BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengendalian Internal Pengertian Pengendalian Internal Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masing-masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional perusahaan atau organisasi tertentu. Menurut Fess (2000:183), Pengendalian Internal merupakan Kebijakan dan Prosedur yang Melindungi Aktiva dari Penyalahgunaan, Memastikan Bahwa Informasi Usaha Akurat dan Memastikan Bahwa Perundang-undangan Serta Peraturan Dipatuhi Sebagaimana Mestinya. Pengertian pengendalian internal menurut IAI dalam SPAP (2001:319.2) adalah Suatu Proses yang Dijalankan oleh Dewan Komisaris, Manajemen, dan Personel Lain yang Didesain untuk Memberikan Keyakinan Memadai Tentang Pencapaian Tiga Golongan Tujuan berikut: a. Keandalan pelaporan keuangan. b. Efektifitas dan efisiensi operasi. c. Kepatuhan terhadap hukum dan perundang-undangan yang berlaku. Di lingkungan perusahaan, pengendalian internal didefinisikan sebagai suatu proses yang diberlakukan oleh pemimpin (dewan direksi) dan manajemen secara keseluruhan yang dirancang untuk memberi suatu keyakinan akan

2 tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi dalam tiga kategori, yaitu: keefektifan dan efisiensi operasional perusahaan, pelaporan keuangan yang handal, dan kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan. Maka, pengendalian internal adalah proses yang dapat dipengaruhi oleh manajemen dan karyawan dalam menyediakan secara layak suatu kepastian mengenai prestasi yang diperoleh secara objektif dalam penerapannya tentang bagian laporan keuangan yang dapat dipercaya, diterapkannya efisiensi dan efektifitas dalam kegiatan operasional perusahaan dan diterapkannya peraturan dan hokum yang berlaku agar ditaati oleh semua pihak Tujuan Pengendalian Internal Tujuan pengendalian internal menurut (COSO) yang dikutip oleh Bodnar dan Hopwood (2001, 182) adalah: a. Effectiveness and efficiency of operations Pengendalian interal dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari semua operasi sehingga dapat mengendalikan biaya yang bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi. b. Reliability of financial reporting Pengendalian internal dimaksudkan untuk meningkatkan keandalan data serta catatan-catatan akuntansi dalam bentuk laporan manajemen sehingga tidak menyesatkan pemakai laporan tersebut dan dapat diuji kebenarannya.

3 c. Compliance with applicable laws and regulations Pengendalian internal dimaksudkan untuk meningkatkan kepatuhan karyawan terhadap hukum dan peraturan yang telah ditetapkan oleh manajemen. Kebijakan pimpinan yang telah ditetapkan merupakan alat pengendali berbagai kegiatan perusahaan yang harus ditaati dan dijalankan oleh setiap unit organisasi. Menurut Winarno (2001:21) dalam buku manajemen struktur pengendalian intern, bahwa pengendalian intern yang efektif memiliki empat tujuan pokok, yaitu : a. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi b. Mengecek ketelitian dan catatan organisasi c. Mendorong efisiensi d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Menurut tujuannya pengendalian internal dapat dibagi menjadi dua macam,yaitu pengendalian akuntansi (internal accounting control) dan pengendalian administrasi (internal administrative control). Pengendalian akuntansi yang merupakan bagian dari struktur pengendalian internal meliputi kebijakan dan prosedur yang terutama untuk menjaga kekayaan dan catatan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian akuntansi yang baik akan menjamin keamanan kekayaan para investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan

4 keuangan yang andal. Pengendalian administrasi meliputi kebijakan dan prosedur yang terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. Tujuan pengendalian internal adalah keandalan laporan keuangan, meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan, dan mendorong dipatuhinya Undang-undang dan peraturan-peraturan yang ditetapkan manajemen. Pengendalian internal dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber daya perusahaan. Pengendalian internal menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan Unsur-unsur Pengendalian Internal Menurut Dewan Standar Profesional Akuntan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia (2001:319) pengendalian internal terdiri dari lima unsur yang saling berkaitan, yaitu: a. Lingkungan pengendalian yaitu menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian internal, menyediakan disiplin dan struktur. b. Penaksiran resiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap resiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola.

5 c. Aktifitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. d. Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, pengungkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melakukan tanggung jawab mereka. e. Pemantauan adalah proses yang menentukan kuakitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu. Menurut Committee of Sponsoring Organizations (COSO) yang dikutip oleh Romney dalam buku Accounting Information System (2004:231) pengendalian internal terdiri dari beberapa unsur, yaitu: a. Lingkungan Pengendalian Inti dari bisnis apapun adalah orang-orangnya, termasuk integritas, nilainilai etika dan kompetisi serta lingkungan tempat beroperasi. Lingkungan pengendalian internal terdiri dari faktor-faktor berikut: 1. Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika 2. Filosofi pihak manajemen dan gaya operasinya 3. Struktur organisasional 4. Badan audit dan dewan komisaris 5. Metode untuk memberikan otooritas dan tanggung jawab 6. Kebijakan dan praktik-praktik dalam sumber daya manusia. 7. Pengaruh pengaruh eksternal b. Aktifitas pengendalian

6 Kebijakan dan prosedur pengendalian harus dibuat dan dilaksanakan untuk membantu memastikan bahwa tindakan yang diidentifikasi oleh pihak manajemen untuk mengatasi resiko pencapaian tujuan organisasi, secara efektif dijalankan. Secara umum prosedur-prosedur pengendalian termasuk dalam satu dari lima kategori berikut: 1. Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai 2. Pemisahan tugas 3. Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai 4. Penjagaan aset dan catatan yang memadai 5. Pemeriksaan independen atas kinerja c. Penilaian resiko Organiasasi harus sadar akan resiko dan berurusan dengan resiko yang dihadapinya. Organisasi harus menempatkan tujuan yang terintegrasi dengan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan dan kegiatan lainnya agar organisasi beroperasi secara harmonis. Organisasi juga harus membuat mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola resiko yang terkait. d. Informasi dan komunikasi Di sekitar aktifitas pengendalian terdapat sistem informasi dan komunikasi. Mereka memungkinkan orang-orang dalam organisasi untuk mendapat dan bertukar informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya.

7 f. Pengawasan Seluruh proses harus diawasi dan perubahan dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Melalui cara ini sistem dapat bereaksi secara dinamis, berubah sesuai tuntutan keadaan. Metode untuk mengawasi kinerja dapat mencakup supervise yang efektif, pelaporan yang bertanggung jawab, dan audit internal. Unsur-unsur yang terdapat dalam pengendalian internal, menurut Nasuha dalam situs Sistem Pengendalian Intern (2011) yaitu: Struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, praktik yang sehat, dan karyawan yang mampu melaksanakan tugasnya. a. Struktur organisasi Struktur organisasi merupakan pembagian tanggung jawab dan wewenang kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Adapun prinsip yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: 1. Pemisahan antara fungsi operasional dan penyimpanan dengan fungsi pencatatan atau akuntansi. Fungsi operasional adalah fungsi untuk melaksanakan suatu kegiatan, misalnya pembelian aktiva perusahaan. Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan dan memelihara aktiva yang telah

8 dibeli, sedangkan fungsi akuntansi adalah fungsi pencatatan peristiwa tersebut. 2. Suatu fungsi atau bagian tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu kegiatan atau transaksi. 3. Dengan adanya pembagian fungsi tersebut, maka aka nada pengendalian berbentuk cek silang untuk memastikan bahwa setiap fungsi sungguh-sungguh melakukan tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya. b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan Unsur ini memberikan perlindungan terhadap setiap aktiva, utang, pendapatan, dan biaya perusahaan. Setiap transaksi yang terjadi harus diotorisasi oleh pihak tertentu yang harus bertanggung jawab atas transaksi yang dilaksanakan. Selain itu, prosedur pencatatan juga harus dilakukan dengan baik, teratur, dan disiplin untuk menghindari kerugian perusahaan. Dalam sistem otoriasasi dan prosedur pencatatan, formulir berperan penting karena merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar pembuktian suatu otorisasi dan sekaligus sebagai media yang digunakan dalam pencatatan akuntansi. c. Praktik yang Sehat Unsur ini memungkinkan pembagian tanggung jawab dan sistem wewenang serta prosedur pencatatan yang telah ditetapkan berjalan

9 dengan baik dan benar. Dengan melakukan praktek yang sehat, maka keamanan aktiva perusahaan dapat terjamin. Contoh praktik yang sehat, yaitu sebagai berikut: 1. Rotasi jabatan 2. Pemberian cuti kepada wartawan 3. Pengecekan fisik aktiva dengan catatan yang tersedia dan formulir yang lengkap 4. Pemeriksaan mendadak. 5. Pembentukan suatu unit yang bertugas mengecek efektifitas sistem pengendalian internal d. Karyawan yang mampu melaksanakan tugasnya Kualitas sumber daya manusia sangat menentukan apakah sistem yang telah direncanakan dan dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan tujuan atau tidak. Oleh karena itu, kapabilitas sumber daya manusia sangat penting dalam rangka keberhasilan sistem pengendalian internal. Karyawan yang jujur, dapat dipercaya, dan mempunyai integritas tinggi merupakan unsure yang sangat penting agar sistem pengendalian internal dapat berjalan dengan efektif Efektifitas Pengendalian Internal Efektifitas sistem pengendalian internal menurut Handoko (1995:7) adalah kemampuan sistem pengendalian internal yang direncanakan dan diterapkan agar mampu mewujudkan tujuannya, yaitu:

10 a. Keandalan laporan keuangan b. Efektifitas dan efisiensi operasi c. Kepatuhan terhadap hukum dan perundang-undangan yang berlaku Tercapainya tujuan tersebut diwujudkan dalam bentuk adanya unsure-unsur sistem pengendalian internal dalam pengelolaan perusahaan secara efektif dan efisien. Efektifitas adalah ukuran keberhasilan suatu kegiatan atau program yang dikaitkan dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu pengendalian internal dikatakan efektif apabila memahami tingkat sejauh mana tujuan operasi entitas tercapai, laporan keuangan yang diterbitkan dipersiapkan secara handal, hukum dan regulasi yang berlaku dipatuhi. 2.2 Kredit Pengertian Kredit Pengertian kredit menurut Firdaus dan Ariyanti (2009:2) pengertian kredit sebagai berikut: Kredit adalah sistem keuangan untuk memudahkan pemindahan modal dari pemilik kepada pemakai dengan mengharapkan memperoleh keuntungan, kredit diberikan berdasarkan kepercayaan orang yang memberikan terhadap kecakapan dan kejujuran si peminjam. Menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan akan kesepakatan pinjam meminjam antara bank

11 dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Berdasarkan UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan terdapat beberapa unsur perjanjian kredit, yaitu: a. Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu. b. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain. c. Terdapat kewajiban pihak peminjam untuk melunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu. d. Pelunasan hutang yang disertai dengan bunga. Jadi, kredit merupakan pemindahan dana kepada para peminjam untuk mendapat keuntungan atas jasa yang diberikan kepada peminjam, berdasarkan pada kepercayaan kedua belah pihak dan berdasarkan persetujuan pinjam meminjam hutang atau pinjaman setelah jangka waktu tertentu bahkan dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan atau disepakati Prinsip-prinsip Pemberian Kredit Sebelum suatu kredit diberikan, maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit disalurkan. Menurut Hasibuan (2001:86) kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan adalah investigasi kredit, prinsip 5C, konsep 7P, dan konsep 3R.

12 a. Investigasi Kredit Tujuan investigasi kredit adalah untuk mengumpulkan informasi yang akurat dan objektif sebanyak mungkin yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kemampuan dan keinginan calon debitur melunasi kredit. Unsur-unsur dalam investigasi kredit yaitu: kapasitas membayar (capacity to borrow), karakter dan i tikad baik (character also strong desire to settle all obligation), kemampuan menghasilkan pendapatan (ability to create income), aset yang dimiliki (ownership of assets), kondisi ekonomi (economic condition), faktor-faktor penting dalam usaha (relative importance of the credit factor). b. Prinsip 5C Untuk memaksimumkan kemungkinan keberhasilan kredit, maka digunakan prinsip 5C, yaitu chatacter, capacity, capital, collateral, dan condition of economy. 1. Character (karakter) Character (karakter) yaitu suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. Hal ini tercermin dari latar belakang si nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi. Dengan demikian, dalam unsure karakter tercakup kemampuan membayar (ability to pay) dan keinginan membayar (willingness to pay).

13 2. Capacity (kapasitas) Capacity (kapasitas), yaitu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuannya melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya atau kegiatan usaha yang akan dilakukannya yang akan dibiayai oleh kredit dari bank. Maksud dari penilaian capacity ini adalah untuk menilai sejauh mana hasil dari kegiatan usaha debitur yang dibiayai oleh bank akan mampu untuk melunasi kewajibannya kepada bank tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. 3. Capital (modal) Penilaian atas modal (capital) yang dimiliki calon debitur untuk melihat kekuatan permodalan, juga komitmen dalam usaha. Makin besar modal yang dimiliki dapat merupakan indikasi makin besarnya kemampuan dan komitmen dalam menjalankan usaha. 4. Collateral (jaminan) Collateral merupakan barang-barang jaminan yang diserahkan oleh debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya, yang berfungsi untuk memperkecil jumlah kerugian yang diderita oleh bank bila debitur tidak memenuhi kewajibannya, dan juga bermanfaat sebagai alat pengamanan apabila kegiatan usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau ada sebab-sebab lain di mana debitur tidak mampu memenuhi kewajibannya dari hasil kegiatan usaha tersebut.

14 5. Condition of Economy (Kondisi ekomomi) Kondisi ekonomi adalah lingkungan eksternal perusahaan yang diperkirakan mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan usaha. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik. c. Konsep 7P Tujuh unsur konsep 7P adalah personality, party, purpose, prospect, payment, profitability, dan protection. 1. Personality (kepribadian) Personality (kepribadian) yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan debitur dalam menghadapi suatu masalah. 2. Party (golongan) Party yaitu mengklasifikasikan debitur kedalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan berdasarkan modal, loyaliyas, serta karakternya, sehingga debitur akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank. 3. Purpose (Tujuan) Purpose (tujuan) yaitu untuk mengetahui tujuan debitur dalam mengambik kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan debitur.

15 4. Prospect (Prospek) Prospect (prospek) yaitu untuk menilai usaha debitur di masa yang akan datang, menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang akan rugi, akan tetapi juga debitur 5. Payment (Pembayaran) Payment (pembayaran) merupakan ukuran bagaimana cara debitur mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik, Sehingga jika salah satu dari usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya. 6. Profitability (Tingkat Keuntungan) Untuk menganalisis bagaimana kemampuan debitur dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat. 7. Protection (Perlindungan) Tujuan protection (perlindungan) adalah menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang, orang, atau jaminan asuransi d. Konsep 3R Tiga komponen dalam konsep 3R adalah sebagai berikut:

16 1. Return (tingkat pengembalian usaha) 2. Repayment (kemampuan membayar kembali) 3. Risk bearing ability (kemampuan menanggung resiko) Aspek-aspek Dalam Penilaian Kredit Di samping menggunakan investigasi kecil, prinsip 5C, dan konsep 7P dan 3R, menurut Kasmir (2002:107), maka penilaian suatu kredit layak atau tidak untuk diberikan dapat dilakukan dengan menilai seluruh aspek yang ada. Aspekaspek yang dinilai adalah aspek yuridis/hukum, aspek pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis/operasi, aspek manajemen, aspek sosial ekonomi, dan aspek amdal. a. Aspek Yuridis/Hukum Dalam aspek yuridis/hukum yang dinilai adalah masalah legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai dengan akte pendirian perusahaan sehingga data diketahui siapa-siapa pemilik dan besarnya modal masing-masing pemilik. Aspek yuridis sangat penting diperhatikan untuk menghindari kerugian di masa mendatang kalau terjadi sengketa, pelanggaran perjanjian, dan masalah-masalah hukum lainnya. b. Aspek Pemasaran Aspek pemasaran terutama mempertimbangkan permintaan efektif dari produk barang/jasa yang direncanakan oleh calon debitur. Permintaan efektif itu mempertimbangkan jumlah potensial konsumennyang mampu

17 dan ingin membeli barang atau jasa yang direncanakan diproduksi atau dijual oleh debitur. Tujuan utama aspek pemasaran adalah apakah produk yang direncanakan dapat diserap pasar, sehingga hasil penjualan dapat digunakan untuk mengembalikan pinjaman. c. Aspek Keuangan Tujuan analisis keuangan ini adalah untuk mengetahui apakah secara financial kegiatan usaha yang direncanakan layak atau tidak. Dalam analisis financial dilakukan evaluasi terutama tentang arus kas keluar dan masuk, serta pola-polanya dihitung dalam nilai sekarang (present value). d. Aspek Teknis/Operasi Aspek ini membahas masalah yang berkaitan dengan produksi, seperti kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokasi, layout ruangan, dan mesin-mesin termasuk jenis mesin yang digunakan. e. Aspek Manajemen Aspek manajemen digunakan untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya. f. Aspek Sosial Ekonomi Aspek ini membahas dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat umum, seperti meningkatkan ekspor barang, mengurangi

18 pengangguran atau lainnya, meningkatkan pendapatan masyarakat, terjadinya sarana dan prasarana, membuka lokasi daerah tertentu. g. Aspek Amdal Menyangkut analisis terhadap lingkungan, baik darat, air, atau udara jika proyek atau usaha tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam apakah apabila kredit tersebut disalurkan, maka proyek yang dibiayai akan mencemari lingkungan Prosedur Dalam Pemberian Kredit. Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda. Yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak dari prosedur dan persyaratan yang ditetapkan dengan pertimbangan masing-masing. Secara umum menurut Rachman dalam jurnalnya di umkm.wordpress.com tentang Prosedur Pemberian Kredit Bank (Juli 2008), prosedur pemberian kredit adalah: pengajuan berkas-berkas, penyelidikan berkas pinjaman, wawancaara perrtama, on the spot (peninjauan ke lokasi), wawancara kedua, keputusan kredit, penandatanganan akad, realisasi kredit, dan penyaluran/penarikan dana. a. Pengajuan Berkas-berkas Dalam hal ini, pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian dilampiri dengan berkasberkas lainnya yang dibutuhkan. Pengajuan proposal kredit berisi latar

19 belakang perusahaan, maksud dan tujuan, besarnya kredit dan jangka waktu, cara pemohon mengembalikan kredit, dan jaminan kredit. Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan berkas-berkas yang telah dipersyaratkan, seperti: 1. Akte pendirian perusahaan 2. KTP para pengurus dan permohonan kredit 3. TDP (Tanda Daftar Perusahaan) 4. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) 5. Neraca dan laporan laba rugi 3 tahun terakhir 6. Fotokopi sertifikat yang dijadikan jaminan 7. Daftar penghasilan bagi perseorangan 8. Kartu keluarga bagi perseorangan. b. Penyelidikan berkas pinjaman c. Wawancara pertama d. On the spot (peninjauan ke lokasi) e. Wawancara kedua f. Keputusan kredit g. Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya h. Realisasi kredit i. Penyaluran/penarikan dana Resiko Perkreditan

20 Secara umum, resiko adalah kemungkinan kerugian atau kegagalan dalam bisnis perbankan. Kredit yang disalurkan dikatakan bermasalah jika pengembaliannya terlambat dibanding jadwal yang direncanakan, atau bahkan tidak dikembalikan sama sekali. Menurut Manurung dan Rahardja (2004:78) yang dikutip dari Surat Edaran Bank Indonesia No. 23/12/BPPP Februari 1991, kredit bermasalah (non performing loan) dapat dikelompokkan menjadi kredit tidak lancar dan kredit macet. a. Kredit Tidak Lancar Kredit tak lancar adalah kredit yang masih dilakukan pembayarannya, tetapi lebih lambat dari jadwal yang seharusnya. Kredit tidak lancar terdiri dari kredit kurang lancar, dan kredit yang diragukan. 1. Kredit kurang lancar - Untuk kredit non KPR ada tunggakan angsutan pokok yang lebih lama dari seharusnya. Misalnya untuk kredit yang masa angsurannya bulanan terdapat tunggakan satu bulan, tetapi belum sampai dua bulan. Sedangkan kredit yang angsurannya 6 (enam) bulan terdapat tunggakan, namun belum melampaui 12 bulan. - Bagi kredit BPR, ada tunggakan angsuran pokok yang melebihi 6 (enam) bulan, tetapi belum melebihi 9 (Sembilan) bulan. 2. Kredit yang diragukan

21 Kredit yang diragukan adalah kredit yang tidak termasuk kurang lancar, tetapi kredit tersebut dapat diselamatkan dan agunannya 75% hutang debitur, atau kredit yang tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya masih 100% hutang debitur. b. Kredit Macet Kredit macet adalah kredit yang sejak ± 21 bulan dikategorikan diragukan, belum ada pelunasan atau upaya penyelamatan kredit. Kredit tersebut penyelesaiannya diserahkan kepada Pengadilan Negeri atau Badan Urusan Piutang Negara (BUPN) atau telah diajukan penggantian rugi kepada perusahaan asuransi kredit. 2.3 Pengendalian Internal Atas Pemberian Kredit Pengertian Pengendalian Internal Pemberian Kredit Pengendalian internal pemberian kredit menurut Iskandar (2012) dalam jurnalnya di blog adalah Suatu prosedur atau usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga agar kredit yang diberikan tetap lancar, produktif, dan tidak macet. Lancar dan produktif artinya kredit tersebut dapat ditarik kembali beserta bunganya sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui kedua belah pihak Tujuan Pengendalian Internal Pemberian Kredit Tujuan utama pengendalian internal pemberian kredit menurut Iskandar (2012) dalam jurnalnya di blog adalah untuk mengarahkan kegiatan pemberian kredit agar dapat mengurangi terjadinya kegagalan perkreditan dan mengurangi terjadinya kredit macet.

22 2.3.3 Tahapan Pengendalian Internal Pemberian Kredit Menurut Narotama dan Radianto (2004:105) dalam tahapan pengendalian internal, ada dua rekomendasi tahapan, yaitu pembuatan dan pengembangan pedoman yang diperlukan, dan kegiatan pengendalian internal. a. Pembuatan dan pengembangan pedoman yang diperlukan Pembuatan dan pengembangan yang dipelukan mutlak harus dilakukan oleh beberapa bagian yang bertujuan agar bagian tersebut dapat melaksanakan tugas dengan cepat, benar, dan akurat. Pedoman tersebut harus dibuat dan didokumentasikan sebagai pedoman sistem bagian tersebut. b. Kegiatan Pengendalian Internal Kegiatan pengendalian internal merupakan kegiatan yang dilakukan oleh satuan pengawas internal dengan dimensi waktu yang berbeda-beda. Bberapa kegiatan pengendalian harus dilakukan ssetiap suatu transaksi tertentu, setiap hari, setiap bulan, atau setiap beberapa periode. Setelah selesai melakukan pengendalian, satuan pengawas internal membuat laporan pengendalian internal Bentuk Pengendalian Internal Pemberian Kredit Menurut Narotama dan Radianto (2004:107), bentuk pengendalian internal yang diterapkan dalam pemberian kredit yaitu division of duties, dual control, joint custody, asset control, mandatory vacation control, number control,

23 independence balancing, limitation outside activities of bank personel, dan rotation of duty assignment control. a. Division of Duties Division of duties merupakan pemisahan tugas dengan maksud untuk mendapatkan cek secara otomatis melalui prosedur kerja yang ada yang telah dibagi kedalam bebrapa fungsi yang lain. Sebagai contoh, kasir mempunyai fungsi yang terpisah dengan fungsi operasional bagian lain, seperti fungsi administrasi bank dan penyimpanan agunan, di mana kasir mempunyai status yang mandiri. b. Dual Control Dual control merupakan bentuk pengendalian yang menekankan pada pengecekan ulang atas suatu pekerjaan yang telah dilakukan petugas sebelumnya dengan tujuan menetapkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Apakah pelaksanaan tugas tertentu telah dilakukan sesuai dengan batas wewenang petugas sebelumnya? 2. Apakah transaksi yang teah dicatat, dibukukanm dan diadministrasi dengan benar? 3. Apakah transaksi telah dilaksanakan dengan benar? Tujuan pengendalian ini adalah melakukan pengecekan ulang suatu pekerjaan sehingga tercipta praktik kerja yang sehat.

24 c. Joint Custody Joint custody merupakan suatu sistem dan prosedur yang berhubungan dengan penyimpanan uang, surat-surat berharga, dan dokumen barang berharga, baik yang dimiliki oleh bank maupun yang dimiliki debitur bank yang bersagkutan. Biasanya di lokasi penyimpanan barang dibuat lebih dari satu kunci kombinasi pengaman untuk memastikan bahwa barang tersebut terlindung dari pihak yang dapat menyalahgunakannya. d. Asset Control Asset control merupakan bentuk pengendalian pemeliharaan dan pengendalian aktiva perusahaan. Pengendalian asset dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Asset tidak bergerak, berupa inventarisasi, aktiva tetap (pelengkapan, peralatan, bangunan), 2. Asset bergerak, berupa karyawan Tujuan pengendalian ini adalah menjaga akktiva perusahaan, yaitu menghindari aktiva dan inventaris dari timbulnya kecurangan, pemborosan, dan kehilangan. e. Mandatory Vacation Control Mandatory vacation control merupakan bentuk pengendalian dengan cara member hak dan kewajibannya untuk melaksanakan cuti dalam suatu jangka waktu tertentu kepada karyawan perusahaan. Tujuan

25 pengendalian ini adalah memulihkan kondisi, menilai, dan mengevaluasi karayawan yang bersangkutan oleh penggantinya selama karyawan yang bersangkutan cuti. f. Number Control Number control merupakan bentuk pengendalian yang menekankan pada pengendalian formulir dan kertas kerja yang dipakai dalam kegiatan transaksi sehari-hari. Pengendalian ini mencakup pengendalian terhadap nomor urut formulir, kode yang dipakai, dan prosedur lain yang berhubungan dengan formulir. Tujuan pengendalian ini adalah mempermudah pengendalian atas aliran kegiatan transaksi. g. Independence balancing Independence balancing merupakan pengendalian yang dilakukan dengan menggunakan persamaan akuntansi yang menghasilkan keseimbangan antara saldo rekening lainnya. Proses ini sering disebut dengan proses persamaan akuntansi, di mana persamaan akuntansi yang benar akan menghasilkan saldo-saldo yang seimbang. Sebagai contoh, uang tunai yang dikelola kasir harus sama jumlahnya dengan catatan uang tunai yang dikelola oleh bagian akuntansi. h. Limitation Outside Activities of Bank Personel

26 Limitation outside activities of bank personel merupakan kegiatan yang membatasi karyawan bank dari kegiatan-kegiatan tertantu yang dapat memunculkan self dealing atau bank dalam bank. Kegiatan ini mengarahkan agar setiap karyawan bank tidak mempunyai motif pengambilan keuntungan pribadi dari bank di mana karyawan bersangkutan bekerja. i. Rotation of Duty Assignment Control Rotation of duty assignment control merupakan bentuk pengendalian melalui rotasi karyawan yang bertujuan untuk mempermudah tindakan koreksi dan evaluasi, menghindari kemungkinan terjadinya kolusi, dan mengembangkan ketrampilan, pengetahuan, dan pengalaman kerja Jenis Pengendalian Internal Pemberian Kredit Menurut Winarno (2001:82) ada tiga jenis pengendalian internal yang diterapkan, yaitu pengendalian internal rutin, pengendalian internal program, dan pengendalian internal khusus. a. Pengendalian Internal Rutin Pengendalian internal rutin dilakukan pada setiap bagian, yang meliputi bagian kredit, bagian umum, bagian dana kas umum, dan bagian pembukuan. b. Pengendalian Internal Program

27 Pengendalian internal program dilakukan pada setiap program yang diadakan di perusahaan. Pengendalian internal harus melakukan tugasnya dalam beberapa hal yang memastikan bahwa program tersebut berjalan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Pengendalian yang dapat dilakukan mencakup pengendalian pengeluaran dan pemasukan kas, evaluasi program, dan pengendalian administrasi program. c. Pengendalian Internal Khusus Pengendalian internal khusus dilakukan atas perintah khusus dari pimpinan (Direksi) jika dirasakan ada keperluan untuk melakukan pengendalian internal pada kejadian tertentu. 2.4 Kredit Bermasalah / NPL (Non Performing Loan) Pada saat melakukan pengawasan kredit, pihak bank akan dapat menentukan tingkat kolektibilitas kredit. Bagi kredit yang berada dalam kualitas kurang lancar, diragukan dan macet, pihak bank harus mengambil tindakan untuk dapat menyelesaikan, karena itu sangat berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bank yang sangat mempengaruhi eksistensi usaha perbankan. Abdullah (2005:98) mengatakan bahwa beberapa tindakan yang dapat dilakukan dalam pengawasan kredit adalah dengan mengadakan restrukturisasi kredit, mengadakan penjadwalan kembali, mempertimbangkan kredit baru, dan melikuidasi jaminan. a. Restrukturisasi Kredit

28 Restrukuturisasi dalam arti luas mencakup perubahan struktur organisasi, manajemen, operasional, sistem dan prosedur, keuangan, aset, utang, pemegang saham, dan sebagainya. Hasibuan (2001:116) menyatakan bahwa, Restrukturisasi atau penataan ulang adalah perubahan syarat kredit yang menyangkut penambahan dana bank, konversi sebagian/seluruh tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru, atau konversi sebagian/seluruh kredit menjadi penyertaan bank atau mengambil partner lain untuk menambah penyertaan. Restrukturisasi kredit ini dilakukan apabila bank mempunyai keyakinan bahwa debitur masih memiliki prospek usaha yang baik dan mampu memenuhi kewajibannya setelah dilakukan restrukturisasi. Menurut Bastian (2006:268), Restrukturisasi kredit ini dapat dilakukan dengan banyak cara, atara lain melalui modifikasi syarat-syarat kredit, penambahan fasilitas kredit, pengambilan aset, agunan debitur, konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara pada perusahaan debitur, dan sebagainya. b. Mengadakan Penjadwalan Kembali (rescheduling) Reschedulling atau penjadwalan ulang adalah perubahan syarat kredit yang hanya menyangkut jadwal pembayaran atau jangka waktu termasuk masa tenggang dan perubahan besarnya angsuran kredit. Ini dapat membantu debitur dalam mengangsur debitur dalam jangka waktu yang lebih panjang yang berarti jumlah angsuran yang lebih kecil. Debitur yang memberikan fasilitas ini adalah nasabah yang menunjukkan itikad baik dan karakter yang

29 jujur, serta ada keinginan untuk membayar serta menurut bank usahanya tidak memerlukan tambahan dana. c. Reconditioning atau Persyaratan Ulang Reconditioning adalah perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit meliputi jadwal pembayaran, jangka waktu, tingkat suku bunga, penundaan sebagian atau seluruh suku bunga, dan persyaratan lainnya. Penambahan syarat kredit ini tidak termasuk penambahan dana dan konversi sebagian atau seluruh kredit menjadi modal perusahaan. Ini diberikan kepada debitur yang jujur, terbuka, dan kooperatif yang usahanya sedang mengalami kesulitan keuangan, tetapi diperkirakan masih dapat beroperasi dan menguntungkan. d. Mempertimbangkan Kredit Baru (Novasi Kredit) Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, Bank Indonesia (2001:III.8C.1) menyatakan, novasi adalah pembaharuan hutang yang merupakan salah satu sebab dari hapusnya suatu perjanjian, dengan cara perjanjian hutang lama diambil alih (diganti) dengan perjanjian hutang baru. Dalam pemberian kredit baru ini, pihak bank harus memperoleh jaminan yang baru dengan safety margin yang tinggi e. Likuidasi Jaminan Langkah likuidasi biasanya dilakukan apabila langkah-langkah yang disebutkan di atas tidak dapat dilakukan lagi. Likuidasi adalah penjualan barang-barang yang dijadikan agunan dalam rangka pelunasan hutang.

30 Pelaksanaan likuidasi dilakukan terhadap kategori yang menurut bank benarbenar sudah tidak dapat dibantu untuk disehatkan kembali, atau usaha nasabah sudah tidak memiliki prospek untuk dikembangkan. Ratio NPL (Non Performing Loan) melihat berapa besar kredit yang berada dalam kondisi kurang lancar, diragukan, dan macet dibandingkan dengan total jumlah kredit yang diberikan. Sesuai dengan ketentuan dari Bank Indonesia dengan SE NO. 6/23/BPNP Tanggal 31 Mei 2004, dikatakan bahwa tingkat NPL yang dikatakan baik apabila kurang dari 5% (<5%). Rumus untuk perhitungan NPL ini adalah: Kredit Kurang Lancar + Diragukan + Macet Kerangka NPL Konseptual = X 100% = % Total Kredit

31 2.5 Kerangka Konseptual Kredit M d l Prosedur Pemberia n Kredit Keputusa n Pemberia Pencairan Kredit Modal Pengendalian Internal Atas Pemberian Kredit Modal Kerja Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Gambar 2.1 Kerangka Pengendalian Internal Atas Pemberian KMK Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk PT. Bank Negara Indonesia merupakan bank milik pemerintah yang menyalurkan berbagai jenis kredit, salah satunya adalah Kredit Modal Kerja (KMK). Pemberian kredit merupakan suatu proses yang membutuhkan pertimbangan dan analisis yang baik dari pimpinan bank, untuk menghindari kemungkinan terjadinya kerugian yang diderita oleh bank sebagai akibat debitur tidak membayar kewajibannya sesuai perjanjian. Prosedur pemberian Kredit Modal Kerja (KMK) meliputi: permohonan diajukan secara tertulis kepada Pemimpin Cabang/Pemimpin Cabang Pembantu

32 yang dilampiri fotocopy KTP dan Kartu Keluarga yang masih berlaku; pihak bank meneliti kelengkapan dokumen permohonan kredit dan melakukan peninjauan ke lokasi usaha dan wawancara kepada calon debitur dengan mengacu kepada formulir penilaian permohonan kredit; jika layak dibiayai, maka pihak bank mempersiapkan surat kuasa mencairkan tabungan serta surat sanggup untuk memenuhi persyaratan penandatanganan perjanjian membuka kredit antara debitur dengan PT. Bank Negara Indonesia; jika permohonan kredit tidak memenuhi persyaratan, maka pihak bank membuat surat penolakan kredit kepada calon debitur. Keberhasilan perkreditan suatu bank tidak dapat lepas dari tata cara pelaksanaan prosedur kredit yang baik serta adanya pengendalian internal yang memadai untuk meminimalkan resiko kredit macet yang mungkin timbul di kemudian hari, sekaligus menghasilkan kredit yang sehat dan produktif. Pengendalian internal yang dilakukan PT. Bank Negara Indonesia merupakan suatu prosedur atau usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga agar kredit yang diberikan tetap lancar, produktif, dan tidak macet sehingga dapat memberikan keuntungan bagi bank yang bertujuan untuk mencapai kredit yang sehat.

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti kepercayaan, atau credo yang berarti saya percaya (Firdaus dan Ariyanti, 2009).

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : Permberian prestasi oleh

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis dengan berbagai macam bidang usaha. Dalam menjalankan usahanya setiap

Lebih terperinci

By : Angga Hapsila, SE.MM

By : Angga Hapsila, SE.MM By : Angga Hapsila, SE.MM BAB VI MANAJEMEN KREDIT 1. PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN KREDIT 2. PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT 3. KUALITAS KREDIT 4. TEKNIK PENYELESAIAN KREDIT MACET PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN KREDIT

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN III.

KERANGKA PEMIKIRAN III. III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengendalian Kredit Bank Pada penyaluran kredit bank, perlu diperhatikan beberapa aspek yang terkait dengan nasabah penerima kredit untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. IAPI (2011:319.2) pengertian pengendalian intern adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. IAPI (2011:319.2) pengertian pengendalian intern adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengendalian Intern Pengertian Pengendalian Intern Pengendalian intern merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu perusahaan agar aktivitas perusahaan bisa berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA A. Pengertian Pengalokasian Dana Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk tabungan, simpanan giro dan deposito adalah menyalurkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini banyak perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk memulai investasi atau memperbesar usahanya. Untuk memperoleh dana tersebut perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring berkembangnya kebutuhan masyarakat dalam mencapai suatu kebutuhan, maka terjadi peningkatan kebutuhan dari segi finansial. Untuk mendapatkan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan suatu lembaga yang menerima dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang kekurangan dana. Sedangkan pengertian bank menurut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit secara umum, kredit adalah sesuatu yang mempunyai nilai ekonomis pada saat sekarang ini atas dasar kepercayaan sebagai pengganti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. bank secara keseluruhan. Kredit berperan sebagai faktor pendorong dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. bank secara keseluruhan. Kredit berperan sebagai faktor pendorong dan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT A. Pengertian dan Tujuan Kredit Kredit merupakan salah satu bidang usaha utama dalam kegiatan perbankan. Karena itu kelancaran kredit selalu berpengaruh terhadap kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Landasan penelitian terdahulu yang dijadikan pertimbangan oleh peneliti pernah dilakukan oleh Papalangi (2013), tentang Penerapan SPI dalam Menunjang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Data, Informasi dan Sistem Informasi. Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011 : 13) data dapat

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Data, Informasi dan Sistem Informasi. Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011 : 13) data dapat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Data, Informasi dan Sistem Informasi Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011 : 13) data dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit Usaha Mikro Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian Prosedur adalah suatu urutan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap beberapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap

Lebih terperinci

EVALUASI PENGAWASAN KREDIT MODAL KERJA SEBAGAI UPAYA MENEKAN TUNGGAKAN KREDIT

EVALUASI PENGAWASAN KREDIT MODAL KERJA SEBAGAI UPAYA MENEKAN TUNGGAKAN KREDIT EVALUASI PENGAWASAN KREDIT MODAL KERJA SEBAGAI UPAYA MENEKAN TUNGGAKAN KREDIT (Studi pada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Tugu Artha Kota Malang Periode 2009-2011) Femia Yuni Pratiwi Darminto

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank. a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah.

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank. a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah. BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank Syariah Mandiri KC Pariaman Manfaat deposito yaitu: a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah. b. Bagi hasil yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 PengertianTentang BUMN (Badan Usaha Milik Negara)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 PengertianTentang BUMN (Badan Usaha Milik Negara) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PengertianTentang BUMN (Badan Usaha Milik Negara) BUMN ( Badan Usaha Milik Negara) adalah badan usaha yang berisikan dua elemen esensial yakni unsur Pemerintah (public) dan unsur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah jumlah dari keseleruhan objek yang karakteristiknya hendak diduga. Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank adalah suatu badan usaha yang memiliki fungsi utama menghimpun dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian Indonesia secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini sangat dipengaruhi dengan adanya pertumbuhan ekonomi global yang sangat cepat. Dampak globalisasi terutama di sektor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical), BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat

Lebih terperinci

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan) Materi 3 Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan) Subpokok bahasan : Pengertian Kredit & Pembiayaan (Produk Lending) Jenis-jenis kredit Prinsip-prinsip pemberian kredit Jenis-jenis pembebanan suku

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro,

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang

KAJIAN PUSTAKA. dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2005:5) prosedur ialah urutan kegiatan klerikal biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat fundamental dalam rangka meningkatkan pertumbuhan perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. sangat fundamental dalam rangka meningkatkan pertumbuhan perekonomian di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini, perbankan memiliki peranan dan fungsi yang sangat fundamental dalam rangka meningkatkan pertumbuhan perekonomian di suatu Negara,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. A. Penelitian Terdahulu Tashia (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor

BAB II URAIAN TEORITIS. A. Penelitian Terdahulu Tashia (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Tashia (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Risiko Gagal Bayar (Default Risk) Debitur pada PT. BPR Duta Adiarta

Lebih terperinci

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi. Perkembangan dunia usaha di Indonesia, tidak terlepas dari peranan pemerintah yang memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk dapat mengembangkan diri seluas-luasnya sejauh tidak menyimpang dari sasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kredit Menurut Hasibuan (87: 2008) kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada bank umum, pinjaman disebut kredit atau loan, sedangkan pada bank syariah

BAB I PENDAHULUAN. pada bank umum, pinjaman disebut kredit atau loan, sedangkan pada bank syariah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Satu hal yang sangat menarik, yang membedakan antara manajemen bank syariah dengan bank umum (konvensional) adalah terletak pada pinjaman dan pemberian balas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN UMUM BAB II PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN... 14

DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN UMUM BAB II PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN... 14 -8- LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 42 /POJK.03/2017 TENTANG KEWAJIBAN PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN BANK BAGI BANK UMUM -9- DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN PINJAMAN MODAL KERJA GUNA MEMINIMALISIR PINJAMAN MACET (Studi Pada KUD BATU )

ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN PINJAMAN MODAL KERJA GUNA MEMINIMALISIR PINJAMAN MACET (Studi Pada KUD BATU ) ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN PINJAMAN MODAL KERJA GUNA MEMINIMALISIR PINJAMAN MACET (Studi Pada KUD BATU ) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Zulfikri Irhamdani 115020407111020 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH A. Strategi Pencegahan Pembiayaan Mura>bah}ah Multiguna Bermasalah Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Resiko

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Kata bank berasal dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Kredit Istilah kredit bukanlah suatu hal yang asing lagi bagi kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang menjual dan membeli barang-barang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan aspek sumber daya manusia. Hal terpenting dari aspek-aspek tersebut dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan aspek sumber daya manusia. Hal terpenting dari aspek-aspek tersebut dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi kondisi persaingan bisnis dalam keadaan yang tidak menentu ditambah dengan krisis perekonomian, membuat setiap perusahaan dituntut untuk mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank

Lebih terperinci

Pengertian sistem pengendalian intern menurut AICPA (American. Institute of Certifield Public Accountant) yang dikutip Mardi (2011:59) adalah

Pengertian sistem pengendalian intern menurut AICPA (American. Institute of Certifield Public Accountant) yang dikutip Mardi (2011:59) adalah BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Awal perkembangannya istilah sistem pengendalian intern dimulai dari istilah internal cek, yang kemudian sejak tahun 1949 berubah menjadi sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kredit Menurut asal mulanya, kata kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan. Maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit, berarti mereka

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Bank berasal dari bahasa Italia yaitu banco yaitu bangku. Bangku inilah

BAB II URAIAN TEORITIS. Bank berasal dari bahasa Italia yaitu banco yaitu bangku. Bangku inilah BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Bank Bank berasal dari bahasa Italia yaitu banco yaitu bangku. Bangku inilah yang dipergunakan oleh banker untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada para nasabah.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun. dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun. dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Menurut UU No 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 mengatakan Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil penelitian ilmiah yang berkaitan dengan informasi akuntansi, informasi non akuntansi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian suatu negara.anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya salah karena. bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital.

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian suatu negara.anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya salah karena. bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital. 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Dalam dunia modern ini, peranan perbankan dalam kemajuan perekonomian suatu Negara sangatlah besar.begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengendalian Internal 2.1.1 Pengertian Pengendalian Internal Peranan pengendalian internal dalam perusahaan sangat penting, hal ini berguna untuk menilai aktivitas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2008:2) Bank merupakan Lembaga Keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cara yakni dengan cara tunai maupun kredit. Penjualan secara tunai akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cara yakni dengan cara tunai maupun kredit. Penjualan secara tunai akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dari Kredit Dalam melaksanakan penjualan kepada kosumen dapat dilakukan dengan dua cara yakni dengan cara tunai maupun kredit. Penjualan secara tunai akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 2.1.1 Pengertian UMKM Ada beberapa pengertian UMKM menurut para ahli atau pihak yang langsung berhubungan dengan UMKM, antara lain: 1.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern. memberikan definisi sebagai berikut : Pengendalian intern (internal control)

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern. memberikan definisi sebagai berikut : Pengendalian intern (internal control) BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Pengendalian Intern II.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut Dasaratha V. Rama dan Frederick L. Jones dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi yang diterjemahkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 42 /POJK.03/2017 TENTANG KEWAJIBAN PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN BANK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI. mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud). Sistem pengendalian yang baik

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI. mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud). Sistem pengendalian yang baik BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI 7.1 Ringkasan Pengendalian internal dalam sebuah organisasi adalah sangat penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud).

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit menurut Undang-undang RI No. 10 tentang perbankan (1998) adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Agoes (2004) menjelaskan tiga tujuan pengendalian intern, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Agoes (2004) menjelaskan tiga tujuan pengendalian intern, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja keuangan perusahaan memberikan pengaruh pada posisi perusahaan dalam persaingan bisnis. Kinerja yang tercermin dari laporan keuangan juga dijadikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang (Kasmir, 2002:23). Bank adalah merupakan salah satu badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang (Kasmir, 2002:23). Bank adalah merupakan salah satu badan usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Bank Bank adalah sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Kata Prosedur Kredit terdiri dari 2 (dua) kata yaitu Prosedur dan Kredit. Menurut Ardiyos (2004:73) arti dari Prosedur adalah suatu bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu di perlukan pengendalian

Lebih terperinci

serta mencatat semua transaksi pemberian kredit bank secara lengkap

serta mencatat semua transaksi pemberian kredit bank secara lengkap DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Operasionalisasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia Banco yang artinya bangku.bangku inilah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia Banco yang artinya bangku.bangku inilah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bank 1.2.1. Pengertian Bank Bank berasal dari kata Italia Banco yang artinya bangku.bangku inilah yang dipergunakan oleh bangkir untuk melayani kegiatan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah BAB III PEMBAHASAN A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS Suriyah 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah Salah satu akad yang paling populer digunakan oleh perbankan syari ah adalah

Lebih terperinci

Nadifatul Fuadiyah Dwiatmanto Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Nadifatul Fuadiyah Dwiatmanto Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN KREDIT MODAL KERJA SEBAGAI UPAYA MENGURANGI TERJADINYA KREDIT BERMASALAH (Studi pada PD. Bank Perkreditan Rakyat Tugu Artha Malang Periode 2011-2013) Nadifatul Fuadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah banyak mempengaruhi perkembangan ekonomi dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian dalam masyarakat. Salah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu proses yang di pengaruhi oleh dewan direksi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pertumbuhan suatu usaha dipengaruhi dari beberapa aspek diantaranya ketersediaan modal. Sumber dana yang berasal dari pelaku usaha agribisnis sendiri

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank dan Produk Bank 2.1.1 Pengertian Bank Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan disalurkan dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prosedur juga dapat memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prosedur juga dapat memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan rangkaian atau langkah-langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus dapat berdampak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dan menyalurkan dana dari dan kepda masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan unit usaha yang banyak dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha Kecil dan Menengah

Lebih terperinci

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS Dosen: Putri Taqwa Prasetaningrum Disusun Oleh: Nama : Irwandi Nim : 14121041 Kelas : 21/pagi PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKONOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian suatu negara bisa dilihat dari minimalnya dua sisi, yaitu ciri perekonomian negara tersebut, seperti pertanian atau industri dengan sektor perbankan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Analisis menurut Dwi Prastowo Darminto dan Rifka Julianty (2002; 52): Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini mengambil kerangka pemikiran teoritis dari berbagai penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun kerangka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Murabahah di PT BPRS PNM Binama Semarang Dalam proses pengajuan pembiayaan murabahah di PT BPRS PNM Binama Semarang, terdapat beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lembaga perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang bertindak sebagai sumber permodalan dan perantara keuangan dengan menyediakan mekanisme transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memelihara kesinambungan pembangunan nasional guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL OLEH: ERWIN FEBRIAN (14121005) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA 2015 1 A. PENGENDALIAN

Lebih terperinci

DAFTAR WAWANCARA Jawab

DAFTAR WAWANCARA Jawab 89 DAFTAR WAWANCARA 1. Bagaimana Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Pemberian Kredit dengan Jaminan Hak Tanggungan pada Bank Prekreditan Rakyat Jawab a. Bagi pihak pemberi kredit/kreditur (bank) Pemberian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kredit Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, kegiatan bank ialah menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu Kebutuhan Primer, Kebutuhan Sekunder, dan Kebutuhan Tersier. Kebutuhan Primer merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang bergerak cepat, kompetitif, dan terintegrasi dengan tantangan yang semakin kompleks serta sistem keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan suatu pembangunan yang berhasil maka diperlukan

Lebih terperinci

KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR

KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR LAMPIRAN I PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR PEDOMAN STANDAR KEBIJAKAN PERKREDITAN BANK PERKREDITAN

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian Andrian Fauline Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pemeriksaan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pemeriksaan 125 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pemeriksaan Operasional dalam Menunjang Pengendalian Intern Pemberian Kredit Modal Kerja (studi kasus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor Penyebab Pembiayaan Ijarah Bermasalah di BMT Amanah Mulia Magelang Setelah melakukan realisasi pembiayaan ijarah, BMT Amanah Mulia menghadapi beberapa resiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usahanya mengingat modal yang dimiliki perusahaan atau perorangan biasanya tidak

BAB I PENDAHULUAN. usahanya mengingat modal yang dimiliki perusahaan atau perorangan biasanya tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini kredit merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh setiap orang atau badan usaha untuk memperoleh pendanaan guna mendukung peningkatan usahanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan kegitan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pelaku bisnis lebih menyukai untuk menyimpan dana. yang berasal dari pinjaman seperti yang diutarakan Hildebrand bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pelaku bisnis lebih menyukai untuk menyimpan dana. yang berasal dari pinjaman seperti yang diutarakan Hildebrand bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pelaku bisnis lebih menyukai untuk menyimpan dana yang berasal dari pinjaman seperti yang diutarakan Hildebrand bahwa setelah mengalami perubahan

Lebih terperinci