Zainal Muttaqin, S.IP UNIVERSITAS SERANG RAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Zainal Muttaqin, S.IP UNIVERSITAS SERANG RAYA"

Transkripsi

1 2011 UNIVERSITAS SERANG RAYA Sebaiknya jaga dirimu selalu bersih dan cemerlang; kamu adalah jendela melalui mana kamu melihat dunia. George Bernard Shaw Sumber: 7 Habits of Highly Effective Teens (Sean Covey) Zainal Muttaqin, S.IP [SOSIOLOGI DAN POLITIK] Bahan Belajar Mahasiswa untuk Mata Kuliah Sosiologi dan Politik Semester Genap Tahun Akademik 2010/2011 UNIVERSITAS SERANG RAYA 0

2 MENU BACA Prologue Bagian I Sosiologi Ilmu Pengetahuan dan Sosiologi Proses sosial Kelompok-kelompok Sosial Kebudayaan dan Masyarakat Pelapisan sosial (Stratifikasi sosial) Bagian II Politik Makna Politik dan Ilmu Politik Sistem Politik dan Pemerintahan Sistem Politik Pemerintahan di Indonesia Paham-Paham Besar di Dunia Demokrasi Bibliografi 1

3 PROLOGUE Sebagai seorang alumni dari sekolah sosial dan politik, saya merasakan benar bahwa kebutuhan akan warga negara yang mampu mengamati secara analitik serta berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik sungguh sangat besar, teristimewa sekali di Indonesia. Namun, nampaknya budaya berdiskusi dan bercengkerama seputar isu-isu politik baru sampai tahap teman selingan ngopi yang acapkali lebih sering disela dengan obrolan dangdut. Sebagian mengemukaan alasan budaya, bahwa Dangdut is the music of my country sehingga sungguh berlebihan menuduh dangdut sebagai biang kepandiran politik masyarakat kita. Sebagian teman yang lain menyampaikan pandangan yang berbeda. Kultur tersebut merupakan produk dari kebijakan struktural yang sengaja membodohi atau membiarkan kebodohan langgeng di tengah masyarakat kita. Inilah, ujarnya, politik penguasa untuk mempertahankan kekuasaannya dengan mencegah menguatnya kapasitas intelektual dan politik masyarakat. Dari pendapat-pendapat itu, saya meng-iya-kan keduanya. Bahkan termasuk pandangan yang mengatakan bahwa 1-2 kasus yang saya temui di jalan, tidak bisa men-generalisir masyarakat semuanya. Kasus-kasus tersebut masing-masing berdiri sendiri dan belum tentu ada kaitannya. Nah, barangkali tulisan pembuka ini tidak cukup menarik untuk menerbitkan selera anda meminati bacaan sosial dan poltik, apalagi anda tidak berada dalam fakultas yang saya sebutkan tadi. Yang ingin saya sampaikan, sedikitnya, adalah kita menghadapi kompleksitas persoalan kehidupan sosial, poltik, bahkan berbangsa-bernegara yang jika diuraikan akan seperti mengurai benang kusut yang belum diketahui ujungnya. Tanpa petunjuk apapun, tentu nyaris mustahil memecahkan persoalan tersebut. Satu-dua bacaan ringkas yang amat tidak memadai, hasil dari kompilasi sebagai bahan belajar, mengisi waktu luang, menghadapi ujian, atau saking tidak ada kerjaan adalah tabungan untuk menambah ikhtiar dalam mengurai benang kusut bangsa kita. Saya tidak berharap ada pujian dengan hadirnya kompilasi bahan belajar untuk mata kuliah Sosiologi dan Politik ini (jujur, saya agak sedikit tidak nyaman dengannya, mengingat dua subjek ini merupakan subjek penting yang sama luasnya dan sayang jika disatukan hanya dalam satu mata kuliah di sebuah semester). Saya hanya meminta pada Allah setelah saya mengucap syukur Alhamdulillah atas kekuatan yang Allah karuniakan sehingga memudahkan saya menamatkan kompilasi ini, serta uluran cintanya melalui tangan-tangan mungil jajaran pimpinan di UNSERA, FISIP UNSERA, FE UNSERA, PSS FISP UNSERA, dan manusia-manusia rendah hati yang niscaya marah jika saya haturkan salut atas jasajasanya di sini bahwasanya tersebarlah virus-virus yang membangkitkan kesadaran kita sebagai bagian dari umat, khalifah di muka bumi, dan penjaga amanah antara satu dengan yang lain. Dengan demikian, semoga kesadaran akan perlahan lahir dan menjadi tunas kebangkitan jamaah Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. Memaknai kehidupan sosial secara lebih baik. Hidup dalam atmosfer budaya politik dan berpemerintahan yang partisipatif. Terlalu jauh? Berlebihan? Semoga saja tidak. Dan salah satu tandanya, saya percaya, ialah datangnya kritik dan masukan dari sidang pembaca sekalian untuk proses perbaikan kekurangan naskah sederhana ini ke depan. Anda akan mengirimkannya bukan? Tabik. Carenang-Senayan, 2011 Zainalmuttaqin.blog.com 2

4 Bagian I Dari Mata Kuliah Sosiologi &Politik SOSIOLOGI Ilmu Pengetahuan dan Sosiologi Proses sosial Kelompok-kelompok Sosial Kebudayaan dan Masyarakat Pelapisan sosial (Stratifikasi sosial) 3

5 ILMU PENGETAHUAN DAN SOSIOLOGI Ilmu Pengetahuan Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi. Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm"yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan lain sebagainya. Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu. 1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian. 2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani Metodos yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah. 3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga. 4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar keumum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula. Contoh klasifikasi Ilmu Pengetahuan yang sederhana yaitu: 1. Ilmu dasar (Basic Science) misalnya biologi yang bertujuan mendalami teori dan isi alam yang hidup. 4

6 2. Ilmu terapan (Applied Sciences) yang bertujuan untuk memanfaatkan ilmu guna memecahkan masalah praktis misalnya mekanisme dan teknologi pertanian. Sosiologi Dilihat dari sudut pandang etimologi, kata sosiologi berasal dari kata Latin socius yang berarti kawan atau teman, dan kata Yunani logos yang berarti pengetahuan. Dengan demikian sosiologi berarti pengetahuan tentang pertemanan atau perkawanan. Secara lebih luas maka sosiologi berarti pengetahuan tentang hidup bermasyarakat. Yang lebih penting adalah bahwa kata sosial mengandung pemahaman adanya sifat berjiwa pertemanan, terbuka untuk orang lain dan tidak bersifat individual atau egoistik atau tertutup terhadap orang lain (Hendropuspito (1989). Para ahli kemudian mencoba memberikan definisi yang lain tentang sosiologi, walaupun ada intinya definisi yang mereka kemukakan tidak beda jauh dengan arti kata secara etimologis. Dari berbagai pendapat para ahli tersebut terlihat bahwa pada umumnya mereka sepakat bahwa sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai interaksi manusia didalam kehidupan sosialnya. Sosiologi memisatkan kajiannya pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut. Adat istiadat, tradisi, nilai-nilai hidup, suatu kelompok, proses interaksi diantara kelompok dan perkembangan lembaga-lembaga sosial merupakan perhatian sosiologi. Sosiologi membatasi diri pada sistem penilaian yang terjadi dewasa ini (berupa petunjuk-petunjuk dan gambaran), bukan apa yang seharusnya terjadi, juga tidak menentukan ke arah mana harusnya suatu kebijakan melangkah. Sosiologi merupakan ilmu murni (pure sciene) bukan ilmu terapan (applied science), ilmu murni berfungsi meningkatkan secara abstrak kualitas dan mutunya, sedangkan terapan adalah ilmu yang langsung digunakan dan diterapkan agar berguna bagi masyarakat. Manusia memiliki naluri yang kuat untuk hidup bersama dengan yang lainnya. Semenjak lahirpun manusia memiliki naluri untuk berkawan sehingga diistilahkan Social Animal dan memiliki naluri Gregariousness, suatu keinginan untuk menjadi bagian dari suatu komunitas, dalam pergaulannya tersebut kadang manusia membutuhkan suatu pengakuan kebaradaan diri, dengan menunjukkan kelebihan atau kasukaannya manusia dapat berinteraksi dan mendapatkan reaksi baik positif ataupun negative yang berakibat pula semakin memperluas pergaulan dan sikap tindakannya. Dengan melihat perbandingan munculnya ilmu-ilmu lain (seperti filsafat, ekonomi, hukum, dan lain-lain) maka sosiologi dapat dikatakan sebagai ilmu yang masih muda. Auguste Comte ( ) merupakan orang pertama yang menggunakan istitah sosiologi yang secara tegas membedakan cakupan dan isi sosiologi dengan cakupan dan obyek ilmu -ilmu yang lain. Walaupun sosiologi merupakan ilmu yang masih muda namun secara tidak langsung, manusia sudah sejak lahir telah menggeluti sosiologi terutama lewat pergaulan dengan kelompok-kelompok anggota keluarga intinya (terutama ibu), kelompok manusia di sekitar keluarganya sampai kelompok pergaulan internasional. Permasalahannya apakah sosiologi itu? Dari sini, mulailah orang mencoba mendefinisikan sosiologi. Roucek dan Warren (1962), menyebutkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia daiam kelompok -kelompok. Van Doorn dan Lammers (1964) menyebutkan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (1974) mendefinisikan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan sosial. 5

7 Hendropuspito (1989) mendefinisikan sosiologi adalah ilmu pergetahuan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seluas mungkin. Banyak definisi (seperti terurai diatas) yang satu sama lain saiing melengkapi dan mempunyai persamaan pandangan. Persoalannya adalah apakah hakekat terdalam dari sosiologi? dan untuk apakah sosiologi itu kita pelajari? Hakekat Sosiologi Kalau kita mempelajari kehidupan seseorang atau sekelompok orang tertentu sejak dia masih muda sampai dia (mereka) dewasa maka kita lebih banyak memahami aspek-aspek kemasyarakatan yang berkaitan dengan sejarah. Kalau kita mempelajari pola tingkah laku seseorang atau sekelompok (mengapa mereka mempunyai sifat dan tindakan yang faktanya seperti kita amati) maka kita sedang merambah aspek kemasyarakatan yang lebih berkaitan dengan psikologi. Kalau kita mempelajari (mengamati atau meneliti) seseorang atau sekelompok orang dalam berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain (dalam istilah sosiologi dikenal sebagai interaksi), maka kita memang sedang merambah aspek kemasyarakatan yang lebih berkaiatan dengan ranah sosiologi. Di ranah sosiologi inilah kita dapat mempelajari: teori-teori sosiologi; tindakan dan interaksi sosial; keteraturan dan konflik sosial; stratifikasi dan diferensiasi sosial; mobilitas sosial; pranata dan kelembagaan sosial; perubahan sosial; masyarakat tradisional dan modern; modernisasi dan globalisasi; masalah-masalah sosial; dan metodologi penelitian sosial (semuanya akan dibahas tersendiri); analisa sosial; dan penerapan sosial (sosiologi pembangunan). Berdasar definisi dan pemahaman tentang sosiologi maka pada dasamya dapat dikemukakan ciri-ciri dan sifat-sifat dari sosiologi yang merupakan hakekat dan sosiologi itu sendiri (Soekanto, 1997). (1) Sosiologi adalah ilmu sosial yang berisi tentang gejala-gejala kemasyarakatan. (2) Sosiologi adalah ilmu yang tidak bersifat normatif. (3) Sosiologi adalah ilmu pengetahuan murni dan bukan ilmu terapan (walaupun sosioiogi dapat digunakan untuk pembangunan masyarakat). (4) Sosiologi adalah ilmu yang merupakan abstraksi dan hal-hal kongkrit (empirik). (5) Sosiologi melihat (mencari) pola-pola yang bersifat umum dari gejala sosial yang ada di masyarakat. (6) Sosiologi merupakan ilmu yang didasarkan kepada fakta empirik dan bersifat rational. Dengan demikian maka hakekat sosiologi adalah suatu pencarian gejala umum yang terpola (umum) yang ada dalam kenyataan di lapangan (empirik) dari setiap interaksi antar manusia atau antar kelompok manusia. Perkembangan Sosiologi Zaman Keemasan Filsafat Yunani Pada masa ini sosiologi dipandang sebagai bagian tentang kehidupan bersama secara filsafati. Pada masa itu Plato ( SM) seorang filasof terkenal dari Yunani, dalam pencariannya tentang makna negara dia berhasil merumuskan teori organis tentang masyarakat yang mencakup kehidupan sosial dan ekonomi. Plato menganggap bahwa institusi-institusi dalam masyarakat saling bergantung secara fungsional. Kalau ada satu institusi yang tidak jalan maka secara keseluruhan kehidupan masyarakat akan terganggu. Seperti halnya Plato maka Aristoteles ( SM) juga menganggap bawa masyarakat adalah suatu organisma hidup (seperti pandangan kaum biologiwan) dengan basis kehidupannya adalah moral (yang 6

8 baik). Pada masa ini kaum agamawan yang berkuasa sehingga kehidupan sosial lebih diwarnai oleh keputusan-keputusan kaum agamawan yang berkuasa. Zaman Renaissance ( ) Machiavelii adalah orang pertama yang memisahkan antara politik dan moral sehingga terjadi suatu pendekatan yang mekanis terhadap masyarakat. Di sini muncul ajaran bahwa teori-teori politik dan sosial memusatkan perhatian pada mekanisme pemerintahan. Sejak masa ini maka pengaruh kaum agamawan mulai memperoleh tantangan. Abad Pencerahan (abad ke 16 dan 17) Pada masa ini muncul Thomas Hobbes ( ) yang mengarang buku yang dikena! sebagai The Leviathan. Inti ajarannya diilhami oteh hukum alam, fisika dan matematika. Pada masa ini pengaruh keagamaan mulai ditinggalkan dan digantikan oleh pandangan- pandangan yang bersifat hukum sebagai kodrat keduniawiannya. Berdasar pandangan kelompok inilah kemudian muncul suatu kesepakatan antar manusia (kelompok) yang dikenal sebagai kontrak sosial. Pada mulanya interaksi antar manusia berada dalam kondisi chaos karena saling mencurigai dan saling bersaing untuk memperebutkan sumber daya alam dan manusia yang ada. Kondisi yang bersifat kodrati (sesuai dengan hukum alam) ini kemudian dipandang akan selalu menyengsarakan kehidupan manusia. Oleh sebab itu dibuatlah kesepakatan-kesepakatan pengaturan antar kelompok yang dapat saling berterima dan saling menguntungkan, yang kemudian dikenal sebagai kontrak sosial. Abad Ke 18 Pada masa ini munculah John Locke ( ) yang dianggap sebagai bapak Hak Asasi Manusia (HAM). Dia berpandangan bahwa pada dasarnya setiap manusia mempunyai hak-hak dasar yang sangat pribadi yang tidak dapat dirampas oleh siapapun termasuk oleh negara (seperti hak hidup, hak berpikir dan berbicara, berserikat, dan lain-lain). Tokoh lain yang muncul adalah J.J. Rousseau ( ) yang masih berpegang pada ide kontrak sosialnya Hobbes. Dia berpandangan bahwa kontrak antara pemerintah (negara?) dengan yang diperintah (rakyat?) menyebabkan munculnya suatu kolektifitas yang mempunyai keinginan -keinginan tersendiri yang kemudian menjadi keinginan umum. Keinginan umum inilah yang harusnya menjadi dasar penyusunan kontrak sosial antara negara dengan rakyatnya. Abad ke 19 Abad ke 19 dapat dianggap sebagai abad mulai berkembangnya sosiologi, terutama sesudah Auguste Comte ( ) memperkenalkan istilah sosiologi, sebagai usaha untuk menjawab adanya perkembangan interaksi sosial dalam masa industrialisasi. Pada masa ini sosiologi dianggap mulai dapat mandiri. Kondisi yang baru dalam taraf mulai mandiri ini disebabkan walaupun sosiologi sudah dapat menunjukkan adanya obyek yang dijadikan fokus pembahasan (interaksi manusia), namun di dalam pengembangan ilmunya masih menggunakan metode-metode ilmu-ilmu yang lain (ilmu ekonomi misalnya). Abad ke 20 Baru pada abad ke 20 inilah sosiologi dapat benar-benar dianggap mandiri karena: Mempunyai obyek khusus yaitu interaksi antar manusia, Mampu mengembangkan teori-teori sosiologi, Mampu mengembangkan metode khusus sosiologi untuk pengembangan sosiologi, Sosiologi menjadi sangat relevan dengan semakin banyaknya kegagalan pembangunan karena tidak mendasarkan dan memperhatikan masukan dari sosiologi. 7

9 Pada akhir abad ke 20 ini, maka salah satu kelemahan (masih dianggap ketinggalan) dari sosiologi, namun yang pada saat ini juga sudah mulai dapat dipecahkan, yaitu dalam kaitannya dengan perkembangan dan permasalahan global. Di sini interaksi antar manusia yang dapat diamati adalah adalah interaksi tidak langsung lewat telepon, internet, dan lain-lain yang menghubungkan manusia yang saling berjauhan letaknya. Perspektif Sosiologi Sosiolog bukanlah pembaca pikiran orang atau peramal tetapi dia bisa dengan sangat meyakinkan mengatakan tentang kehidupan seorang (sekelompok orang) yang belum dikenalnya bahkan dapat meramalkannya dengan tepat. Sosiolog dapat dengan secara tepat menggambarkan anda berasal dari lingkungan mana, latar belakang pendidikan anda, pendapatan keluarga anda, dan bahkan kemungkinan- kemungkinan yang akan menimpa anda (yang anda akan lakukan). Manusia mempunyai kesempatan yang tidak terbatas untuk mencari kesempatan secara terbuka baik dalam pemikiran maupun tindakan. Namun demikian di dalam pengambilan keputusan penting yang terjadi setiap hari seorang individu akan tetap berada dalam arena (yang terbatas) yang dikenal sebagai masyarakat (society), seperti keluarga, lingkungan RT/RW, kampus, suku, bangsa, bahkan lingkungan dunia. Makna kebijakan penting dari sosiologi adalah bahwa dunia sosial akan menuntun (guides) aktivitas dan pilihan-pilihan hidup kita, seperti kokok ayam jantan yang menentukan kapan kita harus bangun pagi. Demikian pula munculnya suara garengpung yang menuntun petani untuk menanam jenis tanaman tertentu. Mengingat sosiolog adalah orang (kelompok orang) yang mempunyai pemahaman yang kuat tentang bagaimana bekerjanya masyarakat (society works), maka mereka itu dapat menganalisa dan meramal dengan ukuran yang baik dan akurat bagaimana seharusnya kita bertingkah laku. Beberapa manfaat atau keuntungan yang dapat diperoleh apabila kita menggunakan perspektif sosiologi dalam kehidupan sehari-hari diantaranya adalah: (1) Perspektif sosiologi telah menantang (mendorong) untuk meninjau kembali pemahaman kita dan orang lain tentang pemahaman yang familiar. Dari sini kita bisa mengkritik pemahaman yang dianggap secara umum memang begitu(established) yang pada dasarnya sudah perlu dirubah. (2) Perspektif sosiologi memungkinkan kita untuk mengetahui dan memperoleh kesempatan atau (dan) kendala dalam kehidupan kita. (3) Perspektif sosiologi memberdayakan kita untuk menjadi aktif berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat menuju kebaikan bersama. (4) Perspektif sosiologi menolong kita untuk mengenali perbedaan (pluralitas) manusia dan menghadap tantangan kehidupan dalam dunia yang bervariasi (diverse). Penerapan Sosiologi C. Wrigt Mills ( ), pernah mengatakan bahwa sosiologi adalah jalan untuk keluar bagi kita dari jebakan kehidupan kita karena masyarakat bertanggungjawab terhadap permasalahan kita. Apa yang kita butuhkan adalah kualitas pikiran kita untuk menolong dan melihat apa yang terjadi di dunia dan apa yang akan menimpa kita. lnilah yang disebutnya sebagai Sociological Imagination. Di pihak lain adapula yang mengatakan bahwa sosiologi dapat menoiong kita untuk memperoleh pekerjaan di banyak bidang (sebagai peneliti, pekerja sosial, pengembang masyarakat, bankir, jurnalis, dll). Durkheim mengatakan bahwa pada jamannya tidak ada seorang ahli sosialpun yang mendekati masyarakat dari sudut pandangan sosiologi. Pada mulanya orang hanya melihat dan menekankan 8

10 bagaimana caranya agar masyarakat dapat hidup lebih baik dan hanya melihat bagaimana kenyataan kehidupan sosial masyarakat. Munculnya era industrialisasi tidak hanya merubah pola dan tatanan ekonomi namun sekaligus juga merubah pola dan tatanan sosial. Munculnya kota yang menjadi pusat pertumbuhan industri membawa pengaruh dalam kehidupan masyarakat. Pola interaksi antar manusia di wilayah perkotaan padat yang dekat dengan pusat industri menjadi berubah, hubungan antar individu menjadi spesifik dan terbatas. Dengan demikian maka terjadilah suatu perubahan sosial di masyarakat Eropa pada waktu itu. Demikian pula muncuknya era globalisasi pada akhir abad 20 atau awal abad 21 tidak hanya membawa perubahan ekonomi dan politik global namun juga terjadi perubahan sosial. Semakin tipisnya batasbatas negara dan semakin dekatnya jarak (lewat transportasi dan komunikasi canggih) memungkinkan pola dan tatanan sosial masyarakat juga menjadi berkembang. Di sini sosiologi menjadi semakin penting dan relevan untuk menjawab tantangan perubahan jaman untuk kebaikan bersama. 9

11 PROSES SOSIAL Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompokkelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang terlah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum, dst. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interkasi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Dengan kata lain, interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial. Bentuk umum proses sosial adalah interaksi social (yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi anatara kelompok tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi sosial tak akan mungkin teradi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud. Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada pelbagai faktor : a. Imitasi: Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. b. Sugesti: Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. c. Identifikasi: Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini. d. Simpati: Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok. Dua Syarat terjadinya interaksi sosial : a. Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk.yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelompok, antarelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung. b. Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. 10

12 Kata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum (artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh). Arti secara hanafiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadinya hubungan badaniah. Sebagai gejala seosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena dewasa ini dengan adanya perkembangan teknologi, orang dapat menyentuh berbagai pihak tanpa menyentuhnya. Dapat dikatakan bahwa hubungan badaniah bukanlah syarat untuk terjadinya suatu kontak. Kontak sosial dapat terjadi dalam 3 bentuk : 1. Adanya orang perorangan Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari kebuasaan dalam keluarganya. Proses demikian terjadi melalui sosialisasi, yaitu suatu proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat dimana dia menjadi anggota. 2. Ada orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya kontak sosial ini misalnya adalah seseorang merasakan bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat atau apabila suatu partai politik memkasa anggota-anggotanya menyesuaikan diri dengan ideologi dan programnya. 3. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya. Umpamanya adalah dua partai politik mengadakan kerja sama untuk mengalahkan parpol yang ketiga di pemilihan umum. Terjadinya suatu kontak tidaklah semata-mata tergantung dari tindakan, tetapi juga tanggapan terhadap tindakan tersebut. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sengangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama seali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial. Suatu kontak dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak perimer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka. Kontak sekunder memerlukan suatu perantara. Sekunder dapat dilakukan secara langsung. Hubungan-hubungan yang sekunder tersebut dapat dilakukan melalui alat-alat telepon, telegraf, radio, dst. Arti terpenting komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gera-gerak badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan perasaan suatu kelompok manusia atau perseorangan dapat diketahui oleh kelompok lain atau orang lainnya. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang dilakukannya. Kehidupan yang Terasing Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi sosial dapat diuji terhadap suatu kehidupan yang terasing (isolation). Kehiduapan terasing yang sempurna ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengadakan interaksi sosial dengan pihak-pihak lain. Kehidupan terasing dapat disebaban karena secara badaniah seseorang sama sekali diasingkan dari hubungan dengan orang-orang lainnua. Padahal perkembangan jiwa seseorag banyak ditentuan oleh pergaulannya dengan orang lain. Terasingnya seseorang dapat pula disebabkan oleh karena cacat pada salat satu indrany. Dari beberapa hasil penelitian, ternyata bahwa kepribadian orang-orang mengalami banyak penderitaan akibat kehidupan yang terasing karena cacat indra itu. Orang-orang cacat tersebut akan mengalami perasaan 11

13 rendah diri, karena kemungkinan-kemungkinan untuk mengembangkan kepribadiannya seolah-olah terhalang dan bahkan sering kali tertutup sama sekali. Pada masyarakat berkasta, dimana gerak sosial vertikal hampir tak terjadi, terasingnya seseorang dari kasta tertentu (biasanya warga kasta rendahan), apabila berada di kalangan kasta lainnya (kasta yang tertinggi), dapat pula terjadi. Bentuk-bentu Interaksi Sosial Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict). Pertikaian mungkin akan mendapatkan suatu penyelesaian, namun penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu, yang dinamakan akomodasi. Ini berarti kedua belah pihak belum tentu puas sepenunya. Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial. Keempat bentuk poko dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan suatu kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertikaian untuk akhirnya sampai pada akomodasi. Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial : Proses-proses yang Asosiatif 1. Kerja Sama (Cooperation) Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima. Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan bagi mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan baik. Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainya (yang merupakan out-group-nya). Kerja sama akan bertambah kuat jika ada hal-hal yang menyinggung anggota/perorangan lainnya. Fungsi Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooley kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna Dalam teori-teori sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk kerjasama yang biasa diberi nama kerja sama (cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan : Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil perintah atasan atau penguasa Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial. 12

14 Ada 5 bentuk kerjasama : Kerukunan; yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong Bargaining; yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih Kooptasi (cooptation); yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan Koalisi (coalition); yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karena maksud utama adalah untuk mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah kooperatif. Joint venture; yaitu erjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dst. 2. Akomodasi (Accomodation) Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti : menujukk pada suatu keadaan dan yntuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan. Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi keteganganketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Tujuan Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu : Untuk mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer Memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem berkasta. Mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah. Bentuk-bentuk Akomodasi Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada. Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri 13

15 Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama. Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya. Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya. Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan Hasil-hasil Akomodasi Akomodasi dan Intergrasi Masyarakat Akomodasi dan intergrasi masyarakat telah berbuat banyak untuk menghindarkan masyarakat dari benih-benih pertentangan laten yang akan melahirkan pertentangan baru. Menekankan Oposisi Sering kali suatu persaingan dilaksanakan demi keuntungan suatu kelompok tertentu dan kerugian bagi pihak lain Koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda Perubahan lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaan baru atau keadaan yang berubah Perubahan-perubahan dalam kedudukan Akomodasi membuka jalan ke arah asimilasi. Dengan adanya proses asimilasi, para pihak lebih saling mengenal dan dengan timbulnya benih-benih toleransi mereka lebih mudah untuk saling mendekati. 3. Asimilasi (Assimilation) Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompokkelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama. Proses Asimilasi timbul bila ada : Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama sehingga kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri Beberapa bentuk interaksi sosial yang memberi arah ke suatu proses asimilasi (interaksi yang asimilatif) bila memiliki syarat-syarat berikut ini: Interaksi sosial tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana pihak yang lain tadi juga berlaku sama interaksi sosial tersebut tidak mengalami halangan-halangan atau pembatasan-pembatasan Interaksi sosial tersebut bersifat langsung dan primer Frekuaensi interaksi sosial tinggi dan tetap, serta ada keseimbangan antara pola-pola tersebut. Artinya, stimulan dan tanggapan-tanggapan dari pihak-pihak yang mengadakan asimilasi harus sering dilakukan dan suatu keseimbangan tertentu harus dicapai dan dikembangankan. 14

16 Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah : Toleransi Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya Sikap tebuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan Perkawinan campuran (amalgamation) Adanya musuh bersama dari luar Faktor umum penghalangan terjadinya asimilasi Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan itu seringkali menimbulkan faktor ketiga Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya. Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi In-group-feeling yang kuat menjadi penghalang berlangsungnya asimilasi. In group feeling berarti adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan. Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap minoritas lain apabila golongan minoritas lain mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa Faktor perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan pertentanganpertentangan pribadi. Asimilasi menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan sosial dan dalam pola adat istiadat serta interaksi sosial. Proses yang disebut terakhir biasa dinamakan akulturasi. Perubahanperubahan dalam pola adat istiadat dan interaksi sosial kadangkala tidak terlalu penting dan menonjol. Proses Disosiatif Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan untuk tetap hidup (struggle for existence). Untuk kepentingan analisis ilmu pengetahan, oposisi proses-proses yang disosiatif dibedkan dalam tiga bentuk, yaitu : 1. Persaingan (Competition) Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan mempunya dua tipe umum : 15

17 1. Bersifat Pribadi : Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry. 2. Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu. Bentuk-bentuk persaingan : 1. Persaingan ekonomi : timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah konsumen 2. Persaingan kebudayaan : dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan, pendidikan, dst. 3. Persaingan kedudukan dan peranan : di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan terpandang. 4. Persaingan ras : merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan krn ciriciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya. Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat mempunyai beberapa fungsi : Menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa medapat pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing. Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial. Persaingan berfungsi untuk mendudukan individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya. Sebagai alat menyaring para warga golongan karya ( fungsional ) 2. Kontraversi (Contravertion) Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 5 : Yang umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keenganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan rencana Yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak lain, dst. Yang intensif, penghasutan, menyebarkan desas desus yang mengecewakan pihak lain Yang rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat. Yang taktis, mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain. Contoh lain adalah memaksa pihak lain menyesuaikan diri dengan kekerasan, provokasi, intimidasi, dst. Menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi : Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah mengalami perubahan yang sangat cepat Kontraversi seks : menyangkut hubungan suami dengan istri dalam keluarga. Kontraversi Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas dalam masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan, dst. 16

18 Tipe Kontravensi : 1. Kontravensi antarmasyarakat setempat, mempunyai dua bentuk : 1) Kontavensi antarmasyarakat setempat yang berlainan (intracommunity struggle) 2) Kontravensi antar golongan-golongan dalam satu masyarakat setempat (intercommunity struggle) 2. Antagonisme keagamaan 3. Kontravensi Intelektual : sikap meninggikan diri dari mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi atau sebaliknya 4. Oposisi moral : erat hubungannya dengan kebudayaan. 3. Pertentangan (Pertikaian atau conflict) Pribadi maupun kelompok menydari adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian. Sebab musabab pertentangan adalah perbedaan antara individu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, perubahan sosial. Pertentangan dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan merupakan pertanda bahwa akomodasi yang sebelumnya telah tercapai. Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus: Pertentangan pribadi Pertentangan Rasial : dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan antara mereka yang menimbulkan pertentangan Pertentangan antara kelas-kelas sosial : disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan Pertentangan politik : menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat Pertentangan yang bersifat internasional : disebabkan perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan negara Akibat-akibat bentuk pertentangan: Tambahnya solidaritas in-group Apabila pertentangan antara golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu, akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut. Perubahan kepribadian para individu Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak Baik persaingan maupun pertentangan merupakan bentuk-bentuk proses sosial disosiatif yang terdapat pada setiap masyarakat. 17

19 KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya. Menurut Sorjono Soekanto kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan yang hidup bersama karena adanya hubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi. Sedangkan menurut Hendro Puspito kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama. Jika merujuk Paul B. Horton & Chaster L. Hunt, kelompok sosial adalah suatu kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi. Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam: (1) Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia tahun di sebuahkecamatan. (2) Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya. (3) Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat. (4) Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negara, sekolah. Ciri-ciri Kelompok Sosial 1. Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain 2. Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu 3. Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya 4. Memiliki kepentingan bersama 5. Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya Dasar Pembentukan Kelompok Sosial adalah: 1. Faktor kepentingan yang sama (Common Interest) 2. Faktor darah / keturunan yang sama (common in cestry) 3. Faktor geografis 4. Factor daerah asal yang sama Klasifikasi Kelompok Sosial 1. Klasifikasi menurut cara terbentuknya 1) Kelompok semu, terbentuk secara spontan. Contohnya Crowd (kerumunan), Publik, dan Massa. Ciri-ciri kelompok semu: 18

20 a. Tidak direncanakan b. Tidak terorganisir c. Tidak ada interaksi secara terus menerus d. Tidak ada kesadaran berkelompok e. Kehadirannya tidak konstan 2) Kelompok Nyata, mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai berbagai macam bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu kehadirannya selalu konstan. Ciri-ciri Kelompok Nyata yaitu (1) Kelompok Statistical Group (dijadikan sasaran penelitian oleh ahli-ahli ststistik untuk kepentingan penelitian), (2) Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan (yang memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin, warna kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota dan tidak terlihat dalam organisasi), (3) Kelompok sosial / social groups (masyarakat dalam arti khusus yang terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama seperti tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus menerus. Contoh : ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan sebagainya), serta (4) Kelompok asosiasi / associational group (kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal). 2. Klasifikasi menurut erat longgarnya ikatan antar anggota a. Gemeinschaft / paguyuban Merupakan kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal. Ferdinand Thonies membagi menjadi 3 bagian : 1. Gemeinschaff by blood (Paguyuban karena adanya ikatan darah). Contohnya : trah, kerabat, klien 2. Gemeinschaft of place (Paguyuban karena tempat tinggal berdekatan). Contoh : RT, RW, Pedukuhan, Pedesaan 3. Gameinschaft of mind (Paguyuban karena jiwa dan pikiran yang sama). Contoh: kelompok pengajian, kelompok mahzab (Sekte) b. Gesselschaft / patembangan Merupakan ikatan lahir yang bersifat kokoh untuk waktu yang pendek, strukturnya bersifat mekanis dan sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka. Contoh : ikatan antar pedagang, organisasi dalam sebuah pabrik. 19

21 Pembentukan Norma Kelompok Perilaku kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam dunia sosial pada umumnya, kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para anggotanya, dan norma-norma ini mengarahkan interaksi kelompok. Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Pada saat seseorang berprilaku tertentu pihak lain menilai kepantasasn atau ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif (langsung atau tidak langsung). Norma terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok. Jadi, ketika seseorang masuk ke dalam sebuah kelompok, perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu norma kelompok. Dinamika Kelompok Sosial Yaitu suatu proses perkembangan dan perubahan akibat adanya interaksi dan interdependensi baik antar anggota kelompok maupun antara suatu kelompok dengan kelompok lain. Faktor-faktor pendorong dinamika sosial : A. Faktor dari luar (Extern) 1. Perubahan Sirkulasi Sosial Disebabkan dari kemerdekaan wilayah, masuknya industrialisasi ke pertanian dan adanya temuan-temuan baru. 2. Perubahan Situasi Ekonomi Dapat menyebabkan suatu kelompok sosial berkembang, misalnya masyarakat perkotaan. Kelompok kekerabatan akan bergeser menjadi hubungan sosial berdasarkan kepentingan sehingga kelompok kekerabatan yang termasuk klasifikasi ke kelompok primer berubah menjadi kelompok kepentingan yang termasuk klasifikasi kelompok sekunder. 3. Perubahan Situasi Politik Seperti perubahan elit kekuasaan, perubahan kebijakan dan sebagainya. Menyebabkan perkembangan pada kelompok-kelompok sosial. B. B. Faktor dari dalam (Intern) 1. Adanya konflik antar anggota kelompok 2. Adanya perbedaan kepentingan 3. Adanya perbedaan paham Kelompok kekerabatan berasal dari kelompok / satuan keluarga inti, kemudian berkembang menjadi keluarga luas, yang dikenal dengan nama kerabat / kekerabat. Keluarga inti (nuclear family), keluarga luas (extended family). Masyarakat Kota dan Desa Masyarakat desa merupakan kelompok primer, memiliki struktur sosial yang tradisional sehingga perkembangan dan perubahannya relatif lambat / statis. 20

22 KARAKTERISTIK MASYARAKAT PERDESAAN Warga memiliki hubungan yang lebih erat Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar kekeluargaan Umumnya hidup dari pertanian atau nelayan Golongan orangtua memegang peranan penting Dari sudut pemerintahan, hubungan antara penguasa dan rakyat bersifat informal Perhatian masyarakat lebih pada keperluan utama kehidupan Kehidupan keagamaan lebih kental Banyak berurbanisasi ke kota karena ada faktor yang menarik dari kota Sedangkan Masyarakat kota memiliki tatanan yang heterogen sehingga kelompoknya lebih dinamis. Masyarakat kota mempunyai daya tarik bagi masyarakat desa untuk melakukan urbanisasi. KARAKTERISTIK MASYARAKAT PERKOTAAN Jumlah penduduknya tidak tentu Bersifat individualistis Pekerjaan lebih bervariasi, lebih tegas batasannya dan lebih sulit mencari pekerjaan Perubahan sosial terjadi secara cepat, menimbulkan konflik antara golongan muda dengan golongan orangtua Interaksi lebih disebabkan faktor kepentingan daripada faktor pribadi Perhatian lebih pada penggunaan kebutuhan hidup yang dikaitkan dengan masalah prestise Kehidupan keagamaan lebih longgar Banyak migran yang berasal dari daerah dan berakibat negatif di kota, yaitu pengangguran, kriminalitas, lahan, dll. 21

23 Faktor Pendorong perpindahan penduduk dari desa ke kota (Urbanisasi): 1. Sempitnya lapangan kerja di desa 2. Adanya generasi muda yang ingin memperbaiki kehidupan dan membebaskan diri dari interaksi 3. Kesempatan menambah ilmu, di desa sangat terbatas Faktor Penarik Urbanisasi: 1. Kota merupakan pusat kegiatan perekonomian dan pemerintahan. 2. Kota membuka peluang lapangan kerja yang lebih banyak 3. Kota memberi peluang yang tidak terbatas untuk mengembangkan jiwa dan potensi manusia, dll. Ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat Kota bersifat dinamis dan selalu berkembang, dibandingkan dengan masyarakat desa. Factor-faktor tersebut antara lain: 1. Faktor Pendidikan Merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan masyarakat kota. Melalui pendidikan baik formal maupun nonformal menjadikan masyarakat kota lebih siap melakukan persaingan. Pada masyarakat kota stratifikasi sosial lebih didasarkan pada keahlian dan pendidikan. 2. Urbanisasi perpindahan dari desa ke kota Urbanisasi yang terlampau pesat dan tkidak teratur menyebabkan penduduk kota semakin padat. Warga desa yang melakukan urbanisasi juga berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan masyarakat kota. Nilai-nilai gotong royong dan nilai-nilai tradisional mulai ditinggalkan dan mengikuti arus perubahan. 3. Komunikasi Faktor informasidan komunikasi yang serba cepat melalui berbagai media, baik media massa maupun media elektronik memberikan berbagai informasi yang dapat mendorong perkembangan perubahan masyarakat kota di antaranya dalam hal penampilan. 4. Industrialisasi dan Mekanisme Adanya industrialiasasi dan mekanisme menyebabkan masyarakat kota semakin bergantung kepada mesin-mesin yang telah meringankan pekerjaan. Adanya ketergantungan pada mesin-mesin menyebabkan masyarakat manja. 22

24 KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Manusia adalah mahluk budaya. Sementara masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian tak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat, sebagai wadah pendukungnya. Kata Kebudayaan berasal dari kata Sansekerta BUDDHAYA yang merupakan bentuk jamak kata BUDDHI yang berarti budi atau akal. Istilah asing nya Culture yang berasal dari kata Latin Colere yang berarti mengolah atau mengerjakan yaitu mengolah tanah atau bertani. Menurut E.B.Tylor Kebudayaan adalah komplek yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan lain-lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari polapola perikelakuan yg normatif, yaitu mencakup segala cara-cara atau pola pola berpikir, merasakan dan bertindak. Definisi Kebudayaan menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi Yaitu semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan pada keperluan masyarakat. Rasa meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaedah-kaedah dan nilai-nilai kemasyarakatan yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalm arti luas. (agama, ideologi, kebatinan, kesenian, dll). Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berpikir, dari orang orang yang hidup bermasyarakat antara lain Filsafat, serta Ilmu Pengetahuan. Rasa dan Cipta dinamakan kebudayaan rohaniah (spiritual atau immaterial culture). Titik fokus perhatian sosiolog pada perikelakuan social, yaitu pola-pola perikelakuan yang membentuk stuktur sosial dari masyarakat. Perikelakuan manusia sangat dipengaruhi oleh peralatan yang dihasilkannya serta ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Wujud-wujud Kebudayaan Berdasarkan pemikiran budayawan Koentjoroningrat, wujud kebudayaan dapat dibagi menjadi: 1. Wujud kebudayaan sebagai suatu ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturanperaturan dsb (wujud ideal dan sifatnya abstrak) 2. Wujud kebudayaan sebagai aktivitas serta tindakan yg berpola dari manusia dan masyarakat (bersifat kongkrit) 3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.bersifat kongkrit/nyata) (Pabrik, Komputer,Kapal,Candi, yg kecil Kain batik,, kancing baju) Unsur-unsur Kebudayaan Menurut Melville J Herskovits ada 4 unsur kebudayaan yaitu: (1) Alat-alat teknologi (2) Sistem ekonomi (3) Keluarga (4) Kekuasaan politik Sedangkan, menurut Bronislaw Malinowski unsur-unsur pokok kebudayaan yaitu : 23

25 (1) Sistem norma-norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota masyarakat agar menguasai alam sekelilingnya. (2) Organisasi ekonomi (3) Alat-alat dan lembaga-lembaga pendidikan, dan pendidikan informal (pendidikan keluarga) (4) Organisasi kekuatan Menurut C Kluckhohn ada 7 unsur kebudayaan yg dianggap sebagai cultural universal : (1) Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transpot dsb) (2) Mata pencarian hidup dan sistem-sistem ekonomi (petania, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dsb) (3) Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan) (4) Bahasa (lisan maupun tulis) (5) Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dsb) (6) Sistem pengetahuan (7) Religi (sistem kepercayaan) Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga : A. Gagasan ( Wujud Ideal ) Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. B. Aktifitas ( Tindakan ) Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. C. Artefak ( Karya ) Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Komponen Utama dalam Kebudayaan antara lain: 1. Kebudayaan Material; Mengacu pada semua ciptaan manusia yang konkret. 2. Kebudayaan Nonmaterial; Ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi. Misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perikelakuan manusia. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, dan larangan-larangan dan tindakan yg diizinkan. Sifat dan hakekat tersebut di atas menjadi ciri-ciri setiap kebudayaan. Kebudayaan bersifat Universal tetapi perwujudan kebudayaan mempunyai ciri-ciri yang khusus sesuai dg situasi dan lokasinya. Contoh: Bangsa Indonesia, Malaysia, Amerika mempunyai kebudayaan akan tetapi memunyai ciri-ciri khusus yg berbeda-beda dg yg lain. 24

26 Fungsi kebudayaan bagi masyarakat yaitu untuk kepuasan manusia baik bidang spiritual maupun materiil serta hasil karya masyarakat menimbulkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama untuk melindungi masyarakat terhadap lingkungan alamnya. Tidak ada kebudayaan yg statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika atau gerak. Gerak dari kebudayaan tersebut terjadi oleh sebab gerak dari manusia yg hidup dalam masyarakat yg memjadi wadah dari kebudayaan. Mempelajari kebudayaan tidak terbatas pada apa yang selama ini kita pahami sebagai wujudnya. Perumpamaan belajar kebudayaan dikemukakan oleh seorang pakar. Gary Weaver menggambarklan bagaimana secara umum budaya dipahami sebagai permukaan saja, mirip dengan fenomena gunung es. Padahal, budaya jauh lebih luas dan dalam dari yang kita kenal selama ini. Masyarakat yang dinamis berasal dari interaksi social yang baik. Interaksi social yang baik didukung oleh komunikasi dan kontak social yang berkualitas. Keduanya tidak mungkin ada jika manusia sebagai elemen individual dalam masyarakat tidak terbebas dari penyakit-penyakit social yang timbul karena diantaranya a kemajuan teknologi (TV, Komputer, HP) dan membuatnya tidak hanya gagap dalam bersosialisasi/bermasyarakat, namun juga kehilangan kemampuan untuk mengaktualisasikan dirinya di tengah lingkungan. Oleh karena itu, perhatian pada tingkat individual untuk mendorong masyarakat yang dinamis adalah sebuah kebutuhan yang tidak terelakkan. Hal ini harus mulai disadari pemerintah ataupun seluruh anggota masyarakat. 25

27 STRATIFIKASI SOSIAL Dalam masyarakat yang paling sederhana tidak dijumpai adanya stratifikasi sosial. Semua orang yang memiliki kategori usia dan jenis kelamin yang sama melakukan jenis pekerjaan yang kurang lebih sama. Walaupun dalam masyarakat itu ada beberapa orang yang dihormati dan memiliki pengaruh dibanding orang lain, namun mereka tidak memperoleh jabatan atau kedudukan yang memiliki prestise atau hakhak istimewa daripada kelompok masyarakat yang lain. Dalam masyarakat yang semakin berkembang dan kompleks, maka perbedaan status mulai muncul, ini disebabkan karena pekerjaan dibagi menjadi beberapa jenis pekerjaan yang semakin terspesialisasi. Akibatnya jenis pekerjaan-pun menjadi lebih dihargai dan diberi imbalan yang lebih tinggi atau lebih rendah daripada jenis pekerjaan lainnya. Demikian halnya dalam pemenuhan kebutuhan hidup ada masyarakat yang memproduksi lebih banyak daripada kebutuhannya, sehingga beberapa orang menemukan cara-cara untuk mengklaim bagian yang lebih besar bagi dirinya dan anak-anaknya. Orangorang yang memiliki prestise yang lebih tinggi dan barang yang lebih banyak, cenderung berkelompok sesamanya. Stratifikasi sosial dalam masyarakat memang tidak jelas batas- batasnya, namun tampak bahwa setiap lapisan terdiri dari individu -individu dalam masyarakat yang mempunyai tingkatan atau strata sosial yang secara relatif adalah sama. Pelapisan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat itu sendiri, tetapi dapat pula pelapisan social/stratifikasi sosial itu dengan sengaja disusun untuk mengejar tujuan-tujuan atau kepentingankepentingan bersama. Stratifikasi yang sengaja disusun umumnya berkaitan sengan pembagian kekuasaan dan wewenang dalam suatu organisasi formal, misalnya birokrasi pemerintah, universitas, sekolah, partai politik, perusahaan, perkumpulan, dan lain-lain. Kapankah stratifikasi sosial itu ada? Hal ini tentu sulit untuk dijawab, Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardimenyatakan bahwa selama dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai maka dengan sendirinya stratifikasi sosial akan terjadi. Stratifikasi social/pelapisan sosial merupakan gejala yang sifatnya umum dan telah ada sejak lama pada setiap masyarakat. Beberapa abad yang lalu Aristoteles ( SM), mengemukakan bahwa penduduk dapat dibagi dalam tiga golongan: 1) golongan sangat kaya, 2) golongan sangat miskin, dan 3) golongan yang berada diantara keduanya. Menurut Karl Marx, kelas sosial utama terdiri atas: 1)golongan proletariat, 2) golongan kapitalis (borjuis), dan 3)golongan menengah (borjuis rendah) yang ditakdirkan untuk diubah menjadi golongan proletariat. Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis). Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul Social Stratification mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur. Menurut Drs. Robert M.Z. Lawang pelapisan social adalah penggolongan orang-orang yang 26

28 termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise. Dasar-Dasar Pembentukan Pelapisan Sosial Talcott Persons, menyebutkan ada lima menentukan tinggi rendahnya status seseorang, yaitu: 1. Kriteria kelahiran (ras, kebangsawanan, jenis kelamin) 2. Kualitas atau mutu pribadi (umur, kearifan atau kebijaksanaan) 3. Prestasi (kesuksesan usaha, pangkat) 4. Pemilikan atau kekayaan (kekayaan harta benda) 5. Otoritas (kekuasaan dan wewenang: kemampuan-untuk menguasai/ mempengaruhi orang lain sehingga orang itu mau bertindak sesuai dengan yang diinginkan tanpa perlawanan) Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut. 1. Ukuran kekayaan Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, pa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja. 2. Ukuran kekuasaan dan wewenang Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan. 3. Ukuran kehormatan Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur. 4. Ukuran ilmu pengetahuan Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. 27

29 Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya. Makna kelas social adalah: (1) Menentukan kesempatan hidup, (2) Menentukan kebahagiaan, (3) Menanamkan etnosentrisme kelas social, (4) Menentukan Moralitas Konvensional, (5) Menjelaskan banyak perbedaan kelompok lainnya, (6) Membentuk sikap poiitik dan gaya hidup, (7) Menyelesaikan Pekerjaan Kotor, dan (8) Menyiapkan anggota demi status yang lebih baik. Sebagaimana telah disinggung pada bagian awal, setiap kelas sosial merupakan suatu sub-kultur yang mencakup sistem perilaku, seperangkat nilai, dan cara hidup. Sub-kultur ini berperan dalam membantu orang untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan yang ditempuhnya dan membantu dalam mempersiapkan anak-anak untuk menerima status kelas sosial orong tua mereka. Meskipun dalam beberapa hal terdapat terdapat persamaan dan pengecualian, namun merupakan suatu realita bahwa sosialisasi rata-rata anak kelas sosial menengah berbeda dengan sosialisasi rata-rata anak kelas sosial rendah. Namun demikian jurang perbedaan sosialisasi antar kelas sosial dapat diperkecil oleh adanya dua faktor; (1) adanya kenalan di luar lingkungan kelas sosial, dan (2) adanya pengaruh Televisi dan alat komunikasi lain. Dengan adanya kedua faktor tersebut maka mereka memiliki lebih banyak kesamaan pengalaman daripada para pemuda generasi sebelumnya. Sifat-Sifat Stratifikasi 1.BERSIFAT TERTUTUP (CLOSED STRATIFICATION) Yaitu membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik gerak ke atas maupun gerak kebawah, bila akan menjadi anggota biasanya berdasarkan kelahiran (contoh : Kasta dalam agama Hindu, Sistem Feodal, Sistem Rasial) 2. BERSIFAT TERBUKA (OPEN STRATIFICATION) Yaitu setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan, atau bagi mereka yang tidak beruntung untuk jaatuh dari lapisan atas ke lapisan bawahnya. Contoh stratifikasi pada masyarakat Bali, misalnya, menurut garis keturunan laki-laki dapat kita lihal pada gelar nama yang dipakai : - Kasta Brahmana Ida Bagus - Kasta Satria Tjokorda, Dewa,Ngahan - Kasta Vesia Bagus, Ida Gusti,Gusti - Kasta Sudra Pande.Kban,Pasek Unsur Unsur Stratifikasi 1.Kedudukan (Status), yaitu kedudukan sebagai tempat/posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial 2.Peranan (Role), yaitu Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Macam-Macam Status 28

30 A. ASCRIBED STATUS; yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Contoh : Kedudukan berdasarkan kasta/feodalis B. ACCHIEVED STATUS; yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan sengaja. Contoh : Pendidikan C. ASSIGNED STATUS; yaitu kedudukan yang diberikan kepada tokoh masyarakat/ orang yang berjasa. F.MOBILITAS SOSIAL; yaitu Pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial Tipe-Tipe Gerak Sosial 1. Gerak Sosial yang Horizontal; Yaitu suatu perihal individu/ objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. 2. Gerak Sosial yang Vertikal; Yaitu perpindahan individu/ objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat. Meneliti gerak sosial dapat memberikan manfaat atau kegunaan. Yaitu untuk mendapatkan keteranganketerangan perihal kelanggengan dan keluwesan struktur sosial suatu masyarakat tertentu. Pada prinsipnya, hampir tak ada masyarakat yang sifat stratifikasinya, secara mutlak tertutup. Betapapun terbukannya sistem berlapis-lapis dalam suatu masyarakat, tak mungkin gerak sosial yang vertikal dilakukan dengan sebab-sebabnya, dengan kata lain banyak hambatannya. Setiap masyarakat mempunyai ciri-cirinya yang khas bagi gerak sosialnya yang vertical. Laju gerak sosial yang vertikal yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi, politik serta pekerjaan adalah berbeda. Gerak sosial vertikal yang disebabkan faktor ekonomi, politik dan pekerjaan, tak ada kecenderungan yang kontiniu, perihal bertambah/berkurangnya laju gerak social. 29

31 Bagian II Dari Mata Kuliah Sosiologi &Politik POLITIK Makna Politik dan Ilmu Politik Sistem Politik dan Pemerintahan Sistem Politik Pemerintahan di Indonesia Paham-Paham Besar di Dunia Demokrasi 30

32 MAKNA POLITIK DAN ILMU POLITIK Sejak dahulu kala masyarakat mengatur kehidupan kolektif dengan baik mengingat masyarakat sering menghadapi terbatasnya sumber daya alam, atau perlu dicari satu cara distribusi sumber daya agar semua warga merasa bahagia dan puas. Bagaimana caranya mencapai tujuan dengan berbagai cara, yang kadang-kadang bertentangan dengan satu sama lainnya. Ikhtiar manusia tersebut adalah politik. Itulah mengapa politik dalam arti ini begitu penting. Politik adalah usaha menggapai kehidupan yang baik. Orang Yunani Kuno terutama Plato dan Aristoteles menamakannya sebagai en dam onia atau the good life. Di Indonesia kita teringat pepatah gemah ripah loh jinawi. Politik berasal dari bahasa yunani yaitu polis yang artinya Negara kota. Pada awalnya politik berhubungan dengan berbagai macam kegiatan dalam Negara/kehidupan Negara. Istilah politik dalam ketatanegaraan berkaitan dengan tata cara pemerintahan, dasar dasar pemerintahan, ataupun dalam hal kekuasaan Negara. Politik pada dasarnya menyangkut tujuan-tujuan masyarakat, bukan tujuan pribadi. Politik biasanya menyangkut kegiatan partai politik, tentara dan organisasi kemasyarakatan. Menurut Ramlan Surbakti, politik adalah proses interaksi antara pemerintah dan masyarakat untuk menentukan kebaikan bersama bagi masyarakat yang tinggal dalam satu wilayah tertentu. Akan tetapi semua pengamat setuju bahwa tujuan itu hanya dapat dicapai jika memiliki kekuasaan suatu wilayah tertentu (negara atau sistem politik). Kekuasaan itu perlu dijabarkan dalam keputusan mengenai kebijakan yang akan menentukan pembagian atau alokasi dari sumber daya yang ada. Secara umum ilmu politik mempelajari suatu segi khusus dari kehidupan masyarakat yang menyangkut soal kekuasaan. Ia mengkaji tentang hubungan kekuasaan, baik sesama warga Negara, antar warga Negara dan Negara, maupun hubungan sesama Negara. Yang menjadi pusat kajiannya adalah upaya untuk memperoleh kekuasaan, usaha mempertahankan kekuasaan, penggunaan kekuasaan tersebut dan juga bagaimana menghambat penggunaan kekuasaan. Beberapa definisi ilmu politik dari para ilmuwan dan tokoh politik, diantaranya : Prof. Moh. Yamin: Ilmu Politik sebagai suatu ilmu pengetahuan kemasyarakatan, mempelajari masalah kekuasaan dalam masyarakat : sifat hakikatnya, dasar-dasarnya, proses-proses kelangsungannya, luas lingkungannya, dan hasil akibatnya. (dalam karangan Ilmu Politik di Indonesia yang dimuat dalam Research di Indonesia jilid VI, 1965, hal. 314) Prof. Mr. Dr. J. Barents: Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari penghidupan negara dan Ilmu politik diserahi tugas untuk menyelidiki negara-negara itu sebagaimana negara-negara itu melakukan tugasnya. (dalam Pengantar Ilmu Politik, hal. 17) H.D. Lasswell dan A.Kaplan: Political science is concerned with power in general, with all the forms in which it occurs. (dalam Power and Society A Framework for Political 1950, hal. 85) Rod Hague et al. Politik adalah kegiatan yang menyangkut cara bagaimana kelompok-kelompok mencapai keputusan-keputusan yang bersifat kolektif dan mengikat melalui usaha untuk mendamaikan perbedaan-perbedaan di antara anggota-anggotanya. M. Hutauruk SH.: Ilmu politik itu menyelidiki dan mempelajari proses-proses dalam pemerintahan dan masyarakat yang berintikan aktivitas, kompetisi, dan kerjasama dalam memupuk dan menggunakan kekuasaan. 31

33 Sukarna: Ilmu politik ialah yang mempelajari tentang rakyat yang berdaulat yang mendiami suatu wilayah tertentu secara geopolitik serta mampu mengurus negaranya itu, karena mempunyai pemerintahan yang didukung oleh rakyatnya sehingga mampu melaksanakan hubungan internal dan eksternal serta mempunyai fungsi dan pengaruh di dalam dunia internasional. (dalam Pengantar Ilmu Politik, Drs. Sukarna, CV.Mandar Maju, Bandung) David Easton: Ilmu politik adalah studi mengenai terbentuknya kebijaksanaan umum (public policy). Ossip K. Flechtheim: Ilmu politik adalah ilmu sosial yang khusus mempelajari sifat dan tujuan dari negara sejauh negara merupakan organisasi kekuasaan, beserta sifat dan tujuan dari gejala-gejala kekuasaan lain yang tak resmi, yang dapat mempengaruhi negara (dalam buku Fundamentals of Political Science) Konsep Konsep Dasar Ilmu Politik Perbedaan-perbedaan dalam definisi yang kita jumpai disebabkan karena setiap sarjana meneropong hanya satu aspek atau unsur dari politik. Unsur ini diperlukannya sebagai konsep pokok yang akan dipakainya untuk meneropong unsur-unsur lain. Miriam Budiardjo dalam Dasar-Dasar Ilmu Politik (2010) mengemukakan konsep-konsep pokok ilmu politik itu adalah: 1. Negara (state) Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. 2. Kekuasaan (power) Kekuasaan merupakan kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelakunya. 3. Pengambilan Keputusan (decision making) Pengambilan keputusan diartikan membuat pilihan diantara beberapa alternative sedangkan istilah pngambilan keputusan menunjukkan pada proses yang terjadi sampai keputusan itu tercapai. 4. Kebijakan (policy, beleid) Kebijakan umum adalah kumpulan keputusan yang diambil oleh seseorang pelaku atau kelompok politik dalam usaha memilih tujuan-tujuan dan cara-cara untuk mencapai tujuan-tujuan itu. 5. Pembagian (distribution/allocation) Pembagian yaitu pembagian dan penjatahan dari nilai-nilai dalam masyarakat, yang ditekankan bahwa pembagian selalu tidak merata sehingga timbul konflik. Sasaran dan Tujuan Ilmu Politik Dalam dunia keilmuan telah diterima bahwa sesuatu ilmu selalu membahas suatu sasaran tertentu. Sasaran itu bisa berupa benda mati dalam alam semesta ini seperti misalnya benda mati seperti batu atau berupa sesuatu gejala dalam masyarakat. Ilmu politik harus memiliki sasaran tertentu telah pula ditegaskan oleh Eisenmann yang menyatakan : When mention is made of the matter of the political sciences, what is, or should be, primarily meant is 32

34 the facts, the data, the phenomena, on which those sciences seek to acquire knowledge; and which are thus in some sort their raw material or matter. There we have the first at least of the elements essential to any definition of a science by its object. Sasaran pokok ilmu politik itu dapat dibedakan menjadi 6 macam, yaitu : 1. Negara 2. Pemerintahan 3. Kekuasaan 5. Fakta Politik 6. Organisasi masyarakat 7. Kegiatan politik Sedangkan Ilmu politik bertujuan untuk : Memberikan pemahaman secara integral terhadap politik dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Memahami ilmu politik agar dapat mencapai kecerdasan politik. Rumusnya dari Kecerdasan Politik, yaitu: PQ = A + B + C Ket: Political Quetiont = A : Political Thinking (kemampuan berfikir politis dengan mengikuti peristiwa, kemampuan menganalisis) B : Political Attitude (kemampuan bersikap, politik kecerdasan [inter-intra] dalam mewujudkan pemikiran politik) C : Political Skills (kemampuan bertindak politik) Ilmu politik bertujuan untuk mensejahterakan bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan memelihara perdamaian dunia. Hubungan Ilmu Politik Dengan Ilmu Lain Secara ringkas, menurut Miriam Budiardjo (2010) relasi ilmu politik dengan disiplin ilmu atau kajian lainnya adalah: Sejarah Sejak dahulu kala ilmu politik erat hubungannya dengan sejarah dan filsafat. Sejarah merupakan alat yang paling penting bagi ilmu politik, oleh karena menyumbang bahan, yaitu data dan fakta dari masa lampau, untuk diolah lebih lanjut dan berguna untuk mengembangkan politik selanjutnya. Sarjana politik memakai sejarah untuk menemukan pola-pola ulangan (recurrent patterns) yang dapat membantunya untuk menentukan suatu proyeksi (gambar bayangan) untuk masa depan. Filsafat Ilmu pengetahuan lain yang erat sekali hubungannya dengan ilmu politik ialah filsafat. Filsafat ialah usaha untuk secara rasional dan sistematis mencari pemecahan atau jawaban atas persoalan-persoalan yang menyangkut alam semesta (universe) dan kehidupan manusia. Ilmu politik terutama sangat erat hubungannya dengan filsafat politik, yaitu bagian dari filsafat yang menyangkut kehidupan politik terutama mengenai sifat hakiki, asal mula dan nilai (values) dari Negara. Dan membahas persoalanpersoalan politik dengan berpedoman pada suatu sistem nilai (value sistem) dan norma-norma tertentu. Sosiologi Di antara ilmu-ilmu sosial, sosiologi-lah yang paling pokok dan umum sifatnya. Sosiologi membantu sarjana ilmu politik dalam usahanya memahami latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan kelompok dalam masyarakat. Dengan menggunakan pengertian-pengertian dan teori-teori sosiologi, sarjana ilmu politik dapat mengetahui sampai di mana susunan dan stratifikasi sosial mempengaruhi atau pun dipengaruhi oleh misalnya keputusan kebijaksanaan (policy decisions), 33

35 corak dan sifat keabsahan politik (political legitimacy), sumber-sumber kewenangan politik (sources of political authority), pengendalian sosial (social control), dan perubahan sosial (social change). Antropologi Apabila jasa sosiologi terhadap perkembangan ilmu politik adalah terutama dalam memberikan analisis terhadap kehidupan sosial secara umum dan menyeluruh, maka antrophologi menyumbang pengertian dan teori tentang kedudukan serta peran berbagai satuan sosial-budaya yang lebih kecil dan sederhana. Antropologi telah berpengaruh dalam bidang metodologi penelitian ilmu politik. Ilmu Ekonomi Pada masa silam, ilmu politik dan ilmu ekonomi merupakan bidang ilmu tersendiri yang dikenal sebagai ekonomi politik (political economy), yaitu pemikiran dan analisis kebijakan yang hendak digunakan untuk memajukan kekuatan dan kesejahteraan negara Inggris dalam menghadapi saingannya seperti Portugis, Spanyol, Prancis, dan Jerman, pada abad ke-18 dan ke-19. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan pada umumnya, ilmu tersebut kemudian memisahkan diri menjadi dua lapangan yang mengkhususkan perhatian terhadap tingkah laku manusia yang berbedabeda : ilmu politik dan ilmu ekonomi. Dengan pesatnya perkembangan ilmu ekonomi modern, khususnya ekonomi internasional, kerjasama antara ilmu politik dan ilmu ekonomi makin dibutuhkan untuk menganalisa siasat-siasat pembangunan nasional. Psikologi Sosial Psikologi sosial adalah pengkhususan psikologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dan masyarakat, khususnya faktor-faktor yang mendorong manusia untuk berperan dalam ikatan kelompok sosial, bidang psikologi umumnya memusatkan perhatian pada kehidupan perorangan. Psikologi sosial dapat menjelaskan bagaimana kepemimpinan tidak resmi (informal leadership) turut menentukan suatu hasil putusan dalam kebijaksanaan politik dan kenegaraan. Ilmu Bumi Faktor-faktor yang berdasarkan geografi, seperti perbatasan strategis, desakan penduduk, daerah pengaruh mempengaruhi politik. Montesquie, seorang sarjana Perancis, untuk pertama kali membahas bagaimana faktor-faktor ilmu bumi mempengaruhi konstelasi politik suatu Negara. Dalam masa sebelum Perang Dunia II suatu cabang ilmu bumi mendapat perhatian besar, yaitu Geopolitik atau Geopolitics, yang biasa dihubungkan dengan seorang Swedia bernama Rudolf Kiellen ( ). Ia menganggap bahwa di samping faktor ekonomi dan antropologis ilmu bumi mempengaruhi karakter dan kehidupan nasional dari rakyat dan karena itu mutlak harus diperhitungkan dalam menyusun politik luar negeri dan politik nasional. Dengan kekalahan Nazi Jerman yang banyak memakai argumentasi berdasarkan geopolitik (seperti faktor ras, Lebensraum, faktor ekonomi dan sosial) untuk politik exspansinya, Geopolitik kurang mengalami perkembangan. Ilmu Hukum Terutama negara-negara Benua Eropa, ilmu hukum sejak dulu kala erat hubungannya dengan ilmu politik, karena mengatur dan melaksanakan undang-undang merupakan salah satu kewajiban negara yang penting. Cabang-cabang ilmu hukum yang khususnya meneropong negara ialah hukum tata-negara (dan ilmu negara). 34

36 SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN Untuk memahami bagaimana sebenarnya politik, kita dapat memahami dinamika politik dengan kacamata sistem sebagaimana kajian dan fenomena sosial lainnya. Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi. Sudut pandang ini mengandaikan politik sebagai sebuah kesatuan utuh yang terdiri dari bagian dan masing-masing memiliki peran dan fungsi. Keseluruhan bagian bersifat saling berhubungan (inter-relasi) dan saling bergantung (inter-dependensi). Jika ada bagian yang mengalami gangguan, maka secara keseluruhn, sistem akan mengalami hambatan. Menurut Drs. Sukarna, sistem politik adalah sekumpulan pendapat, prinsip, yang membentuk satu kesatuan yang berhubungan satu sama lain untuk mengatur pemerintahan serta melaksanakan dan mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur individu atau kelompok individu satu sama lain atau dengan Negara dan hubungan Negara dengan Negara. Rusadi Kartaprawira mengemukakan bahwa sistem politik adalah Mekanisme atau cara kerja seperangkat fungsi atau peranann dalam struktur politik yang berhubungan satu sama lain dan menunjukkan suatu proses yang langgeng. David Easton menggambarkan sistem politik dengan ilustrasi di bawah ini. Secara ringkas, menurut Easton, sistem politik terdiri dari input, proses, dan output. Keseluruhan aktivitas yang siklis ini dikelilingi (tidak terlepas dari) dan dipengaruhi oleh lingkungan atau sistem lainnya. - INPUT dalam sistem politik berupa aspirasi atau kehendak masyarakat. Bentuknya dapat berupa: tuntutan, dukungan, maupun sikap apatis. - PROSES dalam sistem politik mencakup serangkaian tindakan pengambilan keputusan baik oleh lembaga legislative, eksekutif, maupun yudikatif dalam rangka memenuhi atau menolak aspirasi/kehendak masyarakat. - OUTPUT dalam sistem politik adalah kebijakan public yang dimaksudkan untuk mendukung/memenuhi aspirasi masyarakat ataupun ketidakbersediaan lembaga-lembaga politik untuk mengakomodasi aspirasi tersebut. Output tersebut akan menjadi bahan kembali input (feedback), demikian seterusnya sistem politik berjalan. Untuk lebih memahami secara mendetail, kita dapat merujuk sistem politik yang digambarkan oleh ilmuwan politik lainnya, Gabriel D. Almond. Almond memperinci proses dalam sistem politik yang sudah digambarkan Easton secara umum melalui gambar berikut. 35

37 Menurut Gabriel Almond, dalam setiap sistem politik terdapat enam struktur atau lembaga politik, yaitu kelompok kepentingan, partai politik, badan legislatif, badan eksekutif, birokrasi, dan badan peradilan. Dengan melihat keenam struktur dalam setiap sistem politik, kita dapat membandingkan suatu sistem politik dengan sistem politik yang lain. Hanya saja, perbandingan keenam struktur tersebut tidak terlalu membantu kita apabila tidak disertai dengan penelusuran dan pemahaman yang lebih jauh dari bekerjanya sistem politik tersebut. Suatu analisis struktur menunjukkan jumlah partai politik, dewan yang terdapat dalam parlemen, sistem pemerintahan terpusat atau federal, bagaimana eksekutif, legislatif, dan yudikatif diorganisir dan secara formal dihubungkan satu dengan yang lain. Adapun analisis fungsional menunjukkan bagaimana lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi tersebut berinteraksi untuk menghasilkan dan melaksanakan suatu kebijakan. Input yang masuk dalam sistem politik disalurkan oleh lembaga politik, kemudian akan menghasilkan output, berupa keputusan yang sah dan mengikat yang sebelumnya melalui proses konversi. Dalam konversi terjadi interaksi antara faktor-faktor politik, baik yang bersifat individu, kelompok ataupun organisasi. Fungsi input, meliputi sosialisasi politik dan rekruitmen politik, artikulasi kepentingan, agregasi kepentingan, dan komunikasi politik. Sedangkan fungsi output, antara lain pembuatan kebijakan, penerapan kebijakan, dan penghakiman kebijakan. Ciri sistem politk menurut Gabriel A. Almond: 1. Semua sistem politik mempunyai struktur politik 2. Semua sistem politik, baik yang modern maupun primitif, menjalankan fungsi yang sama walaupun frekuensinya berbeda yang disebabkan oleh perbedaan struktur. Kemudian sistem politik ini strukturnya dapat diperbandingkan, bagaimana fungsi-fungsi dari sistem-sistem politik itu dijalankan dan bagaimana pula cara/gaya melaksanakannya. 3. Semua struktur politik mempunyai sifat multi-fungsional, betapapun terspesialisasinya sistem itu. 4. Semua sistem politik adalah merupakan sistem campuran apabila dipandang dari pengertian kebudayaan. 36

38 Menurut Almond ada tiga konsep dalam menganalisa berbagai sistem politik, yaitu sistem, struktur, dan fungsi. Sistem dapat diartikan sebagai suatu konsep ekologis yang menunjukkan adanya suatu organisasi yang berinteraksi dengan suatu lingkungan, yang mempengaruhinya maupun dipengaruhinya. Sistem politik merupakan organisasi yang di dalamnya masyarakat berusaha merumuskan dan mencapai tujuan-tujuan tertentu yang sesuai dengan kepentingan bersama. Melalui pendekatan sistem, kita dapat menganalisis dan membuat perbandingan berbagai macam sistem politik, demokratis atau otoriter, tradisional atau modern, dan sebagainya (tergantung bagaimana bentuk input, proses, dan output politik dari.sebuah sistem politik/negara) ). Dalam membuat analisis politik, Easton dan Almond selalu peka akan kompleksitas antara sistem politik dengan sistem sosial yang lebih besar, yang mana sistem politik adalah sub-sistemnya. Struktur Politik Dalam sistem politik, terdapat lembaga-lembaga atau struktur-struktur, seperti parlemen, birokrasi, badan peradilan, dan partai politik yang menjalankan fungsi-fungsi tertentu, yang selanjutnya memungkinkan sistem politik tersebut untuk merumuskan dan melaksanakann kebijaksanaan- struktur dan kebijaksanaannya. Untuk dapat memahami secara sederhana, sistem politik merupakan kesatuan antara fungsi-fungsi politik. Struktur politik adalah keseluruhan bagian atau komponen dalam suatu sistem politik yang menjalankan fungsi atau tugas tertentu. Struktur politik diibaratkan mesin. Sedangkan komponennya disebut fungsi. Struktur politik dibagi dua: supra struktur dan infrastruktur. Masing- (legislative), masing memiliki fungsi yang berbeda. Suprastruktur berfungsi membuat kebijakan melaksanakan kebijakan (eksekutif), dan mengawasi/menghakimi kebijakan (yudikatif). Infrastruktur lebih banyak berfungsi pada tataran input, yakni perumusan dan penyampaian kepentingan (political articulation),, dan mengagregasi/memadukan kepentingan (political aggregation). Jika suprastruktur berbentuk lembaga-lembaga Negara, infrastruktur merupakan representasi dari masyarakat. Mereka terkumpul dalam organisasi kemasyarakatan (ormas), partai politik, media massa, lembaga swadaya masyarakat, dan lain sebagainya. Pembagian tersebut juga menggunakan istilah lain, seperti struktur politik formal (suprastruktur) dan informal (infrastruktur). Jika diiliustrasikan, maka akan terlihat sebagai berikut: 37

39 Kultur Politik Pada dasarnya, sistem politik tidak hanya terdiri dari struktur politik. Dalam sebuah sistem politik, budaya atau kultur politik turut menentukan wajah sebuah sistem politik. Jika strukturr menggambarkan institusi atau lembaga apa saja yang terlibat dalam proses-proses dalam sistem politik, kultur politik menerangkan bagaimana institusi atau lembaga tersebut dijalankan oleh para aktornya. Kelompok behavioralis (pengkaji perilaku) percaya bahwa pada prinsipnya yang menentukan bagaimana bentuk sebuah sistem politik adalah para pelakunya. Institusi atau lembaga tersebut hanya wadah, sementara yang menjalankan adalah operatornya (manusia) yang memiliki banyak karakter dan tidak selalu taat pada asas dan aturan. Dapat saja sebuah aturan dibentuk dalam sebuah lembaga, namun bagaimana aturan tersebut digulirkan sangat tergantung pada kehendak (will) dari manusia yang ada di dalamnya. Singkatnya, jika struktur menggambarkan aspek statis dari sistem politik (Negara), maka kultur politik mengungkapkan sisi dinamisnya. Berikut gambar untuk mengilustrasikan elemen dalam sebuah sistem politik. Macam-macam budaya/kultur politik yang mengindikasikan ciri dari sebuah sistem politik menurut Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell berdasarkan orientasi poltiknya adalah: Budaya Politik Parokial Yaitu budaya politik yang tingkat partisipasi politiknya sangat rendah. Budaya politik suatu masyarakat dapat di katakan Parokial apabila frekwensi orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik mendekati nol atau tidak memiliki perhatian sama sekali terhadap keempat dimensi tersebut. Tipe budaya politik ini umumnya terdapat pada masyarakat suku Afrika atau masyarakat pedalaman di Indonesia. dalam masyarakat ini tidak ada peran politik yang bersifat khusus. Kepala suku, kepala kampung, kyai, atau dukun,yang biasanya merangkum semua peran yang ada, baik peran yang bersifat politis, ekonomis atau religius. Budaya Politik Kaula (Subjek) 38

40 Yaitu budaya politik yang masyarakat yang bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih bersifat pasif. Budaya politik suatu masyarakat dapat dikatakan subyek jika terdapat frekwensi orientasi yang tinggi terhadap pengetahuan sistem politik secara umum dan objek output atau terdapat pemahaman mengenai penguatan kebijakan yang di buat oleh pemerintah. Namun frekwensi orientasi mengenai struktur dan peranan dalam pembuatan kebijakan yang dilakukan pemerintah tidak terlalu diperhatikan. Para subyek menyadari akan otoritas pemerintah dan secara efektif mereka di arahkan pada otoritas tersebut. Sikap masyarakat terhadap sistem politik yang ada ditunjukkan melalui rasa bangga atau malah rasa tidak suka. Intinya, dalam kebudayaan politik subyek, sudah ada pengetahuan yang memadai tentang sistem politik secara umum serta proses penguatan kebijakan yang di buat oleh pemerintah. Budaya Politik Partisipatif Yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik yang sangat tinggi. Masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif dalam kegiatan politik. Dan juga merupakan suatu bentuk budaya politik yang anggota masyarakatnya sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat dimensi penentu budaya politik. Mereka memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik secara umum, tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dalam proses politik yang berlangsung. Masyarakat cenderung di arahkan pada peran pribadi yang aktif dalam semua dimensi di atas, meskipun perasaan dan evaluasi mereka terhadap peran tersebut bisa saja bersifat menerima atau menolak. 39

41 SISTEM POLITIK PEMERINTAHAN DI INDONESIA Setiap negara di dunia pastinya memiliki bentuk-bentuk pemerintahan tertentu. Bentuk pemerintahan itu sendiri ada banyak. Namun terlebih dahulu, kita pahami apa itu bentuk pemerintahan. Bentuk pemerintahan dapat diartikan sebagai rangkaian lembaga politik yang berfungsi untuk mengorganisasikan suatu negara guna menegakkan kekuasaannya atas masyarakatnya. Di bawah ini adalah beberapa bentuk pemerintahan dari era klasik hingga era modern. Bentuk Pemerintahan Bentuk Pemerintahan Klasik Menurut Plato: Aristokrasi, Temokrasi, Oligarkhi, demokrasi, Tirani Aristokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang kekuasaannya berada di sekelompok orang yang dapat mencerminkan rasa keadilan. Temokrasi yaitu suatu bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dipegang oleh sekelompok orang yang berlimpah harta (hartawan) Oligarkhi artinya Suatu bentuk pemerintahan yang kekuasannya dipegang oleh golongan orang yang dipengaruhi kemewahan atau harta kekayaan. Demokrasi tidak lain Suatu bentuk pemerintahan yang menyerahkan seluruh kekuasannya kepada rakyat Tirani adalah Suatu bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang tiran yang jauh dari rasa keadilan Menurut Aristoteles: Monarki, Tirani, Aristokrasi, Oligarkhi, Plutokrasi, Politeia, Demokrasi Monarki merupakan bentuk pemerintahan yang kekuasaannya berada di tangan seorang raja atau kaisar untuk kepentingan umum. Tirani adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaannya berada di tangan satu orang (raja atau kaisar) untuk kepentingan pribadi. Aristokrasi bermakna bentuk pemerintahan suatu negara yang kekuasaannya berada di tangan kaum yang dianggap paling baik. Dalam hal ini biasanya adalah kaum bangsawan atau cendekiawan. Oligarki menggambarkan bentuk pemerintahan suatu negara yang kekuasaan politiknya dipegang oleh kelompok elit kecil dari masyarakat, baik dibedakan menurut kekayaan, keluarga, atau militer. Istilah oligarki diambil dari kata dalam bahasa Yunani yaitu oligon yang berarti sedikit dan arkho yang artinya memerintah Plutokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang mendasarkan suatu kekuasaan atas dasar kekayaan yang dimiliki seseorang. Dalam plutokrasi, kekuasaan hanya bergilir dari satu orang kaya ke orang kaya lainnya. Plutokrasi diambil dari kata dalam bahasa Yunani, yaitu ploutos yang berarti & kekayaan ; dan kratos yang berarti & kekuasaan. Riwayat keterlibatan kaum hartawan dalam politik kekuasaan memang berawal di Yunani, untuk kemudian diikuti di kawasan Genova, Italia. Politeia artinya bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dipegang oleh banyak orang demi kepentingan umum. Demokrasi yaitu bentuk pemerintahan, di mana kekuasaan tertingginya berada di tangan rakyat 40

42 Berbagai istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan masing-masing situasi yang dicermati oleh filsuf-filsuf politik. Kini, umumnya pada ilmuwan menggambarkan bentuk pemerintahan klasik tersebut dalam sebuah bagan siklus yang diberi istilah POLYBIOS seperti dalam gambar berikut. Istilah Okhlokrasi dikemukakan untuk mengantarkan transisi dari kondisi pemerintahan yang mulanya dijalankan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat (demokrasi) menjadi kemudian tidak terkendali karena hokum tidak dapat mengelola kebebasan dan kepentingan individual supaya tidak bertabrakan dan merugikan satu sama lain. Istilah lain untuk Okhlokrasi adalah Mobokrasi (mob=kerumunan) yang maknanya pemerintahan dijalankan atas kehendak sekelompok manusia yang tidak terikat satu sama lain oleh aturan dan tempat (dengan kata lain, tidak ada aturan yang disepakati bersama). Kondisi ini akan berakhir ketika muncul satu orang kuat yang akan memimpin semuanya dan menjalankan sistem kepemimpinan individual (monarki) yang berkembang menjadi tirani dan seterusnya mengikuti gambar siklus di atas. Bentuk Pemerintahan Modern 1. MONARKI Monarki absolute Bentuk pemerintahan suatu negara yang dipimpin oleh seorang (raja, ratu, kaisar, syah). Dalam monarki absolut, kekuasaan pemimpin tidak terbatas. Bentuk pemerintahan ini pernah dijalankan oleh Raja Louis XIV di Perancis. Beberapa negara lainnya yang pernah menganut monarki absolut adalah Brunei Darussalam, Arab Saudi, dan Swaziland (Sebuah negara kecil di selatan Afrika). Monarki konstitusional Bentuk pemerintahan suatu negara yang dipimpin oleh seorang raja, namun kekuasaan raja dibatasi oleh undang-undang dasar (konstitusi). Contoh negara yang pernah menganut monarki konstitusional adalah Jepang, Denmark, Belanda, Inggris, Thailand, Spayol, dan lain-lain. Monarki Parlementer 41

43 Bentuk pemerintahan suatu negara yang dipimpin oleh seorang raja, namun kekuasaan yang tertinggi berada di tangan parlemen (DPR). Contoh negara yang pernah menganut monarki parlementer adalah Belanda, Inggris, dan Malaysia. 2. REPUBLIK Republik Absolut sebuah bentuk pemerintahan otokratis (kekuasaan dipegang satu orang) yang dipimpin oleh seorang diktator. Tidak ada batasan bagi kekuasaan bagi pemimpin negara. Pemerintahan seperti ini pernah dijalankan oleh negara Italia dan Jerman pada masa perang dunia II. Republik Konstitusional Bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang presiden.kekuasaan presiden dibatasi oleh UUD atau konstitusi. Contoh negara yang menganut republik konstitusional adalah Indonesia dan Amerika Serikat Republik Parlementer Bentuk pemerintahan yang kekuasaannya terbagi, kepala negara dipegang oleh presiden, sedangkan kepala pemerintahan dipegang oleh seorang perdana menteri Contoh negara yang menganut republik parlementer adalah India, Pakistan, Israel, Perancis 3. EMIRAT Istilah emirat diambil dari bahasa Arab yang bentuk jamaknya adalah imarat. Emirat merupakan suatu wilayah yang dipimpin oleh seorang emir. Dalam bahasa Arab, istilah emirat dapat merujuk pada provinsi apa pun dari sebuah negara yang diperintah oleh anggota kelompok pemerintah. Penggunaan emirat ini terlihat pada emirat nama negara Uni Emirat Arab, di mana Negara ini dibagi menjadi tujuh emirat federal yang masing-masing diperintah oleh seorang emir. 4. FEDERAL ATAU FEDERASI Federasi merupakan suatu bentuk pemerintahan yang membagi negaranya menjadi beberapa negara bagian yang saling bekerja sama dan membentuk negara kesatuan. Masing-masing negara bagian memiliki beberapa otonomi khusus dan pemerintahan pusat mengatur beberapa urusan yang dianggap nasional. Contoh negara yang pernah menganut bentuk federasi adalah Amerika Serikat, Australia, Kanada, India, dan sebagainya. 5. NEGARA KOTA Merupakan istilah untuk menyebuat sebuah negara yang berbentuk kota dan mempunyai wilayah kekuasaan, memiliki rakyat, dan pemerintahan yang berdaulat penuh. Salah satu contoh negara kota adalah Singapura. Variasi dari bentuk pemerintahan pada era modern juga ditentukan dari berbagai kombinasi bentuk dengan sistem pemerintahan. Pada saat ini ada banyak bentuk pemerintahan. Bahkan ada pemerintahan yang dikategorikan di luar istilah yang ada karena tidak masuk dalam criteria yang ditentukan. 42

44 Dalam pembahasan terkini, bentuk Negara umumnya dibagi ke dalam tiga kategori: Kesatuan, Federasi, dan Konfederasi: 1. Negara Kesatuan (Unitaris) Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara pemerintah pusat dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang memegang wewenang tertinggi dalam segala aspek pemerintahan. Ciri utama negara kesatuan adalah supremasi parlemen pusat dan tiadanya badan-badan lain yang berdaulat. Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam sistem, yaitu Sentralisasi dan Desentralisasi. Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan peraturan-peraturann dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuat peraturan-peraturan sendiri dan atau mengurus rumah tangganya sendiri. 2. Negara Serikat (Federasi) Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara bagian yang masing- kepala negara masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi sendiri, sendiri, parlemen sendiri, dan kabinet sendiri, yang berdaulat dalam negara serikat adalah gabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal. 43

45 Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak bertentangan dengan konstitusi federal. Tindakan ke luar (hubungan dengan negara lain) hanya dapat dilakukan oleh pemerintah federal. Ciri-ciri negara serikat/ federal: 1. tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri (kabinet) demi kepentingan negara bagian; 2. tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh bertentangan dengan konstitusi negara serikat; 3. hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara langsung kepada pemerintah federal. Dalam praktik kenegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan kepala negara bagian (lazimnya disebut gubernur negara bagian). Pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dengan negara bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga kegiatan pemerintah federal adalah hal ikhwal kenegaraan selebihnya (residuary power). Pada umumnya kekuasaan yang dilimpahkan negara-negara bagian kepada pemerintah federal meliputi: 1. hal-hal yang menyangkut kedudukan negara sebagai subyek hukum internasional, misalnya: masalah daerah, kewarganegaraan dan perwakilan diplomatik; 2. hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan negara, pertahanan dan keamanan nasional, perang dan damai; 3. hal-hal tentang konstitusi dan organisasi pemerintah federal serta azas-azas pokok hukum maupun organisasi peradilan selama dipandang perlu oleh pemerintah pusat, misalnya: mengenai masalah uji material konstitusi negara bagian; 4. hal-hal tentang uang dan keuangan, beaya penyelenggaraan pemerintahan federal, misalnya: hal pajak, bea cukai, monopoli, matauang (moneter); 5. hal-hal tentang kepentingan bersama antarnegara bagian, misalnya: masalah pos, telekomunikasi, statistik. Menurut C.F. Strong, yang membedakan negara serikat yang satu dengan yang lain adalah: 1. cara pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara bagian; 2. badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian. Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam negara serikat, antara lain: a. negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah federal, dan kekuaasaan yang tidak terinci diserahkan kepada pemerintah negara bagian. Contoh negara serikat semacam itu antara lain: Amerika Serikat, Australia, RIS (1949); b. negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah negara bagian, sedangkan sisanya diserahkan kepada pemerintah federal. Contoh: Kanada dan India; c. negara serikat yang memberikan wewenang kepada mahkamah agung federal dalam menyelesaikan perselisihan di antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian. Contoh: Amerika Serikat dan Australia; d. negara serikat yang memberikan kewenangan kepada parlemen federal dalam menyelesaikan perselisihan antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian. Contoh: Swiss. 44

46 Persamaan antara negara serikat dan negara kesatuan bersistem desentralisasi: 1) Pemerintah pusat sebagai pemegang kedaulatan ke luar; 2) Sama-sama memiliki hak mengatur daerah sendiri (otonomi). Sedangkan perbedaannya adalah: mengenai asal-asul hak mengurus rumah tangga sendiri itu. Pada negara bagian, hak otonomi itu merupakan hak aslinya, sedangkan pada daerah otonom, hak itu diperoleh dari pemerintah pusat. 3. Konfederasi (Perserikatan Negara) Selain negara serikat, ada pula yang disebut serikat negara (konfederasi). Tiap negara yang menjadi anggota perserikatan itu ada yang berdaulat penuh, ada pula yang tidak. Perserikatan pada umumnya timbul karena adanya perjanjian berdasarkan kesamaan politik, hubungan luar negeri, pertahanan dan keamanan atau kepentingan bersama lainnya. Perserikatan Negara pada hakikatnya bukanlah negara, melainkan suatu perserikatan yang beranggotakan negara-negara yang masing-masing berdaulat. Dalam menjalankan kerjasama di antara para anggotanya, dibentuklah alat perlengkapan atau badan yang di dalamnya duduk para wakil dari negara anggota. Contoh Perserikatan Negara yang pernah ada misalnya Perserikatan Amerika Utara ( ); Negara Belanda ( ), Jerman ( ). Contoh saat ini adalah Uni Eropa. Sistem Politik dan Pemerintahan Indonesia Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala prioritasnya. Seluruhnya diatur dalam konstitusi karena Indonesia penganut Negara hukum. Suprastruktur politik Indonesia adalah Lembaga-Lembaga Negara. Lembaga-lembaga tersebut di Indonesia diatur dalam Konstitusi Negara, yakni UUD UUD 1945 yang telah empat kali diamandemen menyebutkan beberapa lembaga suprastruktur poltik/pemerintahan Indonesia: MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial. Lembaga-lembaga ini yang akan membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kepentingan umum. Badan yang ada di masyarakat atau infrastruktur politik seperti Parpol, Ormas, media massa, Kelompok kepentingan (Interest Group), Kelompok Penekan (Presure Group), Alat/Media Komunikasi Politik, Tokoh Politik (Political Figure), dan pranata politik lainnya adalah merupakan infrastruktur politik, melalui badan-badan inilah masyarakat dapat menyalurkan aspirasinya. Tuntutan dan dukungan sebagai input dalam proses pembuatan keputusan. Dengan adanya partisipasi masyarakt diharapkan keputusan yang dibuat pemerintah sesuai dengan aspirasi dan kehendak rakyat. Berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen keempat, struktur kelembagaan poltik-pemerintahan di Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut: 45

47 KEKUASAAN EKSEKUTIF KEKUASAAN LEGISLATIF KEKUASAAN YUDIKATIF Deskripsi Struktur Ketatanegaraan RI Setelah Amandemen UUD 1945: Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut UUD. UUD memberikan pembagian kekuasaan (separation of power) kepada 6 Lembaga Negara dengan kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu Presiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), dan Mahkamah Konstitusi (MK). Perubahan (Amandemen) UUD 1945: Mempertegas prinsip negara berdasarkan atas hukum [Pasal 1 ayat (3)] dengan menempatkan kekuasaan kehakiman sebagai kekuasaan yang merdeka, penghormatan kepada hak asasi manusia serta kekuasaan yang dijalankan atas prinsip due process of law. Mengatur mekanisme pengangkatan dan pemberhentian para pejabat negara, seperti Hakim. Sistem konstitusional berdasarkan perimbangan kekuasaan (check and balances) yaitu setiap kekuasaan dibatasi oleh Undang-undang berdasarkan fungsi masing-masing. Setiap lembaga negara sejajar kedudukannya di bawah UUD Menata kembali lembaga-lembaga negara yang ada serta membentuk beberapa lembaga negara baru agar sesuai dengan sistem konstitusional dan prinsip negara berdasarkan hukum. Penyempurnaan pada sisi kedudukan dan kewenangan maing-masing lembaga negara disesuaikan dengan perkembangan negara demokrasi modern. 46

SOSIOLOGI KOMUNIKASI PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL. A. Pendahuluan

SOSIOLOGI KOMUNIKASI PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL. A. Pendahuluan SOSIOLOGI KOMUNIKASI PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL A. Pendahuluan Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL Proses sosial adalah cara-cara berhubungan/komunikasi apabila individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL 1. Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Amin PENYUSUN

KATA PENGANTAR. Amin PENYUSUN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikantugas makalah sosiologi yang berjudul

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL E K O N U G R O H O, S. P T, M. S C FA K U LTA S P E T E R N A K A N U N I V E R S I TA S B R AW I J AYA S E M E S T E R G A N J I L

PROSES SOSIAL E K O N U G R O H O, S. P T, M. S C FA K U LTA S P E T E R N A K A N U N I V E R S I TA S B R AW I J AYA S E M E S T E R G A N J I L PROSES SOSIAL EKO NUGROHO, S.PT, M.SC FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA SEMESTER GANJIL 2013/2014 Pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama Perubahan-perubahan dalam struktur

Lebih terperinci

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial beserta Status dan Peran individunya. Annisa Nurhalisa

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial beserta Status dan Peran individunya. Annisa Nurhalisa Bentuk-bentuk Interaksi Sosial beserta Status dan Peran individunya Annisa Nurhalisa Interaksi Sosial Asosiatif -> adalah bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerja sama. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Lebih terperinci

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial 1. Proses yang Asosiatif a. Kerjasama 1) Kerukunan Tolong Menolong dan Gotongroyong 2) Bargaining : Pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa antara

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL. Slamet Widodo

PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL. Slamet Widodo DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS TRUNOJOYO PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL Slamet Widodo 1 PROSES SOSIAL Cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang perorangan saling bertemu dan menentukan

Lebih terperinci

Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia.

Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia. 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia. 2. Proses Interaksi Sosial

Lebih terperinci

BAB V INTERAKSI SOSIAL

BAB V INTERAKSI SOSIAL BAB V INTERAKSI SOSIAL 5.1. Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial Hubungan antar manusia, ataupun relasi-relasi sosial menentukan struktur dari masyarakatnya. Hubungan antar manusia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dengan demikian, istilah ilmu jiwa merupakan terjemahan harfiah dari

BAB II LANDASAN TEORI. Dengan demikian, istilah ilmu jiwa merupakan terjemahan harfiah dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Psikologi Sosial Kata psikologi mengandung kata psyche yang dalam bahasa Yunani berarti jiwa dan kata logos yang dapat diterjemahkan dengan kata ilmu. Dengan demikian, istilah

Lebih terperinci

BENTUK-BENTUK HUBUNGAN SOSIAL

BENTUK-BENTUK HUBUNGAN SOSIAL BENTUK-BENTUK HUBUNGAN SOSIAL Jenis-jenis Hubungan Sosial Hubungan antar individu Contoh: 2 orang siswa saling bertegur sapa Hubungan individu dengan kelompok Contoh: Seorang pendeta memberikan kotbah

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT

HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT Makna Individu Manusia adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisahpisahkan antara jiwa dan raganya.

Lebih terperinci

BENTUK BENTUK INTERAKSI SOSIAL

BENTUK BENTUK INTERAKSI SOSIAL BENTUK BENTUK INTERAKSI SOSIAL 1. Kimbal Young (1948) == a. Oposisi b. Kerja Sama c. Difrensiasi 2. Gillin (1951) == Proses Asosiatif dan Disosiatif 3. Tamotsu S.(1986) == Akomodasi, Ekspresi, Interaksi

Lebih terperinci

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi PENGANTAR SOSIOLOGI 1. Pengertian Dasar Sosiologi berasal dari kata latin socius dan kata yunani yaitu logos. Socius berarti kawan atau teman; Logos berarti pengetahuan. Maka sosiologi berarti pengetahuan

Lebih terperinci

INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling

INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling bertindak. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang

Lebih terperinci

MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Proses sosial merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Dimana di dalamnya terdapat suatu proses hubungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. khusus dari interaksi sosial. Menurut Soekanto (1983: 80), berlangsungnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. khusus dari interaksi sosial. Menurut Soekanto (1983: 80), berlangsungnya 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Interaksi Sosial Interaksi Sosial dalam masyarakat merupakan syarat utama terjadinya aktivitasaktivitas sosial. Dalam bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan

Lebih terperinci

Sosiologi. Kelompok & Organisasi Sosial MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07

Sosiologi. Kelompok & Organisasi Sosial MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07 MODUL PERKULIAHAN Kelompok & Organisasi Sosial Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 07 MK61004 Nurwidiana, SKM MPH Abstract Mata kuliah ini merupakan pengantar bagi

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL OLEH : LIA AULIA FACHRIAL, M.SI Definisi & Ruang Lingkup Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial

Lebih terperinci

Interaksi Sosial. Lolytasari, M.Hum

Interaksi Sosial. Lolytasari, M.Hum Interaksi Sosial Lolytasari, M.Hum Interaksi sosial meruapakan suatu kajian mikro sosiologi yang mempelajari kehidupan seharihari Maksud dari mikro sosiologi adalah dimana manusia sebagai individu berinteraksi

Lebih terperinci

Sifat dan Bentuk Interaksi Sosial Budaya dalam Pembangunan

Sifat dan Bentuk Interaksi Sosial Budaya dalam Pembangunan Sifat dan Bentuk Interaksi Sosial Budaya dalam Pembangunan Mengapa manusia, memerlukan interaksi dengan manusia lain? 1. Sifat-sifat Interaksi Sosial Budaya dalam Kehidupan Masyarakat Interaksi adalah

Lebih terperinci

UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB ) a. Nama Mata Pelajaran : Sosiologi X (Wajib) b. Semester : Ganjil c. Kompetensi Dasar :

UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB ) a. Nama Mata Pelajaran : Sosiologi X (Wajib) b. Semester : Ganjil c. Kompetensi Dasar : UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB 1-02.6) 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Sosiologi X (Wajib) b. Semester : Ganjil c. Kompetensi Dasar : 3.2 Mengenali dan mengidentifikasi realitas individu, kelompok, dan

Lebih terperinci

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial Sosiologi Komunikasi Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial Manusia Sebagai Makhluk Sosial Makhluk Spiritual Manusia Makhluk individual Makhluk Sosial Manusia

Lebih terperinci

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Konsep (pengertian) ilmu pengetahuan Memahami dan menjelaskan konsep (pengertian) ilmu pengetahuan secara umum Hubungan sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya Memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia dilahirkan di dunia, ia telah memiliki naluri untuk berbagi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia dilahirkan di dunia, ia telah memiliki naluri untuk berbagi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak manusia dilahirkan di dunia, ia telah memiliki naluri untuk berbagi dengan sesamanya. Hubungan dengan sesamanya merupakan suatu kebutuhan bagi setiap

Lebih terperinci

BAB IV PROSES-PROSES SOSIAL

BAB IV PROSES-PROSES SOSIAL SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN SOSIOLOGI BAB IV PROSES-PROSES SOSIAL ALI IMRON, S.Sos., M.A. Dr. SUGENG HARIANTO, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

Komunikasi sosial...?????

Komunikasi sosial...????? PROSES SOSIAL Komunikasi sosial...????? Pengantar Sosiologi mempelajari struktur-struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahanperubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan

Lebih terperinci

MEDIA & PERUBAHAN SOSIAL

MEDIA & PERUBAHAN SOSIAL MEDIA & PERUBAHAN SOSIAL Part 3 Edy Prihantoro Universitas Gunadarma A. Struktur Masyarakat Seperti di jelaskan pada bab sebelumnya, bahwa sosiologi mengkaji masyarakat dari sisi struktur sosial (social

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka 1. Definisi Dampak Pengertian dampak menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, adalah pengaruh sesuatu yang menimbulkan akibat; benturan; benturan

Lebih terperinci

MODUL 5 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.

MODUL 5 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PERTEMUAN 5 UNIVERSITAS MERCU BUANA MODUL 5 (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. POKOK BAHASAN: Proses dan Interaksi Sosial DESKRIPSI: Materi berupa uraian tentang struktur

Lebih terperinci

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN Pada hakekatnya manusia merupakan mahluk sosial. Hal ini dapat dilihat dari kehidupannya yang senantiasa menyukai dan membutuhkan kehadiran manusia lain. Manusia memiliki

Lebih terperinci

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Saudara mahasiswa, kita berjumpa kembali dalam kegiatan Tutorial Online yang ketiga untuk

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL. IR. HJ. KHODIJAH, M.Si

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL. IR. HJ. KHODIJAH, M.Si PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL IR. HJ. KHODIJAH, M.Si Proses Sosial Adalah cara2 berhubungan yg dapt dilihat apabila orang perorangan dan kelompok2 manusia saling bertemu dan menentukan sistem,aturan,norma,dan

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 7 II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A.Tinjauan Pustaka 1.Konsep Perubahan Sosial Menurut Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahanperubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sebagai mahluk individu manusia dilahirkan sendiri dan memiliki ciri-ciri yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sebagai mahluk individu manusia dilahirkan sendiri dan memiliki ciri-ciri yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sebagai mahluk individu manusia dilahirkan sendiri dan memiliki ciri-ciri yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan ini merupakan keunikan dari manusia tersebut.

Lebih terperinci

KELOMPOK SOSIAL OLEH : LIA AULIA FACHRIAL, M. SI

KELOMPOK SOSIAL OLEH : LIA AULIA FACHRIAL, M. SI KELOMPOK SOSIAL OLEH : LIA AULIA FACHRIAL, M. SI Pendahuluan Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain. Naluri manusia untuk sellau hidup dengan orang lain

Lebih terperinci

Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial

Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial oleh : Ir. Agus Hasbi Noor, M.M.Pd. STKIP Siliwangi Bandung 2014 1 Manusia sebagai makhluk Individu Individu berasal dari kata in dan divided (tidak

Lebih terperinci

Kelopok Sosial. Fitri dwi lestari

Kelopok Sosial. Fitri dwi lestari Kelopok Sosial Fitri dwi lestari 2 HASRAT MANUSIA SEJAK LAHIR 1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya 2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam di sekelilingnya.

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Khusus

Tujuan Instruksional Khusus Sosiologi Tujuan Instruksional Khusus Agar mahasiswa mengenal, mengerti, dan dapat menerapkan konsep-konsep sosiologi dalam hubungannya dengan psikologi SUMBER ACUAN : Soekanto, S. Pengantar Sosiologi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Interaksi sosial adalah sebagai atau merupakan dasar dari proses-proses sosial,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Interaksi sosial adalah sebagai atau merupakan dasar dari proses-proses sosial, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Interaksi sosial Interaksi sosial adalah sebagai atau merupakan dasar dari proses-proses sosial, sebab tanpa adanya interaksi tidak mungkin kehidupan bersama akan terjalin.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. berinteraksi dengan sesama secara baik agar tercipta masyarakat yang tentram dan damai.

BAB II KAJIAN TEORI. berinteraksi dengan sesama secara baik agar tercipta masyarakat yang tentram dan damai. BAB II KAJIAN TEORI A. Interaksi Sosial 1. Pengertian Interaksi Sosial Manusia merupakan makhluk sosial, dimana manusia bergantung dan membutuhkan individu lain atau makhluk lainnya. Dalam hidup bermasyarakat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok (Soekanto,

Lebih terperinci

II PROSES-PROSES SOSIAL

II PROSES-PROSES SOSIAL II PROSES-PROSES SOSIAL Tindakan Sosial Tindakan manusia adalah perbuatan, perilaku atau aksi yang dilakukan oleh manusia untuk mencapai tujuan tertentu Macam-macam tindakan manusia; 1. tindakan yang terorgnisir,

Lebih terperinci

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL [IPS]

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL [IPS] ILMU PENGETAHUAN SOSIAL [IPS] Oleh : Jaeni Supratman Contact Person : E-mail : supratjay@gmail.com ; jaenisupratman@yahoo.com Facebook : http://www.facebook.com/jaenisupratman Follow me : @jaenisupratman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Interaksi Sosial Menurut Young dan Mack (dalam Walgito 2003:57) interaksi sosial adalah hubunganhubungan sosial yang dinamis dan menyangkut

Lebih terperinci

Ciri dan Syarat Kelompok Sosial

Ciri dan Syarat Kelompok Sosial KELOMPOK SOSIAL Rahayu Ginintasasi Pengertian Kelompok Sosial Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat kemudian lahirlah kelompok-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan manusia sudah mempunyai naluri untuk hidup berkawanan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan manusia sudah mempunyai naluri untuk hidup berkawanan, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan manusia lainnya. Artinya dalam hidupnya antara satu dengan yang lain selalu berinteraksi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebuah kelompok yang dibentuk oleh kepentingan bersama. Durkheim membagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebuah kelompok yang dibentuk oleh kepentingan bersama. Durkheim membagi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Solidaritas Sosial Pengertian solidaritas sosial berasal dari dua pemaknaan kata yaitu solidaritas dan sosial. Solidaritas sosial merupakan perasaan atau ungkapan dalam sebuah

Lebih terperinci

ASAL MULA & PERKEMBANGAN SOSIOLOGI. Fitri Dwi Lestari

ASAL MULA & PERKEMBANGAN SOSIOLOGI. Fitri Dwi Lestari ASAL MULA & PERKEMBANGAN SOSIOLOGI Fitri Dwi Lestari ASAL USUL SOSIOLOGI Dari bukti peninggalan bersejarah, manusia prasejarah hidup secara berkelompok. ASAL USUL SOSIOLOGI Aristoteles mengatakan bahwa

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi : Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik Kompetensi Dasar Konflik Sosial Judul : Konflik Sosial Standar Kompetensi : Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik Kompetensi Dasar : Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat

Lebih terperinci

Dalam kehidupan interaksi sosial merupakan dasar dari proses sosial yang mengarah pada hubungan sosial yang dinamis.

Dalam kehidupan interaksi sosial merupakan dasar dari proses sosial yang mengarah pada hubungan sosial yang dinamis. PENGANTAR SOSIOLOGI SOSIOLOGI SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL Dalam kehidupan interaksi sosial merupakan dasar dari proses sosial yang mengarah pada hubungan sosial yang dinamis. YESI MARINCE, S.IP., M.Si

Lebih terperinci

MAKALAH INTERAKSI SOSIAL

MAKALAH INTERAKSI SOSIAL MAKALAH INTERAKSI SOSIAL Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Sosiologi Disusun : SUCI SARTIKA 153121017 ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PRAMITA INDONESIA TANGERANG

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kehidupan bangsa Indonesia yang majemuk telah diakui sejak merdeka

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kehidupan bangsa Indonesia yang majemuk telah diakui sejak merdeka 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Proses Interaksi Sosial Kehidupan bangsa Indonesia yang majemuk telah diakui sejak merdeka bahkan sebelum merdeka sudah diakui sebagai bangsa yang banyak memiliki perbedaan,

Lebih terperinci

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR Drs. Ermansyah, M.Hum. 2013 MANUSIA DAN MASYARAKAT Selain sebagai individu, manusia juga sebagai makhluk sosial. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena: 1. Butuh orang

Lebih terperinci

KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL

KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL Keinginan sebagai mahluk sosial 1) Keinginan bersatu dgn manusia lain di sekitarnya 2) Keinginan bersatu dgn alam sekitarnya Kelompok Sosial : Himpunan dari beberapa orang individu

Lebih terperinci

SOSIOLOGI (PENDAHULUAN) OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

SOSIOLOGI (PENDAHULUAN) OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI SOSIOLOGI (PENDAHULUAN) OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI POKOK BAHASAN Batasan sosiologi Memahami dan menjelaskan batasan sosiologi Ruang lingkup sosiologi Memahami dan menjelaskan ruang lingkup sosiologi

Lebih terperinci

KELOMPOK SOSIAL GUMGUM GUMILAR, S.SOS., M.SI

KELOMPOK SOSIAL GUMGUM GUMILAR, S.SOS., M.SI KELOMPOK SOSIAL GUMGUM GUMILAR, S.SOS., M.SI Definisi Kelompok Sosial 1. Menurut Soerjono Soekanto, kelompok adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial dalam suatu masyarakat pada dasarnya

I. PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial dalam suatu masyarakat pada dasarnya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dalam suatu masyarakat pada dasarnya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan hidupnya membutuhkan manusia lain di sekelilingnya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Transmigrasi merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam mengambil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Transmigrasi merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam mengambil BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Transmigrasi Transmigrasi merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam mengambil keputusan, guna tercapainya keseimbangan penyebaran penduduk, memperluas kesempatan kerja,

Lebih terperinci

KONFLIK SOSIAL Pengertian Konflik

KONFLIK SOSIAL Pengertian Konflik KONFLIK SOSIAL 1. Pengertian Konflik Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau

Lebih terperinci

Tugas Sosiologi Rangkuman Bab 1 Posted by ferinasp - 05 Sep :41

Tugas Sosiologi Rangkuman Bab 1 Posted by ferinasp - 05 Sep :41 Tugas Sosiologi Rangkuman Bab 1 Posted by ferinasp - 05 Sep 2011 17:41 A.manusia sebagai individu dan makhluk sosial 1.manusia sebagai makhluk individu Adalah manusia yang berdiri sendiri dan bersifat

Lebih terperinci

10. Kunci : A Pembahasan : Dalam proses interaksi sosial maka harus melibatkan 2 orang atau lebih, dimana dari kedua belah pihak ada yang memberikan s

10. Kunci : A Pembahasan : Dalam proses interaksi sosial maka harus melibatkan 2 orang atau lebih, dimana dari kedua belah pihak ada yang memberikan s SOSIOLOGI 1. Kunci : D Pembahasan; metode yang digunakan oleh sosiolog tersebut adalah metode kualitatif Karena menggunakan data hasil wawancara yang tidak berbentuk angka 2. Kunci : C Pembahasan : Contoh

Lebih terperinci

Pengantar Sosiologi. Yesi Marince.S.IP., M.Si

Pengantar Sosiologi. Yesi Marince.S.IP., M.Si Pengantar Sosiologi Yesi Marince.S.IP., M.Si PROSES TERBENTUKNYA PEMIKIRAN SOSIOLOGI Dahulu semua ilmu pernah menjadi bagian dari filsafat yang dianggap sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan. Sosiologi

Lebih terperinci

HAKIKAT ILMU SOSIAL. Sifat sifat hakikat sosiologi sehingga dinyatakan sebagai ilmu pengetahuan:

HAKIKAT ILMU SOSIAL. Sifat sifat hakikat sosiologi sehingga dinyatakan sebagai ilmu pengetahuan: PENGANTAR SISTEM SOSIAL TKW 121 2 SKS DR. Ir. Ken Martina K, MT. KULIAH KE 2 HAKIKAT ILMU SOSIAL Sifat sifat hakikat sosiologi sehingga dinyatakan sebagai ilmu pengetahuan: a. Sosiologi merupakan ilmu

Lebih terperinci

I REALITAS SOSIO-KULTURAL

I REALITAS SOSIO-KULTURAL I REALITAS SOSIO-KULTURAL Obyek Pembahasan Sosiologi Sosiologi cabang dari ilmu sosial yang memiliki obyek kajian manusia yang hidup dalam suatu kelompok yang disebut masyarakat dengan menekankan pada

Lebih terperinci

Berikut beberapa pengertian sosiologi hukum menurut para ahli:

Berikut beberapa pengertian sosiologi hukum menurut para ahli: Berikut beberapa pengertian sosiologi hukum menurut para ahli: 1. Soerjono Soekanto : sosiologi hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara analitis dan empiris yang menganalisis atau mempelajari

Lebih terperinci

Eko Nugroho, S.Pt, M.Sc Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya KELOMPOK DAN ORGANISASI SOSIAL

Eko Nugroho, S.Pt, M.Sc Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya KELOMPOK DAN ORGANISASI SOSIAL Eko Nugroho, S.Pt, M.Sc Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya KELOMPOK DAN ORGANISASI SOSIAL Kelompok sosial Himpunan/kesatuan manusia yg hidup bersama dan saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Interaksionisme Simbolik Karakteristik teori ini adalah suatu hubungan yang terjadi secara alami antara manusia dalam masyarakat dan hubungan masyarakat

Lebih terperinci

2. Fakta Sosial. 3. Tindakan Sosial. A. Sejarah kelahiran sosiologi dan perkembangannya 1. Pengertian Sosiologi

2. Fakta Sosial. 3. Tindakan Sosial. A. Sejarah kelahiran sosiologi dan perkembangannya 1. Pengertian Sosiologi Sosiologi X EkoSos A. Sejarah kelahiran sosiologi dan perkembangannya 1. Pengertian Sosiologi Istilah sosiologi pertama kali dikemukakan oleh ahli filsafat, moralis sekaligus sosiolog berkebangsaan Perancis,

Lebih terperinci

INTERAKSI SOSIAL PERUSAHAAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN MASYARAKAT (Corporate Social Interaction With The Community Plant Oil Palm)

INTERAKSI SOSIAL PERUSAHAAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN MASYARAKAT (Corporate Social Interaction With The Community Plant Oil Palm) INTERAKSI SOSIAL PERUSAHAAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN MASYARAKAT (Corporate Social Interaction With The Community Plant Oil Palm) Herianja 1, Azhar 1, Agussabti 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas

Lebih terperinci

Pengertian Sistem, Proses Sosial dan Interaksi sosial

Pengertian Sistem, Proses Sosial dan Interaksi sosial Pengertian Sistem, Proses Sosial dan Interaksi sosial Adiyana Slamet, S.IP,. M.Si Disampaikan pada Kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia, Pertemuan Ke-1 Apakah SISTEM..????? Secr etimologis berasal dr

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial. Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial. Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat yang tercakup atas aspek-aspek

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat memahami tentang arti interaksi, kontak dan komunikasi. 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

STUDI MASYARAKAT INDONESIA

STUDI MASYARAKAT INDONESIA STUDI MASYARAKAT INDONESIA 1. Prinsip Dasar Masyarakat Sistem Sistem kemasyarakatan terbentuk karena adanya saling hubungan di antara komponenkomponen yang terdapat di dalam masyarakat yang bersangkutan,

Lebih terperinci

BAB VI INTERAKSI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN GUNUNG SALAK ENDAH

BAB VI INTERAKSI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN GUNUNG SALAK ENDAH 84 BAB VI INTERAKSI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN GUNUNG SALAK ENDAH Interaksi sosial disebut juga sebagai proses sosial yang terjadi apabila terdapat kontak sosial dan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal

BAB I PENDAHULUAN. Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal dan keberadaannya disadari sebagai sebuah realita di dalam masyarakat dan menimbulkan berbagai

Lebih terperinci

SOLUSI PR ONLINE MATA UJIAN: SOSIOLOGI (KODE: S05)

SOLUSI PR ONLINE MATA UJIAN: SOSIOLOGI (KODE: S05) SOLUSI PR ONLINE MATA UJIAN: SOSIOLOGI (KODE: S05) 1. Jawaban: C Fungsi sosiologi diantaranya: Penelitian/menyediakan data Pembangunan/pengembangan Solusi pemecahan masalah 2. Jawaban: C Objek kajian sosiologi

Lebih terperinci

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN SOSIOLOGI BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU ALI IMRON, S.Sos., M.A. Dr. SUGENG HARIANTO, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

UN SMA IPS Prediksi 1 UN SMA IPS Sosiologi

UN SMA IPS Prediksi 1 UN SMA IPS Sosiologi UN SMA IPS Prediksi 1 UN SMA IPS Sosiologi Doc. Version : 2011-06 halaman 1 01. Interaksi sosial ditandai oleh adanya... (A) tindakan sosial dengan tujuan tertentu (B) komunikasi antar individu (C) pertikaian

Lebih terperinci

5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN

5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN 5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN TUJUAN PERKULIAHAN 1. Mahasiswa memahami struktur sosial di perdesaan 2. Mahasiswa mampu menganalisa struktur sosial perdesaan KONSEP DASAR STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT DAPAT

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 5 POKOK BAHASAN

PERTEMUAN KE 5 POKOK BAHASAN PERTEMUAN KE 5 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang bentuk-bentuk interaksi sosial, aturan-aturan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Sosiologi berasal dari kata Latin socius yang berarti kawan dan

BAB II KAJIAN TEORI. Sosiologi berasal dari kata Latin socius yang berarti kawan dan 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Sosiologi Sosiologi berasal dari kata Latin socius yang berarti kawan dan kata Yunani logos yang berarti kata atau berbicara, jadi sosiologi adalah berbicara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia berinteraksi dengan lingkungannya (Tirtarahardja &Sula, 2000: 105).

BAB I PENDAHULUAN. manusia berinteraksi dengan lingkungannya (Tirtarahardja &Sula, 2000: 105). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dilahirkan dengan sejumlah kebutuhan yang harus dipenuhi dan potensi yang harus dikembangkan. Dalam upaya memenuhi kebutuhannya itu maka manusia berinteraksi

Lebih terperinci

Modul ke: Sosiologi Komunikasi. Sosiologi khalayak. Fakultas KOMUNIKASI. Frenia T.A.D.S.Nababan. Program Studi PUBLIC RELATION.

Modul ke: Sosiologi Komunikasi. Sosiologi khalayak. Fakultas KOMUNIKASI. Frenia T.A.D.S.Nababan. Program Studi PUBLIC RELATION. Modul ke: Sosiologi Komunikasi Sosiologi khalayak Fakultas KOMUNIKASI Frenia T.A.D.S.Nababan Program Studi PUBLIC RELATION www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Sosiologi Khalayak Kelompok Sosial Massa, Publik

Lebih terperinci

MAKALAH Syarat dan Ciri Kelompok Sosial Sosiologi & Antropologi

MAKALAH Syarat dan Ciri Kelompok Sosial Sosiologi & Antropologi MAKALAH Syarat dan Ciri Kelompok Sosial Sosiologi & Antropologi Disusun Oleh : 1. Angelista Putri Siman 2. Aswin Setiawati 3. Febry Putri Arbianti 4. Nisa Ussa adah Nurhaliza 5. Sjech Ridho Nurfaiza Kelas

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI. KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran

SOSIOLOGI KOMUNIKASI. KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran Modul ke: SOSIOLOGI KOMUNIKASI Fakultas Ilmu Komunikasi KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN INTERAKSI SOSIAL Interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik sangat mengagumkan. Keadaan alam, flora, fauna, peninggalan

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik sangat mengagumkan. Keadaan alam, flora, fauna, peninggalan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, tetapi juga keindahan alam yang mempunyai daya tarik sangat mengagumkan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (2002 : 115) mengemukakan beberapa persyaratan sebuah kelompok sosial.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (2002 : 115) mengemukakan beberapa persyaratan sebuah kelompok sosial. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kelompok Sosial Kelompok sosial merupakan gejala yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena sebagian besar kegiatan manusia berlangsung di dalamnya. Soekanto (2002 :

Lebih terperinci

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN X (SEPULUH) SOSIOLOGI SOSIOLOGI: ILMU MASYARAKAT

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN X (SEPULUH) SOSIOLOGI SOSIOLOGI: ILMU MASYARAKAT JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA X (SEPULUH) SOSIOLOGI SOSIOLOGI: ILMU MASYARAKAT DEFINISI SOSIOLOGI: Studi sistematis tentang: Perilaku social individu-individu Cara kerja kelompok social,

Lebih terperinci

BENTUK KERJASAMA (COOPERATION) PADA INTERAKSI SOSIAL WARIA. Bunga Fajar Sari Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma

BENTUK KERJASAMA (COOPERATION) PADA INTERAKSI SOSIAL WARIA. Bunga Fajar Sari Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma 1 BENTUK KERJASAMA (COOPERATION) PADA INTERAKSI SOSIAL WARIA Bunga Fajar Sari Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kerjasama (cooperation) pada interaksi

Lebih terperinci

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN Keterampilan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Melalui komunikasi individu akan merasakan kepuasan, kesenangan atau

Lebih terperinci

PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT

PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT INTERAKSI SOSIAL DAN PERUBAHAN SOSIAL PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT 1. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial 2. Manusia berada di dalam sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tentang interaksi sosial sangat berguna di dalam memperhatikan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tentang interaksi sosial sangat berguna di dalam memperhatikan dan 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Interaksi Sosial Pengertian tentang interaksi sosial sangat berguna di dalam memperhatikan dan mempelajari berbagai masalah masyarakat. Seperti di Indonesia dapat

Lebih terperinci

Berasal dari bahasa latin karena merupakan akar dari segala bahasa

Berasal dari bahasa latin karena merupakan akar dari segala bahasa Sosiologi Socius Logos Socius : teman atau kawan yang membentuk masyarakat (Latin) Logos : Ilmu (Yunani) Berasal dari bahasa latin karena merupakan akar dari segala bahasa Saling membutuhkan karena makhluk

Lebih terperinci

a. Hakekat peradaban manusia Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata peradaban diistilahkan dengan civilization, yang biasanya dipakai untuk menyebut

a. Hakekat peradaban manusia Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata peradaban diistilahkan dengan civilization, yang biasanya dipakai untuk menyebut a. Hakekat peradaban manusia Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata peradaban diistilahkan dengan civilization, yang biasanya dipakai untuk menyebut unsur-unsur kebudayaan yang dianggap halus, maju, dan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 3. Proses Sosial & Interaksi Sosial Penyimpangan Sosial Pranata Sosial, dan Perubahan Sosial

PERTEMUAN KE 3. Proses Sosial & Interaksi Sosial Penyimpangan Sosial Pranata Sosial, dan Perubahan Sosial PERTEMUAN KE 3 Proses Sosial & Interaksi Sosial Penyimpangan Sosial Pranata Sosial, dan Perubahan Sosial Proses sosial dalam masyarakat merupakan suatu integrasi yang harmonis antara individu dengan individu

Lebih terperinci

VII KONFLIK DAN INTEGRASI

VII KONFLIK DAN INTEGRASI VII KONFLIK DAN INTEGRASI Pengertian Konflik Konflik adalah perselisihan atau persengketaan antara dua atau lebih kekuatan baik secara individu atau kelompok yang kedua belah pihak memiliki keinginan untuk

Lebih terperinci

Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I

Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I PERKEMBANGAN ILMU POLITIK CARA MEMANDANG ILMU POLITIK Ilmu yang masih muda jika kita memandang Ilmu Politik semata-mata sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan apabila ada interaksi sosial yang positif, diantara setiap etnik tersebut dengan syarat kesatuan

Lebih terperinci