Implementasi Pembelajaran Tematik pada Kelas Awal Sekolah Dasar di Provinsi Sulawesi Selatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Implementasi Pembelajaran Tematik pada Kelas Awal Sekolah Dasar di Provinsi Sulawesi Selatan"

Transkripsi

1 Implementasi Pembelajaran Tematik pada Kelas Awal Sekolah Dasar di Provinsi Sulawesi Selatan Darwis Sasmedi LPMP Sulawesi Selatan, Jl. AP.Pettarani Makassar Abstract: This research was descriptive that aimed at describing the implementation of thematic learning in the lower level (year I, II, III) of elementary school in South Sulawesi. The primary intention of this research was to know the understanding of the lower level of elementary school teacher, the implementation of thematic learning, and the assessment done by teacher in evaluating the students. The finding of this research showed that: (a) the understanding and implementation done by teacher in the lower level of elementary school was good; (b) the implementation of thematic learning through observing in lower level was fairly good; (c) and the assessment done by teacher in the lower level of elementary school was good. As the implication of this research s finding, it was suggested and given teacher training to design mapping competency standard, basic competency, indicator, sillabus development, lesson plan, learning model, instructional media, and authentic assessment to evaluate the student achievement. Kata kunci: implementasi, pembelajaran tematik, kelas awal, Sekolah Dasar. Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor Tahun tentang Sistem Pendidikan Nasional. Berdasarkan undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tersebut, kebijakan-kebijakan umum yang dapat digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran di kelas awal adalah bahwa setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Anak berhak mendapatkan pelayanan pendidikan agar dapat mengembangkan bakat,

2 = minat dan kemampuan yang dimilikinya; termasuk anak yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan atau sosial. Implikasi bagi guru dan pihak sekolah dituntut untuk dapat memberikan pendidikan yang bermutu agar bakat, minat dan kemampuan anak dapat berkembang dengan baik. Sekolah dituntut untuk menyelenggarakan pendidikan yang dapat mengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung pada anak didik (pasal dan ). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional pasal ayat menyebutkan bahwa: pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah. Peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran dapat dilakukan dengan tiga hal, yaitu: () melakukan manajemen yang transparan, partisipatif, dan akuntabel; () melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, dan () meningkatkan peran serta masyarakat. Dunia anak adalah dunia nyata, untuk itu pembelajaran yang dilakukan di kelas awal harus aktual, dekat dengan dunia anak, dekat dengan lingkungan alamiah yang dialami anak, dan dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. Dalam kehidupan sehari-hari, anak tidak pernah melihat adanya hal yang terpisah-pisah satu sama lain, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran di kelas awal, pembelajaran lebih berhasil kalau dapat menggabungkan kajian beberapa mata pelajaran dalam satu ikatan tema. Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas I, II, dan III berada pada rentangan usia dini. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung. Permasalahan menunjukkan bahwa kesiapan bersekolah sebagian besar peserta didik kelas awal sekolah dasar di Indonesia cukup rendah. Sementara itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik yang telah masuk Taman Kanak-Kanak memiliki kesiapan bersekolah lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang tidak mengikuti pendidikan Taman Kanak-Kanak. Selain itu, perbedaan pendekatan, model, dan prinsip-prinsip pembelajaran antara kelas satu dan dua sekolah dasar dengan pendidikan pra-sekolah dapat juga menyebabkan peserta didik

3 = yang telah mengikuti pendidikan pra-sekolah pun dapat saja mengulang kelas atau bahkan putus sekolah. Atas dasar pemikiran di atas dan dalam rangka implementasi Standar Isi yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar yakni kelas satu, dua, dan tiga lebih sesuai jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik. Implementasi pembelajaran tematik memberikan banyak keuntungan, di antaranya: () siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu; () siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama; () pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; () kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa; () siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas; () siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain; dan () guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan. Implementasi pembelajaran tematik, menuntut kemampuan yang optimal bagi guru karena kurikulum berbasis kompetensi atau standar isi juga memberi peluang bagi kepala sekolah, guru dan peserta didik untuk melakukan inovasi di sekolah berkaitan dengan masalah kurikulum, pembelajaran dan manajerial. Berdasarkan uraian di atas, maka masalah utama dalam penelitian ini adalah implementasi pembelajaran tematik pada kelas awal sekolah dasar di Sulawesi Selatan. Masalah ini dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut: () seberapa jauh tingkat penguasaan guru kelas awal di sekolah dasar tentang pembelajaran tematik?; () bagaimana pelaksanaan pembelajaran tematik pada kelas awal sekolah dasar diimplementasikan?; () dan bagaimana guru kelas awal di sekolah dasar melakukan penilaian dalam pembelajaran tematik? Berdasarkan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: () tingkat penguasaan guru kelas awal sekolah dasar di Provinsi Sulawesi Selatan; () pembelajaran tematik

4 = yang diimplemetasikan pada kelas awal sekolah dasar di Provinsi Sulawesi Selatan; () dan sitem penilaian atau assesmen yang diimplementasikan pada pembelajaran tematik di kelas awal sekolah dasar di Provinsi Sulawesi Selatan. Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut: () mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak; () mulai berpikir secara operasional; () mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda; () membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat; dan () memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat. Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir (Depdiknas, ) tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu () konkret, mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan; () integratif, pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini menunjukkan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian; dan () hierarkis, pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi. Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat, yaitu: () progresivisme; () konstruktivisme; dan () humanisme. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung

5 = siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahu sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Lebih jauh dikatakan bahwa siswa membangun pemahaman oleh diri sendiri dari pengalamanpengalaman baru berdasarkan pengalaman awal. Pengalaman awal selalu merupakan dasar/tumpuan yang digabung dengan pengalaman baru untuk mendapatkan pemahaman baru. Pemahaman yang mendalam dikembangkan melalui pengalaman yang bermakna (Vigotsky dalam Sulistyono, ). Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan/kekhasan, potensi, dan motivasi yang dimilikinya. Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya. Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. Tahun tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. Tahun tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal -b). Dr. Howard Gardner (Depdiknas, ) seorang ahli perkembangan intelektual menyatakan bahwa setiap manusia memiliki

6 = kecerdasan, tidak hanya satu tetapi beberapa kecerdasan (inteligensi) dalam tingkatan yang berbeda-beda. Beberapa intelegensi itu disebut kecerdasan berganda atau Multiple Inteligence. Beberapa intelensi tersebut adalah: () inteligensi verbal-bahasa, () inteligensi logikamatematika; () inteligensi keruangan; () inteligensi musik; () intelegensi gerakan badan; () inteleginsi interpersonal; () inteligensi intrapersonal; dan () inteligensi alam lingkungan. Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik (Depdiknas, ) antara lain: () pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; () kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; () kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; () membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; () menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan () mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti berkerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain. Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat (Depdiknas, ) yaitu: () dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan; () siswa mampu melihat hubunganhubungan yang bermakna sebab isi atau materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir; () pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah; () dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat. Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik (Depdiknas, ) sebagai berikut: () berpusat pada siswa; () memberikan pengalaman langsung; () pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas; () menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran; () bersifat fleksibel; () hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa; dan () menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan

7 = perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar. Prinsip-prinsip penilaian pembelajaran tematik (Depdiknas, ) adalah: () penilaian di kelas I, II, dan III mengikuti aturan penilaian mata-mata pelajaran lain di sekolah dasar. Mengingat bahwa siswa kelas I SD belum semuanya lancar membaca dan menulis, maka cara penilaian di kelas I tidak ditekankan pada penilaian secara tertulis; () kemampuan membaca, menulis dan berhitung merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik kelas I, II, dan III Oleh karena itu, penguasaan terhadap ke tiga kemampuan tersebut adalah prasyarat untuk kenaikan kelas; () penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari masing-masing kompetensi dasar dan hasil belajar dari mata-mata pelajaran; () penilaian dilakukan secara terus menerus dan selama proses belajar mengajar berlangsung, misalnya sewaktu siswa bercerita pada kegiatan awal, membaca pada kegiatan inti dan menyanyi pada kegiatan akhir; () hasil karya/kerja siswa dapat digunakan sebagai bahan masukan guru dalam mengambil keputusan siswa misalnya penggunaan tanda baca, ejaan kata, maupun angka. Alat penilaian dapat berupa tes dan non tes. Tes mencakup: tertulis, lisan, atau perbuatan, catatan harian perkembangan siswa, dan porto folio. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas awal penilaian yang lebih banyak digunakan adalah melalui pemberian tugas dan portofolio. Guru menilai anak melalui pengamatan yang lalu dicatat pada sebuah buku bantu. Sedangkan Tes tertulis digunakan untuk menilai kemampuan menulis siswa, khususnya untuk mengetahui tentang penggunaan tanda baca, ejaan, kata atau angka. Pada pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji ketercapaian kompetensi dasar dan indikator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat pada tema tersebut. Dengan demikian penilaian dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui tema, melainkan sudah terpisahpisah sesuai dengan kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator mata pelajaran.

8 = METODE Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksploratif untuk mendeskripsikan komponen yang berkaitan dengan implementasi pembelajaran tematik yang selama ini dilaksanakan pada kelas awal sekolah dasar di propinsi Sulawesi Selatan. Lokasi penelitian ini difokuskan pada sekolah dasar yang telah melaksanakan pembelajaran tematik pada lima kabupaten/kota di Sulawesi Selatan, yaitu: Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Takalar, Kabupaten Maros dan Kota Pare-Pare. Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru yang mengajar pada kelas awal (kelas I, II dan III) Sekolah Dasar yang terdapat di lima kabupaten/kota sebagai lokasi peneltian. Banyaknya subjek penelitian yang digunakan adalah responden guru kelas sekolah dasar di lima kabupaten/kota. Dari responden mengisi kuisioner dan wawancara diambil secara random dan dari responden tersebut dipilih lagi responden diobservasi di kelas juga secara random serta dokumentasi). Instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan pada penelitian ini adalah angket (kuisioner), observasi, wawancara, dan dokumentasi dan teknik analisis data yang dilakukan adalah deskriptifeksploratif dengan menggunakan analisis domain untuk mengungkapkan implementasi pembelajaran tematik pada kelas awal sekolah dasar yang selama ini terlaksana di Sulawesi Selatan. HASIL Hasil analisis dirangkum dalam tabel-tabel. Pada tabel dari hasil analisis yang diperoleh dari masing-masing kabupaten/kota mengenai pelaksanaan pembelajaran tematik untuk tingkat penguasaan dan pengembangan pembelajaran tematik guru kelas awal sekolah dasar dalam menyusun pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dan tampak pada tabel di atas bahwa:,% (dilaksanakan dengan sangat baik);,% (dilaksanakan dengan baik);,% (dilaksanakan dengan cukup baik),,% (dilaksanakan dengan kurang baik); dan,% (dilaksanakan dengan sangat kurang baik).

9 = Tabel. Persentase Pelaksanaan dalam Tingkat Penguasaan dan Pengembangan Guru terhadap Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator No Jenis Kegiatan Pelaksanaan pengembangan guru kelas awal terhadap SK, KD, dan Indikator SB B C K SK Jumlah Melakukan kegiatan pemetaan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Mengindentifikasi dan menganalisis standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator untuk setiap mata pelajaran kaitannya dengan penentuan tema. Mengembangkan indikator sesuai dengan karakteristik anak didik. Mengembangkan indikator sesuai dengan karakteristik mata pelajaran Merumuskan indikator dalam kata 9 kerja operasional yang terukur dan atau dapat diamati. Jumlah Rata-rata,,,,, Pertsentase (%),,,,, Pada tabel di dibawah diperoleh pada setiap kabupaten/kota mengenai pelaksanaan menunjukkan bahwa tingkat penguasaan dan pengembangan pembelajaran tematik guru kelas awal sekolah dasar dalam penyusun jaringan tema dengan hasil:,% (dilaksanakan dengan sangat baik);,% (dilaksanakan dengan baik);,9% dilaksanakan dengan cukup baik);,9% (dilaksanakan dengan kurang baik);,% (dilaksanakan dengan sangat kurang baik) 9

10 = Tabel. Persentase Pelaksanaan Tingkat Penguasaan dan Pengembangan Guru terhadap Penyusunan Jaringan Tema No Jenis Kegiatan Pelaksanaan pengembangan guru kelas awal terhadap penyusunan jaringan tema SB B C K SK Jumlah Menetapkan terlebih dahulu tematema pengikat keterpaduan untuk menentukan tema bersama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa dari yang termudah menuju yang sulit, dari yang sederhana menuju yang kompleks, dari yang konkret menuju yang abstrak. Mengembangkan indikator sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran sesuai dengan tema yang dipilih. Memilih tema yang memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa. Memilih tema dengan ruang lingkup yang sesuai dengan usia, minat, kebutuhan, dan kemampuan siswa. Mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar. Membuat jaringan tema, yaitu 9 menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu. Jumlah 9 Rata-rata,9, 9,,, Persentase (%),,,9,9,

11 = Tabel. Persentase Tingkat Penguasaan dan Pengembangan Guru terhadap Penyusunan Silabus No Jenis Kegiatan Pelaksanaan pengembangan terhadap penyusunan silabus Menyusun Silabus dengan komponen utama: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, kegiatan pembelajaran, alat/sumber belajar, dan penilaian. Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai dengan mata pelajaran. Mengembangkan indikator sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Mengidentifikasi materi pokok dengan mempertimbangkan: potensi peserta didik; relevansi dengan karakteristik daerah; tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik, dan kebermanfaatan bagi peserta didik. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Melakukan penilaian dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Menentukan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan jam efektif. Menentukan sumber belajar sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. SB B C K SK Jumlah Rata-rata, 9,,, Jum lah Persentase (%), 9 9, 9,

12 = Hasil analisis yang diperoleh pada Tabel, bahwa setiap kabupaten/kota mengenai pelaksanaan tingkat penguasaan dan pengembangan pembelajaran tematik guru kelas awal sekolah dasar dalam penyusunan silabus dengan hasil,% (dilaksanakan dengan sangat baik), 9% (dilaksanakan dengan baik), 9,% (dilaksanakan dengan baik), 9,% (dilaksanakan dengan kurang baik), % (dilaksanakan dengan sangat kurang baik) Hasil analisis yang diperoleh pada setiap kabupaten/kota mengenai pelaksanaan tingkat penguasaan dan pengembangan pembelajaran tematik guru kelas awal sekolah dasar dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Tabel. Persentase Pelaksanaan Tingkat Penguasaan dan Pengembangan Guru terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) No Jenis Kegiatan Pelaksanaan pengembangn guru kelas awal terhadap RPP Mengidentifikasi mata pelajaran yang dipadukan dalam tema. Menuliskan kompetensi dasar dan indikator yang yang akan dilaksanakan. Merumuskan materi pokok yang akan dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator. Menentukan strategi pembelajaran (kegiatan pembukaan, inti dan penutup). Membuat/menyiapkan alat peraga atau media untuk kegiatan pembelajaran tematik. Melakukan penilaian berbasis kelas dan tindak lanjutnya. SB B C K SK 9 9 Jumlah Jumlah Rata-rata,,, Persentase (%),, 9,,

13 = Tabel. Persentase Pelaksanaan Tingkat Penguasaan dan Pengembangan Guru terhadap Penilaian dalam Pembelajaran Tematik No Jenis Kegiatan Pelaksanaan pengembangan terhadap penilaian pembelajaran tematik SB B C K SK Jumlah Melakukan penilaian di kelas awal sesuai aturan penilaian mata-mata pelajaran lain di sekolah dasar. Melakukan penilaian di kelas awal dengan cara penilaian tidak ditekankan pada penilaian secara tertulis. Melakukan penilaian di kelas awal untuk kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sebagai prasyarat untuk kenaikan kelas. Melakukan penilaian dengan mengacu pada indikator masing-masing kompetensi dasar dari masing-masing mata pelajaran. Melakukan penilaian secara terus menerus dan selama proses belajar mengajar berlangsung, misalnya: sewaktu peserta didik bercerita pada kegiatan awal, membaca pada kegiatan inti, dan menyanyi pada kegiatan akhir. Melakukan penilaian hasil karya/kerja peserta didik sebagai bahan masukan bagi guru dalam mengambil keputusan untuk peserta didik misalnya: penggunaan tanda baca, ejaan kata, maupun angka. Melakukan penilaian untuk 9 mengkaji ketercapaian kompetensi dasar dan indikator pada setiap mata pelajaran yang terdapat pada setiap tema. Jumlah Rata-rata,,,,, Persentasi (%), 9,,,9,

14 = Tabel dengan hasil analisis yang diperoleh pada setiap kabupaten/kota mengenai pelaksanaan tingkat penguasaan dan pengembangan pembelajaran tematik guru kelas awal sekolah dasar dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan hasil % (dilaksanakan dengan sangat baik),,% (dilaksanakan dengan baik); % (dilaksanakan dengan cukup baik, 9% (dilaksanakan dengan kurang baik),,% (dilaksanakan dengan sangat kurang baik) Tabel dengan hasil analisis yang diperoleh pada setiap kabupaten/kota mengenai pelaksanaan untuk tingkat penguasaan dan pengembangan pembelajaran tematik guru kelas awal sekolah dasar dalam penilaian pembelajaran tematik dengan hasil:,% (dilaksanakan dengan sangat baik); 9,% (dilaksanakan dengan baik);,% dilaksanakan dengan cukup baik);,9% (dilaksanakan dengan kurang baik);,% (dilaksanakan dengan sangat kurang baik) Tabel. Rata-Rata Persentase Tingkat Pengusaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Tematik yaitu Dari Tabel Sampai Dengan No Tabel Komponen Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Pelaksanaan dalam tingkat pemahaman dan pengembangan guru terhadap pemetaan SK, KD dan Indikator Pelaksanaan dalam tingkat pemahaman dan pengembangan guru terhadap penyusunan jaringan tema Pelaksanaan dalam tingkat pemahaman dan pengembangan guru terhadap penyusunan silabus Pelaksanaan dalam tingkat pemahaman dan pengembangan guru terhadap penyusunan RPP Pelaksanaan dalam tingkat pemahaman dan pengembangan guru terhadap penilaian pembelajaran tematik Pelaksanaan pembelajaran dan penilaian tematik SB B C K SK,,,,,,, 9, 9,,,9 9,,,,9 9, 9,9 Jum Jumlah 9,,,,,,,,, lah Rata-rata,,,,, Persentase (%),,,,,

15 = Tabel. Persentase Pelaksanaan Observasi Kelas pada Pelaksanaan Pembelajaran Tematik No. Jenis Kegiatan pelaksanaan observasi kelas pada pembelajaran tematik A Kegiatan Awal/Pendahuluan. Menyampaikan tujuan pembelajaran.. Memberikan motivasi untuk mendorong siswa agar mengikuti pembelajaran dengan baik.. Menggali pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. SB B C K SK 9 9 Jum lah B Kegiatan Inti. Menyajikan bahan pembelajaran tematik dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi.. Melakukan kegiatan pengembangan membaca.. Melakukan kegiatan pengembangan menulis. Melakukan kegiatan pengembangan berhitung.. Memanfaatkan media sesuai yang direncanakan. 9. Menggunakan metode yang bervariasi sesuai dengan rencana.. Melakukan penilaian proses pada saat kegiatan berlangsung. 9 C Kegiatan Akhir/Penutup. Menyimpulkan/mengungkapka n kembali hasil pembelajaran yang telah dilakukan.. Memberikan pesan-pesan moral.. Membaca cerita dari buku /mendongeng.. Memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah. Jumlah Rata-rata,,, 9, Persentase (%),,,,

16 = Tabel adalah rata-rata persentase tabel sampai dengan tabel dengan hasil analisis:,% (dilaksanakan dengan sangat baik);,% (dilaksanakan dengan baik);,% dilaksanakan dengan cukup baik);,% (dilaksanakan dengan kurang baik);,% (dilaksanakan dengan sangat kurang baik) Tabel di atas, diperoleh pada setiap kabupaten/kota mengenai pelaksanaan observasi pada pembelajaran tematik guru kelas awal sekolah dasar di kelas yang diobservasi dengan hasil keterangan:,% (dilaksanakan dengan sangat baik),,% (dilaksanakan dengan baik);,%(dilaksanakan dengan cukup baik), % (dilaksanakan dengan kurang baik), % (dilaksanakan dengan sangat kurang baik) PEMBAHASAN Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat penguasaan guru kelas awal sekolah dasar terhadap pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang dilaksanakan yang tergolong sangat baik (,%), baik (,%), cukup baik (,%), kurang baik (,%), dan sangat kurang (,%). Angka tersebut didukung oleh data kualitatif sebagai bahan dokumen pemetaan SK, KD, dan indikator yang dibuat oleh guru dan wawancara yang dilakukan sebagaimana terlampir dalam penelitian ini, yaitu sebagian besar telah menyusun dan memiliki pemetaan. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya guru kelas awal sekolah dasar telah memahami konsep dalam penyusunan pemetaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata tingkat penguasaan guru kelas awal sekolah dasar terhadap penyusunan jaringan tema yang dilaksanakan tergolong sangat baik (,%), baik (,%), cukup baik (,9%), kurang baik (,9%), dan sangat kurang baik (,%). Angka tersebut didukung oleh data kualitatif sebagai bahan dokumen penyusunan jaringan tema yang dibuat oleh guru dan wawancara yang dilakukan sebagaimana terlampir dalam penelitian ini, yaitu sebagian besar telah menyusun dan memiliki jaringan tema. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya guru kelas awal sekolah dasar telah memahami konsep dalam penyusunan jaringan tema. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata tingkat penguasaan guru kelas awal sekolah dasar terhadap penyusunan silabus yang dilaksanakan tergolong sangat baik (,%), baik (9%), cukup baik (9,%), kurang baik (9,%), dan sangat kurang baik (%). Angka

17 = tersebut didukung oleh data kualitatif sebagai bahan dokumen penyusunan silabus yang dibuat oleh guru dan wawancara yang dilakukan sebagaimana dalam lampiran penelitian ini, yaitu sebagian besar guru telah menyusun dan memiliki silabus tematik. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya guru kelas awal sekolah dasar telah memahami konsep penyusunan silabus pembelajaran tematik. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata tingkat penguasaan guru kelas awal sekolah dasar terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan tergolong sangat baik (%), baik (,%), cukup baik (%), kurang baik (9%), dan sangat kurang baik (,). Angka tersebut didukung oleh data kualitatif sebagai bahan dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru dan wawancara yang dilakukan sebagaimana terlampir dalam penelitian ini, yaitu sebagian besar telah menyusun dan memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa umumnya guru kelas awal sekolah dasar telah memahami konsep rencana pelaksaan pembelajaran. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata tingkat penguasaan guru kelas awal sekolah dasar terhadap penilaian pembelajaran tematik yang dilaksanakan tergolong sangat baik (,%), baik (9,%), cukup baik (,%), kurang baik (,9%), dan sangat kurang baik (,% ). Angka tersebut didukung oleh data kualitatif sebagai bahan dokumen pelaksanaan penilaian pembelajaran tematik yang dibuat oleh guru dan wawancara sebagaimana terlampir dalam penelitian ini, yaitu sebagian besar telah menyusun dan memiliki penilaian pembelajaran tematik. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya guru kelas awal sekolah dasar telah memahami konsep penilaian pembelajaran tematik. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata tingkat penguasaan dan pelaksanaan guru kelas awal sekolah dasar terhadap pembelajaran tematik yaitu rata-rata persentase dari tabel sampai dengan tabel yang dilaksanakan tergolong sangat baik (,%), baik (,%), cukup baik (,%), kurang baik (,%) dan sangat kurang baik (,%). Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya guru kelas awal sekolah dasar telah melaksanakan pembelajaran tematik di kelas awal sekolah dasar dengan baik. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pelaksanaan observasi kelas terhadap guru kelas awal sekolah dasar pada pembelajaran tematik yang dilaksanakan tergolong sangat baik (,%), baik (,%), cukup baik (,%), kurang baik (%) dan sangat kurang baik (%). Angka tersebut didukung oleh data kualitatif sebagaimana

18 = bahan dokumen pelaksanaan observasi kelas seperti terlampir dalam penelitian ini, yaitu sebagian besar guru telah melaksanakan pembelajaran tematik dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya guru kelas awal sekolah dasar telah mengimplementasikan pembelajaran tematik di kelas awal sekolah dasar dengan cukup baik. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran tematik bagi guru kelas awal sekolah dasar di Provinsi Sulawesi Selatan terlaksana dengan baik. Tingkat pelaksanaan pembelajaran tematik yang dilakukan melalui observasi tersebut tergolong cukup baik pula. Demikian juga tingkat keterlaksanaan penilaian pembelajaran tematik di kelas awal sekolah dasar tergolong baik. Saran Berdasarkan hasil penelitian tentang implementasi pembelajaran tematik pada kelas awal sekolah dasar di Provinsi Sulawesi Selatan, maka disarankan hal-hal sebagai berikut: () pelatihan penyusunan perangkat pembelajaran pada pembelajaran tematik di kelas awal sekolah termasuk kelengkapan perangkat pembelajaran tematik kelas awal; ( pelatihan pendalaman dan pengembangan bahan ajar (baca, tulis dan hitung) pembelajaran tematik kelas awal sekolah dasar; () pelatihan pembuatan dan pemanfaatan media pembelajaran tematik di kelas awal sekolah dasar; () pelatihan sistem penilaian pembelajaran tematik kelas awal sekolah dasar; dan () pelatihan model-model pembelajaran tematik kelas awal sekolah dasar. DAFTAR RUJUKAN Anonim.. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas. Anonim.. Contoh Bahan Ajar Kelas Awal Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Anonim.. Bahan Ajar TOT SI dan SKL. Puskur. Despdiknas.

19 = Anonim.. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas Anonim.. Pedoman Penyusunan KTSP di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas Anonim.. Pedoman Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas Anonim.. Standar Isi. Jakarta: Depdiknas Depdiknas.. Pedoman Pembelajarn Kelas Awal Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Syamsuddin, AR.. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung. PT.Remaja Rosdakarya. Sulistyono, T.. Wawasan Pendidikan. Jakarta: PLP. Dikdasmen. Depdiknas Undang-Undang RI Nomor Tahun Tentang Sistem Pendidikan Nasional.. Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia. Undang-Undang RI Nomor Tahun tentang Guru dan Dosen.. Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia. 9

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III Tujuan MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang pembelajaran tematik. Memberikan pemahaman kepada guru tentang pembelajaran tematik yang sesuai dengan perkembangan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA SD KELAS AWAL

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA SD KELAS AWAL MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA SD KELAS AWAL Dwi Esti Andriani, M. Pd Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNY Yogyakarta, Oktober 2007 Pengertian Belajar: upaya individu untuk melakukan perubahan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU PPT 2.2 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Pengertian Pembelajaran tematik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III. Sosialisasi KTSP

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III. Sosialisasi KTSP MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III Latar Belakang Peserta didik kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda tergantung pada usia

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda tergantung pada usia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang dilalui dan dilakukan oleh setiap manusia dalam rangka memahami sesuatu. Dalam belajar, setiap manusia akan melewati tahapan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pembelajaran Tematik Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar dan Pembelajaran Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Tematik Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran Tematik Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori. 2.1.1. Prestasi Belajar Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:2) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam

Lebih terperinci

PERANGKAT PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR. Sosialisasi KTSP

PERANGKAT PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR. Sosialisasi KTSP PERANGKAT PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR JENIS: 1. PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK 2. PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN Latar Belakang Peserta didik kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SD. Dr. Hj. Nunuy Nurjanah, M.Pd.

PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SD. Dr. Hj. Nunuy Nurjanah, M.Pd. PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SD Dr. Hj. Nunuy Nurjanah, M.Pd. 1 Kompetensi Memberikan wawasan bagi guru tentang apa, mengapa, dan bagaimana pembelajaran tematik pada tingkat SD. Memberikan keterampilan kepada

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III. Sosialisasi KTSP

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III. Sosialisasi KTSP MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III Latar Belakang Peserta didik kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) sehingga

Lebih terperinci

MENGAPA PERLU PEMBELAJARAN TEMATIK?

MENGAPA PERLU PEMBELAJARAN TEMATIK? MAKALAH PPM Pelatihan Penerapan Kecerdasan Majemuk melalui Model Pembelajaran Tematik Di SDN Kiyaran I dan II Cangkringan Sleman Oleh: Woro Sri Hastuti/ PGSD FIP UNY woro_uny@yahoo.com MENGAPA PERLU PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Oleh: Nyoman Dantes PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Oleh: Nyoman Dantes PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA Beberapa Butir Konsep Dasar Implementasi Pembelajaran Tematik di Kelas Awal Sekolah Dasar DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL U NDIKS H A Oleh: Nyoman Dantes PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peserta didik sekolah dasar kelas awal, yaitu kelas I, II, dan III berada pada rentang usia dini. Masa usia dini merupakan masa yang pendek, tetapi sangat penting bagi

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), hasil belajar merupakan hasil dari

KAJIAN PUSTAKA. mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), hasil belajar merupakan hasil dari II. KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Hasil belajar mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas dan kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 PPT 1.3a PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU 2 PENGERTIAN Pembelajaran tematik terpadu dilaksanakan dengan menggunakan prinsip pembelajaran terpadu.

Lebih terperinci

Oleh AGUNG HASTOMO, M.Pd ANWAR SENEN, M.Pd. Sosialisasi KTSP

Oleh AGUNG HASTOMO, M.Pd ANWAR SENEN, M.Pd. Sosialisasi KTSP MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-IIIIII Oleh AGUNG HASTOMO, M.Pd ANWAR SENEN, M.Pd Latar Belakang Peserta didik kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini yang masih melihat segala

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan saluran atau media (Sardiman A.M., 2001: 7). Multimedia interaktif

BAB II LANDASAN TEORI. dan saluran atau media (Sardiman A.M., 2001: 7). Multimedia interaktif BAB II LANDASAN TEORI Interaksi berkaitan erat dengan istilah komunikasi. Komunikasi terdiri dari beberapa unsur yang terlibat di dalamnya, yaitu komunikator, komunikan, pesan dan saluran atau media (Sardiman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkalian menurut Ig Sumarno dan Sukahar (1997:44) adalah. Penjumlahan Berulang, Pembagian menurut Suripto dan Joko Sugiarto

BAB I PENDAHULUAN. Perkalian menurut Ig Sumarno dan Sukahar (1997:44) adalah. Penjumlahan Berulang, Pembagian menurut Suripto dan Joko Sugiarto 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkalian menurut Ig Sumarno dan Sukahar (1997:44) adalah Penjumlahan Berulang, Pembagian menurut Suripto dan Joko Sugiarto (2007:119) adalah Pengurangan Berulang,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEMATIK: PENYUSUNAN RPP Oleh: Suyantiningsih, M.Ed.

PEMBELAJARAN TEMATIK: PENYUSUNAN RPP Oleh: Suyantiningsih, M.Ed. Latar belakang PEMBELAJARAN TEMATIK: PENYUSUNAN RPP Oleh: Suyantiningsih, M.Ed. Peserta didik usia sekolah dasar, terutama siswa kelas satu, dua, dan tiga, pada hakekatnya berada pada rentangan usia dini

Lebih terperinci

Kelompok Materi: MATERI POKOK

Kelompok Materi: MATERI POKOK Modul 2.1 a. Kelompok Materi: MATERI POKOK 1 Materi Pelatihan Belajar Tematik AlokasiWaktu : 2.1. Analisis Kompetensi, Materi, Pembelajaran, dan Penilaian 2.1. a. Analisis Dokumen : SKL,KI-KD, Silabus,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dari pembelajaran. penting dalam membangun kompetensi peserta didik.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dari pembelajaran. penting dalam membangun kompetensi peserta didik. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritis 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dari pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES PERENCANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SDN MONGGANG.

ANALISIS PROSES PERENCANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SDN MONGGANG. Perencanaan Pembelajaran Tematik... (Indah Haryati Amakae) 479 ANALISIS PROSES PERENCANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SDN MONGGANG. ANALYSIS OF THEMATIC LEARNING PLANNING

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F34211049 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SISWA SD KELAS RENDAH DAN PEMBELAJARANNYA

KARAKTERISTIK SISWA SD KELAS RENDAH DAN PEMBELAJARANNYA KARAKTERISTIK SISWA SD KELAS RENDAH DAN PEMBELAJARANNYA Oleh: Sekar Purbarini Kawuryan PPSD FIP UNY Pendahuluan Pembentukan kemampuan siswa di sekolah dipengaruhi oleh proses belajar yang ditempuhnya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan

Lebih terperinci

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus A. Prinsip Pengembangan Silabus Prinsip-prinsip pengembangan silabus adalah: 1. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR REDAKSI... ii

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR REDAKSI... ii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR REDAKSI... ii Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SDN 59 Kota Bengkulu Ansyori Gunawan... 1-10

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Guru Dalam pendidikan, Guru merupakan komponen dari perangkat sistem pendidikan yang ada di sekolah, sebagai pendidik guru membimbing dalam arti menuntun peserta didik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik adalah sebuah cara untuk tidak membatasi anak dalam sebuah mata pelajaran dalam mempelajari sesuatu. Misalnya, sambil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peningkatan kualitas guru dan peningkatan pelayanan sekolah pada masyarakat

I. PENDAHULUAN. peningkatan kualitas guru dan peningkatan pelayanan sekolah pada masyarakat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai wahana pendidikan formal mempunyai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu mempersiapkan sekolah dengan segala sarana maupun

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Untuk Guru SD/MI: Dari Perencanaan, Pembelajaran Tematik dan Penilaian*

Kurikulum 2013 Untuk Guru SD/MI: Dari Perencanaan, Pembelajaran Tematik dan Penilaian* Kurikulum 2013 Untuk Guru SD/MI: Dari Perencanaan, Pembelajaran Tematik dan Penilaian* Oleh: Zaki Mubarak** KURIKULUM 2013 (K13) adalah kurikulum resmi yang harus diterapkan di Pendidikan dasar menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deni Ahmad Munawar, 2013 :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deni Ahmad Munawar, 2013 : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SD, salah satunya kita harus melihat seluruh aspek perkembangannya sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia indonesia yang memiliki kekuatan spiritual,

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia indonesia yang memiliki kekuatan spiritual, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara kita ini pendidikan itu wajib dilakukan sehingga dituliskan dalam undang-undang republik indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN GURU TENTANG KONSEP PERENCANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS RENDAH DI SD 2 PADOKAN BANTUL

PEMAHAMAN GURU TENTANG KONSEP PERENCANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS RENDAH DI SD 2 PADOKAN BANTUL Perencanaan Pembelajaran Tematik... (Riberto Weni) 543 PEMAHAMAN GURU TENTANG KONSEP PERENCANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS RENDAH DI SD 2 PADOKAN BANTUL TEACHERS UNDERSTANDING OF CONCEPTS OF THEMATIC

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar. Walaupun tanggung

Lebih terperinci

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG (Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG UPT SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN BANDUNG 2017 DESAIN PEMBELAJARAN Oleh: Yaya Sukarya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengalaman langsung dan nyata. Model ini memberi contoh bagi guru di kelas awal SD untuk menyusun

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengalaman langsung dan nyata. Model ini memberi contoh bagi guru di kelas awal SD untuk menyusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia pendidikan saat ini sedang dihadapkan pada dua masalah besar, yaitu mutu pendidikan yang rendah dan sistem pembelajaran di sekolah yang kurang memadai.

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS REAL OBJECT DI SEKOLAH DASAR

PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS REAL OBJECT DI SEKOLAH DASAR PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS REAL OBJECT DI SEKOLAH DASAR Yeni Puji Astuti Prodi PGSD STKIP PGRI Sumenep Email: yeni_puji.062003@yahoo.co.id Abstract Permendiknas number 22 of 2006 which the states that

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di SD merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini mengakibatkan pembelajaran IPA perlu

Lebih terperinci

Pendidikan Yang Humanis Melalui Pembelajaran Tematik

Pendidikan Yang Humanis Melalui Pembelajaran Tematik Pendidikan Yang Humanis Melalui Pembelajaran Tematik Honest Ummi Kaltsum, S.S.,M.Hum (Staf Pengajar PGSD Universitas Muhammadiyah Surakarta) Abstract Researches and national statistic data on low-grade

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pembelajaran di sekolah harus bervariasi agar bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dimana siswa dapat tertarik pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar Proses belajar mengajar sebagai suatu sistem yang terdiri dari komponen guru atau instruktur, siswa, serta lingkungan belajar yang saling berinteraksi

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, guru sebagai tenaga profesional memiliki peranan yang sangat penting. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang model pembelajaran 1. Pengertian pembelajaran Istilah belajar dan pembelajaran merupakan suatu istilah yang memiliki keterkaitan yang sangat erat dan tidak dapat

Lebih terperinci

Oleh : DR. H. MUKMINAN Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Oleh : DR. H. MUKMINAN Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Oleh : DR. H. MUKMINAN Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Mkn.PPs.PD 2015/2016 1 Mkn.PPs.PD 2015/2016 2 Mkn.PPs.PD 2015/2016 X. IPS DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU SD/MI 3 Mkn.PPs.PD

Lebih terperinci

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS) MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD 321 4 SKS) TATAP MUKA 5 PENGORGANISASIAN MODEL KURIKULUM PEMBELAJARAN TERPADU WEBBED Dr. RATNAWATI SUSANTO., M.M., M.Pd KEMAMPUAN AKHIR : MAHASISWA MEMILIKI KEMAMPUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa mata pelajaran

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS I OLEH : SITI RUQAYAH NIM : F

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS I OLEH : SITI RUQAYAH NIM : F IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS I OLEH : SITI RUQAYAH NIM : F34211056 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki A. Pendahuluan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kelanjutan dari kurikulum tahun 2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) 1 KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) I. Pendahuluan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34 HALAMAN 1 / 34 1 2 3 4 5 Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit Waktu Pengembangan g Silabus 6 7 8 9 Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah Pengembangan Silabus Contoh Model HALAMAN

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEMATIK

PEMBELAJARAN TEMATIK Drs., M.Pd. KURTEK FIP - UPI PEMBELAJARAN TEMATIK Dalam Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Sekolah Dasar) Drs., M.Pd. KURTEK FIP - UPI STRUKTUR KURIKULUM SD dan MI KOMPONEN A. Mata Pelajaran

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI HAMBATAN GURU PADA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD N WONOSARI IV GUNUNGKIDUL SKRIPSI

IDENTIFIKASI HAMBATAN GURU PADA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD N WONOSARI IV GUNUNGKIDUL SKRIPSI IDENTIFIKASI HAMBATAN GURU PADA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD N WONOSARI IV GUNUNGKIDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIFITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN TEMATIK PADA SISWA KELAS RENDAH ARTIKEL. Oleh SRI ASTUTI F

PENINGKATAN KREATIFITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN TEMATIK PADA SISWA KELAS RENDAH ARTIKEL. Oleh SRI ASTUTI F PENINGKATAN KREATIFITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN TEMATIK PADA SISWA KELAS RENDAH ARTIKEL Oleh SRI ASTUTI F34211058 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini menjawab masalah penelitian pada Bab I yaitu seberapa baik

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 02 NGLEBAK KECAMATAN TAWANGMANGU TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 02 NGLEBAK KECAMATAN TAWANGMANGU TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 02 NGLEBAK KECAMATAN TAWANGMANGU TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika di SMA Negeri 1 Klaten dapat disampaikan berikut.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika di SMA Negeri 1 Klaten dapat disampaikan berikut. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Aspek-aspek Pengembangan Silabus Hasil penelitian tentang pengembangan silabus dan penilaian hasil belajar matematika di SMA Negeri 1 Klaten

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBELAJARAN TEMATIK PADA MIN KOTA SIGLI KABUPATEN PIDIE

MANAJEMEN PEMBELAJARAN TEMATIK PADA MIN KOTA SIGLI KABUPATEN PIDIE MANAJEMEN PEMBELAJARAN TEMATIK PADA MIN KOTA SIGLI KABUPATEN PIDIE Tadriana 1 Abstrak: Pembelajaran tematik pada hakikatnya merupakan model pembelajaran terpadu, yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR Oleh Janatun Naim Nurlaksana Eko Rusminto Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : Jannaim21@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI HASIL IDENTIFIKASI KETERKAITAN KONSEP DASAR FISIKA TENTANG GAYA DENGAN KEGIATAN YANG SERING DIJUMPAI SISWA SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI HASIL IDENTIFIKASI KETERKAITAN KONSEP DASAR FISIKA TENTANG GAYA DENGAN KEGIATAN YANG SERING DIJUMPAI SISWA SEKOLAH DASAR IMPLEMENTASI HASIL IDENTIFIKASI KETERKAITAN KONSEP DASAR FISIKA TENTANG GAYA DENGAN KEGIATAN YANG SERING DIJUMPAI SISWA SEKOLAH DASAR Lani Prabawati, Diane Noviandini, Ferdy S. Rondonuwu Program Studi

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR INPUT

KERANGKA BERPIKIR PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR INPUT KERANGKA BERPIKIR PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR ISAH CAHYANI INPUT 1. Kebijakan kurikulum 2. Kebijakan penilaian hasil belajar 3. Kebijakan sertifikasi pendidik 4. Model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh, bertujuan untuk membentuk manusia sesuai dengan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh, bertujuan untuk membentuk manusia sesuai dengan cita-cita BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Peranan pendidikan jika dilihat dalam konteks pembangunan secara menyeluruh, bertujuan untuk membentuk manusia sesuai dengan cita-cita bangsa. Pembangunan tidak

Lebih terperinci

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Peserta didik yang berada pada Sekolah Dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Belajar bukan hanya sekedar menghafal, melainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu bentuk upaya sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran siswa kelas 1 SD, yaitu dengan melihat seluruh aspek perkembangannya sebagai satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati 93 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Keterampilan Menulis. Menulis adalah salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa

Lebih terperinci

2 Penerapan pembelajaran IPA pada kenyataannya di lapangan masih banyak menggunakan pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang berpusat pada gu

2 Penerapan pembelajaran IPA pada kenyataannya di lapangan masih banyak menggunakan pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang berpusat pada gu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IPA merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah

Lebih terperinci

Latar Belakang Otonomi daerah; Desentralisasi; Multikultural; Pendidikan di sekolah perlu memberikan wawasan yang luas pada peserta didik tentang kekh

Latar Belakang Otonomi daerah; Desentralisasi; Multikultural; Pendidikan di sekolah perlu memberikan wawasan yang luas pada peserta didik tentang kekh 1 Latar Belakang Otonomi daerah; Desentralisasi; Multikultural; Pendidikan di sekolah perlu memberikan wawasan yang luas pada peserta didik tentang kekhususan yang ada di lingkungannya; Kurikulum harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. Menurut UU No. 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 4 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

EVALUASI PEMBELAJARAN. Sosialisasi KTSP

EVALUASI PEMBELAJARAN. Sosialisasi KTSP EVALUASI PEMBELAJARAN 1 PENGERTIAN TES A. SUHARSIMI ARIKUNTO MERUPAKAN ALAT ATAU PROSEDUR YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGETAHUI/MENGUKUR SESUATU DALAM SUASANA, DENGAN CARA DAN ATURAN-ATURAN YANG SUDAH DITENTUKAN

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)

Lebih terperinci

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Masnur Muslich (2010: 1) Berdasarkan Permendiknas No. 22 tahun 2006 (BNSP, 2006: 5-7), KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Masnur Muslich (2010: 1) Berdasarkan Permendiknas No. 22 tahun 2006 (BNSP, 2006: 5-7), KTSP BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum Sekolah Dasar (SD) yang berlaku di Indonesia saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Masnur Muslich (2010: 1) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran dengan mata pelajaran lain dalam satu tema. Alasannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran dengan mata pelajaran lain dalam satu tema. Alasannya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam pembelajaran di kelas perlu dipadukan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain dalam satu tema. Alasannya adalah karena latar belakang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG Ciri-Ciri Kurikulum 2013 Disususn Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Inovasi Pembelajaran Dosen Pengampu : Dr.Purwati, M.S.,Kons Disusun Oleh Kelompok 17 : Dodo Prastyoko (12.0305.0170) Joni Pranata

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP Landasan & Acuan Penyusunan & Pengembangan KTSP UU

Lebih terperinci

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat PRODI ILMU SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 REVIEW

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50% variabilitas kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50% variabilitas kecerdasan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan

Lebih terperinci

Gambar 1 Alur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Terpadu

Gambar 1 Alur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Terpadu A. PERENCANAAN Secara konseptual yang dimaksud terpadu pada pengembangan pembelajaran IPA dapat berupa contoh, aplikasi, pemahaman, analisis, dan evaluasi dalam mata pelajaran IPA. Konsep-konsep yang dapat

Lebih terperinci

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109 DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TEMATIK MELALUI SUPERVISI KLINIS BAGI GURU KELAS I, DAN I SD NEGERI KARANGTURI KECAMATAN LASEM Teguh Riyanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini menjadi kunci penting dalam menghadapi tantangan di masa depan. Untuk itu, pendidikan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN Mata pelajaran : Gambar Teknik Kelas/Semester : XI / 2 Materi Pokok/Topik : Pengenalan Tanda Dan Letak Hasil Gambar

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS RENDAH PADA PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SDN KRAMAT 1 KECAMATAN NGANJUK SKRIPSI

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS RENDAH PADA PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SDN KRAMAT 1 KECAMATAN NGANJUK SKRIPSI Artikelkripsi PELAKANAAN PEMELAJARAN TEMATIK DI KELA RENDAH PADA PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT ATUAN PENDIDIKAN (KTP) DI DN KRAMAT 1 KECAMATAN NGANJUK KRIPI Diajukan Untuk Memenuhi ebagian yarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Pengembangan Silabus dan R P P. oleh : Susiwi S

Pengembangan Silabus dan R P P. oleh : Susiwi S Pengembangan Silabus dan R P P oleh : Susiwi S Bagian Pertama 2 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit waktu Pengembang Silabus Komponen Silabus

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 3 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945, terutama pada alenia ke empat yang salah satu tujuan didirikan Negara Republik

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN TEMATIK DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS I SD 3 SIANTAN

PENERAPAN PENDEKATAN TEMATIK DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS I SD 3 SIANTAN PENERAPAN PENDEKATAN TEMATIK DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS I SD 3 SIANTAN Siti Esah, Sugiyono, Suryani PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Email: sitiesahpgsd@yahoo.com

Lebih terperinci