STUDI PEMBERIAN TEPUNG TULANG IKAN TUNA MADIDIHANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI PEMBERIAN TEPUNG TULANG IKAN TUNA MADIDIHANG"

Transkripsi

1 STUDI PEMBERIAN TEPUNG TULANG IKAN TUNA MADIDIHANG (Thunnus albacares) PADA HEWAN MODEL OVARIEKTOMI TIKUS (Rattus norvegicus) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI DAN EKSPRESI IL 1 β DARI CAPUT HUMERI Study of Yellowfin Tuna (Thunnus Albacares) Bone Meal in Animal Models of Ovariectomy (Rattus norvegicus) on Description of Histopathology and IL-1β expression on Caput Humeri Rendy Ocky Prasetya* 1, Aulanni am 1, Dyah Kinasih Wuragil 1 1 Program Studi Pendidikan Dokter Hewan, Program Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya *rendyocky@yahoo.co.id ABSTRAK Osteoporosis merupakan satu penyakit metabolik tulang yang ditandai oleh menurunnya massa tulang, oleh karena berkurangnya matriks dan mineral tulang disertai dengan kerusakan mikro arsitektur dari jaringan tulang. Hal ini mengakibatkan menurunnya kekuatan tulang, sehingga terjadi kecenderungan tulang mudah patah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pemberian tepung tulang ikan tuna Madidihang (Thunnus albacares) pada hewan model ovariektomi berdasarkan pada gambaran histopatologi dan ekspresi IL-1β pada caput humeri. Penelitian ini menggunakan tikus betina (Rattus norvegicus) umur 8-12 minggu dibagi dalam 4 kelompok. Kelompok 1 adalah kelompok hewan model ovariektomi. Kelompok 2, 3, dan 4 adalah kelompok hewan model ovariektomi yang mendapat terapi tepung tulang ikan madidihang dengan dosis masing masing yaitu 400, 800 dan 1600 mg/kgbb/hari. Waktu pemberian terapi dilakukan selama 30 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok ovariektomi mengalami tingkat kerusakan struktur tulang dan ketebalan trabekula yang rendah. Sedangkan kelompok ovariektomi dan mendapat terapi tepung tulang ikan tuna Madidihang (Thunnus albacares) pada dosis 1600 mg/kgbb/hari mengalami perbaikan dari struktur tulang dan ketebalan dari trabekula yang lebih tebal dibanding dengan dosis 800 mg/kgbb/hari dan 400 mg/kgbb/hari. Ekspresi IL-1β menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P<0,05) antar perlakuaan dan presentase penurunan terbesar ekspresi IL-1β pada tikus perlakuan adalah sebesar 93% pada kelompok dengan dosis 1600 mg/kgbb/hari. Kata Kunci : Tuna madidihang (Thunnus albacares), Osteoporosis, Ovariektomi, IL 1β, Caput humeri. ABSTRACT Osteoporosis is a bone metabolic disease characterized by decreasing bone mass. It is caused by the reducing of bone matrix and mineral which accompanied by the destruction of micro-architecture at bone tissue. This is lead to decreasing of bone strength, so it can make a predisposition to bone fracture. This study aimed to determine the effect of yellowfin tuna (Thunnus albacares) bone meal in animal models of ovariectomy based on of histopathology and expression of IL-1 β on caput humeri. This study used female rats (Rattus norvegicus) 8-12 weeks aged, divided into 4 groups. Group 1 was the ovariectomized rats. Groups 2, 3, and 4 were

2 the group of ovariectomized rats and received yellowfin tuna (Thunnus albacares) bone meal with dose of 400, 800 and 1600 mg/bw/day, respectively. The yellowfin tuna (Thunnus albacares) bone meal were given for 30 days. The results showed that the ovariectomized groups have the lowest level of the bone structure and trabecular thiness. Whereas, the ovariectomized groups which received yellowfin tuna (Thunnus albacares) bone meal at a dose of 1600 mg/kgbw/day showed an improvement of the bone structure and the trabecular was the thickest than others. The expression of IL-1β, showed significant differences (P <0.05) and the biggest decreasing percentage of IL-1β expression was 93% belong to the group with a dose of 1600 mg/kgbw/day. Key words: Yellowfin Tuna (Thunnus albacares), Osteoporosis, Ovariectomy, IL - 1 β, Caput Humeri. PENDAHULUAN Osteoporosis merupakan salah satu penyakit metabolik tulang yang ditandai oleh menurunnya massa tulang. Matriks dan mineral tulang yang berkurang disertai dengan kerusakan mikro arsitektur dari jaringan tulang, mengakibatkan menurunnya kekuatan tulang, sehingga terjadi kecenderungan tulang mudah patah (Kawiyana, 2009). Penurunan kadar kalsium darah akan mempengaruhi hormon paratiroid untuk menstimulasi munculnya sitokin IL 1 β yang berperan sebagai proinflamasi. Selain itu IL 1 β akan mempengaruhi penyerapan tulang dan menstimulasi aktifasi osteoklas (Kawiyana, 2009). Pengeroposan tulang dapat terjadi pada seluruh bagian tulang namun tingkat keparahan kerusakan serta terkait dengan remodeling tulang lebih mudah dilihat dari tulang-tulang panjang termasuk tulang humerus. Pada daerah caput dari tulang humerus memiliki batasan yang jelas antara lempeng pertumbuhan dan trabekula, dimana osteosit, osteoblas dan osteoklas banyak beraktifitas pada daerah tersebut. Maka pada daerah caput humeri lebih mudah untuk diamati. Tambahan kalsium akan dapat memperkecil resiko osteoporosis karena dapat menambah kadar kalsium darah. Penambahan kalsium darah akan mengakibatkan penurunan hormon paratiroid, kemudian akan direspon oleh hormon tiroid untuk melepas kalsitonin yang akan mampu menurunkan reabsorbsi kalsium tulang sekaligus mampu membantu penyerapan kalsium oleh jaringan fili pada usus. Sehingga kondisi kalsium tubuh akan seimbang dan osteoporosis akan mampu diminimalisir (Kawiyana, 2009). Sumber kalsium yang dapat digunakan sebagai terapi adalah dengan mengguanakan kalsium yang ada pada tulang ikan tuna Madidihang (Thunnus albacares). Kandungan dari tulang ikan adalah kalsium dengan bentuk apatit yang mudah diserap oleh tubuh. Tepung tulang ikan tuna Madidihang (Thunnus albacares) mengandung kalsium fosfat yang mampu diserap oleh tubuh hingga 60-70% (Nabil, 2005). Gangguan penyerapan kalsium dapat dipelajari melalui ekspresi sitokin proinflamasi seperti IL-1β. Osteoblas membantu dalam proses remodeling tulang sehingga, perlu untuk mempelajari gambaran histopatologi dan ekspresi IL-1β caput humeri. Pengkondisian hewan model osteoporosis adalah dengan melakukan tindakan ovariektomi. Ovariektomi adalah suatu tindakan pembedahan atau teknik laparatomi untuk pengambilan ovarium secara bilateral. Secara luas pada bidang biomedis, tikus ovariektomi merupakan model untuk menggambarkan kondisi menopause (Sabri, 2011). Pada penelitian ini dilakukan pemberian tepung tulang ikan madidihang untuk

3 memperbaiki atau menambah kadar kalsium pada tulang. Efek pemberian tepung tulang madidihang ini dianalisis berdasar ekspresi IL- 1β dan gambaran histopatologi dari tulang caput humeri pada tikus model ovariektomi. METODE PENELITIAN Persiapan Hewan Coba (Ovariektomi) Tikus diaklimatisasi selama tujuh hari dengan pemberian pakan standar AOAC (2005). Hewan model ovariektomi yang digunakan adalah tikus (Rattus norvegicus) dari UPHP Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan umur 8-12 minggu dan berat badan antara gram yang telah mendapatkan persetujuan Komisi Laik Etik UB dengan No. 142-KEP UB. Kemudian tikus dibagi dalam 4 kelompok P0, P1, P2, P3 dan tiap kelompok terdiri dari 5 kali ulangan. Kemudian dilakukan ovariektomi pada seluruh tikus. Ovariektomi dilakukan dengan mengambil seluruh ovarium tikus. Ovariektomi dilakukan berdasarkan prosedur Hartiningsih dkk., (2012). Tikus dianasthesi dengan ketamin dengan dosis 1-4 mg/kgbb secara intra vena pada vena coxygeal. Tikus diposisikan, kemudian dilakukan pencukuran rambut pada letak sisi insisi yaitu pada daerah sisi lateral kearah dorsal. Alkohol 70% dioleskan sebagai antiseptik supaya tidak terjadi kontaminasi bakteri. Kemudian diinsisi selebar 5 mm hingga 7mm, insisi dilakukan perlahan hingga membuka muskulus daerah abdomen (M. obliquus abdominis eksternus dan M. obliquus abdominis internus). Setelah terbuka cari saluran reproduksi hingga menemukan ovarium. Setelah menemukan, dilakukan penjepitan dengan arteri clamp pada daerah bawah oviduct. Kemudian dilakukan pengikatan pada pangkal batas arteri clamp yaitu pada daerah antara tubafalopii dengan ovarium dengan menggunakan cat gut chromic. Kemudian ovarium dipotong dengan perlahan. Arteri clamp dilepas, dan direposisi pada saluran reproduksi. Kemudian kedua muskulus (M. obliquus abdominis eksternus dan M. obliquus abdominis internus) dijahit dengan menggunakan cat gut chromic ukuran 3.0 dengan pola jahitan terputus. Pada kulit luar dilakukan jahitan terputus dengan menggunakan benang silk dengan ukuran 3.0. Kemudian dilakukan desinfeksi dengan povidone iodine pada daerah insisi. Setelah dilakukan ovariektomi, hewan model diinkubasi di dalam kandang dan diberikan pakan standar dan air minum dengan aquadest. Inkubasi dilakukan selama 90 hari. Pada hari ke-30 dan ke-60 dilakukan pemeriksaan densitas tulang dengan melakukan foto rontgen. Setelah dilakukan foto dan dipastikan hewan model telah mengalami pengeroposan tulang, maka terapi telah siap dilakukan (hari ke-91). Penentuan Dosis dan Pembuatan Tepung Tulang Ikan Tuna Madidihang Penentuan dosis mengacu pada penelitian sebelumnya, oleh Setyorini (2009) yaitu menggunakan dosis mg/kgBB/hari untuk suplementasi osteoporosis. Pada penelitian ini adalah melakukan tindakan terapi, sehingga digunakan dosis kurang dari 500 mg/kgbb/hari yaitu 400 mg/kgbb/hari, kemudian dosis antara mg/kgBB/hari yaitu 800 mg/kgbb/hari, kemudian dosis diatas 1000 mg/kgbb/hari yaitu 1600 mg/kgbb/hari. Proses penepungan dimulai dari membersihkan tulang dengan air mengalir. Setelah bersih, dilakukan pengukusan tulang ikan selama 10 menit. Setelah itu dibersihkan sisa daging yang masih menempel selanjutnya dilakukan perebusan selama 30 menit pada suhu 100⁰C. Kemudian tulang diangkat dan dipotong potong. Tulang dimasukkan ke dalam panci presto lalu dipanaskan sampai matang, kemudian dilanjutkan dengan presto selama 2 jam dengan api yang lebih kecil. Setelah itu dilakukan pelunakan kering dengan presto pada suhu 120⁰C selama 35 menit. Setelah tulang menjadi lunak, dilakukan pemotongan

4 tulang menjadi bagian-bagian kecil untuk dilakukan penepungan tulang dengan blender hingga halus. Tepung yang dihasilkan diayak menggunakan ayakan dengan ukuran 100 mesh sehingga didapatkan tepung tulang ikan yang homogen (Thalib, 2009). Pemberian Terapi Tepung Tulang Ikan Tuna Madidihang Pemberian terapi pada kelompok P1, P2, P3 dengan dosis masing-masing 400 mg/kgbb/hari, 800 mg/kgbb/hari dan 1600 mg/kgbb/hari. Pemberian terapi dilakukan dengan sonde lambung pada pagi hari setiap hari selama 30 hari. Pengamatan Histopatologi dan Ekspresi IL-1β Pengamatan pada daerah caput humeri pada bagian lempeng epifisis dengan pewarnaan hematoksilin eosin dan diamati secara kualitatif menggunakan mikroskop Olympus. Pengukuran kadar IL-1β dilakukan menggunakan pewarnaan imunohistokimia yang kemidian dilakukan program axio vision untuk mendapatkan data kuantitatif. Analisa Data Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil pengukuran ekspresi IL-1β pada caput humeri akan dianalisis dengan uji ANOVA mengunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan dilakuan analisis lebih lanjut dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) / Tukey (α= 0,05 ). Gambaran histopatologi caput humeri dianalisa secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Ovariektomi terhadap Kondisi Tulang Setelah dilakukan tindakan ovariektomi, keempat kelompok hewan coba mengalami pengeroposan tulang berangsur-angsur selama tiga bulan setelah inkubasi yang dibuktikan dengan melakukan foto x-ray. Dari hasil foto menunjukkan adanya penurunan densitas dari tulang daerah vertebrae. Osteoporosis terjadi ketika dilakukan pengambilan ovarium (ovariektomi), sebab pada kondisi hilangnya ovarium, hormon estrogen akan mengalami penurunan dan dapat mempengaruhi peningkatan penyerapan kalsium tulang. Semakin lama inkubasi pascaovariektomi, maka akan semakin parah kerusakan dari struktur dan densitas dari tulang. Menutut Woo et al (2005) ovariektomi dapat menimbulkan efek pengeroposan tulang terutama pada daerah trabekula. Osteoporosis akan terus terjadi dan mengalami penipisan trabekula selama masa inkubasi setelah ovariektomi Pengamatan Terapi Tepung Tulang Ikan Tuna Madidihang (Thunnus albacares) pada Gambaran Histopatologi Caput Humeri Pengamatan histopatologi dari caput humeri dilihat dari ada tidaknya proliferasi dari sel kondrosit serta ketebalan dari trabekula. Pada kelompok kontrol memiliki ketebalan trabekula yang paling rendah sedangkan pada dosis 400, 800 dan 1600 mg/kgbb/hari memiliki peningkatan ketebalan dan perbaikan struktur tulang yang ditandai dengan adanya proliferasi sel kondrosit. Dosis 1600 mg/kgbb/hari memiliki tingkat perbaikan struktur dan ketebalan trabekula yang paling baik. Hasil penelitian tersebut ditunjukkan pada Gambar 1 danatabela1. Tikus kelompok ovariektomi menunjukkan adanya kerusakan trabekula (a) dan struktur tulang (b). Penurunan densitas dari tulang humerus dikarenakan adanya peningkatan dari aktivitas sel osteoklas yang dipengaruhi oleh penurunan kadar hormon estrogen dalam tubuh sehingga faktor aktivasi sel osteoklas akan terus muncul. Sedangkan sel osteoblas tidak dapat mengimbangi peningkatan aktivitas dari sel osteoklas, sehingga terjadi penyerapan tulang yang berlebihan dan mengkibatkan pengeroposan tulang. Menurut Kawiyana (2009), penurunan

5 kadar hormon estrogen dalam tubuh akan secara langsung dapat menimbulkan peningkatan penyerapan kalsium pada tulang dan akan mengakibatkan pengeroposan tulang melalui pengeluaran sitokin IL-1β oleh monosit. Secara statistika peningkatan ketebalan trabekula ditunjukkan pada Tabel 1. Pada dosis 800 mg/kgbb/hari memiliki tingkat densitas (a) dan deretan sel yang telah berproliferasi (b) lebih baik dari pemberian dosis 400 mg/kgbb/hari. Pada dosis 400 mg/kgbb/hari telah mengalami perbaikan, dimana telah terdapat sel kondrosit yang telah muncul dan berproliferasi (b). Pada pemberian dosis 800 mg/kgbb/hari memiliki sel kondrosit yang telah berproliferasi (a) serta terdapat perbaikan ketebalan trabekula yang lebih tebal dibandingkan pada kontrol dan dosis 400 mg/kgbb/hari. Pemberian tepung tulang ikan dengan dosis 800 mg/kgbb/hari. b a 0.26 mm A b a 0.33 mm B 0.9 mm 1 mm b C b D Gambar 1. Gambaran histopatologi dari caput humeri pada daerah epifisis dan trabekula (Perbesaran 400x) dengan skala 50 μm. Keterangan: A = kontrol; B = dosis 400 mg/kgbb/hari; C = dosis 800 mg/kgbb/hari D = dosis 1600 mg/kgbb/hari. Notasi (b) menunjukkan adanya proliferasi sel kondrosit. Notasi (a) menunjukkan adanya keretakan dari trabekula. Bar menunjukkan ketebalan trabekula. Tabel 1. Ketebalan trabekula pada daerah caput humeri Kelompok Rata-rata Ketebalan Trabekula Peningkatan Ketebalan Trabekula (%) Perlakuan A 0.26 ± 0.03 a 0 Perlakuan B 0.33 ± 0.04 a 26 Perlakuan C 0.90 ± 0.07 b 246 Perlakuan D 1.00 ± 0.08 b 284 Keterangan: A = kontrol; B = dosis 400 mg/kgbb/hari; C = dosis 800 mg/kgbb/hari D = dosis 1600 mg/kgbb/hari. Notasi berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata antar perlakuan (P < 0.05).

6 telah mengalami peningkatan densitas hingga 246%, hal ini menunjukkan bahwa dengan pemberian dosis 800 mg/kgbb/hari telah mampu memberikan hasil yang baik. Pada dosis 1600 mg/kgbb/hari menunjukkan hasil yang paling baik, ditunjukkan dengan adanya sel kondrosit yang berproliferasi dan mulai adanya perubahan menjadi osteosit, serta pada daerah trabekula memiliki ketebalan yang lebih dibandingkan dengan dosis 800 mg/kgbb/hari dan 400 mg/kgbb/hari dengan memiliki peningkatan ketebalan 284%. Peningkatan densitas tulang dan peningkatan aktifitas sel osteoblas terjadi akibat adanya pengaruh dari pemberian tepung tulang ikan tuna Madidihang (Thunnus albacares). Pemberian tepung tulang akan dapat membantu menggantikan mineral kalsium yang hilang akibat penyerapan tulang sehingga akan terjadi penyusunan tulang kembali. Penyusunan tulang pada tulang panjang (ossa longa) menggunakan jalur osifikasi endokhondral. Osifikasi endokhondral merupakan proses pertumbuhan atau pembentukan tulang yang berasal dari tulang rawan hialin atau kartilago (Mills, 2007). Osifikasi endokhondral terdiri dari dua tahap yaitu osifikasi primer dan sekunder. Osifikasi primer terjadi saat embrionik, sedangkan osifikasi sekunder terjadi saat masa pertumbuhan. Osifikasi sekunder diawali dengan adanya proliferasi dari kondrosit. Kemudian kondrosit akan berdiferensiasi dan menyiapkan rongga dimana akan digunakan sebagai zona penyerapan oleh osteoklas. Kemudian osteoklas akan melakukan penyerapan atau demineralisasi tulang sehingga akan membentuk rongga. Kemudian akan dilanjutkan proses pembentukan tulang oleh osteoblas. Osteoblas akan mengikat kalsium pada darah melalui osteonektin sehingga terbentuk hidroksi apatit, pada penggunaan terapi tepung tulang ikan Madidihang ini akan lebih memudahkan tubuh untuk secara langsung dapat memetabolisme kalsium pada tepung tulang ikan, sebab bentuk tepung tulang ikan ini adalah hidroksi apatit kemudian terjadi proses mineralisasi. Selanjutnya adalah perpindahan osteoblas memasuki rongga yang telah dibuat oleh osteoklas dan melakukan mineralisasi kembali dengan adanya osteokalsin. Kemudian osteoblas akan terus berada di dalam rongga tersebut hingga membentuk osteoid. Menurut Sabri (2011) siklus remodelling dimulai oleh osteoklas, timbul pada permukaan tulang yang sebelumnya inaktif dan mengabsorpsi jaringan tulang dengan melepaskan asam dan enzim-enzim proteolitik, mengakibatkan terbentuknya rongga mikroskopik (lakuna howship). Kemudian osteoblas akan terus berdiferensiasi hingga menjadi osteoid yang kemudian akan berproliferasi. Hal ini lah yang mengakibatkan terjadinya penebalan trabekula. Pada akhir osifikasi, sebagian osteoid yang terperangkap di dalam rongga (lakuna) akan berubah menjadi osteosit. Ekspresi sitokin IL-1β pada saat terjadi osteoporosis Ekspresi IL-1β pada penelitian studi ekspresi IL-1β dan gambaran histopatologi caput humeri tikus (Rattus norvegicus) ovariektomi yang diterapi dengan menggunakan tepung tulang ikan tuna ditunjukkan pada Gambar 2 dan Tabel 2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data mengenai ekspresi sitokin IL-1β pada daerah caput humeri dari masing-masing kelompok perlakuan, yaitu kontrol, dosis 400, 800 dan 1600 mg/kgbb/hari. Terdapat perbedaan pada prosentase ekspresi dari sitokin IL-1β oleh masing-masing kelompok perlakuan yang diberikanadosisaberbeda.

7 A B C D Gambar 2. Ekspresi Intrleukin-1β (IL-1β) pada caput humeri (Perbesaran 400x) dengan skala 50μm. Keterangan: A = kontrol; B = dosis 400 mg/kgbb/hari; C = dosis 800 mg/kgbb/hari D = dosis 1600 mg/kgbb/hari. Anak panah menunjukkan adanya ekspresi IL-1β. Rata-rata ekspresi IL-1β tertinggi ditunjukkan pada kelompok kontrol dan yang terendah adalah kelompok dosis 1600 mg/kgbb/hari yang disajikan pada Tabel 2. Pemberian tepung tulang ikan tuna Madidihang (Thunnus albacares) dapat mengurangi ekspresi sitokin IL-1β. Kelompok kontrol memiliki rata-rata tertinggi yaitu 6,25 ± 0,67 jika dibandingkan dengan kelompok perlakuan B dengan rata-rata 5,23 ± 0,44, perlakuan C sebesar 3,48 ± 0,48 dan D sebesar 0,41±0,08. Hasil uji statistik (One-Way ANOVA) menggunakan SPSS 16.0 for Windows menunjukkan adanya perbedaan yang nyata keempat kelompok perlakuan tersebut. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh pada masing-masing kelompok perlakuan yang ditunjukkan dengan perbedaan nilai rata-rata ekspresi IL-1β, dengan penurunan ekspresi IL-1β tertinggi adalah pada perlakuan D. Ekspresi IL-1β pada kelompok kontrol yang tinggi (Tabel 2) disebabkan banyaknya pelepasan sitokin IL-1β oleh makrofag yang berada di sekitar sel kondrosit. Sedangkan pada kelompok kontrol menunjukkan adanya ekspresi IL-1β paling tinggi. Hal tersebut dikarenakan oleh adanya aktivitas sel osteoklas yang meningkat akibat adanya pelepasan IL-1β oleh monosit yang dikarenakan penurunan kadar estrogen dalam tubuh kemudian akan mengakibatkan munculnya faktor aktivasi osteoklas termasuk TNF-α, M-CFS, IL-6, RANK-L dan PGE. Faktor aktifasi osteoklas tersebut akan menstimulasi osteoklas untuk berdiferensiasi sehingga akan menggerogoti tulang dan terjadi pengeroposan tulang (Kawiyana, 2009). Tabel 2. Ekspresi IL-1β pada caput humeri. Kelompok Rata-rata Ekspresi IL-1β Penurunan Ekspresi IL-1β terhadap kontrol (%) Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C Perlakuan D 6,25 ± 0,67 a 5,23 ± 0,44 b 3,48 ± 0,48 c 0,41 ± 0,01 d Keterangan: A = kontrol; B = dosis 400 mg/kgbb/hari; C = dosis 800 mg/kgbb/hari D = dosis 1600 mg/kgbb/hari. Notasi berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata antar perlakuan (P < 0.05).

8 Tulang yang mengalami demineralisasi tulang maka akan terjadi akumulasi kalsium dalam darah sehingga mengakibatkan peningkatan level kalsium pada darah. Selsel osteoklas menangkap partikel-partikel matriks tulang dan kristal melalui fagositosis yang akhirnya melarutkan benda-benda tersebut dan melepaskannya ke dalam darah (Guyton, 1996; Smith, 1993). Kemudian darah akan menuju ke ginjal, secara normal ginjal akan melepas atau mengeluarkan segala sesuatu yang berlebih dari dalam tubuh melalui urin (Yuniarti dkk., 2008). Maka kalsium akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui urin (hiperkalsiuria). Sehingga mengakibatkan penurunan kadar kalsium pada darah yang akan menimbulkan respon hipotalamus untuk menstimulasi hormon paratiroid untuk kembali meningkatkan level kalsium pada darah. PTH akan meningkatkan kerja ginjal dalam meresorbsi kalsium serta dalam pembentukan protein 25-hidroksikalsierol. Kemudian PTH juga akan mempengaruhi sitokin IL-1β untuk meningkatkan aktifitas dalam proses pengeroposan tulang, sehingga terjadi pengeroposan tulang makin parah.25- hidroksikalsiferol akan ditransport menuju usus (jejunum) untuk dirubah menjadi 1,25- hidroksikalsiferol sehingga terjadi peningkatan penyerapan kalsium. 1,25- hidroksikalsiferol merupakan suatu protein reseptor pengikat kalsium yang akan diserap oleh usus, dengan demikian maka akan terjadi penyerapan kalsium pada usus secara besar-besaran. Namun, ketika tanpa disertai oleh adanya intake kalsium, maka akan terus terjadi pelepasan kalsium tulang dan akan terus terjadi osteoporosis. Sedangkan pada pemberian dosis 400, 800 dan 1600 mg/kgbb/hari semakin mengalami penurunan ekspresi IL-1β. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh dari pemberian tepung tulang ikan Madidihang terhadap peningkatan kalsium darah. Ketika terjadi peningkatan 1,25-hidroksikalsiferol, maka akan terjadi penyerapan kalsium tepung tulang ikan Madidihang secara maksimal pada usus, sehingga dapat mempengaruhi peningkatan kadar kalsium pada darah. Peningkatan kalsium darah akan menstimulasi kelenjar tiroid untuk melepas kalsitonin. Kalsitonin akan mampu mengurangi ekspresi sitokin IL-1β oleh monosit, sehingga osteoklas akan mengalami penghambatan proses diferensiasi. Terhambatnya proses diferensiasi osteoklas maka dapat mengurangi pengeroposan tulang. Mekanisme biomolekuler terjadinya pengeroposan tulang oleh sitokin IL-1β adalah berawal dari terekspresinya sitokin IL-1β oleh monosit. Kemudian sitokin IL-1β melakukan peningkatan ikatan monosit dan makrofag (osteoklas) terhadap sel endothelial dari tulang (Kusumadewy, 2012). Kemudian sitokin IL-1β akan menempel pada monosit melalui Interleukin reseptor II yang ada pada monosit untuk mensekresikan lebih banyak sitokin IL-1β beserta sitokin proinfamasi lain yaitu TNF-α dan IL-6. Peningkatan sitokin IL-1β akan memicu peningkatan osteoklas. Osteoklas akan terus berdiferensiasi menjadi osteoklas aktif. Kemudian osteoklas akan melakukan fagositosis dan menangkap partikel dan Kristal kalsium dari tulang dan melarutkan benda-benda tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan osteoporosis akibat dari aktifitas sitokin IL-1β. Kesimpulan Pemberian tepung tulang ikan tuna Madidihang (Thunnus albacares) dengan dosis 1600 mg/kgbb/hari pada hewan model ovariektomi dapat memperbaiki struktur tulang dan ketebalan trabekula dari caput humeri serta menurunkan ekspresi sitokin IL-1β pada daerah caput humeri pada sel osteosit yaitu sebesar 93 %.

9 Saran Perlu dikaji lebih lanjut terkait efek pemberian tepung tulang ikan tuna Madidihang (Thunnus albacares) terhadap aktivitas faktor pertumbuhan seperti TGF-β dalam proses remodeling dan pertumbuhan tulang dalam proses terapi osteoporosis. Ucapan Terima Kasih Terima kasih kepada supervisor dan staff Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Fisiologi Hewan Veteriner FMIPA Universitas Brawijaya yang memfasilitasi pelaksanaan penelitian ini. Serta drh. Handayu Untari dan Bapak Ahmad Thalib yang telah membantu dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Anonymous. Departemen Kelautan dan Perikanan Laporan Tahunan Produksi Ikan Indonesia. Jakarta. Anonymous. Departemen Kelautan dan Perikanan Laporan Tahunan Produksi Ikan Indonesia. Jakarta. Anonymous. Ditjen Perikanan Pedoman Pengenalan Sumber Perikanan Laut. Jakarta: Direktorat Jenderal perikanan. Basmal, J., R.H. Suprapto dan Murtiningrum Penelitian ekstraksi kalsium dari tulang ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L). Jurnal Penelitian Perikanan 6 (1): Christianty, H Karakteristik Kasus Menopause osteoporosis di Makmal Terpadu Imunoendokrinologi FK UI tahun [Skripsi]. FKMUI. Universitas Indonesia. Gallagher, C Position Statement Management of Post Manepousal Osteoporosis. The Journal of The North American Menopause Society. 9(2): Geison and Slomianka Blue Histology Skeletal Tissues Bone. /corepages/bone/images/enos04he.jpg. [7 September 2013] Guyton, A.C Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit (Human Physiology and Mechanism Of Disease). EGC. Jakarta. Hartiningsih, Anggraini1 D., dan D. Aji Respons Metafisis Tulang Femur Distalis Tikus Ovariektomi yang Mengkonsumsi Kalsitriol. Jurnal Kedokteran Hewan UGM. 6 : Himam, S Biosintesis Hormon Tiroid dan Paratiroid. //http.www. daneprairie.com. [14 April 2013] Irsyandy, Y The Effect Of Caterpillar Fungus (Cordyceps sinensis [Berk.] Sacc.) Toward Interleukin 2 Level In Paracetamol-Induced Mice (Mus musculus L.). Pusat Penelitian Ilmu Kedokteran (PPIK). Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Kawiyana Osteoporosis Patogenesis Diagnosis Dan Penanganan Terkini. Sub Bagian / SMF Orthopaedi & Traumatologi. Bagian Bedah FK UNUD / RSUP Sanglah Denpasar. Kusumadewy, W Perbandingan Kadar Interleukin-1β (IL-1β) Dalam Cairan Krevikular Gingiva Anterior Mandibula Pasien Pada Tahap Awal Perawatan Ortodonti Menggunakan Braket Self-Ligating Pasif Dengan Braket Konvensional Pre-Adjusted MBT [Tesis]. Universitas Indonesia. Jakarta. Kresno, S Imunologi Diagnosis Dan Prosedur Laboratorium. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta Kusriningrum, R. S Perancangan Percobaan. Surabaya. Airlangga University Press. Leeson, R.C., T.S. Leeson and A.A. Paparo Buku ajar histologi. Edisi VII

10 Tambayong et al. Jakarta. TextBook of Histology. Terjemahan. hlm Lestari, S Pemanfaatan tulang ikan tuna (limbah) untuk pembuatan tepung tulang [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. Liliana Metabolisme Kalsium Dan Pencegahan Osteoporosis. Jakarta :Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara. Dalam eber Papyrus, 6 (1) : Mills, S.E Histology for Pathology. 3th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins Muntiha, M Teknik Pembuatan Preparat Histopatologi dari Jaringan Hewan Dengan Pewarnaan Hematoksilin dan Eosin (H&E). Balai penelitian Veteriner. Bogor Nabil, M Pemanfaatan Limbah Tulang Ikan Tuna (Thunnus Sp.) Sebagai Sumber Kalsium Dengan Metode Hidrolisis Protein. Teknologi Hasil Perikanan [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor.Bogor Ott, S.M Osteoporosis and bone physiology. Journal Am Medic 228: Oursler, M.J Direct and indirect effects of estrogen on osteoclast. J Musculoskel Neuron Interact 3(4): Prabowo, R.P. Osteoporosis pada wanita posmenopause. Maj Obstet dan Gynekol 1997; 6: 1-9. Potu, B.K., K.M. Bhat, M.S. Rao, G.K. Nampurath, M.R. Chamallamudi, S.R. Nayak and M.S. Muttigi Evidence-based assessment of petroleum ether extract of Cissus quadrangularis Linn. On: Ovariectomy induced osteoporosis. J Medical Sci 114(3): Rahman, I.A., R. Bongguk dan E.J. Surjana. Peranan Vit. D3, kalsium dan obat hormon pengganti pada penatalaksanaan osteoporosis pascamenopause. Obstetri dan Ginekologi FK. UI/ RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Ramos vara, J.A Technical aspects of Immunohistochemistry. Vet. Path. 42/2 PP Sabri, M Aktivitas Ekstrak Etanol Batang Sipatah-Patah (Cissus Quadrangula Salisb) Sebagai Antiosteoporosis Pada Tikus (Rattus Norvegicus)[Disertasi]. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor Samuelson DA Text Book of Veterinary Histology. China: Elsevier. Page Saanin, H Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta. Jakarta. Setyorini Pencegahan Osteoporosis Dengan Suplementasi Kalsium dan Vitamin D Pada Gangguan Kortikosteroid Jangka Panjang. Jurnal Ilmu Kesehatan anak Smith, R Bone physiology and the osteoporotic process. Resp Med 87 (Suppl A):3-7. Suda, T., Takahashi N and Martin Modulation of osteoclast differentiation. Endocr Rev 13: Tandra Osteoporosis. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Medika Thalib, A Pemanfaan Tepung Tulang Ikan Madidihang (Thunnus albacares) Sebagai Sumber Kalsium dan Fosfor Untuk Meningkatkan Nilai Gizi Makron Kenari [Tesis]. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor. Woo, D.G., C. Yong Ko, T.W. Lee, Han Sung Kim, and Beob Yi Lee Long-Term Study for the Effect of Ovariectomy on Rat Bone - Use of In- Vivo Micro-CT. Journal World Academy of Science, Engineering and Technology

11 Yuniarti, W.M., I.S. Yudanayanti dan N. Triakoso. Pengaruh Pemberian Suplemen Kalsium Karbonat Dosis tinggi Pada Tikus Ovariohistrektomi terhadap Mineralisasi Ginjal. Jurnal veteriner. Vol. 9 (2):

EFEK PEMBERIAN TEPUNG TULANG IKAN TUNA MADIDIHANG

EFEK PEMBERIAN TEPUNG TULANG IKAN TUNA MADIDIHANG EFEK PEMBERIAN TEPUNG TULANG IKAN TUNA MADIDIHANG (Thunnus albacares) PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL OVARIEKTOMI BERDASARKAN HISTOPATOLOGIS TULANG FEMUR DAN EKSPRESI TNF-α The Effect of Yellow

Lebih terperinci

STUDI PEMBERIAN TEPUNG TULANG IKAN TUNA MADIDIHANG

STUDI PEMBERIAN TEPUNG TULANG IKAN TUNA MADIDIHANG STUDI PEMBERIAN TEPUNG TULANG IKAN TUNA MADIDIHANG (Thunnus albacares) TERHADAP KADAR KALSIUM TULANG DAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI TULANG MANDIBULA PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL OVARIEKTOMI Study

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Proliferasi Berdasarkan Population Doubling Time (PDT) Population Doubling Time (PDT) adalah waktu yang diperlukan oleh populasi sel untuk menjadikan jumlahnya dua

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN OSTEOPOROSIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN OSTEOPOROSIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN OSTEOPOROSIS TINJAUAN TEORI 1. Definisi Osteoporosis adalah penyakit metabolisme tulang yang cirinya adalah pengurangan massa tulang dan kemunduran mikroarsitektur tulang

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH SUPLEMENTASI VITAMIN D 3 DOSIS TINGGI TERHADAP KALSIFIKASI TULANG FEMUR JANIN MENCIT GALUR SWISS WEBSTER

ABSTRAK PENGARUH SUPLEMENTASI VITAMIN D 3 DOSIS TINGGI TERHADAP KALSIFIKASI TULANG FEMUR JANIN MENCIT GALUR SWISS WEBSTER ABSTRAK PENGARUH SUPLEMENTASI VITAMIN D 3 DOSIS TINGGI TERHADAP KALSIFIKASI TULANG FEMUR JANIN MENCIT GALUR SWISS WEBSTER Timothy Imanuel, 2014, Pembimbing I : Heddy Herdiman, dr., M.Kes. Pembimbing II

Lebih terperinci

Density of Lumbal Vertebrae Bone Ovariectomized Rat (Rattus Norvegicus) Given the Extract Sipatah patah ( Cissus quadrangularis Salisb )

Density of Lumbal Vertebrae Bone Ovariectomized Rat (Rattus Norvegicus) Given the Extract Sipatah patah ( Cissus quadrangularis Salisb ) Feb 2017 11 (1): 39-44 I-SSN : 0853-1943; E-ISSN : 2503-1600 DOI:https://doi.org/10.21157/j.med.vet..v1 1i1.4065 Density of Lumbal Vertebrae Bone Ovariectomized Rat (Rattus Norvegicus) Given the Extract

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Osteoporosis, Tepung tulang ikan tuna madidihang, Tulang Vertebrae, Estrogen ABSTRACT

ABSTRAK. Kata Kunci : Osteoporosis, Tepung tulang ikan tuna madidihang, Tulang Vertebrae, Estrogen ABSTRACT GAMBARAN HISTOLOGIS TULANG VERTEBRAE DAN PROFIL HORMON ESTROGEN PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) OVARIEKTOMI SETELAH MENDAPAT TERAPI TEPUNG TULANG IKAN TUNA MADIDIHANG (THUNNUS ALBACARES) Histologic

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tulang adalah organ keras yang berfungsi sebagai alat gerak pasif dan menjadi tempat pertautan otot, tendo, dan ligamentum. Tulang juga berfungsi sebagai penopang tubuh,

Lebih terperinci

EFEK CENDAWAN ULAT CINA

EFEK CENDAWAN ULAT CINA ABSTRAK EFEK CENDAWAN ULAT CINA (Cordyceps sinensis [Berk.] Sacc.) TERHADAP KADAR INTERLEUKIN 1 PADA MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL Banu Kadgada Kalingga Murda, 2009. Pembimbing I

Lebih terperinci

PENGARUH PANHISTEREKTOMI TERHADAP RETENSI KALSIUM DAN FOSFOR TIKUS SPRAGUE DAWLEY YANG DIBERI PAKAN KEDELAI SELAMA EMPAT MINGGU

PENGARUH PANHISTEREKTOMI TERHADAP RETENSI KALSIUM DAN FOSFOR TIKUS SPRAGUE DAWLEY YANG DIBERI PAKAN KEDELAI SELAMA EMPAT MINGGU PENGARUH PANHISTEREKTOMI TERHADAP RETENSI KALSIUM DAN FOSFOR TIKUS SPRAGUE DAWLEY YANG DIBERI PAKAN KEDELAI SELAMA EMPAT MINGGU THE EFFECT OF PANHISTERECTOMY ON CALCIUM AND PHOSPHOR RETENTION IN SPRAGUE

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. berhentinya siklus menstruasi disebabkan oleh jumlah folikel yang mengalami

BAB I. PENDAHULUAN. berhentinya siklus menstruasi disebabkan oleh jumlah folikel yang mengalami 1 BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar belakang World Health Organization (WHO) mendefinisikan menopause sebagai berhentinya siklus menstruasi disebabkan oleh jumlah folikel yang mengalami atresia terus meningkat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tulang seperti halnya jaringan hidup lainnya pada tubuh manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tulang seperti halnya jaringan hidup lainnya pada tubuh manusia dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tulang merupakan salah satu penyusun tubuh yang sangat penting dan merupakan salah satu jaringan keras yang terdapat dalam tubuh manusia. Tulang mengandung 30% serabut

Lebih terperinci

Kata Kunci : Kelakai (Stenochlaena palustris), berat badan, panjang badan, kalsifikasi tulang femur, janin tikus wistar

Kata Kunci : Kelakai (Stenochlaena palustris), berat badan, panjang badan, kalsifikasi tulang femur, janin tikus wistar ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KELAKAI (Stenochlaena palustris) TERHADAP BERAT BADAN, PANJANG BADAN, DAN PANJANG KALSIFIKASI TULANG FEMUR JANIN TIKUS WISTAR Yosep A Tarong, 2016, Pembimbing I : Heddy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya patah tulang. Selama ini osteoporosis indentik dengan orang tua tapi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya patah tulang. Selama ini osteoporosis indentik dengan orang tua tapi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoporosis merupakan penyakit yang paling umum terjadi pada tulang, penyakit ini ditandai dengan penurunan kepadatan tulang dan peningkatan risiko terjadinya patah

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN ABSTRAK EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN Richard Ezra Putra, 2010. Pembimbing I: Sylvia Soeng, dr., M.Kes. Pembimbing II: Fen Tih,

Lebih terperinci

TESIS PEMBERIAN EKSTRAK HULBAH SECARA ORAL MENURUNKAN PENYERAPAN TULANG TIKUS PASCA OVARIEKTOMI YANG DITANDAI DENGAN PENURUNAN KADAR CTX SERUM

TESIS PEMBERIAN EKSTRAK HULBAH SECARA ORAL MENURUNKAN PENYERAPAN TULANG TIKUS PASCA OVARIEKTOMI YANG DITANDAI DENGAN PENURUNAN KADAR CTX SERUM TESIS PEMBERIAN EKSTRAK HULBAH SECARA ORAL MENURUNKAN PENYERAPAN TULANG TIKUS PASCA OVARIEKTOMI YANG DITANDAI DENGAN PENURUNAN KADAR CTX SERUM I WAYAN RESTU BELA SUSILA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

OBAT YANG MEMPENGARUHI HOMEOSTASIS MINERAL TULANG

OBAT YANG MEMPENGARUHI HOMEOSTASIS MINERAL TULANG OBAT YANG MEMPENGARUHI HOMEOSTASIS MINERAL TULANG www.rajaebookgratis.com FISIOLOGI TULANG Tulang merupakan bentuk khusus jaringan ikat yang tersusun oleh kristal-kristal mikroskopis kalsium dan fosfat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan desain posttest only control group design. perlakuan yang akan diberikan, yaitu 6 kelompok.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan desain posttest only control group design. perlakuan yang akan diberikan, yaitu 6 kelompok. 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental pada hewan uji dengan desain posttest only control group design. B. Subyek Penelitian Subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kadar NO serum awal penelitian dari

BAB VI PEMBAHASAN. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kadar NO serum awal penelitian dari BAB VI PEMBAHASAN VI.1. Pembahasan Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kadar NO serum awal penelitian dari kedua kelompok tak berbeda bermakna. Kadar NO serum antar kelompok berbeda bermakna. Kadar NO

Lebih terperinci

EFFECT OF YELLOWFIN TUNA (Thunnus albacares) FISH BONE MEAL CALCIUM AND PHOSPHATE LEVELS OF BLOOD IN WHITE RAT (Rattus norvegicus) MODEL OVARIECTOMY

EFFECT OF YELLOWFIN TUNA (Thunnus albacares) FISH BONE MEAL CALCIUM AND PHOSPHATE LEVELS OF BLOOD IN WHITE RAT (Rattus norvegicus) MODEL OVARIECTOMY PENGARUH TEPUNG TULANG IKAN TUNA MADIDIHANG (Thunnus albacares) TERHADAP KADAR KALSIUM DAN FOSFOR DALAM DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL OVARIEKTOMI EFFECT OF YELLOWFIN TUNA (Thunnus albacares)

Lebih terperinci

Gambaran Kepadatan Tulang Wanita Menopause Pada Kelompok X di Bandung

Gambaran Kepadatan Tulang Wanita Menopause Pada Kelompok X di Bandung Gambaran Kepadatan Tulang Wanita Menopause Pada Kelompok X di Bandung Adam BH Darmawan, Slamet Santosa Bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Abstrak Osteoporosis

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 12 dianalisis menggunakan uji statistik analysis of variance (ANOVA) dan uji lanjut Duncan dengan taraf kepercayaan 5%. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Proliferasi Sel Tingkat Proliferasi Sel Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kopi 1. Pengertian kopi Kopi merupakan salah satu minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman psikostimulant

Lebih terperinci

PENGARUH PANHisTEREKTOMI TERHADAP HOMEOSTASIS KALSIUM DAN FOSFOR TIKUS Sprague Dawley YANG DIBERI PAKAN BUNGKIL KEDELAI. Hartiningsih 1 ABSTRACT

PENGARUH PANHisTEREKTOMI TERHADAP HOMEOSTASIS KALSIUM DAN FOSFOR TIKUS Sprague Dawley YANG DIBERI PAKAN BUNGKIL KEDELAI. Hartiningsih 1 ABSTRACT PENGARUH PANHisTEREKTOMI TERHADAP HOMEOSTASIS KALSIUM DAN FOSFOR TIKUS Sprague Dawley YANG DIBERI PAKAN BUNGKIL KEDELAI THE EFFECT OF PANHISTERECTOMY ON CALCIUM AND PHOSPHOR HOMEOSTASIS OF Sprague Dawley

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, postest only control group design. Postes untuk menganalisis perubahan jumlah purkinje pada pada lapisan ganglionar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Minat dan kesadaran untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut semakin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Minat dan kesadaran untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut semakin I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minat dan kesadaran untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut semakin meningkat yaitu tidak lagi terbatas pada tumpatan dan pencabutan gigi, namun salah satunya adalah perawatan

Lebih terperinci

BAB II KEROPOS TULANG (OSTEOPOROSIS)

BAB II KEROPOS TULANG (OSTEOPOROSIS) BAB II KEROPOS TULANG (OSTEOPOROSIS) Bab kedua ini memberikan penjelasan umum tentang tulang dan keropos tulang, meliputi definisi keropos tulang, struktur tulang, metabolisme tulang, fungsi tulang, dan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Andy Yulianto, 2016, Main supervisor : Heddy Herdiman, dr., M.Kes. Escort supervisor : Rosnaeni, dra., Apt.

ABSTRACT. Andy Yulianto, 2016, Main supervisor : Heddy Herdiman, dr., M.Kes. Escort supervisor : Rosnaeni, dra., Apt. ABSTRACT INFLUENCE of ETHANOL of MANGOSTEEN RIND (Garcinia mangostana Linn.) AGAINST THE LENGTH AND WEIGHT at BIRTH AND CALCIFICATION LENGTH of FETAL RAT Wistar FEMUR BONE Andy Yulianto, 2016, Main supervisor

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN Dyota Sulia Mutiari, 2014 Pembimbing I : Dr. Sugiarto Puradisastra dr., M. Kes.

Lebih terperinci

Pengaruh Kitosan Cangkang Udang Putih (Penaeus merguiensis) terhadap Jumlah Sel Osteoblas Tulang Femur Tikus Wistar Betina Pasca Ovariektomi

Pengaruh Kitosan Cangkang Udang Putih (Penaeus merguiensis) terhadap Jumlah Sel Osteoblas Tulang Femur Tikus Wistar Betina Pasca Ovariektomi Pengaruh Kitosan Cangkang Udang Putih (Penaeus merguiensis) terhadap Jumlah Sel Osteoblas Tulang Femur Tikus Wistar Betina Pasca Ovariektomi (The Effect of White Shrimp (Penaeus merguiensis) Shells Chitosan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pada zaman modern ini, seluruh dunia mengalami pengaruh globalisasi dan hal ini menyebabkan banyak perubahan dalam hidup manusia, salah satunya adalah perubahan gaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. design. Posttest untuk menganalisis perubahan jumlah sel piramid pada

BAB III METODE PENELITIAN. design. Posttest untuk menganalisis perubahan jumlah sel piramid pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, posttest only control group design. Posttest untuk menganalisis perubahan jumlah sel piramid pada korteks

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus Conoideus Lam.) TERHADAP KADAR BILIRUBIN TIKUS JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus L.) YANG DIINDUKSI CCL 4 Andre Setiawan Iwan, 2009. Pembimbing I : Hana

Lebih terperinci

EFEK EKSTRAK ETANOL ALSTONIA SCHOLARIS (KULIT KAYU PULAI) TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN

EFEK EKSTRAK ETANOL ALSTONIA SCHOLARIS (KULIT KAYU PULAI) TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL ALSTONIA SCHOLARIS (KULIT KAYU PULAI) TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN Yovita Stevina, 2009. Pembimbing : Diana Krisanti

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN ABSTRAK EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN Steffanny H H Katuuk, 1310114, Pembimbing I : Lusiana Darsono,

Lebih terperinci

SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS)

SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS) SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS) Setyo mahanani Nugroho 1, Masruroh 2, Lenna Maydianasari 3 setyomahanani@gmail.com

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL SERUM TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK DIBANDINGKAN SIMVASTATIN Jessica Angela Haryanto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di Indonesia. Jumlah usia lanjut di Indonesia

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK CENDAWAN ULAT CINA (Cordyceps sinensis [Berk.] Sacc.) TERHADAP KADAR IL-2 MENCIT JANTAN GALUR Swiss Webster YANG DIINDUKSI CCl 4

ABSTRAK. EFEK CENDAWAN ULAT CINA (Cordyceps sinensis [Berk.] Sacc.) TERHADAP KADAR IL-2 MENCIT JANTAN GALUR Swiss Webster YANG DIINDUKSI CCl 4 ABSTRAK EFEK CENDAWAN ULAT CINA (Cordyceps sinensis [Berk.] Sacc.) TERHADAP KADAR IL-2 MENCIT JANTAN GALUR Swiss Webster YANG DIINDUKSI CCl 4 Noval Kurniawan, 2009. Pembimbing I : Meilinah Hidayat, dr.,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan rancangan percobaan post test only control group design. Pengambilan hewan uji sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji dengan posttest only control group design B. Subjek Penelitian Hewan uji yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuantitatif. Pada penelitian ini terdapat manipulasi terhadap objek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian dan Farmakologi. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi, 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian a. Pemeliharaan dan perlakuan

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR ABSTRAK EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR Theresia Vania S S, 2015, Pembimbing I : Lusiana Darsono, dr.,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT) divisi Alergi-Imunologi dan Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, desain Post-test control group desain. Postes untuk menganalisis perubahan gambaran histopatologi pada organ

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok, BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan dan Desain Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian eksperimen, rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, pengujian dan pengembangan serta penemuan obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, pengujian dan pengembangan serta penemuan obat-obatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemanfaatan obat tradisional di Indonesia saat ini sudah cukup luas. Pengobatan tradisional terus dikembangkan dan dipelihara sebagai warisan budaya bangsa yang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Desember 2010 di kandang percobaan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar glukosa darah dan histologi pankreas tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan di kelompokkan menjadi 4 kelompok dengan ulangan

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK DAUN SUKUN

PENGARUH EKSTRAK DAUN SUKUN ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis, Park. Fsb.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT GALUR SWISS-WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN Elizabeth Tanuwijaya, 2007. Pembimbing

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanfaatan sumberdaya perikanan di Indonesia belum optimal dilakukan sampai dengan memanfaatkan limbah hasil pengolahan, padahal limbah tersebut dapat diolah lebih lanjut

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI (Tinospora caulis) TERHADAP GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR Swiss Webster YANG DIINDUKSI ALOKSAN

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI (Tinospora caulis) TERHADAP GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR Swiss Webster YANG DIINDUKSI ALOKSAN ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI (Tinospora caulis) TERHADAP GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR Swiss Webster YANG DIINDUKSI ALOKSAN Utarini Eka Putri, 2009. Pembimbing : Diana Krisanti Jasaputra,

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG ( Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER Niken Tania Wijaya, 2014. Pembimbing I: Rita Tjokropranoto,

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS INDONESIA MEREK X DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss-Webster

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS INDONESIA MEREK X DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss-Webster ABSTRAK EFEK PROPOLIS INDONESIA MEREK X DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss-Webster Kamajaya Mulyana, 2014; Pembimbing : Sri Nadya J. Saanin, dr., M.Kes Luka pada kulit sering

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN MATERI DAN METODE PENELITIAN Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksakan di Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Perlakuan

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL BIJI PEPAYA (Carica papaya Linn) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL BIJI PEPAYA (Carica papaya Linn) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL BIJI PEPAYA (Carica papaya Linn) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK Lauw Audry Chrysilla Putri, 2016 Pembimbing 1 : dr. Sijani

Lebih terperinci

ABSTRAK/EKSEKUTIF SUMMARY Penelitian Disertasi Doktor (PDD)

ABSTRAK/EKSEKUTIF SUMMARY Penelitian Disertasi Doktor (PDD) ABSTRAK/EKSEKUTIF SUMMARY Penelitian Disertasi Doktor (PDD) Judul : PEMBERIAN ASUPAN IKAN TERI (stolephorus sp) TERHADAP PROSES OSTEOGENESIS MELALUI EKSPRESI OSTEOPROTEGERIN DAN KOLAGEN TIPE I PADA DAERAH

Lebih terperinci

ABSTRAK. Ronald S.Budhy, 2009 Pembimbing : 1. Endang Evacuasiany, Dra, Apt, M.S.AFK 2. Hartini Tiono, dr.

ABSTRAK. Ronald S.Budhy, 2009 Pembimbing : 1. Endang Evacuasiany, Dra, Apt, M.S.AFK 2. Hartini Tiono, dr. ABSTRAK Efek Ekstrak Air Buah Stroberi ( Fragaria vesca L.) Terhadap Gambaran Histopatologik Kolitis Ulseratif Mencit Galur Swiss Webster yang Diinduksi Dextran Sodium Sulfate Ronald S.Budhy, 2009 Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mekanime patologi. Penyembuhan tulang atau union dapat dinilai dari

BAB I PENDAHULUAN. mekanime patologi. Penyembuhan tulang atau union dapat dinilai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyembuhan tulang adalah proses metabolisme fisiologi yang kompleks pada tulang fraktur melibatkan macam variasi zat biokimia, seluler, hormonal dan mekanime patologi.

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEK PEMBERIAN ETANOL 40% PERORAL TERHADAP KETEBALAN LAPISAN SEL SPERMATOGENIK TUBULUS SEMINIFERUS TIKUS WISTAR JANTAN DEWASA

ABSTRAK EFEK PEMBERIAN ETANOL 40% PERORAL TERHADAP KETEBALAN LAPISAN SEL SPERMATOGENIK TUBULUS SEMINIFERUS TIKUS WISTAR JANTAN DEWASA ABSTRAK EFEK PEMBERIAN ETANOL 40% PERORAL TERHADAP KETEBALAN LAPISAN SEL SPERMATOGENIK TUBULUS SEMINIFERUS TIKUS WISTAR JANTAN DEWASA Kadek Devi Aninditha Intaran, 2016 Pembimbing I : Hartini Tiono, dr.,

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah BAB VI PEMBAHASAN Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. Banyaknya mencit yang digunakan adalah 24

Lebih terperinci

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan BAB IV METODE PELAKSANAAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menyangkut bidang ilmu biokimia, ilmu gizi, dan patologi anatomi 4.2 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELA

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELA ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa Linn ) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LDL TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI PAKAN TINGGI LEMAK Angela Azalia Trisna Putri,1210115 Pembimbing

Lebih terperinci

] 2 (Steel dan Torrie, 1980)

] 2 (Steel dan Torrie, 1980) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental dengan metode post test only control group design. B. Tempat Penelitian Tempat pemeliharaan dan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynus) TERHADAP BERAT UTERUS DAN TEBAL ENDOMETRIUM PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MENOPAUSE

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynus) TERHADAP BERAT UTERUS DAN TEBAL ENDOMETRIUM PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MENOPAUSE v c c P a g e 1 PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynus) TERHADAP BERAT UTERUS DAN TEBAL ENDOMETRIUM PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MENOPAUSE Afriani Susilo Wulandari (11620009)

Lebih terperinci

TAHU MENGHAMBAT KEHILANGAN TULANG LUMBAR TlKUS BETINA OVARIEKTOMI. [Tofu Attenuates Lumbar Bone Loss of Ovariectomized Female Rats] ABSTRACT

TAHU MENGHAMBAT KEHILANGAN TULANG LUMBAR TlKUS BETINA OVARIEKTOMI. [Tofu Attenuates Lumbar Bone Loss of Ovariectomized Female Rats] ABSTRACT Hasil Penelitlan Jurnal. Teknol. dan Indus1:rl Pangan, Vol. KIII, No. 3 Th. 2002 TAHU MENGHAMBAT KEHILANGAN TULANG LUMBAR TlKUS BETINA OVARIEKTOMI [Tofu Attenuates Lumbar Bone Loss of Ovariectomized Female

Lebih terperinci

EFEK DAGING BUAH NAGA

EFEK DAGING BUAH NAGA ABSTRAK EFEK DAGING BUAH NAGA (Hylocereus undatus) TERHADAP LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) DARAH PADA MENCIT (Mus musculus) JANTAN GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI KOLESTEROL Billie Sancho Thea, 2010

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP KADAR ALKALI FOSFATASE PLASMA DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus L.) YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA (CCl 4 ) Adiatma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 41,4% dan osteoporosis selalu menyertai usia lanjut baik perempuan maupun laki-laki,

BAB I PENDAHULUAN. 41,4% dan osteoporosis selalu menyertai usia lanjut baik perempuan maupun laki-laki, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Para ahli tulang Indonesia sepakat bahwa dengan meningkatnya harapan hidup rakyat Indonesia penyakit kerapuhan tulang akan sering dijumpai. Sejak tahun 1990 sampai

Lebih terperinci

ABSTRAK. PERBANDINGAN ANTARA PENGARUH OMEGA-3 DENGAN AEROBIC EXERCISE TERHADAP KADAR KOLESTEROL-LDL TIKUS JANTAN GALUR Wistar MODEL DISLIPIDEMIA

ABSTRAK. PERBANDINGAN ANTARA PENGARUH OMEGA-3 DENGAN AEROBIC EXERCISE TERHADAP KADAR KOLESTEROL-LDL TIKUS JANTAN GALUR Wistar MODEL DISLIPIDEMIA ABSTRAK PERBANDINGAN ANTARA PENGARUH OMEGA-3 DENGAN AEROBIC EXERCISE TERHADAP KADAR KOLESTEROL-LDL TIKUS JANTAN GALUR Wistar MODEL DISLIPIDEMIA Michelle Regina Sudjadi, 2012; Pembimbing I: Penny S.M.,

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEK PEMBERIAN EKSTRAK FLAXSEED

ABSTRAK EFEK PEMBERIAN EKSTRAK FLAXSEED ABSTRAK EFEK PEMBERIAN EKSTRAK FLAXSEED (Linum usitatissimum L) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS JANTAN (Rattus norvegicus) WISTAR YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK Ghaluh Ajeng Retno Pramesty,

Lebih terperinci

Tulang Rawan. Struktur Dasar, Tipe dan Lokasi

Tulang Rawan. Struktur Dasar, Tipe dan Lokasi Tulang Rawan Struktur Dasar, Tipe dan Lokasi Suatu tulang rawan memiliki khondrosit yang tersimpan di dalam ruangan (lacunae) dalam matriks ekstraselular. Tulang rawan mengandung banyak air (menyebabkannya

Lebih terperinci

Instruksi Kerja OvarioHisterectomy

Instruksi Kerja OvarioHisterectomy Instruksi Kerja OvarioHisterectomy Klinik Hewan Pendidikan Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2013 Instruksi Kerja OvarioHisterectromy Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya Kode Dokumen

Lebih terperinci

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga RINGKASAN. Dwi Aprilia Anggraini. Gambaran Mikroskopis Sel Astrosit dan Sel

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga RINGKASAN. Dwi Aprilia Anggraini. Gambaran Mikroskopis Sel Astrosit dan Sel 57 RINGKASAN Dwi Aprilia Anggraini. Gambaran Mikroskopis Sel Astrosit dan Sel Piramid Cerebrum pada Tikus Putih (Rattus novergicus) Galur Wistar Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Daun Pegagan (Centella

Lebih terperinci

PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR

PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN SEMBUNG (Blumea balsamifera Linn) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR Swiss Webster JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN Brilian Segala Putra, 2009; Pembimbing

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN

ABSTRAK EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN ABSTRAK EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN Florentina Wulandari, 2012 Pembimbing I : Dra. Rosnaeni, Apt. Pembimbing II : Sylvia Soeng,

Lebih terperinci

: Minyak Buah Merah, Panjang Badan Janin, Mencit

: Minyak Buah Merah, Panjang Badan Janin, Mencit ABSTRAK MINYAK BUAH MERAH ( Pandanus conoideus Lam. ) TERHADAP PENURUNAN PANJANG JANIN MENCIT Balb/C Febriana Kurniasari, 2011. Pembimbing I : Sri Utami Sugeng, Dra., Mkes. Pembimbing II : Sijani Prahastuti,

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN 0 BAB 5 HASIL PENELITIAN Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 4x dan 10x terhadap 60 preparat, terlihat adanya peradangan yang diakibatkan aplikasi H 2 O 2 10%, serta perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia dan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor pada

Lebih terperinci

METABOLISME KALSIUM DAN TULANG Diposkan oleh -UkhtiLina- on Selasa, 03 Maret 2009

METABOLISME KALSIUM DAN TULANG Diposkan oleh -UkhtiLina- on Selasa, 03 Maret 2009 METABOLISME KALSIUM DAN TULANG Diposkan oleh -UkhtiLina- on Selasa, 03 Maret 2009 REFERAD 3 METABOLISME KALSIUM DAN TULANG Anggota Kelompok : Marlina Waty G1A 107013 Fenny Aliska L G1A 107014 Ika Aninda

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH NANAS

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH NANAS ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH NANAS (Ananas comosus (L.) Merr.) MUDA DAN TUA TERHADAP JUMLAH JANIN MATI MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER BUNTING AWAL DAN AKHIR Naurah Alzena Hana Dhea, 1210005

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN ABSTRAK EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN Linda Lingas, 2016 ; Pembimbing I : Lusiana Darsono, dr., M.Kes Pembimbing II

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Hewan coba yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi, dan Biokimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup Ilmu dibidang Obstetri dan Ginekologi dan Histologi 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu dan lokasi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental, dengan rancangan acak lengkap dan menggunakan pendekatan posttest only control design

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Makanan adalah sumber kehidupan. Di era modern ini, sangat banyak berkembang berbagai macam bentuk makanan untuk menunjang kelangsungan hidup setiap individu. Kebanyakan

Lebih terperinci

EFEK PROTEKSI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BIJI KEDELAI

EFEK PROTEKSI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BIJI KEDELAI ABSTRAK EFEK PROTEKSI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BIJI KEDELAI (Glycine max L.merr) DETAM-1 DAN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia) TERHADAP UREUM DAN KREATININ TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang THT-KL, Farmakologi, dan Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo pada

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji dengan post-test only control group design (Septiawati et al., 2013). B. Subyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1)

Lebih terperinci

ulangan pada tiap perlakuan. Pada penelitian ini dilakuan sebanyak 6 kali ulangan.

ulangan pada tiap perlakuan. Pada penelitian ini dilakuan sebanyak 6 kali ulangan. Hasil dari perhitungan rumus di atas diperoleh nilai minimal 3 kali ulangan pada tiap perlakuan. Pada penelitian ini dilakuan sebanyak 6 kali ulangan. 3.6. Analisis Data Data-data yang diperoleh adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif yang. menjadi permasalah global di bidang kesehatan termasuk di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif yang. menjadi permasalah global di bidang kesehatan termasuk di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi permasalah global di bidang kesehatan termasuk di Indonesia. Osteoporosis merupakan penyakit ditandai

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) DALAM MENGURANGI NEKROSIS HEPATOSIT TIKUS JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus L.) YANG DIINDUKSI CCl 4 Gregorius Enrico, 2009 Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Melibatkan dua kelompok subyek, dimana salah satu kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Hewan Coba Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Hewan Coba Departemen Biologi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Hewan Coba Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga sebagai tempat pemeliharaan

Lebih terperinci

ADMINISTRATION S EFFECTS OF ETHANOL EXTRACT OF Cissus quadrangularis Salisb ON GROWTH OF LUMBAL BONE IN OVARIECTOMIZED RATS

ADMINISTRATION S EFFECTS OF ETHANOL EXTRACT OF Cissus quadrangularis Salisb ON GROWTH OF LUMBAL BONE IN OVARIECTOMIZED RATS Jurnal Natural Vol. 13, No. 2, 2013 ADMINISTRATION S EFFECTS OF ETHANOL EXTRACT OF Cissus quadrangularis Salisb ON GROWTH OF LUMBAL BONE IN OVARIECTOMIZED RATS Mustafa Sabri Laboratorium Anatomi, Fakultas

Lebih terperinci