BAB II TELAAH PUSTAKA
|
|
- Ade Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Kinerja Mengajar Guru Pengertian Kinerja Mengajar Guru Hanif (2004) menyebutkan bahwa kinerja mengajar guru adalah prestasi kerja guru yang ditunjukkan dalam empat dimensi yaitu keterampilan mengajar, keterampilan manajemen, kedisiplinan dan ketertiban, serta keterampilan hubungan antar pribadi. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 disebutkan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Berdasarkan pengertian kinerja dan dimensidimensi kinerja mengajar guru dapat dijelaskan bahwa kinerja mengajar guru merupakan prestasi kerja guru yang ditunjukkan dengan keterampilan mengajar, keterampilan manajemen, kedisiplinan dan ketertiban, dan keterampilan hubungan pribadi. a. Keterampilan Mengajar Terdapat enam keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai guru agar memiliki kinerja 19
2 mengajar yang baik yaitu keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, dan keterampilan pembelajaran perseorangan. Keterampilan bertanya. Pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik bertanya yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap siswa (Dharma, 2008). Pertanyaan dapat meningkatkan partisipasi siswa, membangkitkan minat dan rasa ingin tahu, menuntun proses berfikir siswa dan memusatkan perhatian siswa. Dalam memberikan pertanyaan, guru menggunakan kalimat yang jelas dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Keterampilan memberi penguatan. Penguatan merupakan suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku tertentu. Penguatan diberikan agar siswa lebih semangat dalam belajar. Penguatan akan bermanfaat apabila disampaikan kepada siswa dengan tepat. Keterampilan mengadakan variasi pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru perlu mengadakan variasi untuk mengatasi kejenuhan, sehingga siswa tetap tekun dan aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar. Variasi yang dimaksud adalah variasi metode, strategi, alat peraga, dan media pembelajaran. Keterampilan menjelaskan. Dalam menyampaikan materi pelajaran (informasi) kepada siswa, guru 20
3 harus menyampaikan dengan jelas, sistematik, mudah dipahami, dan tidak berbelit-belit. Kadang-kadang perlu juga diberikan contoh-contoh yang sesuai dengan materi yang dijelaskan. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Seorang guru harus memiliki keterampilan membuka pelajaran agar siswa tertarik dan berminat untuk mengikuti pelajaran yang akan disampaikan. Pada akhir pelajaran guru juga harus memiliki keterampilan menutup pelajaran dengan baik, yaitu dengan membuat rangkuman atau melaksanakan evaluasi. Keterampilan pembelajaran perseorangan. Guru mampu mengadakan pendekatan secara pribadi dan mampu membimbing siswa agar siswa belajar lebih nyaman, mudah dan bersemangat. Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan (kecapatan menerima pelajaran) dan sesuai kebutuhannya. b. Keterampilan Manajemen Guru harus memiliki keterampilan mengelola kelas, memahami siswa, tugas siswa dan memahami tugasnya sendiri sebagai guru. Keterampilan mengelola kelas diwujutkan dengan menciptakan kondisi belajar yang kondusif, mampu bertindak cepat dalam menangani masalah, menghindari campur tangan yang berlebihan, bersikap wajar dan berlaku secara adil dalam memberikan perhatian maupun penilaian. 21
4 c. Disiplin dan Tertib Peraturan-peraturan yang ada di sekolah diperlukan agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Seorang guru harus dapat mewujudkan kedisiplinan dan ketertiban yaitu datang dengan tepat waktu, menyelesaikan tugas dengan penuh tanggungjawab dan menyelesaikan administrasi dengan dengan baik. d. Hubungan antar Pribadi Keberhasilan guru dalam melaksanakan tugasnya terutama dalam kegiatan belajar mengajar sangat membutuhkan kerja sama yang baik antara guru, kepala sekolah, siswa dan orang tua siswa. Kerja sama antara sesama guru dan kepala sekolah dapat terwujud dalam hal penyelesaian administrasi. Kerja sama dengan siswa dapat diwujudkan terkait dengan materi pelajaran, kepribadian dan juga masalah sosial lainnya. Kerja sama dengan orang tua siswa diwujudkan dalam rangka memberikan masukan terkait dengan kondisi siswa sehingga guru dapat membantu siswa dengan tepat Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Mengajar Guru Terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi kinerja mengajar guru (Sudarmadi, 2011) yaitu: 22
5 a. Pengembangan Profesi Guru merupakan suatu profesi, artinya suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar pendidikan (Uno, 2008). Keahlian seorang guru diperoleh melalui Diklat secara berkesinambungan. Dengan meningkatnya keterampilan guru dalam mengajar diharapkan kinerja mereka dalam mengajar semakin meningkat. b. Kemampuan Profesional Seorang guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik jika ia memiliki kemampuan profesional. Ia mampu mengembangkan materi ajar serta menggunakan metode mengajar dengan baik. Kemampuan guru dalam proses pembelajaran meliputi kemampuan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran, (Indrawati dalam Sudarmadi, 2011). Semakin tinggi kemampuan profesional guru semakin tinggi kinerja mengajar guru. c. Komunikasi Guru dalam proses pembelajaran dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi dengan sesama guru, karyawan dan orang tua murid. Pada saat mengajar guru dituntut mampu berkomunikasi dengan para siswa. Kemampuan komunikasi akan membantu siswa menguasai materi pelajaran yang dipelajarinya. Penelitian yang dilakukan oleh Rahardja, 2004 (dalam Sudarmadi, 2011) menyimpulkan bahwa kemampuan berkomunikasi guru berpengaruh pada kinerja mengajar guru. Semakin tinggi kemampuan guru berkomunikasi semakin tinggi kinerja mengajar guru. d. Kesejahteraan Profesionalitas guru tidak cukup hanya dilihat dari kemampuan guru dalam mengajar tetapi juga dilihat dari kesejahteraan yang diterimanya. Pemerintah atau yayasan perlu memperhatikan kesejahteraan guru. Dengan meningkatnya kesejahteraan guru diharapkan dapat 23
6 meningkatkan kinerja mengajar. Pemberian tunjangan sertifikasi bagi guru merupakan langkah pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan guru. Penelitian yang dilakukan oleh Amaliya, 2008 (dalam Sudarmadi, 2011) menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan guru mempengaruhi kinerja guru. Semakin tinggi kesejahteraan guru semakin tinggi pula kinerja mengajar guru. e. Iklim Kerja Sekolah merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai unsur yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Suasana yang menggambarkan hubungan dan interaksi antara unsur-unsur sekolah merupakan iklim sekolah. Iklim sekolah yang baik akan menumbuhkan sikap kerja sama dan saling mendukung dan membangun. Penelitian yang dilakukan oleh Sulardi, 2007 (dalam Sudarmadi, 2011) menemukan bahwa iklim kerja guru mempengaruhi kinerja mengajar guru. 2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permendiknas nomor 41 Tahun 2007). 24
7 2.2.1 Komponen RPP meliputi: 1. Identitas mata pelajaran Identitas mata pelajaran meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan. 2. Standar kompetensi Standar kompetensi merupakan kualitas kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/ atau semerter pada suatu mata pelajaran. 3. Kompetensi dasar Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. 4. Indikator pencapaian kompetensi Indikator kompetensi merupakan perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 25
8 5. Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. 6. Materi ajar Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butirbutir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. 7. Alokasi waktu Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar. 8. Metode pembelajaran Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran desesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. 9. Kegiatan pembelajaran Kegiatan pembelajaran meliputi: (a) Pendahuluan. Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk 26
9 membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran; (b) Inti. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemamdirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 10. Penilaian hasil belajar Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian. 11. Sumber belajar Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi Prinsip-prinsip Penyusunan RPP Prinsip-prinsip dalam penyusunan RPP meliputi antara lain: (1) memperhatikan perbedaan individu peserta didik. RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat 27
10 intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik; (2) Mendorong partisipasi aktif peserta didik. Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar; (3) Mengembangkan budaya membaca dan menulis. Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan; (4) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut. RPP memuat rancangan program pembelajaran, umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remidi; (5) Keterkaitan dan keterpaduan. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaudan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya; (6) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. 28
11 2.3 Kepuasan Kerja Pengertian Kepuasan Kerja Guru Menurut Wijono (2010) bahwa kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Perasaan puas atau tidak puas tergantung dari individu mempersepsikan ketidaksesuaian atau pertentangan antara keinginan-keinginan dan hasil yang telah dicapainya. Semakin banyak aspek pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu semakin tinggi tingkat kepuasan seseorang. Seorang guru akan merasa puas manakala kebutuhan-kebutuhan terpenuhi. Guru yang memiliki kepuasan tinggi akan bekerja dengan lebih baik, disiplin, dan memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang menyenangkan. Menurut Sultani (2013) bahwa bentuk-bentuk kepuasan bagi pegawai dalam menjalankan aktivitasnya dihubungkan dengan kepuasan yang diterima dapat berupa penerimaan gaji berkala, promosi jabatan, pemberian penghargaan atas karier, mendapat cuti tahunan dan tunjangan kerja, diperuntukkan untuk meningkatkan kinerjanya. Menurut two factor theory yang dikemukan oleh Herzberg (Wikipedia, ensiklopedia bebas, 2013), orang tidak puas dengan kepuasan yang lebih rendah, misalnya yang berkaitan dengan tingkat gaji minimum atau kondisi kerja yang aman dan menyenangkan. Sebaliknya, individu mencari pemuasan kebutuhan psikologis tingkat tinggi yang berkaitan dengan pres- 29
12 tasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, dan sifat dari pekerjaan itu sendiri. Sementara Jewel L.N. dan Mac Siegal (1998), dalam Subakti Syaiin (2008) menjelaskan kepuasan kerja menggunakan lima dimensi kepuasan terhadap pekerjaan yaitu dari aspek pekerjaan itu sendiri, pengawasan, penggajian, kesempatan promosi, dan aspek rekan kerja sebagai faktor penentu kepuasan kerja Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan 30 Kerja Guru Menurut Herzberg (dalam Wijono, 2010) menyebutkan sembilan faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu: a. Supervisi Supervisi akademik merupakan bantuan yang diberikan kepada guru untuk memperbaiki pengajarannya. Melalui supervisi akan diketahui guru yang memiliki semangat kerja tinggi, guru yang bekerja dengan baik dan akan diperoleh informasi tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh guru. Penelitian Sudarmadi (2011) menunjukkan bahwa sema-kin intensif kepala sekolah melaksanakan supervisi semakin tinggi kinerja mengajar guru. b. Teman kerja Hubungan dan kerja sama yang baik antar guru akan mempermudah guru dalam melaksanakan tugasnya. Tugas yang berat akan menjadi ringan. Mereka akan merasa puas jika tugas-tugas yang dipercayakan akan dapat terselesaikan dengan baik. c. Kondisi kerja Kondisi kerja meliputi jam kerja, waktu istirahat, lingkungan kerja, keamanan, dan sarana
13 prasarana yang digunakan. Pemanfaatan waktu yang baik, lingkungan yang nyaman serta kelengkapan sarana prasarana akan dapat meningkatkan guru dalam melaksanakan tugasnya. d. Imbalan jasa/upah Upah atau gaji yang diterima, meliputi besarnya gaji, kesesuaian gaji dengan pekerjaan, tunjangan seperti tunjangan sertifikasi bagi guru. Ada hubungan antara gaji guru dan mutu pendidikan, artinya bahwa tinggi rendahnya gaji guru dapat mempengaruhi mutu pendidikan (Surya, 2004). e. Jaminan rasa aman Seorang guru agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sangat membutuhkan keamanan dalam bekerja. Rasa aman sangat mempengaruhi seorang guru dalam memberikan pelajaran di sekolah. Guru membutuhkan perlindungan terhadap keadaan membahayakan yang dapat mengancam jiwanya, juga jaminan kesejahteraan sosial yang berupa tunjangan kesehatan dan tunjangan hari tua. f. Tanggung jawab Seorang guru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar yaitu mengajar dan membimbing siswa, baik dalam pelajaran maupun pembentukan sikap. Tugas dan tanggung jawab yang dapat diselesaikan dengan baik akan mendatangkan kepuasan dalam bekerja. g. Pekerjaan itu sendiri Kepuasan seseorang akan dipengaruhi oleh kesesuaian dengan minat, bakat dan keahlian yang dimilikinya. Seseorang yang memilih menjadi guru akan melaksanakan tugasnya dengan penuh semangat. Sebaliknya seseorang yang terpaksa menjadi guru akan bekerja dengan terpaksa dan tidak menemukan kepuasan diri. 31
14 h. Kemajuan/Pengembangan diri Kepuasan kerja guru akan dipengaruhi oleh adanya pengembangan diri. Guru yang diberikan kesempatan untuk berkembang seperti mengikuti penataran, lokakarya, seminar, studi lanjut, KKG atau MGMP maka mereka akan lebih mampu dalam mengajar, membimbing, melatih, dan mendampingi anak didik. i. Pengakuan/penghargaan Pengakuan/penghargaan sangat dibutuhkan oleh guru, karena dengan adanya pengakuan dari orang lain terutama atasan, maka guru akan dapat meningkatkan semangat bekerja. Pengakuan dapat berupa pujian, piagam, barang atau uang seperti misalnya adanya pemberian tunjangan sertifikasi sebagai penghargaan atas prestasi yang dimiliki oleh guru sebagai tenaga profesional (Mulyasa, 2009). 2.4 Sertifikasi Pendidik Sertifikasi pendidik/guru adalah prosedur yang digunakan oleh pihak yang berwenang untuk memberikan jaminan tertulis bahwa seseorang telah memenuhi persyaratan kompetensi sebagai pendidik. Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi profesional. Oleh karena itu, proses sertifikasi dipandang sebagai bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikat kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (Mulyasa, 2009: 34). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sertifikat guru adalah suatu pemberian pengakuan 32
15 bahwa seseorang telah memenuhi persyaratan kompetensi sebagai seorang pendidik yang profesional Tujuan dan Manfaat Sertifikasi Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (2007) menyebutkan bahwa: Program sertifikasi pendidik bertujuan untuk: (1)Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (2) Meningkatkan profesionalitas guru, termasuk di dalamnya kesejahteraan guru, (3) meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan, (4) meningkatkan martabat guru. Menurut Wibowo (2004) dalam Mulyasa (2009, 35), mengungkapkan bahwa sertifikasi bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut: (1) melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan, (2) melindungi masyarakat dari praktikpraktik yang tidak kompeten, sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan, (3) membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan, dengan menyediakan rambu-rambu dan instrumen untuk melakukan seleksi terhadap pelamar yang kompeten, (4) membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan, (5) memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan. Manfaat Sertifikasi pendidik dan tenaga kependidikan menurut Mulyasa (2009) adalah untuk pengawasan dan penjaminan mutu tenaga kependidikan 33
16 dalam rangka pengembangan kompetensi, peningkatan profesionalisme, dan pengembangan karier tenaga kependidikan secara berkelanjutan dan peningkatan program pelatihan yang lebih bermutu Proses dan kerangka Sertifikasi Proses pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut: Bagan 2.1 Prosedur Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan Sumber: Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
17 Dalam Permendiknas Pasal 2 ayat (4) disebutkan bahwa penilaian portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang berupa: 1. kualifikasi akademik; 2. pendidikan dan pelatihan; 3. pengalaman mengajar; 4. perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran; 5. penilaian dari atasan dan pengawas; 6. prestasi akademik; 7. karya pengembangan profesi; 8. keikutsertaan dalam forum ilmiah; 9. pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial; dan 10. penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Kerangka pelaksanaan sistem sertifikasi kompetensi guru baik lulusan S1 kependidikan maupun lulusan S1 non kependidikan, menurut Mulyasa (2009) dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama, lulusan program sarjana kependidikan sudah mengalami pembentukan kompetensi mengajar (PKM). Oleh karena itu, mereka hanya memerlukan uji kompetensi yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi yang memiliki PPTK terakreditasi dan ditunjuk oleh Ditjen Dikti, Depdiknas. Kedua, lulusan program sarjana non kependidikan harus terlebih dahulu mengikuti proses pembentukan kompetensi mengajar (PKM) pada perguruan tinggi yang memiliki Program pengadaan tenaga kependidikan (PPTK) secara terstruktur. Setelah dinyatakan lulus dalam pembentukan kompetensi mengajar, baru lulusan S1 non-kependidikan boleh mengikuti uji sertifikasi. Sedangkan lulusan program Sarjana kependidkan tentu sudah mengalami proses pembentukan kompetensi mengajar 35
18 (PKM), tetapi tetap diwajibkan mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat kompetensi. Ketiga, penyelenggaraan program PKM dipersyaratkan adanya status lembaga LPTK yang terakreditasi. Sedangkan untuk pelaksanaan uji kompetensi sebagai bentuk audit atau evaluasi kompetensi mengajar guru harus dilaksanakan oleh LPTK terakreditasi yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Ditjen Dikti, Depdiknas. Keempat, peserta uji kompetensi yang telah dinyatakan lulus, baik yang berasal dari lulusan program sarjana pendidikan maupun non-kependidikan diberikan sertifikat kompetensi sebagai bukti yang bersangkutan memiliki kewenangan untuk melakukan praktik dalam bidang profesi guru pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Kelima, peserta uji kompetensi yang berasal dari guru yang sudah melaksanakan tugas dalam interval waktu tertentu (10 15) tahun sebagai bentuk kegiatan penyegaran dan pemutakhiran kembali sesuai dengan tuntutan kemajuan ilmu mengetahuan dan teknologi serta persyaratan dunia kerja. Di samping uji kompetensi juga diperlukan bagi yang tidak melakukan tugas profesinya sebagai guru dalam jangka waktu tertentu. Bentuk aktivitas uji kompetensi untuk kelompok ini adalah dalam kategori resertifikasi. 2.5 Penelitian Yang Relevan Beberapa penelitian yang ada kaitannya dengan penelitian yang penulis lakukan: Solikin (2010), mengadakan penelitian tentang pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja mengajar guru dan implikasinya terhadap prestasi belajar siswa pada SMK negeri di kota Bandung dan kabupaten Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey explanatory yaitu metode penelitian 36
19 yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan gambaran dan hubungan antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara sertifikasi guru dan kinerja guru sangat rendah ditunjukkan dengan koefisian korelasi sebesar 0,164. Terdapat pengaruh antara sertifikasi guru terhadap kinerja guru, ditunjukkan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 2,7%. Hubungan antara kinerja guru dan prestasi belajar siswa rendah ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,279. Terdapat pengaruh antara kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa, ditunjukkan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 7,8%. Terdapat perbedaan rata-rata nilai sebelum dan sesudah sertifikasi guru. Ngasripin (2011), mengadakan penelitian tentang hubungan kepuasan kerja dan motivasi kerja dengan kinerja mengajar guru SD Negeri Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Penelitian adalah penelitian korelasional yang betujuan untuk mengetahui signifikansi hubungan kepuasan kerja dan motivasi kerja dengan kinerja mengajar guru SD Negeri di Kecamatan Bandungan. Variabel bebas penelitian ini adalah kepuasan kerja dan motivasi kerja, sedangkan variabel terikatnya adalah kinerja mengajar guru. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini 68 guru yang berasal dari SD Bandungan 1 dan 2, SD Candi 1 dan 3, SD Duren 1 dan 2, SD Milir 1, SD 37
20 Sidomukti 3, SD Jimbaran 1, SD Pakopen 1, dan SD Jenis 2. Data diambil dengan menyebar angket. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang positif signifikan antara kepuasan kerja dan motivasi kerja dengan kinerja mengajar guru SD di Kecamatan Bandungan. Ini berarti bahwa semakin tinggi kepuasan kerja yang dirasakan oleh guru dan semakin tinggi motivasi kerjanya maka semakin tinggi pula kinerja mengajar guru di sekolah. Martono (2013) mengadakan penelitian tentang pengaruh pengalaman mengajar, pelatihan guru, dan pembinaan akademis pengawas TK/SD terhadap kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), studi terhadap guru SD Negeri se-kecamatan Brati Kabupaten Grobogan. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen berupa angket, melalui uji validitas dan reliabilitas. Teknik analisa data menggunakan regresi linier berganda dengan uji asumsi klasik, uji t, uji F, dan uji koefisien determinasi. Hasil penelitian menun-jukkan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengalaman mengajar, pelatihan guru dan pembinaan akademis pengawas TK/SD secara parsial terhadap kemampuan guru SD Negeri se-kecamatan Brati dalam menyusun RPP. Pembinaan akademis pengawas TK/SD merupakan variabel yang dominan pengaruhnya terhadap kemampuan guru SD Negeri se Kecamatan Brati dalam menyusun RPP. Sumbangan pengaruh pengalaman mengajar, pelatihan guru, dan 38
21 pembinaan teknis pengawas TK/SD terhadap kemampuan guru SD Negeri se-kecamatan Brati dalam menyusun RPP sebesar 89,70%. Selebihnya (10,30%) dipengaruhi variabel lain di luar penelitian ini. Hal ini berarti jika pengalaman mengajar, pelatihan guru, dan pembinaan akademis pengawas TK/SD semakin tinggi secara bersama-sama maka kemampuan guru SD Negeri se Kecamatan Brati dalam menyusun RPP semakin tinggi pula. Demikian sebaliknya jika pengalaman mengajar, pelatihan guru, dan pembinaan akademis pengawas TK/SD semakin rendah secara bersama-sama maka kemampuan guru SD Negeri se- Kecamatan Brati dalam menyusun RPP semakin rendah pula. Dari tiga penelitian: Solikin (2010), Ngasripin (2011) dan Martono (2013) menjelaskan bahwa antara sertifikasi guru dan kinerja guru berpengaruh sangat rendah terhadap prestasi belajar siswa, sedangkan kepuasan kerja dan motivasi kerja mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap kinerja mengajar guru, demikian pula pengalaman mengajar, pelatihan guru dan pembinaan akademis pengawas TK/SD berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemampuan guru dalam menyusun RPP. Akan tetapi bagaimanakah hubungan kepuasan kerja dan kemampuan menyusun RPP dengan kinerja mengajar guru SD sertifikasi yang lain? Apakah mempunyai hubungan yang pasitif dan signifikan ataukah sebaliknya, oleh karena itu memerlukan penelitian ulang. 39
22 2.6 Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Ada hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dengan kinerja mengajar guru SD Bersertifikasi di UPT Dindikbud Petungkriyono; 2. Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan menyusun RPP dengan kinerja mengajar guru SD Bersertifikasi di UPT Dindikbud Petungkriyono. Hipotesis Statistik yang diajukan adalah: H0 : 0 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja guru dengan kinerja mengajar guru SD Bersertifikasi di UPT Dindikbud Petungkriyono; H1 : 0 ada hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja guru dengan kinerja mengajar guru SD Bersertifikasi di UPT Dindikbud Petungkriyono; H0 : H1 : 0 tidak ada hubungan yang signifikan antara kemampuan menyusun RPP dengan kinerja mengajar guru SD Bersertifikasi di UPT Dindikbud Petungkriyono; 0 ada hubungan yang signifikan antara kemampuan menyusun RPP dengan kinerja mengajar guru SD Bersertifikasi di UPT Dindikbud Petungkriyono. 40
RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP
RPP Pengertian, Komponen dan Prinsip Penyusunan RPP Pengertian RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
Lebih terperinciRPP. Pengertian RPP. Komponen RPP
RPP Pengertian, Komponen dan Prinsip Penyusunan RPP Pengertian RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
Lebih terperinciLamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
95 Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berlandaskan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciREVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat
REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat PRODI ILMU SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 REVIEW
Lebih terperinciSILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)
SILABUS DAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses) Disunting dan dikembangkan oleh Pirdaus Widyaiswara LPMP Sumsel Perencanaan Proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
Lebih terperinciIMPLEMENTASI STRATEGI MANAJEMEN HOLISTIK DALAM UPAYA PENCAPAIAN STANDAR PROSES PEMBELAJARAN
IMPLEMENTASI STRATEGI MANAJEMEN HOLISTIK DALAM UPAYA PENCAPAIAN STANDAR PROSES PEMBELAJARAN Biner Ambarita Abstrak Standar proses pembelajaran dapat terpenuhi jika sumber daya memenuhi tuntutan proses
Lebih terperinci(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG
(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG UPT SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN BANDUNG 2017 DESAIN PEMBELAJARAN Oleh: Yaya Sukarya,
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Berdasarkan : Permendikbud no. 22/2016 Tentang Standar Proses endidikan Dasar &
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah
BAB V PEMBAHASAN A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah Kedungglugu Gondang Nganjuk Berdasarkan hasil penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Operasional Penelitian Tujuan operasional pada penelitian ini adalah ingin menerapkan modifikasi alat bola dan lembing berekor dalam pembelajaran aktivitas lempar
Lebih terperinciPENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013
PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013 Oleh: Dr. Widarto, M.Pd. DISAMPAIKAN PADA PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) GELOMBANG 4 TAHUN 2014 DI LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Profil Guru Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1386), profil didefinisikan sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan guru adalah
Lebih terperinciEDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP
EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP Mekanisme Pengembangan RPP 1. Perencanaan Tahap pertama dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan
Lebih terperinciTEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk
Lebih terperinci(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN
Prosiding SENASGABUD http://research-report.umm.ac.id/index.php/senasgabud (Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman 95-106 E-ISSN 2599-8406 MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis
67 BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis karakter di SMP Muhammadiyah 3 Ampel Boyolali Perencanaan adalah proses dasar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guru merupakan sosok pribadi yang tugas utamanya adalah mendidik dan mengajar. Oleh karena itu sebagai pendidik dan pengajar guru harus mampu untuk menyesuaikan antara
Lebih terperinciSTANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007
STANDAR PROSES PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. adalah
Lebih terperinciKONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)
1 KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) I. Pendahuluan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciPrinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus
Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus A. Prinsip Pengembangan Silabus Prinsip-prinsip pengembangan silabus adalah: 1. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KHUSUS TUNANETRA, TUNARUNGU, TUNAGRAHITA, TUNADAKSA, DAN TUNALARAS DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15
DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15 G. URAIAN PROSEDUR KEGIATAN 18 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Operasional Penelitian Tujuan operasional pada penelitian ini adalah ingin menerapkan model pembelajaran Peer Teaching dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli
Lebih terperinciRPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:
A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,
Lebih terperinciPENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED
PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED PENGEMBANGAN KBM Menurut BSNP: Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan
Lebih terperinciPENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DALAM KEGIATAN LESSON STUDY
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DALAM KEGIATAN LESSON STUDY Erry Hidayanto erryhidayantoum@gmail.com Jurusan Matematika FMIPA UM Abstrak:. Tahap awal Lesson Study adalah plan (perencanaan).
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Sampel dalam penelitian ini yaitu sampel total atau seluruh populasi menjadi sampel yang terdiri dari 63 orang guru SD penerima tunjangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN II. PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN III. PELAKSA- NAAN PROSES PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN IV. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Berdasar Permendiknas No 41 Th 2007 Disampaiakan pada Workshop Peningkatan Kualitas Pembelajaran dalam Rangka Pelaksanaan KTSP Di Pendopo Cahyana/Rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang diharapkan, hal ini dikarenakan oleh banyak komponen yang mempengaruhi mutu tersebut. Komponen-komponen
Lebih terperinciBagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar
Teknik Pengembangan Bahan Ajar dan Perangkat Pembelajaran oleh: Pujianto *) Disarikan dari Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar, Depdiknas:2006 Mengapa perlu bahan ajar? Siswa memiliki karakteristik
Lebih terperinciSTANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007
STANDAR PROSES PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan
Lebih terperinciDAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA (PENELITIAN PADA GURU MTS SE-KABUPATEN SEMARANG) Oleh:
DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA (PENELITIAN PADA GURU MTS SE-KABUPATEN SEMARANG) Oleh: Siti Fitriana, Padmi Dhyah Yulianti, Suhendri (fitrifitriana26@yahoo.co.id)
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. (per individu) dan kinerja organisasi. Pasolong (2010: 175) menyatakan bahwa
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Kinerja Guru 1. Kinerja Pegawai/Guru Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (per individu) dan kinerja organisasi. Pasolong (2010:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang paling penting karena gurulah yang melaksanakan proses pendidikan langsung menuju
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1386), profil didefinisikan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Profil Guru Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1386), profil didefinisikan sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan guru adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah pesat mengingat perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi dunia yang
Lebih terperinciKompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi
MERENCANAKAN PROGRAM PEMBELAJARAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KTSP Pertemuan XI Desain Pembelajaran STAI SMQ Bangko Kompetensi Dasar Mahasiswa memahami perencanaan program pembelajaran dalam rangka implementasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 5 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1. 5 Latar Belakang Permasalahan Sesuai dengan Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang standar proses dijelaskan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah
Lebih terperinciJurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269
Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU YANG TELAH DISERTIFIKASI DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN PADA SEKOLAH BINAAN DI SAMBAS
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. mengajar, dan membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompetensi Guru Guru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola kelas, yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga pendidik (guru) dan tenaga
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia dan dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin maju. Komponen-komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya
Lebih terperinciSERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1
SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1 Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. 2 PENDAHULUAN Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan
Lebih terperinciSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN. Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI Latar Belakang Standar Nasional Pendidikan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Pasal 35, 36, 37, 42, 43, 59, 60,
Lebih terperinciPENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK
PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK Endah Yanuarti SMK Muhammadiyah Tepus e-mail: endahyanuarti22@yahoo.co.id Abstrak Penelitian Tindakan Sekolah ini merupakan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PELAJARAN BAHASA DI KELAS V SEKOLAH DASAR
IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PELAJARAN BAHASA DI KELAS V SEKOLAH DASAR Dyaristya P. E. Wismasari, Agus Wedi, Eka Pramono Adi Universitas Negeri Malang Email: dyaristya.putri@gmail.com,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan. Karena ruang lingkupnya adalah pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan guru
Lebih terperinciUniversitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan
Drs., M.Pd. KURTEK FIP - UPI Fungsi: Drs., M.Pd. KURTEK FIP - UPI Fungsi & Tujuan SNP Dasar perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu Tujuan:
Lebih terperinciSERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK
SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI Sugeng Muslimin 1 1. Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK Profesi guru adalah profesi yang terhormat, tidak semua orang dapat menjadi guru. Untuk menjadi
Lebih terperinciBAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH
BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH A. Pandangan tentang Pembelajaran Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan
Lebih terperinciInstrumen Penelitian HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN DAN KUALITAS RPP DENGAN KINERJA MENGAJAR GURU TK DI KECAMATAN TEMBARAK
Lampiran Instrumen Penelitian HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN DAN KUALITAS RPP DENGAN KINERJA MENGAJAR GURU TK DI KECAMATAN TEMBARAK. PENGANTAR Angket ini dimaksudkan untuk mendapatkan data objektif di lapangan
Lebih terperinciANALISIS AKTIVITAS MAHASISWA MENYUSUN LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN MUHAMMAD BAKRI
20 ANALISIS AKTIVITAS MAHASISWA MENYUSUN LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK Hasil analisis penyusunan langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada bagian pendahuluan ditemukan bahwa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Belajar Siswa Menurut pengertian bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu pengertian istilah, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KHUSUS TUNANETRA, TUNARUNGU, TUNAGRAHITA, TUNADAKSA, DAN TUNALARAS DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciInstrumen Review. Instrumen Penelaahan Kurikulum Sekolah (KTSP) Dokumen 1. Terdapat logo sekolah/daerah
Instrumen Review KTSP Berikut ini Instrumen Penelaahan Kurikulum Sekolah (KTSP) Dokumen 1 1 Cover/halaman judul Terdapat logo sekolah/daerah Terdapat judul yang tepat (Kurikulum Sekolah...) Menulis alamat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Fokus isu-isu strategis pendidikan di Indonesia sekarang ini adalah permasalahan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fokus isu-isu strategis pendidikan di Indonesia sekarang ini adalah permasalahan pembelajaran, antara lain tentang kualitas, relevansi, pemerataan, dan menajemen
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. kali gaji pokok pada tingkat, masa kerja dan kualifikasi yang sama. Sertifikasi
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Tinjauan Tentang Sertifikasi Profesi 2.1.1.1 Sertifikasi Profesi Guru Dalam UU RI No 14/2005 pasal 16 disebutkan bahwa pemerintah akan memberikan sertifikasi
Lebih terperinciDAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30
DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 34 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya
Lebih terperinciKEMAMPUAN GURU TERSERTIFIKASI DALAM PERANCANGAN DAN PENERAPAN PEMBELAJARAN (Studi Multisitus pada SMK Negeri Kota Palu)
KEMAMPUAN GURU TERSERTIFIKASI DALAM PERANCANGAN DAN PENERAPAN PEMBELAJARAN (Studi Multisitus pada SMK Negeri Kota Palu) Syafruddin Pascasarjana Universitas Negeri Malang Email: syafruddintanring@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian Tinjauan Pustaka akan didiskripsikan tentang teori peningkatan kinerjaruru, teori supervisi kunjungan kelas, PTS melalui supervisi kunjungan kelas, kajian penelitian
Lebih terperinciContoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN
Ini adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : 085 255 989 455 Website : http://bit.ly/rppkita Terima kasih! PERANGKAT PEMBELAJARAN PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam proses kemajuan suatu bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciAKTIVITAS MAHASISWA MENYUSUN LANGKAH- LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN DALAM RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DI SMP MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK Muhammad Bakri. 2016. Aktivitas Mahasiswa Menyusun Langkah-Langkah
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Kegiatan PPL di SMK PI AMBARRUKMO dilaksanakan terhitung dari 1 Juli sampai dengan 15 September 2014. Uraian tentang pelaksanaan program PPL tersebut sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal maupun informal di sekolah dan luar sekolah yang berlangsung
Lebih terperinciSTANDAR PROSES PENDIDIKANDASAR DAN MENENGAH BAB I PENDAHULUAN
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH STANDAR PROSES PENDIDIKANDASAR DAN MENENGAH BAB
Lebih terperinciRAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP
RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP PPT 3.1-1 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KOMPONEN PEMBELAJARAN INKLUSIF
1 PENGEMBANGAN KOMPONEN PEMBELAJARAN INKLUSIF Oleh: TO SP Lektor Kepala Dalam Bidang Ilmu Manajajemen Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 08121575726/087739757888 TELP. (0274) 882481 EMAIL: hermanuny@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. diinginkan untuk siswa dapat diraih dengan baik dan optimal.
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Kompetensi Guru Pada dasarnya tugas seorang guru tidak dapat dianggap mudah, karena tugas dan tanggung jawab mereka sangatlah berat. Oleh karena itu,
Lebih terperinciPROSIDING: METABOOK ISBN: Penerbit: Asosiasi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Bekerja sama dengan Penerbit Metabook.
835 AKTIVITAS MAHASISWA MENYUSUN LANGKAH- LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN DALAM RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DI SMP MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK Muhammad Bakri. 2016. Aktivitas Mahasiswa Menyusun Langkah-Langkah
Lebih terperinciPERATURAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Lebih terperinci2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2013 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompetensi Guru Guru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola kelas, yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai studi tentang Peranan Kinerja MGMP PKn dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru SMP (Studi Kasus Terhadap
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data MAN Purwodadi adalah Madrasah Aliyah Negeri yang terletak di kabupaten Grobogan jawa tengah, tepatnya di jalan diponegoro no. 22 Purwodadi. Sekolah tersebut
Lebih terperinciRAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP
RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP PPT 3.1-1 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama dalam membantu siswa untuk membangun sikap positif dalam belajar, membangkitkan rasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menghadapkan kita pada tuntutan akan pentingnya suatu kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi pendidikan yang dimiliki.
Lebih terperinciSOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34
HALAMAN 1 / 34 1 2 3 4 5 Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit Waktu Pengembangan g Silabus 6 7 8 9 Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah Pengembangan Silabus Contoh Model HALAMAN
Lebih terperinciKURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Pembekalan Instruktur PLPG 2015
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Pembekalan Instruktur PLPG 2015 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika
BAB II LANDASAN TEORI A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Pengertian pembelajaran sebagaimana tercantum dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah suatu proses interaksi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Ajat Sudrajat
PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Oleh: Ajat Sudrajat PRODI ILMU SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad 21 ini adalah bagaimana menyiapkan manusia Indonesia yang cerdas, unggul dan berdaya
Lebih terperinciDAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 43 B. TUJUAN 43 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 44 D. UNSUR YANG TERLIBAT 44 E. REFERENSI 44 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 44
DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 43 B. TUJUAN 43 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 44 D. UNSUR YANG TERLIBAT 44 E. REFERENSI 44 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 44 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 46 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY
PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA 2011 Perencanaan Mengkaji dan memetakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan kegiatan pembelajaran IPA dengan pendekatan pembelajaran
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan kegiatan pembelajaran IPA dengan pendekatan pembelajaran kontekstual dan temuan pembelajaran siswa kelas 6 Sekolah Tunas Mekar Indonesia Bandar Lampung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir
Lebih terperinci