ROSALINA Anggota: RIA NELLY SARI AZWIR NASIR Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ROSALINA Anggota: RIA NELLY SARI AZWIR NASIR Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRACT"

Transkripsi

1 PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN (BUDGETARY SLACK) DENGAN INFORMASI ASIMETRI, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris pada Pemerintah Kota Dumai) ROSALINA Anggota: RIA NELLY SARI AZWIR NASIR Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRACT This study aimed to determine (1) the effect of budgetary participation on budgetary slack in the preparation of the budget, (2) the effect of information asymmetry on the relationship between budgetary participation and the budgetary slack, (3) the effect of employees-oriented leadership style on the relationship between budgetary participation and the budgetary slack, and (4) the effect of organizational commitment on the relationship between budgetary participation and the budgetary slack. The subjects of this study are middle and lower managers in 32 institutions in the District Government of Dumai. The data was collected by distributing questionnaires to 128 respondents, but only 56 respondents who fill out the questionnaires. The analysis tool used is Multiple Regression using SPSS program version The result show that budgetary participation has positive and significant effect on budgetary slack. Furthermore, organizational commitment has significant negative relationship with budgetary participation and the budgetary slack. The data of this study failed to support the mediating rate of information asymmetry and employees-oriented leadership style on the relationship between budgetary participation and the budgetary slack. Keywords: budgetary participation, information asymmetry, leadership style, organizational commitment, and budgetary slack. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Anggaran merupakan salah satu elemen penting dalam sistem pengendalian pemerintah. Anggaran merupakan perencanaan keuangan untuk masa depan yang memuat tujuan serta tindakantindakan yang akan ditempuh dalam mengalokasikan keterbatasan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan tertentu. Wujud dari penyelenggaraan otonomi daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dilakukan secara ekonomis, efisien, efektif, adil, dan merata dalam pencapaian akuntabilitas publik (Mardiasmo, 2002). Anggaran pada sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik dalam hal otonomi daerah. Hal inilah yang menjadi perbedaan antara anggaran sektor publik dengan anggaran sektor swasta karena tidak berhubungan dengan pengalokasian dana publik. Anggaran sektor publik penting karena beberapa alasan, yaitu karena anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan sosial-ekonomi, menjamin kesinambungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Disamping itu, anggaran juga 1

2 diperlukan karena adanya masalah keterbatasan sumber daya sedangkan keinginan masyarakat tidak terbatas dan terus berkembang, dan anggaran juga diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab terhadap rakyat. Penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran melibatkan beberapa pihak manajemen tingkat atas (top level management) sampai manajemen tingkat bawah (lower level management). Ada dua metode partisipasi yang dapat dilakukan dalam proses penyusunan anggaran, yaitu dengan metode topdown dan bottom-up. Metode bottom-up adalah metode penyusunan anggaran yang dilakukan oleh manajemen level bawah kemudian dilanjutkan oleh manajemen level menengah dan disahkan oleh manajemen level atas. Sedangkan metode top-down adalah metode penyusunan anggaran yang hampir seluruhnya dilakukan oleh manajemen level atas, sedangkan manajemen level menengah dan bawah hanya melaksanakan anggaran saja. Lahirnya kebijakan otonomi daerah membawa perubahan pada proses penyusunan anggaran daerah. Proses penyusunan anggaran yang sebelumnya bersifat sentralistis dan top-down diubah menjadi sistem anggaran partisipatif (bottom-up/participative budget) (Mahmudi, 2010). Artinya, bawahan pada level tertentu ikut serta dalam pengajuan anggaran. Proses penyusunan anggaran pada pendekatan partisipatif menekankan pada keikutsertaan bawahan dalam pengajuan anggaran, dengan mengacu pada kebijakan pembangunan pemerintah pusat (Mardiasmo, 2002). Partisipasi penyusunan anggaran diperlukan agar anggaran yang dibuat sesuai dengan realita yang ada di lapangan. Selain itu, partisipasi anggaran bertujuan untuk menciptakan suatu anggaran yang lebih objektif, karena diharapkan anggaran yang disusun sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas yang dimiliki oleh setiap divisi. Masalah yang sering muncul dari adanya keterlibatan manajer tingkat bawah/menengah dalam penyusunan anggaran adalah terciptanya senjangan anggaran (Merchant, 1981 dalam Chiristina, 2009). Banyak pembuat anggaran cenderung untuk menganggarkan pendapatan yang lebih rendah dan pengeluaran yang lebih tinggi dari estimasi terbaik yang diajukan. Oleh karena itu, anggaran yang dihasilkan adalah target yang lebih mudah bagi mereka untuk dicapai. Perbedaan antara jumlah anggaran dan estimasi terbaik ini dikenal dengan istilah senjangan anggaran (budgetary slack) (Bastian, 2005). Halim dan Abdullah (2008) mengemukakan bahwa di pemerintah daerah kemungkinan terciptanya senjangan anggaran cukup besar. Kegiatan penganggaran (mulai dari klasifikasi belanja, penentuan standar biaya, sampai dengan jumlah anggaran yang harus disediakan) melibatkan seluruh pelaksana yang ada di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai kumpulan dari anggaran banyak satuan kerja (dinas, badan, kantor, dan sekretariat) sangat tergantung pada kebutuhan di setiap satuan kerja. Kebutuhan di setiap satuan kerja berbeda-beda, perbedaan kepentingan menimbulkan konflik yang sangat kompleks. Senjangan anggaran akan terjadi ketika sebagian besar penentuan alokasi kegiatan (proyek) diatur berdasarkan kepentingan politik. Senjangan anggaran pada pemerintah daerah terjadi karena adanya perilaku oportunistik di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Perilaku oportunistik tersebut meliputi mengusulkan kegiatan yang sesungguhnya tidak menjadi prioritas, mengusulkan kegiatan yang memiliki lucrative opportunities (peluang untuk mendapatkan keuntungan pribadi) yang besar, mengalokasikan komponen belanja yang tidak penting dalam suatu kegiatan, mengusulkan jumlah belanja yang terlalu besar untuk komponen belanja dan anggaran setiap kegiatan, dan memperbesar anggaran untuk kegiatan yang sulit diukur hasilnya (Halim dan Abdullah, 2008). Para peneliti akuntansi menemukan bahwa senjangan anggaran dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk diantaranya partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran (Anwar, 2010; Asriningati, 2006; Buwono, 2010; Falikhatun, 2007; Fitri, 2004; Ikhsan, 2007; Rahmayati, 2010; Rosmaida, 2008; Siringoringo, 2008; dan Winaldy, 2006). Penelitian yang menguji hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran masih menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan oleh Camman (1976), Merchant (1985) dan Onsi (1973) dalam Ikhsan (2007) menunjukkan bahwa partisipasi dalam anggaran mengurangi jumlah senjangan anggaran atau berpengaruh negatif. Dengan adanya partisipasi bawahan dalam menyusun anggaran, maka bawahan merasa terlibat dan harus 2

3 bertanggungjawab pada pelaksanaan anggaran. Sehingga diharapkan bawahan dapat melaksanakan anggaran dengan baik. Dengan demikian, kemungkinan timbulnya senjangan anggaran pun dapat diminimalisir. Fitri (2004) dan Rosmaida (2008) juga melakukan penelitian yang sama, dan hasil penelitian mereka mendukung penelitian Camman (1976), Merchant (1985) dan Onsi (1973). Meskipun beberapa hasil penelitian telah menemukan adanya hubungan negatif antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran, namun beberapa hasil penelitian yang lain menunjukkan hasil yang bertentangan. Penelitian yang dilakukan oleh Lukka (1988), Young (1985) dan Dunk (1993) dalam Ikhsan (2007) menunjukkan bahwa partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan senjangan anggaran atau berpengaruh positif. Besar kemungkinan bawahan yang terlibat dalam penganggaran akan membawa kepentingan pribadinya. Ketika bawahan diberikan kesempatan untuk ikut dalam proses penyusunan anggaran, maka secara tidak langsung bawahan memiliki kesempatan untuk menciptakan senjangan anggaran. Asriningati (2006), Winaldy (2006), Falikhatun (2007), Ikhsan (2007), dan Rahmayati (2010) juga melakukan penelitian yang sama, dan hasil penelitian mereka mendukung penelitian Lukka (1988), Young (1985) dan Dunk (1993). Tidak konsistennya hasil penelitian mengenai hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran mungkin disebabkan oleh adanya variabel-variabel lain yang turut mempengaruhi. Govindarajan (1986) dalam Rahmayati (2010) menyatakan bahwa perbedaan hasil penelitian tersebut dapat diselesaikan melalui pendekatan kontinjensi (contingenci approach). Hal ini dilakukan dengan memasukkan variabel lain yang mungkin mempengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti mencoba memasukkan tiga variabel moderating, yaitu informasi asimetri, gaya kepemimpinan, dan komitmen organisasi. Penelitian ini dilakukan pada organisasi sektor publik dengan objek penelitian pada Pemerintah Kota Dumai. Dumai merupakan salah satu kota yang terletak di Provinsi Riau yang memiliki potensi anggaran daerah yang sangat potensial. Selain letaknya yang strategis berada pada posisi lintas perdagangan internasional, Kota Dumai juga memiliki sumber daya alam yang banyak, baik migas maupun nonmigas. Indikator ekonomi makro berupa Product Domestic Regional Bruto (PDRB) Kota Dumai yang terus meningkat tiap tahunnya sejak tahun merupakan gambaran keberhasilan pembangunan perekonomian di Kota Dumai. Adapun perkembangan Product Domestic Regional Bruto (PDRB) selama kurun waktu 5 tahun ( ) di Kota Dumai berdasarkan sumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Dumai tahun adalah sebagai berikut: tahun 2006 PDRB Kota Dumai sebesar Rp ,09; tahun 2007 PDRB Kota Dumai sebesar Rp ,86; tahun 2008 PDRB Kota Dumai sebesar Rp ,09; tahun 2009 PDRB Kota Dumai sebesar Rp ,12; dan tahun 2010 PDRB Kota Dumai sebesar Rp ,14. Dengan demikian, rata-rata tingkat pertumbuhan tiap tahunnya adalah sebesar 22,2%. Untuk mendukung peningkatan PDRB tersebut maka titik berat pembangunan ekonomi Kota Dumai adalah dengan mempertahankan dominasi pembangunan pada sektor industri, perdagangan, angkutan serta bangunan disamping memperhatikan sektor pertanian sebagai penghasil bahan baku industri. Sejalan dengan banyaknya sektor perekonomian yang ada di Kota Dumai, maka hal ini juga akan berpengaruh pada Pendapatan Asli Daerahnya (PAD). Peranan investasi swasta dan perusahaan milik daerah sangat diharapkan sebagai pemacu utama pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Kota Dumai. Kota Dumai juga diharapkan mampu menarik investor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta menimbulkan efek multiplier yang besar. Berkaitan dengan hal diatas, perlu dilakukan penanganan keuangan daerah dan anggaran daerah yang transparan, tepat sasaran, dan sesuai dengan undang-undang dan prinsip akuntansi keuangan daerah. Dalam hal ini, partisipasi anggaran dari setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) memegang peranan yang sangat penting. Setiap satuan kerja menyusun anggaran sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas yang dimiliki oleh masing-masing instansi. Partisipasi anggaran yang melibatkan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diharapkan akan meningkatkan produktivitas kerja, sehingga keuangan daerah dapat dikelola dengan baik dan seoptimal mungkin. Hal ini pada akhirnya akan berdampak pada semakin baiknya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dan dunia usaha. 3

4 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Apakah partisipasi anggaran berpengaruh terhadap senjangan anggaran? (2) Apakah terdapat pengaruh informasi asimetri terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran? (3) Apakah terdapat pengaruh gaya kepemimpinan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran? (4) Apakah terdapat pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran serta menguji pengaruh informasi asimetri, gaya kepemimpinan, dan komitmen organisasi sebagai variabel moderating dalam memperkuat hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Tujuan penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut: (1) Menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran, (2) Menguji pengaruh informasi asimetri terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran, (3) Menguji pengaruh gaya kepemimpinan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran, (4) Menguji pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. 1.4 Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis Partisipasi Anggaran dan Senjangan Anggaran Prinsip penyusunan anggaran partisipatif pada dasarnya mengizinkan manajer tingkat bawah mempertimbangkan bagaimana anggaran dibentuk (Hansen dan Mowen, 2009). Hal ini berarti bahwa dalam partisipasi anggaran, para manajer diberi kesempatan untuk membuat anggaran sesuai dengan bidang atau bagiannya masing-masing. Penganggaran partisipatif memberikan rasa tanggung jawab kepada para manajer bawahan dan menciptakan kreatifitas (Hansen dan Mowen, 2009). Dengan adanya partisipasi bawahan dalam menyusun anggaran, maka bawahan merasa terlibat dan harus bertanggungjawab pada pelaksanaan anggaran, sehingga diharapkan bawahan dapat melaksanakan anggaran dengan baik. Dengan demikian, kemungkinan timbulnya senjangan anggaran pun dapat diminimalisir. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Camman (1976), Merchant (1985) dan Onsi (1973) dalam Ikhsan (2007), menunjukkan bahwa partisipasi dalam anggaran mengurangi jumlah senjangan anggaran. Young (1985) dalam Rahmayati (2010) beranggapan sebaliknya, besar kemungkinan bawahan yang terlibat dalam penganggaran akan membawa kepentingan pribadinya. Ketika bawahan diberikan kesempatan untuk ikut dalam proses penyusunan anggaran, maka secara tidak langsung bawahan memiliki kesempatan untuk menciptakan senjangan anggaran. Shiff dan Lewin (1970) dalam Falikhatun (2007) menyatakan bahwa bawahan menciptakan senjangan anggaran dikarenakan keinginan dan kepentingan pribadi sehingga akan mempermudah pencapaian target anggaran, terutama jika penilaian kinerja berdasarkan pencapaian anggaran. Dalam penelitiannya, Young (1985) menemukan bahwa partisipasi anggaran menyebabkan senjangan anggaran karena bawahan tidak ingin menghadapi risiko kegagalan dalam mencapai sasaran anggaran. Kegagalan mencapai sasaran anggaran akan mempengaruhi penilaian atasan terhadap dirinya. Penelitian yang menguji hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran masih menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan oleh Camman (1976), Merchant (1985) dan Onsi (1973) dalam Ikhsan (2007) menunjukkan bahwa partisipasi dalam anggaran mengurangi jumlah senjangan anggaran atau berpengaruh negatif. Fitri (2004) dan Rosmaida (2008) juga melakukan penelitian yang sama, dan hasil penelitian mereka mendukung penelitian Camman (1976), Merchant (1985) dan Onsi (1973). Sedangkan hasil penelitian lain menunjukkan hasil yang bertentangan. Penelitian yang dilakukan oleh Lukka (1988), Young (1985) dan Dunk (1993) dalam Ikhsan (2007) menunjukkan bahwa partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan senjangan anggaran atau berpengaruh positif. Asriningati (2006), Winaldy (2006), Falikhatun (2007), Ikhsan (2007), dan Rahmayati (2010) juga 4

5 melakukan penelitian yang sama, dan hasil penelitian mereka mendukung penelitian Lukka (1988), Young (1985) dan Dunk (1993). Sesuai dengan uraian serta temuan-temuan yang telah dilakukan, maka penelitian ini dimaksudkan untuk menguji kembali pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dengan hipotesis sebagai berikut: H 1 : Partisipasi anggaran berpengaruh terhadap senjangan anggaran Partisipasi Anggaran, Informasi Asimetri, dan Senjangan Anggaran Dalam organisasi yang berukuran besar yang memiliki banyak divisi dan subdivisi bukanlah hal yang mudah bagi top management untuk mengetahui kondisi lingkungan secara menyeluruh. Kondisi ini dapat menimbulkan informasi asimetri. Informasi asimetri merupakan perbedaan informasi yang dimiliki oleh atasan dengan bawahan dalam suatu organisasi. Dunk (1993) dalam Fitri (2004) mendefinisikan informasi asimetri sebagai suatu keadaan apabila informasi yang dimiliki oleh bawahan melebihi informasi yang dimiliki atasannya, termasuk lokal maupun informasi pribadi. Oleh karena itu, dibutuhkan keikutsertaan bawahan dalam penyusunan anggaran yang mana diharapkan bawahan dapat memberikan informasi yang benar dan tepat. Anthony dan Govindarajan (2001) dalam Falikhatun (2007) menyatakan bahwa informasi asimetri muncul dalam teori keagenan, yakni atasan memberi wewenang kepada bawahan untuk mengatur perusahaan yang dimiliki. Informasi asimetri adalah suatu kondisi dimana atasan tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai kinerja bawahan sehingga atasan tidak dapat menentukan kontribusi bawahan terhadap hasil aktual perusahaan. Kondisi ketidakpastian lingkungan dapat menyebabkan informasi bawahan terhadap bidang teknisnya melebihi informasi yang dimiliki atasannya. Dalam penelitian Fitri (2004) dan Siringoringo (2008) ditemukan bahwa informasi asimetri tidak berpengaruh terhadap timbulnya senjangan anggaran. Dunk (1993) dalam Buwono (2010) menemukan pengaruh yang negatif dari informasi asimetri terhadap senjangan anggaran. Berbeda pula dengan hasil penelitian Steven (2002) dalam Buwono (2010), informasi asimetri berpengaruh positif signifikan terhadap senjangan anggaran. Hal ini dikuatkan pula oleh Rahmayati (2010), hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa informasi asimetri berpengaruh positif signifikan terhadap senjangan anggaran. Bagi tujuan perencanaan, anggaran yang dilaporkan seharusnya sama dengan kinerja yang diharapkan. Namun, oleh karena informasi bawahan lebih baik dari pada atasan (terdapat informasi asimetri), maka bawahan mengambil kesempatan dari partisipasi anggaran. Ia memberikan informasi yang bias dari informasi pribadi mereka, dengan membuat budget yang relatif lebih mudah dicapai, sehingga terjadilah senjangan anggaran (yaitu dengan melaporkan anggaran dibawah kinerja yang diharapkan) (Schiff and Lewin, 1970 dalam Rosmaida, 2008). Dengan kata lain informasi asimetri memberikan pengaruh yang signifikan dalam hubungan antara partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran. Hipotesis yang diajukan adalah: H 2 : Informasi asimetri berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran Partisipasi Anggaran, Gaya Kepemimpinan, dan Senjangan Anggaran Keberhasilan dalam mengelola suatu organisasi tidak lepas dari faktor kepemimpinan dan sikap bawahan dalam melakukan tugas mencapai tujuan organisasi. Shubhi (2010) menyatakan bahwa peran kepemimpinan merupakan suatu karakteristik penting dalam sebuah organisasi. Seorang pemimpin harus dapat mengembangkan gaya kepemimpinan yang mampu meningkatkan kinerja aparat pemerintah daerah. Para peneliti telah mengidentifikasi dua gaya kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan (Sopiah, 2008). Manajer yang berorientasi pada tugas mengarahkan dan mengawasi bawahannya secara ketat untuk menjamin bahwa tugas dilaksanakan secara memuaskan. Seorang manajer yang 5

6 mempunyai gaya kepemimpinan seperti ini lebih mementingkan terlaksananya tugas daripada perkembangan dan pertumbuhan bawahan. Sedangkan manajer yang berorientasi pada karyawan berusaha untuk memotivasi bawahan pada saat melakukan supervisi. Manajer mendorong karyawannya untuk ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berpengaruh kepada mereka dan membina hubungan yang akrab, penuh kepercayaan, dan penuh penghargaan dengan anggota kelompoknya. Beberapa hasil penelitian menemukan bahwa tingkat gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh partisipasi dari pihak-pihak yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Namun, hasil penelitian tersebut tidak konsisten. Amrul dan Nasir (2002) dalam Rosmaida (2008) menemukan gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap partisipasi anggaran dan senjangan anggaran. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ikhsan (2007) dan Rosmaida (2008) menemukan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Menurut pendekatan teori path-goal seorang pemimpin membutuhkan fleksibilitas dalam menggunakan gaya apapun yang sesuai dengan situasi tertentu (Robert House dalam Prasetyo, 2009). Gaya kepemimpinan yang tepat adalah yang diarahkan kepada keterbukaan dan lebih bersifat humanis. Dimana dalam hal ini atasan lebih mementingkan hubungan kekeluargaan, antara atasan dengan bawahan memiliki hubungan dekat, saling mempercayai dan saling memperhatikan. Gaya kepemimpinan seperti ini dikenal dengan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan. Pada gaya kepemimpinan yang cenderung berorientasi pada karyawan, pimpinan mencoba untuk lebih memotivasi bawahan dibanding mengawasi mereka. Mereka mendorong para anggota kelompok untuk melaksanakan tugas tugas dengan memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan. Kurangnya pengawasan oleh pimpinan akan memberi peluang yang besar bagi bawahan untuk melakukan senjangan anggaran. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah: H 3 : Gaya kepemimpinan berorientasi karyawan berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Senjangan Anggaran Komitmen organisasi merupakan tingkat loyalitas seseorang dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Komitmen organisasi yang kuat akan mendorong individu berusaha keras mencapai tujuan organisasi. Peningkatan atau penurunan senjangan anggaran tergantung pada sejauh mana individu lebih mementingkan diri sendiri atau bekerja demi kepentingan organisasinya yang merupakan aktualisasi dari tingkat komitmen yang dimilikinya. Individu yang memiliki tingkat komitmen organisasi tinggi akan memiliki pandangan positif dan lebih berusaha berbuat yang terbaik demi kepentingan organisasi (Porter et al, 1974 dalam Ikhsan, 2007). Beberapa peneliti menemukan ketidak-konsistenan pengaruh yang ditimbulkan oleh komitmen organisasi pada partisipasi anggaran dan senjangan anggaran. Penelitian yang dilakukan oleh Siringoringo (2008) menunjukkan bahwa komitmen organisasi tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap senjangan anggaran. Sedangkan hasil penelitian Ikhsan (2007) dan Asriningati (2006) menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap senjangan anggaran. Naik atau turunnya senjangan anggaran tergantung pada apakah individu memilih untuk mengejar kepentingan diri sendiri atau justru bekerja untuk kepentingan organisasi. Komitmen yang tinggi menjadikan individu peduli dengan nasib organisasi dan berusaha menjadikan organisasi ke arah yang lebih baik, dan partisipasi anggaran membuka peluang bagi bawahan untuk menciptakan senjangan anggaran untuk kepentingan mereka jika komitmen bawahan terhadap organisasi berada pada tingkat yang rendah. Jadi, dapat disimpukan bahwa tingkat komitmen organisasi seseorang dapat mempengaruhi keinginan mereka untuk menciptakan senjangan anggaran. Komitmen organisasi yang tinggi akan mengurangi individu untuk melakukan senjangan anggaran. Sebaliknya, bila komitmen bawahan rendah, maka kepentingan 6

7 pribadi lebih diutamakan dan bawahan dapat melakukan senjangan anggaran agar anggaran mudah dicapai dan pada akhirnya nanti keberhasilan mencapai sasaran anggaran tersebut diharapkan dapat mempertinggi penilaian kinerja karena berhasil dalam pencapaian tujuan. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan adalah: H 4 : Komitmen organisasi berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. 1.5 Model Penelitian Untuk lebih menjelaskan hubungan antara variabel yang digunakan dalam penelitian ini maka berikut digambarkan model penelitian yang digunakan. Partisipasi Anggaran Variabel Independen Senjangan Anggaran (Budgetary Slack) Variabel Dependen Informasi Asimetri Gaya Kepemimpinan Komitmen Organisasi Variabel Moderating Gambar 1.1 Model Penelitian 2.1 Populasi dan Sampel II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada instansi pemerintahan yang ada di Kota Dumai. Populasi dalam penelitian ini adalah para manajer tingkat menengah dan tingkat bawah dari pemerintah daerah yaitu pejabat setingkat Eselon III dan Eselon IV yang terdiri dari kepala bagian/bidang dan kepala subbagian/subbidang/seksi dari 32 instansi, yang meliputi Dinas, Lembaga Teknis Daerah (Badan, Kantor, dan RSUD), serta Kantor Kecamatan pada Pemerintah Kota Dumai. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Kota Dumai, pejabat setingkat kepala bagian/bidang dan kepala subbagian/subbidang/seksi pada Dinas, Lembaga Teknis Daerah (Badan, Kantor, dan RSUD), serta Kantor Kecamatan di Pemerintah Kota Dumai adalah sebanyak 427 orang. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane (Rakhmat, 2002). Berdasarkan hasil penghitungan, maka diperoleh jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 81 orang. Namun, agar pembagian kuesioner tersebar secara merata pada 32 instansi yang ada, maka dalam hal ini peneliti menambahkan lagi 47 sampel. Dengan demikian, total keseluruhan sampel yang diambil adalah sebanyak 128 orang. Dimana dari masing-masing instansi dipilih 4 responden. Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah mereka yang benar-benar turut berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran. 7

8 2.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data penelitian ini adalah data subjek, yaitu data dalam bentuk kuesioner yang berisi tanggapan atas pertanyaan tertulis yang diajukan oleh peneliti. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh peneliti secara langsung dari sumber asli melalui metode survei, yakni dari jawaban kuesioner responden. Sedangkan data sekunder digunakan untuk memperoleh informasi mengenai nama-nama dan jumlah instansi pemerintahan di Kota Dumai serta beberapa dokumen yang berhubungan dengan keperluan penelitian. 2.3 Teknik Pengumpulan Data Data diperoleh dalam penelitian ini dengan cara mengirimkan kuesioner secara langsung kepada responden yaitu para pejabat setingkat Eselon III dan Eselon IV pada Dinas, Lembaga Teknis Daerah (Badan, Kantor, dan RSUD), serta Kantor Kecamatan di Pemerintah Kota Dumai. Kuesioner yang dikirimkan sebanyak 128 buah kuesioner. Masing-masing instansi diberikan 4 kuesioner. Pengiriman kuesioner dilakukan secara langsung kepada responden. Dan pada waktu yang telah disepakati peneliti akan menjemput kembali kuesioner yang telah selesai dijawab oleh setiap responden di masing-masing instansi. 2.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Partisipasi Anggaran Partisipasi anggaran adalah tingkat seberapa jauh keterlibatan dan pengaruh individu didalam menentukan dan menyusun anggaran yang ada dalam divisi atau bagiannya, baik secara periodik maupun tahunan. Variabel partisipasi penyusunan anggaran diukur dengan menggunakan instrumen dari Milani (1975) yang telah dikembangkan oleh Mardiasmo (2001) dan pernah digunakan oleh Rosmaida (2008). Instrumen pengukuran ini terdiri dari 5 (lima) pertanyaan dengan menggunakan 5 (lima) skala likert, yaitu skala 1 Sangat Sedikit (SS) sampai skala 5 Sangat Banyak (SB). Skala tinggi menunjukkan tingkat partisipasi yang tinggi dan skala rendah menunjukkan tingkat partisipasi yang rendah Informasi Asimetri Informasi asimetri menunjukkan perbedaan informasi yang dimiliki atasan dan bawahan dalam suatu organisasi. Informasi asimetri diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Dunk (1993) dan diadopsi oleh Wartono (1998) dan pernah digunakan oleh Rahmayati (2010). Instrumen pengukuran ini terdiri dari 6 (enam) pertanyaan dengan skala 1 Sangat Tidak Setuju (STS) yang menunjukkan informasi asimetri yang sangat rendah sampai skala 5 Sangat Setuju (SS) yang menunjukkan tingkat informasi asimetri yang sangat tinggi Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan merupakan sikap dan perilaku yang menunjukkan hubungan dekat, saling mempercayai dan saling memperhatikan antara pimpinan dan bawahan. Gaya kepemimpinan diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Gibson (1996) dan pernah digunakan oleh Dianita (2009). Instrumen pengukuran ini terdiri dari 9 (Sembilan) pertanyaan dengan skala 1 sampai 5. Skala 1 Sangat Tidak Setuju (STS) yang menunjukkan gaya kepemimpinan yang sangat rendah dan skala 5 Sangat Setuju (SS) yang menunjukkan gaya kepemimpinan sangat tinggi. Jika nilai rata-rata berada diatas skala 3, berarti gaya kepemimpinan berorientasi pada karyawan. Dan jika nilai rata-rata berada dibawah skala 3, berarti gaya kepemimpinan berorientasi pada tugas Komitmen Organisasi Komitmen organisasi didefinisikan sebagai dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi. Komitmen organisasi diukur dengan instrumen yang dikembangkan Mowday et al (1979) dan pernah digunakan oleh Siringoringo (2008). Komitmen organisasi diukur dengan 12 (dua belas) item pertanyaan dengan skala 1 Sangat Tidak Setuju (STS) yang menunjukkan komitmen organisasi yang sangat rendah sampai skala 5 Sangat Setuju (SS) yang menunjukkan komitmen organisasi sangat tinggi. 8

9 2.4.5 Senjangan Anggaran Senjangan anggaran didefinisikan sebagai tindakan bawahan yang mengecilkan kapabilitas produktifnya ketika dia diberi kesempatan untuk menentukan standar kerjanya. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Dunk (1993) dan pernah digunakan oleh Siringoringo (2008). Variabel senjangan anggaran diukur dengan 7 (tujuh) pertanyaan dengan skala 1 Sangat Tidak Setuju (STS) yang menunjukkan senjangan anggaran yang sangat rendah sampai skala 5 Sangat Setuju (SS) yang menunjukkan senjangan anggaran sangat tinggi. 2.5 Metode Analisis Data Pengelolaan data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear dengan bantuan software SPSS (Statistical and Service Solution) versi Untuk menguji hipotesis pertama digunakan Simple Regression, sedangkan untuk menguji hipotesis ke-2, ke-3, dan ke-4 digunakan Multiple Regression. 3.1 Gambaran Umum Responden III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kuesioner yang disebar adalah sebanyak 128 buah. Masing-masing instansi diberikan empat kuesioner. Dari 128 kuesioner yang disebarkan, yang kembali sebanyak 56 buah (43,75%). Sedangkan kuesioner yang tidak kembali sebanyak 72 buah (56,25%). Setelah dilakukan pengeditan data dan persiapan pengolahan data, sebanyak 6 kuesioner (4,69%) tidak dapat dipergunakan karena pengisian kuesioner yang tidak lengkap. Sehingga kuesioner yang dapat digunakan sebagai data dalam penelitian ini berjumlah 50 buah (39,06%). Berdasarkan data demografi responden, dapat diketahui bahwa responden laki-laki berjumlah 35 orang (70%), dan responden perempuan sebanyak 15 orang (30%). Selanjutnya berdasarkan distribusi umur, kebanyakan responden berumur antara tahun yaitu sebanyak 21 orang atau 42% dari total sampel. Rata-rata responden penelitian memiliki tingkat pendidikan yang cukup memadai. Ini dapat dilihat dari latar belakang pendidikan responden yang hampir semuanya telah menyelesaikan jenjang pendidikan S1 yaitu sebanyak 36 orang (72%) dan 10 orang responden (20%) telah menyelesaikan pendidikan S Analisis Deskriptif Hasil analisis deskriptif terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1 Deskripsi Variabel Senjangan Anggaran, Partisipasi Anggaran, Informasi Asimetri, Gaya Kepemimpinan, dan Komitmen Organisasi N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Senjangan Anggaran Partisipasi Anggaran Informasi Asimetri Gaya Kepemimpinan Komitmen Organisasi Valid N (listwise) 50 Sumber: Pengolahan Data SPSS Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa untuk variabel senjangan anggaran jawaban nilai terendah bernilai 1.00 dan jawaban nilai tertinggi bernilai 4.20, dengan nilai rata-rata adalah dan standar deviasi sebesar Hal ini menunjukkan bahwa responden penelitian tidak melakukan senjangan anggaran. 9

10 Variabel partisipasi anggaran, jawaban nilai terendah bernilai 1.40 dan jawaban nilai tertinggi bernilai 4.20, dengan nilai rata-rata adalah dan standar deviasi sebesar Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden penelitian kurang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran. Variabel informasi asimetri, jawaban nilai terendah bernilai 2.33 dan jawaban nilai tertinggi bernilai 5.00, dengan nilai rata-rata adalah dan standar deviasi sebesar Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden penelitian memiliki informasi yang lebih banyak dari pada informasi yang dimiliki oleh atasannya. Variabel gaya kepemimpinan, jawaban nilai terendah bernilai 1.56 dan jawaban nilai tertinggi bernilai 4.89, dengan nilai rata-rata adalah dan standar deviasi sebesar Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden penelitian memiliki gaya kepemimpinan yang cukup tinggi dan berorientasi pada karyawan. Variabel komitmen organisasi, jawaban nilai terendah bernilai 2.78 dan jawaban nilai tertinggi bernilai 4.83, dengan nilai rata-rata adalah dan standar deviasi sebesar Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden penelitian memiliki komitmen organisasi yang cukup tinggi terhadap organisasinya. Berdasarkan data diatas, nilai mean lebih besar dari pada nilai standar deviasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data yang akan digunakan adalah layak dan valid. 3.3 Uji Kualitas Data Sebelum melakukan pengujian hipotesis, hal yang terlebih dahulu dilakukan adalah melihat kualitas data. Uji kualitas data meliputi uji validitas dan uji reliabilitas. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen pernyataan yang digunakan dalam kuesioner valid atau reliabel untuk mengukur variabel yang akan diukur sehingga penelitian ini bisa mendukung hipotesis yang diajukan. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas data, dapat diketahui bahwa indikator-indikator pernyataan dari seluruh variabel yang diajukan peneliti terhadap responden adalah valid hal ini ditunjukkan dengan nilai r hitung > r tabel. Sedangkan hasil perhitungan untuk uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua instrumen penelitian adalah reliabel karena nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6 sehingga layak untuk diujikan ke pengujian selanjutnya. 3.4 Uji Normalitas Data Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi, variabel moderating, independen, dependen, atau ketiga-tiganya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah dilakukan, diketahui bahwa data berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. 3.5 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik meliputi uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa, model regresi dalam penelitian ini bebas dari multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. 3.6 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Pengujian Hipotesis Pertama (H 1 ) Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama adalah Simple Regression. Hasil analisis regresi untuk hipotesis 1 dapat ditunjukkan pada tabel berikut: 10

11 Tabel 3.2 Hasil Regresi Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Variabel Independen Senjangan Anggaran Beta t Sig Konstanta Partisipasi Anggaran (X 1 ) Sumber: Pengolahan Data SPSS Hasil regresi sederhana ini menunjukkan bahwa koefisien regresi positif sebesar 0,310 dengan probabilitas 0,000 (p<0,05) yang berarti partisipasi anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap senjangan anggaran. Dengan demikian, hasil penelitian ini berhasil menerima hipotesis pertama yang menyatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa semakin tinggi partisipasi anggaran, maka kemungkinan terciptanya senjangan anggaran akan semakin tinggi pula. Ketika bawahan diberikan kesempatan untuk ikut dalam proses penyusunan anggaran, maka secara tidak langsung bawahan memiliki kesempatan untuk menciptakan senjangan anggaran. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Asriningati (2006), Winaldy (2006), Falikhatun (2007), Ikhsan (2007), dan Rahmayati (2010) yang menemukan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap senjangan anggaran Pengujian Hipotesis Kedua (H 2 ) Hasil pengujian terhadap hipotesis kedua ini nampak pada tabel berikut: Tabel 3.3 Hasil Regresi Partisipasi Anggaran, Informasi Asimetri, dan Interaksi Partisipasi Anggaran dan Informasi Asimetri terhadap Senjangan Anggaran Variabel Independen Senjangan Anggaran Beta t Sig Konstanta.373 Partisipasi Anggaran (X 1 ) Informasi Asimetri (X 2 ) Interaksi X 1.X Sumber: Pengolahan Data SPSS Hasil pengujian hipotesis kedua ditunjukkan oleh koefisien regresi sebesar -0,013 dengan probabilitas 0,560 (p>0,05) yang berarti informasi asimetri tidak berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Dengan demikian, hasil penelitian ini menolak hipotesis kedua yang menyatakan bahwa informasi asimetri berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Fitri (2004) dan Siringoringo (2008) yang menunjukkan bahwa informasi asimetri tidak berpengaruh terhadap timbulnya senjangan anggaran. Menurut Falikhatun (2007), dalam organisasi sektor publik kemungkinan adanya informasi asimetri adalah sangat kecil atau mungkin juga tidak ada, karena organisasi sektor publik telah memiliki peraturan yang jelas mengenai tugas, kewajiban, dan juga program yang harus dijalankan. Organisasi sektor publik, dalam penelitian ini (Pemerintah Kota Dumai) memiliki sumber pendanaan yang jelas dan jumlah atau persentase yang telah ditentukan. Selain itu, masing-masing individu hanya tinggal melaksanakan dan menjalankan tugas yang telah terprogram. Hal inilah yang mungkin menyebabkan tidak terdapat pengaruh informasi asimetri terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran Pengujian Hipotesis Ketiga (H 3 ) Hasil pengujian hipotesis ketiga dapat dilihat pada tabel berikut ini: 11

12 Tabel 3.4 Hasil Regresi Partisipasi Anggaran, Gaya Kepemimpinan, dan Interaksi Partisipasi Anggaran dan Gaya Kepemimpinan terhadap Senjangan Anggaran Variabel Independen Senjangan Anggaran Beta t Sig Konstanta.396 Partisipasi Anggaran (X 1 ) Gaya Kepemimpinan (X 3 ) Interaksi X 1.X Sumber: Pengolahan Data SPSS Hasil pengujian hipotesis ketiga ditunjukkan oleh koefisien regresi sebesar -0,017 dengan probabilitas 0,370 (p>0,05) yang berarti gaya kepemimpinan berorientasi karyawan tidak berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Dengan demikian, hasil penelitian ini menolak hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berorientasi karyawan berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Rosmaida (2008) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Menurut peneliti, dalam organisasi sektor publik (Pemerintah Kota Dumai) pembagian tugas, kewajiban ataupun program-program kerja sudah diatur dengan jelas. Sehingga antara atasan dengan bawahan akan melakukan tugas dan kewajiban mereka masing-masing. Begitu pula dalam hal penyusunan anggaran, para bawahan dari masing-masing bagian di setiap instansi memberikan masukan bagi atasan atas anggaran yang disusun. Atasan bertugas menganalisa dan mempertimbangkan anggaran tersebut. Jika anggaran yang dibuat sesuai dengan program kerja yang akan dijalankan, maka atasan akan menyetujui anggaran tersebut. Hal inilah yang mungkin menyebabkan tidak berpengaruhnya gaya kepemimpinan berorientasi karyawan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Alasannya karena anggaran disusun sesuai dengan program-program kerja yang telah ditentukan, sehingga baik pimpinan maupun bawahan dalam hal ini hanya berfokus pada satu tujuan yaitu pencapaian target anggaran. Hal ini berarti gaya kepemimpinan apapun yang diterapkan oleh atasan terhadap bawahannya tidak akan mempengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran Pengujian Hipotesis Keempat (H 4 ) Hasil pengujian hipotesis keempat dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.5 Hasil Regresi Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Interaksi Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi terhadap Senjangan Anggaran Variabel Independen Senjangan Anggaran Beta t Sig Konstanta.409 Partisipasi Anggaran (X 1 ) Komitmen Organisasi (X 4 ) Interaksi X 1.X Sumber: Pengolahan Data SPSS Hasil pengujian hipotesis keempat ditunjukkan oleh koefisien regresi sebesar -0,086 dengan probabilitas 0,000 (p<0,05) yang berarti komitmen organisasi berpengaruh negatif signifikan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Dengan demikian, hasil penelitian ini berhasil menerima hipotesis keempat yang menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan adanya komitmen yang tinggi, maka kemungkinan terjadinya senjangan anggaran dapat dihindari. Sebaliknya, individu dengan komitmen yang rendah akan mementingkan dirinya sendiri atau kelompoknya, sehingga kemungkinan terjadinya senjangan apabila ia terlibat dalam penyusunan anggaran akan lebih besar. Dalam hal ini komitmen organisasi menurunkan senjangan anggaran. 12

13 Senjangan anggaran pada pemerintah daerah (Pemerintah Kota Dumai) terjadi karena individu-individu yang terlibat dalam penyusunan anggaran tidak memiliki keinginan untuk menjadikan organisasi kearah yang lebih baik. Mereka hanya mementingkan kepentingan pribadinya tanpa memperdulikan kepentingan organisasi, yaitu dengan membuat target anggaran yang lebih mudah bagi mereka untuk dicapai. Perilaku seperti ini dimiliki oleh individu-individu dengan komitmen organisasi yang rendah. Hal ini mengindikasikan adanya pengaruh negatif dari komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. 4.1 Kesimpulan IV. KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran pada Pemerintah Kota Dumai dengan informasi asimetri, gaya kepemimpinan, dan komitmen organisasi sebagai variabel moderating. Berdasarkan dari hasil penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan yang secara ringkas disajikan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel partisipasi anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap variabel senjangan anggaran. Pengujian ini menerima hipotesis pertama yang menyatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap senjangan anggaran. 2. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa informasi asimetri tidak berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini menolak hipotesis kedua. 3. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berorientasi karyawan tidak berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini menolak hipotesis ketiga. 4. Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh negatif signifikan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini menerima hipotesis keempat yang menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. 4.2 Keterbatasan Penulis sadar akan keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam penelitian ini. Keterbatasan ini mungkin mempengaruhi tercapainya hasil yang diinginkan. Beberapa keterbatasan penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini menerapkan metode survei yang dilaksanakan dengan pertanyaan tertulis dalam bentuk kuesioner. Hal ini menimbulkan persepsi yang berbeda dari responden dengan keadaan sesungguhnya. 2. Penelitian ini hanya menggunakan variabel informasi asimetri, gaya kepemimpinan, dan komitmen organisasi sebagai variabel moderating sehingga hanya membatasi pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran pada tiga variabel moderating tersebut. 3. Objek penelitian hanya didistribusikan pada SKPD yang ada di Pemerintah Kota Dumai, sehingga mempengaruhi kemampuan penelitian ini untuk digeneralisasikan pada sektor dan wilayah yang lebih luas. 4.3 Saran Saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis bagi kesempurnaan penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan agar memasukkan variabel lainnya yang turut mempengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran, seperti budaya organisasi, ketidakpastian lingkungan, dan kohesivitas kelompok. 2. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dilakukan pada instansi pemerintah daerah pada Kabupaten/Kota lainnya agar hasil penelitian dapat digeneralisasi dengan lingkup wilayah yang lebih luas. 13

14 3. Berhasilnya beberapa hipotesis yang disusun bisa menjadi masukan bagi pemerintah untuk mengevaluasi sistem penganggaran yang telah ada guna meningkatkan efektifitas anggaran pemerintah. Dengan dimasukkannya variabel informasi asimetri, gaya kepemimpinan, dan komitmen organisasi sebagai variabel moderating dapat dijadikan pertimbangan bagi pemerintah untuk benarbenar memperhatikan SKPD di Kota Dumai berkaitan dengan penganggaran dan senjangan anggaran. DAFTAR PUSTAKA Anwar, Wendi Komitmen Organisasi dan Group Cohesivemess sebagai Variabel Pemoderasi dalam Hubungan antara Partisipasi Anggaran dengan Senjangan Anggaran. Pekanbaru: Skripsi UR. Asriningati Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dengan Senjangan Anggaran. Yogyakarta: Skripsi UII. Bastian, Indra Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. Buwono, Surya Pengaruh Partisipasi Anggaran, Penekanan Anggaran, Komitmen Organisasi, Kompleksitas Tugas, dan Informasi Asimetris terhadap Timbulnya Senjangan Anggaran. Pekanbaru: Skripsi UR. Chiristina, Vitha Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran dengan Ketidakpastian Lingkungan sebagai Variabel Moderating pada PT Perusahaan Gas Negara (PERSERO) TBK, Jawa Bagian Barat. Medan: Skripsi USU. Dianita, Endang Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah: Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan sebagai Variabel Moderating. Pekanbaru: Skripsi UR. Falikhatun Interaksi Informasi Asimetri, Budaya Organisasi, dan Group Cohesiveness dalam Hubungan antara Partisipasi Penganggaran dan Budgetary Slack. Makassar: SNA X. Fitri, Yulia Pengaruh Informasi Asimetri, Partisipasi Penganggaran dan Komitmen Organisasi terhadap Timbulnya Senjangan Anggaran. Denpasar, Bali: SNA VII. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Halim, Abdul dan Syukriy Abdullah Hubungan dan Masalah Keagenan di Pemerintahan Daerah. http: // www. bppk. depkeu. go.id/ index.php/ id/ /jurnal-akuntansipemerintah/hubungan-dan-masalah-keagenan-di-pemerintahan-daerah.html (Dilayari 1 Oktober 2011). Hansen dan Mowen Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat. Ikhsan, Arfan dan La Ane Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Menggunakan Lima Variabel Pemoderasi. Makassar: SNA X. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Mahmudi Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta: Erlangga. Mardiasmo Otonomi Daerah sebagai Upaya Memperkokoh Basis Perekonomian Daerah. Artikel Th. 1 No. 4, Juni narotama.ac.id/files/jurnal%20otonomi%20daerah_mardiasmo.pdf (Dilayari 10 September 2011). Pemerintah Kota Dumai Dumai dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kota Dumai. Pemerintah Kota Dumai Monografi Kota Dumai Tahun Prasetyo, Iis Teori Path Goal dalam Kepemimpinan. http: // blog. uny. ac. id/iisprasetyo/2009/08/31/teori-path-goal-dalam-kepemimpinan (Dilayari 1 Oktober 2011). Priyatno, Duwi Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: MediaKom. Rahmayati Interaksi Informasi Asimetri dan Budaya Organisasi dalam Hubungan antara Partisipasi Penganggaran dan Senjangan Anggaran (Budgetary Slack). Pekanbaru: Skripsi UR. Rakhmat, Jalaludin Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun tentang Organisasi Perangkat Daerah. 14

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN DENGAN ASIMETRI INFORMASI DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI PEMODERASI

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN DENGAN ASIMETRI INFORMASI DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN DENGAN ASIMETRI INFORMASI DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI PEMODERASI A. A. Sagung Sinta Mahadewi 1 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SLACK ANGGARAN PADA PT. BRI DI KOTA JAMBI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SLACK ANGGARAN PADA PT. BRI DI KOTA JAMBI e-jurnal BINAR 10 AKUNTANSI Vol. 2 e-jurnal No. 1, Januari BINAR 2013 AKUNTANSI Vol. 2 No. 1, April 2013 ISSN 2303-1522 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SLACK ANGGARAN PADA PT. BRI DI KOTA JAMBI Alfebriano

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING. Oleh :

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING. Oleh : PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING Oleh : Desmiyawati Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses penyusunan anggaran publik umumnya menyesuaikan dengan peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia, proses penyusunan anggaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, peristiwa, atau hal yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2009). Populasi merupakan sekelompok orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Pada latar belakang akan dijelaskan mengenai fenomena yang melatarbelakangi dilakukannya

Lebih terperinci

M. Rasuli Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK

M. Rasuli Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Penyempurnaan Sistem Administrasi, Komitmen Dari Seluruh Komponen Organisasi, Kecukupan Sumber Daya, Dan Sistem Reward Punishment Terhadap Penyusunan APBD Berbasis Kinerja Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam operasionalnya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dalam operasionalnya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi baik organisasi publik maupun organisasi non publik dalam operasionalnya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan organisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. universitas swasta yang berada di Yogyakarta. Subjek dari penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. universitas swasta yang berada di Yogyakarta. Subjek dari penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini adalah salah satu universitas swasta yang berada di Yogyakarta. Subjek dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien (Scief dan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien (Scief dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran merupakan sebuah alat bantu manajemen dalam menjalankan fungsi perencanaan, koordinasi, komunikasi dan pengendalian. Anggaran merupakan alat manajemen yang

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING Harry Tambunan Ch. Heni Kurniawan Program Studi Akuntansi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kontrak atau dokumen untuk komitmen dan kesepakatan yang telah dibuat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kontrak atau dokumen untuk komitmen dan kesepakatan yang telah dibuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan hal yang mendasar bagi suatu organisasi/instansi untuk dapat menjalankan kegiatan operasional organisasi/instansi tersebut. Anggaran adalah

Lebih terperinci

AMELIA VERONICA KOMANG AYU KRISNADEWI Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana ABSTRACT

AMELIA VERONICA KOMANG AYU KRISNADEWI Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana ABSTRACT PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN, PENEKANAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP SLACK ANGGARAN PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DI KABUPATEN BADUNG AMELIA VERONICA KOMANG

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. daerah sebagai variabel independen dan kinerja pemerintah daerah sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. daerah sebagai variabel independen dan kinerja pemerintah daerah sebagai 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode survei. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hubungan kausal antara

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, BUDGET EMPHASIS

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, BUDGET EMPHASIS ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, BUDGET EMPHASIS, DAN INFORMASI ASIMETRIS TERHADAP SLACK ANGGARAN (STUDI PADA SATUAN KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN WONOGIRI) NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: TITIS

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA. 52 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISIS DATA. 52 Universitas Indonesia BAB 4 ANALISIS DATA 4.1 Profil Singkat Pemerintah Kabupaten Serang Pemerintah daerah di Kabupaten Serang memiliki perangkat unit kerja, yaitu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), yang mendukung kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut akan berdampak pada pelanggan, persaingan, dan perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut akan berdampak pada pelanggan, persaingan, dan perubahan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan semakin ketat. Hal tersebut akan berdampak pada pelanggan, persaingan, dan perubahan. Dalam kondisi persaingan global

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan, maka simpulan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut ini: 1. Partisipasi anggaran memiliki pengaruh positif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anggaran 2.1.1. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan rencana kerja jangka pendek yang dinyatakan secara kuantitatif dan diukur dalam satuan moneter yang penyusunannya sesuai

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, REPUTASI, DAN ETIKA PADA KESENJANGAN ANGGARAN PADA SKPD DI PEMERINTAHAN KOTA DENPASAR

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, REPUTASI, DAN ETIKA PADA KESENJANGAN ANGGARAN PADA SKPD DI PEMERINTAHAN KOTA DENPASAR ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 9.1 (2014): 133-142 PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, REPUTASI, DAN ETIKA PADA KESENJANGAN ANGGARAN PADA SKPD DI PEMERINTAHAN KOTA DENPASAR I Gusti

Lebih terperinci

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN DIMODERASI OLEH VARIABEL KOMITMEN ORGANISASI DAN INFORMASI ASIMETRI

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN DIMODERASI OLEH VARIABEL KOMITMEN ORGANISASI DAN INFORMASI ASIMETRI PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN DIMODERASI OLEH VARIABEL KOMITMEN ORGANISASI DAN INFORMASI ASIMETRI Restu Agusti Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1977; Nori, 1996) dalam (Putu Novia, dkk: 2015). Mardiasmo (2002) dalam (Putu

BAB I PENDAHULUAN. 1977; Nori, 1996) dalam (Putu Novia, dkk: 2015). Mardiasmo (2002) dalam (Putu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anggaran adalah unsur yang sangat penting dalam perencanaan, koordinasi dan pengendalian perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan (Hansen dan Mowen, 1977;

Lebih terperinci

PENERAPAN ANGGARAN PARTISIPATIF PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA (Studi Pada Tiga Universitas Swasta Di Daerah Istimewa Yogyakarta)

PENERAPAN ANGGARAN PARTISIPATIF PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA (Studi Pada Tiga Universitas Swasta Di Daerah Istimewa Yogyakarta) PENERAPAN ANGGARAN PARTISIPATIF PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA (Studi Pada Tiga Universitas Swasta Di Daerah Istimewa Yogyakarta) Yotan Parahita Anastasia Susty A. Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

Rina Ismawati B

Rina Ismawati B INTERAKSI INFORMASI ASIMETRI DAN GROUP COHESIVENESS DALAM HUBUNGAN PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN BUDGETARY SLACK (Study Empiris Pada PDAM Se-Eks Karesidenan Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating

Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Bank Perkreditan Rakyat Kota Denpasar) Nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan aspek transparansi dan akuntabilitas menjadi hal penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan aspek transparansi dan akuntabilitas menjadi hal penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan demokratisasi menjadi suatu fenomena global termasuk di Indonesia, tuntutan demokratisasi ini menyebabkan

Lebih terperinci

INTERAKSI BUDAYA ORGANISASI, INFORMASI ASIMETRI, DAN GROUP COHESIVENESS DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN BUDGETARY SLACK

INTERAKSI BUDAYA ORGANISASI, INFORMASI ASIMETRI, DAN GROUP COHESIVENESS DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN BUDGETARY SLACK INTERAKSI BUDAYA ORGANISASI, INFORMASI ASIMETRI, DAN GROUP COHESIVENESS DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN BUDGETARY SLACK ( Survey Pada Rumah Sakit Di Kabupaten Klaten) Skripsi Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dibiayai dari uang publik. Melalui anggaran, akan diketahui

BAB I PENDAHULUAN. yang dibiayai dari uang publik. Melalui anggaran, akan diketahui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anggaran merupakan salah satu elemen yang penting dalam sistem pengendalian pemerintah. Penganggaran sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, BUDGET EMPHASIS, DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP SLACK ANGGARAN (Survei Pada Hotel Berbintang di Kota Jambi)

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, BUDGET EMPHASIS, DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP SLACK ANGGARAN (Survei Pada Hotel Berbintang di Kota Jambi) e-jurnal BINAR AKUNTANSI Vol. 1 No. 1, September 2012 ISSN 2303-1522 PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, BUDGET EMPHASIS, DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP SLACK ANGGARAN (Survei Pada Hotel Berbintang di Kota Jambi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang baik karena merupakan proses penentuan kebijakan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang baik karena merupakan proses penentuan kebijakan dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses perencanaan dan realisasi anggaran memerlukan partisipasi dan perencanaan yang baik karena merupakan proses penentuan kebijakan dalam rangka menyelenggarakan

Lebih terperinci

Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Menggunakan Komitmen Organisasi, dan Informasi Asimetri Sebagai Variabel Pemoderasi

Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Menggunakan Komitmen Organisasi, dan Informasi Asimetri Sebagai Variabel Pemoderasi EKBISI, Vol. VIII, No. 2, Juni 2014, hal. 200-218 ISSN:1907-9109 Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Menggunakan Komitmen Organisasi, dan Informasi Asimetri Sebagai Variabel

Lebih terperinci

Mohamad Djasuli Novaria Isnaini Fadilah

Mohamad Djasuli Novaria Isnaini Fadilah 1 EFEK INTERAKSI INFORMASI ASIMETRI, BUDAYA ORGANISASI, GROUP COHESIVENESS DAN MOTIVASI DALAM HUBUNGAN KAUSAL ANTARA BUDGETING PARTICIPATION DAN BUDGETARY SLACK Mohamad Djasuli Novaria Isnaini Fadilah

Lebih terperinci

Kata Kunci :partisipasi penyusunan anggaran, budgetary slack, komitmen organisasi, etika

Kata Kunci :partisipasi penyusunan anggaran, budgetary slack, komitmen organisasi, etika Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Budgetary Slack dengan Komitmen Organisasi dan Etika sebagai Variabel Moderasi. Nama : Kadek Wisnu Perdana Nim : 1306305217 Abstrak Anggaran sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu rencana mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang akan dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Suatu rencana mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang akan dilakukan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penganggaran memegang peranan penting dalam perencanaan dan kontrol. Suatu rencana mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapainya. Anggaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. anggaran dengan budaya organisasi, gaya kepemimpinan, ketidakpastian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. anggaran dengan budaya organisasi, gaya kepemimpinan, ketidakpastian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian 1. Deskripsi penelitian Bab ini menjelaskan mengenai analisis data dari hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat melaksanakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat melaksanakan kegiatan organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan sebuah alat bantu manajemen dalam menjalankan fungsi perencanaan, koordinasi, komunikasi dan pengendalian. Anggaran merencanakan pembiayaan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: senjangan anggaran, partisipasi penganggaran, kepercayaan diri, komitmen organisasi

Abstrak. Kata kunci: senjangan anggaran, partisipasi penganggaran, kepercayaan diri, komitmen organisasi Judul : Kepercayaan Diri dan Komitmen Organisasi sebagai Pemoderasi Pengaruh Partisipasi Penganggaran pada Senjangan Anggaran (Studi pada Pemerintah Kabupaten Badung) Nama : Ni Wayan Putri Adnyani NIM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

BAB I PENDAHULUAN. tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Undang-undang No 34 Tahun 2000 yang sekarang diubah menjadi Undang-undang No 28 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 menyatakan Daerah Otonom adalah kesatuan

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Anggaran dalam dunia bisnis merupakan unsur utama dalam perencanan dan

BABI PENDAHULUAN. Anggaran dalam dunia bisnis merupakan unsur utama dalam perencanan dan BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalab Anggaran dalam dunia bisnis merupakan unsur utama dalam perencanan dan pengendalian perusahaan. Perencanaan berarti melihat ke masa depan dan menentukan tindak.an

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARATUR PEMERINTAH DAERAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARATUR PEMERINTAH DAERAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN 1 PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARATUR PEMERINTAH DAERAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN Andrea Anggrianti Nuritomo Program Studi Akuntansi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat melaksanakan kegiatan organisasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN JOB RELEVANT INFORMATION DAN KEPUASAN KERJA VARIABEL MODERATING

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN JOB RELEVANT INFORMATION DAN KEPUASAN KERJA VARIABEL MODERATING ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KEPUASAN KERJA, JOB RELEVANT INFORMATION DAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Padaa Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi sektor publik pada dasarnya membutuhkan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi sektor publik pada dasarnya membutuhkan sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi sektor publik pada dasarnya membutuhkan sebuah manajemen yang baik dalam melaksanakan tugasnya, sebab tanpa adanya manajemen suatu organisasi tidak

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, EVALUASI ANGGARAN DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain (agen) untuk melaksanakan suatu

Lebih terperinci

Partisipasi Penganggaran, Komitmen Organisasi dan Pemahaman Tugas Hubungan Terhadap Kinerja Aparatur pada Pemerintahan Kota Lhokseumwe

Partisipasi Penganggaran, Komitmen Organisasi dan Pemahaman Tugas Hubungan Terhadap Kinerja Aparatur pada Pemerintahan Kota Lhokseumwe Partisipasi Penganggaran, Komitmen Organisasi dan Pemahaman Tugas Hubungan Terhadap Kinerja Aparatur pada Pemerintahan Kota Lhokseumwe Yusri Hazmi, SE. M. Si, Ak (Dosen: Politeknik Negeri Lhokseumawe)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dalam perkembangan Ekonomi Dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, Pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian dapat berupa tempat atau lokasi dilaksanakannya penelitian. Penelitian dilaksanakan di Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen. Subyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pelaksanaan (actuating), dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pelaksanaan (actuating), dan fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anggaran adalah salah satu komponen penting dalam perencanaan organisasi. Anggaran merupakan rencana pendanaan kegiatan di masa depan dan dinyatakan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggaran. Anggaran merupakan sebuah rencana tentang kegiatan di masa datang yang

BAB I PENDAHULUAN. anggaran. Anggaran merupakan sebuah rencana tentang kegiatan di masa datang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komponen penting dalam perencanaan perusahaan adalah anggaran. Anggaran merupakan sebuah rencana tentang kegiatan di masa datang yang mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan Penjelasan konsep senjangan anggaran dapat dimulai dari pendekatan teori keagenan. Dalam teori keagengan, hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat struktural SKPD yang terlibat pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat struktural SKPD yang terlibat pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat struktural SKPD yang terlibat pada proses penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran di pemerintah kabupaten/kota

Lebih terperinci

Kata Kunci: Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, Budaya Organisasi dan Kinerja Manajerial

Kata Kunci: Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, Budaya Organisasi dan Kinerja Manajerial 1 Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia) Feisal Ananta Pertiwi Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek penelitian menunjukkan lokasi atau tempat penelitian. Obyek dari penelitian ini adalah hotel berbintang yang berlokasi di Provinsi DIY. Sedangkan

Lebih terperinci

Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah dengan dimediasi Persepsi Inovasi. Restu Agusti Nuraini

Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah dengan dimediasi Persepsi Inovasi. Restu Agusti Nuraini Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah dengan dimediasi Persepsi Inovasi Restu Agusti Nuraini ABSTRACT The research aims to examine the budget participation empirical evidence

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pejabat struktural setingkat eselon 3 dan eselon 4 pada SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Metro. 3.2. Populasi dan Sampel Populasi

Lebih terperinci

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PENGENDALIAN AKUNTANSI DAN SISTEM PELAPORAN PADA AKUNTABILITAS KINERJA

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PENGENDALIAN AKUNTANSI DAN SISTEM PELAPORAN PADA AKUNTABILITAS KINERJA ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.3 (2015): 825-840 PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PENGENDALIAN AKUNTANSI DAN SISTEM PELAPORAN PADA AKUNTABILITAS KINERJA Ni Made Mega Cahyani

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP BUDGETARY SLACK. Jurnal Sistem Pengendalian Manajemen

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP BUDGETARY SLACK. Jurnal Sistem Pengendalian Manajemen PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP BUDGETARY SLACK Jurnal Sistem Pengendalian Manajemen Siti Maisarotul Khasanah 12080694019 S1 Akuntansi 2012 A JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

JURNAL ILMU EKONOMI & SOSIAL, VOLUME VI NO. 1, APRIL 2015

JURNAL ILMU EKONOMI & SOSIAL, VOLUME VI NO. 1, APRIL 2015 PENGARUH AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KOMITMEN DAN KINERJA APARATUR KAMPUNG WASUR MELALUI INFORMASI PEKERJAAN RELEVAN (JRI) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Okto Irianto Universitas Musamus Merauke ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Anggaran sektor publik merupakan suatu instrumen perencanaan,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Anggaran sektor publik merupakan suatu instrumen perencanaan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anggaran sektor publik merupakan suatu instrumen perencanaan, pengendalian dan akuntabilitas publik yang ditandai adanya penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam lingkungan persaingan global sekarang ini yang diliputi banyak ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan inovatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika dalam penulisan skripsi 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan usaha

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori keagenan ( agency theory) sebagai teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori keagenan ( agency theory) sebagai teori BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian ini menggunakan teori keagenan ( agency theory) sebagai teori pemayung (grand theory) dan teori kontijensi ( contingency theory) sebagai teori pendukung (supporting theory).

Lebih terperinci

Nama : Ni Ketut Ayu Mike Ratnasari NIM : Abstrak

Nama : Ni Ketut Ayu Mike Ratnasari NIM : Abstrak Judul : Komitmen Organisasi Dan Desentralisasi Sebagai Pemoderasi Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Pada Kinerja Manajerial PT. PLN (Persero) Distribusi Bali Nama : Ni Ketut Ayu Mike Ratnasari NIM

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN ASIMETRI INFORMASI DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI PEMODERASI

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN ASIMETRI INFORMASI DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN ASIMETRI INFORMASI DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI PEMODERASI (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kota Padang) ARTIKEL ILMIAH Oleh : ELFI

Lebih terperinci

Neneng Rahma 1) Suharno 2) Bambang Widarno 3) ABSTRACT

Neneng Rahma 1) Suharno 2) Bambang Widarno 3) ABSTRACT PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, BUDAYA ORGANISASI, KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Survei pada Karyawan PDAM Kota Surakarta) Neneng Rahma 1) Suharno 2) Bambang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara mandiri. Masing-masing daerah telah diberikan kekuasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. secara mandiri. Masing-masing daerah telah diberikan kekuasaan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada sektor pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah dalam menjalankan pemerintahan memiliki rencana-rencana dalam bentuk anggaran yang disusun dan

Lebih terperinci

Pengaruh Partisipasi Anggarann Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Locus Of Control Dan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi

Pengaruh Partisipasi Anggarann Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Locus Of Control Dan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi Pengaruh Partisipasi Anggarann Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Locus Of Control Dan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi Oleh : MARDONGAN TUA SINAGA 2007/84368 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Chooper (2005) menyatakan bahwa desain penelitian mengungkapkan

Lebih terperinci

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, BUDAYA ORGANISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, BUDAYA ORGANISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, BUDAYA ORGANISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP HUBUNGAN PARTISIPASI ANGGARAN DAN KESENJANGAN ANGGARAN (Studi Empiris pada Seluruh SKPD di Kota Padang) ARTIKEL ILMIAH OLEH:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era yang semakin modern menuntut perusahaan untuk berantisipasi pada suatu keadaan yang tidak menentu. Persaingan yang semakin ketat menuntut sebuah perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP SLACK ANGGARAN PADA TATANAN CONTAINER

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP SLACK ANGGARAN PADA TATANAN CONTAINER PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP SLACK ANGGARAN PADA TATANAN CONTAINER Nurul Mastuti Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi UNISMA Bekasi Nurma Risa Dosen Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk melaksanakan strategi organisasi, oleh sebab itu anggaran harus

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk melaksanakan strategi organisasi, oleh sebab itu anggaran harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu organisasi baik organisasi publik maupun swasta pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan suatu strategi yang

Lebih terperinci

ABSTRAK PERAN PENGENDALIAN ANGGARAN KETAT DAN ETIKA MEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN

ABSTRAK PERAN PENGENDALIAN ANGGARAN KETAT DAN ETIKA MEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN ABSTRAK PERAN PENGENDALIAN ANGGARAN KETAT DAN ETIKA MEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN Penyusunan anggaran (penganggaran) adalah kegiatan penting, kompleks dan melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang menjalankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang menjalankan pemerintahan Daerah dan sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa responden yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa pada Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disfungisional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi (Indriantoro dan

BAB I PENDAHULUAN. disfungisional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi (Indriantoro dan BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan Anggaran merupakan rencana keuangan perusahaan yang digunakan sebagai pedoman untuk menilai kinerja, alat untuk memotivasi kinerja para anggota organisasi, alat untuk koordinasi

Lebih terperinci

JURNAL PENELITIAN SKRIPSI

JURNAL PENELITIAN SKRIPSI JURNAL PENELITIAN PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah Banyudono di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan

Lebih terperinci

PENGARUH TUJUAN ANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DI POLDA PAPUA (Studi pada Ditreskrimsus)

PENGARUH TUJUAN ANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DI POLDA PAPUA (Studi pada Ditreskrimsus) PENGARUH TUJUAN ANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DI POLDA PAPUA (Studi pada Ditreskrimsus) Irianti Permata Sari, Junaedy Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, ETIKA, DAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SENJANGAN ANGGARAN

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, ETIKA, DAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SENJANGAN ANGGARAN PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, ETIKA, DAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SENJANGAN ANGGARAN Anak Agung Adi Biantara 1 IG.A.M. Asri Dwija Putri 2 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia

Lebih terperinci

Sutina Arifani Bahar 1, Rio Monoarfa 2, Siti Pratiwi Husain 3

Sutina Arifani Bahar 1, Rio Monoarfa 2, Siti Pratiwi Husain 3 PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango) Sutina Arifani Bahar 1, Rio Monoarfa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian dan waktu penelitian. Kampar, tepatnya di badan-badan yang ada di Kabupaten Kampar.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian dan waktu penelitian. Kampar, tepatnya di badan-badan yang ada di Kabupaten Kampar. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan waktu penelitian Peneliti mengambil objek penelitiannya yaitu Pemerintahan kabupaten Kampar. Adapun lokasi atau tempat dalam penelitian ini berada

Lebih terperinci

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGARAN DENGAN SENJANGAN ANGGARAN

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGARAN DENGAN SENJANGAN ANGGARAN PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGARAN DENGAN SENJANGAN ANGGARAN (Studi Empiris Pada PT.Jamu Jago Semarang) Ferdiana Tesa Oktafiana Program

Lebih terperinci

Dewi et al., Pengaruh Pengetahuan Tentang Akuntansi Sumber Daya Manusia dan Top Management...

Dewi et al., Pengaruh Pengetahuan Tentang Akuntansi Sumber Daya Manusia dan Top Management... 1 Pengaruh Pengetahuan Tentang Akuntansi Sumber Daya Manusia dan Top Management Support terhadap Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia pada Perusahaan Manufaktur di Jawa Timur (Effect of Knowledge about

Lebih terperinci

BAB IV METODA PENELITIAN. disimpulkan dan diberikan saran. Suatu desain penelitian menyatakan struktur

BAB IV METODA PENELITIAN. disimpulkan dan diberikan saran. Suatu desain penelitian menyatakan struktur 25 BAB IV METODA PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan rencana menyeluruh dari penelitian mencakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. fungsi variabel dalam hubungan antar variabel, yaitu: Variabel Independen (Independent Variable)

BAB III METODE PENELITIAN. fungsi variabel dalam hubungan antar variabel, yaitu: Variabel Independen (Independent Variable) 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002 : 63), variabel penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa pendekatan, salah satunya adalah

Lebih terperinci

77 BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

77 BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 77 BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja

Lebih terperinci

Disusun Oleh: DWI ASTUTI B

Disusun Oleh: DWI ASTUTI B PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SE KARESIDENAN SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi digunakan dalam pengendalian disiapkan dalam rangka menjamin bahwa

suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi digunakan dalam pengendalian disiapkan dalam rangka menjamin bahwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menurut Bastian (2006) kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuannya, yaitu memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuannya, yaitu memperoleh laba. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini persaingan global terasa semakin ketat dan memaksa manajer untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja perusahaan dengan harapan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. digunakan sebagai acuan dalam pemecahan masalah yang sedang diteliti.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. digunakan sebagai acuan dalam pemecahan masalah yang sedang diteliti. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Bagian ini membahas mengenai teori-teori dan pendekatan yang menjelaskan pengertian anggaran, partisipasi penganggaran, ambiguitas peran,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Budgetary Participation, Managerial Performance, Organizational Commitment. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Budgetary Participation, Managerial Performance, Organizational Commitment. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This study aimed to analyze the relationship between budgetary participation and managerial performance moderated by organizational commitment. The data research collection using questionnaires.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap

BAB I PENDAHULUAN. publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja organisasi yang optimal tergantung dari bagaimana perusahaan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang dimiliki secara ekonomis, efektif, dan efisien. Anggaran

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu 7 BAB II DASAR TEORI 2.1. Anggaran 2.1.1. Definisi Anggaran Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu rencana rinci yang memperlihatkan bagaimana sumber-sumber daya diharapkan akan diperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN (STUDI KASUS PADA UNISMA BEKASI)

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN (STUDI KASUS PADA UNISMA BEKASI) JRAK. Vol. 5 No. 2 Agustus 2014 Hal. 40-48 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN (STUDI KASUS PADA UNISMA BEKASI) Oleh Nurma Risa Dosen Akuntansi

Lebih terperinci

Oleh : Widiya Restu Wulandari Pembimbing : R. Adri Satriawan Surya dan Sem Paulus

Oleh : Widiya Restu Wulandari Pembimbing : R. Adri Satriawan Surya dan Sem Paulus PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PENEKANAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Empiris pada SKPD Kabupaten Indragiri Hulu) Oleh : Widiya

Lebih terperinci