BAB 4 HASIL PENELITIAN. observasi pada kantor PT Telkom cabang DIVISI ENTERPRISE SERVICES Gedung

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL PENELITIAN. observasi pada kantor PT Telkom cabang DIVISI ENTERPRISE SERVICES Gedung"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Dalam penelitan kualitatif ini, peneliti melakukan wawancara dan melakukan observasi pada kantor PT Telkom cabang DIVISI ENTERPRISE SERVICES Gedung Chase Plaza, Lantai 22 Jl. Sudirman Kav.21 Jakarta Tel : (62-21) , Fax : (62-21) Pemilihan informan Dalam wawancara mendalam peran informan tetap menjadi sentral, walaupun kadang kadang informan berganti ganti. Tugas pewawancara adalah untuk tetap menjaga agar peran informan selalu dapat berfungsi sebagaimana perannya dalam proses sosial yang sebenarnya Bungin Burhan. (2010:109). Dalam penelitian ini peneliti memilih Harmon Yero/ yang menjabat Penanggung jawab CSR PT Telkom dengan SM KEMITRAAN dan Aep Sunarya / selaku pelaksana program pembinaan usaha kecil MGR CD AREA II DKI JAKARTA & BANTEN sebagai informan. Peneliti memilih orang orang tersebut diatas dikarenakan mereka merupakan orang yang tepat dan berkredibilitas dalam menjawab pertanyaan pertanyaan tentang CSR kemitraan kegiatan pembinan usaha kecil. Hal yang ditanyakan peneliti kepada Bapak Harmon Yana lebih kepada apa saja bentuk program kemitraan yang dilaksanakan PT Telkom, bagaimana pelakasanaannya 52

2 53 dan evaluasi program kemitraan. Dan kepada Bapak Aep unarya peneliti menanyakan hal hal seperti pihak pihak mana saja yang di ajak bekerja sama dalam program pembinaan usaha kecil, kendala kendala yang dihadapi dan upaya apa saja yang telah dilakukan PT Telkom untuk mengatasinya Observasi Obesrvasi yang dilakukan peneliti berupa pengamatan terhadap data data PT Telkom tentang CSR kegiatan pembinaan usaha kecil. Peneliti juga mendatangi pameran produk PKBL BUMN 2011 yang diselenggarakan di hall A dan hall B Jakarta convention centre (JCC) pada 23 Maret 2011 sampai dengan 27 Maret 2011, kegiatan ini diselenggarakan atas dukungan kementrian BUMN. Dalam pemeran produk PKBL BUMN 2011, peneliti mengamati dan melihat produk produk dan hasil pelatihan dari mitra binaan program pembinaan usaha kecil. Peneliti juga melakukan praktek kerja magang serta pengamatan di kantor PT Telkomunikasi Indonesia, Tbk. Divisi Enterprise Services, gedung Chase Plaza, lantai 22 Jl. Sudirman Kav. 212 Jakarta. dari tanggal 21 Februari 2011 sampai dengan 13 Mei Dimana dalam masa magang tersebut peneliti melihat langsung suasana kerja karyawan dan kinerja kerja dari SDM PT Telkom khususnya dalam divisi marketing communication Dokumen Data didapati melalui web resmi PT Telkom ( dokumen pemerintah melalui web resmi ( ), data di server kantor PT Telkom, dokumen resmi intern PT Telkom berupa pengumuman, keputusan direksi dan laporan

3 54 rapat. Dokumen resmi ekstern berupa informasi informasi yang dikeluarkan lembaga pemerintah seperti buletin, majalah dan berita berita yang disiarkan ke media massa. 4.2 Pengolahan dan Pembahasan Terhadap Data Yang Terkumpul. Dengan semua data yang sudah terkumpul, peneliti menetapkan keabsahan data degan cara membandingkan mencek ulang hasil wawancara dengan dokumen database PT Telkom itu sendiri, peneliti juga membandingkan hasil wawancara dengan observasi Tahap-tahap penerapan CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom Tahap perencanaan yang dilakukan PT Telkom adalah teknik yang sudah sesuai dengan karakteristik lingkungan dan masyarakatnya, tahap penerapan CSR pembinaan usaha kecil PT telkom yaitu ; Tahap Perencanaan CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom 1. Menetapkan visi. Sebagai gambaran dari sesuatu yang ingin dicapai pada masa yang akan datang oleh program CSR PT Telkom. Visi : Untuk menjadi pelopor dalam penerapan tanggung jawab sosial perusahaan di Asia. 2. Memformulasikan misi. Misi mendiskripsikan alasan mengapa PT Telkom perlu melakukan program CSR. Misi yang dibuat bertujuan untuk mengembangkan harapan pada karyawan dan mengkomunikasikan pandangan umum dari

4 55 perusahaan. Misi menginformasikan siapa itu PT Telkom dan apa yang akan dilakukan oleh PT Telkom untuk mencapai visi yang diinginkan. Misi : Mengambil peran aktif dalam menciptakan masyarakat yang lebih cerdas melalui pendidikan teknologi InfoComm; Mengambil peran aktif dalam meningkatkan kualitas hidup dalam kehidupan masyarakat; Mengambil peran aktif dalam memelihara keseimbangan alam. 3. Menetapkan tujuan. Tujuan merupakan hasil akhir atau wujud kongkret dari sebuah visi. PT Telkom menetapkan CSR merupakan investasi sosial perusahaan, CSR merupakan bagian dari strategi bisnis perusahaan, CSR merupakan bagian dari risk management, sehingga harus dikelola dengan profesional dan melibatkan banyak pihak yang ahli dibidangnya. Membantu pengusaha kecil dan koperasi agar dapat berkembang dan mandiri Meningkatkan kepedulian perusahaan terhadap pembinaan lingkungan masyarakat Mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi serta terciptanya lapangan kerja dan kesempatan berusaha. 4. Menetapkan kebijakan.

5 56 Menimbang : a. bahwa pembentukan Organisasi Pusat Pengelolaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (Community Development Center) yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi Nomor KD.51IPS150lCOP- B tanggal 13 September 2006, telah menjadi landasan dalam pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) secara terpusat yang diharapkan dapat berjalan dengan efektif dan efisien; b. bahwa Keputusan Direksi tersebut masih diperlukan penyempurnaan agar organisasi Community Development Center (CDC) rnampu secara efektif menjalankan peran dalam mewujudkan misi perusahaan sebagai good corporate citizenship dengan cara yang memadai dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan regulasi; c. bahwa penyelarasan organisasi sebagaimana dimaksud pada butir b. di atas, perlu diatur dan ditetapkan dengan Keputusan Direksi. Mengingat : a. Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. yang telah diumumkan daiam Berita Negara R.1 Nomor 5 tanggal 17 Januari 1992, Tambahan Berita Negara R.I. Nomor 210, sebagaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir telah diumumkan dalam Berita Negara R.I. No. 51 tanggal 27 Juni 2006 Tambahan Berita Negara R.I. No. 666; b. Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 28 Februari 2007, sebagaimana dinyatakan dalam Akta Berita

6 57 Acara RUPSLB nomor 16 dibuat oleh Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM; c. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Nomor PER-5/MBU/2007 tanggal 27 April 2007, tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan; d. Keputusan Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Telekornunikasi Indonesia, Tbk, nornor KD. 04/PS150/CTG- 10/2006 tanggal 13 Januari 2006, tentang Organisasi Kantor Perusahaan. Menetapkan : KEPUTUSAN DlREKSl PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. NOMOR : KD. 12. /PS 150/COP- B /2008. Tentang Organisasi Pusat Pengelolaan Program Bina Lingkungan (Community Development Centre)

7 58 5. Merancang struktur organisasi Manajemen TELKOM CSR BAGAN ORGANlSASl COMMUNITY DEVELOPMENT CENTER (CDC) Unit Bisnis SGM. CDC Unit Bisnis SM. kemitraan SM. Bina lingkungan SM. Perencanaan dan pengendalian SM. keuangan - Mgr. Dislribusi Pembinaan - Mgr. Evaluasi Analisa - Mgr. Pengelolaan Piutang - Mgr. Distribusi - Mgr. Analisa. Evaluasi Administrasi - Mgr. Perencanaan Pengembangan - Mgr Pengelolaan Sistem lnformasi - Mgr. Performansi - Mgr. Anggaran - Mgr. Perbendaharaan - Mgr. Akuntansi Manajer CD Area 01 s/d 07 Jalur koordinasi Jalur komando Gambar 3. Struktur organisasi community development centre. (Database PT Telkom 2009) 6. Menyediakan SDM Sumber Daya Manusia sebagai Kekuatan. Manajemen sangat menyadari, sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup perseroan. Karena itu, PT Telkom terus berusaha meningkatkan

8 59 kesejahteraan karyawan dan keluarganya, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif serta menjalin komunikasi yang akrab antara manajemen dan karyawan. Secara garis besar, pengembangan SDM PT Telkom tidak hanya difokuskan pada pemberian pelatihan dalam kerangka peningkatan ketrampilan dan profesionalisme, namun juga menyempurnakan struktur SDM secara keseluruhan yang disesuaikan dengan kebutuhan perseroan. Penyempurnaan struktur terutama dikaitkan dengan visi pengembangan SDM PT Telkom yang diarahkan kepada penciptaan pekerja yang profisien, profesional, berkomitmen,berdedikasi, dan berorientasi bisnis. PT Telkom mengidentifikasi keterampilan pokok SDM yang perlu dimiliki oleh pelaku CSR sebagai berikut : 1. Keterampilan berkomunikasi dan mempengaruhi orang lain. 2. Keterampilan bekerja dengan atau didalam tim. 3. Keterampilan mengedukasi. 4. Keterampilan menyediakan sumberdaya yang diperlukan. 5. Keterampilan menulis. 6. Keterampilan memotivasi, membangun antusiasme dan menggerakan orang. 7. Keterampilan mengelola konflik. 8. Keterampilan melakukan advokasi. 9. Keterampilan melakukan presentasi didepan publik. 10. Keterampilan menggunakan media. 11. Keterampilan manajemen dan mengorganisasi.

9 Keterampilan melakukan riset/penelitian. Pengembangan SDM TELKOM disesuaikan dengan strategi bisnis yang didasarkan pada Corporate Strategic Scenario ( CSS ), Master Plan for Human Capital ( MPHC ), Training Needs Analysis ( TNA ), transformasi organisasi serta pertumbuhan keuangan perusahaan. Pendidikan dan pelatihan karyawan di tahun 2009 difokuskan kepada: Pengembangan kepemimpinan. Pembinaan karyawan yang berpotensi sebagai pemimpin dan berkinerja tinggi yang telah menunjukkan komitmen untuk memberikan yang terbaik dan berwawasan global; Mendukung pencapaian corporate strategic goals. Dengan mengacu pada CSS dan business plan unit bisnis terkait; Mengurangi kesenjangan kompetensi karyawan, melalui evaluasi kompetensi berbasis penilaian CBHRM. Program pengembangan kepemimpinan disediakan dalam berbagai program: Kepemimpinan Tingkat Dasar (Supervisory Leadership Fundamental, Supervi sory Leadership Functional); Kepemimpinan Tingkat Menengah (Suspim 135 B, Public Leadership untuk Manajemen Madya); dan Kepemimpinan Tingkat Senior (Suspim 135 A, Functional Leadership, Commander Training, Public Leadership untuk Manajemen Senior).

10 61 Pada tahun 2009, program pengembangan kompetensi diberikan kepada karyawan yang terdiri dari program pengembangan kepemimpinan untuk karyawan, program pengembangan fungsional untuk karyawan, dan program pengembangan bakat untuk 144 karyawan. Program pelatihan ini difokuskan pada peningkatan kompetensi karyawan di bidang teknologi, pemasaran & manajemen telekomunikasi, informasi bisnis dan pengembangan new wave sejalan dengan visi kami menjadi market leader dalam bidang InfoComm. Berbagai kerja sama dengan lembaga terkemuka yang terkait dengan industri PT Telkom telah dilakukan untuk mendukung program pelatihan baik yang dilaksanakan di dalam maupun di luar negeri. Pada tahun 2009, PT Telkom mengalokasikan dana Rp116,9 miliar untuk pelatihan dan pendidikan, atau rata-rata sebesar Rp2,95 juta per karyawan, berdasarkan jumlah karyawan yang menjalani pelatihan di tahun 2009, yang mencapai total peserta dari total tenaga kerja perusahaan karyawan. Upaya lain untuk mengembangkan sumber daya manusia dilakukan melalui Knowledge Management, yaitu suatu fasilitas bagi setiap karyawan untuk bertukar ide, konsep dan informasi melalui artikel yang dapat diakses oleh semua karyawan. The Dunamis Organization Service mengakui bahwa PT Telkom telah berhasil menerapkan fasilitas tersebut dalam mengelola perusahaan. Pada tanggal

11 62 15 Juli 2008, PT Telkom berhasil meraih peringkat ketiga Most Admired Knowledge Enterprise ( MAKE ) Award Indonesia, dan PT Telkom merupakan salah satu nominator dalam MAKE Award tingkat Asia pada tanggal 15 Oktober 2009 di Korea Selatan. PT Telkom terus berupaya untuk meningkatkan kualitas SDM-nya di masa mendatang melalui program perekrutan karyawan yang terarah dan strategis sesuai target yang dikembangkan oleh Assessment Service Center dan Talent Pool. 7. Merencanakan program operasional. Usaha Kecil TELKOM adalah Usaha Kecil dan Koperasi yang memenuhi 3 (tiga) kriteria utama, yaitu: Pertama, usaha Usaha Kecil mempunyai prospek untuk berkembang. Kedua, usaha Usaha Kecil dalam kondisi masih aktif beroperasi, dan Ketiga, Usaha Kecil benar-benar memerlukan dana untuk mengembangkan usahanya. Profil Usaha Kecil Usaha Kecil TELKOM mencakup usaha kecil dan koperasi yang memliki usaha di bidang industri dan kerajinan, perdagangan, pertanian,peternakan, jasa, perikanan dan perkebunan. Usaha Kecil TELKOM berada tersebar di 33 propinsi di Indonesia dengan komposisi per jenis bidang usaha sebagai berikut: Usaha perdagangan, Usaha di bidang jasa, Industri kecil dan kerajinan, Pertanian dan perkebunan, Peternakan dan perikanan, dan lain-lain Program Bantuan Pinjaman

12 63 TELKOM menyalurkan dana Program Kemitraan dalam 2 (dua) bentuk yaitu: pinjaman lunak berbunga rendah dan hibah Dana hibah dibatasi penggunaannya hanya untuk kegiatan pelatihan dan pameran berbagai produk Usaha Kecil. Program Pembinaan Pelatihan dan Pembinaan Usaha Kecil Selain menyalurkan dana pinjaman lunak, PT Telkom melaksanakan pula Program Pelatihan bagi Usaha Kecil dan masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian Usaha Kecil sehingga mampu mandiri, tumbuh dan berkembang menjadi pengusaha yang handal. Kegiatan pembinaan ini meliputi pelatihan dan penyuluhan, promosi, pameran dan evaluasi. 8. Membagi wilayah. Penyelenggaraan kegiatan CSR tersebar di seluruh daerah operasi PT Telkom. Pada tingkat pusat, kegiatan CSR berada di bawah pembinaan Wakil Direktur Utama yang dikoordinasikan oleh Head of Corporate Communication (HCC). Pada tingkat Divisi dan Unit Bisnis, proram CSR menjadi tanggungjawab Execuitive General Manager atau Kelapa Unit Bisnis. Pada tingkat Kandatel, aktivitas CSR menjadi tanggungjawab General Manager Kandatel. Sedangkan untuk anak Perusahaan, program CSR menjadi tanggungjawab pimpinan Perusahaan yang bersangkutan. 9. Mengelola dana. Dana yang dikeluarkan PT Telkom dalam menjalankan program CSR kegiatan kemitraan pembinaan usaha kecil ini berasal dari penyisihan laba Telkom setelah pajak sebesar 1% s.d 3 % digunakan sebagai dana hibah atau pinjaman kepada

13 64 bina mitraan. Penyaluran dilaksanakan berdasarkan proposal dari mitra binaan yang telah disetujui dan pemberian kepada calon mitra yang dicari sendiri oleh unit area cd Tahap Implementasi CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom Implementasi program CSR yang dikelola PT Telkom berdasarkan pola berikut : Program sentralisasi. Yaitu PT Telkom sebagai penyelenggara utama kegiatan CSR kemitraan pembinaan usaha kecil. Dimana kegiatan berlangsung di areal perusahaan pada tingkat pusat, tingkat divisi, tingkat kandatel dan anak perusahaan. Pada prakteknya pelaksanaan kegiatan program CSR kemitraan pambinaan usha kecil bekerja sama dengan pihak lain sepeti pihak pemerintah, dimana PT Telkom berhubungan dan di awasi langsung oleh BUMN, selain BUMN kerja sama PT Telkom dengan pihak pemerintah yaitu dengan Bupati daerah tiap tempat program dilaksanakan, untuk membantu dalam mendapatkan identitas yang asli dan pasti tentang calon mitra binaan PT Telkom. PT Telkom juga melakukan kerja sama dengan media massa, untuk peliputannya bekerja sama dengan SCTV. Mekanisme yang dilakukan PT Telkom dalam pelaksanaan program CSR kemitraan pembinaan usaha kecil adalah program dirancang berdasarkan pedoman dan pengawasan pemerintah (BUMN) Tahap Evaluasi CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom Monitoring dan Evaluasi Mitra Binaan adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memonitor dan mengevaluasi perkembangan Mitra Binaan yang telah menerima bantuan

14 65 yang dilakukan secara periodik. Evaluasi Calon Mitra Binaan adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk menetapkan Calon Mitra Binaan yang akan diberi bantuan pinjaman. Sebagai acuan dan tolak ukur keberhasilan dan ke-efektifitasan program CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom guna lebih meningkatkan efektivitas kegitan pembinaan, PT Telkom telah melaksanakan evaluasi kinerja Usaha Kecil maupun Progam Pemberdayaan Masyarakat. Evaluasi dilakukan antara lain melalui kegiatan survei untuk mendapatkan opini Usaha Kecil, yang dilakukan pengevaluasian secara konsisten dan berkala dengan mengevaluasi hasil usaha yang telah dilakukan oleh masyarakat yang diberikan bantuan modal maupun pelatihan yang diserahkan kepada pihak PT Telkom secara berkelanjutan dan berkala (tahunan), laporan keuangan juga menjadi acuan evaluasi dari program CSR pembinaan usaha kecil. Untuk melihat sejauh mana efektifitas program CSR diperlukan parameter atau indikator untuk mengukurnya. Yaitu indikator internal dan indikator eksternal. 1. Indikator internal Ukuran primer. Minimize, yaitu terwujudnya hubungan yang harmonis antara PT Telkom dengan mitra binaan maupun dengan masyarakat sekitar penerima program CSR kemitraan pembinaan usaha kecil. Asset, aset aset PT Telkom seperti peimpinan perusahaan, karyawan, gedung, telepon umum, tiang telepon terjaga dan terpelihara dengan

15 66 aman, meskipun tidak semua telepon umum tersentuh akan keamanannya. Operational seluruh kegiatan promosi dan transaksi bisnis PT Telkom berjalan lancar khususnya yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Ukuran sekunder. Tingkat penyaluran dan kolektibilitas (Suatu pembayaran Pokok atua Bunga Pinjaman oleh nasabah sebagaimana terlihat tata usaha bank berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.32/268/KEP/DIR tanggal 27 Februari 1998) berjalan lancar dan tertatur pada program CSR kemitraan pembinaan usaha kecil, terbukti dengan laporan tahunan yang terus mengalami peningkatan. Tingkat complience atau pemenuhan pada aturan yang berlaku sudah dilakukan dengan maksimal, karena manggunakan dan berkerja sama dengan pihak pihak yang profesional di bidangnya. 2. Indikator eksternal Indikator ekonomi. Terjadinya peningkatan kemandirian masyarakat dan menurunnya angka kemiskinan serta pengangguran pada masyarakat. Dan proses peningkatan tersebut diawasi oleh PT Telkom dengan adanya hubungan yang berkelanjutan dengan mitra binaan. Indikator sosial. Meningkatnya kualitas hubungan sosial antara PT Telkom dengan masyarakat sekitar.

16 Pelaporan CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom Dalam rangka membangun sistem informasi yang baik untuk keperluan proses pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan informasi material dan relevan mengenai PT Telkom. Monitoring dan Evaluasi Mitra Binaan adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memonitor dan mengevaluasi perkembangan Mitra Binaan yang telah menerima bantuan yang dilakukan secara periodik. Pelaporan kegiatan CSR Pembinaan Usaha Kecil dapat dilihat oleh semua pihak baik pihak internal maupun eksternal, semua laporan tersebut dimuat dalam laporan berlanjut tahunan di website PT Telkom. Pelaporan juga diberiakn kepada pihak pemerintah dimana BUMN yang menjadi badan pengawas dan pelaksana CSR kemitraan. Reporting yang dilakukan PT Telkom bertujuan untuk kepentingan pihak internal dan eksternal, laporan berisi infrmasi mengenai aktivitas perusahaan terkait dengan aspek sosial dan lingkungan Indikator kinerja kunci dalam implementasi CSR Kegiatan Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom Menurut Kartini, D (2008:54) ada 8 indikator paling efektif yang besifat kualitatif dalam kinerja kunci implementasi CSR, yaitu: 1. Leadership (kepemimpinan). PT Telkom memperlakukan pimpinan sebagai karyawan sehingga harus tunduk, patuh dan melaksanakan etika yang telah digariskan oleh perusahaan.

17 68 Seorang pemimpin harus dapat menghargai ide yang baik dan prestasi kerja bawahannya. Sebagai Pembina, pemimpin harus berusaha meningkatkan keterampilan dan pengetahuan bawahannya dalam rangka pengembangan potensi. Pemimpin di PT Telkom memiliki komitmen untuk menghormati hak dan kewajiban karyawan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Bila terjadi pelanggaran oleh Direktur Utama dan/atau salah satu dari anggota direksi terhadap Etika Bisnis, kebijakan, atau prosedur yang berlaku, maka Direksi menetapkan atau menunjuk seseorang untuk menetapkan langkah-langkah tindakan/sanksi yang harus diambil sesuai dengan peraturan yang berlaku. Agar aturan etika tersebut dapat diterapkan secara efektif, maka TELKOM telah melakukan kegiatan sosialisasi kepada seluruh karyawan. Karyawan TELKOM wajib menandatangani Kontrak Komitmen setelah yang bersangkutan membaca Buku Aturan Etika TELKOM sebagai pernyataan bahwa yang bersangkutan setuju dan berjanji akan menerapkan aturan etika tersebut di TELKOM. Bagi yang melanggar aturan etika akan dikenakan sangsi sesuai dengan bobot pelanggarannya, mulai dari teguran tertulis sampai pada diserahkan kepada yang berwajib khususnya bila menyangkut kerugian perusahaan yang material atau perkara kriminal. 2. Proporsi bantuan. Karena cakupan wilayah yang menyeluruh di seluruh kantor pusat, tingkat divisi, tingkat kandatel dan anak perusahaan, maka dana yang dikeluarkan pun sudah jelas terbagi dengan rata dan adil, yaitu berasal dari penyisihan laba Telkom setelah pajak sebesar 1% s.d 3 % digunakan sebagai dana hibah atau pinjaman

18 69 kepada bina mitraan. PT Telkom juga memiliki Hibah, yaitu pemberian bantuan yang diberikan kepada Mitra Binaan dalam bentuk Pendidikan, Pelatihan, Pemagangan, Pendampingan, Promosil Pameran dan Pengkajian, Penelitian, Riset untuk meningkatkan produ ktivitas Mitra Binaan. 3. Transparasi dan Akuntabilitas. Setiap tahunnya PT Telkom selalu menuliskan laporan tahunan program CSR maupun keuangnya di dalam website semua pihak dapat secara transparan dapat melihat hasil laporan tahunan tersebut. PT Telkom juga mempunyai Monitoring dan Evaluasi Mitra Binaan adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memonitor dan mengevaluasi perkembangan Mitra Binaan yang telah menerima bantuan yang dilakukan secara periodik. PT Telkom mendapatkan umpan balik dari masyarakat mitra binaan secara benar dengan melakukan interview dengan penerima mitra binaan. 4. Cakupan wilayah (coverage area). Penyelenggaraan kegiatan CSR tersebar di seluruh daerah operasi PT Telkom. Pada tingkat pusat, kegiatan CSR berada di bawah pembinaan Wakil Direktur Utama yang dikoordinasikan oleh Head of Corporate Communication (HCC). Pada tingkat Divisi dan Unit Bisnis, proram CSR menjadi tanggungjawab Execuitive General Manager atau Kelapa Unit Bisnis. Pada tingkat Kandatel, aktivitas CSR menjadi tanggungjawab General Manager Kandatel. Sedangkan untuk anak Perusahaan, program CSR menjadi tanggungjawab pimpinan Perusahaan yang bersangkutan. 5. Perencanaan dan mekanisme monitoring dan evaluasi.

19 70 PT Telkom meiliki Survey Calon Mitra Binaan, yaitu kegiatan penelitian terhadap Calon Mitra Binaan guna mendapatkan informasi mengenai kelayakan untuk ikut serta dalam Program Kemitraan, dan memiliki Mitra Binaan Relationship Officer atau disingkat dengan MRO adalah Tenaga Lepas yang direkrut untuk melakukan pencarian Calon Mitra Binaan, evaluasi, penyaluran, penagihan, monitoring, pelaporan dan penyediaan data base Calon Mitra Binaan Dalam perencanaan program CSR pembinaan usaha kecil, PT Telkom mendapatkan monitoring dai pihak pemerintah, yaitu BUMN dan bupati dalam pelaksanannya, program CSR pembinaan usaha kecil ini pun sudah berhasil mengurangi angka pengangguran di daerah mitra binaan, karena mitra binaan menyerap tenaga kerja masyarakat sekitar. Untuk mendapatkan bantuan pelatihan maupun pinjaman PT Telkom sudah mempunyai peraturan yang jelas, Seperti sayarat dan kriteria Kriteria usaha kecil yang dapat menjadi mitra binaan adalah pertama memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp ,- tp tdk termasuk tanah & bangunan tempat usaha; kedua memiliki penjualan paling banyak Rp /thn; ketiga telah melakukan kegiatan usaha min 1 thn; keempat berbentuk usaha perseorangan, badan usaha baik tdk berbadan hukum maupun badan usaha berbadan hukum seperti koperasi; kelima usaha tersebut berdiri sendiri bukan merupakan anak perusahaan / cabang perusahaan; dan terakhir adalah tidak sedang dalam pembinaan BUMN lain, berbentuk usaha. Dan Bantuan Pinjaman Khusus adalah bantuan pinjaman yang diberikan kepada Mitra Binaan untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha

20 71 Mitra Binaan yang bersifat jangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha Mitra Binaan. 6. Pelibatan stakeholder. Program CSR pembinaan usaha kecil PT Telkom sudah sangat jelas dan pasti menjamin partisipasi masyarakat untuk dapat terlibat dalam siklus proyek. Selain pihak pemerintah dan media massa. Karena masyarakatlah penerima manfaat program CSR kemitraan pembinaan usaha kecil. 7. Keberlanjutan (sustansibility). Kegiatan CSR kegiatan pembinaan usaha kecil juga sudah mendapatkan hati dari masyarakat khususnya masyarakat penerima program kemitraan, terdapat rasa memiliki program dan hasil program pada diri masyarakat mitra binaan PT Telkom. 8. Hasil nyata (outcome). Untuk menampilkan hasil mitra binaannya PT Telkom selalu mengikut sertakan mitra binaannya dalam acara tahunan pameran kemitraan yang diadakan oleh BUMN. PT Telkom menerima Indonesian CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Award 2008 dari Menteri Sosial, PT Telkom meraih 6 kategori pada penghargaan tahunan Indonesian CSR Award 2008 di Jakarta, salah satunya adalah penghargaan Platinum, yaitu penghargaan di bidang sosial, ekonomi dan lingkungan. Direktur HCGA, Faisal Syam menerima penghargaan ini yang diserahkan langsung oleh Menteri Sosial RI, Bachtiar Chamsyah. TELKOM juga meraih penghargaan Gold di bidang sosial, Silver di bidang sosial, ekonomi dan lingkungan, juara pertama di bidang sosial, ekonomi dan

21 72 lingkungan untuk TELKOM Divre I, serta juara kedua untuk bidang ekonomi sosial, dan lingkungan untuk TELKOM Divre V Kendala Kendala yang dihadapi dalam Implementasi Corporate Social Responsibility kegiatan Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom Dari semua hasil wawancara dan observasi yang ada, maka dapat peneliti ambil kesimpulan bahwa yang merupakan bentuk-bentuk dari kendala kendala yang dihadapi PT Telkom dalam implementasi CSR kegiatan pebinan usaha kecil adalah sebagai berikut: 1. Kurangnya pemerataan dampak program CSR kemitraan pembinaan usaha kecil, khususnya pada tingkat Kandatel dan anak Perusahaan. 2. Penyampaian informasi tentang program CSR kemitraan pembinaan usaha kecil yang masih sulit untuk didapatkan dan dijangkau dari pihak calon mitra binaan. 3. Kurang banyak menginformasikan kegiatan CSR kemitraan pembinaan usaha kecil dalam setiap kegiatan bisnis yang dilakukan PT Telkom. 4. Lemahnya kinerja tim pada level bawah dalam pelaksanaan program CSR pembinaan usaha kecil Upaya upaya yang sudah dilakukan untuk Menghadapi Kendala Kendala dalam Implementasi Corporate Social Responsibility Kegiatan Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom Upaya upaya yang dilakukan :

22 73 1. Melakukan pengawasan secara langsung dari pusat kepada tingkat kandatel dan anak perusahaan dan melakukan pendekatan yang baik dengan bupati setempat. 2. Melakukan kerja sama dengan mitra binaan yang sudah berhasil untuk membantu masyarakat pengusaha kecil lainnya untuk ikut bergabung. PT Telkom juga sudah melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah setempat untuk memberikan rujukan kepada masyarakat yang ingin mendapatkan pelatihan maupun dana pinjaman untuk usahanya. 3. Melakukan penyebaran informasi secara mendetail seperti menginformasikan program CSR di setiap kegiatan bisnisnya, dengan menggunakan media massa televisi, koran, buletin kantor dan website resmi. 4. Memberikan pelatihan kembali dan pemahaman akan Visi dan Misi dan tujuan dari program CSR pembinaan usaha kecil, agar mendapatkan kesamaan pemahaman dalam melaksanakan program CSR pembinaan usaha kecil, diharapkan terciptanya peningkatan kinerja kerja pada level bawah. 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian. TELKOM sebagai bagian dari masyarakat memiliki komitmen yang tinggi untuk mendukung dan melaksanakan program CSR. Komitmen ini dipicu terutama oleh faktor faktor antara lain: adanya tuntutan lingkungan global dalam penerapan CSR, perubahan persepsi manajemen terkini bahwa CSR adalah bagian dari Good Corporate Governance, meningkatnya ekspektasi investor global terhadap implementasi CSR, dan mengantisipasi diterapkannya ISO pada tahun Atas dasar ini maka CSR di

23 74 TELKOM dijadikan sebagai bagian dari strategi bisnis perusahaan, dan untuk melaksanakannya, manajemen telah mengeluarkan kebijakan yang dituangkan dalam Keputusan Direksi sebagai acuan dalam pengelolaan CSR di TELKOM. Bagi TELKOM ada sebuah keyakinan kuat bahwa dengan melaksanakan CSR secara efektif akan diperoleh berbagai manfaat, seperti: meningkatkan daya saing, menciptakan peluang bisnis baru, menarik investor baru terutama yang peduli dengan praktek CSR, mempertahankan mitra bisnis yang berkualitas, terjalinnya kerjasa-ma dan hubungan yang baik dengan masyarakat lokal, dapat memperkuat dukungan pemerintah terhadap bisnis perusahaan, meningkatkan nama baik dan reputasi perusahaan, membuat karyawan memiliki rasa bangga dan rasa nyaman menjadi insan TELKOM, memudahkan untuk mendapatkan pendanaan berbiaya rendah terutama dari penyandang dana yang peduli dengan isu CSR, dan menghindari krisis akibat malpraktek CSR. Untuk menjalankan misi TELKOM CSR, manajemen telah merumuskan seperangkat azas atau prinsip-prinsip yang harus digunakan secara konsisten dalam penyelenggaraan TELKOM CSR, yaitu: 1. Keberpihakan kepada kepentingan masyarakat 2. Menjadi bagian strategi bisnis perusahaan 3. Berkontribusi untuk meningkatkan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat dan karyawan. 4. Bertindak secara etis dan beroperasi secara legal. Pola Penyelenggaraan TELKOM CSR Disadari bahwa CSR mencakup aspek yang luas dan melibatkan banyak pemangku kepentingan dalam pelaksanaannya. Pada

24 75 prinsipnya, kegiatan CSR dikelola secara mandiri oleh PT Telkom. Namun demikian guna mendapatkan hasil yang optimum dalam pelaksanaannya, dilakukan secara sinergi dengan TELKOM Group, Institusi atau perusahaan lain. PT Telkom yakin bahwa keberhasilan program CSR, memerlukan keterlibatan dan partisipasi seluruh lapisan atau elemen masyarakat termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Sebagai perusahaan yang tumbuh dan beroperasi di tengah-tengah masyarakat, PT Telkom mempunyai komitmen untuk senantiasa menjalin hubungan harmonis dengan lingkungan di wilayah usahanya dan pemangku kepentingan lainnya. Komitmen tersebut diwujudkan melalui serangkaian program yang berbasis pada tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR). Pada gilirannya, program CSR telah menjadi bagian penting dari strategi PT Telkom untuk menciptakan sinergi dan hubungan yang saling menguntungkan dengan masyarakat dan lingkungannya serta pemangku kepentingan lainnya. Oleh sebab itu, PT Telkom telah mencanangkan visi di bidang ini, yaitu sebagai pelopor implementasi CSR di Asia Pedoman Prilaku Etika yang harus dijunjung tinggi dalam implementasi CSR meliputi: Menjaga kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan yang berlaku, menghindari benturan kepentingan; Tidak menyelenggarakan kegiatan yang bertentangan etika dan norma yang berlaku di masyarakat ter-masuk mayarakat industri; Mendukung kompetisi atau persaingan usaha yang sehat; Menjauhi dan menghindari tindakan atau praktek korupsi, kolusi dan nepotisme; Membangun keseimbangan lingkungan melalui program pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. Membangun hubungan harmonis dengan

25 76 pemangku kepentingan; Menerapkan fungsi pengendalian dan pengawasan pada setiap kegiatan. Tidak boleh berafiliasi degan kegiatan dan program golongan dan atau partai politik Pengorganisasian TELKOM CSR Penyelenggaraan kegiatan CSR tersebar di seluruh daerah operasi PT Telkom. Pada tingkat pusat, kegiatan CSR berada di bawah pembinaan Wakil Direktur Utama yang dikoordinasikan oleh Head of Corporate Communication (HCC). Pada tingkat Divisi dan Unit Bisnis, proram CSR menjadi tanggungjawab Execuitive General Manager atau Kelapa Unit Bisnis. Pada tingkat Kandatel, aktivitas CSR menjadi tanggungjawab General Manager Kandatel. Sedangkan untuk anak Perusahaan, program CSR menjadi tanggung jawab pimpinan Perusahaan yang bersangkutan Program Kemitraan dan Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom Sasaran Program Kemitraan pembinaan usaha kecil Sasaran program kemitraan PT Telkom dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Membantu pengusaha kecil dan koperasi agar dapat berkembang dan mandiri 2. Meningkatkan kepedulian perusahaan terhadap pembinaan lingkungan masyarakat 3. Mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi serta terciptanya lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Sasaran tersebut sejalan dengan MDG S khususnya masalah pengentasan kemiskinan yang juga menjadi perhatian PT Telkom. Dalam kaitan ini PT Telkom

26 77 menyiapkan dana untuk Program Kemitraan tahun 2006 sebesar Rp.79,3 Miliar, berasal dari penyisihan 1% deviden saham pemerintah, Sedangkan saldo dana tahun sebelumnya berjumlah Rp. 97,3 Miliar, berasal dari penyisihan 1% dari deviden pemerintah tahun buku 2003 dan Usaha Kecil TELKOM adalah Usaha Kecil dan Koperasi yang memenuhi 3 (tiga) kriteria utama, yaitu: Pertama, usaha Usaha Kecil mempunyai prospek untuk berkembang. Kedua, usaha Usaha Kecil dalam kondisi masih aktif beroperasi, dan Ketiga, Usaha Kecil benar-benar memerlukan dana untuk mengembangkan usahanya. Usaha Kecil TELKOM mencakup usaha kecil dan koperasi yang memliki usaha di bidang industri dan kerajinan, perdagangan, pertanian,peternakan, jasa, perikanan dan perkebunan. Usaha Kecil TELKOM berada tersebar di 33 propinsi di Indonesia dengan komposisi per jenis bidang usaha sebagai berikut: Program Bantuan Pinjaman PT Telkom menyalurkan dana Program Kemitraan dalam 2 (dua) bentuk yaitu: pinjaman lunak berbunga rendah dan hibah Dana hibah dibatasi penggunaannya hanya untuk kegiatan pelatihan dan pameran berbagai produk Usaha Kecil.Realisasi penyaluran dana tersebut untuk tahun 2006 adalah sebagai berikut: 1. Dana pinjaman berjumlah Rp 93,07 miliar atau 68,44 % dari target tahun 2006 sebesar Rp 136,00 milyar 2. Dana hibah sebesar Rp 3,68 miliar atau 15,35 % dari target 2006 sebesar Rp 24 miliar. Program Pembinaan

27 78 Pelatihan dan Pembinaan Usaha Kecil Selain menyalurkan dana pinjaman lunak, PT Telkom melaksanakan pula Program Pelatihan bagi Usaha Kecil dan masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian Usaha Kecil sehingga mampu mandiri, tumbuh dan berkembang menjadi pengusaha yang handal. Kegiatan pembinaan ini meliputi pelatihan dan penyuluhan, promosi, pameran dan evaluasi. Selama tahun 2006 telah dilaksanakan pelatihan untuk sebanyak peserta dengan biaya sebesar Rp milyar,- dan kegiatan pameran sebanyak 251 kali dengan mengeluarkan biaya sebesar Rp. 1,74 miliar. Internet Hotspot UKM Jawa Timur Pada 7 Desember 2006 PT Telkom Divisi Regional V menyiapkan dukungan infrastruktur telekomunikasi berupa 100 satuan sambungan telepon untuk gerai-gerai yang membutuhkan selama pameran pada Jatim International Expo. Internet hotspot untuk membantu para pelaku UKM mengakses Internet. Survai Mitra Binaan, yaitu guna lebih meningkatkan efektivitas kegitan pembinaan, PT Telkom telah melaksanakan evaluasi kinerja Usaha Kecil maupun Progam Pemberdayaan Masyarakat. Evaluasi dilakukan antara lain melalui kegiatan survei untuk mendapatkan opini Usaha Kecil. Dari survei yang dilakukan pada tahun 2006 terungkap bahwa pembinaan yang paling dibutuhkan oleh Usaha Kecil adalah dalam bentuk: 1. Pelatihan sebesar 33 % 2. Promosi 21,2 % 3. Pendampingan 17,8 %

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Penelitian Salah satu isu penting yang masih terus menjadi perhatian dalam dunia usaha hingga saat ini yaitu terkait tentang tanggung jawab sosial perusahaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan PT. TELKOM CDC PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., yang selanjutnya disebut TELKOM atau Perseroan, merupakan perusahaan informasi dan komunikasi (InfoCom)

Lebih terperinci

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct)

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct) Bab I Pendahuluan A. Pengertian Umum Pedoman Perilaku Perusahaan atau Code of Conduct adalah norma tertulis yang menjadi panduan standar perilaku dan komitmen seluruh karyawan PT. Perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk atau yang disingkat PT. Telkom Indonesia adalah satu-satunya BUMN telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti tahan terhadap

Lebih terperinci

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 12Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

RINGKASAN PERUBAHAN DALAM PER 03/MBU/12/2016:

RINGKASAN PERUBAHAN DALAM PER 03/MBU/12/2016: LATAR BELAKANG Peraturan Menteri BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 Pada tanggal 3 Juli 2015, Pemerintah mengundangkan Peraturan Menteri BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Septiana dkk (2012:71-84) Booth-Haris Trust Monitor (2001)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Septiana dkk (2012:71-84) Booth-Haris Trust Monitor (2001) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi salah satu faktor pendukung kemudahan pelaku usaha berkembang dalam melakukan komunikasi. Dengan adanya kemajuan teknologi ini memicu persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rintangan seakan ingin menguji kelayakan strategi pembangunan. masyarakat. Beratnya permasalahan ini memang sulit untuk ditawar

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rintangan seakan ingin menguji kelayakan strategi pembangunan. masyarakat. Beratnya permasalahan ini memang sulit untuk ditawar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perjalanan panjang perekonomian Indonesia memang tidak mulus. Sejak mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka, silih berganti masalah dan rintangan seakan ingin

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), juga aspek sosial dan lingkungan yang biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu kegiatan sosial perusahaan, dari tahun ke tahun semakin menjadi perbincangan. CSR merupakan

Lebih terperinci

NOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2015 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT

NOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2015 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2015 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rendahnya penerapan corporate governance merupakan salah satu hal yang memperparah terjadinya krisis di Indonesia pada pertangahan tahun 1997. Hal ini ditandai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda.

BAB 1 PENDAHULUAN. satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modernisasi dan globalisasi saat ini, kebutuhan informasi dan teknologi semakin meningkat sejalan dengan persaingan semakin ketat pada setiap sektor

Lebih terperinci

KUESIONER SURVEI TERKAIT PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) BADAN USAHA MILIK NEGARA

KUESIONER SURVEI TERKAIT PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) BADAN USAHA MILIK NEGARA KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPUTI BIDANG INFRASTRUKTUR BISNIS ASDEP TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 Indonesia Telp. 021-29935678

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PERMODALAN EKONOMI RAKYAT PROVINSI RIAU PEKANBARU. A. Sejarah PT. Permodalan Ekonomi Rakyat Provinsi Riau Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PERMODALAN EKONOMI RAKYAT PROVINSI RIAU PEKANBARU. A. Sejarah PT. Permodalan Ekonomi Rakyat Provinsi Riau Pekanbaru BAB II GAMBARAN UMUM PT. PERMODALAN EKONOMI RAKYAT PROVINSI RIAU PEKANBARU A. Sejarah PT. Permodalan Ekonomi Rakyat Provinsi Riau Pekanbaru PT. Permodalan Ekonomi Rakyat (PER) Provinsi Riau Pekanbaru adalah

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

WALIKOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR,

Lebih terperinci

1. Pelanggan Pelanggan adalah pembeli atau pemakai produk atau jasa Perseroan.

1. Pelanggan Pelanggan adalah pembeli atau pemakai produk atau jasa Perseroan. Pedoman Perilaku NPH A. Etika Bisnis Dalam upaya mencapai visinya, NPH menetapkan etika bisnis yang menjadi pedoman perilaku bagi komisaris, direksi, karyawan dan mitra kerja NPH. Etika bisnis disusun

Lebih terperinci

DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA bitheula.blogspot.com I. PENDAHULUAN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai salah satu alat negara untuk mendukung perekonomian nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perjalanan panjang perekonomian Indonesia memang tidak mulus. Sejak mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan rintangan seakan ingin

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN (Persero) adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan oleh Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN INSPEKTORAT MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN SEBAGAI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DIREKSI 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra ) memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat karena selain dituntut untuk mendapatkan laba (profit) dalam jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. berat karena selain dituntut untuk mendapatkan laba (profit) dalam jangka panjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi, tantangan yang dihadapi oleh perusahaan semakin berat karena selain dituntut untuk mendapatkan laba (profit) dalam jangka panjang

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak).

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini, pajak memegang peranan penting dalam perekonomian negara dikarenakan pajak memiliki kontribusi yang paling besar pada pos penerimaan negara pada Anggaran

Lebih terperinci

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN Dalam rangka menerapkan asas asas Tata Kelola Perseroan yang Baik ( Good Corporate Governance ), yakni: transparansi ( transparency ), akuntabilitas ( accountability

Lebih terperinci

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 PT. Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil PT. Telekomunkasi Indonesia, Tbk Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk ( TELKOM, Perseroan, Perusahaan, atau Kami ) merupakan Badan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KETAPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko

Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung

Lebih terperinci

SDM TELKOM: Sumber Daya Terbaik

SDM TELKOM: Sumber Daya Terbaik 170 SDM TELKOM: Sumber Daya Terbaik SDM TELKOM: Sumber Daya Terbaik SDM TELKOM: Sumber Daya Terbaik/TELKOM Memberdayakan dan Mengelola SDM-nya 171 TELkom Memberdayakan dan Mengelola SDM Dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, tuntutan terhadap paradigma Good Governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakan lagi. Istilah Good Governance sendiri

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG KEWENANGAN KAPASITAS DAN TUGAS, INSPEKTORAT UNTUK MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) A. Sejarah Ringkas PT Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kemiskinan adalah masalah klasik dalam sebuah perekonomian, 1 namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kemiskinan adalah masalah klasik dalam sebuah perekonomian, 1 namun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kemiskinan adalah masalah klasik dalam sebuah perekonomian, 1 namun seiring waktu, permasalahan yang berkembang sekarang ini adalah masalah lingkungan yang ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corpossrate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi. Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia perekonomian, pengelolaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada perubahan lingkungan yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia industri. Makin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada sebuah perusahaan bahwa tanggungjawab seorang public relations sangat diperlukan dengan tujuan membina hubungan yang baik dengan stakeholder termasuk dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 13 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 13 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 2 2008 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT JASA SARANA JAWA BARAT

Lebih terperinci

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Direksi PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR), atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai tanggung jawab sosial perusahaan, adalah kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) akan kekuatan sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi

BAB II PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) akan kekuatan sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi BAB II PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) A. Sejarah Ringkas Perjalanan sejarah perkembangan ekonomi di Indonesia, termasuk terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997, telah membangkitkan kesadaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berjalannya kegiatan usaha dari perusahaan di suatu negara akan melibatkan pihak-pihak atau lingkungan sekitarnya sebagai penunjang bergeraknya kegiatan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencapai tujuannya adalah tenaga kerja atau Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencapai tujuannya adalah tenaga kerja atau Sumber Daya Manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan - perusahaan selalu berupaya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi perusahaan dalam mencapai

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada bagian perumusan isu strategi berdasarkan tugas dan fungsi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan mengemukakan beberapa isu strategis

Lebih terperinci

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARRU, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesional agar tidak tergeser oleh pesaing di sektor serupa.

BAB I PENDAHULUAN. profesional agar tidak tergeser oleh pesaing di sektor serupa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi menjadikan kebutuhan masyarakat semakin kompleks dan beragam serta mendorong pola pikir masyarakat untuk lebih kritis dan selektif dalam memilih

Lebih terperinci

TRANSKIP WAWANCARA. Lokasi/Tempat : Divisi Corporate Communications PT. Garuda Indonesia

TRANSKIP WAWANCARA. Lokasi/Tempat : Divisi Corporate Communications PT. Garuda Indonesia L1 TRANSKIP WAWANCARA Nama : Adhi Pratama Jabatan : Public Relations Lokasi/Tempat : Divisi Corporate Communications PT. Garuda Indonesia (Persero), tbk Tanggal : 10 Mei 2011 Tipe : Face Two Face (F2F)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dewasa ini, perkembangan perekonomian serta perubahan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dewasa ini, perkembangan perekonomian serta perubahan lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, perkembangan perekonomian serta perubahan lingkungan yang dihadapi dunia begitu cepat dan dinamis. Perkembangan ekonomi tentunya memberikan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah kebijakan melalui. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mewajibkan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah kebijakan melalui. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mewajibkan seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah kebijakan melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mewajibkan seluruh BUMN untuk melaksanakan Program

Lebih terperinci

Sumber Daya Manusia. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan

Sumber Daya Manusia. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan 158 Profil Singkat BCA Laporan kepada Pemegang Saham Tinjauan Bisnis Pendukung Bisnis Sumber Daya Manusia Filosofi BCA membina pemimpin masa depan tercermin dalam berbagai program pelatihan dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang mempunyai pikiran dan perasaan yang membedakannya

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang mempunyai pikiran dan perasaan yang membedakannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam organisasi karena manusia inilah yang mampu menggerakkan seluruh komponen yang berada dalam organisasi.

Lebih terperinci

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG Self Assessment GCG Sebagai bentuk komitmen dalam memenuhi Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan SE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Satuan Pengawasan Intern Satuan pengawasan intern pada hakekatnya sebagai perpanjangan rentang kendali dari tugas manajemen

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Objek penelitian yang akan diteliti adalah penerapan pengakuan pendapatan kontrak dengan menggunakan metode persentase penyelesaian berdasarkan pendekatan fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and

BAB I PENDAHULUAN. penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., yang selanjutnya disebut TELKOM atau Perseroan, merupakan perusahaan informasi dan komunikasi (InfoCom) serta penyedia jasa

Lebih terperinci

BAGIAN I. PENDAHULUAN

BAGIAN I. PENDAHULUAN BAGIAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Kegiatan di sektor ketenagalistrikan sangat berkaitan dengan masyarakat lokal dan Pemerintah Daerah. Selama ini keberadaan industri ketenagalistrikan telah memberikan

Lebih terperinci

No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus 2013 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang State-owned Enterprises (SOE) di Indonesia disebut Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh negara melalui penyertaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN (Persero) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN (Persero) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN (Persero) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG 2.1 Sejarah PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Perjalanan berdirinya PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya akan dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance framework). Kerangka tersebut dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk memperoleh laba. Laba yang diperoleh berasal dari pemanfaatan sumber daya yang ada

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan

Lebih terperinci

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9 Tim GCG Hal : 1 of 9 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 1.1 Definisi Good Corporate Governance 3 1.2 Prinsip Good Corporate Governance 3 1.3 Pengertian dan Definisi 4 1.4 Sasaran dan Tujuan Penerapan GCG 5

Lebih terperinci

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan 20122 Sumatera Utara, Indonesia Telp. : (-62-61) 8452244, 8453100 Fax. : (-62-61) 8455177, 8454728 Website : www.ptpn3.co.id Email :

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM

Lebih terperinci

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 13 2008 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 14 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 55 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Pelaksanaan PKBL PTPN VII Kemitraan adalah pemberian kredit modal kerja yang diberikan oleh PTPN VII kepada usaha mikro, kecil dan koperasi yang memiliki usaha

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, tuntutan terhadap paradigma good governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakkan lagi. Istilah good

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini.

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikemukakan H. R. Bowen (1953), muncul sebagai akibat karakter perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia mulai populer setelah ada kewajiban setiap BUMN menyisihkan 1% -3% keuntungan untuk program kredit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan negara.

Lebih terperinci

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER - 02/MBU/7/ 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI BADAN

Lebih terperinci

NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengantisipasi perkembangan ekonomi global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Diera globalisasi ini semakin banyaknya perusahaan baru yang tumbuh dan dunia usaha semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu entitas bisnis, sebuah perusahaan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Tujuan tersebut terkadang menyebabkan perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Blitar Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,

Lebih terperinci

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL 1. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sebagai upaya terus menerus

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. Development is not a static concept. It is continuously changing. Atau bisa

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I 1.1. Pengertian Komite Audit dan Risiko Usaha adalah komite yang dibentuk oleh dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. GCG berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya

Lebih terperinci

BAB 1V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Bank Riau Kepri adalah bank BUMD milik Pemerintah ProvinsiRiau dan

BAB 1V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Bank Riau Kepri adalah bank BUMD milik Pemerintah ProvinsiRiau dan 41 BAB 1V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV.1 Sejarah Perusahaan Bank Riau Kepri adalah bank BUMD milik Pemerintah ProvinsiRiau dan Kepulauan Riau yang berkantor pusat di Pekan Baru, Riau, Indonesia. Berdiri

Lebih terperinci

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DEWAN KOMISARIS 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra )

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas; d. bahwa sel

2016, No Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas; d. bahwa sel BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1928, 2016 BUMN. Program Kemitraan. Program BL. Perubahan. PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER - 03/MBU/12/2016 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang : a. bahwa pembangunan koperasi merupakan tugas bersama antara

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Mangkunegara di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai berikut Kinerja adalah hasil kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate governance saat ini merupakan kebutuhan vital bagi seluruh pelaku bisnis dan menjadi tuntutan bagi masyarakat dengan adanya corporate governance ini diharapkan

Lebih terperinci