BAB II LANDASAN TEORI. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara."

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan Pendidikan Menurut UU Sisdiknas adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 (2005:2-9) berisi tentang pendidikan yakni diantaranya antara lain: 1. Pada Bab I berisikan ketentuan umum pendidikan nasional. Pasal 1 ayat (1) pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengembangan diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 2. Bab II berisikan dasar, fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional. Bab III berisi Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan. 3. Bab IV berisikan Hak dan Kewajiban Warga Negara, Orang Tua, Masyarakat dan Pemerintah. Pada pasal 7 ayat (1) orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan 9

2 pendidikan anaknya. Ayat (2) orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar anaknya. 4. Bab V Peserta Didik. Pasal 12 ayat (1) hak peserta didik antaranya adalah mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama; mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya; mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya; mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya; pindah keprogram pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara; menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan. Ayat (2) Kewajiban Peserta Didik, menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan; ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Maka yang dimaksud pendidikan pada penelitian ini adalah usaha sadar dalam mewujudkan kegiatan belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. 2.2 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Tahun ajaran 2011/2012 saat ini mengunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut Mulyasa (2010:12) KTSP adalah kurikulum 10

3 operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang sudah siap dan mampu mengembangkannya dengan memperhatikan UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 antarannya adalah sebagi berikut: 1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik. 3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kopetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada pendidikan dasar adalah untuk meletakan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Maka untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut siswa harus mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Menurut PERMENDIKNAS No.20 Th 2007 tentang standart penilaian pendidikan, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran, selain ilmu pengetahuan dan 11

4 teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi ( Maka dalam penelitian ini siswa minimal harus lulus KKM apabila ingin mendapatkan prestasi yang tinggi. Karena KKM merupakan skala pengukuran sebagai pengukuran ketuntasan mata pelajaran. 2.3 Belajar Slameto (2003:2-4) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Maka ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam belajar adalah: a. Perubahan terjadi secara sadar, ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan dirinya. Misalnya menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecapakapnnya bertambah, kebiasaannya bertambah. b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, sebagai hasil belajar perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan dan proses belajar berikutnya. c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, dalam belajar perubahanperubahan akan senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan yang bersifat aktif artinya adalah 12

5 perubahan itu tidak terjadi secara sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, ini berarti tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, ini berarti perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang ingin dicapai. f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, jika seseorang belajar sesuatu sebagai hasilnya akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, ketrampilan, pengetahuan, dan sebagainya. Menurut teori bahavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon, atau belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi stimulis dan respon (C. Asri Budininggsih, 2005:20). Maka pengertian belajar pada penelitian adalah suatu proses untuk mencapai perubahan tingkah laku yang bermanfaat bagi individu. Maksud dari perubahan tingkah laku bukan perubahan suatu sikap, namun perubahan pengetahuan yang didapatkan pada kegiatan belajar. 2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Melalui proses belajar yang baik akan mendapatkan hasil yang maksimal, sehingga prestasi yang didapatkan akan lebih tinggi. Menurut Slameto (2003:54-70) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi 13

6 2 golongan, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu Faktor Intern Faktor intern membahas tiga faktor, yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis, faktor kelelahan. 1. Faktor Jasmaniah Faktor jasmaniah adalah faktor yang berhubungan dengan fisik atau tubuh individu. Dalam faktor ini terdiri dari dua macam: a. Faktor kesehatan, proses belajar akan terganggu jika kesehatan seseorang tidak baik. Karena menyebabkan kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk jika badannya lemah, kurang darah atau gangguan-gangguan lainnya. Agar seseorang ingin dapat belajarnya dengan baik dan mendapatkan prestasi belajar yang tinggi maka harus sehat. b. Cacat tubuh, merupakan sesuatu yang menyebabkan kurang sempurnanya tubuh yang dimiki individu. Siswa yang cacat, belajarnya jelas akan terganggu, maka hendaknya ia belajar dilembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat mengurangi pengaruh kecacatannya karena hal ini dapat berpengaruh pula terhadap belajarnya. 2. Faktor Psikologis Faktor psikologis merupakan faktor yang berada pada diri individu yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan atau sikologi individu sehingga dapat mempengaruhi proses belajar sehingga dan prestasi belajar siswa. faktor- 14

7 faktor yang dapat psikologis yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. 3. Faktor kelelahan, terdapat dua macam yakni kelelahan jasmani dan rohani. kelelahan jasmani terlihat lemahnya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Maka hal ini sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan faktor intern yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Diantaranya adalah faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan Faktor Ekstern Faktor ekstern merupakan faktor yang berada pada luar diri individu yang dapat mempengaruhi belajar dan prestasi belajar. Dapat dikelompokan menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. 1. Faktor Keluarga Faktor keluarga yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat berupa: a. Cara orang tua mendidik Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya. Menurut Drs. Sutjipto Wirowidjojo menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Mendidik anak dengan cara memanjakannya atau memperlakukan terlalu keras, memaksa dan mengejar-ngejar anaknya untuk belajar adalah cara mendidik yang salah. Anak yang mengalami kesukaran dalam belajar dapat ditolong dengan 15

8 memberikan bimbingan belajar yang sebaik-baiknya. Tentu saja keterlibatan orang tua akan sangat mempengaruhi keberhasilan bimbingan tersebut. b. Relasi antar anggota keluarga Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya, selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain turut mempengaruhi belajar anak. Demi kelancaran belajar dan keberhasilan anak perlu diusahakan relasi yang baik dalam keluarga. c. Suasana rumah Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah juga merupakan faktor penting yang tidak termasuk faktor disengaja. Suasana rumah gaduh tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Maka diperlukan suasana rumah yang tenang dan nyaman. d. Keadaan ekonomi keluarga Keadaan ekonomi keluarga erat hubunganya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makanan, perlindungan kesehatan dan lain-lain. Anak membutuhkan fasilitas belajar seperti meja, kursi, penerangan alat tulis-menulis, buku-buku dan lain-lain. e. Pengertian orang tua Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Bila anaknya sedang belajar jangan diganggu dengan tugas di rumah. Kadang-kadang anak lemah semangat, orang tua wajib memberikan pengertian dan dorongannya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. 16

9 f. Latar Belakang Kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan didalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik agar mendorong semangat anak untuk belajar. 2. Faktor Sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar siswa mencakup : a. Metode Mengajar Metode mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. b. Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa, kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. c. Relasi Guru dengan Siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Di dalam relasi yang baik, siswa akan menyukai gurunya juga menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. d. Relasi Siswa dengan Siswa Menciptakan relasi yang baik antar siswa perlu agar dapat memberikan pengaruh positif terhadap belajar siswa. 17

10 e. Disiplin Sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajarnya. Agar siswa belajar lebih maju maka harus disiplin di sekolah, di rumah dan di perpustakaan. f. Alat Pelajaran Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa. Karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Mengusahakan alat pelajaran yang baik maka siswa akan dapat belajar dengan baik. g. Waktu Sekolah Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah dapat pagi, siang, sore/malam hari. h. Standar Pelajaran diatas Ukuran Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran diatas ukuran standar. Akibatnya siswa merasa kurang mampu dan takut kepada guru. i. Keadaan Gedung Siswa dapat belajar dengan baik apabila kelas yang disediakan dapat memadai bagi setiap siswa. j. Metode Belajar Cara belajar dan penggunaan waktu belajar siswa harus efektif karena sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. 18

11 k. Tugas Rumah Waktu belajar adalah disekolah, waktu dirumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan dirumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain. 3. Faktor Masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaanya siswa dalam masyarakat. Faktor masyarakat diantaranya kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan masyarakat yang mempengaruhi belajar siswa. 2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi belajar Menurut Purwanto dalam (Anton Irawan, 2011:14) faktor-faktor yang mempenguri prestasi belajar dibedakan menjadi dua golongan: a. Faktor individual yaitu faktor yang ada dalam diri organisme itu sendiri. b. Faktor sosial yaitu faktor yang ada diliuar individu, yang termasuk faktor sosial antara lain: keluarga, buruh, dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan, kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial. Maka yang dimaksud faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dalam penelitain ini adalah faktor intern yakni faktor yang ada di dalam diri inividu dan faktor sosial yakni faktor yang berada pada pada luar diri seseorang, misalnya adalah keluarga, sekolah dan masyarakat. 19

12 2.6 Pengaruh Dukungan Akademik Orang Tua dan Jarak Tempat Tinggal Terhadap Prestasi Belajar Siswa Orang Tua Menurut Stainbeck dan Susan (Olivia Friskilia Saukotta, 2010:15) ada beberapa bentuk peran orang tua dalam membantu anak belajar untuk mencapai prestasi yakni peran sebagai fasilitator, pembimbing, dan motivator. 1. Peran orang tua sebagai fasilitator adalah orang tua menyediakan diri untuk untuk terlibat dalam membantu belajar anak di rumah, mengembangkan ketrampilan belajar yang baik, memajukan pendidikan dalam keluarga dan menyediakan sarana alat belajar yang cukup, buku-buku pelajaran dan alatalat belajar yang baik. 2. Peran orang tua sebagai pembimbing/pengajar, orang tua akan memberikan pertolongan kepada anak dengan siap membantu belajar melalui pemberian penjelasan pada bagian yang sulit dimengerti anak, membantu anak mengatur waktu belajar dan mengatasi masalah belajar dan tingkah laku anak yang kurang baik. 3. Peran orang tua sebagai motivator, orang tua memotivasi anak dengan cara meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas rumah, mempersiapkan anak untuk menghadapi ulangan, mengendalikan stress yang berkaitan dengan sekolah, mendorong anak untuk terlibat dalam kegiatan sekolah dan memberi penghargaan anak dengan cara memberikan hadiah atau pujian. Sedangkan menurut Sisdiknas pada pasal 7 ayat 1 Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi 20

13 tentang perkembangan pendidikan anaknya. Ayat 2 orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya. Orang tua pada penelitian ini adalah faktor eksternal yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, baik fisik maupun psikis. Terutama pada pendidikan, karena orang tua adalah tempat pertama anak memperoleh pendidikan. Peran orang tua sebagai fasilitator, pembimbing dan motivator sangat menentukan keberhasilan anak Dukungan Akademik Orang tua Dukungan akademik adalah suatu dorongan yang diberikan dalam hal pendidikan. Menurut Chaplin (2001:495) mendefinisikan dukungan sebagai suatu pengadaan sesuatu hal untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Jadi dalam hal ini dukungan akademik pemenuhan sumber-sumber belajar, pendampingan siswa jika mengalami kesulitan dalam membuat tugas-tugas sekolah dan komunikasi yang baik sehubungan dengan hal-hal yang terjadi di sekolah. Menurut Chen dalam (Maria Ansila Rahmawati, 2009: 32-34) mendefinisikan dukungan akademik dari orang tua sebagai persepsi siswa terhadap tingkat dukungan dalam hal akademik yang diberikan orang tua. Aspek-aspek dukungan akademik orang tua adalah: a. Interpersonal: hubungan dan komunikasi antar anak dan orang tua. b. Cognitif: interpretasi harapan orang tua pada anak sehubungan dengan masalah akademik. c. Emotional: orang tua memberikan dukungan dan dorongan dalam hal belajar dan akademik. 21

14 d. Behavioral: orang tua melakukan kontrol terhadap perilaku anak dan memonitoring apa yang dilakukan anak. e. Instrumental: mendampingi secara langsung pekerjaan sekolah, berdiskusi dengan anak tentang hal-hal yang berhubungan dengan sekolah, menyediakan bahan-bahan/sumber-sumber belajar (buku, alat tulis, dsb) Tempat Tinggal Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud jarak adalah ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat, dalam ( k=all&varragam=all&varkelas=all&submit=tabel). Berdasarkan definisi tersebut berarti jauh dekatnya ruang sela yang harus ditempuh oleh siswa. Tempat tinggal adalah keberadaan siswa bernaung atau tinggal di sebuah rumah. Tempat tinggal yang dimaksud adalah tempat tinggal bersama orang tua, endekost, atau menumpang pada rumah orang lain. Jadi tempat tinggal yang dimaksud dalam penelitian ini berarti rumah yang ditempati siswa sehari-hari Prestasi Belajar Menurut Olivia Friskilia Saukotta (2010:47) prestasi belajar adalah penguasaan ilmu pengetahuan atau ilmu ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang biasanya ditunjukan dengan nilai tes (ujian) atau angka nilai yang diberikan guru. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah suatu hasil yang diperoleh melalui proses belajar, biasanya dalam bentuk angka. Adapun prestasi belajar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah nilai hasil tes semester gasal mata pelajaran IPS kelas VII SMP 8 Salatiga. 22

15 2.6.5 Pengaruh Dukungan Akademik Orang Tua terhadap prestasi belajar Siswa Menurut Schneir & Lee; Siu; Yao dalam (Maria Ansila Rahmawati, 2009:40) yang menyatakan bahwa: Siswa yang memiliki dukungan akademik dari orang tua akan memiliki level yang lebih tinggi dalam belajar. Karena mereka akan bertingkah laku lebih baik dan termotivasi dalam belajar, lebih banyak meluangkan waktunya untuk pekerjaan sekolah dan dukungan orang tua yang berkualitas akan mampu mempengaruhi prestasi belajar anak. Maka yang dimaksud pengaruh dukungan akademik orang tua terhadap prestasi belajar siswa adalah berbagai dukungan yang diberikan orang tua baik materiil maupun inmateriil sebagai bentuk untuk mendukung belajar siswa agar dapat berprestasi Pengaruh Jarak Tempat Tinggal Terhadap Prestasi Belajar Siswa Lokasi dapat didefinisikan sebagai tempat, kedudukan secara fisik yang mempunyai fungsi strategis karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan badan usaha (Sriyadi, 1991:60). Maka yang dimaksud jarak tempat tinggal siswa adalah jarak yang ditempuh siswa dari tempat tinggalnya sampai dengan sekolah. Siswa yang jarak tempat tinggal atau rumahnya jauh dari sekolah, maka sesampainya di sekolah akan merasa lelah sehingga kurang termotivasi dalam belajar hal ini juga mempengaruhi prestasi belajar mereka. 2.7 Tinjauan Tentang Mata Pelajaran IPS di SMP Pada masa kini ilmu pendidikan sosial berkembang secara pesat menjadi cabang-cabang antaranya adalah ekonomi, sosiologi, georafi. Namun yang masih 23

16 diterapkan pada SMP adalah IPS terpadu atau gabungan cabang-cabang ilmu tersebut. Pada lembar kerja siswa (LKS) aviva (2011:2) mata pelajaran IPS semester gasal membahas tentang lingkungan hidup manusia, kehidupan sosial manusia dan usaha memenuhi kebutuhan. Lingkungan hidup manusia membahas tentang keragaman bentuk bumi, proses pembentukan, dan dampaknya terhadap kehidupan dan membahas tentang kehidupan masa pra aksara di Indonesia. Kehidupan sosial manusia membahas tentang interaksi proses sosial, sosialisasi sebagai bentuk proses pembentukan kepribadian, bentuk-bentuk interaksi sosial, dan proses interaksi sosial. Sedangkan usaha menusia memenuhi kebutuhan membahas tentag manusia sebagai mahluk sosial dan ekonomi yang bermoral dalam memenuhi kebutuhan, tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Materi yang dijelaskan tersebut merupakan gabungan dari cabang-cabang ilmu pada IPS terpadu yakni ekonomi, sosiologi, dan geografi, maka siswa harus lebih aktif belajar. Karena SMP Negeri 8 menerapkan cabang-cabang ilmu ekonomi, sosiologi dan geografi diajarkan pada mata pelajaran yang terpisah. Namun pada tes semester cabang-cabang ilmu tersebut digabung menjadi satu sehingga perlu belajar lebih maksimal. Pada penelitian ini mata pelajaran IPS terpadu menjadikan mata pelajaran yang lebih membutuhkan proses belajar yang lebih maksimal daripada mata pelajaran lain, karena IPS terpadu merupakan gabungan dari cabang-cabang ilu ekonomi seperti ekonomi, sosiologi dan geografi. Sedangkan siswa SMP kelas VII merupakan masa peralihan siswa sekolah dasar (SD) menuju Sekolah 24

17 Menengah Pertama (SMP) sehingga dapat dikatakan belum mandiri, maka perlu adanya dukungan akademik orang tua dan siswa yang jarak tempat tinggalnya jauh harus bisa menyiasati kondisi fisik dan mental siswa agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 2.8 Kerangka Dasar Penelitian Dalam kerangka dasar penelitian akan diuraikan variabel-variabel yang digunakan, definisi operasional, skala pengukuran dan model hipotetis. Penelitan terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yang akan dikaji adalah dukungan akademik orang tua diberi notasi (X 1 ), jarak tempat tinggal (X 2 ) dan variabel terikat adalah prestasi belajar siswa diberi notasi (Y) Definisi Operasional Definisi operasional digunakan untuk menjelaskan variabel yang diteliti agar dapat diamati. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Dukungan akademik orang tua (X 1 ). Dukungan akademik dari orang tua adalah dukungan yang diberikan orang tua untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya. Pada definisi tersebut dapat dirumuskan indikator sebagai berikut: 1. Interpersonal: hubungan dan komunikasi antar anak dan orang tua. Kedekatan hubungan dan frekuensi komunikasi anak dengan orang tua terutama pada pendidikan anak dapat dikategorikan menjadi 5 yaitu: 25

18 Sangat setuju : bila setiap hari selalu berhubungan dan berkomunikasi dengan sangat baik, maka diberi skor 5. Setuju : bila setiap hari selalu berhubungan dan berkomunikasi dengan baik, maka diberi skor 4 Biasa saja : bila tidak setiap hari berhubungan dan berkomunikasi dengan baik, maka diberi skor 3 Tidak setuju : bila jarang berhubungan dan berkomunikasi dengan baik, maka diberi skor 2 Sangat tidak setuju : bila tidak pernah berhubungan dan berkominikasi dengan baik, maka diberi skor Cognitif: interpretasi harapan orang tua pada anak sehubungan dengan masalah akademik. Besarnya harapan orang tua terhadap anaknya sehubungan dengan masalah pendidikannya, dapat dikategorikan menjadi 5 yaitu: Sangat setuju : bila orang tua sangat mengharapkan anaknya berprestasi di sekolah, maka diberi skor 5. Setuju : bila orang tua mengharapkan anaknya berprestasi di sekolah, maka diberi skor 4. Biasa Saja : bila orang tua sedikit mengharapkan anaknya berprestasi di sekolah, maka diberi skor 3. Tidak Setuju : bila orang tua kurang mengaharapkan anaknya berprestasi di sekolah, maka diberi skor 2. 26

19 Sangat tidak setuju : bila orang tua tidak mengaharapkan anaknya berprestasi di sekolah, maka diberi skor Emotional: orang tua memberikan dukungan dan dorongan dalam hal belajar dan akademik. Besarnya dukungan orang tua kepada anaknya dalam hal belajar dan pendidikan anaknya, dapat dikategorikan menjadi 5 yaitu: Sangat setuju : bila orang tua setiap hari selalu memberikan dukungan dalam hal belajar dan pada pendidikan anaknya, maka diberi skor 5. Setuju : bila orang tua tidak setiap hari memberikan dukungan dalam hal belajar dan pada pendidikan anaknya, maka diberi skor 4. Biasa saja : bila orang tua kadang-kadang memberikan dukungan dalam hal belajar dan pada pendidikan anaknya, maka diberi skor 3. Tidak setuju : bila orang tua kurang memberikan dukungan dalam hal belajar dan pada pendidikan anaknya, maka diberi skor 2. Sangat tidak setuju : bila orang tua tidak memberikan dukungan dalam hal belajar dan pada pendidikan anaknya, maka diberi skor Behavioral: orang tua melakukan kontrol terhadap perilaku anak dan memonitoring apa yang dilakukan anak. Seringnya kontrol atau 27

20 perhatian orang tua kepada anaknya, dapat dikategorikan menjadi 5 yaitu: Sangat setuju : bila orang tua setiap hari selalu mengontrol dan memperhatikan perkembangan pendidikan anaknya, maka diberi skor 5 Setuju : bila orang tua tidak setiap hari mengotrol dan memperhatikan perkembangan pendidikan anaknya, maka diberi skor 4. Biasa saja : bila orang tua kadang-kadang mengotrol dan memperhatikan perkembangan pendidikan anaknya, maka diberi skor 3. Tidak setuju : bila orang tua kurang mengotrol dan memperhatikan perkembangan pendidikan anaknya, maka diberi skor 2. Sangat tidak setuju : bila orang tua tidak pernah mengotrol dan memperhatikan perkembangan pendidikan anaknya, maka diberi skor Instrumental: mendampingi secara langsung pekerjaan sekolah, berdiskusi dengan anak tentang hal-hal yang berhubungan dengan sekolah, menyediakan bahan/sumber belajar anak (buku, alat tulis, dsb). Besarnya intesitas pendampingan orang tua dan pemenuhan kebutuhan bahan belajar anaknya, dapat dikategorikan menjadi 5 yaitu: 28

21 Sangat setuju : bila orang tua selalu menanyakan perkembangan pendidikan anaknya dan memenuhi kebutuhan bahan-bahan belajar anaknya, maka diberi skor 5. Setuju : bila orang tua tidak selalu menanyakan perkembangan pendidikan anaknya dan memenuhi kebutuhan bahan-bahan belajar anaknya, maka diberi skor 4. Biasa saja : bila orang tua kadang-kadang menanyakan perkembanganpendidikan anaknya dan memenuhi kebutuhan bahan-bahan belajar anaknya, maka diberi skor 3. Tidak setuju : bila orang tua jarang menanyakan perkembangan pendidikan anaknya dan memenuhi kebutuhan bahan-bahan belajar anaknya, maka diberi skor 2. Sangat tidak setuju : bila orang tua tidak pernah menanyakan perkembangan pendidikan anaknya dan memenuhi kebutuhan bahan-bahan belajar anaknya, maka diberi skor 1. Nilai X 1 diperoleh memalui perhitungan sebagai berikut: X 1 = Kategori tiap indikator x Jumlah soal tiap indikator x 100 Jumlah soal x skor maksimal pada jawaban X 1 = (5x4)+(5x3)+(5x3)+(5x5)+(5x5) x x 5 X 1 = x

22 X 1 = 100 x X 1 = 100% Nilai pada variabel dukungan akademik orang tua dapat klasifikasikan sebagai berikut: Sangat tinggi : apabila dukungan akademik orang tua sebesar 80% 100% Tinggi : apabila dukungan akademik orang tua sebesar 60% 80% Sedang : apabila dukungan akademik orang tua sebesar 40% 60% Rendah : apabila dukungan akademik orang tua sebesar 20% 40% Sanggat rendah : apabila dukungan akademik orang tua sebesar 0% 20% b. Jarak Tempat Tinggal (X 2 ) Jarak tempat tinggal dalam penelitian ini menggunakan data alamat siswa kelas VII SMP Negeri 8 Salatiga. Data tersebut lalu diolah menjadi angka dengan satuan jarak hektometer. c. Prestasi Belajar (Y) Prestasi Belajar dalam penelitian ini adalah suatu hasil yang diperoleh oleh siswa kelas VII SMP 8 Salatiga melalui proses belajar dalam bentuk nilai tes semester ganjil tahun ajaran Skala pengukuran variabel dukungan akademik orang tua, jarak tempat tinggal dan prestasi belajar siswa menggunakan skala pengukuran interval. Menurut Erwan dan Dyah (2011:57) data interval adalah data yang mempunyai sifat-sifat skala ordinal dan sudah diketahui jaraknya (interval) antara satu skala dengan skala lainnya. Angka-angka dalam skala interval sudah mempunyai makna kuantitatif. 30

23 Prestasi yang didapatkan siswa tidak akan maksimal apabila hanya karena motivasi tunggal yakni motivasi intern, maka perlu adanya motivasi ekstern, paling utama adalah dari keluarga atau orang tua. Karena waktu belajar anak lebih banyak dilakukan di rumah daripada di sekolah. Orang tua merupakan pendidikan pertama dan utama bagi siswa. Maka orang tua harus memberikan dukungan akademik bagi siswa agar prestasi maksimal. Dukungan akademik orang tua tidak hanya dukungan secara materiil saja perlu adanya dukungan inmateriil, seperti perhatian, kasih sayang dll. Selain dukungan akadmik orang tua, jarak tempat tinggal juga mempengaruhi prestasi belajar karena siswa yang jarak rumahnya jauh akan mengalami kelelahan saat belajar sehingga motivasi dalam belajar berkurang dan akan mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan dalam model hipotetis sebagai berikut: X 1 X 2 Y Gambar 2.1. Model kerangka dasar penelitian pengaruh dukungan akademik orang tua dan jarak tempat tinggal terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Keterangan: X 1 X 2 Y : Variabel bebas (Dukungan Akademik Orang Tua) : Varibel bebas (Jarak Tempat Tinggal) : Variabel terikat (Prestasi Belajar Siswa) : Pengaruh 31

24 2.9 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2008: 96). Mengenai rumusan hipotesis tentang pengaruh dukungan akademik orang tua dan jarak tempat tinggal terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis kerja satu: Ada pengaruh yang signifikan antara variabel dukungan akademik orang tua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga. H 0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dukungan akademik orang tua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga. H 1 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan akademik orang tua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga. Hipotesis statistik satu: H 0 : β = 0 H 1 : β > 0 Hipotesis kerja dua Ada pengaruh yang signifikan jarak tempat tinggal terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga. 32

25 H 0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan jarak tempat tinggal terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga. H 1 : Ada pengaruh yang signifikan jarak tempat tinggal terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga. Hipotesis statistik dua: H 0 : β 0 H 1 : β > 0 Hipotesis kerja tiga Secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan dukungan akademik orang tua dan jarak tempat tinggal terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga. H 0 : Secara bersama-sama tidak ada pengaruh yang signifikan dukungan akademik orang tua dan jarak tempat tinggal terhadap tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga. H 1 : Secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan dukungan akademik orang tua dan jarak tempat tinggal terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga. Hipotesis Statistik H 0 : β 1 = β 2 = 0 H 1 : β 1 β

26 2.10 Hasil Penilitian yang Relevan Penelitan yang relevan adalah penelitian untuk referensi bahwa hasil dari penelitian tersebut dapat diketahui hasilnya dan pengaruh positif yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Seperti halnya pada penelitian sebelumnya yang dilakuan Maria Ansila Rahmawati. Judul : Pengaruh Dukungan Akademik Dari Orang Tua, Guru Dan Teman Sebaya Terhadap Motivasi Siswa Bersekolah. Hasil penelitian : Menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifkan pada variabel dukungan akademik orang tua dan guru terhadap motivasi siswa bersekolah (Maria Ansila Rahmawati, 2009:127). Namun tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel dukungan dari teman sebaya. 34

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Menurut Djamarah (2008:13) mengatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar merupakan hal yang dialami siswa yang merupakan suatu respon terhadap segala cara pembelajaran yang diprogramkan oleh guru dan pengelolaan pembelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. I. PENDAHULUAN Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pendidikan sangatlah penting untuk memajukan kesejahteraan bangsa.

I. PENDAHULUAN. pendidikan sangatlah penting untuk memajukan kesejahteraan bangsa. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah sebuah upaya untuk menghasilkan perubahan menjadi lebih baik. Pendidikan dapat meningkatkan sumber daya manusia yang merupakan sebuah asset yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia khususnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga

Lebih terperinci

BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS. kurang tepat, karena belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam

BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS. kurang tepat, karena belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS A. Pengertian Belajar Mengajar Seseorang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi suatu bangsa merupakan salah satu usaha yang strategis dalam rangka mempersiapkan warga negara dalam menghadapi masa depan diri sendiri dan bangsanya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan suatu bangsa, dengan pendidikan maka bangsa Indonesia diharapkan mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas secara intelektual,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Proses belajar mengajar adalah dasar dalam membentuk sebuah pribadi untuk memiliki wawasan. Dalam prosesnya, proses belajar mengajar ini telah banyak mengalami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Manusia memerlukan pendidikan untuk menjadi manusia seutuhnya. Di indonesia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi berasal dari kata motif. Motif artinya keadaan dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang berbuat sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia yang memiliki standar mutu profesional tertentu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi keberlangsungan hidup manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses kearah yang lebih baik, menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku belajar merupakan kebiasaan belajar yang dilakukan oleh individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau berlangsung secara spontan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang 1 I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah usaha yang tidak terlepas dari kehidupan manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya dengan kebutuhan lainnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu modal penting dalam pembangunan bangsa Indonesia untuk dapat bertahan di tengahtengah kompleksitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilakukan terus menerus di Negara Indonesia secara menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan Sumber Daya Manusia terdidik dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Prestasi Belajar a. Pengertian Belajar Belajar suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan pondasi pokok dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Pendidikan dapat dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan suatu bangsa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Era globalisasi merupakan era perubahan dalam berbagai bidang kehidupan, khususnya pada globalisasi pasar bebas di lingkungan negara-negara ASEAN, seperti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini zaman semakin berkembang pesat, hal ini ditandai dengan adanya globalisasi. Globalisasi berarti tiap negara bebas untuk mengembangkan usaha di negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya manusia. Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masalah Gizi Di negara sedang berkembang seperti Indonesia, kekurangan gizi merupakan penyebab tingginya angka kematian. Disamping itu kekurangan gizi dapat menurunkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar 5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Dalam proses pembelajaran, berhasil tidaknya pencapaian tujuan banyak dipengaruhi oleh bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi a. Pengertian Minat Menurut Sardiman (2011: 76), minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran eksak yang esensial, yang dapat menjadi penunjang untuk mata pelajaran yang lain. Melalui pelajaran matematika siswa diharapkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi I. PENDAHULUAN Pada bagian pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini antara lain rumusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang RI No.

I. PENDAHULUAN. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang RI No. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang RI No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 No.1, yang berbunyi:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hakekat Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang melakukannya. Perubahan tidak hanya mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam melaksanakan tugas belajar yang dilakukan oleh siswa sehingga menjadi kebiasaan. Dalam pendidikan keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan bangsa Indonesia. Di samping itu, pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan 1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa depannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. direncanakan dan dilaksanakan secara berkesinambungan baik dari materi. pembelajaran maupun jenjang pendidikannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. direncanakan dan dilaksanakan secara berkesinambungan baik dari materi. pembelajaran maupun jenjang pendidikannya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Pembelajaran Secara umum pembelajaran merupakan kegiatan yang dilaksanakan di dalam ruangan atau kelas dengan melibatkan antara guru dan murid untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Terpadu di SMP terdiri dari studi

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Terpadu di SMP terdiri dari studi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Terpadu di SMP terdiri dari studi geografi meliputi aktifitas dan peranan manusia dalam upaya untuk beradaptasi dengan tantangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Achmad Munib, 2004:34). Pendidikan

I. PENDAHULUAN. tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Achmad Munib, 2004:34). Pendidikan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. makna yang berbeda-beda. Status adalah penempatan orang pada

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. makna yang berbeda-beda. Status adalah penempatan orang pada 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Status Sosial Ekonomi Orang Tua 2.1.1 Status Sosial Ekonomi Status sosial ekonomi berasal dari tiga buah kata yang memiliki makna yang berbeda-beda. Status adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, baik jasmani maupun rohani. Pendidikan harus ditata atau diperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang baik adalah investasi jangka panjang suatu negara. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu tujuan nasional

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses atau suatu rangkaian aktivitas yang menuju kepada perubahan-perubahan fungsional,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang mutlak diperlukan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang mutlak diperlukan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang mutlak diperlukan dalam setiap bangsa, karena semakin maju tingkat pendidikannya maka semakin maju pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya adalah untuk menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan, suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pembangunan nasional pada dasarnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Membangun dan membentuk masyarakat Indonesia untuk menjadi manusia yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan. kuantitatif. Johnson (dalam Usman 2006: 14) menyatakan bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan. kuantitatif. Johnson (dalam Usman 2006: 14) menyatakan bahwa 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kompetensi Guru 1. Pengertian Kompetensi Guru Sebagai pendidik seorang guru harus dibekali kompetensi. Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan melaksanakan tugas. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR, SIKAP SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR

PENGARUH PERSEPSI SISWA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR, SIKAP SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PENGARUH PERSEPSI SISWA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR, SIKAP SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR Ana Rinjani Yon Rizal dan Nurdin Pendidikan Ekonomi P. IPS FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2008:13). kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga yakni sebanyak 219 siswa.

BAB III METODE PENELITIAN. dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2008:13). kelas VII di SMP Negeri 8 Salatiga yakni sebanyak 219 siswa. BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena data penelitian berupa angkaangka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2008:13). 1.2 Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari masalah belajar. Pada dasarnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat yang pintar, intelek, berkemampuan berfikir tinggi. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat yang pintar, intelek, berkemampuan berfikir tinggi. Disamping itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan suatu bangsa dan negara. Dengan adanya pendidikan maka akan tercipta suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat membantu suatu negara dalam mencetak SDM (Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat membantu suatu negara dalam mencetak SDM (Sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat membantu suatu negara dalam mencetak SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas, baik dari segi spiritual, intelegensi, dan skill. Menteri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Pendidikan bertujuan antara lain mengembangkan dan meningkatkan kepribadian individu yang sedang melakukan proses pendidikan. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Profesional Guru Agus F. Tamyong dalam Usman (2010:15) menyatakan pengertian guru profesional adalah orang yang meliki kemampuan dan keahlian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi Belajar Siswa Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan yang didalamnya mencakup lingkungan fisik, sekolah dan sosial masyarakat. Proses pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia dalam memperoleh bekal dalam kehidupan. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Demonstrasi 2.1.1.1 Hakekat Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu bangsa, karena melalui pendidikan inilah dapat tercipta generasi yang cerdas, berwawasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hak bagi setiap orang tanpa terkecuali. Pendidikan bisa diperoleh melalui jalur pendidikan formal, informal maupun non formal. Tanpa pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Gita Nurliana Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Gita Nurliana Putri, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi seluruh lapisan masyarakat. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN Bab IV ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan data yang telah diperoleh penulis di lapangan. 4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan BAB 2 LANDASAN TEORI Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan prestasi belajar. 2.1 Self-Efficacy 2.1.1 Definisi self-efficacy Bandura (1997) mendefinisikan self-efficacy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan Millenium Development BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah telah mempercepat pencanangan Millenium Development Goals, yang semula dicanangkan tahun 2020 dipercepat menjadi 2015. Millenium Development Goals

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang berkualitas. Dwi Siswoyo,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : IKA WIWIN. SW.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : IKA WIWIN. SW. EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE P EMBELAJARAN ANTARA METODE RESITASI DENGAN METODE KERJA KELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/ 2009 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi tantangan peningkatan mutu sumber daya manusia pada masa yang akan datang, bangsa Indonesia telah berusaha meningkatkan mutu sumber daya manusia

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS Ani Rosidah anirosidah.cjr@gmail.com Universitas Majalengka ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan 1 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Triad a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum Danie Beaulieu menyatakan bahwa teknik pembelajaran merupakan cara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS 16 BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1. Konsep Belajar 2.1.1. Pengertian Belajar Slameto (2010, h. 1) mengatakan, Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Adam Iqbal Makasuci, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Adam Iqbal Makasuci, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Pengertian prestasi belajar menurut Slameto (2003: 10) yaitu sebagai suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar. Perubahan ini meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini yang saling berinteraksi, siswalah yang lebih aktif bukan guru. Seperti yang. sentral pembelajaran (Fathurrohman, 2010: 14).

BAB I PENDAHULUAN. ini yang saling berinteraksi, siswalah yang lebih aktif bukan guru. Seperti yang. sentral pembelajaran (Fathurrohman, 2010: 14). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar dan mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) paripurna, manusia yang cerdas, sehat, jujur, berakhlak mulia,

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) paripurna, manusia yang cerdas, sehat, jujur, berakhlak mulia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia (SDM) paripurna, manusia yang cerdas, sehat, jujur, berakhlak mulia, berkarakter, dan memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang dirumuskan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) menyebutkan matematika

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : `PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN KEMAMPUAN EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI SMA NEGERI I BATURETNO TAHUN AJARAN 2009 /2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi sebahagian besar orang pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi sebahagian besar orang pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi sebahagian besar orang pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan dianggap sebagai batu loncatan untuk memajukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya manusia untuk meningkatkan kemampuan ilmu pengetahuan agar tidak ketinggalan. Kemajaun teknologi

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar, prestasi berarti hasil

II. KAJIAN PUSTAKA. Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar, prestasi berarti hasil 7 II. KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi belajar Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar, prestasi berarti hasil yang telah dicapai dari yang dilakukan, dikerjakan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka yang berisi teori dan pendapat para ahli yang bisa mendukung penelitian, hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di antaranya adalah masalah belajar. Permasalahan belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan keharusan bagi manusia serta mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik sebagai makhluk individu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam manusia agar dapat memenuhi kebutuhan serta perubahan dalam diri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini, menuntut generasi muda agar semakin maju di dalam berpikir dan bertindak. Kemajuan generasi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM BELAJAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM BELAJAR MAKALAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM BELAJAR Disusun oleh : 1. HERMAN FAUZI (09330063) 2.KURNIAWAN S P (09330081) 3.GANDHA NOVIANDI (09330087) 4.PUJI RIYANTO (09330091) 5.ANDRIYANTO (09330093)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) 1 1. Pengertian KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masingmasing satuan pendidikan 2 2. Landasan Pengembangan KTSP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan tidak dapat hidup sendiri tanpa pertolongan orang lain. Manusia membutuhkan kerjasama antara

Lebih terperinci

Alviyana, Baedhowi, Kristiani * *Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Sebelas Maret

Alviyana, Baedhowi, Kristiani * *Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Sebelas Maret ANALISIS EFEKTIVITAS PELAKSANAAN KURIKULUM 2013, MINAT BELAJAR, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PEMASARAN PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK NEGERI 6 SURAKARTA Alviyana, Baedhowi,

Lebih terperinci