BAB II Tinjauan Pustaka dan Metode Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II Tinjauan Pustaka dan Metode Penelitian"

Transkripsi

1 BAB II Tinjauan Pustaka dan Metode Penelitian A. Tinjauan Pustaka a. Sistem 1. Pengertian Sistem Berbagai pendapat telah dikemukakaan oleh para ahli tentang pengertian sistem, setiap ahli memberikan pengertian yang beragam berdasarkan ilmu yang mereka pelajari disertai dengan asumsi dan persepsi yang digambarkan dalam pendapatnya masing-masing. Menurut Tata Sutarbi dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen (2005: 8), menyatakan bahwa : Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut wahyudi dan subando dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen (2001: 8), pengertian sistem adalah : sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. Gordon B. Davis dalam bukunya yang berjudul Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen (2002: 67), menyebutkan bahwa : Sistem dapat berupa abstrak maupun fisik. Sistem abstrak adalah suatu susunan teratur gagasan atau konsepsi yang saling tergantung. Sistem fisik adalah kumpulan dari elemen yang beroperasi bersama-sama untuk menyelesaikan suatu sasaran. Badri Munir Sukoco Administrasi Perkantoran Modern dalam bukunya yang berjudul Manajemen (2007: 31), menyebutkan bahwa Sistem merupakan kumpulan dari subsistem yang berhubungan dengan prosedur yang membantu dalam pencapaian tujuan. Menurut teori diatas, maka penulis dapat menyimpulkan dan menjabarkan yang dimaksud dengan sistem adalah kumpulan dari 8

2 9 beberapa bagian yang memiliki keterkaitan dan saling bekerja sama serta membentuk suatu kesatuan untuk mencapai tujuan dari sistem tersebut. Maksud dari suatu sistem adalah untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam ruang lingkup yang sempit. 2. Karakteristik Sistem Tata Sutarbi dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen (2005: 11) menjelaskan bahwa karakteristik sistem antara lain adalah sebagai berikut : - Komponen Sistem (Components) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. - Batasan sistem (Boundary) Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. - Lingkungan luar sistem (Environtment) Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut. - Penghubung sistem (Interface) Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain.bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadimasukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

3 10 - Masukan sistem (Input) Energi yang dimasukan kedalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). - Keluaran sistem (Output) Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi satu subsistem yang lain. - Pengolahan sistem (Proses) Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. - Sasaran sistem (Objective) Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministik. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan. 3. Unsur Sistem Menurut Laudon dan Odgers yang dikutip oleh Badri Munir Sukoco (2007: 32) mengatakan bahwa sebuah sistem yang ideal memiliki unsur sebagai berikut : 1. Input Aliran sistem dimulai oleh input dari beberapa jenis sumber daya. Di dalam area kerja, jenis input yang biasa dijumpai adalah data, informasi, dan material yang diperoleh baik dari dalam maupun luar organisasi. Tentunya kelancaran aliran input ini akan ditunjang oleh ketrampilan dan pengetahuan karyawan, serta peralatan kantor yang memadai guna menjalankan metode dan prosedur daam sistem. Dalam beberapa instansi, output dari satu sistem menjadi input untuk sistem yang lain. 2. Processing

4 11 Perubahan dari input menjadi output yang diinginkan dilakukan pada saat pemrosesan yang melibatkan metode dan prosedur dalam sistem. Biasanya, aktivitas ini akan secara otomatis mengklasifikasikan, mengonversikan, menganalisis, serta memperoleh kembali data atau informasi yang dibutuhkan. 3. Output Setelah melalui pemprosesan, input akan menjadi output, berupa informasi pada sebuah kertas atau dokumen yang tersimpan secara elektronik. Output ini akan didistribusikan kepada bagian atau pegawai yang membutuhkan. Untuk itu, kualitas outputmempunyai dampak yang signifikan terhadap kinerja bagian yang berkaitan, karena bisa jadi output pada suatu subsistem (depaetemen atau bagian) tertentu merupakan input dari sistem (departemen atau bagian) yang lain. 4. Feedback Pemberian umpan balik mutlak diperlukan oleh sebuah sistem, karena hal itu akan membantu organisasi untuk mengevaluasi dan memperbaiki sistem yang ada sekarang maka pengendalian masingmasing proses perlu untuk ditingkatkan. Umpan-balik akan membuat sistem dapat mengevaluasi efektivitas output yang dihasilkan agar lebih bernilai tambah bagi organisasi. Tentunya kuantitas maupun kualitas umpan balik yang dibutuhkan berbeda dari satu sistem (departemen atau bagian) ke sistem yang lain. Semakin vital keberadaan sistem tersebut bagi organisasi, semakin penting pula umpan-balik tersebut dilakukan. 5. Pengawasan Seperti halnya elemen sistem yang lain, pengawasan juga memiliki dimensi sistem yang harus ditaati. Dimensi eksternal tersebut adalah kebijakan perusahaan dan prosedur sistem yang harus ditaati. Dimensi eksternal melibatkan negara, peraturan pemerintah, dan regulasi yang berdampak pada kebijakan sistem begitu juga etika, dan pertimbangan moral.

5 12 b. Informasi 1. Pengertian Informasi Informasi atau dalam bahasa inggris information, berasal dari kata informacion bahasa prancis. Kata tersebut diambil dari bahasa latin, yaitu informationem artinya konsep, ide, garis besar. Informasi adalah suatu data yang sudah diolah atau diproses sehingga menjadi suatu bentuk yang memiliki arti bagi penerima informasi yang memiliki nilai bermanfaat. Rusdiana & Moch Irfan (2014: 74). Menurut Badri Munir Sukoco (2007: 31), Informasi merupakan data yang telah diubah kedalam form yang dapat dipahami dan berguna bagi organisasi. Tata Sutabri dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen (2005: 23), menyatakan bahwa informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterprestasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Dadan Umar Daihani (2001: 8) menyatakan bahwa Informasi adalah agregasi dari berbagai fakta (data) yang memiliki arti tertentu yang memiliki makna. Informasi adalah data yang telah disusun sedemikian rupa sehingga bermakna dan bermanfaat karena dapat dikomunikasikan kepada seseorang yang akan menggunakannya untuk membuat keputusan. Wahyudi & Subando (2001: 11). Menurut Gordon B. Davis (2002: 28), informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang. Dari teori para ahli mengenai pengertian informasi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa informasi adalah suatu data atau objek yang diproses terlebih dahulu sedemikian rupa sehingga dapat tersusun dan terklasifikasi dengan baik sehingga memiliki arti bagi penerimanya yang selanjutnya menjadi pengetahuan bagi penerima tentang suatu hal tertentu yang membantu pengambilan keputusan secara tepat.

6 13 2. Ciri-ciri Informasi Dalam proses pemenuhan kebutuhan informasi, ada beberapa cir-ciri yang harus dimiliki oleh informasi. Menurut Gordon B. Davis (1991: 29) yang dikutip oleh Rusdiana & Moch Irfan dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen (2014: 85), ciri-ciri informasi diantaranya : 1. Benar atau salah, baru, tambahan, artinya informasi dapat memperbarui atau memberikan perubahan terhadap informasi yang telah ada. 2. Korektif, artinya informasi digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah. 3. Penegas, artinya dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat. 4. Benar atau salah, baru, tambahan, artinya informasi dapat memperbarui atau memberikan perubahan terhadap informasi yang telah ada. 5. Korektif, artinya informasi digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah. 6. Penegas, artinya dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat. 3. Manfaat Informasi Informasi perlu dikelola dengan baik agar dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam mengelola bisnis pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Efektivitas perusahaan tidak akan tercapai tanpa planning yang baik, yang merupakan syarat untuk dapat melakukan organizing, actualing, dan controling. Planing, organizing, actualing dan controling yang baik hanya dapat tercapai dengan pengelolaan informasi yang baik pula. Ida Nuraida (2014: 35). Menurut Ida nuraida dalam bukunya Manajemen Admnistrasi Perkantoran (2014: 35) PT. Kanisius Yogyakarta menyatakan bahwa informasi bermanfaat untuk hal-hal berikut :

7 14 - Perencanaan. Misalnya untuk menentukan profit yang ingin dicapai pada tahun ini beserta anggaran produksinya, kita membutuhkan informasi, rencana dan realisasi profit beserta anggaran dan realisasi biaya pada tahun sebelumnya. Dengan demikian, bisa dinilai apakah efektivitas tercapai atau tidak. Informasi dibutuhkan karena berisi data yang disertai dengan tolok banding untuk bahan masukan. - Pengorganisasian. Misalnya, dalam menjalankan suatu proyek, job description tiap posisi pada struktur organisasi yang sudah dibuat sebelumnya perlu diisi denganorang-orang yang tepat (sesuai job spesification) sehingga dibutuhkan informasi mengenai orang-orang terlibat dalam proyek tersebut. Selanjutnya, orang-orang tersebut perlu didukung dengan alat/mesin yang tepat yang dapat mendukung kerjaannya. - Pelaksanaan. Misalnya, kita akan melakukan ekspansi pasar dengan mengirimkan produk ke daerah tertentu. Ditengah perjalanan tiba-tiba ada informasi dari radio bahwa telah terjadi longsor dijalan yang akan kita lalui. Akhirnya mengurungkan niat melewati jalan tersebut dan menjari informasi alternatif jalan lain. - Pengendalian. Misalnya, kita ingin melihat apakah pelaksanaan suatu pameran yang sedang berjalan sesuai dengan rencana semuala, maka harus mengawasi realisasinya apakah ada kemajuan yang telah dicapai sekaligus membandingkanya dengan rencana semula, apakah sama atau tidak. Inilah informasi yang dibutuhkan. c. Sistem Informasi 1. Pengertian sistem informasi Sistem informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur, dan/atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan. Sistem informasi adalah satu kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan data olahan, baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan. Rusdiana & Moch (2014: 200).

8 15 Menurut Tata Sutarbi (2005: 42), sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporanlaporan yang diperlukan. Menurut Dadan Umar Daihani (2001: 2) mengemukakan bahwa sistem Informasi adalah satu kesatuan unsur (manusia dan peralatan) yang bekerja secara bersama-sama untuk melaksanakan pengolahan informasi dari mulai pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, sampai pendistribusiannya. Menurut rommey (1983) yang dikutip oleh Rusdiana & Moch (2014: 201), menyatakan bahwa sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasi untuk mengumpulkan, memasukkan, mengolah, dan menyimpan data serta cara-cara organisasi untuk menyimpan, mengelola mengendalikan dan melaporkan informasi sehingga sebuah organisasi dapat mebcapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi, serta menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. 2. Fungsi Sistem Informasi Adapun beberapa fungsi dari sistem Informasi yang dikemukakan oleh Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini pada bukunya sistem informasi akutansi (2011: 34) adalah sebagai berikut: - Fungsi pengumpulan data (data collection) - Fungsi pemprosesan data (data processing) - Fungsi manajemen data (data managemen) - Fungsi pengendalian dan keamanan data (entry barrier) - Fungsi penyedia informasi (reporting)

9 16 3. Komponen sistem Informasi Menurut Jogiyanto (2005: 43-52) mengemukakan bahwa sistem informasi mempunyai 6 buah komponen antara lain: - Komponen input (Masukan) Input merupakan data yang masuk ke dalam informasi. Komponen input perlu ada karena merupakan bahan dasar dalam pengolahan informasi. Input yang masuk ke dalam sistem informasi dapat langsung diolah menjadi sebuah informasi. Data dari sistem informasi dapat berasal dari luar organisasi, makan data untuk sistem informasi perlu ditangkap dan dicatat di dokumen dasar. Dokumen dasar (source document) merupakan formulir yang digunakan untuk menangkap (capute) dari data yang terjadi. Dokumen dasar dapat membantu dalam penanganan arus data sistem informasi yaitu: Dapat menunjukan macam dari data yang harus dikumpulkan dan ditangkap. Data dapat dicatat dengan jelas, konsisten dan akurat Dapat mendorong lengkapnya data akuntansi, disebabkan data yang dibutuhkan disebutkan satu persatu didalam dokumen dasarnya. Bertindak sebagai pendistribusi data, karena sejumlah tembusan dari formulir-formulir tersebut dapat diberikan kepada individuindividu atau departemen-departemen yang membutuhkannya. Dokumen dasar dapat digunakan sebagai cadangan atau pelindung dari file-file data komputer. - Komponen basis data Basis data (data base) adalah kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan untuk memanipulasinya. Terdapat tiga hal yang berhubungan dengan basis data yaitu sebagai berikut: Data itu sendiri yang dioranisasikan dalam bentuk basis data (database).

10 17 Simpanan permanen untuk menyimpan basis data tersebut. Simpanan ini merupakan bagian dari teknologi perangkat keras yang digunakan berupa hard disk. Perangkat lunak untuk memanipulasi basis datanya. Perangkat lunak ini dapat dibuat sendiri dengan menggunakan bahasa pemprograman komputer atau dibeli dalam bentuk suatu paket. - Komponen process (proses) Komponen proses merupakan pemindahan, manipulasi data, analisis input mentah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi manusia. Setelah data diproses oleh komponen input (masukan),komponen pemprosesan megelola kualitas data yang disimpan. Komponen memperbaharui, menambah data baru dan menghilangkan data yang sudah tidak diperlukan pada data base. - Komponen output (keluaran) Produk dari sistem informasi adalah output berupa informasi yang berguna bagi para pemakainya. Output merupakan distribusi informasi yang sudah diproses ke anggota organisasi dimana output tersebut akan digunakan. Fungsi komponen outputyaitu komponen memproduksi keluaran sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan perusahaan. Kemajuan dan kecanggihan teknologi pada era komunikasi ini membawa konsekuensi dilakukannya proses pengolahan data dilakukannya pengolahan data secara cepat dan efisien dengan kemungkinan menampilkan output informasi yang sangat bervariasi. - Komponen teknologi Teknologi merupakan komponen penting dalam sistem informasi, tanpa addanya teknologi yang mendukung sistem informasi tidak akan dapat menghasilkan informasi yang tepat waktunya. Komponen teknologi mempercepat sistem informasi dalam pengolahan datanya. Komponen teknologi dapat dikelompokkan ke dalam dua macam kategori yaitu:

11 18 Teknologi sistem komputer yang terdiri dari: Perangkat keras Perangkat keras (hardware) sebagai sub-sistem dari sistem komputer mempunyai komponen yaitu: Komponen alat masukan Komponen alat keluaran Komponen alat simpanan luar (storage) Perangkat Lunak Perangkat lunak dapat diklasifikasinkan ke dalam dua bagian besar yaitu : Perangkat lunak sistem ((system software) yaitu perangkat lunak yang mengoperasikan sistem komputernya. Perangkat lunak aplikasi (application software) yaitu program yang ditulis dan diterjemahkan oleh language software untuk menyelesaikan suatu aplikasi tertentu. Teknologi sistem telekomunikasi - Komponen kontrol Komponen kontrol digunakan untuk menjamin bahwa informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi merupakan informasi yang akurat. Komponen kontrol akan menspesifikasi bagaimana sesuatu yang dapat dikontrol. Dalam sistem komputer sejumlah kontrol harus diletakkan di tempat yang mendapatkan keamanan, ketepatan dan privasi data. Kegiatan sistem yang paling penting adalah kontrol dari kinerjanya. d. Aplikasi JL-Indo JL-Indo adalah aplikasi polis asuransi yang dimiliki oleh perusahaan Asuransi Jiwasraya (Persero). Aplikasi ini digunakan untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan polis, premi, nasabah, serta agen

12 19 asuransi. Melalui aplikasi inilah kegiatan operasional dimulai dari tingkat yang paling bawah. JL-indo merupakan aplikasi khusus untuk pegawai PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) disemua cabang. Kegiatan yang dapat dilakukan menggunakan sistem aplikasi JL-Indo mengenai polis antara lain: pencetakan polis, pengecekan masa polis, pemeliharaan polis sampai pengajuan dan pembayaran klaim. Berikut adalah spesifikasi utama aplikasi JL-Indo : - Database terpusat (centralized database) : data seluruh kantor cabang PT. Asuransi Jiwasraya tersimpan dalam satu database dengan server data center yang berada di kantor pusat. - Seluruh kantor cabang mengakses data secara online ke server data center di kantor pusat - Online antar kantor: memudahkan dalam mencari data nasabah di seluruh Indonesia pada semua kantor cabang PT. Asuransi Jiwasraya. - Menggunakan jaringan LAN. ( diakses pada tanggal 2 Maret 2016 ) e. Pengajuan dan pembayaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2005: 132) Pengajuan berarti proses atau cara atau perbuatan mengajukan atau pengusulan atau pengedepanan. Pembayaran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1989: 89) berarti proses atau cara membayar atau perbuatan. Pembayaran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara tunai langsung menggunakan uang, sedangkan non tunai dapat dengan debit card, credit card, transfer.

13 20 f. Klaim Ekspirasi 1. Pengertian klaim ekspirasi Klaim adalah permohonan atau tuntutan seorang pemilik polis terhadap perusahaan asuransi untuk pembayaran santunan sesuai dengan pasal-pasal dari sebuah polis (Hasymi dkk, 1996:55). Menurut Abbas Salim pada bukunya yang berjudul dasar-dasar asuransi (2000: 30), dijelaskan bahwa klaim adalah tuntutan ganti rugi oleh tertanggung kepada penanggung akibat kerugian yang dialaminya. Dari Dari teori para ahli mengenai pengertian klaim, penulis menyimpulkan bahwa klaim adalah permohonan ganti rugi oleh tertanggung kepada pihak penanggung (perusahaan asuransi) terhadap kerugian yang telah dialami sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dalam polis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2005: 272), ekspirasi berarti penghembusan nafas keluar atau penghabisan atau masa jatuh tempo. Menurut pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa klaim ekspirasi/ jatuh tempo adalah permohonan pemilik polis terhadap perusahaan asuransi untuk membayar sejumlah uang sesuai perjanjian yang telah disepakati dikarenakan masa polis telah berakhir (SUP PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) pasal 19 ayat 1). Perhitungan nominal klaim ekspirasi ditentukan oleh PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) yang telah disetujui oleh pemegang polis pada saat menandatangani perjanjian. 2. Penetapan klaim Menurut Herman Darmawi (2000: 46), menyatakan bahwa terdapat dua tindakan dasar yang terbuka bagi perusahaan asuransi jika dikonfrotasikan dengan suatu klaim, yaitu membayar atau menolaknya. Hal tersebut juga berlaku untuk klaim ekspirasi, dimana pihak perusahaan berhak menolak atau membayar klaim ekspirasi yang diajukan.

14 21 Terdapat dua hal yang mendasari perusahaan menolak pembayaran klaim ekspirasi, yaitu : - Terjadi permasalahan dalam proses pembayaran premi - Jatuh tempo polis sudah terlalu lama (maksimal pengajuan klaim ekspirasi 3 tahun setelah masa polis berakhir) Dalam penentuan apakah harus membayar atau menolak suatu klaim ekspirasi, penilai mengikuti prosedur penyelesaian dengan empat langkah pokok, yaitu : - Pemberitahun masa jatuh tempo - Penyelidikan kebenaran pengajuan - Bukti klaim ekspirasi - Pembayaran atau menolak pengajuan itu. g. Asuransi Jiwa 1. Pengertian Asuransi salah Asuransi merupakan pemindahan resiko yang telah menyebabkan satu pihak atas dasar pertimbangan-pertimbangan tertentu, bersepakat untuk mengganti kerugian yang dialami pihak lain bila sesuatu yang telah direncanakan dan tidak diharapkan terjadi (Hasymi dkk, 1996:161). Sedangkan menurut Herman Darmawi (2000: 2), menyatakan bahwa pengertian asuransi mempunyai berbagai sudut pandang yaitu dari sudut pandang ekonomi, sosial, bisnis. Dalam pandangan ekonomi asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko dengan jalan memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan (financial). Menurut pandangan bisnis, asuransi merupakan perusahaan yang usaha utamanya adalah menerima dan menjual jasa, pemindahan risiko dari pihak lain dan memperoleh keuntungan dengan berbagi resiko diantara sejumlah besar nasabahnya. Selain itu, asuransijuga menghimpun dana dari masyarakat yang kemudian menginvestasikan dana itu dalam berbagai kegiatan ekonomi (perusahaan). Dari sudut pandang sosial,

15 22 asuransi didefinisikan sebagai organisasi sosial yang menerima pemindahan resiko dan mengumpulkan dana dari para anggotanya guna membayar kerugian yang mungkin terjadi pada setiap anggota. Pengertian asuransi menurut Undang-Undnag RI Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian pasal 1 Ketentuan Umum adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikat diri kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbu dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Dari beberapa teori diatas, penuis dapat menyimpulkan dan menjabarkan bahwa asuransi adalah sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi resiko yang mendasar seperti resiko kematian, atau dalam menghadapi resiko atas harta benda yang dimiliki. Walaupun banyak metode untuk menangani resiko, namun asuransi merupakan metode yang paling banyak dipakai. Asuransi menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung terhadap resiko yang dihadapi perorangan maupun resiko yang dihadapi perusahaan (herman darmawi, 2000: 1). 2. Pengertian Asuransi Jiwa Menurut Abbas Salim dalam bukunya yang berjudul Asuransi dan Manajemen Resiko (2000: 25) menyatakan bahwa Asuransi Jiwa adalah asuransi yang bertujuan menanggung orang terhadap kerugian finansial tak terduga yang disebabkan karena meninggalnya terlalu cepat atau hidupnya terlalu lama. Menurut PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) cabang Surakarta yang dikutip di AAMI Dasar-dasar Asuransi, menyatakan bahwa asuransi jiwa adalah suatu pengalihan atau pelimpahan resiko (risk sifthing) atas

16 23 kerugian keuangan (financial loss) oleh tertanggung kepada penangggung. Resiko yang dilimpahkan kepada penanggung bukanlah resiko hilangnya jiwa seseorang, melainkan kerugian keuangan akibat hilangnya jiwa seseorang atau karena mencapai usia lanjut sehingga tidak produktif lagi. Dari beberapa pendapat diatas, maka penulis dapat menyimpulkan dan menjabarkan yang dimaksud asuransi jiwa adalah pelimpahan resiko kepada penanggung akibat kerugian yang disebabkan karena meninngal terlalu cepat atau meninnggal terlalu lama sehingga tidak produktif lagi. 3. Bentuk-bentuk Asuransi Menurut Abbas Salim (2000: 1) menyatakan bahwa bentuk-bentuk asuransi dapat digolongkan sebagai berikut : - Asuransi Kerugian (Asuransi Umum), yaitumengenai hak milik, kebakaran, dan lain-lain. - Asuransi Varia (marine insurance, asuransi kecelakaan, asuransi mobil dan pencurian) - Asuransi Jiwa (life insurance) yaitu yang menyangkut kematian, sakit, cacat, dan lain-lain. h. Sistem Informasi Aplikasi JL-Indo dalam Pengajuan dan Pembayaran Klaim Ekspirasi Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi Aplikasi JL-Indo dalam pengajuan dan pembayaran klaim ekspirasi adalah serangkaian kegiatan, tatacara, metode atau urutan langkah-langkah yang saling berhubungan yang dirumuskan dan diwajibkan dalam pengurusan pengajuan klaim ekspirasi. Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan program tersebut, maka perlu adanya sistem informasi berupa aplikasi JL-Indo sehingga pengolahan data dalam proses pengajuan dan pembmayaran klaim ekspirasi dapat berjalan secara efektif dan efisien.

17 24 Data yang dibutuhkan dapat diolah dengan cepat secara digital daripada manual. Aplikasi JL-Indo di PT. Asuransi Jiwasraya cabang Surakarta mulai di gunakan pada tahun 2008, sebelumnya penanganan klaim ekspirasi masih menggunakan sistem manual dengan bantuan pensil dan Ms. Excel. Dengan kemajuan teknologi, PT. Asuransi Jiwasraya dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi agar pelayanan yang terbaik dapat diberikan kepada nasabah sehingga nasabah puas dengan pelayanan yang diberikan. Dengan adanya aplikasi JL-Indo, pengolahan data sesuai dengan prosedur yang benar. Data-data dari nasabah dapat disimpan dalam database, sehingga apabila dibutuhkan sewaktu-waktu dapat dicari dengan mudah. Kemampuan untuk memperoleh, mengumpulkan, menyimpan dan mendapatkan kembali informasi yang dibutuhkan lebih cepat sehingga dharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan yaitu mempercepat proses pengajuan dan pembayaran klaim ekspirasi di PT. Asuransi Jiwasraya cabang Surakarta. B. Metode Pengamatan 1. Lokasi Pengamatan Lokasi pengamatan yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan pengamatan merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan. (H.B. Sutopo,2002 : 52) Lokasi pengamatan digunakan untuk mendapatkan data, informasi, keterangan dan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan pengamatan sekaligus sebagai tempat dilaksanakannya pengamatan. Penulis mengambil lokasi pengamatan di PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) cabang Surakarta. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan karena PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) cabang Surakarta merupakan salah satu perusahaan asuransi milik negara ( BUMN ) di Indonesia. Perusahaan ini

18 25 bergerak di bidang jasa yaitu jasa asuransi jiwa yang salah tugasnya mengurus tentang polis dan pembayaran klaim. 2. Jenis Pengamatan Jenis pengamatan merupakan salah satu faktor penting dalam suatu pengamatan, karena turut menunjang proses penyelesaian pengamatan. Jenis pengamatan ini merupakan pengamatan deskriptif kualitatif yaitu, pengamatan tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam berbagai jenis, bisa berupa orang peristiwa dan tempat atau lokasi, benda serta dokumen atau arsip, kata-kata disusun dalam kalimat misalnya kalimat hasil wawancara antara pengamat dengan informan. Pengamatan deskriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan melukiskan keadaan subjek dan objek pengamatan pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang terlihat dan sebagaimana adanya. Jenis pengamatan yang dilakukan penulis adalah pengamatan deskriptif kualitatif, karena data yang penulis kumpulkan adalah dalam bentuk kata-kata, kalimat pencatatan dokumen maupun arsip yang mempunyai arti lebih. 3. Sumber Data Menurut HB. Sutopo (2002:49-54) bahwa : Dalam pengamatan kualitatif sumber datanya dapat berupa informan, peristiwa atau aktifitas, tempat atau lokasi, benda, beragam gambar, rekaman, dokumen dan arsip. Berdasarkan uraian diatas sumber data yang diguakan penulis dalam pengamatan ini adalah sebagai berikut: a. Informan Informan adalah sumber data yang berupa manusia yang dianggap mengetahui permasalahan yang akan diamati dan mengetahui mendalam tentang data-data yang diperlukan. Sumber data berupa manusia dalam pengamatan kualitatif lebih tepat disebut sebagai informan daripada responden. Karena responden posisinya hanya sekedar memerikan tanggapan (respond) pada apa yang diminta atau

19 26 ditentukan oleh penelitinya. Adapun informan dalam pengamatan ini adalah: - Kepala seksi Pertanggungan di PT. Asuransi Jiwasraya Surakarta ( Bapak Rodiq Rovian Altriyanto, S.Si). - Pegawai Administrasi seksi pertanggungan ( Ibu Izzatun Nisa, S.Si) - Pegawai administrasi keuangan (Bapak Arif Iswanto, SE) b. Peristiwa atau aktivitas Peristiwa atau aktivitas merupakan pengamatan terhadap proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Dalam pengamatan ini peristiwa atau aktivaitas yang dilakukan penulis dalam pelaksanaan kuliah kerja magang pada PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) Surakarta adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan pengajuan dan pembayaran klaim ekspirasi. c. Gambar Beragam gambar yang ada dan berkaitan dengan aktivitas dan kondisinya bisa juga dimanfaatkan sebagai sumber data. Gambar tersebut bisa berupa gambar apa saja yang memang berkaitan dengan masalah yang dikaji, misalnya gambar peta, potret, dan jugar gambar buatan tangan lainnya. d. Dokumen dan Arsip Dokumen adalah bahan tertulis yang berhubungan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Dalam mengkaji dokumen tidak hanya mencatat apa yang tertulis tetapi juga berusaha menggali dan menangkap makna yang tersirat dari dokumen tersebut. Pada deskripsi ini penulis menyajikan beberapa dokumen yang dirasa perlu untuk disajikan.

20 27 4. Teknik Pengumpulan Data Seperti yang dijelaskan diawal bahwa sumber data dalam pengamatan kualitatif sendiri dari beragam jenis, bisa berupa informan, peristiwa atau aktivitas, gambar dan dokumen. Beragam sumber data tersebut menuntut dilakukannya cara untuk teknik pengumpulan data tertentu yang sesuai guna mendapatkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahannya. Untuk memperoleh dan menyusun data pengamatan, penulis menggunakan teknik observasi, wawancara dan analisis dokumen. a. Wawancara Menurut H.B. Sutopo (2002 : 56-57) wawancara merupakan sumber data yang paling penting dalam pengamatan kualitatif berupa manusia yang dalam posisi sebagai narasumber atau informan. Teknik pengumpulan data ini, dilakukan untuk mendapatkan keterangan-keterangan secara lisan melalui komunikasi langsung dan berhadapan langsung dengan informan. Wawancara di dalam pengamatan kualitatif dilakukan secara tidak terstruktur atau sering disebut sebagai teknik wawancara mendalam. b. Observasi Menurut HB Sutopo (2002: 64) Observasi adalah menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar. Observasi yang dilakukan penulis dengan cara melihat secara langsung kegiatan yang dilakukan. Melalui teknik ini diharapkan mendapat gambaran yang lebih lengkap dan menyeluruh mengenai objek yang diamati. Observasi dilakukan untuk mengamati bagaimana sistem informasi JL-Indo yang dgunakan dalam pembayaran klaim Ekspirasi di PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) cabang Surakarta. c. Analisi Dokumen dan Arsip Teknik analisis dokumen merupakan salah satu metode pengamatan data yang dilakukan dengan melihat dokumen yang telah

21 28 terkumpul kemudian menganalisisnya. Sasaran kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa masa kini yang sedang diteliti. H.B. Sutopo (2002: 69). Dalam pengamatan ini, penulis mengambil dokumen berupa file, arsip dan gambar yang dijadikan lampiran dalam laporan karya ilmiah ini. 5. Teknik Analisis Data Dalam pengamatan ini, analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data model interaktif, yang terdiri dari tiga komponen analisis data yaitu sebagai beikut : a. Reduksi data Adalah proses seleksi, pemfokusan penyederhanaan dan abstraksi data yang ada dalam fieldnote. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan riset yang dimulai bahkan sebelum pengumpulan data dilakukan. Reduksi dimulai sejak pengamat mengambil keputusan tentang kerangka kerja konseptual, pemilihan kasus, pernyataan-pernyataan yang diajukan, dan tetang cara pengumpulan data yang dipakai. Pada saat pengumpulan data berlangsung, reduksi data berupa membuat singkatan, coding, memusatkan tema, membuat batas permasalahan, dan menulis memo. Proses reduksi ini berlangsung sampai pengamatan berakhir. b. Sajian data Adalah suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Dengan melihat suatu penyajian data, pengamat akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pengamatan tersebut. Susunan penyajian data yang baik dan jelas sistematikanya akan banyak menolong pengamat sendiri.

22 29 c. Penarikan kesimpulan Pada awal pengumpulan data, pengamat harus sudah mengerti apa arti dan hal-hal yang pengamat temui dalam melakukan pencatatan peraturan, pokok pernyataan konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat, dan proposi-proposisi. Aktivitas diantara ketiga komponen tersebut, dilaksanakan dalam bentuk interaktif dalam proses pengumpulan data pada suatu proses siklus. Kemudian pengamat bergerak diantara 3 (tiga) komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Ketiga analisis yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi sebagai sesuatu yang saling berhubungan pada sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Untuk lebih jelasnya, proses analisis data dengan model interaktif ini dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.1 Model Analisis Interaktif Pengumpulan Data Reduksi Data Sajian Data Penarikan simpulan/ Verifikasi Sumber : H.B Sutopo, 2002:96

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan usaha asuransi dewasa ini memberikan bukti yang nyata bahwa manfaat adanya usaha asuransi tidak hanya dirasakan oleh mereka yang berhubungan langsung dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. Tinjauan Pustaka 1. Sistem Pengajuan Sebelum menjelaskan mengenai sistem pengajuan terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian mengenai sistem dan pengajuan

Lebih terperinci

KONSEP SISTEM INFORMASI

KONSEP SISTEM INFORMASI KONSEP SISTEM INFORMASI PENDAHULUAN Tulisan ini akan menjelaskan konsep dasar dari sistem informasi. Sebelum membahas suatu sistem lebih baik jika mengetahui dulu apa sistem itu, pada bagian berikutnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Sistem adalah suatu kesatuan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variable yang terorganisir, saling berinterkasi, saling tergantung satu sama lain, dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 1. Husein dan Wibowo (2002:210) mendefinisikan bahwa

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 1. Husein dan Wibowo (2002:210) mendefinisikan bahwa BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem 2.1.1.1 Definisi Sistem Berikut ini definisi sistem dari beberapa pandangan ahli adalah sebagai berikut: 1. Husein dan Wibowo (2002:210) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut: 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut: Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya

Lebih terperinci

Bab 1 : Terminologi Analisa Sistem Informasi

Bab 1 : Terminologi Analisa Sistem Informasi Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Bab 1 : Terminologi Analisa Sistem Informasi Analisa dan Perancangan Sistem Informasi memiliki Terminologi sebagai berikut : Analisa Sistem Informasi : Suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori. [Jog98] mendefinisikan pengembangan system (System Development)

BAB II. Landasan Teori. [Jog98] mendefinisikan pengembangan system (System Development) BAB II Landasan Teori 2.1. Pengembangan Sistem [Jog98] mendefinisikan pengembangan system (System Development) dapat berarti menyusun suatu system yang baru untuk menggantikan system yang lama secara keseluruhan

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen (dan Bisnis)

Sistem Informasi Manajemen (dan Bisnis) Pengertian Sistem Sistem Informasi Manajemen (dan Bisnis) Part 3 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng Ada dua jenis sistem, yakni: Abstrak: suatu susunan teratur gagasan atau konsep yang saling bergantung satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2005:8) sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Dokumen perusahaan/organisasi adalah data, catatan dan/atau keterangan

BAB III LANDASAN TEORI. Dokumen perusahaan/organisasi adalah data, catatan dan/atau keterangan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Dokumen Dokumen perusahaan/organisasi adalah data, catatan dan/atau keterangan yang dibuat dan/atau diterima oleh perusahaan/organisasi dalam rangka pelaksanaan kegiatannya,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Manajemen berkepentingan dalam menyediakan sistem informasi yang menyeluruh dan terintegrasi untuk mengambil keputusan berbagai tingkatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Menurut Jogiyanto (2005:2) Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Abdul Kadir (2003:54) Sistem

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI. Konsep Dasar Sistem

SISTEM INFORMASI. Konsep Dasar Sistem SISTEM INFORMASI Konsep Dasar Sistem Sistem: Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran

Lebih terperinci

( Word to PDF Converter - Unregistered ) BAB II LANDASAN TEORI

( Word to PDF Converter - Unregistered )  BAB II LANDASAN TEORI ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.word-to-pdf-converter.net BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Jog [2] Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Contoh :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Sistem Pengertian Sistem secara umum adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kusrini, Andri Koniyo (2007:5) Kata sistem mempunyai beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kusrini, Andri Koniyo (2007:5) Kata sistem mempunyai beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Menurut Kusrini, Andri Koniyo (2007:5) Kata sistem mempunyai beberapa pengertian, tergantung dari sudut pandang mana kata tersebut didefinisikan. Secara garis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance.

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di zaman sekarang asuransi memegang peranan penting dalam memberikan kepastian proteksi bagi manusia yang bersifat komersial maupun bukan komersial. Asuransi dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi di jaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi di jaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi di jaman sekarang yang semakin canggih menimbulkan dampak yang cukup signifikan di segala aspek kehidupan baik

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan menekankan pada komponen atau elemennya (Jogiyanto

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI APLIKASI JL-INDO DALAM PENGAJUAN DAN PEMBAYARAN KLAIM EKSPIRASI DI PT. ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) CABANG SURAKARTA

SISTEM INFORMASI APLIKASI JL-INDO DALAM PENGAJUAN DAN PEMBAYARAN KLAIM EKSPIRASI DI PT. ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) CABANG SURAKARTA SISTEM INFORMASI APLIKASI JL-INDO DALAM PENGAJUAN DAN PEMBAYARAN KLAIM EKSPIRASI DI PT. ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) CABANG SURAKARTA Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Sebutan Vokasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam pembangunan suatu sistem informasi, terdapat dua kelompok

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam pembangunan suatu sistem informasi, terdapat dua kelompok 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam pembangunan suatu sistem informasi, terdapat dua kelompok dalam pendekatan mendefinisikan system, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan

BAB II LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Umum Asuransi Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari kata Assurandeur yang berarti penanggung dan Geassurreerde

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Sapto (2004) melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Atas. Pengakuan Pendapatan dan Beban Dalam Kaitannya Dengan PSAK No.

BAB II URAIAN TEORITIS. Sapto (2004) melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Atas. Pengakuan Pendapatan dan Beban Dalam Kaitannya Dengan PSAK No. BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sapto (2004) melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Atas Pengakuan Pendapatan dan Beban Dalam Kaitannya Dengan PSAK No.36 Tentang Akuntansi Asuransi Jiwa.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem terbagi menjadi dua yaitu : pendekatan yang menekankan pada elemen / komponen.

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem terbagi menjadi dua yaitu : pendekatan yang menekankan pada elemen / komponen. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Sistem adalah sekumpulan elemen yang dalam sebuah jaringan yang bekerja secara teratur dalam satu kesatuan yang bulat dan terpadu untuk mencapai sebuah tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjualan Menurut Kotler (2006:457) penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual dipenuhi, melalu antar perturkaran informasi dan kepentingan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan unsur atau komponen yang saling berinteraksi, terkait serta saling bergantung satu dengan yang lain. Kumpulan unsur tersebut

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 1. 1.1 Konsep Dasar Sistem informasi BAB III LANDASAN TEORI Menurut Robert A.Leitch dan K. Roscoe Davis (Jogiyanto, 2001), Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Sistem menurut Gordon B. Davis dalam bukunya menyatakan sistem bisa berupa abstrak atau fisis. Sistem yang abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan gagasan atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Kusrini dan Koniyo (2007), Sistem mempunyai beberapa pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu: 1. Pendekatan sistem yang menekankan pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. gambaran mengenai isi keseluruhan Tugas Akhir ini. Landasan teori ini di ambil

BAB II LANDASAN TEORI. gambaran mengenai isi keseluruhan Tugas Akhir ini. Landasan teori ini di ambil BAB II LANDASAN TEORI Sebelum penulis memaparkan isi dari Tugas Akhir ini, penulis harus mempunya landasan teori yang kuat terlebih dahulu agar penulis mempunya gambaran mengenai isi keseluruhan Tugas

Lebih terperinci

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PROPOSAL TUGAS AKHIR PROPOSAL TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PELAYANAN SATU ATAP KEPENDUDUKAN PADA KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS Disusun oleh : Nama NIM Program Studi : Isih Lusiana Sari : A12.2006.02359 : Sistem Informasi

Lebih terperinci

PERTEMUAN 1 KONSEP DATA

PERTEMUAN 1 KONSEP DATA PERTEMUAN 1 KONSEP DATA DATA Beberapa definisi tentang data dari sudut pandang yang berbeda-beda: Menurut berbagai kamus bahasa Inggris-Indonesia, data diterjemahkan sebagai istilah yang berasal dari kata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN. A. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN. A. Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN 1. Administrasi a. Pengertian Administrasi A. Tinjauan Pustaka Administrasi berdasarkan etimologis (asal kata) bersumber dari bahasa Latin, yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi perorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi perorangan maupun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia dalam hidupnya selalu dihadapkan pada peristiwa yang tidak terduga akan terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi perorangan

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT

TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Hukum pada

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Informasi Akuntansi Sistem merupakan kumpulan dari sub sistem atau komponen apapun baik fisik ataupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerjasama secara

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005).

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005). BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data Data sering disebut sebagai bahan mentah informasi. Tapi menurut Murdick, dkk (1984) merumuskan bahwa data adalah fakta yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Menurut (Soemarso, 2009) akuntansi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin berkembangnya alat-alat elektronik yang dapat membantu pekerjaan manusia agar lebih cepat, tepat, dan akurat dalam mengerjakan aktifitas

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI ASURANSI

SISTEM INFORMASI ASURANSI SISTEM INFORMASI ASURANSI Materi 3 Konsep sistem informasi Dr. Kartika Sari U niversitas G unadarma Materi 3-1 Konsep Dasar Sistem Menurut Gordon B. Davis (1984): Sebuah sistem terdiri dari bagain-bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Bodnar Hopwood: 2004) Mulyani (1994)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Bodnar Hopwood: 2004) Mulyani (1994) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya persaingan usaha, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi komunikasi, dan perkembangan yang luar biasa pada teknologi komputer jelas akan membawa

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Surat Surat adalah alat komunikasi antara dua pihak yang berupa tulisan dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain adalah untuk mengkomunikasikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN Seperti yang telah diketahui, bahwa PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) cabang Surakarta merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang Asuransi jiwa. Dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem yaitu pertama, pendekatan yang menekankan pada prosedur sistem dan yang kedua, pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Prosedur Prosedur berasal dari salah satu kata dalam bahasa inggris, yaitu Procedure yang dapat diartikan sebagai cara atau

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Sistem dapat didefinisikan berdasarkan cara pendekatannya, yaitu berdasarkan prosedur dan elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini adalah definisi sistem menurut beberapa ahli. Menurut. yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini adalah definisi sistem menurut beberapa ahli. Menurut. yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi sistem Berikut ini adalah definisi sistem menurut beberapa ahli. Menurut Yakub (2012:1), Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedurprosedur yang berhubungan, terkumpul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam melakukan kegiatan berupa analisa dan merancang sistem informasi, dibutuhkan sebuah pendekatan yang sistematis yaitu melalui cara yang disebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghindari ataupun meminimalisir resiko yang ada didalam kehidupan atau aktivitas sehari-hari bagi setiap individu ataupun perusahaan sangatlah penting. Karena dengan

Lebih terperinci

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem.

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Karakteristik Sistem a. Komponen Sistem (Components) suatu sistem terdiri dari sejumlah komponenyang saling berinteraksi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem dibagi menjadi dua pendekatan yaitu dilihat dari

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem dibagi menjadi dua pendekatan yaitu dilihat dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Pengertian sistem dibagi menjadi dua pendekatan yaitu dilihat dari pendekatan yang menekankan pada prosedur dan dilihat dari pendekatan yang menekankan pada

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama sama untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan guna memperbaiki organisasi ke arah yang lebih baik (McLeod, 1998). Menurut Hartono (2005)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang komprehensif dan akurat tentang badan usaha yang dikelola atau yang

BAB I PENDAHULUAN. yang komprehensif dan akurat tentang badan usaha yang dikelola atau yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tanpa data dan informasi yang memadai dan akurat, setiap pihak yang memerlukan informasi keuangan dari suatu badan usaha akan mengambil keputusan yang salah dan tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlebih lagi jika terjadi hal yang tidak terduga sebelumnya. Asuransi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terlebih lagi jika terjadi hal yang tidak terduga sebelumnya. Asuransi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keselamatan dalam melakukan aktifitas merupakan hal yang penting, terlebih lagi jika terjadi hal yang tidak terduga sebelumnya. Asuransi merupakan pemberian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai. Adapun pegertian sistem menurut Jogiyanto :

BAB II LANDASAN TEORI. saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai. Adapun pegertian sistem menurut Jogiyanto : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Adapun pegertian

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM PENJUALAN SEPATU

PERANCANGAN PROGRAM PENJUALAN SEPATU Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2013, pp. 323~327 PERANCANGAN PROGRAM PENJUALAN SEPATU Marlina 1, Oky Irnawati 2, Ida Darwati 3 1 AMIK BSI Tangerang e-mail: marlina.mln@bsi.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Terdapat penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Adapun penelitian terdahulu digunakan untuk memperlihatkan andil yang dilakukan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

Sistem Informasi Pengolahan Data Penduduk Nagari Tanjung Lolo, Kecamatan Tanjung Gadang, Kabupaten Sijunjung Berbasis Web

Sistem Informasi Pengolahan Data Penduduk Nagari Tanjung Lolo, Kecamatan Tanjung Gadang, Kabupaten Sijunjung Berbasis Web Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika Sistem Informasi Pengolahan Data Penduduk Nagari Tanjung Lolo, Kecamatan Tanjung Gadang, Kabupaten Sijunjung Berbasis Web Arman Dosen STMIK Indonesia

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Keuangan Secara Umum Keuangan dalam KBBI (2008:1767) diartikan: (1) segala sesuatu yang bertalian dengan uang; (2) seluk beluk uang; (3) urusan uang; (4) keadaan

Lebih terperinci

Bab III. Landasan Teori

Bab III. Landasan Teori Bab III Landasan Teori Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mardi (2011) pengertian sistem adalah suatu kesatuan komponen atau elemen yang di hubungkan bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan semakin berkembangnya sumber informasi yang cepat dan tepat, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melindungi dirinya sendiri maupun keluarga dari kemungkinan kejadian

BAB I PENDAHULUAN. untuk melindungi dirinya sendiri maupun keluarga dari kemungkinan kejadian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat saat ini semakin menyadari pentingnya mempersiapkan diri untuk melindungi dirinya sendiri maupun keluarga dari kemungkinan kejadian yang tidak pasti, baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Efektivitas 2.1.1. Pengertian Efektivitas Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000) dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan

BAB III LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000) dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Penjualan Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan karena jika aktivitas penjualan produk maupun jasa tidak dikelola dengan baik maka secara langsung dapat merugikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah diskriptif kualitatif yang bertujuan memberikan gambaran masalah secara sistematis, cermat, rinci, dan mendalam mengenai implementasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek.

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek. 13 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen Proyek Menurut PMBOK (Project Management Body of Knowledge) dalam buku Budi Santoso (2009:3) manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), keterampilan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan panduan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Pada bab ini akan dikemukakan landasan teori yang terkait dengan permasalahan untuk

Lebih terperinci

TENAGA KERJA DAN ASURANSI. ( Studi Tanggung Jawab Karyawan Terhadap Tertanggung Di Perusahaan. AJB BUMIPUTERA 1912 Kantor Cabang Sukoharjo ) SKRIPSI

TENAGA KERJA DAN ASURANSI. ( Studi Tanggung Jawab Karyawan Terhadap Tertanggung Di Perusahaan. AJB BUMIPUTERA 1912 Kantor Cabang Sukoharjo ) SKRIPSI TENAGA KERJA DAN ASURANSI ( Studi Tanggung Jawab Karyawan Terhadap Tertanggung Di Perusahaan AJB BUMIPUTERA 1912 Kantor Cabang Sukoharjo ) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian dengan judul Perancangan dan Pembuatan Sistem Informasi Penjualan, Pembelian dan Stok Gudang di Toko Bahan Bangunan Sinar Jaya mengatakan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkap konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Jadi teori memuat : - Konsep - Definisi

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu 6 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Proses analisis dengan perhitungan untuk suatu proyek kontraktor secara manual terasa kurang efektif, oleh sebab itu diperlukan alternatif penyelesaiannya

Lebih terperinci

Kontrak Kuliah. Desain Sistem. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Kontrak Kuliah. Desain Sistem. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Kontrak Kuliah Desain Sistem Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Desain Sistem Setelah tahap analisis selesai, maka analis sistem mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Setelah itu tiba waktunya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang pengertian sistem, diantaranya : Sistem adalah elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer berasal dari bahasa latin computer yang berarti menghitung. Dalam bahasa Inggris komputer berasal dari kata to compute yang artinya menghitung.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini banyak perusahaan mengimplementasikan teknologi informasi sebagai bagian dari prosedur atau proses bisnis yang terjadi pada perusahaan tersebut. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Awal mula transpotasi darat dimulai dengan munculnya pemakaian roda yang

BAB I PENDAHULUAN. Awal mula transpotasi darat dimulai dengan munculnya pemakaian roda yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Awal mula transpotasi darat dimulai dengan munculnya pemakaian roda yang dapat mempercepat dan memperingan proses transportasi. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. secara teoritis. Teori-teori yang akan dikemukakan merupakan dasardasar

BAB III LANDASAN TEORI. secara teoritis. Teori-teori yang akan dikemukakan merupakan dasardasar BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan bagian yang akan membahas tentang uraian pemecahan masalah yang akan ditemukan pemecahannya melalui pembahasanpembahasan secara teoritis. Teori-teori yang

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PERPUSTAKAAN PADA SMK NEGERI 1 DEMAK

SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PERPUSTAKAAN PADA SMK NEGERI 1 DEMAK SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PERPUSTAKAAN PADA SMK NEGERI 1 DEMAK Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl. Sultan Fatah No. 83 Demak Telpon (0291) 681024

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 91 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PENGOLAHAN DATA TELEMATIKA KABUPATEN BANTUL

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 91 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PENGOLAHAN DATA TELEMATIKA KABUPATEN BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 91 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PENGOLAHAN DATA TELEMATIKA KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat : bahwa sebagai tindak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem a. Gordon B. Davis ( 1984 : 12) : Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 9 BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas pada kerja praktek ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Informasi Kejuruan. Eko Marpanaji

Pengembangan Sistem Informasi Kejuruan. Eko Marpanaji Pengembangan Sistem Informasi Kejuruan Eko Marpanaji Sistem Informasi Kejuruan Sistem: definisi Sistem Informasi: Data dan Informasi Pengelolaan Informasi Sistem Informasi Kejuruan: Sistem Informasi Manajemen

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Asuransi dan Premi Asuransi Banyak definisi yang telah diberikan kepada istilah asuransi, sepintas definsi tersebut tidak ada kesamaan antara definisi satu dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul

BAB II LANDASAN TEORI. jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Raymond McLeod (2004 : 9) Sistem adalah sekelompok elemen- elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Jogiyanto

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem pengumpulan dan pemrosesan data transaksi serta penyebaran informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dikenal dengan nama sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Asuransi Banyak definisi yang telah diberikan kepada istilah asuransi. Dimana secara sepintas tidak ada kesamaan antara definisi yang satu dengan yang lainnya. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan sangat pesatnya. Jika diamati setiap satu dekade, terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dengan sangat pesatnya. Jika diamati setiap satu dekade, terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari sistem teknologi informasi (STI) telah berkembang dengan sangat pesatnya. Jika diamati setiap satu dekade, terjadi perkembangan yang cukup

Lebih terperinci

Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional Persiapan untuk rancang bangun implentasi

Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional Persiapan untuk rancang bangun implentasi Untung Subagyo Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional Persiapan untuk rancang bangun implentasi Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang semakin pesat telah mempengaruhi dunia usaha terutama dalam bidang jasa. Dalam hal ini perusahaan jasa semakin dirasakan manfaatnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Koperasi Koperasi adalah merupakan singkatan dari kata ko / co dan operasi / operation. Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang untuk bekerja sama demi kesejahteraan

Lebih terperinci