Ketertarikan Publik terhadap Keberadaan Creative Space
|
|
- Harjanti Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Ketertarikan Publik terhadap Keberadaan Creative Space Putu Rahayu Sitha Dewi Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB. Abstrak Creative Space merupakan tempat yang baru berkembang beberapa tahun terakhir di Indonesia. Creative Space muncul dikarenakan berkembangnya komunitas bukan hanya di bidang kreatif namun juga pada bidang budaya, teknologi, sosial dan bisnis. Komunitas ini ternyata membutuhkan suatu wadah atau ruang bagi mereka untuk bisa berinteraksi, mendiskusikan hal-hal yang mereka tekuni bersama, berbagi ilmu, hingga berkarya menghasilkan sesuatu yang positif yang bisa dinikmati oleh komunitas itu sendiri ataupun juga oleh masyarakat. Tujuan penulisan artikel ini adalah sebagai bagian awal dari proses perancangan bangunan Creative Space. Menanggapi fenomena berkembangnya komunitas kreatif maka sabagai langkah awal perancangan harus dilakukan penelitian terkait fungsi, pengguna dan kegiatan apa yang diwadahi pada sebuah Creative Space. Dari hasil survey online pada komunitas dan non-komunitas didapat jawaban terkait 3 aspek yang ditanyakan yaitu opini atau pendapat responden tentang Creative Space, kegiatan apa yang diwadahi pada sebuah Creative Space dan pandangan terhadap keberadaan Creative Space tersebut. Dari hasil analisis data terdapat berbagai macam jawaban dan pendapat responden terkait 3 aspek tersebut yang tentunya positif dan dapat berguna dalam proses awal perancangan sebuah Creative Space. Kata-kunci : creative space, komunitas kreatif, perancangan creative space Pengantar Beberapa tahun belakangan ini komunitas kreatif sedang mengalami suatu perkembangan ke arah yang lebih baik. Event-event atau kegiatan kreatifitas seperti exhibition, art market hingga workshop, presentasi, tutorial class dan kegiatan lainnya belakangan ini rutin diadakan di kalangan komunitas kreatif tersebut Seiring perkembangan jaman dan teknologi, kreatifitas yang dihasilkan pun hasilnya tidak hanya sebatas kesenian tradisional namun sudah berkembang ke arah yang lebih modern dan inovatif dengan memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini. Komunitas kreatif merupakan suatu organisasi yang terbentuk karena persamaan hobi dan ketertarikan atas sesuatu yang bersifat kreatif. Orang-orang kreatif berkembang dalam lingkungan dimana ada sense of place, adanya keragaman budaya dan adanya kesempatan untuk berkembang. Mereka akan mendatangi tempattempat dimana kreatifitas mereka bisa diterima dan menginspirasikan dan dimana banyaknya ekspresi kebudayaan (Less consumption place for more creative community jurnal dan Vermont s Creative Economy). Komunitas kreatif pun bermacam jenisnya, mulai dari komunitas pelukis, penulis, desain, photography, film hingga komunitas kreatif yang berbasis lingkungan. Komunitas dan kreatifitas yang semakin beragam ini kemudian membutuhkan sebuah tempat yang bisa menjadi wadah bagi para komunitas kreatif tersebut utamanya komunitas lokal untuk bisa bekerja lebih produktif, memperkenalkan dan mempromosikan karya kepada masyarakat luas, serta saling mengembangkan hubungan dan relasi dengan komunitas lain sehingga dapat menghasilkan karya-karya baru dan halhal positif lainnya. Creative Space adalah tempat dimana para komunitas ini berkreatifitas. Creative Space merupakan suatu tempat pengembangan berbagai macam ide berupa kreatifitas seni, ide bisnis dan lain-lain dimana akan berkumpul orang-orang dan komunitas dari latar belakang yang berbe- Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 C 029
2 Ketertarikan Publik terhadap Keberadaan Creative Space da-beda, yang memiliki ketertarikan dan fokus yang sama untuk mengembangkan ide-ide tersebut menjadi suatu hal yang bermanfaat. Beberapa creative space telah bermunculan kebanyakan di kota, sebagai upaya untuk mewadahi kreatifitas bukan hanya komunitas kreatif namun juga masyarakat. Pada proses perancangan dalam hal ini sebuah Creative Space, ada baiknya melakukan penelitian kecil terlebih dahulu terkait objek yang akan dirancang. Artikel ini akan membahas ketertarikan publik terhadap keberadaan Creative Space guna mengetahui fungsi, pengguna dan kegiatan apa yang diwadahi pada sebuah Creative Space ini nantinya. Tinjauan Teori Menurut Creative HubKit British Council Creative Economy, Creative Space adalah tempat, baik fisik atau virtual yang menyatukan komunitas atau pun orang-orang kreatif yang didalamnya memberi ruang dan dukungan untuk komunitas, mengumpulkan, pengembangan bisnis, dan bidang lainnya seperti sektor kreatif, budaya dan teknologi. Tujuan Creative Space : 1) Menyediakan fasilitas dan pelayanan untuk kegiatan dari pertemuan, diskusi, meeting sebuah organisasi hingga pelatihan keterampilan dan peluang global baik dalam kurun waktu jangka pendek ataupun jangka panjang. 2) Untuk memfasilitasi kolaborasi antar komunitas. 3) Sebagai fasilitator antara komunitas atau orang kreatif dengan lembaga pengembangan dan institusi kreatif dan non-kreatif. 4) Sebagai media komunikasi dan memperluas jaringan. 5) Memberikan apresiasi pada komunitas atau orang yang telah berkarya dan berinovasi C 030 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 Creative Space dapat juga disebut dengan collectives, cooperatives, labs, incubators dan bisa bersifat statis atau dinamis/online. Beberapa jenis Creative Space yang umum dijumpai antara lain : 1) Studio : Menyediakan ruang kerja bagi individu atau kelompok kecil berupa Coworking space. 2) Network : Creative Space dengan anggota yang tersebar di beberapa sektor tertentu. 3) Online Platform : Berhubungan dengan sesama komunitas hanya melalu media online. 4) Center : Creative space dalam skala besar yang juga menyediakan beberapa fasilitas penunjang seperti café, bar, cinema, ruang pameran, toko/shop. 5) Cluster : Creative Space yang menjadi tempat bernaung individu atau komunitas kreatif pada wilayah tempat tinggal yang sama. 6) Alternative : Creative Space yang fokus pada kegiatan dengan komunitas baru, sektor dan finansial Creative Space juga dikelompokkan berdasarkan bentuk usahanya, antara lain : 1) Struktural : bentuk Struktural ini kemudian dibagi lagi menjadi 2 jenis yaitu Creative Space yang dibentuk atas dasar Profit /Private dan atas dasar Non-Profit/social. 2) Sektor : bentuk Sektor ini kemudian dibagi lagi menjadi 2 jenis yaitu Multidisciplinary Creative Space (gabungan beberapa jenis komunitas dalam satu tempat baik itu di bidang kreatif, teknologi, budaya, sosial dan bisnis) dan Creative Space Spesifik (Games Hub, Tech Hub). 3) Pelayanan : bentuk Creative Space ini menawarkan pelayanan fasilitas yang lengkap mulai dari ruangan hingga event / kegiatan.
3 Putu Rahayu Sitha Dewi Metode Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kualitatif (Creswell,2014). Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner online kepada beberapa orang dari komunitas kreatif dan sisanya non komunitas. Pertanyaan pada kuesioner berupa pertanyaan open ended dengan tujuan mengumpulkan semua jawaban. Terdapat 4 pertanyaan essay yang diajukan yang sifatnya menggali, mencari informasi sebanyak-banyaknya dari responden. Pengumpulan data kuesioner ini dilakukan selama 6 hari dan terkumpul sejumlah 83 responden. seperti jaringan internet, ruang kerja, meeting room dan lain-lain (Mahasiswa) Suatu ruang yang menempatkan proses berpikir kreatif sebagai bahasan utama yang dikomunikasikan melalui serangkaian gagasan yang berdampak positif bagi masyarakat. Keberadaan Creative Space memberikan ruang bagi masyarakat awam untuk dapat berinteraksi ataupun terlibat langsung dengan insan kreatif (Arsitek) Bertukar aspirasi Berkumpul Berkarya seni Metode Analisis Data Data yang telah dikumpulkan kemudian Dianalisis dengan metode analisis data teks dan ditemukan beberapa kata kunci yang kemudian dikelompokkan lagi ke dalam kategori yang mendekati satu sama lain. Beberapa jawaban dari responden yang tidak berhubungan dengan pertanyaan tidak diikut sertakan dalam pengkategorian. Scoring dilakukan setelah kategori didapat, dimana akan diberi angka 1 pada setiap kategori yang mewakili jawaban responden. Dari hasil scoring kemudian dibuat grafik frekuensi Himpunan komunitas kreatif Menampung kreatifitas Fungsional dan efisien Multifungsi Promosi karya seni Mencari inspirasi Berinteraksi Membuka relasi Mengembangkan keahlian Lokasi strategis Tidak terikat Unik Analisis dan Interpretasi Grafik 1. Opini Publik tentang Creative Space Opini Publik tentang Creative Space Opini merupakan pendapat masyarakat atau apa yang mereka ketahui tentang sebuah Creative Space. Dari semua jawaban yang terkumpul terdapat 15 kategori hasil jawaban responden seperti yang terlihat pada grafik 1. Dari grafik 1. dapat dilihat bahwa angka tertinggi, sebanyak 28 orang responden berpendapat bahwa Creative Space adalah tempat untuk berkarya seni (ditunjukkan dengan kategori Berkarya Seni). Beberapa pendapat responden adalah sebagai berikut : Tempat dimana orang bisa berkumpul, saling bertukar ide kreatif dan berkreasi. Dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang memudahkan Gambar 1. Pameran karya seni illustrator (Kopi Keliling, 2016) Pendapat yang juga banyak dituliskan oleh responden adalah Creative Space sebagai tempat untuk menampung kreatifitas para komunitas kreatif (sebanyak 16 orang dan ditunjukkan dengan kategori Menampung Kreatifitas) dan Creative Space memiliki beragam fungsi (sebanyak 14 orang dan ditunjukkan dengan kategori Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 C 031
4 Ketertarikan Publik terhadap Keberadaan Creative Space Multifungsi). Beberapa pendapat mereka adalah sebagai berikut : 30 Presentasi Sharing Sebuah wadah untuk menyalurkan ide-ide kreatif terutama industri kreatif (Graphic Designer) Tempat yang biasa digunakan sebagai working space, workshop, kegiatan kesenian, diskusi kreatif dan pertunjukan seni (Mahasiswa) Meeting Event Berkreatifitas Workshop Brainstorming Berkomunitas Exhibition Promosi karya Membuka relasi Art Performance 0 Gambar 2. Pameran Industri Kreatif (kiri) dan kegiatan berdiskusi (kanan) (Mari Piknik di Pasar- Pasaran, 2014) Adapun beberapa pendapat lainnya terkait Creative Space yaitu tempat untuk berkumpul atau brainstorming antar sesama komunitas kreatif, tempat bagi komunitas tersebut untuk mempromosikan hasil karya dan mendapat apresiasi dari masyarakat, memiliki desain ruang yang unik dan berlokasi strategis. Kegiatan di Creative Space Berbagai macam kegiatan yang dilakukan di sebuah Creative Space terlihat pada grafik 2. Dari grafik 2 didapatkan berbagai macam kegiatan yang dapat dilakukan di sebuah Creative Space dan dikelompokkan menjadi 17 kategori kegiatan. Exhibition atau pameran merupakan kegiatan yang paling utama dilakukan di Creative Space menurut hasil kuesioner. Pameran yang diadakan bisa berupa pameran karya seni baik ukisan, foto, patung, instalasi, desain dan lain sebagainya. Pameranpun tidak harus dilakukan diruangan tertutup atau ruangan yang besar namun bisa juga dilakukan outdoor untuk pameran-pameran tertentu. Grafik 2. Kegiatan di Creative Space Gambar 3. Pameran Karya Seni Lukisan (kiri) dan Pertunjukan Instalasi (Trespass-2016 dan Sprites ) Kegiatan lainnya adalah workshop. Workshop merupakan kegiatan dimana beberapa orang berkumpul untuk memecahkan masalah tertentu dengan saling bertukar pendapat antara satu dengan yang lainnya. Kegiatan ini merupakan kegiatan positif dimana antar sesama komunitas bisa saling berdiskusi dan mendapat pengetahuan dari pakar secara langsung. Workshop tersebut ada yang berupa workshop kerajinan atau workshop terkait bidang keilmuan tertentu. Gambar 4. Workshop di Creative Space (Rumah Sanur- 2016) C 032 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016
5 Menurut responden, presentasi, meeting, art performance dan event-event juga merupakan kegiatan yang banyak dilakukan di Creative Space. Dalam pelaksanaanya kegiatan tersebut memerlukan ruang-ruang yang berbeda dengan kegiatan seperti bekerja di working space atau pun tutorial class yang memerlukan ruangan khusus dengan suasana yang kondusif. Merujuk pada Creative HubKit, presentasi, work shop, sharing, meeting, event, brainstormming, membuka relasi, promosi karya, working space, tutorial class termasuk kedalam kegiatan utama yang diwadahi oleh sebuah Creative Space. Beberapa responden menyebutkan adanya kegiatan-kegiatan penunjang selain kegiatan utama dari Creative Space. Kegiatan penunjang tersebut masuk kedalam kategori Kegiatan Lain pada grafik. Kegiatan lain tersebut antara lain makan dan minum, berbelanja barang yang unik, mendengarkan music dan bersantai. Keberadaan Creative Space Hampir semua responden mengatakan pentingnya keberadaan Creative Space dengan berbagai alasan antara lain : 1. Sebagai wadah kreatifitas Esensinya sebuah Creative Space memang merupakan wadah atau tempat bagi para komunitas kreatif dimana disanalah mereka bisa mendapatkan ide-ide baru dan menuangkan ide tersebut menjadi sebuah karya. Berikut beberapa tanggapan responden tentang keberadaan Creative Space yang penting sebagai wadah kreatifitas. Penting, dan harus di kembangkan lagi, karena masyarakat saat ini masih kekurangan tempat untuk menuangkan aspirasi dan gelora seni yang mereka miliki (Wiraswasta) Perlu karena sebuah profesi memerlukan suatu wadah untuk menuangkan ide maupun membuka wawasan yang lebih luas dari sebelumnya melalui komunitas kreatif (Jobblind) Penting dalam mewadahi komunitas-komunitas dalam masyarakat dan juga merupakan tempat berkumpul bagi para komunitas agar terjalin Putu Rahayu Sitha Dewi kreativitas untuk berkembang ke depannya (Wiraswasta) 2. Interaksi, Brain Storming dan Sharing Ilmu Creative Space juga sebagai tempat berkumpul, berinteraksi satu sama lain antar sesama komunitas ataupun dengan komunitas lainnya. Kegiatan ini tidak hanya akan menambah relasi namun juga dapat menghasilkan ide-ide baru dari hasil sharing ilmu yang dimiliki masing-masing individu. Jawaban responden terkait Creative Space sebagai tempat berinteraksi, brain storming dan sharing ilmu adalah sebagai berikut Sangat penting, di dalam profesi arsitek sangat penting melakukan kolaborasi, pameran, dan sharing ilmu. Menurut saya, apapun profesinya, asalkan berhubungan dengan dunia kreatif sangat lah butuh wadah sharing ilmu dan tukar ide (Mahasiswa) Sangat penting, profesi saya mengharuskan saya untuk mempelajari segala macam aspek, creative space ini lah yang dapat memberikan solusi akan hal tersebut (Arsitek) 3. Sebagai sarana promosi dan apresiasi Creative Space yang bersifat publik memungkinkan untuk dikunjungi oleh setiap orang apabila sedang ada kegiatan atau event yang berlangsung. Disinilah para komunitas kreatif ini berkesempatan memperkenalkan, memamerkan bahkan mempromosikan karyanya kepada masyarakat luas sehingga masyarakat menjadi tahu dan kemudian memberikan apresiasi terhadap karya-karya tersebut. Bentuk apresiasi dari masyarakat ini penting bagi para komunitas kreatif sebagai pemicu semangat dan sebagai tanda bahwa karya mereka telah diterima oleh masyarakat. Jawaban beberapa responden terkait sarana promosi dan apresiasi adalah sebagai berikut Penting karena disitulah saya sebagai desainer bisa bekerja baik dalam urusan pengembangan ide dan kreatifitas hingga promosi dan pemasaran, creative space juga berguna untuk komunitas kreatif dan seni lainnya untuk memamer- Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 C 033
6 Ketertarikan Publik terhadap Keberadaan Creative Space kan dan mempertunjukkan karya mereka dan mendapat apresiasi dari masyarakat (Desainer) Penting untuk saya bisa terus berkarya seni dan berbagi ilmu juga untuk mempromosikan karya kepada masyarakat (Illustrator) Kesimpulan Martini, Lenny; Hardjakaprabon, R. Bayuningrat & Rustiadi, Sonny (2012) - The Role of "IndonesiaKreatif" Website to build Creative Connectivity in Indonesia. Arte-Polis 4 Intl Conference - Creative Connectivity and the Making of Place: Living Smart by Design. ndonesiakreatif_website_to_build_creative_connec tivity_in_indonesia Dari analisis yang dilakukan terhadap 3 aspek yaitu opini, kegiatan dan keberadaan Creative Space maka didapat kesimpulan bahwa Creative Space menurut opini masyarakat adalah suatu wadah, ruang dimana oaring atau komunitas dapat berkarya seni, mencari inspirasi, berinteraksi, bertukar aspirasi, mengembangkan keahliannya, membuka relasi dan membentuk komunitas. Adapun kegiatan yang diwadahi antara lain event, workshop, pameran, art performance, presentasi, sharing, working space, tutorial class, meeting, dan kegiatan lainnya. Keberadaan Creative Space menurut jawaban masyarakatpun dikelompokkan menjadi 3 yaitu sebagai wadah kreatifitas, sebagai tempat dimana bisa berinteraksi, brainstorming dan sharing ilmu dan sebagai sarana promosi dan apresiasi karya komunitas kreatif. Analisis yang dilakukan hanyalah sebatas mengetahui apa yang publik ketahui tentang sebuah Creative Space serta kegiatan yang di wadahi didalamnya dan seberapa penting Creative Space tersebut bagi mereka, komunitas dan masyarakat. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik maka penelitian selanjutnya dapat dikembangkan menggunakan metode korespondensi sehingga didapat hubungan atau korelasi antar satu kategori dengan kategori yang lain. Daftar Pustaka Asia-Europe Foundation (ASEF) (2015) Cultural and Creative Hubs Network. _gdoc_id= British Council (2015) Creative HubKit : Made by Hubs for Emerging Hubs. London. creativeconomy.britishcouncil.org/media/uploads/fil es/creative_hubkit.pdf Creswell, J.W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. C 034 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016
BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan titik sentral pada perkembangan ekonomi masa depan yang berbasis industri kreatif. Mengingat dalam 10 tahun terakhir, industri kreatif di Bandung
Lebih terperinciPreferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan Ivan Danny Dwiputra (1), Nissa Aulia Ardiani (2) ivan.danny25@gmail.com (1) Program Studi
Lebih terperinciKorespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja Fauzan A. Agirachman (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK,
Lebih terperinciDefinisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku
TEMU ILMIAH IPLBI 04 Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku Riska Amelia Rachman (), Hanson E. Kusuma () () Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan
Lebih terperinciPentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota Hindra K. P. Handana Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.
Lebih terperinciFaktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat
TEMU ILMIAH IPLBI 06 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat Nurul Sucya Karya Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut
Lebih terperinciKriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal Ardian Hario Wibowo Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),
Lebih terperinciPeran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang Annisa Safira Riska Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, ITB. Abstrak Merasakan ruang merupakan sebuah kegiatan yang dialami manusia
Lebih terperinciKarakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah
TEMU ILMIAH IPLBI 206 Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah Riska Amelia Rachman (), Hanson E. Kusuma (2) () Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Bosowa (2)
Lebih terperinciKorespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya Alfiani Rahmawati Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, Institut Teknologi
Lebih terperinciKepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota Hindra K. P. Handana Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.
Lebih terperinciPERANAN DESAIN GRAFIS DALAM MENGGALI POTENSI LOKAL MELALUI KEGIATAN COLLABORATION PROJECT
PERANAN DESAIN GRAFIS DALAM MENGGALI POTENSI LOKAL MELALUI KEGIATAN COLLABORATION PROJECT Abstrak: Collaboration project salah satu metode yang dapat dikembangkan untuk memperkaya wawasan mahasiswa Desain
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN Bagian ini akan menganalisis gambaran umum objek yang direncanakan dari kajian pustaka pada Bab II dengan data dan informasi pada Bab
Lebih terperinciModa Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB
TEMU ILMIAH IPLBI 06 Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB Febby Nugrayolanda Program Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Intensitas penggunaan angkutan
Lebih terperinciRuang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak
TEMU ILMIAH IPLBI 20 Ruang Hobi Ideal Dimas Nurhariyadi Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Aktivitas hobi membutuhkan ruang yang baik untuk memaksimalkan kegiatan
Lebih terperinciPusat Seni dan Arsitektur Kontemporerm di Bandung
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Pusat Seni dan Arsitektur Kontemporerm di Bandung Penekanan Desain Arsitektur Morphosis Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh
Lebih terperinciKegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota Dicko Quando Armas (1), Tubagus M. Aziz Soelaiman (2) dominoharvard_insert@yahoo.com (1) Program Studi Magister
Lebih terperinciKriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan Medhiansyah P. Prawira Program Studi Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Berolahraga merupakan aktivitas
Lebih terperinciPersepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja Rizky A. Achsani Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Kualitas pencahayaan
Lebih terperinciPersepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi
TEMU ILMIAH IPLBI 06 Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi Tri Amartha Wiranata Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung Abstrak Saat ini, isu penggunaan energi
Lebih terperinciAlternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung Riana V. Gunawan Program Studi Magister Rancang Kota/Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan, Institut
Lebih terperinciStudi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal Angela U. Paramitasari Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Museum yang memiliki kriteria
Lebih terperinciPersepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.I Yogyakarta Puja Kurniawan Program Studi Magister
Lebih terperinci3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan globalisasi, kreativitas bangsa sangat berpengaruh didalam perkembangan bangsa terutama bangsa Indonesia yang dapat mempercepat laju pertumbuhan
Lebih terperinciRumah Impian Mahasiswa
TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Rumah Impian Mahasiswa R. Kartika Abdassah (1), Gustav Anandhita (2), Mega Sesotyaningtyas (3) (1) Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan
Lebih terperinciPersepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai
TEMU ILMIAH IPLBI 0 Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai Binar T. Cesarin (), Chorina Ginting () () Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan
Lebih terperinciPUSAT SENI RUPA YOGYAKARTA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT SENI RUPA YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : Mochamad Iqbal Amirdha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek 1.1.1. Gagasan Awal Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini. Pendidikan yang berkualitas sangat bermanfaat untuk menentukan
Lebih terperinciGaleri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok. Ni Made Dristianti Megarini
Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok Ni Made Dristianti Megarini 3407100128 Potensi perkembangan kreatifitas dan seni Lombok sangat pesat dan
Lebih terperinciAwareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi Yulita Hanifah Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Salah satu teknologi pada sektor AEC
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG
1 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN PENUNJANG PARIWISATA BERBASIS EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciRespon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami Nurul Aini Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Pemilihan kepemilikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedangkan di beberapa negara maju typography dipelajari secara khusus,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan desain grafis sampai saat ini dirasakan cukup pesat Danton Sihombing (2009). Manfaat visual dari desain grafis juga mulai dinikmati masyarakat. Dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Pos Indonesia yang selanjutnya disebut Kantor Pos merupakan badan usaha milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang layanan sarana komunikasi seperti mengirimkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi saat ini terus melakukan inovasi baru yaitu dengan menggunakan konsep ekonomi kreatif di mana yang menjadi penopang utama dalam konsep ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda KONSERVASI PARTISIPASI KOMUNITAS SUNDA TAMAN BUDAYA SUNDA METODE
Lebih terperinciIdentifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung Devi Johana Tania, Witanti Nur Utami Program Studi Magister Rancang Kota, Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 U n i v e r s i t a s K r i s t e n M a r a n a t h a
BAB I PENDAHULUAN Interconnection-Networking atau yang sering dikenal sebagai Internet, merupakan sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung dengan menggunakan standar Internet
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ide baru untuk menemukan cara-cara baru untuk melihat masalah dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Zimmerer, Scarborough, & Wilson dalam Wijatno (2009: 42) kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan suatu gagasan atau ide baru untuk menemukan cara-cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan pecinta fotografi di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat signifikan karena perkembangan fotografi mengalami banyak perubahan fungsi. Awalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan permasalahanpermasalahan yang ada, tujuan yang ingin dicapai serta metode penelitian yang mencakup teknik pengumpulan dan pengolahan
Lebih terperinciKriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca Angela C. Tampubolon (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. (2) Kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang lahir dari hasil budi daya manusia dengan segala keindahan, dan kebebasan ekspresi dari manusia sendiri. Seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciAnalisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen
TEMU ILMIAH IPLBI 05 Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen Andrie I. Kartamihardja Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Apartemen merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang menjadi salah satu anggota dari ASEAN, para pemimpin ASEAN setuju dengan peraturan baru yang disahkan pada akhir desember 2015
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbagai jaringan komunitas menjadi kian mudah tanpa harus terhalang tempat dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, pembentukkan berbagai jaringan komunitas menjadi kian mudah tanpa harus terhalang tempat dan waktu. Kecanggihan
Lebih terperinciUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada zaman ini sudah sangat pesat, tidak perlu puluhan tahun teknologi sudah bisa berkembang sangat jauh. Berkembangnya teknologi, membuat orang-orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, masyarakat menggunakan pencahayaan karena dianggap sebagai sarana pokok dalam berbagai kegiatan, misalnya memasak, membaca, menulis dan juga dapat menjadi
Lebih terperinciEkspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran Maulani Faradina Salilana, Aldissain Jurizat Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak
Lebih terperinciPersepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi
TEMU ILMIAH IPLBI 206 Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi Bayu Andika Putra Program Studi Magister Arsitektur, Rancang Kota, Lansekap dan Program Doktoral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, produsen suatu produk barang atau jasa (organisasi/perusahaan) harus benar-benar memperhatikan konsumen yang ingin dituju. Hal ini dikarenakan saat ini pihak
Lebih terperinciTingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung Enggar Septika D. Program Magister, Jurusan Rancang Kota, Fakultas Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan musik sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat Kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan musik sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat Kota Malang dan sekitarnya seiring dengan perkembangan media suara (audio) berupa radio, internet serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang lahir dari hasil budi daya manusia. Dengan segala keindahan, dan kebebasan ekspresi dari manusia sendiri. Seiring dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Sejarah Cafe Lawangwangi Cafe Lawangwangi Creative Space merupakan salah satu tempat dimana para seniman dapat memamerkan sekaligus menjual hasil
Lebih terperinciPreferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior
TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior Devi Hanurani S (1), Hanson E. Kusuma (2) (1)Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, ITB (2)Kelompok
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. beragam konteks. Cultural Studies, istilah ini diciptakan oleh Richard
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cultural Studies atau kajian budaya adalah studi kebudayaan atas praktek signifikasi representasi, dengan mengeksplorasi pembentukan makna pada beragam konteks. Cultural
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sekolah Desain Animasi dan Game Semarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Animasi dan game merupakan hasil desain yang dipandang sebagai hiburan. Peminatnya pun beragam mulai dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia. Konten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nur Muladica Gedung Fotografi di kota Semarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak zaman dahulu manusia berusaha mendokumentasikan sebuah peristiwa. Terlihat dengan adanya gambar-gambar pada dinding gua, kulit kayu, kulit binatang, relief, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. desain mendapatkan ilmu-ilmu yang dibutuhkannya untuk terjun di bidang ini.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk dapat menjadi seorang desainer grafis yang profesional dan mampu bekerja dengan baik di bidangnya, seorang mahasiswa desain haruslah memiliki ilmu yang cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman mengubah gaya hidup masyarakat. Mereka cenderung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Perubahan Gaya Hidup Berkembangnya zaman mengubah gaya hidup masyarakat. Mereka cenderung lebih senang bekerja independen dan bekerja di luar daripada berada
Lebih terperinciFaktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah Astri Isnaini Dewi (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kreatif adalah industri yang bermuara pada intelektualitas, ide, dan gagasan orisinil yang kemudian di realisasikan berdasarkan pemikiran insan kreatif yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penumpukan sampah rumah tangga seperti jar kaca banyak ditemukan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penumpukan sampah rumah tangga seperti jar kaca banyak ditemukan di masyarakat, pada umumnya jar kaca tersebut merupakan wadah makanan atau minuman yang banyak dijual
Lebih terperinciStudi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal R. Muhammad Amanda Catalonia Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era digital saat ini, masyarakat Indonesia telah menjadi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era digital saat ini, masyarakat Indonesia telah menjadi masyarakat informasi yang ditandai dengan besarnya kebutuhan akan informasi dan masyarakat dapat
Lebih terperinciPenilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan Gilang I. Noegraha (1), Siti Aisyah Damiati (2), Rakhmat Fitranto (3). (1) Program Studi Magister Arsitektur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Kusrianto, Adi Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset halaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Sejarah Perkembangan Desain Komunikasi Visual di Dunia Pada awalnya, media desain grafis hanya terbatas pada media cetak dwi matra. Namun, seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN HOUSE OF DESIGNERS
BAB I PENDAHULUAN B. LATAR BELAKANG Desain adalah bidang yang unik sebagai representasi yang dapat dianggap baik sebagai seni dan ilmu. Bisa dikatakan bahwa desain merupakan suatu metode komunikasi visual
Lebih terperinciKajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter Salwa B. Gustina Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL Judul Studio Tugas Akhir yang di ambil adalah Bandung Photography Center
BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL Judul Studio Tugas Akhir yang di ambil adalah Bandung Photography Center 1.2. LATAR BELAKANG Di Indonesia, perkembangan fotografi tampak dengan semakin banyaknya jumlah penggemar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang lahir dari hasil budi daya manusia dengan segala keindahan, dan kebebasan berekspresi dari manusia sendiri. Seiring dengan
Lebih terperinciLingkungan Rumah Ideal
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Lingkungan Rumah Ideal Aria Adrian Program Studi Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),ITB. Abstrak Rumah membuat penghuninya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Parfum atau wewangian merupakan aroma yang akrab dalam kehidupan kita sehari-hari. Aplikasinya pun beragam, mulai dari kosmetik, aromatherapy, obat, hingga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan
BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN 2.1. Pengertian Judul Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan pengertian sebagai berikut. Gorontalo adalah nama dari daerah Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Aerotropolis adalah pengembangan dari konsep aerocity, yang merupakan konsep paling modern dalam pembangunan dan pengelolaan bandara dewasa ini. Pada konsep aerotropolis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Fotografi Semarang. Ilham Abi Pradiptha Andreas Feininger, Photographer,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keinginan seseorang untuk bercerita tentang suatu pengalaman ekspresi diri, peristiwa yang aktual, nostalgia, menjadikan foto sebagai media yang akurat untuk mengungkapkan
Lebih terperinciPUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK DIAJUKAN OLEH: IGNASIUS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009
BB I PENDHULUN 1.1. LTR BELKNG, sebagai suatu bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif, emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni kreativ, maka seni
Lebih terperinciPenilaian Kinerja Ruang Terbuka Sunken Court ITB
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Penilaian Kinerja Ruang Terbuka Sunken Court ITB Devi H. Sugianti, Stefani Sabatini, Prinka Victoria Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, Program Studi Magister Arsitektur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007) ekonomi gelombang ke-4 adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi kreatif merupakan pengembangan konsep berdasarkan modal kreatifitas yang dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurut Presiden Susilo Bambang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu yang paling populer ialah seni minum teh.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni sebagai suatu bentuk ekspresi seniman. Ada berbagai jenis kesenian yang dapat dijumpai seperti seni musik, seni tari, seni lukis, dan sebaginya. Salah satu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Studi (Wajib) bagi mahasiswa program S-1 Ilmu komputer. Setelah. mendapatkan persetujuan dari tim pembina mata kuliah seminar Ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata kuliah seminar merupakan Mata Kuliah Keahlian Program Studi (Wajib) bagi mahasiswa program S-1 Ilmu komputer. Setelah mendapatkan persetujuan dari tim pembina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan ujung tombak bagi kemajuan perekonomian negara. Pariwisata juga bertanggung jawab untuk membawa citra bangsa ke dunia Internasional. Semakin tinggi
Lebih terperinciKota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat
TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat Ita Roihanah (1), Nurfadhilah Aslim (2), Christy Vidiyanti (3), Hibatullah Hindami (4) (1) Mahasiswa Magister, Sekolah, Perencanaan,
Lebih terperinciPotret Kualitas Wajah Kota Bandung
TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Potret Kualitas Wajah Kota Bandung Maria Ariadne Dewi Wulansari (1), Andri Dharma (2), Tri Rahayu (3) (1) Prodi Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sebuah fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik yang mengandung irama, lagu, dan keharmonisan yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perjalanan sejarah masyarakat manusia umumnya, membaca merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam perjalanan sejarah masyarakat manusia umumnya, membaca merupakan fungsi yang sangat penting artinya bagi kemajuan tingkat peradaban manusia. Kiranya beralasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasak adalah kegiatan yang sudah menjadi kebiasaan dan gaya hidup sehari hari. Mendengar kata masak pasti selalu identik dengan dunia wanita, tetapi pendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2020 mendatang, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi (BKKBN, 2010). Bonus demografi adalah masa di mana penduduk usia produktif ( 15 60 ) tahun lebih
Lebih terperinciTingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan Hari H. Siregar (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan
Lebih terperinciPUSAT DESAIN DAN PEMBUATAN MEBEL
PUSAT DESAIN DAN PEMBUATAN MEBEL JURNAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program S 1 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda OLEH
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
174 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah Perpustakaan ITS Surabaya dan Perpustakaan UK Petra Surabaya melakukan pemanfaatan fungsi ruang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Galeri merupakan sebuah bangunan yang memiliki fungsi mirip dengan museum dan memiliki kegiatan utama yang sama yaitu kegiatan pameran. Galeri memiliki fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar sebagai media seni rupa. Peninggalan manusia sejak masa prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Adapun tahap tahap penelitian yang dilakukan dalam rangka penyusunan tugas akhir ini dapat dilihat dari diagram alir berikut : Mulai Identifikasi Masalah Bagaimana kondisi persaingan
Lebih terperinciPerancangan Interior The Space Sanur Sebagai Co-Working Space Pada Era Global
Perancangan Interior The Space Sanur Sebagai Co-Working Space Pada Era Global Oleh Ni Kade Ari Yunita Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerajinan merupakan salah satu bagian dari seni rupa yang sudah ada sejak lama. Kita diperkenalkan dengan kerajinan dan seni rupa sejak kita memulai pendidikan. Kerajinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Membicarakan komunikasi dalam pemasaran berarti membicarakan. bagaimana pengaruh komunikasi dalam pemasaran dan bagaimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membicarakan komunikasi dalam pemasaran berarti membicarakan bagaimana pengaruh komunikasi dalam pemasaran dan bagaimana relevansi keduanya, dengan komunikasi
Lebih terperinci