ANALISA HUJAN-LIMPASAN MENGGUNAKAN MODEL ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) DI SUB DAS LESTI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA HUJAN-LIMPASAN MENGGUNAKAN MODEL ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) DI SUB DAS LESTI"

Transkripsi

1 ANALISA HUJAN-LIMPASAN MENGGUNAKAN MODEL ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) DI SUB DAS LESTI Siska Widyastuti 1, Ery Suhartanto 2, Very Dermawan 2 1. Mahasiswa Program Sarjana Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya 2. Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya siskawidyastuti @gmail.com ABSTRAK Daerah aliran sungai (DAS) Brantas telah mengalami pengembangan sumber daya air (PSDA) semenjak tahun Namun seiring dengan laju pertumbuhan jumlah penduduk dan eksploitasi lahan yang tidak memperhatikan aspek konservasi, terjadi dampak negatif seperti banjir yang terjadi tahun Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan sebagai metode perhitungan debit puncak banjir yaitu metode hidrograf dan nonhidrograf. Pesatnya kemajuan teknologi, pekerjaan manusia lebih dimudahkan. Analisa hujan-limpasan menggunakan model jaringan saraf tiruan dapat dijadikan sebuah alat untuk mempelajari perilaku dan prediksi kondisi hiologis dengan akurasi tinggi. Analisa hujan-limpasan Sub DAS Lesti menggunakan model jaringan saraf tiruan dengan data input berupa curah hujan, evapotranspirasi, koefisien aliran dan debit stasiun AWLR Tawangrejeni dijadikan data target. Keseluruhan data sepanjang 9 tahun ( ). Model tersebut untuk meramalkan 3 tahun ( ) data debit sampel model, dengan metode backpropragation, maksimum epoch 1000 dan 1 hidden layers. Diperoleh nilai mean square error (MSE) = artinya data telah berkorelasi dengan baik. Metode Nash-Sutcliffe coefficient (NSE) memiliki R 2 > dan koefisien korelasi metode regresi polinomial dengan nilai R 2 > Hasil ini menunjukkan data debit model dengan data debit stasiun AWLR Tawangrejeni telah memiliki korelasi positif sempurna. Kata Kunci : analisa hujan-limpasan, jaringan saraf tiruan, backpropragation, kesalahan relatif. ABSTRACT Brantas watersheds has experienced water resources development since But along with the rate of population growth and the exploitation of land that does not pay attention to the aspects of conservation, causing negative impacts such as flooding in There are several methods of flood peak discharge calculation of hidrograf and nonhidrograf. Rapid advances in technology, more human work be facilitated. Analysis of rainfall-runoff model using artificial neural networks can be used as a tool to study the behaviour and prediction of hidrologic condition with quickly and high accuracy. Analysis of rainfall-runoff model of Lesti sub watershed using artificial neural networks with data input of rainfall, evapotranspirasi, run off coefficient and discharge station AWLR Tawangrejeni as target data. The overall data along 9 years ( ). The model for predicting 3 years ( ) discharge sample data model. Using the method of backpropagation, maximum epoch 1000 and 1 hidden layer. The result shows that value of the mean square error (MSE) = , it means data has

2 high correlation with either. The Nash-Sutcliffe's method (NSE) has an R 2 > and polynomial regression method with a value of R 2 > This result shows the data model with discharge data of AWLR Tawangrejeni station has very good positive correlation. Keyword: analysis of rainfall-runoff, artificial neural networks, backpropragation, relative error. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air hujan yang mengalir tipis pada permukaan lahan akan masuk kedalam parit-parit, selanjutnya masuk ke sungai (Asdak, 2002:4). Limpasan permukaan (surface runoff) yang mengalir dengan cepat melebihi kapasitas sungainya akan menjadi banjir. Setiap tahunnya Indonesia selalu mengalami banjir yang menyebabkan banyak kerugian. Daerah aliran sungai Brantas telah mengalami pengembangan sumber daya air (PSDA) semenjak tahun Namun seiring dengan laju pertumbuhan jumlah penduduk, lapangan kerja yang terbatas, dan eksploitasi lahan yang tidak memperhatikan aspek konservasi, menyebabkan banjir. Daerah aliran sungai adalah salah satu wilayah daratan yang secara topografik dibatasi oleh punggung gunung yang menampung dan menyimpan air hujan yang kemudian menyalurkan ke laut melalui sungai utama. Wilayah daratan tersebut dinamakan daerah tangkapan air (DTA atau catchment area). Hujan akan menjadi debit, sehinggga hubungan hujan-limpasan terkait dengan karakteristk DAS. Beberapa metode yang dapat digunakan sebagai metode perhitungan debit puncak banjir yaitu metode hidrograf satuan sintetis dan nonhidrograf. Namun diperlukan waktu yang lama untuk menganalisa seluruh data yang ada, meliputi data curah hujan tahunan yang panjang, data klimatologi, data koefisien aliran dan data lainnya. Dengan kendala lainnya seperti kemungkinan human error. Kecerdasan buatan merupakan ilmu baru yang terlahir di Inggris tahun 1950 oleh seorang matematikawan bernama Alan Turing. Analisa hujan-limpasan menggunakan model jaringan saraf tiruan dapat dijadikan sebuah alat untuk monitor dan mengevaluasi neraca air suatu kawasan melalui pengelolaan sumberdaya air permukaan yang ada. 1.2 Identifikasi Masalah Pada setiap musim penghujan sering terjadi banjir pada daerah sekitar sungai Lesti, karena air sungai meluas, hal ini mengindikasi permasalahan fluktuasi debit. Seperti banjir yang terjadi pada sub DAS Lesti pada tanggal 23 Maret 2007, bencana banjir ini menyebakan tiga jembatan rusak. Permasalahan diatas memerlukan penyelesaian yang akurat dan cepat, dengan sajian praktis. Perkembangan teknologi perangkat keras komputer dan matematika untuk analisis data, diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan diatas melalui analisa hidrologi, sehingga menghemat waktu dibandingkan metode perhitungan konvensional. Melalui model berbasis teknologi artificial neural network (ANN) dengan metode backpropagation diharapkan mampu menjawab permasalahan banjir. 1.3 Batasan Masalah Untuk mencegah agar tidak keluar dari pokok permasalahan, maka dalam studi ini diambil batasan-batasan masalah sebagai berikut: 1. Uji model jaringan saraf tiruan metode backpropagation program matlab R2010A. 2. Data hujan diperoleh dari stasiun hujan Tumpukrenteng, Dampit, Gondanglegi, Wajak, sedangkan

3 data debit diambil dari Stasiun AWLR Tawangrejeni berupa data harian ( ). 3. Membahas analisa hujan-limpasan melalui teknologi jaringan saraf tiruan metode backpropagation dibandingkan kondisi debit di Stasiun AWLR Tawangrejeni Sub DAS Lesti. 4. Rumus-rumus yang digunakan dianggap umum dan sudah teruji keabsahannya. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan masalahnya sebagai berikut : 1. Berapa nilai mean square error (MSE) debit model hasil dari jaringan saraf tiruan dengan metode backpropagation? 2. Berapa nilai kesalahan absolut rerata (KAR) hasil prediksi debit sampel model ( ) dari jaringan saraf tiruan dengan metode backpropagation? 3. Bagaimana hubungan antara debit sampel model ( ) dan debit Stasiun AWLR Tawangrejeni ( ) dengan metode Nash-Sutcliffe coefficient (NS) dan koefisien regresi polinomial? 1.5 Tujuan dan Manfaat Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari studi ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Mengetahui hasil debit model dari jaringan saraf tiruan dengan metode backpropagation. 2. Mengetahui nilai mean square error (MSE) debit model hasil dari jaringan saraf tiruan dengan metode backpropagation dibandingkan dengan nilai debit Stasiun AWLR Tawangrejeni. 3. Menganalisa hubungan antara debit sampel model ( ) dan debit Stasiun AWLR Tawangrejeni ( ) dengan metode Nash-Sutcliffe coefficient (NS), kesalahan absolut relatif (KAR), dan koefisien regresi polinomial. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah diharapkan analisa hujan-limpasan ini dapat dijadikan referensi yang juga dapat diterapkan di kasus daerah aliran sungai yang serupa. Sehingga masalah keterbatasan data hujan maupun data debit untuk pengelolaan sumber daya air dapat diselesaikan. II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Dalam praktek analisis hidrologi dalam tahun-tahun terakhir ini, Perkembangan model hidrologi demikian pesat sehingga sangat sulit untuk menyebutkan satu demi satu. Namun dalam praktiknya menjadi sangat sulit untuk memilih model mana yang harus digunakan dalam mengevaluasi atau menganalisis suatu sistem DAS tertentu. Dalam kaitan ini pula sebenarnya semua model dapat digunakan pada sistem DAS yang dianalisis terlebih dahulu, agar memenuhi syarat-syarat yang ditentukan untuk berlakunya suatu model. Model jaringan dipilih dalam penelitian ini, yang diharapkan mampu menganalisis secara cermat keadaan hidrologi suatu DAS 2.2. Pengujian Data Curah Hujan A. Uji konsistensi data hujan Uji kosistensi merupakan uji kebenaran data lapangan yang menggambarkan keadaan sebenarnya. Data tidak konsisten dapat disebabkan oleh faktor seperti perubahan mendadak pada lingkungan, pemindahan alat ukur dan perubahan cara pengukuran. Uji konsistensi data dapat dilakukan dengan menggunakan kurva massa ganda (double mass curve). Langkah yang dilakukan adalah membandingkan harga akumulasi curah hujan tahunan pada stasiun hujan yang diuji dengan akumulasi curah hujan tahunan rerata dari suatu ja-

4 ringan dasar stasiun hujan yang berkesesuaian, kemudian diplotkan ada kurva. B. Curah hujan rerata daerah Hujan sangat bervariasi terhadap tempat (space), maka untuk kawasan yang luas, satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan wilayah tersebut. Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang diperoleh dari harga rata-rata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada di dalam atau disekitar kawasan tersebut (Suripin, 2004:26). Metode ini memberikan proporsi luasan daerah pengaruh pos penakar hujan untuk mengakomodasi ketidakseragaman jarak. C. Uji ketiadaaan trend Data berjangka waktu panjang umumnya menunjukan kecenderungan menuju kesuatu arah (trend). Uji ini diperuntukan bagi data lebih dari 10 tahun. Apabila suatu data menunjukan suatu trend maka dapat diuji dengan analisa lanjutan yaitu analisis regresi. Uji trend ini dapat menggunakan beberapa metode, menurut (Soewarno, 1995:85): a) Metode Spearman b) Mann dan Whitney c) Tanda dari Cox dan Stuart D. Uji stasioner Uji stasioner ini bertujuan untuk menguji kestabilan nilai varian dan ratarata dari deret berkala. Terdiri atas dua pengujian yaitu: 1. Uji-F (fisher test) 2. Uji-T student Kedua uji diatas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok data berbeda secara nyata atau tidak. E. Uji inlier outlier Uji ini berguna untuk mengetahui apakah data maksimum dan minimum dari rangkaian data yang ada layak digunakan atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji inlier-outlier, di mana data yang menyimpang dari dua batas ambang, yaitu ambang bawah (XL) dan ambang atas (XH) akan dihilangkan Membangkitkan Data Debit Masalah umum hidrologi yang sering dihadapi adalah kekurangan data untuk menganalisa peluang banjir. Dengan data yang terbatas dibutuhkan suatu metode untuk memperoleh rekaman data yang diperlukan. Untuk mengisi da ta debit yang kosong akibat kerusakan alat atau gangguan lainnya metode regresi linear dipilih. Metode ini hanya dianggap sederhan auntuk mengetahui hubungan linear antara curah hujan dengan debit yang pernah terjadi sebelumnya sehingga diperoleh persamaan untuk memperkiraan data debit yang hilang. Selanjutnya data akan diuji pula dengan uji ketiadaan trend, uji stasioner dan uji inlier outlier Menghitung Evapotranspirasi Peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah dan permukaan air ke udara disebut evaporasi. Peristiwa penguapan dari tanaman disebut transpirasi. Kedua proses tersebut evaporasi dan transpirasi saling berkaitan sehingga dinamakan evapotranspirasi. Evaporasi merupakan faktor penting dalam studi tentang pengembangan sumber daya air. Besarnya nilai evapotranspirasi da pat dihitung menggunakan metode Blaney-Criddle (Triatmodjo, 2010:81) Koefisien Aliran (C) Untuk menggambarkan karakteristik masing-masing DAS faktor koefisien aliran merupakan faktor yang menjadi salah satu pertimbangan. Dengan mengetahui hubungan antara volume curah hujan yang terjadi dengan luasan DAS yang diamati di kalikan volume debit yang terjadi, kita dapat memperkirakan volume air yang terinfiltrasi dan air yang melimpas.

5 2.6. Jaringan Saraf Tiruan dan Matlab R2010A Jaringan saraf tiruan adalah salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasi proses pembelajaran pada otak manusia tersebut (Kusumadewi, 2003: 207). Istilah buatan digunakan karena jaringan saraf ini diimplementasikan dengan menggunakan program komputer yang mampu menye-lesaikan sejumlah proses perhitungan selama proses pembelajaran. Software matlab (matriks laboratory) merupakan bahasa pemograman matematika lanjutan yang mengadopsi sifat dan bentuk matriks. Matlab menggunakan bahas C++ dan asse-mbler. Kelebihan dari matlab dari program serupa adalah: 1. Memiliki fungsi built-in, pengguna dapat memasukan sendiri fungsi yang hendak dirancang pada library. 2. Merupakan operasi matematika elemen, matriks, optimasi, aproximasi dan lainnya. Sehingga sering digunakan untuk melalukan pekerjaan seperti, pemograman modeling, simulasi dan pembuatan prototipe serta analisa data dan analisa numerik. 3. Memiliki banyak option tambahan untuk menampilkan data dalam bentuk 2 dimensi dan 3 dimensi Jaringan Backpropagation Backpropagation adalah metode penurunan gradient untuk meminimalkan kuadrat error keluarannya (Sutodjo, 2010:77). Terdapat 3 tahapan pemodelan jaringan backpropagation. Tahap perambatan maju (forward propagation), tahap perambatan balik, dan tahap perubahan bobot bias. Algoritma backpropagation menggunakan error output untuk mengubah nilai bobot-bobotnya dalam arah mundur (backward). Untuk mendapatkan error ini, tahap perambatan maju (format propagation) harus dikerjakan terlebih dahulu. Algoritma backpropagation terdiri atas: A. Inisialisasi bobot (dengan menggunakan nilai random yang cukup kecil sebagai bobot awal). B. Apabila dalam kondisi berhenti bernilai salah (false), maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut (Sutodjo, 2010:79): III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Daerah Studi Daerah aliran sungai (DAS) Brantas bagian hulu dimulai dari sumber sungai Brantas yang terletak di sebelah Timur kaki Gunung Anjasmoro yang selanjutnya mengalir melalui 8 Kabupaten (Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Nganjuk, Jombang, Mojokerto, dan Sidoarjo) dan 6 Kota (Batu, Malang, Blitar, Kediri, Mojokerto, dan Surabaya). Sungai Brantas bagian hulu meliputi anak-anak sungai utama seperti Kali Amprong, Bango, Lesti, dan Metro sampai titik outlet di Waduk Sengguruh atau Karangkates. Lokasi daerah studi adalah salah satu anak sungai utama dari sungai Brantas hulu yaitu sungai Lesti dengan outlet di Stasiun AWLR Tawangrejeni. Sub DAS Lesti secara astronomis terletak pada LS LS dan BT BT, dan secara administratif terletak pada Kabupaten Malang Metode Pengumpulan Data Dalam penyusunan studi ini diperlukan data-data yang mendukung baik itu data primer maupun data sekunder. 1. Data curah hujan tahun Data debit tahun Data klimatologi tahun Peta rupa bumi. 5. Peta administrasi. 6. Peta batas DAS. 7. Peta lokasi stasiun hujan.

6 8. Peta tata guna lahan tahun 2001, 2005 dan Peta jenis tanah. 10. Peta geologi batuan 3.3. Metode Pengolahan Data Tabel 1. Metode Pengolahan Data Pengolahan data input 1 Data curah hujan rerata bulanan (tahun ) Uji konsistensi dengan metode kurva massa ganda Data curah hujan rerata daerah bulanan (tahun ) a Dengan metode poligon thiessen b Uji ketiadaan trend c Uji stasioner (uji F dan uji T) d Uji inlier-outlier 2 Data debit rerata bulanan (tahun ) a Dibangkitkan menggunakan metode Markov-Chain b Uji ketiadaan trend c Uji stasioner (uji F dan uji T) d Uji inlier-outlier 3 Data temperatur udara rerata bulanan tahun Dicari nilai ET0 nya menggunakan metode Blaney-Criddle 4 Data koefisien aliran Dihitung nilai rerata koefisien aliran bulanannya Pengolahan data menggunakan program matlab R2010A 1 Pembagian data (load data) Data input bulanan tahun (curah hujan, jumlah hari hujan a evapotranspirasi, koefisien aliran) b Data sample tahun 2011, 2012, dan 2013 Data target bulanan tahun (debit stasiun AWLR c Tawangrejeni) 2 Normalisasi (prepocessing) Data pelatihan untuk input layers (curah hujan, hari hujan, evapotranspirasi, dan koefisien aliran 3 Perancangan jaringan arsitektur ( ) a 4 input layers, 1 hidden layers, dan 1 output layers b Metode pembelajaan terawasi (backpropagation) Maksimum error 1 x 10-5, epoch 1000, perumusan dalam bentuk tan, c metode output error MSE dalam bentuk R 5 Postprocessing/denormalisasi Proses pelatihan (training), testing, validasi dan digrafikkan dalam bentuk 6 regresi 7 Proses simulasi model pada data sampel 2011, 2012, dan 2013 Penyimpangan Hasil Model 1 Nash coefficient efficiency (NSE), KAR, koefisien regresi polinomial (r) (data sampel 2011, 2012, dan 2013) IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Data Curah Hujan Data hujan yang digunakan dalam studi ini adalah data hujan yang berasal dari 4 stasiun hujan di Sub DAS Lesti. Data tersebut diperoleh dari Jasa Tirta I. Dengan jangka waktu 13 tahun yakni antara tahun Adapun stasiun yang dimaksudkan adalah: a) Stasiun hujan Tumpukrenteng b) Stasiun hujan Dampit c) Stasiun hujan Gondanglegi d) Stasiun hujan Wajak A. Uji Konsistensi Data Uji konsistensi dilakukan untuk data masing-masing stasiun hujan terhadap data stasiun lainnya. Keseluruhan data menunjukkan bahwa data dari keempat stasiun konsisten. Seperti pada tabel dan grafik stasiun Dampit. Gambar 1. Grafik Stasiun Dampit B. Curah Hujan Rerata Daerah Metode yang digunakan untuk menghitung hujan rata-rata kawasan adalah poligon thiessen, yang dianggap sesuai dengan karakteristik daerah Kabupaten Malang yang datar dan bergunung dengan stasiun penakar hujan yang cukup. Gambar 2. Poligon Thiessen C. Uji ketiadaaan trend Uji ini bertujuan untuk mengetahui terdapat perubahan nyata atau tidak pada data yang diamati. dari hasil uji metode Spearman dengan derajat kepercayaan 5%, data diterima dengan nilai t = Hasil metode Mann dan Whitney menyatakan bahwa data bersal dari populasi yang sama dengan nilai Z= Sedangkan uji tanda dari Cox dan Stuart menghasilkan kesimpulan bahwa data tidak menunjukkan adanya trend. D. Uji Stasioner Data curah hujan stasiun hujan Tumpukrenteng, Dampit, Gondanglegi dan Wajak selama 13 tahun akan dibagi menjadi dua kelompok data. Kelompok pertama data dari bulan januari tahun

7 dan kelompok data kedua dari bulan januari tahun Diperoleh nilai F hitung = < F tabel = sehingga dengan derajat kepercayan 5% tersebut data dapat diterima atau dinyatakan bersifat homo-gen dan independent. Sedangkan hasil uji T diperoleh nilai T hitung = Nilainya tersebut berada diantara nilai T tabel = / Sehingga data dianggap seragam. E. Uji inlier-outlier Data yang menyimpang dari dua batas ambang, yaitu ambang bawah (XL) dan ambang atas (XH) akan dihilangkan. Tabel 2.Uji Inlier-Outlier No. Tahun Curah Hujan (mm) Log X Stdev = Mean = Kn = Nilai Ambang Atas (XH) = Nilai Ambang Bawah (XL) = Hasil menunjukkan bahwa data tahu 2010 melebihi ambang batas atas, mm > mm sehingga nilai ambang maksimum dianggap kurang memenuhi untuk tahun 2010 sehingga data tersebut tidak digunakan dalam analisa. 4.2 Pengolahan Data Debit Terdapat 8 bulan data debit yang kosong sehingga sebelum diuji data harus dilengkapi. A. Model Regresi Linear Dari data curah hujan dan debit akan dihitung nilai persamaan linearnya yang selanjutnya akan dipakai untuk membangkitkan data debit yang hilang. Gambar 3. Grafik Regresi Linear Tabel 3. Data Debit yang Hilang Tahun Bulan Curah Hujan (mm) Debit (m 3 /det) 2008 Sept Okt Nov Des Jan Feb Juli Nov B. Uji ketiadaaan trend Data debit yang telah dilengkapi dengan data yang hilang selanjutnya harus diuji ketiadan trend. Dari hasil uji metode Spearman dengan derajat kepercayaan 5%, data diterima dengan nilai t = Hasil metode Mann dan Whitney menyatakan bahwa data bersal dari populasi yang sama dengan nilai Z= Sedangkan uji tanda dari Cox dan Stuart menghasilkan kesim-pulan bahwa data tidak menunjukkan adanya trend. C. Uji Stasioner Data debit dari Stasiun AWLR Tawangrejeni selama 13 tahun akan dibagi menjadi dua kelompok data. Kelompok pertama data dari bulan januari tahun dan kelompok data kedua dari bulan januari tahun Diperoleh nilai F hitung = < F tabel = sehingga dengan derajat kepercayan 5% tersebut data dapat diterima atau dinyatakan bersifat homogen dan independent. Sedangkan hasil uji T diperoleh nilai T hitung = Nilainya tersebut berada diantara nilai T tabel = / Sehingga data dianggap seragam.

8 D. Uji inlier-outlier Tabel 4.Uji Inlier-Outlier No. Tahun Debit (m 3 /det) Log X Stdev = Mean = Kn = Nilai Ambang Atas (XH) = Nilai Ambang Bawah (XL) = Hasil menunjukkan bahwa data tahu 2010 melebihi ambang batas atas, m 3 /det > m 3 /det sehingga nilai ambang maksimum dianggap kurang memenuhi untuk tahun 2010 sehingga data tersebut tidak digunakan dalam analisa. 4.3 Pengolahan Temperatur Udara Data ini akan digunakan untuk mencari nilai evapotranspirasi di Kabupaten Malang selama 13 tahun (tahun ). A. Metode Blaney-Criddle Dari letak lintang dan data temperatur udara, kita dapat memperoleh nilai evapotranspirasi. Langkahnya adalah dengan mencari nilai kebutuhan tanaman, kemudian memperkirakan Lama penyianaran matahari, kecepatan angin, kelembapan relatif. Tabel 5. Blaney Criddle Nilai ET0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des mm/hari Pengolahan Koefisien Aliran Keofisien Aliran dapat diperoleh dengan cara mengalikan volume curah hujan terdapat total luas DAS dan volume debitnya. Tabel 6. Koefisien Aliran Bulan Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Pengolahan Matlab R2010A Langkah untuk memodelkan debit pada jaringan saraf tiruan adalah: 1. Menyimpan data input dalam workspace software matlab R2010A. Beberapa tipe file yang mampu disimpan oleh matlab R2010A yaitu.exe,.dat,.mat,.txt,.tab, dan lainnya. 2. Klik new variabel dengan tanda pada workspace. Kemudian beri nama Input untuk data input berupa data curah hujan, hari hujan, evapotranspirasi dan koefisien aliran tahun Langkah selanjutnya adalah mengimport data ke dalam model jaringan saraf tiruan. Dengan mengklik start > more > neural network > neural network tool (nntool) 4. Tahapan selanjutnya adalah membuat arsitektur jaringan dari data yang telah diimport ke dalam model jaringan saraf tiruan. Langkahnya adalah membuka kembali tampilan layar network data manager > klik new. Penuhi beberapa parameter dalam jaringan seperti train, simulate dan adapt. Gambar 4. Arsitektur Jaringan 5. Maka tahapan selanjutnya adalah melakukan pemrosesan data yang terdiri atas 3 bagian yaitu proses training, validation dan testing.

9 Sehingga diperoleh grafik regresi hubungan data input dan traget. B. Nash-Sutcliffe Coefficient (NS) Dari hasil perhitungan diperoleh R 2 = yang artinya data memiliki hubungan korelasi yang baik. C. Model Regresi Polinomial Gambar 5. Hasil Regresi Tabel 7. Hasil proses matlab R2010A 6. langkah selanjutnya adalah mensimulasi sampel data yang akan dijadikan data peramalan yaitu tahun Tabel 8. Debit Sampel Model Tahun Training Testing Validation All Bulan Pemodelan Debit (m 3 /det) Debit Stasiun AWLR (m 3 /det) KAR (%) 2011 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Rerata Keandalan Pemodelan A. Kesalahan Absolut Rerata Setelah membandingkan hasil debit sampel model dengan debit Stasiun AWLR Tawangrejeni hasil yang diperoleh adalah KAR = 3.138%. Dengan kesalahan <10% data dianggap layak dijadikan acuan untuk pemalan debit. Gambar 6. Regresi Polinomial Nilai koefisien korelasinya R = yang artinya data memiliki hubungan positif langsung yang baik. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa hujanlimpasan menggunakan jaringan saraf tiruan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil pemodelan jaringan saraf tiruan untuk hujan-limpasan pada Sub DAS Lesti menunjukan bahwa Qmax sampel model = m 3 /det dengan Qmax AWLR = m 3 /det, dan Qmin sampel model = 0.14 m 3 /det dengan Qmin AWLR = 0.12 m 3 /det. Memiliki nilai kesalahan relatif rerata %. Menurut metode kesalahan absolut rerata (KAR), korelasi antar kedua data memiliki kesalahan < 10%, yang artinya memiliki keandalan > 90% untuk peramalan. 2. Menurut metode mean square error (MSE) yang diadopsi oleh matlab R2010A, nilai korelasi antara data input dengan nilai target telah mencapai MSE = Artinya data berkorelasi dengan baik. 3. Setelah memperoleh nilai debit model, maka tahapan selanjutnya adalah membandingkan debit model dengan data debit Stasiun AW-

10 LR Tawangrejeni. Metode nashsutcliffe coefficient (NSE) memiliki R 2 > 0.999, telah memiliki hubungan yang baik. Menurut metode koefisien korelasi metode regresi polinomial, data debit model dengan data debit stasiun AWLR Tawangrejeni telah memiliki korelasi positif sempurna dengan nilai R 2 > Saran penyempurnaan untuk studi ini adalah sebaiknya untuk melengkapi studi ini diperlukan penelitian lanjutan. Dengan membandingkan beberapa arsitektur jaringan yang berbeda, jumlah hidden layer 2 atau multi layer. DAFTAR PUSTAKA Asdak, Chay Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Kusumadewi, Sri Artificial Intelegence (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. Soewarno Hidrologi Jilid 2. Bandung: Nova. Suripin Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Yogyakarta: ANDI. Sutodjo, T. Edy Mulyanto dan V. Suhartono Kecerdasan Buatan. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Triatmodjo, Bambang. Hidrologi Terapan Jakarta: Gramedia.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Studi Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah Utara ke arah Selatan dan bermuara pada sungai Serayu di daerah Patikraja dengan

Lebih terperinci

ANALISA KETERSEDIAAN AIR

ANALISA KETERSEDIAAN AIR ANALISA KETERSEDIAAN AIR 3.1 UMUM Maksud dari kuliah ini adalah untuk mengkaji kondisi hidrologi suatu Wilayah Sungai yang yang berada dalam sauatu wilayah studi khususnya menyangkut ketersediaan airnya.

Lebih terperinci

Aplikasi Model Regresi Dalam Pengalihragaman Hujan Limpasan Terkait Dengan Pembangkitan Data Debit (Studi Kasus: DAS Tukad Jogading)

Aplikasi Model Regresi Dalam Pengalihragaman Hujan Limpasan Terkait Dengan Pembangkitan Data Debit (Studi Kasus: DAS Tukad Jogading) Aplikasi Model Regresi Dalam Pengalihragaman Hujan Limpasan Terkait Dengan Pembangkitan Data Debit (Studi Kasus: DAS Tukad Jogading) Putu Doddy Heka Ardana 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Ngurah

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Data 5.1.1 Analisis Curah Hujan Hasil pengolahan data curah hujan di lokasi penelitian Sub-DAS Cibengang sangat berfluktuasi dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Feng PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK... 211 PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Tan

Lebih terperinci

PENDUGAAN DEBIT PUNCAK MENGGUNAKAN WATERSHED MODELLING SYSTEM SUB DAS SADDANG. Sitti Nur Faridah, Totok Prawitosari, Muhammad Khabir

PENDUGAAN DEBIT PUNCAK MENGGUNAKAN WATERSHED MODELLING SYSTEM SUB DAS SADDANG. Sitti Nur Faridah, Totok Prawitosari, Muhammad Khabir PENDUGAAN DEBIT PUNCAK MENGGUNAKAN WATERSHED MODELLING SYSTEM SUB DAS SADDANG Sitti Nur Faridah, Totok Prawitosari, Muhammad Khabir Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin,

Lebih terperinci

Tommy Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado

Tommy Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado Analisis Debit Banjir Di Sungai Tondano Berdasarkan Simulasi Tommy Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado Email:tommy11091992@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, Erlinda Ningsih 2 1 Dosen Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama 2 Mahasiswa Sistem Informasi, STMIK

Lebih terperinci

Tujuan: Peserta mengetahui metode estimasi Koefisien Aliran (Tahunan) dalam monev kinerja DAS

Tujuan: Peserta mengetahui metode estimasi Koefisien Aliran (Tahunan) dalam monev kinerja DAS MONEV TATA AIR DAS ESTIMASI KOEFISIEN ALIRAN Oleh: Agung B. Supangat Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS Jl. A.Yani-Pabelan PO Box 295 Surakarta Telp./fax. (0271)716709, email: maz_goenk@yahoo.com

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No., Juni 206 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Jaringan Syaraf Tiruan Peramalan Inventory Barang

Lebih terperinci

STUDI ESTIMASI CURAH HUJAN, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

STUDI ESTIMASI CURAH HUJAN, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION STUDI ESTIMASI CURAH HUJAN, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Muh. Ishak Jumarang 1), Lyra Andromeda 2) dan Bintoro Siswo Nugroho 3) 1,3) Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

PENELUSURAN BANJIR (STAGE HYDROGRAPH) MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ABSTRAK

PENELUSURAN BANJIR (STAGE HYDROGRAPH) MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ABSTRAK PENELUSURAN BANJIR (STAGE HYDROGRAPH) MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN (Studi Kasus: DAS Siak) 1 Manyuk Fauzi, 1 Imam Suprayogi, 2 Ashral 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS KERAPATAN JARINGAN POS STASIUN HUJAN DI DAS KEDUNGSOKO DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

ANALISIS EFEKTIVITAS KERAPATAN JARINGAN POS STASIUN HUJAN DI DAS KEDUNGSOKO DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ANALISIS EFEKTIVITAS KERAPATAN JARINGAN POS STASIUN HUJAN DI DAS KEDUNGSOKO DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) Syarief Fathoni 1, Very Dermawan 2, Ery Suhartanto 2 1 Staf

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... iii. LEMBAR PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... iii. LEMBAR PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... iii LEMBAR PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix INTISARI... xi ABSTRACT... xii BAB 1 PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

ANALISIS TINGGI CURAH HUJAN BERDASARKAN KONDISI KLIMATOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

ANALISIS TINGGI CURAH HUJAN BERDASARKAN KONDISI KLIMATOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ANALISIS TINGGI CURAH HUJAN BERDASARKAN KONDISI KLIMATOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Yuzy Alfahnie 1, Very Dermawan 2, Lily Montarcih Limnatara 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan

Lebih terperinci

PERKIRAAN SEBARAN CURVE NUMBER U.S SOIL CONSERVATION SERVICE PADA SUB DAS BRANTAS HULU ABSTRAK

PERKIRAAN SEBARAN CURVE NUMBER U.S SOIL CONSERVATION SERVICE PADA SUB DAS BRANTAS HULU ABSTRAK PERKRAAN SEBARAN CURVE NUMBER U.S SOL CONSERVATON SERVCE PADA SUB DAS BRANTAS HULU Muhammad Nuurussubchiy Fikriy 1,Lily Montarcih L 2, Ery Suhartanto 2 1 Mahasiswa Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN : Prediksi Tinggi Signifikan Gelombang Laut Di Sebagian Wilayah Perairan Indonesia Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Propagasi Balik Abraham Isahk Bekalani, Yudha Arman, Muhammad Ishak Jumarang Program

Lebih terperinci

ANALISA KETERSEDIAAN AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI BARITO HULU DENGAN MENGGUNAKAN DEBIT HASIL PERHITUNGAN METODE NRECA

ANALISA KETERSEDIAAN AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI BARITO HULU DENGAN MENGGUNAKAN DEBIT HASIL PERHITUNGAN METODE NRECA ANALISA KETERSEDIAAN AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI BARITO HULU DENGAN MENGGUNAKAN DEBIT HASIL PERHITUNGAN METODE NRECA Salmani (1), Fakhrurrazi (1), dan M. Wahyudi (2) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation 65 Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation Risty Jayanti Yuniar, Didik Rahadi S. dan Onny Setyawati Abstrak - Kecepatan angin dan curah

Lebih terperinci

II. IKLIM & METEOROLOGI. Novrianti.,MT_Rekayasa Hidrologi

II. IKLIM & METEOROLOGI. Novrianti.,MT_Rekayasa Hidrologi II. IKLIM & METEOROLOGI 1 Novrianti.,MT_Rekayasa Hidrologi 1. CUACA & IKLIM Hidrologi suatu wilayah pertama bergantung pada iklimnya (kedudukan geografi / letak ruangannya) dan kedua pada rupabumi atau

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN) JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN) Marihot TP. Manalu Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma

Lebih terperinci

PERANCANGAN PARAMETER TERBAIK UNTUK PREDIKSI PRODUKSI BAN GT3 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT PROPAGATION

PERANCANGAN PARAMETER TERBAIK UNTUK PREDIKSI PRODUKSI BAN GT3 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT PROPAGATION PERANCANGAN PARAMETER TERBAIK UNTUK PREDIKSI PRODUKSI BAN GT3 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT PROPAGATION Fitrisia, Adiwijaya, dan Andrian Rakhmatsyah Program Studi S1 Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.

BAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. BAB III METODOLOGI 3.1 Umum Metodologi merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 205 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI

Lebih terperinci

Estimasi Suhu Udara Bulanan Kota Pontianak Berdasarkan Metode Jaringan Syaraf Tiruan

Estimasi Suhu Udara Bulanan Kota Pontianak Berdasarkan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Estimasi Suhu Udara Bulanan Kota Pontianak Berdasarkan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Andi Ihwan 1), Yudha Arman 1) dan Iis Solehati 1) 1) Prodi Fisika FMIPA UNTAN Abstrak Fluktuasi suhu udara berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) (catchment, basin, watershed) merupakan daerah dimana seluruh airnya mengalir ke dalam suatu sungai yang dimaksudkan. Daerah ini umumnya

Lebih terperinci

Perkiraan Koefisien Pengaliran Pada Bagian Hulu DAS Sekayam Berdasarkan Data Debit Aliran

Perkiraan Koefisien Pengaliran Pada Bagian Hulu DAS Sekayam Berdasarkan Data Debit Aliran Jurnal Vokasi 2010, Vol.6. No. 3 304-310 Perkiraan Koefisien Pengaliran Pada Bagian Hulu DAS Sekayam Berdasarkan Data Debit Aliran HARI WIBOWO Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Jalan Ahmad Yani Pontianak

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian ini menggunakan data curah hujan, data evapotranspirasi, dan peta DAS Bah Bolon. Data curah hujan yang digunakan yaitu data curah hujan tahun 2000-2012.

Lebih terperinci

KEANDALAN ANALISA METODE MOCK (STUDI KASUS: WADUK PLTA KOTO PANJANG) Trimaijon. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru

KEANDALAN ANALISA METODE MOCK (STUDI KASUS: WADUK PLTA KOTO PANJANG) Trimaijon. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru Jurnal Teknobiologi, 1(2) 2010: 70-83 ISSN: 208-5428 KEANDALAN ANALISA METODE MOCK (STUDI KASUS: WADUK PLTA KOTO PANJANG) Trimaijon Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru ABSTRAK

Lebih terperinci

Analisis Ketersediaan Air Embung Tambakboyo Sleman DIY

Analisis Ketersediaan Air Embung Tambakboyo Sleman DIY Analisis Ketersediaan Air Embung Tambakboyo Sleman DIY Agung Purwanto 1, Edy Sriyono 1, Sardi 2 Program Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Janabadra Yogyakarta 1 Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

BAB VI. POLA KECENDERUNGAN DAN WATAK DEBIT SUNGAI

BAB VI. POLA KECENDERUNGAN DAN WATAK DEBIT SUNGAI BAB VI. POLA KECENDERUNGAN DAN WATAK DEBIT SUNGAI Metode Mann-Kendall merupakan salah satu model statistik yang banyak digunakan dalam analisis perhitungan pola kecenderungan (trend) dari parameter alam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1. Analisis Curah Hujan 4.1.1. Ketersediaan Data Curah Hujan Untuk mendapatkan hasil yang memiliki akurasi tinggi, dibutuhkan ketersediaan data yang secara kuantitas dan kualitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan membandingkan hasil transformasi hujan-debit dan GR2M dengan debit

Lebih terperinci

ANALISA METODE KAGAN-RODDA TERHADAP ANALISA HUJAN RATA-RATA DALAM MENENTUKAN DEBIT BANJIR RANCANGAN DAN POLA SEBARAN STASIUN HUJAN DI SUB DAS AMPRONG

ANALISA METODE KAGAN-RODDA TERHADAP ANALISA HUJAN RATA-RATA DALAM MENENTUKAN DEBIT BANJIR RANCANGAN DAN POLA SEBARAN STASIUN HUJAN DI SUB DAS AMPRONG ANALISA METODE KAGAN-RODDA TERHADAP ANALISA HUJAN RATA-RATA DALAM MENENTUKAN DEBIT BANJIR RANCANGAN DAN POLA SEBARAN STASIUN HUJAN DI SUB DAS AMPRONG Very Dermawan, ST., MT. Ir. Abdul azis Hoesein, M.Eng.Sc,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI. Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT. Nohanamian Tambun

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI. Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT. Nohanamian Tambun TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH PDAM JAYAPURA Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT Nohanamian Tambun 3306 100 018 Latar Belakang Pembangunan yang semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya, pergerakan dan distribusi air di bumi, baik di atas maupun di bawah permukaan bumi, tentang sifat fisik,

Lebih terperinci

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI RANOYAPO DI DESA LINDANGAN, KEC.TOMPASO BARU, KAB. MINAHASA SELATAN

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI RANOYAPO DI DESA LINDANGAN, KEC.TOMPASO BARU, KAB. MINAHASA SELATAN ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI RANOYAPO DI DESA LINDANGAN, KEC.TOMPASO BARU, KAB. MINAHASA SELATAN Anugerah A. J. Surentu Isri R. Mangangka, E. M. Wuisan Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE BACKPROPAGATION DAN RADIAL BASIS FUNCTION UNTUK MEM PREDIKSI CURAH HUJAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

ANALISIS PERBANDINGAN METODE BACKPROPAGATION DAN RADIAL BASIS FUNCTION UNTUK MEM PREDIKSI CURAH HUJAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ANALISIS PERBANDINGAN METODE BACKPROPAGATION DAN RADIAL BASIS FUNCTION UNTUK MEM PREDIKSI CURAH HUJAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Abstrak Vinsensius Rinda Resi - NIM : A11.2009.04645 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Putu Doddy Heka Ardana 1. ABSTRAK

Putu Doddy Heka Ardana 1.   ABSTRAK APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORKS) DALAM MODELISASI CURAH HUJAN LIMPASAN DENGAN PERBANDINGAN DUA ALGORITMA PELATIHAN (STUDI KASUS: DAS TUKAD JOGADING) (139A) Putu Doddy Heka Ardana

Lebih terperinci

PENERAPAN TEORI RUN UNTUK MENENTUKAN INDEKS KEKERINGAN DI KECAMATAN ENTIKONG

PENERAPAN TEORI RUN UNTUK MENENTUKAN INDEKS KEKERINGAN DI KECAMATAN ENTIKONG Abstrak PENERAPAN TEORI RUN UNTUK MENENTUKAN INDEKS KEKERINGAN DI KECAMATAN ENTIKONG Basillius Retno Santoso 1) Kekeringan mempunyai peranan yang cukup penting dalam perencanaan maupun pengelolaan sumber

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER UPTAKE ROOT MENGGUNAKAN MODEL TANGKI. Oleh : FIRDAUS NURHAYATI F

PENDUGAAN PARAMETER UPTAKE ROOT MENGGUNAKAN MODEL TANGKI. Oleh : FIRDAUS NURHAYATI F PENDUGAAN PARAMETER UPTAKE ROOT MENGGUNAKAN MODEL TANGKI Oleh : FIRDAUS NURHAYATI F14104021 2008 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 1 PENDUGAAN PARAMETER UPTAKE ROOT MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Kebutuhan

Lebih terperinci

Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya

Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya Jurnal APLIKASI Volume 14, Nomor 2, Agustus 2016 Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya Edy Sumirman, Ismail Sa ud, Akhmad Yusuf Zuhdi Program Studi Diploma Teknik Sipil

Lebih terperinci

PENDUGAAN TINGKAT SEDIMEN DI DUA SUB DAS DENGAN PERSENTASE LUAS PENUTUPAN HUTAN YANG BERBEDA

PENDUGAAN TINGKAT SEDIMEN DI DUA SUB DAS DENGAN PERSENTASE LUAS PENUTUPAN HUTAN YANG BERBEDA Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 217 ISBN: 978 62 361 72-3 PENDUGAAN TINGKAT SEDIMEN DI DUA SUB DAS DENGAN PERSENTASE LUAS PENUTUPAN HUTAN YANG BERBEDA Esa Bagus Nugrahanto Balai Penelitian dan

Lebih terperinci

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU. S.H Hasibuan. Abstrak

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU. S.H Hasibuan. Abstrak Analisa Debit Banjir Sungai Bonai Kabupaten Rokan Hulu ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU S.H Hasibuan Abstrak Tujuan utama dari penelitian

Lebih terperinci

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BATANG LUBUH KABUPATEN ROKAN HULU PROPINSI RIAU

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BATANG LUBUH KABUPATEN ROKAN HULU PROPINSI RIAU ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BATANG LUBUH KABUPATEN ROKAN HULU PROPINSI RIAU Rismalinda Prodi Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian Email : rismalindarisdick@gmailcom Abstrak Kabupaten Rokan Hulu terletak

Lebih terperinci

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN : PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PRODUKSI AIR MINUM MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PDAM TIRTA BUKIT SULAP KOTA LUBUKLINGGAU) Robi Yanto STMIK Bina Nusantara

Lebih terperinci

MENENTUKAN PUNCAK EROSI POTENSIAL YANG TERJADI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LOLI TASIBURI DENGAN MENGGUNAKAN METODE USLEa

MENENTUKAN PUNCAK EROSI POTENSIAL YANG TERJADI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LOLI TASIBURI DENGAN MENGGUNAKAN METODE USLEa JIMT Vol. 0 No. Juni 203 (Hal. ) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X MENENTUKAN PUNCAK EROSI POTENSIAL YANG TERJADI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LOLI TASIBURI DENGAN MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

PERENCANAAN EMBUNG MEMANJANG DESA NGAWU KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA. Oleh : USFI ULA KALWA NPM :

PERENCANAAN EMBUNG MEMANJANG DESA NGAWU KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA. Oleh : USFI ULA KALWA NPM : PERENCANAAN EMBUNG MEMANJANG DESA NGAWU KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Lebih terperinci

Studi Optimasi Operasional Waduk Sengguruh untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air

Studi Optimasi Operasional Waduk Sengguruh untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air Tugas Akhir Studi Optimasi Operasional Waduk Sengguruh untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air Oleh : Sezar Yudo Pratama 3106 100 095 JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK PENDUGAAN DEBIT BANJIR PADA DAS BATANG ARAU PADANG

ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK PENDUGAAN DEBIT BANJIR PADA DAS BATANG ARAU PADANG Vol. XII Jilid I No.79 Januari 2018 MENARA Ilmu ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK PENDUGAAN DEBIT BANJIR PADA DAS BATANG ARAU PADANG Syofyan. Z, Muhammad Cornal Rifa i * Dosen FTSP ITP, ** Mahasiswa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

MODEL HIDROGRAF BANJIR NRCS CN MODIFIKASI

MODEL HIDROGRAF BANJIR NRCS CN MODIFIKASI MODEL HIDROGRAF BANJIR NRCS CN MODIFIKASI Puji Harsanto 1, Jaza ul Ikhsan 2, Barep Alamsyah 3 1,2,3 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jalan Lingkar Selatan,

Lebih terperinci

Implementasi Neural Network pada Matlab untuk Prakiraan Konsumsi Beban Listrik Kabupaten Ponorogo Jawa Timur

Implementasi Neural Network pada Matlab untuk Prakiraan Konsumsi Beban Listrik Kabupaten Ponorogo Jawa Timur P-ISSN 1411-0059 E-ISSN 2549-1571 Implementasi Neural Network pada Matlab untuk Prakiraan Konsumsi Beban Listrik Kabupaten Ponorogo Jawa Timur Niswatul Arifah T 1, Agus Murnomo 2, dan Agus Suryanto 3 Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Aliran Sungai Dalam konteksnya sebagai sistem hidrologi, Daerah Aliran Sungai didefinisikan sebagai kawasan yang terletak di atas suatu titik pada suatu sungai yang oleh

Lebih terperinci

KAJIAN MUATAN SEDIMEN TERSUSPENSI DI SUNGAI CODE DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Rutsasongko Juniar Manuhana

KAJIAN MUATAN SEDIMEN TERSUSPENSI DI SUNGAI CODE DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Rutsasongko Juniar Manuhana KAJIAN MUATAN SEDIMEN TERSUSPENSI DI SUNGAI CODE DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Rutsasongko Juniar Manuhana rutsasongko@gmail.com Suprapto Dibyosaputro praptodibyo@gmail.com Abstract Rivers are media for sediment

Lebih terperinci

APLIKASI METODE GENERALIZED REDUCED GRADIENT DALAM PEMODELAN CURAH HUJAN-LIMPASAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN)

APLIKASI METODE GENERALIZED REDUCED GRADIENT DALAM PEMODELAN CURAH HUJAN-LIMPASAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) VOLUME 3, NO. 2, EDISI XXXII JUNI 25 APLIKASI METODE GENERALIZED REDUCED GRADIENT DALAM PEMODELAN CURAH HUJAN-LIMPASAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) Iwan K. Hadihardaja, Sugeng Sutikno 2

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION (Studi Kasus : Harga Penutupan Saham Unilever Indonesia Tbk. Periode September

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Multilayer Perceptron (Joni Riadi dan Nurmahaludin) APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA Joni Riadi (1) dan Nurmahaludin

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam era globalisasi pada saat ini, banyak tumbuh dan berkembang, baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri manufaktur. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam Perencanaan Embung

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam Perencanaan Embung BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam Perencanaan Embung Memanjang dengan metode yang telah ditentukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Curah Hujan Curah hujan diukur setiap hari dengan interval pengukuran dua puluh empat jam dengan satuan mm/hari. Pengukuran curah hujan dilakukan oleh Automatic

Lebih terperinci

MINI RISET METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI PERHITUNGAN CURAH HUJAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE

MINI RISET METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI PERHITUNGAN CURAH HUJAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MINI RISET METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI PERHITUNGAN CURAH HUJAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISUSUN OLEH : Nama : Winda Novita Sari Br Ginting Nim : 317331050 Kelas : B Jurusan : Pendidikan Geografi PEDIDIKAN

Lebih terperinci

Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier

Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-30 Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier Ahmad Wahyudi, Nadjadji Anwar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pengertian Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh penulis, adalah sebagai berikut :. Hujan adalah butiran yang jatuh dari gumpalan

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN DEBIT ANDALAN SUNGAI CIMANUK METODA WATER BALANCE DAN DATA LAPANGAN. Bakhtiar

KAJIAN PERBANDINGAN DEBIT ANDALAN SUNGAI CIMANUK METODA WATER BALANCE DAN DATA LAPANGAN. Bakhtiar KAJIAN PERBANDINGAN DEBIT ANDALAN SUNGAI CIMANUK METODA WATER BALANCE DAN DATA LAPANGAN ABSTRACT Bakhtiar Provision of an adequate quantity of water has been a matter of concern since the beginning of

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1.1 Lokasi Geografis Penelitian ini dilaksanakan di waduk Bili-Bili, Kecamatan Bili-bili, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Waduk ini dibangun

Lebih terperinci

ANALISIS TINGGI MUKA AIR BENGAWAN SOLO HILIR AKIBAT ADANYA FLOODWAY DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN JURNAL

ANALISIS TINGGI MUKA AIR BENGAWAN SOLO HILIR AKIBAT ADANYA FLOODWAY DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN JURNAL ANALISIS TINGGI MUKA AIR BENGAWAN SOLO HILIR AKIBAT ADANYA FLOODWAY DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR Ditujukan untuk memenuhi persyaratan

Lebih terperinci

ANALISIS DEBIT DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANGHARI PROPINSI JAMBI

ANALISIS DEBIT DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANGHARI PROPINSI JAMBI Analisis Debit DI Daerah Aliran Sungai Batanghari Propinsi Jambi (Tikno) 11 ANALISIS DEBIT DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANGHARI PROPINSI JAMBI Sunu Tikno 1 INTISARI Ketersediaan data debit (aliran sungai)

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN ANTARA HIDROGRAF SCS (SOIL CONSERVATION SERVICE) DAN METODE RASIONAL PADA DAS TIKALA

STUDI PERBANDINGAN ANTARA HIDROGRAF SCS (SOIL CONSERVATION SERVICE) DAN METODE RASIONAL PADA DAS TIKALA STUDI PERBANDINGAN ANTARA HIDROGRAF SCS (SOIL CONSERVATION SERVICE) DAN METODE RASIONAL PADA DAS TIKALA Ronaldo Toar Palar L. Kawet, E.M. Wuisan, H. Tangkudung Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi yang semakin pesat ini banyak sekali perubahan perkembangan yang telah terjadi untuk membantu kehidupan masyarakat. Dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air

BAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air BAB I PENDAHULUAN I. Umum Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air laut, 1,75% berbentuk es dan 0,73% berada di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dimulai pada Semester A tahun ajaran dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dimulai pada Semester A tahun ajaran dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dimulai pada Semester A tahun ajaran 2016-2017 dan penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di DAS Sungai Badera yang terletak di Kota

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 24 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Curah Hujan Data curah hujan yang terekam pada alat di SPAS Cikadu diolah menjadi data kejadian hujan harian sebagai jumlah akumulasi curah hujan harian dengan

Lebih terperinci

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX Oleh: Intan Widya Kusuma Program Studi Matematika, FMIPA Universitas Negeri yogyakarta

Lebih terperinci

Metode Jaringan Saraf Tiruan Propagasi Balik Untuk Estimasi Curah Hujan Bulanan di Ketapang Kalimantan Barat

Metode Jaringan Saraf Tiruan Propagasi Balik Untuk Estimasi Curah Hujan Bulanan di Ketapang Kalimantan Barat Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Metode Jaringan Saraf Tiruan Propagasi Balik Untuk Estimasi Curah Hujan Bulanan di Ketapang Kalimantan Barat Andi Ihwan Prodi Fisika FMIPA Untan, Pontianak

Lebih terperinci

KAJIAN PERSAMAAN MODEL INTENSITAS HUJAN UNTUK SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) AMPRONG KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG JURNAL ILMIAH

KAJIAN PERSAMAAN MODEL INTENSITAS HUJAN UNTUK SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) AMPRONG KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG JURNAL ILMIAH KAJIAN PERSAMAAN MODEL INTENSITAS HUJAN UNTUK SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) AMPRONG KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG JURNAL ILMIAH PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Lingkungan Mengetahui kondisi lingkungan tempat percobaan sangat penting diketahui karena diharapkan faktor-faktor luar yang berpengaruh terhadap percobaan dapat diketahui.

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, M. Rhifky Wayahdi 2 1 Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Key words: Artificial Neural Network, Exponential Smoothing, Prediction, Electrical Energy Need.

Key words: Artificial Neural Network, Exponential Smoothing, Prediction, Electrical Energy Need. PREDIKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK SULAWESI UTARA MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING Febry Hontong 1), Tritiya Arungpadang 2), Johan Neyland 3) Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

PREDIKSI BEBAN SEDIMENTASI WADUK SELOREJO MENGGUNAKAN DEBIT EKSTRAPOLASI DENGAN RANTAI MARKOV

PREDIKSI BEBAN SEDIMENTASI WADUK SELOREJO MENGGUNAKAN DEBIT EKSTRAPOLASI DENGAN RANTAI MARKOV Volume 13, Nomor 1 PREDIKSI BEBAN SEDIMENTASI WADUK SELOREJO MENGGUNAKAN DEBIT EKSTRAPOLASI DENGAN RANTAI MARKOV Prediction of Reservoir Sedimentation Selorejo Loads Using Debit Extrapolation Markov Chain

Lebih terperinci

Lampiran 1.1 Data Curah Hujan 10 Tahun Terakhir Stasiun Patumbak

Lampiran 1.1 Data Curah Hujan 10 Tahun Terakhir Stasiun Patumbak 13 Lampiran 1.1 Data Curah Hujan 1 Tahun Terakhir Stasiun Patumbak TAHUN PERIODE JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER 25 I 11 46 38 72 188 116 144 16 217

Lebih terperinci

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat akan perkiraan cuaca terutama curah hujan ini menjadi sangat penting untuk merencanakan segala aktifivitas mereka. Curah hujan juga memiliki

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan data input dalam proses jaringan saraf tiruan backpropagation. Data tersebut akan digunakan sebagai

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN UNIT PLTA IV & V TERHADAP POLA OPERASI WADUK KARANGKATES KABUPATEN MALANG

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN UNIT PLTA IV & V TERHADAP POLA OPERASI WADUK KARANGKATES KABUPATEN MALANG STUDI PENGARUH PENAMBAHAN UNIT PLTA IV & V TERHADAP POLA OPERASI WADUK KARANGKATES KABUPATEN MALANG Dwi Mahdiani Pratiwi 1, Suwanto Marsudi², Rahmah Dara Lufira² 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PARAMETER ALFA HIDROGRAF SATUAN SINTETIK NAKAYASU DI SUB DAS LESTI

ANALISIS PARAMETER ALFA HIDROGRAF SATUAN SINTETIK NAKAYASU DI SUB DAS LESTI ANALISIS PARAMETER ALFA HIDROGRAF SATUAN SINTETIK NAKAYASU DI SUB DAS LESTI Rosmala Dewi 1, Lilly Montarcih Limantara 2, Widandi Soetopo 2 1) Mahasiswa Magister Sumber Daya Air, Teknik Pengairan, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gabungan antara karakteristik hujan dan karakteristik daerah aliran sungai

BAB I PENDAHULUAN. Gabungan antara karakteristik hujan dan karakteristik daerah aliran sungai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Curah hujan tidak bekerja sendiri dalam membentuk limpasan (runoff). Gabungan antara karakteristik hujan dan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Daerah aliran sungai (DAS) Cilamaya secara geografis terletak pada 107 0 31 107 0 41 BT dan 06 0 12-06 0 44 LS. Sub DAS Cilamaya mempunyai luas sebesar ± 33591.29

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) di wilayah sungai, seperti perencanaan

I. PENDAHULUAN. Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) di wilayah sungai, seperti perencanaan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data hidrologi merupakan data yang menjadi dasar dari perencanaan kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) di wilayah sungai, seperti perencanaan bangunan irigasi, bagunan

Lebih terperinci

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)*

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)* Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)* 1)Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak Badan Meteorologi

Lebih terperinci

SIMULASI DEBIT DAS B AH BOLON BERDASARKAN DATA HUJAN DENGAN MTODE JARINGAN SYARAT TIRUAN BACPROPOGATION

SIMULASI DEBIT DAS B AH BOLON BERDASARKAN DATA HUJAN DENGAN MTODE JARINGAN SYARAT TIRUAN BACPROPOGATION SIMULASI DEBIT DAS B AH BOLON BERDASARKAN DATA HUJAN DENGAN MTODE JARINGAN SYARAT TIRUAN BACPROPOGATION MENGGUNAKAN SCILAB Agus Sutarto 1), Setiono, ST, MSc ), Dr. Ir. Rr. Rintis Hadiani, MT 3) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN SEKUNDER DAERAH IRIGASI BEGASING

KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN SEKUNDER DAERAH IRIGASI BEGASING KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN SEKUNDER DAERAH IRIGASI BEGASING Ivony Alamanda 1) Kartini 2)., Azwa Nirmala 2) Abstrak Daerah Irigasi Begasing terletak di desa Sedahan Jaya kecamatan Sukadana

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL CURAH HUJAN LIMPASAN ANTARA METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN METODE SACRAMENTO

PERBANDINGAN MODEL CURAH HUJAN LIMPASAN ANTARA METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN METODE SACRAMENTO POLITEKNOLOGI VOL.13 NO.1 JANUARI 2014 PERBANDINGAN MODEL CURAH HUJAN LIMPASAN ANTARA METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN METODE SACRAMENTO ABSTRACT DENNY YATMADI 1, NUZUL BARKAH PRIHUTOMO 2 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

EVALUASI MODEL JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK PREDIKSI IKLIM EKSTRIM DENGAN KORELASI CURAH HUJAN DAN TINGGI MUKA LAUT DI SEMARANG

EVALUASI MODEL JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK PREDIKSI IKLIM EKSTRIM DENGAN KORELASI CURAH HUJAN DAN TINGGI MUKA LAUT DI SEMARANG Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 4, No. 1, Januari 2015, Hal 67-72 EVALUASI MODEL JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK PREDIKSI IKLIM EKSTRIM DENGAN KORELASI CURAH HUJAN DAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Forecasting Forecasting (peramalan) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Diskripsi Lokasi Studi Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di wilayah Kabupaten Banyumas dengan luas areal potensial 1432 ha. Dengan sistem

Lebih terperinci

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA Anggi Purnama Undergraduate Program, Computer Science, 2007 Gunadarma Universiy http://www.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN : Modifikasi Estimasi Curah Hujan Satelit TRMM Dengan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Studi Kasus Stasiun Klimatologi Siantan Fanni Aditya 1)2)*, Joko Sampurno 2), Andi Ihwan 2) 1)BMKG Stasiun

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SISTEM INFORMASI PREDIKSI KAPASITAS PEMBANGKIT LISTRIK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK (SEKTOR RUMAH TANGGA)

PEMODELAN DAN SISTEM INFORMASI PREDIKSI KAPASITAS PEMBANGKIT LISTRIK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK (SEKTOR RUMAH TANGGA) PEMODELAN DAN SISTEM INFORMASI PREDIKSI KAPASITAS PEMBANGKIT LISTRIK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK (SEKTOR RUMAH TANGGA) Salmawaty Tansa 1, Bambang Panji Asmara 2 Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 PENGOLAHAN DATA HIDROLOGI 4.1.1 Data Curah Hujan Curah hujan merupakan data primer yang digunakan dalam pengolahan data untuk merencanakan debit banjir. Data ini diambil dari

Lebih terperinci

ANALISA KETERSEDIAAN AIR SAWAH TADAH HUJAN DI DESA MULIA SARI KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN

ANALISA KETERSEDIAAN AIR SAWAH TADAH HUJAN DI DESA MULIA SARI KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN ANALISA KETERSEDIAAN AIR SAWAH TADAH HUJAN DI DESA MULIA SARI KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN Jonizar 1,Sri Martini 2 Dosen Fakultas Teknik UM Palembang Universitas Muhammadiyah Palembang Abstrak

Lebih terperinci