BAB III OBJEK PENELITIAN. menyandang nama negara mengandung arti bahwa dengan nama tersebut siarannya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III OBJEK PENELITIAN. menyandang nama negara mengandung arti bahwa dengan nama tersebut siarannya"

Transkripsi

1 BAB III OBJEK PENELITIAN III.1. Gambaran Umum Perusahaan III.1.1 Sejarah Singkat Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan lembaga penyiaran yang menyandang nama negara mengandung arti bahwa dengan nama tersebut siarannya ditujukan untuk kepentingan negara. Sejak berdirinya tanggal 24 Agustus 1962, TVRI mengemban tugas sebagai televisi yang mengangkat citra bangsa melalui penyelenggaraan penyiaran peristiwa yang berskala internasional, mendorong kemajuan kehidupan masyarakat serta sebagai perekat sosial. Dinamika kehidupan TVRI adalah dinamika perjuangan bangsa dalam proses belajar berdemokrasi. Pada tanggal 24 Agustus 1962 dalam era Demokrasi Terpimpin, TVRI berbentuk Yayasan yang didirikan untuk menyiarkan pembukaan Asian Games yang ke IV di Jakarta. Memasuki era Demokrasi Pancasila pada tahun 1974, TVRI telah berubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tata kerja Departemen Penerangan dengan status sebagai Direktorat yang bertanggungjawab Direktur Jenderal Radio, Televisi dan Film. Dalam era Reformasi terbitlah Peraturan Pemerintah RI Nomor 36 Tahun 2000 yang menetapkan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan di bawah pembinaan Departemen Keuangan. Kemudian melalui Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2002 TVRI berubah statusnya menjadi PT. TVRI (Persero) di bawah pembinaan Kantor Menteri Negara BUMN. 43

2 Selanjutnya, melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh Negara. Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. III.1.2 Pendirian Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia semula didirikan dalam bentuk Yayasan berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 215 Tahun 1963 tanggal 20 Oktober 1963 dengan nama Yayasan Televisi Republik Indonesia. TVRI merupakan satuan kerja di bawah Direktorat Televisi, Departemen Penerangan Republik Indonesia yang diatur dalam surat Keputusan Menteri Penerangan Republik Indonesia No. 230/A/KEP/MENPEN/1984 tanggal 31 Desember Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) No. 36 Tahun 2000 tanggal 7 Juni 2000, TVRI berubah status badan hukumnya menjadi Perusahaan Jawatan Televisi Republik Indonesia (Perjan). Perubahan status badan hukum ini kemudian ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.451/KMK.01/2000 tanggal 27 Oktober 2000 mengenai Pembentukan Tim Pengalihan Status Televisi Republik Indonesia menjadi Perusahaan Jawatan Televisi Republik Indonesia. 44

3 Pada tanggal 17 April 2002 Televisi Republik Indonesia melakukan persiapan pengalihan status badan hukum dan terhitung sejak 15 April 2003 Perusahan Jawatan TVRI berubah Status badan hukumnya menjadi PT Televisi Republik Indonesia (Persero). PT. Televisi Republik Indonesia (Persero) didirikan berdasarkan Akta Notaris Nomor 9 tanggal 15 April 2003 yang dibuat dihadapan Notaris Lenny Janis Ishak, SH di Jakarta. Akta pendirian tersebut belum mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Terhitung sejak terbitnya Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2005 tepatnya tanggal 18 Maret 2005, PT Televisi Republik Indonesia (Persero) kembali berubah status badan hukumnya menjadi Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia. Selanjutnya disebut LPP TVRI. Modal dasar atau saham Pemerintah pada saat TVRI berbadan hukum Perseroan disebut Modal Saham Pemerintah yaitu Kekayaan Yang Dipisahkan, sedangkan sejak badan hukumnya menjadi LPP TVRI, Modal Dasar tersebut menjadi Kekayaan Yang Tidak Dipisahkan. Adapun kekayaan yang tidak dipisahkan pada LPP TVRI hingga terbitnya Laporan Keuangan tahunan tahun buku 2010 telah disahkan oleh Menteri Keuangan dengan terbitnya KMK nomor: 467/KMK.06/2010 tanggal 2 Desember 2010 tentang Penetapan Kekayaan Awal Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia Per Tanggal 18 Maret Kantor Pusat LPP TVRI berkedudukan di Jakarta dengan alamat jalan Gerbang Pemuda Senayan Jakarta. Kantor Pusat berfungsi melakukan 45

4 pembinaan dan operasional, dengan struktur organisasi meliputi Direktorat Keuangan, Direktorat Umum, Direktorat Program dan Berita, Direktorat Teknik, Direktorat Pengembangan dan Usaha, Pusat Pendidikan dan Latihan, Pusat Penelitian dan Pengembangan serta Satuan Pengawasan Intern (SPI). Saat ini LPP TVRI memiliki 27 stasiun penyiaran yang terdiri dari 11 (sebelas) stasiun penyiaran kelas A, 13 (tiga belas) stasiun penyiaran kelas B dan 3 (tiga) stasiun penyiaran kelas C. Kriteria klasifikasi stasiun penyiaran dalam buku cetak biru Kebijaksanaan Umum, Kebijaksanaan Penyiaran, Kebijaksanaan Kelembagaan dan Sumber Daya Televisi Republik Indonesia (TVRI) tahun yang ditetapkan Dewas LPP TVRI tanggal 15 Januari 2007 dengan Peraturan Dewas No. 01/PRTR/DEWAS-TVRI/2007, disebutkan bahwa klasifikasi TVRI Stasiun Daerah didasarkan kepada pertimbangan : 1. Faktor lokasi (ibukota provinsi, dan atau perbatasan langsung dengan negara tetangga), 2. luas jangkauan siaran, 3. jumlah jam siaran, 4. persentase mata acara yang diproduksi sendiri, 5. aset yang dikelola, 6. sumber daya manusia, dan 7. faktor penentu lainnya dari masing-masing stasiun penyiaran. 46

5 III.1.3 Bidang Usaha Maksud dan tujuan LPP TVRI sebagaimana tercantum dalam pasal 1 ayat (2) PP No. 13 tahun 2005 adalah Lembaga Penyiaran Publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara bersifat independen, netral, tidak komersil dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, LPP TVRI melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut : 1. Menyelenggarakan kegiatan penyiaran televisi sesuai dengan prinsip televisi publik yang independen, netral, mandiri, guna meningkatkan dan mengembangkan sikap mental masyarakat Indonesia, meningkatkan pengetahuan kecerdasan masyarakat, serta lebih memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa yang pelaksanaannya dilakukan secara terintegrasi baik untuk jaringan nasional, regional, lokal maupun internasional. 2. Menyelenggarakan usaha di bidang pertelevisian yang menghasilkan program siaran yang sehat dan bermutu tinggi sekaligus dapat memupuk keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan yang modern dan profesional. 3. Menyelenggarakan usaha-usaha yang menunjang usaha pokok TVRI. III.1.4 Visi Terwujudnya TVRI sebagai media pilihan bangsa Indonesia dalam rangka turut mencerdaskan kehidupan bangsa untuk memperkuat kesatuan bangsa. 47

6 III.1.5 Misi Mengembangkan TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus media kontrol sosial yang dinamis. Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang utama. Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan. Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan negara Indonesia di dunia internasional. III.1.6 III Nilai Dasar, Posisi TVRI, dan Muatan Siaran Nilai Dasar TVRI TVRI sebagai stasiun televisi milik negara mempunyai nilai dasar TVRI, yaitu : 1. Pengawal kepentingan publik. 2. Independen, tidak bergantung dan tidak dipengaruhi oleh pihak lain. 3. Netral, tidak memihak kepada kepentingan salah satu yang berbeda pendapat. 4. Tidak komersil, tidak semata-mata mencari keuntungan, tetapi lebih mengutamakan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. III Posisi TVRI TVRI sebagai rumah bangsa Indonesia. Rumah besar bagi seluruh rakyat Indonesia untuk mengekspresikan dirinya dalam konteks wawasan nusantara dan 48

7 jati diri bangsa Indonesia. Rumah bangsa diartikan sebagai rumah yang beratapkan geostasioner Indonesia, berdindingkan batas-batas wilayah negara Indonesia, berlantaikan kebhinekaan dalam keikaan, serta bertiang negara kesatuan. III.6.3. Muatan TVRI TVRI mempunyai muatan siaran, yaitu: 1. Isi siaran TVRI berorientasi pada pendidikan, kebudayaan dan kebangsaan. 2. TVRI mendukung nilai-nilai publik, struktur sosial masyarakat demokratis, serta hak asasi manusia. 3. TVRI berperan sebagai kekuatan dalam mencitrakan keunggulan dan kekayaan Negara dan bangsa Indonesia. 4. TVRI berperan sebagai referensi bagi publik dalam antisipasi perubahan yang sangat cepat serta menjadi faktor perekat sosial dan integrasi individu, kelompok dan masyarakat. III.1.7 III Logo dan Makna Logo TVRI Logo TVRI Logo TVRI adalah sebagai berikut : Gambar. 3.1 Logo TVRI 49

8 III Makna Logo TVRI Secara simbolis, bentuk logo ini menggambarkan layanan publik yang informatif, komunikatif, elegan dan dinamis dalam upaya mewujudkan visi dan misi TVRI sebagai TV publik yaitu media yang memiliki fungsi kontrol dan perekat sosial untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Bentuk lengkung yang berawal pada huruf T dan berakhir pada huruf I dari huruf TVRI membentuk huruf P yang mengandung 5 (lima) makna layanan informasi dan komunikasi, yaitu : 1. P sebagai huruf awal dari kata PUBLIK yang berarti memberikan layanan informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan nasional dalam upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. 2. P sebagai huruf awal dari kata PERUBAHAN yang berarti membawa perubahan ke arah yang lebih sempurna. 3. P sebagai huruf awal dari kata PERINTIS yang berarti merupakan perintis atau cikal bakal pertelevisian Indonesia. 4. P sebagai huruf awal dari kata PEMERSATU yang berarti merupakan lembaga penyiaran publik yang mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di Nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau. 5. P sebagai huruf awal dari kata PILIHAN yang berarti menjadi pilihan alternatif tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan lapisan masyarakat. Bentuk elips dengan ekor yang runcing dan dinamis melambangkan komet yang bergerak cepat dan terarah serta bermakna gerakan perubahan yang cepat dan terencana menuju televisi publik yang lebih sempurna. Bentuk huruf TVRI memberi makna elegan dan dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan 50

9 perkembangan jaman serta tuntutan masyarakat. Warna biru mempunyai makna elegan, jernih, cerdas, arif, informatif dan komunikatif. III.1.8 Struktur Organisasi LPP TVRI DEWAN PENGAWAS DIREKTUR UTAMA DIREKTORAT PROGRAM DAN BERITA DIREKTORAT KEUANGAN DIREKTORAT TEKNIK DIREKTORAT UMUM DIREKTORAT PENGEMBANGAN DAN USAHA SATUAN PENGAWASAN INTERN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGN Gambar. 3.2 Struktur Organisasi TVRI 51

10 III Struktur Organisasi Direktorat Keuangan Gambar. 3.3 Struktur Organisasi Direktorat Keuangan III.1.9 Susunan Dewan Pengawas, Dewan Direksi dan Komposisi Personalia Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 77/M tahun 2006 tanggal 21 Juni 2006 tentang pengangkatan Dewan Pengawas LPP TVRI periode , maka susunan Dewan Pengawas adalah sebagai berikut: Ketua Dewan Pengawas : Drs. Hazairin Sitepu Anggota : Prof. Dr. Musa Asy arie Anggota : Dra. Hj. Retno Intani ZA., M.Sc Anggota : Drs. Abraham Isnan, M.MSi. Anggota : Brigjen TNI (Purn) Drs. H Robik Mukav 52

11 Sedangkan susunan Dewan Direksi LPP TVRI berdasarkan SK Dewan Pengawas Nomor: 01/KEP/DEWAS-TVRI/2006, Nomor: 03/KEP/DEWAS- TVRI/2007, Nomor: 06/KEP/DEWAS-TVRI/2007, Nomor: 07/KEP/DEWAS- TVRI/2007, Nomor: 09/KEP/DEWAS-TVRI/2008, Nomor: 11/KEP/DEWAS- TVRI/2008, Nomor: 15/KEP/DEWAS-TVRI/2010, Nomor: 16/KEP/DEWAS- TVRI/2010, dan Nomor: 17/KEP/DEWAS-TVRI/2010 adalah sebagai berikut: Direktur Utama : Dra. Immas Sunarya, MM Direktur Program & Berita : Drs. Yon Anwar Direktur Keuangan : Dr. Antar M.T. Sianturi, Ak., MBA Direktur Umum : Drs. Sudirman, MSi Direktur Teknik : Ir. Satya Sudhana Direktur Pengembangan & : Ir. Hendra Budi Rachman Usaha Selama pemberhentian Direktur Pengembangan Usaha, Ir. Hempi Nartomo Prajudi, Ph.D pada tanggal 5 November 2007 sampai diangkatnya Ir. Hendra Budi Rachman pada tanggal 19 Mei 2008, posisi Direktur Pengembangan Usaha digantikan sementara oleh Direktur Umum sebagai PLT. Sehubungan telah masuknya masa Purnabakti Drs. Hariono, MSi di tahun 2010, maka berdasarkan SK Dewan Pengawas Nomor: 15/KEP/DEWAS- TVRI/2010, PLT Direktur Utama LPP TVRI diserahkan kepada Dra. Immas Sunarya, MM sampai dengan terpilihnya Direktur Utama yang baru. 53

12 Berdasarkan Surat Nomor :/I.5/TVRI/2011 mengenai Laporan Kekuatan Pegawai LPP TVRI Terhitung 1 Juli 2011 jumlah Pegawai LPP TVRI per 30 Juni 2011 adalah sebanyak orang yang terdiri dari : Pegawai : orang Negeri Sipil (PNS) Pegawai : orang Kontrak (Non PNS) orang Pegawai Negeri Sipil diangkat berdasarkan PP No 6 tahun Pegawai Kontrak sampai dengan saat ini belum diikutsertakan dalam program Jamsostek dan sesuai perjanjian kontrak kerja tidak mendapatkan hak pensiun. Sesuai dengan PP No.13 Tahun 2005, penjelasan struktur organisasi LPP TVRI, sebagai berikut: 1. Dewan Pengawas a. menetapkan kebijakan umum, rencana induk, kebijakan penyiaran, rencana kerja dan anggaran tahunan, kebijakan pengembangan kelembagaan dan sumber daya, serta mengawasi pelaksanaan kebijakan tersebut sesuai dengan arah dan tujuan penyiaran; b. mengawasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran serta independensi dan netralitas siaran; 54

13 c. melakukan uji kelayakan dan kepatutan secara terbuka terhadap calon anggota dewan direksi; d. mengangkat dan memberhentikan dewan direksi; e. menetapkan salah seorang anggota dewan direksi sebagai direktur utama; f. menetapkan pembagian tugas setiap direktur; g. melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). 2. Direktur Utama a. melaksanakan tugas dan kewajiban serta memiliki kewenangan sebagai kuasa penguna anggaran; b. melaksanakan kewenangan khusus pengaturan mutasi pegawai maupun hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh LPP TVRI; c. memperbaiki kualitas isi siaran sebagaimana telah ditetapkan dalam RKAT oleh LPP TVRI; d. wajib melaksanakan kebijakan Dewan Pengawas LPP TVRI sesuai dengan cetak biru LPP TVRI. 3. Direktorat Program dan Berita a. mengatur atau memilih program-program acara dan berita yang sesuai dengan Undang-Undang No.32 Tahun 2002; b. meningkatkan program-program acara dan berita agar bisa dipasarkan; c. menyiapkan program-program acara dan berita untuk kemudian disiarkan kepada masyarakat; d. memberi instruksi dalam penyiaran program dan berita. 55

14 4. Direktorat Keuangan a. menyusun dan menyampaikan rencana kerja dan anggaran jangka menengah yang disampaikan kepada Menteri Keuangan; b. menyusun dan menyampaikan rencana kerja dan anggaran tahunan kepada Menteri Keuangan. 5. Direktorat Teknik a. memimpin kegiatan perancangan kegiatan usaha di bidang teknik produksi program dan acara yang akan disiarkan; b. mengkoordinasi, mengatur, memberi pengarahan dan mengawasi kegiatan pelaksanaan tugas-tugas bagian di bawahnya, sehingga berjalan lancar; c. mengusahakan secara terus-menerus peningkatan efisiensi produksi. 6. Direktorat Umum a. mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan di bidang adminitrasi keuangan, kepegawaian, dan kesektariatan; b. mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan perlengkapan; c. meremcanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan. 7. Direktorat Pengembangan dan Usaha a. menjalin kerjasama dengan instansi-instansi yang berguna untuk mengembangkan kualitas-kualitas LPP TVRI; b. mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan dan pengembangan dan usaha LPP TVRI. 8. Satuan Pengawasan Intern (SPI) 56

15 Satuan Pengawasan Intern mempunyai tugas melakukan pengawasan intern keuangan dan operasional lainnya serta melaporkan temuannya kepada Dewan Direksi LPP TVRI. 9. Pusat Pendidikan dan Pelatihan a. menunjang kegiatan operasional dalam pendidikan dan pelatihan kerja karyawan LPP TVRI; b. meningkatkan sumber daya dalam hal pendidikan dan pelatihan. 10. Pusat Pelatihan dan Pengembangan a. menunjang kegiatan opersional dalam hal pelatihan dan pengembangan karyawan LPP TVRI; b. meningkatkan sumber daya dalam hal pelatihan dan pengembangan. III.1.10 Kegiatan / Prosedur di Sub Bagian Penerimaan 57

16 III.2 Klasifkasi Pendapatan Pendapatan yang diperoleh LPP TVRI diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu pendapatan operasional dan pendapatan non operasional. Pendapatan usaha jumlahnya material dan merupakan pendapatan utama TVRI yang diperoleh dari jasa-jasa penyiaran yang diselenggarakan TVRI, sedangkan pendapatan non operasional perusahaan jumlahnya tidak material. 1. Pendapatan Operasional Pendapatan operasional adalah pendapatan yang diperoleh dari Anggaran Negara dan kegiatan penyelenggaraan jasa penyiaran. Pendapatan dari Anggaran Negara yaitu dari Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD). Pendapatan dari kegiatan penyelenggaraan jasa penyiaran yaitu jasa produksi dan atau penyiaran dengan pihak ketiga, jasa iklan, jasa liputan berita, jasa penyewaan peralatan teknik dan non teknik. Selain itu, seperti yang disebutkan dalam Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2005 pasal 15 ayat 1 (c), salah satu pendapatan TVRI adalah iuran penyiaran. Tetapi karena satu dan lain hal, iuran penyiaran tidak dipungut lagi oleh TVRI dan tidak dimasukkan dalam laporan keuangannya sebagai salah satu sumber penerimaan. 2. Pendapatan Non Operasional Pendapatan non operasional merupakan pendapatan TVRI yang berasal dari kegiatan yang bukan termasuk kegiatan usaha utama TVRI. Pendapatan non operasional terdiri dari: a. APBN / APBD untuk non operasional b. Penerimaan kontribusi TV swasta 58

17 c. Sewa Rumah Dinas III.3 Pengakuan, Pengukuran, dan Pengungkapan Pendapatan Pengakuan pendapatan sebagaimana yang tercantum di dalam PSAK No. 23 (2010) mengenai pendapatan, menyebutkan bahwa kriteria pengakuan pendapatan diterapkan secara terpisah pada setiap transaksi yaitu penjualan barang, penjualan jasa, dan bunga, royalti dan deviden. Disebutkan pula bahwa kriteria pengakuan pendapatan diterapkan pada komponen-komponen yang dapat diidentifikasikan secara terpisah dari transaksi tunggal agar mencerminkan substansi transaksi tersebut. Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2003 yang menyatakan pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual untuk instansi pemerintah dan terbitnya PP 71 tahun 2010 yang merupakan implementasi undang-undang tersebut, walaupun untuk penerapannya dapat dilakukan secara bertahap. Untuk pemerintah pusat, strategi penerapan basis akrual, sudah dilakukan mulai tahun 2009, yaitu dengan menyajikan informasi akrual untuk pendapatan dan belanja sebagai pelengkap LRA berbasis kas. Penerapan akuntansi berbasis akrual pada setiap instansi pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintahan daerah, yang dimulai tahun anggaran 2008 merupakan suatu keharusan tetapi dapat ditunda penggunaannya sampai 4 tahun anggaran. Sesuai dengan UU No 13 tahun 2005 menyatakan bahwa Kekayaan TVRI merupakan kekayaan negara yang tidak dipisahkan, yang dikelola sendiri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku mengindikasikan bahwa TVRI merupakan salah satu instansi pemerintah dan oleh karena itu, TVRI harus mengikuti aturan yang mengatur penerapan pengakuan dan pengukuran berbasis akrual. Akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat, 59

18 dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Dalam akuntansi berbasis akrual, waktu pencatatan (recording) sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya, sehingga dapat menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat. Tetapi pada tahun anggaran 2010, TVRI belum menerapkan akuntansi berbasis akrual secara penuh. TVRI masih menggunakan metode kas menuju akrual. Untuk penerimaan yang berasal dari APBN/APBD tetap diakui berdasarkan basis kas. Pendapatan oleh TVRI diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu pendapatan operasional dan pendapatan non operasional. Pendapatan operasional jumlahnya material dan merupakan pendapatan utama TVRI yang diperoleh dari jasa-jasa penyiaran yang diselenggarakan dan jasa operasional lainnya LPP TVRI. Pendapatan non operasional TVRI jumlahnya tidak material. Pendapatan ini diperoleh dari jasa giro, sewa rumah dinas, dan sebagainya. Penerimaan TVRI yang diakui berdasarkan metode akrual (accrual basis) dengan kebijakannya untuk mengakui pendapatan adalah sebagai berikut: 1. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal dan besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh; 2. tingkat penyelesaian dari jasa yang yang diberikan dapat diukur dengan andal; 3. biaya yang terjadi untuk transaksi dan untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal; dan 4. Jika perusahaan telah mencapai persetujuan mengenai hal-hal berikut dengan pihak lain dalam transaksi: 60

19 a. hak masing-masing pihak yang pelaksanaannya dapat dipaksakan dengan kekuatan hukum berkenaan dengan jasa yang diberikan dan diterima pihakpihak tersebut; b. imbalan yang harus dipertukarkan; dan c. cara dan persyaratan penyelesaian. Penerimaan dari kerjasama produksi dan atau penyiaran dengan pihak ketiga Penerimaan ini merupakan penerimaan yang diperoleh dari jasa penayangan program kerjasama dengan pihak ketiga yang didasari Perjanjian Kerja Sama. Berikut ini adalah contoh transaksi kerjasama produksi dan atau penyiaran dengan pihak ketiga yang dilakukan TVRI. Pada tanggal 25 Oktober 2010, LPP TVRI membuat kerjasama dengan CV. SRI HARTA untuk menyiarkan program acara Musik Gaul sebanyak 10 paket senilai Rp ,-, termasuk PPN 10%, PAB (payment after broadcast). Pada tanggal 15 November 2010, TVRI mengeluarkan invoice sebagai bukti tagihan akan jasa yang telah disetujui oleh TVRI dan mitra yaitu untuk pembayaran siaran tanggal Oktober, dan 1-5 November 2010 sesuai dengan perjanjian kerja sama antara TVRI dengan mitra. Pada saat dikeluarkan invoice ini, pendapatan baru diakui. Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk transaksi ini adalah: 1. Pendapatan diakui setelah invoice, faktur pajak, dan bukti tayang diterima di bagian Keuangan. 2. Pendapatan diukur sesuai dengan nilai yang ada pada persetujuan awal antara TVRI dengan mitra yaitu pada Perjanjian Kerja Sama. PPn sudah termasuk ke dalam nilai yang disetujui di awal pembuatan transaksi. 61

20 3. Apabila terdapat selisih antara nilai yang disetujui dengan biaya yang telah dikeluarkan untuk melaksanakan jasa maka akan diakui sebagai laba dan akan dilaporkan di laporan laba rugi. Jurnal untuk pengakuan pendapatan pada tanggal 15 November 2010: Piutang kerjasama pihak III Rp Pendapatan kerjasama pihak III Rp PPn Rp Penerimaan iklan Penerimaan ini merupakan kerjasama penayangan iklan atau iklan layanan masyarakat oleh rumah produksi, instansi Pemerintah, Bada Usaha Milik Negara atau produk iklan yang bersangkutan dengan TVRI dengan Perjanjian Kerja Sama. Berikut ini adalah contoh transaksi kerjasama iklan yang dilakukan TVRI. Pada tanggal 12 November 2010, LPP TVRI membuat kerjasama dengan PT. Anugerah Bumi Na Bunda untuk menyiarkan iklan running text sebanyak 220 spot, senilai Rp ,-, termasuk PPN 10%, PBB (payment before broadcast). Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk transaksi ini adalah: 1. Pendapatan diakui setelah invoice, faktur pajak, dan bukti tayang diterima di bagian Keuangan. 2. Pendapatan diukur sesuai dengan nilai yang ada pada persetujuan awal antara TVRI dengan mitra yaitu pada Perjanjian Kerja Sama. PPn sudah termasuk ke dalam nilai yang disetujui di awal pembuatan transaksi. 62

21 3. Apabila terdapat selisih antara nilai yang disetujui dengan biaya yang telah dikeluarkan untuk melaksanakan jasa maka akan diakui sebagai laba dan akan dilaporkan di laporan laba rugi. Pengakuan untuk transaksi ini dibuat pada tanggal 16 November 2010 dengan jurnal sebagai berikut: Piutang kerjasama pihak III Rp Pendapatan kerjasama pihak III Rp PPn Rp Penerimaan liputan berita Penerimaan ini merupakan penerimaan jasa liputan TVRI yang berdurasi 1 sampai 3 menit. Penerimaan ini merupakan penerimaan dari stasiun daerah. Oleh karena itu, pada kantor pusat tidak dilaporkan adanya penerimaan dari liputan. Penerimaan ini juga merupakan penerimaan dengan kontribusi terkecil dari penerimaan operasional yang lain. Transaksi untuk liputan memang cukup sederhana mengingat proses untuk liputan tersebut memang cepat. Proses untuk mengadakan peliputan pada TVRI dijelaskan dengan langkah-langkah berikut ini: 1. TVRI akan dihubungi oleh perusahaan atau badan yang akan memakai jasa peliputan dari TVRI. Biasanya perusahaan atau badan tersebut tidak akan datang langsung ke kantor TVRI tetapi hanya menghubungi lewat telepon atau Petugas peliput TVRI datang untuk melaksanakan tugas. Setelah selesai meliput, petugas peliput TVRI akan dibayar sesuai dengan keputusan mitra yang akan diterima TVRI. Jika pembayaran secara tunai, maka TVRI akan memberikan Kuitansi Penerimaan Sementara (KPS) sebagai bukti penerimaan sementara. Jika 63

22 kredit, TVRI akan memberikan surat tagihan, surat tanda terima dan invoice untuk penagihan atas jasa. 3. (Tunai) - Serahkan KPS ke bagian keuangan untuk dicatat dan diarsipkan di bagian Keuangan dan serahkan uang/cek hasil penagihan ke kasir untuk dicatat, disimpan, diuangkan dan/atau disetor ke Bank. (Kredit) Jika pembayaran sudah diterima, serahkan invoice dan surat tanda terima ke bagian Keuangan untuk diarsipkan dan dicatat dan serahkan uang hasil penagihan ke kasir untuk dicatat, disimpan, diuangkan dan/atau disetor ke Bank. 4. Input data penerimaan tersebut ke Aplikasi Piutang LPP TVRI (sebagai pembayaran mitra) dan buat voucher penerimaan dan lengkapi dengan tanda tangan pihak terkait. Sampaikan ke Bagian Akuntansi untuk dicatat dan salah satu tembusannya diarsipkan oleh petugas penagih. Berikut ini adalah contoh pencatatan transaksi liputan yang dilakukan TVRI. Bila transaksi dilakukan secara tunai maka LPP TVRI akan membuat jurnal pengakuan sebagai berikut: Kas/Bank Rp xxx Pendapatan Liputan Rp xxx Bila transaksi dilakukan secara kredit maka LPP TVRI akan membuat jurnal pengakuan sebagai berikut: Pengakuan: Piutang Liputan Rp xxx Pendapatan Liputan Rp xxx Penerimaan: Kas/Bank Rp xxx 64

23 Piutang Liputan Rp xxx Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk transaksi ini : 1. Pendapatan diakui saat jasa sudah diselesaikan oleh pihak TVRI. 2. Pendapatan diukur sesuai dengan keputusan dari mitra. Penerimaan Sewa Peralatan Teknik dan Non Teknik Penerimaan ini adalah penerimaan sewa dari aset TVRI yang berupa lahan, bangunan/ruangan, dan menara (transmisi) oleh perusahaan televisi swasta untuk keperluan pemasangan dan penempatan peralatan antena, parabola, pemancar beserta perangkatnya dan peralatan lain milik perusahaan televisi swasta tersebut yang biasanya digunakan untuk menyiarkan dan menyebarluaskan siaran gambar televisi. Berikut ini adalah contoh transaksi kerjasama iklan yang dilakukan TVRI. Pada tanggal 10 Januari 2010, LPP TVRI membuat kerjasama dengan PT. Indosiar Visual Mandiri untuk menyewa aset milik TVRI berupa lahan, bangunan/ruangan dan menara di lokasi TVRI Satuan Transmisi Bukit Dengas Batam - Riau, masa sewa 2 tahun: 15 Januari Januari 2012, senilai Rp ,-/tahun, belum termasuk PPN 10%. Sewa dibayar penuh dimuka untuk tiap periode tahun. HARGA SEWA MENARA DAN LAHAN (ASET) LPP TVRI No Peralatan Terpasang pada Obyek Sewa Volume Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) 1 Menara: Antena UHF 8.00 Panel/Unit LAHAN Yang Digunakan: 65

24 Untuk TVRO (Parabola) M Untuk Ruang Pemancar/Transmisi M Jumlah Discount 10% Total Harga Per Tahun Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk transaksi ini adalah: 1. Pendapatan diakui berdasarkan alokasi jangka waktu sewa. 2. Pendapatan diukur sesuai dengan nilai yang ada pada persetujuan awal antara TVRI dengan mitra yaitu pada Perjanjian Kerja Sama yang didapat dari hasil perkalian antara volume elemen yang disewakan dan tarif per satuan volume. Nilai sewa akan dikurangi diskon jika diberikan oleh TVRI. PPn tidak termasuk ke dalam nilai yang disetujui di awal pembuatan transaksi. 3. Elemen yang disewakan dipisah penghitungannya yaitu elemen tanah dan bangunan sesuai klasifikasi sewanya. Jurnal pengakuan untuk transaksi ini adalah sebagai berikut: Kas/Bank Rp Penerimaan Kerjasama Dengan Pihak III Rp PPn Rp TVRI tidak melakukan penyesuaian untuk sewa pada akhir tahun. Jadi, pendapatan untuk 1 tahun yang sudah diterima pembayarannya akan diakui selama periode berjalan walau seharusnya pendapatan tersebut ditangguhkan untuk periode selanjutnya. 66

25 Iuran Penyiaran Sejak 15 April 2003 TVRI berubah status badan hukumya yaitu dari Perusahaan Jawatan TVRI menjadi PT Televisi Republik Indonesia (Persero) yang berarti secara kelembagaan sumber pendanaan TVRI bukan dari iuran. Oleh karena itu, iuran penyiaran tidak dicantumkan lagi pada laporan keuangan. Penerimaan Kontribusi TV Swasta Pada tahun 2000, tepatnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2000 tanggal 7 Juni 2000, status TVRI berubah dari Direktorat Televisi/Yayasan Televisi RI menjadi Perusahaan Jawatan (perjan). LPTS yang awalnya mempunyai perjanjian untuk memberikan kontribusi kepada TVRI, menolak untuk memberikan kontribusi tersebut dengan pertimbangan bahwa TVRI dengan statusnya sebagai Perusahaan Jawatan dapat melakukan kegiatan periklanan yang akan menghasilkan pendapatan iklan. Oleh karena itu, LPTS tidak mau melunasi piutang kontribusi kepada TVRI. Sejak saat itu, piutang kontribusi dari TV swasta tetap ada dalam pencatatan laporan keuangan TVRI dan piutang ini mempengaruhi dan mengganggu likuiditas keuangan. Piutang kontribusi TV swasta khususnya PT. Indosiar Visual Mandiri telah dialihkan kepada Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara. Penerimaan Sewa Rumah Dinas Pada dasarnya, dasar pengakuan dan pengukuran pendapatan untuk sewa rumah dinas sama seperti sewa peralatan teknik dan non teknik. Yang membedakan adalah sewa peralatan teknik dan non teknik merupakan pendapatan operasional dan sewa rumah dinas merupakan pendapatan non operasional. 67

26 Jurnal pengakuan untuk transaksi ini adalah sebagai berikut: Kas/Bank Rp xxx Penerimaan lain-lain PPn Rp xxx Rp xxx TVRI tidak melakukan penyesuaian untuk sewa pada akhir tahun. Jadi, pendapatan untuk 1 tahun yang sudah diterima pembayarannya akan diakui selama periode berjalan walau seharusnya pendapatan tersebut ditangguhkan untuk periode selanjutnya. Untuk pengakuan tiap-tiap penerimaan, TVRI mengungkapkan metode pengakuan pendapatan untuk penerimaan operasional, kecuali iuran penyiaran, pada catatan atas laporan keuangan bagian ikhtisar kebijakan akuntansi. Metode pengakuan pendapatan untuk penerimaan non operasional tidak diungkapkan pada laporan keuangan dan catatan laporan keuangan. 68

BAB IV PEMBAHASAN. Kerjasama Produksi dan atau Penyiaran dengan Pihak Ketiga

BAB IV PEMBAHASAN. Kerjasama Produksi dan atau Penyiaran dengan Pihak Ketiga BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Kerjasama Produksi dan atau Penyiaran dengan Pihak Ketiga Penerimaan kerjasama produksi dan penyiaran dengan pihak ketiga merupakan penerimaan yang diperoleh dari jasa penayangan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan lembaga penyiaran yang siarannya ditujukan untuk kepentingan Negara. TVRI berdiri tanggal 24 Agustus 1962

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia semula didirikan

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia semula didirikan BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum TVRI 3.1.1 Sejarah Terbentuknya TVRI Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia semula didirikan dalam bentuk Yayasan berdasarkan Surat Keputusan Presiden

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 30, 2005 Komunikasi. Frekwensi. Penyiaran. Perijinan. Pembinaan. Pengawasan (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Namun gagasan tersebut ditolak oleh kabinet dengan alasan mahalnya biaya

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Namun gagasan tersebut ditolak oleh kabinet dengan alasan mahalnya biaya BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sejarah TVRI Pada tahun 1962 TVRI lahir sebagai stasiun televisi pertama di Indonesia. Pendirian TVRI merupakan gagasan dari Menteri Penerangan Maladi pada tahun 1953,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (10), Pasal 15,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

1 of 8 3/17/2011 4:31 PM

1 of 8 3/17/2011 4:31 PM PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah TVRI BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan lembaga penyiaran yang menyandang nama negara mengandung arti bahwa dengan nama tersebut siarannya ditujukan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA BATU PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL AGROPOLITAN TELEVISI BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : Mengingat :

Lebih terperinci

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMILANG KABUPATEN MAGELANG

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMILANG KABUPATEN MAGELANG BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMILANG KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMILANG KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN. tersebut siarannya ditujukan untuk kepentingan negara. Sejak berdirinya

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN. tersebut siarannya ditujukan untuk kepentingan negara. Sejak berdirinya BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Analisa Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan lembaga penyiaran yang menyandang nama negara mengandung arti bahwa dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TELEVISI KABUPATEN SINJAI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TELEVISI KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TELEVISI KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL DI KABUPATEN MADIUN

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL DI KABUPATEN MADIUN PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL DI KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. secara tetap dimulai tanggal 12 November 1962.

BAB IV GAMBARAN UMUM. secara tetap dimulai tanggal 12 November 1962. BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum TVRI 4.1.1 Sejarah TVRI TVRI resmi berdiri pada tanggal 24 Agustus 1962 dan beberapa kali mengalami perubahan status hukum institusinya sesuai dengan perkembangan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO PESONA FM KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO KABUPATEN KETAPANG

BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO KABUPATEN KETAPANG BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO KABUPATEN KETAPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA RANCANGAN (disempurnakan) PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GAGAK RIMANG KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO MAGETAN INDAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGETAN,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2009 NOMOR 03 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2009 NOMOR 03 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2009 NOMOR 03 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TARAKAN TELEVISI MEDIA MANDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA PASURUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA PASURUAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL SELAPARANG TELEVISI KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) Kode Pos Mamuju

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) Kode Pos Mamuju PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) 21295 Kode Pos 51911 Mamuju PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENDIRIAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMA RANDIK SEKAYU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMA RANDIK SEKAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMA RANDIK SEKAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI BANYUASIN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Data Perusahaan 2.1.1. Identitas Perusahaan Televisi Republik Indnesia (TVRI) merupakan lembaga penyiaran pertama di Indnesia. Berdiri pada tanggal 24 Agustus 1962,

Lebih terperinci

NOMOR 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2015 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

NOMOR 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2015 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG NOMOR 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2015 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL KABUPATEN BEKASI DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH BIDANG PENGELOLAAN TAMAN PINTAR DINAS PARIWISATA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENDIRIAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Sejarah. Latar belakang

Sejarah. Latar belakang Sejarah Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah stasiun televisi pertama di Indonesia, yang mengudara sejak tahun 1962 di Jakarta dan Starvision Plus pada tanggal 23 Agustus 1962. Siaran perdananya menayangkan

Lebih terperinci

BUPATI LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG

BUPATI LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG SALINAN BUPATI LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SWARA PRAJA FM DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU 1 BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO PEMERINTAH SUARA BONO FM KABUPATEN PELALAWAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini terlihat sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya melahirkan era informasi global tetapi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam. No.34, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 /PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYETORAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL MUSI BANYUASIN TELEVISI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI BANYUASIN, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, KONSULTASI PUBLIK RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PELAPORAN PERUBAHAN DATA PERIZINAN, BIAYA IZIN, SISTEM STASIUN JARINGAN, DAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS KESEHATAN YANG MENERAPKAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO PUBLIK KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 15 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 15 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 15 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 15 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 15 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SIARAN PUBLIK SERDANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL MURAKATA TELEVISI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL MURAKATA TELEVISI PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL MURAKATA TELEVISI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI TENGAH, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2011 NOMOR 6

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2011 NOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2011 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SIARAN PEMERINTAH DAERAH IJE

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN PADA LPP TVRI. Agustus 1962, dilatarbelakangi oleh keinginan Pemerintah pada tahun 1961 untuk

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN PADA LPP TVRI. Agustus 1962, dilatarbelakangi oleh keinginan Pemerintah pada tahun 1961 untuk BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN PADA LPP TVRI 3.1 Latar Belakang Perusahaan TVRI merupakan stasiun televisi nasional yang berdiri pada tanggal 24 Agustus 1962, dilatarbelakangi oleh keinginan Pemerintah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 17 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 17 TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 17 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 17 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 17 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA SALATIGA b. c. bahwa untuk maksud tersebut pada huruf

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LABA BERSIH PADA LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL AGROPOLITAN TELEVISI BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik

4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik SALINAN BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BAUBAU SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RANTAU TV (RAN TV) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RANTAU TV (RAN TV) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RANTAU TV (RAN TV) Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, bahwa untuk meningkatkan penyampaian

Lebih terperinci

PROVINSI SUMATERA SELATAN

PROVINSI SUMATERA SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO DARUSSALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan rating melalui program-program yang varatif dan kreatif, disisi lain

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan rating melalui program-program yang varatif dan kreatif, disisi lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pertelevisian Indonesia kian berkembang dengan tumbuhnya berbagai stasiun televisi mulai dari tingkat regional sampai nasional yang saling bersaing memenuhi

Lebih terperinci

BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN. pembukaan Asian Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno. Stasiun televisi ini

BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN. pembukaan Asian Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno. Stasiun televisi ini BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum TVRI 3.1.1 Sejarah TVRI TVRI merupakan stasiun TV pertama yang berdiri di Indonesia pada tahun 1962. Stasiun ini mengudara untuk pertama kalinya dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. (17/10/2008) Nomor 30, yang dibuat dihadapan Hj. YULFITA RAHIM Sarjana

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. (17/10/2008) Nomor 30, yang dibuat dihadapan Hj. YULFITA RAHIM Sarjana BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan PT Mitra Beton Mandiri berkedudukan di Pekanbaru yang anggaran dasarnya termuat dalam akta tertanggal tujuh belas Oktober dua ribu

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL GALUH PAKUAN TELEVISI KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL GALUH PAKUAN TELEVISI KABUPATEN PURWAKARTA BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL GALUH PAKUAN TELEVISI KABUPATEN PURWAKARTA Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

2017, No pengendalian pelaksanaan anggaran negara; c. bahwa mengacu ketentuan Pasal 26 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.02/2015 tentang

2017, No pengendalian pelaksanaan anggaran negara; c. bahwa mengacu ketentuan Pasal 26 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.02/2015 tentang No.19, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Iuran Pensiun. PNS. Pejabat Negara. Pengelolaan. Pelaporan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.02/2016 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO KARTINI FM KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama : DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KARIMUN. dan BUPATI KARIMUN MEMUTUSKAN :

Dengan Persetujuan Bersama : DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KARIMUN. dan BUPATI KARIMUN MEMUTUSKAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL KABUPATEN KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012 NOMOR 5 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO LUHAK NAN TUO FM DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO DAN TELEVISI KABUPATEN BULUNGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO DAN TELEVISI KABUPATEN BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO DAN TELEVISI KABUPATEN BULUNGAN Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

Lebih terperinci

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 10 TAHUN 2015 T E N T A N G

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 10 TAHUN 2015 T E N T A N G WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 10 TAHUN 2015 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GANDORIAH FM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Operasional Stasiun Penyiaran

Operasional Stasiun Penyiaran MODUL PERKULIAHAN Operasional Stasiun Penyiaran Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Disini diisi Fakultas Program

Lebih terperinci

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG ~ 1 ~ SALINAN BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO KAYONG UTARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL (LPPL) RADIO MANDIRI KOTA CILEGON DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO ABDI PERSADA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik

4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik PROVINSI JAWA BARAT KABUPATEN TASIKMALAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA SERASI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA dan BUPATI JEMBRANA

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA dan BUPATI JEMBRANA BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO ANANTA PRAJA SWARA FM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RAN TV SEBAGAI TELEVISI SIARAN PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RAN TV SEBAGAI TELEVISI SIARAN PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RAN TV SEBAGAI TELEVISI SIARAN PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA PRAJA KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SWARA BERSUJUD KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO KABUPATEN BREBES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO KABUPATEN BREBES PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO KABUPATEN BREBES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa menyaksikan satu saluran televisi saja. Namun pada tahun 1989 perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bisa menyaksikan satu saluran televisi saja. Namun pada tahun 1989 perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stasiun televisi pertama di Indonesia adalah Televisi Republik Indonesia yang berdiri pada tahun 1962. Selama beberapa puluh tahun penduduk Indonesia hanya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINAI NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINAI NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINAI NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 3TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 3TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 3TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL INFO RADIO PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Lebih terperinci

PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK PADA PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN BARAT

PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK PADA PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN BARAT PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK PADA PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN BARAT PERDA KABUPATEN LANDAK NO.1, LD./NO.1 SETDA KABUPATEN LANDAK : 6 HLM PERATURAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 2 SERI D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 2 SERI D LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 2 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENDIRIAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA BANJARNEGARA FM

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA NGAWI

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA NGAWI 1 PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN JAWATAN RADIO REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN JAWATAN RADIO REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN JAWATAN RADIO REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan daya

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD BPR) BANK WONOSOBO

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang : a. bahwa penyediaan dan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI INVESTASI PEMERINTAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI INVESTASI PEMERINTAH 1 of 13 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

1 of 6 18/12/ :00

1 of 6 18/12/ :00 1 of 6 18/12/2015 16:00 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2010 S A L I N A N PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2010 S A L I N A N PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG 4 Nopember 2010 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2010 S A L I N A N SERI E NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO

Lebih terperinci

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN SALINAN BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SERANG GAWE FM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1792, 2016 KEMENKEU. PPK-BLU Satker. Penetapan. Pencabutan Penerapan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180/PMK.05/2016 TENTANG PENETAPAN DAN PENCABUTAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERJAN JAWATAN TELEVISI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERJAN JAWATAN TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERJAN JAWATAN TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam upaya meningkatkan daya saing

Lebih terperinci

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Untuk Periode yang Dimulai dari 18 Desember 2012 (Tanggal Pendirian) sampai dengan 31 Desember 2012 Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Laba

Lebih terperinci