VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN. (Metodologi Penelitian) Oleh. Niswah Qurrota A yuni ( ) Nilza Humaira Salsabila ( )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN. (Metodologi Penelitian) Oleh. Niswah Qurrota A yuni ( ) Nilza Humaira Salsabila ( )"

Transkripsi

1 VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN (Metodologi Penelitian) Oleh Niswah Qurrota A yuni ( ) Nilza Humaira Salsabila ( ) Asma Khiyarunnisa ( ) Program Strudi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta 2016 A. Pendahuluan Djaali (2000: 9) menyatakan bahwa secara umum yang dimaksud dengan instrumen adalah suatu alat yang karena memenuhi persyaratan akademis maka dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Nurkancana (1992: 141) menyatakan bahwa suatu alat pengukur dapat dikatakan alat pengukur yang valid apabila alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. 1. Definisi Validitas Menurut Messick (1989) validitas merupakan penilaian menyeluruh dimana bukti empiris dan logika teori mendukung pengambilan keputusan serta tindakan berdasarkan skor tes atau model-model penilaian yang lain. Menurut Sugiyono (2007; 363) validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud lakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan instrumen yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.

2 2. Definisi Reliabilitas Menurut Mehrens & Lehmann (1973) dalam Retnawati (2016) reliabilitas merupakan derajat kekonsistensian di antara dua skor hasil pengukuran pada objek yang sama, meskipun menggunakan alat pengukur yang berbeda dan skala yang berbeda. Menurut Azwar (1997) konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Penelitian dianggap dapat diandalkan bila memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang sama. Tidak bisa diandalkan bila pengukuran yang berulang itu memberikan hasil yang berbeda-beda. 3. Perbedaan Validitas dan Reliabilitas pada Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel, yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen penelitian, sedangkan dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya. Oleh karena itu, kuantitatif lebih menekankan pada aspek reliabilitas, sedangkan penelitian kualitatif lebih pada aspek validitas. B. Penelitian Kuantitatif 1. Validitas Terdapat tiga tipe validitas dalam instrumen, yaitu (1) validitas isi, (2) validitas konstruk dan (3) validitas kriteria (Nunnally, 1978, Allen & Yen, 1979, Fernandes, 1984, Woolfolk & McCane, 1984, Kerlinger, 1986, dan Lawrence, 1994 dalam Retnawati, 2016: 16): a) Validitas Isi Validitas isi suatu instrumen adalah sejauhmana butir-butir dalam instrumen itu mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur dan sejauh mana butir-butir itu mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur (Nunnally, 1978; Fernandes, 1984). Langkah-langkah untuk membuktikan validitas isi 1) Memberikan kisi-kisi dan butir instrumen, berikut rubrik penskorannya jika ada kepada beberapa ahli yang sesuai dengan bidang yang diteliti untuk mohon masukan. Banyaknya ahli yang dimohon untuk memberi masukan paling tidak 3 orang ahli dengan kepakaran yang relevan dengan bidang yang diteliti. 2) Masukan yang diharapakan dari ahli berupa kesesuaian komponen instrumen dengan indikator, indikator dengan butir, benarnya substansi butir, kejelasan kalimat dalam butir, jika merupakan tes, maka pertanyaan harus ada jawabannya/kuncinya, kalimat-kalimat tidak membingungkan, format tulisan,

3 simbol, dan gambar yang cukup jelas. Proses ini sering disebut telaah kualitatif yang meliputi aspek substansi, bahasa, dan budaya. 3) Berdasarkan masukan ahli tersebut, kisi-kisi dan atau instrumen kemudian diperbaiki. 4) Meminta ahli untuk menilai validitas butir, berupa kesesuaian antara butir dengan indikator. Penilaian ini dapat dilakukan misalnya dengan skala Likert (Skor1: Tidak Valid, Skor 2= kurang valid, Skor 3= cukup valid, skor 4= valid, skor 5 = sangat valid). Dapat pula penskoran dengan melihat relevansi butir dengan indicator (Skor1: Tidak Relevan, Skor 2= kurang relevan, Skor 3= cukup relevan, skor 4= relevan, skor 5 = sangat relevan). 5) Menghitung indeks kesepakatan ahli (rater agreement) dengan indeks Aiken V atau indeks Gregory, yang merupakan indeks untuk menunjukkan kesepakatan hasil penilaian para ahli tentang validitas, baik untuk butir maupun untuk perangkatnya. Membuktikan Validitas Isi Instrumen Setelah memberikan kisi-kisi dan butir instrumen, serta rubrik penskorannya kepada para ahli, peneliti juga memberikan format penilaian ahli untuk mengetahui kesesuaian butir dengan indikator. Contoh : Setelah itu peneliti mengumpulkan hasil penilaian dari para ahli tersebut:

4 Dengan menggunakan Indeks Validasi Aiken Indeks Aiken merupakan indeks kesepakatan para ahli terhadap kesesuaian butir (atau sesuai tidaknya butir) dengan indikator yang ingin diukur menggunakan butir tersebut. Indeks V ini nilainya berkisar diantara 0-1. Dari hasil perhitungan indeks V, suatu butir atau perangkat dapat dikategorikan berdasarkan indeknya. Jika indeksnya kurang atau sama dengan 0,4 dikatakan validitasnya kurang, 0,4-0,8 dikatakan validitasnya sedang, dan jika lebih besar dari 0,8 dikatakan sangat valid. Selanjutnya hasil tersebut diinterpretasikan. Jika indeks kepakatan tersebut kurang dari 0,4 maka dikatakan validitasnya rendah, diantara 0,4-0,8 dikatakan validitasnya sedang (mediocare) dan jika lebih dari 0,8 dikatakan tinggi. Sehingga dari tabel di atas dapat kita simpulkan bahwa butir 1,2,3,4 dan 5 memiliki validitas sedang. Dan secara keseluruhan semua butir memiliki validitas sedang. Dengan menggunakan Indeks Validasi Gregory Indeks ini juga berkisar diantara 0-1. Dengan membuat tabel kontingensi pada dua ahli, dengan kategori pertama tidak relevan dan kurang relevan menjadi kategori relevansi lemah, dan kategori kedua untuk yang cukup relevan dan sangat

5 relevan yang dibuat kategori baru relevansi kuat. Indeks kesepakatan ahli untuk validitas isi merupakan perbandingan banyaknya butir dari kedua ahli dengan kategori relevansi kuat dengan keseluruhan butir. Dari hasil penilaian para ahli pada tabel 3., kemudian skor tersebut dikategorikan ulang. Kategori pertama: tidak relevan (skor 1) dan kurang relevan (skor 2) diketagorikan ulang mejadi kategori relevansi lemah, dan kategori kedua: cukup relevan (skor 3) dan sangat relevan (skor 4) dikategorikan ulang menjadi kategori relevansi kuat. Contohnya pada tabel berikut: Setelah itu, peneliti membuat tabel kontingensi ketiga ahli pada relevansi lemah dan kuat. Koefisien validitas isi dihitung dengan formula: Selanjutnya hasil tersebut diinterpretasikan, Jika indeks kesepakatan tersebut kurang dari 0,4 maka dikatakan validitasnya rendah, diantara 0,4-0,8 dikatakan validitasnya sedang (mediocare) dan jika lebih dari 0,8 dikatakan tinggi. Pada kasus ini karena koefisien validitas isinya 0,6, maka dikatakan validitasnya sedang. b) Validitas Konstruk Validitas konstruk adalah validitas yang menunjukkan sejauhmana instrumen mengungkap suatu kemampuan atau konstruk teoretis tertentu yang hendak diukurnya (Nunnally, 1978, Fernandes, 1984). Prosedur validasi konstruk diawali dari suatu identifikasi dan batasan mengenai variabel yang hendak diukur

6 dan dinyatakan dalam bentuk konstruk logis berdasarkan teori mengenai variabel tersebut. Proses pembuktiannya dapat dilakukan dengan membuktikan bahwa konstruk instrumen memang ada (exists) dan kemudian dibuktikan hasil pengukurannya secara empiris. Jadi validitas konstruk merupakan salah satu tipe validitas internal rasional suatu instrumen yang menunjukkan sejauh mana instrumen tersebut mengungkap suatu trait atau konstruk teoretik yang hendak diukurnya. Dalam hal ini konstruk merupakan kerangka dari suatu konsep. Pengertian konstruk ini bersifat terpendam dan abstrak sehingga berkaitan dengan banyak indikator perilaku empiris yang menuntut adanya uji analisis seperti analisis faktor. Hal-hal yang harus dipenuhi untuk melakukan analisis faktor 1) Variabel dependennya harus berupa data kuantitatif pada tingkat pengukuran interval atau ratio karena data kategori tidak dapat dilakukan analisis faktor, dan (2) 2) Data harus berdistribusi normal bivariat untuk tiap pasangan variabel dan pengamatan harus saling bebas. Selain itu analisis faktor menghendaki bahwa matrik data harus memiliki korelasi yang cukup agar dapat dilakukan analisis faktor. Jika berdasarkan data visual tidak ada nilai korelasi diatas 0,30 maka analisis faktor tidak dapat dilakukan. Cara lain menentukan dapat tidaknya dilakukan analisis faktor adalah dengan melihat matriks korelasi secara keseluruhan. Untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel digunakan uji Barlett test of sphericity. Jika hasilnya signifikan berarti matriks korelasi memiliki korelasi signifikan dengan sejumlah variabel. Uji lain yang dapat digunakan untuk melihat interkorelasi antar variabel dan dapat tidaknya analisi faktor dilakukan adalah Measure of Sampling Adequacy (MSA). Nilai MSA ini bervariasi antara 0 sampai 1, jika nilai MSA < 0,50 maka analisis faktor tidak dapat dilakukan. Adapun terkait dengan ukuran sampel, menurut Gable (1986), ukuran sampel atau banyaknya responden adalah 5 sampai 10 kali jumlah item, misalnya dalam satu angket dimuat 15 butir, maka banyaknya responden yang harus mengisi kuesioner antara 75 orang sampai dengan 150 orang. Langkah-langkah melakukan uji validitas konstruk dengan menggunakan analisis faktor Adapun langkah-langkah melakukan uji validitas konstruk dengan menggunakan analisis faktor antara lain sebagaimana dikemukakan De Vaus (1991) yakni: 1) Memilih variabel yang akan dianalisis, Pemilihan variabel yang akan dianalisis berkaitan dengan variabel mana yang akan dilibatkan untuk analisis.

7 2) Ekstraksi awal seperangkat faktor, Ekstraksi awal merupakan metode dalam analisis faktor untuk mereduksi data dari beberapa variabel menjadi beberapa faktor yang lebih sedikit. Untuk melakukan ekstraksi awal ini ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan, namun yang paling sering digunakan adalah: a) Pendekatan eksploratori (exploratory factor analysis) atau EFA melalui metode Principal Component Analysis atau analisis komponen utama, merupakan suatu metode ekstraksi faktor yang digunakan untuk membentuk kombinasi linier yang tidak berhubungan dari variabel observasi. Urutan komponen menjelaskan bahwa semakin kecil porsi varian dan tidak ada korelasi satu dengan lainnya. b) Pendekatan konfirmatori (confirmatory factor analysis) atau CFA melalui metode analisis Maximum Likelihood (ML) atau metode kemungkinan maksimum, merupakan metode ekstraksi faktor yang menghasilkan estimasi parameter yang paling mungkin untuk menghasilkan matriks korelasi observasi jika sampel berasal dari distribusi normal multivariate. 3) Ekstraksi akhir seperangkat faktor dengan rotasi, Rotasi merupakan metode yang digunakan dalam analisis faktor untuk mereduksi data dari beberapa variabel menjadi beberapa faktor yang lebih sedikit jika menggunakan metode ekstraksi masih belum dapat diperoleh komponen faktor secara jelas. Beberapa metode pada ekstraksi antara lain: varimax methode, quartimax methode dan equamax method. 4) Menyusun skala untuk digunakan analisis lanjut. Prosedur menggunakan program SPSS for windows untuk melakukan analisis faktor a) Bukalah file yang akan dianalisis, b) Dari menu utama SPSS pilih Analyze, kemudian submenu Data Reduction, lalu pilih Factor, c) Pada kotak Variables isikan variabel yang akan dianalisis, d) Pilih Descriptives dan aktifkan semua pilihan yang ada khususnya KMO and Barlett s test of sphericity, kemudian pilih Continue, e) pilih Rotation dan aktifkan pilihan Varimax, lalu pilih Continue dan abaikan pilihan lainnya, lalu tekan Continue, dan f) Tekan Ok. Penggunaan Varimax dalam pilihan Rotation lebih disarankan karena menurut Hair (1998) dalam Imam Ghozali (2001) metode Varimax terbukti sangat berhasil sebagai pendekatan analitik untuk mendapatkan rotasi orthogonal yakni rotasi dengan sudut 90 derajad pada suatu faktor.

8 c) Validitas Kriteria Validitas kriteria dibuktikan dengan melihat kebermanfaatan dari interpretasi skor hasil pengukuran (usefulness). Validitas kriteria diketahui dengan mengestimasi korelasi skor tes peserta dengan skor kriteria. Korelasi ini disebut dengan koefisien validitas, yang menyatakan derajat hubungan antara prediktor dengan kriteria. Dilihat dari segi waktu untuk memperoleh skor kriterianya, prosedur validasi berdasar kriteria menghasilkan dua macam validitas 1) Validitas Konkuren : Jika kriteria yang telah ada saat skor penilaian diperoleh atau rentang waktu perolehan kedua data tidak terlalu lama. 2) Validitas Prediktif : Jika kriteria keberhasilan ditunggu beberapa lama, misalnya kurun waktu tertentu. Validitas kriteria dapat memprediksikan suatu skor kemampuan ke skor kriteria dalam rangka memprediksikan kemampuan atau performen peserta tes. Prediksi ini dilakukan melalui persamaan regresi. Langkah-langkah validitas kriteria: 1) Menyiapkan kriteria yang mengukur konstruk yang bersesuaian. 2) Sampel diminta mengerjakan tes/instrumen yang akan dibuktikan validitasnya juga tes yang menjadi kriteria. 3) Menghitung koefisien korelasi antara skor instrumen yang akan dibuktikan validitasnya dengan instrumen kriteria dengan rumus. 2. Reliabilitas Dalam Retnawati (2016: 86-92) proses penghitungan reliabilitas disebut dengan setimasi. Berikut akan dibahas tiga estimasi reliabilitas instrumen kuantitatif, yaitu (1) Konsistensi Eksternal, (2) Konsistensi Internal, (3) Reliabilitas Komposit. Estimasi konsistensi eksternal terdiri dari tes ulang, paralel, dan gabungan dari keduanya. Estimasi konsistensi internal terdiri dari metode belah dua. Dan reliabilitas komposit terdiri dari alpha cronbanch, KR-20, dan KR-21. a) Metode Tes Ulang (Test-Restest-Method) Pengukuran dengan metode tes ulang perlu dilakukan dua kali, pengukuran pertama dan pengukuran kedua atau ulanganya. Kedua pengukuran ini dapat dilakukan oleh orang yang sama atau berbeda, namun pada proses pengukuran yang kedua, keadaan yang diukur itu harus benar-benar berada pada kondisi yang sama dengan pengukuran pertama. Selanjutnya hasil pengukuran yang pertama dan yang kedua dikorelasikan dan hasilnya menunjukkan reliabilitas

9 skor perangkat pengukuran. Jika jarak pengukuran terlalu jauh, korelasi kedua skor akan menjadi semakin rendah. Semakin lama interval pelaksanaan pengukuran kedua instrumen, akan semakin rendah koefisien reliabilitasnya. Untuk mengatasi hal ini, jarak kedua pengukuran sebaiknya tidak terlalu jauh, misalnya tidak sampai satu bulan. Berikut adalah rumusnya. Ket: ri : koefisien reliabilitas skor instrumen X : skor pengukuran pertama Y : skor pengukuran kedua b) Metode Bentuk Paralel (Equivalent) Pada metode ini diperlukan dua instrumen yang dikatakan paralel untuk mengestimasi koefisien reliabilitas. Dua buah tes dikatakan paralel atau equivalent adalah dua buah instrumen yang mempunyai kesamaan tujuan dalam pengukuran, tingkat kesukaran dan susunan juga sama, namun butir-butir soalnya berbeda, atau dikenal dengan istilah alternateforms method atau parallel forms. c) Metode gabungan Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang equivalent beberapa kali kepada responden yang sama. Metode ini merupakan gabungan pertama dan kedua. Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrumen, setelah itu, dikorelasikan pada pengujian kedua, dan selanjutnya dikorelasikan secara silang (Sugiyono, 2014: 184). d) Metode Belah Dua (Split Half Method) Pada metode belah dua ini, dalam satu instrumen dikerjakan satu kali oleh sejumlah subjek (sample) suatu penelitian. Butir-butir pada perangkat dibagi menjadi dua. Pembagian dapat menggunakan nomor ganjil-genap pada instrumen, atau separuh pertama maupun separuh kedua, maupun membelah dengan menggunakan nomor acak atau tanpa pola tertentu. Skor responden merespons setengah perangkat bagian yang pertama dikorelasikan dengan skor setengah perangkat pada bagian yang kedua. Ada beberapa formula untuk mengestimasi reliabilitas dengan metode belah dua, antara lain rumus Spearman-Brown, rumus Flanagan, dan rumus Rulon. Berikut adalah rumus Spearman-Brown.

10 Ket: ri : koefisien reliabilitas skor instrumen rb : korelasi antara dua belahan instrumen N : banyaknya responden X : belahan pertama Y : belahan kedua e) Reliabilitas Komposit Reliabilitas komposit untuk mengestimasi reliabilitas instrumen yang terdiri dari banyak butir. Dimana butir-butir ini merupakan butir yang berbeda-beda namun membangun suatu konstruk yang sama. Komposit yang dimaksudkan yaitu skor akhir gabungan dari skor butirbutir penyusun instrumen. Ada 3 formula yang dapat digunakan untuk mengestimasi reliabilitas dengan cara ini, yaitu dengan menghitung koefisien dari Cronbach, koefisien KR-20, dan koefisien KR-21. 1) Rumus Alpha Cronbach Digunakan untuk mengestimasi reliabilitas instrumen dengan penskoran 1 dan 0, skala politomus (misalnya angket dengan skala Likert ), atau soal uraian. Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut. 2) Rumus Kuder-Richardson (KR) Ada dua jenis KR yaitu KR-20 dan KR-21. KR-20 digunakan untuk analisis butir dikotomi, intrumen dengan penskoran 1-0, benar-salah, ya-tidak, dan lain-lain. Rumus KR-20 sebagai berikut.

11 Ket: rii : koefisien reliabilitas skor instrumen k : banyaknya butir pertanyaan si 2 : varians skor total pi : proporsi subjek yang menjawab betul (skor 1) pada suatu butir, rumusnya Sedangkan KR-21 digunakan untuk instrumen dengan penskoran 1 dan 0, skala politomus (misalnya angket dengan skala Likert ), atau soal uraian. Rumus KR-21 sebagai berikut. f) Faktor-Faktor yang mempengaruhi Reliabilitas (Retnawati, 2016: ) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi reliabilitas. Faktor secara langsung maupun tidak langsung. Faktor-faktor yang mempengaruhi secara langsung, yaitu: 1) Waktu penyelenggaraan pengumpulan data pertama dan kedua. Faktor ini terjadi saat menggunakan metode tes-retes. Interval waktu penyelenggaraan yang terlalu dekat atau terlalu jauh, akan mempengaruhi koefisien reliabilitas. 2) Panjang instrumen, semakin panjang suatu instrumen pengumpul data, semakin banyak butir yang termuat di dalamnya. Hal ini akan memberikan dampak hasil pengumpulan data akan semakin mendekati keadaan yang sebenarnya, yang akan mempertinggi koefisien reliabilitas.

12 3) Penyebaran skor perolehan responden. Koefisien reliabilitas secara langsung dipengaruhi oleh bentuk sebaran skor (variansi) dalam kelompok responden yang diukur. Semakin tinggi varians skor hasil pengukuran, semakin tinggi estimasi koefisien reliabilitas. 4) Tingkat kesulitan butir instrumen. Butir yang terlalu mudah dan butir terlalu sulit tidak memberikan tambahan variansi sebaran skor hasil pengukuran, sehingga akan mempengaruhi reliabilitas. 5) Objektivitas penskoran. Objektivitas penskoran terhadap respons responden terhadap instrumen akan mempengaruhi reliabilitas. Semakin objektif penskoran suatu instrumen, maka skor perolehannya akan menjadi semakin reliabel. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi secara tidak langsung, yaitu: 1) Panjang tes dan kualitas butir-butir instrumen. Instrumen yang terdiri dari banyak butir, tentu lebih reliabel dibandingkan dengan instrumen yang hanya terdiri dari beberapa butir. 2) Kondisi penyelenggaraan pengumpulan data atau administrasi. I. Sebagai contoh pada pelaksanaan tes, petunjuk yang diberikan sebelum tes dimulai dan petunjuk ini disajikan dengan jelas, penyelenggaraan tes akan berjalan lancar dan tidak akan banyak terdapat pertanyaan atau komentar dari responden. Hal ini akan menjamin pelaksanaan tes yang tertib dan tenang sehingga skor yang diperoleh lebih reliabel. II. Pengawas yang tertib akan mempengaruhi skor hasil perolehan responden. Pengawasan yang terlalu ketat ketika pengumpulan data menyebabkan responden merasa kurang nyaman atau merasa takut dan tidak dapat dengan leluasa dalam merespon instrumen, namun jika pengawasan kurang, maka peserta akan bekerjasama sehingga hasil pengumpulan data kurang dapat dipercaya. III. Suasana lingkungan dan tempat pengumpulan data (tempat duduk yang tidak teratur, suasana disekelilingnya gaduh atau tidak tenang, dan sebagainya) akan mempengaruhi reliabilitas. Sebagai contoh pada pelaksanaan tes, suasana yang panas dan dekat sumber kegaduhan akan mempengaruhi hasil tes. C. Validitas Dan Reliabilitas Kualitatif Peneltian kualitatif menghadapi persoalan penting mengenai pengujian keabsahan data hasil penelitian. Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, yaitu antara lain (Bungin, 2007):\ 1) Subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif.

13 2) Alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi (apapun bentuknya) mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka apalagi tanpa kontrol (dalam observasi partisipasi) 3) Sumber data kualitatif yang kurang kredibel akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Pengertian reliabilitas dalam penelitian kuantitatif sangat berbeda dengan reliabilitas dalam penelitian kualitatif. Hal ini terjadi karena perbedaan melihat paradigma dalam melihat realitas. Menurut kualitatif, suatu realitas itu bersifat majemuk, dinamis/selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten, dan berulang seperti semula. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif tidak ada suatu data yang tetap/konsisten/stabil. Keabsahan data hasil penelitian kualitatif dinilai berdasarkan empat kriteria, dapat dilihat pada tabel berikut: 1. Uji Kredibilitas Uji kredibilitas data hasil penelitian kualitatif dilakukan dengan cara (1) perpanjangan pengamatan, (2) peningkatan ketekunan dalam penelitian, (3) triangulasi, (4)diskusi dengan teman sejawat, (5) analisis kasus negatif, dan (6)member check (Sugiyono, 2014: 368). a) Perpanjangan pengamatan Dengan melakukan perpanjangan pengamatan, peneliti kembali ke lapangan untuk pengamatan/observasi kembali dengan narasumber, mengecek kembali hasil data. Hubungan peneliti dengan narasumber juga akan semakin terbentuk, semakin akrab, semakin terbuka, sehingga dapat diperoleh informasi lengkap yang pasti kebenarannya. Bila selama perpanjangan pengamatan data yang diperoleh sudah benar dan tidak berubah, maka data tersebut kredibel. Waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri. b) Meningkatkan Ketekunan Meningkatkan ketekunan dengan peneliti melakukan pengecekan kembali terhadap data yang diperoleh benar atau tidak. Selain itu peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis terhadap apa yang diamati. Membaca berbagai refrensi buku, hasil penelitian, atau dokumentasi terkait dengan temuan yang diteliti. Hal itu akan menambah wawasan peneliti untuk memeriksa apakah data yang ditemukan itu bisa dipercay ataau tidak.

14 c) Triangulasi 1) Triangulasi Sumber Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui bebrapa sumber. 2) Triangulasi Teknik Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. 3) Triangulasi Waktu Triangulasi waktu dilakukan dengan cara mengecek melalui wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu dan situasi yang berbeda. Bila data yang dihasilkan berbeda makan dilakukan pengulangan sampai data yang dihasilkan pasti dan tidak berubah. d) Analisis Kasus Negatif Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penlitian hingga pada saat tertentu. Dengan melakukan analisis kasus negatif berarti penelit mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Apabila semua data telah sama dan tidak bertentangan maka data yang ditemukan sudah dapat dipercaya atau kredibel. e) Menggunakan Bahan Referensi Peneliti menggunakan bahan pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Misalnya data hasil wawancara didukung dengan adanya rekaman wawancara, dan lain-lain. f) Mengadakan Member Check Member Check dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data hasil temuan peneliti disepakati oleh narasumber maka data tersebut kredibel. Tujuan member check adalah agar dat ayang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud narasumber. 2. Pengujian Transferability Transferability berhubungan dengan hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Menurut Patton (dalam Afiyanti, 2008) Generalisasi hanya dapat dicapai bila obyek studi dapat dilepaskan sepenuhnya dari pengaruh konteks penelitian, suatu hal yang nyaris mustahil dilakukan dalam penelitian kualitatif. Tranferabilitas dalam penelitian kualitatfi tidak dinilai sendiri oleh penelitinya melainkan oleh para pembaca hasil penelitian tersebut. Jika pembaca memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas tentang laporan penelitian (konteks dan foku penelitian), hasil penelitian itu dapat dikatakan memiliki transferabilitas yang tinggi (Bungin, 2003; Morse, Barrett, Mayan, Olson & Spiers, 2002). 3. Pengujian Dependability

15 Istilah reliabilitas dalam penelitian kualitatif dikenal dengan istilah dependabilitas. Tingkat dependabilitas yang tinggi pada penelitian kualitatif dapat diperoleh dengan melakukan suatu analisis data yang terstruktur dan berupaya untuk menginterpretasikan hasil penelitian dengan baik sehingga peneliti lain akan dapat membuat kesimpulan yang sama dalam menggunakan perspekif, data mentah, dan dokumen analisis penelitian yang sedang dilakukan (Sterubert & Carpenter, 2003). Brink (1991) menyatakan ada tiga jenis uji atau tes yang dapat dilakukan untuk menilai reliabilitas atau dependabilitas data penelitian kualitatif, yaitu: a) Stabilitas Stabilitas dapat dinilai atau diuji ketika menanyakan berbagai pertanyaan yang identik dari seorang partisipan pada waktu yang berbeda menghasilkan jawaban yang sama. b) Konsistensi Konsistensi dapat dinilai jika interview script yang digunakan peneliti dapat menghasilkan suatu jawaban partisipan yang terintegrasi dan sesuai dengan pertanyaan atau topik yang diberikan. c) Ekuivalensi Ekuivalensi dapat diuji dengan penggunaan bentuk-bentuk pertanyaan alternatif yang memiliki kesaman arti dalam satu wawancara tunggal dapat menghasilkan data yang sama atau dengan menilai kesepakatan hasil observasi dari dua orang peneliti. 4. Pengujian Konfirmability Streubert dan Carpenter (2003) menjelaskan bahwa konfirmabilitas merupakan suatu proses pemeriksaan kriteria, yaitu cara atau langkah peneliti melakukan konfirmasi hasil-hasil temuannya. Pada umumnya, cara yang banyak dilakukan peneliti untuk mengkonfirmasi penelitiannya adalah dengan merefleksikan hasil-hasil penelitiannya pada jurnal terkait, peer teaching, konsultasi dengan peneliti ahli, atau melakukan konfirmasi data atau informasi dengan cara mempresentasikan hasil penelitiannya pada suatu konferensi untuk memperoleh berbagai masukan untuk kesempurnaan hasil penelitiannya. DAFTAR PUSTAKA Azwar, Saifuddin. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Brink, P. (1991). Issues of Reliability and Validity. In Morse, J (ed). Qualitative nursing research: A Contemporary Dialogue, London: Sage, pp Bungin, B. (2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

16 Guba, E.G. & Lincoln, Y.S. (1989). Fourth Generation Evaluation. Newbury Park: Sage Publications. Mose, J.M. Barrett, M., Mayan, M., Olson, K. & Spiers, J. (2002). Verification Strategies for Establishing Reliability and Validity in Qualitative Research. Internationl Journal of Qualitative Methods, 1(2), Retnawati, Heri. (2016). Anilisis Kuantitatif Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Parama Publishing. Streubert, H.J. & Carpenter, D.R. (2003). Qualitative Research in Nursing: Advancing the Humanistic Imperative. 3th (eds). Philadelphia: Lippincott, PA. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Patton, M.Q. (1990). Qualitative Evaluation and Research Methods. Newbury Park: Sage Publications.

VALIDITAS DAN RELIABILITAS

VALIDITAS DAN RELIABILITAS VALIDITAS DAN RELIABILITAS A. Pendahuluan Dalam penelitian pendidikan, untuk mengukur suatu variabel diperlukan alat ukur yang biasa disebut instrument. Instrumen yang digunakan dalam penelitian haruslah

Lebih terperinci

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Pendidikan Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnawati Disusun oleh: Niswah Qurrota A yuni (16709251023) Nilza Humaira

Lebih terperinci

VALIDITAS DAN RELIABILITAS

VALIDITAS DAN RELIABILITAS 1 VALIDITAS DAN RELIABILITAS A. Pengertian Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Validitas berasal dari kata validity yang berarti derajat ketepatan dan kecermatan suatu instrument penelitian sehingga

Lebih terperinci

Validitas Konstruk (construct validity) dalam Pengembangan Instrumen Penilaian Non-Kognitif

Validitas Konstruk (construct validity) dalam Pengembangan Instrumen Penilaian Non-Kognitif Validitas Konstruk (construct validity) dalam Pengembangan Instrumen Penilaian Non-Kognitif Kana Hidayati dan Caturiyati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK Pada tahun pelajaran 2004/2005 telah

Lebih terperinci

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN Pertemuan 7 VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN Tujuan Setelah perkuliahan ini diharapkan dapat: Menjelaskan tentang pengertian validitas dan penerapannya dalam menguji instrument penelitian pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dalam menyelesaikan soal. Namun setelah diprediksi lebih lanjut,

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dalam menyelesaikan soal. Namun setelah diprediksi lebih lanjut, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu pengetahuan yang abstrak, sehingga kita membutuhkan pemahaman dan keterampilan yang mendalam untuk bisa menguasainya. Di antara keterampilan

Lebih terperinci

VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM PENELITIAN KUALITATIF

VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM PENELITIAN KUALITATIF LEMBAR METODOLOGI VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM PENELITIAN KUALITATIF Yati Afiyanti* Abstrak Penilaian kualitas suatu temuan penelitian, baik kuantitatif maupun kualitatif memerlukan pembahasan tentang

Lebih terperinci

Pengantar Psikodianostik

Pengantar Psikodianostik Modul ke: Pengantar Psikodianostik Dasar dasar Tes Psikologi Validitas dan Reliabilitas Tes Psikologis Fakultas PSIKOLOGI Wenny Hikmah Syahputri, M.Psi., Psi. Program Studi Psikologi Jenis Tes Psikologi

Lebih terperinci

Karakteristik Butir Tes dan Analisisnya. Oleh: Heri Retnawati

Karakteristik Butir Tes dan Analisisnya. Oleh: Heri Retnawati Karakteristik Butir Tes dan Analisisnya Oleh: Heri Retnawati Pada suatu pengukuran baik di dunia pendidikan maupun sosial, diperlukan instrument yang baik. Untuk memeroleh suatu instrumen yang baik, prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 70 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis relevansi muatan lokal pengembangan potensi di. Analisis relevansi dilakukan terhadap relevansi eksternal antara tujuan muatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah usaha batik yang ada di Kabupaten Sleman. Sedangkan subyek yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry.

BAB III METODE PENELITIAN. pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah konsumen di kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research &

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research & BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research & development (R & D) dengan menggunakan model pengembangan instrumen yang dikemukakan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat. 0 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang

Lebih terperinci

VALIDITAS & RELIABILITAS. Sami an

VALIDITAS & RELIABILITAS. Sami an VALIDITAS & RELIABILITAS Sami an VALIDITAS Validitas berarti ketepatan atau kecermatan. Validitas merupakan sejauh mana alat ukur benar-benar mengukur apa yang memang ingin di ukur. TIGA CIRI VALIDITAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) diawali dengan studi pendahuluan sampai tahap uji produk dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Desain Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang pelaksanaannya direncanakan dalam dua siklus.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Sukoharjo kelas X MIA 2 semester gasal tahun ajaran 2015/2016.

Lebih terperinci

Pertemuan 6 & 7 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS. Objektif:

Pertemuan 6 & 7 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS. Objektif: Pertemuan 6 & 7 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Objektif: 1. Mahasiswa dapat mengetahui ketepatan mengukur suatu alat ukur (uji validitas) 2. Mahasiswa dapat menentukan konsistensi alat ukur (uji reliabilitas)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan model penelitian korelasional. Pendekatan kuantitatif menekankan analisa pada data angka yang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TES YANG BAIK

KARAKTERISTIK TES YANG BAIK KARAKTERISTIK TES YANG BAIK Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si faridaagus@yahoo.co.id Karakteristik Tes Validitas alat tes Reliabilitas Hasil Pengukuran Konteks Validitas Dalam penelitian validitas digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang bertujuan untuk mendeskriptifkan sesuatu yang ada pada saat ini. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. yang bertujuan untuk mendeskriptifkan sesuatu yang ada pada saat ini. Dalam 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskriptifkan sesuatu yang ada pada saat ini. Dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Untuk dapat melakukan penelitian ini, langkah awalnya adalah mengetahui visi dan misi serta tujuan yang ingin dicapai oleh BReAD Unit. BReAD

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Ujicoba Instrumen Uji coba instrumen dilaksanakan pada minggu ke-4 Juli 2015 sampai dengan minggu ke-1 Agustus 2015. Uji dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut sumber perolehannya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut sumber perolehannya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Menurut sumber perolehannya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber asli. Dalam hal ini,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah. beralamat di Jalan Pramuka No. 62 Giwangan, Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah. beralamat di Jalan Pramuka No. 62 Giwangan, Yogyakarta. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta yang beralamat di Jalan Pramuka No. 62 Giwangan, Yogyakarta. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Martha Tilaar Salon Day Spa Bogor tepatnya terletak di Jalan Pemuda No. 7 Bogor. Waktu penelitian adalah bulan April-Juni 2011

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Development and Validation atau metode pengembangan dan validasi. Metode penelitian pengembangan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN INSTRUMEN PENELITIAN Oleh : Sri Yamtinah A. PENDAHULUAN Meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam.

PENYUSUNAN INSTRUMEN PENELITIAN Oleh : Sri Yamtinah A. PENDAHULUAN Meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. PENYUSUNAN INSTRUMEN PENELITIAN Oleh : Sri Yamtinah A. PENDAHULUAN Meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Dengan demikian harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuki meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini merupakan eksperimen semu, yaitu eksperimen yang dalam mengontrol situasi penelitian tidak terlalu ketat atau menggunakan rancangan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada penaksiran kovariasi di antara variabel yang muncul secara alami. yang didasarkan pada hubungan tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. pada penaksiran kovariasi di antara variabel yang muncul secara alami. yang didasarkan pada hubungan tersebut. 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Penelitian ini menggambarkan suatu pendekatan umum untuk penelitian yang berfokus pada penaksiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pre-experimental. Alasan penggunaan metode ini dikarenakan keadaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri di Sumedang. Objek pada penelitian ini adalah soal tes open-ended problem materi minyak bumi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini sampai selesai, waktu penelitian dimulai tanggal 17 Juli 2013 sampai

BAB III METODE PENELITIAN. ini sampai selesai, waktu penelitian dimulai tanggal 17 Juli 2013 sampai BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan sejak diterimanya usul penelitian ini sampai selesai, waktu penelitian dimulai tanggal 17 Juli 2013 sampai tanggal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif. Artinya data yang dikumpulkan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif. Artinya data yang dikumpulkan 69 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka saja, melainkan data tersebut berasal dari catatan lapangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Baik buruknya hasil suatu penelitian (research) sebagian tergantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dimana suatu penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dimana suatu penelitian yang 27 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dimana suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif, melalui penyebaran kuesioner (angket) kepada responden. Teknik penggunaan angket adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluative (evaluative research)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluative (evaluative research) 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluative (evaluative research) yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai kinerja pengawas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Peneliti memilih lokasi penelitian di SDN Perning yang terletak di Jl. Raya Perning Desa Perning, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Telp. (0343)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Peneliti memilih lokasi penelitian di SMP Negeri 1 yang terletak di Jl. Bhayangkari 368 desa Juwet Kenongo, kecamatan Porong kabupaten Sidoarjo. Telp.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 33 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini ditunjukkan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal dalam perusahaan, serta untuk memperbaiki strategi

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Ekonomi FE UNY

Program Studi Pendidikan Ekonomi FE UNY LEMBAR KERJA Topik: Uji Validitas dengan Analisis Faktor Tujuan: Untuk menguji tingkat validitas konstruk seperangkat instrumen, kuesioner atau angket Contoh Masalah: Apakah butir-butir yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono menyatakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri I Limboto

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri I Limboto BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri I Limboto Kabupaten Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI yang sedang mengontrak skripsi. Berdasarkan data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi (003:14) pada penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan

Lebih terperinci

VALIDITAS DAN RELIABILITAS SUATU INSTRUMEN PENELITIAN

VALIDITAS DAN RELIABILITAS SUATU INSTRUMEN PENELITIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS SUATU INSTRUMEN PENELITIAN Zulkifli Matondang Abstrak Instrumen merupakan suatu alat yang dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi, karena data penelitian ini berupa angka-angka. Hal ini sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi, karena data penelitian ini berupa angka-angka. Hal ini sesuai dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif korelasi, karena data penelitian ini berupa angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB II KAJIAN TEORETIK BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Tinjauan Tentang Kualitas Berbicara tentang pengertian atau definisi kualitas dapat berbeda makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat bergantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah Larissa Aesthetic Center Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah Larissa Aesthetic Center Semarang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian ini adalah Larissa Aesthetic Center Semarang. 3.2 Populasi dan Sampling Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang mana merupakan penelitian yang menggunakan data yang berupa data statistik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 014 di SMKN 1 Bojong Picung Tahun Ajaran 014/015. B. Populasi Penelitian Populasi yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan salah satu dari tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan dalam mencari kebenaran dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dilihat dari jenis penelitian, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN SAMPEL BARU YANG MASIH MEMENUHI SYARAT VALID DAN RELIABEL DENGAN TEKNIK RESAMPLING

PEMBENTUKAN SAMPEL BARU YANG MASIH MEMENUHI SYARAT VALID DAN RELIABEL DENGAN TEKNIK RESAMPLING Bidang Kajian : Statistika PEMBENTUKAN SAMPEL BARU YANG MASIH MEMENUHI SYARAT VALID DAN RELIABEL DENGAN TEKNIK RESAMPLING Stevvileny Angu Bima 1), Adi Setiawan 2), Tundjung Mahatma 3) 1) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN... i HALAMAN PERNYATAAN... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v UCAPAN TERIMAKASIH... vii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xix DAFTAR LAMPIRAN...xxviii

Lebih terperinci

nr 1 + (n-1)r r n n = RELIABILITAS

nr 1 + (n-1)r r n n = RELIABILITAS RELIABILITAS 1. Arti Reliabilitas Bagi Sebuah Tes Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan yang juga sangat erat hubungannya dengan ketetapan hasil tes. Konsep ini tidak akan sulit dimengerti apabila

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini akan dibahas mengenai prosedur yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk lebih jelasnya maka akan dijabarkan sebagai berikut: A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang memungkinkan dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang sistematis yang dimiliki dan ditempuh oleh seorang peneliti dalam usaha mengadakan penelitian agar tercapainya tujuan yang diantaranya adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei adalah suatu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner

Lebih terperinci

BAB III METODEI PENELITIAN

BAB III METODEI PENELITIAN BAB III METODEI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu SMA Negeri di kota Cimahi untuk menguji cobakan produk instrumen penilaia autentik yang telah dikembangkan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan untuk mengembangkan instrumen penilaian otentik yang valid dan reliabel dalam menilai pengetahuan dan keterampilan praktikum siswa SMK. Setelah itu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Ditinjau dari obyeknya, penelitian yang dilakukan penulis termasuk penelitian lapangan (field research), karena data-data yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan di kelas 2A dan 2B MI Daarul Ilmi jalan Raya Kresek, Kampung Jati Baru, Desa Tobat, Kecamatan Balaraja, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III. Objek dan Metode Penelitian

BAB III. Objek dan Metode Penelitian 46 BAB III Objek dan Metode Penelitian 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan proses yang mendasari pemilihan, pengolahan, dan penafsiran semua data dan keterangan yang berkaitan dengan apa yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif (descriptive research), dengan teknik studi kasus dan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PENDEKATAN PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) yaitu metode pengamatan dari yang dilakukan secara langsung maupun tidak

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yang menggunakan rumus statistik. Dengan

BAB II METODE PENELITIAN. bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yang menggunakan rumus statistik. Dengan BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan analisis data kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. bendo Kabupaten Sidoarjo mulai bulan Maret sampai dengan September. B.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. bendo Kabupaten Sidoarjo mulai bulan Maret sampai dengan September. B. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Suwaluh Kecamatan Balong bendo Kabupaten Sidoarjo mulai bulan Maret sampai dengan September Tahun 2013.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran atau mix method, yaitu kuantitatif-deskriptif. Dimana pada penelitian ini data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN O X O BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design, yang merupakan bentuk desain dari Quasi Eksperimental, di mana subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Di Lingkungan Komplek Putraco terdapat 1 TK dan 1 Pos Paud, yang. keduanya kurang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Di Lingkungan Komplek Putraco terdapat 1 TK dan 1 Pos Paud, yang. keduanya kurang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di TK Chaerunnisa yang berada di Komplek Puteraco Desa Jagabaya Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung dengan alasan:

Lebih terperinci

UJI PERSYARATAN INSTRUMEN

UJI PERSYARATAN INSTRUMEN PERTEMUAN KE-5 UJI PERSYARATAN INSTRUMEN Materi : 1. Uji Validitas Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin dukur. Dalam pengujian instrumen pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan desain penelitian, lokasi, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (experiment research).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (experiment research). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (experiment research). Desain penelitian pada penelitian ini adalah one group pretest posttest

Lebih terperinci

r P1, r P2,..., r p30 r R1, r R2,..., r R30

r P1, r P2,..., r p30 r R1, r R2,..., r R30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Metode Penelitian ini merupakan perbandingan reliabilitas tes hasil belajar matematika berdasar metode penskoran number-right score dan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini menguraikan yang menyangkut kegiatan operasional penelitian dari karakteristik subyek, desain penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian dan teknik pengolahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan adalah berupa penelitian eksplanasif artinya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan adalah berupa penelitian eksplanasif artinya BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilaksanakan adalah berupa penelitian eksplanasif artinya penelitian yang menjelaskan secara keseluruhan dari obyek yang diteliti dalam batas-batas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan khususnya PT. Utama Jaya Perkasa Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung. 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung. 2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini merupakan anggota

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik analisis instrumen, teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan quasi experimental atau eksperimen semu. Eksperimen semu dipilih

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 25 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah satu keanekaragaman yang tumbuh di masyarakat adalah keanekaragaman hasil karya seni. Batik merupakan salah satu produk hasil karya seni sekaligus

Lebih terperinci

Ekonomi FKIP UKSW Salatiga yang kuliah pada semester genap 2015/2016.

Ekonomi FKIP UKSW Salatiga yang kuliah pada semester genap 2015/2016. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian di lapangan, maka perlu disusun metode penelitian yang tepat untuk digunakan menyusun penelitian dalam studi. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O (Sugiyono, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O (Sugiyono, 2013) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuasi eksperimen. Pada kuasi eksperimen, subjek

Lebih terperinci

Waktu : 13 September-12 Oktober 2016

Waktu : 13 September-12 Oktober 2016 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk menganalisis pengaruh nilai taksiran emas terhadap keputusan nasabah menggunakan produk gadai di Pegadaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Commercial Park CBD BSD Lot VIII No. 3 BSD City

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Commercial Park CBD BSD Lot VIII No. 3 BSD City BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya mengenai pengaruh insentif dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan suatu metode yang bertujuan membuat deskriptif gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset/DPPKA karena dinas inilah yang bertugas merumuskan kebijakan teknis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian pasti mutlak diperlukan metode yang akan digunakan. Karena dengan menggunakan metode, maka terdapat cara untuk menyelesaikan sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan

Lebih terperinci