PENGARUH EKSTRAK BUNGA DAN EKSTRAK KULIT BUAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH EKSTRAK BUNGA DAN EKSTRAK KULIT BUAH"

Transkripsi

1 PENGARUH EKSTRAK BUNGA DAN EKSTRAK KULIT BUAH Delonix regia SEBAGAI ZAT ANTI-Plasmodium DENGAN UJI IN VIVO PADA MENCIT Swiss Webster YANG DIINFEKSI Plasmodium berghei Pratika Dewi 1, Fatmawaty 2 1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2. Staff Departemen Kimia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Abstrak Resistensi Plasmodium terhadap obat antimalaria merupakan masalah yang harus diatasi. Salah satu caranya dengan mencari obat baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak bunga dan ekstrak kulit buah Delonix regia dalam menurunkan densitas Plasmodium. Penelitian menggunakan desain uji eksperimental. Berdasarkan hasil uji fitokimia diketahui kadar alkaloid dalam ekstrak kulit buah lebih tinggi dibandingkan kadar alkaloid dalam ekstrak bunga. Hal ini sesuai dengan hasil uji in vivo pada mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei. Mencit yang mendapatkan ekstrak kulit buah dengan dosis 2,8 mg/mencit, 8,4 mg/mencit dan 14 mg/mencit mengalami penurunan densitas Plasmodium sedangkan pada mencit yang mendapatkan ekstrak bunga terjadi kenaikan densitas Plasmodium. Berdasarkan uji Post Hoc LSD didapatkan adanya perbedaan perubahan densitas Plasmodium yang signifikan pada mencit yang mendapatkan kontrol negatif dibandingkan dengan mencit yang mendapatkan ekstrak kulit buah dosis kecil, sedang maupun besar dengan nilai p 0,00; 0,03 dan 0,022. Sedangkan perbedaan yang tidak signifikan di dapatkan saat perubahan densitas Plasmodium pada mencit yang mendapatkan kontrol negatif dibandingkan dengan mencit yang mendapatkan ekstrak bunga dengan nilai p 0,156; 0,064 dan 0,923. Dapat disimpulkan ekstrak kulit buah dapat menurunkan densitas Plasmodium. Abstrak The effect of Delonix regia s flowers extract and rinds extract as antiplasmodial substance with in vivo test in Swiss Webster mice infected by Plasmodium berghei. Resistance of Plasmodium to anti-malaria drugs is a problem that necessary to be solved. One of the way is create new drugs. The purpose of this study to determine the effect of flowers extracts and rinds extracts of Delonix regia to decrease density of Plasmodium. This study use experimental design. Based on the results of phytochemical test known that alkaloid levels in rind s extract is higher than flower s extract. This is consistent with the results of in vivo test in mice infected by Plasmodium berghei. The mice whom get rind s extract dose ie 2,8 mg/mice, 8,4 mg/mice dan 14 mg/mice shown decrease of parasitemia, mean while mice whom get flowers shown increase of parasitemia. Based on Post

2 Hoc LCD test, there is significantly difference in density change of plasmodium in mice whom get negative control compare with mice whom get small dose, medium dose and high dose of rinds extracts with the value of p 0,00; 0,03 and 0,022. While there is no significantly difference when mice whom get negative control compare with mice whom get small dose, medium dose and high dose of flowers extracts with the value of p 0,156; 0,064 and 0,923. It can be concluded that rind s extract of Delonix regia can decrease parasitemia. Keywords: rind s extract of Delonix regia, flower s extract of Delonix regia, Plasmodium berghei, phytochemical, dose, parasitemia Pendahuluan Malaria adalah penyakit infeksi Plasmodium yang menjadi salah satu permasalahan kesehatan di dunia terutama Negara berkembang termasuk Indonesia. Berdasarkan data Departemen Kesehatan RI disebutkan bahwa sekitar 500 juta penduduk mengalami infeksi malaria setiap tahunnya dan 1 dari penduduk yang sakit meninggal dunia. 1 Tahun 2007 dilaporkan bahwa 80% dari seluruh kabupaten yang ada di Indonesia merupakan endemis malaria. Persebaran penduduk di daerah endemis malaria juga cukup besar yaitu 45% dari seluruh jumlah penduduk Indonesia sehingga dapat dipastikan penyakit malaria merupakan salah satu masalah yang harus menjadi perhatian pemerintah Indonesia. 2 Malaria sebenarnya suatu penyakit yang sudah diketahui cara penyembuhannya termasuk juga cara pencegahannya. Obat-obatan yang berfungsi untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan dan reproduksi Plasmodium sudah beredar di pasaran. Akan tetapi di lain pihak terdapat masalah peningkatan resistensi Plasmodium terhadap obat terutama obat golongan klorokuin. 3 Parasit malaria yang telah mengalami resistensi dapat menyebar dan hal ini merupakan masalah yang berat bagi dunia kesehatan. Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah dengan menemukan obat anti- Plasmodium yang mampu membunuh parasit yang telah resisten. Tumbuh-tumbuhan sekarang ini sedang popular digunakan sebagai obat alami untuk mengatasi berbagai penyakit termasuk malaria, terutama setelah ditemukan adanya resistensi

3 malaria terhadap klorokuin. 4,5 Tumbuhan yang sudah diteliti manfaatnya sebagai obat anti- Plasmodium adalah Citrus grandis, buah merah (Pandanus conoideus), Strychnos myrtoides, Hazomalania voyronii, dan Delonix regia. Delonix regia merupakan salah satu bagian dari AM-1 decoction, suatu obat antimalaria yang baru-baru ini ditemukan di Afrika. 5,6 Di Indonesia Delonix regia atau yang lebih akrab dengan nama Flamboyan telah digunakan oleh penduduk di Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan beberapa hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui potensi bunga dan kulit buah tanaman Delonix regia sebagai obat anti malaria. Pada penelitian ini dilakukan 2 uji yaitu uji in vitro dan uji in vivo yang bertujuan mengetahui jenis senyawa aktif anti malaria yang terkandung dan pengaruh dari bunga Delonix regia dan kulit batang Delonix regia dalam bentuk ekstrak untuk menurunkan densitas Plasmodium sp. Metode Penelitian Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimental untuk mengetahui pengaruh ekstrak bunga dan ekstrak kulit buah Delonix regia untuk menurunkan jumlah parasit malaria yaitu Plasmodium berghei yang disuntikkan pada mencit jenis Swisswebster. Plasmodium berghei dipilih karena memilki beberapa kesaamaan sifat dengan Plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria pada manusia. 3,7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Departemen Kimia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Pusat Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, dan Departemen Parasit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Penelitian ini dilakukan dalam 24 bulan, yaitu dari bulan Desember 2010 sampai bulan Desember Hewan Coba Penelitian ini menggunakan Hewan coba mencit jenis Swiss-webster,

4 berjenis kelamin jantan, sehat, berusia 2-3 bulan dan dengan berat badan gram. Besar sampel Penelitian ini dilakukan terhadap delapan kelompok perlakuan yaitu 6 kelompok uji, 1 kelompok kontrol negatif, dan 1 kelompok kontrol positif. Besar sampel dihitung menggunakan rumus Frederer. (t-1)(n-1) 15 (8-1)(n-1) 15 7(n-1) 15 7n n 22 n 3,14 n 4 Berdasarkan perhitungan di atas besar sampel yang diperlukan untuk setiap perlakuan adalah 4 mencit. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria inklusi: Mencit jantan yang sehat dengan berat badan gram yang berusia 2 sampai 3 bulan dan pada sediaan darah tepi mencit tersebut di temukan parasit malaria (stadium apapun) setelah dilakukan inokulasi Plasmodium berghei. Kriteria eksklusi: Mencit yang mati saat percobaan. Alat 1. Mesin maserasi 2. Mortil 3. Gelas kimia 4. Tabung reaksi dan rak tabung 5. Neraca 3 lengan 6. Neraca mikrogram 7. Spuit 2,5 cc 8. Gunting 9. Tabung semprot 10. Mikroskop cahaya 11. Object glass 12. Counter number 13. Pipet tetes 14. Blender 15. Kompor listrik 16. Timbangan 17. Gelas ukur Bahan 1. Bunga dan kulit batang Delonix regia 2. Etanol 3. Kloroform 4. Ammonia 10% 5. Pelarut Meyer s 6. Akuades 7. Bubuk magnesium 8. HCl pekat 9. Amil alkohol 10. Asam asetat anhidrida 11. H2SO4 pekat 12. FeCl3 1% 13. Klorokuin

5 14. Plasmodium berghei 15. Mencit Swiss-Webster 16. Buffer 17. Petroleum eter 18. Giemsa 19. Methanol 20. Minyak emersi menggunakan rotator evaporator yang berkecepatan 50 rpm pada suhu <50 o C sampai menjadi kental dan pekat. Filtrat yang sudah kental kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven yang bersuhu o hingga didapatkan berat yang tetap. Tahapan Penelitian 1. Ekstraksi dan isolasi senyawa dalam Delonix regia Bahan yang digunakan untuk penelitian diperoleh dari Kebun Raya Bogor dan Balitro (Balai Penelitian Tanaman Tropis). Bahan tersebut dibersihkan lalu dijemur sampai kering. Kemudian bahan digiling sampai menjadi serbuk. Serbuk diekstraksi secara maserasi. Maserasi merupakan suatu cara ekstraksi untuk mendapatkankandungan senyawa aktif dalam bahan yang dimaserasi dengan cara direndam dan diaduk menggunakan pelarut tertentu. Penelitian ini menggunaakan pelarut etanol. Bahan-bahan yang sudah menjadi serbuk direndam dan diaduk dengan etanol secara berkala selama 48 jam. Kemudian direndam berkalikali sampai berbentuk maserat yang artinya tersari sempurna. Maserat kemudian diuapkan dengan 2. Penapisan Fitokimia Penapisan fitokimia yang dilakukan adalah secara semikuantitatif. Penapisan fitokimia ini bertujuan untuk mengetahui komponen zat kimia yang terkandung dalam bunga dan kulit buah Delonix regia. Penapisan fitokimia dalam penelitian ini menggunakan metode Cuilei (1982). 8 Komponen kimia yang diidentifikasi merupakan komponen yang diduga mempunyai sifat antimalaria yaitu alkaloid, flavonoida, fenolik, dan terpen. 3. Penentuan besar dosis ekstrak dan kontrol Dosis ekstrak yang diberikan pada mencit didasarkan pada dosis Delonix regia pada tikus yang digunakan suatu percobaan. Dosis tersebut adalah 200 mg/kgbb dan 400 mg/kgbb. 9 Dosis lethal Delonix regia belum diketahui

6 sehingga peneliti memilih dosis yang lebih rendah, dosis diantaranya dan dosis yang lebih tinggi. Dosis tersebut yaitu 100 mg/kgbb (dosis kecil), 300 mg/kgbb (dosis sedang) dan 500 mg/kgbb (dosis besar). Dosis yang diberikan pada mencit diperoleh dari hasil konversi dosis tikus dengan cara dikalikan dengan 0,14 (angka konversi dari tikus ke mencit). 10 Pada penelitian tersebut menggunakan tikus dengan berat badan 200 gram (0,2 kg). sehingga ditentukan rumus penghitungan dosis ekstrak bunga dan ekstrak kulit buah Delonix regia adalah: BB tikus (dalam kg) x dosis tikus x 0,14 Dari rumus tersebut diperoleh hasil perhitungan dosis: - Dosis kecil 0,2 kg x 100 mg/kg x 0,14 = 2,8 mg/mencit - Dosis sedang 0,2 kg x 300 mg/kg x 0,14 = 8,4 mg/mencit - Dosis besar 0,2 kg x 500 mg/kg x 0,14 = 14 mg/mencit Dosis klorokuin yang digunakan pada penelitian ini didasarkan pada dosis klorokuin pada manusia yaitu 600 mg yang diberikan selama 3 hari. Pada penelitian ini klorokuin diberikan setiap hari sehingga dosis perharinya adalah 200 mg/hari. Konversi dosis klorokuin untuk mencit diperoleh dari dosis manusia. Caranya dengan mengalikannya dengan 0, Sehingga rumus penghitungan dosis klorokuinnya adalah: Dosis manusia/hari x 0,0026 = 200 mg/hari x 0,0026 = 0, 52 mg/mencit Jadi berdasarkan perhitungan di atas didapatkan dosis ekstrak bunga dan esktrak kulit buah yang diberikan pada mencit adalah 2,8 mg/mencit, 8,4 mg/mencit dan 14 mg/mencit. Dosis klorokuin yang diberikan pada mencit adalah 0,52 mg/mencit. 5. Uji Efektifitas senyawa aktif Delonix regia secara in vivo a. Inokulasi mencit menggunakan Plasmodium berghei Plasmodium berghei disuntikkan ke mencit donor secara intraperitoneal dalam bentuk suspen si yang diacirkan dengan akuades sebanyak 0,2 ml. Selanjutnya mencit diinkubasi selama 7 hari atau sampai ditemukan adanya stadium parasit. Kemudian jantung dari mencit donor diambil darahnya. Darah tersebut disuntikkan ke mencit sampel secara intraperitoneal. Mencit kemudian diinkubasi sampai

7 ditemukan adanya stadium parasit dalam sediaan darah tepinya melalui pemeriksaan mikroskopis. b. Pembuatan sediaan apus darah Pada penelitian ini dilakuakn pembuatan sediaan darah tebal dan sediaan darah tipis. Sediaan darah tipis Darah mencit yang diperoleh dengan memotong ekor mencit di teteskan di ujung kaca objek. Kemudian darah di disapukan secara merata menggunakan kaca objek lain sampai terbentuk gambaran seperti lidah api. Sediaan dikeringkan kemudian ditetesi methanol dan ditunggu kembali sampai kering. Sediaan darah tebal Darah mencit diteteskan di ujung lain object glass kemudian diratakan hingga membentuk daerah lingkaran. Sediaan darah ditunggu sampai kering. Pewarnaannya menggunakan giemsa. Caranya sediaan di tetesi cairan giemsa 3% sampai seluruh permukaan tertutupi cairan kemudian ditunggu selama 30 menit. Sediaan di cuci dengan air mengalir menggunakan botol semprot. Kemudian tunggu sampai kering. Sediaan darah di buat 2 kali, yaitu setelah masa inokulasi untuk mengecek apakah mencit memenuhi kriteria inklusi yaitu terinfeksi parasit dan yang kedua setelah 3 kali pemberian larutan uji dan kontrol untuk mengetahui \pengaruh larutan tersebut untuk menurunkan densitas parasit. c. Pemeriksaan mikroskopik Sediaan apus darah diperiksa menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 1000 kali. Parasit dihitung pada 1000 eritrosit kemudian hasilnya dijadikan dalam bentuk densitas (persen parasitemia) dengan menggunakan rumus!"#$%h!"#"$%&!"#"$ 1000!"#$"%&#$! 100 % 1000 c. Pengujian aktivitas antimalaria Pengujian aktivitas anti Plasmodium berghei dilakukan dalam 8 kelompok perlakuan yaitu 3 kelompok mencit yang diberikan ekstrak bunga dengan dosis berbeda, 3 kelompok mencit yang diberikan ekstrak kulit buah dengan dosis berbeda, kontrol negatif dan kontrol positif. Bahan uji dan kontrol yang diberikan antara lain: Kelompok 1: diberikan larutan uji ekstrak bunga Flamboyan dosis 2,8 mg/ mencit

8 Kelompok 2: diberikan larutan uji ekstrak bunga Flamboyan dosis 8,4 mg/ mencit Kelompok 3: diberikan larutan uji ekstrak bunga Flamboyan dosis 14 mg/ mencit Kelompok 4: diberikan larutan uji ekstrak kulit buah Flamboyan dosis 2,8 mg/ mencit Kelompok 5: diberikan larutan uji ekstrak kulit buah Flamboyan dosis 8,4 mg/ mencit Kelompok 6: diberikan larutan uji ekstrak kulit buah Flamboyan dosis 14 mg/ mencit Kelompok 7: diberikan kontrol negatif berupa akuades Kelompok 8: diberikan kontrol positif yaitu klorokuin dengan dosis 0,52 mg/ mencit Pemberian bahan uji dan kontrol dilakukan setelah dipastikan mencit sudah berhasil terinfeksi yaitu ditemukan stadium Plasmodium pada sediaan darah tepinya. Bahan uji diberikan dengan teknik sonde sebanyak 2,8 cc (bahan uji dilarutkan menggunakan akuades). Teknik sonde dilakukan dengan cara mencit difiksasi pada bagian punggung dengan mulut terbuka kemudian berikan larutan uji menggunakan spuit ke dalam mulutnya. Bahan uji diberikan 1 kali sehari selama 3 hari berturut-turut. Analisis Data Data yang digunakan adalah selisih H3 dikurangi H0. Data dianalisis menggunakan analisis varians satu arah (one way Annova) pada batas kepercayaan 0,95 (α=0,05) untuk mengetahui adanya penurunan jumlah parasit atau penambahan jumlah parasit. Selanjutnya data dianalisis menggunakan uji Post Hoc LSD untuk mengetahui kelompok uji yang memberikan perbedaan penghambatan pertumbuhan parasit yang paling bermakna. Hasil dan Pembahasan Hasil uji fitokimia Penelitian ini menggunakan uji fitokimia untuk mengetahui kandungan senyawa kimia pada bunga dan kulit buah Delonix regia. Uji kimia yang dilakukan menghasilkan data semikuantitatif. Senyawa kimia yang diteliti antara lain alkaloid, flavonoid, terpen dan fenolik. Hasil uji fitokimia yang diperoleh ditampilkan dalam tabel di bawah ini.

9 Tabel 1. Hasil uji fitokimia senyawa aktif dalam Delonix regia 350 Bunga Kulit buah 300 Kulit buah dosis kecil Alkaloid Flavonoid Kulit buah dosis sedang Terpen Fenolik Tabel diatas menjelaskan bahwa ekstrak kulit buah Delonix regia mempunyai kandungan alkaloid dan terpen yang lebih tinggi daibandingkan dengan kadungannya pada ekstrak bunga. Sedangkan kandungan flavonoid dan fenolik pada bunga Delonix regia lebih tinggi dibandingkan dengan kandungannya dalam ekstrak densitas Plasmodium H0 H3 waktu (hari) Kulit buah dosis besar Bunga dosis kecil Bunga dosis sedang Bunga dosis besar Kontrol nega:f kulit buah. Hasil uji in vivo Gambar 1. Grafik perubahan densitas Plasmodium Pada uji in vivo pengamatan dilakukan pada H0 atau sebelum mencit mendapat perlakuan dan H1 atau setelah mencit mendapat 3 kali perlakuan. Hasilnya digambarkan pada grafik perubahan densitas Plasmodium (gambar 1). Pembahasan Uji fitokimia semikuantitatif bunga dan kulit buah Delonix regia yang ditampilkan pada tabel 1 menunjukkan bahwa kandungan alkaloid bunga (+) lebih kecil dibandingkan kandungannya pada kulit buah (++) dan pada ekstrak bunga (+) kandungan terpennya juga lebih rendah dibandingkan pada

10 ekstrak kulit buah (++). Alkaloid dan terpen berdasarkan literature yang ada sebelumnya diketahui mempunyai efek antimalaria. 11,12 Hasil uji fitokimia sesuai dengan uji in vivo pada mencit. Mencit yang diberikan perlakuan dengan diberikan ekstrak kulit buah dalam berbagai dosis baik dosis besar, dosis sedang maupun dosis kecil mengalami penurunan densitas Plasmodium berghei sedangkan mencit yang mendapat perlakuan dengan diberikan ekstrak bunga Delonix regia mengalami peningkatan densitas Plasmodium berghei. Hal tersebut digambarkan pada grafik perubahan densitas Plasmodium pada gambar 1. Kandungan senyawa aktif fenolik pada ekstrak bunga Delonix regia (+++) berdasarkan hasil uji fitokimia secara semikuantitatif lebih besar dibandingkan kandungan senyawa aktif fenolik pada ekstrak kulit buah Delonix regia (++) dan kandungan senyawa aktif flavonoid pada ekstrak bunga Delonix regia (++++) lebih besar dari kandungan senyawa aktif flavonoid dalam ekstrak kulit buah Delonix regia (+). Hasil uji in vivo yang dilakukan pada mencit menunjukan adanya peningkatan densitas Plasmodium berghei pada mencit yang diberikan ekstrak bunga. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena efek dari kedua zat tersebut bukan menghambat pertumbuhan parasit namun memberikan efek antioksidan dan modulasi imunitas. 11,13 kedua efek tersebut dapat meningkatkan imunitas mencit dan membuang oskidan-oksidan yang menyebabkan kerusakan pada sel dan jaringan. Adanya imunomodulasi dan antioksidan membuat mencit dapat bertahan hidup walaupun densitas Plasmodium-nya cukup tinggi. Dosis kulit buah Delonix regia yang paling besar potensinya dalam menurunkan densitas Plasmodium berghei adalah kulit buah dosis kecil (lihat gambar 1). Pada grafik dapat dilihat bahwa penurunan densitas Plasmodium berghei pada mencit yang mendapatkan ekstrak kulit buah dosis kecil hampir sama dengan penurunan densitas Plasmodium berghei pada mencit yang diberikan klorokuin sebagai kontrol positif (kemiringan garisnya sama). Dosis ekstrak kulit buah Delonix regia yang paling rendah potensinya dalam menurunkan densitas Plasmodium berghei ekstrak kulit buah dosis besar. Hasil uji fitokimia dan in vivo

11 tersebut sesuai dengan hasil analisis statistik. Dosis kecil menjadi lebih besar potensinya dalam menurunkan densitas Plasmodium kemungkinan disebabkan oleh karena minimum inhibitory concentration (MIC) untuk membunuh Plasmodium sudah dicapai oleh ekstrak kulit buah dosis kecil. Kemungkinan lain yang bisa menyebabkan hal itu adalah dosis besar dan dosis sedang sudah mencapai dosis yang memberikan efek toksik, namun hal tersebut masih belum bisa dipastikan. Hal lain yang bisa mempengaruhi penurunan densitas Plasmodium adalah densitas Plasmodium pada mencit sebelum diberikan perlakuan atau densitas awal. Densitas Plasmodium awal mempengaruhi dosis minimal perlakuan yang harus diberikan. Densitas Plasmodium yang tinggi kemungkinan menyebabkan penurunan imunitas mencit sehingga kemampuan sistem imunnya untuk melawan Plasmodium menurun. Data dari hasil uji in vivo dianalisa menggunakan uji statistik one way Annova menggunakan batas kepercayaan 95% (α=0,05). Sebelumnya data harus memenuhi uji homogenitas menggunakan Test of Homogenity of Variances dan uji normalitas mengguankan uji Kolmogorov-Smirnov. Pada penelitian ini data yang dihasilkan normal (p=0,975) dan tersebar homogen (p=540). Analisis menggunakan uji one way Annova dapat mengetahui apakah ada perbedaan yang bermakna pada perubahan (baik kenaikan maupun penurunan) densitas Plasmodium berghei pada semua kelompok uji. H 1 menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan pada perubahan densitas Plasmodium berghei pada semua kelompok uji. Sedangkan H 0 adalah kebalikan dari H 1. H 0 diterima apabila nilai p>0,05. Sedangkan H 1 diterima jika p<0,05. Pada penelitian ini berdasarkan uji one way Annova (Terlampir), didapatkan hasil p=0,000 yang artinya H1 diterima. Setelah diketahui terdapat perbedaan yang bermakna pada uji one way Annova dilanjutkan dengan uji Post Hoc LSD. Uji Post Hoc LSD bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara 2 kelompok uji yang dibandingkan. Dinyatakan terdapat perbedaan yang signifikan jika nilai p<0,05. Kontrol negatif dibandingkan dengan seluruh kelompok uji. Pertama

12 dibandingkan dengan bunga dosis kecil (2,8 mg/20 gram), bunga dosis sedang (8,4 mg/20 gram), dan bunga dosis besar (14 mg/20 gram) tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat terlihat dari nilai p pada tabel yaitu 0,156; 0,064 dan 0,923. Sedangkan saat kontrol negatif dibandingkan dengan kulit buah dosis kecil (2,8 mg/20 gram) memliki nilai p=0,000, kulit buah dosis sedang memiliki nilai p (8,4 mg/20 gram) p= 0,03, kulit buah dosis besar (14 mg/20 gram) memiliki nilai p=0,022 dan kontrol positif memiliki nilai p=0,000. Dari data tersebut dapat terlihat bahwa efektivitas ekstrak bunga dosis kecil, ekstrak bunga dosis sedang, dan ekstrak bunga dosis besar sama dengan kontrol negatif. Sedangkan saat ekstrak kulit buah dosis kecil, ekstrak kulit buah dosis sedang dan kulit buah dosis kecil dibandingkan dengan kontrol negatif menunjukan adanya perbedaan yang signifikan. Ekstrak kulit buah saat dibandingkan dengan kontrol negatif mempunyai nilai p yang sama dengan nilai p saat kontrol positif dibandingkan dengan kontrol negatif yaitu p=0,000. Nilai p yang sama menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah dosis kecil dan kontrol negatif mempunyai efektivitas yang sama. Kontrol positif dibandingkan dengan semua kelompok uji dan kontrol negatif. Saat kontrol positif dibandingkan dengan ekstrak bunga dosis kecil (2,8 mg/20 gram) memiliki p=0,000, ekstrak bunga dosis sedang (8,4 mg/20 gram) memiliki nilai p=0,000, dan ekstrak bunga dosis 14 mg/20 gram memiliki nilai p=0,000. Hal tersebut menunjukan bahwa antara kontrol positif dan ekstrak bunga baik dosis kecil, dosis sedang maupun dosis besar terdapat perbedaan yang signifikan. Sedangkan saat dibandingkan dengan ekstrak kulit buah dosis kecil (2,8 mg/20 gram) memiliki nilai p=0,657, ekstrak kulit buah dosis sedang (8,4 mg/20 gram) memiliki nilai p= 0,261, ekstrak kulit buah dosis besar (14 mg/20 gram) memiliki nilai p=0,051. Hal ini menunjukkan bahwa antara kontrol positif dan ekstrak kulit buah baik dosis kecil, sedang maupun besar tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Artinya ekstrak kulit buah dalam semua dosis mempunyai potensi yang sama dalam menurunkan densitas Plasmodium. Berdasarkan besarnya nilai p dapat diketahui ekstrak kulit buah dosis kecil mempunyai nilai p yang paling besar, artinya paling tidak signifikan perbedaannya. Ekstrak kulit buah

13 dosis besar berdasarkan besarnya nilai p saat dibandingkan dengan kontrol positif maupun negatif mempunyai potensi paling rendah untuk menurunkan densitas Plasmodium. Saat ekstrak kulit buah dosis besar dibandingkan dengan bunga dosis kecil memiliki nilai p=0,001, saat dibandingkan dengan bunga dosis sedang memilki nilai p=0,000, saat dibandingkan ekstrak bunga dosis besar memiliki nilai p=0,027) dan saat dibandingkan dengan ekstrak kulit buah dosis kecil memiliki nilai p=0,021. Namun saat ekstrak kulit buah dosis kecil dibandingkan dengan kulit buah dosis kulit buah dosis 8,4 mg/20 gram (p= 0,361) tidak menunjukkan perbedaan signifikan. Perbandingan antara ekstrak kulit buah dosis sedang dengan ekstrak bunga dosis kecil memiliki nilai p=0,000, saat dibandingkan dengan ekstrak bunga dosis sedang memiliki nilai p=0,000, saat dibandingkan bunga dosis besar memiliki nilai p=0,004. Nilai p<0,05 menunjukkan adanya perbedaan signifikan. Sedangkan saat dibandingkan dengan kulit buah dosis kecil menunjukan nilai p=0,125 hal ini berrati tidak ada perbedaan yang signifikan. Perbandingan antara ekstrak kulit buah dosis kecil dengan ekstrak bunga dosis kecil menunjukan nilai p=0,000, saat dibandingkan dengan ekstrak bunga dosis sedang menunjukan nilai p=0,000, dan saat dibandingkan dengan ekstrak bunga dosis besar menunjukan nilai p=0,000. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara ekstrak kulit buah dosis kecil dengan ekstrak bunga dalam berbagai dosis. Perbandingan antara ekstrak bunga dosis besar dengan ekstrak bunga dosis kecil memiliki nilai p=0,132, saat dibandingkan kestrak bunga dosis sedang memiliki nilai p=0,053. Hal ini menunjukan tidak adanya perbedaan yang signifikan. Perbandingan ekstrak bunga dosis kecil dengan bunga dosis sedang tidak menunjukkan perbedaan signifikan (p=0,621). Berdasarkan analisis statistik tersebut dapat diketahui bahwa ekstrak kulit buah baik dosis kecil, sedang maupun besar tidak memiliki perbedaan signifikan saat dibandingkan dengan kontrol positif yaitu klorokuin. Sedangkan saat dibandingkan

14 dengan kontrol negatif yaitu akuades menujukan adanya perbedaan yang signifikan. Dari hasil tersebut dapat diambil makna bahwa kulit buah mempunyai pengaruh atau potensi yang sama atau hampir sama dengan klorokuin yaitu untuk menurunkan densitas Plasmodium atau menghambat pertumbuhan Plasmodium. Hasil analisis statistik tersebut sesuai dengan hasil dari uji fitokimia. Hasil yang demikian kemungkinan dipengaruhi oleh kandungan alkaloid dan terpen pada ekstrak kulit buah Delonix regia yang lebih besar dari ekstrak bunga Delonix regia. Dari suatu literature diketahui bahwa golongan alkaloid mempunyai efek analgesik dan narkotik. Dari literature lain menyebutkan bahwa senyawa alkaloid mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan parasit melalui mekanisme penghambatan transport intraseluler kolin. Senyawa kolin merupakan senyawa yang digunakan untuk biosintesis fospolipid dalam pembentukan membran sel Plasmodium untuk menutup parasitophorus vacuola, sitosol dan subcellular compartement lainnya. 23 Sedangkan terpen berdasarkan suatu sumber disebutkan mempunyai efek menghambat sintesis dolichol pada Plasmodium fase trofozoit dan skizont. 12 Kesimpulan Ekstrak bunga Delonix regia tidak dapat menurunkan densitas Plasmodium berghei pada mencit Swiss Webster sedangkan Ekstrak kulit buah Delonix regia dapat menurunkan densitas Plasmodium berghei pada mencit Swiss Webster. Ekstrak yang memiliki potensi paling besar dalam menurunkan densitas Plasmodium berghei pada mencit Swiss Webster adalah ekstrak kulit buah Delonix regia dosis kecil (2,8 mg/20 gram mencit). Daftar Pustaka 1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Bersama Kita Berantas Malaria [Internet]. Cited 2012 March 3. Available from: erita/press-release/1055-bersamakita-berantas-malaria.html. 2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Bebas Malaria Prestasi Seluruh Anak Bangsa [Internet]. Cited 6 March Available from: erita/press-release/221-bebas-

15 malaria-prestasi-seluruh-anakbangsa.html. 3. Praptiwi, Harapini M, Chairul. Uji Aktivitas Antimalaria Secara In-Vivo Ekstrak Ki Pahit (Picrasma javanica) Pada Mencit Yang Diinfeksi Plasmodium berghei. Biodiversitas 2007; 2: Lawal IO, Uzokwe NE, Igboanugo ABI, Adio AF, Awosan AE, Nwogwugwu JO et al. Ethno medicinal information on collation and identification of some medicinal plants in Research Institutes of South-west Nigeria. African Journal of Pharmacy and Pharmacology 2010; 4: Ndounga M. Traditional approach and scientific evidence of remedies used for the treatment of malaria in the African context [Internet]. Cited 2010 November 1. Available from: ncontri_convegni/2008_workshop_ Malaria/documenti/Ndounga_02.pdf. 6. Fujioka H, Nishiyama Y, Furukawa H, Kumada N. In vitro and in vivo activities of atalaphillinine and related acridone alkaloids against rodent malaria. Journal of antimicrobial agent and chemotherapy. 1989;33: Syarif A, Sadikin ZD. Obat malaria dalam: Farmakologi dan terapi. Edisi 5. Jakarta: BP FKUI; 2009: Chitra V, Ilango K, Rajanandh MG, Soni D. Evaluation of Delonix Linn: Flowers fot antiarthritic and antioxidant activity in female wistar rats. Annals of biological research. 2010; 1 (2): Paget GE, Barnes JM. dalam Laurence DR & Bacharach AL. Evaluation of Drug Activities. Pharmacometrics. Volume 1. London: Academic Press;1964. H Hilou A, Nacoulma OG, Guiguemde TR. In vivo antimalarial activities of extracts from Amaranthus spinosus and Boerhaavia erecta in mice. Journal of ethnopharmacology. 2006; 103: Goulart HR, Kimura EA, Peres VJ, Couto AS, Duarte FAA, Katzin AM. Terpenen arrest parasite development and inhibit biosynthesis of isoprenoid in Plasmodium falcifarum. 12. Simanjuntak P. tumbuhan sebagai zat aktif antimalaria. Bulletin penelitian kesehatan. 23 (2); Wahyudi P, Djajanegara I. Pemakaian sel hela dalam uji sitotoksisitas fraksi kloroform dan ethanol kulit batang mahkota dewa

16 (Phaleria macrocarpa). Jurnal bioetika. 2009; 7:

In Vivo Study on Effect of Bark and Flower Extract of Delonix regia to Swiss Webster Mice Infected by Plasmodium berghei

In Vivo Study on Effect of Bark and Flower Extract of Delonix regia to Swiss Webster Mice Infected by Plasmodium berghei Uji Pengaruh Ekstrak Kulit Batang dan Ekstrak Bunga Flamboyan (Delonix regia) pada Mencit Swiss-webster yang Diinfeksi Plasmodium berghei Secara In Vivo In Vivo Study on Effect of Bark and Flower Extract

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian 3 METODE PENELITIAN 3. 1 Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Protozoologi, Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu farmakologi dan imunologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu farmakologi dan imunologi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu farmakologi dan imunologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Perawatan tikus dan pemberian perlakuan dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan menggunakan pre test-post test control group design (Pocock,2008). P0 O1 O5 P1 O2 O6 P S R

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Tumbuhan pepaya jantan a. Tumbuhan pepaya jantan b. Bunga pepaya jantan c. Simplisia bunga pepaya jantan Lampiran 3. Perhitungan hasil pemeriksaan

Lebih terperinci

Kata kunci: antiplasmodium, ekstrak daun Delonix regia, ekstrak biji Delonix regia, mencit Swiss Webster, Plasmodium berghei.

Kata kunci: antiplasmodium, ekstrak daun Delonix regia, ekstrak biji Delonix regia, mencit Swiss Webster, Plasmodium berghei. Efektivitas Ekstrak Daun Delonix regia dan Ekstrak Biji Delonix regia terhadap Densitas Parasit dengan Uji In Vivo pada Hewan Coba Mencit Swiss-Webster Terinfeksi Plasmodium berghei Qam Qam Qurratul Aini*,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Design Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah studi eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control group

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. Ar11l ELVIEN LAHARSYAH

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. Ar11l ELVIEN LAHARSYAH /' Ar11l fv\a'-af2-'al.~ CA E SA L ". {t PI r1ll1 CE: At. ELVIEN LAHARSYAH UJI AKTIVITAS ANTIMALARIA EKSTRAK METANOL KAYU SECANG (CAESALPINlA SAPPAN LINN.) TERHADAP PLASMODIUM BERGHEI SECARA IN VIVO PADA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratorik. Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan pada sampel yang telah dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Garut, Jawa Barat serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode acak terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan galur Sprague

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian 49 Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tumbuhan 50 Lampiran 3. Karakteristik Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam. ) Tanaman kelor Daun kelor 51 Lampiran 3. (Lanjutan)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil determinasi tumbuhan dilampirkan pada Lampiran 1) yang diperoleh dari perkebunan

Lebih terperinci

The Effect of Ethanol Leaves Extract of Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) toward the Sedative Effect on BALB/C Mice

The Effect of Ethanol Leaves Extract of Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) toward the Sedative Effect on BALB/C Mice 28 The Effect of Ethanol Leaves Extract of Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) toward the Sedative Effect on BALB/C Mice Richa Yuswantina, Agitya Resti Erwiyani, Parida Risanti agityaresti@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Melibatkan dua kelompok subyek, dimana salah satu kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia L.) yang diperoleh dari Kampung Pamahan-Jati Asih, Bekasi. Dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP PARASITEMIA PADA MENCIT JANTAN STRAIN BALB/c YANG DIINOKULASI Plasmodium berghei

ABSTRAK. PENGARUH SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP PARASITEMIA PADA MENCIT JANTAN STRAIN BALB/c YANG DIINOKULASI Plasmodium berghei ABSTRAK PENGARUH SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP PARASITEMIA PADA MENCIT JANTAN STRAIN BALB/c YANG DIINOKULASI Plasmodium berghei Lisa Marisa, 2009 Pembimbing I : Dr. Susy Tjahjani,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Desember 2010 di kandang percobaan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian

Lebih terperinci

THE AGENT OF ANTIMALARIAL ACTIVITY OF LEMPUYANG WANGI (Zingiber aromaticum Val) RHIZOME JUICE ON SWISS MALE MICE INFECTED Plasmodium berghei

THE AGENT OF ANTIMALARIAL ACTIVITY OF LEMPUYANG WANGI (Zingiber aromaticum Val) RHIZOME JUICE ON SWISS MALE MICE INFECTED Plasmodium berghei of THE AGENT OF ANTIMALARIAL ACTIVITY OF LEMPUYANG WANGI (Zingiber aromaticum Val) RHIZOME JUICE ON SWISS MALE MICE INFECTED Plasmodium berghei Richa Yuswantina, Agitya Resti Erwiyani, Leni Puspitasari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji jintan hitam (Nigella sativa) yang berasal dari Yogyakarta, Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) terhadap kadar transaminase hepar pada tikus (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental laboratorik dengan rancangan penelitian pre test & post test control group design

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) yang diperoleh dari Kampung Pamahan, Jati Asih, Bekasi Determinasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Hasil Identifikasi Tanaman Identifikasi/determinasi dari bagian-bagian batang, daun, buah yang dilakukan oleh Bidang Botani, Puslit Biologi LIPI menyatakan tanaman ini memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang diperoleh dari perkebunan murbei di Kampung Cibeureum, Cisurupan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH FRAKSI AIR KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana) DAN ARTEMISININ TERHADAP PARASITEMIA PADA MENCIT YANG DIINOKULASI Plasmodium berghei

ABSTRAK. PENGARUH FRAKSI AIR KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana) DAN ARTEMISININ TERHADAP PARASITEMIA PADA MENCIT YANG DIINOKULASI Plasmodium berghei ABSTRAK PENGARUH FRAKSI AIR KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana) DAN ARTEMISININ TERHADAP PARASITEMIA PADA MENCIT YANG DIINOKULASI Plasmodium berghei Fina Yunita, 2012 Pembimbing I : Prof. Dr. Susy Tjahjani,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratories dengan rancangan. penelitian The Post Test Only Control Group Design.

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratories dengan rancangan. penelitian The Post Test Only Control Group Design. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah eksperimental laboratories dengan rancangan penelitian The Post Test Only Control Group Design. 4.2 Sampel Penelitian dan Besar Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava) terhadap kadar gula darah dan kadar transminase pada tikus (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.229

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Jawa Barat. Identifikasi dari sampel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Latar dan Waktu Penelitian Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daun dari tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR KERJA BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Penyiapan Bahan Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun alpukat dan biji alpukat (Persea americana Mill). Determinasi dilakukan di Herbarium Bandung Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath, termometer, spatula, blender, botol semprot, batang pengaduk, gelas kimia, gelas

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. B. BAHAN DAN ALAT

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode post test group only design. Menggunakan tikus putih jantan galur Sprague dawley berumur

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan pre dan post test control group design. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test Randomized Control

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Desain ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus)

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus) UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus) Ayu Indah Cahyani*, Mukti Priastomo, Adam M. Ramadhan Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta

Lebih terperinci

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUAH MAKASAR (Brucea javanica (L)Merr.) TERHADAP Plasmodium berghei SECARA IN-VIVO PADA MENCIT

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUAH MAKASAR (Brucea javanica (L)Merr.) TERHADAP Plasmodium berghei SECARA IN-VIVO PADA MENCIT UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUAH MAKASAR (Brucea javanica (L)Merr.) TERHADAP Plasmodium berghei SECARA IN-VIVO PADA MENCIT EFFECTIVITY TEST OF ETHANOL EXTRACT OF MAKASAR FRUIT (Brucea javanica (L)Merr.)

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa. 33 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriftif dan eksperimental, dilakukan pengujian langsung efek hipoglikemik ekstrak kulit batang bungur terhadap glukosa darah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan metode 42 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan metode acak terkontrol dengan pola post test-only control group design. Subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel PBAG di lingkungan sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan daerah Cipaku.

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel ascidian telah dilakukan di Perairan Kepulauan Seribu. Setelah itu proses isolasi dan pengujian sampel telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control group

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuantitatif. Pada penelitian ini terdapat manipulasi terhadap objek

Lebih terperinci

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.)

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.) , Vol.04, No.01, Februari 2017, hal: 34-38 ISSN-Print. 2355 5386 ISSN-Online. 2460-9560 http://jps.unlam.ac.id/ Research Article 34 Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorik. B. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian 31 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian Post Test Controlled Group Design. III.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daun salam (Syzygium polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam yang didapatkan

Lebih terperinci

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian 2 dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah, selain itu daun anggrek merpati juga memiliki kandungan flavonoid yang tinggi, kandungan flavonoid yang tinggi ini selain bermanfaat sebagai antidiabetes juga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) terhadap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi 13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi dan pembuatan ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Pengambilan data dilakukan hanya pada saat akhir penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group design. B. Subjek Penelitian Subjek penelitian mencit (Mus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona Muricata L.) terhadap kadar enzim transaminase (SGPT dan SGOT) pada mencit (Mus musculus)

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat 19 Metode ekstraksi tergantung pada polaritas senyawa yang diekstrak. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan yang berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut

Lebih terperinci

UJI IN VIVO AKTIVITAS ANTIPLASMODIUM EKSTRAK. ETANOL KULIT BATANG DUKU (Lansium domesticum Corr.) TERHADAP Plasmodium berghei PADA MENCIT PUTIH GALUR

UJI IN VIVO AKTIVITAS ANTIPLASMODIUM EKSTRAK. ETANOL KULIT BATANG DUKU (Lansium domesticum Corr.) TERHADAP Plasmodium berghei PADA MENCIT PUTIH GALUR UJI IN VIVO AKTIVITAS ANTIPLASMODIUM EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG DUKU (Lansium domesticum Corr.) TERHADAP Plasmodium berghei PADA MENCIT PUTIH GALUR SWISS Hadi Sudarjat 1 1 Universitas Padjadjaran ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only Control Group Design).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung Lawu. Sedangkan pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Biologi dan Kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian post test only controlled group design. Universitas Lampung dalam periode Oktober November 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian post test only controlled group design. Universitas Lampung dalam periode Oktober November 2014. BAB III METODE PENELITIAN III.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian post test only controlled group design. III.2 Tempat dan Waktu Penelitian Hewan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Hewan Coba Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Hewan Coba Departemen Biologi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Hewan Coba Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga sebagai tempat pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah akar landep (Barleria prionitis) yang berasal dari Kebun Percobaan Manoko, Lembang. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji dengan posttest only control group design B. Subjek Penelitian Hewan uji yang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah daun salam, daun jati belanda, daun jambu biji yang diperoleh dari Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM-IPB Bogor. Bahan yang digunakan untuk uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental yaitu dengan mengamati kemungkinan diantara variabel dengan melakukan pengamatan terhadap kelompok

Lebih terperinci

Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 11, No. 2, 2006, halaman ISSN : Akreditasi DIKTI Depdiknas RI No.

Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 11, No. 2, 2006, halaman ISSN : Akreditasi DIKTI Depdiknas RI No. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol., No., 006, halaman 887 ISSN : 0 077 Akreditasi DIKTI Depdiknas RI No. 9/DIKTI/Kep/00 Efek antiplasmodium dari ekstrak kulit batang Asam Kandis (Garcinia parvifolia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance Lampiran 1. Surat Ethical Clearance 117 Lampiran 2. Surat Identifikasi Tumbuhan 118 Lampiran 3. Karakteristik Tumbuhan Temu Mangga Gambar : Tumbuhan Temu Mangga Gambar : Rimpang Temu Mangga 119 Lampiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan the

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan the 16 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan the post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode eksperimental karena adanya manipulasi terhadap objek penelitian dan adanya kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian 21 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian Post Test Controlled Group Design. III.2 Tempat dan Waktu Penelitian Hewan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu, dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cibarunai, Kelurahan Sarijadi, Bandung. Sampel yang diambil berupa tanaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan kegiatan penelitian diperlukan peralatan laboratorium, bahan serta prosedur penelitian yang akan dilakukan. Tiga hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain Penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan

III. METODE PENELITIAN. Desain Penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan 31 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain Penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan pola post test only control group design.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2015 di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area. 3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup ilmu Farmasi, Farmakologi dan Kimia Randomized Post Test Control Group Design dengan hewan coba sebagai objek penelitian tikus

Lebih terperinci

Deskripsi METODE SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON MONOSUBSTITUSI (EURIKUMANON MONOVALERAT)SEBAGAI ANTIPLASMODIUM

Deskripsi METODE SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON MONOSUBSTITUSI (EURIKUMANON MONOVALERAT)SEBAGAI ANTIPLASMODIUM 1 Deskripsi 1 2 METODE SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON MONOSUBSTITUSI (EURIKUMANON MONOVALERAT)SEBAGAI ANTIPLASMODIUM Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan metode semisintesis satu senyawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi penyakit endemis di beberapa daerah tropis dan subtropis dunia. Pada tahun 2006, terjadi 247 juta kasus malaria,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Identifikasi sampel

Lampiran 1. Identifikasi sampel Lampiran 1. Identifikasi sampel 74 Lampiran 2.Rekomendasi persetujuan etik penelitian 75 Lampiran 3. Gambar nanas segar Gambar Buah Nanas Segar Gambar Makroskopik Kulit Buah Nanas Segar 76 Lampiran 4.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. ilmu patologi anatomi, biologi molekuler dan farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. ilmu patologi anatomi, biologi molekuler dan farmakologi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup disiplin ilmu penelitian ini meliputi bidang ilmu bedah, ilmu patologi anatomi, biologi molekuler dan farmakologi. 4.2 Waktu dan Tempat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium 24 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium Zoologi dan Kimia Dasar FMIPA Universitas Lampung. Untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut : 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2012 dengan tempat penelitian sebagai berikut : 1. Laboratorium Mutu Giling Balai Besar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen murni dengan menggunakan design Pretest postest with control group

Lebih terperinci