PERKEMBANGAN OBJEK WISATA GOA KREO TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
|
|
- Utami Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERKEMBANGAN OBJEK WISATA GOA KREO TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT Yus Agustanto Ginting ( ST) Mahasiswa Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang Abstrak Goa Kreo termasuk sebagai kawasan hinterland Kota Semarang. Sebagai kawasan pinggiran, daerah ini mampu berperan sebagai sumber pendapatan masyarakat Kandri Kecamatan Gunungpati. Ditemukannya manfaat lahan penghasilan baru di bidang dagang dan jasa membawa perubahan bagi masyarakat. Perubahan kondisi ekonomi, sosial-budaya masyarakat dari tahun 2000 mulai terjadi berkat pengembangan pariwisata di Goa Kreo. Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah Bagaimanakah Sejarah perkembangan obyek wisata Goa Kreo?bagaimanakah kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar Goa Kreo?faktor-faktor dan hambatan apa sajakah yang memprngaruhi perkembangan obyek wisata Goa Kreo?Bagaimanakah dampak sosial ekonomi dari perkrmbangan obyek wisata Goa Kreo terhadap masyarakat Kandri kecamatan Gunungpati?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah perkembangan obyek wisata Goa Kreo,Untuk mengetahui dinamika kehidupan sosial dan budaya, Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap pekembangan obyek wisata Goa Kreo Gunungpati Semarang, Untuk mengetahui dampak sosial ekonomi dari perkembangan obyek wisata Goa Kreo Gunungpati Semarang. Penelitian ini dilakukan di desa Kandri, Gunungpati, Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan selama proses observasi, adapun yang dianalisis obyek wisata Goa Kreo di Desa Kandri, Gunungpati. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peran objek wisata Goa Kreo dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dibidang ekonomi, sosial dan budaya bersumber pada tiga unsur pokok, yaitu terbukanya kesempatan berusaha, lapangan kerja dan jasa seperti; kerajinan tangan, berjualan/berdagang dan menjadi guide/pemandu wisata lokal dll. Pemanfaatan peluang objek wisata Goa Kreo telah membantu masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi, sosial dan budaya. Terciptanya wisata alam dan wisata sejarah sebagai objek kajian pendidikan untuk lebih mengenal Goa Kreo sebagai aset wisata yang memiliki nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Pada akhirnya keberadaan dan pengembangan objek wisata ini sangat berpotensi positif kebermanfaatannya terhadap berbagai pihak, pemerintah, masyarakat dan wisatawan atau pengunjung. Sikap strategis pemerintah sebagai pemangku kebijakan dalam upaya pengembangan obyek wisata Goa Kreo dan Kandri sebagai wilayah aktivitas masyarakat pelaku pariwisata memberikan kontribusi positif terhadap kondisi masyarakat Kandri. Dengan demikian saran untuk Goa Kreo. Kandri dan Pemerintah agar saling koordinasi dan bekerjasama dalam meningkatkan komitmen agar dapat mempertahankan eksistensi Goa Kreo dan dapat meningkatkan kualitas masyarakat melalui program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Kata Kunci : Goa Kreo, Sosial Ekonomi, Sosial Budaya PENDAHULUAN Di era globalisasi sekarang ini, kemajuan di bidang pariwisata sangatlah pesat. Pariwisata sudah diakui sebagai industri terbesar abad ini, dilihat dari berbagai indicator perkembangan dunia dan penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan berbagai indikator perkembangan dunia, di tahun-tahun mendatang peranan pariwisata di prediksi akan semakin meningkat. Oleh karena itu, banyak yang harus dilakukan untuk mengembangkan potensi-potensi wisata khususnya di Indonesia. Hal ini juga di karenakan sektor pariwisata sangatlah penting mengingat sektor pariwisata ikut mendorong Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang 1
2 pengembangan suatu daerah khususnya daerah yang memiliki potensi wisata sangat besar serta mendatangkan devisa yang cukup besar bagi daerah maupun bagi Negara. Indonesia sebagai Negara berkembang juga mempunyai perhatian khusus terhadap perkembangan industri pariwisata dan pengembangannya di harapkan dapat memacu pertumbuhan perekonomian Indonesia.Selain bermanfaat untuk meningkatkan lapangan kerja, perkembangan pariwisata juga bertujuan untuk memperkenalkan dan membudidayakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia serta lebih mempererat persaudaraan serta persahabatan nasional dan internasional. ( Oka A. Yoeti, 1982 ). Penyelenggaraan kepariwisataan merupakan perangkat yang sangatlah penting dalam pembangunan daerah dalam otonomi daerah sekarang ini, untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan dan meratakan pendapatan masyarakat serta memperkenalkan seni budaya daerah dan hasil-hasil kerajinan daerah untuk dapat di pasarkan kepada wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun nusantara. Banyak faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan perjalanan wisata, diantaranya karena ingin melihat tempat-tempat baru yang belum pernah di kunjungi dan ingin belajar sesuatu, menghindari udara atau musim yang tidak mengenakkan, keinginan untuk melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan di rumah, untuk sekedar rekreasi atau rilaks, dan lain lain. Selain itu, ada pula faktor yang merupakan hasil ciptaan manusia seperti kebudayaan, tradisi, dan adat istiadat dari penduduk setempat, benda benda bersejarah, tarian dan upacara tradisional masyarakat setempat. Salah satu pulau di Indonesia yang mempunyai banyak keanekaragaman budaya dan potensi wisata yang sangat menarik adalah pulau Jawa. Pulau Jawa dikenal banyak orang selain karena kekayaan alamnya, tanahnya yang subur di mana rangkaian gunung berapi melintasinya juga karena kekayaan budaya yang dipunyai.jawa Tengah yang terletak tepat di tengah pulau Jawa merupakan tempat strategis untuk di kunjungi wisatawan.sejarah munculnya manusia purba jawa, keelokan variasi alam serta keagungan budaya dan juga adat masyarakat jawa semuanya terekam di Jawa Tengah.Budaya dan adat masyarakat Jawa yang selalu trimo ing pandum menjadikan Jawa Tengah sebagai tempat yang aman dan damai. Semarang sebagai ibu kota propinsi Jawa Tengah cukup kaya akan bahan yang dapat diolah sebagai produk wisata dengan daya tariknya yang khusus yang bisa dikembangkan menjadi sajian wisata yang mampu menarik wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Kota Semarang sendiri mempunyai potensi objek wisata yang perlu dikaji secara mendalam untuk dikembangkan menjadi sajian wisata yang mampu menarik wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Kota Semarang sendiri mempunyai potensi objek wisata yang perlu dikaji secara mendalam untuk dikembangkan di masa yang akan datang, diantaranya adalah obyek wisata Goa Kreo yang terletak di dukuh Talun Kacang, kelurahan Kandri, Kecamatan Gunung Pati kurang lebih 13 km dari Tugu Muda kearah selatan, berada di lereng bukit dengan ketinggian 350 meter di atas permukaan laut. Objek wisata Goa Kreo ini merupakan suatu produk pariwisata unggulan kota Semarang dengan tingkat kunjungan tertinggi Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang 2
3 pada setiap tahunnya dibanding dengan tingkat kunjungan obyek obyek wisata lain yang ada di Semarang. Goa kreo merupakan sebuah Goa yang dipercaya sebagai petilasan Sunan Kalijaga bertemu dengan sekawanan kera yang kemudian disuruh menjaga kayu jati tersebut.kata Kreo berasal dari kata Mangreho yang berarti peliharalah atau jagalah.kata inilah yang kemudian menjadikan goa ini disebut Goa Kreo dan sejak itu kawanan kera yang menghuni kawasan ini dianggap sebagai penunggu.( Nurmaeni, 2010 : 19 ). Untuk mencapai mulut Goa, pengunjung harus melewati anak tangga yang cukup banyak dan curam.disebelah Utara Goa Kreo terdapat air terjun yang berasal dari berbagai sumber mata air yang jernih dan tidak kering meski musim kemarau panjang. Selain menikmati pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk serta bercanda dengan kera penunggu kawasan ini, pengunjung juga bisa menikmati aliran sungai yang dingin dan segar di bagian bawah daerah ini yang sebentar lagi akan berubah menjadi waduk.( Nurmaelani, 2010 : 20 ). Di kawasan Goa Kreo Semarang ini sekarang sedang dibangun Waduk Jatibarang, yang Pembangunannya dimulai pada Oktober dengan waktu pelaksanaan selama Hari dengan Sumber Dana dari Japan InternationalCorporation Agency (JICA IP-534), berdasarkan data pada papan di lokasi pembangunan Waduk. Waduk Jatibarang ini berfungsi sebagai pengendali banjir di Kota Semarang, menjaga ketersediaan air minum, dan sebagai pembangkit tenaga listrik. Waduk Jatibarang ini akan memiliki luas 46,56 hektar.( Arsip Kompas,2009 : 13 ). Pemanfaatan peluang objek wisata Goa Kreo telah membantu masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi, sosial dan budaya.terciptanya wisata alam dan wisata sejarah sebagai objek kajian pendidikan untuk lebih mengenal Goa Kreo sebagai aset wisata yang memiliki nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.pada akhirnya keberadaan dan pengembangan objek wisata ini sangat berpotensi positif kebermanfaatannya terhadap berbagai pihak, pemerintah, masyarakat dan wisatawan atau pengunjung.sikap strategis pemerintah sebagai pemangku kebijakan dalam upaya pengembangan obyek wisata Goa Kreo dan Kandri sebagai wilayah aktivitas masyarakat pelaku pariwisata memberikan kontribusi positif terhadap kondisi masyarakat Kandri.Dengan demikian saran untuk Goa Kreo Kandri dan Pemerintah agar saling koordinasi dan bekerjasama dalam meningkatkan komitmen agar dapat mempertahankan eksistensi Goa Kreo dan dapat meningkatkan kualitas masyarakat melalui program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Daerah Tujuan Wisata Daerah tujuan wisata adalah Negara atau bagian wilayah Negara yang daya tarik serta berbagai wacana sarana wisata pokok maupun penunjang yang lengkap dan cukup berkembang telah menjadi tujuan kunjungan wisatawan, baik wisatawan luar maupun dalam negeri yang bukan hanya sekedar lewat tetapi tinggal lebih dari 24 jam ( R.S Darmardjati, 2001 : 126 ). Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang 3
4 Di Indonesia telah ditetapkan sepuluh daerah tujuan wisata, yakni Bali, DKI, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, dan Lampung. Sementara tiga belas daerah tujuan wisata sedang dalam proses pengembangan pula.( Nurmaelani, 2010 ). Dalam menentukan suatu objek wisata, harus benar-benar diperhatikan tentang karakteristik alam dan juga letak lokasi objek wisata, karena dapat mempengaruhi minat wisatawan yang akan berkunjung. Oleh sebab itu dengan ditetapkannya kesepuluh propinsi tersebut sebagai daerah tujuan wisata, diharapkan dapat mendatangkan devisa bagi Negara dan khususnya bagi Pemerintah Daerah. Pengertian Sosial Ekonomi Masyarakat Sosial ekonomi masyarakat adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam struktur sosial ekonomi masyarakat, beberapa faktor yang sering diikut sertakan oleh beberapa ahli dalam melihat kondisi sosial ekonominya, yakni antara lain perumahan, kesehatan, dan sosialisasi dalam masyarakat.banyak aspek yang dapat menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat, khususnya, perdesaan, seperti pendapatan yang rendah sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan pokok sehari - hari, pendidikan yang rendah, sehingga tidak dapat mengangkat martabat, dan perumahan yang tidak sesuai dengan standar kesehatan. Kedudukan sosial ekonomi meliputi tiga faktor, pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Dalam hal ini biasanya disebut sebagai stratifikasi sosial masyarakat berdasarkan ekonomi. METODE PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan terlebih dahulu ditetapkan langkah-langkah pendekatan penelitian.langkah pendekatan penelitian ini ditetapkan sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan di lapangan, sehingga data yang diambil sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, pendekatan kualitatif bertujuan untuk mengungkapkan gejala-gejala secara holistikkontekstual (menyeluruh dan sesuai konteks) melalui pengumpulan data dari latar alami sebagai sumber instrumen kunci peneliti itu sendiri. Lokasi Penelitian Lokasi yang menjadi objek penelitian ini Desa Kandri, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang.Karena ditempat ini terdapat Objek Wisata yang mempunyai nilai sejarah dan potensi wisata yang cukup tinggi. Subjek dan Informan Subjek penelitian adalah individu, benda, atau organisme yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Istilah lain yang digunakan untuk menyebut subjek penelitian adalah informan, yaitu orang yang memberi informasi atas suatu perlakuan yang diberikan kepadanya.informan adalah sumber data yang berupa orang.orang yang dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan keterangan yang diperlukan untuk melengkapi atau memperjelas Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang 4
5 jawaban dari responden. Untuk keabsahan informasi maka tidak cukup bila informasi didapat dari satu informan saja, untuk itu perlu diambil informasi dari beberapa informan yang memahami tentang subyek yang dimaksud.untuk keabsahan informasi maka tidak cukup bila informasi didapat dari satu informan saja, untuk itu perlu diambil informasi dari beberapa informan yang memahami tentang subyek yang dimaksud.disini objek dalam melakukan wawancara yaitu dari pihak pengelola obyek wisata Goa Kreo, Lurah Desa Kandri, Pemandu Wisata Goa Kreo, sesepuh desa, Masyarakat setempat, dan wisatawan. Sumber Data Sumber data utama dalam penelitian ini adalah observasi terhadap objek wisata Goa Kreo yang ada di desa Kandri Kecamatan Gunung Pati, serta dari 8 orang informan yang berada di desa Kandri. Informan dipilih berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tentang seluk-beluk objek wisata Goa Kreo, sehingga akan didapat informasi yang akurat dan terpercaya. Sumber data yang digunakan berupa hasil wawancara dan artikel-artikel mengenai Goa Kreo. Instrument Penelitian Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara.pedoman ini dibuat berdasarkan variable penelitian yang diuraikan sesuai dengan sasaran dan tujuan dari penelitian ini. Adapunvariable dari penelitian ini untuk mengetahui sejarah perkembangan objek wisata Goa Kreo, strategi pariwisata Goa Kreo, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan objek wisata Goa Kreo dan dampaknya terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kandri kota Semarang. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara Mendalam ( in-dept interview ) 2. Observasi 3. Studi Dokumentasi Validitas Data Pemeriksaan keabsahan data atau menguji kebenaran data hasil penelitian baik tingkat validitas data digunakan teknik triangulasi, yaitu dengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh baik dari hasil observasi identifikasi tentang objek wisata Goa Kreo maupun hasil wawancara yang menggali tentang perkembangan objek wisata Goa Kreo. Dalam hal ini data yang sudah didapatkan dari sumber luar, baik dari artikel maupun dari internet mengenai Goa Kreo diuji kebenarannya dari hasil observasi langsung dan dari hasil wawancara dengan warga sekitar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang 5
6 HASIL PENELITIAN Keberadaan obyek wisata Goa Kreo di wilayah kecamatan Gunungpati merupakan salah satu daya tarik wisata sejarah andalan kota Semarang. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya pengunjung yang antusias untuk berwisata ke Goa Kreo baik dari dalam maupun luar kota Semarang. Obyek wisata Goa Kreo ini terletak di desa Kandri kecanatan Gunungpati kota Semarang. Desa Kandri merupakan salah satu dari 16 desa yang ada di kecamatan Gunungpati. Letak desa Kandri sekitar 13 km dari arah Tugu Muda kea rah selatan, 5 km dari Bandara Ahmad Yani Semarang dan 3 km dari arah jalan raya Kalibanteng ( Jalur Pantura Semarang-Kendal ), berada di bukit dengan ketinggian 350 meter diatas permukaan laut. Kehadiran Goa Kreo sebagai obyek wisata tidak terlepas dari kesadaran masyarakat akan besarnya potensi yang menarik dari Goa Kreo, yaitu berupa goa serta didukung dengan adanya hamparan sawah yang luas, tebing curam penuh pepohonan dan sungai yang jernih itulah masyarakat Dukuh Talun Kacang kemudian melaporkan ke pengurus desa setempat yakni Rt, Rw, Kelurahan dan Kecamatan yang kemudian diteruskan ke pemerintah kota Semarang dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Semarang. Setelah itu Dinas Pariwisata bekerjasama dengan Bappeda mengadakan observasi langsung ke Goa Kreo. Setelah dilakukan penelitian, pemerintah mulai membangun sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan pariwisata di Goa Kreo secara bertahap.pada tahun 1985 dilakukan peletakan batu pertama oleh Walikota Semarang. Kemudian,pada tahun 1986 Goa Kreo mulai diresmikan dan dibuka untuk umum dimana tiket masuk masih belum ditetapkan namun hanya bersifat sukarela dan hanya ramai dikunjungi wisatawan pada waktu lebaran saja. Pada tahun tersebut dibangun pula anak tangga yang menghubungkan tempat loket masuk menuju goa. Proses renovasi dan pembuatan beberapa sarana di Goa Kreo kurang lebih berlangsung selama 2 tahun. Perkembangan obyek wisata Goa Kreo juga mengalami kemajuan dan kemunduran dalam perkembangannya.tahun adalah salah satu masa obyek wisata ini mengalami perkembangan yang positif dan maju. Bahkan tahkun 2009 dimulai proses pengerjaan Waduk jatibarang untuk menambah pencitraan obyek wisata Goa Kreo disamping fungsinya sebagai pengendali banjir di kota Semarang, menjaga ketersediaan air minum, dan sebagai pembangkit tenaga listrik. Pembangunan sebagai icon desa Wisata juga sudah mulai di lakukan guna mencapai pemberdayaan masyarakat yang berpengaruh terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kandri tersebut. Keberadaan Goa Kreo membawa pengaruh bagi kehidupan sosial ekonomi dan sosial budaya masyarakat desa Kandri, masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai petani, dengan adanya obyek wisata Goa kreo masyarakat memiliki lebih banyak pilihan mata pencaharian seperti penjualan souvenir, berjualan / berdagang, menjadi pemandu wisata, dll. Pengaruh keberadaan Goa Kreo terhadap terhadap kehidupan ekonomi masyarakat sekitar sangat signifikan, masalah pendidikan, masalah tempat tinggal yang layak mulai ada perubahan, pendidikan masyarakat yang dulu hanya Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang 6
7 tamatan SD, sekarang mulai membaik bahkan beberapa sampai ke perguruan tinggi. Tempat tinggal yang dulu hanya papan kayu atau anyaman bambu sekarang beralih ke tembok batu-bata.untuk masalah budaya kehidupan para masyarakat yang sebagian besar sebagai petani atau petani perkebunan berpengaruh pada masyarakatnya yang turun temurun.tetapi dengan adanya waduk Jatibarang sebagai pendukung obyek wisata Goa Kreo, tentunya ada peralihan mata pencaharian yang semula dari sektor pertanian ke sektor pariwisata.tentunya ini merupakan peralihan budaya masyarakat dan perlu waktu untuk menyesuaikannya dengan konstelasi tatanan budaya masyarakat desa Kandri. KESIMPULAN Obyek wisata alam Goa Kreo terletak di dukuh Talun Kacang, KelurahanKandri, Kecamatan Gunungpati kurang lebih 13 Km dari Tugu Muda ke arahselatan, berada dilereng bukit dengan ketinggian 350 meter diatas permukaan air laut.untuk mencapai mulut Goa ini harus menuruni anak tangga yang cukup banyak.menurut legenda Goa Kreo merupakan petilasan Kanjen Sunan Kalijaga. Ketika mencari kayu jati untuk membangun masjid Demak,beliau pernah singgah di Goa ini. Diceritakan saat itu beliau dibantu empatekor kera yang konon merupakan cikal bakal kera kera yang hidup di GoaKreo.Obyek wisata Goa Kreo ini diresmikan pada tahun 1986 dan bukasetiap hari mulai pukul Obyek dan daya tarik wisata Goa Kreo memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan dengan obyek dan daya tarik wisata lain yang ada di kota Semarang, yaitu memiliki potensi yang menarik yakni berupa obyek dan daya tarik wisata alam yang didukung oleh hamparan sawah yang sangat luas, tebing tebing yang curam penuh dengan pepohonan yang diantaranya pohon langka, sungai jernih berbatu sehingga tercipta panorama alam yang indah. Di obyek wisata ini disediakan juga fasilitas camping ground seluas 5000 meter persegi, sehingga wisatawan bisa berkemah disini dengan biaya yang sangat terjangkau. Dengan berbagai potensi yang dimiliki, maka obyek wisata Goa Kreo sampai sekarang masih menjadi obyek wisata andalan di kota Semarang meskipun fasilitas yang ada di obyek wisata ini jumlahnya masih sangat terbatas terutama untuk arena bermain bagi anak anak. Adapun strategi strategi yang dilakukan pihak pengelola dalam upaya mengembangkan obyek wisata Goa Kreo yang meliputi program program jangka pendek dan jangka panjang. Untuk program jangka pendeknya yaitu penambahan sarana dan prasarana pariwisata di Goa Kreo, pembangunan menara pandang / gardu pandang, pembuatan taman Kreo dan talud dibagian depan obyek wisata Goa Kreo, meningkatkan kualitas obyek wisata Goa Kreo yaitu dengan jalan menciptakan lingkungan yang aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah dan memunculkan kesan kenangan yang tidak terlupakan ( Sapta Pesona Pariwisata ), memperluas dan meningkatkan upaya pemasaran pariwisata, melakukan peyuluhan kepada masyarakat Talun Kacang pada khususnya dan masyarakat kota Semarang pada umumnya. Program jangka panjangnya yaitu disekitar obyek wisata Goa Kreo yaitu dukuh Talun Kacang akan dijadikan sebagai desa wisata yang diharapkan akan Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang 7
8 dapat menunjang keberadaan Goa Kreo itu sendiri dan rencana pembangunan kawasan waduk Jatibarang. Selain itu juga dalam jangka 10 tahun kedepan, di sekitar obyek wisata Goa Kreo akan dibangun waduk. Pembangunan waduk ini terkait dengan rencana pemerintah kota Semarang dalam hal ini yang bertanggung jawab yaitu BAPPEDA bekerja sama dengan pemerintah Jepang ( JICA ) yang akan membangun kawasan waduk Jatibarang. Dalam upaya pengembangan obyek wisata Goa Kreo secara garis besar pengelola juga mengalami beberapa kendala, yaitu terbatasnya dana dari pemerintah, masih terbatasnya fasilitas yang ada khususnya tempat bermainuntuk anak anak, kurangnya sistem pengawasan keamanan didalam obyek wisata Goa Kreo, belum adanya fasilitas kesehatan disekitar lokasi obyekwisata Goa Kreo seperti klinik dan sarana P3K, tidak adanya pemandu wisatakhusus terutama untuk wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Goa Kreo sehingga mereka harus membawa pemandu wisata sendiri. DAFTAR PUSTAKA Anonymous Buku Panduan Wisata Kota Semarang. Arikunto Suharsimi Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. BP-7, Pusat.UUD 45, Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila Garis Garis Besar Haluan Negara. Jakarta : BP-7. Darmardjati.R.S Istilah istilah Dunia Pariwisata. Jakarta. Pradnya Paramita. Gamal Suwantoro Dasar Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi Yogyakarta. Hanneman Samuel, Dasar Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Erlangga. Kompas Arsip Proyek Raksasa Pariwisata Waduk Jatibarang Semarang. Jakarta : Kompas Press Moleong, Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Musanef Manajemen Usaha Pariwisata di Indonesia. Jakarta : PT Gunung Agung. Miles, MB and Huberman, MA Qualitative Data Analysis. London:Sage Publication. Oka A. Yoeti Perencanaan dan Perkembangan Pariwisata. Jakarta :Pradnya Paramita. Salusu.J Pengambilan Keputusan Strategik Untuk Organisasi Publik Dan Organisasi Non Profil. Jakarta : PT. Gramedia Widya Sarana Indonesia Sugiyono Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa Anatomi Pariwisata. Bandung : Angkasa. Samsuridjal D dan Kaelany HD Peluang di Bidang Pariwisata. Jakarta : PT. Pradnya Paramita. Salah Wahab, (dkk.) Pemasaran Wisata. Jakarta : PT. Pradnya Paramitha Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang 8
BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan
Lebih terperinciBAB IV A. KESIMPULAN. Terjun Parang Ijo.Berdasarkan pengamatan dilapangan maka dapat mengambil
BAB IV A. KESIMPULAN Setelah melakukan pengamatan dan penelitian terhadap obyek wisata Air Terjun Parang Ijo.Berdasarkan pengamatan dilapangan maka dapat mengambil beberapa kesimpulan dan saran-saran yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. maupun orang-orang luar yang ingin menelaah perubahan-perubahan yang terjadi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perubahan Sosial Kehidupan dalam masyarakat selalu mengalami perubahan. Perubahan tersebut tersebut pasti dirasakan oleh masyarakat yang ada didalamnya sendiri maupun orang-orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam pembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, dimana dalam perekonomian suatu Negara, apabila dikembangkan secara terencana dan terpadu, peran pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor penghasil devisa bagi negara yang cukup efektif untuk dikembangkan. Perkembangan sektor pariwisata ini terbilang cukup
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan pariwisata menduduki posisi yang sangat penting setelah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan pariwisata menduduki posisi yang sangat penting setelah minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional sudah berkembang sedemikian rupa dan merupakan bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat berarti terhadap pembangunan, karena melalui pariwisata dapat diperoleh dana dan jasa bagi
Lebih terperinciHOTEL RESORT BINTANG III DI KAWASAN PEGUNUNGAN RANTEPAO TANA TORAJA SULAWESI SELATAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Perkembangan Pariwisata di Indonesia Wilayah Indonesia merupakan wilayah kepulauan terbesar di sekitar garis khatulistiwa. Indonesia terdiri lebih dari 17.508
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Negara berkembang yang sedang mengupayakan pengembangan kepariwisataan. Perkembangan kepariwisataan Indonesia terus meningkat dan merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR
PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh : BETHA PATRIA INKANTRIANI L2D 000 402 JURUSAN PERENCANAAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak potensi alam baik di daratan maupun di lautan. Keanekaragaman alam, flora, fauna dan, karya cipta manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, dengan adanya pariwisata suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terletak diantara dua benua, yaitu Australia dan Asia, serta diantara dua samudera (Samudera Pasifik dan Samudera Hindia). Sebagai Negara kepulauan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan keindahan alam dan beraneka ragam budaya. Masyarakat Indonesia dengan segala hasil budayanya dalam kehidupan bermasyarakat,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN ASET WISATA DAN PEMUKIMAN TRADISIONAL MANTUIL 2.1. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI WISATA KALIMANTAN
BAB II TINJAUAN ASET WISATA DAN PEMUKIMAN TRADISIONAL MANTUIL 2.1. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI WISATA KALIMANTAN SELATAN 2.1.1. Kondisi Wisata di Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan merupakan salah
Lebih terperinciGambar 3.1 : Peta Pulau Nusa Penida Sumber :
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penulis mengambil lokasi penelitian di Desa Sakti Pulau Nusa Penida Provinsi Bali. Untuk lebih jelas peneliti mencantumkan denah yang bisa peneliti dapatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka percepatan pembangunan daerah, salah satu sektor yang menjadi andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. Pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang
BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara ataupun bagi daerah objek wisata tersebut. antara lain unsur budaya, transportasi, akomodasi, objek wisata tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan alam yang sangat besar, dimana terdiri dari beribu-ribu pulau yang tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan kepariwisataan di Indonesia yang menjadi faktor penting dalam peningkatan ekonomi Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah mencapai 42.516 hektar yang terbagi dalam 9 kecamatan. Kabupaten Kudus memiliki potensi pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini perhatian terhadap pariwisata sudah sangat meluas, mengingat bahwa pariwisata mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi negara yang menerima
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung memiliki letak geografis yang sangat menguntungkan, letaknya sangat strategis karena berada di ujung Pulau Sumatera
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Lampung memiliki letak geografis yang sangat menguntungkan, letaknya sangat strategis karena berada di ujung Pulau Sumatera bagian selatan sekaligus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Berkembangnya pariwisata pada suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH TAHUN 2013-2023 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata telah berkembang pesat seiring perubahan pola pikir, bentuk, dan sifat kegiatan warga masyarakat. Perkembangan ini menuntut industri pariwisata agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat berperan dalam pertumbuhan ekonomi pada suatu negara tidak terkecuali di Indonesia. Pariwisata juga tidak dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia terkenal akan keindahan wisata alamnya. Baik berupa wisata alam maupun wisata non alam. Wisata alam merupakan wisata yang menjadikan alam sebagai objeknya.
Lebih terperinciPROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata sebagai penggerak sektor ekonomi dapat menjadi solusi bagi pemerintah dalam meningkatkan pembangunan ekonomi. Sektor pariwisata tidak hanya menyentuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization (WTO), telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi perekonomian masyarakatnya. Tidak heran jika dewasa ini banyak masyarakat bersikap positif untuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi reliefnya secara umum berupa dataran rendah yang digunakan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisa dan pembahasan pada bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kondisi fisik Pantai Goa Cemara Keadaan fisik lingkungan sekitar objek wisata Pantai
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang harus dimanfaatkan dan dilestarikan. Indonesia diberikan anugerah berupa kekayaan alam yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya sektor pariwisata. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahorok dengan pemandangan alam yang indah, udara yang sejuk, sungai dengan air yang jernih, walaupun keadaan hutannya tidak asli lagi, menjadikan tempat ini ramai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara dua benua Asia dan Autralia serta antara Samudera Pasifik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. padat sehingga orang akan mencari sesuatu yang baru untuk menghibur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keinginan manusia untuk berwisata akan terus meningkat sesuai peradabanan era modern. Hal ini disebabkan oleh rutinitas pekerjaan yang padat sehingga orang akan mencari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan menakjubkan. Kondisi kondisi alamiah seperti letak dan keadaan geografis, lapisan tanah yang subur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat lah yang berinteraksi secara langsung dengan wisatawan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesiapan sangat penting dalam memulai suatu pekerjaan, karena dengan memiliki kesiapan, apapun akan dapat teratasi dan dikerjakan dengan lancar dan hasil yang
Lebih terperinciPENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN
P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KAWASAN WISATA WADUK JATIBARANG DI SEMARANG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKOWISATA
PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA WADUK JATIBARANG DI SEMARANG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKOWISATA Oleh : Loretta Ernadia, Hermin Werdiningsih, Bambang Suyono Waduk Jatibarang merupakan waduk yang terletak di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-undang Republik Indonesia No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dan bersifat multidimensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan yang dapat menjadi suatu aset dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain sektor pertanian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Pertumbuhan pariwisata secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pariwisata telah menjadi salah satu industri andalan dalam menghasilkan devisa suatu negara. Berbagai negara terus berupaya mengembangkan pembangunan sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam dan menarik untuk di kembangkan sebagai obyek dan daya tarik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis Indonesia yang sangat strategis karena berada di dua benoa yakni Benoa Asia dan Benoa Australia sehingga Indonesia mempunyai iklim tropis dan hal ini
Lebih terperinciTUGAS AKHIR 139. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh : Semeru Kukuh K W
TUGAS AKHIR 139 Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Kawasan Wisata Air Waduk Jatibarang Kota Semarang Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperincioleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keindahan alam dan budaya Indonesia memberikan sumbangan yang sangat besar khususnya pendapatan dari bidang kepariwisataan. Kepariwisataan di Indonesia telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ingin menyegarkan pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata dapat didefinisikan suatu perjalanan dari suatu tempat menuju tempat lain yang bersifat sementara, biasanya dilakukan oleh orangorang yang ingin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpotensi sebagai daya tarik wisata. Dalam perkembangan industri. pariwisata di Indonesia pun menyuguhkan berbagai macam kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia Pariwisata yang ada di Indonesia berbagai macam cara mengembangkan dunia pariwisata adalah yang berhubungan dengan aspek budaya karena di Indonesia memiliki
Lebih terperinciSTUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:
STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR Oleh: WINARSIH L2D 099 461 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di masa kini pariwisata merupakan sektor industri yang memiliki peran penting dalam eksistensi suatu negara. Beragam potensi dan kekhasan suatu negara akan menjadi daya
Lebih terperinciPERSEBARAN DAN POTENSI OBJEK WISATA DI KOTA MEDAN. Oleh : Mbina Pinem dan Imelda Natalia Abstrak
PERSEBARAN DAN POTENSI OBJEK WISATA DI KOTA MEDAN Oleh : Mbina Pinem dan Imelda Natalia Abstrak Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) merupakan modal utama yang sangat penting dalam kepariwisataan suatu daerah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi penting di Indonesia. Pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat. Berdasarkan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR
PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR Oleh : TEMMY FATIMASARI L2D 306 024 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang mencakup lebih dari 18.110 pulau, baik pulau besar maupun pulau-pulau kecil yang membentang dari Barat ke Timur sejauh 3.977
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemandangan alam seperti pantai, danau, laut, gunung, sungai, air terjun, gua,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan beragam suku dengan adat dan istiadat yang berbeda, serta memiliki banyak sumber daya alam yang berupa pemandangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. fenomena, mengumpulkan informasi dan menyajikan hasil penelitian pada
58 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitiatif etnografi, penelitian kualitatif adalah suatu strategi yang dipilih oleh penulis untuk mengamati suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor Pariwisata merupakan salah satu sektor penting di Dunia saat ini. Setiap negara serius dalam pengelolaan Pariwisata, karena hal tersebut dapat memberikan dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan budaya tradisional, keindahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia merupakan Negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan budaya tradisional, keindahan bentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terletak di kawasan Ring of Fire, dimana banyak gunung berapi yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan beragamnya keadaan wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Pengembangan potensi pariwisata telah terbukti
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat menghasilkan pendapatan daerah terbesar di beberapa negara dan beberapa kota. Selain sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor migas yang sangat potensial dan mempunyai andil besar dalam membangun perekonomian yang saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata di Indonesia saat ini telah memberikan sumbangan dalam meningkatkan devisa maupun lapangan kerja. Sektor pariwisata juga membawa dampak sosial,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berusaha, memperluas kesempatan kerja, dan lain sebagainya (Yoeti, 2004).
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keragaman kekayaan sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia, seperti potensi alam, keindahan alam, flora dan fauna memiliki daya tarik untuk dikunjungi oleh wisatawan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aksesibilitas dan mobilitas di daerah tersebut yang sebaliknya akan dapat
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat perkembangan suatu kota dapat diukur oleh semakin banyaknya sarana dan prasarana penunjang perkembangan kota, (Tamin, 2000). Salah satu laju perkembangan ini
Lebih terperinciLAMPIRAN. Pertanyaan wawancara untuk Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul. kelebihannya bila dibandingkan dengan pariwisata di daerah lain?
LAMPIRAN Pertanyaan wawancara untuk Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul. 1. Bagaimana potensi pariwisata di Kabupaten Gunungkidul dan apa kelebihannya bila dibandingkan dengan pariwisata di daerah lain?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata dan kawasan pengembangan pariwisata Jawa Tengah
Lebih terperinciBAB: III METODE PENELITIAN
BAB: III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang penulis gunakan dalam Penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Bogdan dan dan Taylor (1972:5): Sebagaimana dikutip Lexy J. Moleong mendefinisikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu pulau yang terletak di antara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia serta dua samudera,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan potensial dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara, terlebih bagi negara berkembang
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Kepariwisataan yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Peluang sektor pariwisata cukup prospektif, karena selain sebagai salah satu sektor pendorong pertumbuhan ekonomi, sektor pariwisata berpeluang untuk dapat menjadi
Lebih terperinciWisata Alam di Kawasan Danau Buyan,Buleleng, Bali. BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai alasan pemilihan judul dalam latar belakang, rumusan masalah dari permasalahan yang ingin dipecahkan, tujuan serta metode penelitian yang digunakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek Kabupaten Sleman merupakan bagian dari wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ) dengan luas wilayah 547,82 km² atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism Organization memperkirakan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan negara dan daerah,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan negara dan daerah, pengembangan destinasi baru pariwisata menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh daerah-daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas stres. Gaya hidup masyarakat yang semakin sibuk dalam rutinitasnya, sempitnya waktu membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan industri terbesar abad ini, hal ini bisa dilihat dari sumbangannya terhadap pendapatan dunia serta penyerapan tenaga kerja yang menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa, adat istiadat maupun kebudayaan dari masing-masing daerah.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan suku bangsa, adat istiadat maupun kebudayaan dari masing-masing daerah. Keanekaragaman budaya tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak pulau dengan berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan alam. Berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan Kehidupan masyarakat di perkotaan khususnya di kota-kota besar sangatlah padat akan aktifitas dan rutinitas sehari-hari.
Lebih terperinciTAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. andalan bagi perekonomian Indonesia dan merupakan sektor paling strategis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditengah krisis ekonomi dunia, pariwisata masih menjadi sektor andalan bagi perekonomian Indonesia dan merupakan sektor paling strategis yang mampu mendatangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.2. Kelayakan Proyek Perkembangan kepariwisataan di Indonesia saat ini semakin penting, tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang melimpah. Kekayaan hayati Indonesia dapat terlihat dari banyaknya flora dan fauna negeri ini. Keanekaragaman sumber
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian terfokus kepada peningkatan produksi, terutama pada peningkatan produksi tanaman pangan, khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah Kabupaten Bojonegoro. Terdapat suatu tempat wisata yang disebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Timur menyimpan beragam potensi wisata. Potensi itu bukan hanya wisata air terjun, kuliner maupun wisata pantai. Salah satu kabupaten yang memiliki kekayaan alam,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupkan salah satu sektor penting dalam pembangunan nasional. Peranan pariwisata di Indonesia sangat dirasakan manfaatnya, karena pembangunan dalam sektor
Lebih terperinci