PERANCANGAN PEMANAS AIR KOLAM OTOMATIS BERBASIS ATMEGA 8535

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN PEMANAS AIR KOLAM OTOMATIS BERBASIS ATMEGA 8535"

Transkripsi

1 PERANCANGAN PEMANAS AIR KOLAM OTOMATIS BERBASIS ATMEGA 8535 TUGAS AKHIR L. KRISTANTO ADYNATA SITORUS PROGRAM STUDI D-III FISIKA INSTRUMENTASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

2 PERNYATAAN PERANCANGAN PEMANAS AIR KOLAM OTOMATIS BERBASIS ATMEGA 8535 TUGAS AKHIR Saya mengakui bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri,kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya. Medan, 15 Juli 2009 L. KRISTANTO ADYNATA SITORUS

3 PENGHARGAAN Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada Bapak Dr. Eddy Marlinto, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Bapak Dr. Marhaposan Situmorang, selaku Ketua Departemen Fisika, Bapak Drs. Syahrul Humaidi, M.Sc, selaku Ketua Program Studi Fisika Instrumentasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Bapak Drs.Nasir Saleh, M.Eng.Sc selaku Dosen pembimbing praktek proyek, Orang tua saya Bapak D. Sitorus, dan Ibu R. br Napitupulu, beserta Saudari Esra Novita br sitorus dan Dessy Christin br Sitorus selaku adik penulis yang telah banyak memberikan semangat dan bantuan baik secara moril maupun materi. Saudari Ledy Nova Lina Sagala yang dikasihi, yang juga banyak memberikan dukungan dan perhatian kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Kepada teman-teman mahasiswa/i Fisika Intrumentasi khususnya stambuk 2006 yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membantu penulis. Penulis menyadari dalam pembuatan laporan dari perancangan proyek ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam penyempurnaan laporan proyek ini. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan proyek ini. Semoga Tuhan selalu memberkati. Medan, 15 Juli 2009 Penulis

4 ABSTRAK Saat ini aktivitas kehidupan perkotaan sangat padat seiring kemajuan zaman. Hal ini menuntut tercipta gaya hidup atau lifestyle masyrakat kota yang selalu berubah. Kesibukan yang padat menuntut mereka harus selalu menjaga kebugaran mereka agar senantiasa tetap bekerja secara efektif dan maksimal. Dan salah satu cara untuk menjaga kebugaran tubuh adalah dengan mandi air hangat. Saat ini teknologi di bidang instrumentasi berkembang dengan pesat khusus pada bidang otomasi telah banyak ditemui komponen-komponen pendukung yang tersedia di Toko Elektronik. Apalagi saat ini sebuah mikrokontroler (IC) semakin lebih sederhana dengan kemampuan yang didukungnya telah ditambah. Dan untuk harganya sendiri sudah agak terjangkau. Untuk itu diciptakan suatu alat yang mampu memanaskan air secara otomatis dimana air akan disalurkan dari bak penampung kemudian di bawah ke pemanas air lalu disalurkan ke kolam mandi. Dan keseluruhan proses tersebut akan ditampilkan berupa tampilan LCD. Keyword: Pemanas Air Kolam, ATMega8535

5 DAFTAR ISI PERSETUJUAN PERNYATAAN PENGHARGAAN ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL ii iii iv v vi viii ix BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penulisan Rumusan Masalah Tujuan Penulisan Batasan Masalah Sistematika Penulisan 3 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Mikrokontroler ATMega Arsitektur ATMega LM Komponen-komponen Pendukung Resistor Kapasitor Transistor Potensiometer LCD Software CodeVisionAVR (Editor dan Downloader) 19

6 BAB 3 PERANCANGAN ALAT Diagram Blok Rangkaian Perancangan Power Supplay (PSA) Perancangan Rangkaian Mikrokontroller ATMega Rangkaian Sensor temperatur Rangkaian Display LCD Rangkaian Relay Perancangan Rangkaian Sensor Diagram Alir Pemrograman 28 BAB 4 PENGUJIAN ALAT Pengujian Minimum Sistem Pengujian Rangkaian Relay Pengujian Rangkaian Sensor Air Pengujian Rangkaian Secara Keseleruhan 34 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran 35 DAFTAR PUSTAKA 36 LAMPIRAN A 37 LAMPIRAN B 38

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Konfigurasi Pin ATMega Gambar 2.2 Arsitektur ATMega Gambar 2.3 Sensor Suhu LM35 9 Gambar 2.4 Grafik akurasi LM35 terhadap suhu 11 Gambar 2.5 Resistor Karbon 11 Gambar 2.6 Electrolytic Capacitor (ELCO) 12 Gambar 2.7 Ceramic Capacitor 13 Gambar 2.8 Simbol Tipe Transistor 13 Gambar 2.9 Transistor sebagai saklar ON 14 Gambar 2.10 Transistor sebagai saklar OFF 15 Gambar 2.11 Potensiometer 17 Gambar 2.12 Grafik Perubahan nilai pada potensiometer 17 Gambar 2.13 Tampilan LCD 18 Gambar 2.14 CodevisionAVR 19 Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian 20 Gambar 3.2 Rangkaian Power Supply (PSA) 21 Gambar 3.3 Rangkaian Mirokontroler ATMega Gambar 3.4 Rangkaian sensor Temperatur 23 Gambar 3.5 Rangkaian Display LCD 24 Gambar 3.6 Rangkaian relay pengendali Heater 220 volt AC 25 Gambar 3.7 Rangkaian relay pengendali pompa air 220 volt AC 26 Gambar 3.8 Penempatan sensor pada tempat pada air 27 Gambar 3.9 Rangkaian relay Penguat sensor 28

8 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Bentuk tampilan LED 30 Tabel 4.2 Hasil pengukuran tegangan sensor air 33 Tabel 4.3 Hasil pengukuran Suhu 34

9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Dengan Teknologi yang berkembang pesat saat ini hampir seluruh kegiatan manusia tidak dapat dipisahkan dengan teknologi. Teknologi yang digunakan pun semakin canggih dan semakin otomatis (praktis). Tentu saja hal ini sangat menguntungkan dan memberikan kenyamanan bagi manusia, dimana pekerjaan yang seharusnya terasa berat, sukar, dan lama dapat menjadi ringan, mudah dan cepat. Untuk melakukan ini dibutuhkan suatu sistem otomasi. Dimana sistem ini berfungsi secara otomatis untuk menggerakkan suatu plant tersebut. Sehingga dengan adanya system otomasi ini, maka pekerjaan manusia yang tadinya dikerjakan secara manual, dapat digantikan fungsinya secara otomatis dengan menggunakan mesin. Prinsip kerja otomasi dapat digunakan pada peralatan seperti pemanas air kolam otomatis. Sering kita melepas lelah setelah banyak melakukan aktivitas sehari-hari. Banyak tempat yang dapat dikunjungi untuk melepas lelah seperti: sauna, Jacuzzi, pemandian air panas dan sebagainya. Pemandian air panas seringkali jadi pilihan favorit yang sering dituju. Karena Fasilitas ini banyak diminati orang khusunya orang muda karena selain menghilangkan keletihan juga sering dipakai untuk menjaga kebugaran tubuh apalagi pada saat ini cuaca terkadang tidak menentu. Untuk mendukung itu sangat tepat diterapkannya sebuah alat untuk memanaskan air kolam. 1.2 Rumusan Masalah Tugas Akhir ini membahas tentang perangkat keras dan lunak yang meliputi perakitan suatu sistem pemanas air kolam yang terdiri dari sensor suhu, heater, dan pompa air. Mikrokontroler ATMega 8535 sebagai pusat kendalinya. 1

10 Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk : 1. Memenuhi syarat untuk memenuhi mata kuliah Praktek Proyek untuk mahasiswa Program Studi D-3 Fisika Instrumentasi Departemen Fisika FMIPA USU. 2. Pengembangan kreatifitas mahasiswa dalam bidang ilmu instrumentasi sistem kontrol dan sistem kendali sebagai bidang yang diketahui. 3. Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari perkuliahan terhadap kehidupan masyarakat. 4. Membuat dan mengetahui aplikasi pemrograman berbasis mikrokontroler Atmega Untuk mengetahui cara membuat sistem pemanas yang berbasis mikrokontroler Atmega Untuk mengetahui cara berkomunikasi antar mikrokontroler dengan LCD atau penampilnya. 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memanfaatkan mikrokontroler untuk mengetahui suhu temperatur dari air yang dipanaskan. 2. Memanfaatkan mikrokontroler untuk mengetahu level batas dari permukaan suatu air yang masuk kedalam bak pemanas. 3. Memanfaatkan pompa air dan heater sebagai alat kerja sistem pemanas yang dapat dikendalikan secara otomatis oleh mikrokontroler. 1.4 Batasan Masalah Pembahasan masalah dalam laporan proyek ini hanya mencakup masalahmasalah sebagai berikut: 1. Sistem pemanas menggunakan mikrokontroler ATMega Sistem pemanas ini menggunakan heater (pemanas), motor akuarium (pompa air), dan LM35 sebagai sensor suhu. 2

11 3. Adapun batas suhu pemanasan air sampai berkisar 38 o C dan akan melakukan pemanasan kembali jika suhu air turun dibawah 34 o C. 4. Bahasa pemrograman menggunakan C++ dengan mengunakan software Codevision AVR. 5. Pembahasan hanya sebatas pemrograman mikrokontroler (IC ATMEGA8535) dan perangkat keras sistem pemanas seperti pompa air AC dan Heater, untuk interfacing untuk pemograman dari computer ke mikrokontroler tidak dibahas. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari simulasi pemananas air kolam berbasis mikrokontroler ATMega8535, maka penulis menulis laporan ini sebagai berikut: BAB 1. PENDAHULUAN Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan. BAB 2. TINJAUAN TEORITIS Tinjauan teoritis, dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian Teori pendukung itu antara lain tentang mikrokontroler ATMega8535 (hardware dan software), bahasa program yang digunakan serta karekteristik dari komponen-komponen pendukung. BAB 3. PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM Pada bagian ini akan dibahas perancangan dari alat, yaitu diagram blok dari rangkaian, skematik dari masing-masing rangkaian dan diagram alir dari program yang akan diisikan ke mikrokontroler ATMega

12 BAB 4. PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM Pada bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian dan sistem kerja alat, penjelasan mengenai program-program yang digunakan untuk mengaktipkan rangkaian, penjelasan mengenai program yang diisikan ke mikrokontroler ATMega8535. BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan dari tugas akhir ini serta saran apakah rangkaian ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan perakitannya pada suatu metode lain yang mempunyai sistem kerja yang sama. 4

13 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Mikrokontroler ATMega 8535 Mikrokontroler adalah suatu keping IC dimana terdapat mikroprosesor dan memori program (ROM/Read Only Memory) serta memori serbaguna (RAM/Read Acess Memory), bahkan ada beberapa jenis mikrokontroler yang memiliki fasilitas ADC(Analog to Digital Converter) dalam satu kemasan. Penggunaan mikrokontroler dalam bidang kontrol sangat luas dan populer. Ada beberapa vendor yang membuat mikrokontroler diantaranya Intel, Microchip, Winbond, Atmel, Philips, Xemics dan lain - lain. Dari beberapa vendor tersebut, yang paling populer digunakan adalah mikrokontroler buatan Atmel. Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard s Risc prosesor) memiliki arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing) 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS 51 yang membutuhkan 12 siklus clock. Tentu saja itu terjadi karena kedua jenis mikrokontroler tersebut memiliki arsitektur yang berbeda. AVR berteknologi RISC, sedangkan seri MCS 51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Oleh karena itu, dipergunakan salah satu AVR produk Atmel, yaitu ATMega8535. Selain mudah didapatkan dan lebih murah ATMega8535 juga memiliki fasilitas yang lengkap. Untuk tipe AVR ada 3 jenis yaitu AT Tiny, AVR klasik, AT Mega. Perbedaannya hanya pada fasilitas dan I/O yang tersedia serta fasilitas lain seperti ADC,EEPROM dan lain sebagainya. Salah satu contohnya adalah AT Mega Memiliki teknologi RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz membuat ATMega8535 lebih cepat bila dibandingkan dengan varian MCS 51. 5

14 Dengan fasilitas yang lengkap tersebut menjadikan ATMega8535 sebagai mikrokontroler yang powerfull. Adapun blok diagramnya adalah sebagai berikut. Mikrokntoler ini merupakan produk keluaran atmel dan memiliki fitur yang cukup lengkap. Mulai dari kapasitas memori program dan memori data yang cukup besar, interupsi, timer/counter, analog comparator, EEPROM internal dan juga ADC internal semuanya ada dalam ATMega Adapun Fitur-fitur dari ATMega8535 : a) 130 macam instruksi, yang semuanya dieksekusi dalam satu siklus clock. b) 32 x 8-bit register serba guna. c) Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.. d) 8 Kbyte Flash Memori, yang memiliki fasilitas In-System Programing. e) 512 Byte internal EEPROM. f) 512 Byte SRAM. g) Programming Lock, fasilitas untuk mengamankan kode program.. h) 2 buah timer/counter 8-bit dan 1 buah timer/counter 16-bit. i) 4 channel output PWM j) 8 channel ADC 10-bit. k) Serial USART. l) Master/Slave SPI serial interface. m) Serial TWI atau 12C. n) On-Chip Analog Computer Arsitektur ATMega8535 Mikrokontroler ATMega8535 memiliki arsitetur Harvard, yakni memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan untuk kerja dan paralelisme. Instruksi-instruksi dalam memori program dieksekusi dalam satu alur tunggal, dimana pada satu instruksi-instruksi dapat dieksekusi dalam setiap satu siklus clock. 6

15 Gambar 2.1. Konfigurasi Pin ATMega8535 Dari gambar tersebut dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin ATMega8535 sebagai berikut: 1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya. 2. GND merupakan pin ground. 3. Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC. 4. Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu Timer/Counter, komparator analog, dan SPI. 5. Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI, komparator analog, dan Timer Oscilat. 7

16 6. Port D (PD0.. PD7 merupakan pin I/O dua arah dan fungsi khusus, yaitu komparator analog, interupsi eksternal, komunikasi serial. 7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler. 8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal. 9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC. 10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC. 32 x 8-bit regsister serba guna digunakan untuk mendukung operasi pada arithmetic Logic Unit (ALU) yang dapat dilakukan dalam satu siklus. 6 dari register serba guna ini dapat digunakan sebagai 3 buah register pointer 16-bit pada mode pengalamatan tak langsung untuk mengambil data pada ruang memori data. Ketiga register pointer 16-bit ini disebut dengan register X(gabungan R26 dan R27), register Y(gabungan 28 dan 29), register Z (gabungan R30 dan R31). Selain reiste serbaguna di atas, terdapat register lain yang terpetakan dengan teknik memory mapped I/O sebesar 64 byte. Beberapa register digunakan untuk fungsi khusus antara lain sebagai register kontrol timer/counter, interupsi, ADC, EEPROM dan fungsi I/O(Input/Output) lainnya. Gambar 2.2 Arsitektur ATMega8535 8

17 2.2. LM 35 Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika- elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan. Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µa hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu 25 ºC. Gambar 2.3 Sensor Suhu LM35 Gambar diatas menunjukan bentuk dari LM35 tampak depan dan tampak bawah. 3 pin LM35 menujukan fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau V out dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antar 4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mv setiap derajad celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut : 9

18 V LM35 = Suhu * 10 mv Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu setiap suhu 1 ºC akan menunjukan tegangan sebesar 10 mv. Pada penempatannya LM35 dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01 ºC karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35 sama dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan dan suhu udara disekitarnya. Jarak yang jauh diperlukan penghubung yang tidak terpengaruh oleh interferensi dari luar, dengan demikian digunakan kabel selubung yang ditanahkan sehingga dapat bertindak sebagai suatu antenna penerima dan simpangan didalamnya, juga dapat bertindak sebagai perata arus yang mengkoreksi pada kasus yang sedemikian, dengan mengunakan metode bypass kapasitor dari V in untuk ditanahkan. Berikut ini adalah karakteristik dari sensor LM35: a. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mvolt/ºc, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius. b. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC. c. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC. d. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt. e. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µa. f. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam. g. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 ma. 10

19 h. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC. Gambar 2.4 Grafik akurasi LM35 terhadap suhu 2.3 Komponen-Komponen Pendukung Resistor Resistor komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang mengalir. Berdasarkan kelasnya resistor dibagi menjadi 2 yaitu : Fixed Resistor dan Variable Resistor Dan umumnya terbuat dari carbon film atau metal film, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dibuat dari material yang lain. Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan tembaga perak emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material seperti karet, gelas, karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron dan disebut sebagai insulator. Gambar 2.5 Resistor karbon 11

20 2.3.2 Kapasitor Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki elektroda metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif karena terpisah oleh bahan elektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduktif pada ujung- ujung kakinya. Di alam bebas phenomena kapasitor terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif diawan. Kapasitor merupakan komponen pasif elektronika yang sering dipakai didalam merancang suatu sistem yang berfungsi untuk mengeblok arus DC, Filter, dan penyimpan energi listrik. Didalamnya 2 buah pelat elektroda yang saling berhadapan dan dipisahkan oleh sebuah insulator. Sedangkan bahan yang digunakan sebagai insulator dinamakan dielektrik. Ketika kapasitor diberikan tegangan DC maka energi listrik disimpan pada tiap elektrodanya. Selama kapasitor melakukan pengisian, arus mengalir. Aliran arus tersebut akan berhenti bila kapasitor telah penuh. Yang membedakan tiap - tiap kapasitor adalah dielektriknya. Berikut ini adalah jenis jenis kapasitor yang dipergunakan dalam perancangan ini. Gambar 2.6 Electrolytic Capacitor (ELCO) 12

21 Gambar 2.7 Ceramic Capacitor Transistor Transistor adalah komponen elektronika yang mempunyai tiga buah terminal. Terminal itu disebut emitor, basis, dan kolektor. Transistor seakanakan dibentuk dari penggabungan dua buah dioda. Dioda satu dengan yang lain saling digabungkan dengan cara menyambungkan salah satu sisi dioda yang senama. Dengan cara penggabungan seperti dapat diperoleh dua buah dioda sehingga menghasilkan transistor NPN. Bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan bahan N dan bahan P adalah silikon dan germanium. Oleh karena itu, dikatakan : 1. Transistor germanium PNP. 2. Transistor silikon NPN. 3. Transistor silikon PNP. 4. Transistor germanium NPN. C C B B E E NPN PNP Gambar 2.8 Simbol tipe transistor 13

22 Dimana Transistor NPN ialah arus listrik mengalir dari basis menuju emiter dan Transistor PNP ialah arus listrik mengalir dari Emiter menuju Basis. Keterangan : C = kolektor E = emiter B = basis Didalam pemakaiannya transistor dipakai sebagai komponen saklar (switching) dengan memanfaatkan daerah penjenuhan (saturasi) dan daerah penyumbatan (cut off) yang ada pada karakteristik transistor. Vcc Vcc I C R R B Saklar On V CE V B I B V BE Gambar 2.9 Transistor sebagai Saklar ON Pada daerah penjenuhan nilai resistansi persambungan kolektor emiter secara ideal sama dengan nol atau kolektor dan emiter terhubung langsung (short). Keadaan ini menyebabkan tegangan kolektor emiter (V CE ) = 0 Volt pada keadaan ideal, tetapi pada kenyataannya V CE bernilai 0 sampai 0,3 Volt. Dengan menganalogikan transistor sebagai saklar, transistor tersebut dalam keadaan on seperti pada gambar 2.10 Saturasi pada transistor terjadi apabila arus pada kolektor menjadi maksimum dan untuk mencari besar arus basis agar transistor saturasi adalah : 14

23 Vcc I max =.. (2.1) Rc Vcc hfe.i B =..(2.2) Rc I B = Vcc hfe.rc.(2.3) Hubungan antara tegangan basis (V B ) dan arus basis (I B ) adalah : I V V B BE B=.(2.4) R B V B = I B. R B + V BE..(2.5) Vcc.R = V (2.5) BE hfe.rc B V B + Jika tegangan V B telah mencapai Vcc.R = V, maka transistor BE hfe.rc B V B + akan saturasi, dengan Ic mencapai maksimum. Keadaan ini menyebabkan tegangan (V CB ) sama dengan tegangan sumber (Vcc). Tetapi pada kenyataannya Vcc pada saat ini kurang dari Vcc karena terdapat arus bocor dari kolektor ke emiter. Dengan menganalogikan transistor sebagai saklar, transistor tersebut dalam keadaan off seperti gambar dibawah ini. Vcc Vcc I C R V B I B R B V BE V CE Saklar Off Gambar 2.10 Transistor Sebagai Saklar OFF 15

24 Keadaan penyumbatan terjadi apabila besar tegangan habis (V B ) sama dengan tegangan kerja transistor (V BE ) sehingga arus basis (I B ) = 0 maka : I B IC =... (2.6) hfe I C = I B. hfe. (2.7) I C = 0. hfe.. (2.8) I C = 0..(2.9) rumus : Hal ini menyebabkan V CE sama dengan Vcc dapat dibuktikan dengan Vcc=Vc+ V CE.... (2.10) V CE =Vcc (Ic. Rc).... (2.11) V CE =Vcc.. (2.12) POTENSIOMETER Untuk kelas resistor yang kedua ini terdapat 2 tipe. Untuk tipe pertama dinamakan variable resistor dan nilainya dapat diubah sesuai keinginan dengan mudah dan sering digunakan untuk pengaturan volume, bass, balance, dll. Sedangkan yang kedua adalah semi-fixed resistor. Nilai dari resistor ini biasanya hanya diubah pada kondisi tertentu saja. Contoh penggunaan dari semi-fixed resistor adalah tegangan referensi yang digunakan untuk ADC, fine tune circuit, dll. Ada beberapa model pengaturan nilai Variable resistor, yang sering digunakan adalah dengan cara nya terbatas sampai 300 derajat putaran. Ada beberapa model variable resistor yang harus diputar berkali kali untuk mendapatkan semua nilai resistor. Model ini dinamakan Potentiometers atau Trimmer Potentiometers. 16

25 Gambar 2.1 Potensiometer Pada gambar di atas untuk gambar bagian ke-3 biasanya digunakan untuk volume kontrol. Bentuk yang ke-2 merupakan semi fixed resistor dan biasanya di pasang pada PCB (Printed Circuit Board). Sedangkan bentuk 1 dpotentiometers. Ada 3 tipe didalam perubahan nilai dari resistor variabel, perubahan tersebut dapat dilihat pada gambar 2.6. Gambar 2.13 Grafik Perubahan nilai pada potensiometer Pada saat tipe A diputar searah jarum jam, awalnya perubahan nilai resistansi lambat tetapi ketika putarannya mencapai setengah atau lebih nilai perubahannya menjadi sangat cepat. Tipe ini sangat cocok dengan karakteristik telinga manusia. Karena telinga sangat peka ketika membedakan suara dengan volume yang lemah, tetapi tidak terlalu sensitif untuk membedakan perubahan suara yang keras. Biasanya tipe A ini juga disebut sebagai Audio Taper potensiometer. Untuk tipe B perubahan resistansinya adalah linier dan cocok digunakan untuk Aplikasi Balance Control, resistance value adjustment in circuit, dll. Sedangkan untuk tipe C perubahan resistansinya kebalikan dari tipe A. 17

26 2.3.5 LCD LCD merupakan salah satu komponen yang penting dalam pembuatan tugas akhir untuk dapat melihat posisi pengukuran suhu yang dihasilkan dalam mengetahui suhu panas air kolam. LCD mempunyai kemampuan untuk menampilkan tidak hanya angka, huruf abjad, kata-kata tapi juga simbolsimbol. Hal inilah yang membuat LCD lebih unggul daripada 7-segment ataupun dot-matrik dalam fungsinya sebagai tampilan. LCD ada banyak jenis dan ukuran, ada 16 kolom 2 baris, 20 kolom 2 baris, 40 kolom 2 baris, 20 kolom 1 baris, 16 kolom 4 baris dan banyak pula yang lain. LCD ada yang memiliki backlight dan ada yang tidak, backlight sangat berguna sekali bila malam hari atau gelap. Pada LCD juga memiliki kemampuan untuk mempertajam tampilan atau yang sering disebut contrast. LCD pada perkembangannya sudah sangat canggih seperti yang dipakai pada layer laptop ataupun handphone. Dalam tugas akhir ini digunakan LCD dengan 16 kolom 2 baris. Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan RW: Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa anda sedang mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke LCD, maka melalui program EN harus dibuat logika low 0 dan set pada dua jalur kontrol yang lain RS dan RW. Ketika dua jalur yang lain telah siap, set EN dengan logika 1 dan tunggu untuk sejumlah waktu tertentu ( sesuai dengan datasheet dari LCD tersebut ) dan berikutnya set EN ke logika low 0 lagi. Gambar 2.14 Tampilan LCD 18

27 2.4 Software CodeVisionAVR ( Editor dan Downloader) CodeVisionAVR merupakan salah satu software compiler yang khusus digunakan untuk mikrokontroler keluarga AVR. Kelebihan dari CodeVisionAVR adalah tersedianya fasilitas untuk mendownload program ke mikrokontroler yang telah terintegrasi sehingga dengan demikian CodeVisionAVR ini selain dapat berfungsi sebagai software compiler juga berfungsi sebagai software programmer/downloader. Jadi kitadapat melakukan proses download program yang telah dikompile menggunakan software CodeVisionAVR juga. Gambar 2.15 CodeVision AVR 19

28 BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Rangkaian Diagram blok merupakan gambaran dasar dari rangkaian sistem yang akan dirancang. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram blok dari sistem yang dirancang adalah seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.1. berikut ini: Sensor Suhu 2 Sensor level air Mikrokontroler ATMega8535 Relay Relay Display LCD Heater Pompa Air Gambar 3.1. Diagram Blok Rangkaian Desain sistem rangkaian terdiri dari: 1. Sensor suhu (LM35) berfungsi untuk mengukur suhu air kemudian output sensor ini akan diinputkan ke mikrokontroller. 2. Mikrokontroler ATMEGA8535 berfungsi untuk mengolah data yang dikirimkan oleh LM35 dan oleh sensor level air, selanjutnya mikrokontroller akan menampilkan nilai suhu yang terukur pada LCD kemudian membandingkannya dengan data tertentu untuk kemudian mengambil tindakan (menghidupkan/mematikan heater). 3. Relay berfungsi sebagai perantara antara mikrokontroler yang memiliki tegangan 5 volt DC dengan heater yang memiliki tegangan 20

29 220 volt AC, sehingga heater dapat dikendalikan oleh mikrokontroler ATMEGA Heater berfungsi untuk memanaskan tank (tempat air) yang akan dikendalikan oleh mikrokontroler setelah mendapatkan data dari sensor suhu (LM35). 5. Display berfungsi untuk menampilkan hasil pembacaan suhu pada sensor suhu (LM35) yang berada dalam tank (tempat air). 6. Sensor level air berfungsi untuk mendeteksi level bawah dan level atas air. 7. Pompa berfungsi untuk mengisi tank (tempat air) secara otomatis. 3.2 Perancangan Power Supplay (PSA) Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt. keluaran 5 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian sedangkan keluaran 12 volt digunakan untuk supplay ke relay. Rangkaian power supplay ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut ini : Gambar 3.2 Rangkaian Power Supplay (PSA) Trafo merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan jembatan dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor. Regulator tegangan 5 volt (7805) digunakan 21

30 agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan Perancangan Rangkaian Mikrokontroler ATMEGA8535 Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh sistem yang ada. Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC mikrokontroler ATMEGA8535. Pada IC inilah semua program diisikan, sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki. Rangkaian mikrokontroler ditunjukkan pada gambar berikut ini: Gambar 3.3 Rangkaian mikrokontroler ATMEGA8535 Mikrokontroler ini memiliki 32 port I/O, yaitu port A, port B, port C dan port D. Pin 33 sampai 40 adalah Port A yang merupakan port ADC, dimana port ini dapat menerima data analog. Pin 1 sampai 8 adalah port B. Pin 22

31 22 sampai 29 adalah port C. Dan Pin 14 sampai 21 adalah port D. Pin 10 dihubungkan ke sumber tegangan 5 volt. Dan pin 11 dihubungkan ke ground. Rangkaian mikrokontroler ini menggunakan komponen kristal sebagai sumber clocknya. Nilai kristal ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler dalam mengeksekusi suatu perintah tertentu. Pada pin 9 dihubungkan dengan sebuah kapasitor dan sebuah resistor yang dihubungkan ke ground. Kedua komponen ini berfungsi agar program pada mikrokontroler dijalankan beberapa saat setelah power aktip. Lamanya waktu antara aktipnya power pada IC mikrokontroler dan aktipnya program adalah sebesar perkalian antara kapasitor dan resistor tersebut. 3.4 Rangkaian Sensor temperatur Untuk mengetahui nilai temperature yang akan diukur digunakan sensor LM 35 yang merupakan sensor temperature. Sensor ini memiliki 1 keluaran, dimana tegangan keluaran akan berubah sesuai dengan perubahan temperature lingkungan.. Rangkaian sensor ditunjukkan oleh gambar dibawah ini: Gambar 3.4 Rangkaian Sensor temperatur Output rangkaian ini akan dihubungkan dengan mikrokontroller pada port A, yaitu ADC0. Dengan demikian saat terjadi perubahan nilai tegangan pada output sensor, maka mikrokontroller akan mengetahui nilai perubahan tersebut, dan dapat menampilkannya pada display LCD. 23

32 3.5 Rangkaian Display LCD Rangkaian display LCD ini berfungsi untuk menampilkan nilai dari hasil pengukuran temperatur. Rangkaian display LCD ditunjukkan pada gambar 3.5 berikut ini : Gambar 3.5 Rangkaian Display LCD 3.6 Perancangan Rangkaian Relay Perancangan rangkaian relay ini berfungsi sebagai saklar elektronik yang dapat menghidupkan/mematikan peralatan elektronik (dalam hal ini heater dan pompa Pada rangkaian di bawah, untuk menghubungkan rangkaian dengan 220 VAC digunakan relay. Relay merupakan salah satu komponen elektronik yang terdiri dari lempengan logam sebagai saklar dan kumparan yang berfungsi untuk menghasilkan medan magnet. Pada rangkaian ini digunakan relay 12 volt, ini berarti jika positip relay (kaki 1) dihubungkan ke sumber tegangan 12 volt dan negatip relay (kaki 2) dihubungkan ke ground, maka kumparan akan menghasilkan medan magnet, dimana medan magnet ini akan menarik logam yang mengakibatkan saklar (kaki 3) terhubung ke kaki 4 dan kaki 7 terhubung 24

33 ke kaki 8. Dengan demikian, jika kita gunakan kaki 3 dan kaki 4 pada relay sebagai saklar untuk menghidupkan/mematikan heater maka kita dapat menghidupkan/ mematikan heater dengan cara mengaktipkan atau menonaktipkan relay. Rangkaian relay pengendali heater tampak seperti gambar di bawah ini, Gambar 3.6 Rangkaian relay Pengendali heater 220 volt AC Pada rangkaian ini untuk mengaktipkan atau menon-aktipkan relay digunakan transistor tipe NPN. Cara kerjanya sama dengan proses menghidupkan alarm yang telah dijelaskan sebelumnya. Dari gambar dapat dilihat bahwa negatip relay dihubungkan ke kolektor dari transistor NPN (2SC945), ini berarti jika transistor dalam keadaan aktip maka kolektor akan terhubung ke emitor dimana emitor langsung terhubung ke ground yang menyebabkan tegangan di kolektor menjadi 0 volt, keadaan ini akan mengakibatkan relay aktip. Sebaliknya jika transistor tidak aktip, maka kolektor tidak terhubung ke emitor, sehingga tegangan pada kolektor menjadi 12 volt, keadaan ini menyebabkan tidak aktip. Kumparan pada relay akan menghasilkan tegangan singkat yang besar ketika relay dinon-aktipkan dan ini dapat merusak transistor yang ada pada rangkaian ini. Untuk mencegah kerusakan pada transistor tersebut sebuah dioda harus dihubungkan ke relay tersebut. Dioda dihubungkan secara terbalik sehingga secara normal dioda ini tidak menghantarkan. Penghantaran hanya terjadi ketika relay dinonaktipkan, pada saat ini arus akan terus mengalir 25

34 melalui kumparan dan arus ini akan dialirkan ke dioda. Tanpa adanya dioda arus sesaat yang besar itu akan mengalir ke transistor, yang mengakibatkan kerusakan pada transistor. Sedangkan untuk rangkaian relay pengendali pompa air ditunjukkan oleh gambar berikut ini: Gambar 3.7 Rangkaian relay Pengendali pompa air 220 volt AC Rangkaian ini memiliki cara kerja yang sama dengan rangkaian relay pengendali heater. 3.7 Perancangan Rangkaian Sensor Sensor ini berfungsi untuk mengetahui ketika ada air yang mengenai sensor. Sersor ini terdiri dari dua buah kabel tembaga, dimana kabel 1 dihubungkan ke Vcc 5 volt dan yang lainnya dihubungkan ke input dari rangkaian pengolah sinyal. Dua kabel ini akan diletakkan secara berdampingan, tetapi tidak bersentuhan satu dengan yang lain. Sehingga arus tidak akan mengalir dari kabel yang terhubung ke +5 volt menuju kabel yang terhubung ke penguat sinyal. Letaknya ditunjukkan pada gambar berikut: 26

35 Kabel (A) Ke +5 Volt (K) Ke penguat sinyal Air Gambar 3.8 Penempatan sensor pada tempat air Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa jika tidak ada air, maka kedua kabel tidak akan terhubung satu dengan yang lainnya, namun jika ada air yang mengenai kedua kabel tersebut, maka kabel akan dihubungkan oleh air, menyebabkan arus akan mengalir dari kabel (A) ke kabel (K), dimana besarnya arus yang mengalir akan ditentukan dengan banyaknya elektron atau unsur logam yang ada pada air. Arus yang mengalir melalui air ini sangatlah lemah. Hal ini disebabkan karena kadar logam dalam air sangat sedikit. Untuk mengetahui besar arus yang mengalir melalui air dapat dihitung dengan mengetahui nilai hambatan pada air, yaitu dengan cara mengukurnya langsung dengan menggunakan ohmmeter. Untuk air PAM nilai hambatannya adalah 32 Kohm (dimana anoda dan katoda berjarak 5 mm). Dengan demikian maka arus yang mengalir melalui air PAM adalah: V 5 i = = = 0, A = 156µ A R Karena arus yang mengalir sangatlah kecil, maka arus ini akan dikuatkan oleh penguat sinyal agar dapat menghidupkan sebuah LED. Berikut gambar rangkaian penguat sensor: 27

36 Gambar 3.9 Rangkaian relay Penguat sensor Pada rangkaian di atas, output dari sensor air diumpankan ke Op Amp 358 yang merupakan IC dual OP Amp untuk diperkuat. Dari Op Amp dihubungkan ke transistor C945 untuk menghasilkan data digital. 3.8 Diagram Alir Pemrograman Start Baca Nilai ADC0 Tampilkan Nilai Hasil Pembacaan T>=38 T<=34 Level1 =1 Level2=0 Matikan Heater Nyalakan Heater Nyalakan Pompa Matikan Pompa End 28

37 BAB 4 PENGUJIAN ALAT Pada bab ini, akan dibahas pengujian alat mulai dari pengujian alat permodul sampai pengujian alat secara keseluruhan. Pengujian tersebut akan dilakukan secara bertahap dengan urutan sebagai berikut : a. Pengujian minimum sistem b. Pengujian sistem secara keseluruhan 4.1 Pengujian Minimum Sistem Pada pengujian minimum sistem ini dilakukan percobaan yang sifatnya sederhana tapi dapat menunjukkan bekerja tidaknya minimum system tersebut. Percobaan tersebut adalah menghidupkan beberapa buah LED secara bergantian. Percobaan ini dilakukan pada I/O port (Port A). Untuk menghidupkan LED tersebut digunakan program sebagai berikut: while (1) { // Place your code here PORTA=240 delay_ms(100); PORTA=15 delay_ms(100); }; } 29

38 Jika program tersebut dijalankan, maka LED akan hidup dan mati secara bergantian seperti yang ditunjukan dalam tabel. Tabel 4.1 Bentuk tampilan LED LED 1 LED 2 LED 3 LED 4 LED 5 LED 6 LED 7 LED 8 Tahap 1 ON ON ON ON OFF OFF OFF OFF Tahap 2 OFF OFF OFF OFF ON ON ON ON Selain percobaan I/O port (Port A) juga dilakukan percobaan terhadap LCD. Pada tahap ini dilakukan percobaan untuk mengaktifkan LCD system. Pengaktifan LCD ini dilakukan dengan cara menampilkan beberapa karakter pada LCD. Untuk menampilkan beberapa karakter tersebut digunakan listing program sebagai berikut: while (1) { // Place your code here lcd_gotoxy(2,0); lcd_putsf("my PROJECT"); delay_ms(30); lcd_clear(); }; } Jika program di atas dijalankan maka di layar LCD akan tampil MY PROJECT pada koordinat x = 2 dan y = 0. Hal ini menunjukkan bahwa minimum system dan LCD dapat berjalan dengan baik. Program berikutnya dengan cara menghubungkan LM35 ke PORTA.0 selanjutnya membaca nilainya dan ditampilkan ke LCD. Programnya sebgai berikut: while (1) 30

39 } { // Place your code here lcd_gotoxy(2,0); lcd_putsf("my PROJECT"); nilai=adc_data[0]; sprintf(suhu,"temperatur=%d C",nilai); lcd_gotoxy(0,1); lcd_puts(suhu); delay_ms(30); lcd_clear(); }; program di atasakan membaca nilai dari PORTA.0 yang dihubungkan ke LM35 dengan perintah nilai=adc_data[0];. Dengan perintah ini maka adc_data[0] akan dimasukkan kedalam sebuah variable bernama nilai, selanjutnya akan di ubah kedalam bentuk decimal dengan perintah sprintf(suhu,"temperatur=%d C",nilai), kemudian akan ditampilkan ke LCD pada koordinat x=0 dan y=1 malalui perintah lcd_gotoxy(0,1); lcd_puts(suhu). 4.2 Pengujian Rangkaian Relay Pengujian rangkaian relay dapat dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt dan 0 volt pada basis transistor C945. Transistor C945 merupakan transistor jenis NPN, transistor jenis ini akan aktip jika pada basis diberi tegangan > 0,7 volt dan tidak aktip jika pada basis diberi tegangan < 0,7 volt. Aktipnya transistor akan mengaktipkan relay. Pada alat ini relay digunakan untuk memutuskan hubungan heater ke tegangan PLN, dimana hubungan yang digunakan adalah normally open (NO), dengan demikian jika relay aktip maka hubungan heater ke tegangan PLN akan terhubung, sehingga heater hidup, sebaliknya jika relay tidak aktip, maka heater dengan tegangan PLN akan terputus, sehingga heater mati. Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt pada basis transistor, jika relay aktip dan hubungan heater dengan tegangan PLN 31

40 terhubung, sehingga heater hidup, maka rangkaian ini telah berfungsi dengan baik. Pengujian selanjutnya dilakukan dengan menghubungkan input rangkaian ini ke mikrokontroler pada PORTB.0 kemudian memberikan program sederhana pada mikrokontroler ATMEGA8535. Program yang diberikan adalah sebagai berikut: while (1) { // Place your code here PORTB.0=1; delay_ms(30); }; } Perintah di atas akan memberikan logika high pada PORTB.0, sehingga PORTB.0 akan mendapatkan tegangan 5 volt. Tegangan 5 volt ini akan mengaktipkan transistor C945, sehingga relay juga menjadi aktip dan hubungan heater dengan tegangan PLN terhubung, sehingga heater hidup. Berikutnya memberikan program sederhana untuk menonaktipkan relay. Programnya sebagai berikut: while (1) { // Place your code here PORTB.0=0; delay_ms(30); }; } Perintah di atas akan memberikan logika low pada PORTB.0, sehingga PORTB.0 akan mendapatkan tegangan 0 volt. Tegangan 0 volt ini akan menonaktipkan transistor C945, sehingga relay juga menjadi tidak aktip dan hubungan heater dengan tegangan PLN terputus, sehingga heater mati. 32

41 Pengujian yang sama juga dilakukan pada rangkaian relay untuk pengendali pompa air. 4.3 Pengujian Rangkaian Sensor Air Pengujian pada rangkaian dapat dilakukan dengan mengukur tegangan pada output sensor. Dari hasil pengujian didapatkan tegangan sebagai berikut : Tabel 4.2 Hasil Pengukuran tegangan sensor air Kondisi Sensor tidak terkena air Sensor terkena air Tegangan pada output 4,3 volt 0,2 volt Pengujian rangkaian sensor level dan relay dilakukan dengan cara menghubungkan sensor dan relay ke mikro selanjtnya mengujinya dengan program sederhana sebagai berikut: while (1) { // Place your code here if (PIND.1==1) {PORTB.0=1;} delay_ms(30); }; } sensor dihubungkan ke PORTD.1 dan relay dihubungkan ke PORTB.0. saat sensor terkena air, maka sensor akan menghasilkan logika 0. program di atas akan melihat kondisi pada PIND.1, jika kondisinya 1, artinya sensor tidak terkena air, maka PORTB.0 diberi logika satu, sehingga relay menjadi aktip Pengujian rangkaian secara keseluruhan Pengujian ini dilakukan dengan menghubungkan semua rangkaian, 33

42 selanjutnya mengukur suhu air dengan menggunakan thermometer, mengukur output LM 35 dan melihat tampilan pada LCD. Dari hasil pengujian didapatkan data sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Suhu Suhu terukur Output LM35 Tampilan Display 32 derajat 33 derajat 34 derajat 35derajat 36 derajat 37 derajat 38 derajat 39 derajat 320 milivolt 330 milivolt 340 milivolt 350 milivolt 360 milivolt 370 milivolt 380 milivolt 390 milivolt 32 C 33 C 34 C 35 C 36 C 37 C 38 C 39 C 34

43 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pelaksanaan perancangan alat hingga pengujian dan pembahasan sistem maka penulis dapat menarik kesimpulan, antara lain: a. Dengan biaya yang cukup terjangkau dan cukup mudahnya komponen alat ini ditemukan maka alat ini sudah dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga dan Umum. b. Adapun untuk mengganti temperatur pemanasan heater dapat diubah dengan mengeset ulang program yang terdapat mikrokontoler. c. Untuk menjaga ketersediaan air panas secara terus-menerus hendaknya bak penampung air tetap selalu terisi air dan jangan sampai bak kosong. 5.2 Saran Setelah melakukan penelitian ini diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan saran untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut, yaitu: a. Untuk pengembangan kedepannya hendaknya disesuaikan antara banyak air yang akan dipanaskan dengan besar daya dari heater pemanas agar waktu pemanasannya dapat seefisien mungkin. b. Agar sistem atau rangkaian yang digunakan tidak terganggu, sebaiknya alat ini dikemas dalam bentuk yang lebih aman dan terlindungi, sehingga penggunaannya lebih efektif. c. Alangkah baiknya jika alat ini dimanfaatkan dan disosialisasikan kegunaannya dikalangan mahasiswa, guna mengembangkan inovasi dan teknologi di kalangan mahasiswa. 35

44 DAFTAR PUSTAKA Agfianto, Teknik Antarmuka Komputer: Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama, Penerbit: Graha Ilmu, Yogyakarta, Andi, Panduan Praktis Teknik Antarmuka dan Pemrograman Mikrokontroler AT89C51, Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta Bejo, Agus, C dan AVR Rahasia Kemudahan Bahaas C dalam Mikrokontroler ATMega8535, Penerbit: Graha Ilmu, Yogyakarta, Malvino, Albert paul, Prinsip-prinsip Elektronika, Jilid 1 & 2, Edisi Pertama, Penerbit: Salemba Teknika, Jakarta, Suhata, Aplikasi Mikrokontroler Sebagai Pengendali Peralatan Elektronik via Line Telepon, Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta

45 LAMPIRAN A (Gambar Rangkaian Lengkap Miniatur Pemanas Kolam) 37

46 LAMPIRAN B (DAFTAR PROGRAM) ***************************************************** This program was produced by the CodeWizardAVR V Standard Automatic Program Generator Copyright Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l. Project : Version : Date : 4/23/2009 Author : F4CG Company : F4CG Comments: Chip type : ATmega8535 Program type : Application Clock frequency : MHz Memory model : Small External SRAM size : 0 Data Stack size : 128 *****************************************************/ #include <mega8535.h> // Alphanumeric LCD Module functions #asm.equ lcd_port=0x15 ;PORTC #endasm #include <lcd.h> #include <stdio.h> #include <delay.h> int nilai; unsigned char suhu[16]; #define FIRST_ADC_INPUT 0 #define LAST_ADC_INPUT 1 unsigned int adc_data[last_adc_input-first_adc_input+1]; #define ADC_VREF_TYPE 0x40 // ADC interrupt service routine // with auto input scanning interrupt [ADC_INT] void adc_isr(void) { 38

47 register static unsigned char input_index=0; // Read the AD conversion result adc_data[input_index]=adcw; // Select next ADC input if (++input_index > (LAST_ADC_INPUT-FIRST_ADC_INPUT)) input_index=0; ADMUX=(FIRST_ADC_INPUT (ADC_VREF_TYPE & 0xff))+input_index; // Start the AD conversion ADCSRA =0x40; } // Declare your global variables here void main(void) { // Declare your local variables here // Input/Output Ports initialization // Port A initialization // Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T PORTA=0x00; DDRA=0x00; // Port B initialization // Func7=Out Func6=Out Func5=Out Func4=Out Func3=Out Func2=Out Func1=Out Func0=Out // State7=0 State6=0 State5=0 State4=0 State3=0 State2=0 State1=0 State0=0 PORTB=0x00; DDRB=0xFF; // Port C initialization // Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T PORTC=0x00; DDRC=0x00; // Port D initialization // Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T PORTD=0x00; DDRD=0x00; // Timer/Counter 0 initialization // Clock source: System Clock // Clock value: Timer 0 Stopped // Mode: Normal top=ffh 39

48 // OC0 output: Disconnected TCCR0=0x00; TCNT0=0x00; OCR0=0x00; // Timer/Counter 1 initialization // Clock source: System Clock // Clock value: Timer 1 Stopped // Mode: Normal top=ffffh // OC1A output: Discon. // OC1B output: Discon. // Noise Canceler: Off // Input Capture on Falling Edge // Timer 1 Overflow Interrupt: Off // Input Capture Interrupt: Off // Compare A Match Interrupt: Off // Compare B Match Interrupt: Off TCCR1A=0x00; TCCR1B=0x00; TCNT1H=0x00; TCNT1L=0x00; ICR1H=0x00; ICR1L=0x00; OCR1AH=0x00; OCR1AL=0x00; OCR1BH=0x00; OCR1BL=0x00; // Timer/Counter 2 initialization // Clock source: System Clock // Clock value: Timer 2 Stopped // Mode: Normal top=ffh // OC2 output: Disconnected ASSR=0x00; TCCR2=0x00; TCNT2=0x00; OCR2=0x00; // External Interrupt(s) initialization // INT0: Off // INT1: Off // INT2: Off MCUCR=0x00; MCUCSR=0x00; // Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization TIMSK=0x00; // Analog Comparator initialization // Analog Comparator: Off 40

49 // Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off ACSR=0x80; SFIOR=0x00; // ADC initialization // ADC Clock frequency: khz // ADC Voltage Reference: AVCC pin // ADC High Speed Mode: Off // ADC Auto Trigger Source: None ADMUX=FIRST_ADC_INPUT (ADC_VREF_TYPE & 0xff); ADCSRA=0xCB; SFIOR&=0xEF; // LCD module initialization lcd_init(16); // Global enable interrupts #asm("sei") while (1) { // Place your code here lcd_gotoxy(2,0); lcd_putsf("my PROJECT"); nilai=(adc_data[0])/2; nilai=nilai-4; sprintf(suhu,"temperatur=%d C",nilai); lcd_gotoxy(0,1); lcd_puts(suhu); if (nilai<=34) {PORTB.1=1;} if (nilai>=38) {PORTB.1=0;} if (PIND.0==0) {PORTB.0=0;} if (PIND.1==1) {PORTB.0=1;} delay_ms(30); lcd_clear(); }; } 41

LAMPIRAN A. Gambar A. Layout alat tongkat tunanetra. Ubiversitas Sumatera Utara

LAMPIRAN A. Gambar A. Layout alat tongkat tunanetra. Ubiversitas Sumatera Utara LAMPIRAN A Pada gambar A. di bawah ini menjelaskan tentang layout atau susunan komponen yang mencakup semuanya alat tongkat tunanetra selanjutnya dapat di lihat pada gambar sebagai berikut : Gambar A.

Lebih terperinci

Tabel Data Pengujian 5x Perubahan Posisi. Kanan (V) Kiri (V)

Tabel Data Pengujian 5x Perubahan Posisi. Kanan (V) Kiri (V) LAMPIRAN Tabel Data Pengujian 5x Perubahan Posisi 1. Motor 2 tak Kawasaki Ninja 2011 Waktu (menit) Tengah Kanan Kiri Atas Bawah Ratarata 3 8,60 8,62 8,60 8,63 8,62 8,614 6 8,60 8,52 8,54 8,66 8,65 8,594

Lebih terperinci

Langkah-langkah pemrograman: 1. Pilih File >> New:

Langkah-langkah pemrograman: 1. Pilih File >> New: Kondisi sistem: Mikrokontroler yang digunakan adalah ATmega8535, dalam hal ini untuk memudahkan digunakan DI-Smart AVR System. Tujuan pemrogram adalah untuk menampilkan tulisan Apa Kabar Dunia? SEMANGAT!

Lebih terperinci

Penerima Remote SONY dengan ATmega32

Penerima Remote SONY dengan ATmega32 Pendahuluan Standar Remote Kontrol yang mudah untuk dimengerti dan diaplikasikan adalah standar SIRC atau lebih dikenal dengan standar SONY. Bagian terkecil dari sinyal pembacaan pada standar ini adalah

Lebih terperinci

Langkah-langkah pemrograman: 1. Pilih File >> New:

Langkah-langkah pemrograman: 1. Pilih File >> New: Kondisi sistem: Mikrokontroler yang digunakan adalah ATmega8535, dalam hal ini untuk memudahkan digunakan DI-Smart AVR System. Tujuan pemrogram adalah untuk menyalakan LED yang active-low dan terhubung

Lebih terperinci

Kajian Pustaka. Spesifikasi - Krisbow KW Fitur - Krisbow KW06-290

Kajian Pustaka. Spesifikasi - Krisbow KW Fitur - Krisbow KW06-290 LAMPIRAN Kajian Pustaka Fitur - Krisbow KW06-290 Dua modus memberikan 2.5dB 3.5dB atau akurasi A dan berat C pengukuran tinggi dan rendah berkisar: Rendah (35 sampai 100dB) tinggi (65 sampai 130dB) Resolusi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Andrianto, Heri. 2008. Pemrograman Mikrokontroler AVR ATmega16 Menggunakan Bahasa C. Bandung: Penerbit Informatika. Bejo, Agus. 2007. C & AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C Dalam Mikrokontroler

Lebih terperinci

Project : Version : Date : 15/05/2013 Author : F4CG Company : F4CG Comments:

Project : Version : Date : 15/05/2013 Author : F4CG Company : F4CG Comments: 48 Program Keseluruhan ********************************************************************* This program was produced by the CodeWizardAVR V1.25.8 Standard Automatic Program Generator Copyright 1998-2007

Lebih terperinci

LAMPIRAN A RANGKAIAN LENGKAP dan FOTO PENGUAT KELAS D

LAMPIRAN A RANGKAIAN LENGKAP dan FOTO PENGUAT KELAS D A RANGKAIAN LENGKAP dan FOTO PENGUAT KELAS D A1 LAMPIRAN A2 Rangkaian Low Pass Filter Butterworth dan Level Shifter Rangkaian Low Pass Filter Pasif A3 Rangkaian AT mega16 dan L293D B PROGRAM AT MEGA16

Lebih terperinci

LAMPIRAN A FOTO REALISASI ALAT

LAMPIRAN A FOTO REALISASI ALAT LAMPIRAN A FOTO REALISASI ALAT A-1 TAMPAK DEPAN TAMPAK BELAKANG A-2 TAMPAK SAMPING PEMBACAAN LCD A-3 PROSES PENGERINGAN PERBANDINGAN PEMBACAAN SENSOR TPA 81 DENGAN DIGITAL THERMOMETER CONSTANT 20T A-4

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SKEMATIK RANGKAIAN

LAMPIRAN A SKEMATIK RANGKAIAN LAMPIRAN A SKEMATIK RANGKAIAN LA-1 GAMBAR RANGKAIAN CONVERTER TEGANGAN UNTUK LED BERUKURAN 8X8 Vcc R4 R3 Q4 Vcc1 Q3 R6 R5 Q6 Vcc2 Q5 R7 R8 Q7 Vcc3 Q8 R9 R10 Q9 Vcc4 Q10 Output Input Scanning(1/0) R12 R11

Lebih terperinci

Listing Program. // Declare your global variables here

Listing Program. // Declare your global variables here Listing Program #include // standart input/output library #include // delay library #include // Alphanumeric LCD functions #include // adc mode avcc 10bit #define ADC_VREF_TYPE

Lebih terperinci

Standar Operasional Prosedur Alat

Standar Operasional Prosedur Alat LAMPIRAN Standar Operasional Prosedur Alat 1. Letakkan sampel/objek yang akan dibersihkan pada keranjang didalam chamber 2. Pastikan chamber telah terisi oleh air sebelum alat dihidupkan. Isi air secukupnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN. A. Pembuatan Minimun system dan Penanaman Program 1. Rangkaian Minimum System yang telah dilarutkan, di bor dan dipasang komponen

LAMPIRAN. A. Pembuatan Minimun system dan Penanaman Program 1. Rangkaian Minimum System yang telah dilarutkan, di bor dan dipasang komponen LAMPIRAN A. Pembuatan Minimun system dan Penanaman Program 1. Rangkaian Minimum System yang telah dilarutkan, di bor dan dipasang komponen 2. Rangkaian Driver relay dan sensor suhu yang telah dilarutkan

Lebih terperinci

Ping))) Paralax Ultrasonic Range Finder By : Hendawan Soebhakti

Ping))) Paralax Ultrasonic Range Finder By : Hendawan Soebhakti Ping))) Paralax Ultrasonic Range Finder By : Hendawan Soebhakti 1. Karakteristik Ping))) Paralax Ultrasonik, sebutan untuk jenis suara diatas batas suara yang bisa didengar manusia. Seperti diketahui,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Barry, Gwoollard Elektronika Praktis. PT. Praditya Paramitha, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Barry, Gwoollard Elektronika Praktis. PT. Praditya Paramitha, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Barry, Gwoollard. 1998. Elektronika Praktis. PT. Praditya Paramitha, Jakarta. Bejo, Agus. 2005. C & AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroller AT-MEGA 8535. Penerbit Gaya Media,

Lebih terperinci

LAMPIRAN A DATA SHEET

LAMPIRAN A DATA SHEET LAMPIRAN A DATA SHEET Data Sheet Modul ATMEGA16 A-1 Sensor PIR KC7783R A-2 Sensor PIR #555-28027 A-3 PIR 325 FL65 A-4 Spesifikasi TLP 434A Spesifikasi RLP 434A A-5 HT12E A-6 HT12D A-7 Rangkaian RLP.TLP

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROGRAM CODE VISION AVR

LAMPIRAN A PROGRAM CODE VISION AVR LAMPIRAN A PROGRAM CODE VISION AVR A-1 /***************************************************** This program was produced by the CodeWizardAVR V2.05.0 Evaluation Automatic Program Generator Copyright 1998-2010

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Rangkaian Catu daya (Power Supply Adaptor) ini terdiri dari satu keluaran, yaitu 5

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Rangkaian Catu daya (Power Supply Adaptor) ini terdiri dari satu keluaran, yaitu 5 BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Rangkaian Catu Daya Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian Catu daya (Power Supply Adaptor) ini terdiri dari

Lebih terperinci

SKEMATIK RANGKAIAN A V R 12V. Out. Gnd. Kontak Motor. Accu 12V. Klakson ISP CONNECTOR PA0 PB0 PB1 PA2 PA4 MOSI MISO PA6. 10uF SCK RST. 10uF. 47uF.

SKEMATIK RANGKAIAN A V R 12V. Out. Gnd. Kontak Motor. Accu 12V. Klakson ISP CONNECTOR PA0 PB0 PB1 PA2 PA4 MOSI MISO PA6. 10uF SCK RST. 10uF. 47uF. SKEMATIK RANGKAIAN 5V 4 U L N 0 0 3 8 15 13 5V NOR CLOSED NOR OPEN 1V Klakson IGNITION COIL Accu ISP CONNECTOR 5 4 3 1 PB0 PB1 A V R PA0 PA D B 9 M A L E 3 7 4 5 1uF 16 1 1uF 3 4 1uF 5 7 8 14 M A X 3 15

Lebih terperinci

LAMPIRAN. #include <mega16.h> //menambahkan library atmega16 #include <delay.h> //menambahkan library delay #define ADC_VREF_TYPE 0x40

LAMPIRAN. #include <mega16.h> //menambahkan library atmega16 #include <delay.h> //menambahkan library delay #define ADC_VREF_TYPE 0x40 LAMPIRAN #include //menambahkan library atmega16 #include //menambahkan library delay #define ADC_VREF_TYPE 0x40 // Fungsi untuk mengaktifkan dan membaca nilai adc unsigned int read_adc(unsigned

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam bab ini akan dibahas masalah-masalah yang muncul dalam perancangan alat dan aplikasi program, serta pemecahan-pemecahan dari masalah yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. perangkat keras maupun perangkat lunak yang meliputi:

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. perangkat keras maupun perangkat lunak yang meliputi: 48 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada bab ini akan membahas tentang cara perencanaan dan pembuatan perangkat keras maupun perangkat lunak yang meliputi: 3.1 Konstruksi Fisik Pendulum Terbalik

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Berikut ini adalah diagram blok sistem rancang bangun alat pengontrol volume air dan aerator pada kolam budidaya udang menggunakan mikrokontroler. Sensor Utrasonik

Lebih terperinci

A-1 LISTING PROGRAM MIKROKONTROLER

A-1 LISTING PROGRAM MIKROKONTROLER A-1 LISTING PROGRAM MIKROKONTROLER de #inclu #include #include #include #include // Alphanumeric LCD functions #include // Declare your global

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. sistem perancangan ini memiliki sensor untuk mengetahui seberapa intensitas cahaya

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. sistem perancangan ini memiliki sensor untuk mengetahui seberapa intensitas cahaya BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK 4.1 Gambaran besar perancangan sistem Dalam hal ini perlu diketahui bahwa perancangan sistem atap otomatis ini memiliki sejumlah komponen yang berfungsi sebagai penggerak dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN OTOMATISASI PINTU GARASI DENGAN KOMUNIKASI BLUETOOTH BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN OTOMATISASI PINTU GARASI DENGAN KOMUNIKASI BLUETOOTH BERBASIS MIKROKONTROLER RANCANG BANGUN OTOMATISASI PINTU GARASI DENGAN KOMUNIKASI BLUETOOTH BERBASIS MIKROKONTROLER Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Komputer Politeknik

Lebih terperinci

Digital Compass CMPS03 By : Hendawan Soebhakti

Digital Compass CMPS03 By : Hendawan Soebhakti Digital Compass CMPS03 By : Hendawan Soebhakti 1. Karakteristik Digital Compass Mobile robot, adalah istilah yang sering digunakan untuk menyebut sebuah robot yang memiliki kemampuan menjelajah. Tidak

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) yang diproduksi oleh Atmel Corporation.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk dapat membandingkan LM35DZ dengan DS18B20 digunakan sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga perbandinganya dapat lebih

Lebih terperinci

CLAMP-METER PENGUKUR ARUS AC BERBASIS MIKROKONTROLER TUGAS AKHIR

CLAMP-METER PENGUKUR ARUS AC BERBASIS MIKROKONTROLER TUGAS AKHIR CLAMP-METER PENGUKUR ARUS AC BERBASIS MIKROKONTROLER TUGAS AKHIR Oleh: TANU DWITAMA (3210701018) Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III Program Studi Teknik Elektro Politeknik Batam

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 27 BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Sistem Diagram merupakan pernyataan hubungan yang berurutan dari satu atau lebih komponen yang memiliki satuam kerja tersendiri dan setiap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sebelumnya telah dihaluskan dan melalui proses quality control

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sebelumnya telah dihaluskan dan melalui proses quality control 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Mekanis Sistem Sistem mekanis yang penulis buat menggunakan bahan plat logam yang sebelumnya telah dihaluskan dan melalui proses quality control sehingga diharapkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard s RISC Processor) dari Atmel ini

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard s RISC Processor) dari Atmel ini BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller ATMega 8535 Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard s RISC Processor) dari Atmel ini menggunakan arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing) yang artinya proses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

REMOTE CONTROL LAMPU KAMAR DENGAN FITUR PWM DAN SEVEN SEGMENT BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega 8535

REMOTE CONTROL LAMPU KAMAR DENGAN FITUR PWM DAN SEVEN SEGMENT BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega 8535 Jurnal KomTekInfo Fakultas Ilmu Komputer, Volume 1, No. 1, Juni 2014 ISSN : 2356-0010 REMOTE CONTROL LAMPU KAMAR DENGAN FITUR PWM DAN SEVEN SEGMENT BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega 8535 Ruri Hartika Zain,

Lebih terperinci

MIKROKONTROL ATMega8535 Teknik Elektronika Industri

MIKROKONTROL ATMega8535 Teknik Elektronika Industri MODUL PEREKAYASAAN SISTEM KONTROL MIKROKONTROL ATMega8535 Teknik Elektronika Industri Mardiyanto S.Pd. A. Topik : Program CodeVisionAVR B. Kompetensi Setelah praktikum peserta menguasai penggunaan program

Lebih terperinci

LAPORAN. Project Microcontroller Semester IV. Judul : Automatic Fan. DisusunOleh :

LAPORAN. Project Microcontroller Semester IV. Judul : Automatic Fan. DisusunOleh : LAPORAN Project Microcontroller Semester IV Judul : Automatic Fan DisusunOleh : Nama: Riesca Nusa.D Nim : 13140002 Nama: Nita Chairunnisa Nim : 13140007 Nama: Iqra Ali Nim : 13140026 Nama: Mufzan Nur Nim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan instrumentasi. Mikrokontroler AVR ini memiliki arsitektur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc

BAB II LANDASAN TEORI. ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller ATMega 8535 ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) keluarga ATMega. Mikrokontroller AVR memiliki arsitektur 8 bit, dimana

Lebih terperinci

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penulisan tugas akhir ini metode yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Metode Perancangan Metode yang digunakan untuk membuat rancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. II. Tujuan. III. Gambaran Disain. MODUL 7 Monitoring Suhu dan Cahaya ke PC

I. Pendahuluan. II. Tujuan. III. Gambaran Disain. MODUL 7 Monitoring Suhu dan Cahaya ke PC MODUL 7 Monitoring Suhu dan Cahaya ke PC I. Pendahuluan Pada praktikum ini, anda akan mencoba memanfaatkan fasilitas komunikasi serial pada mikrokontroler AVR ATmega8535. Modul praktikum sebelumnya adalah

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol)

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler Mikrokontroler merupakan keseluruhan sistem komputer yang dikemas menjadi sebuah chip di mana di dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O Pendukung, Memori

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8] BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Light Emiting Dioda Light Emiting Diode (LED) adalah komponen yang dapat memancarkan cahaya. Sstruktur LED sama dengan dioda. Untuk mendapatkan pancaran cahaya pada semikonduktor,

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS Minggu ke 2 8 Maret 2013 Sistem Mikrokontroler FE UDINUS 2 Jenis jenis mikrokontroler Jenis-jenis Mikrokontroller Secara teknis, hanya ada 2 macam mikrokontroller. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bejo, Agus C & AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C Dalam Mikrokontroler ATMega 8535.Yogyakarta:Graha Ilmu.

DAFTAR PUSTAKA. Bejo, Agus C & AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C Dalam Mikrokontroler ATMega 8535.Yogyakarta:Graha Ilmu. DAFTAR PUSTAKA Bejo, Agus.2008. C & AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C Dalam Mikrokontroler ATMega 8535.Yogyakarta:Graha Ilmu. Jamilah. Pengenalan Bahasa C. http://jamilah.staff.gunadarma.ac.id/downloads/

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen didalamnya termasuk adalah pengambilan data dan membangun sistem kontrol temperatur.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM KONTROL TEST BED AUTOMATIC CRUISE CONTROL

BAB III PERANCANGAN SISTEM KONTROL TEST BED AUTOMATIC CRUISE CONTROL BAB III PERANCANGAN SISTEM KONTROL TEST BED AUTOMATIC CRUISE CONTROL III.1 Alur Perancangan Perancangan sistem kontrol test bed sistem Automatic Cruise Control dilakukan dengan menggunakan alur perancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Dalam perancangan alat pengendali kipas angin menggunnakan mikrokontroler ATMEGA8535 berbasis sensor suhu LM35 terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam perancangan alat pendeteksi pelanggaran garis putih pada Traffict Light ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahanpermasalahan

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum AVR USB Sistem minimum ATMega 8535 yang didesain sesederhana mungkin yang memudahkan dalam belajar mikrokontroller AVR tipe 8535, dilengkapi internal downloader

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi

II. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Temperatur dan Kelembaban Temperatur dan kelembaban merupakan aspek yang penting dalam menentukan kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan Alat Pengaduk Adonan Kue ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA DAFTAR PUSTAKA Malvino, Elektronika Terpadu, Penerbit Air Langga Sutrisno, Dasar Elektronika, Penerbit Air Langga NN, Signal Conditioning PC-Based Data Acquisition Handbook, info@mccdaq.com Jacob, Handbook

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

Membuat Sendiri Robot Line Tracker

Membuat Sendiri Robot Line Tracker Membuat Sendiri Robot Line Tracker Application Note Robot Line Tracker Pada project kali ini kita akan membahas cara membuat robot line tracker yang dapat bergerak mengikuti track berupa garis hitam setebal

Lebih terperinci

OHMMETER DIGITAL BERBASIS MICROCONTROLLER

OHMMETER DIGITAL BERBASIS MICROCONTROLLER OHMMETER DIGITAL BERBASIS MICROCONTROLLER DISUSUN OLEH : ZULVA TRI DIANTI (7308.030.055) ZENDY KURNIA WIDARTO (7308.030.056) DOSEN : EPYK SUNARNO, SST,MT JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI POLITEKNIK ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

PERANCANGAN PEMUTUS ALIRAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 TUGAS AKHIR FAHRI MAHYUZAR

PERANCANGAN PEMUTUS ALIRAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 TUGAS AKHIR FAHRI MAHYUZAR PERANCANGAN PEMUTUS ALIRAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 TUGAS AKHIR FAHRI MAHYUZAR 092408037 PROGRAM STUDI D3 FISIKA INSTRUMENTASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. telur,temperature yang diperlukan berkisar antara C. Untuk hasil yang optimal dalam

BAB II LANDASAN TEORI. telur,temperature yang diperlukan berkisar antara C. Untuk hasil yang optimal dalam BAB II LANDASAN TEORI Temperatur merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan mesin penetas telur,temperature yang diperlukan berkisar antara 38-39 0 C. Untuk hasil yang optimal dalam Pembuatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 31 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Air ditampung pada wadah yang nantinya akan dialirkan dengan menggunakan pompa. Pompa akan menglirkan air melalui saluran penghubung yang dibuat sedemikian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penjelasan mengenai sistem instrumen alat ukur kelembaban, dapat dilihat dalam bentuk Blok diagram berikut: Power Supply 5Vdc Sensor Kelembaban HCZ-H6 Non Inverting Amplifier

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system.

BAB II LANDASAN TEORI. pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system. BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori sangat membantu untuk dapat memahami suatu sistem. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system. Dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT. 1. Alat yang dibuat berupa pengedali motor DC berupa miniatur konveyor.

BAB III PEMBUATAN ALAT. 1. Alat yang dibuat berupa pengedali motor DC berupa miniatur konveyor. BAB III PEMBUATAN ALAT 3.1 Spesifikasi Alat 1. Alat yang dibuat berupa pengedali motor DC berupa miniatur konveyor. 2. karena berupa miniatur maka motor DC yand dipakai hanya menggunakan motor DC dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009 Mikrokontroler AVR Hendawan Soebhakti 2009 Tujuan Mampu menjelaskan arsitektur mikrokontroler ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian minimum sistem ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian downloader ATMega 8535

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

MODUL V: Timer dan Counter

MODUL V: Timer dan Counter MODUL V: Timer dan Counter.1 DASAR TEORI Gambar.1 Prinsip Dasar Timer/Counter pada Mikrokontroler Ttimer = Tosc*(-TCNT0)*N ( bit = ) Ttimer = Tosc*(-TCNT1)*N (1 bit = ) Gambar. Diagram Blok Timer/Counter

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut. Sampel Air Sensor TDS Modul Sensor Program Mikrokontroller ATMega16

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Penyaji Minuman Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sensor Optocoupler Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB IV HASIL DAN UJICOBA BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1. Instalasi Interface Instalasi rangkaian seluruhnya merupakan hal yang sangat penting karena merupakan proses penginputan data dari komputer ke mikrokontroller. Sebelum melakukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN INKUBATOR BAYI DENGAN PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535

PERANCANGAN INKUBATOR BAYI DENGAN PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 PERANCANGAN INKUBATOR BAYI DENGAN PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 Christian F Ginting, *) Kurnia Brahmana, *) Departemen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara,

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram BAB III RANCANGAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Rangkaian Diagram blok merupakan gambaran dasar dari rangkaian sistem yang akan dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535 RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535 Masriadi dan Frida Agung Rakhmadi Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Jl. Marsda

Lebih terperinci