STUDI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN AL-QUR AN SE KALIMANTAN SELATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN AL-QUR AN SE KALIMANTAN SELATAN"

Transkripsi

1 STUDI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN AL-QUR AN SE KALIMANTAN SELATAN Oleh: Hilmi Mizani Abstrak Salah satu upaya yang cukup signifikan dari Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan dalam rangka untuk membentuk generasi yang mampu membaca dan menulis huruf-huruf Alqur an secara baik dan benar juga fasih, memahami, menghayati serta mengamalkan isi kandungan Al qur an adalah dengan melahirkan Peraturan Daerah nomor 3 tahun Perda tersebut berisi tentang Pengaturan Pemberian Mata Pelajaran Muatan Lokal Pendidikan Al Qur an bagi sekolah-sekolah mulai dari SD, SMP dan SMA di Kalimantan Selatan. Pendidikan Al qur an dipandang sangat orgen bagi ummat Islam karena Al qur an merupakan petunjuk untuk menjadi seorang muslim yang berkualitas. Semenjak mulai diberlakukan sebagai Peraturan Daerah Kalimantan Selatan 1 Januari 2010 sampai sekarang, maka diperlukan pengetahuan kita bagaimana implementasinya perda tersebut di sekolah-sekolah se Kalimantan Selatan. Kata Kunci: Implementasi, Pendidikan Al qur an, Sekolah A. Pendahuluan Al qur an menurut istilah adalah nama bagi kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Yang ditulis dalam mushaf. 1 Secara umum, Al qur an terdiri dari gagasangagasan moral dan hukum, perintah dan larangan yang mengacu Penulis adalah Dosen Jurusan KI Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin. 1 T.M. Hasbi Al- Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al qur an dan Tafsir, Jakarta; Bulan Bintang, 1977, h

2 kepada hal-hal yang dibenarkan (halal) dan yang dilarang (haram), janji (wa ad) akan surga bagi yang beriman dan ancaman (wa id) neraka bagi yang zalim. Ia juga berisi laporan mengenai berbagai nabi serta ummatnya yang terdahulu, ungkapanungkapan, metapora dan peringatan-peringatan. 2 Gagasan moral, hukum, perintah dan larangan, janji dan ancaman maupun ceritra nabi pada masa lalu yang termuat dalam Al Qur an merupakan pedoman dalam berprilaku bagi kaum muslimin. Oleh karena itu ayat-ayat Al qur an harus dapat dipahami apa yang dikadung dalam ayat-ayat yang bersangkutan, sehingga dapat dengan mudah dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai bentuk kegiatan dilakukan oleh ummat Islam dalam rangka memahami ayat Al qur an, mulai dari kegiatan secara individual, maupun secara bersama-sama mereka membaca, menafsirkan dan mentadaburi ayat Al qur an sejak zaman Rasulullah sampai zaman sekarang. Di Indonesia pendidikan Al qur an sudah dilakukan semenjak awal-awal Islam masuk ke Indonesia. Pendidikan Al qur an dilaksanakan di mesjid-mesjid dan surau-surau dengan materi pendidikan membaca Al qur an yang terdiri dari mengenal huruf Al qur an dan pelajaran lagu dan tajwid. 3 Pada perkembangan berikutnya jauh sebelum kemerdekaan RI ketika pendidikan Islam diselenggarakan dalam sistem pondok pesantren, maka pendidikan Al qur an merupakan mata pelajaran yang wajib diajarkan disamping mata pelajaran lainnya 4. 2 Mahmud Ayub, Al qur an dan Para Penafsirnya, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1992, h Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, lintasan Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, h Isi kurikulum pondok pesanteren yang dibuat terfokus pada ilmu agama,misalnya sintaksis Arab, morfologi Arab, Hukum Islam, system yurisprodensi Islam, Hadis, Tafsir, Al qur an, teologi Islam, Tasawuf, Tarikh dan retorika. (Amir Hamzah, dalam bukunya: Pembaharuan Pendidikan dan Pengajaran Islam,Mulia Opsit, Jakarta, 1989, h

3 Hilmi Mizani, Studi Implementasi 213 Setelah Indonesia merdeka, maka sistem pendidikan terbelah menjadi 2, yaitu pendidikan umum diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional, dan pendidikan agama diselenggarakan oleh Kementerian Agama. Perbedaan dalam pengelolaan tersebut berakibat pada perbedaan dalam isi kurkulum yang diajarkan di sekolah yang dikelola masing-masing. Pada lembaga pendidikan (madrasah) yang dikelola Kementerian Agama, mata pelajaran Al qur an Hadist menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri, sedangkan pada lembaga pendidikan (sekolah) yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan Nasional, pendidikan Al qur an hanya menjadi sub komponen dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mendapat alokasi waktu 2 jam perminggu 5. Oleh karena hanya bagian kecil dari muatan kurikulum, maka forsi Pendidikan Al qur an sangat sedikit dan sangat tidak mamadai bila kita berharap anak mampu membaca, memahami dan mengamalkan Al qur an dalam kehidupan sehari-hari. Seiring dengan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang memberi ruang bagi penambahan mata pelajaran bagi sekolah ditambah dengan kesadaran pentingnya penguasaan Al qur an maka pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan membuat peraturan yang mewajibkan sekolah mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan menengah untuk mengajarkan mata pelajaran Pendidikan Al qur an. Peraturan tersebut tertuang dalam Perda Propinsi Kalimantan Selatan Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pendidikan Al-qur an pada tanggal 10 Pebruari Implementasi Perda tersebut membawa konse-kuensi tersendiri pada lembaga-lembaga pendidikan formal yang harus memasukkan pendidikan Al qur an menjadi salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan disamping mata pelajaran Agama 5 Komponen muatan kurikulum untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terdiri: Fiqh, Aqidah, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab, Al qur an, dan al Hadis.

4 yang selama ini sudah diajarkan dan masuk dalam kurikulum sekolah. Bila kita cermati perda tersebut, Pendidikan Al-qur an dimaksudkan sebagai upaya strategis Pemerintah Daerah dalam rangka mendorong terwujudnya generasi Islami yang beriman, cerdas dan berakhlak mulia ( Perda Bab II pasal 2). Pendidikan Al qur an bertujuan agar setiap peserta didik selain dapat membaca dan menulis huruf-huruf Al-qur an secara baik dan benar juga fasih, memahami, menghayati serta mengamalkan isi kandungan Al qur an. (Perda Bab II pasal 4). Materi pendidikan Al qur an sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 merupakan muatan kurikulum keunggulan lokal. Metode dan teknis dan strategi pembelajaran pendidikan non formal dan informal disetarakan dengan penyelenggaraan pendidikan Al qur an pada jalur pendidikan formal ( Bab III pasal 7). Sementara itu pula dalam perda tersebut dirumuskan bahwa tenaga pendidik dan kependidikan Al qur an sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) pasal 8 Bab IV adalah berasal dari guru agama Islam atau tenaga yang khusus diangkat untuk pendidikan Al qur an. Untuk menerapkan Perda tersebut diperlukan kordinasi dari berbagai pihak, mulai dari Kantor Dinas Pendidikan Propinsi, Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Se Kalimantan Selatan, Sekolah SD,SMP, dan guru. Demikian pula yang tidak kalah pentingnya yang perlu disiapkan adalah kurikulum, silabus, buku, guru mata palajaran, dan buku pedoman pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Al qur an. Oleh karena penerapan perda ini sudah berjalan 2 tahun, maka untuk mengevaluasi sejauh mana implementasinya di lapangan, Studi Implementasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini meliputi : melakukan kajian terhadap penerapan Perda No. 3 tentang pendidikan Al qur an yang diselenggarakan pada lembaga pendidikan Formal dalam hal ini untuk tingkat Sekolah Dasar dan SLTP dan SMA yang terdapat di Kalimantan Selatan mulai dari kurikulum, tenaga pendidik, peserta didik, materi, metode dan strategi, evaluasi serta sumber belajar termasuk pembiayaan, sarana dan prasarana yang mendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan Al qur an tersebut. Hilmi Mizani, Studi Implementasi 231 B. Rumusan Masalah

5 c. Karena sampai pelaksanaan penelitian ini belum penah ada pelaksanaan evaluasi dari Kantor Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Selatan atau Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten, terhadap pelaksanaan Pendidikan Al qur an di SDN, SMPN dan SMAN maka disarankan segera dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan perda dimaksud. DAFTAR PUSTAKA Amir Hamzah, Pembaharuan Pendidikan dan Pengajaran Islam, Mulia Opsit, Jakarta, Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, lintasan Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, Sebagai Substansi Problem Admininstrasi Pendidikan, Bina Aksara, Jakarta, Mahmud Ayub, Al qur an dan Para Penafsirnya, Jakarta: Pustaka Firdaus, Hilmi Mizani, Studi Implementasi 215 Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Implementasi Perda Kalimantan Selatan Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pendidikan Al qur an pada lembaga pendidikan formal tingkat Sekolah Dasar Negeri se Kalimantan Selatan? 2. Bagaimana Implementasi Perda Kalimantan Selatan Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pendidikan Al qur an pada lembaga pendidikan formal tingkat SMPN se Kalimantan Selatan? 3. Bagaimana Implementasi Perda Kalimantan Selatan Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pendidikan Al qur an pada lembaga pendidikan formal tingkat SMAN se Kalimantan Selatan? C. Signifikansi Penelitian Penelitian ini berguna sebagai masukan untuk berbagai pihak mulai dari Kantor Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Selatan, Kantor Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten se Kalimantan Selatan, Kepala Sekolah SD dan SMP serta guru-guru mata pelajaran Pendidikan Al qur an agar tercapai tujuan Perda Kalimantan Selatan Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pendidikan Alqur an. Disamping itu penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi pengembangan hasanah ilmu pengetahuan, terutama berkait dengan penerapan Perda No. 3 Propinsi Kalimantan Selatan tahun D. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam bentuk penelitian lapangan (field reseach) sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan Kualitatif dengan metode Diskriptif. Pada pendekatan dan metode tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang semua sistem pendidikan Al qur an yang diselenggarakan pada lembaga pendidikan Formal dalam hal ini untuk tingkat Sekolah Dasar Negeri, SMPN dan SMAN yang terdapat di Kalimantan Selatan mulai dari kurikulm,

6 tenaga pendidik, peserta didik, materi, metode dan strategi, evaluasi serta sumber belajar termasuk sarana dan prasarana yang mendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan Al qur an tersebut. 2. Subjek dan Objek Penelitian Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah: Kepala Kantor Dinas Pendidikan Propinisi Kalimantan Selatan beserta jajarannya, Kepala Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota se Propinisi Kalimantan Selatan beserta jajarannya. Segenap kepala sekolah dan guru guru PAI / guru Al qur an pada Sekolah Dasar Negeri, SMPN dan SMAN se Kalimantan Selatan. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah implementasi perda No. 3 Propinsi Kalimantan Selatan tentang Pendidikan Al qur an yang diselenggarakan pada tingkat Sekolah Dasar Negeri, SMPN dan SMAN yang terdapat di Kalimantan Selatan mulai dari kurikulum, tenaga pendidik, peserta didik, materi, metode dan strategi, evaluasi serta sumber belajar termasuk sarana dan prasarana serta pembiayaan yang mendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan Al qur an tersebut. 3. Data dan Sumber Data Data Primer yang digali dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pendidikan Al qur an yang diselenggarakan pada lembaga pendidikan Formal dalam hal ini untuk tingkat Sekolah Dasar Negeri, SMPN dan SMAN yang terdapat di Kalimantan Selatan mulai dari kurikulum, tenaga pendidik, peserta didik, materi, metode dan strategi, evaluasi serta sumber belajar termasuk sarana dan prasarana yang mendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan Al-qur an terse-but. Sumber data Primer digali melalui Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Selatan beserta jajarannya yang terkait, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan beserta jajarannya yang terkait, Kepala sekolah dan guru Pendidikan Al qur an di Sekolah Dasar Negeri, SMPN dan SMAN yang terdapat di Kalimantan Selatan. 4. Teknik Pengumpulan Data Langkah awal pengumpulan data dilakukan dengan terlebih dahulu melaksanakan pengamatan pendahuluan sebagai persiapan untuk pedoman pengumpulan data lebih lanjut di lapangan. Setelah langkah persiapan telah dianggap cukup, Hilmi Mizani, Studi Implementasi 229 Untuk tingkat SMPN semua sekolah telah menerapkan Perda Pendidikan Al qur an untuk semua tingkatan kelas dengan alokasi waktu 2 jam perminggu. Ada yang sudah menerapkan sejak tahun 2010 tapi ada juga yang baru menerapkan tahun Materi pelajaran sesuai dengan silabus yang disusun oleh TIM Pengembang Kurikulum Kantor Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Selatan yang dilaksanakan guru PAI pada masingmasing SMPN. Sedangkan untuk tingkat SMA maka sekolah telah menerapkan Perda Pendidikan Al qur an. Ada yang sudah menerapkan sejak tahun 2010 tapi ada juga yang baru menerapkan tahun Kebanyakan mereka sekolah menetapkan alokasi waktu 2 jam perminggu, tetapi ada juga SMA yang menetapkan hanya 1 jam perminggu dan hanya diajarkan untuk kelas X dan XI saja.sebagian besar guru yang mengajar berlatar belakang pendidikan S.1 Tarbiyah jurusan PAI, tetapi terdapat juga guru yang berlatar belakang S.1 jurusan Pendidikan Luar Sekolah. Materi pelajaran disusun berdasarkan silabus yang disusun oleh Kantor Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Selatan. 2. Rekomendasi Berdasarkan simpulan tersebut maka penelitian ini merokemendasikan: a. Diperlukan intensifikasi sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pendidikan Al qur an di Kalimantan Selatan, terutama oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kota se Kalimantan Selatan khususnya pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar agar semua SDN menerapkan perda tersebut. b. Untuk sekolah-sekolah yang sudah menerapkan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pendidikan Al qur an mulai tingkat SDN,SMPN dan SMAN, maka fokus pembinaan selanjutnya adalah pada penyusunan bahan ajar untuk guru-guru yang mengajar mata pelajaran Pendidikan Al qur an.

7 pelajaran BTA tidak ada. Hal tersebut terakhir juga dianggap merupakan hal yang sulit di ajarkan oleh guru-guru Pendidikan Al qur an yang mulai menerapkan perda tersebut. Mereka beranggapan pengenalan tajwid seperti tersebut diatas terlalu dini, sementara bacaan murid belum begitu fashih. Salah satu hal yang banyak dikeluhkan oleh guru pengajar mata pelajaran muatan lokal Pendidikan Al qur an adalah tidak adanya buku ajar yang bisa dijadikan pegangan ketika mengajar. Untuk itu memang sudah seharusnya guru menyusun sendiri bahan ajar. Karena pengembangan bahan ajar seharusnya menjadi tanggung jawab guru pemegang mata pelajaran Pendidikan Al qur an. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru, memang selama ini guru belum biasa membuat bahan ajar untuk mata pelajaran PAI yang mereka asuh, karena buku pegangan untuk murid sudah tersedia di-toko-toko buku, sehingga guru tinggal membeli buku tersebut. Karena itu untuk mengatasi masalah tersebut setiap Kecamatan, atau paling tidak setiap Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan membentuk Tim penyusun bahan ajar untuk mata pelajaran muatan lokal Pendidikan Al qur an. F. Penutup 1. Simpulan Berdasarkan uraian pada pembahasan terdahulu, maka dapatlah disimpulkan sebagai berikut: Ada tiga kategori penerapan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pendidikan Al qur an di Kalimantan Selatan di SDN se Kalimantan. Sebagian besar SDN sudah menerapkannya mulai kelas I sampai kelas VI dengan alokasi waktu 2 jam perminggu dengan materi sesuai silabus yang disusun oleh TIM Pengembang Kurikulum Kanwil Diknas Propinsi Kalsel yang dilaksanakan oleh guru PAI pada masing-masing sekolah. Sebagian SDN lainnya baru menerapkan dari kelas I sampai kelas III, dan cukup banyak juga SDN yang masih belum menerapkan Perda No. 3 tahun 2009 tentang Pendidikan Al qur an, karena belum mendapatkan sosialisasi penerapan perda tersebut. Hilmi Mizani, Studi Implementasi 217 termasuk pematangan pedoman observasi dan wawancara, selanjutnya dilakukan pengumpulan data. Data di-kumpulkan menggunakan metode observasi dan wawancara mendalam. 5. Pemeriksaan Keabsahan Data Pemeriksaan keabsahan data dilakukan sebelum dilakukan langkah-langkah penafsiran data, dengan cara triangulasi (cek dan ricek) untuk menguji kebenaran hasil observasi dengan wawancara, reinterview dan melihat konsestensi data dari waktu ke waktu. Kegiatan ini berlangsung selama penelitian, dari pengumpulan data sampai penarikan kesimpulan. 6. Penafsiran Data dan Analisis Data Langkah penafsiran dan analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Jadi selama dilakukan pengamatan yang rinci dan wawancara yang mendalam hingga dilakukan cek dan recik, penafsiran terhadap data yang ada terus dilakukan hingga data dianggap jenuh. Selanjutnya dilakukan penyusunan hasil analisis dengan menggunakan metode induktif ke deduktif secara diskriptif analitik dengan mengkaitkan kepada teori substantive. E. Laporan dan Analisis Hasil Penelitian 1. Impelementasi Perda Propinsi Kalimantan Selatan Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Pendidikan Al qur an Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pendidikan Al qur an di Kalimantan Selatan, efektif dilaksanakan pada 1 Januari Perda terdiri 12 Bab dan 20 pasal yang dimaksudkan sebagai upaya strategis Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan dalam rangka mendorong terwujudnya generasi Islami yang beriman, cerdas dan berakhlak mulia, dan bertujuan agar setiap peserta didik selain dapat membaca dan menulis huruf-huruf Al qur an secara baik dan benar juga fasih, memahami, menghayati serta mengamalkan isi kandungan Al qur an. Adapun sasaran pendidikan Al qur an adalah peserta didik yang beragama Islam pada semua jalur dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. (Pasal 2,3 dan 4).

8 Penyelenggara pendidikan Al qur an dilakukan oleh Pemerintah daerah, yaitu oleh Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Selatan dan Dinas-Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota seluruh Propinasi Kalimantan Selatan pada semua jalur dan jenjang pendidikan formal mulai dari SD, SMP, SMA dan SMK. (Pasal 5 ayat 1 dan 2). Untuk mengimplementasi Perda Pendidikan Al qur an sebagaimana perda tersebut di atas, tidak ada TIM/Panitia khusus baik di Kantor Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan maupun di Kantor-Kantor Dinas Kabupaten/Kota se Kalimantan, tetapi ia menjadi satu dalam Tugas dan Fungsi sebagaimana struktur kelembagaan yang ada pada Kantor Dinas Propinsi Kalimantan Selatan dan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan. Implementasi untuk SMA dimasukkan kedalam tugas Bidang Pendidikan Menengah, sedangkan untuk Sekolah Dasar, dan SMP dimasukkan ke dalam tugas Bidang Pendidikan Dasar. Sesuai pasal 6 ayat 2 maka Pendidikan Al qur an masuk kedalam kategori muatan kurikulum unggulan lokal. Penyusunan materi kurikulum pendidikan Al qur an menjadi wewenang Pemerintah Provinisi Kalimantan Selatan (Pasal 6 ayat 2). Dengan dasar itulah Kantor Dinas Pendidikan Propinsi menyusun Kurikulum Pendidikan Al qur an mulai dari tingkat SD, SMP, SMA dan SMK, yang melibatkan perwakilan guru-guru PAI SD, SMP, SMA dan SMK se Kalimantan Selatan yang tergabung dalam TIM Pengembang Kurikulum Pendidikan Al qur an. Setelah TIM Pengembang Kurikulum Pendidikan Al qur an bekerja dengan intensif akhirnya berhasil menyusun 3 buku yaitu buku Kurikulum, buku Silabus Mata Pelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Al qur an untuk masing-masing tingkat pendidikan. Buku-buku tersebut digandakan dan di kirimkan ke seluruh Kabupaten dan Kota Seluruh Propinsi Kalimantan Selatan. Penyerahan buku kurikulum sekaligus dengan acara sosialisasi penerapan Perda Pendidikan Al qur an di Kabupaten/Kota se Kaimantan Selatan. Walaupun Tim sosialisasi telah melakukan sosialisasi untuk penerapan Perda No. 3 tahun 2009 tentang Pendidikan Al qur an di seluruh Kabupaten dan Kota se Kalimantan Selatan, tetapi tidak semua sekolah yang diikutkan dalam sosialisasi Hilmi Mizani, Studi Implementasi 227 Pendidikan Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan, Kepala Sekolah dan Guru-guru PAI di berbagai tingkat pendidikan. Tidak ada penolakan terhadap perda tersebut, walaupun dalam upaya menerapkannya di sekolah, masing-masing Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota di Kalimantan Selatan menyikapinya beragam. Ada Bupati yang membuat surat edaran ke masing-masing sekolah, ada juga Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten membuat anggaran untuk menyelenggarakan sosialisasi tersendiri disamping dari Dinas Propinsi, tetapi ada juga Kabupaten/Kota yang hanya mengandalkan sosialisasi yang dilakukan Kantor Dinas Propinsi Kalimantan Selatan. Bila kita perhatikan teori tahapan pengembangan kurikulum, maka tahap yang ada sekarang ini adalah tahap Dipusi (penyebaran) pengetahuan dan pengertian tentang Pengembangan Kurikulum di luar lembaga-lembaga pengem-bang kurikulum dan sekaligus tahap implementasi kurikulum yang sedang di kembangkan 7. Walaupun penyebaran pengetahuan tentang kuri-kulum pendidikan Al qur an sudah dilakukan sejak tahun 2010, dan masih bulan Oktober tahun 2011 ini kegitan itu masih berjalan, tetapi masih saja banyak sekolah terutama di tingkat SDN yang masih belum memerima sosialisasi yang dilakukan. Karenanya wajar saja bila masih banyak SDN yang belum menerapkan perda tersebut. Di samping itu selama ini banyak sekolah yang jauh sebelum adanya perda No. 3 tahun 2009, sudah mengajarkan muatan lokal Baca Tulis Al qur an (BTA), sehingga mereka menganggap bahwa dengan mengajarkan BTA sudah termasuk mengajarkan Pendidikan Al qur an. Padahal bila kita cermati kurikulum kedua mata pelajaran itu sangat ber-beda. Salah satu hal yang membedakan dari kedua kurikulum tersebut adalah pada silabus Pendidikan Al qur an (Perda no.3) pada SDN sudah diajarkan ilmu Tajwid seperti Bacaan mad, qalqalah, nun sukun dan tanwin, mim sukun dan waqaf, sewdangkan pada mata 7 Ibid, 61.

9 materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mapel lain, atau terlalu luas substansinya sehingga harus dikembangkan menjadi mata pelajaran tersendiri. Sebagaimana disebutkan dalam Perda Kalimantan Selatan nomor 3 tahun 2009 ditegaskan bahwa Pendidikan Al qur an dimasukkan dalam kategori mata pelajaran muatan lokal (Pasal 6 ayat 1). Mata pelajaran muatan lokal Pendidikan Al qur an yang diperdakan tersebut, merupakan pengejawantahan dari aspirasi masyarakat Kalimantan Selatan yang relegius yang menginginkan agar anak-anak mereka kelak memiliki pengetahuan yang mamadai terhadap Al qur an, sehingga mereka dapat membaca dan menulis huruf-huruf Al qur an secara baik dan benar juga fasih, memahami, menghayati serta mengamalkan isi kandungan Al qur an.( Pasal 3). Kitab Al qur an bagi ummat Islam merupakan petunjuk dalam menjalani kehidupan untuk menjadi manusia yang bertaqwa (Qur an:2:2). Qur an juga menjadi sumber hukum bagi ummat Islam. Disamping itu membaca Al qur an merupakan ibadah dan beberapa bagian dari bacaan shalat adalah Surah dalam Al qur an. Oleh karena itu sangat ironis bila ummat Islam tidak bisa membaca Al qur an. Pendidikan Al qur an sebagai muatan lokal ini juga menjawab permasalahan minimnya waktu belajar untuk Pendidikan Agama Islam di sekolah-sekolah umum mulai dari SD, SMP dan SMA. Dengan ditambahnya belajar muatan lokal Pendidikan Al qur an ini maka jumlah jam pelajaran Agama Islam menjadi 5 jam untuk SD dan 4 jam untuk SMP dan SMA. Karena itulah kebijakan memasukkan pelajaran pendidikan Al qur an di sekolah-sekolah umum merupakan kebijakan yang dilandasi oleh landasan filosofis yang menurut Saylor dan Alexander disebut an expression of values. 6 Oleh karena itulah maka penetapan mata pelajaran muatan lokal Pendidikan Al qur an sebagai mata pelajaran yang wajib di ajarkan oleh sekolah diterima oleh seluruh stake holder sekolah mulai dari pejabat di Kantor Dinas 6 Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, sebagai Substansi Problem Admininstrasi Pendidikan, Bina Aksara, Jakarta, 1986, h. 47. Hilmi Mizani, Studi Implementasi 219 tersebut. Beberapa kabupaten sudah melaksanakan sendiri sosialisasi sehingga seluruh sekolah mendapat sosialisasi. Bahkan ada kabupaten yang membuat surat edaran dari Bupati keseluruh sekolah mulai SDN, SMPN dan SMAN supaya mengimplementasikan perda tersebut, tetapi terdapat juga Kabupaten yang tidak seluruh sekolah yang mendapatkan sosialisasi penerapan perda tersebut, khususnya pada SDN. Acara sosialisasi disertai dengan pembagian buku kurikulum, buku silabus dan RPP mata pelajaran Pendidikan Al qur an. Pada sebagian besar Kabupaten dan Kota se Kalimantan Selatan SDN, SMPN dan SMAN telah mendapatkan buku kurikulum tersebut selengkapnya (3 buku), tetapi ada ju ga kabupaten yang sampai hari ini sekolah mereka belum menerima kurikulum Pendidikan Al qur an dimaksud. Sekolah yang belum mendapatkan buku kurikulum tersebut adalah pada sebagian SDN di Kabupaten di Kabupaten Banjar. Bahkan kegiatan sosialisasi penerapan perda tersebut baru saja dilaksanakan pada tanggal 5-7 Oktober 2011 yang dihadiri perwakilan sekolah yaitu 1 kecamatan 1 orang guru. a. Pendidikan Al Qur an di SDN se Kalimantan Selatan Penerapan Pendidikan Al qur an sebagai muatan lokal di SDN Se Kalimantan Selatan cukup bervariasi, adapun variasinya terdiri: 1) Ada sebagian SDN yang sudah menerapkan seluruh kelas dengan menyajikan mata pelajaran Muatan Lokal yang berisi Pendidikan al qur an sejak tahun 2010, setelah mereka mendapatkan sosialisasi baik dari Kantor Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Selatan, maupun dari Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten masing-masing sekolah. Alokasi waktu untuk tiap kelas adalah 2 jam perminggu. Silabus, RPP dan buku yang digunakan adalah silabus, RPP dan buku yang dibagikan ke masing-masing sekolah oleh Kantor Dinas Propinsi Kalimantan Selatan. Guru yang mengajarkan muatan lokal Pendidikan Al qur an adalah guru Pendidikan Agama Islam di SDN masing-masing, yang sekaligus menjadi beban

10 mengajar guru yang dituntut sebanyak 24 jam perminggu. Oleh karena ia menjadi pemenuhan jam wajib guru maka penambahan tugas sebagai pengajar mata pelajaran muatan lokal pendidikan Al qur an tidak mendapat insentif/honor dari sekolah. Metode pembelajaran yang dipakai adalah metode ceramah, metode drill, dan penugasan, serta Tanya jawab. Sedangkan media yang dipakai adalah buku pelajaran pendidikan al Qur an, CD lagu-lagu Al qur an, dan buku Iqra. Adapun evaluasi pembelajaran dilaksanakan ada yang mengikutkan dalam evaluasi sumatif yang diselenggarakan sekolah, tetapi ada juga yang menye-lenggarakan ulangan tersendiri, karena tesnya dilaksanakan dalam bentuk praktek membaca Al qur an. 2) Pendidikan Al qur an dengan mata pelajaran muatan lokal dapat dilaksanan pada sebagian sebagian kelas saja. Hal ini karena pelajaran muatan lokal sudah di isi dengan materi Bahasa Inggris dan Bahasa Arab untuk kelas III sampai kelas VI dan materi membaca Al qur an dengan menggunakan metode Iqra. Sekolah sudah mendapat sosialisasi penerapan Perda 3 tahun 2009 tentang Pendidikan Al qur an yang disampaikan oleh Pejabat UPT Dinas Pendidikan Banjarmasin Timur dan dari Kasi Mapenda Kantor Departemen Agama Kota Banjarmasin pada acara KKG PAI (Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam). 3) Sekolah Dasar belum mengimplementasikan/menerapkan Perda No. 3 tahun 2009 tentang Pendidikan Al qur an. Hal ini didapati pada sekolah dasar yang ada di Kabupaten Banjar. Bahkan sekolah belum menerima sosialisasi perda tersebut, baik sosialisasi oleh Kantor Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Selatan, maupun sosialisasi dari Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar. Demikian pula tidak ada surat edaran dan tidak ada dibagikan buku Kurikulum, Silabus dan RPP mata pelajaran Pendidikan Al qur an yang dibuat oleh TIM Pengembang Kurikulum tingkat Propinsi Kalimantan Selatan. Baik pada SDN yang sudah mengajarkan Pendidikan Al qur an secara penuh mulai kelas I sampai kelas VI, maupun yang baru menerapkan untuk beberapa kelas mereka sudah Hilmi Mizani, Studi Implementasi 225 Sebagian kecil yang lainnya berstatus guru honor. Mereka tidak mendapat insentif tambahan dari penambahan jam mengajar tersebut, karena tambahan jam tersebut menjadi tambahan bagi kewajiban guru yang dituntut minimal mengajar 24 jam perminggu. Metode yang dipakai guru adalah metode ceramah, drill, penugasan dan lain-lain. Sedangkan bahan pembelajaran dibikin sendiri oleh guru masing-masing dengan mengambil dari berbagai sumber. Sedangkan buku bahan ajar baru ada untuk kelas X yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Selatan. Karena itulah bahan ajar untuk kelas XI dan XII di kembangkan oleh masing-masing guru dengan mengacu pada Silabus yang di buat oleh Tim Pengembang Kurikulum kantor Dinas Propinsi Kalimantan Selatan. Tetapi semua bahan ajar yang dibuat guru belum ada yang berbentuk buku, sehingga pada saat pembelajaran berlangsung materi disalinkan, atau dipoto copikan untuk siswa. Sebagian guru merasa ada kesulitan mengembangkan sendiri bahan ajar dan berharap agar bahan ajar tersebut dibuatkan oleh Tim ahli. Terhadap bahan ajar materi pelajaran muatan lokal Pendidkan Al qur an yang diterbitkan oleh Kantor Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Selatan hanya sifatnya stimulan dan itupun hanya untuk kelas X SMA, dan tidak ada lagi pembuatan buku bahan ajar. Sedangkan evaluasi dilaksanakan dengan teknik tes tertulis, tes lisan dan unjuk kerja dalam bentuk hapalan. Tes yang dilaksanakan meliputi tes formatif dan tes sumatif. Tes sumatif dilaksanakan bersamaan dengan ulangan umum yang dilaksanakan di sekolah masing-masing. B. Analisis Hasil Penelitian Dalam pedoman pengembangan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) disebutkan muatan lokal adalah kegiatan kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sesuai dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah. Substansi yang akan dikembangkan,

11 tentang Pendidikan Al qur an. Sebagian kepala SMA atau wakil kepala SMA atau guru Pendidikan Agama Islam mengikuti sosialisasi yang diselenggarakan oleh Kantor Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Selatan di Banjarmasin atau sosialisasi yang diselenggarakan di Kabupaten/Kota yang ada di Kalimantan Selatan. Semua SMAN di Kalimantan Selatan dalam mengimplementasi Pendidikan Al qur an memasukkannya kedalam mata pelajaran muatan lokal dengan alokasi waktu 2 jam perminggu. Jadi tidak menamainya menjadi mata pelajaran Pendidikan Al qur an. Walaupun demikian seluruh isi muatan lokal yang diajarkan adalah bermuatan Pendidikan Al qur an. Hal ini terlihat dari kurikulum yang dipakai guru pengajaran muatan lokal Pendidikan Al qur an. Kurikulum tersebut disusun oleh TIM Pengembang Silabus yang dibentuk oleh Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Selatan yang anggotanya terdiri dari perwakilan guru-guru PAI se Kalimantan Selatan Adapun isi kurikulum muatan lokal Pendidikan Al qur an adalah: 1) Tujuan. Tujuan pembelajaran Pendidikan Al qur an adalah agar setiap peserta didik selain dapat membaca dan menulis huruf-huruf Al qur an secara baik dan benar juga fasih, memahami, menghayati serta mengamalkan isi kandungan Al qur an. 2) Ruang lingkup capaian. Ruang lingkup capaian mata pelajaran Pendidikan Al qur an adalah: a) Siswa mampu membaca dengan baik dan benar b) Siswa mampu menulis ayat-ayat/surah pilihan. c) Siswa mampu menghafal surah-surah/ ayat-ayat pilihan. d) Siswa mampu memahami, menghayati dan mengamalkan isi kandungan surah/ayat pilihan. Sebagian besar guru yang mengajar mata pelajaran muatan lokal Pendidikan Al qur an tersebut adalah guru Pendidikan Agama Islam yang berlatar belakang pendidikan S.1 Fakultas Tarbiyah jurusan PAI, dan sebagian yang lainnya berijazah S.1 Tarbiyah jurusan Bahasa Arab, STKIP jurusan Pendidikan Luar Sekolah. Kebanyakan guru yang mengajarkan mata pelajaran Pendidikan Al qur an adalah guru yang berstatus pegawai negeri. Hilmi Mizani, Studi Implementasi 221 menerapkan kurikulum yang disusun oleh TIM penyusun Kurikulum yang dibentuk oleh Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan. Selengkapnya kurikulum PAI yang dipakai adalah sebagai berikut: a) Tujuan. Tujuan pembelajaran pendidikan Al qur an adalah agar setiap peserta didik selain dapat membaca dan menulis huruf-huruf Al qur an secara baik dan benar juga fasih, memahami, menghayati serta mengamalkan isi kandungan Al qur an. b) Ruang lingkup. Secara umum ruang lingkup pencapaian mata pelajaran muatan lokal Pendidikan Al qur an untuk SD adalah: (1) Untuk SD Kelas 1 3 adalah siswa mampu mengenal huruf-huruf hijaiyah (Al qur an), dan siswa mampu membaca Al qur an dengan baik dan benar. (2) Untuk SD Kelas 4 6 adalah: Siswa mampu membaca Al qur an dengan baik dan benar. Siswa mampu menulis huruf-huruf hijaiyyah, Siswa mampu mengenal ilmu tajwid. Silabus disusun dirinci kedalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Al qur an SD. Pada sekolah dasar yang sudah menerapkan Pendidikan Al qur an melaksanakan pembelajaran mata pelajaran tersebut dengan alokasi waktu 2 jam per-minggu. Seluruh guru yang mengajar mata pelajaran Pendidikan al Qur an tersebut adalah guru Pendidikan Agama Islam yang berlatar belakang pendidikan S.1 Fakultas Tarbiyah jurusan PAI, dan sebagian yang lainnya berijazah D.II PAI. Kebanyakan guru yang mengajarkan mata pelajaran Pendidikan Al qur an adalah guru yang berstatus pegawai negeri. Sebagian kecil yang lainnya berstatus guru honor. Mereka tidak mendapat insentif tambahan dari penambahan jam mengajar tersebut, karena tambahan jam tersebut menjadi tambahan bagi kewajiban guru yang dituntut minimal mengajar 24 jam perminggu.

12 Bahan pembelajaran dibikin sendiri oleh guru masingmasing dengan mengambil dari berbagai sumber. Sedangkan buku ajar untuk murid belum ada dan tidak ada dijual dipasar atau ditoko-toko buku. Sedangkan evaluasi dilaksanakan dengan teknik tes tertulis, tes lisan dan unjuk kerja dalam bentuk hapalan. Tes yang dilaksanakan meliputi tes formatif dan tes sumatif. Tes sumatif dilaksanakan bersamaan dengan ulangan umum yang dilaksanakan di sekolah masing-masing. b. Pendidikan Al qur an di SMPN se Kalimantan Selatan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa seluruh SMPN di Kalimantan telah mengajarkan mata pelajaran muatan lokal Pendidikan Al qur an. Ada yang sudah menerapkan mulai di tahun 2010, ada juga yang mulai menerapkan sejak tahun 2011 ini. Baik yang mulai menerapkan tahun 2010 maupun yang menerapkan 2011 maka mata pelajaran Pendidikan Al qur an di ajarkan untuk semua tingkatan kelas yaitu kelas VII, kelas VIII dan kelas IX. Mereka mulai mengajarkan Pendidikan Al qur an setelah sekolah mendapat sosialisasi penerapan Perda No. 3 tahun 2009, baik yang dilaksanakan oleh Kantor Dinas Propinsi Kalimantan Selatan, maupun Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota masing-masing sekolah berada. Mata pelajaran muatan lokal Pendidikan Al qur an di ajarkan di SMPN sebanyak 2 jam pelajaran setiap minggu dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai dengan buku kurikulum dan buku silabus yang disusun oleh Tim Pengembang Kurikulum Pendidikan Al qur an dari Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Selatan. Demikian pula RPP yang digunakan adalah RPP yang juga disusun oleh Tim Pengembang Kurikulum Pendidikan Al qur an dari Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Selatan. Sedangkan bahan ajar disusun oleh masing-masing guru mata pelajaran Pendidikan Al qur an. Seluruh SMPN mengajarkan mata pelajaran muatan lokal Pendidikan Al qur an dengan alokasi waktu 2 jam perminggu. Sebagian besar guru yang mengajar mata pelajaran muatan lokal Pendidikan Al qur an tersebut adalah guru Pendidikan Agama Islam yang berlatar belakang pendidikan S.1 Fakultas Tarbiyah Hilmi Mizani, Studi Implementasi 223 jurusan PAI, dan sebagian yang lainnya berijazah S.1 STKIP jurusan Bahasa Indonesia dan D.II PAI. Kebanyakan guru yang mengajarkan mata pelajaran Pendidikan Al qur an adalah guru yang berstatus pegawai negeri. Sebagian kecil yang lainnya berstatus guru honor. Mereka tidak mendapat insentif tambahan dari penambahan jam mengajar tersebut, karena tambahan jam tersebut menjadi tambahan bagi kewajiban guru yang dituntut minimal mengajar 24 jam perminggu. Metode yang dipakai guru adalah metode ceramah, drill, penugasan dan lain-lain. Sedangkan bahan pembelajaran dibikin sendiri oleh guru masing-masing dengan mengambil dari berbagai sumber. Sedangkan buku ajar untuk murid belum ada dan tidak ada dijual dipasar atau ditoko-toko buku. Sedangkan evaluasi dilaksanakan dengan teknik tes tertulis, tes lisan dan unjuk kerja dalam bentuk hapalan. Tes yang dilaksanakan meliputi tes formatif dan tes sumatif. Tes sumatif dilaksanakan bersmaan dengan ulangan umum yang dilaksanakan di sekolah masing-masing. c. Pendidikan Al qur an di SMAN se Kalimantan Selatan Berdasarkan hasil penelitian, semua SMA Negeri se Kalimantan Selatan telah menerapkan Pendidikan Al qur an. Ada yang sudah memulai tahun 2010 dan ada juga yang baru mulai pada tahun Sebagian besar mengajarkannya mulai kelas X,XI, dan XII. Tetapi terdapat juga SMA yang hanya mengajarkan Pendidikan Al qur an hanya dikelas X dan XI. Sedangkan untuk kelas XII tidak diajarkan, karena waktu jam pelajaran digunakan untuk mengajarkan mata pelajaran materi Ujian Nasional. Tidak ada tim khusus yang menangani penerapan perda tersebut di sekolah, karena sudah menjadi bagian dari tugas wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan pengajarnya langsung ditunjuk guru Pendidikan Agama Islam. Proses penerapannya adalah kepala SMA atau wakil kepala SMA atau guru Pendidikan Agama Islam mengikuti sosialisasi Perda No. 3 tahun 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau pondok pesantren pada prinsipnya dalam rangka menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditanamkan agar iman dan taqwa menjadi tumpuan harapan bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang ditanamkan agar iman dan taqwa menjadi tumpuan harapan bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa yang aktif dan kreatif merupakan pembekalan ilmu pengetahuan yang ditanamkan agar iman dan taqwa menjadi tumpuan harapan bagi pengembang individu-individu terdidik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 DAN DOKUMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AL-QUR AN

BAB IV ANALISIS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 DAN DOKUMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AL-QUR AN BAB IV ANALISIS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 DAN DOKUMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AL-QUR AN A. Tujuan Pendidikan Al-Qur an Dalam penjelasan umum Peraturan Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan dalam mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran wajib di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran wajib di sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran wajib di sekolah memiliki peran yang strategis dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Al- Qur an dirumuskan sebagai kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia. dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia. dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah dan penegasan judul Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan dalam mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik

Lebih terperinci

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BACA TULIS AL-QURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG BACA TULIS AL QUR AN BAGI PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB BACA TULIS AL-QUR AN

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB BACA TULIS AL-QUR AN SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang :

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA-TULIS AL-QUR`AN BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN SETDA KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saw. yang mengandung petunjuk bagi manusia, Alquran diturunkan untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Saw. yang mengandung petunjuk bagi manusia, Alquran diturunkan untuk menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran merupakan kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. yang mengandung petunjuk bagi manusia, Alquran diturunkan untuk menjadi pegangan hidup

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik dalam keluarga,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI GARUT, : a. bahwa sehubungan telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses terhadap anak didik berlangsung terus sampai anak didik mencapai pribadi dewasa susila. Proses ini berlangsung dalam jangka

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT PANDAI BACA TULIS HURUF AL- QUR AN BAGI MURID SD, SISWA, SLTP, SLTA, DAN CALON PENGANTEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT PANDAI BACA TULIS HURUF AL- QUR AN BAGI MURID SD, SISWA, SLTP, SLTA, DAN CALON PENGANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2007 TENTANG PANDAI BACA TULIS HURUF AL- QUR AN BAGI MURID SD, SISWA, SLTP, SLTA, DAN CALON PENGANTEN BUPATI PASAMAN BARAT Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN AL-QUR AN DI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan masalah masalah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2003 NOMOR 06 SERI C NOMOR 03

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2003 NOMOR 06 SERI C NOMOR 03 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2003 NOMOR 06 SERI C NOMOR 03 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 06 TAHUN 2003 TENTANG PANDAI BACA AL-QUR AN BAGI SISWA DAN CALON PENGANTIN DALAM KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Nomor 03 Tahun 2009 tentang Pendidikan Al-Qur an, yaitu: a. Dasar kurikulum Pendidikan Al-Qur an dari Peraturan Daerah

BAB V PENUTUP. Nomor 03 Tahun 2009 tentang Pendidikan Al-Qur an, yaitu: a. Dasar kurikulum Pendidikan Al-Qur an dari Peraturan Daerah BAB V PENUTUP A. Simpulan 1. Gagasan kurikulum pada Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 03 Tahun 2009 tentang Pendidikan Al-Qur an, yaitu: a. Dasar kurikulum Pendidikan Al-Qur an dari Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2006), hlm Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2006), hlm Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah telah menurunkan al-qur an sebagai kitab akhir zaman. Ia adalah sumber agama Islam pertama dan utama. 1 Al- Qur an merupakan Kalamullah yang diturunkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran sebagai kitab suci umat Islam yang merupakan sumber utama dan pertama ajaran Islam, menjadi petunjuk kehidupan umat manusia diturunkan Allah swt. kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan kemajuan zaman yang semakin cepat, pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota masyarakat,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BEKASI, Menimbang : a. bahwa pendidikan nasional berfungsi

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1435 H

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1435 H KESIAPAN SMP NEGERI 3 KARANG BARU DALAM MENGHADAPI KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan Oleh : ULFATUL HASANAH Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Program Strata Satu (S-1) Jurusan/Prodi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan keyakinan orang mukmin dan penegasan Allah SWT, Islam adalah satu-satunya agama yang diridhai Allah dan diperintahkan kepada manusia untuk memeluknya.

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1 SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG KEWAJIBAN MAMPU BACA TULIS AL-QUR AN DAN MELAKSANAKAN SHALAT FARDLU BAGI SISWA YANG BERAGAMA ISLAM Menimbang : a. DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 10 TAHUN 2013 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan pertama (usia 0-12 tahun). Masa ini merupakan masa yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan pertama (usia 0-12 tahun). Masa ini merupakan masa yang BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah Pendidikan merupakan interaksi antara orang dewasa dengan orang yang belum dapat menunjang perkembangan manusia yang berorientasikan pada nilainilai dan pelestarian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL QUR'AN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL QUR'AN BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL QUR'AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU, Menimbang

Lebih terperinci

P E R A T U R A N D A E R A H

P E R A T U R A N D A E R A H LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2005 NOMOR 35 SERI E NOMOR SERI 6 P E R A T U R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 21 TAHUN 2005 TENTANG KETENTUAN KHATAM AL QUR AN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan dan diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas.hampir semua orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah kenyataan yang memprihatinkan, yang terjadi dikalangan anak didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas, mempunyai

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN (TPA)

QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN (TPA) QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN (TPA) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI SIMEULUE Menimbang : Mengingat :

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 7 TAHUN 2011 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH DAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN DI KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.232,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya, Nabi mulia Muhammad SAW. Kitab suci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya, Nabi mulia Muhammad SAW. Kitab suci BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam adalah salah satu dari empat kitab suci yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya, Nabi mulia Muhammad SAW. Kitab suci

Lebih terperinci

Mandiri dan Berprestasi yang Madani maka untuk terwujudnya

Mandiri dan Berprestasi yang Madani maka untuk terwujudnya PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PANDAI BACA DAN TULIS HURUF AL QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : a. Bahwa Al Qur an adalah Kitab Suci yang diturunkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang berminat mendaftarkan putra-putrinya pada lembaga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang berminat mendaftarkan putra-putrinya pada lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi Qur ani menjadi target yang sangat digemari masyarakat dalam era globalisasi saat ini. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang berminat

Lebih terperinci

قال رسول صلي اللھ عليھ وسلن الذى يقزأ القزان وھوبھ

قال رسول صلي اللھ عليھ وسلن الذى يقزأ القزان وھوبھ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif,alquran di rumuskan sebagai kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi

BAB I PENDAHULUAN. perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah pendidikan, proses belajar memegang peranan yang sangat vital. Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang. Perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dalam rangka membimbing siswa kearah yang lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan cara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 11 TAHUN 2013 TENTANG BEBAS AKSARA AL QUR AN PADA SATUAN PENDIDIKAN DASAR KHUSUSNYA BAGI SISWA YANG BERAGAMA ISLAM DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Saw sebagai rahmat dan petunjuk bagi kehidupan manusia. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Saw sebagai rahmat dan petunjuk bagi kehidupan manusia. Bagi A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Alquran adalah kitab suci yang diwahyukan Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw sebagai rahmat dan petunjuk bagi kehidupan manusia. Bagi ummat Islam Alquran merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Agama adalah wahyu yang diturunkan Allah untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi

BAB 1 PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Manajemen adalah sebuah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi dengan

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana pemenuhan kebutuhan manusia yang beragam dan selalu berubah sesuai tuntutan zaman. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah suatu proses kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Hampir semua orang akan dikenai pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PENDIDIKAN AL-QUR'AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PENDIDIKAN AL-QUR'AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PENDIDIKAN AL-QUR'AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang : a. bahwa AI-Qur'an adalah kitab suci yang

Lebih terperinci

BAB I. Pendidikan secara historis maupun filosofis telah ikut mewarnai dan

BAB I. Pendidikan secara historis maupun filosofis telah ikut mewarnai dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara historis maupun filosofis telah ikut mewarnai dan menjadikan sebagai landasan moral dan etik dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN IMPLEMENTASI MUATAN LOKAL BACA TULIS AL-QURAN BAGI PESERTA DIDIK YANG BERAGAMA ISLAM PADA SATUAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2010 T E N T A N G PENDIDIKAN AL QUR AN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2010 T E N T A N G PENDIDIKAN AL QUR AN LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2010 T E N T A N G PENDIDIKAN AL QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAWAHLUNTO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Hal itu disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap. perkembangan manusia, pendidikan berkaitan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Hal itu disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap. perkembangan manusia, pendidikan berkaitan langsung dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan sangat ditentukan oleh perkembangan dunia pendidikan, di mana pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam keseluruhan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2009 SERI E.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH AWWALIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf.

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan merupakan dasar dalam membentuk seorang anak agar lebih dapat mengenal tentang pembelajaran yang dipelajarinya di sekolah. Pada proses belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, terkandung

BAB I PENDAHULUAN. ajaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, terkandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul 1. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama sempurna yang berasal dari Allah SWT. Di dalam ajaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai kebahagiaan hidup yang lebih baik dan sempurna. sendiri, untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai kebahagiaan hidup yang lebih baik dan sempurna. sendiri, untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama mempunyai peranan penting di dalam kehidupan manusia di dunia ini, sebagai pedoman, pembimbing dan pendorong dalam diri manusia untuk mencapai kebahagiaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mempunyai pedoman ajaran yag sempurna dan rahmat bagi seluruh alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- Qur an merupakan kitab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup dibawah naungan Al-Qur an adalah suatu nikmat yang luar biasa yang tidak dapat diketahui oleh semua orang, kecuali orang yang bisa merasakannya. Begitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan segi pendidikan yang utama yang mendasari semua segi pendidikan lainnya. Betapa pentingnya pendidikan agama itu bagi setiap warga

Lebih terperinci

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DAN PESANTREN

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DAN PESANTREN BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DAN PESANTREN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANGANDARAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah kalam Allah yang menjadi mukjizat, diturunkan kepada Nabi sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril, tertulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zulkarnain, Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2008, hal.14 2

BAB I PENDAHULUAN. Zulkarnain, Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2008, hal.14 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang diperintahkan Allah SWT kepada manusia untuk memeluknya secara utuh dan menyeluruh. Ajaran Islam ini diperuntukan bagi manusia sebagai

Lebih terperinci

(Kurikulum riil LPA, Tuntutan dan kebutuhan masyarakat, faktor pendukung/

(Kurikulum riil LPA, Tuntutan dan kebutuhan masyarakat, faktor pendukung/ BABV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan Berdasarkan pembahasan, analisis dan uraian mengenai penelitian pendahuluan (Kurikulum riil LPA, Tuntutan dan kebutuhan masyarakat, faktor pendukung/ penghambat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang RI No 14 Tahun 2005 menyatakan, Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting untuk pembangunan nasional dalam bidang pendidikan dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2009 SERI E.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG TAMAN KANAK-KANAK AL-QUR AN, TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN DAN TA LIMUL QUR AN LIL

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan manusia, karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan suatu alat untuk menilai efektifitas metode mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan suatu alat untuk menilai efektifitas metode mengajar, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evaluasi merupakan suatu alat untuk menilai efektifitas metode mengajar, materi yang diajarkan, dan penggunaan alat pengajaran apakah sesuai atau tidak serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan Undang-undang RI.No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan Undang-undang RI.No. 20 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama yang sangat berperan dalam upaya menciptakan dan meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat dan petunjuk bagi kehidupan manusia. diwajibkan untuk mempelajari mendalami serta mengamalkannya.

BAB I PENDAHULUAN. Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat dan petunjuk bagi kehidupan manusia. diwajibkan untuk mempelajari mendalami serta mengamalkannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kitab suci yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat dan petunjuk bagi kehidupan manusia. Bagi ummat Islam Al-Qu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern. Globalisasi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 11 TAHUN : 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat kita pungkiri bahwa masih banyak anak-anak kita yang belum dapat

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat kita pungkiri bahwa masih banyak anak-anak kita yang belum dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang wajib dilaksanakan semua manusia, baik itu pendidikan formal maupun non formal. Di negara kita sendiri yakni Indonesia pendidikan

Lebih terperinci

PANDUAN BELAJAR CARA MEMBACA AL-QUR AN (TAJWID) BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8

PANDUAN BELAJAR CARA MEMBACA AL-QUR AN (TAJWID) BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TUGAS AKHIR PANDUAN BELAJAR CARA MEMBACA AL-QUR AN (TAJWID) BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 (Studi Kasus : Pondok Pesantren Modern Assalaam Surakarta) Diajukan Guna Memenuhi Syarat dalam Menyelesaikan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pembangunan mental dan pendidikan moral. Jika kita mempelajari pendidikan agama, maka moral merupakan sesuatu

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN WAJIB BELAJAR DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah diuraikan pada BAB IV, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi kurikulum khusus keagamaan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran dirumuskan sebagai kalam Allah Swt yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan kemajuan peradaban. Kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat dilihat dari lembaga-lembaga pendidikannya

Lebih terperinci

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KEWAJIBAN BACA TULIS HURUF AL-QUR AN BAGI MASYARAKAT YANG BERAGAMA ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA GORONTALO,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 15 TAHUN 2005 T E N T A N G GERAKAN BEBAS BUTA AKSARA DAN PANDAI BACA ALQURAN DALAM WILAYAH KABUPATEN MAROS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 15 TAHUN 2005 T E N T A N G GERAKAN BEBAS BUTA AKSARA DAN PANDAI BACA ALQURAN DALAM WILAYAH KABUPATEN MAROS SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 15 TAHUN 2005 T E N T A N G GERAKAN BEBAS BUTA AKSARA DAN PANDAI BACA ALQURAN DALAM WILAYAH KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Karena penulis memang terjun ke lapangan secara langsung, untuk memetik hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju suatu masyarakat, semakin dirasakan pentingnya sekolah. para siswa yang memiliki kecenderungan untuk meniru.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju suatu masyarakat, semakin dirasakan pentingnya sekolah. para siswa yang memiliki kecenderungan untuk meniru. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya, pendidikan merupakan usaha sadar manusia dalam mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Mata Pelajaran : Al-Qur an Hadis Kelas : I (Satu) Semester : Ganjil SILABUS PEMBELAJARAN Kompetensi Inti : KI-1 KI-2 KI-3 KI-4 : Menerima dan menjalankan ajaran

Lebih terperinci

MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SALMAN AL-FARISI BANDUNG

MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SALMAN AL-FARISI BANDUNG MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SALMAN AL-FARISI BANDUNG Sandra Mila Erlanda,* Syahidin, Edi Suresman Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan selalu berkenaan dengan upaya pembinaan manusia, sehingga keberhasilan pendidikan sangat tergantung

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 19 TAHUN 2012 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 19 TAHUN 2012 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 19 TAHUN 2012 T E N T A N G WAJIB BELAJAR MEMBACA AL QUR AN BAGI PELAJAR BERAGAMA ISLAM DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

:a'. Islami (GERBANGSALAM) sangat mendorong. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

:a'. Islami (GERBANGSALAM) sangat mendorong. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR 4 TAHUN 2OL4 TENTANG KETERAMPIL/IN MEMBACA AL-QUR'AIT BAGI PESERTA DIDIK BERAGAMA ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2

BAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kitab Tuhfatul Athfal merupakan salah satu kitab yang berisi tentang tajwid al-qur an yang digunakan sebagai sarana pembelajaran bagi santri yang sedang mengkaji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. berdiri sendiri. Untuk itu individu perlu diberi berbagai kemampuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. berdiri sendiri. Untuk itu individu perlu diberi berbagai kemampuan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan berusaha mengembangkan potensi individu agar mampu berdiri sendiri. Untuk itu individu perlu diberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Putra, 2012), hlm Fatah Syukur, Sejarah Pendidikan Islam, (Semarang: Pustaka Rizki

BAB I PENDAHULUAN. Putra, 2012), hlm Fatah Syukur, Sejarah Pendidikan Islam, (Semarang: Pustaka Rizki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam merupakan suatu proses bimbingan dari pendidik terhadap perkembangan jasmani, rohani, dan akal peserta didik ke arah terbentuknya pribadi muslim

Lebih terperinci

PROVINSI DAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013

PROVINSI DAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013 LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 2650 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN AMAL BHAKTI BIDANG PENDIDIKAN AGAMA DAN KEAGAMAAN BAGI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI DAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam memandang pendidikan dan pengajaran adalah sebuah perintah yang sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah pengikutnya untuk

Lebih terperinci