PRAKIRAAN BEBAN LISTRIK KOTA PONTIANAK DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) AGUS HASIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRAKIRAAN BEBAN LISTRIK KOTA PONTIANAK DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) AGUS HASIM"

Transkripsi

1 PRAKIRAAN BEBAN LISTRIK KOTA PONTIANAK DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) AGUS HASIM SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Prakiraan Beban Listrik Kota Pontianak Dengan Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Network), adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Mei 2008 Agus Hasim NRP. G

3 ABSTRAK AGUS HASIM. Prakiraan Beban Listrik Kota Pontianak dengan Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Network). Dibimbing oleh PRAPTO TRI SUPRIYO dan SUGI GURITMAN. Tenaga listrik harus disediakan pada jumlah atau besaran yang sesuai dengan kebutuhan dan pada waktu yang tepat. Penyedian tenaga listrik yang melebihi kebutuhan beban berakibat pada terjadinya kerugian daya listrik. Sebaliknya, jika terjadi kekekurangan pasokan (penyedian) listrik, akan berakibat pada terjadinya pemadaman. Untuk menyediakan tenaga listrik yang sesuai dengan kebutuhan tersebut, harus ada rencana penyediaan listrik yang dilakukan dengan cara membuat prediksi atau prakiraan beban listrik. Oleh karena itu persoalan prakiraan beban listrik menjadi sangat penting didalam penyediaan tenaga listrik yang efisien. Untuk memprediksi kebutuhan beban listrik, PLN selama ini menggunakan metode koefisien beban. Perhitungan dengan metode ini didasarkan pada pengalaman-empiris perencana penyedia listrik yang relatif sulit dilakukan terutama dalam hal koreksi-koreksi yang perlu dilakukan terhadap perubahan beban. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang lebih baik dari metode koefisien beban. Pada penelitian ini, penulis mencoba untuk membangun suatu model prediksi beban listrik jangka pendek menggunakan jaringan syaraf tiruan (JST) dengan algoritma pembelajaran backpropagation dan fungsi aktivasi sigmoid. Lingkup pengambilan data penelitian dibatasi beban listrik pada wilayah kerja Kota Pontianak Propinsi Kalimantan Barat. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa prediksi JST lebih baik dari pada prediksi yang dihitung dengan menggunakan metode sebelumnya. Prediksi beban listrik tanggal 17 Mei sampai dengan 23 Mei 2007 memperlihatkan bahwa rata-rata error JST adalah 5.81% sedangkan rata-rata error metode koefisien beban adalah 8.24%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa prediksi beban listrik menggunakan JST lebih akurat sebesar 2.43% dibandingkan dengan metode koefisien beban. Kata kunci : beban listrik, prakiraan beban listrik jangka pendek, jaringan syaraf tiruan, backpropagation.

4 ABSTRACT AGUS HASIM. Electrics Load Forecasting of Pontianak City by Using Artificial Neural Network. Under direction of PRAPTO TRI SUPRIYO and SUGI GURITMAN Electric power should be provided in amount or magnitude to meet the requirement and also in the right time. Excess of the requirement electric power may cause loss. On the contrary, lacking electric power supply, will cause blacking out. Thus, to provide adequate electric power that meet the requirement, there should be an electric power s plan performed by making a prediction or electric load forecasting. Therefore, matter of electric load forecasting become much important in efficient electric power supply. To predict electric load needs, PLN currently using load coefficient (koefisien beban) method. Such computing method is based on empirical experience of electric power s planning division which relatively harder to complete especially in several correction needed for change of load. Therefore, a better method is still needed than load coefficient method. In this research, the author attempted to build a prediction model for shortterm electric load by using artificial neural network (ANN) with backpropagation learning algorithm and sigmoid activation function. Research data collection scope was limited by electric load in work region of Pontianak city, Kalimantan Barat province. The result showed that prediction outcome of ANN was generally better than prediction which calculated using the previous method. Electrics load forecast of 17 th May to 23 rd May 2007 presenting that mean error of ANN was about 5.81%, while mean error of the load coefficient method was about 8.24%. Thereby, the conclusion can be made here is that the load prediction method using ANN is more accurate by 2.43% compared to the load coefficient method. Keywords: electric load, short term electric load forecast, artificial neural network, backpropagation.

5 RINGKASAN AGUS HASIM. Prakiraan Beban Listrik Kota Pontianak dengan Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Network). Dibimbing oleh PRAPTO TRI SUPRIYO dan SUGI GURITMAN. Tenaga listrik mempunyai sifat-sifat khusus yang berbeda dengan komoditi lain pada umumnya. Tingkat produksi atau tenaga yang dihasilkan oleh mesin pembangkit listrik harus sesuai dengan tingkat kebutuhan atau besar beban yang harus dilayani. Penyesuaian atau pengendalian antara produksi dengan kebutuhan beban listrik menjadi sangat penting untuk dilakukan mengingat sifat khusus (khas) dari tenaga listrik, yakni tenaga listrik tidak dapat disimpan dalam skala besar, dengan demikian tenaga ini harus disediakan pada saat dibutuhkan. Akibatnya akan timbul persoalan dalam menghadapi kebutuhan daya listrik yang tidak tetap atau selalu berubah dari waktu ke waktu, sehingga harus ada penjadualan dalam mengoperasikan suatu sistem tenaga listrik agar selalu dapat memenuhi permintaan daya pada setiap saat. Apabila daya yang dikirim dari suatu pembangkit listrik jauh lebih besar daripada permintaan daya pada beban, maka akan terjadi pemborosan pada perusahaan listrik. Sebaliknya apabila daya yang dibangkitkan atau yang disediakan pembangkit listrik lebih rendah dari permintaan atau kebutuhan beban konsumen maka akan terjadi over load yang akan berdampak pada terjadinya pemadaman. Agar tercapai penyesuaian antara pembangkitan dan permintaan daya, maka pihak penyedia listrik harus mengetahui beban atau permintaan daya listrik untuk beberapa waktu ke depan. Berdasarkan jangka waktu, prakiraan beban listik dapat dikelompokkan dalam: 1) prakiraan beban jangka panjang (long term); 2) prakiraan beban jangka menengah (medium term); 3) prakiraan beban jangka pendek (short term). Metode prakiraan beban listrik jangka pendek yang selama ini dikembangkan atau telah diterapkan PLN adalah dengan cara konvensional berbasis statistik, yaitu metode koefisien beban yang dilakukan dengan mempelajari data historis beban listrik terdahulu. Koefisien beban dibuat untuk tiap jam selama 24 jam dari hari senin s/d minggu yang merupakan angka atau representasi dari prosentase atau perbandingan besar beban pada jam tersebut terhadap beban puncak pada hari tersebut (juga merupakan hasil prakiraan) termasuk koreksi-koreksi yang harus dilakukan disesuaikan dengan beban yang sesungguhnya terjadi. Keberhasilan prediksi beban dengan metode ini terletak pada pengalaman dan keahlian seorang perencana penyediaan listrik yang lebih banyak dilakukan secara empiris. Oleh karena itu adanya metode lain yang dapat melakukan prakiraan beban listrik jangka pendek yang lebih sistematis dan akurat dengan menyertakan faktor-faktor yang mempengaruhinya sangat di-perlukan. Pada penelitian ini akan dibangun model prediksi yang dapat melakukan prakiraan beban listrik jangka pendek yang dapat digunakan untuk penjadualan dalam pengoperasian mesin pembangkit listrik menggunakan jaringan syaraf tiruan. Neural network atau artificial neural network (jaringan syaraf tiruan disingkat JST) adalah sistem komputasi dimana arsitektur dan operasi diilhami dari pengetahuan tentang sel syaraf biologis di dalam otak. Definisi lain menurut

6 Fausett (1994) artificial neural network adalah suatu sistem pemrosesan informasi yang mempunyai karakteristik menyerupai jaringan syaraf biologi. Jaringan syaraf tiruan juga dapat digambarkan sebagai model matematis dan komputasi untuk fungsi aproksimasi non-linear, klasifikasi data cluster dan regresi non-parametrik atau sebuah simulasi dari koleksi model syaraf biologi. Model jaringan syaraf tiruan memiliki kemampuan dalam emulasi, analisis, prediksi dan asosiasi. Kemampuan yang dimiliki JST dapat digunakan untuk belajar dan menghasilkan aturan atau operasi dari beberapa contoh atau input yang dimasukkan dan membuat prediksi tentang kemungkinan output yang akan muncul atau menyimpan karakteristik dari input yang disimpan kepadanya. Setiap pengolahan elemen membuat perhitungan berdasarkan pada jumlah masukan (input). Sebuah kelompok pengolahan elemen disebut layer atau lapisan dalam jaringan. Lapisan pertama adalah input dan yang terakhir adalah output. Lapisan di antara lapisan input dan output disebut dengan lapisan tersembunyi (hidden layer). Jaringan syaraf tiruan merupakan suatu bentuk arsitektur yang terdistribusi paralel dengan sejumlah besar neuron dan hubungan antar neuron tersebut. Tiap titik hubungan dari satu neuron ke neuron yang lain mempunyai harga yang diasosiasikan dengan bobot. Setiap neuron memiliki suatu nilai yang diasosiasikan sebagai titik aktivasi neuron. Berdasarkan cara memodifikasi bobotnya, ada dua macam pelatihan yang dikenal yaitu dengan terawasi atau terbimbing (supervised) dan tanpa pengawasan atau tanpa bimbingan (unsupervised). Dalam pelatihan dengan supervised, terdapat sejumlah pasangan data (masukan-target keluaran) yang dipakai untuk melatih jaringan hingga diperoleh bobot yang diinginkan. Pasangan data tersebut berfungsi sebagai guru untuk melatih jaringan hingga diperoleh bentuk yang terbaik. Guru akan memberikan informasi yang jelas tentang bagaimana sistem harus mengubah dirinya untuk meningkatkan unjuk kerjanya. Pada setiap kali pelatihan, suatu input diberikan ke jaringan. Jaringan akan memperoses dan mengeluarkan keluaran. Selisih antara keluaran jaringan dengan target (keluaran yang diinginkan) merupakan kesalahan yang terjadi. Jaringan akan memodifikasi bobot sesuai dengan kesalahan tersebut. Jaringan yang proses atau metode pelatihannya dengan pengawasan antara lain adalah perceptron, adaline dan backpropagation atau propagasi balik. Sebaliknya dalam pelatihan tanpa pengawasan (unsupervised), tidak ada guru yang akan mengarahkan proses pelatihan. Perubahan bobot jaringan dilakukan berdasarkan parameter tertentu dan jaringan dimodifikasi menurut ukuran parameter tersebut. Dalam melakukan prakiraan beban listrik, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dengan mempelajari dan mengevaluasi pola-pola beban setiap hari dalam satu minggu sampai beberapa minggu. Pola beban dalam setiap hari, menunjukkan perilaku konsumen atau pelanggan dalam menggunakan atau memanfaatkan tenaga listrik. Beban pada saat ini (current load) diakibatkan atau dipengaruhi oleh beban beberapa waktu berlalu. Data atau pola beban sebagai input yang relatif besar, jaringan dengan banyak lapisan (multilayer net) dengan algoritma pembelajaran backpropagation dan beberapa fungsi pelatihan (training functions) akan diterapkan pada penelitian ini. Pada jaringan (model JST) diberikan sepasang pola yang terdiri dari pola masukan dan pola yang diinginkan atau target.

7 Data beban yang digunakan sebagai input bagi model JST yang dikembangkan adalah data beban listrik harian (beban selama 24 jam) dan data temperatur udara harian Kota Pontianak dari bulan Januari 2007 s/d Mei Untuk data temperatur yang akan digunakan atau menjadi masukan bagi model JST adalah temperatur udara harian yang terdiri dari temperatur udara minimum, maksimum dan rata-rata. Besarnya data yang akan digunakan dan relatif kompleksnya persoalan yang harus diselesaikan maka model JST yang akan dikembangkan adalah JST dengan arsitektur multilayer net yang terdiri dari 3 (tiga) layer (lapisan) yaitu: lapisan input yang terdiri dari 54 neuron; satu lapisan tersembunyi dengan beberapa neuron yang jumlahnya dilakukan dengan cobacoba (trial and error); lapisan output/keluaran yang terdiri dari 24 neuron. Untuk mencapai konvergensi yang lebih cepat, model yang dikembangkan diatur pada learning rate, jumlah neuron pada lapisan tersembunyi (hidden layer) serta dengan mengubah fungsi pelatihan atau training functions (traingd, traingda, traingdx, traingdm, traincgf, traincgp, traincgb). Dengan mencoba berbagai nilai atau besaran untuk learning rate dan jumlah neuron hidden layer, didapat nilai 0.5 untuk learning rate dan 220 untuk jumlah neuron hidden layer. Pada nilai tersebut ketika training atau pelatihan dilakukan, proses iterasi yang terjadi pada model JST menghasilkan nilai MSE yang semakin baik atau konvergen menjadi lebih cepat. Dari hasil pelatihan tersebut, dengan menetapkan galat error atau MSE = diketahui bahwa fungsi pelatihan traincgb, menghasilkan MSE = pada epoch ke 642. Bobot yang telah didapat kemudian disimpan, selanjutnya model JST yang telah dilatih tersebut diberikan lagi pola data input baru yaitu data yang belum pernah digunakan selama pelatihan dengan maksud untuk menguji model tersebut. Pada pengujian model JST selama satu minggu yaitu prediksi beban listrik untuk tanggal 17 Mei - 23 Mei 2007 memberikan hasil sebagai berikut: rata-rata error prediksi JST adalah 5.81% sedangkan rata-rata error prediksi PLN adalah 8.24%. Demikian juga dengan error tertinggi (maksimum error) prediksi JST adalah 8.07% sedangkan error tertinggi prediksi PLN adalah 16.05%. Secara umum hasil prediksi beban listrik dengan jaringan syaraf tiruan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan prediksi menggunakan metode koefesien beban yang selama ini digunakan oleh PLN. Kata kunci : beban listrik, prakiraan beban listrik jangka pendek, jaringan syaraf tiruan, backpropagation.

8 Hak Cipta milik IPB, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi Undang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

9 PRAKIRAAN BEBAN LISTRIK KOTA PONTIANAK DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) AGUS HASIM Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Komputer SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

10 Judul Tesis Nama NIM : Prakiraan Beban Listrik Kota Pontianak Dengan Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Network) : Agus Hasim : G Disetujui Komisi Pembimbing Ir. Prapto Tri Supriyo, M.Kom Ketua Dr. Sugi Guritman Anggota Diketahui Ketua Program Studi Ilmu Komputer Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Sugi Guritman Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS Tanggal Lulus : Tanggal Ujian : 2 Mei 2008

11 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT atas Rahmat dan KaruniaNya, sehingga Tesis ini dapat diselesaikan. Topik yang dipilih dalam penelitian ini adalah Prakiraan Beban Listrik Kota Pontianak dengan Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Network). Penyusunan Tesis merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Komputer, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini penyusun bermaksud untuk menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada : - Bapak Gubernur Kalbar yang telah memberikan kesempatan dan pembiayaan untuk mengikuti pendidikan Strata-2. - Bapak Ir. Prapto Tri Supriyo, M.Kom dan Bapak Dr. Sugi Guritman selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberikan arahan dan masukan sehingga tesis ini dapat diselesaikan. - Bapak Aziz Kustiyo, S.Si., M.Kom Selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan demi perbaikan tesis ini. - Pimpinan PLN Wilayah Kalbar dan Kepala BMG Supadio Pontianak, yang telah membantu dalam memberikan data beban listrik dan data temperatur udara Kota Pontianak. - Emak, Bapak (alm), istriku Emiliya dan anak-anakku tersayang Rizka, Taufik dan Lutfi yang telah memberikan semangat, motivasi dan bersabar menunggu selama menempuh dan menyelesaikan pendidikan ini. - Staf Pengajar atau para Dosen Program Studi Ilmu Komputer yang telah memberikan bekal pengetahuan, membuka dan menambah wawasan. - Teman-teman Prodi Ilmu Komputer khususnya Angkatan-7, atas kerjasama, bantuan dan support-nya. - Pihak-pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu baik ketika perkuliahan maupun dalam penyusunan tesis ini. Penyusun menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangannya, namun demikian semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan ikut memberikan kontribusi dalam khazanah pengembanga ilmu pengetahuan. Bogor, Mei 2008 Agus Hasim NRP. G

12 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pontianak pada tanggal 24 Agustus Merupakan anak keempat dari sembilan bersaudara dari orang tua Zainal A. Madjid dan Ra onah A. Rani. Penulis beristrikan Emiliya dan mempunyai tiga orang anak, satu putri dan dua putra. Penulis menempuh pendidikan sarjana teknik elektro pada Jurusan Teknik Elektro pada Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak mulai dari tahun 1987 hingga Pada akhir tahun 1994 sampai dengan tahun 1998 bekerja di perusahaan swasta dan sejak akhir tahun 1998 hingga saat ini, penulis bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Bappeda Propinsi Kalimantan Barat.

13 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Permasalahan Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Manfaat Penelitian 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beban dan Prakiraan Beban Listrik Pengertian Neural Network Arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik (Back Propagation) Mean Square Error (MSE) Transformasi Data Missing Value Penelitian Terdahulu BAB III METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Data dan Alat Waktu dan Tempat Penelitian.. 24 BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL JST Desain Arsitektur Model JST Penentuan Pola Input dan Ouput Praproses Data Algoritma Pembelajaran Jaringan Hasil Pelatihan Model JST Tahap Pengujian BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan... 44

14 5.2. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 48

15 DAFTAR TABEL Halaman 1. Input-Output Model Jaringan Kinerja Model JST Pada Beberapa Fungsi Pelatihan Beban Listrik tanggal 17 Mei Beban Listrik tanggal 18 Mei Beban Listrik tanggal 19 Mei Beban Listrik tanggal 20 Mei Beban Listrik tanggal 21 Mei Beban Listrik tanggal 22 Mei Beban Listrik tanggal 23 Mei Rata-Rata Error Hasil Prediksi JST dan PLN Satu Minggu... 43

16 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Struktur Unit Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan Syaraf Tiruan dengan 3 Lapisan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Banyak Lapisan Tiga Lapisan Jaringan Propagasi Balik Langkah Perambatan Maju Fungsi Sigmoid Beserta Turunannya Backpropagation Dengan Satu Lapisan Tersembunyi Diagram Alir Model Prakiraan Beban Listrik Jangka Pendek Diagram Blok Model JST Arsitektur Model JST yang dikembangkan Grafik performance JST dengan fungsi pelatihan traingd Grafik performance JST dengan fungsi pelatihan traingda Grafik performance JST dengan fungsi pelatihan traingdx Grafik performance JST dengan fungsi pelatihan traingdm Grafik performance JST dengan fungsi pelatihan traincgf Grafik performance JST dengan fungsi pelatihan traincgp Grafik performance JST dengan fungsi pelatihan traincgb Kurva Beban Listrik tanggal 17 Mei Kurva Beban Listrik tanggal 18 Mei Kurva Beban Listrik tanggal 19 Mei Kurva Beban Listrik tanggal 20 Mei Kurva Beban Listrik tanggal 21 Mei Kurva Beban Listrik tanggal 22 Mei Kurva Beban Listrik tanggal 23 Mei

17 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Data Beban Listrik Harian Kota Pontianak untuk Pelatihan Model JST Data Beban Listrik Harian Kota Pontianak untuk Pengujian Model JST Data Temperatur Udara Harian Kota Pontianak untuk Pelatihan Model JST Data Temperatur Udara Harian Kota Pontianak untuk Pengujian Model JST Gambar Pengguna Antarmuka (GUI) Listing Program GUI... 58

18 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Listrik atau tenaga listrik sudah menjadi kebutuhan masyarakat saat ini baik dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sebagai konsumen biasa, maupun dalam memenuhi kebutuhan dunia industri. Kebutuhan akan tenaga atau energi listrik ini akan terus meningkat baik dari sisi kuantitas maupun kualitas seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin beragamnya aktivitas. Tenaga listrik mempunyai sifat-sifat khusus yang berbeda dengan komoditi lain pada umumnya. Distribusi atau penyaluran tenaga listrik hingga saat ini harus melalui jaringan tertentu, kemudian tingkat produksi atau tenaga yang dihasilkan oleh mesin pembangkit listrik harus sesuai dengan tingkat kebutuhan atau besar beban yang harus dilayani. Penyesuaian atau pengendalian antara produksi dengan kebutuhan beban listrik ini menjadi sangat penting untuk dilakukan mengingat sifat khusus (khas) dari tenaga listrik, yakni tenaga listrik tidak dapat disimpan dalam skala besar, dengan demikian tenaga ini harus disediakan pada saat dibutuhkan. Akibatnya akan timbul persoalan dalam menghadapi kebutuhan daya listrik yang tidak tetap atau selalu berubah dari waktu ke waktu, sehingga harus ada penjadualan dalam mengoperasikan suatu sistem tenaga listrik agar selalu dapat memenuhi permintaan daya pada setiap saat, dengan kualitas baik dan efisien. Apabila daya yang dikirim dari suatu pembangkit listrik jauh lebih besar daripada permintaan daya pada beban, maka akan terjadi pemborosan energi pada perusahaan listrik. Sebaliknya apabila daya yang dibangkitkan atau yang disediakan pembangkit listrik lebih rendah dari permintaan atau kebutuhan beban konsumen maka akan terjadi over load yang akan berdampak pada terjadinya pemadaman, hal ini tentunya harus dihindari karena akan merugikan pihak konsumen dalam hal kontinuitas layanan. Oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian atau penyesuaian antara pembangkitan dengan permintaan daya. Agar tercapai penyesuaian antara pembangkitan dan permintaan daya, maka pihak penyedia listrik harus mengetahui beban atau permintaan daya listrik untuk beberapa waktu ke depan.

19 2 Prakiraan permintaan beban listik berdasarkan jangka waktu dapat dikelompokkan dalam (Marsudi, 2006) : 1) Prakiraan beban jangka panjang (long term) adalah prakiraan permintaan beban dengan jangka waktu di atas 1 (satu) tahun. 2) Prakiraan beban jangka menengah (medium term) adalah prakiraan permintaan beban dengan jangka waktu satu bulan sampai dengan satu tahun. 3) Prakiraan beban jangka pendek (short term) adalah prakiraan permintaan beban dengan jangka waktu beberapa jam dalam sehari sampai dengan satu minggu. Pada penelitian kali ini akan dibangun model prediksi yang dapat melakukan prakiraan beban listrik jangka pendek yang dapat digunakan untuk penjadualan dalam pengoperasian mesin pembangkit listrik Rumusan Permasalahan Metode prakiraan beban listrik jangka pendek yang selama ini dikembangkan atau telah diterapkan PLN adalah dengan metode koefisien beban yang merupakan metode konvensional berbasis statistik, yang dilakukan dengan mempelajari data beban listrik terdahulu. Koefisien beban didapatkan untuk tiap-tiap jam selama 24 jam untuk hari Senin s/d Minggu yang merupakan angka atau representasi dari prosentase atau perbandingan besar beban pada jam tersebut terhadap beban puncak pada hari tersebut. Koefisien beban yang telah didapat kemudian digunakan untuk memprediksi beban minggu berikutnya dengan mengalikan koefisien tersebut dengan beban puncak minggu yang sama tahun lalu. Selanjutnya koefisien beban ini perlu dikoreksi secara terus menerus berdasarkan hasil pengamatan atas beban yang sesungguhnya terjadi. Keberhasilan prediksi beban dengan metode ini terletak pada pengalaman dan keahlian seorang perencana penyediaan listrik yang lebih banyak dilakukan secara empiris. Oleh karena itu adanya metode lain yang dapat melakukan prakiraan beban listrik jangka pendek yang lebih sistematis dan akurat dengan menyertakan faktorfaktor yang mempengaruhinya sangat diperlukan.

20 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun dan merancang suatu model yang dapat digunakan untuk melakukan prediksi atau prakiraan beban listrik jangka pendek (short term) dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan. Alasan dari penggunaan jaringan syaraf tiruan (JST) adalah karena JST mampu melakukan pembelajaran terhadap pola data atau contoh yang diinputkan atau dapat melakukan generalisasi, abstraksi dan ekstraksi terhadap propertis data statistik data historis beban listrik kemudian dapat melakukan prediksi atau prakiraan besar beban yang akan datang Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian ini, adalah : 1) Model prediksi atau prakiraan beban listrik yang akan dibangun adalah untuk Wilayah Kerja PT. PLN untuk Kota Pontianak atau PLN Wilayah Kalimantan Barat Sektor Kapuas. 2) Faktor cuaca yang akan digunakan sebagai variabel dalam model yang dikembangkan adalah suhu atau temperatur udara, yang diperoleh di Kantor Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Pontianak. 3) Model JST yang akan dibangun menggunakan metode pembelajaran backpropagation atau propagasi balik dengan beberapa fungsi pelatihan (training functions) Manfaat Penelitian Model prediksi yang dikembangkan pada penelitian ini dapat menjadi salah satu model alternatif untuk membuat atau menyusun jadual pengoperasian mesin pembangkit tenaga/daya listrik jangka pendek (harian atau mingguan) dan menjadi acuan bagi operator pembangkit listrik dalam penyediaan/suplai tenaga listrik sesuai dengan permintaan daya atau kebutuhan konsumen.

21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beban dan Prakiraan Beban Listrik Di dalam sebuah sistem kelistrikan terdapat 2 sisi yang sangat berbeda, yaitu sisi beban dan sisi pembangkitan. Pada sisi beban atau beban sistem tenaga listrik merupakan pemakaian tenaga listrik dari para pelanggan listrik (konsumen) oleh karenanya besar kecilnya beban beserta perubahannya tergantung pada kebutuhan para pelanggan akan tenaga listrik, sedangkan sisi pembangkitan merupakan bagian yang memproduksi tenaga listrik. Seperti telah disebutkan terdahulu, bahwa tingkat produksi atau tenaga yang dihasilkan oleh mesin pembangkit listrik harus sesuai dengan tingkat kebutuhan atau besar beban yang harus dilayani. Oleh karenanya dalam mengoperasikan sistem tenaga listrik diperlukan perencanaan yang baik, untuk itu perlu dibuat Rencana Operasi terlebih dahulu sebelum suatu sistem akan dioperasikan. Rencana Operasi adalah suatu rencana mengenai bagaimana suatu sistem tenaga listrik akan dioperasikan untuk kurun atau jangka waktu tertentu. Rencana Operasi ini selanjutnya akan dipakai sebagai pedoman dalam pengoperasian sistem tenaga listrik. Rencana operasi berkaitan erat dengan upaya penyediaan tenaga listrik yang efisien dan handal. Efisien dimaksudkan agar tenaga listrik yang dibangkitkan benarbenar sesuai dengan yang dibutuhkan, sedangkan handal berkenaan dengan kualitas dan kuntinyuitas pelayanan. Untuk mengetahui berapa besar beban listrik yang harus dilayani, sebenarnya tidak ada perhitungan yang eksak mengenai berapa besar beban pada suatu saat, yang bisa dilakukan hanyalah membuat prakiraan atau prediksi beban. Untuk membuat prakiraan beban yang baik, perlu data atau informasi tentang beban sistem tenaga listrik yang sudah terjadi di masa lalu (Marsudi 2006). Oleh karenanya data statistik beban dari masa lalu sangat diperlukan untuk melakukan prakiraan beban listrik di masa yang akan datang yang dilakukan dengan cara mengekstrapolir grafik beban di masa lampau ke masa yang akan datang. Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya perubahan beban listrik, antara lain sebagai berikut : 1) Bertambahnya jumlah konsumen atau pelanggan tenaga listrik;

22 5 2) Bertambahnya tingkat konsumsi tenaga listrik dari konsumen, misalnya karena menambah peralatan listrik; 3) Suhu udara, ketika suhu udara tinggi maka pemakaian alat-alat pendingin ruangan bertambah; 4) Aktivitas atau kegiatan ekonomi dalam masyarakat; 5) Kegiatan sosial dalam masyarakat. Prakiraan beban listrik berdasarkan jangka waktu dapat dikelompokkan menjadi (Marsudi 2006) : 1. Perkiraan Beban Jangka Panjang Perkiraan beban jangka panjang adalah untuk jangka waktu di atas satu tahun. Persoalan makroekonomi merupakan masalah ekstern perusahaan listrik yang sangat menentukan arah prakiraan beban, masalah makroekonomi tersebut antara lain adalah pendapatan per kapita penduduk Indonesia. Karena prakiraan beban jangka panjang banyak menyangkut masalah makroekonomi yang bersifat ekstern, maka penyusunannya perlu mendapat pengarahan dari pemerintah. 2. Perkiraan Beban Jangka Menengah Prakiraan beban jangka menengah adalah untuk jangka waktu satu bulan sampai dengan satu tahun. Berbeda dengan prakiraan beban jangka panjang yang lebih banyak digunakan untuk keperluan perencanaan pengembangan sistem, sedangkan dalam prakiraan beban jangka menengah aspek operasional yang menonjol, karena dalam jangka menengah (kurang dari satu tahun) tidak banyak yang dapat dilakukan dalam segi pengembangan. Penyambungan langganan baru yang mempunyai daya tersambung dengan nilai antara 1% sampai dengan 3% dari beban puncak sistem perlu diperhitungkan dalam prakiraan beban jangka menengah. 3. Perkiraan Beban Jangka Pendek Prakiraan beban jangka pendek adalah untuk jangka waktu beberapa jam sampai satu minggu (168 jam). Dalam prakiraan beban jangka pendek terdapat batas atas untuk beban maksimum dan batas bawah untuk beban minimum yang ditentukan oleh prakiraan beban jangka menengah. Besarnya beban untuk setiap jam ditentukan dengan memperhatikan langgam/perilaku beban di waktu yang lalu

23 6 dengan memperhatikan berbagai informasi yang dapat mempengaruhi besarnya beban sistem seperti acara televisi dan suhu udara. Metode yang telah dikembangkan dan diterapkan oleh PLN dalam melakukan prakiraan beban listrik jangka pendek adalah Metode Koefisien Beban. Beban listrik untuk setiap jam diberi koefisien yang menggambarkan besarnya beban pada jam tersebut dalam perbandingannya terhadap beban puncak, misalnya k 4 = 0,6 berarti bahwa beban pada jam adalah sebesar 0,6 kali beban puncak yang terjadi pada jam atau pada k 19 = 1,0. Koefisien-koefisien ini berbeda untuk hari Senin s/d Minggu dan juga untuk hari libur bukan Minggu. Beban puncak dapat diperkirakan dengan melihat beban puncak mingguan pada tahun-tahun yang lalu kemudian dengan menggunakan koefisien-koefisien tersebut di atas bisa diperkirakan grafik beban harian untuk suatu minggu yang akan datang. Koefisien-koefisien ini perlu dikoreksi secara terus-menerus berdasarkan hasil pengamatan atas beban yang sesungguhnya terjadi Pengertian Neural Network Neural network atau artificial neural network (jaringan syaraf tiruan disingkat JST) adalah sistem komputasi dimana arsitektur dan operasi diilhami dari pengetahuan tentang sel syaraf biologis di dalam otak, yang merupakan salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba menstimulasi proses pembelajaran pada otak manusia tersebut. Definisi lain menurut Fausett (1994) artificial neural network adalah suatu sistem pemrosesan informasi yang mempunyai karakteristik menyerupai jaringan syaraf biologi. Jaringan syaraf tiruan tercipta sebagai generalisasi model matematis dari pemahaman manusia (human cognition) yang didasarkan pada asumsi : 1) Pemrosesan informasi terjadi pada elemen sederhana yang disebut neuron, unit, sel atau node. 2) Isyarat mengalir di antara sel syaraf/neuron melalui suatu sambungan penghubung. 3) Setiap sambungan penghubung memiliki bobot yang bersesuaian. Bobot ini akan digunakan untuk menggandakan isyarat yang dikirim melaluinya.

24 7 4) Setiap sel syaraf/neuron akan menerapkan fungsi aktivasi terhadap isyarat hasil penjumlahan berbobot yang masuk kepadanya untuk menentukan isyarat keluarannya. Karakteristik jaringan syaraf tiruan ditentukan oleh : - pola hubungan antar neuron (disebut dengan arsitektur jaringan); - metode untuk menentukan bobot penghubung (disebut metode training/ learning/algoritma); - fungsi aktivasi. Seperti halnya otak manusia, jaringan syaraf juga terdiri dari beberapa neuron dan ada hubungan antara neuron-neuron tersebut. Beberapa neuron akan mentransformasikan informasi yang diterimanya melalui sambungan keluaran menuju neuron-neuron yang lain. Dengan kata lain, neuron adalah sebuah unit pemroses informasi yang merupakan dasar operasi jaringan syaraf tiruan. Neuron ini dimodelkan dari penyederhanaan sel syaraf manusia yang sebenarnya. Gambar 1 adalah ilustrasi atau gambar yang menunjukkan suatu neuron. Gambar 1. Struktur Unit Jaringan Syaraf Tiruan Gambar 1 memperlihatkan struktur unit pengolah jaringan syaraf tiruan. Pada sisi sebelah kiri terlihat beberapa masukan yang menuju ke unit pengolah, yang masingmasing datang dari unit-unit yang berbeda X n. Setiap sambungan mempunyai kekuatan hubungan terkait (bobot) yang disimbolkan dengan W n. Unit pengolah akan membentuk penjumlahan berbobot dari tiap masukannya dan menggunakan fungsi

25 8 ambang non-linier (fungsi aktivasi) untuk menghitung keluarannya. Hasil perhitungan akan dikirimkan melalui hubungan keluaran seperti pada gambar pada sisi sebelah kanan. Pada Gambar 2 diperlihatkan suatu jaringan syaraf tiruan yang terdiri atas 3 lapisan unit pengolah. Lapisan pertama adalah unit-unit masukan. Unit-unit ini menyatakan nilai sebuah pola sebagai masukan jaringan. Lapisan tengah adalah lapisan tersembunyi (hidden layer) yang menanggapi sifat-sifat tertentu yang mungkin terlihat dalam pola masukan. Kadang-kadang terdapat lebih dari satu lapisan tersembunyi dalam satu jaringan. Lapisan terakhir adalah lapisan keluaran, yang bertugas sebagai tempat keluaran bagi jaringan syaraf. Gambar 2. Jaringan Syaraf Tiruan dengan 3 Lapisan Jaringan syaraf tiruan juga dapat digambarkan sebagai model matematis dan komputasi untuk fungsi aproksimasi non-linear, klasifikasi data cluster dan regresi non-parametrik atau sebuah simulasi dari koleksi model syaraf biologi. Model syaraf ditunjukkan dengan kemampuannya dalam emulasi, analisis, prediksi dan asosiasi. Kemampuan yang dimiliki JST dapat digunakan untuk belajar dan menghasilkan aturan atau operasi dari beberapa contoh atau input yang dimasukkan dan membuat prediksi tentang kemungkinan output yang akan muncul atau menyimpan karakteristik dari input yang disimpan kepadanya. Rao (1993) mendefinisikan jaringan syaraf (tiruan) sebagai sebuah kelompok pengolahan elemen dalam suatu kelompok yang khusus membuat perhitungan sendiri dan memberikan hasilnya kepada kelompok kedua atau berikutnya. Setiap sub-

26 9 kelompok menurut gilirannya harus membuat perhitungan sendiri dan memberikan hasilnya untuk subgrup atau kelompok yang belum melakukan perhitungan. Pada akhirnya sebuah kelompok dari satu atau beberapa pengolahan elemen tersebut menghasilkan keluaran (output) dari jaringan. Setiap pengolahan elemen membuat perhitungan berdasarkan pada jumlah masukan (input). Sebuah kelompok pengolahan elemen disebut layer atau lapisan dalam jaringan. Lapisan pertama adalah input dan yang terakhir adalah output. Lapisan di antara lapisan input dan output disebut dengan lapisan tersembunyi (hidden layer). Jaringan syaraf tiruan merupakan suatu bentuk arsitektur yang terdistribusi paralel dengan sejumlah besar neuron dan hubungan antar neuron tersebut. Tiap titik hubungan dari satu neuron ke neuron yang lain mempunyai harga yang diasosiasikan dengan bobot. Setiap neuron memiliki suatu nilai yang diasosiasikan sebagai titik aktivasi neuron. Berdasarkan cara memodifikasi bobotnya, ada dua macam pelatihan yang dikenal yaitu dengan terawasi atau terbimbing (supervised) dan tanpa pengawasan atau tanpa bimbingan (unsupervised). Dalam pelatihan dengan supervised, terdapat sejumlah pasangan data (masukan-target keluaran) yang dipakai untuk melatih jaringan hingga diperoleh bobot yang diinginkan. Pasangan data tersebut berfungsi sebagai guru untuk melatih jaringan hingga diperoleh bentuk yang terbaik. Guru akan memberikan informasi yang jelas tentang bagaimana sistem harus mengubah dirinya untuk meningkatkan unjuk kerjanya. Pada setiap kali pelatihan, suatu input diberikan ke jaringan. Jaringan akan memperoses dan mengeluarkan keluaran. Selisih antara keluaran jaringan dengan target (keluaran yang diinginkan) merupakan kesalahan yang terjadi. Jaringan akan memodifikasi bobot sesuai dengan kesalahan tersebut. Jaringan yang proses atau metode pelatihannya dengan pengawasan antara lain adalah perceptron, adaline dan backpropagation. Sebaliknya dalam pelatihan tanpa pengawasan (unsupervised), tidak ada guru yang akan mengarahkan proses pelatihan. Perubahan bobot jaringan dilakukan berdasarkan parameter tertentu dan jaringan dimodifikasi menurut ukuran parameter tersebut.

27 Arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan dirancang dengan menggunakan suatu aturan yang bersifat menyeluruh (general rule) dimana seluruh model jaringan memiliki konsep dasar yang sama. Arsitektur JST berkenaan dengan susunan neuron yang memperlihatkan pola hubungan antar neuron serta banyaknya layer/lapisan yang diterapkan pada jaringan. Arsitektur sebuah jaringan akan menentukan keberhasilan target yang akan dicapai karena tidak semua permasalahan dapat diselesaikan dengan arsitektur yang sama. Jaringan dengan banyak lapisan memiliki satu atau lebih lapisan yang terletak di antara lapisan input dan lapisan output seperti terlihat pada Gambar 3. Umumnya terdapat lapisan bobot-bobot yang terletak antara 2 lapisan yang bersebelahan. Jaringan dengan banyak lapisan ini dapat menyelesaikan permasalahan yang lebih sulit dari pada lapisan dengan lapisan tunggal, dengan pembelajaran yang lebih rumit. Gambar 3. Jaringan Syaraf Tiruan dengan Banyak Lapisan

28 Propagasi Balik (Backpropagation) Jaringan propagasi balik (backpropagation) merupakan salah satu algoritma yang sering digunakan dalam menyelesaikan persoalan atau masalah yang rumit. Hal ini dimungkinkan karena jaringan dengan algoritma ini dilatih (learned) dengan menggunakan metode belajar terbimbing. Pada jaringan diberikan sepasang pola yang terdiri atas pola masukan dan pola yang diinginkan. Ketika suatu pola diberikan kepada jaringan, bobot-bobot diubah untuk memperkecil perbedaan pola keluaran dan pola yang diinginkan. Latihan ini dilakukan secara berulang-ulang sehingga semua pola yang dikeluarkan jaringan dapat memenuhi pola yang diinginkan. Algoritma pelatihan jaringan syaraf tiruan propagasi balik terdiri atas 2 langkah, yaitu perambatan/propagasi maju dan perambatan/propagasi mundur. Langkah perambatan maju dan perambatan mundur ini dilakukan pada jaringan untuk setiap pola yang diberikan selama jaringan mengalami pelatihan. Jaringan propagasi balik terdiri atas 3 atau lebih lapisan/layer. Perbedaannya hanya pada jumlah lapisan tersembunyi yang dimilikinya, ada yang 1 lapisan ada yang lebih dari 1 lapisan. Gambar 4 menunjukkan jaringan propagasi balik dengan 3 lapisan, bagian bawah gambar sebagai masukan, bagian tengah disebut sebagai lapisan tersembunyi dan bagian atas disebut lapisan keluaran. Ketiga lapisan ini terhubung secara penuh. Gambar 4. Tiga Lapisan Jaringan Propagasi Balik

29 12 Perambatan maju dimulai dengan memberikan pola masukan ke lapisan masukan. Pola masukan ini merupakan nilai aktivasi unit-unit masukan. Dengan melakukan perambatan maju dihitung nilai aktivasi pada unit-unit di lapisan berikutnya. Pada setiap lapisan, tiap unit pengolah melakukan penjumlahan berbobot dan menerapkan fungsi sigmoid untuk menghitung keluarannya. Untuk menghitung nilai penjumlahan berbobot digunakan rumus : S Dengan : x i j = n xiw i= 0 ji... (2.1) = masukan yang berasal dari unit i w ji = bobot sambungan dari unit i ke unit j. Setelah nilai S j dihitung, fungsi sigmoid diterapkan pada S j untuk membentuk f(s j ). Fungsi sigmoid ini mempunyai persamaan : 1 f ( S j ) = 1 Sj..... (2.2) + e Gambar 5. Langkah Perambatan Maju Hasil perhitungan f(s j ) ini merupakan nilai aktivasi pada unit pengolah j. Nilai ini dikirimkan ke seluruh keluaran unit j. Setelah perambatan maju selesai dikerjakan maka jaringan siap melakukan perambatan mundur. Pada perambatan mundur yang dilakukan adalah menghitung galat dan mengubah bobot-bobot pada semua interkoneksinya. Di sini galat dihitung pada

30 13 semua unit pengolah dan bobotpun diubah pada semua sambungan. Perhitungan dimulai dari lapisan keluar dan mundur sampai lapisan masukan. Hasil keluaran dari perambatan maju dibandingkan hasil keluaran yang diinginkan. Berdasarkan perbedaan ini kemudian dihitung galat untuk tiap-tiap lapisan pada jaringan. Pertama-tama dihitung galat untuk lapisan keluaran (Gambar 6.a), kemudian bobotbobot setiap sambungan yang menuju lapisan keluaran disesuaikan. Setelah itu dihitung harga galat pada lapisan tersembunyi (Gambar 6.b) dan dihitung perubahan bobot yang menuju ke lapisan tersembunyi. Demikian proses dilakukan mundur sampai ke lapisan masukan secara iteratif. Jika j adalah salah satu unit pada lapisan keluaran maka galat lapisan keluaran dapat dihitung dengan rumus : δ j = (t j y j ) f (S j )... (2.3) Dengan : t j y j = keluaran yang diinginkan dari unit j = keluaran dari unit j f (S j ) = turunan pertama dari fungsi sigmoid S j = hasil penjumlahan berbobot. Gambar 6. Fungsi Sigmoid Beserta Turunannya. Jika j adalah suatu lapisan tersembunyi, maka galat lapisan tersembunyi dapat dihitung dengan menggunakan rumus : j k [ kwkj. f ']( S j ) δ = δ.... (2.4)

31 14 w ji = α.δ j.x i... (2.5) Dengan : w ji = perubahan bobot dari unit i ke unit j α = laju belajar (learning rate) δ j x i = galat lapisan tersembunyi = masukan yang berasal dari unit i Variabel α menyatakan suatu konstanta belajar yang berharga antara Nilai ini menunjukkan kecepatan belajar dari jaringan. Nilai yang terlalu tinggi dapat menyebabkan jaringan menjadi tidak stabil sedangkan nilai yang terlalu kecil dapat menjadikan waktu belajar yang lama. Oleh karena itu pemilihan nilai α harus seoptimal mungkin agar didapatkan proses belajar yang cepat. Dalam hal cara memodifikasi bobot (weight), pada propagasi balik standar, perubahan bobot didasarkan atas gradien yang terjadi untuk pola yang dimasukkan saat itu. Modifikasi yang dapat dilakukan adalah melakukan perubahan bobot yang didasarkan atas arah gradien pola terakhir dan pola sebelumnya (disebut momentum) yang dimasukkan (Jong 2005). Jadi tidak hanya pola masukkan terakhir saja yang diperhitungkan. Penambahan momentum dimaksudkan untuk menghindari perubahan bobot yang mencolok akibat adanya data yang sangat berbeda dengan yang lain (outlier). Apabila beberapa data terakhir yang diberikan ke jaringan memiliki pola serupa (berarti arah gradien sudah benar), maka perubahan bobot dilakukan secara cepat. Namun apabila data terakhir yang dimasukkan memiliki pola yang berbeda dengan sebelumnya, maka perubahan dilakukan secara lambat. Algoritma selengkapnya pelatihan jaringan backpropagation adalah sebagai berikut (Fausett 1994): Langkah 0 : Inisialisasi bobot-bobot (tetapkan dalam nilai acak kecil) Langkah 1 : Bila syarat berhenti adalah salah, kerjakan langkah 2 sampai 9. Langkah 2 : Untuk setiap pasangan pelatihan, kerjakan langkah 3 sampai 8. Umpan maju : Langkah 3 : Tiap unit masukan (x i, i = 1,...,n) menerima isyarat masukan x i dan diteruskan ke unit-unit tersembunyi.

32 15 Langkah 4 : Tiap unit tersembunyi (z j, j = 1,...,p) menjumlahkan isyarat masukan berbobot, j oj n z _ in = v + x v... (2.6) i= 1 i ij dengan menerapkan fungsi aktivasi hitung : z j = f(z-in j )... (2.7) dan kirim isyarat ini ke unit-unit keluaran. Gambar 7. Backpropagation Dengan Satu Lapisan Tersembunyi Langkah 5 : Tiap unit keluaran (y k, k = 1,...,m) menjumlahkan isyarat masukan berbobot, k ok p y _ in = w + z w... (2.8) j= 1 j jk dengan menerapkan fungsi aktivasi hitung, y k = f(y_in k )... (2.9) Perambatan Balik Galat : Langkah 6 : Tiap unit keluaran (y k, k = 1,...,m) menerima pola sasaran berkaitan dengan pola pelatihan masukannya.

33 16 Langkah 7 Hitung galat informasi : δ k = (t k y k ) f (y_in k )... (2.10) Hitung koreksi bobot dan prasikapnya: w jk = α δ k z j... (2.11) w 0k = α δ k... (2.12) : Tiap unit tersembunyi (z j, j = 1,...,p) menjumlahkan delta masukannya (dari unit-unit di lapisan atasnya). j m k= 1 k w jk δ _ in = δ... (2.13) Hitung galat informasinya : δ j = δ_in j f (z_in j )... (2.14) Hitung koreksi bobot dan prasikapnya : v ij = α δ j x i... (2.15) Perbaharui bobot dan prasikapnya : Langkah 8 : Tiap unit keluaran (y k, k=1,...,m) memperbaharui bobot-bobot dan prasikapnya (j=0,1,...,p) w jk (baru) = w jk (lama) + w jk... (2.16) Tiap unit tersembunyi (z j, j=1,...,p) memperbaharui bobot dan prasikapnya (i=0,1,,n); v ij (baru) = v ij (lama) + v ij... (2.17) Langkah 9 : Uji syarat berhenti. Prosedur pembaharuan bobot-bobot dapat dimodifikasi dengan menggunakan momentum. Dengan menambahkan momentum ke dalam rumus pembaharuan bobot, biasanya konvergensi akan lebih cepat dicapai. Dalam pembaharuan bobot menggunakan momentum, nilai bobot pada iterasi ke (t+1) ditentukan oleh nilai bobot pada iterasi ke t dan ke (t-1). Rumus pembaharuan bobotnya adalah sebagai berikut : atau, w ( t + 1) = w ( t) + αδ z + w ( t) w ( t 1) ij jk k j µ jk w ( t + 1) = αδ z + µ w ( t)... (2.18) ij k j ij jk

34 17 dan, atau, v ( t + 1) = v ( t) + αδ x + v ( t) v ( t 1) ij jk j i µ jk v ( t + 1) = αδ x + µ v ( t)... (2.19) ij j i ij jk Dengan : x 1..x n : masukan y 1..y n : keluaran z 1..z n : nilai lapisan tersembunyi v ij w jk δ α : bobot antara lapisan masukan dan lapisan tersembunyi : bobot antara lapisan tersembunyi dan lapisan keluaran : galat informasi : kecepatan atau laju belajar µ : momentum Kecepatan konvergensi juga dapat ditingkatkan dengan memodifikasi laju belajar menjadi adaptive yang berubah selama proses pelatihan. Jika galat yang muncul lebih besar daripada galat sebelumnya maka nilai bobot-bobot, prasikap, keluaran, dan galat yang baru diabaikan, dan nilai laju belajar diturunkan. Jika galat yang muncul lebih kecil daripada galat sebelumnya, maka nilai bobot-bobot, prasikap, keluaran, dan galat yang baru disimpan, dan laju belajar ditingkatkan Mean Square Error (MSE) Jaringan syaraf tiruan propagasi balik dilatih dengan metode belajar terbimbing. Pada metode ini jaringan diberi sekumpulan pasangan pola yang terdiri dari pola masukan dan pola yang diinginkan. Pelatihan dilakukan berulang-ulang sehingga dihasilkan jaringan yang memberikan tanggapan yang benar terhadap semua masukannya. Perhitungan kesalahan (error) merupakan pengukuran bagaimana jaringan dapat belajar dengan baik, sehingga jika dibandingkan dengan pola yang baru akan dengan mudah dikenali. Kesalahan (error) pada keluaran jaringan merupakan selisih antara keluaran sebenarnya (current output) dan keluaran yang diinginkan (desired output) atau target.

35 Selisih yang dihasilkan antara keduanya biasanya ditentukan dengan cara dihitung menggunakan persamaan : - Sum Square Error (SSE) : 2 SSE = ( Tjp Yjp )... (2.20) p - Mean Square Error (MSE) : j SSE MSE =... (2.21) n p. n j - Root Mean Square Error (RMSE) : RMSE = MSE (2.22) Dimana : T jp = nilai keluaran yang diinginkan atau target jaringan syaraf Y jp = nilai keluaran jaringan syaraf n p = jumlah seluruh pola n j = jumlah keluaran Transformasi Data Sebelum menggunakan data dengan metode atau teknik yang akan diterapkan, kita harus melakukan praprosesing terhadap data. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih akurat dalam pemakaian teknik-teknik machine learning atau data mining. Dalam beberapa hal, praprosesing bisa membuat nilai data menjadi lebih kecil tanpa merubah informasi yang dikandungnya. Ada beberapa cara transformasi data yang dilakukan sebelum menerapkan suatu metode, antara lain adalah normalisasi atau scaling adalah prosedur mengubah data sehingga berada dalam skala tertentu (Santosa 2007). Skala ini bisa antara (0,1), (-1,1) atau skala lain yaang dikehendaki. Misalkan kita akan mentransformasi data beban listrik, data beban tersebut akan dikonversi ke dalam skala atau rentang nilai antara 0 sampai dengan 1. Dalam hal ini batas bawah (BB) adalah 0 dan batas atas (BA) adalah 1. Jika nilai maksimum tiap kolom adalah X max dan nilai minimumnya adalah X min, untuk mengubah data ke skala baru, untuk setiap data bisa dilakukan rumus : X X min X = *( BA BB) + BB... (2.23) X X max min

36 Missing Value Jika suatu set data mempunyai beberapa pengamatan dengan missing value (record dengan beberapa nilai variabel tidak ada), maka ada beberapa cara mengatasinya. Kalau jumlah datanya besar, maka pengamatan dengan missing value bisa diabaikan. Ini dengan pertimbangkan bahwa pengamatan yang serupa masih banyak ditemukan di dalam data. Jika jumlah pengamatan terbatas atau kecil, maka missing value bisa diganti dengan nilai rata-rata dari variabel yang bersangkutan Penelitian Terdahulu Sebenarnya penelitian atau riset terdahulu tentang prediksi beban listrik menggunakan jaringan syaraf tiruan (artificial neural network) bukanlah hal baru, namun telah banyak dilakukan baik oleh peneliti luar maupun peneliti dalam negeri sendiri, antara lain sebagai berikut : 1) El-Sharkawi (1991). Short Term Electric Load Forecasting Using An Adaptively Trainer Layered Perceptron, IEEE. 2) Lee dan Park (1992). Short Term Load Forecasting Using an Artificial Neural Network, IEEE. 3) Karmila (2006). Pengembangan Jaringan Syaraf Tiruan pada Pemodelan Prakiraan Beban Listrik Jangka Pendek (Studi Kasus beban listrik Region I Jakarta-Banten). 4) Adepoju et al. (2007). Application of Neural Network to Load Forecasting in Nigerian Electrical Power System, The Pacific Journal of Science Technology. Hasil penelitian dari para peneliti tersebut di atas adalah Jaringan Syaraf Tiruan dapat digunakan untuk melakukan prediksi atau prakiraan beban listrik relatif lebih baik atau lebih akurat dari metode konvensional berbasis statistik.

37 3.1. Kerangka Pemikiran BAB III METODE PENELITIAN Permasalahan yang akan dijawab atau tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk melakukan prakiraan beban listrik jangka pendek atau untuk mendapatkan besar beban listrik jam per jam selama satu hari ke depan (besok), yang dapat digunakan para operator dalam pengendalian dan penjadualan mesin pembangkit listrik. Untuk melakukan prakiraan beban listrik, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dengan mempelajari dan mengevaluasi pola-pola beban setiap hari dalam satu minggu sampai beberapa minggu. Pola beban dalam setiap hari, menunjukkan perilaku konsumen atau pelanggan dalam menggunakan atau memanfaatkan tenaga listrik. Beban pada saat ini (current load) diakibatkan atau dipengaruhi oleh beban beberapa waktu berlalu (Lee dan Park 1992), misalnya beban pada hari Rabu dipengaruhi oleh beban pada hari Senin dan Selasa. Dengan kata lain, beban listrik pada jam ke-49 dipengaruhi oleh beban listrik yang terjadi 48 jam sebelumnya. Kerangka pemikiran untuk membangun suatu model prediksi/prakiraan beban listrik tersebut diperlihatkan seperti diagram alir berikut. Diagram alir ini memperlihatkan tahapan-tahapan ataupun proses-proses yang akan dilakukan dalam rencana penelitian ini. 1. Identifikasi masalah Identifikasi masalah merupakan tahap awal dari rencana penelitian ini. Prakiraan beban listrik beberapa waktu (satu hari sampai satu minggu) ke depan diperlukan dalam rangka membuat penjadualan sebagai pedoman bagi operator dalam pengoperasian mesin pembangkit listrik. Metode yang digunakan oleh pihak PLN selama ini adalah metode koefisien beban. Metode ini relatif sulit dilakukan dan memerlukan keahlian khusus serta pengalaman dalam memahami karakteristik beban (listrik) suatu daerah, sehingga tersedianya suatu metode alternatif yang cukup akurat dan relatif lebih mudah dilakukan untuk memprediksi beban masih diperlukan.

38 Gambar 8. Diagram Alir Model Prakiraan Beban Listrik Jangka Pendek 21

39 22 2. Pengumpulan Data Pengumpulan data, merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan dan melengkapi data yang diperlukan untuk melakukan penelitian, dalam hal ini adalah berupa data historis beban listrik dan temperatur udara kota Pontianak beberapa bulan yang lalu. Data tersebut berupa data beban listrik harian yang memperlihatkan perilaku beban listrik Kota Pontianak, berupa besar beban listrik dalam Mega-Watt (MW) dan waktu terjadinya beban tersebut dalam setiap hari (24 jam). Data tersebut diperoleh di PT. PLN Wilayah Kalbar (Unit Sektor Kapuas) untuk data beban listrik, sedangkan data atau informasi tentang temperatur udara harian berupa data temperatur minimum, rata-rata dan maksimum Kota Pontianak yang didapat di Badan Meteorologi dan Geofisika Supadio Pontianak. Kedua jenis data historis (beban listrik dan temperatur) tersebut di atas adalah data harian dengan rentang waktu Januari 2007 Mei Praproses Data Praproses data dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memperlakukan data beban listrik dan temperatur udara agar dapat diproses atau diterapkan pada model JST yang akan dikembangkan, beberapa tahapan dapat disampaikan sebagai berikut : a) Koreksi Data Koreksi terhadap data perlu dilakukan, baik terhadap record data beban listrik maupun temperatur udara yang hilang (miss value) dengan cara yang dapat dibenarkan yaitu dengan mengganti nilai tersebut dengan nilai rata-rata. b) Normalisasi Data Normalisasi data diperlukan dengan maksud untuk mempermudah proses perhitungan yaitu dengan mentransformasi nilai data kedalam range atau rentang nilai tertentu. Misalnya range data ditransformasi menjadi antara 0 dan 1, artinya data minimal adalah 0 dan data maksimal adalah 1. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan ataupun metode aktivasi yang diterapkan pada model JST yang dikembangkan.

40 23 4. Data Training dan Testing Membagi data tersebut menjadi 2 (dua) bagian, untuk keperluan pelatihan (data training) dan pengujian (data testing) agar menjadi data sebagai input (vektor input) maupun sebagai target (output) yang sesuai dengan model JST yang dikembangkan. 5. Rancangan Model dengan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Rancangan model prakiraan beban listrik jangka pendek dilakukan dengan membangun Jaringan Syaraf Tiruan (JST) dengan metode pembelajaran backpropagation atau propagasi balik, kemudian melakukan perubahan pada learning rate dan jumlah neuron pada hidden layer dengan trial and error, dengan harapan agar terjadinya konvergen menjadi lebih cepat. 6. Pengujian Model Pengujian pada model JST dilakukan untuk mengetahui ketepatan atau akurasi hasil atau ouput dari model prakiraan yang dibangun, dibandingkan dengan besar beban listrik yang sebenarnya (beban real). 7. Model Prakiraan Beban Listrik Model prakiraan yang telah dilakukan pengujian, telah siap untuk melakukan prakiraan beban listrik beberapa waktu kedepan dengan meng-inputkan data baru yang belum pernah dipakai pada proses training. 3.2 Data dan Alat Data yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah data historis beban listrik dan data temperatur udara Kota Pontianak untuk wilayah/area yang menjadi fokus penelitian. Data tersebut diperoleh di PT. PLN Wilayah Kalbar dan Kantor Badan Meteorologi dan Geofisika Supadio Pontianak ataupun unit/satuan kerja lain yang terkait. Alat-alat dan software (tool) yang digunakan diantaranya, seperangkat Personal Computer (Notebook) dengan spesifikasi Processor type Intel Pentium GHz, RAM 512 Mb, Hardisk 60 Gb, dan software Matlab versi 7.0, dan Microsoft Office 2003 untuk pengetikan dan dokumentasi penelitian.

41 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai Juni 2007 dan direncanakan akan selesai pada April 2008 bertempat di Laboratorium Komputer Program Magister Ilmu Komputer FMIPA-Institut Pertanian Bogor di Baranangsiang Bogor.

42 BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL JST 4.1. Desain Arsitektur Model JST Rancangan arsitektur model JST yang akan dikembangkan disesuaikan dengan aplikasi yang akan dikembangkan. Untuk melakukan prediksi atau prakiraan beban listrik yang memerlukan data atau pola beban atau input yang relatif besar, jaringan dengan banyak lapisan (multilayer net) dengan algoritma backpropagation dan metode pembelajaran terawasi (learning supervised) merupakan pilihan yang baik. Pada jaringan (model JST) diberikan sepasang pola yang terdiri dari pola masukan dan pola yang diinginkan atau target. Data beban yang digunakan sebagai input bagi model JST yang dikembangkan adalah data beban listrik setiap jam dalam sehari (beban selama 24 jam) dari bulan Januari 2007 s/d Mei Untuk data temperatur yang akan digunakan atau menjadi masukan bagi model JST adalah temperatur udara harian yang terdiri dari temperatur minimum, maksimum dan rata-rata. Dengan besarnya data yang akan digunakan dan relatif kompleksnya persoalan yang harus diselesaikan maka model JST yang akan dikembangkan adalah JST dengan arsitektur multilayer net yang terdiri dari 3 (tiga) layer (lapisan) yaitu : - Satu lapisan input yang terdiri dari beberapa neuron yang jumlahnya disesuaikan pola input. - Satu lapisan tersembunyi dengan beberapa neuron yang jumlahnya dilakukan dengan coba-coba (trial and error), yang dipilih adalah yang menghasilkan konvergensi dengan jumlah iterasi (epoch) paling sedikit. - Satu lapisan output/keluaran yang terdiri dari bebarapa neuron tergantung pola keluaran yang diinginkan Penentuan Pola Input dan Ouput A. Pola Input - Data beban listrik per hari yang memperlihatkan besar beban listrik dalam setiap jam selama 24 jam.

43 26 - Beban listrik atau pola beban listrik besok (yang akan datang) dipengaruhi oleh pola beban kemarin dan hari ini. B. Pola Ouput Keluaran yang diharapkan dari model atau jaringan adalah berupa prediksi atau prakiraan pola beban listrik besok (mendatang) atau besar beban listrik jam per jam selama 24 jam. Dengan demikian jumlah neuron keluaran jaringan adalah 24 neuron. Variabel yang mempengaruhi perilaku beban listrik adalah temperatur udara sehingga data atau record tentang kondisi suhu udara pada hari yang sama dengan terjadinya suatu beban dimasukkan sebagai input jaringan yang terdiri dari temperatur minimum, maksimum dan rata-rata. Berikut adalah gambar diagram blok dari model JST yang akan dikembangkan : Beban kemarin (24) Beban hari ini (24) Temperatur kemarin (3) Temperatur hari ini (3) Model JST Beban besok (24) (Hasil Prediksi) Gambar 9. Diagram Blok Model JST Tabel 1. Input-Output Model Jaringan Input Model JST (X n ) X 1,...,X 24 X 25,...,X 48 X 49 - X 51 X 52 - X 54 Keterangan Data beban listrik kemarin jam per jam selama 24 jam, 24 neuron input Data beban listrik hari ini jam per jam selama 24 jam, 24 neuron input. Data suhu udara kemarin (T min, T avg, T maks ), 3 neuron input Data suhu udara hari ini (T min, T avg, T maks ), 3 neuron input

44 27 Output Model JST (Y n ) Y 1,...,Y 24 Keterangan Keluaran dari model JST berupa besar beban listrik besok (prakiraan) jam per jam selama 24 jam, 24 neuron output Jumlah varibel yang menjadi input bagi model JST adalah 54. Jumlah data atau banyaknya pola beban yang akan digunakan pada model JST pada penelitian ini adalah data beban listrik dan temperatur harian dari bulan Januari 2007 s/d Mei 2007 (5 bulan). Gambar 10. Arsitektur Model JST yang dikembangkan 4.3. Praproses Data - Data beban listrik dan temperatur dibagi menjadi 2 (dua) bagian, 138 pola data digunakan sebagai data untuk men-training model JST sedangkan sisanya atau 7 pola data digunakan untuk pengujian model. - Fungsi aktivasi yang diterapkan pada jaringan adalah fungsi sigmoid biner yang memiliki rentang nilai antara 0 s/d 1, sehingga data beban listrik dan temperatur udara perlu dilakukan normalisasi data dengan menggunakan persamaan (2.23).

45 Algoritma Pembelajaran Jaringan Algoritma pembelajaran yang diterapkan pada model prediksi JST adalah propagasi balik (backpropagation) dengan metode supervised learning (pembelajaran terawasi), dimana ada nilai target yang akan dicapai oleh keluaran (output) jaringan/model JST yang dikembangkan Hasil Pelatihan Model JST Kinerja dari model JST dinyatakan dengan MSE (mean square error) yang merupakan ukuran ketepatan atau kemampuan model JST dalam mencapai nilai target atau nilai yang diinginkan. Pelatihan propagasi balik (backpropagation) menggunakan metode pencarian titik minimum untuk mencari bobot dengan error minimum. Pada proses pencarian ini dikenal 2 macam mode yaitu metode incremental dan metode kelompok (batch). Dalam metode incremental, bobot diubah setiap kali pola masukan diberikan ke jaringan. Sebaliknya, dalam mode kelompok, bobot diubah setelah semua pola masukan diberikan ke jaringan. Error yang terjadi dalam setiap pola masukan dijumlahkan untuk menghasilkan bobot baru. Metode yang paling sederhana untuk merubah bobot adalah metode penurunan gradien (gradient descent). Bobot dan bias diubah pada arah dimana unjuk kerja fungsi menurun paling cepat, yaitu dalam arah negatif gradiennya. Untuk mencapai konvergensi yang lebih cepat model yang dikembangkan diatur pada learning rate, jumlah neuron pada lapisan tersembunyi (hidden layer) serta dengan mengubah fungsi pelatihan atau training functions (traingd, traingda, traingdx, traingdm, traincgf, traincgp, traincgb). Pada penelitian ini banyaknya data (pola data) yang digunakan untuk training adalah 138 pola. Dengan mencoba berbagai nilai atau besaran untuk learning rate dan jumlah neuron hidden layer, dimulai dengan learning rate 0.1, 0.2,...,1 kemudian jumlah neuron pada hidden layer menggunakan kelipatan 10 (10, 20, 30,...,280) sedangkan training function yang digunakan adalah Traingd. Selanjutnya dengan cara atau kombinasi yang sama digunakan training functions traingda, traingdx, traingdm, traincgf, traincgp, traincgb. Dari hasil coba-coba (trial and error) didapat nilai 0.5 untuk learning rate dan 220 untuk jumlah neuron hidden layer. Pada nilai

46 29 tersebut ketika training dilakukan, proses iterasi yang terjadi pada model JST menghasilkan nilai MSE yang semakin baik atau terjadi konvergen menjadi lebih cepat. Berikut ini adalah ilustrasi hasil pelatihan terhadap model jaringan syaraf tiruan yang dibangun dengan menerapkan beberapa fungsi pelatihan (training function). Untuk learning rate = 0.5 dengan jumlah neuron hidden layer = 220 dan fungsi pelatihan traingd : 10 0 Performance is , Goal is Training-Blue Goal-Black Epochs Gambar 11. Grafik performance JST dengan fungsi pelatihan traingd

47 30 Untuk learning rate = 0.5 dengan jumlah neuron hidden layer = 220 dan fungsi pelatihan traingda : 10 0 Performance is , Goal is Training-Blue Goal-Black Epochs Gambar 12. Grafik performance JST dengan fungsi pelatihan traingda Untuk learning rate = 0.5 dengan jumlah neuron hidden layer = 220 dan fungsi pelatihan traingdx : 10 0 Performance is , Goal is Training-Blue Goal-Black Epochs Gambar 13. Grafik performance JST dengan fungsi pelatihan traingdx

48 31 Untuk learning rate = 0.5 dengan jumlah neuron hidden layer = 220 dan fungsi pelatihan traingdm : 10 0 Performance is , Goal is Training-Blue Goal-Black Epochs Gambar 14. Grafik performance JST dengan fungsi pelatihan traingdm Untuk learning rate = 0.5 dengan jumlah neuron hidden layer = 220 dan fungsi pelatihan traincgf : 10 0 Performance is , Goal is Training-Blue Goal-Black Epochs Gambar 15. Grafik performance JST dengan fungsi pelatihan traincgf

49 32 Untuk learning rate = 0.5 dengan jumlah neuron hidden layer = 220 dan fungsi pelatihan traincgp : 10 0 Performance is e-005, Goal is Training-Blue Goal-Black Epochs Gambar 16. Grafik performance JST dengan fungsi pelatihan traincgp Untuk learning rate = 0.5 dengan jumlah neuron hidden layer = 220 dan fungsi pelatihan traincgb: 10 0 Performance is e-005, Goal is Training-Blue Goal-Black Epochs Gambar 17. Grafik performance JST dengan fungsi pelatihan traincgb

50 33 Setelah melakukan training dan menerapkan beberapa fungsi pelatihan didapat bahwa JST dengan fungsi pelatihan traincgb, model memberikan respon yang baik dengan menghasilkan nilai MSE pada epoch ke 642. Kemudian nilai bobot (weight) yang telah didapat disimpan. Hasil pelatihan dengan beberapa fungsi pelatihan disampaikan dalam bentuk tabel 2 berikut ini : Tabel 2. Kinerja Model JST pada beberapa Fungsi Pelatihan Fungsi Pelatihan Epoch MSE Keterangan Traingd Belum konvergen Traingda Belum konvergen Traingdx Belum konvergen Traingdm Belum konvergen Traincgf Belum konvergen Traincgp Konvergen Traincgb Konvergen Keterangan : Learning rate = 0.5 Jumlah neuron hidden layer = 220 Galat (toleransi kesalahan) = Maksimum epoch = Tahap Pengujian Tahap pengujian pada model JST dilakukan dengan memberikan pola data baru yang belum pernah digunakan pada proses pelatihan. Data ini memang sudah dipisahkan sejak awal atau ketika tahapan praproses data. Data yang dimasukkan ke JST adalah data beban listrik dan suhu udara pada hari Selasa 15 Mei 2007 dan Rabu 16 Mei Hasil atau output jaringan merupakan data beban listrik hari Kamis 17 Mei 2007 merupakan hasil prediksi. Hasilnya dalam bentuk tabel dan dalam bentuk grafik disampaikan sebagai berikut.

51 34 Beban Real Tabel 3. Beban Listrik tanggal 17 Mei 2007 Prediksi JST Prediksi PLN Real-JST Real-PLN Error JST Error PLN Waktu (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (%) (%) Rata-rata error Tabel 3 di atas memperlihatkan besar beban listrik yang sebenarnya terjadi pada tanggal 17 Mei 2007 di Kota Pontianak atau disebut beban Real. Sedangkan prediksi JST adalah prakiraan atau prediksi tentang besar beban listrik yang dilakukan oleh model JST yang dikembangkan dalam penelitian ini, dan prediksi PLN adalah prakiraan atau prediksi yang dibuat oleh PLN. Selisih antara beban beban real dengan beban hasil prediksi JST diperlihatkan pada kolom Real JST. Tanda minus (-) menunjukkan bahwa beban hasil prediksi lebih besar dari beban real, sedangkan yang tidak bertanda ( ) adalah plus yang berarti kebalikannnya yaitu beban real lebih besar dari beban hasil prediksi. Secara grafis besar beban listrik yang merupakan beban real, prakiraan (prediksi) JST dan prakiraan PLN dapat diilustrasikan pada Gambar 18 berikut ini.

52 35 Kurva Beban Listrik, Kamis 17 Mei 2008 Mw Jam Real Prediksi JST Prediksi PLN Gambar 18. Kurva Beban Listrik tanggal 17 Mei 2007 Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa perbedaan terbesar beban real dan beban hasil prediksi JST adalah sebesar MW tanda minus (-) menunjukkan bahwa hasil prediksi lebih besar dari beban real dan beban ini terjadi pada pukul 18.00, sedangkan perbedaan terkecil terjadi pada pukul yaitu terjadi perbedaan sebesar MW. Besar perbedaan beban tersebut jika diprosentase adalah 24.24% untuk beban terbesar sedangkan untuk beban terkecil adalah 0.02%. Rata-rata error dalam satu hari (24 jam) adalah jumlah error tiap-tiap jam dibagi 24 sehingga hasilnya adalah 8.07%. Perbedaan terbesar antara beban real dengan beban hasil prediksi PLN terjadi pada pukul yaitu sebesar MW atau dalam prosentase adalah 34.9%, sedangkan perbedaan terkecil terjadi pada pukul yaitu sebesar 1.33 MW atau sekitar 1.87%. Jika dirata-ratakan error hasil prediksi PLN dalam satu hari adalah 9.25%, dengan demikian jika kedua hasil prediksi pada tanggal 17 Mei 2007 dibandingkan, ternyata hasil prediksi model JST lebih baik dari prediksi PLN. Berikut ini adalah hasil-hasil prakiraan beban listrik harian Kota Pontianak menggunakan jaringan syaraf tiruan (JST) dibandingkan dengan beban yang sebenarnya terjadi (beban real) dan juga dengan beban hasil prediksi PLN untuk tanggal 18 Mei s/d 23 Mei 2007 yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

53 36 Tabel 4. Beban Listrik tanggal 18 Mei 2007 Waktu Beban Real Prediksi JST Prediksi PLN Real-JST Real-PLN Error JST Error PLN (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (%) (%) Rata-rata error Kurva Beban Jum'at 18 Mei Mw Real Prediksi JST Prediksi PLN Jam Gambar 19. Kurva Beban Listrik tanggal 18 Mei 2007

54 37 Tabel 5. Beban Listrik tanggal 19 Mei 2007 Beban Real Prediksi JST Prediksi PLN Real-JST Real-PLN Error JST Error PLN Waktu (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (%) (%) Rata-rata error Kurva Beban Listrik, Sabtu 19 Mei Mw Jam Real Prediksi JST Prediksi PLN Gambar 20. Kurva Beban Listrik tanggal 19 Mei 2007

55 38 Tabel 6. Beban Listrik tanggal 20 Mei 2007 Beban Real Prediksi JST Prediksi PLN Real-JST Real-PLN Error JST Error PLN Waktu (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (%) (%) Rata-rata error Kurva Beban Listrik, Minggu 20 Mei Mw Jam Real Prediksi JST Prediksi PLN Gambar 21. Kurva Beban Listrik tanggal 20 Mei 2007

56 39 Tabel 7. Beban Listrik tanggal 21 Mei 2007 Beban Real Prediksi JST Prediksi PLN Real-JST Real-PLN Error JST Error PLN Waktu (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (%) (%) Rata-rata error Kurva Beban Listrik, Senin 21 Mei Mw Jam Real Prediksi JST Prediksi PLN Gambar 22. Kurva Beban Listrik tanggal 21 Mei 2007

57 40 Tabel 8. Beban Listrik tanggal 22 Mei 2007 Beban Real Prediksi JST Prediksi PLN Real-JST Real-PLN Error JST Error PLN Waktu (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (%) (%) Rata-rata error Kurva Beban Listrik, Selasa 22 Mei Mw Jam Real Prediksi JST Prediksi PLN Gambar 23. Kurva Beban Listrik tanggal 22 Mei 2007

58 41 Tabel 9. Beban Listrik tanggal 23 Mei 2007 Beban Real Prediksi JST Prediksi PLN Real-JST Real-PLN Error JST Error PLN Waktu (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (%) (%) Rata-rata error Kurva Beban Listrik, Rabu 23 Mei Mw Jam Real Prediksi JST Prediksi PLN Gambar 24. Kurva Beban Listrik tanggal 23 Mei 2007

59 42 Berdasarkan Tabel 4 sampai dengan Tabel 9 di atas yang merupakan perbandingan hasil prediksi/prakiraan beban listrik versi model jaringan syaraf tiruan dan versi metode koefisien beban (PLN) dari tanggal 18 Mei 2007 s/d 23 Mei 2007, disampaikan sebagai berikut : - Untuk hari Jum at tanggal 18 Mei 2007 rata-rata error hasil prediksi model jaringan syaraf tiruan adalah 4.10%, sedangkan rata-rata error versi PLN adalah 4.29%. Hasil prediksi pada hari ini memperlihatkan bahwa, prediksi JST lebih baik dari prediksi model JST. - Untuk hari Sabtu tanggal 19 Mei 2007 rata-rata error hasil prediksi model jaringan syaraf tiruan adalah 6.94%, sedangkan rata-rata error versi PLN adalah 6.14%. Hasil prediksi pada hari ini memperlihatkan bahwa, prediksi PLN lebih baik dari prediksi model JST. - Untuk hari Minggu tanggal 20 Mei 2007 rata-rata error hasil prediksi model jaringan syaraf tiruan adalah 6.86%, sedangkan rata-rata error versi PLN adalah 7.75%. Hasil prediksi pada hari ini memperlihatkan bahwa, prediksi model JST lebih baik dari prediksi PLN. - Untuk hari Senin tanggal 21 Mei 2007 rata-rata error hasil prediksi model jaringan syaraf tiruan adalah 4.66%, sedangkan rata-rata error versi PLN adalah 7.11%. Hasil prediksi pada hari ini memperlihatkan bahwa, prediksi model JST lebih baik dari prediksi PLN. - Untuk hari Selasa tanggal 22 Mei 2007 rata-rata error hasil prediksi model jaringan syaraf tiruan adalah 4.74%, sedangkan rata-rata error versi PLN adalah 16.05%. Hasil prediksi pada hari ini memperlihatkan bahwa, prediksi model JST lebih baik dari prediksi PLN. - Untuk hari Rabu tanggal 23 Mei 2007 rata-rata error hasil prediksi model jaringan syaraf tiruan adalah 5.30%, sedangkan rata-rata error versi PLN adalah 7.08%.

60 Hasil prediksi pada hari ini memperlihatkan bahwa, prediksi model JST lebih baik dari prediksi PLN. 43 Rata-rata error hasil prediksi model JST dan PLN selama satu minggu dapat disampaikan dalam bentuk Tabel 10 berikut ini : Tabel 10. Rata-Rata Error Hasil Prediksi JST dan PLN Satu Minggu Tanggal Rata-Rata Error Hasil Prediksi (%) JST PLN Keterangan 17 Mei Error JST < Error PLN 18 Mei Error JST < Error PLN 19 Mei Error JST > Error PLN 20 Mei Error JST < Error PLN 21 Mei Error JST < Error PLN 22 Mei Error JST < Error PLN 23 Mei Error JST < Error PLN Rata2 Error Mingguan Error JST < Error PLN Berdasarkan pada Tabel 10 di atas diketahui bahwa Rata-Rata Error hasil prediksi beban listrik selama satu minggu, prediksi JST lebih baik dari prediksi PLN yang menggunakan metode koefisien beban. Rata-rata error mingguan hasil prediksi JST adalah sebesar 5.81% sedangkan rata-rata error mingguan PLN adalah 8.24%. Demikian juga dengan error tertinggi (maksimum error) prediksi JST adalah 8.07% sedangkan error tertinggi prediksi PLN adalah 16.05%

61 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1) Semakin banyak data historis atau pola data beban listrik yang digunakan untuk men-training model jaringan syaraf tiruan akan menghasilkan tingkat pengenalan ataupun generalisasi terhadap pola beban listrik menjadi semakin baik yang mengakibatkan pada kemampuan model jaringan syaraf tiruan dalam memprediksi beban akan semakin baik. 2) Selisih antara beban real dengan beban hasil prediksi (prakiraan) dinyatakan dengan persentase atau persen error. Persen error atau kesalahan tertinggi prediksi dengan jaringan syaraf tiruan pada tanggal 17 Mei 2007 adalah 24.24% yang terjadi pada pukul dengan rata-rata error adalah 8.07%, sedangkan error tertinggi prediksi PLN adalah 34.90% yang terjadi pada pukul dengan rata-rata error adalah 9.25%. 3) Hasil prediksi beban listrik selama satu minggu yaitu mulai tanggal 17 Mei 2007 s/d 23 Mei 2007, memberikan hasil sebagai berikut : Hasil prediksi jaringan syaraf tiruan lebih baik untuk tanggal 17 Mei, 18 Mei, 20 Mei, 21 Mei, 22 Mei dan 23 Mei, sedangkan hasil prediksi PLN lebih baik hanya untuk tanggal 19 Mei. Rata-rata error hasil prediksi jaringan syaraf tiruan selama satu minggu adalah 5.81%, sedangkan rata-rata error hasil prediksi PLN selama satu minggu adalah 8.24%. 4) Secara umum hasil prediksi beban listrik dengan jaringan syaraf tiruan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan prediksi menggunakan metode koefesien beban yang selama ini digunakan oleh PLN.

62 Saran Penelitian ini masih dapat dikembangkan sebagai upaya untuk meningkatkan akurasi model JST dalam melakukan prakiraan atau prediksi beban listrik jangka pendek, antara lain dengan menambah data atau pola data input sebagai data training. Data input tersebut terdiri dari data beban listrik harian dan data temperatur udara harian. Pada penelitian ini data beban listrik harian yang didapat dan digunakan adalah lima bulan sedangkan data temperatur udara harian yang didapat terdiri dari temperatur rata-rata, minimum dan maksimum. Oleh karena itu hasil penelitian diharapkan akan lebih baik lagi jika menggunakan data beban listrik yang lebih banyak dan tersedia data temperatur udara harian dalam format jam per jam. Penelitian juga dapat dilanjutkan dengan meneliti besar daya (Mega-watt) dan nilai biaya (Rupiah) yang bisa dihemat.

63 DAFTAR PUSTAKA Adepoju, Ogunjuyigbe, Alawode Application of Neural Network to Load Forecasting in Nigerian Electrical Power System, The Pacific Journal of Science Technology. Alkaff G Jaringan Syaraf Tiruan untuk Pengenalan Jenis Kayu Berbasis Citra [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Basi D, Olivares O Medium Term Electric Load Forecasting Using TLFN Neural Networks, International Jornal of Computers, Communications & Control. Chen WK The Electrical Engineering Handbook, Elsevier Academic Press. El-Sharkawi Short Term Electric Load Forecasting Using An Adaptively Trainer Layered Perceptron, IEEE. Fausett L Fundamentals of Neural Networks Architectures, Algorithms and Applications, London: Prantice-Hall, Inc. Gonen T Electric Power Distribution System Engineering, Mc Graw-Hill Publ. Hermawan A Jaringan Saraf Tiruan Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: Penerbit Andi. Jong JS Jaringan Syaraf Tiruan dan Pemogramannya Menggunakan Matlab, Yogyakarta: Penerbit Andi. Karmila S Pengembangan Jaringan Syaraf Tiruan pada Pemodelan Prakiraan Beban Listrik Jangka Pendek [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Kusumadewi S Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya), Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. Lee KY, Park JH Short Term Load Forecasting Using an Artificial Neural Network, IEEE. Marimin Teori dan Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajemen, Bogor: IPB Press. Marsudi D Operasi Sistem Tenaga Listrik, Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

64 47 Pabla AS Electric Power Distribution Systems, Mc Graw-Hill Publ. Pandjaitan LW Dasar-dasar Komputasi Cerdas, Yogyakarta: Penerbit Andi. Pansini A Guide to Electrical Power Distribution Systems, Published by The Fairmont Press, Inc. 700 Indian Trail Lilburn, GA Rao V C++ Neural Networks and Fuzzy Logic, IDG Books Worldwide, Inc. Santosa B Data Mining: Teknik Pemanfaatan Data untuk Keperluan Bisnis, Graha Ilmu Yogyakarta.

65 LAMPIRAN 48

66 49 LAMPIRAN 1. DATA BEBAN LISTRIK HARIAN KOTA PONTIANAK UNTUK PELATIHAN MODEL JST Monday, January 01, Tuesday, January 02, Wednesday, January 03, Thursday, January 04, Friday, January 05, Saturday, January 06, Sunday, January 07, Monday, January 08, Tuesday, January 09, Wednesday, January 10, Thursday, January 11, Friday, January 12, Saturday, January 13, Sunday, January 14, Monday, January 15, Tuesday, January 16, Wednesday, January 17, Thursday, January 18, Friday, January 19, Saturday, January 20, Sunday, January 21, Monday, January 22, Tuesday, January 23, Wednesday, January 24, Thursday, January 25, Friday, January 26, Saturday, January 27, Sunday, January 28, Monday, January 29, Tuesday, January 30, Wednesday, January 31, Thursday, February 01, Friday, February 02, Saturday, February 03, Sunday, February 04, Monday, February 05,

67 Tuesday, February 06, Wednesday, February 07, Thursday, February 08, Friday, February 09, Saturday, February 10, Sunday, February 11, Monday, February 12, Tuesday, February 13, Wednesday, February 14, Thursday, February 15, Friday, February 16, Saturday, February 17, Sunday, February 18, Monday, February 19, Tuesday, February 20, Wednesday, February 21, Thursday, February 22, Friday, February 23, Saturday, February 24, Sunday, February 25, Monday, February 26, Tuesday, February 27, Wednesday, February 28, Thursday, March 01, Friday, March 02, Saturday, March 03, Sunday, March 04, Monday, March 05, Tuesday, March 06, Wednesday, March 07, Thursday, March 08, Friday, March 09, Saturday, March 10, Sunday, March 11, Monday, March 12, Tuesday, March 13, Wednesday, March 14, Thursday, March 15, Friday, March 16,

68 Saturday, March 17, Sunday, March 18, Monday, March 19, Tuesday, March 20, Wednesday, March 21, Thursday, March 22, Friday, March 23, Saturday, March 24, Sunday, March 25, Monday, March 26, Tuesday, March 27, Wednesday, March 28, Thursday, March 29, Friday, March 30, Saturday, March 31, Sunday, April 01, Monday, April 02, Tuesday, April 03, Wednesday, April 04, Thursday, April 05, Friday, April 06, Saturday, April 07, Sunday, April 08, Monday, April 09, Tuesday, April 10, Wednesday, April 11, Thursday, April 12, Friday, April 13, Saturday, April 14, Sunday, April 15, Monday, April 16, Tuesday, April 17, Wednesday, April 18, Thursday, April 19, Friday, April 20, Saturday, April 21, Sunday, April 22, Monday, April 23, Tuesday, April 24,

69 Wednesday, April 25, Thursday, April 26, Friday, April 27, Saturday, April 28, Sunday, April 29, Monday, April 30, Tuesday, May 01, Wednesday, May 02, Thursday, May 03, Friday, May 04, Saturday, May 05, Sunday, May 06, Monday, May 07, Tuesday, May 08, Wednesday, May 09, Thursday, May 10, Friday, May 11, Saturday, May 12, Sunday, May 13, Monday, May 14,

70 53 LAMPIRAN 2. DATA BEBAN LISTRIK HARIAN KOTA PONTIANAK UNTUK PENGUJIAN MODEL JST Tuesday, May 15, Wednesday, May 16, Thursday, May 17, Friday, May 18, Saturday, May 19, Sunday, May 20, Monday, May 21, Tuesday, May 22, Wednesday, May 23, Thursday, May 24, Friday, May 25, Saturday, May 26, Sunday, May 27, Monday, May 28, Tuesday, May 29, Wednesday, May 30, Thursday, May 31,

71 54 LAMPIRAN 3. DATA TEMPERATUR UDARA HARIAN KOTA PONTIANAK UNTUK PELATIHAN MODEL JST TANGGAL TEMPERATUR UDARA TEMPERATUR UDARA TEMPERATUR UDARA TANGGAL TANGGAL MIN MAKS AVR MIN MAKS AVR MIN MAKS AVR Monday, January 01, Thursday, February 01, Sunday, March 04, Tuesday, January 02, Friday, February 02, Monday, March 05, Wednesday, January 03, Saturday, February 03, Tuesday, March 06, Thursday, January 04, Sunday, February 04, Wednesday, March 07, Friday, January 05, Monday, February 05, Thursday, March 08, Saturday, January 06, Tuesday, February 06, Friday, March 09, Sunday, January 07, Wednesday, February 07, Saturday, March 10, Monday, January 08, Thursday, February 08, Sunday, March 11, Tuesday, January 09, Friday, February 09, Monday, March 12, Wednesday, January 10, Saturday, February 10, Tuesday, March 13, Thursday, January 11, Sunday, February 11, Wednesday, March 14, Friday, January 12, Monday, February 12, Thursday, March 15, Saturday, January 13, Tuesday, February 13, Friday, March 16, Sunday, January 14, Wednesday, February 14, Saturday, March 17, Monday, January 15, Thursday, February 15, Sunday, March 18, Tuesday, January 16, Friday, February 16, Monday, March 19, Wednesday, January 17, Saturday, February 17, Tuesday, March 20, Thursday, January 18, Sunday, February 18, Wednesday, March 21, Friday, January 19, Monday, February 19, Thursday, March 22, Saturday, January 20, Tuesday, February 20, Friday, March 23, Sunday, January 21, Wednesday, February 21, Saturday, March 24, Monday, January 22, Thursday, February 22, Sunday, March 25, Tuesday, January 23, Friday, February 23, Monday, March 26, Wednesday, January 24, Saturday, February 24, Tuesday, March 27, Thursday, January 25, Sunday, February 25, Wednesday, March 28, Friday, January 26, Monday, February 26, Thursday, March 29, Saturday, January 27, Tuesday, February 27, Friday, March 30, Sunday, January 28, Wednesday, February 28, Saturday, March 31, Monday, January 29, Thursday, March 01, Tuesday, January 30, Friday, March 02, Wednesday, January 31, Saturday, March 03,

72 55 TANGGAL TEMPERATUR UDARA TEMPERATUR UDARA TEMPERATUR UDARA TANGGAL TANGGAL MIN MAKS AVR MIN MAKS AVR MIN MAKS AVR Sunday, April 01, Monday, April 16, Wednesday, May 02, Monday, April 02, Tuesday, April 17, Thursday, May 03, Tuesday, April 03, Wednesday, April 18, Friday, May 04, Wednesday, April 04, Thursday, April 19, Saturday, May 05, Thursday, April 05, Friday, April 20, Sunday, May 06, Friday, April 06, Saturday, April 21, Monday, May 07, Saturday, April 07, Sunday, April 22, Tuesday, May 08, Sunday, April 08, Monday, April 23, Wednesday, May 09, Monday, April 09, Tuesday, April 24, Thursday, May 10, Tuesday, April 10, Wednesday, April 25, Friday, May 11, Wednesday, April 11, Thursday, April 26, Saturday, May 12, Thursday, April 12, Friday, April 27, Sunday, May 13, Friday, April 13, Saturday, April 28, Monday, May 14, Saturday, April 14, Sunday, April 29, Sunday, April 15, Monday, April 30,

73 56 LAMPIRAN 4. DATA TEMPERATUR UDARA HARIAN KOTA PONTIANAK UNTUK PENGUJIAN MODEL JST TANGGAL TEMPERATUR UDARA MIN MAKS AVR Tuesday, May 15, Wednesday, May 16, Thursday, May 17, Friday, May 18, Saturday, May 19, Sunday, May 20, Monday, May 21, Tuesday, May 22, Wednesday, May 23, Thursday, May 24, Friday, May 25, Saturday, May 26, Sunday, May 27, Monday, May 28, Tuesday, May 29, Wednesday, May 30, Thursday, May 31,

74 LAMPIRAN 5. Gambar Pengguna Antarmuka (Graphic User Interface) 57

PRAKIRAAN BEBAN LISTRIK KOTA PONTIANAK DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) AGUS HASIM

PRAKIRAAN BEBAN LISTRIK KOTA PONTIANAK DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) AGUS HASIM PRAKIRAAN BEBAN LISTRIK KOTA PONTIANAK DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) AGUS HASIM SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

PRAKIRAAN BEBAN LISTRIK KOTA PONTIANAK DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) AGUS HASIM

PRAKIRAAN BEBAN LISTRIK KOTA PONTIANAK DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) AGUS HASIM PRAKIRAAN BEBAN LISTRIK KOTA PONTIANAK DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) AGUS HASIM SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beban dan Prakiraan Beban Listrik Di dalam sebuah sistem kelistrikan terdapat 2 sisi yang sangat berbeda, yaitu sisi beban dan sisi pembangkitan. Pada sisi beban atau beban

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara BAB II DASAR TEORI Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga berfungsi sebagai dasar untuk memberi jawaban

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran BAB III METODE PENELITIAN Permasalahan yang akan dijawab atau tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk melakukan prakiraan beban listrik jangka pendek atau untuk

Lebih terperinci

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI. Jasmir, S.Kom, M.Kom

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI. Jasmir, S.Kom, M.Kom ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI Jasmir, S.Kom, M.Kom Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi Abstrak Pegawai atau karyawan merupakan

Lebih terperinci

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation 65 Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation Risty Jayanti Yuniar, Didik Rahadi S. dan Onny Setyawati Abstrak - Kecepatan angin dan curah

Lebih terperinci

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT Havid Syafwan Program Studi Manajemen Informatika, Amik Royal, Kisaran E-mail: havid_syafwan@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN Jasmir, S.Kom, M.Kom Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi Abstrak Karyawan atau tenaga kerja adalah bagian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dielaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini, sehingga dapat diadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah dalam hal pembahasan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.6. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan atau neural network merupakan suatu sistem informasi yang mempunyai cara kerja dan karakteristik menyerupai jaringan syaraf pada

Lebih terperinci

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN : PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PRODUKSI AIR MINUM MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PDAM TIRTA BUKIT SULAP KOTA LUBUKLINGGAU) Robi Yanto STMIK Bina Nusantara

Lebih terperinci

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, Erlinda Ningsih 2 1 Dosen Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama 2 Mahasiswa Sistem Informasi, STMIK

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN) JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN) Marihot TP. Manalu Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma

Lebih terperinci

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Sari Indah Anatta Setiawan SofTech, Tangerang, Indonesia cu.softech@gmail.com Diterima 30 November 2011 Disetujui 14 Desember 2011

Lebih terperinci

UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics.

UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics. UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM PERAMALAN BEBAN PUNCAK DISTRIBUSI LISTRIK DI WILAYAH PEMALANG

Lebih terperinci

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol.18, No.4, Oktober 2015, hal 151-156 PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK Zaenal

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Multilayer Perceptron (Joni Riadi dan Nurmahaludin) APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA Joni Riadi (1) dan Nurmahaludin

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan data input dalam proses jaringan saraf tiruan backpropagation. Data tersebut akan digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 JARINGAN SARAF SECARA BIOLOGIS Jaringan saraf adalah salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak

Lebih terperinci

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA Anggi Purnama Undergraduate Program, Computer Science, 2007 Gunadarma Universiy http://www.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Forecasting Forecasting (peramalan) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP)

PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP) PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP) Apriliyah, Wayan Firdaus Mahmudy, Agus Wahyu Widodo Program Studi Ilmu Komputer Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK 2.1 KONSEP DASAR Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini teori yang akan digunakan penulis

Lebih terperinci

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX Oleh: Intan Widya Kusuma Program Studi Matematika, FMIPA Universitas Negeri yogyakarta

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Syaraf Biologi Otak manusia memiliki struktur yang sangat kompleks dan memiliki kemampuan yang luar biasa. Otak terdiri dari neuron-neuron dan penghubung yang disebut

Lebih terperinci

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari 2010 50 Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran di Provinsi Kalimantan Timur Dengan Menggunakan Algoritma Pembelajaran

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK

PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 2, Desember 2014 : 55-10 PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK Nurmahaludin (1) (1) Staff Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No., Juni 206 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Estimasi Needs

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan Syaraf Tiruan (artificial neural network), atau disingkat JST menurut Hermawan (2006, hlm.37) adalah sistem komputasi dimana arsitektur dan operasi

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION Eka Irawan1, M. Zarlis2, Erna Budhiarti Nababan3 Magister Teknik Informatika, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) Kompetensi : 1. Mahasiswa memahami konsep Jaringan Syaraf Tiruan Sub Kompetensi : 1. Dapat mengetahui sejarah JST 2. Dapat mengetahui macam-macam

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang)

Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang) Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang) Hadi Syahputra Universitas Putra Indonesia YPTK Padang E-mail: hadisyahputra@upiyptk.ac.id

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No., Juni 206 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Jaringan Syaraf Tiruan Peramalan Inventory Barang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam era globalisasi pada saat ini, banyak tumbuh dan berkembang, baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri manufaktur. Perusahaan

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No. 1, Juni 2015 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Jaringan Syaraf Tiruan untuk Memprediksi Prestasi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Bagian Ilmu Produksi Ternak Perah, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan selama dua

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM Ayu Trimulya 1, Syaifurrahman 2, Fatma Agus Setyaningsih 3 1,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

Analisis Jaringan Saraf Tiruan dengan Metode Backpropagation Untuk Mendeteksi Gangguan Psikologi

Analisis Jaringan Saraf Tiruan dengan Metode Backpropagation Untuk Mendeteksi Gangguan Psikologi Analisis Jaringan Saraf Tiruan dengan Metode Backpropagation Untuk Mendeteksi Gangguan Psikologi Kiki, Sri Kusumadewi Laboratorium Komputasi & Sistem Cerdas Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION Zulkarnain Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Neuro Fuzzy Neuro-fuzzy sebenarnya merupakan penggabungan dari dua studi utama yaitu fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

Lebih terperinci

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation 1 Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Reza Subintara Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) Arsitektur Jaringan Digunakan untuk meminimalkan error pada output yang dihasilkan oleh jaringan. Menggunakan jaringan multilayer. Arsitektur Jaringan Proses belajar & Pengujian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Syaraf Biologi Jaringan Syaraf Tiruan merupakan suatu representasi buatan dari otak manusia yang dibuat agar dapat mensimulasikan apa yang dipejalari melalui proses pembelajaran

Lebih terperinci

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Dwi Marisa Midyanti Sistem Komputer Universitas Tanjungpura Pontianak Jl Prof.Dr.Hadari Nawawi, Pontianak

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION Havid Syafwan 1, Herman Saputra 2 *1 Program Studi Manajemen Informatika, AMIK

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Seminar Nasional Informatika 0 ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian, Purwa Hasan Putra Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Muhammad Fahrizal. Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan

Muhammad Fahrizal. Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan IMPLEMENTASI JARINGAN SARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI SERVICE KENDARAAN RODA 4 DENGAN METODE BACKPROPAGATION (STUDI KASUS PT. AUTORENT LANCAR SEJAHTERA) Muhammad Fahrizal Mahasiswa Teknik Informatika STMIK

Lebih terperinci

2014 ESTIMASI BEBAN PUNCAK HARIAN BERDASARKAN KLUSTER TIPE HARI BERBASIS ALGORITMA HYBRID SWARM PARTICLE-ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

2014 ESTIMASI BEBAN PUNCAK HARIAN BERDASARKAN KLUSTER TIPE HARI BERBASIS ALGORITMA HYBRID SWARM PARTICLE-ARTIFICIAL NEURAL NETWORK BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara yang memiliki jumlah populasi penduduknya besar dan perkembangan industrinya mengalami peningkatan, tentunya memiliki tingkat kebutuhan akan sumber

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, M. Rhifky Wayahdi 2 1 Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

STUDI ESTIMASI CURAH HUJAN, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

STUDI ESTIMASI CURAH HUJAN, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION STUDI ESTIMASI CURAH HUJAN, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Muh. Ishak Jumarang 1), Lyra Andromeda 2) dan Bintoro Siswo Nugroho 3) 1,3) Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko

Lebih terperinci

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK Naskah Publikasi disusun oleh Zul Chaedir 05.11.0999 Kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION [1] Novi Indah Pradasari, [2] F.Trias Pontia W, [3] Dedi Triyanto [1][3] Jurusan Sistem Komputer,

Lebih terperinci

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI GANGGUAN PSIKOLOGI

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI GANGGUAN PSIKOLOGI Media Informatika, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 1-11 ISSN: 0854-4743 JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI GANGGUAN PSIKOLOGI Kiki, Sri Kusumadewi Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 205 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI

Lebih terperinci

PERAMALAN BEBAN PUNCAK LISTRIK JANGKA PENDEK MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN

PERAMALAN BEBAN PUNCAK LISTRIK JANGKA PENDEK MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Oktober 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional TeknikElektro Itenas Vol.1 No.4 PERAMALAN BEBAN PUNCAK LISTRIK JANGKA PENDEK MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN

Lebih terperinci

Jaringan syaraf dengan lapisan tunggal

Jaringan syaraf dengan lapisan tunggal Jaringan syaraf adalah merupakan salah satu representasi buatan dari otak manusia yang mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia. Syaraf manusia Jaringan syaraf dengan lapisan

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan. Disusun oleh: Liana Kusuma Ningrum

Jaringan Syaraf Tiruan. Disusun oleh: Liana Kusuma Ningrum Jaringan Syaraf Tiruan Disusun oleh: Liana Kusuma Ningrum Susilo Nugroho Drajad Maknawi M0105047 M0105068 M01040 Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 4, Oktober 2013 ISSN

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 4, Oktober 2013 ISSN PREDIKSI CURAH HUJAN BULANAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN BEBERAPA FUNGSI PELATIHAN BACKPROPAGATION (Studi Kasus: Stasiun Meteorologi Tabing Padang, Tahun 2001-2012) Cici Oktaviani, Afdal

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Feng PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK... 211 PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Tan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERACANGAN APLIKASI SISTEM PENDETEKSI GANGGUAN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN MULTILAYER DENGAN PELATIHAN FEEDFORWARD SKRIPSI

ANALISIS DAN PERACANGAN APLIKASI SISTEM PENDETEKSI GANGGUAN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN MULTILAYER DENGAN PELATIHAN FEEDFORWARD SKRIPSI ANALISIS DAN PERACANGAN APLIKASI SISTEM PENDETEKSI GANGGUAN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN MULTILAYER DENGAN PELATIHAN FEEDFORWARD SKRIPSI SISKA MELINWATI 061401040 PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Neural Network (NN) Keuntungan penggunaan Neural Network : , terdapat tiga jenis neural network Proses Pembelajaran pada Neural Network

Neural Network (NN) Keuntungan penggunaan Neural Network : , terdapat tiga jenis neural network Proses Pembelajaran pada Neural Network Neural Network (NN) adalah suatu prosesor yang melakukan pendistribusian secara besar-besaran, yang memiliki kecenderungan alami untuk menyimpan suatu pengenalan yang pernah dialaminya, dengan kata lain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan satu definisi variabel operasional yaitu ratarata temperatur bumi periode tahun 1880 sampai dengan tahun 2012. 3.2 Jenis dan

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN HANDPHONE DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus : CV.

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN HANDPHONE DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus : CV. APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN HANDPHONE DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus : CV. Bryan Ponsel) Des Indeks Giawa Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA Ramli e-mail:ramli.brt@gmail.com Dosen Tetap Amik Harapan Medan ABSTRAK Jaringan Syaraf Tiruan adalah pemrosesan

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN : Prediksi Tinggi Signifikan Gelombang Laut Di Sebagian Wilayah Perairan Indonesia Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Propagasi Balik Abraham Isahk Bekalani, Yudha Arman, Muhammad Ishak Jumarang Program

Lebih terperinci

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) Arsitektur Jaringan Salah satu metode pelatihan terawasi pada jaringan syaraf adalah metode Backpropagation, di mana ciri dari metode ini adalah meminimalkan error pada output

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 Anatomi Ayam Pengetahuan tentang anatomi ayam sangat diperlukan dan penting dalam pencegahan dan penanganan penyakit Hal ini karena pengetahuan tersebut dipakai sebagai dasar

Lebih terperinci

BAB VIII PENGANTAR JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

BAB VIII PENGANTAR JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) BAB VIII PENGANTAR JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) 8.1 Komponen Jaringan Syaraf JARINGAN SYARAF BIOLOGIS (JSB) Otak manusia berisi sekitar 10 11 sel syaraf (neuron) yang bertugas untuk memproses informasi

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION (Studi Kasus : Harga Penutupan Saham Unilever Indonesia Tbk. Periode September

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan teknik statistik, matematika, kecerdasan buatan, tiruan dan machinelearning

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan teknik statistik, matematika, kecerdasan buatan, tiruan dan machinelearning BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Data Mining Data mining adalah kombinasi secara logis antara pengetahuan data, dan analisa statistik yang dikembangkan dalam pengetahuan bisnis atau suatu proses yang menggunakan

Lebih terperinci

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Oleh: ABD. ROHIM (1206 100 058) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M. Isa Irawan, MT Jurusan Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universitas swasta yang memiliki 7 Fakultas dengan 21 Program Studi yang

BAB I PENDAHULUAN. universitas swasta yang memiliki 7 Fakultas dengan 21 Program Studi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Universitas Muhammadiyah Ponorogo merupakan salah satu universitas swasta yang memiliki 7 Fakultas dengan 21 Program Studi yang terdiri dari : 3 program studi

Lebih terperinci

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)*

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)* Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)* 1)Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak Badan Meteorologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Suara. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu speech recognition dan speaker recognition. Speech recognition adalah proses yang dilakukan

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN JENIS KAYU BERBASIS CITRA G A S I M

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN JENIS KAYU BERBASIS CITRA G A S I M JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN JENIS KAYU BERBASIS CITRA G A S I M SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 ABSTRAK Pengenalan jenis kayu yang sering dilakukan dengan menggunakan

Lebih terperinci

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 04, No.2 (2016), hal ISSN : x

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 04, No.2 (2016), hal ISSN : x DETEKSI PENYAKIT PADA TANAMAN JERUK PONTIANAK DENGAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION [1] Fitrajaya Nugraha, [2] Beni Irawan, [3] Dwi Marisa Midyanti [1] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

PEMODELAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RECURRENT YANG TEROPTIMASI SECARA HEURISTIK UNTUK PENDUGAAN CURAH HUJAN BERDASARKAN PEUBAH ENSO

PEMODELAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RECURRENT YANG TEROPTIMASI SECARA HEURISTIK UNTUK PENDUGAAN CURAH HUJAN BERDASARKAN PEUBAH ENSO PEMODELAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RECURRENT YANG TEROPTIMASI SECARA HEURISTIK UNTUK PENDUGAAN CURAH HUJAN BERDASARKAN PEUBAH ENSO AFAN GALIH SALMAN Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang diimplementasikan sebagai model estimasi harga saham. Analisis yang dilakukan adalah menguraikan penjelasan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE BACKPROPAGATION DAN RADIAL BASIS FUNCTION UNTUK MEM PREDIKSI CURAH HUJAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

ANALISIS PERBANDINGAN METODE BACKPROPAGATION DAN RADIAL BASIS FUNCTION UNTUK MEM PREDIKSI CURAH HUJAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ANALISIS PERBANDINGAN METODE BACKPROPAGATION DAN RADIAL BASIS FUNCTION UNTUK MEM PREDIKSI CURAH HUJAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Abstrak Vinsensius Rinda Resi - NIM : A11.2009.04645 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

VIII.PENGANTAR JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

VIII.PENGANTAR JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) VIII.PENGANTAR JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) 3 JARINGAN SYARAF BIOLOGIS (JSB) Otak manusia berisi sekitar 0 sel syaraf (neuron) yang bertugas untuk memproses informasi yang masuk. Tiap sel syaraf dihubungkan

Lebih terperinci

oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM. M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM. M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika PERBANDINGAN METODE GRADIENT DESCENT DAN GRADIENT DESCENT DENGAN MOMENTUM PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM PERAMALAN KURS TENGAH RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM.

Lebih terperinci

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN : Modifikasi Estimasi Curah Hujan Satelit TRMM Dengan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Studi Kasus Stasiun Klimatologi Siantan Fanni Aditya 1)2)*, Joko Sampurno 2), Andi Ihwan 2) 1)BMKG Stasiun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran untuk penelitian ini seperti pada Gambar 9. Penelitian dibagi dalam empat tahapan yaitu persiapan penelitian, proses pengolahan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Jurnal POROS TEKNIK, Volume 5, No. 1, Juni 2013 : 18-23 PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB VIIB BACKPROPAGATION dan CONTOH

BAB VIIB BACKPROPAGATION dan CONTOH BAB VIIB BACKPROPAGATION dan CONTOH 7B. Standar Backpropagation (BP) Backpropagation (BP) merupakan JST multi-layer. Penemuannya mengatasi kelemahan JST dengan layer tunggal yang mengakibatkan perkembangan

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PESERTA KB BARU DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE BACKPROPAGATION

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PESERTA KB BARU DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE BACKPROPAGATION PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PESERTA KB BARU DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE BACKPROPAGATION Restiana Putri Abstract - On a government agencies Badan Keluarga Berencana

Lebih terperinci

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation Anjar Wanto STIKOM Tunas Bangsa Pematangsiantar Pematangsiantar, Indonesia anjarwanto@amiktunasbangsa.ac.id

Lebih terperinci

BAB VIII JARINGAN SYARAF TIRUAN

BAB VIII JARINGAN SYARAF TIRUAN BAB VIII JARINGAN SYARAF TIRUAN A. OTAK MANUSIA Otak manusia berisi berjuta-juta sel syaraf yang bertugas untuk memproses informasi. Tiaptiap sel bekerja seperti suatu prosesor sederhana. Masing-masing

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE Warih Maharani Fakultas

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Pasar modal memungkinkan para investor mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Seandainya tid

1. Pendahuluan Pasar modal memungkinkan para investor mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Seandainya tid OPTIMASI PORTOFOLIO MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN Rima Marina Yusiana Jurusan Teknik Informatika, Universitas Gunadarma, Depok Email: rima.marina@yahoo.com Abstraksi Dalam penulisan ini data yang digunakan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hujan merupakan salah satu unsur iklim yang berpengaruh pada suatu daerah aliran sungai (DAS). Pengaruh langsung yang dapat diketahui yaitu potensi sumber daya air. Besar

Lebih terperinci

Studi Prakiraan Beban dan Potensi Pemanfaatan PV untuk Mengurangi Beban Puncak di Penyulang Unsyiah Menggunakan ANN

Studi Prakiraan Beban dan Potensi Pemanfaatan PV untuk Mengurangi Beban Puncak di Penyulang Unsyiah Menggunakan ANN KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-issn: 5-736 : -5 Studi Prakiraan Beban dan Potensi Pemanfaatan PV untuk Mengurangi Beban Puncak di Penyulang Unsyiah Menggunakan ANN Muhammad Ridha Munawar #, Hafidh

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERAMALAN KECEPATAN ANGIN JANGKA PENDEK UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

UNIVERSITAS INDONESIA PERAMALAN KECEPATAN ANGIN JANGKA PENDEK UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK UNIVERSITAS INDONESIA PERAMALAN KECEPATAN ANGIN JANGKA PENDEK UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TESIS ADEK PURNAMA 08 06 42 4 2 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang)

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang) ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang) 1 Musli Yanto, 2 Sarjon Defit, 3 Gunadi Widi Nurcahyo

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE PERBANDINGANN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE DAN APLIKASINYA PADA DATAA KEMATIAN INDONESIA VANI RIALITA SUPONO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci