MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS ( TWO STAY TWO STRAY )
|
|
- Widya Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS ( TWO STAY TWO STRAY ) A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dikembangkan oleh Spencer Kagan. Model pembelajaran ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik. model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerjasama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi. Metode ini juga melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik (Yusiriza, 2010) Metode Two Stay Two Stray merupakan metode dua tinggal dua tamu. Menurut Agus Suprijono, pembelajaran dengan metode ini diawali dengan pembagian kelompok. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya. Setelah diskusi intrakelompok usai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu kepada kelompok yang lain. Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai tamu mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu kelompok. Tugas mereka adalah menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada tamu tersebut. Dua orang yang bertugas sebagai tamu diwajibkan bertamu kepada semua kelompok. Jika mereka telah usai menunaikan tugasnya, mereka kembali ke kelompoknya masing-masing. Setelah kembali ke kelompok asal, baik peserta didik yang bertugas bertamu maupun mereka yang bertugas menerima tamu mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah mereka tunaikan (Suprijono, 2009: 93)
2 B. Teori Belajar Yang Mendukung Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Belajar yaitu suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1995: 2) Diantara prinsip belajar universal yang dirumuskan UNESCO melalui 4 pilar pendidikan (1996) yaitu: 1. Learning to know adalah prinsip belajar tidak hanya berorientasi kepada produk/hasil belajar, akan tetapi harus berorientasi kepada proses belajar. 2. Learning to do adalah prinsip belajar tidak hanya sekedar mendengar dan melihat dengan tujuan akumulasi pengetahuan, akan tetapi belajar untuk berbuat dengan tujuan akhir penguasaan kompetensi. 3. Learning to live together adalah belajar untuk kerjasama. 4. Learning to be, mengandung pengertian bahwa belajar adalah membentuk manusia yang menjadi dirinya sendiri dengan kata lain belajar untuk mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai individu dengan kepribadian yang memiliki tanggungjawab sebagai manusia (Sanjaya: 2007: 335) Dalam mengajarkan matematika seorang guru matematika yang professional dan kompeten mempunyai wawasan landasan yang dapat dipakai dalam perencanaan dan pelaksnaan pembelajaran matematika. Wawasan itu berupa dasar-dasar teori belajar yang dapat diterapkan untuk pengembangan dan perbaikan pembelajaran matematika, diantaranya yaitu (Mutadi, 2007: 3):
3 a. Teori Thorndike Teori Thorndike disebut teori penyerapan, yaitu teori yang memandang peserta didik selembar kertas putih, penerima pengetahuan yang siap menerima pengetahuan secara pasif Pandangan belajar seperti ini mempunyai dampak terhadap pandangan mengajar. Mengajar dipandang sebagai perencanaan dari urutan bahan pelajaran yang disusun secara cermat, mengkomunasikan bahan kepada peserta didik, dan membawa mereka untuk praktik menggunakan konsep atau prosedur baru. Konsep dan prosedur baru itu akan semakin mantap jika makin banyak latihan. Pada prinsipnya teori ini menekankan banyak memberi praktik dan latihan kepada peserta didik agar konsep dan prosedur dapat mereka kuasai dengan baik. b. Teori Jean Piaget Teori ini merekomendasikan perlunya pengamatan terhadap tingkat perkembangan intelektual anak sebelum suatu bahan pelajaran matematika diberikan, terutama untuk menyesuaikan keabstrakan bahan matematika dengan kemampuan berpikir abstrak anak pada saat itu. Penerapan teori Piaget dalam pembelajaran matematika adalah perlunya keterkaitan materi baru pelajaran matematika dengan bahan pelajaran matematika yang telah diberikan, sehingga lebih memudahkan peserta didik dalam memahami materi baru. c. Teori Vygotsky Teori Vygotsky berusaha mengembalikan model konstruktivistik belajar mandiri dari Piaget menjadi belajar kelompok. Melalui teori ini peserta didik dapat memperoleh pengetahuan melalui kegiatan yang beranekaragam dengan guru sebagai fasilitator. Dengan kegiatan yang beragam, peserta didik akan membangun pengetahuannya sendiri melalui diskusi, tanya jawab, kerja kelompok, pengamatan, pencatatan, pengerjaan, dan presentasi.
4 d. Teori George Polya (pemecahan masalah) Pemecahan masalah merupakan realisasi dari keinginan meningkatkan pembelajaran matematika sehingga peserta didik mempunyai pandangan atau wawasan yang luas dan mendalam ketika menghadapi suatu masalah. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika perlu ditentukan satu terobosan alternatif, yaitu sebuah terobosan pendekatan pembelajaran matematika, menurut Mutadi dalam bukunya terobosan-terobosan tersebut yaitu sebagai berikut (Mutadi, 2007: 2) 1. Membuat pelajaran matematika hadir ke tengah peserta didik bukan sebagai sesuatu yang abstrak dan menakutkan, melainkan sebagai sesuatu yang berangkat dari kehidupan peserta didk itu sendiri, 2. Memberikan satu permasalahan yang menantang untuk didiskusikan dan diselesaikan menurut cara berfikir mereka, 3. Memberikan kesempatan untuk bekerjasama dan beradu argumentasi dalam memecahkan masalah dalam kelompok belajarnya, 4. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempresentasikan hasil pemikiran-baik pribadi maupun kelompok di depan kelas, 5. Memanfaatkan kemajuan teknologi dalam pembelajaran matematika. C. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Teknik belajar dua tinggal dua tamu (two stay two stray) bisa digunakan disemua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan anak didik. Struktur dua tinggal dua tamu memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Hal ini dilakukan karena banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat
5 pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu sama lainnya. Ciri-ciri model pembelajaran TSTS, yaitu (a) siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya, (b) kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, (c) bila mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda dan (d) penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu (Yusiriza, 2010) Struktur dua tinggal dua tamu memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain dengan cara: 1. Peserta didik bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa. 2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok yang lain. 3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. 4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. 5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka (Lie dalam Jupri, 2010: 43) Aktivitas belajar dalam model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) melibatkan pengakuan tim dan tanggungjawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Inti kegiatan dalam Two Stay Two Stray (TS-TS) adalah (Yusritawati, 2009: 14) 1. Mengajar: guru mempresentasikan materi pelajaran
6 2. Belajar pada tim: peserta didik belajar melalui kegiatan kerja dalam tim/kelompok dan antar kelompok dengan dipandu oleh lembar kegiatan untuk menuntaskan materi pelajaran. 3. Penghargaan: pemberian penghargaan kepada peserta didik yang berprestasi dan tim/kelompok yang memperoleh skor tertinggi dalam kuis. D. Langkah-langkah/ Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Struktur Two Stay Two Stray yaitu memberi kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Adapun langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray seperti yang diungkapkan, antara lain (Lie dalam Yusritawati, 2009: 14) 1. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari empat siswa. Kelompok yang dibentuk merupakan kelompok heterogen dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membelajarkan (Peer Tutoring) dan saling mendukung. 2. Guru memberikan sub pokok bahasan pada tiap-tiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompoknya masing-masing. 3. Siswa bekerjasama dalam kelompok beranggotakan empat orang. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir. 4. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain. Struktur Two Stay Two Stray yang dimaksud tampak seperti pada gambar berikut ini:
7 Struktur Two Stay Two Stray 5. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. 6. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. 7. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. 8. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka. Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray adalah model pembelajaran kooperatif yang dapat mendorong anggota kelompok untuk memperoleh konsep secara mendalam melalui pemberian peran pada siswa. Siswa di ajak untuk bergotong royong dalam menemukan suatu konsep. Penggunaan model pembelajaran kooperatif TSTS akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. E. Kelebihan dan Kelemahan Model pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Lie (Yogaswara, 2012: 2) menyatakan model Two Stay Two Stray (TSTS) memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model ini yaitu dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan, kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna, lebih berorientasi pada keaktifan, membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar. Sedangkan faktor
8 penghambat dari model Two Stay Two Stray (TSTS) yaitu: membutuhkan waktu yang lama, siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok, guru membutuhkan banyak persiapan (materi, dana dan tenaga), guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas. E. Daftar Rujukan Jupri, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (Ts- Ts) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Materi Pokok Segi Empat Kelas Vii C Mts Taqwal Ilah Tembalang Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. [online] Tersedia di: tanggal 2 juni 2014 Mutadi, Pedekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, Jakarta: Pusdiklat Tenaga Keagamaan-Depag Bekerja Sama Dengan Ditbina Widyaiswara Lan RI, 2007 Sanjaya, Wina, Buku Materi Pokok : Kajian Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2007 Slameto, Belajar dan Faktor faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 1995) Suprijono, Agus, Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM,Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar, 2009 Yogaswara, Bismar Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (Tsts) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas X-1 Sma Negeri 1 Purwosari Kompetensi Dasar Menganalisis Hidrosfer Semester Genap 2011/2012. Skripsi Universitas Negeri Malang.[Online] Tersedia di: AB.pdf tanggal 1 juni 2014 Yusritawati Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray terhadap Kemampuan Representasi Matematika Siswa SMP. (Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FKIP UNPAS: tidak diterbitkan) diunduh dari tanggal 1 Juni 2014
PENERAPAN PEMBELAJARAN TSTS DENGAN AKTIFITAS WINDOW SHOPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BANGUN RUANG SISI DATAR
Jurnal Edumath, Volume 3 No. 2, (2017) Hlm. 138-146 ISSN Cetak : 2356-2064 ISSN Online : 2356-2056 PENERAPAN PEMBELAJARAN TSTS DENGAN AKTIFITAS WINDOW SHOPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BANGUN RUANG
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK Fandi Kurniawan Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun kewajiban sebagai warga negara yang baik. Untuk mengetahui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting bagi kelangsungan kehidupan manusia. Pendidikan adalah sarana yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia dalam aspek kemampuan,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray. peserta didik 20 dengan rincian 9 perempuan dan 11 laki-laki.
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray dalam Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Proses Pembentukan Tanah Model cooperative learning
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Pendidikan atau pengajaran di sekolah dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa harus merupakan akibat dari proses
Lebih terperinciBismar Yogaswara Universitas Negeri Malang
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 PURWOSARI KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS HIDROSFER SEMESTER GENAP 2011/2012
Lebih terperinciPEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELAUI MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY. Oleh Yuhasriati 1 Nanda Diana 2
PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELAUI MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY Oleh Yuhasriati 1 Nanda Diana 2 1,2 Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah ABSTRAK Materi sistem persamaan
Lebih terperinciAnna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) PADA SISWA KELAS VIIIA SMP MATARAM KASIHAN Anna Revi Nurutami Universitas PGRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latarbelakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latarbelakang Masalah Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsep seseorang. Struktur konsep membentuk pengetahuan jika konsep itu berlaku jika berhadapan dengan pengalaman-pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003: pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pangeran Puger No.23 desa Grobogan kecamatan Grobogan. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang SMA Negeri 1 Grobogan merupakan salah satu sekolah menengah atas yang berada di Kabupaten Grobogan. SMA Negeri 1 Grobogan berlokasi di jalan Pangeran Puger No.23 desa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. solusi dari masalah tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Alhadad (2010: 34)
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kemampuan Representasi Matematis Representasi merupakan ungkapan dari suatu ide matematika yang ditampilkan peserta didik sebagai bentuk yang mewakili situasi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Makna Belajar Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang hayat, artinya belajar adalah proses yang terus-menerus, yang tidak pernah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia, dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan potensi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan potensi yang dimilikinya, mengubah tingkah laku
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TS-TS PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR
Rahmita Yuliana Gazali e-issn 2579-3977 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TS-TS PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR Rahmita Yuliana Gazali Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Banjarmasin
Lebih terperinciMENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG
UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015 MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)
Jurnal Ilmiah Edukasi Matematika (JIEM) 7 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) Susi Widowati Program
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 1. anak setelah melakukan suatu kegiatan belajar. 2
9 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Hasil Belajar Matematika a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Lebih terperinciAPLIKASI PEMBELAJARAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY
APLIKASI PEMBELAJARAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) SEBAGAI UPAYA MEMFASILITASI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP UNTUK MEMAHAMANI KONSEP TRANSFORMASI A. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam sebuah pembelajaran di sekolah kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan pokok. Peran guru dalam sebuah pembelajaran sangat penting sebagai pengelola
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori dikemukakan teori antara lain model Dua Tinggal Dua Tamu (two stay two stray) yang meliputi: kajian teori pembelajaran IPA, definisi IPA, latar
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN MELALUI PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS)
11 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN MELALUI PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) Durinta Puspasari 1, Durinda Puspasari 2 1,2 Fakultas Ekonomi, Universitas
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY YANG MENERAPKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY
Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY YANG MENERAPKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY Masrita Gani 1 SMP Negeri 1 Suli 1 masrita.gani@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan model
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap guru pasti menginginkan keberhasilan dalam proses pembelajarannya, hal ini dapat diukur melalui evaluasi yang dilakukannya. Keberhasilan atau kegagalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki multi peran sehingga menciptakan kondisi belajar mengajar yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya peningkatan mutu pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi
Lebih terperinciPENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL TSTS SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 24 PURWOREJO
PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL TSTS SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 24 PURWOREJO Bintari, Puji Nugraheni, Erni Puji Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi kualitas. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi kualitas sumber daya manusia. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pandangan Piaget (Suprihatiningrum, 2013: 24) bahwa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Belajar a. Teori Konstruktivistik Piaget Menurut pandangan Piaget (Suprihatiningrum, 2013: 24) bahwa pengetahuan datang dari tindakan. Jadi, perkembangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar meruapakan suatu perubahan di dalam diri seseorang dari tudak
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 2.1 Pengertian Belajar dan Hasil Belajar Belajar meruapakan suatu perubahan di dalam diri seseorang dari tudak tahu menjadi tahu, seperti yang diungkapkan oleh Slameto
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompokkelompok
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Matematika
21 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika Russefendi ET (Suwangsih dan Tiurlina, 2006: 3), menjelaskan bahwa kata matematika berasal dari perkataan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN.
UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN. Agus Makmur Dosen Pendidikan Matematika UGN Padangsidimpuan panjaitan_makmur@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab yang pertama ini, akan dibahas tentang 4 (empat) hal, yaitu (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian. 1.1. Latar Belakang Pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman. Hal ini terjadi ketika seseorang sedang belajar,
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS V SD WASHLIYANI MARTUBUNG
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS V SD WASHLIYANI MARTUBUNG *AKDEN SIMANIHURUK DAN **SYAUFAYURA *Dosen Jurusan PPSD
Lebih terperinci616 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) PADA MATA KULIAH DASAR UMUM PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA (Upaya Pelestarian Bahasa Indonesia bagi Generasi Muda) Welsi Damayanti Universitas
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR EFEK DOPPLER MELALUI TS-TS SISWA KELAS XI TKJ.1 SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Bima Albert*
142 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EFEK DOPPLER MELALUI TS-TS SISWA KELAS XI TKJ.1 SMK NEGERI 1 BIREUEN Oleh Bima Albert* Abstrak Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meningkatkan hasil belajar efek Doppler melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik mampu mendukung pembangunan di masa mendatang, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
Lebih terperinciNanda Dwi Prasepty dan Ratna Tanjung Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)TERHADAPHASILBELAJAR SISWA PADA SUB MATERI POKOK ALAT ALATOPTIK DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 7 MEDAN T.P. 2012/2013 Nanda Dwi Prasepty
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1994, 2004, KBK(Kurikulum Berbasis Kompetensi), hingga pada saat ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai proses belajar bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri siswa secara optimal, baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan. Model-model pembelajaran tradisional kini mulai ditinggalkan berganti dengan model yang
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOOPERATIF STRUKTURAL TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
PEMBELAJARAN KOOPERATIF STRUKTURAL TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA RADIAHTUL MARDIAH Guru SMP Negeri 1 Kuantan Mudik radiatul.m@yahoo.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Pendidikan memegang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Matematika merupakan pengetahuan yang bersifat universal dan mempunyai
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan pengetahuan yang bersifat universal dan mempunyai peranan yang penting dalam memajukan daya pikir manusia. Selain dapat mengembangkan pemikiran kritis,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. yang menyulitkan untuk mencapai tujuan tertentu.menurut Polya sebagaimana
BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pemecahan masalah merupakan penyelesaian suatu perkara atau persoalan yang menyulitkan untuk mencapai tujuan tertentu.menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia adalah dengan menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. Dalam tinjauan pustaka ini akan memaparkan pengertian-pengertian konsep yang
9 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA 2.1. Tinjauan Pustaka Dalam tinjauan pustaka ini akan memaparkan pengertian-pengertian konsep yang berkaitan dengan penelitian sebagai berikut: 2.1.1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seperti yang terdapat dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 (Sagala, 2009:3)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks. Peristiwa tersebut merupakan kegiatan komunikasi antar manusia sehingga manusia itu tumbuh sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan cara lain yang dikenal dan diakui oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka dan kreatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tenaga teknis keagamaan - depag bekerjasama dengan ditbina widyaiswara, lan- RI, 2007), hlm. 1.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irisan dan gabungan merupakan materi pelajaran matematika yang penting yang harus dipelajari dan dipahami oleh peserta didik. Dengan memahami materi irisan dan gabungan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA FITRA YULIA ROZI Guru IPS SMP Negeri 6 Pekanbaru fitria@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN KIMIA DI KELAS X-6 SMA N 12 PEKANBARU Dwi Gusti Nola *), R. Usman Rery, Erviyenni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting bagi kelangsungan kehidupan manusia. Pendidikan merupakan sarana atau wahana yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 1 MTs NEGERI ENOK Habibullah a, Hj. Zetriuslita b, Abdurrahman c a Alumni Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup yang lebih baik. Agar dapat memiliki kemampuan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk seseorang demi kelangsungan hidup yang lebih baik. Agar dapat memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kompetensi Inti ke-2 yaitu melatih diri bersikap konsisten, rasa ingin tahu, bersifat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu yang dipelajari pada setiap jenjang pendidikan dan dituntut dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa, khususnya kemampuan berpikir
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya seluruh aspek potensi kemanusiaan saja (Suprijono, 2006). Hasil belajar adalah
Lebih terperinciPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GATAK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan
Lebih terperinciOleh: Muhammad Agus Sigit Sasmito Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA SISWA KELAS X SMK WIDYA KUTOARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh: Muhammad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Hudojo (2005:36), matematika merupakan gagasan berstruktur yang hubungannya diatur secara logis, bersifat abstrak, penalarannya deduktif dan dapat memasuki wilayah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. seseorang. Ada beberapa teori belajar salah satunya adalah teori belajar
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku seseorang. Ada beberapa teori belajar salah satunya adalah teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Perilaku Empati Anak Melalui Teknik Two Stay Two Stray pada Anak Kelompok B Tk Islam Bakti IX Kerten Tahun Pelajaran 2013/2014
Upaya Meningkatkan Perilaku Empati Anak Melalui Teknik Two Stay Two Stray pada Anak Kelompok B Tk Islam Bakti IX Kerten Tahun Pelajaran 2013/2014 Rita Yuliani¹, Samidi², Ruli Hafidah¹ ¹Program Studi PG-PAUD,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang (UUR.I.N0.
Lebih terperincimemiliki tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yakni siswa terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa diajarkan kepada siswa agar mampu
1 2 memiliki tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yakni siswa terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa diajarkan kepada siswa agar mampu menyimak, berbicara, membaca dan menulis dengan baik.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk meningkatkan kualitas diri seseorang di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk meningkatkan kualitas diri seseorang di dalam lingkungan masyarakat. Dengan pendidikan manusia dapat lebih dihargai,dihormati
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keaktifan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran dan menuntut kreativitas
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola pembelajaran yang dikembangkan di Indonesia dewasa ini menuntut keaktifan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran dan menuntut kreativitas dalam mengolah data yang
Lebih terperinciAlmiati SMK Negeri 8 Semarang. Abstrak
1 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMK NEGERI 8 SEMARANG DALAM MATERI INTEGRAL Almiati SMK Negeri 8 Semarang Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk mengembangkan potensi dirinya. Selain itu, pendidikan. potensi diri yang dilakukan melalui proses pembelajaran.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Sebagaimana diungkapkan dalam UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional (pasal 1, ketentuan umum)
Lebih terperinciMenurut Rozak, dkk, Komplikasi Undang-undang & Peraturan Bidang Pendidikan, (Jakarta: FITK Press, 2010, hlm. 273) Mengatakan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM), kegiatan tersebut merupakan suatu proses pokok yang harus dilalui oleh seorang pendidik dalam hal ini adalah seorang guru. Guru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa Indonesia, yaitu terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pada
Lebih terperinciS. Ida Kholida (1) Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Madura.
Wacana Didaktika Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains p-issn : 2337-9820 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF CIRC DI SERTAI METODE TWO STAY TWO STRAY PADA POKOK BAHASAN JAGAD RAYA UNTUK MENUNTASKAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab kajian pustaka ini dikemukakan kajian tentang peranan model Dua Tinggal Dua Tamu (two stay two stray) yang meliputi: kajian teori pembelajaran IPA, definisi IPA, latar belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan. Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan
Lebih terperinciTugas Makalah Mata Kuliah Standar Kompetensi Guru Matematika. Dosen : Prof. Dr. Hj. Rahayu Kariadinata, M.Pd
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Madrasah Tsanawiyah Kota Bandung Tugas Makalah Mata Kuliah Standar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya pendidikan tidak dapat dipungkiri oleh siapa pun. Dewasa ini, Indonesia telah meningkatakan subsidi pendidikan agar semua lapisan masyarakat dapat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat
Lebih terperinciPerbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif
Jurnal Matematika Vol. 3 No. 2, Desember 2013. ISSN: 1693-1394 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif Tri Wahyuningsih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia karena selalu digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia karena selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Slameto (2003) mengatakan bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA 2.1.1 Definisi Pembelajaran Menurut Susanto (2013: 19) pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan guru agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagaimana
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Suatu pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otoritas tertinggi keilmuan (teacher centered). Pandangan semacam ini perlu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tercapainya kualitas pendidikan yang baik dapat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran di kelas. Perwujudan pembelajaran yang baik dapat dilihat dari aktivitas belajar
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pemahaman Konsep Matematis Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008: 1002) berarti pengertian, pendapat; pikiran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Di setiap jenjang pendidikan, matematika merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu dasar yang selalu digunakan dalam kehidupan manusia. Di setiap jenjang pendidikan, matematika merupakan salah satu mata pelajaran
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MASRI MANSYUR Guru SMP Negeri YASFII Dumai masrimansyur449@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
Suska Journal of Mathematics Education Vol.2, No. 1, 2016, Hal. 41 51 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIIb
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang menakutkan dan susah untuk dipahami. Kebanyakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masih banyak siswa menganggap bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang menakutkan dan susah untuk dipahami. Kebanyakan siswa langsung menyerah jika menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Kualitas sumber daya manusia ini dapat diperoleh dari proses belajar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas sumber daya manusia ini dapat diperoleh dari proses belajar yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang selalu ingin maju dalam segala bidang. Oleh karena itu, diperlukan sumber daya manusia yang handal, terampil dalam segala
Lebih terperinciEKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN JIGSAW DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN JIGSAW DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA ( Eksperimentasi pada kelas VII semester II SMP Muhammadiyah 1 Surakarta) SKRIPSI
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 PONOROGO Nur Fauziah Rahmawati Mahasiswa
Lebih terperinci