pratiwi Ningsih Manurung Drs. Azhar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORETIS

BAB 2 LANDASAN TEORETIS BAB 2 LANDASAN TEORETIS 2.1 Kerangka Acuan Teoretis Penelitian ini memanfaatkan pendapat para ahli di bidangnya. Bidang yang terdapat pada penelitian ini antara lain adalah sintaksis pada fungsi dan peran.

Lebih terperinci

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Astri Saraswati, Martono, Syambasril Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNTAN, Pontianak

Lebih terperinci

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Struktur adalah perangkat unsur yang di antaranya ada hubungan yang bersifat ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas

Lebih terperinci

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang KALIMAT Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang lengkap. Secara struktural: bentuk satuan gramatis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkomunikasi merupakan suatu kegiatan yang mempergunakan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

Lebih terperinci

FRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI

FRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI FRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012 ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Frasa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Frasa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Frasa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Unsur-unsur kebahasaan seperti fonem, morfem, frasa,

Lebih terperinci

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat KELOMPOK 5 MATA KULIAH: BAHASA INDONESIA Menu KALIMAT Oleh: A. SK dan KD B. Pengantar C. Satuan Pembentuk Bahasa D. Pengertian E. Karakteristik F. Unsur G. 5 Pola Dasar H. Ditinjau Dari Segi I. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti mengatur bersama-sama (Verhaar dalam Markhamah, 2009: 5). Chaer (2009: 3) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

Siti Musrifa FKIPUniversitas Tadulako

Siti Musrifa FKIPUniversitas Tadulako 1 STRUKTUR FRASE VERBA BAHASA KAILI DIALEK RAI Siti Musrifa FKIPUniversitas Tadulako S.musrifa@yahoo.co.id ABSTRAK Kata Kunci: Struktur Frase Verba Bahasa Kaili Dialek Rai Penelitian ini berjudul Struktur

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS

Lebih terperinci

Bayu Ardianto LPMP Sulawesi Barat ABSTRAK

Bayu Ardianto LPMP Sulawesi Barat   ABSTRAK Naskah diterbitkan: 30 Juni 2017 DOI: doi.org/10.21009/aksis.010102 PENGGUNAAN STRUKTUR FRASE EKSOSENTRIS DIREKTIF DAN FUNGSINYA DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA (A. FUADI) DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, karena dalam menjalani kehidupan sosial manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, karena dalam menjalani kehidupan sosial manusia selalu membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Interaksi dan segala

Lebih terperinci

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 2 BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA OLEH NI KADEK SRI WEDARI, S.Pd. A. Pengertian Teks Ulasan Film/Drama Teks ulasan yaitu teks yang berisi ulasan atau penilaian terhadap

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7 1. Aduh, Kaka, kalau rambutmu kau sisir model begitu kau kelihatan lebih tua. Kau seperti nenek-nenek! Alah kau ini hanya sirik,

Lebih terperinci

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

RISKI EKA AFRIANTI NIM

RISKI EKA AFRIANTI NIM ANALISIS KESALAHAN FRASE PADA KARANGAN NARASI MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI ARTIKEL E-JOURNAL diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peran yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan makna gramatikal. Untuk menjelaskan konsep afiksasi dan makna, penulis memilih pendapat dari Kridalaksana

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

László Hankó: Kebahagiaan Marina

László Hankó: Kebahagiaan Marina 1 László Hankó: Kebahagiaan Marina Terjemahan: Mentari Siahaan Dahulu kala hiduplah seorang wanita muda dan cantik bernama Marina. Dia tinggal di sebuah gubuk kecil di tepi pantai bersama suaminya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Surat kabar sebagai media informasi dan publikasi. Surat kabar sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Surat kabar sebagai media informasi dan publikasi. Surat kabar sebagai media 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surat kabar sebagai media informasi dan publikasi. Surat kabar sebagai media cetak selalu identik dengan tulisan dan gambar-gambar yang dicetak pada lembaran

Lebih terperinci

PEMAKAIAN KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM BUKU TEKS SEKOLAH DASAR. oleh. Nunung Sitaresmi. Abstrak

PEMAKAIAN KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM BUKU TEKS SEKOLAH DASAR. oleh. Nunung Sitaresmi. Abstrak PEMAKAIAN KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM BUKU TEKS SEKOLAH DASAR oleh Nunung Sitaresmi Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pemakaian jenis kalimat bahasa Indonesia dalam buku teks Sekolah

Lebih terperinci

HUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN Kajian Deskriptif Struktural Wacana Grafiti Pada Truk Siti Junawaroh

HUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN Kajian Deskriptif Struktural Wacana Grafiti Pada Truk Siti Junawaroh KAJIAN DESKRIPTIF STRUKTURAL WACANA GRAFITI PADA TRUK Oleh : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro ABSTRACT This paper is entitled A Descriptive Study of Graffiti Discourse Structure on Trucks. This

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL SINTAKSIS

PEMBAHASAN SOAL SINTAKSIS PEMHSN SOL SINTKSIS 1. Perbedaan Frase dengan Kata Majemuk Frasa adalah frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang merupakan satu kesatuan dan menjadi salah satu unsur atau fungsi kalimat (subjek,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek pengajaran yang sangat penting, mengingat bahwa setiap orang menggunakan bahasa Indonesia

Lebih terperinci

Analisis Fungsi Sintaksis Kata Apa dan Mana dalam Bahasa Indonesia

Analisis Fungsi Sintaksis Kata Apa dan Mana dalam Bahasa Indonesia Analisis Fungsi Mana dalam Bahasa Sri Puji Astuti Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro sripujiastuti0116@gmail.com Abstract The characteristic of interrogative sentence, one of them is the presence

Lebih terperinci

VERBA TRANSITIF BEROBJEK DAPAT LESAP DALAM BAHASA INDONESIA

VERBA TRANSITIF BEROBJEK DAPAT LESAP DALAM BAHASA INDONESIA VERBA TRANSITIF BEROBJEK DAPAT LESAP DALAM BAHASA INDONESIA Tri Mastoyo Jati Kesuma Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Objek (O) termasuk ke dalam valensi verba transitif. Oleh karena itu, O

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Istilah klausa dalam dunia linguistik bukanlah hal yang baru. Namun,

BAB 1 PENDAHULUAN. Istilah klausa dalam dunia linguistik bukanlah hal yang baru. Namun, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah klausa dalam dunia linguistik bukanlah hal yang baru. Namun, pemerian mengenai klausa tidak ada yang sempurna. Satu sama lain pemerian klausa saling melengkapi

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TATARAN SINTAKSIS PADA PIDATO SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TIGANDERKET TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TATARAN SINTAKSIS PADA PIDATO SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TIGANDERKET TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TATARAN SINTAKSIS PADA PIDATO SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TIGANDERKET TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Perlinda Br Bangun (perlinda.bangun94@gmail.com) Dr. Malan Lubis,

Lebih terperinci

INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM PEMAKAIAN BAHASA INGGRIS PADA WACANA TULIS SISWA

INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM PEMAKAIAN BAHASA INGGRIS PADA WACANA TULIS SISWA Interferensi Bahasa Indonesia dalam Pemakaian Bahasa (Lilik Uzlifatul Jannah) 81 INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM PEMAKAIAN BAHASA INGGRIS PADA WACANA TULIS SISWA Lilik Uzlifatul Jannah Alumni Pascasarjana

Lebih terperinci

ANALISIS LINGUISTIK MATERI BACAAN DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA

ANALISIS LINGUISTIK MATERI BACAAN DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA Siti Innayati Niswatin 13 ANALISIS LINGUISTIK MATERI BACAAN DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA Siti Innayati Niswatin MTs Negeri Balen Jalan PUK III/529 Balen Bojonegoro Telp.(0353)332275 Email: matsanbabo@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS X A SMK BATIK 2 SURAKARTA JURNAL ILMIAH

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS X A SMK BATIK 2 SURAKARTA JURNAL ILMIAH ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS X A SMK BATIK 2 SURAKARTA JURNAL ILMIAH Disusun: FARIDHOTUN DWI AYUNINGSIH A 310 080 050 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Wayan Yuni Antari 1*, Made Sri Satyawati 2, I Wayan Teguh 3 [123] Program Studi Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM STIKER VULGAR

STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM STIKER VULGAR STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM STIKER VULGAR Usulan Penelitian untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Diajukan Oleh: KARTIKA WAHYUNINGTYAS A310

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada umumnya frasa merupakan kelompok kata atau gabungan dua kata atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar Book: an ESL/ EFL- Teacher

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen

Lebih terperinci

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna CINTA TELAH PERGI 1 Penyempurna Enam belas tahun yang lalu seorang ibu bernama Rosa melahirkan seorang bayi perempuan, bayi yang selama ini bu Rosa dan pak Adam (suami bu Rosa) idam-idamkan selama dua

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 3. Teks EksposisiLatihan Soal 3.1. Ayah pergi ke bandung,paman datang dari medan, Ibu menyambutnya dengan ramah.

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 3. Teks EksposisiLatihan Soal 3.1. Ayah pergi ke bandung,paman datang dari medan, Ibu menyambutnya dengan ramah. 1. 1. Ayah pergi ke Bandung 2. Paman datang dari Medan 3. Ibu menyambutnya dengan ramah Hasil penggabungan tiga kalimat tersebut yang Tepat adalah... SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 3. Teks EksposisiLatihan

Lebih terperinci

FUNGSI KETERANGAN DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT DALAM KOMPAS MINGGU

FUNGSI KETERANGAN DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT DALAM KOMPAS MINGGU Fungsi eterangan dalam alimat Majemuk Bertingkat dalam ompas Minggu FUNGSI ETERANGAN DALAM ALIMAT MAJEMU BERTINGAT DALAM OMPAS MINGGU TRULI ANJAR YANTI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 1. Di suatu siang yang terik, seekor burung pipit tengah asik menikmati buah Delima kesukaannya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh teriakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN FUNGSIONAL ANTARUNSUR DALAM FRASE BAHASA INDONESIA

HUBUNGAN FUNGSIONAL ANTARUNSUR DALAM FRASE BAHASA INDONESIA HUBUNGAN FUNGSIONAL ANTARUNSUR DALAM FRASE BAHASA INDONESIA Efri Yades dan Leni Syafyahya Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas email: efriyades@ymail.com email: lenisyafyayah@gmail.com

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA Roely Ardiansyah Fakultas Bahasa dan Sains, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Deiksis dalam bahasa Indonesia merupakan cermin dari perilaku seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP

PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP oleh: Eliza Ratna Asih Wulandari Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

Penggunaan Prefiks Bahasa Indonesia dalam Percakapan Informal (Sunaryo) 119 PENGGUNAAN PREFIKS BAHASA INDONESIA DALAM PERCAKAPAN INFORMAL SISWA

Penggunaan Prefiks Bahasa Indonesia dalam Percakapan Informal (Sunaryo) 119 PENGGUNAAN PREFIKS BAHASA INDONESIA DALAM PERCAKAPAN INFORMAL SISWA Penggunaan Prefiks Bahasa Indonesia dalam Percakapan Informal (Sunaryo) 119 PENGGUNAAN PREFIKS BAHASA INDONESIA DALAM PERCAKAPAN INFORMAL SISWA Sunaryo Alumni Program Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI SINTAKSIS TERHADAP PRODUKSI KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN EKSPOSISI

PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI SINTAKSIS TERHADAP PRODUKSI KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN EKSPOSISI PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI SINTAKSIS TERHADAP PRODUKSI KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN EKSPOSISI Fitri Rahmawati Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

5 Universitas Indonesia

5 Universitas Indonesia BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu penjelasan tentang teori Lexical Functional Grammar (subbab 2.1) dan penjelasan tentang struktur kalimat dalam bahasa Indonesia (subbab

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PULAU TIGA KECAMATAN PULAU TIGA KABUPATEN NATUNA TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL

KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PULAU TIGA KECAMATAN PULAU TIGA KABUPATEN NATUNA TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PULAU TIGA KECAMATAN PULAU TIGA KABUPATEN NATUNA TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh SYARIFAH FITRIANNISA NIM 090388201334 JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci