UNIVERSITAS INDONESIA KEUTUHAN WACANA KOMIK: ALAT KOHESI DAN KONTEKS DALAM KOMIK MICE MAKALAH NONSEMINAR. Dinar Widyaisha

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA KEUTUHAN WACANA KOMIK: ALAT KOHESI DAN KONTEKS DALAM KOMIK MICE MAKALAH NONSEMINAR. Dinar Widyaisha"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA KEUTUHAN WACANA KOMIK: ALAT KOHESI DAN KONTEKS DALAM KOMIK MICE MAKALAH NONSEMINAR diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Dinar Widyaisha FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI INDONESIA DEPOK FEBRUARI 2014

2

3

4 1 Keutuhan Wacana Komik: Alat Kohesi dan Konteks dalam Komik Mice Dinar Widyaisha, Niken Pramanik Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Abstrak Wacana dapat ditemukan dalam komik karena gambar dan teks yang diwakili. Untuk memahami sebuah wacana diperlukan alat kohesi koherensi dan konteks. Konteks inilah yang berhubungan dengan pengetahuan yang dimiliki masyarakat. Dalam tulisan ini, dijelaskan mengenai elemen komik, alat kohesi koherensi dan konteks yang ada dalam komik Mice. Hasil yang didapat melalui analisis ini adalah hubungan antara gambar dengan komponen kohesi koherensi dan konteks sangat berkaitan untuk dapat dimengerti oleh para pembaca. Elemen komik yang banyak ditemukan dalam komik Mice adalah panel, sudut pandang, tema, ilustrasi, splash, dan balon kata. Kohesi koherensi yang banyak ditemukan adalah referensi, repetisi, konjungsi, dan elipsis. Walaupun elemen-elemen yang membentuk komik tidak lengkap, hal ini tetap dapat mendukung pembaca dalam memahami wacana komik. Kata Kunci: komik, konteks, kohesi koherensi, wacana The Integrity of Comic Discourse: Cohesion and Context of Mice s Comic Abstract Discourse can be found in the comic as represented of pictures and text. To understand the discourse, we should have knowledge of cohesion, coherence, and context. This component related to knowledge of the society. In this journal, described the unity of elements comic, cohesion, coherence, and context of in the Mice comic. Through this study, we got that the correspondence between the pictures in the comic and the components of cohesion coherence and context have greatly effect to be understood by the readers. Elements of comic that found in the comic are panel, point of view, theme, illustration, splash, and ballon of thought. Cohesion and coherence that found in the comic are reference, repetition, conjunction, and ellipsis. Although the elements that built up the comic, cohesion coherence, and the context are not complete, it still can support the readers to understand of the comic. Keywords: comic, context, cohesion coherence, discourse Pendahuluan Wacana merupakan satuan bahasa yang lengkap karena di dalamnya terkandung satuan bahasa seperti dialog, paragraf, keterangan gambar, dan lain sebagainya. Di dalam sebuah wacana terdapat faktor yang menentukan kemampuan bahasa. Kemampuan bahasa tersebut antara lain dapat dilihat dari aspek semantis dan aspek gramatikal yang membentuk keutuhan sebuah wacana (Cook, 1989: 100) Interaksi antara pembaca dengan komik yang dibaca merupakan hal yang penting dalam berkomunikasi. Untuk dapat menghasilkan efek komunikasi yang baik diperlukan konteks.

5 2 Konteks memasukkan semua situasi dan hal yang berada di luar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa (Cook, 1992:121) seperti lingkungan kebahasaan, fisik, atau mental yang dirujuk oleh pemakai atau unsur bahasa di dalam wacana dan yang menentukan makna. Selain itu, konteks juga berhubungan dengan partisipan dalam bahasa; fungsi teks dan gambar; latar waktu terjadinya komunikasi; medium penyampaian pesan, dan sebagainya. Titik perhatian pada makalah ini adalah bahasa tulis kaitan antara teks dan gambar secara bersama-sama dalam suatu proses komunikasi. Teks dan gambar tersebut membentuk konteks. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk menganalisis keutuhan wacana dan konteks wacana dalam komik Mice. Mice biasanya menggambarkan isu-isu atau peristiwa yang sedang terjadi dalam masyarakat. Melalui komik ini, sebuah wacana dapat muncul meskipun dengan teks pendek atau tanpa teks. Hubungan keutuhan wacana dan gambar dalam komik Mice menarik untuk diteliti karena keutuhan wacana dan gambar menentukan efek informasi dan komunikasi yang akan diterima oleh pembaca. Berdasarkan alasan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini difokuskan untuk menjelaskan keutuhan wacana yang terdapat pada gambar komik Mice. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan keutuhan wacana berdasarkan elemen, alat kohesi, koherensi, dan konteks yang terdapat dalam komik Mice. Elemen Komik Komik memiliki elemen-elemen yang saling berkaitan. Maharsi (2010: 75) mengatakan bahwa, Komik memiliki sebelas elemen yang meliputi panel, sudut pandang dan ukuran gambar, parit, balon kata, bunyi ilustrasi, cerita, splash, garis gerak, symbolia, dan kop komik. Elemen-elemen tersebut merupakan kesatuan yang terdapat dalam komik. Elemen-elemen inilah yang digunakan untuk mendukung penciptaan komik dan memberikan makna di dalamnya. Keberadaan elemen tersebut dapat membangun suatu hubungan yang padu dalam membentuk wacana komik.

6 3 Kesebelas elemen yang terdapat di dalam komik menurut Maharsi (2010: ) adalah sebagai berikut. 1. Panel Panel adalah kotak yang berisi ilustrasi dan teks yang nantinya membentuk sebuah alur cerita. 2. Sudut pandang dan ukuran gambar Aspek kekayaan bahasa penuturan secara dramatis mampu dihasilkan jika pemilihan sudut pandang sesuai dengan adegan yang muncul dalam panel komik. Menurutnya, sudut pandang yang terdapat dalam komik bisa dibedakan menjadi lima macam, yaitu bird eye view, high angle, low angle, eye level, dan frog eye. Sementara itu, ukuran gambar panel menurut Maharsi dibedakan atas close up, extreme close up, medium close up, long shot, dan extreme long shot. \ 3. Parit McCloud (2001:66) dalam Maharsi (2010:88) mengatakan bahwa Parit atau ruang sela inilah yang menumbuhkan imajinasi pembaca, dua gambar yang terpisah dalam panel digubah pembaca untuk menjadi sebuah gagasan yang sesuai dengan interpretasi pembaca itu sendiri. 4. Balon kata Bonneff (1983:31) dalam Maharsi (2010:88) mengatakan bahwa Balon ucapan merupakan fungsi bahasa dari komik, fungsi bahasa dalam dialog yang replikanya ditempatkan dalam balon merupakan ungkapan sekaligus monolog batin dari adegan atau ilustrasi yang terdapat dalam panel tersebut.

7 4 Secara garis besar balon kata dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu balon ucapan, balon pikiran, dan captions. 5. Bunyi huruf Bunyi huruf disebut sebagai onomatope. Onomatope dalam hal ini adalah perwujudan kata yang berasal dari bunyi-bunyi misalnya, bunyi hewan dan bunyi manusia yang bukan dialog. 6. Ilustrasi Ilustrasi menurut Kusmiati (1999:44) dalam Maharsi (2010:92) mengatakan bahwa Gambaran pesan yang terbaca, namun bisa mengurai cerita. Dengan ilustrasi ini, pesan yang disampaikan akan lebih berkesan karena pembaca akan lebih mudah mengingat gambar daripada kata-kata. Berdasarkan kutipan tersebut, ilustrasi terbagi dua macam, yaitu kartun dan realis. 7. Cerita Asura (2005:45) dalam Maharsi (2010:97) mengatakan bahwa tema merupakan unsur dasar yang terdapat dalam sebuah cerita. Tema dikatakan sebagai ruh dari sebuah cerita, namun harus didukung oleh penguasaan bahasa yang baik dan penuturan yang logis. 8. Splash Splash menurut Maharsi (2010:98 101) terdiri dari tiga macam, yaitu splash halaman, splash ganda, dan splash panel. Splash adalah panel dalam halaman pertama buku komik yang memiliki ukuran paling besar di antara panel yang lain. Splash panel adalah splash yang ukurannya melebihi panel-panel yang lain dalam halaman yang sama. Sementara splash ganda adalah panel komik yang menyambung dari halaman satu ke halaman yang lain. 9. Gerak-gerik Gerak-gerik menurut Maharsi (2010:101) adalah efek gerakan yang ditimbulkan oleh gestur atau pergerakan karakter-karakter (manusia dan benda) yang muncul dalam ilustrasi komik. 10. Symbolia Symbolia menurut Walker (1980:20) dalam Maharsi (2010:103) adalah representasi ikon yang digunakan dalam komik dan kartun. Simbolia tervisual dalam benda-benda ataupun huruf. Ada beberapa jenis simbolia dalam komik, yaitu plewds, squeans, emanata, briffits, dan grawlixes. 11. Kop komik

8 5 Elemen terakhir yang dapat membangun keutuhan wacana komik adalah kop komik. Kop komik menurut Maharsi ( 2010:104) adalah bagian dari halaman komik yang berisi judul dan nama pengarang. Alat Kohesi Berdasarkan kajian linguistik, keutuhan wacana dapat dilihat dari alat kohesi, koherensi, dan konteks. Kohesi menurut Halliday (1994:65) adalah perangkat sumber-sumber kebahasaan yang dimiliki setiap bahasa sebagai bagian dari multifungsi tekstual untuk mengaitkan satu bagian dengan bagian lainnya. Unsur kohesi tersebut ditandai dengan adanya alat kohesi struktural dan nostruktural. Dalam tulisan ini, peneliti menggunakan pendapat yang dikemukakan oleh Halliday dan Hasan. Halliday dan Hasan (1974: 74) menyatakan bahwa kohesi terbagi atas kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal terbagi atas. 1. Referensi (Acuan) Referensi adalah alat kohesi berupa penunjukan yang terdiri dari kata, frasa, ataupun satuan gramatikal lain yang ada pada kalimat sebelumnya atau kalimat di belakangnya. Referensi terbagi atas tiga bagian, yaitu pronomina, demonstratif, dan komparatif. Contoh, kata dia pada kalimat Udah ketebak bakal seperti apa nasib negeri ini... Kalo daftar caleg sementaranya masih muka lama... Dia-dia lagiiiii??!! Huuftt. (komik Mice edisi 4 Mei 2013) Kata dia mengacu pada frasa caleg muka lama. 2. Elipsis Elipsis adalah alat kohesi berupa penggantian kata, frasa, ataupun klausa yang terletak pada kalimat sebelum atau kalimat sesudahnya. Elipsis merupakan alat kohesi yang menghilangkan unsur kalimat yang biasanya muncul pada kalimat berikutnya. Elipsis terbagi atas tiga bagian, yaitu elipsis nomina, verba, dan klausa. Contoh, elipsis nomina Hehehe... akhirnya dapet giliran juga. (komik Mice edisi 3 April 2013) 3. Substitusi Substitusi adalah alat kohesi berupa penggantian unsur dalam teks oleh unsur yang lain. Contoh, kata mereka pada kalimat Tina merebut pacar kakaknya. Tati sangat terluka melihat mereka selalu bercanda di depan matanya. 4. Konjungsi

9 6 Konjungsi adalah alat kohesi yang menghubungkan kalimat dengan kalimat lain atau kata dengan kata lain dalam wacana. Menurut Halliday dan Hasan (1974), konjungsi terbagi empat jenis, yaitu konjungsi aditif, konjungsi adversatif, konjungsi temporal, dan konjungsi kausal. Contoh, konjungsi penambahan kata dan pada kalimat Hadi bekerja keras dan pekerjaannya selalu dihargai atasannya. Selain kohesi gramatikal, terdapat kohesi leksikal yang terdiri dari repetisi, sinonim, hiponim, kolokasi, dan isotopi. Berikut definisi dari jenis-jenis kohesi leksikal. 1. Repetisi (pengulangan) Repetisi adalah pengulangan yang ditandai dengan menyebut kembali kata, frasa, atau pun kalimat yang sama. Contoh, kata giliran pada kalimat Hehehe... akhirnya dapet giliran juga. mengalami pengulangan dari kalimat sebelumnya Aduuuh... giliran saya kapan yaa? Udah gak sabar niiiih. (komik Mice edisi 3 April 2013) 2. Sinonim Sinonim adalah kata, frasa, ataupun kalimat yang memiliki hubungan kesamaan makna. Contoh, sinonim pada kata Yang Kuasa dalam kalimat Memohon ampun pada Yang Kuasa... memiliki persamaan makna dengan kata Tuhan pada kalimat Ya Tuhan... tolonglah Hamba-Mu ini. (komik Mice edisi 14 April 2013) 3. Hiponim Hiponim adalah kata yang mencakupi makna pada kata subkelasnya, yang terjadi antara kelas kata umum dan subkelasnya. Contoh, kata mobil, bus, motor, dan sepeda adalah hiponim dari alat transportasi. 4. Kolokasi Kolokasi adalah kata yang bersesuaian dengan kata lainnya. Contoh kata sekolah, guru, pelajaran, siswa, buku, perpustakaan, dan kelas merupakan kolokasi. Kata-kata tersebut biasanya muncul bersamaan. 5. Isotopi Isotopi adalah hubungan wilayah makna yang terbuka dan terdapat di sepanjang wacana. Contoh kata muda, hijau, asam, rujak yang masuk dalam isotopi buah mangga dalam kalimat Mangga ini masih muda. Warnanya masih hijau. Rasanya masih asam. Lebih baik dibuat rujak.

10 7 Selain kohesi koherensi, keutuhan wacana dapat dilihat dari konteks wacana tersebut. Cook (1992) menyatakan bahwa konteks adalah semua situasi dan hal yang berada di luar teks dan memengaruhi pemakaaian bahasa; lingkungan kebahasaan, fisik, atau mental yang dirujuk oleh pemakai atau unsur bahasa di dalam wacana dan yang menentukan makna. Adapun unsur-unsur koherensi menurut Cook antara lain, substansi, musik, parabahasa, situasi, ko-teks, interteks, peserta komunikasi, dan fungsi. Keutuhan Wacana Komik dan Konteks dalam Komik Mice Data penelitian ini adalah komik strip Mice yang terdapat dalam harian Kompas dan Rakyat Merdeka. Data tersebut dikumpulkan dari awal bulan April 2013, yaitu 4 April Mei Mice termasuk dalam kategori komik strip sehingga hanya terbit di sebuah koran atau majalah. Harian Kompas dan Rakyat Merdeka memuat komik Mice seminggu satu kali. Untuk keperluan penelitian ini, peneliti mengambil lima gambar dari harian Kompas dan Rakyat Merdeka. Gambar 1 diambil dari koran Rakyat Merdeka, 3 April 2013; gambar 2 diambil dari koran Rakyat Merdeka, 4 Mei 2013; gambar 3 diambil dari koran Rakyat Merdeka, 11 April 2013; gambar 4 diambil dari koran Kompas, 14 April 2013; dan Komik Mice edisi 25 April 2013 diambil dari koran Rakyat Merdeka, 25 April Dalam data, elemen komik, alat kohesi koherensi, dan konteks yang ditemukan adalah sebagai berikut. Komik Mice edisi 3 April 2013 Dalam komik Mice edisi 3 April 2013, terdapat seorang laki-laki berkaos oblong yang sedang menanti giliran dirinya mendapat sesuatu. Dia menunggu-nunggu giliran tersebut sampai ia mendapat gilirannya. Ternyata giliran yang dinantinya tersebut adalah pemadaman listrik secara berkala yang dilakukan oleh PLN.

11 8 Komik Mice edisi 3 April 2013 merupakan komik yang memakai ilustrasi kartun dan terdiri dari 4 panel. Keempat panel tersebut berisi gerakan-gerakan seorang pria berbaju oblong sedang berpikir sambil mengusap-usap tangannya. Ia bertanya-tanya kapan giliran dia untuk merasakan hal yang sama dengan orang-orang lain. Pertanyaan tersebut dapat dilihat dari dialog balon pikiran pada gambar. Dalam dialog tersebut, terdapat tuturan-tuturan di antaranya. Panel 1: Aduuuh... giliran saya kapan yaa? Udah gak sabar niiiih... Panel 2: Tenang aja...semua pasti kebagian, kok! Panel 3: Hehe...asyiiik! Panel 4: Hehehe...akhirnya dapat giliran juga... Selain itu, terdapat gerak tubuh dan perubahan mimik wajah yang dapat disimbolkan dengan simbol brifits pada gambar. Sementara peristiwa pemadaman listrik disimbolkan dengan bunyi huruf bertuliskan Pet! dalam panel ketiga. Peristiwa ini berkaitan dengan adanya peristiwa pemadaman listrik berkala yang dilakukan oleh PLN karena kekurangan pasokan listrik di wilayah Jakarta dan Jawa Barat. Keutuhan wacana dalam komik Mice tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. No Elemen Komik Alat Kohesi Koherensi Konteks 1 Empat panel Ditemukan kohesi elipsis Konteks yang nominal yang ditunjukkan tergambar dalam komik pada dialog Hehehe... Mice edisi 3 April 2013 akhirnya dapet giliran juga. menggambarkan orang sedang berpikir sambil mengusap lengannya kemudian mati lampu. 2 Teknik sudut pandang eye Ditemukan repetisi berupa Konteks parabahasa

12 9 level dengan ukuran kata giliran dalam komik ditemukan dalam gambar close up Mice edisi 3 April 2013 komik Mice edisi 3 April 2013 berupa gerak tubuh dan mimik wajah. 3 Tiga parit Ditemukan hubungan Konteks peserta 4 Dialog balon pikiran pada gambar 5 Bunyi huruf Pet! dalam gambar 6 Tema cerita gambar adalah piala bergilir dari PLN 7 Efek gerakan dari mulai panel satu yang sedang berpikir, panel 2 yang mengusap-ngusap tangan, panel 3 pemadaman listrik, dan panel 4 tersenyum lebar. kesamaan makna (sinonim) komunikasi dalam dalam gambar antara kata komik Mice edisi 3 kebagian bersinonim dengan April 2013 adalah kata dapat. seorang laki-laki berkaos oblong putih yang tengah bermonolog tentang giliran mati lampu. Konteks situasi yang ada dalam gambar adalah situasi santai yang sedang menunggu giliran. Konteks dalam gambar berfungsi untuk menunjukkan kritik sosial pada PLN.

13 10 8 Simbol brifits dalam gambar 9 Ilustrasi yang dipakai adalah kartun Komik Mice edisi 4 Mei 2013 Dalam panel ini, terdapat wajah-wajah calon legislatif dengan raut wajah tersenyum. Kemudian di antara wajah-wajah tersenyum para calon legislatif terdapat satu tokoh dengan wajah bosan, cemberut, dan kesal dengan pencalonan kembali para legislatif tersebut. Komik Mice edisi 4 Mei 2013 merupakan komik yang memakai ilustrasi kartun dan hanya memiliki 1 panel. Komik tersebut memiliki panel besar yang dapat disebut splash sehingga antara splash dan panel memiliki satu tempat yang sama. Dalam panel besar ini terdiri dari wajah-wajah calon legislatif yang sama pada periode sekarang sehingga dianggap membosankan. Kejenuhan dengan para calon legislatif ini dapat dilihat dari dialog balon pikiran pada gambar. Dalam dialog tersebut, terdapat tuturan seorang laki-laki yang mengatakan, Udah ketebak bakal seperti apa nasib negeri ini... Kalo daftar caleg sementaranya masih muka lama... Dia-dia

14 11 lagiiiii??!! Huuftt. Selain itu, terdapat 2 mimik wajah yang digambarkan dalam komik, yaitu mimik wajah bosan yang diwakili oleh seorang laki-laki dan mimik wajah senang para calon legislatif. Komik Mice edisi 4 Mei 2013 berkaitan dengan konteks sosial yang berfungsi mengemukakan kritik masyarakat mengenai kejenuhan masyarakat dengan para calon legislatif. Keutuhan wacana dalam komik Mice tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. No Elemen Komik Alat Kohesi Koherensi Konteks 1 Satu panel Ditemukan kohesi referensi Konteks yang pronomina berupa kata digambarkan berupa ganti nya dan dia. bayangan muka lama para calon legislatif. 2 Sudut pandang teknik eye Ditemukan elipsis nominal Konteks parabahasa level dengan ukuran yang ditunjukkan pada ditemukan berupa mimik gambar close up klausa Dia-dia lagiiii!? wajah para calon legislatif. 3 Dialog balon pikiran pada Ditemukan konjungsi Konteks situasi dalam komik Mice edisi 4 Mei temporal berupa kata gambar adalah suasana 2013 sementara bosan. 4 Tema cerita gambar adalah Ditemukan repetisi berupa Peserta komunikasi dalam muka-muka lama calon kata muka dan dia. legislatif komik Mice edisi 4 Mei 2013 adalah laki-laki yang bosan dengan muka lama calon legislatif. 5 Satu splash besar dalam komik Mice edisi 4 Mei Komik Mice edisi 4 Mei 2013 berfungsi untuk 2013 mengemukakan kritik masyarakat mengenai kejenuhan dengan para calon legislatif. 6 Ilustrasi kartun Komik Mice edisi 11 April 2013

15 12 Dalam panel ini, terdapat satu orang polisi, preman, dan masyarakat. Polisi digambarkan sedang mengacungkan tangannya kepada masyarakat tanda sebuah peringatan tentang bahaya preman. Padahal, terdapat seorang preman yang sedang berlindung di belakang polisi tersebut. Komik Mice edisi 11 April 2013 merupakan komik yang memakai ilustrasi kartun dan hanya menggunakan 1 panel. Komik ini memiliki satu panel besar yang dapat disebut sebagai splash. Panel tersebut terdiri dari tiga peserta komunikasi, yaitu preman, polisi, dan rakyat. Ketiga peserta komunikasi tersebut menunjukkan mimik yang berbeda, seperti preman berlindung di belakang polisi menunjukan polisi yang berpura-pura menunjukkan sikap tegas pada rakyat; dan rakyat yang ketakutan. Sikap ketakutan rakyat dapat dilihat dari simbol squens dalam komik. Selain itu, terdapat pula balon dialog yang diucapkan oleh polisi Laporkan polisi yang bekingi preman! dan ucapan preman Pssssttt...berani?? hehehe. Keutuhan wacana dalam komik Mice tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. No Elemen Komik Alat Kohesi--Koherensi Konteks 1 Satu panel Ditemukan konjungsi Konteks yang aditif berupa kata yang. digambarkan berupa preman yang sedang dibekingi oleh polisi. 2 Sudut pandang teknik eye Konteks parabahasa level dengan ukuran gambar close up yang ditemukan berupa mimik wajah dan gerak tubuh laki-laki berpeci

16 13 3 Dialog balon pikiran pada komik Mice edisi 11 April Tema cerita gambar adalah lapor ke polisi 5 Satu splash besar dalam komik Mice edisi 11 April Ilustrasi kartun 7 Simbol squeans yang ketakutan. Konteks situasi yang ada dalam gambar adalah situasi ketakutan. Konteks peserta komunikasi yang ada dalam gambar adalah polisi, preman, dan rakyat. Komik Mice edisi 11 April 2013 berfungsi menunjukkan sikap prilaku polisi terhadap preman dan masyarakat. Komik Mice edisi 14 April 2013 Dalam panel ini, terdapat seorang siswa yang sedang memegangi rambutnya. Dari telapak tangannya bercucuran terus-menerus keringat dingin. Ia sedang belajar menghadapi UN. Meskipun sedang belajar, pelajar tersebut tetap tampak frustasi karena takut menghadapi UN.

17 14 Komik Mice edisi 14 April 2013 menggambarkan seorang siswa yang sedang frustasi. Hal ini dapat dilihat dari balon dialog dan caption pada komik Mice edisi 14 April Pada komik Mice edisi 14 April 2013, balon dialog berisi tuturan monolog siswa tersebut, yaitu Aaaaaaarrgh... Ya Tuhan, tolonglah hambamu ini... Selain itu, terdapat banyak caption yang memenuhi hampir seluruh ruang panel, yaitu Orang pintar hanya kalah dengan orang beruntung. Istilah ini ama sangat mungkin berlaku di setiap UJIAN NASIONAL. Untuk kepentingan akreditasi, beberapa sekolah malah sengaja memberikan bocoran soal dan jawaban UN. Buku-buku panduan menghadapi UN (hanya menguntungkan toko buku, penerbit, dan percetakan!) Perjuangannya selama 3 tahun (bangun pagi, macet-macetan, belajar 8 jam tiap hari, les sampai sore, tugas menumpuk, waktu main dirampas, biaya sekolah mahal, dll) hanya akan ditentukan oleh UN yang Cuma beberapa hari itu! Setimpal gak sih!? Menjadi lebih dekat dengan Tuhan, lebih taat beribadah (memohon ampun kepada yang kuasa dan memohon maaf kepada sesama). Caption lengkap seperti di atas dapat mewakili situasi frustasi yang dihadapi siswa menjelang UN. Selain itu, frustasi yang dialami dalam gambar tersebut pun ditunjukkan lewat simbol plewds dan squens berupa keringat bercucuran dari tangan. Sikap frustasi ini ditunjukkan pula berdasarkan konteks situasi tertekan yang ditandai dengan siswa yang memegangi kepala dan pensil yang patah. Komik Mice edisi 14 April 2013 berkaitan dengan konteks sosial yang sedang dialami oleh sebagian besar pelajar Indonesia dalam menghadapi UN. Komik Mice edisi 14 April 2013 menggambarkan rasa frustasi yang dialami pelajar Indonesia setiap tahun.

18 15 Keutuhan wacana dalam komik Mice tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. No Elemen Komik Alat Kohesi Konteks 1 Satu panel Ditemukan kohesi referensi Substansi yang pronomina berupa kata ganti ditemukan dalam komik nya, referensi demonstrativa Mice edisi 14 April 2013 berupa kata ini, dan referensi adalah alat-alat belajar komparatif berupa kata hanya seperti buku, pensil, dan akan. lampu belajar. 2 Sudut pandang Ditemukan konjungsi aditif Konteks yang teknik high angle berupa kata dan, konjungsi digambarkan adalah dengan ukuran temporal berupa kata selama, seorang pelajar yang gambar close up dan konjungsi kausal berupa tengah frustasi kata untuk. menghadapi UN. 3 Dialog balon pikiran Ditemukan repetisi pada Konteks parabahasa dan caption pada beberapa dialog balon pikiran yang digunakan diiringi komik Mice edisi 14 maupun caption. Repetisi dengan mimik wajah April 2013 tersebut di antaranya Tuhan, frustasi dan jenis huruf UN, hanya, oleh, beberapa, yang tidak beraturan. buku, yang, dan, orang, memohon,dan sekolah. 4 Tema cerita gambar Ditemukan sinonim pada kata Konteks situasi yang adalah selamat Yang Kuasa memiliki dialami oleh pelajar berjuang generasi persamaan makna dengan kata tersebut adalah situasi UN Tuhan dan kata les memiliki tertekan. persamaan makna dengan kata sekolah. 5 Satu splash besar Ditemukan hiponim dalam kata Konteks peserta dalam komik Mice les dan sekolah. Les merupakan komunikasi dalam edisi 14 April 2013 kata khusus dari kata sekolah gambar adalah seorang yang berupa kata umum. pelajar frustasi.

19 16 6 Ilustrasi kartun Komik Mice edisi 14 7 Simbol squeans dan plewds pada komik Mice edisi 14 April Kop komik berjudul Generasi UN April 2013 berfungsi untuk memberikan kritik sosial terhadap UN di Indonesia. Komik Mice edisi 25 April 2013 Komik Mice edisi 25 April 2013 menggambarkan seorang mantan perwira polisi yang terlibat korupsi pengadaan SIM, Susno Duadji, yang sedang digendong oleh polisi. Sementara itu, seorang jaksa ketakutan melihat polisi yang melindungi Susno. Hal ini menggambarkan bahwa Susno tetap dilindungi oleh kepolisian dari tuntutan hukuman jaksa. Komik Mice edisi 25 April 2013 merupakan komik yang memakai ilustrasi kartun dan hanya menggunakan 1 panel. Dalam 1 panel tersebut terdapat tiga peserta komunikasi, yaitu Susno,

20 17 polisi, dan jaksa. Tiga peserta komunikasi tersebut melakukan dialog yang ditandai dengan gambar balon dialog. Balon dialog tersebut berisi, yaitu. Tolong lindungi saya, Pak... Siap Pak!! Waduuh...gimana nih? Selain itu, terdapat gerak tubuh dan mimik wajah yang dapat disimbolkan dengan simbol sequeans dan plewds pada gambar. Apabila dilihat dari mimik wajah Susno digambarkan senang sedang ditimang-timang oleh polisi. Sementara itu, mimik ketakutan digambarkan pada jaksa yang sedang menggigit lengannya agar tidak takut. Keutuhan wacana dalam komik Mice tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. No Elemen Komik yang Alat Kohesi yang Konteks yang ditemukan Ditemukan Ditemukan 1 Satu panel Ditemukan repetisi Konteks dalam Komik berupa kata Pak. Mice edisi 25 April 2013 berupa polisi yang melindungi tersangka korupsi. 2 Sudut pandang teknik low Ditemukan elipsis verbal Konteks parabahasa yang angle dengan ukuran pada kalimat Siap terdapat dalam gambar gambar close up Pak! adalah gerak tubuh dan mimik wajah ketakutan seorang jaksa. 3 Dialog balon pikiran pada Ditemukan referensi Konteks situasi yang Komik Mice edisi 25 April demonstrativa berupa tergambar adalah situasi 2013 kata nih. ketakutan. 4 Tema cerita gambar adalah hukum harus ditegakkan Peserta komunikasi dalam Komik Mice edisi 25 April 2013 adalah polisi, jaksa, dan Susno. 5 Satu splash besar dalam Komik Mice edisi 25 April 2013 Komik Mice edisi 25 April 2013 berfungsi sebagai gambaran hukum politik di Indonesia.

21 18 6 Ilustrasi kartun 7 Simbol squeans dan plewds pada gambar Penutup Hasil yang didapat melalui analisis komik di atas, yaitu pertama, kelima komik tersebut memiliki elemen panel, sudut pandang, parit, balon kata, bunyi, tema, gerakan, simbol, dan brifits. Dari sebelas elemen pembentuk keutuhan komik, komik-komik Mice memiliki enam sembilan elemen di dalamnya. Kedua, sebagian besar kohesi koherensi yang terdapat dalam komik Mice adalah konjungsi, referensi, repetisi, elipsis, dan sinonim. Dalam komik ditemukan pula hubungan hiponim pada komik Mice edisi 14 April 2013 berupa kata sekolah yang berhiponim dengan kata les. Ketiga, konteks yang ditemukan sebagian besar memiliki unsur gambar, parabahasa, peserta komunikasi, situasi, dan fungsi. Konteks yang digambarkan dalam komik Mice secara keseluruhan berkaitan dengan sosial. Konteks komik Mice berhubungan dengan kritik sosial terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat. Berdasarkan uraian analisis di atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa elemen-elemen dalam komik dengan kohesi, koherensi dan konteks berkaitan erat dalam membentuk keutuhan wacana komik. Kesesuaian antara gambar dan teks yang terdapat dalam wacana komik sangat mempengaruhi tingkat pemahaman pembaca dalam memaknai wacana komik. Meskipun unsurunsur yang membangun elemen komik dan alat kohesi serta koherensi tidak lengkap, gambar yang jelas dan teks yang disesuaikan dengan konteks tetap dapat mendukung pemahaman pembaca untuk menangkap informasi dengan baik. Kepaduan antara gambar dan teks serta pengetahuan konteks yang dimiliki sangat mempengaruhi tingkat pemahaman pembaca dalam menafsirkan informasi yang terdapat dalam sebuah wacana komik. Hubungan bahasa dan gambar diketahui dari peran bahasa dalam menyampaikan keterangan pada gambar. Gambar tidak dapat dipisahkan dari teks karena kedua komponen tersebut saling membentuk makna. Gambar dan bahasa secara terpadu membentuk keutuhan wacana lewat alat

22 19 kohesi koherensi yang muncul dalam wacana. Dengan demikian, teks dan konteks dapat memberikan keterangan gambar tentang peristiwa sosial yang diangkat dalam komik. Sumber Referensi Cook, Guy Discourse. London: Oxford University Press. E. Brenner, Robin Understanding Anime and Manga. London: Libraries Unlimited. Fajarianti, Fanny Metafora dalam Komik, Skripsi sarjana pada FIBUI, Depok. Kotimah, Ema Analisis Wacana Ideologi Tandingan. Bandung: Universitas Islam Bandung. Maharsi, Maharsi Komik: Dunia Kreatif Tanpa Batas. Yogyakarta: Kata Buku. McCloud, Scoot Understanding comics: invisible arts. New York: Harper Parennial. Mesthrie, Rajend Interaction, Style, and Discourse in The Cambridge Handbook of Sociolinguistiks. UK: Cambridge University Press. Rinanty, Cherita Keutuhan Wacana Komik, Skripsi sarjana pada FIBUI, Depok. Sumber Data Mice. Generasi UN. Kompas, 14 April Mice. Piala Bergilir PLN. Rakyat Merdeka, 3 April Mice. Lapor ke Polisi. Rakyat Merdeka, 11 April Mice. Hukum Harus Ditegakkan. Rakyat Merdeka, 25 April Mice. Muka-Muka Lama. Rakyat Merdeka, 4 Mei 2013.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi leksikal yang terdapat dalam wacana naratif bahasa Indonesia. Berdasarkan teori Halliday dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana ialah satuan bahasa yang terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 2006: 49). Menurut

Lebih terperinci

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2013 DISCOURSE ANALYSIS OF VERBAL HUMOR BY INDONESIAN MALE STAND-UP COMEDIANS Semilia Kumbini 1301037215

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wacana adalah unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Satuan dibawahnya secara berturut-turut adalah kalimat, frase, kata, dan bunyi. Secara berurutan, rangkaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki kedudukan sebagai penunjang aktualisasi pesan, ide, gagasan, nilai, dan tingkah laku manusia, baik dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat dipisahkan. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu alat primer dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan tersebut dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sarana komunikasi utama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa, manusia mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat dan informasi. Bahasa pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan. Oleh karena itu, kajian bahasa merupakan suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan untuk berkomunikasi antar individu satu dengan individu lain. Peran bahasa penting dalam kehidupan manusia, selain sebagai pengolah suatu gagasan, bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa menjadi bagian penting bagi manusia secara mayoritas dan menjadi milik masyarakat pemakainya. Salah satu aplikasi bahasa sebagai alat komunikasi adalah penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk kepaduan dan keutuhan sebuah wacana adalah pemakian konjungsi dalam sebuah kalimat atau wacana. Penggunaan konjungsi sangat berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai kohesi pada wacana mungkin sudah sering dilakukan dalam penelitian bahasa. Akan tetapi, penelitian mengenai kohesi gramatikal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain. Untuk menjalin hubungan dan kerja sama antar oarang lain, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kalimat yang ada pada suatu bahasa bukanlah satuan sintaksis yang tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan yang tertinggi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Pada bab ini akan dijabarkan pendapat para ahli sehubungan dengan topik penelitian. Mengenai alat-alat kohesi, penulis menggunakan pendapat M.A.K. Halliday dan Ruqaiya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa maupun pembelajaran bahasa merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan bahasa memiliki peranan yang sangat penting dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Bahasa juga dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah wacana, peneliti menjadi tertarik untuk melakukan penelitian yang bertemakan analisis wacana. Menurut Deese dalam Sumarlam (2003: 6) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan ekspresi bahasa. Dengan kata lain, seseorang tidak dapat dikatakan menulis jika tidak

Lebih terperinci

POLA VISUALISASI KOMIK 101% INDONESIA

POLA VISUALISASI KOMIK 101% INDONESIA POLA VISUALISASI KOMIK 101% INDONESIA Ni Luh Pangestu Widya Sari, Ni Nyoman Sri Witari., Mursal Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {athenaarvensis@ymail.com,

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI LIFATATI ASRINA A 310 090 168 PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh, dan tidak perlu mengacu kepada isi yang rasional maupun isi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh, dan tidak perlu mengacu kepada isi yang rasional maupun isi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam situasi lisan maupun tulisan, wacana mengacu kepada sebuah teks yang utuh, dan tidak perlu mengacu kepada isi yang rasional maupun isi yang logis. Wacana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi diperlukan sarana berupa bahasa untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan 269 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun simpulan yang dapat penulis kemukakan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat penting untuk menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

PRATIWI AMALLIYAH A

PRATIWI AMALLIYAH A KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA WACANA DIALOG JAWA DALAM KOLOM GAYENG KIYI HARIAN SOLOPOS EDISI BULAN JANUARI-APRIL 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN 2013-2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Program Studi Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 3.1 Storyline Komik... 51

DAFTAR TABEL. Tabel 3.1 Storyline Komik... 51 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Storyline Komik... 51 DAFTAR BAGAN Bagan 3.1 Alur Kerja Proses Pembuatan Karya... 39 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Perbandingan Manusia Secara Proporsional oleh Andrew Loowis... 18 Gambar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Sebuah penelitian diperlukan adanya suatu penelitian yang relevan sebagai sebuah acuan agar penelitian ini dapat diketahui keasliannya. Tinjauan pustaka berisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah pengalihan makna dari bahasa sumber (BS) ke bahasa target (BT) dan makna BS harus dapat dipertahankan sehingga tidak terjadi pergeseran makna pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia. perasaan, mengungkapakan kejadian yang dialami, bahkan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia. perasaan, mengungkapakan kejadian yang dialami, bahkan mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam bermasyarakat hampir tidak akan terlepas dari kegiatan berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia membutuhkan sarana yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi bagi manusia. Dengan bahasa, manusia dapat mengungkapkan gagasan atau ide yang awalnya abstrak menjadi konkret. Selanjutnya,

Lebih terperinci

KEUTUHAN WACANA LEMBAR KERJA SISWA (LKS): ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI (JURNAL INI MASIH MELALUI PROSES PENYUNTINGAN)

KEUTUHAN WACANA LEMBAR KERJA SISWA (LKS): ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI (JURNAL INI MASIH MELALUI PROSES PENYUNTINGAN) KEUTUHAN WACANA LEMBAR KERJA SISWA (LKS): ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI (JURNAL INI MASIH MELALUI PROSES PENYUNTINGAN) Medita Indriana Radhiah dan Untung Yuwono 1. Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wacana sekarang ini berkembang sangat pesat. Berbagai kajian wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut. Wacana berkembang di berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap komunitas masyarakat selalu menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2015

PENANDA KOHESI PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2015 PENANDA KOHESI PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2015 Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Banyak sekali cara untuk berkomunikasi. Bentuk komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Banyak sekali cara untuk berkomunikasi. Bentuk komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah alat komunikasi yang vital. Bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi, mengajak, menciptakan dan memelihara suatu hubungan dengan orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan bahasa untuk berkomunikasi. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan bahasa untuk berkomunikasi. Komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang memerlukan bahasa untuk berkomunikasi. Komunikasi dapat dilakukan melalui media lisan dan media tulis. Dalam hal ini, seseorang dapat memanfaatkan

Lebih terperinci

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PADA CATATAN MOTIVASI MARIO TEGUH DI PROFIL FACEBOOK

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PADA CATATAN MOTIVASI MARIO TEGUH DI PROFIL FACEBOOK KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PADA CATATAN MOTIVASI MARIO TEGUH DI PROFIL FACEBOOK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemilu 2014 merupakan kali ketiga rakyat Indonesia memilih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemilu 2014 merupakan kali ketiga rakyat Indonesia memilih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemilu 2014 merupakan kali ketiga rakyat Indonesia memilih pemimpinnya secara langsung. Hal ini mempunyai makna yang sangat strategis bagi masa depan bangsa

Lebih terperinci

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA MOTIVASI MARIO TEGUH GOLDEN WAYS TENTANG WANITA PADA STASIUN METRO TV. Abstract

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA MOTIVASI MARIO TEGUH GOLDEN WAYS TENTANG WANITA PADA STASIUN METRO TV. Abstract 1 KOHESI DAN KOHERENSI WACANA MOTIVASI MARIO TEGUH GOLDEN WAYS TENTANG WANITA PADA STASIUN METRO TV Ida Ayu Suryantini Putri Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan peranti kohesi yang tepat dalam sebuah teks berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan peranti kohesi yang tepat dalam sebuah teks berpengaruh terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan peranti kohesi yang tepat dalam sebuah teks berpengaruh terhadap kekohesifan teks dan kualitas makna yang terkandung di dalamnya. Peranti kohesi yang digunakan

Lebih terperinci

Dari sudut wacana (tempat acuan) nya, referensi dibagi atas:

Dari sudut wacana (tempat acuan) nya, referensi dibagi atas: Dari sudut wacana (tempat acuan) nya, referensi dibagi atas: Referensi Eksoforis (Eksofora) Referensi dengan objek acuan di luar teks. Saya belum sarapan pagi ini. Kata saya merupakan referensi eksoforis.

Lebih terperinci

Annisa Rakhmawati, Muhammad Rohmadi, Budhi Setiawan Universitas Sebelas Maret

Annisa Rakhmawati, Muhammad Rohmadi, Budhi Setiawan Universitas Sebelas Maret ANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL NASKAH DRAMA MATAHARI DI SEBUAH JALAN KECIL KARYA ARIFIN C. NOOR SERTA RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Annisa Rakhmawati, Muhammad Rohmadi,

Lebih terperinci

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Analisis Wacana Analisis wacana merupakan disiplin ilmu yang mengkaji satuan bahasa di atas tataran kalimat dengan memperhatikan konteks

Lebih terperinci

KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA Oleh: Astuti Kurnia Salmi program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa astuti.kurniasalmi@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari manusia, karena pendidikan merupakan salah satu wujud nyata dalam peningkatan sumber

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah 14 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Teori membuat Komik Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah Gambar-gambar dan lambing-lambang yang terjukstaposisi dalam turutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tabloid harian, tabloid mingguan, dan majalah. Media elektronik audiotif berupa

BAB I PENDAHULUAN. tabloid harian, tabloid mingguan, dan majalah. Media elektronik audiotif berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi menjadi sesuatu yang sangat penting bagi masyarakat. Hal tersebut tentunya memicu hadirnya berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa, manusia dapat berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini sesuai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Studi mengenai wacana sangat menarik untuk dilakukan terutama mengenai analisis wacana. Analisis wacana dapat berupa kajian untuk membahas dan menginterpretasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Terdahulu Universitas Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Terdahulu Universitas Indonesia BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Terdahulu Sejumlah penelitian yang menggunakan alat kohesi sebagai pisau analisisnya telah banyak dilakukan. Sumber data yang digunakan untuk melihat penerapan alat kohesi

Lebih terperinci

SARANA KOHESI DALAM CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A. A. NAVIS. Jurnal Skripsi. Oleh TENRI MAYORE NIM JURUSAN SASTRA INDONESIA

SARANA KOHESI DALAM CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A. A. NAVIS. Jurnal Skripsi. Oleh TENRI MAYORE NIM JURUSAN SASTRA INDONESIA SARANA KOHESI DALAM CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A. A. NAVIS Jurnal Skripsi Oleh TENRI MAYORE NIM. 070911001 JURUSAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS ILMU BUDAYA MANADO 2013 0 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia perlu berinteraksi antarsesama. Untuk menjalankan komunikasi itu diperlukan bahasa karena bahasa adalah alat komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk memberikan informasi kepada orang lain. Bahasa pada prinsipnya digunakan untuk menyampaikan pesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya tidak akan terlepas dari interaksinya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian aspek gramatikal dan aspek leksikal yang terdapat dalam surat kabar harian Solopos tahun 2015 dan 2016 ditemukan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Bab terakhir dalam tesis ini adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan dan

BAB V PENUTUP. Bab terakhir dalam tesis ini adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan dan BAB V PENUTUP Bab terakhir dalam tesis ini adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Simpulan berisi hasil akhir dari penelitian ini. Sementara saran berisi anjuran penulis terhadap penelitian-penelitian

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN

BAB IV KONSEP DESAIN BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Komik Dave Gibbsons, dalam tulisannya sebagai pengantar buku Comic Book Design (Watson Guptill Publications, 2009) menyatakan bahwa walaupun saat ini

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PEMARKAH KOHESI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

PENGGUNAAN PEMARKAH KOHESI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH PENGGUNAAN PEMARKAH KOHESI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam mentransformasikan berbagai ide dan gagasan yang ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan atau tulis. Kedua

Lebih terperinci

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007 PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan

Lebih terperinci

KOHESI DALAM NOVEL KELANGAN SATANG KARYA SUPARTO BRATA TESIS

KOHESI DALAM NOVEL KELANGAN SATANG KARYA SUPARTO BRATA TESIS KOHESI DALAM NOVEL KELANGAN SATANG KARYA SUPARTO BRATA TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Linguistik Minat Utama Linguistik Deskriptif Oleh Aji Adhitya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ludruk sebagai ikon kesenian kota Surabaya sudah tidak memiliki daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ludruk sebagai ikon kesenian kota Surabaya sudah tidak memiliki daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ludruk sebagai ikon kesenian kota Surabaya sudah tidak memiliki daya tarik di mata para remaja, mereka lebih memilih untuk pergi melihat bioskop yang memutar

Lebih terperinci

Peluang: Pengembangan Pengajaran Tata Bahasa dalam Wacana

Peluang: Pengembangan Pengajaran Tata Bahasa dalam Wacana oleh Untung Yuwono (Program Studi Indonesia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia; e-mail: untung.yuwono@ui.edu) Disampaikan dalam Pelatihan Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa

Lebih terperinci

KOHESI GRAMATIKAL DALAM TEKS LAPORAN PENELITIAN DOSEN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

KOHESI GRAMATIKAL DALAM TEKS LAPORAN PENELITIAN DOSEN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 29 Nomor 2 tahun 2011 KOHESI GRAMATIKAL DALAM TEKS LAPORAN PENELITIAN DOSEN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Rahayu Pristiwati Fakultas Bahasa Abstract.

Lebih terperinci

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA RUBRIK LAYANG SAKA WARGA MAJALAH JAYA BAYA EDISI APRIL-MEI 2009

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA RUBRIK LAYANG SAKA WARGA MAJALAH JAYA BAYA EDISI APRIL-MEI 2009 PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA RUBRIK LAYANG SAKA WARGA MAJALAH JAYA BAYA EDISI APRIL-MEI 2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra

Lebih terperinci

Kohesi Gramatikal Referensi Substitusi Elipsis Konjungsi

Kohesi Gramatikal Referensi Substitusi Elipsis Konjungsi KOBUKURO, DUO ASAL OSAKA YANG BERANGKAT DARI JALANAN KOHESI GRAMATIKAL 1 demonstratif. ini termasuk kata ini mengacu dari awal kalimat Berasal dari dua nama keluarga... kalimat ini terdapat 2 substitusi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sepanjang hidupnya, manusia tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi tersebut, manusia memerlukan sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG JURNAL ILMIAH DELVIRA SUSANTI NPM.

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG JURNAL ILMIAH DELVIRA SUSANTI NPM. KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG JURNAL ILMIAH DELVIRA SUSANTI NPM. 10080207 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data penelitianya (Arikonto, 2013: 203). Metode yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data penelitianya (Arikonto, 2013: 203). Metode yang digunakan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitianya (Arikonto, 2013: 203). Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA Oleh: Anggit Hajar Maha Putra program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa anggitzhajar@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

WACANA NARATIF SHORT-SHORT STORY BOKKOCHAN KARYA HOSHI SHIN ICHI

WACANA NARATIF SHORT-SHORT STORY BOKKOCHAN KARYA HOSHI SHIN ICHI WACANA NARATIF SHORT-SHORT STORY BOKKOCHAN KARYA HOSHI SHIN ICHI Setyani Wardhaningtyas Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Short-short story merupakan salah satu genre karya sastra yang khas Jepang. Karya

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

KAJIAN REPETISI PADA CERPEN PERJAMUAN MALAIKAT KARYA AFIFAH AFRA. SKRIPSI

KAJIAN REPETISI PADA CERPEN PERJAMUAN MALAIKAT KARYA AFIFAH AFRA. SKRIPSI KAJIAN REPETISI PADA CERPEN PERJAMUAN MALAIKAT KARYA AFIFAH AFRA. SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Perstaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat komunikasi. Manusia dapat menggunakan media yang lain untuk berkomunikasi. Namun, tampaknya bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran ilmu bahasa atau linguistik. Cakupan linguistik itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran ilmu bahasa atau linguistik. Cakupan linguistik itu sendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan mengenai tata bahasa atau struktur bahasa sangat penting dalam pembelajaran ilmu bahasa atau linguistik. Cakupan linguistik itu sendiri dalam kehidupan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Siti Sumarni (Sitisumarni27@gmail.com) Drs. Sanggup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan manusia sehari-hari tidak pernah terlepas dari proses interaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan manusia sehari-hari tidak pernah terlepas dari proses interaksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia sehari-hari tidak pernah terlepas dari proses interaksi dan komunikasi. Alat komunikasi manusia yakni bahasa bersifat manusiawi, dalam arti hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di masyarakat. Bahasa adalah alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan. Bahasa sebagai lambang mampu

Lebih terperinci

05. MEMBUAT CERITA KOMIK. KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1

05. MEMBUAT CERITA KOMIK. KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1 05. MEMBUAT CERITA KOMIK KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1 KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 2 Komik = Cerita + Gambar PENDAHULUAN Komik Intrinsik Ekstrinsik Jiwa Komik Tema Cerita Plot Penokohan

Lebih terperinci

KEKOHESIAN WACANA STAND UP COMEDY DI KOMPAS TV

KEKOHESIAN WACANA STAND UP COMEDY DI KOMPAS TV Kekohesian Wacana Stand Up Comedy di Kompas TV (Zumrotul Ilmiyah) 55 KEKOHESIAN WACANA STAND UP COMEDY DI KOMPAS TV Zumrotul Ilmiyah Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Lamongan Telp. 082337545488 Pos-el

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sebagai kebutuhan utama yang harus dipelajari dan dikembangkan karena bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Chaer (2009: 3) berpendapat

Lebih terperinci

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009 PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

FORMAT PENILAIAN KARANGAN NARASI (KARANGAN BERORIENTASI PENCERITA)

FORMAT PENILAIAN KARANGAN NARASI (KARANGAN BERORIENTASI PENCERITA) FORMAT PENILAIAN KARANGAN NARASI (KARANGAN BERORIENTASI PENCERITA) No Nama Kemampuan T=Tinggi, S=Sedang, R=Rendah Sosiolinguistik Wacana Tatabahasa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.

Lebih terperinci

4. Sampul (Cover) Cerita Bergambar PASOSORÉ

4. Sampul (Cover) Cerita Bergambar PASOSORÉ 83 4. Sampul (Cover) Cerita Bergambar PASOSORÉ a. Sampul (Cover) Depan Gambar 3.30 Sampul Depan Buku Cerita Bergambar PASOSORÉ Sampul cerita bergambar berjudul PASOSORÉ dengan subjudul Kaulinan Barudak

Lebih terperinci

KEKOHESIAN WACANA STAND UP COMEDY DI KOMPAS TV

KEKOHESIAN WACANA STAND UP COMEDY DI KOMPAS TV Kekohesian Wacana Stand Up Comedy di Kompas TV (Zumrotul Ilmiyah) 71 KEKOHESIAN WACANA STAND UP COMEDY DI KOMPAS TV Zumrotul Ilmiyah Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Lamongan Telp. 082337545488 Pos-el

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

: Kohesi Gramatikal dan Kohesi Leksikal dalam Stand Up Comedy Pandji Pragiwaksono

: Kohesi Gramatikal dan Kohesi Leksikal dalam Stand Up Comedy Pandji Pragiwaksono Kohesi Gramatikal dan Kohesi Leksikal dalam Stand Up Comedy Pandji Pragiwaksono Asih Kusuma Lestari, Niken Pramanik Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia asihlestari24@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini manusia dituntut dapat berkomunikasi dengan baik untuk memenuhi kepentingan mereka, baik secara individu maupun kelompok.

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

ANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI ANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Peryaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

8 terdapat dalam komik. Penjelasan dari kesebelas elemen tersebut adalah sebagai berikut. 1. Panel Panel adalah kotak yang berisi ilustrasi dan teks y

8 terdapat dalam komik. Penjelasan dari kesebelas elemen tersebut adalah sebagai berikut. 1. Panel Panel adalah kotak yang berisi ilustrasi dan teks y BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Aplikasi adalah seperangkat instruksi khusus dalam komputer yang dirancang agar kita menyelesaikan tugas-tugas tertentu (Shelly, Cashman, Vermant, 2009, p57).

Lebih terperinci

Azis dan Juanda. Keywords: grammatical cohesion, unity of discourse

Azis dan Juanda. Keywords: grammatical cohesion, unity of discourse KOHESI GRAMATIKAL: KAJIAN KEUTUHAN WACANA TUGAS MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA, FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA, UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Azis dan Juanda Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL KHOTBAH IDUL ADHA

ANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL KHOTBAH IDUL ADHA ANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL KHOTBAH IDUL ADHA IBADAH QURBAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI OLEH: NASHRUDDIN BAIDAN DI MASJID AGUNG SURAKARTA 06 NOVEMBER 2011 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: YUNIANTO

Lebih terperinci