Kinerja Jaringan Sistem Pembayaran Tol Elektronik Berbasis Radio Frequency Identification (RFID)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kinerja Jaringan Sistem Pembayaran Tol Elektronik Berbasis Radio Frequency Identification (RFID)"

Transkripsi

1 37 Kinerja Jaringan Sistem Pembayaran Tol Elektronik Berbasis Radio Frequency Identification (RFID) Achmad Affandi 1), Yudistira Eka Putra 2), Gatot Kusraharjo Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo, Surabaya ) affandi@ee.its.ac.id, 2) y_dizz@elect-eng.its.ac.id Abstrak - Electronic Toll Collection (ETC) ini adalah system pembayaran elektronik otomatis yang dapat meningkatkan efisiensi waktu transaksi di pintu tol sehingga mengurangi antrian kendaraan menggunakan teknologi RFID sebagai media akses sehingga tidak perlu lagi pelayanan manual di gerbang tol. Implementasi RFID nantinya ditujukan sebagai otomatisasi pintu tol sehingga dapat mempercepat pelayanan bagi calon pengguna pintu tol. Karena sistem pembayaran tol elektronik ini merupakan suatu rangkaian besar dari berbagai sub sistem perangkat identifikasi dengan perangkat database server sebagai pengolah data pelanggan jalan tol, maka dibutuhkan suatu model konfigurasi jaringan yang tepat dan handal. Hal ini karena komunikasi data terminal dan server dapat terjadi setiap saat dengan trafik yang cukup padat. Dalam penelitian ini akan diuji performa jaringan RFID yang sudah dimodelkan sebelumnya, sehingga dapat diketahui konfigurasi sistem yang paling optimal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem yang dibangun mampu berjalan dengan lancar. Koneksi antara client dan server dapat dilakukan melalui jaringan WAN (internet) dengan spesifikasi jaringan minimal sehingga dapat memudahkan dalam implementasi perangkat di lapangan. Selain itu waktu pelayanan transaksi yang lebih efisien dibandingkan sistem pembayaran tol konvensional, yaitu di bawah 2 detik, menunjukkan besarnya manfaat yang diperoleh melalui penggunaan sistem tersebut. Kata Kunci : performansi jaringan, electronic toll collection, RFID I. PENDAHULUAN Seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan di kota-kota besar menyebabkan penggunaan jalan tol meningkat. Jalan tol sebagai jalan alternatif merupakan jalan yang bebas hambatan baik dari lampu merah, pasar, pejalan kaki, kendaraan roda dua dan sebagainya. Peningkatan pemakaian jalan tol ini seharusnya disertai dengan peningkatan pelayanan kepada pelanggan jalan tol berupa perbaikan pelayanan transaksi di gerbang tol. Pada prakteknya, kenyamanan ini seringkali terganggu oleh adanya antrian kendaraan yang terjadi di pintu tol baik di pintu masuk maupun di pintu keluar, disebabkan lamanya waktu yang diperlukan untuk memproses ticketing dan pembayaran, yang di Indonesia umumnya masih dikerjakan secara manual oleh petugas pintu tol. Teknologi informasi telah membawa perubahan dalam kehidupan manusia sekarang ini. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan pemakaian Radio Frequency Identification (RFID) di gerbang masuk dan keluar tol. RFID adalah teknologi identifikasi otomatis berbasis gelombang radio yang mampu mengidentifikasi berbagai obyek secara simultan tanpa diperlukan kontak langsung [1]. Teknologi RFID menjadi jawaban atas berbagai kelemahan yang dimiliki teknologi barcode yaitu selain karena bisa dibaca pada jarak yang cukup jauh, juga mempunyai kapasitas penyimpanan data hingga 128 bit dan bisa diprogram ulang sehingga memudahkan untuk menyimpan dan memperbaharui data dalam jumlah besar untuk sebuah item. Dengan keunggulan tersebut, teknologi RFID dapat dimanfaatkan sebagai solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan di pintu tol tersebut, antara lain kurangnya efisiensi waktu transaksi, terjadinya kecurangan (petugas pintu tol), dan juga pelacakan posisi serta identitas kendaraan. Penerapan teknologi RFID dalam sistem pembayaran tol elektronik membutuhkan pembangunan infrastruktur RFID reader yang bertindak sebagai gerbang check-point. Oleh karena itu diperlukan desain arsitektur jaringan yang dapat menghasilkan performa terbaik, cost yang rendah, efisiensi yang tinggi, dan bekerja secara realtime dan reliable. II. TEORI PENUNJANG RFID adalah kepanjangan dari Radio Frequency Identification. Biasanya RFID dikenal sebagai smart tag dan spy chip. RFID adalah bentuk umum untuk teknologi yang menggunakan radiowave untuk mengidentifikasi manusia atau objek secara otomatis. Metode yang paling sering digunakan adalah untuk menyimpan serial number yang menunjukkan identitas seseorang atau benda, pada sebuah microchip yang disertakan pada antena (chip dan antena adalah RFID transponder atau sebuah tag RFID) [2]. Antena memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik untuk mentransmisikan informasi identifikasi yang terdapat di dalam chip kepada reader. Kemudian reader mengubah pantulan radiowaves dari tag RFID menjadi informasi digital untuk selanjutnya akan diteruskan pada komputer yang bertugas memproses data-data tersebut. Sistem RFID terdiri dari komponen-komponen berikut ini [3].

2 38 1. Tag, adalah suatu benda yang biasanya berbentuk chip, label, atau kapsul yang terdiri dari rangkaian elektronik, antena, dan bisa juga baterai. 2. Reader, adalah suatu alat yang memiliki kemampuan membaca dan menulis pada tag. 3. Reader antenna, merupakan modul elektronik untuk kemampuan radio. Sebagian arus dari reader yang tersedia berasal dari antena. 4. Controller, merupakan komponen penting dalam RFID yang mengatur sinkronisasi semua reader yang berada di sistem sekaligus sebagai pusat kontrol dan informasi. Generasi reader terbaru telah menggabungkan komponen ini di dalamnya. 5. Sensor, actuator dan annunciator, merupakan komponen pilihan yang dibutuhkan input eksternal dan output dari sistem. 6. Host dan software system, adalah "otak" dari semua sistem RFID. Host umumnya terdapat dalam sebuah PC atau workstation yang memiliki fungsi database dan juga kontrol (biasa disebut middleware). Dalam prakteknya sistem RFID menjadi tidak berguna tanpa komponen ini. 7. Infrastruktur komunikasi, adalah gabungan antara jaringan kabel dan wireless dan infrastruktur koneksi serial yang dibutuhkan untuk menghubungkan komponen sebelumnya menjadi satu kesatuan jaringan komunikasi. Gambar 1 Blok diagram skematik sistem RFID Sementara itu Electronic Toll Collection (ETC) adalah suatu sistem yang menjalankan fungsi pelayanan transaksi secara otomatis kepada pengguna jalan tol saat memasuki gerbang tol. Sistem ETC ini dirancang agar dapat menggantikan petugas pada loket tol yang bekerja melayani pengguna tol secara manual. Sistem ETC adalah sebuah sistem berbasis teknologi informasi (TI) yang cukup kompleks karena tidak hanya melibatkan penggunaan aplikasi-aplikasi perangkat lunak tetapi juga melibatkan penggunaan perangkat keras yang semuanya dikontrol secara otomatis dengan sebuah perangkat lunak. Tidak hanya itu, sistem ini juga didukung oleh penggunaan jaringan komunikasi data mulai dari komunikasi melalui kabel serial/paralel, local area network (LAN) dan wide area network (WAN) bahkan internet. Untuk memudahkan dalam memahami sistem ini, maka berikut digambarkan rancangan dari sistem ETC tersebut [4]. Gambar 2 Rancangan sistem RFID di jalan tol Model implementasi dari RFID di jalan tol dapat dilihat pada Gambar 2. Pada rancangan sistem di atas, reader-reader akan di pasang di setiap gerbang tol. RFID reader ini akan membaca semua informasi yang berasal dari RFID tag. RFID tag ini akan dipasang pada setiap kendaraan yang akan memasuki jalan tol. Alat ini dalam penempatannya tidak jadi masalah, karena ini merupakan RFID tag aktif yang akan dapat terbaca dari jauh. Sebetulnya pemancaran sinyal RFID ini tidak harus Line of Sight (LOS), karena RFID bekerja pada frekuensi tertentu dimana sinyal alat ini dapat menembus benda-benda yang menghalangi. Tetapi jika dalam keadaan kecepatan kendaraan yang tinggi maka dapat berakibat sinyal tag tidak terdeteksi reader, sehingga untuk keamanan komunikasi maka kendaraan diwajibkan mengurangi kecepatannya saat melewati reader. Setiap pengendara yang melewati tol, tagihannya akan disimpan di database sistem yang terkoneksi ke database bank. Setiap bulan tagihan akan didebit otomatis dari rekening pengendara jalan tol tersebut. Database juga berfungsi menyimpan data-data dari pelanggan yang telah di-entry pada saat pembelian tag. Data-data tersebut adalah jumlah saldo, nama pemilik kendaraan, nomor identitas, merek kendaraan, jenis kendaraan dan data-data lainnya. Alat ini menjadi tanggung jawab sepenuhnya pembeli yang terdaftar. Penyalahgunaan yang terjadi menjadi tanggung jawab pengendara tersebut. Semenjak diperkenalkan di Norwegia pada tahun 1986, teknologi ETC berkembang dengan cepat dan telah diterima secara global sebagai sebuah metode otomasi pembayaran dan akses jalan tol. Implementasi ETC ini dirancang untuk beroperasi secara semi otomatis maupun otomatis penuh yang meliputi sistem pelayanan transaksi, peralatan dan sarana, serta perlengkapannya. Beberapa keuntungan penerapan sistem ETC ini adalah [5]. 1. Memungkinkan terjadinya transaksi meskipun kendaraan tetap berjalan dengan kecepatan maksimal yang ditentukan sehingga dapat mempercepat waktu transaksi dan meningkatkan kapasitas pelayanan di gerbang tol. 2. Mengurangi jumlah uang tunai yang harus ditangani sehingga meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna maupun pengelola jalan tol. 3. Mengurangi ongkos cetak dan distribusi tiket/kartu tol. 4. Meningkatkan tingkat akurasi transaksi dan menghindari kesalahan atau penyelewengan (fraud) yang kerap dilakukan oknum petugas.

3 39 5. Meningkatkan efisiensi jumlah SDM untuk pelayanan di gerbang tol. 6. Memungkinkan operator jalan tol untuk meningkatkan layanan dan kepuasan pelanggan ketika melewati gerbang tol dengan menghilangkan keharusan menghentikan kendaraan, menghilangkan keharusan menurunkan kaca jendela dan lain-lain. III. PERANCANGAN DAN PENGUJIAN SISTEM A. Perancangan Sistem Dalam rancangannya sistem pengoperasian tol ini dibangun oleh 3 tingkatan sistem pelayanan yang dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 3 Arsitektur Sistem ETC Arsitektur dari sistem ini sengaja dirancang berlapis-lapis agar dapat diketahui dengan mudah proses kerja dari sistem ini serta teknologi-teknologi pendukungnya. Penjelasan arsitektur sistem ETC adalah sebagai berikut: 1. Pelayanan sentral tol, yang dalam hal ini disebut Central Coordination Service (CCS). CCS akan membawahi beberapa Toll Plaza Management Service (TPMS). Central Coordination Service (CCS) atau layer 1 adalah komponen tertinggi. CCS mengkoordinasi level jaringan TPMS dan layanan Lane Management Service (LMS) oleh pengaturan konfigurasi pendukung, security dan fungsi authetifikasi dan analisa bisnis dan monitoring secara berkelanjutan menjadi mudah. Layer ini merupakan pusat dari sistem dimana seluruh data dari semua pintu tol akan diolah dan dikumpulkan. Untuk mengumpulkan data yang terjadi pada setiap pintu tol serta memberikan data yang dibutuhkan untuk melakukan transaksi pada alat transaksi, layer ini dihubungkan dengan Toll Plaza Management Service (TPMS) melalui jaringan WAN. 2. TPMS atau layer 2 bertanggung jawab terhadap pelayanan LMS, baik LMS yang dikontrol secara elektronik ataupun secara manual. TPMS menyimpan berbagai macam transaksi yang terjadi selama pengoperasian tol. Pengiriman data ke CCS berlangsung secara realtime. Perangkat pendukung di TPMS terdiri atas perangkat lunak ataupun perangkat keras berupa server, peripheral, workstation, router, switch, database serta sistem aplikasi yang dibutuhkan untuk keperluan pelaporan, operasional dan pengawasan. Untuk mengumpulkan data yang terjadi pada setiap pintu tol serta memberikan data yang dibutuhkan untuk melakukan transaksi pada alat transaksi, layer ini dihubungkan dengan melalui jaringan LAN. 3. LMS atau layer 3 merupakan suatu pelayanan gerbang tol yang nantinya akan mengontrol keluar masuknya kendaraan. LMS didukung oleh komponen yaitu RFID reader dan empat elemen sistem ETC lainnya, yaitu AVI (Automatic Vehicle Identification), AVC (Automatic Vehicle Classification), VES (Violation Enforcement System), dan Control Center Management. LMS dapat menangani proses pembayaran tol secara otomatis karena LMS ini akan membaca RFID tag yang berisikan pulsa pada setiap kendaraan yang masuk. Pada layer LMS ini terdiri atas 2 komponen sebagai berikut. a. Alat Transaksi, yang berupa RFID tag aktif yang dipegang oleh pengguna tol dan RFID reader yang terpasang pada pintu tol dan tempat strategis lainnya, pengguna tol hanya perlu memperlambat sedikit kecepatan kendaraannya agar RFID reader dapat membaca sinyal dari tag. b. Alat Kontrol, yang berupa sensor yang tergabung dalam satu sistem kendali otomatis. Sistem ini akan mengendalikan semua proses transaksi mulai dari klasifikasi kendaraan, transaksi pembayaran dan pengawasan kepatuhan serta pengendalian permasalahan dan situasi yang mungkin timbul dalam proses pembayaran. B. Analisa dan Pengujian Sistem Sistem pembayaran tol elektronik berbasis RFID ini, terbagi atas dua bagian. Perangkat bagian pertama adalah client gerbang tol. Terdiri dari sebuah unit komputer bertindak sebagai Plaza Computer System (PCS) yang dilengkapi dengan sebuah RFID reader untuk mensimulasikan Peralatan Tol Gardu. Komputer client akan berfungsi sebagai pengolah data pada gerbang tol dan memproses input message dari perangkat RFID. Sementara bagian kedua adalah komputer server bertindak sebagai Operational Computer System (OCS) di kantor pusat yang mencatat transaksi kendaraan yang masuk serta keluar jalan tol sekaligus sebagai media penyimpanan database semua data (data transaksi, pelanggan, gerbang tol, user, dan lain-lain) dalam sistem ETC. Kedua bagian ini dihubungkan oleh jaringan komunikasi data yang berbasis Wide Area Network (WAN).

4 40 Gambar 4 Testbed Pengujian Yang Dilakukan Pada konsep client-server dalam jaringan komputer, client bertindak sebagai terminal atau komputer yang digunakan oleh user untuk berinteraksi. Server sendiri adalah komputer yang menerima request (permintaan) dari satu atau lebih client dan menyimpan hasilnya setelah permintaan tersebut diproses. Client dan server saling berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya dijembatani oleh perangkat lunak yang disebut Database Management System (DBMS). DBMS terdiri atas suatu koleksi data yang saling berelasi dan satu set program pengelola yang bertugas menambah, menghapus, mengambil, dan membaca data. Pengujian dilakukan untuk mengetahui keberhasilan sistem dalam membangun koneksi antara client dan server serta mengetahui tingkat performansi jaringan. Dalam melakukan pengujian ini, penulis membatasi hanya pada dua proses pengujian yaitu: 1. Proses pengujian untuk menguji waktu pelayanan transaksi. Yang dimaksud waktu pelayanan transaksi adalah waktu yang diperlukan reader untuk memproses satu transaksi atau sama dengan total waktu yang diperlukan satu kendaraan untuk menyelesaikan satu kali proses transaksi di gardu tol. Nantinya waktu pelayanan hasil pengujian ini akan dibandingkan dengan waktu pelayanan dalam transaksi tunai. Diharapkan waktu transaksi yang dihasilkan lebih kecil dari nominal waktu transaksi yang terdapat pada sistem tol konvensional. 2. Proses pengujian untuk mengetahui tingkat performansi jaringan. Beberapa parameter yang diukur disini antara lain delay, packet loss, dan throughput sebagaimana disebutkan dalam ITU-T Y Dalam penelitian ini, standar pengukuran dalam ITU-T Y.1541 yang digunakan adalah class 3, yaitu delay maksimum 400 ms dan packet loss terbesar [6]. IV. HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bagian ini akan dilakukan pengujian yang meliputi pengujian waktu pelayanan transaksi dan pengujian tingkat performansi jaringan. Skenario yang digunakan saat melakukan pengujian pada sistem pembayaran tol elektronik ini adalah: - Jaringan yang diuji adalah jaringan WAN (internet), dimana sebagai media koneksi WAN di sisi client akan memanfaatkan layanan GPRS dari Telkomsel (Telkomsel Flash) dan di sisi server akan memanfaatkan layanan ADSL dari Telkom (Speedy). - Pengujian hanya dilakukan dalam lingkup PC-to-PC. Hal ini disebabkan keterbatasan peralatan yang dimiliki. - Software pengukuran (Colasoft Capsa 6.9 Enterprise Edition) terinstall pada client, yaitu komputer yang terhubung perangkat RFID reader. A. Pengujian Waktu Pelayanan Transaksi Dalam pengujian waktu pelayanan transaksi, pengamatan dilakukan dengan kondisi satu tag, dua tag, dan tiga tag terhubung. Indikator waktu pelayanan transaksi ini diperoleh dari selisih waktu yang diperlukan reader untuk memproses tag berikutnya setelah melakukan satu kali transaksi. Hasil pengamatan untuk waktu pelayanan transaksi tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 1 Perbandingan Waktu Pelayanan Transaksi Percobaan Waktu Pelayanan 1 Tag 1.45 s 2 Tag 1.50 s 3 Tag 1.76 s Mengacu pada hasil pengamatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa waktu transaksi untuk sistem pembayaran tol elektronik berbasis RFID yang dihasilkan lebih kecil dari nominal waktu transaksi yang terdapat pada sistem tol konvensional. B. Pengujian Performansi Jaringan B.1 Throughput Dalam pengukuran ini akan dibandingkan berapa banyaknya jumlah data yang dikirim dan diterima setiap detik (throughput) pada koneksi antara client-server. Berikut adalah hasil pengujian throughput untuk jaringan 2G (EDGE), pengukuran dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu dengan saat transaksi dengan satu tag, dua tag, dan tiga tag. Throughput (Kbps) G (EDGE) Gambar 5 Throughput pada Jaringan 2G (EDGE) Sedangkan berikut adalah hasil uji throughput pada jaringan 3G dengan kondisi satu, dua, dan tiga tag terukur. Pada pengukuran ini dilakukan bandwidth shaping pada koneksi modem di sisi client dengan setting 128 Kbps, 384 Kbps, 512 Kbps, 1 Mbps, 2 Mbps, dan 3.6 Mbps

5 41 3G (HSDPA) 2G (EDGE) Throughput (Kbps) Kbps 384 Kbps 512 Kbps 1 Mbps 2 Mbps 3.6 Mbps 25 Delay (ms) Gambar 6 Throughput pada Jaringan 3G (HSDPA) Terlihat pada pengujian throughput untuk jaringan 3G terdapat peningkatan nilai throughput yang signifikan jika dibandingkan dengan jaringan 2G. Sebagai contoh, apabila throughput pada transaksi satu, dua, dan tiga tag pada jaringan 2G sebesar 1.67 Kbps, 3.28 Kbps, dan 5.88 Kbps, maka pada jaringan 3G 3.6 Mbps besarnya melonjak menjadi 3.13 Kbps, 6.25 Kbps, dan 9.38 Kbps. Namun proses bandwidth shaping yang dilakukan untuk membatasi downlink dan uplink tidak terlalu berpengaruh pada besaran nilai throughput yang dihasilkan. Misalnya pada transaksi dua tag yaitu saat bandwidth dibatasi pada 128 Kbps besarnya nilai throughput adalah 5.19 Kbps, lalu 5.41 Kbps pada 384 Kbps, 5.36 Kbps pada 512 Kbps, 5.21 Kbps pada 1 Mbps, 6.28 Kbps pada 2 Mbps, dan 6.25 Kbps pada 3.6 Mbps. Dari sini dapat disimpulkan bahwa jaringan 3G memiliki kestabilan yang lebih baik dibandingkan 2G saat digunakan untuk koneksi antar client-server, namun tidak dibutuhkan bandwidth yang terlalu besar karena rata-rata utilisasi jaringan relatif kecil yakni rata-rata di bawah kisaran 5%. B.2 Delay Delay merupakan parameter penting untuk menentukan kualitas jaringan pada sistem pembayaran tol elektronik. Delay merupakan waktu yang dibutuhkan data transaksi untuk menempuh jarak dari sisi client menuju ke server. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti, atau juga waktu proses yang lama. Dalam penelitian ini, standar pengukuran dalam ITU-T Y.1541 yang digunakan adalah class 3, yaitu delay maksimum 400 ms. Berikut adalah hasil pengujian delay untuk jaringan 2G (EDGE), pengukuran dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu dengan saat transaksi dengan satu tag, dua tag, dan tiga tag. Dari grafik pada Gambar 7, bisa dilihat bahwa delay terbesar adalah pada saat transaksi dengan satu tag, yaitu ms, lalu transaksi dengan dua tag sebesar ms, dan yang terendah adalah saat tiga tag yaitu ms. Gambar 7 Delay pada Jaringan 2G (EDGE) Sedangkan berikut adalah hasil uji delay pada jaringan 3G dengan kondisi satu, dua, dan tiga tag terukur. Sama seperti pengukuran throughput, dilakukan bandwidth shaping pada koneksi modem di sisi client dengan setting yang sama, yaitu 128 Kbps, 384 Kbps, 512 Kbps, 1 Mbps, 2 Mbps, dan 3.6 Mbps Delay (ms) G (HSDPA) Gambar 8 Delay pada Jaringan 3G (HSDPA) 128 Kbps 384 Kbps 512 Kbps 1 Mbps 2 Mbps 3.6 Mbps Terlihat pada pengujian delay untuk jaringan 3G terdapat penurunan nilai delay yang signifikan jika dibandingkan dengan jaringan 2G. Sebagai contoh, apabila delay pada transaksi satu tag pada jaringan 2G sebesar ms, maka pada jaringan 3G rata-rata berada pada kisaran di bawah 300 ms. Sama halnya dengan transaksi tiga tag, jika pada jaringan 2G sebesar ms, maka pada jaringan 3G dapat ditekan hingga berada pada kisaran di bawah 100 ms. Proses bandwidth shaping yang dilakukan untuk membatasi downlink dan uplink tidak terlalu berpengaruh, dimana hampir semua delay total yang dihasilkan masih dapat diterima sesuai standart ITU-T Y.1541 class 3 yaitu kurang dari 400 ms. B.3 Packet Accepted dan Packet Rejected Packet accepted dan packet rejected yang terukur adalah packet yang dikirim antara database server dengan client yang melalui jaringan WAN. Makin besar packet rejected maka akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan.

6 42 Gambar 9 Packet Accepted/Rejected Karena protokol paket yang diamati dalam pengujian ini merupakan paket TCP, maka secara keseluruhan jumlah packet loss adalah 0%. Nilai packet loss mencapai 0% karena karakteristik dasar dari paket TCP yang bersifat connection-oriented. Ketika terjadi packet loss, pihak pengirim akan mengirim ulang secara otomatis setiap segmen yang belum dikenali. Jumlah paket yang tidak mencapai tujuannya digambarkan sebagai packet rejected. Pada pengukuran kali ini, besarnya paket yang ditolak oleh server mampu ditekan hingga di bawah 5%, kondisi tersebut tercapai ketika kebutuhan bandwidth untuk pengiriman data terpenuhi. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil analisa yang telah dilakukan, beberapa hal yang dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut. 1. Dalam penelitian ini telah berhasil menyempurnakan aplikasi sistem pembayaran tol elektronik berbasis RFID yang telah dirancang sebelumnya, dimana koneksi antara client dan server dapat dilakukan melalui jaringan WAN (internet) sehingga amat memudahkan dalam implementasi perangkat di lapangan nantinya. 2. Dengan menggunakan sistem pembayaran tol elektronik berbasis RFID, dihasilkan waktu pelayanan transaksi yang lebih efisien dibandingkan sistem pembayaran tol konvensional. Apabila pada sistem tol konvensional waktu pelayanan transaksi berkisar 5 sampai 17 detik, maka pada sistem pembayaran tol elektronik ini waktu pelayanan transaksi dapat ditekan hingga di bawah 2 detik. 3. Berdasarkan sistem yang telah dibangun dan analisis terhadap performansi jaringan dengan melakukan beberapa jenis pengukuran yaitu pengukuran delay, packet accepted/rejected dan throughput dapat disimpulkan bahwa tidak diperlukan spesifikasi jaringan yang tinggi sebagai media koneksi antar client-server, dimana pengiriman data hanya membutuhkan bandwidth koneksi internet sebesar 512 Kbps di sisi server dan 56 Kbps di sisi client. 4. Spesifikasi peralatan RFID yang digunakan telah memenuhi syarat untuk diterapkan pada sistem pelayanan tol langsung lewat dimana kendaraan tidak perlu berhenti namun hanya diwajibkan untuk mengurangi lajunya di bawah 20 Km/jam. 5. Secara teoritis, satu gardu tol otomatis yang dilengkapi dengan satu reader RFID dapat menangani transaksi sebanyak 32,119 kendaraan setiap harinya. B. Saran Dari hasil pengujian dan analisis yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini, terdapat beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan guna pengembangan penelitian selanjutnya. 1. Operator jalan tol sebaiknya mempertimbangkan untuk segera mengimplementasikan sistem pembayaran elektronik di ruas jalan tol yang dikelolanya mengingat besarnya manfaat yang diperoleh melalui penggunaan sistem tersebut. 2. Pengujian sistem dalam penelitian ini dilakukan terbatas pada skala laboratorium saja. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya, hendaknya dilakukan pada jaringan yang lebih besar yang melibatkan banyak PC dan banyak reader/tag serta memperhitungkan berbagai faktor, seperti faktor traffic yang lebih kompleks dan faktor perilaku manusia, untuk memperoleh data transaksi dan data aliran lalu lintas gerbang tol yang lebih akurat. 3. Untuk implementasi pada kondisi sesungguhnya, perlu diadakan penelitian lebih lanjut khususnya yang berkaitan dengan hal-hal berikut ini. a. Mekanisme pengamanan (security) sistem termasuk enkripsi data pada tag. b. Standarisasi sistem pembayaran tol elektronik di Indonesia seperti standarisasi perangkat keras, perangkat lunak, bisnis proses, tarif dan penomoran kartu tol. c. Regulasi tentang penggunaan alat transaksi/pembayaran secara elektronik di jalan tol. DAFTAR PUSTAKA [1] Lahiri S. RFID Sourcebook. New Jersey: Prentice Hall; [2] Komunitas RFID Indonesia [online] May [cited 2010 Nov 15]; Available from URL: [3] Finkenzeller K. RFID Handbook: Fundamentals and Applications in Contactless Smart Cards and Identification. 2nd Edition. London: John Wiley & Sons; [4]. Road Transport and Traffic Telematics-Electronic Fee Collection (EFC)- System Architecture for Vehicle Related Transport Services. A Draft Malaysian Standard 2003 June 1; 17573(1): [5] Sodikin. Kajian Masalah Antrian pada Sistem Pengumpulan Tol Konvensional terhadap Rancangan Sistem Pengumpulan Tol Elektronik [master thesis]. Semarang: Universitas Diponegoro; [6] International Telecommunication Union. Network Performance Objectives for IP-Based Service. ITU-T Recommendation Y Feb; A(8):8-12. Available from URL: April 2010.

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN PADA SISTEM PEMBAYARAN TOL ELEKTRONIK BERBASIS RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID)

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN PADA SISTEM PEMBAYARAN TOL ELEKTRONIK BERBASIS RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) 1/6 ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN PADA SISTEM PEMBAYARAN TOL ELEKTRONIK BERBASIS RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) Yudistira Eka Putra 2206 100 073 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

Yudistira Eka Putra ( )

Yudistira Eka Putra ( ) ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN PADA SISTEM PEMBAYARAN TOL ELEKTRONIK BERBASIS RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) Yudistira Eka Putra (2206 100 073) Dosen Pembimbing: Dr.Ir.Achmad Affandi, DEA Jurusan

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisis Interkoneksi Jaringan Pada Electronic Toll Collection Berbasis Radio Frequency Identification (RFID)

Perancangan dan Analisis Interkoneksi Jaringan Pada Electronic Toll Collection Berbasis Radio Frequency Identification (RFID) 1/6 Perancangan dan Analisis Interkoneksi Jaringan Pada Electronic Toll Collection Berbasis Radio Frequency Identification (RFID) Nym Yuni Sastriyana 2206 093 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing: Dr.Ir.Achmad Affandi, DEA

Dosen Pembimbing: Dr.Ir.Achmad Affandi, DEA IMPLEMENTASI KEAMANAN JARINGAN ANTAR TERMINAL DAN SERVER PADA SISTEM GERBANG TOL OTOMATIS BERBASIS RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION ( RFID ) RAHESA WAHYU NALENDRA NRP 2206100141 MAHASISWA JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

Permasalahan. Permasalahan pada tugas akhir ini ditekankan kepada: Koneksi Visual Basic 6.0 ke RFID reader menggunakan port serial PC

Permasalahan. Permasalahan pada tugas akhir ini ditekankan kepada: Koneksi Visual Basic 6.0 ke RFID reader menggunakan port serial PC Latar Belakang Jalan tol merupakan jalan umum dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol. Adapun salah satu tujuan penyelenggaraan jalan tol itu sendiri ialah memperlancar lalu

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA. Oleh : NRP

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA. Oleh : NRP ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA Oleh : MADE SUHENDRA NRP. 2203109044 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA Ir. Gatot Kusrahardjo, MT. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 Fernadi H S, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Jalan tol merupakan salah satu prasarana untuk memperlancar arus transportasi. Keterbatasan sumber daya pemerintah dalam membangun prasarana ini diatasi dengan membangun jalan tol sebagai suatu

Lebih terperinci

Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis

Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis Moodle Sebagai Metode Pembelajaran Jarak Jauh Pada Institusi Pendidikan Esther Sondang Saragih NRP

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER T. Muhammad, M. Zulfin Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl.

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

Implementasi Sinkronisasi Uni-Direksional antara Learning Management System Server dan User pada Institusi Pendidikan Berbasis Moodle

Implementasi Sinkronisasi Uni-Direksional antara Learning Management System Server dan User pada Institusi Pendidikan Berbasis Moodle Implementasi Sinkronisasi Uni-Direksional antara Learning Management System Server dan User pada Institusi Pendidikan Berbasis Moodle DZATA FARAHIYAH NRP 2206100140 Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEAMANAN JARINGAN ANTAR TERMINAL DAN SERVER PADA SISTEM GERBANG TOL OTOMATIS BERBASIS RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION ( RFID )

IMPLEMENTASI KEAMANAN JARINGAN ANTAR TERMINAL DAN SERVER PADA SISTEM GERBANG TOL OTOMATIS BERBASIS RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION ( RFID ) IMPLEMENTASI KEAMANAN JARINGAN ANTAR TERMINAL DAN SERVER PADA SISTEM GERBANG TOL OTOMATIS BERBASIS RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION ( RFID ) Rahesa Wahyu N 2206 100 141 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TE

TUGAS AKHIR TE TUGAS AKHIR TE 090362 KARTU TOL ELEKTRONIK MENGGUNAKAN RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) BERBASIS WEB DOSEN PEMBIMBING PUJIONO, S.T., M.T. PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan Wi-Fi memudahkan dalam mengakses jaringan dari pada menggunakan kabel. Ketika menggunakan WiFi, pengguna dapat berpindahpindah tempat. Meskipun

Lebih terperinci

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR 73 A. JUDUL TUGAS AKHIR Analisa Performansi Jaringan Multi Protocol Label Switching Pada Aplikasi Videoconference. B. RUANG LINGKUP 1. Jaringan Komputer 2. Aplikasi Videoconference

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN LAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

PERANCANGAN JARINGAN LAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER PERANCANGAN JARINGAN LAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER Dian Saiful Ramadhan, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia BAB 4 ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran data dari layanan IMS pada platform IPTV baik pada saat pelanggan (user) di home network maupun pada saat melakukan roaming atau berada pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi WiMAX (Worldwide Interoperabilitas for Microwave Access) yang berbasis pengiriman data berupa paket dan bersifat connectionless oriented merupakan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana penyebaran informasi secara luas, telah memberikan kontribusi besar dalam jumlah penggunaan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI CLUSTER SERVER LMS DAN IPTV DENGAN VARIASI ALGORITMA PENJADWALAN

OPTIMALISASI CLUSTER SERVER LMS DAN IPTV DENGAN VARIASI ALGORITMA PENJADWALAN OPTIMALISASI CLUSTER SERVER LMS DAN IPTV DENGAN VARIASI ALGORITMA PENJADWALAN DIDIK ARIBOWO 2210 203 009 Dosen Pembimbing: DR. Ir. Achmad Affandi, DEA Pasca Sarjana Bidang Keahlian Telekomunikasi Multimedia

Lebih terperinci

PROTOTYPE SISTEM PENDATAAN KELUAR-MASUK KENDARAAN PADA KLUSTER DENGAN MENGGUNAKAN RFID UHF

PROTOTYPE SISTEM PENDATAAN KELUAR-MASUK KENDARAAN PADA KLUSTER DENGAN MENGGUNAKAN RFID UHF PROTOTYPE SISTEM PENDATAAN KELUAR-MASUK KENDARAAN PADA KLUSTER DENGAN MENGGUNAKAN RFID UHF Frienddy Swanda Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Wira Salim Poernomo Binus University, Jakarta,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan tol atau jalan bebas hambatan merupakan jalan alternatif terbaik bagi masyarakat Indonesia untuk menghindari kemacetan. Tetapi pada kenyataannya ternyata jalan

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE)

PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE) PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE) Toyibin Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl.

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Absensi Kehadiran Perkuliahan dengan Menggunakan Radio Frequency Identification (RFId)

Perancangan Sistem Absensi Kehadiran Perkuliahan dengan Menggunakan Radio Frequency Identification (RFId) Perancangan Sistem Absensi Kehadiran Perkuliahan dengan Menggunakan Radio Frequency Identification (RFId) Eko Budi Setiawan 1, Bobi Kurniawan 2 1 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Komputer

Lebih terperinci

SISTEM PENCETAK KARTU AKADEMIK MENGGUNAKAN AKSES TEKNOLOGI RFID

SISTEM PENCETAK KARTU AKADEMIK MENGGUNAKAN AKSES TEKNOLOGI RFID 5 SISTEM PENCETAK KARTU AKADEMIK MENGGUNAKAN AKSES TEKNOLOGI RFID Apriadi Fauzy, Frendi Firmansyah, Andi Hasad, Putra Wisnu Agung S. Program Studi Teknik Elektronika D3, Fakultas Teknik Universitas Islam

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK Henra Pranata Siregar, Naemah Mubarakah Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater,

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, telah diputuskan untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

Lebih terperinci

Bagaimana ber-internet di tengah mahalnya Tarif Telepon?

Bagaimana ber-internet di tengah mahalnya Tarif Telepon? Bagaimana ber-internet di tengah mahalnya Tarif Telepon? Penggunaan Internet makin hari makin menjadi kebutuhan bagi sementara anggota masyarakat. Namun mahalnya tarif telekomunikasi khususnya telepon

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah. 62 BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET 3.1 Permasalahan Saat ini kita bisa dengan mudah mendapatkan akses internet. Kita bisa berlangganan internet menggunakan modem DSL (Digital

Lebih terperinci

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi 3G 3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Analisis adalah proses mengurai konsep kedalam bagian-bagian yang lebih sederhana, sedemikian rupa sehingga struktur logisnya menjadi jelas (Fikri 2007). Analisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan dunia bisnis dan industri saat ini. Hal ini disebabkan karena informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan dunia bisnis dan industri saat ini. Hal ini disebabkan karena informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi jaringan komputer merupakan hal penunjang yang vital bagi perkembangan dunia bisnis dan industri saat ini. Hal ini disebabkan karena informasi yang akurat

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan 4.1.1 Usulan Perancangan Jaringan Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan teknologi Frame Relay. Daripada menghubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Biaya yang harus dikeluarkan untuk berlangganan jalur koneksi internet melalu ISP (Internet Service Provider) yang relatif mahal untuk pengusaha Warnet karena sebagian

Lebih terperinci

Implementasi Electronic Number Mapping (ENUM) Berbasis SIP Pada Jaringan Telepon Internet

Implementasi Electronic Number Mapping (ENUM) Berbasis SIP Pada Jaringan Telepon Internet Implementasi Electronic Number Mapping (ENUM) Berbasis SIP Pada Jaringan Telepon Internet Firman Yuriansyah 2207 100 651 Dosen Pembimbing Dr.Ir.Achmad Affandi.DEA Teknik Elektro-Telekomunikasi Multimedia

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM TRANSFER STOK PULSA OTOMATIS BERBASIS GSM

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM TRANSFER STOK PULSA OTOMATIS BERBASIS GSM Seminar Nasional Teknologi Informasi 2009 1 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM TRANSFER STOK PULSA OTOMATIS BERBASIS GSM Maman Abdurohman 1), Adiwijaya 2), Suwastika Eka 3) 1,2,3 IT Telkom, Jln. Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Setelah melalui tahap analisis dan perancangan system baru, selanjutnya aplikasi yang dibuat diharapkan dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan

Lebih terperinci

PENGONTROLAN LAMPU LALU LINTAS BERBASIS WEB MENGGUNAKAN WIRELESS LAN

PENGONTROLAN LAMPU LALU LINTAS BERBASIS WEB MENGGUNAKAN WIRELESS LAN Pengontrolan Lampu Lalu Lintas Berbasis Web (Gunawan Rudi Cahyono dan Nurmahaludin) PENGONTROLAN LAMPU LALU LINTAS BERBASIS WEB MENGGUNAKAN WIRELESS LAN Gunawan Rudi Cahyono (1) dan Nurmahaludin (1) (1)

Lebih terperinci

Sistem Otomasi Pengisian Material Zat Cair Menggunakan RFID

Sistem Otomasi Pengisian Material Zat Cair Menggunakan RFID Konferensi asional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Sistem Otomasi Pengisian Material Zat Cair Menggunakan RFID E. Merry Sartika, T. Rudi.S, A. Teddy. S Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Jaringan IP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN BAB III METODE PENGEMBANGAN di bawah. 3.1. Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem Perancangan sistem yang digunakan dapat dijelaskan dengan blok diagram Gambar 3.1 PERANCANGAN PENERAPAN PERSIAPAN DATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pengendalian kepadatan (congestion control) antrian di jaringan sampai saat ini tetap menjadi issue prioritas tinggi dan sangat penting. Pertumbuhan internet

Lebih terperinci

Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS

Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS Fahmi Alfian 1, Prima Kristalina 2, Idris Winarno 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Protokol Komunikasi Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi komunikasi, perpindahan data, serta penulisan hubungan antara dua atau lebih perangkat komunikasi.

Lebih terperinci

Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer.

Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer. Uraian dan Sasaran Uraian : Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer. Sasaran : Mahasiswa bisa mendesign dan membangun jaringan komputer

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik Komposisi Protokol Transport

HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik Komposisi Protokol Transport Analisis Kinerja Analisis kinerja dilakukan berdasarkan nilai-nilai dari parameter kinerja yang telah ditentukan sebelumnya. Parameter kinerja memberikan gambaran kinerja sistem, sehingga dapat diketahui

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA SINKRONISASI UNI-DIREKSIONAL PADA LEARNING MANAGEMENT SYSTEM PADA JARINGAN RADIO

ANALISA KINERJA SINKRONISASI UNI-DIREKSIONAL PADA LEARNING MANAGEMENT SYSTEM PADA JARINGAN RADIO ANALISA KINERJA SINKRONISASI UNI-DIREKSIONAL PADA LEARNING MANAGEMENT SYSTEM PADA JARINGAN RADIO PAKET NURMAN FAUZI NRP 2205100070 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia Email: zeth@elect-eng.its.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam beberapa tahun ini, jaringan telepon yang membawa sinyal-sinyal suara sudah mulai banyak menjangkau masyarakat.dengan infrastruktur yang semakin murah pembangunannya,

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI 2206100535 MPLS (Multi Protocol Label Switching) Penggabungan antara IP dan ATM Mengoptimalkan

Lebih terperinci

diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan.

diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan. 8 diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan. header 20 bytes lebih besar daripada paket IPv4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS KINERJA ANTRIAN M/M/1/N PADA WIRELESS LAN MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

PERANCANGAN DAN ANALISIS KINERJA ANTRIAN M/M/1/N PADA WIRELESS LAN MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET PERANCANGAN DAN ANALISIS KINERJA ANTRIAN M/M/1/N PADA WIRELESS LAN MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET Juniron Sitepu (1), Kasmir Tanjung (2) Konsentrasi Teknik Komputer, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebelumnya Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Penelitian sebelumnya yang terkait dengan perancangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN SIMULASI RT/RW WIRELESS NET DENGAN ROUTER MIKROTIK

PERANCANGAN DAN SIMULASI RT/RW WIRELESS NET DENGAN ROUTER MIKROTIK PERANCANGAN DAN SIMULASI RT/RW WIRELESS NET DENGAN ROUTER MIKROTIK Franky Sunarto Ricky Adhiputra Wibowo Universitas Bina Nusantara, Jl. KH. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480, 021 5345830 sassy_b_boy@yahoo.com,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem. diagram seperti yang terlihat seperti Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem. diagram seperti yang terlihat seperti Gambar 3.1. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem Perancangan sistem dapat dijelaskan dengan lebih baik melalui blok diagram seperti yang terlihat seperti Gambar 3.1. PEMBUATAN

Lebih terperinci

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS Dwi Ayu Rahmadita 1,M.Zen Samsono Hadi 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi 2 Dosen Politeknik Elektronika Negeri

Lebih terperinci

Arsitektur Sistem Komputer

Arsitektur Sistem Komputer Arsitektur Sistem Komputer Gaya kontruksi dan organisasi dari bagian-bagian (komponen) system komputer merupakan arsitektur -nya. Walaupun elemen-elemen dasar komputer pada hakekatnya sama atau hampir

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PARKIR KENDARAAN BERMOTOR DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN RFID DAN DATABASE

PERBAIKAN SISTEM PARKIR KENDARAAN BERMOTOR DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN RFID DAN DATABASE bidang TEKNIK PERBAIKAN SISTEM PARKIR KENDARAAN BERMOTOR DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN RFID DAN DATABASE BOBI KURNIAWAN, EKO BUDI SETIAWAN, RODI HARTONO Program Studi

Lebih terperinci

: ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS

: ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS -Identitas Paper 1.Judul Paper : ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS 2.Nama Penulis : Fiqi Rathomy 3.Jurusan : Teknik ElektroFTI, Institut Teknologi

Lebih terperinci

B A B IV A N A L I S A

B A B IV A N A L I S A 76 B A B IV A N A L I S A 4.1 Analisa Utilisasi Pada sisi akses, parameter yang berkaitan dengan transfer data selain bandwidth juga dikenal dengan parameter throughput. Throughput adalah jumlah bit-bit

Lebih terperinci

BAB 4. Evaluasi Performansi

BAB 4. Evaluasi Performansi BAB 4 Evaluasi Performansi 4.1 Skenario 1 4.1.1 Trafik CBR 10 Koneksi Pada bagian ini akan ditampilkan hasil simulasi berupa parameter-parameter performansi yaitu throughput, packet control dan packet

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER. : Karyn Vusvyta NIM : DOSEN PEMBIMBING : Dr. Deris Stiawan, M.T. FAKULTAS ILMU KOMPUTER JURUSAN SISTEM KOMPUTER

JARINGAN KOMPUTER. : Karyn Vusvyta NIM : DOSEN PEMBIMBING : Dr. Deris Stiawan, M.T. FAKULTAS ILMU KOMPUTER JURUSAN SISTEM KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER NAMA : Karyn Vusvyta NIM : 09011181419007 DOSEN PEMBIMBING : Dr. Deris Stiawan, M.T. FAKULTAS ILMU KOMPUTER JURUSAN SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 JARINGAN KOMPUTER PADA KANTOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jaringan telekomunikasi yang sedang berkembang adalah jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang sangat banyak digunakan baik

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI Pada bab ini akan membahas mengenai skenario pengujian dan hasil analisis dari tugas akhir ini. Sebelum masuk ke tahap pengujian akan dijelaskan terlebih

Lebih terperinci

Sistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dengan Multi Reader. Yeni Agustina

Sistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dengan Multi Reader. Yeni Agustina Sistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dengan Multi Reader Yeni Agustina 10101804 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah RFID (Radio Frequency Identification) adalah

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam kegiatannya. Peranan teknologi informasi akan semakin vital bagi perusahaan besar dan perusahaan

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP antara Asterisk dan FreePBX berbasis Parallel Processing JOANA SIBORO 2206100080 Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA NIP: 196510141990021001 PERANCANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan internet, muncul tuntutan dari para pengguna jasa telekomunikasi agar mereka dapat memperoleh akses data dengan cepat dimana pun mereka berada.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI KEANGGOTAAN KONSUMEN BERBASIS RFID UNTUK PENGUMPULAN POIN PADA PROSES TRANSAKSI RETAIL

RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI KEANGGOTAAN KONSUMEN BERBASIS RFID UNTUK PENGUMPULAN POIN PADA PROSES TRANSAKSI RETAIL RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI KEANGGOTAAN KONSUMEN BERBASIS RFID UNTUK PENGUMPULAN POIN PADA PROSES TRANSAKSI RETAIL Adrian Hadi Kardison Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana E-mail:

Lebih terperinci

BERBAGI KONEKSI INTERNET BROADBAND

BERBAGI KONEKSI INTERNET BROADBAND BERBAGI KONEKSI INTERNET BROADBAND April 2010 Tingkat: Oleh : Feri Djuandi Pemula Menengah Mahir Pendahuluan Pada umumnya akses Internet broadband untuk pelanggan individual hanya dapat diberikan kepada

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian yang dilakukan adalah Penelitian dengan judul Analisis dan Perancangan Security Voice Over Internet

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. 3.1.1. Studi Kepustakaan Studi literatur dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terlepas dari teknologi jaringan yang dapat menghubungkan dua atau lebih komputer

BAB 1 PENDAHULUAN. terlepas dari teknologi jaringan yang dapat menghubungkan dua atau lebih komputer 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi pada masa sekarang ini terus berkembang dengan pesat seiring dengan kebutuhan manusia yang menginginkan kemudahan, kecepatan dan keakuratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi saat ini terus berkembang seiring dengan kebutuhan manusia yang menginginkan kemudahan, kecepatan, dan keakuratan dalam memperoleh informasi.

Lebih terperinci

SISTEM PARKIR KENDARAAN BERMOTOR UNTUK PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID)

SISTEM PARKIR KENDARAAN BERMOTOR UNTUK PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) SISTEM PARKIR KENDARAAN BERMOTOR UNTUK PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) Eko Budi Setiawan 1), Bobi Kurniawan 2) Teknik Informatika UNIKOM Bandung 2) Teknik Elektro UNIKOM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan rumah sakit saat ini sebagai pusat pelayanan kesehatan sudah berkembang sangat pesat, terutama di kota-kota besar. Perkembangan rumah sakit ini belum diiringi

Lebih terperinci

Perancangan sistem akses pintu garasi otomatis menggunakan platform Android

Perancangan sistem akses pintu garasi otomatis menggunakan platform Android Perancangan sistem akses pintu garasi otomatis menggunakan platform Android 1 Greisye Magdalena, 3 Arnold Aribowo 1,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Pelita Harapan Tangerang,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Arsitektur Komunikasi Data Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus dikembangkan, dan setiap layanan tersebut memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda.

Lebih terperinci

STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO

STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO Auliya Fadly [1], Arman Sani [2] Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran data antara sebuah Reader dengan suatu electronic tag yang

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran data antara sebuah Reader dengan suatu electronic tag yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah RFID atau Radio Frequency Identification merupakan suatu perangkat telekomunikasi data dengan menggunakan gelombang radio untuk melakukan pertukaran data antara

Lebih terperinci

Mengenal Mikrotik Router

Mengenal Mikrotik Router Mengenal Mikrotik Router Dhimas Pradipta dhimas.pradipta@raharja.info Abstrak Mikrotik router merupakan sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer manjadi router

Lebih terperinci

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP WIDE AREA NETWORK & ROUTER Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP WIDE AREA NETWORK Pengertian WAN atau Wide Area Network adalah kumpulan komputer dan sumber daya jaringan yang terhubung melalui jaringan wilayah

Lebih terperinci

7.1 Karakterisasi Trafik IP

7.1 Karakterisasi Trafik IP BAB VIII TRAFIK IP Trafik IP (Internet Protocol), secara fundamental sangat berbeda dibanding dengan trafik telepon suara (klasik). Karenanya, untuk melakukan desain dan perencanaan suatu jaringan IP mobile,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memanfatkan Radio Frequency Identification (RFID) Reader sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memanfatkan Radio Frequency Identification (RFID) Reader sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia pendidikan saat ini tingkat kedisplinan lebih diutamakan agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat mendorong terbentuknya suatu komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

Pertemuan 3. Dedy Hermanto/Jaringan Komputer/2010

Pertemuan 3. Dedy Hermanto/Jaringan Komputer/2010 Pertemuan 3 Local Area Network (LAN) Metropolitan Area Network (MAN) Wide Area Network (WAN) Jaringan Tanpa Kabel (Wireless) LAN Adalah : Suatu jaringan komputer yang terbatas dalam jarak atau area setempat

Lebih terperinci

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas WAN WAN adalah sebuah jaringan komunikasi data yang tersebar pada suatu area geografik yang besar seperti propinsi atau negara. WAN selalu menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TRANSMISI VIDEO PADA WIFI BERBASIS H.263 MENGGUNAKAN OPNET

ANALISIS KINERJA TRANSMISI VIDEO PADA WIFI BERBASIS H.263 MENGGUNAKAN OPNET ANALISIS KINERJA TRANSMISI VIDEO PADA WIFI BERBASIS H.263 MENGGUNAKAN OPNET Rendara Sirajul M. - Ir. Muchammad Husni, M.Kom. - Henning Titi C., S.Kom.,M.Kom Jurusan Teknik Informatika,Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1 I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia teknologi informasi dan telekomunikasi semakin canggih dan pesat dengan adanya perkembangan internet. Saat ini teknologi informasi dan telekomunikasi sudah

Lebih terperinci

TK 2134 PROTOKOL ROUTING

TK 2134 PROTOKOL ROUTING TK 2134 PROTOKOL ROUTING Materi Minggu ke-1: Internetworking Devie Ryana Suchendra M.T. Teknik Komputer Fakultas Ilmu Terapan Semester Genap 2015-2016 Internetworking Topik yang akan dibahas pada pertemuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ditinjau dari aspek teknologi, perkembangannya di Indonesia dapat dikatakan mengalami kemajuan yang cukup pesat. Salah satu contohnya adalah perkembangan penggunaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Umumnya lembaga pemerintahan maupun pendidikan mempunyai website yang

I. PENDAHULUAN. Umumnya lembaga pemerintahan maupun pendidikan mempunyai website yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Umumnya lembaga pemerintahan maupun pendidikan mempunyai website yang digunakan sebagai sarana informasi. Untuk dapat menghasilkan fasilitas informasi tersebut,

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET Vina Rifiani 1, M. Zen Samsono Hadi 2, Haryadi Amran Darwito 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC

PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC A. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja WLAN 2. Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi WLAN mode ad-hoc 3. Mahasiswa dapat menggunakan aplikasi WLAN

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS Resume Paper ini Dibuat Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Konsep Komunikasi Data dan Jaringan Disusun Oleh: Nama

Lebih terperinci

Prototipe Sistem Keamanan Rumah Menggunakan Webcam dan Finger Print Berbasis Web dan SMS

Prototipe Sistem Keamanan Rumah Menggunakan Webcam dan Finger Print Berbasis Web dan SMS Prototipe Sistem Keamanan Rumah Menggunakan Webcam dan Finger Print Berbasis Web dan SMS Haryadi Amran Darwito Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS, Surabaya

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana   Abstrak ANALISIS PENGARUH SOFT HANDOVER PADA MOBILE STATION TERHADAP KUALITAS LAYANAN VOIP DI JARINGAN UMTS Putu Fadly Nugraha Putu Fadly Nugraha1, IGAK Diafari Djuni H2, Pande Ketut Sudiarta3 1,2,3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGONTROL ROBOT BERKAMERA VIA JARINGAN INTERNET (TCP/IP)

PERANCANGAN PENGONTROL ROBOT BERKAMERA VIA JARINGAN INTERNET (TCP/IP) PERANCANGAN PENGONTROL ROBOT BERKAMERA VIA JARINGAN INTERNET (TCP/IP) Dosen Pembimbing: 1. Eko Setijadi, ST. MT. Ph.D. 2. Ir. Gatot Kusrahardjo, MT. Ardianto Puguh S P MAHASISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media server adalah sebuah komputer khusus atau server perangkat lunak mulai dari enterprice atau database yang menyediakan Video on Demand ( VOD ). Secara singkatnya

Lebih terperinci