BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, apalagi pada saat individu memasuki bangku perkuliahan.
|
|
- Budi Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyesuaian diri merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia, apalagi pada saat individu memasuki bangku perkuliahan. Permasalahan mahasiswa baru saat memasuki masa perkuliahan berpariasi, mulai dari permasalahan yang sifatnya pribadi, permasalahan akademik ataupun permasalahan relasi interpersonal. Seorang mahasiswa baru harus menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya mulai dari materi perkuliah, proses belajar, teman baru, jadwal perkuliahan atau aturan- aturan yang berlaku sampai pada masalah tempat tingggal atau asrama. Dalam menghadapi semua permasalahan ini ada mahasiswa yang mampu menyesuaikan diri dengan mudah ada juga yang mengalami kesulitan. Sebuah jurnal menceritakan seorang siswa yang baru saja menyelesaikan sekolah menengah dan hendak melanjutkan ke Universitas, untuk pertama dia akan bangga dan mempersiapkan dirinya untuk menghadapi lingkungan kuliah yang baru. Dia akan mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan orang-orang baru, antusiasme untuk belajar agar menuai kesuksesan dalam lingkungannya yang baru. Akhirnya siswa tersebut, terhadap lingkungan barunya mengalamai ketidaknyamanan 1
2 2 hingga membuatnya tidak lagi ingin melanjutkan kuliahnya (Littlejohn, 2004; Kingsley and Dakhari, 2006; Balmer, 2009). Hasil penelitian Prof. Dr. Mareyke Maritje Wagae Tairas MBA Ma pada mahasiswa Fakultas Psikologi Unair menunjukkan, mereka butuh waktu enam bulan untuk beradaptasi. Memasuki dunia perkuliahan, anak berada pada tahap remaja akhir dan memasuki dewasa awal. Sebagai seorang remaja, calon mahasiswa yang belum mandiri sepenuhnya harus berganti peran seorang dewasa. Artinya, dia mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan mandiri ketika menjadi mahasiswa. Beban adaptasi pada masa awal perkuliahan dan perubahan peran itu menimbulkan konflik dalam pertumbuhan psikis anak. ''Biasanya, prestasi akan menurun drastis,'' Jadi, fokus meningkatkan prestasi akademik dimulai sejak awal. Problem yang muncul pada mahasiswa awal semester biasanya keinginan memahami kepribadian, adaptasi lingkungan baru, dan pola belajar mandiri. Umumnya individu menginjakan kaki pertama kali di lingkungan baru, walaupun sudah siap, tetap merasa terkejut begitu sadar bahwa disekelilingnya begitu berbeda dengan lingkungan lamanya. Individu biasanya akan merasa terkejut atau kaget begitu mengetahui bahwa lingkungan di sekitarnya telah berubah. Individu terbiasa dengan hal-hal yang ada di sekelilingnya, dan individu cenderung suka dengan familiaritas tersebut. Familiaritas membantu seseorang mengurangi tekanan karena dalam familiaritas, individu tahu apa yang dapat diharapkan dari lingkungan dan orang-orang di sekitarnya. Maka, ketika
3 3 seseorang meninggalkan lingkungannya yang nyaman dan masuk dalam suatu lingkungan baru, masalah komunikasi sangat diperlukan. Lingkungan baru merupakan sebuah stimulus bagi seseorang yang terkadang mampu menjadi penyebab terjadinya kecemasan. Begitu pula halnya dengan mahasiswa yang baru mengenal lingkungan perguruan tinggi, dimana lingkungan ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan SMA. Untuk menghadapi lingkungan baru ini mahasiswa membutuhkan kepercayaan dan keyakinan tentang kemampuan diri sendiri (self efficacy), sehingga dengan modal tersebut seseorang dapat beraktifitas dalam menjalankan tugas-tugas di perguruan tinggi. Hasil Penelitian Muhammad Shohib, S.Psi.M.Si, (2005), memberikan gambaran tentang self efficacy dan kecemasan mahasiswa dalam menghadapi lingkungan baru serta pengaruh antara self efficacy terhadap kecemasan dalam menghadapi lingkungan baru yang dilakukan pada mahasiswa Fakultas Psikologi UMM angkatan , hasil analisa regresi menunjukkan ada pengaruh yang signifikan self efficacy terhadap kecemasan menghadapi lingkungan baru ( F = 781,228; P = 0,000) dengan taraf signifikan 5 %. Adapun sumbangan efektif variable self efficacy terhadap kecemasan menghadapi lingkungan baru sebesar 85,8 %. Ini berarti masih ada 14,2 % kecemasan menghadapi lingkungan baru dipengaruhi oleh variable lain, seperti adanya dukungan social dan kematangan emosi. Dalam penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ahli dalam buku Effective Study (Francis P.Robinson, 1941) disimpulkan bahwa setiap orang
4 4 harus dapat menyesuaikan diri dengan berbagai jenis kelompok, masalah penyesuaian diri yang paling banyak dirasakan mahasiswa ketika pertama kali memasuki bangku kuliah adalah membuat dirinya diterima oleh sesama teman kuliahnya. Kesulitan yang dialami mahasiswa baru tersebut diantaranya adalah menjadi anggota dari kelompok tertentu, memiliki beberapa teman dekat, dan membuat dirinya disukai oleh teman lawan jenisnya. Pada tahap ini beberapa mahasiswa juga tengah menjalani tahap terakhir dari emansipasi atau proses menjadi mandiri dari ketergantungannya terhadap keluarga. Jika mahasiswa merasa aman dengan semua hubungan sosial yang dijalaninya, maka dia akan merasa bebas menggunakan sebagian besar usahanya untuk belajar. Jika tidak, maka akan muncul kemungkinan terganggunya konsentrasi belajar mahasiswa tersebut. Begitu juga yang terjadi pada mahasiswa kebidanan salah satu Perguruan Tinggi di Karawang. Program Studi (Prodi) Kebidanan Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) yang mulai diselenggarakan pada tahun akademik 2005/2006. Prodi Kebidanan Unsika didirikan berdasarkan : Rekomendasi Kepala Badan PPSDM Depkes RI Nomor : HK tanggal 7 Juni 2005 tentang Rekomendasi/pertimbangan tertulis pembukaan Program Studi DIII Kebidanan pada Universitas Singaperbangsa Karawang. Ijin Dirjen Dikti DEPDIKNAS : 1879/D/T/2008 tanggal 09 Juni 2008 tentang Perpanjangan Ulang Ijin Penyelenggaraan Program Studi Kebidanan, Diploma Tiga (D-III) pada Universitas Singaperbangsa Karawang.
5 5 Selama 4 tahun berdirinya fakultas kebidanan, bahwa fakultas kebidanan Unsika merupakan salah satu fakultas favorit dan banyak peminatnya, sehingga pendaftar yang terus bertambah dan jumlah kelas yang juga terus bertambah yang tadinya hanya 2 kelas sekarang menjadi 4 kelas. Banyaknya mahasiswi yang daftar pada jurusan kebidanan ini didasari oleh banyak factor, terutama tentang persepsi kuliah di fakultas kebidanan, bahwa setelah keluar kuliah, mahasiswa sudah mampu bekerja sendiri (praktek), pekerjaan bidan lebih terhormat dan ditunjang dengan kondisi ekonomi yang memang mencukupi sehingga mampu membiayai kuliah di fakultas kebidanan. Masalah yang dihadapi oleh mahasiswa baru Prodi Kebidanan UNSIKA yaitu berkenaan dengan pemilihan jurusan yang ditempuh ternyata tidak sesuai dengan pilihannya, nilai-nilai/ sikap baru yang tidak sesuai dengan keluarga, kelemahan dalam aspek intelektual, ketidakmampuan berkonsentrasi, kecemasan yang tinggi sehingga keterlambatan dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan belajarnya. Penyesuain diri dalam lingkungan asrama juga menjadi permasalahan, seorang siswa SMA biasanya berpikir bahwa setelah keluar Sekolah Menengah Atas dan masuk perkuliahan memiliki persepsi bahwa menjadi mahasiswa menyenangkan karena tidak terikat jadwal rutinitas, dan bisa memakai baju bebas, tapi hal ini tidak terjadi apabila masuk pada prodi kebidanan, karena dihadapkan pada kondisi bahwa mahasiswa harus tinggal diasrama dan memakai seragam serta jadwal yang ketat.
6 6 Asrama sebagai sarana penunjang pendidikan saat ini mulai banyak menjamur, terutama untuk sekolah swasta terpadu. Dengan adanya asrama pendidikan yang telah ditetapkan menjadi lebih terfokus. Banyak keuntungangan dengan adanya asrama ini antara lain (a) Mengajarkan kemandirian dan tanggung jawab ; (b) Asrama sekolah menyediakan lebih banyak peluang untuk kepemimpinan; (c) Mahasiswa menggunakan waktu mereka lebih produktif; (d) Belajar menjadi lebih Focus; (e) Mengembangkan Pribadi karena berinteraksi dengan teman yang berbeda asal usulnya; (f)banyaknya jenis kegiatan yang dapat diikuti (ekstakulikuler); (g)keselamatan dari individu-individu yang berada di sekolah asrama biasanya lebih tinggi daripada non asrama; (h)tersedianya program bantuan khusus. Meskipun banyak sekali keuntungan yang dapat diambil dari pendidikan yang mengunakan asrama, tapi ada juga kelemahan dengan adanya asrama ini, antara lain (a)lokasi asrama biasanya jauh dari tempat yang strategis; (b)adanya senioritas; (c)kasus-kasus pribadi bisa terjadi diasrama ; (d)konflik antar anggota asrama; (e)para mahasiswa secara fisik dipisahkan dari orang tua dan saudara; (f)tuntutan akademik melebihi sekolah umum Penyesuaian diri yang kurang baik dalam lingkungan asrama juga bisa mempengaruhi pencapain akademis yang tidak maksimal. Menurut Syamsu (1998, 17) untuk memperbaiki dan mengembangkan penyesuaian diri seorang individu harus memiliki mental yang sehat dalam hal ini adalah mental hygiene di tempat menempuh pendidikan. Setiap pengajar cepat atau lambat akan dihadapkan dengan problem kepribadian atau gangguan mental peserta didik,
7 7 sehingga para pengajar perlu memahami perkembangan kesehatan mental peserta didik. Karena pada umumnya mereka berada pada usia remaja, masa transisi antara sikap ketergantungan (dependent) pada masa anak dengan masa kebebasan (independent) pada usia dewasa. Pada masa transisi ini tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan mengembangkan mentalnya, karena terhambat oleh masalah-masalah seperti penyesuaian sosial, konflik dengan orang tua, masalah pribadi, dan masalah akademis atau belajar yang semuanya dapat menjadi sumber stress. Dalam penanganan masalah pribadi ini ternyata setiap idividu dalam menyikapi permasalahan yang dihadapinya bermacam-macam ada yang menganggap mudah, ada yang mengangggap masalah yang dihadapi diperkuliahan karena terpaksa kuliah dikebidanan, atau karena memang merasa dirinya memiliki kekurangan, sehingga sikap yang ditampilkan juga berpariasi mulai dari rasa tidak percaya diri, kurang motivasi, konflik dengan teman dan relasi interpersonal dengan dosen, senior atau ibu asrama menjadi kurang harmonis. Pihak Prodi belum memiliki bidang khusus yang dapat menampung semua permasalahan yang dihadapi, biasanya permasalahan yang dihadapi ditampung oleh kesiswaan dengan catatan memang memiliki konflik yang luar biasa, atau konsultasi dengan dosen PA, dan biasanya konsultasi yang dilakukan lebih kearah bimbingan akademik.. Bidang khusus layanan bimbingan dan konseling sebenarnya dapat meminimalkan permasalah yang dihadapi karena dengan layanan bimbingan dan
8 8 konseling secara umum diarahkan pada tiga sasaran, yaitu pengembangan dan pemecahan masalah dalam aspek sosial pribadi, pendidikan dan pembelajaran, serta pengembangan karier. Diharapkan dengan adanya program yang tepat melalui bimbingan dan konseling dapat meningkatkan penyesuai diri mahasiswa menjadi lebih baik. Program bimbingan dan konseling dan langkah-langkah pendidikan dan pelatihan yang tepat akan mengantar individu pada penyesuaian dengan lingkungan pendidikan yang baru ( akademi kebidanan ). Sebaliknya, saat konseling dilakukan dengan cara yang kurang tepat dapat menyebabkan kesalahan dalam penyesuaian diri. Karena mahasiswa kebidanan berada dalam satu tempat atau asrama maka akan lebih mudah untuk mengkordinir dan membuat kelompok mahasiswa yang memiliki permasalahan selain itu juga konseling kelompok lebih memandirikan mahasiswa dalam mengambil keputusan. Gazda (1967) mengemukakan suatu definisi tentang konseling kelompok yang dapat disarikan sebagai berikut: Konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang sadar dan melibatkan fungsi-fungsi terapi seperti sifat permisif, orientasi pada kenyataan, katarsis, saling mempercayai, saling memperlakukan dengan mesra, saling pengertian, saling menerima dan saling mendukung. Atas dasar pemikiran tersebut, maka penelitian akan diarahkan pada program konseling kelompok untuk meningkatkan penyesuai diri mahasiswa.
9 9 B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Dalam era globalisasi saat ini, seorang siswa dalam memilih pendidikan lanjut tanpa didasari oleh pemilihan karier yang tepat, hal ini dipengaruhi banyak faktor, selain faktor eksternal seperti terpaksa, disuruh orang tua, mencari kampus yang dekat, terbawa teman, coba-coba dan lain lain, hal ini akhirnya mempengaruhi penyesuai diri dalam perkuliahan dan berdampak pada prestasi akademik. Karena didasari oleh banyak factor maka saat menghadapi permasalahan di tahun pertama perkuliahan pun, mahasiswa menyikapinya dengan cara yang berbeda. Ada yang berusaha untuk menyelesaikan permasalahan, kurangnya motivasi, menarik diri, tingkat kecemasan yang tinggi, sehingga mempengaruhi penyesuai diri dalam lingkungan barunya.. Menurut Alelxander A. Schneirders (1964 : 51 ) dalam Syamsu (2008 :28), penyesuaian diri adalah suatu proses yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku dimana individu berusaha menanggulangi kebutuhan-kebutuhan didalam dirinya, mengatasi ketegangan dan frustasi dan menyelesaikan konflik. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keselarasan tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan dimana dia berada. Program bimbingan konseling kelompok dan langkah-langkah pendidikan dan pelatihan yang tepat akan mengantar individu pada penyesuaian dengan lingkungan pendidikan yang baru ( akademi kebidanan ). Sebaliknya, saat konseling dilakukan dengan cara yang kurang tepat dapat menyebabkan kesalahan dalam penyesuaian diri.
10 10 Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Adanya perbedaan profil penyesuain diri di kalangan mahasiswa tingkat pertama. 2. Upaya yang dilakukan oleh pihak prodi untuk menangani permasalahan hanya ditangani oleh pembimbing akademik 3. Merumuskan program konseling kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan penyesuain diri. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah profil prilaku penyesuaian diri mahasiswa tingkat pertama? 2. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perbedaan peyesuaian diri mahasiswa? 3. Bagaimana rumusan program konseling kelompok untuk mengembangkan penyesuaian diri mahasiswa? 4. Bagaimana efektifitas konseling kelompok dalam penyesuaian diri mahasiswa? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan pertanyaan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penelitian ini secara umum bertujuan untuk 1. Membuat program konseling kelompok untuk meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa.
11 11 2. Mengujicobakan program konseling kelompok yang sesuai dengan peningkatan penyesuain diri. Manfaat Penelitian 1. Membantu permasalahan penyesuaian diri terutama mahasiswa baru di akademi kebidanan UNSIKA sehingga dapat menghasilkan prestasi yang lebih baik. 2. Membangun pribadi mahasiswa menjadi lebih baik D. Asumsi dan Hipotesis Penelitian Melalui penelitian ini peneliti bermaksud untuk meneliti suatu situasi yang khusus dalam hal ini adalah program bimbingan dan konseling yang paling tepat yaitu dengan mengembangkan program konseling kelompok untuk meningkatkan penyesuain diri mahasiswa baru terutama mahasiswa berasrama. Prosedurnya adalah peneliti mengidentifikasi fokus pada permasalahan penyesuaian diri, proses ini melibatkan penjelasan lingkup pembahasan, meninjau ulang literatur, dan menuliskan rencana tindakan untuk memandu penelitian. Kemudian peneliti mengumpulkan data dengan pengumpulan berbagai sumber data (kuantitatif dan kualitatif) dan dengan penggunaan berbagai alat penyelidikan, seperti wawancara, kuesioner, atau skala sikap. Pengumpulan data juga terdiri dari mengikuti isu validitas, reliabilitas, dan etika, seperti ketentuan untuk perizinan.
12 12 Setelah pretest, selanjutnya sample yang telah dipilih secara random akan diberikan treatment yaitu dengan program konseling kelompok dan selanjutnya dilakukan posttest. Dengan profil mahasiswa berasrama yang lebih mudah untuk membentuk kelompok, secara umur juga mahasiswa sudah memasuki tahap perkembangan dewasa awal dan cara berpikir lebih rasional, diharapkan dengan konseling kelompok mahasiswa dapat menggunakan interaksi dalam kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan penenimaan terhadap nilai-nilai dan tujuantujuan tertentu, untuk mempelajani atau menghilangkan sikap-sikap dan perilaku tertentu. Berdasarkan kerangka pemikiran dan asumsi asumsi tersebut, maka penelitian ini akan berfocus pada pengembangan program konseling kelompok untuk peningkatan penyesuaian diri mahasiswa tingkat pertama di prodi kebidanan UNSIKA.
BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain dan lingkungan sosial merupakan bagian yang memberikan pengaruh pada tugas perkembangannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perguruan tinggi di Indonesia, khususnya yang berada di pulau Jawa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi di Indonesia, khususnya yang berada di pulau Jawa, memiliki keunggulan dan memiliki tenaga pengajar yang berpengalaman, serta memilki sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja dianggap sebagai masa labil yaitu di mana individu berusaha mencari jati dirinya dan mudah sekali menerima informasi dari luar dirinya tanpa ada pemikiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik. Untuk mewujudkan cita cita pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami perubahan-perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jika dilihat berdasarkan tahapan perkembangannya, individu yang baru saja
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jika dilihat berdasarkan tahapan perkembangannya, individu yang baru saja memasuki dunia perkuliahan adalah mereka yang sedang menghadapi masa transisi dari
Lebih terperinciSuatu bangsa akan dinyatakan maju tergantung pada mutu pendidikan dan. para generasi penerusnya, karena pendidikan mempunyai peranan penting bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu bangsa akan dinyatakan maju tergantung pada mutu pendidikan dan para generasi penerusnya, karena pendidikan mempunyai peranan penting bagi perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahasiswa sedikit mengalami permasalahan dan beban karena tugas-tugas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa adalah pelajar yang menempuh pendidikan lanjutan di tingkat perguruan tinggi atau universitas. Mahasiswa pun dituntut untuk lebih mandiri dalam segala hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. impian masa depan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti saat ini, pendidikan menjadi salah satu aspek penting, baik untuk mengembangkan potensi dalam diri maupun untuk mencapai impian masa
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DOSEN PEMBIMBING DENGAN TINGKAT STRESS DALAM MENULIS SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DOSEN PEMBIMBING DENGAN TINGKAT STRESS DALAM MENULIS SKRIPSI Diajukan oleh : Rozi Januarti F. 100 050 098 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009 BAB
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI. Widanti Mahendrani 1) 2)
HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI Widanti Mahendrani 1) 2) dan Esthi Rahayu Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang ABSTRAKSI Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hubungan Kecerdasan..., Leila, Fakultas Psikologi 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan individu yang sedang menuju kematangan pribadi dan mempunyai berbagai macam potensi, dengan potensi itu menjadikan mahasiswa dapat membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. representasi mental atau hubungan sebagai hasil dari pengalaman. Belajar dibagi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Belajar merupakan sebuah perubahan jangka panjang dalam representasi mental atau hubungan sebagai hasil dari pengalaman. Belajar dibagi menjadi 3 domain, yaitu: kognitif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga jenjang pendidikan sangat penting. Di negara-negara maju, para
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Di era globalisasi saat ini, teknologi dan informasi semakin berkembang sehingga jenjang pendidikan sangat penting. Di negara-negara maju, para mahasiswa telah
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :
POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) : 1. Konsep dasar bimbingan dan konseling pribadi - sosial : a. Keterkaitan diri dengan lingkungan sosial b. Pengertian BK pribadi- sosial c. Urgensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan siswa. Pada masa remaja berkembang social cognition, yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan siswa. Pada masa remaja berkembang social cognition, yaitu kemampuan memahami
Lebih terperinciGAMBARAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2011 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Gambaran Penyesuaian Diri Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2011 FIP UNJ 81 GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2011 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. Menengan Atas (SMA) saat beralih ke perguruan tinggi. Pada jenjang SMA untuk
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan formal dan menjadi salah satu jenjang pendidikan setelah SMA. Setiap jenjang pendidikan memiliki system
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan di berbagai bidang kehidupan, seperti bidang ilmu pengetahuan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, masyarakat Indonesia diharapkan mengalami perubahan di berbagai bidang kehidupan, seperti bidang ilmu pengetahuan, teknologi, politik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa ini banyak permasalahan yang dialami para pelaku pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan out put. Input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan aktifitas belajar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat persaingan yang semakin ketat dalam bidang jasa, terutama jasa psikologi. Masyarakat psikologi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menimbulkan banyak masalah bila manusia tidak mampu mengambil
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mempunyai kebutuhan yang beragam. Adanya kebutuhan tersebut dapat menimbulkan banyak masalah bila manusia tidak mampu mengambil yang tepat sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi dalam hidupnya. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, manusia harus dapat melakukan penyesuaian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. istilah remaja atau adolenscence, berasal dari bahasa latin adolescere yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan manusia, masa remaja merupakan salah satu tahapan perkembangan dimana seorang individu mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam pendidikan. Perguruan Tinggi diadakan dengan tujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)
MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 MK61112 Aulia Kirana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. usia 18 hingga 25 tahun (Santrock, 2010). Pada tahap perkembangan ini, individu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang individu dapat dikatakan menginjak masa dewasa awal ketika mencapai usia 18 hingga 25 tahun (Santrock, 2010). Pada tahap perkembangan ini, individu mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah salah satu bagian dari civitas akademika pada perguruan tinggi yang merupakan calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Untuk itu diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keberadaan orang lain dalam hidupnya. Dorongan atau motif sosial pada manusia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial, yang berarti manusia tidak dapat hidup sendiri. Didalam situasi dan keadaan seperti apapun manusia selalu membutuhkan keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketika berinteraksi, individu dihadapkan pada tuntutan-tuntutan, baik dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu sebagai makhluk hidup senantiasa berinteraksi dengan dirinya, orang lain, dan lingkungannya guna memenuhi kebutuhan hidup. Ketika berinteraksi, individu dihadapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal di Indonesia merupakan rangkaian jenjang pendidikan yang wajib dilakukan oleh seluruh warga Negara Indonesia, di mulai dari Sekolah Dasar
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PROGRAM KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA. Oleh ; Rina Marlina ABSTRAK
PENGEMBANGAN PROGRAM KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA Oleh ; Rina Marlina ABSTRAK Mahasiswa tingkat pertama ternyata memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di masyarakat. Mahasiswa minimal harus menempuh tujuh semester untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Universitas merupakan dasar utama dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berfungsi menghadapi permasalahan sosial yang ada di masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa keberadaan dan
Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa keberadaan dan bantuan orang lain. Oleh karena itu, setiap manusia diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier adalah bagian hidup yang berpengaruh pada kebahagiaan hidup manusia secara keseluruhan. Oleh karenanya ketepatan memilih serta menentukan keputusan karier
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang pada umumnya ditandai dengan perubahan fisik, kognitif, dan psikososial, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah pada dasarnya merupakan lingkungan sosial yang berfungsi sebagai tempat bertemunya individu satu dengan yang lainnya dengan tujuan dan maksud yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ilmunya dalam dunia pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi. Dalam jenjang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini zaman semakin berkembang, khususnya pada dunia pendidikan. Untuk mengikuti perkembangan zaman tersebut, individu mengembangkan ilmunya dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa. Remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya, adolescentia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan masa transisi, atau masa peralihan dari anak menuju dewasa. Remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja)
Lebih terperinciPENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH
PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH Dyah Rahayu Armanto (dyahrahayuarmanto15@gmail.com) 1 Yusmansyah 2 Diah Utaminingsih 3 ABSTRACT The
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bidang yang penting dan perlu mendapatkan perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipahami atau usaha-usaha lain seperti kuliah lapangan,penelitian,dan lainlain.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar di perguruan tinggi tidak hanya ditentukan oleh berapa banyak kehadiran di bangku kuliah, namun juga tuntutan memperkaya literatur untuk dipahami atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu. Teori yang dikemukakan oleh Schneider dalam (Desmita, 2009),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia sebagai mahluk sosial setiap saat akan membutuhkan orang lain. Interaksi sosial setiap orang membutuhkan kemampuan penyesuaian diri dengan lingkungannya. Penyesuaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tugas perkembangannya di periode tersebut maka ia akan bahagia, namun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Ada beberapa tugas perkembangan yang harus dilakukan seorang remaja. Menurut Havighurst (dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu hal penting yang perlu didapatkan oleh setiap manusia. Manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman yang penuh persaingan ini, pendidikan merupakan salah satu hal penting yang perlu didapatkan oleh setiap manusia. Manusia dengan pendidikan dapat menggali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan satuan pendidikan yang menyelenggrakan pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk meningkat taraf pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang sering terjadi pada masa remaja yaitu kasus pengeroyokan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah yang sering terjadi pada masa remaja yaitu kasus pengeroyokan ataupun kasus tawuran dan keributan antara pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang pada akhirnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Diri 2.1.1. Pengertian Konsep diri Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar usia 18-22 tahun. Menurut Hall (dalam Sarlito, 2001) rentang usia tersebut merupakan fase
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai fungsi ganda yaitu untuk pengembangan individu secara optimal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kedua fungsi ini saling menunjang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga mahasiswa dapat memilih perguruan tinggi yang hendak mereka masuki. Dalam memilih perguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agni Marlina, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Atas (SMA) dan universitas merupakan dua institusi yang memiliki perbedaan nyata baik dari segi fisik hingga sistem yang meliputinya. Adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Individu disadari atau tidak harus menjalani tuntutan perkembangan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu disadari atau tidak harus menjalani tuntutan perkembangan. Individu senantiasa akan menjalani empat tahapan perkembangan, yaitu masa kanak-kanak, masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat meneruskan pembangunan di Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian dalam bidang tertentu. Semakin tinggi penguasaan seseorang terhadap suatu bidang, semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perceraian merupakan kata yang umum dan tidak asing lagi di telinga masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi trend, karena untuk menemukan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode saat ini merupakan zaman modern, Negara Indonesia dituntut untuk mampu menjadi sebuah negara yang hebat dan mampu bersaing di era globalisasi dan diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperilaku asertif, dalam hal ini teknik yang digunakan adalah dengan Assertif
BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dari pelaporan penelitian yang membahas tentang latar belakang penelitian yang dilakukan, adapun yang menjadi fokus garapan dalam penelitian ini adalah masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tidak akan terlepas dari kegiatan bekerja sebab dengan bekerja manusia bisa memenuhi suatu kebutuhan, baik untuk aktualisasi diri maupun untuk mengurangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di antaranya adalah masalah belajar. Permasalahan belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan baik di lingkungan tempat mereka berada. Demikian halnya ketika
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi serta membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Sebagai makhluk sosial, manusia hanya dapat berkembang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak kebijakan-kebijakan baru, salah satunya yaitu pertukaran pelajar antar negara pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan era modern saat ini membawa dampak positif pada bidang pendidikan. Banyak kebijakan-kebijakan baru, salah satunya yaitu pertukaran pelajar antar negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, mencari pekerjaan bukan lagi hal yang mudah. Persaingan yang ketat, membuat masing-masing individu berusaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, mencari pekerjaan bukan lagi hal yang mudah. Persaingan yang ketat, membuat masing-masing individu berusaha meningkatkan kualitas diri terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan yang bermutu adalah yang mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu bidang administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan hasil studi dan pengembangan model konseling aktualisasi diri
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan hasil studi dan pengembangan model konseling aktualisasi diri untuk mengembangkan kecakapan pribadi mahasiswa dipaparkan sebagai berikut. 1. Model
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar,
BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pengalaman Belajar Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar, pada hakekatnya belajar merupakan suatu masalah yang dihadapi sepanjang sejarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis di Perguruan Tinggi (Poerwadarminta, 2002). Semua
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN KEYAKINAN DIRI (SELF-EFFICACY) DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA AKSELERASI
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN KEYAKINAN DIRI (SELF-EFFICACY) DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA AKSELERASI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana Psikologi S-1 Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa, salah satu dari tugas perkembangan kehidupan sosial remaja ialah kemampuan memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. puncak dari seluruh kegiatan akademik di bangku kuliah adalah menyelesaikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahap akhir dari perjalanan panjang seorang mahasiswa yang merupakan titik puncak dari seluruh kegiatan akademik di bangku kuliah adalah menyelesaikan skripsi,
Lebih terperinciDalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional dan metode penelitian. A. Latar Belakang
Lebih terperinciPENINGKATAN SELF EFFICACY PESERTA DIDIK MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK KOGNITIF. Oleh: Andi Riswandi Buana Putra, M.
PENINGKATAN SELF EFFICACY PESERTA DIDIK MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK KOGNITIF Oleh: Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd ABSTRAK Banyak peserta didik yang masih belum percaya dengan kemampuan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk Tuhan yang diberi berbagai kelebihan yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia adalah akal pikiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan pelajar yang paling tinggi levelnya. Mahasiswa di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Mahasiswa merupakan pelajar yang paling tinggi levelnya. Mahasiswa di harapkan mampu memahami konsep, dapat memetakan permasalahan dan memilih solusi terbaik untuk permasalahan
Lebih terperinciPEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA
PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO Jl. Batoro Katong No. 30 Ponorogo Jawa Timur. Telp/Fax: (0352) 489171 Web: akbidharapanmulya.ac Email : akbidharapanmulya@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
40 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif menurut Sugiyono disebut sebagai metode positivistik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dipandang mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan setiap anak di dunia ini berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Tidak hanya anak normal saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri, keluarga, masyarakat dan Negara. khususnya bagi masyarakat Indonesia. Kualitas pendidikan di Indonesia saat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses dari perjalanan hidup manusia. Melalui pendidikan manusia akan mengalami perubahan tingkah laku dari yang sebelumnya tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Nikah, menikah, dan pernikahan, tiga kata ini akan selalu menjadi bahasan paling menarik sepanjang masa. Apalagi bagi mereka yang berstatus mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat memasuki dunia kerja, demikian halnya dengan pendidikan di SMA. Kurikulum SMA dirancang untuk
Lebih terperinciPEDOMAN PEMBIMBINGAN AKADEMIK POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Lampiran : Surat Keputusan Direktur PNJ Nomor : Tentang : Pedoman Pembimbingan Akademik PNJ PEDOMAN PEMBIMBINGAN AKADEMIK POLITEKNIK NEGERI JAKARTA POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2008 KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, perubahan di berbagai sektor
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini, perubahan di berbagai sektor kehidupan maju semakin pesat. Perubahan tersebut berdampak pada semakin ketatnya persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang akan menjadi penerus bangsa. Tidak dapat dipungkiri, seiring dengan terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting, terutama bagi generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa. Tidak dapat dipungkiri, seiring dengan terus berkembangnya
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PERILAKU DELINKUEN DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSI PENYANDANG TUNALARAS DI SLB-E BHINA PUTERA SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S1 Psikologi Disusun oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membantu individu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membantu individu mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Melalui pendidikan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa Remaja terkadang mereka masih belum memikirkan tentang masa depan mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengasuhan anak, dilakukan orang tua dengan menggunakan pola asuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengasuhan anak, dilakukan orang tua dengan menggunakan pola asuh tertentu. Penggunaan pola asuh ini memberikan sumbangan dalam mewarnai perkembangan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan senantiasa berusaha untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan antara individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan formal yang menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional dan mempunyai tujuan untuk menyiapkan peserta didik
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA GEGAR BUDAYA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BERSUKU MINANG DI UNIVERSITAS DIPONEGORO
HUBUNGAN ANTARA GEGAR BUDAYA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BERSUKU MINANG DI UNIVERSITAS DIPONEGORO Astrid Oktaria Audra Siregar 15010113140084 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ABSTRAK
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA RANTAU DARI INDONESIA BAGIAN TIMUR DI SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA RANTAU DARI INDONESIA BAGIAN TIMUR DI SEMARANG Rayhanatul Fitri 15010113130086 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa merupakan orang yang sedang dalam proses pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut maupun akademi. Mahasiswa adalah generasi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini, akan diuraikan simpulan dan saran berdasarkan hasil analisis temuan dan pembahasan dalam penelitian yang diuraikan berdasarkan fokus pertanyaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan mengalami perubahan-perubahan bertahap dalam hidupnya. Sepanjang rentang kehidupannya tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muda, yaitu suatu masa dengan rentang usia dari 18 sampai kira-kira umur 25
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah salah satu individu yang telah memasuki masa dewasa muda, yaitu suatu masa dengan rentang usia dari 18 sampai kira-kira umur 25 tahun (Hurlock
Lebih terperinci