BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Sonny Hendra Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pegagan (Centella asiatica) Pegagan (Centella asiatica) merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh di perkebunan, tepi jalan, pematang sawah ataupun di ladang yang agak basah. Tanaman ini berasal dari daerah Asia beriklim tropis dan tersebar di daerah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, India, Republik Rakyat Cina, Jepang, dan Australia kemudian menyebar ke berbagai negara - negara lain. Nama yang biasa dikenal untuk tanaman ini selain pegagan adalah daun kaki kuda. Klasifikasi ilmiah pegagan adalah sebagai berikut : Kingdom : Tanaman Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledone Ordo : Umbillales Famili : Umbilliferae (Apiaceae) Genus : Centella Spesies : C. asiatica. Pegagan sejak dahulu digunakan sebagai tanaman obat seperti : obat kulit, gangguan syaraf dan memperbaiki sirkulasi darah, dan di Jawa Barat dimanfaatkan sebagai lalapan. Tanaman ini mempunyai banyak nama. Masing daerah memberi nama tanaman ini secara berbeda diantaranya : Pegaga (Aceh), daun kaki kuda (Melayu), antanan (Sunda), gagan gagan, rending (Jawa), taidah atau piduh (Bali), sandanan (Irian) broken copper coin, buabok (Inggris), paardevoet (Belanda), gotu kola (India), dan ji xue cao (China) (Januwati dan Yusron, 2005).
2 6 Gambar 2.1. Pegagan (Resep herbal, 2011) Pertumbuhan pegagan Pegagan merupakan tanaman herbal tahunan yang tumbuh menjalar dan berbunga sepanjang tahun. Tanaman akan tumbuh subur bila tanah dan lingkungannya sesuai sehingga tanaman ini cocok dijadikan penutup tanah. Jenis pegagan yang banyak dijumpai adalah pegagan merah dan pegagan hijau. Pegagan merah dikenal juga dengan antanan kebun atau antanan batu karena banyak ditemukan di daerah bebatuan, kering, dan terbuka. Pegagan merah tumbuh merambat dengan stolon (geragih) dan tidak mempunyai batang, tetapi mempunyai rhizoma (rimpang pendek). Sedangkan pegagan hijau banyak dijumpai di daerah pesawahan dan di sela rumput. Tempat pertumbuhan yang disukai oleh pegagan hijau yaitu tempat agak lembab dan terbuka atau agak ternaungi (Januwati dan Yusron, 2005). Pegagan mengandung berbagai bahan aktif dan yang terpenting adalah triterfenoid safonin. Triterfenoid safonin meliputi asiaticoside, centelloside, madecassoside, dan asam asiatik. Komponen lainnya adalah minyak volatil, flavonoid, tannin, fytosterol, asam amino, dan karbohidrat (Ito et al., 2000).
3 Sifat dan manfaat pegagan Pegagan terasa manis dan secara konvensional memiliki banyak manfaat seperti : melancarkan peredaran darah, peluruh kencing (diuretika), penurun panas (antipiretika), menghentikan perdarahan (haemostatika), meningkatkan syaraf memori, anti kuman, tonik, antispasma, antiinflamasi, insektisida, antialergi, dan stimulan. Kandungan saponinnya akan menghambat produksi jaringan yang berlebihan pada jaringan bekas luka, manfaat pegagan lainnya yaitu meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki, mencegah varises dan salah urat, meningkatkan daya ingat, mental dan stamina tubuh, serta menurunkan gejala stres dan depresi (Matsuda et al., 2001). 2.2 Usus Halus Usus berfungsi sebagai tempat terjadinya pencernaan terakhir, dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh usus, pankreas, dan empedu dari hati. Sebagai tempat penyerapan bahan yang diperlukan tubuh, seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan air, selanjutnya dibuang berupa ampas pencernaan. (Suwiti, 2002). Pada dindingnya untuk melaksanakan fungsi absorpsi dan sekresi, usus halus mempunyai bangunan khusus untuk memperluas bidang permukaan mukosanya. Bangunan tersebut terdiri dari tiga bagian : 1. Plika sirkularis yang menjulur ke arah lumen, lipatan ini bersifat permanen. 2. Villi merupakan permukaan selaput lendir menunjukkan penjuluran berbentuk jari. 3. Mikrovilli merupakan penjuluran sitoplasma pada permukaan bebas epitel villi (Lesson, et al., 1995). Usus halus terbagi dalam tiga bagian yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Duodenum terdapat pada bagian paling atas dari usus halus. Pada bagian ini terjadi pencernaan paling aktif dengan proses hidrolisis dari nutrient kasar berupa pati, lemak, dan protein. Penyerapan hasil akhir dari proses ini sebagian besar terjadi di duodenum. Duodenum merupakan tempat sekresi enzim dari pankreas dan getah empedu dari hati. Jejunum dan ileum merupakan kelanjutan dari duodenum. Pada bagian ini proses pencernaan dan penyerapan zat makanan yang
4 8 belum diselesaikan pada duodenum dilanjutkan sampai tinggal bahan yang tidak dapat dicerna (Yuwanta, 2004). Sel piala dalam mukosa mensekresikan mukus yang pada duodenum sangat tebal dan melindungi permukaan mukosa terhadap bahan asam dari empedu. Mukus tersebut juga berperan dalam menetralkan bahan asam dari empedu dalam duodenum (Yuwanta, 2004). Struktur histologi usus halus terdiri dari tunika mukosa, submukosa, muskularis, dan tunika serosa. Tunika mukosa dibalut oleh epitel permukaan, lamina propria dengan kelenjar, dan lamina muskularis mukosa. Pada tunika mukosa terdapat penjuluran mukosa yang disebut villi dan merupakan cirri khas dari usus halus, sedangkan bagian yang menuju kebawah lamina muskularis mukosa berbentuk kantong disebut kripta. Villi terdiri dari : Enterocytes, sel mangkok (sel Goblet), dan sel neuroendokrin. Kripta terdiri dari sel Goblet, sel peneth, sel kelenjar endokrin, sel batang, dan limfosit intraepitel (Dellmann dan Brown, 1992) Struktur histologi duodenum Duodenum merupakan bagian yang pertama dari usus halus. Submukosa duodenum memiliki kelenjar yang disebut Brunner s glands. Pada ruminansia dan anjing bersifat mukus, babi dan kuda bersifat serus sedangkan pada kucing bersifat serus dan mukus (Caceci, 2004). Dinding duodenum terdiri atas empat lapisan yang terdiri dari mukosa, submukosa, muskularis, dan tunika serosa. Ini semua merupakan penerusan dari lapisan yang sama dari lambung dan terus tidak terputus pada usus halus selanjutnya dan usus besar. Tunika mukosa dibalut oleh epitel permukaan, lamina propria, dan lamina muskularis mukosa. Tunika submukosa terdiri dari jaringan ikat yang terletak antara lamina muskularis mukosa dan tunika muskularis. Ujung kelenjar submukosa berbentuk tubuloalveolar, bermuara pada dasar kelenjar mukosa usus. Submukosa hampir dipenuhi dengan kelenjar duodenum yang tubular. Tunika muskularis terdiri dari otot polos yang tersusun atas lapisan sirkuler sebelah dalam dan longitudinal sebelah luar. Kedua lapisan otot tersebut hampir sama tebalnya. Diantara kedua lapis otot terdapat jaringan ikat longgar dan mengandung ganglion
5 9 pleksus Auerbach. Tunika serosa berupa suatu lapisan jaringan penyambung yang tertutup oleh mesotel (Dellmann dan Brown, 1992). Perbandingan sel mangkok pada duodenum lebih sedikit dibanding Jejunum. Duodenum memiliki plika yang terdapat pada permukaan mukosa dan submukosa yang membentuk lipatan besar sedangkan pada jejuenum membentuk plika yang cenderung tinggi dan tipis dan plika ini tidak ditemukan lagi pada daerah ileum (Farabee, 2003). Villi duodenum lebar dengan puncak yang tumpul, tidak terlalu panjang, dan lebih langsing (Caceci, 2004). Tinggi villi pada hewan sangat bervariasi tergantung proses pencernaan yang dilakukan pada daerah tersebut, umur, dan jenis hewannya. Fungsi dari villi adalah untuk memperluas permukaan penyerapan, sedangkan mekanisme penyerapan dilakukan oleh sel penyerap, resorpsi lemak ditampung dalam pembuluh limfe, dan sisanya dalam pembuluh darah (Budiarta dan Sudarmadi, 2003; Dellmann dan Brown, 1992). Duodenum, Jejunum, dan ileum sangat sulit dibedakan, tetapi sebagai pedoman bahwa duodenum memiliki kelenjar duodenum. Kelenjar duodenum (kelenjar brunner) ini terdapat dalam submukosa dan kadang dapat sedikit menjorok ke dalam tunika propria. Kelenjar brunner terdiri atas sel kubis tinggi dengan inti gelap, gepeng, terletak di basal sel, dan sitoplasmanya jernih bervakuola (Lesson et al., 1995). Kelenjarnya tergolong tubuloalveolar bercabang dengan epitel kelenjar yang mengandung warna agak cerah dibandingkan dengan kelenjar liberkhun. Kelenjar usus (kelenjar liberkuhn) terdapat pada tunika propria, bentuknya tubulus sederhana. Epitel kelenjar ini silindris rendah dan mikrovilli tidak jelas. Sel mangkok bentuknya lebih kecil dan langsing tetapi jumlahnya tidak sebanyak yang dimiliki usus besar. Lamina propria berbentuk jaringan ikat longgar yang merupakan pusat dari villi dan mengelilingi kelenjar usus, terdiri dari serabut kolagen dan elastik dalam jalinan serabut retikuler. Di dalam jalinan tersebut terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, leukosit, fibrosit, otot polos, sel plasma, dan sel mast (Dellmann dan Brown, 1992).
6 Gambar 2.2. Struktur Histologi Duodenum (Eweka, 2007) Keterangan : 1. Villi duodenum 2. Kelenjar Brunner 3. Lamina propria 4. Tunika submukosa 5. Tunika muskularis Struktur histologi jejunum Jejunum memiliki lapisan yang lengkap terdiri dari tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis, dan tunika serosa. Tunika mukosa jejunum dibalut oleh epitel kolumner simpleks yang disisipi oleh sel mangkok (Dellman dan Brown, 1992). Perbandingan sel mangkok pada jejunum lebih banyak dibanding duodenum, dengan susunan utama permukaan mukosa dan submukosa adanya plika yang cenderung tinggi dan tipis berbeda dengan duodenum yang plikanya membentuk lipatan besar sedangkan pada ileum plika mulai tidak ditemukan lagi (Farabee, 2003). Jejunum memiliki villi runcing dan kecil (Budiarta dan Sudarmadi, 2003).
7 Gambar 2.3. Struktur Histologi Jejunum (Eweka, 2007) Keterangan : 1. Villi duodenum 4. Tunika submukosa 2. Nodulus limfatikus 5. Tunika muskularis 3. Lamina propria Lamina muskularis mukosa, terdapat penonjolan otot polos sampai lamina epitel atau villi. Tunika submukosa tersusun atas jaringan ikat longgar terletak antara lamina muskularis mukosa dan tunika muskularis internal (sirkular). Terdapat kumpulan nodulus limfatikus (peyer patches) tetapi umumnya dianngap lebih khas pada ileum. Tunika muskularis dan tunika serosa strukturnya mirip dengan usus halus (Dellman dan Brown, 1992) Struktur histologi ileum Struktur histologi ileum terdiri dari : 1. Tunika mukosa yang tersusun oleh villi, epitel permukaan dan lamina propria. 2. Tunika submukosa. 3. Tunika muskularis dan tunika serosa (Budiarta dan Sudarmadi, 2003). Epitel permukaan lumen usus dibungkus oleh epitel silindris sebaris yang disisipi sel mangkok. Jumlah sel mangkok pada ujung villi makin berkurang (Dellmann dan Brown,
8 ). Ileum memperlihatkan susunan utama permukaan mukosanya yaitu adanya plika bersamaan dengan villi Gambar 2.4. Struktur Histologi Ileum (Ross, 2003) Keterangan : 1. Villi ileum 4. Tunika submukosa 2. Nodulus limfatikus 5. Tunika muskularis 3. Lamina propria Pada tunika mukosa ileum lebih banyak ditemukan sel goblet (sel mangkok) yang menyisip diantara sel epitelnya. Ileum memiliki jumlah sel mangkok paling banyak dibandingkan dengan duodenum dan jejunum. Pada submukosa ileum tidak ditemukan glandula atau kelenjar tetapi banyak ditemukan peyer patches (Farabee, 2003). Ileum mempunyai jumlah nodulus limfatikus (peyer patches) yang banyak pada submukosa. Bentuk villi pada ileum adalah seperti jari.
9 Salmonella typhi Antigen dan Virulensi Salmonella sp. Salmonella sp. merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang yang termasuk dalam familia Enterobacteriaceae, genus Salmonellae. Salmonella sp. bersifat motil dan patogenik dengan karakteristik pertumbuhan menghasilkan fermentasi glukosa, mereduksi nitrat menjadi nitrit, negatif oksidase, positif katalase, tidak membentuk spora, dan fakultatif aerobik. Salmonella sp. merupakan kuman bentuk batang, tidak berspora, ukuran 1-3,5 um, besar koloni rata-rata 2-4 mm, serta memiliki flagel peritrikh kecuali Salmonella pullorum dan Salmnonella gallinarum. Biasanya bakteri dikultur pada medium selektif seperti Salmonella-Shigella Agar untuk memisahkannya dari bakteri enterik lain (Sunarno, 2007). Salmonella sp. memiliki tiga antigen utama yaitu somatik, permukaan, dan antigen flagella. Antigen somatik yang dikenal dengan nama antigen O merupakan antigen yang berasal dari dinding sel, stabil terhadap panas dan alkohol. Antigen permukaan biasanya ditemukan pada kapsul sel. Kapsul ini menutupi antigen O, sehingga tidak dapat diaglutinasi menggunakan antisera O. Salah satu antigen permukaan yang spesifik adalah antigen Vi, yang berperan untuk mencegah dektruksi intraseluler. Antigen flagella (H Ag) merupakan protein yang tidak stabil terhadap panas. Antigen ini didapatkan dalam dua fase utama yaitu fase 1 (fase spesifik) dan fase 2 (fase non spesifik). Antigen ini sering dipakai sebagai karakteristik tipe antigen Salmonella (Kenneth, 2005). Salmonella typhimurium dapat menyebabkan penyakit sistemik pada binatang yang menyerupai typhoid pada manusia sehiggga lazim dipakai untuk meneliti patogenesis penyakit tersebut. Meskipun demikian, Salmonella typhi dan paratyphi sebagai agen penyebab typhoid mempunyai antigen Vi yang tidak dipunyai oleh Salmonella typhimurium. Antigen Vi ini mampu mereduksi pengeluaran IL-8 yang berperan untuk menginduksi PMN (neutrofil). Oleh karena itu, pada awal infeksi Salmonela typhimurium, sel radang yang mendominasi adalah serbukan sel PMN, sedangkan pada infeksi Salmonela typhi dan paratyphi didominasi oleh serbukan sel mononuclear (Sunarno, 2007).
10 14 Salmonella sp. dapat bertahan hidup dalam makrofag yang memfagositnya dan mampu melakukan multiplikasi di dalam fagosom yang tidak berfusi. Hambatan fusi fago-lisosom berhubungan dengan peningkatan survival intrasel dan virulensi bakteri, di mana Salmonella sp. merespon lingkungan intrasel dengan meregulasi ekspresi protein tertentu. Salmonella sp. juga bersifat toksik terhadap makrofag. Sitotoksisitasnya ditandai dengan makropinositosis pada makrofag yang terinfeksi diikuti dengan kematian sel. Gambaran apoptosis berupa kondensasi dan fragmentasi kromatin, pembengkakan membran dan munculnya nukleosom sitoplastik (Sunarno, 2007). Salmonella juga mempunyai kemampuan bermultiplikasi dalam parenkim sel non fagosit, seperti hepatosit dan epitel intestinal. Di dalam sel, mikroba ini tinggal dalam vakuola yang berikatan dengan membran. Hal ini memungkinkannya terlindungi dari makrofag dan respon humoral. Tetapi, antigen bakteri yang mencapai sitoplasma akan didegradasi dan menghasilkan fragmen peptida yang berikatan dengan MHC I untuk dipresentasikan ke CD8 (Sunarno, 2007) Patogenesis Salmonella typhi pada usus halus Salmonella typhi patogenik mempunyai urutan gen invasif, menghasilkan protein yang disekresi oleh bagian khusus untuk menghancurkan epitel. Salmonella typhi yang terbawa melalui makanan ataupun benda lainnya akan memasuki saluran cerna. Salmonella typhi memasuki usus halus dengan cara invasi ke jaringan usus dan bertahan di dalam sel usus. Salmonella typhi dapat merusak permukaan penghubung yang menyatukan sel epitel dan melakukan penetrasi pada barrier epitel melalui radang interselluler (Sunarno, 2007). Salmonella typhi yang masuk ke dalam saluran pencernaan akan menembus epitel illeosekal dan bermultiplikasi dalam folikel limfoid intestinal, kemudian mengikuti aliran limfe memasuki sirkulasi darah menuju organ RES terutama hepar dan limpa serta organ lain sehingga akan menyebabkan perubahan histopatologik organ-organ tersebut. Kemungkinan kedua adalah bakteri mencapai sirkulasi karena terbawa makrofag yang terinfeksi (Sunarno, 2007).
11 Kejadian Salmonellosis Penyakit ini tersebar luas di seluruh dunia. Kejadiannya paling banyak terjadi di Amerika Utara dan Eropa karena sistem pelaporannya sangat baik. Di Amerika serikat dilaporkan kejadian Salmonellosis mendekati kasus setiap tahun. Karena kebanyakan kasusnya bersifat ringan ada kemungkinan kasusnya lebih tinggi dari yang dilaporkan. Pada musim panas angka kejadiannya lebih tinggi dari musim dingin. Wabah yang pernah terjadi di AS menyebabkan orang jatuh sakit disebabkan oleh suplai air minum perkotaan yang tidak diklorinasi. Wabah tunggal terbesar yang pernah terjadi disebabkan oleh susu yang tidak dipasteurisasi menyebabkan orang jatuh sakit (DFBMD, 2008). Di Semarang, riwayat terkena demam tifoid pada responden penjual es keliling sebesar 15,1% dan kejadian pada keluarga serumah sebesar 13,2%, serta prevalensi karier S. typhi dan S. paratyphi mencapai 2,3% (Supali, 2002). Sejumlah besar hewan peliharaan dan hewan liar bertindak sebagai reservoir, termasuk unggas, babi, hewan ternak, tikus, dan hewan peliharaan seperti iguana, tortoise, kura-kura, ayam, anjing, dan kucing. Manusia juga dapat bersifat sebagai pembawa penyakit, khususnya pada proses penyembuhan penyakit atau pada kejadian infeksi dengan tanpa disertai gejala klinis. Namun demikian kejadian pembawa penyakit lebih tinggi pada hewan atau unggas dibandingkan dengan pada manusia (Santander et al., 2003).
BAB I ORGANISASI ORGAN
BAB I ORGANISASI ORGAN Dalam bab ini akan dibahas struktur histologis dan fungsi dari parenkima dan stroma, organisasi organ tubuler, organisasi organ padat dan membran sebagai organ simplek. Semua organ
Lebih terperinciBAB II TUJUAN PUSTAKA. jalan seperti es dawet, es kelapa muda, dan es rumput laut. Pecemaran oleh
BAB II TUJUAN PUSTAKA A. ES JUS Es Jus merupakan salah satu bentuk minuman ringan yang dapat langsung diminum sebagai pelepas dahaga. Es Jus terbuat dari beberapa bahan antara lain es batu,buah,,sirup,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem organ dikarenakan hipersensitivitas terhadap makanan tertentu yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alergi makanan merupakan gejala yang mengenai banyak organ atau sistem organ dikarenakan hipersensitivitas terhadap makanan tertentu yang sebagian besar diperantarai
Lebih terperinciSISTEM PENCERNAAN. Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok
SISTEM PENCERNAAN Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok PENDAHULUAN Sistem pencernaan bertanggung jawab untuk menghancurkan dan menyerap makanan dan minuman Melibatkan banyak organ secara mekanik hingga kimia
Lebih terperinciCATATAN SINGKAT IMUNOLOGI
CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI rina_susilowati@ugm.ac.id Apakah imunologi itu? Imunologi adalah ilmu yang mempelajari sistem imun. Sistem imun dipunyai oleh berbagai organisme, namun pada tulisan ini sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging adalah salah satu hasil ternak yang hampir tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan manusia. Selain penganekaragaman sumber pangan, daging juga dapat menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seimbang. Demikian juga tubuh manusia yang diciptakan dalam keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Allah SWT memiliki kekuasaan yang mutlak untuk mengatur dan menciptakan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini dalam keadaan seimbang. Demikian juga tubuh manusia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan-bahan lain seperti garam, bawang merah, bawang putih. Sambal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sambal Cabai 1. Sambal Sambal salah satu bahan yang terbuat dari cabai dan ditambah bahan-bahan lain seperti garam, bawang merah, bawang putih. Sambal memiliki cita rasa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. protozoa, dan alergi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit inflamasi saluran pencernaan dapat disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa, dan alergi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan
Lebih terperinciFungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia
Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia Setiap manusia memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sari makanan dapat diangkut oleh darah dalam bentuk molekul-molekul yang kecil dan sederhana. Oleh
Lebih terperinciSistem Pencernaan Manusia
Sistem Pencernaan Manusia Sistem pencernaan pada manusia terdiri atas beberapa organ yang berawal dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Pada sistem pencernaan manusia terdiri
Lebih terperinciSMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Salah satu ciri mahluk hidup adalah membutuhkan makan (nutrisi). Tahukah kamu, apa yang
Lebih terperinciUsus Halus dan Struktur yang Berkaitan
Usus Halus dan Struktur yang Berkaitan Terbentang dari sfinkter pilorus sampai katup ileosekal. Ada tiga bagian: duodenum, jejunum dan ileum. Saluran empedu umum bersatu dengan saluran pankreas membentuk
Lebih terperinciTEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN
TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN Sistem Imun merupakan semua mekanisme pertahanan yang dapat dimobilisasi oleh tubuh untuk memerangi berbagai ancaman invasi asing. Kulit merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ciri-ciri Salmonella sp. Gambar 1. Mikroskopis kuman Salmonella www.mikrobiologi Lab.com) sp. (http//. Salmonella sp. adalah bakteri batang lurus, gram negatif, tidak berspora,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme Salmonella enterica serotipe typhi yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid akut merupakan penyakit infeksi akut bersifat sistemik yang disebabkan oleh mikroorganisme Salmonella enterica serotipe typhi yang dikenal dengan Salmonella
Lebih terperinciSISTEM PENCERNAAN MAKANAN. SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus 5. Intestinum minor : Duodenum Jejenum Iliem 6. Intestinum mayor : Seikum Kolon
Lebih terperinciAnatomi, Histologi, dan Fisiologi Lambung. Anak Agung K Tri K
Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Lambung Anak Agung K Tri K 111 0211 075 ANATOMI LAMBUNG (GASTER) Bentuk : seperti huruf J Letak : terletak miring dari regio hipochondrium kiri cavum abdominis mengarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan khususnya untuk bahan obat-obatan (Susi et al., 2009). Sesuai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki posisi sangat penting dan strategis dari sisi kekayaan dan keanekaragaman jenis tumbuhan beserta ekosistemnya (Walujo, 2011). Kekayaan dan keanekaragamannya
Lebih terperinciMorfologi dan Taksonomi Escherichia coli
Morfologi dan Taksonomi Escherichia coli Bakteri ini termasuk flora normal tubuh yang berbentuk batang pendek (kokobasil) berukuran 0,4-0,7 μm x 1,4 μm. Bersifat Gram negatif. E. coli memiliki 150 tipe
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. dikenal orang karena lalat ini biasanya hidup berasosiasi dengan manusia.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lalat Rumah (Musca domestica) Lalat rumah (M. domestica) merupakan lalat yang paling umum dikenal orang karena lalat ini biasanya hidup berasosiasi dengan manusia. M. domestica
Lebih terperinciHISTOLOGI SISTEM LIMFATIS
Judul Mata Kuliah : Biomedik 1 (7 SKS) Standar Kompetensi : Area Kompetensi 5 : Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Menerapkan ilmu kedokteran dasar pada blok biomedik 1 Indikator : Mampu
Lebih terperinciSISTEM LIMFOID. Organ Linfoid : Limfonodus, Limpa, dan Timus
SISTEM LIMFOID Sistem limfoid mengumpulkan kelebihan cairan interstisial ke dalam kapiler limfe, mengangkut lemak yang diserap dari usus halus, dan berespons secara imunologis terhadap benda asing yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Makanan dan minuman merupakan kebutuhan primer bagi manusia sebagai penghasil energi yang digunakan tubuh dalam melakukan aktivitas demi kelangsungan hidupnya. Ada berbagai jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam, sebagai negara kepulauan dan memiliki dua per tiga wilayah yang merupakan perairan. Salah satu sumberdaya
Lebih terperinciBuletin Veteriner Udayana Vol. 2 No.2. : ISSN : Agustus 2010 STUDI HISTOLOGI USUS BESAR SAPI BALI
STUDI HISTOLOGI USUS BESAR SAPI BALI (HISTOLOGICAL STUDY LARGE INTESTINE OF BALI CATTLE) Ni Ketut Suwiti 1, Ni Luh Eka Setiasih 1, I Putu Suastika 1, I Wayan Piraksa 1, Ni Nyoman Werdi Susari 2 1 Lab.Histologi,
Lebih terperinciPS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN DASAR SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.
PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN DASAR SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Kompetensi Dasar 1. Struktur dan fungsi umum jaringan epitel 2. Klasifikasi jaringan epitel (epitel penutup dan epitel
Lebih terperinciMENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS
MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS KD 3.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh manusia, baik dalam bentuk segar maupun sudah diproses dalam bentuk produk. Susu adalah bahan pangan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Masyarakat saat ini mengenal tiga tipe ayam yaitu ayam tipe ringan, tipe medium
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Jantan Tipe Medium Masyarakat saat ini mengenal tiga tipe ayam yaitu ayam tipe ringan, tipe medium dan tipe berat yang didasarkan pada bobot maksimum yang dapat dicapai (Wahju,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang Pteropus vampyrus merupakan kelelawar pemakan buah-buahan, yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pteropus vampyrus merupakan kelelawar pemakan buah-buahan, yang termasuk ordo Chiroptera, subordo Megachiroptera. Kelelawar ini sangat berperan dalam ekosistem yaitu menyebarkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN 1. Histologi jaringan usus halus
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Histologi jaringan usus halus Kerusakan vili pada usus halus dapat dilihat dari gambaran histologi jaringan usus halus tersebut. Keberadaan vili berpengaruh terhadap penyerapan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah sel tumor limfoid pada lamina propria Hasil pengamatan terhadap jumlah sel tumor limfoid pada lamina propria vili usus yang diperoleh dari setiap kelompok percobaan telah dihitung
Lebih terperinciPENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Itik Cihateup merupakan salah satu unggas air, yaitu jenis unggas yang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik Cihateup merupakan salah satu unggas air, yaitu jenis unggas yang sebagian besar waktunya dihabiskan di air. Kemampuan termoregulasi itik menjadi rendah karena tidak
Lebih terperinciPATOGENISITAS MIKROORGANISME
PATOGENISITAS MIKROORGANISME PENDAHULUAN Pada dasarnya dari seluruh m.o yg terdapat di alam, hanya sebagian kecil saja yg patogen maupun potensial patogen. Patogen adalah organisme yg menyebabkan penyakit
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah
BAB VI PEMBAHASAN Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. Banyaknya mencit yang digunakan adalah 24
Lebih terperinciMekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang
Mekanisme Pertahanan Tubuh Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar
Lebih terperinciORGANISASI KEHIDUPAN. Sel
ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Typhoid 1. Pengertian Typhoid Demam Typhoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang di sebabkan oleh Salmonella Typhi. Penyakit ini di tandai oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan mangrove Rhizophora stylosa 2.1.1 Klasifikasi Rhizophora stylosa Menurut Cronquist (1981), taksonomi tumbuhan mangrove Rhizophora stylosa sebagai berikut : Kingdom
Lebih terperinciISTILAH-ISTILAH. Ilmu Pakan Ternak Suatu ilmu yang berhubungan dng.pakan dan zat pakan yang terkandung di dalamnya thdp.kesehatan ternak dan manusia.
ISTILAH-ISTILAH Ilmu Pakan Ternak Suatu ilmu yang berhubungan dng.pakan dan zat pakan yang terkandung di dalamnya thdp.kesehatan ternak dan manusia. Bahan Pakan Ternak Segala bahan yang dapat dimakan,
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Salmonella sp. yang terdiri dari S. typhi, S. paratyphi A, B dan C
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Salmonella sp. 2.1.1 Klasifikasi Salmonella sp. yang terdiri dari S. typhi, S. paratyphi A, B dan C termasuk famili Enterobacteriaceae, ordo Eubacteriales, kelas Schizomycetes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara berkembang yang terutama
Lebih terperinciSistem Pencernaan Manusia
Sistem Pencernaan Manusia Manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan yang masuk ke dalam tubuh harus melalui serangkaian proses pencernaan agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Proses
Lebih terperinciJaringan Tubuh. 1. Jaringan Epitel. 2. Jaringan Otot. 3. Jaringan ikat/penghubung. 4. Jaringan Saraf
Jaringan Tubuh 1. Jaringan Epitel 2. Jaringan Otot 3. Jaringan ikat/penghubung 4. Jaringan Saraf Jaringan Epitel Tersusun atas lapisan-lapisan sel yang menutup permukaan saluran pencernaan, saluran pada
Lebih terperinciMANFAAT KULIT MANGGIS. OKTOBER 2013 Abdul Malik
MANFAAT KULIT MANGGIS OKTOBER 2013 Abdul Malik - 649226 Manggis (Garcinia mangostana) adalah tumbuhan tropis yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara. Buah manggis adalah buah musiman dengan kulitnya
Lebih terperinciSISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)
SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) FUNGSI SISTEM IMUN: Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul Jaringan Epitel yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : K
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN (JARINGAN EPITEL) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI B KELOMPOK : I (Satu) LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ketika tubuh terpajan oleh suatu antigen atau benda asing,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika tubuh terpajan oleh suatu antigen atau benda asing, secara otomatis tubuh akan memberi tanggapan berupa respon imun. Respon imun dibagi menjadi imunitas
Lebih terperinciJARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN
JARINGAN DASAR HEWAN Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jenis teripang yang berasal dari Pantai Timur Surabaya (Paracaudina australis,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak tiga jenis teripang yang berasal dari Pantai Timur Surabaya (Paracaudina australis,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kaktus adalah nama yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga family
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KAKTUS 1. Definisi Kaktus Kaktus adalah nama yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga family cactaceae. Kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air. Kaktus biasa
Lebih terperinciDi seluruh dunia dan Amerika, dihasilkan per kapita peningkatan konsumsi fruktosa bersamaan dengan kenaikan dramatis dalam prevalensi obesitas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini studi tentang hubungan antara makanan dan kesehatan memerlukan metode yang mampu memperkirakan asupan makanan biasa. Pada penelitian terdahulu, berbagai upaya
Lebih terperinciJenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menyerang banyak orang sehingga menimbulkan wabah. Demam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Demam tifoid adalah penyakit sistemik akut akibat infeksi Salmonella typhi. Demam tifoid masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting di Indonesia, penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang cukup, kehidupan manusia akan terganggu sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan bahan pokok yang penting dalam kehidupan manusia. Sebagai salah satu kebutuhan pokok, makanan dan minuman dibutuhkan manusia untuk hidup,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perlukaan merupakan rusaknya jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan suhu,
Lebih terperinciModul Cerna Penuntun praktikum - Histologi sistem pencernaan. Praktikum 1: esofagus lambung usus kecil. Jeanne Adiwinata Pawitan
Modul Cerna Penuntun praktikum - Histologi sistem pencernaan Jeanne Adiwinata Pawitan Syarat: pengenalan Histologi 4 jaringan dasar Pada praktikum Modul Cerna kita akan mempelajari gambaran histologi sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. iritan, dan mengatur perbaikan jaringan, sehingga menghasilkan eksudat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak atau zat-zat mikrobiologi. Inflamasi
Lebih terperinciSISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
A. GINJAL SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Sebagian besar produk sisa metabolisme sel berasal dari perombakan protein, misalnya amonia dan urea. Kedua senyawa tersebut beracun bagi tubuh dan harus dikeluarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang berkembang pesat. Pada 2013 populasi broiler di Indonesia mencapai 1.255.288.000 ekor (BPS,
Lebih terperinciBuletin Veteriner Udayana Vol. 4 No.2: ISSN : Agustus 2012
Pengaruh Pemberian Pegagan (Centella asiatica) terhadap Gambaran Mikroskopis Usus Halus Mencit yang Diinfeksi Salmonella typhi (THE EFFECT OF CENTELLA ASIATICA ON MICROSCOPIC DESCRIPTION OF THE SMALL INTESTINE
Lebih terperinciJaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo
Jaringan Hewan Compiled by Hari Prasetyo Tingkatan Organisasi Kehidupan SEL JARINGAN ORGAN SISTEM ORGAN ORGANISME Definisi Jaringan Kumpulan sel sejenis yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan rumah tangga sangat penting dalam memantau. rumah tangga yang mengalami masalah kekurangan pangan secara terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketahanan pangan rumah tangga sangat penting dalam memantau rumah tangga yang mengalami masalah kekurangan pangan secara terus menerus. Suryana (2004) menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolitis Ulserativa (ulcerative colitis / KU) merupakan suatu penyakit menahun, dimana kolon mengalami peradangan dan luka, yang menyebabkan diare berdarah, kram perut
Lebih terperinciJaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan
Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan vertebrata ada 4,yaitu: 1. Jaringan epitel 2. Jaringan ikat
Lebih terperinciDAYA TAHAN TUBUH & IMMUNOLOGI
DAYA TAHAN TUBUH & IMMUNOLOGI Daya Tahan tubuh Adalah Kemampuan tubuh untuk melawan bibit penyakit agar terhindar dari penyakit 2 Jenis Daya Tahan Tubuh : 1. Daya tahan tubuh spesifik atau Immunitas 2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular melalui makanan atau air yang terkontaminasi. 2 Indonesia merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhi. 1 Penyakit ini banyak ditemukan di negara berkembang dan menular melalui makanan atau
Lebih terperinciJaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.
Kelompok 2 : INDRIANA ARIYANTI (141810401016) MITA YUNI ADITIYA (161810401011) AYU DIAH ANGGRAINI (161810401014) NURIL NUZULIA (161810401021) FITRI AZHARI (161810401024) ANDINI KURNIA DEWI (161810401063)
Lebih terperinciJARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA
JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan pengertian dan fungsi jaringan embrional 2. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringan epitelium 3. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringanjaringan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bumbu bawang merah, bawang putih, jahe, garam halus, tapioka, minyak,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sosis 1. Pengolahan sosis Bahan dasar sosis adalah daging giling, dan bahan tambahan antara lain bumbu bawang merah, bawang putih, jahe, garam halus, tapioka, minyak, penyedap,
Lebih terperinciObat Diabetes Herbal Ampuh Yang Berasal Dari Daun-Daunan
Obat Diabetes Herbal Ampuh Yang Berasal Dari Daun-Daunan Obat Diabetes Herbal Dari Daun- Daunan Saat ini telah banyak beredar obat diabetes baik dalam bentuk bahan kimia atau berupa obat herbal tradisional.
Lebih terperinciUJI ANTIBAKTERI EKSTRAK TANAMAN PUTRI MALU (Mimosa pudica) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella dysentriae
UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK TANAMAN PUTRI MALU (Mimosa pudica) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella dysentriae SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Prodi Pendidikan Biologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu formula yang diberikan kepada bayi sebagai pengganti ASI, kerap kali memberikan efek samping yang mengganggu kesehatan bayi seperti alergi. Susu formula secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik sebagai sumber pangan, papan, maupun obat-obatan. Gaya hidup kembali ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuh-tumbuhan mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia, baik sebagai sumber pangan, papan, maupun obat-obatan. Gaya hidup kembali ke alam (back to nature),
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.1
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.1 1. Bila mengunyah nasi tawar lama lama akan terasa manis sebab dalam air liur terdapat enzim Renin Ptialin Pepsin Tripsin Kunci
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. susu untuk peternak di Eropa bagian Tenggara dan Asia Barat (Ensminger, 2002). : Artiodactyla
8 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Domba Lokal Domba merupakan hewan ternak yang pertama kali di domestikasi. Bukti arkeologi menyatakan bahwa 7000 tahun sebelum masehi domestik domba dan kambing telah menjadi
Lebih terperinciFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2006 HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN BUAH MAHKOTA DEWA (PHALERIA MACROCARPA) TERHADAP JUMLAH KUMAN PADA HEPAR MENCIT BALB/C YANG DIINFEKSI SALMONELLA TYPHIMURIUM ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di negara-negara
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di negara-negara berkembang, salah satunya di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Produk yang dihasilkan oleh itik yang bernilai ekonomis antara lain: telur, daging,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Itik merupakan salah satu unggas penting yang diternakkan di Indonesia. Ternak ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dengan produk yang dihasilkannya. Produk yang
Lebih terperinciSTRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN. Achmad Farajallah
STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN Achmad Farajallah Sistem Sirkulasi: mode umum Sistem transportasi internal akibat ukuran & strukturnya menempatkan sel-sel tubuh berada jauh dari lingkungan luar sistem yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Karakter Biologi Klebsiella pneumoniae K. pneumoniae tergolong dalam kelas gammaproteobacteria, ordo enterobacteriale, dan famili Enterobacteriaceae. Bakteri K. pneumoniae adalah
Lebih terperinciSistem Ekskresi Manusia
Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu
Lebih terperinci2.1.Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya.
2.1.Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran
Lebih terperinciIIMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD
IIMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD Disusun oleh : Cristin Dita Irawati/ 111134027/ PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Standar Kompetensi Makhluk Hidup dan Proses kehidupan 1. Mengidentifikasi fungsi
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLATIHAN SOAL BAB 16. Biasa
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLATIHAN SOAL BAB 16 1. Proses pencernaan pada mulut menggunakan gigi disebut pencernaan Biasa Mekanik Kimiawi Mekanik dan kimiawi Kunci Jawaban : D Proses
Lebih terperinciSistem Pencernaan Pada Hewan
Sistem Pencernaan Pada Hewan Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. pada hewan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (OAINS) adalah suatu golongan obat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (OAINS) adalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgetik, antipiretik, serta anti radang dan banyak digunakan untuk menghilangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saluran pencernaan merupakan gerbang utama masuknya zat gizi sebagai sumber pemenuhan kebutuhan tubuh baik untuk melakukan metabolisme hingga aktivitas sehari-hari.
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. sayap (terbang) yang berbentuk membran. Hanya sesekali bergerak
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lalat Lalat adalah insekta yang lebih banyak bergerak menggunakan sayap (terbang) yang berbentuk membran. Hanya sesekali bergerak menggunakan kakinya. Oleh karenanya daerah
Lebih terperinciBab. Peta Konsep. Gambar 3.1 Orang sedang makan. Mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. terdiri dari. Saluran Pencernaan
Bab 3 Sistem Pencernaan Sumber: Dok. Penerbit Gambar 3.1 Orang sedang makan Peta Konsep Pernahkah kamu berpikir dari manakah energi yang kamu peroleh untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti berolahraga
Lebih terperinciSISTEM DIGESTIVA (PENCERNAAN) FISIOLOGI PENCERNAAN
SISTEM DIGESTIVA (PENCERNAAN) FISIOLOGI PENCERNAAN Secara sederhana, sistem pencernaan adalah portal untuk Secara sederhana, sistem pencernaan adalah portal untuk nutrisi untuk mendapatkan akses ke sistem
Lebih terperinciKonsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ
Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ STRUKTUR TUBUH MANUSIA SEL (UNSUR DASAR JARINGAN TUBUH YANG TERDIRI ATAS INTI SEL/ NUCLEUS DAN PROTOPLASMA) JARINGAN (KUMPULAN SEL KHUSUS DENGAN BENTUK & FUNGSI
Lebih terperinciSET 13 TUBUH MANUSIA 2 (SISTEM PENCERNAAN) Karbohidrat - Beras - Gandum - Jagung - Sagu. Lemak - Keju - Mentega - Minyak Kelapa
13 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 13 TUBUH MANUSIA 2 (SISTEM PENCERNAAN) A. ZAT MAKANAN Karbohidrat - Beras - Gandum - Jagung - Sagu Bergerak / Zat Tenaga Lemak - Keju
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. masih menjadi primadona karena memiliki daging yang enak serta rendah lemak.
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Kampung Persilangan Ayam kampung persilangan merupakan salah satu ayam jenis lokal yang banyak dipelihara masyarakat baik dari skala kecil maupun skala industri yang
Lebih terperinciANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit
ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit FISIOLOGI KULIT Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh, serta bersambung dengan selaput lendir yang melapisi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Glukosa. mempengaruhi kinerja sistem tubuh. Hasil pengamatan rataan kadar glukosa dari
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Glukosa Salah satu profil biokimia darah yang berhubungan dengan proses metabolisme energi adalah glukosa. Kadar glukosa merupakan indikasi
Lebih terperinciKeanekaragaman Organisme Kehidupan
Keanekaragaman Organisme Kehidupan Salah satu ciri makhluk hidup adalah tubuhnya tersusun atas sel. Sel merupakan satuan atau unit terkecil dari makhluk hidup, seperti pencernaan makanan, bernafas, ekskresi,
Lebih terperinciSistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru
Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru O R G A N P E N Y U S U N S I S T E M E K S K R E S I K U L I T G I N J A L H A T I P A R U - P A R U kulit K ULIT K U L I T A D A L A H O R G A
Lebih terperinciPS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.
PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Kompetensi Dasar 1. Mengetahui penyusun jaringan ikat 2. Memahami klasifikasi jaringan ikat 3. Mengetahui komponen
Lebih terperinci