SE - 109/PJ/2010 PENANGANAN DINI TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJ

Transkripsi

1 SE - 109/PJ/2010 PENANGANAN DINI TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJ Contributed by Administrator Wednesday, 03 November 2010 Pusat Peraturan Pajak Online 3 November 2010 SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 109/PJ/2010 TENTANG PENANGANAN DINI TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK YANG TERKAIT DENGAN PROSES PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA DAN/ATAU DIDUGA MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Dalam rangka penanganan dini terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang terkait proses pemeriksaan perkara pidana dan/atau diduga melakukan pelanggaran disiplin yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mengganggu pelaksanaan tugas pokok dan fungsi DJP, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Dalam Surat Edaran ini yang dimaksud dengan:

2 - Penanganan Dini adalah penanganan permasalahan yang menyangkut PNS di lingkungan DJP, yang dilakukan sejak dini oleh Atasan Langsung dari PNS tersebut, sebelum dilakukanâ pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan perubahanny - Pembebasan Dari Pekerjaan adalah pembebasan sementara dari tugas pekerjaan rutin PNS, yang tidak merupakan hukuman disiplin, untuk memberikan kesempatan kepada yangâ bersangkutan agar dapat memusatkan perhatian dalam proses Penanganan Dini yang dilakukanâ terhadapny - Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah PNS DJP atau Calon PNS DJP yangâ terkait proses pemeriksaan perkara pidana dan/atau diduga melakukan pelanggaran disiplinâ yang baik secara langsungâ maupun tidak langsung dapat menggganggu pelaksanaan tugasâ pokok dan fungsi DJP. - Atasan Langsung adalah pejabat struktural yang menjadi atasan langsung dari PNS. - Pejabat Atasan adalah pejabat struktural yang merupakan atasan dari Atasan Langsung. - Kantor DJP adalah kantor-kantor DJP yang meliputi Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Wilayah, Kantor Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan dan Kantor Pusat DJP. 2. Penanganan Dini sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf a dilakukan terhadap: PNS yang mendapat surat panggilan dari Aparat Penegak Hukum sebagai: 1) Saksi terkait dengan proses pemeriksaan perkara pidana; 2) Tersangka terkait dengan proses pemeriksaan perkara pidana, namun tidak ditahan;

3 PNS yang berdasarkan pemberitaan di media dan/atau sumber lainnya diduga telah melakukanâ tindak pidana dan/atau melakukan perbuatan pelanggaran disiplin, yang baik secara langsungâ maupun tidak langsung dapat mengganggu pelaksanaan tugas pokok dan fungsi DJP. 3. PNS yang mendapat surat panggilan dari Aparat Penegak Hukum sebagaimana dimaksud dalamâ angka 2 huruf a, wajib memberitahukan kepada Atasan Langsung segera setelah menerima suratâ panggilan. Selanjutnya dalam waktu paling lama 2 (dua) hari kerja sejak diterimanya surat panggilanâ tersebut, PNS yang bersangkutan wajib melaporkan secara formal kepada atasan Langsung menggunakan formulir sesuai Lampiran 1 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini, dengan melampirkan fotokopi surat panggilan. Dalam hal PNS tidak menyampaikan laporanâ formal kepada Atasan Langsung, kepada PNS yang bersangkutan dikenakan hukuman disiplinâ berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil danâ perubahanny 4. Atasan Langsung yang menerima laporan sebagaimana dimaksud dalam angka 3, wajib melakukanâ tindakan sebagai berikut: memanggil dan meminta keterangan dari PNS yang bersangkutan menggunakan formulirâ sesuai Lampiran 2 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini, gunaâ mengetahui apakah panggilan dari Aparat Penegak Hukum tersebut menyangkut perkaraâ pidana umum atau menyangkut perkara pidana terkait dengan jabatan, paling lama 2 (dua)â hari kerja setelah menerima laporan formal dari PNS yang bersangkutan. untuk keperluan meminta keterangan PNS sebagaimana dimaksud pada huruf a, Atasan Langsung dapat didampingi oleh pihak ketiga, yaitu pegawai DJP

4 yang mempunyai kompetensiâ di bidang hukum. 5. PNS yang menerima pemanggilan dan permintaan keterangan dari Atasan Langsung sebagaimanaâ dimaksud dalam angka 4 huruf a di atas, wajib memenuhi panggilan dan permintaan keteranganâ tersebut. Dalam hal PNS tidak memenuhi panggilan/permintaan keterangan tersebut, kepada PNS yangâ bersangkutan dikenakan hukuman disiplin berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan perubahanny 6. Dalam hal hasil permintaan keterangan sebagaimana dimaksud dalam angka 4 menunjukkan bahwaâ panggilan dari Aparat Penegak Hukum mengenai perkara pidana umum, Atasan Langsung wajibâ melakukan penelitian pendahuluan guna menentukan ada tidaknya dugaan pelanggaran disiplin PNS dalam waktu paling lama 2 (dua) hari kerja setelah dilakukan pemanggilan dan permintaan keteranganâ sebagaimana dimaksud dalam angka 4 huruf Apabila berdasarkan hasil penelitian pendahuluan: terdapat dugaan pelanggaran disiplin PNS maka Atasan Langsung melakukan pemeriksaanâ sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil danâ perubahannya; tidak terdapat dugaan pelanggaran disiplin maka Atasan Langsung melakukan pengarsipan. Atasan Langsung wajib menyampaikan laporan tentang hasil penelitian pendahuluan sebagaimanaâ dimaksud pada huruf a atau huruf b kepada Pejabat Atasan dengan tembusan kepada Direktur KITSDA menggunakan formulir sesuai Lampiran 3 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini, dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak dilakukan penelitian pendahuluan.

5 7. Dalam hal panggilan dari Aparat Penegak Hukum tersebut menyangkut perkara pidana terkait denganâ jabatan maka diambil langkah-langkah sebagai berikut: terhadap PNS yang dipanggil sebagai Saksi sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf aâ butir 1), Atasan Langsung wajib melakukan penelitian pendahuluan untuk menentukan ada tidaknyaâ dugaan pelanggaran disiplin PNS dalam waktu paling lama 2 (dua) hari kerja setelah dilakukanâ pemanggilan dan permintaan keterangan sebagaimana dimaksud dalam angka 4 huruf  Apabila berdasarkan hasil penelitian pendahuluan: 1) terdapat dugaan pelanggaran disiplin PNS, maka Atasan Langsung melakukanâ pemeriksaan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan perubahannya; 2) tidak terdapat dugaan pelanggaran disiplin, maka Atasan Langsung melakukanâ pengarsipan.â Atasan Langsung wajib menyampaikan laporan tentang hasil penelitian pendahuluanâ sebagaimana dimaksud pada butir 1) dan butir 2) kepada Kepala Kantor DJP melalui Pejabat Atasan dengan tembusan kepada Direktur KITSDA menggunakan formulir sesuai Lampiran 3 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini, dalam waktu paling lamaâ 3 (tiga) hari kerja sejak dilakukan penelitian pendahuluan.

6 terhadap PNS yang dipanggil sebagai Tersangka sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf aâ butir 2), Atasan Langsung wajib mengusulkan kepada Kepala Kantor DJP, minimal pejabatâ eselon III, dengan menggunakan formulir sesuai Lampiran 4 yang merupakan bagian yangâ tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini, untuk menerbitkan Keputusan Pembebasan Dari Pekerjaan terhadap PNS yang bersangkutan paling lama 2 (dua) hari kerja setelah dilakukanâ permintaan keterangan. 8. Kepala Kantor DJP menerbitkan Keputusan Pembebasan Dari Pekerjaan menggunakan formulir sesuaiâ Lampiran 5 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini, setelahâ mempertimbangkan usul dari Atasan Langsung PNS yang bersangkutan dalam waktu paling lama 2 (dua) hari kerja setelah menerima usulan sebagaimana dimaksud dalam angka 7 huruf Keputusan Pembebasan Dari Pekerjaan berlaku untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan dan dapatâ diperpanjang sebanyak 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. 9. Kepala Kantor DJP menyampaikan tembusan Keputusan Pembebasan Dari Pekerjaan sebagaimanaâ dimaksud dalam angka 8 kepada Pejabat Atasan dan kepada Direktur KITSDA, dalam waktu palingâ lama 2 (dua) hari kerja sejak dilakukan Pembebasan Dari Pekerjaan. 10. Berdasarkan Keputusan Pembebasan Dari Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam angka 8, Atasan Langsung melakukan pemeriksaan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan perubahannya, paling lama 20 (dua puluh) hari kerja setelah tanggalâ Keputusan Pembebasan Dari Pekerjaan. 11. Setelah melakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam angka 10, Atasan langsung wajibâ membuat Laporan Hasil Pemeriksaan yang disampaikan kepada Pejabat Atasan dengan tembusanâ kepada Direktur KITSDA mengunakan formulir sesuai Lampiran 6 yang merupakan bagian yang tidakâ terpisahkan dari Surat Edaran ini, dalam waktu paling lama 2 (dua) hari kerja setelah melakukanâ pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam angka 10.

7 12. Atasan Langsung yang mengetahui adanya PNS yang diduga telah melakukan tindak pidana dan/atauâ perbuatan pelanggaran disiplin, yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat menggangguâ pelaksanaan tugas pokok dan fungsi DJP, berdasarkan pemberitaan di media dan/atau sumber lainnya,â wajib melakukan penelitian pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya tindak pidana dan/atauâ pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja setelahâ mengetahui perbuatan PNS yang bersangkutan. 13. Atasan Langsung sebagaimana dimaksud dalam angka 12 wajib menyampaikan laporan hasil penelitianâ pendahuluan kepada Pejabat Atasan dengan tembusan kepada Direktur KITSDA menggunakan formulirâ sesuai Lampiran 3 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini, dalam waktuâ paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak dilakukan penelitian pendahuluan. 14. Apabila berdasarkan hasil penelitian pendahuluan sebagaimana dimaksud dalam angka 12: terdapat dugaan pelanggaran disiplin oleh PNS, maka Atasan Langsung melakukan pemeriksaanâ sesuai Peraturan Pemerintah nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil danâ perubahannya, paling lama 20 (dua puluh) hari kerja setelah tanggal laporan hasil penelitianâ pendahuluan sebagaimana dimaksud dalam angka 13. Atasan Langsung wajib menyampaikanâ Laporan Hasil Pemeriksaan kepada Pejabat Atasan dengan tembusan kepada Direktur KITSDAÂ menggunakan formulir sesuai Lampiran 6 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dariâ Surat Edaran ini, dalam waktu paling lama 2 (dua) hari kerja sejak selesainya pemeriksaan; tidak terdapat dugaan pelanggaran disiplin, maka Atasan Langsung melakukan pengarsipan.â Atasan Langsung wajib menyampaikan Laporan Pengarsipan kepada Pejabat Atasan denganâ tembusan kepada Direktur KITSDA dengan menggunakan formulir sesuai Lampiran 7 yangâ merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini, dalam waktu paling lama 2Â (dua) hari kerja sejak selesainya penelitian pendahuluan. c. terdapat

8 dugaan keterlibatan dalam tindak pidana, maka Atasan Langsung melakukan tindakanâ sebagaimana diuraikan dalam angka 6 dan angka 7 di atas, meskipun tidak terdapat panggilanâ dari Aparat Penegak Hukum. 15. PNS yang mendapat keputusan Pembebasan Dari Pekerjaan menurut Surat Edaran ini tetapâ berkewajiban untuk hadir dan menaati ketentuan jam kerja serta peraturan disiplin PNS yang berlakuâ di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dan kepadanya tetap diberikan hak-hak kepegawaian sesuaiâ dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.  Demikian untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan dengan sebaik-baikny  Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 Nopember 2010 DIREKTUR JENDERAL PAJAK ttd. MOCHAMAD TJIPTARDJO NIP