PEMERINTAH KABUPATEN KAUR PROVINSI BENGKULU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERINTAH KABUPATEN KAUR PROVINSI BENGKULU"

Transkripsi

1 PEMERINTAH KABUPATEN KAUR PROVINSI BENGKULU DOKUMEN REVIEW RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR ( RPDP ) TAHUN DESA MERPAS KECAMATAN NASAL RPDP P E N G E M B A N G A N D E S A P E S I S I R T A N G G U H ( P D P T ) T A H U N 2012 D I N A S K E L A U T A N DAN P E R I K A N A N K A B U P A T E N K A U R 1

2

3

4

5

6

7 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT karena Berkah, Rahmat Hidayah-Nyalah Tim Penyusun dapat menyelesaikan dokumen Rencana Pengembangan Pesisir (RPDP) Kabupaten Kaur, Kecamatan Nasal tahun sesuai dengan ketentuan peraturan pemerintah yang ada. Dalam pembuatan dokumen RPDP ini telah banyak pihak-phak yang membantu Tim Penyusun dengan ikhlas mengorbankan waktunya juga memberikan dorongan baik spiritual maupun materiil sehingga telah membuat Tim Penyusun Kuat untuk menyelesaikan penyusunan dokumen RPDP ini. Dengan hasil kerja keras Tim Penyusun dokumen RPDP secara bersama-sama dengan untuk menyusun rencana perencanaan pembangunan yang ada di yang dimulai dengan sosialisasi, pengkajian desa, perumusan rencana kebijakan sampai dengan pembahasan melalui musrenbangdes yang bermaterikan tentang pentingnya Pembangunan yang meliputi aspek Bina Manusia, Bina Lingkungan Infrastruktur, Bina Sumberdaya, Bina Usaha Bina Kesiagaan Bencana Pemanasan Global sehingga besar harapan kami dokumen ini dapat menjadi acuan yang dipakai oleh aparat pemerintah, lembaga setingkat, tokoh dalam pelaksanaan Pembangunan di tingkat. Dalam proses perencanaan pelaksanaan pembuatan dokumen RPDP ini masih banyak sekali kelemahan kekurangannya, untuk itu saran masukan yang membangun akan dapat memperbaiki dokumen Rencana Pengembangan Pesisir (RPDP), semoga dokumen ini dapat dipergunakan secara baik untuk kemajuan desa menuju yang Membangun Mandiri. MERPAS, MARET 2013 TIM PENYUSUN RPDP ( Kecamatan Nasal ) RPDP i

8 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... ii iii BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakan Tujuan Landasan Hukum Pengertian... 4 BAB 2 PROFIL DESA Kondisi Kondisi Pemerintahan BAB 3 POTENSI DAN MASALAH Potensi Masalah Pemecahan Masalah BAB 4 RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Visi Misi Program Kegiatan BAB 5 PENUTUP LAMPIRAN RPDP ii

9 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Sejarah Perkembangan Jumlah penduduk Tingkat pendidikan Pekerjaan Kepemilikan ternak Sarana prasarana desa Potensi urusan wajib Potensi urusan pilihan Masalah urusan wajib Masalah urusan pilihan Alternatif pemecahan masalah Program kegiatan perencanaan pembangunan RPDP iii

10 Lampiran : Peraturan Nomor : Tanggal : Maret 2013 NASKAH REVIEW RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR ( RPDP ) TAHUN DESA MERPAS KECAMATAN NASAL KABUPATEN KAUR PROVINSI BENGKULU

11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesisir di Indonesia dihadapkan pada empat persoalan pokok, yakni: (1) tingginya tingkat kemiskinan pesisir; pada tahun 2010 kemiskinan di desa-desa pesisir mencapai angka 7,8 juta jiwa (BPS, 2010); (2) tingginya kerusakan sumberdaya alam pesisir; (3) rendahnya kemandirian organisasi sosial desa lunturnya nilai-nilai budaya lokal; (4) rendahnya infrastruktur desa kesehatan lingkungan pemukiman. Keempat persoalan pokok ini juga memberikan andil terhadap tingginya tingkat kerentanan terhadap bencana alam perubahan iklim yang cukup tinggi pada desa-desa pesisir, terutama di wilayah pesisir pulau pulau kecil. Atas dasar realitas di atas, Kementerian Kelautan Perikanan Republik Indonesia KKP RI menginisiasi kegiatan yang diharapkan mampu menjadi penghela kemajuan desa-desa pesisir di Indonesia, yakni melalui kegiatan Pengembangan Pesisir Tangguh (selanjutnya disingkat PDPT). Kegiatan PDPT ini merupakan salah satu bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan Perikanan (PNPM Mandiri KP) yang terintegrasi dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Big Kesejahteraan Rakyat. PDPT mempunyai makna strategis, yaitu: pertama, wujud implementasi konkrit dari 11 prioritas nasional Kabinet Indonesia Bersatu II tahun PDPT merupakan implementasi kebijakan Presiden terkait peningkatan perluasan program pro-rakyat; kedua, PDPT merupakan wujud dari intervensi KKP dalam hal: (1) menata desa pesisir meningkatkan kesejahteraan pesisir; (2) menghasilkan keluaran (output) yang dapat memberikan manfaat riil bagi pesisir, dengan permasalahan prioritas kebutuhan ; (3) pembelajaran bagi pesisir untuk menemukan cara pemecahan masalah secara mandiri; (4) mendorong pesisir sebagai agen pembangunan. RPDP

12 PDPT diharapkan mampu menjawab kendala sekaligus memanfaatkan potensi sumberdaya pesisir. Kegiatan perencanaan pengembangan desa pesisir tangguh dilaksanakan melalui tiga tahapan utama. Tahapan pertama, penyusunan perencanaan pengembangan desa yang antara lain disusun berdasarkan profil desa yang memiliki rentang waktu pelaksanaan lima tahun dengan uraian waktu tiap tahunnya; Tahapan kedua, pelaksanaan program menghasilkan kegiatan fisik sesuai dengan rencana pengembangan desa di lokasi kegiatan serta peningkatan kapasitas kelembagaan ; Tahapan ketiga, pelaksanaan program menghasilkan kemandirian keberlanjutan program oleh para pemangku kepentingan (stakeholders). Kegiatan pembangunan di wilayah pesisir Pulau-Pulau Kecil mempunyai potensi dampak kerusakan habitat, perubahan pada proses alami ekosistem, pencemaran. Disisi lain, juga terjadi berbagai permasalahan seperti konflik kepentingan pembangunan, kelembagaan, tingkatan pemerintahan. Pembangunan yang tidak terintegrasi dengan baik, tanpa pedoman mitigasi lingkungan yang tepat, akan menghasilkan permasalahan konflik. Oleh karena itu keterpaduan perlu dilakukan untuk mengompromikan kepentingan antar sektor, tingkatan pemerintahan, ruang darat laut, ilmu pengelolaan, serta internasional. Lahirnya Ung-Ung Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Pulau-Pulau Kecil serta Peraturan Menteri Kelautan Perikanan Nomor 16 Tahun 2008 tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir Pulau-Pulau Kecil, maka dipang perlu aya upaya mendorong pemerintah daerah pemangku kepentingan terkait dalam untuk melakukan pengelolaan wilayah pesisir pulau-pulau kecil secara terpadu. Hal tersebut dalat dilakukan mulai dengan lingkup wilayah terkecil, yaitu desa yang tertuang dalam Rencana Pengembangan Pesisir. Rencana Pengembangan Pesisir merupakan rencana yang tidak terpisahkan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM ). Dalam penyusunannya, rencana pengembangan desa mengacu pada ketentuan perung-ungan yang berlaku, termasuk Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 66 tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan. Rencana Pengembangan Pesisir ini diharapkan menjadi Dokumen Perencanaan yang bermakna strategis sehingga dapat menjadi kerangka acuan pembangunan oleh instansi teknis yang terkecil baik ditingkat Pemerintah Daerah Kabupaten, Provinsi maupun Nasional yang selanjutnya akan terwujudnya Pembangunan yang lebih baik, effektif, effisiensi RPDP

13 yang secara tidak langsung akan mewujudkan yang makmur berkeadilan Tujuan Tujuan Rencana Pengembangan Pesisir adalah: 1. Mewujudkan perencanaan pengembangan desa sesuai dengan kebutuhan potensi desa; 2. Menjamin keterkaitan konsistensi, antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan pengawasan; 1.3. Landasan Hukum 1. Ung-Ung Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perung Ungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 2. Ung-ung Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Ung Ung Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Ung- Ung Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Ung Ung Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 158 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587 ); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara RPDP

14 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 7. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengungan Penyebarluasan Peraturan Perung-ungan; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 66 tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan. 9. Surat Menteri Dalam Negeri nomor 414.2/1408/PMD tanggal 31 Maret 2010 tentang Petunjuk teknik Perencanaan Pembangunan. 10. Peraturan Dirjen Kelautan, Pesisir Pulau-pulau Kecil No. Per.04/KP3K/2012 tentang Pedoman Teknis Pengembangan Pesisir Tangguh Tahun Peraturan Daerah Kabupaten Kaur Nomor 25 s/d 61 tahun 2005 tentang Pembentukan Dalam Kabupaten Kaur. 12. Peraturan Daerah Kabupaten Kaur Nomor 06 tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintahan 1.4. Pengertian 1. adalah kesatuan hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur mengurus kepentingan setempat, berdasarkan asal usul adat istiadat setempat yang diakui dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Anggaran Pendapatan Belanja (APBDes) adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan yang dibahas disetujui bersama oleh Pemerintah Ba Permusyawaratan, ditetapkan dengan Peraturan. 3. Keuangan adalah semua hak kewajiban dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak kewajiban tersebut 4. Lembaga Kean atau disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh sesuai dengan kebutuhan merupakan mitra Pemerintah dalam memberdayakan. RPDP

15 5. Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MusrenbangDes) adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku kepentingan (pihak berkepentingan untuk mengatasi permasalahan pihak akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk menyepakati rencana kegiatan di 1(satu) tahunan. 6. Pembangunan adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan yang nyata. baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan keputusan, maupun indeks Pembangunan manusia. 7. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya. 8. Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan guna pemanfaatan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. 9. Perencanaan Pembangunan dimaksud adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di guna pemanfaatan pengalokasian sumber daya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu dalam jangka waktu tertentu. Wujud Perencanaan Pembangunan adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Rencana Kerja Pembangunan. 10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan Pembangunan, arah kebijakan keuangan, kebijakan umum, program, program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, program prioritas kewilayahan, disertai dengan rencana kerja. 11. Rencana Kerja Pembangunan (RKP-Des) adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJMDes yang memuat rancangan kerangka ekonomi, dengan mempertimbangkan kerangka penaan yang dimutahirkan, program prioritas pembangunan, rencana kerja penaan serta perkiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah RPJMDes. RPDP

16 12. Peraturan (Perdes) adalah peraturan perung-ungan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala. BAB II P R O F I L D E S A 2.1. Kondisi Sejarah adalah suatu desa yang terletak di Kecamatan Nasal yang keberadaannya di tengah-tengah perkebunan pesisir pantai. Menurut beberapa tokoh desa, berawal dari kata me epas dalam arti bahasa menghempas (menimpa bebatuan di bawahnya, karena keindahan air terjun yang konon mempunyai keajaiban tersendiri, disamping suara percikan airnya yang merdu, dapat memancarkan cahaya layaknya cahaya lampu pada malam purnama tepatnya malam jum at. Menurut sejarah air terjun tersebut dihuni oleh dua putri cantik yang sering menjelma menampakkan wujudnya seperti manusia. Dari sinilah sejarah nama sampai saat ini. awalnya dihuni oleh beberapa orang pendatang baru yang kalah dalam pemilihan Pasirah, pada zaman penjajahan Belanda kemudian banyak lagi pendatang baru yng masuk, bahkan orang yang datang dari wilayah pulau Jawa. Pada zaman penjajah Belanda, telah terbentuk menjadi sebuah dusun yang pada saat itu dipimpin oleh depati yang ditunjuk langsung oleh. Pada tahun 1940-an masa kepemimpinan Depati yang pertama, kegiatan penduduk Dusum diutamakan untuk kelembagaan, adat-istiadat, mata pencaharian yang pada saat itu banyak bekerja dibig pertanian nelayan. Pada tahun 1947 kembali menunjuk langsung Bapak Rozali sebagai kepala kepemimpinan depati yang ke-2, selanjutnya setelah masa kepemimpinan bapak Angun Bapak Rozali, desa kembali mengadakan pemilihan depati yang ke 3, pada tahun 1950 melalui sistem demokrasi ang diikuti oleh 2 orang calon dimenangkan oleh bapak Ayup, pada tahun desa dipimpin oleh depati Abdul Ran, dilantikkan depati bapak Mustofa karena bapak abdul meninggal dunia. Peralihan masa jabatan kepada bapak Mustofa atas perintah dari pemerintahan MARGA adalah depati yang ke-5, kembali RPDP

17 mengadakan pemilihan depati yang ke-6 pada tahun 1979 melalui sistem demokrasi pilihan jatuh pada bapak Suarti. Berawal dari masa pemerintahan Suarti inilah penduduk desa kian bertambah seiring dengan berdatangannya penduduk dari berbagai daerah seperti Jawa, Madura, Lampung lain-lain. Pada zaman penjajahan Belanda, adalah sebuah dusun yang dipimpin oleh seorang Depati yang ditunjuk langsung oleh yang bernama Angun Kisaran yaitu pada tahun Pada tahun1987 kembali menggelar pemilihan Depati dengan calon sebanyak dua orang Bapak Suarti kembali terpilih sebagai pemimpin desa, pada tahun ini status dusun berubah menjadi. Pada tahun 1990 dipimpin oleh kepala desa yang bernama Junaidi, namun karena sesuatu lain hal kepemimpinannya berhenti ditengah jalan sebelum masa jabatannya berakhir dilanjutkan oleh Penjabat Kepala yaitu Darmawi Iskandar. Pada tahun 1992, desa dipimpin oleh Kepala desa Latahzan. Pada masa pemerintahan Kepala yang ke-9 inilah penataan kelembagaan desa, kelompok-kelompok pertanian organisasi sosial kean sedikit demi sedikit mulai menampakkan kemajuan. Pada masa pemerintahan Kepala desa ini pula menjadi desa yang paling luas wilayahnya di kecamatan Nasal karena terdiri dari Sembilan dusun. Pada tahun 2000, dua diantara sembilan dusun di definitifkan menjadi, yaitu desa Batu Lungun desa Tebing Rambutan. Selanjutnya pada tahun 2006 sampai dengan sekarang desa dipimpin oleh Kepala desa Drs. Darul Quthni. Pada tahun 2008 empat dusun dibawah naungan kembali didefinitifkan menjadi desa yaitu Pasar baru, Suka jaya, Tri Jaya Air Batang. TABEL 1 SEJARAH PERKEMBANGAN DESA Tahun Kejadian yang baik Kejadian yang buruk 1940 Terbentuknya yang pertama kali dipimpin oleh Depati yang pertama bernama Angun Banyaknya warga desa yang pindah keluar desa akibat dari burukyna kondisi ekonomi di desa Kemarau panjang mengakibatkan kekurangan bahan makanan 1947 Penunjukan langsung Depati oleh - RPDP

18 1950 Pemilihan depati secara demokrasi oleh bapak Abdul Rani - Tahun Kejadian yang baik Kejadian yang buruk 1955 Pemilihan Depati secara demokrasi oleh bapak - Abdul Rani 1970 Pemulihan depati dengan calon tunggal, bapak - Mustofa 1979 Pemilihan kembali depati yang terpilih. Bapak Berdirinya Balai Juara III Perlombaan desa tingkat Kabupaten Tembusnya Jalan Provinsi Berdirinya Pasar Tradisional Tenggelamnya Kapal Sulawesi menelan korban ± 18 orang 1990 Pemilihan Kepala Pejabat sementara kepala oleh SETDES - bapak Darmawi Pejabat sementara kepala desa di menangkan - oleh bapak latahzan Aya pembuatan sertifikat tanah secara - swadaya murni oleh 2004 Juara III Lomba Tk. Kabupaten Pembangunan USB SMP I Nasal Pemilihan Kepala dimenangkan oleh Drs. - Darul Quthni 2007 Juara I Lomba Tk. Kabupaten Terjadinya tsunami kecil mengakibatkan rumah penduduk tergenang air laut Adapun batas desa adalah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Batu Lungun Kecamatan Nasal Sebelah Timur berbatasan dengan Air Batang Kecamatan Nasal Sebelah Selatan berbatasan dengan Pasar Baru Kecamatan Nasal Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Hindia. Luas wilayah adalah ± Ha dimana 60% berupa daratan pesisir pantai RPDP

19 40% daratan dimanfaatkan sebagai lahan pertanian untuk perkebunan. Iklim sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam pada lahan pertanian yang bermata pencaharian sebagai nelayan, apabila musim penghujan datang maka nelayan tidak bisa melaut karena cuaca yang tidak mendukung akan menimbulkan dampak yang buruk bagi nelayan yang ada di desa kecamatan Nasal Keadaan Sosial Penduduk desa merpas berasal dari berbagai daerah yang berbeda-beda, dimana mayoritas penduduknya yang paling dominan berasal dari Semende, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bengkulu Selatan. Sehingga tradisi-tradisi musyawarah untuk mufakat, gotongroyong kearifan lokal yang lain sudah dilakukan oleh sejak aya hal tersebut secara efektif dapat menghindarkan aya benturan-benturan antar kelompok. mempunyai jumlah penduduk jiwa, yang terdiri dari ; laki-laki : orang, perempuan : orang 661 KK, yang terbagi dalam tiga dusun. Wilayah dusun dengan rincian sebagai berikut : TABEL 2. JUMLAH PENDUDUK NO. DUSUN JUMLAH 1. I 617 orang 2. II 535 orang 3. III 295 orang TABEL 3. TINGKAT PENDIDIKAN NO. TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH 1. Pra Sekolah 281 orang 2. SD 923 orang 3. SLTP 403 orang RPDP

20 4. SLTA 354 orang 5. Sarjana 10 orang merupakan desa yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan, selengkapnya sebagai berikut TABEL 4. PEKERJAAN NO. JENIS PEKERJAAN JUMLAH 1. Petani 1952 orang 2. Nelayan 84 orang 3. Pedagang 23 orang 4. PNS - 5. Buruh 250 orang Penggunaan tanah di sebagian kecil diperuntukkan untuk tanah pertanian perkebunan, segkan sebagian besar untuk tanah kering yang merupakan bangunan fasilitas lainnya. Jumlah kepemilikan hewan ternak oleh penduduk Kecamatan Nasal adalah sebagai berikut : TABEL 5. KEPEMILIKAN TERNAK NO. JENIS TERNAK JUMLAH JUMLAH/ PETERNAK Keterangan 1. Ayam/ Itik 202 orang 350 ekor 2. Kambing 49 orang 150 ekor 3. Sapi 2 orang 15 ekor 4. Kerbau 1 orang 4 ekor 5. Lain-lain Kolam ikan Kondisi sarana prasarana umum secara garis besar adalah sebagai berikut : TABEL 6. SARANA DAN PRASARANA DESA NO. SARANA/PRASARANA JUMLAH/VOLUME KETERANGAN 1. Balai 1 unit Layak Pakai 2. Puskesmas Pembantu 1 unit 3. Masjid 4 unit 4. Mushola 1 unit 5. Pos kamling 2 unit 6. Taman Kanak-kanak 1 unit 7. Pos Polisi - 8. SD Negeri 1 unit 9. SMP Negeri 1 unit 10. MCK 6 unit 11. TPU 2 lokasi RPDP

21 12. Air Bersih 5 unit 13. Sungai 1200 m Jalan Tanah 6000 m Jalan Poros/Hot Mi 450 m Jalan Aspal Penetrasi 1500 m Keadaan Ekonomi Kondisi ekonomi secara kasat mata terlihat jelas perbedaannya antara rumah tangga yang berkategori miskin, sangat miskin, seg kaya. Hal ini disebabkan karena mata pencahariannya di sektor-sektor usaha yang berbeda-beda pula, sebagian besar di sektor non formal seperti buruh bangunan, buruh tani, petani sawah tadah hujan, perkebunan karet sawit, serta ebagian kecil di sektor formal seperti PNS Pemda, honorer, guru, tenaga medis, TNI/Polri, dll Kondisi Pemerintah Pembagian Wilayah Pembagian wilayah dibagi menjadi 3 (tiga) dusun, masing-masing dusun tidak ada pembagian wilayah secara khusus, jadi setiap dusun ada yang memiliki wilayah pertanian perkebunan, sementara pusat desa berada di dusun 1 (satu, setiap dusun dipimpin oleh seorang kepala dusun Struktur Organisasi Pemerintah (SOPD) Struktur organisasi Kecamatan Nasal menganut Sistem Kelembagaan Pemerintahan dengan pola minimal, selengkapnya disajikan dalam gambar sebagai berikut: STRUKTUR PERANGKAT DESA KADES : Drs. Darul Quthni SEKDES : Darmawi I. Kaur Pemerintahan : Sapuan Kaur Pembangunan : Fatahul Mubin Kaur Umum : Helda Ersan KADUS 1 : Tamrin KADUS 2 : Sunardi KADUS 3 : Muslihin RPDP

22 BAB III POTENSI DAN MASALAH 3.1. Potensi Berdasarkan Musyawarah Penjaringan Potensi yang dilakukan dalam musyawarah rencana pengembangan desa (musrenbangdes) untuk penyusunan Rencana Pembangunan Pesisir (RPDP) dalam kegiatan Pengembangan Persisir Tangguh (PDPT) tahun 2012 di ini serta berdasarkan dokumen RPJMDes tahun , didapati Potensi sebagai berikut : Potensi Urusan Wajib Tabel 7. Potensi urusan wajib NO BIDANG POTENSI LOKASI 1 Pendidikan Ada Gedung TK, SD MTs Banyaknya siswa calon siswa untuk TK, SD MTs Aya tenaga guru TK, MI MTs. Ada banyak anak usia sekolah yang putus sekolah Banyaknya siswa SLTP calon siswa SLTP Tingginya minat baca 2 Kesehatan Aya MCK umum Aya Puskesdes Aya bi desa, mantri dukun beranak Aya sarana air bersih (SAB) 3 Sarana Prasana Aya jalan desa penghubung antar dusun Aya Balai Aya jalan usaha tani Aya irigasi desa Dusun II Aya jalan gang penghubung (jalan Dusun I lingkungan) 4 Lingkungan Hidup Aya usaha peternakan unggas sapi Aya potensi lahan budidaya rumput laut Dusun I II Aya potensi terumbu karang Dusun I II 5 Sosial Budaya Aya organisasi kegiatan karang taruna RPDP

23 Aya musholla masjid Aya klub sepakbola volly NO BIDANG POTENSI LOKASI 6 Pemerintahan tersedia lahan yang belum dimanfaatkan 7 Koperasi Usaha Masyarakat Potensi Urusan Pilihan Struktur aparatur desa BPD lengkap Struktur aparatur desa lengkap, aya program pemberdayaan, aya usaha Ada Balai Aya Kelompok Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) Aya berbagai macam jenis usaha Tabel 8. Potensi urusan pilihan NO BIDANG POTENSI LOKASI 1 Pertanian aya lahan perkebunan aya usaha tani perkebunan 2 Perikanan aya usaha budidaya rumput laut aya usaha penangkapan ikan/nelayan aya rumah nelayan aya bangunan TPI aya usaha budidaya ikan air tawar aya potensi gurita alur sudah terbentuk sudah ada SDM tersedia SPBU ada hasil tangkapan 3. Peternakan Aya peternak unggas, sapi kambing 4. Pariwisata Aya aset wisata pantai Laguna 5. Siaga Bencana tersedianya lahan evakuasi tersedianya SDM 6. Mata pencaharian alternatif aya lahan pantai terumbu karang tersedia SDM untuk usaha pertukangan, pembuatan perahu, perbengkelan sablon, kripik ubi, bakso, tahu tempe tersedia potensi kerang laut RPDP

24 3.2. Masalah Berdasarkan Musyawarah Penjaringan Potensi yang dilakukan dalam musyawarah rencana pengembangan desa (musrenbangdes) untuk penyusunan Rencana Pembangunan Pesisir (RPDP) dalam kegiatan Pengembangan Persisir Tangguh (PDPT) tahun 2012 di ini serta berdasarkan dokumen RPJMDes tahun , didapati Permasalahan sebagai berikut : Masalah Urusan Wajib Tabel 9. Masalah urusan wajib NO BIDANG MASALAH LOKASI 1 Pendidikan Masih banyak anak yang belum mendapatkan pendidikan 9 tahun Gedung TK/PAUD tidak memenuhi standar pendidikan, ruang belajar alat bermain masih minim Gedung SD dalam kondisi rusak Dusun I, II Gedung SMP tidak ada pagar sekolah Sarana meja kursi SD SMP sangat memperihatinkan Lantai gedung SMP sudah rusak Gedung perpustakaan belum dilengkapi bukubuku bacaan Guru TK, SD SMP sangat terbatas baik PNS maupun honorer Rendahnya honor guru SD SLTP honorer Tidak aya honor tetap bagi guru TPQ PAUD Kondisi rumah dinas guru yang rusak jumlah yang terbatas Tidak tersedianya sarana olah raga bagi siswa Sulitnya mengikuti pendidikan paket A, B C Ada yang belum mampu menyekolahkan anak ke tingkat SLTA Perguruan Tinggi Dusun I, II Dusun I, II Dusun II RPDP

25 Lemahnya pengetahuan siswa SMP terhadap komputer Belum aya perpustakaan desa NO BIDANG MASALAH LOKASI 2 Kesehatan Masih ada yang tidak memiliki MCK 3 Sarana Prasarana 4 Lingkungan Hidup Masih ada yang tidak memiliki kartu Jamkesda Sangat kurangnya tenaga medis Banayaknya rumah yang tidak layak huni Tidak ada tempat yang memadai untuk kegiatan Posyandu Kurangnya pelayanan kesehatan bagi lansia Aya wabah malaria serta banyaknya wabah penyakit cikungunya Banyak sampah yang dibuang tidak pada tempatnya Masih banyak yang belum mendapat fasilitas air bersih Drainase jalan desa kurang berfungsi karena pengkalan Gorong-gorong rusak tersumbat Belum ada pagar Balai Kantor Belum ada penerangan lampu jalan Belum berfungsinya jalan usaha tani secara maksimal Pembangunan jalan sentra produksi belum menyeluruh Belum aya pembangunan jembatan jalan sentra produksi penghubung antar dusun secara menyeluruh Masih aya yang belum menerima aliran listrik Jalan lingkungan belum menyeluruh diperbaiki Limbah kulit kopi belum dimanfaatkan Limbah kotoran hewan belum dimanfaatkan secara maksimal Belum maksimalnya budidaya rumput laut Terumbu karang yang rusak 5 Sosial budaya Masih lemahnya pemahaman generasi muda terhadap sosial budaya Dusun I, II RPDP

26 Belum ada regenerasi kesenian rebana Belum ada perbaikan sarana prasarana masjid musholla NO BIDANG MASALAH LOKASI Belum ada lembaga adat desa Tidak aya sarana untuk aktifitas seni budaya Tidak aya fasilitas lapangan sepakbola, bola volly, bulu tangkis sepak takraw yang permanen 6 Pemerintahan Masih lemahnya pemahaman generasi muda terhadap sosial budaya Belum ada regenerasi kesenian rebana Belum ada perbaikan sarana prasarana masjid musholla Belum ada lembaga adat desa Tidak aya sarana untuk aktifitas seni budaya Tidak aya fasilitas lapangan sepakbola, bola volly, bulu tangkis sepak takraw yang permanen Belum ada honor untuk kepala dusun 7 Koperasi Usaha Pinjaman SPP ibu-ibu mandiri belum merata usaha bagi miskin kurang berkembang Akses pemasaran hasil usaha masih kurang Masih kurangnya ketrampilan pengelolaan usaha Tidak aya koperasi desa, karena minat yang masih rendah Tidak aya bantuan modal bagi petani perkebunan, peternakan pembudidaya ikan Masalah Urusan Pilihan Tabel 10. Masalah urusan pilihan NO BIDANG MASALAH LOKASI 1 Pertanian Sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi Pemanfaatan lahan tidur untuk pertanian perkebunan belum optimal Aya bibit perkebunan yang tidak terjamin mutunya (tidak bersertifikat) Tidak aya kios saprodi pertanian perkebunan Harga racun herbisida insektisida yang tinggi RPDP

27 Aya hama babi Belum tersedianya alat mesin pertanian Belum aya irigasi desa NO BIDANG MASALAH LOKASI 2 Perikanan Kurangnya pengetahuan akan budidaya rumput laut Hasil tangkapan ikan oleh nelayan belum maksimal Rumah nelayan belum layak huni Belum aya tambatan perahu nelayan TPI belum berfungsi Sulitnya mendapatkan bibit pakan ikan air tawar usaha budidaya rumput laut belum berkembang Belum maksimalnya pembinaan bagi pembudidaya nelayan Belum aya upaya pengembangan budidaya gurita Perahu nelayan sulit melewati alur yang tertutup terumbu karang yang membahayakan keselamatan nelayan Sulitnya mendapatkan suku cag perbaikan peralatan perahu nelayan yang rusak Sulitnya mendapatkan BBM untuk kebutuhan nelayan nelayan sulit mendapatkan kebutuhan melaut saprodi Alat angkut hasil tangkapan belum tersedia 3. Peternakan Bibit sapi tidak berkualitas Kualitas ternak masih rendah Masih banyak ternak yang berkeliaran Harga jual hasil peternakan masih rendah 4. Pariwisata Kurangnya fasilitas hiburan pada lokasi wisata pantai Laguna Belum jelasnya wilayah taman wisata Kurangnya informasi promosi wisata ke luar daerah Kurangnya lahan parkir 5. Siaga Bencana Belum aya jalur evakuasi tsunami Belum aya shelter tempat penampungan pengungsi Belum aya peta resiko bencana Belum aya peralatan penanganan bencana Pantai mengalami abrasi RPDP

28 6. Mata Pencaharian Alternatif 3.3. Pemecahan Masalah Keterampilan bapak-bapak ibu-ibu belum dapat digunakan secara optimal Pemanfaatan potensi kerang laut belum dilakukan secara optimal Berdasarkan Musyawarah Penjaringan Potensi yang dilakukan disetiap dusun dalam musyawarah rencana pengembangan desa (musrenbangdes) dalam kegiatan Pengembangan Persisir Tangguh (PDPT) tahun 2012 di ini serta berdasarkan dokumen RPJMDes tahun , maka diketahui penyebab permasalahan telah disepakati pula beberapa alternative pemecahan masalah sebagai berikut : Tabel 11. Alternatif pemecahan masalah No Masalah Penyebab Potensi I 1 2 Pendidikan Masih banyak anak yang belum mendapatkan pendidikan 9 tahun Kurangnya kapasitas ruangan sekolah kemampuan yang masih rendah Ada Gedung TK, SD MTs Alternatif Tindakan Pemecahan masalah Penambahan kelas/ruang belajar tingkat SLTP Pemberian beasiswa bagi anak yang tidak mampu 3 4 Gedung TK/PAUD tidak memenuhi standar pendidikan, ruang belajar alat bermain masih minim Gedung SD dalam kondisi rusak Kurangnya biaya operasional sekolah Kurangnya biaya operasional sekolah Ada Gedung TK Penambahan ruang belajar penambahan alat bermain anak-anak Rehab gedung SD Gedung SMP tidak ada pagar sekolah Sarana meja kursi SD SMP sangat memperihatinkan Lantai gedung SMP sudah rusak Gedung perpustakaan belum dilengkapi bukubuku bacaan Kurangnya biaya operasional sekolah Kurangnya biaya operasional sekolah Kurangnya biaya operasional sekolah Kurangnya biaya operasional sekolah Ada Gedung SD MTs Banyaknya siswa calon siswa untuk TK, SD MTs Ada Gedung SD MTs Banyaknya siswa calon siswa untuk TK, SD MTs Pembangunan pagar sekolah Penyediaan sarana belajar SD SMP Perbaikan gedung SLTP Penambahan koleksi buku-buku perpustakaan RPDP

29 9 Guru TK, SD SMP sangat terbatas baik PNS maupun honorer Kurangnya penempatan guru oleh pemerintah Aya tenaga guru TK, MI MTs. Penambahan guru negeri tingkat TK, SD SLTP No Masalah Penyebab Potensi Rendahnya honor guru SD SLTP honorer Tidak aya honor tetap bagi guru TPQ PAUD Kondisi rumah dinas guru yang rusak jumlah yang terbatas Kurangnya biaya operasional sekolah kurangnya sumber pembiayaan Kurangnya biaya operasional sekolah Alternatif Tindakan Pemecahan masalah Peningkatan honor bagi guru SD SLTP honorer Pemberian honor tetap untuk guru TPQ PAUD Rehab rumah dinas guru SD Penambahan rumah dinas guru SMP Nasal II Tidak tersedianya sarana olah raga bagi siswa Sulitnya mengikuti pendidikan paket A, B C Ada yang belum mampu menyekolahkan anak ke tingkat SLTA Perguruan Tinggi Lemahnya pengetahuan siswa SMP terhadap komputer Belum aya perpustakaan desa Kesehatan Masih ada yang tidak memiliki MCK Masih ada yang tidak memiliki kartu Jamkesda Sangat kurangnya tenaga medis Kurangnya biaya operasional sekolah Belum aya lembaga penyelenggara paket A,B C Belum aya sekolah tingkat SLTA Perguruan Tinggi Kurangnya biaya operasional sekolah Kurangnya pembiayaan pembangunan sarana prasarana Kurangnya fasilitas MCK Kurangnya fasilitas jamkesda yang disediakan pemerintah Kurangnya penempatan tenaga medis oleh Ada Gedung SD MTs Ada banyak anak usia sekolah yang putus sekolah Banyaknya siswa SLTP calon siswa SLTP Ada Gedung SMP banyaknya siswa Tingginya minat baca Aya MCK umum Aya Puskesdes Aya bi desa, mantri dukun beranak Penyediaan sarana olah raga di tingkat SLTP Pendirian Lembaga Pendidikan Luar Sekolah Pendirian sekolah tingkat SLTA Pengadaan komputer untuk SMP Pembangunan gedung perpustakaan desa Pembangunan WC umum Penambahan Jamkesmas Penambahan tenaga medis di Puskesdes RPDP

30 pemerintah No Masalah Penyebab Potensi III Banayaknya rumah yang tidak layak huni Tidak ada tempat yang memadai untuk kegiatan Posyandu Kurangnya pelayanan kesehatan bagi lansia Aya wabah malaria serta banyaknya wabah penyakit cikungunya Banyak sampah yang dibuang tidak pada tempatnya Masih banyak yang belum mendapat fasilitas air bersih Sarana Prasarana Drainase jalan desa kurang berfungsi karena pengkalan Gorong-gorong rusak tersumbat Belum ada pagar Balai Kantor Belum ada penerangan lampu jalan Belum berfungsinya jalan usaha tani secara maksimal Kemapuan yang rendah untuk memperbaiki rumah Kurangnya pembiayaan untuk pendirian bangunan posyandu Pelayanan posyandu yang belum optimal Kurangnya upaya pemberantasan nyamuk Belum aya tempat sampah umum SAB yang ada belum menjangkau seluruh rumah warga Siring belum permanen Gorong-gorong terlalu kecil Kurangnya sumber pembiayaan Kurangnya sumber pembiayaan Kondisi jalan yang belum layak Aya MCK umum Aya Puskesdes Aya Puskesdes Aya Puskesdes Aya sarana air bersih (SAB) Aya jalan desa penghubung antar dusun Aya jalan desa penghubung antar dusun Aya Balai Aya Balai Aya jalan desa penghubung antar dusun Aya jalan usaha tani Alternatif Tindakan Pemecahan masalah Bedah rumah untuk miskin Pembangunan gedung posyandu Pemberantasan nyamuk melalui fogging Pembuatan tempat sampah umum Penyediaan alat angkut sampah Pengadaan pemasangan jaringan air bersih Pembanguan siring pasang (Drainase) Perbaikan gorong-gorong menggunakan yang lebih besar Pembangunan pagar Balai Pembangunan Kantor Pengadaan lampu jalan Pengerasan jalan usaha tani RPDP

31 7 8 Aya jalan usaha tani Aya jalan usaha tani Pembuatan tembok penahan tanah/tebing (TPT) Normalisasi siring sawah No Masalah Penyebab Potensi IV Pembangunan jalan sentra produksi belum menyeluruh Belum aya pembangunan jembatan jalan sentra produksi penghubung antar dusun secara menyeluruh Masih aya yang belum menerima aliran listrik Jalan lingkungan belum menyeluruh Lingkungan Hidup Limbah kulit kopi belum dimanfaatkan Limbah kotoran hewan belum dimanfaatkan secara maksimal Belum maksimalnya budidaya rumput laut Terumbu karang yang rusak Jalan masih terbatas Masih aya jembatan yang rusak atau kurang layak Masih ada rumah warga yang belum mendapatkan perbaikan jalan lingkungan Belum ada peraturan pengelolaan limbah pertanian Belum tahu pengelolaan limbah ternak Kurangnya permodalan peralatan budidaya Kurangnya pengetahuan tentang arti penting terumbu karang Aya jalan usaha tani Aya jalan desa penghubung antar dusun Aya jalan gang penghubung (jalan lingkungan) Aya usaha peternakan unggas sapi Aya potensi lahan budidaya rumput laut Aya potensi terumbu karang Aya potensi terumbu karang Aya potensi terumbu karang Alternatif Tindakan Pemecahan masalah Penambahan jalan usaha tani sentra produksi Pembangunan jembatan penghubung antar dusun desa Pembangunan jalan lingkungan desa (sirtu) Penyusunan Perdes pengelolaan kegiatan usaha yang berdampak terhadap lingkungan Pelatihan pembuatan pupuk kompos Pelatihan pembuatan biogas energi terbarukan Pemberian bantuan modal usaha pelatihan teknis budidaya Sosialisasi terumbu karang Pembentukan kelompok peduli karang Rehabilitasi karang yang rusak RPDP

32 8 Aya potensi terumbu karang Penetapan zona perlindungan karang melalui Perdes No Masalah Penyebab Potensi V. Sosial Budaya VI Masih lemahnya pemahaman generasi muda terhadap sosial budaya Belum ada regenerasi kesenian rebana Belum ada perbaikan sarana prasarana masjid musholla Belum ada lembaga adat desa Tidak aya sarana untuk aktifitas seni budaya Tidak aya fasilitas lapangan sepakbola, bola volly, bulu tangkis sepak takraw yang permanen Koperasi Usaha Masyarakat Pinjaman SPP ibu-ibu mandiri belum merata usaha bagi miskin kurang berkembang Akses pemasaran hasil usaha masih Kurangnya keterlibatan generasi muda dalam kegiatan sosial budaya Kurangnya keterlibatan generasi muda dalam kegiatan seni rebana Kurangnya pembiayaan Kurangnya informasi adat pembiayaan Kurangnya pembiayaan Kurangnya pembiayaan Kurangnya modal usaha Kurangnya modal usaha Tidak aya kelembagaan Aya organisasi kegiatan karang taruna Aya organisasi kegiatan karang taruna Aya musholla masjid Aya organisasi kegiatan karang taruna Aya klub sepakbola volly Aya Kelompok Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) Aya Kelompok Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) Aya usaha Alternatif Tindakan Pemecahan masalah Peningkatan kapasitas keterampilan generasi muda dalam big sosial seni budaya Pembentukan grup kesenian rebana remaja mulai dari tingkat SD Rehab peningkatan sarana prasarana masjid musholla Pembangunan rumah adat beserta kelengkapan acara adat Pembuatan gedung serbaguna pengadaan tenda serta perangkat resepsi Pembangunan lapangan volly bulu tangkis secara permanen Penambahan modal untuk kegiatan simpan pinjam SPP Peningkatan akses pembiayaan melalaui kegiatan simpan pinjam Pembentukan kelembagaan usaha RPDP

33 kurang kurangnya pengetahuan pemasaran 4 Masih kurangnya ketrampilan pengelolaan usaha Kurangnya pembinaan bagi usaha kecil Aya usaha pelatihan keterampilan usaha No Masalah Penyebab Potensi 5 6 VII Tidak aya koperasi desa, karena minat yang masih rendah Tidak aya bantuan modal bagi petani perkebunan, peternakan pembudidaya ikan Pemerintahan Belum ada honor untuk kepala dusun Belum difungsikannya tanah kas desa Rendahnya kinerja aparatur desa BPD Tidak aya kelembagaan kurangnya pengetahuan Kurangnya sumber permodalan Belum tersedia anggaran tanah yang tidak produktif Belum aya pelatihan aparatur desa BPD yang memadai Minimnya honor aparatur desa BPD Sarana kerja aparatur desa BPD belum mencukupi, seperti ATK, komputer belum tersedia Tidak aya pakaian seragam aparatur desa BPD Biaya operasional kantor yang rendah tidak mencukupi Belum aya kendaraan operasional desa Aya usaha Aya usaha Struktur aparatur desa lengkap tersedia lahan yang belum dimanfaatkan Struktur aparatur desa BPD lengkap Struktur aparatur desa BPD lengkap Struktur aparatur desa BPD lengkap Struktur aparatur desa BPD lengkap Struktur aparatur desa BPD lengkap Struktur aparatur desa BPD lengkap Alternatif Tindakan Pemecahan masalah Pembentukan koperasi desa pembinaan usaha Bantuan permodalan melalui koperasi perbankan Penyediaan honor kepala dusun melalui kas desa Pengadaan tanah kas desa yang produktif Pelatihan bagi aparatur desa BPD Penambahan honor aparat desa BPD Penyediaan sarana kerja aparatur desa BPD berupa ATK komputer Penyediaan pakaian seragam aparat desa BPD Penambahan biaya operasional kantor desa Penyediaan kendaraan operasional desa RPDP

34 9 Data base profil desa belum lengkap kurangnya kemampuan pembaharuan data Struktur aparatur desa lengkap Pembiayaan pembuatan data base profil desa No Masalah Penyebab Potensi 10 Belum memiliki sumber pendapatan desa Balai belum ada 11 meteran PLN Pemahaman terhadap peraturan perungungan perda masih 12 lemah VIII. Pertanian Sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi Pemanfaatan lahan tidur untuk pertanian perkebunan belum optimal Aya bibit perkebunan yang tidak terjamin mutunya (tidak bersertifikat) Tidak aya kios saprodi pertanian perkebunan Harga racun herbisida insektisida yang tinggi belum ada peraturan sumber pendapatan desa Belum ada pembiayaan kurangnya sosialisasi keterbatasan pasokan pupuk kurangnya pembiayaan kurangnya pengetahuan pembiayaan kurangnya pembiayaan sulitnya mendapatkan racun herbisida insektisida 6 Aya hama babi belum ada upaya pengendalian hama 7 Belum tersedianya alat mesin pertanian kurangnya pembiayaan Struktur aparatur desa lengkap, aya program pemberdayaan, aya usaha Ada Balai aya lahan perkebunan aya lahan perkebunan aya lahan perkebunan aya usaha tani perkebunan aya usaha tani perkebunan aya usaha tani perkebunan aya usaha tani perkebunan Alternatif Tindakan Pemecahan masalah Pembuatan Perdes tentang APBDes Penyediaan meteran listrik melalui PLN Sosialisaasi pemahaman UU Perdes Pengadaan pupuk bersubsidi Pemanfaatan lahan tidur dengan usaha tani terpadu Pengadaan bibit perkebunan yang bersertifikasi Penyediaan kios saprodi pertanian Penyediaan herbisida insektisida Pengendalian hama babi Pengadaan hand traktor, mesin alkon, mesin perontok padi, mesin gendong kopi mesin tebas kebun RPDP

35 8 Belum aya irigasi desa kurangnya pembiayaan IX. Perikanan kurangnya Kurangnya pengetahuan 1 pembinaan akan budidaya rumput laut pelatihan 2 Hasil tangkapan ikan oleh nelayan belum maksimal kurangnya sarana produksi, alat tangkap masih tradisional aya usaha tani perkebunan aya usaha budidaya rumput laut aya usaha penangkapan ikan/nelayan Pembangunan irigasi desa Pembinaan pelatihan budidaya rumput laut Pengadaan perahu, mesin alat tangkap ikan No Masalah Penyebab Potensi 3 4 Rumah nelayan belum layak huni Belum aya tambatan perahu nelayan 5 TPI belum berfungsi kurangnya pembiayaan kurangnya pembiayaan lemahnya pengelolaan TPI aya rumah nelayan aya usaha penangkapan ikan/nelayan aya bangunan TPI Alternatif Tindakan Pemecahan masalah Bantuan bedah rumah nelayan Pembangunan tamabatan perahu pelabuhan Pelatihan pengelola TPI 6 Pengadaan alat perlengkapan TPI 7 Sulitnya mendapatkan bibit pakan ikan air aya usaha budidaya ikan air Pengadaan bibit tawar kurangnya pasokan tawar pakan ikan air tawar usaha budidaya rumput laut belum berkembang Belum maksimalnya pembinaan bagi pembudidaya nelayan Belum aya upaya pengembangan budidaya gurita Perahu nelayan sulit melewati alur yang tertutup terumbu karang yang membahayakan keselamatan nelayan Sulitnya mendapatkan suku cag perbaikan peralatan perahu nelayan yang rusak Sulitnya mendapatkan BBM untuk kebutuhan nelayan Alat angkut hasil tangkapan belum tersedia kurangnya permodalan kurangnya pembiayaan kurangnya pengetahuan aya karang yang menutupi alur kurangnya pembiayaan kurangnya pembiayaan kurangnya pembiayaan aya usaha budidaya rumput laut aya usaha budidaya penangkapan aya potensi gurita alur sudah terbentuk sudah ada SDM tersedia SPBU ada hasil tangkapan Bantuan permodalan usaha budidaya rumput laut Pelatihan penyuluhan bagi nelayan pembudidaya ikan Pelatihan pengembangan budidaya gurita Pembukaan alur perahu nelayan yang terhalang karang Pengadaan alat-alat perbengkelan perahu/sampan (docking/workshop) Penyediaan kios BBM khusus nelayan Pengadaan alat transportasi motor roda RPDP

36 tiga nelayan sulit mendapatkan 15 kebutuhan melaut saprodi X. Peternakan 1 Bibit sapi tidak berkualitas kurangnya pembiayaan untuk mendirikan warung kurangnya pengetahuan pembiayaan aya nelayan aya peternak Pembangunan sarana prasarana usaha warung pesisir Pengadaan bibit sapi berkualitas No Masalah Penyebab Potensi XI. 1 2 Kualitas ternak masih rendah Masih banyak ternak yang berkeliaran Harga jual hasil peternakan masih rendah Pariwisata Kurangnya fasilitas hiburan pada lokasi wisata pantai Laguna Belum jelasnya wilayah taman wisata pakan yang diberikan pada ternak seaya Kurangnya pembinaan bagi peternak Kurangnya vaksinasi ternak tidak tersedia kang sistem pemasaran belum terbentuk kurangnya permodalan tidak tersedianya pagar pembatas 3 tidak tersedianya pos penjaga aya peternak aya peternak aya peternak aya peternak aya peternak Aya aset wisata pantai Laguna Aya aset wisata pantai Laguna Aya aset wisata pantai Laguna Alternatif Tindakan Pemecahan masalah Pengadaan pakan ternak unggas sapi berkualitas Pelatihan penanganan hewan ternak Pengadaan vaksinasi ternak Bantuan pembuatan kang ternak Pengelolaan pemasaran hewan ternak Pembangunan sarana permainan hiburan di pantai Laguna Pembangunan pagar permanen di kawasan wisata Laguna Pembangunan pos penjagaan wisata 4 Kurangnya informasi promosi wisata ke luar daerah kurangnya pembiayaan 5 Kurangnya lahan parkir penataan area kurang optimal XII. Siaga Bencana Aya aset wisata pantai Laguna Aya aset wisata pantai Laguna Pengembangan pusat informasi wisata promosi melalaui media cetak elektronik Penataan tempat parkir khusus RPDP

37 Belum aya jalur evakuasi tsunami Belum aya shelter tempat penampungan pengungsi Belum aya peta resiko bencana Belum aya peralatan penanganan bencana 5 Pantai mengalami abrasi kurangnya pembiayaan kurangnya pembiayaan kurangnya pembiayaan kurangnya pembiayaan hempasan gelombang rusaknya terumbu karang tersedianya lahan tersedianya lahan tersedianya SDM aya lahan pantai terumbu karang Pembangunan jalan evakuasi tsunami Pembangunan shelter tempat penampungan pengungsi Pembuatan peta resiko bencana Penagaan peralatan penanganan bencana Rehabilitasi vegetasi pantai (penanaman ketapang cemara) No 6 7 XIII. 1 2 Masalah Mata Pencaharian Alternatif Keterampilan bapakbapak ibu-ibu belum dapat digunakan secara optimal Pemanfaatan potensi kerang laut belum dilakukan secara optimal Penyebab kurangnya pembiayaan kurangnya pembiayaan Potensi aya lahan pantai terumbu karang aya lahan pantai terumbu karang tersedia SDM untuk usaha pertukangan, pembuatan perahu, perbengkelan sablon, kripik ubi, bakso, tahu tempe tersedia potensi kerang laut Alternatif Tindakan Pemecahan masalah Rehabilitasi terumbu karang Pembangunan alat pemecah ombak Pengembangan usaha sebagai mata pencaharian alternatif pesisir bagi kaum bapak ibu Pengadaan alat kerajinan asesoris betik RPDP

38 BAB IV RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR 4.1. Visi Misi Visi memiliki Visi Misi. Visi berdasarkan Visi Misi Kepala terpilih. Visi merupakan suatu gambaran yang menunjukkan tentang keadaan pembangunan, yang diinginkan dengan melihat seluruh potensi kebutuhan. Penyusunan Visi ini dilakukan dengan penjajagan pendekatan dengan yang melibatkan berbagai pihak-pihak yang berkepentingan di di antaranya Pemerintah, BPD, Tokoh Masyarakat, tokoh agama, lembaga desa desa sendiri pada umumnya. Visi : Membangun Dengan Menitikberatkan Pada Big Pertanian, Perikanan Dan Kelautan Dan Meningkatkan Sumberdaya Manusia Yang Intelektual Misi Selain Penyusunan Visi juga telah ditetapkan misi-misi yang memuat sesuatu pernyataan yang harus dilaksanakan oleh agar tercapainya visi desa tersebut. Visi berada di atas Misi. Pernyataan Visi kemudian dijabarkan ke dalam misi agar dapat di operasionalkan / dikerjakan. Adapun Misi adalah : 1. Mengembangkan kesadaran akan pentingnya pendidikan 2. Perbaikan pembangunan infrastruktur pendidikan 3. Peningkatan kapasitas melalui pelatihan-pelatihan untuk mengembangkan kualitas SDM 4. Peerbaikan peningkatan layanan kesehatan 5. Peningkatan sarana prasarana perikanan kelautan 6. Meningkatkan pertanian sebagai swasembada beraas 7. Meningkatkan keterampilan petani, nelayan umum 8. Peningkatan modal usaha petani, nelayan umum RPDP

39 9. Peningkatan kualitas, kinerja sarana prasarana aparatur desa BPD 10. Meningkatkan kesiagaan terhadap bencana 4.2. Program Kegiatan Rencana Pengembangan Pesisir ini, kemudian digunakan sebagai salah satu referensi dalam penyusunan reneana detail kegiatan pengembangan desa pesisir, yang dapat meliputi: aspek ekologi, ekonomi, sosial yang dijabarkan dalam lima focus pengembangan kegiatan yaitu Bina Kesiapsiagaan terhadap Beneana Perubahan Iklim, Bina Lingkungan Infrastruktur, Bina Sumberdaya, Bina Manusia, Bina Usaha. Dari ketiga aspek yang telah disebutkan di atas, pada prinsipnya muatan PDPT lebih menekankan pada kegiatan penguatan kapasitas kelembagaan, pembangunan lingkungan infrastruktur, sumberdaya serta kemandirian ekonomi, yang diharapkan dapat mampu meningkatkan ketangguhan dengan meminimalkan dampak kerugian akibat beneana perubahan iklim di desa-desa pesisir. Adapun fokus pengembangan kegiatan yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Bina Manusia, yaitu kegiatan yang mencakup peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam rangka mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), peningkatan kapasitas kelembagaan baik formal maupun informal, memperluas meningkatkan kerja sama, memperbaiki budaya kerja, gotong royong, tanggung jawab, disiplin, hemat serta menghilangkan sifat negatif boros konsumtif; 2. Bina Usaha, yaitu kegiatan yang mencakup peningkatan keterampilan usaha, perluasan mata pencaharian alternatif, pengelolaan bisnis skala kecil penguasaan teknologi. Selain itu, program ini meningkatkan mempermudah akses terhadap sumber daya, teknologi, modal, pasar, informasi pembangunan. Dengan dilaksanakannya program ini diharapkan terbangun kemitraan dengan pelaku usaha terbangunnya system insentif administrasi serta penaan secara formal informal; 3. Bina Sumber Daya, yaitu kegiatan yang menitikberatkan pada upaya memperkuat kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya, revitalisasi hak ulayat hak lokal, penerapan monitoring, controlling and surveillance dengan prinsip partisipasi lokal, penerapan teknologi ramah lingkungan, mendorong RPDP

40 pengembangan teknologi asli, merehabilitasi habitat, konservasi, memperkaya sumber daya; 4. Bina Lingkungan atau Infrastruktur, yaitu kegiatan yang mencakup pembangunan infrastruktur, rehabilitasi vegetasi pantai pengendalian pencemaran melalui pendekatan perencanaan pembangunan secara spasial dalam rangka mendorong peningkatan peran pesisir dalam penataan pengelolaan lingkungan sekitarnya; 5. Bina Siaga Bencana atau Perubahan Iklim, yaitu kegiatan yang mencakup usahausaha pengurangan risiko bencana dampak perubahan iklim, rencana aksi desa dalam pengurangan risiko bencana, penyadaran, gladi/latihan secara reguler, memudahkan akses data informasi bencana, pembangunan sarana prasarana penanggulangan bencana Cantara lain jalur evakuasi, shelter, struktur pelindung terhadap bencana, fasilitas kesehatan, cagan strategis desa) yang menekankan pada partisipasi keswadayaan dari kelompok-kelompok sosial yang terdapat pada /komunitas pesisir. RPDP

DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) DESA YOPMEOS

DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) DESA YOPMEOS DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) DESA YOPMEOS 2012-2016 KABUPATEN TELUK WONDAMA 2012 RPDP Yopmeos 2012-2016 1 Tabel 12. Program kegiatan perencanaan pembangunan Yopmeos 2012-2016 No Program

Lebih terperinci

DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) DESA SOMBOKORO

DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) DESA SOMBOKORO DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) DESA SOMBOKORO 0-06 KABUPATEN TELUK WONDAMA 0 RPDP Sombokoro 0-06 Tabel. Program kegiatan perencanaan pembangunan Sombokoro 0-06 No Program Kegiatan Tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Desa Alam Panjang adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Rumbio Jaya

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Desa Alam Panjang adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Rumbio Jaya BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Lokasi Penelitia Desa Alam Panjang adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Rumbio Jaya Kabupaten Kampar yang menurut beberapa tokoh masyarakat desa dikenal karena

Lebih terperinci

Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir

Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir i Kata Pengantar Kegiatan pembangunan di wilayah pesisir dan Pulau-Pulau Kecil mempunyai potensi dampak kerusakan habitat, perubahan pada proses

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KAUR PROVINSI BENGKULU

PEMERINTAH KABUPATEN KAUR PROVINSI BENGKULU PEMERINTAH KABUPATEN KAUR PROVINSI BENGKULU DOKUMEN REVIEW RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR ( RPDP ) TAHUN 2012-2016 DESA BATU LUNGUN KECAMATAN NASAL P E N G E M B A N G A N D E S A P E S I S I R T A

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan 29 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Teluk Mesjid Desa Teluk Mesjid adalah suatu wilayah di kecamatan Sungai Apit kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa Pesisir di Indonesia dihadapkan pada empat persoalan pokok, yakni: (1) tingginya tingkat kemiskinan masyarakat pesisir; pada tahun 2010 kemiskinan di desa-desa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Kondisi Desa 1. Sejarah Desa Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam gunung berapi di Magelang Kecamatan Serumbung Jawa tengah. Pada

Lebih terperinci

BAB. II GAMBARAN TENTANG DESA PAYUNG SEKAKI KECAMATAN TAMBUSAI UTARA ROHUL

BAB. II GAMBARAN TENTANG DESA PAYUNG SEKAKI KECAMATAN TAMBUSAI UTARA ROHUL 1 BAB. II GAMBARAN TENTANG DESA PAYUNG SEKAKI KECAMATAN TAMBUSAI UTARA ROHUL A. Sejarah Desa Pada masa Orde Baru tepatnya pada masa kepimimpinan Presiden SUHARTO pada tahun 1982. Warga Masyarakat umumnya

Lebih terperinci

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KOTA PRABUMULIH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

MEMUTUSKAN : Menetapkan : SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN BINTAN

Lebih terperinci

DAFTAR KEWENANGAN GAMPONG BERDASARKAN HAK ASAL USUL

DAFTAR KEWENANGAN GAMPONG BERDASARKAN HAK ASAL USUL LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN GAMPONG BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA GAMPONG DALAM KABUPATEN BIREUEN DAFTAR KEWENANGAN GAMPONG

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang 1. Keadaan Fisik a. Letak 62 Kelurahan Proyonangan Utara merupakan kelurahan salah satu desa pesisir di Kabupaten Batang Provinsi

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.157, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEJAHTERAAN. Penanganan. Fakir Miskin. Pendekatan Wilayah. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5449) PERATURAN

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2009 TENTANG PERAN SERTA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 2 0 T A H U N TANGGAL :

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 2 0 T A H U N TANGGAL : STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH PENDIDIKAN TK DAN SD PENDIDIKAN SMP DAN SM TENAGA PENDIDIKAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH PENGAJARAN TK DAN SD PENGAJARAN SMP DAN SM TENAGA

Lebih terperinci

REKAPITULASI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDes) TAHUN

REKAPITULASI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDes) TAHUN DESA KECAMATAN KABUPATEN PROVINSI : SUKARAJA : SINDANGKASIH : CIAMIS : JAWA BARAT REKAPITULASI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDes) TAHUN 2014-2019 No Bidang Jenis Kegiatan 1 2 3 4 5 7 1

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN SIDOARJO DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA KLEPU TAHUN DITETAPKAN DENGAN PERATURAN DESA KLEPU NO TAHUN 2014

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA KLEPU TAHUN DITETAPKAN DENGAN PERATURAN DESA KLEPU NO TAHUN 2014 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA KLEPU TAHUN 2014-2018 DITETAPKAN DENGAN PERATURAN DESA KLEPU NO TAHUN 2014 DESA KLEPU KECAMATAN KRANGGAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 PERATURAN DESA KLEPU NOMOR

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENDAMPINGAN DESA DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.160.2015 KEMENDESA-PDT-TRANS. Desa. Pendampingan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PROFIL KEPALA DESA. Perkebunan dan Peternakan Dewan Koperasi Indonesia Wilayah Sumatera Selatan ( ) Free Powerpoint Templates Page 2

PROFIL KEPALA DESA. Perkebunan dan Peternakan Dewan Koperasi Indonesia Wilayah Sumatera Selatan ( ) Free Powerpoint Templates Page 2 PROFIL KEPALA DESA Nama : H.Muhamad Toufik, Msi TTL : Gumawang OKUT, 03 Maret 1975 Pendidikan : S2, Universitas Sriwijaya Pengalaman Kerja : - Anggota DPRD (2009 2014) -Tim Pakar DPRD OKI (2015 2016) -kepala

Lebih terperinci

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah

Lebih terperinci

KEPALA DESA CABAK KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI PERATURAN DESA CABAK NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA CABAK KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI PERATURAN DESA CABAK NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG KEPALA DESA CABAK KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI PERATURAN DESA CABAK NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKP-Desa) DESA CABAK TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Pembangunan desa merupakan bagian dari pembagunan daerah nasional. Undang

IV. GAMBARAN UMUM. Pembangunan desa merupakan bagian dari pembagunan daerah nasional. Undang IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Desa Banyumas 1. Sejarah Berdirinya Desa Banyumas Pembangunan desa merupakan bagian dari pembagunan daerah nasional. Undang undang No.2 Tahun 1999 tentang pemerintahan

Lebih terperinci

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR 5.1. Visi dan Misi Pengelolaan Kawasan Konservasi Mengacu pada kecenderungan perubahan global dan kebijakan pembangunan daerah

Lebih terperinci

DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR ( RPDP ) DESA PEMATANG SEI BARU TAHUN

DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR ( RPDP ) DESA PEMATANG SEI BARU TAHUN DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR ( RPDP ) DESA PEMATANG SEI BARU TAHUN 2014-2016 Pengembangan Pesisir Tangguh(PDPT) Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan 2014-2016 NASKAH RENCANA PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN Menimbang : a. PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA, bahwa dengan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2094,2014 KEMENDAGRI. Desa. Pembangunan. Pedoman. MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN SERANG

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN SERANG BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 23 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN SERANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAMPIRAN I PERATURAN STRUKTUR ORGANISASI DAERAH STAF AHLI 1. STAF AHLI HUKUM, POLITIK DAN PEMERINTAHAN 2. STAF AHLI EKONOMI, DAN PEMBANGUNAN 3. STAF AHLI KEMASYARAKATAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA SEKRETARIS

Lebih terperinci

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG -1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN GAMPONG BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA GAMPONG DI KABUPATEN ACEH TIMUR

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

Mengingat :.1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 tentang

Mengingat :.1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 tentang BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR Y TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Hasil identifikasi kerentanan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM DESA), TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM DESA), TAHUN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM DESA), TAHUN 2015 2018 D e s a : Merpati K e c a m a t a n : Tangaran K a b u p a t e n : Sambas T a h u n : 2015 2018 Waktu Bidang / Jenis Kegiatan Sifat

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dikenal karena keberadaan Desa Gobah berada diantara Sungai Kampar dan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dikenal karena keberadaan Desa Gobah berada diantara Sungai Kampar dan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Gobah Desa Gobah adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar ini yang menurut beberapa tokoh masyarakat Desa Gobah dikenal karena

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Trimodadi Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Trimodadi Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Desa Trimodadi 1. Kondisi Geografis Desa Trimodadi Desa Trimodadi Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara terletak pada ketinggian 120 m dari

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT KEPALA DINAS

STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT KEPALA DINAS LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN PERENCANAAN PROGRAM, EVALUASI DAN PELAPORAN TK DAN PENDIDIKAN DASAR PENDIDIKAN MENENGAH DAN KEJURUAN PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL

Lebih terperinci

Oleh: Bito Wikantosa Kasubdit Perencanaan dan Pembangunan Partisipatif

Oleh: Bito Wikantosa Kasubdit Perencanaan dan Pembangunan Partisipatif Oleh: Bito Wikantosa Kasubdit Perencanaan dan Pembangunan Partisipatif LATAR BELAKANG MASALAH Definisi Desa menurut UU Desa Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya

Lebih terperinci

KEPALA BADAN BIDANG PAUD DAN PK-PLK SEKSI KURIKULUM SEKSI TENAGA PENDIDIK & KEPENDIDIKAN SEKSI SARANA PRASARANA U P T

KEPALA BADAN BIDANG PAUD DAN PK-PLK SEKSI KURIKULUM SEKSI TENAGA PENDIDIK & KEPENDIDIKAN SEKSI SARANA PRASARANA U P T 104 105 LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA KEPALA BADAN TK / SD SMP / SMA / SMK PAUD DAN PK-PLK PENDIDIKAN INFORMAL & FORMAL PEMUDA OLAH RAGA KURIKULUM

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dilapangan serta analisis yang dilaksanakan pada bab terdahulu, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk merumuskan konsep

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Ambon Tahun 2014 memuat program kegiatan yang diarahkan sepenuhnya bagi pencapaian prioritas tahun 2014. Lebih

Lebih terperinci

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.158, 2015 KEMENDESA-PDT-TRANS. Kewenangan. Hak Asal-Usul. Lokal. Berskala Desa. Pedoman. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Luas wilayah ha. 33 kecamatan 12 kelurahan 378 desa Rukun Warga (RW) Rukun Tetangga (RT).

GAMBARAN UMUM. Luas wilayah ha. 33 kecamatan 12 kelurahan 378 desa Rukun Warga (RW) Rukun Tetangga (RT). GAMBARAN UMUM Luas wilayah 353.486 ha. 33 kecamatan 12 kelurahan 378 desa 3.156 Rukun Warga (RW) 14.695 Rukun Tetangga (RT). Jumlah penduduk 2.544.315 (Pertumbuhan 0.68%) Laki-laki 50.25% Perempuan 49.75%

Lebih terperinci

Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan

Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia 14 Desember 2015 PROGRAM PENGUATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKP-DESA) TAHUN ANGGARAN : 2017

RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKP-DESA) TAHUN ANGGARAN : 2017 RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKP-DESA) TAHUN ANGGARAN : 2017 DESA : BORIKAMASE KECAMATAN : MAROS BARU KABUPATEN : MAROS PROVINSI : SULAWESI SELATAN Bidang/ Jenis No Waktu Rencana Kerja Kerja Lokasi Volume

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SABU RAIJUA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

KEWENANGAN KEGIATAN 3 4

KEWENANGAN KEGIATAN 3 4 LAMPIRAN III. DAFTAR KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA Surat Bupati Pemalang Nomor : 050/ 2252 Dinpermasdes Tanggal : 15 Agustus 2017 N0 BIDANG 1. Bidang a. Pengembangan poskesehatan Desa dan 1) Pembangunan

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Pada dasarnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banggai Kepulauan tahun 2011-2016 diarahkan untuk menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahannya diatur dalam undangundang.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahannya diatur dalam undangundang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia merupakan negara yang menganut asas desentralisasi dan dalam pemerintahan memberikan otonomi daerah. Penyelenggaraan otonomi daerah

Lebih terperinci

BUPATI WAKIL BUPATI SEKRETARIS DAERAH ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN BAGIAN ADMINISTRASI SUMBER DAYA ALAM BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

BUPATI WAKIL BUPATI SEKRETARIS DAERAH ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN BAGIAN ADMINISTRASI SUMBER DAYA ALAM BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH NOMOR : 13 TAHUN 2008 TANGGAL : 8 MEI 2008 STRUKTUR ORGANISASI DAERAH BUPATI WAKIL BUPATI STAF AHLI : 1. EKONOMI DAN PEMBANGUNAN 2. HUKUM DAN POLITIK. 3. PEMERINTAHAN SEKRETARIS

Lebih terperinci

Disampaikan pada: SOSIALISASI PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA dan TRANSISI PNPM MANDIRI Jakarta, 30 April 2015

Disampaikan pada: SOSIALISASI PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA dan TRANSISI PNPM MANDIRI Jakarta, 30 April 2015 KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERMENDES NO.1: Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa PERMENDES NO.5: Penetapan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN TENTANG LOKASI PENELITIAN. dikenal karenawilayahnya yangsangat panjang malah ada satu dusun yakni

BAB II GAMBARAN TENTANG LOKASI PENELITIAN. dikenal karenawilayahnya yangsangat panjang malah ada satu dusun yakni BAB II GAMBARAN TENTANG LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Alam Panjang Desa Alam Panjang adalah nama suatu wilayah dikecamatan Rumbio JayaKabupaten Kampar yang menurut beberapa tokoh masyarakat desa dikenal

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kampar adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kampar adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau, BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Kampar adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau, Indonesia. Disamping julukan Bumi Sarimadu, Kabupaten Kampar yang beri bukota di

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH KABUPATEN POSO 1 PEMERINTAH KABUPATEN POSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POSO, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMK Aceh Tamiang Tahun 2013-2017, baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 24 2004 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH DENGAN MENGHARAP BERKAT DAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU WATA

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DESA BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa Desa sebagai

Lebih terperinci

BAB II PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB II PROFIL LOKASI PENELITIAN BAB II PROFIL LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Desa Tapung Lestari adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten kampar yang menurut beberapa tokoh masyarakat Desa Tapung Lestari dikenal

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera,

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera, KATA PENGANTAR Salam Sejahtera, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunianya, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

PERATURAN DESA LONJOBOKO NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG RANCANGAN KEWENANGAN DESA

PERATURAN DESA LONJOBOKO NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG RANCANGAN KEWENANGAN DESA PERATURAN DESA LONJOBOKO NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG RANCANGAN KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA LONJOBOKO, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37 ayat (2)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG GERAKAN MEMBANGUN DESA MANGGATANG UTUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lampung Tengah. Kecamatan Bangun Rejo merupakan pemekaran

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN,

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 63 Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER

BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER 4.1. Keadaan Umum Lokasi Desa Cibaregbeg masuk wilayah Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur, yang merupakan tipologi desa dataran rendah dengan luas

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DESA MALIAYA DI KECAMATAN MALUNDA KABUPATEN MAJENE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA DENGAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan 24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA SERTA PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN PESAWARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG Misi untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman dan berkualitas tinggi merupakan prasyarat mutlak untuk dapat mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera. Sumberdaya manusia yang

Lebih terperinci

PERATURAN DESA BANGUNJIWO NOMOR 01 TAHUN 2015

PERATURAN DESA BANGUNJIWO NOMOR 01 TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL KECAMATAN KASIHAN DESA BANGUNJIWO Alamat : Bangunjiwo, No. Telepon : 413340 Kode Pos : 55184 Website:www.desabangunjiwo.com, e-mail: desa.bangunjiwo@bantulkab.go.id PERATURAN

Lebih terperinci