ADMINISTRASI TERPADU DESA DINAS - DESA PEKRAMAN. Putu Agustana, I Wayan Rideng, dan Gede Sandiasa
|
|
- Iwan Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 58 Putu Agustana, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, ADMINISTRASI TERPADU DESA DINAS - DESA PEKRAMAN Putu Agustana, I Wayan Rideng, dan Gede Sandiasa Fakultas Hukum, Universitas Panji Sakti Singaraja Jalan Bisma, Singaraja Bali Ringkasan Eksekutif Permasalahan di antara desa dinas dan desa pekraman adalah banyaknya potensi konflik yang ada di masyarakat karena benturan-benturan kepentingan kedinasan dan adat pekraman, hal ini disinyalir oleh aparat desa baik desa dinas maupun desa pekraman adalah tidak sinkron dan terpadunya administrasi desa baik administrasi penyelenggaraan berbagai layanan dinas maupun adat serta pengelolaan kedua institusi desa ini. Disamping itu dalam proses administrasi di kantor desa dan di dua kantor desa pekraman masih lamban dan seringkali terjadi tarik ulur urusan. Upaya pemecahan yang dilakukan adalah penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan dalam pemberian pengetahuan dan ketrampilan perangkat desa dan pengurus desa pekraman tentang administrasi pemerintahan, penyelenggaraan layanan prima, serta komputerisasi data maupun penerapan teknologi informasi dan komunikasi. Pemantapan pedoman penyelenggaraan administrasi desa dinas-desa pekraman serta sinkronissi administrasi desa dinas-desa pekraman untuk mewujudkan administrasi terpadu. Inventarisasi dan analisis potensi-potensi konflik yang menyertainya, juga memuat alternatif-alternatif solusi atau penanganan konflik yang paling mungkin untuk dlaksanakan. Hasil yang diperoleh adalah (1) adanya peningkata pengetahuan dan ketrampilan perangkat desa dalam mengelola administrasi pemerintahan desa; (2) buku panduan tentang administrasi terpadu antara desa dinas dengan desa pekraman; (3) buku pemetaan tentang potensi-potensi konflik yang harus diwaspadai dalam masyarakat desa berserta dengan cara pemecahannya. Kata-kata kunci: Desa Dinas, Desa Pekraman, administrasi, konflik. Executive Summary Problems faced by the administrative village (Desa Dinas) and customary village (Desa Pakraman) is the number of potential conflicts that exist in society because of the conflicts of official and customary interests, which is pointed out by village officials either both administrative village and customary village as the results of the imbalance and unified village administration either both of administrative service and customary service, as well as the management of both village institutions. Besides, in the process of administration at the village office and at the two customary village offices is still considered as time-consuming and often occur back and forth affair. Solving effort undertaken in the program is providing knowledge and skills of the village and the village board about public administration, service delivery excellence, as well as computerized data and application of information technology and communications to improve the village administration of both administrative and customary villages, thus a unified administration can be attained. Inventory and analysis of conflict potency, also
2 Putu Agustana, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, includes alternative solutions or conflict handlings are most likely to be implemented. The results obtained are (1) knowledge and skills development in managing village administration (2) guiding book on the integrated administration of administrative village and customary village (3) mapping book about the potential conflicts which should be wary in village communities along with the solution. Keywords: administrative village, customary village, administration, conflict A. PENDAHULUAN Desa Bukti merupakan satu-satunya desa di Kecamatan Kubutambahan yang dikembangkan sebagai Obyek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) karena memilki obyek wisata kolam pemandian Air Sanih atau Yeh Sanih yang terletak di Dusun Sanih. ODTW Yeh Sanih ini dikelola langsung oleh Desa Pekraman Sanih. Sejak dijadikan ODTW, mulailah penduduk Desa Bukti menerima berbagai pengaruh luar termasuk pendatang dari berbagai daerah di nusantara dan dunia. Di samping itu, jauh sebelumnya saat Gunung Agung meletus (tahun 1963) banyak keluarga dari desa-desa di kaki Gunung Agung yang mengungsi ke Desa Bukti dan sekitarnya. Mereka awalnya menandu atau mengerjakan lahan-lahan kering milik desa adat setempat atau milik penduduk asli dengan imbalan bagi hasil. Ada di antara mereka masih tetap berprofesi demikian, ada juga yang sudah berkembang. Dengan demikian, komposisi pranata sosial Desa Bukti termasuk di dalamnya dua desa pekraman (adat) yaitu Desa Pekraman Bukti dan Desa Pekraman Sanih menjadi heterogen, tidak saja asal mula dari penduduk tersebut tetapi juga etnis dan agama. Selain etnis Bali yang umumnya beragama Hindu, di kedua desa pekraman ini bermukim juga beberapa etnis lain seperti Sasak (umumnya beragama Islam), etnis China keturunan (agama Budha, Konghucu dan Nasrani) dan bangsa-bangsa Eropa serta Amerika yang beragama Nasrani. Sehingga dapat kita jumpai saat ini. di Desa Pekraman Bukti ada beberapa pura dan masjid, sedangkan di Desa Pekraman Sanih terdapat tempat peribadatan Nasrani berupa Goa Bunda Maria di samping beberapa pura. Sampai saat ini, semua penduduk di kedua desa pekraman ini hidup harmonis dalam keheterogenan. Hal ini mepupakan potensi wisata sosial budaya yang harmonis dan wisata relegi yang pada saat ini sedang trend di samping wisata alam. Perkembangan kemajuan masyarakat Desa Bukti, di sisi lain menimbulkan beberapa potensi konflik kepentingan antar individu, antar kelompok/golongan, antar etnis, antar agama, antar dusun dan antar desa pekraman, bahkan antara desa dinas dengan desa pekraman. Salah satu contoh adalah batas-batas wilayah yang belum diadministrasi secara baik dengan kejelasan hukum kepemilikan, Saat ini memang areal-areal tersebut kurang bernilai ekonomis sehingga belum ada gejolak konflik, namun dengan pengembangan Desa Bukti menjadi pusat pengembangan desa wisata di Buleleng Timur, maka dalam waktu dekat areal-areal tidur tersebut akan bernilai ekonomis tinggi. Jika investor datang, misalnya untuk pembangunan hotel, maka kejelasan batas-batas wilayah menjadi isu konflik akibat benturan kepentingan retribusi dan kepentingan ekonomis lainnya. Mengingat bahwa desa pekraman memliki kedaulatan parahyangan (peribadatan), pawongan (penduduk dan kemasyarakatan), dan pelemahan (wilayah), sedangkan di sisi lain desa dinas juga merupakan satuan pemerintahan terkecil yang memiliki kedaulatan atas wilayah dan penduduk, maka konflik-konflik kepentingan tidak hayal akan terjadi. Seperti halnya
3 60 Putu Agustana, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, banyak konflik desa pekraman dengan desa dinas yang telah terjadi di belahan pulau Bali lainnya. B. SUMBER INSPIRASI Model dualistik desa di Bali sampai sekarang tetap mempunyai dua bentuk desa dinas (negara) dan desa pekraman (adat). Desa dinas adalah birokrasi kepanjangan tangan negara yang mengatur dan mengurus masalah-masalah administrasi pemerintahan dan pembangunan. Sedangkan desa pekraman manjalankan fungsi merawat adat istiadat dan mengontrol penggunaan tanah adat dari intervensi negara dan modal Kekuasaan desa-desa di Bali dipisah menurut garis pemerintahan dan pembangunan yang menjadi domain desa dinas dengan adat dan kemasyarakatan yang merupakan domain desa pekraman. Desa pekraman menjadi organisasi komunitas lokal yang menjadi identitas basis otonomi. Dengan demikian desa pekraman menjadi arena civil society dan partisipasi warga. Dalam konstruksi seperti iti warga lebih percaya pada bendesa ketimbang kepala desa, ini persoalan yang serius. Pemerintah desa dinas menghadapi delegitimasi dari warga, sementara desa pekraman menjadi tirani yang tidak bisa dikontrol oleh publik. Sebagai contoh desa pekraman tumbuh menjadi Negara yang mempunyai polisi adat (pecalang) yang relative represif kepada warga. Di era reformasi muncul agenda pembaharuan desa sebagai bentuk gagasan dan gerakan untuk melakukan perubahan-perubahan desa secara berkelanjutan. Tujuan pembaharuan desa adalah mendorong lebih otonom, demokratis, sejahtera, dan berkeadilan (1-5). Selain dengan kebijakan dan pembangunan prodesa, desentralisasi dan otonomi desa merupakan agenda penting dalam pembaharuan desa. Desentralisasi dan otonomi desa membutuhkan berbagai prakarsa lokal gerakan bersama, komitmen politik dan kebijakan pemerintah. Jika berbicara tentang otonomi desa, makna dan formatnya tidak cukup dengan rumusan desa sebagai subyek hukum, sebagai kesatuan masyarakat hukum, pengakuan negara atas eksistensi desa dan kemandirian masyarakat desa yang ditopang dengan modal sosial (swadaya dan gotong royong). Untuk itulah dipandang perlu pemahaman tentang bagaimana hubungan antara desa dinas dengan desa pekraman yang masih eksis sampai sekarang, karena dalam beradaptasi dengan kemajuan zamannya desa pekraman tidak dapat menghindar dari situasi yang mengharuskan hidup berdampingan dengan suatu bentuk desa yang lain yaitu desa dinas. C. METODE Dalam rangka memecahkan permasahan seperti konflik yang cukup potensial, proses administrasi di kantor desa dinas dan di dua kantor desa pekraman masih lamban, serta potensi-potensi unggul desa belum dikelola optimal, maka dipandang perlu dalam konteks pekerjaan sosial pemberdayaan dapat dilakukan melalui strategi aras atau matra Mezzo yakni pemberdayaan dilakukan terhadap klien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Melalui penyuluhan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Penerapan ipteks bagi masyarakat Desa Dinas Bukti dan Desa Pekraman Sanih serta Desa Pekraman Bukti
4 Putu Agustana, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, dengan pendekatan atau strategi aras Mezzo (6-10) dalam memecahkan permasalahan tersebut di atas adalah: (1) Memberikan pemahaman berupa diskusi terbatas yang melibatkan berbagai kelompok yang ada di desa tentang konflik dan pemecahannya, serta peningkatan kesadaran hukum bagi seluruh komponen dalam hidup bermasyarakat; (2) Penataan dan pengelolaan administrasi pemerintahan desa dinas /desa pekraman serta pelatihan komputer dalam rangka peningkatan pengetahuan dan keterampilan perangkat desa tentang ilmu adminstrasi desa, penyelenggaraan layanan prima, komputerisasi data maupun penerapan teknologi informasi dan komunikasi; (3) Kegiatan pertemuan terbatas dan pendampingan penyusunan secara partisipatif buku pedoman penyelenggaraan administrasi desa dinas dan desa pekraman serta sinkronisasi atau harmonisasi untuk mewujudkan administrasi terpadu; (4) Pendampingan pemetaan dan analisis potensi-potensi konflik yang menyertainya beserta alternatif-alternatif solusi atau penanganan konflik yang paling mungkin untuk dilakukan. D. KARYA UTAMA Produk utama dari kegiatan adalah berupa: (1) Buku Administrasi Terpadu Desa Dinas-Desa Pekraman. Produk ini berisi pemahaman tentang model penyelenggaraan administrasi desa dinas dan desa pekraman serta sinkronisasi dan harmonisasi sehingga kedua desa tersebut berjalan secara efektif dalam menjalankan fungsi pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan; (2) Buku Pemetaan Potensi Konflik di Desa Bukti, yang memberikan gambaran tentang konflik dan agar konflik kelak tidak menjadi potensial, maka perlu pemahaman terhadap koflik tersebut yang disertai dengan alternatif solusinya. Gambar 1. Buku Administrasi Terpadu Desa Dinas-Desa Pekraman Gambar 2. Buku Pemetaan Potensi Konflik Desa Bukti
5 62 Putu Agustana, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, E. ULASAN KARYA Buku Administrasi Terpadu Desa Dinas dan Desa Pekraman merupakan pedoman atau panduan penyelenggaraan administrasi serta sinkronisasi atau harmonisasi administrasi desa dinas dan desa pekraman, dalam rangka mewujudkan administrasi terpadu dalam menjalankan fungsi pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Dalam buku ini dimuat tugas pokok dan fungsi dari Desa Dinas dan Desa Pekraman. Berbagai urusan administrasi yang berkaitan dengan kepemerintahan kedinasan, pelaksanaan program-program pembangunan, dan program-program ketahanan dan keamanan masyarakat diuraikan sebagai bagianbagian tugas pokok dan fungsi Desa Dinas. Bebagai urusan administrasi yang berkaitan dengan adat, budaya, dan kemasyarakatan merupakan tugas dan fungsi Desa Pekraman. Karena kedua jenis desa ini memiliki wilayah, warga dan sistem pemerintahan maka dalam buku ini diuraikan bagaimana sinkronisasi berbagai urusan tersebut sehingga dapat berjalan efektif dan harmonis. Buku Pemetaan Potensi Konflik merupakan sebuah buku yang memuat peta potensi-potensi konflik dinas adat serta alternatif solusinya. Buku ini diharapkan sebagai referensi dalam menjamin warga desa yang mejemuk tersebut mendapat kesetaraan layanan sesuai dengan skala kebutuhannya tanpa memandang perbedaan etnis, agama, dan golongan. F. KESIMPULAN Melalui produk yang dihasilkan, maka seluruh permasalahan yang sebelumnya menjadi hambatan baik dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dinas dan adat maupun persoalan mendasar lainnya secara bertahap dapat teruraikan. Karena dengan tersusunnya buku yang memuat lembaran-lembaran standar operasional dan prosedur serta petunjuk-petunjuk teknis dapat dipakai sebagai pedoman. G. DAMPAK DAN MANFAAT KEGIATAN Kegiatan ini mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan perangkat desa dinas maupun perangkat desa pekraman tentang ilmu administrasi desa melalui pengelolaan dan pengadministrasian data secara komputerisasi dan penerapan teknologi informasi, sehingga mampu memberikan layanan prima kepada masyarakat. Disamping itu pula terjadi peningkatan pemahaman dari perangkat desa dinas-desa pekraman, serta komponen masyarakat lainnya tentang keberadaan konflik laten dan manifes, sumber-sumbernya maupun strategi penanggulangannya merupakan hal yang sangat penting. H. DAFTAR PUSTAKA (1) Ari Dwipayana,AA GN Globalism: Pergulatan Politik Representasi atas Bali; Uluangkep Press Denpasar. (2) Astra, I Gde Semadi, Aron Meko Mbete, Ida Bagus Puja Astawa, dan I Nyoman Darma Putra Guratan Budaya Dalam Perspektif Multikultual: Katurang ri Kalaning Purnabakti Prof. Dr. I Gusti Ngurah Bagus, Denpasar: Program Studi Magister dan doktor Kajian Budaya, Linguistik, dan Jurusan Antropologi, Fakltas Saatra dan Budaya Universitas Udayana.
6 Putu Agustana, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, (3) Atmadja, N.B Manajemen Konflik pada Desa Adat Multietnik di Kabupaten Buleleng, Bali. Laporan Penelitian Hibah Bersaing, IKIP Negeri Singaraja. (4) Dalimunthe, Ritha. F Peranan Manajemen Konflik pada Suatu Organisasi, Dalam Modul Khusus Fasilitator PNPM Mandiri. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Cipta karya. (5) Dharmayudha, I Made Suasthawan Desa Adat Kesatuan Masyarakat Hukum Adat di Provinsi Bali; PT. Upada Sastra Denpasar. (6) Fisher, S Bagaimana Mengelola Konflik Petunjuk Praktis untuk Manajemen Konflik yang Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. (7) Kaler, I Gusti Ketut Butir-Butir Tercecer Tentang Adat Bali; CV. Kayumas Agung Denpasar. (8) Surpha, I Wayan Seputar Desa Pakraman dan Adat Bali; PT. Offset BP Denpasar. (9) Himpunan Peraturan Desa dan Kelurahan Tahun Diperbanyak oleh Bagian Pemerintahan Setda Kabupaten Buleleng. (10) Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 03 Tahun 2001 Tentang Desa Pekraman. I. PERSANTUNAN Ucapan terima kasih dan penghargaan diberikan kepada Perbekel Desa Bukti beserta seluruh perangkat desa, Kelian Desa Pekraman Bukti, Kelian Desa Pekraman Sanih, masyarakat Desa Bukti. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada DP2M Dikti, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI atas dana pelaksanaan Ipteks bagi Masyarakat di Desa Bukti Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Rektor beserta Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Panji Sakti atas ijin dan arahan dalam pelaksanaan program ini.
PROFIL DESA PAKRAMAN BULIAN. Oleh: I Wayan Rai, dkk Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja
PROFIL DESA PAKRAMAN BULIAN Oleh: I Wayan Rai, dkk Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja Abstrak Program IPTEKSS bagi Masyrakat (IbM) di Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL
Tema: Otonomi Daerah dan Desentralisasi Bidang Ilmu: Sosial/ Politik LAPORAN AKHIR HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TEMA: OTONOMI DAERAH DAN DESENTRALISASI JUDUL PENELITIAN: PENGEMBANGAN
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERKARA DI LUAR PENGADILAN DI DALAM KONDISI DUALISME PEMERINTAHAN DESA Oleh : Luh Putu Yandi Utami. Wayan P. Windia Ketut Sudantra
PENYELESAIAN PERKARA DI LUAR PENGADILAN DI DALAM KONDISI DUALISME PEMERINTAHAN DESA Oleh : Luh Putu Yandi Utami Wayan P. Windia Ketut Sudantra Bagian Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum Universitas Udayana
Lebih terperinciPELAYANAN KONSULTASI ADAT/BUDAYA BALI BALI SHANTI UNIVERSITAS UDAYANA Astariyani 1 N. L. G., I K. Sardiana 2 dan W. P.
1 PELAYANAN KONSULTASI ADAT/BUDAYA BALI BALI SHANTI UNIVERSITAS UDAYANA Astariyani 1 N. L. G., I K. Sardiana 2 dan W. P. Windia 1 ABSTRACT The present community service aimed to give consultation in order
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERKARA OLEH LEMBAGA ADAT MENGENAI PERKELAHIAN ANTAR SESAMA KRAMA DESA YANG TERJADI DI DESA PAKRAMAN SARASEDA
PENYELESAIAN PERKARA OLEH LEMBAGA ADAT MENGENAI PERKELAHIAN ANTAR SESAMA KRAMA DESA YANG TERJADI DI DESA PAKRAMAN SARASEDA oleh : Ida Bagus Miswadanta Pradaksa Sagung Putri M.E Purwani Bagian Hukum dan
Lebih terperinciPEMERTAHANAN BAHASA BALI DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI KOTA DENPASAR
TESIS PEMERTAHANAN BAHASA BALI DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI KOTA DENPASAR NI MADE MERTI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2010 TESIS PEMERTAHANAN BAHASA BALI DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 97 ayat (1) Peraturan
Lebih terperinciEKSISTENSI DESA ADAT DAN KELEMBAGAAN LOKAL: KASUS BALI
EKSISTENSI DESA ADAT DAN KELEMBAGAAN LOKAL: KASUS BALI Oleh : Agus Purbathin Hadi Yayasan Agribisnis/Pusat Pengembangan Masyarakat Agrikarya (PPMA) Kelembagaan Desa di Bali Bentuk Desa di Bali terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan Daerah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan Daerah mengharuskan untuk diterapkannya kebijakan otonomi daerah. Meskipun dalam UUD 1945 disebutkan
Lebih terperinciDAMPAK MUNCULNYA SIMBOL MODERNITAS DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN TAHUN Abstrak
DAMPAK MUNCULNYA SIMBOL MODERNITAS DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN TAHUN 1980-2014 Agus Fachzuri Rofiansyah Abdullah 1*, I Ketut Ardhana 2, Fransiska Dewi Setiowati Sunaryo 3 [123] Ilmu Sejarah Fakultas
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. berikut : Investasi industri pariwisata dengan didukung keputusan politik ekonomi
BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Hasil penelitian secara kritis yang sudah dianalisis di kawasan Borobudur, menggambarkan perkembangan representasi serta refleksi transformasi sebagai berikut : Investasi
Lebih terperinciKOORDINASI ANTARA DESA DINAS DAN DESA PAKRAMAN DALAM DINAMIKA PENANGANAN TERHADAP PENDUDUK PENDATANG DI BALI
KOORDINASI ANTARA DESA DINAS DAN DESA PAKRAMAN DALAM DINAMIKA PENANGANAN TERHADAP PENDUDUK PENDATANG DI BALI Oleh: A.A Gede Raka Putra Adnyana I Nyoman Bagiastra Bagian Hukum Dan Masyarakat ABSTRACT The
Lebih terperinciLaporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Infrastruktur Permukiman
Program Kerjasama Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat dan Perguruan Tinggi Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Infrastruktur Permukiman Desa: Bantang Kecamatan: Kintamani Kabupaten:
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi
I. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Pembangunan Desa adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah desa, dalam rangka memajukan desa dan meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat desa. Dana pembangunan
Lebih terperinciPENYELESAIAN WANPRESTASI DARI PEMBAYARAN KREDIT DI LPD DESA PAKRAMAN LEBIH GIANYAR
PENYELESAIAN WANPRESTASI DARI PEMBAYARAN KREDIT DI LPD DESA PAKRAMAN LEBIH GIANYAR I GUSTI NGURAH NYOMAN ARNAWA ADIWATI I NYOMAN MUDANA Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana Denpasar ABSTRACT
Lebih terperinciSURAT TUGAS Nomor: 42/UN48.15/KP/2012
: Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S : Prof. Dr. Nyoman Dantes, Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd Prof. Dr. I Ketut Dharsana,M.Pd Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si Guru dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan
Lebih terperinciKELOMPOK IMFORMASI MASYARAKAT ( KIM )
PANDUAN PEMBENTUKAN KELOMPOK IMFORMASI MASYARAKAT ( KIM ) Warga Kabupaten Mukomuko yang kami banggakan khususnya di Desa dan Kelurahan yang masih dihadapkan pada permasalahan dasar untuk pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI BULELENG NOMOR 140 / / HK / 2016 TENTANG
PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI BULELENG NOMOR 140 / / HK / 2016 TENTANG TIM EVALUASI PERKEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN DAN TIM PERLOMBAAN DESA DAN KELURAHAN TINGKAT KABUPATEN BULELENG TAHUN 2016 BUPATI BULELENG,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. rahmat dan karunia-nya skripsi yang berjudul Peranan Awig-Awig Sebagai
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-nya skripsi yang berjudul Peranan Awig-Awig Sebagai Sosial Kontrol Masyarakat Terkait Larangan
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. muncul adalah orang yang beragama Hindu. Dan identitasnya seringkali terhubung
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Jika seseorang mendengar kata pura maka asosiasinya adalah pulau Bali dan agama Hindu. Jika seseorang mengaku berasal dari Bali maka asosiasi yang muncul adalah orang
Lebih terperinciEKSISTENSI LEMBAGA PERKREDITAN DESA SETELAH DIKELUARKANNYA UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEUANGAN MIKRO
EKSISTENSI LEMBAGA PERKREDITAN DESA SETELAH DIKELUARKANNYA UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEUANGAN MIKRO Oleh I Gede Made Gandhi Dwinata I Made Sarjana Ni Putu Purwanti Hukum Bisnis Fakultas
Lebih terperincia. Terlambat Upload Laporan Akhir
a. Terlambat Upload Laporan Akhir No Nama Dosen Judul Skema Perguruan Tinggi 1 NI MADE ARY ESTA DEWI WIRASTUTI Kode Perguruan Tinggi Tanggal unggah laporan Usaha Mikro Budidaya Jeruk Universitas 001013
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI, HAK DAN KEWAJIBAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI, HAK DAN KEWAJIBAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai suatu negara multikultural merupakan sebuah kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai etnik yang menganut
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA
BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PELESTARIAN ADAT ISTIADAT DAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA ADAT MELAYU KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPENYELESAIAN KREDIT MACET BAGI DEBITUR DI LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD), DESA PAKRAMAN KABA KABA KECAMATAN KEDIRI, KABUPATEN TABANAN
PENYELESAIAN KREDIT MACET BAGI DEBITUR DI LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD), DESA PAKRAMAN KABA KABA KECAMATAN KEDIRI, KABUPATEN TABANAN ANAK AGUNG NGURAH BAGUS CANDRA DINATA NIM. 0916051193 FAKULTAS HUKUM
Lebih terperinciMATERI KETIGA MENUJU COMMUNITY BASSED DEVELOPMENT YANG DAPAT DIREALISASIKAN.
Pembangunan Perdesaan Bertumpu Pada Masyarakat ( AR - 6254 ) MATERI KETIGA MENUJU COMMUNITY BASSED DEVELOPMENT YANG DAPAT DIREALISASIKAN I. PENDAHULUAN 3 (tiga( tiga) Strategi konsep pengelolaan program
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN DESA. 2.1 Sejarah Singkat Terbentuknya Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN DESA 2.1 Sejarah Singkat Terbentuknya Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Di Bali sebelum adanya LPD telah banyak terbentuk kelompok sekeha-sekeha yang intinya
Lebih terperinciBUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN
BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN Menimbang : a. PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA, bahwa dengan
Lebih terperinciBUPATI BULELENG PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI BULELENG NOMOR 140 / / HK / 2017 TENTANG
BUPATI BULELENG PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI BULELENG NOMOR 140 / / HK / 2017 TENTANG PANITIA PENYELENGGARAAN PENCANANGAN PERINGATAN BULAN BHAKTI GOTONG ROYONG MASYARAKAT DAN KARYA BHAKTI LEMBAGA PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciBagian II Pelaksanaan Kegiatan Program IAI Daerah Bali (Periode )
1 Bagian I Pendahuluan Ikatan Arsitek Indonesia Daerah Bali periode 2005-2008 adalah kepengurusan yang ditetapkan berdasarkan Musyawarah Daerah IAI Daerah Bali yang diselenggarakan pada tanggal 26 dan
Lebih terperinciLUH PUTU SWANDEWI ANTARI
TESIS BATAS PENGATURAN PERUSAHAAN DAERAH (STUDI TERHADAP PERATURAN DAERAH TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM PADA KABUPATEN BADUNG, KOTA DENPASAR, DAN KABUPATEN BULELENG) LUH PUTU SWANDEWI ANTARI PROGRAM
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN TIM PENELITI/PELAKSANA
LAPORAN PENELITIAN SOCIO LEGAL ANALYSIS POTENSI HUKUM ADAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN HUKUM NASIONAL (STUDI MENGENAI PERAN MAJELIS DESA PAKRAMAN DI PROVINSI BALI DALAM PEMBANGUNAN HUKUM NASIONAL) TIM
Lebih terperinciDpemerintahan terkecil dan
info kebijakan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang DESA 760 A. LATAR BELAKANG e s a a d a l a h l e m b a g a Dpemerintahan terkecil dan t e r e n d a h d a l a m s i s t e m pemerintahan Negara Kesatuan
Lebih terperinci2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan ata
No.1359, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. Dana Desa. Penetapan. Tahun 2018. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciOleh Kadek Apsariani I Ketut Artadi Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana
PELAYANAN PUBLIK MELALUI SIMTANAS (SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERTANAHAN NASIONAL) BERBASIS SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BADUNG Oleh Kadek Apsariani I Ketut Artadi Bagian
Lebih terperinciLAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENGUKURAN DAN PENGGAMBARAN TOPOGRAFI PURA DALEM PURWA DI DESA PEKRAMAN KAWAN BANJAR ADAT KAWAN, KECAMATAN BANGLI KABUPATEN BANGLI PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciJurnal Paradigma, Vol. 6 No. 1, April 2017 ISSN:
PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DI DESA BINUANG KECAMATAN SEPAKU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA Farhanuddin Jamanie Dosen Program Magister Ilmu
Lebih terperinciMata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) Satuan Pendidikan : SMP 1 Karangdadap Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2
PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) Satuan Pendidikan : SMP 1 Karangdadap Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2 Nama Guru : Rina Suryati,
Lebih terperinci- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG
- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
Lebih terperinciANALISIS DAMPAK PERKEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP ASPEK EKONOMI MASYARAKAT LOKAL DI DESA SANUR KOTA DENPASAR GDE BAGUS BRAHMA PUTRA
ANALISIS DAMPAK PERKEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP ASPEK EKONOMI MASYARAKAT LOKAL DI DESA SANUR KOTA DENPASAR GDE BAGUS BRAHMA PUTRA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 TESIS ANALISIS
Lebih terperinciEFEKTIVITAS TRI HITA KARANA AWARD SEBAGAI ALAT PROMOSI PARIWISATA BALI BERKELANJUTAN
TESIS EFEKTIVITAS TRI HITA KARANA AWARD SEBAGAI ALAT PROMOSI PARIWISATA BALI BERKELANJUTAN I GUSTI NGURAH ARYA ASTANA NIM 1391061048 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI KAJIAN PARIWISATA PROGRAM PASCASARJANA
Lebih terperincic. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Lembaga Kemasyarakatan.
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBANTUKANLEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG, Menimbang : a. bahwa dalam usaha menciptakan
Lebih terperinciSURAT IZIN MENGEMUDI SEMENTARA BAGI WISATAWAN ASING YANG BERKENDARA DI BALI
SURAT IZIN MENGEMUDI SEMENTARA BAGI WISATAWAN ASING YANG BERKENDARA DI BALI Oleh : Ni Wayan Pradnya Dewi Widyantari Putra I Nyoman Suyatna Made Gde Subha Karma Resen Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Disampaikan Pada Gladi Manajemen Pemerintahan Desa Bagi Kepala Bagian/Kepala Urusan Hasil Pengisian Tahun 2011 Di Lingkungan Kabupaten Sleman, 19-20 Desember 2011 Cholisin : Staf
Lebih terperinciOleh: I Nyoman Adi Susila I Ketut Wirta Griadhi A.A. Gde Oka Parwata. Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum Universitas Udayana
PENYELESAIAN SENGKETA ADAT DI BALI (STUDI KASUS SENGKETA TANAH SETRA ANTARA DESA PAKRAMAN CEKIK DENGAN DESA PAKRAMAN GABLOGAN, KECAMATAN SELEMADEG, KABUPATEN TABANAN) Oleh: I Nyoman Adi Susila I Ketut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang wilayahnya terbagi atas daerah-daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang wilayahnya terbagi atas daerah-daerah provinsi. Daerah provinsi dibagi lagi atas daerah kabupaten dan daerah kota. Setiap daerah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG, Menimbang : a. bahwa pengelolaan keuangan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 1. TinjauanPustaka PNPM Mandiri PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan
Lebih terperinciAKIBAT HUKUM TERHADAP KEPEMILIKAN TANAH DI BALI OLEH ORANG ASING DENGAN PERJANJIAN NOMINEE
AKIBAT HUKUM TERHADAP KEPEMILIKAN TANAH DI BALI OLEH ORANG ASING DENGAN PERJANJIAN NOMINEE Oleh : I Wayan Eri Abadi Putra I Gusti Nyoman Agung, SH.,MH. Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA SEMINAR INTERNASIONAL TEMU ILMIAH NASIONAL XV FOSSEI JOGJAKARTA, 4 MARET 2015 DR HANIBAL HAMIDI, M.Kes DIREKTUR PELAYANAN SOSIAL
Lebih terperinciMENGEMBALIKAN OTONOMI UNTUK DESA
MENGEMBALIKAN OTONOMI UNTUK DESA Utang Suwaryo Guru Besar Ilmu Pemerintahan Universitas Padjajaran Bandung dan Dosen Tidak Tetap Magister Ilmu Pemerintahan Universitas Islam 45 Bekasi Abstrak Bagaimana
Lebih terperinciEKSISTENSI KORPRI DAN PELAYANAN PRIMA
EKSISTENSI KORPRI DAN PELAYANAN PRIMA Korps Pegawai Republik Indonesia atau disingkat KORPRI adalah wadah untuk menghimpun seluruh Pegawai Republik Indonesia demi meningkatkan perjuangan, pengabdian, serta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hakekatnya ditujukan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otonomi Daerah sebagai salah satu bentuk desentralisasi pemerintahan, pada hakekatnya ditujukan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan,
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG
PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : bahwa guna melaksanakan
Lebih terperinciCATATAN KETERANGAN PEMERINTAH TENTANG RUU DESA.
CATATAN KETERANGAN PEMERINTAH TENTANG RUU DESA. Disampaikan oleh Mendagri dalam Keterangan Pemerintah tentang RUU Desa, bahwa proses penyusunan rancangan Undang-undang tentang Desa telah berusaha mengakomodasi
Lebih terperinciKEWENANGAN PENGELOLAAN WISATA BAHARI OLEH PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN BADUNG (SUATU STUDI PENGELOLAAN WISATA BAHARI DI DESA PECATU)
KEWENANGAN PENGELOLAAN WISATA BAHARI OLEH PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN BADUNG (SUATU STUDI PENGELOLAAN WISATA BAHARI DI DESA PECATU) Oleh : Kadek Ariek Dwijaya I Made Arya Utama Ni Gusti Ayu Dyah Satyawati
Lebih terperincipenduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desa adalah bentuk pemerintahan terkecil yang ada di Indonesia, mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan pimpinan
Lebih terperinciPENGELOLAAN SITUS PURA MAOSPAHIT TONJA DENPASAR DALAM UPAYA PELESTARIANNYA
PENGELOLAAN SITUS PURA MAOSPAHIT TONJA DENPASAR DALAM UPAYA PELESTARIANNYA Luh Putu Sri Sugandhini Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Udayana ABSTRACT Based on the fact in a pattern of religious
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PELESTARIAN ADAT ISTIADAT DAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA ADAT MELAYU KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO
PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPENGATURAN KEWENANGAN DESA DALAM PENGELOLAAN PARIWISATA
PENGATURAN KEWENANGAN DESA DALAM PENGELOLAAN PARIWISATA Oleh : I Wayan Eka Darma Putra Anak Agung Ketut Sukranatha Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract This paper titled
Lebih terperinciBUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN
BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang :
Lebih terperinciSENGKETA TANAH SETRA DAN PENYELESAIANNYA (STUDI KASUS SENGKETA BANJAR ADAT AMBENGAN DENGAN BANJAR ADAT SEMANA UBUD KABUPATEN GIANYAR)
SENGKETA TANAH SETRA DAN PENYELESAIANNYA (STUDI KASUS SENGKETA BANJAR ADAT AMBENGAN DENGAN BANJAR ADAT SEMANA UBUD KABUPATEN GIANYAR) oleh I Gusti Ayu Sri Haryanti Dewi Witari I Ketut Wirta Griadhi A.A
Lebih terperinciBUPATI BULELENG PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI BULELENG NOMOR 140 / / HK / 2017 TENTANG
BUPATI BULELENG PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI BULELENG NOMOR 140 / / HK / 2017 TENTANG TIM FASILITASI PENYELENGGARAAN PENCANANGAN PERINGATAN BULAN BHAKTI GOTONG ROYONG MASYARAKAT DAN KARYA BHAKTI LEMBAGA
Lebih terperinciPARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA DI DESA MOJO KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA DI DESA MOJO KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI Oleh Toni Ari Wibowo 1 ; Joko Pramono 2 ; Jana Harjanta 3 Abstract The result of this study is that community
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat
Lebih terperinciPERMUKIMAN UNTUK PENGEMBANGAN KUALITAS HIDUP SECARA BERKELANJUTAN. BAHAN SIDANG KABINET 13 Desember 2001
PERMUKIMAN UNTUK PENGEMBANGAN KUALITAS HIDUP SECARA BERKELANJUTAN BAHAN SIDANG KABINET 13 Desember 2001 PERMUKIMAN DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Agenda 21 yang dicanangkan di Rio de Janeiro tahun 1992
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB PENGANGKUT ATAS KERUGIAN YANG DIDERITA PENGIRIM BARANG YANG DISEBABKAN KELALAIAN PENGANGKUT ( STUDI KASUS PADA PT. BALI SEMESTA AGUNG )
SKRIPSI TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT ATAS KERUGIAN YANG DIDERITA PENGIRIM BARANG YANG DISEBABKAN KELALAIAN PENGANGKUT ( STUDI KASUS PADA PT. BALI SEMESTA AGUNG ) GDE YOGI YUSTYAWAN 1103005216 FAKULTAS HUKUM
Lebih terperinciSiklus PNPM Mandiri - Perkotaan
BUKU 1 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan 3 Membangun BKM 2 Pemetaan Swadaya KSM 4 BLM PJM Pronangkis 0 Rembug Kesiapan Masyarakat 1 Refleksi Kemiskinan 7 Review: PJM,
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA. P a r a d i g m a K e m i s k i n a n
P a r a d i g m a K e m i s k i n a n PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA Disampaikan oleh : Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Bali Ir. Ketut Lihadnyana, M.MA Pembekalan Umum KKN-PPM Universitas
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK KANTOR KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a.
Lebih terperinciTERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN
TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN Untuk memberikan gambaran yang jelas pada visi tersebut, berikut ada 2 (dua) kalimat kunci yang perlu dijelaskan, sebagai berikut : Masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang cerdas, sehat, jujur, berakhlak mulia, berkarakter, dan memiliki kepedulian sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mana masyarakat itu berada serta pergaulan masyarakatnya. 2 Kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah salah satu tahap penting dalam kehidupan manusia. Perkawinan dapat merubah status kehidupan manusia dari belum dewasa menjadi dewasa atau anak muda
Lebih terperinciSTUDI POTENSI LANSEKAP SEJARAH UNTUK PENGEMBANGAN WISATA SEJARAH KOTA SINGARAJA
STUDI POTENSI LANSEKAP SEJARAH UNTUK PENGEMBANGAN WISATA SEJARAH KOTA SINGARAJA SKRIPSI Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciBUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU
SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 28 TAHUN 2015jgylyrylyutur / SK / 2010 TENTANG MEKANISME PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciDAMPAK KEGIATAN PERTANIAN TERHADAP TINGKAT EUTROFIKASI DAN JENIS JENIS FITOPLANKTON DI DANAU BUYAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI
TESIS DAMPAK KEGIATAN PERTANIAN TERHADAP TINGKAT EUTROFIKASI DAN JENIS JENIS FITOPLANKTON DI DANAU BUYAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI NI PUTU VIVIN NOPIANTARI NIM. 1191261003 PROGRAM MAGISTER PROGRAM
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciOleh : I Made Hengki Permadi Dewa Gde Rudy I Wayan Novy Purwanto. Program Kekhususan Hukum Perdata, Universitas Udayana
TANGGUNG JAWAB PENJAMIN ATAS KREDIT YANG DIBERIKAN TERHADAP WARGA LUAR DESA PAKRAMAN PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI DESA PAKRAMAN RENON KECAMATAN DENPASAR SELATAN Oleh : I Made Hengki Permadi Dewa Gde
Lebih terperinciANALISIS KASUS KEMATIAN IBU BERDASARKAN PENDEKATAN WILAYAH DENGAN MENGGUNAKAN PENERAPAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI
UNIVERSITAS UDAYANA ANALISIS KASUS KEMATIAN IBU BERDASARKAN PENDEKATAN WILAYAH DENGAN MENGGUNAKAN PENERAPAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015 LUH PUTU LINA WIDYASTITI
Lebih terperinciWALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH
WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN
Lebih terperinciPENGARUH PEMERINTAH KELURAHAN PONDANG UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN. Oleh JEANY KAPARANG
PENGARUH PEMERINTAH KELURAHAN PONDANG UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN Oleh JEANY KAPARANG ABSTRAK Pembangunan yang ada di kelurahan Pondang tidak terlepas dari peranan pemerintah
Lebih terperinciPENGARUH PENGAWASAN PIMPINAN,DISIPLIN DAN KOMPETENSI PEGAWAI PADA KINERJA PEGAWAI INSPEKTORAT KABUPATEN TABANAN
TESIS PENGARUH PENGAWASAN PIMPINAN,DISIPLIN DAN KOMPETENSI PEGAWAI PADA KINERJA PEGAWAI INSPEKTORAT KABUPATEN TABANAN NI LUH MADE HERAWATI NIM 1391661043 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KKN PPM KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2016
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KKN PPM KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2016 DESA KECAMATAN KABUPATEN PROVINSI : PAJAHAN : PUPUAN : TABANAN : BALI Disusun
Lebih terperinciPEMBANGUNAN WILAYAH PERMUKIMAN DENGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT studi kasus : kawasan permukiman Kalianak Surabaya
1 PEMBANGUNAN WILAYAH PERMUKIMAN DENGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT studi kasus : kawasan permukiman Kalianak Surabaya Ir. Wiwik Widyo W., MT. Jurusan Teknik Arsitektur, FTSP - ITATS Jl. Arief Rachman Hakim
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN KKN-PPM BAB I DESKRIPSI KEGIATAN
RENCANA KEGIATAN KKN-PPM BAB I DESKRIPSI KEGIATAN 1.1. Judul Peran Mahasiswa Universitas Udayana dalam PemberdayaanMasyarakatuntukMensosialisasikanPerilakuHidupSehatdanMeningkatka nproduktivitasdesabayunggedesebagaidesawisata
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG DESA (UU No. 6 tahun 2014): Berkah ataukah Masalah Bagi Desa Adat. Oleh. Prof. Dr. Tjok Istri Putra Astiti,SH.MS
1 UNDANG-UNDANG DESA (UU No. 6 tahun 2014): Berkah ataukah Masalah Bagi Desa Adat Oleh Prof. Dr. Tjok Istri Putra Astiti,SH.MS Permasalahan Diundangkannya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa pada
Lebih terperinciMATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010
MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN BIDANG: WILAYAH DAN TATA RUANG (dalam miliar rupiah) PRIORITAS/ KEGIATAN PRIORITAS 2012 2013 2014 I PRIORITAS BIDANG PEMBANGUNAN DATA DAN INFORMASI SPASIAL A
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IMPLEMENTASI KURIKULUM UNDIKSHA 2016
PANDUAN PELAKSANAAN PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IMPLEMENTASI KURIKULUM UNDIKSHA 2016 LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PENJAMINAN MUTU (LPPPM) UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016 Kata Pengantar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlalu dominan. Sesuai konsep government, negara merupakan institusi publik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep governance dikembangkan sebagai bentuk kekecewaan terhadap konsep government yang terlalu meletakkan negara (pemerintah) dalam posisi yang terlalu dominan. Sesuai
Lebih terperinciPenyelesaian Kredit Macet bagi Debitur Di Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Desa Pakraman Kaba Kaba Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan
Penyelesaian Kredit Macet bagi Debitur Di Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Desa Pakraman Kaba Kaba Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan Oleh: Anak Agung Ngurah Bagus Candra Dinata Desak Putu Dewi Kasih Dewa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berarti Undang-undang atau aturan. Dengan demikian otonomi dapat diartikan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani autos yang berarti sendiri dan namos yang berarti Undang-undang atau aturan. Dengan demikian otonomi dapat diartikan sebagai
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN
1 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK
Lebih terperinciKONSEP TRI HITA KARANA DALAM SUBAK
1 KONSEP TRI HITA KARANA DALAM SUBAK oleh Ni Putu Ika Nopitasari Suatra Putrawan Bagian Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Tri Hita Karana is a basic concept that have been
Lebih terperinci