BAB I PENDAHULUAN. struktur yang higromorf dan ada juga yang tumbuh pada tempat-tempat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. struktur yang higromorf dan ada juga yang tumbuh pada tempat-tempat"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan lumut (Bryophyta) disebut sebagai tumbuhan perintis dan juga merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan thallus dan tumbuhan kormus. Dibandingkan dengan alga, fungi, dan tumbuhan tinggi, maka lumut merupakan tumbuhan yang kecil. Selain itu, Bryophyta merupakan tumbuhan darat berklorofil yang tumbuhnya pada tempat-tempat lembab khususnya didaerah tropis, kutub, dan sub tropis. Lumut berkembang biak secara seksual dan aseksual. Dimana, perkembangbiakan seksual terjadi secara fertilisasi sel telur oleh sperma. Sel telur dihasilkan oleh arkegonium, dan spermatozoid dihasilkan oleh anteridium. Tumbuhan lumut (Bryoph yta) memiliki dua kelas yaitu Hepaticae (lumut hati) dan Musci (lumut daun). Dimana, habitat tempat-tempat lumut lembab hati yaitu sehingga keban yakan tubuhn ya pada mempunyai struktur yang higromorf dan ada juga yang tumbuh pada tempat-tempat yang k e r i n g s e p e r t i p a d a k u l i t - k u l i t p o h o n. D a l a m t u b u h n y a, t e r d a p a t a l a t penyimpan air atau dapat menjadi kering tanpa mengakibatkan kematian. S e d a n g k a n l u m u t d a u n ( M u s c i ) c i r i n y a y a i t u d a p a t t u m b u h d i a t a s t a n a h gundul yang periodik mengalami masa kekeringan dan bahkan di atas pasir pun dapat tumbuh, dan ada juga yang tumbuh pada tempat yang lembab. D i m a n a, p a d a t e m p a t - t e m p a t y a n g k e r i n g l u m u t i t u m e m b e n t u k b a n t a l a n sedangkan yang hidup di tempat lembab seperti di tanah dapat membentuk seperti permadani. Lumut daun ini telah memiliki organ yang menyerupai akar, batang dan daun tetapi tidak memi liki jaringan penyokong dan jaringan pengangkut.

2 Tumbuhan lumut (Bryoph yta) dari segi ekonomis m e m a n g t i d a k memiliki nilai. Akan tetapi, tumbuhan lumut memiliki peranan yang penting dalam siklus nitrogen dan siklus oksigen di udara sehingga tanaman ini patut untuk dijaga dan dilestarikan. Upaya pelestarian lumut memang terhitung m u d a h dan murah sebab tidak perlu memiliki modal, waktu, dan t e n a g a. Tetapi, cukup dengan menjaga dan membiarkannya hidup. Mengingat pelestarian dan peranan tumbuhan lumut s a n g a t b e r a r t i bagi manusia, maka dianggap perlu untuk dilakukan praktikum agar para mahasiswa dapat lebih mengetahui tentang lumut baik dari morfologi maupun perkembangbiakannya. B. Tujuan Tujuan yang akan dicapai dari praktikum ini, antara lain: 1. Mengetahui species-species yang tergolong pada Bryophyta. 2. Mengetahui ciri-ciri umum dari divisio Bryophyta. 3. Mengetahui ciri-ciri khas yang tampak pada species yang tergolong Bryophyta. 4. Dapat mengidentifikasi dan mengklasifikasi Bryophyta.

3 BAB II METODE A. Alat dan Bahan Tabel A.1 Alat-Alat Pengamatan Bryophyta No Alat Alat tulis (pensil) Alat dokumentasi Buku catatan Laptop Jumlah Tabel A.2 Bahan-Bahan Pengamatan Bryophyta No Bahan Bioplastik Marchantia sp. Bioplastik Meteorium sp. Bioplastik Rhodobryum sp. Bioplastik Dicranum sp. Bioplastik Rhizogonium sp. Bioplastik Jungermania sp. Bioplastik Pogonatum sp. Bioplastik Leucolejeuna sp. Bioplastik Campylopus sp. Bioplastik Lophocolea sp. Bioplastik Leucobryum sp. Bioplastik Dumortiera sp. Bioplastik Anthoceros sp. Bioplastik Aerobryopsis sp. Bioplastik Hypnodendron sp. Bioplastik Fissidens sp. Biopastik Sphagnum sp. Bioplastik Metzgeria sp. Bioplastik Polyrtrichum sp. Jumlah B. Langkah Kerja Bahan praktikum (Bioplastik) disiapkan Spesimen yang telah disiapkan diamati karakteristiknya Setiap spesimen diamati dan didokumentasikan

4 Setelah data dikumpulkan, BDK dan kunci determinasinya dibuat Hasil pengamatan dicatat dalam tabel pengamatan B.1 Langkah Kerja Pengamatan Bryophyta BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan 1. Tabel Karakteristik Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, telah dicatat beberapa karakteristik pada tabel pengamatan.

5

6

7 2. Bagan Dikotomi Konsep

8 3. Kunci Determinasi

9

10 4. Tabel Klasifikasi No Taksa Pengamatan Referensi Manual

11 1. Kingdom : Plantae : Bryophyta : Hepaticae : Marchantiales Famili : Marchantiaceae : Marchantia : Marchantia sp A.1 Marchantia sp Marhantia sp (Dokumentasi (Nicky, 2013) A.2 Kelompok, 2015) Kingdom : Plantae : Bryophyta : Hepaticae : Metzgeriales Famili : Metzgeriaceae : Metzgeria : Metzgeria sp Kingdom : Plantae : Bryophyta : Hepaticae : Marchantiales Famili : Marchantiaceae : Dumortiera : Dumortiera sp (TIDAK ADA) A.3 Metzgeria sp (Schachner, 2013) Marchantia sp A.4 A.5 Dumortiera sp (Dokumentasi Kelompok, 2015) (Lobban, 2007)

12 4. Kingdom : Plantae : Bryophyta : Hepaticae : Anthocerotales Famili : Anthocerotaceae : Anthoceros : Anthoceros sp A.6 Anthoceros sp Kelompok, 2015) Kingdom : Plantae : Bryophyta : Musci : Hypnales Famili : Meteoriaceae : Meteorium : Meteorium sp A.8 Meteorium sp Kelompok, 2015) Kingdom : Plantae : Bryophyta : Musci : Bryales Famili : Bryaceae : Rhodobryum : Rhodobryum sp. (Miguelperez, 2014) (Zhang, 2008) A.9 Meteorium sp (Dokumentasi 6. A.7 Anthoceros sp (Dokumentasi 5. A.10 Rhodobryum sp. (Dokumentasi kelompok, 2015) A. Rhodobryum sp (Margie, 2011) 11

13 7. 8. Kingdom : Plantae : Bryophyta : Musci : Dicranales Famili : Dicranaceae : Dicranum : Dicranum sp. Dicranum sp. (Dokumentasi Dicranum sp kelompok, 2015) (Vitt, 2007) : Bryophyta : Musci : Bryales Famili : Rhizogonaceae : Rhizogonium : Rhizogonium sp. A.12 A.14 Rhizogonium 9. Famili A.13 (Dokumentasi A. 15 Rhizogonium sp kelompok, 2015) (Jordan, 2011) : Bryophyta : Musci : Sphagnales : Sphagnaceae : Sphagnum : Sphagnum sp. A.16 A.17 Sphagnum sp Sphagnum sp (Dokumentasi (Heilman, 2011) kelompok, 2015)

14 10. Famili : Bryophyta : Musci : Fissinales : Fissinaceae : Fissidens : Fissidens sp. A. 18 A. Fissidens sp Fissidens sp (Dokumentasi (David, 2012) 19 Kelompok, 2015) 11. Famili : Bryophyta : Musci : Embryales : Hypnodendraceae : Hypnodendron : Hypnodendron sp. A. Hypnodendron sp A Hypnidendron sp (Heino, 2007) (Dokumentasi Pribadi, 2015) 12. Famili : Bryophyta : Bryopsida : Isobryales : Meteoriaceae : Aerobryopsis : Aerobryopsis sp. A. Aerobropsis sp (Dokumentasi pribadi, 2015) A. 22 Aerobyosis sp (Niels, 2014) 23

15 13. : Bryophyta : Musci : Polytricales Famili : Polytrichaceae : Pogonatum : Pogonatum sp A.25 A.24 Pogonatum sp Pogonatum sp (Storey, 2011) (Dokumentasi Kelompok, 2015) 14. : Bryophyta : Musci : Dicranidae Famili : Dicranales : Campylopus : Campylopus sp A.26 A.27 Campylopus sp Campylopus sp (Dokumentasi (Storey, 2010) Kelompok, 2015) 15. : Bryophyta : Musci : Dicranidae Famili : Dicranales : Leucobryum : Leucobryum sp A.28 Leucobryum sp (Dokumentasi Kelompok, 2015) Leucobryum sp A.29 (Hlasek, 2006)

16 16. :Bryophyta :Musci :Polytricales Famili :Polytrichaceae :Polytrichum Spesies :Polytrichum sp A.30 Polytrichum sp Poltrichium sp (Dokumentasi Kelompok, 2015) 17. : Bryophyta : Hepaticae : Jungermaniales Famili : Jungermaniaceae : Jungermania : Jungermania sp (Konfeld, 2006) A.31 A.32 Jungermania sp A.33 Jungermania sp (Sheren, 2007) (Dokumentasi Kelompok, 2015) 18. : Bryophyta : Hepaticae : Jungermaniales Familia : Lophocoleaceae : Lophocolea : Lophocolea sp A.34 A. Lophocolea sp Lophoccolea sp (Dokumentasi Kelompok, 2015) (Gian, 2013) 35

17 19. : Bryophyta : Hepaticae : Jungermaniales Famili : Jungermaniaceae : Leucolejeuna : Leucolejeuna sp A.36 Leucolejeuna sp (Dokumentasi A.37 kelompok, 2015) Leucolejeuna sp (Wati, 2010) B. Pembahasan 1. Marchantia sp Sporofit Thallus dengan ala sempit Marchantia sp (Nicky, 2013) Marchantia sp. merupakan lumut yang termasuk ke dalam kelas Hipaticeae yang memiliki ciri khas alanya yang sempit bergelombang dengan bentuk sporofitnya seperti jari-jari memayung. Ciri lainnya yaitu, arah tumbuhnya horizontal, tidak memiliki urat daun, habitus membentuk thallus, percabangan thallus dikotom dan sporofit muncul di permukaan thallus. 2. Metzgeria sp

18 Thallus dengan ala sempit Metzgeria sp (Schachner, 2013) Metzgeria sp. merupakan lumut yang termasuk ke dalam kelas Hipaticeae yang memiliki ciri khas alanya yang sempit. Ciri lainnya yaitu, arah tumbuhnya horizontal, habitus membentuk thallus, tidak memiliki urat daun, percabangan thallus dikotom, bentuk sporofitnya mangkok dan sporofit muncul di permukaan thallus. 3. Dumortiera sp Dumortiera sp (Lobban, 2007) Dumortiera sp. merupakan lumut yang termasuk ke dalam kelas Hipaticeae yang memiliki ciri khas ala lebih lebar dari Marchantia sp. Ciri lainnya yaitu, arah tumbuhnya horizontal, tidak memiliki urat daun, habitus membentuk thallus, percabangan thallus dikotom, sporofit berbentuk mangkok dan sporofit muncul di permukaan thallus. 4. Anthoceros sp

19 Sporofit berbentuk tanduk Anthoceros sp (Miguelperez, 2014) Anthoceros sp. merupakan lumut yang termasuk ke dalam kelas Hipaticeae yang memiliki ciri khas sporofitnya berbentuk tanduk. Ciri lainnya yaitu, arah tumbuhnya horizontal, memiliki ala, tidak memiliki urat daun, habitus membentuk thallus, percabangan thallus dikotom dan sporofit muncul di permukaan thallus. 5. Meteorium sp Daun oval kecil mirip meteor Meteorium sp (Zhang, 2008) dalam kelas Sporofit kapsul di termasuk ke ujung cabang muci. Tubuhnya telah memiliki Meteorium struktur mirip akar, batang, dan daun (habitus serupa kormus), memiliki batang yang tegak dan bercabang, daunnya oval kecil, tersusun rapat, dan terlihat seperti menyerupai meteor. Memiliki urat daun, dan memiliki sporofit berbentuk kapsul yang mulai muncul di ujung percabangan. 6. Rhodobryum sp

20 Arah tumbuh vertikal Rhodobryum sp (Margie, 2011) Lumut ini termasuk ke dalam kelas musci, yang memiliki arah tumbuh vertical. Tumbuh dalam berkas-berkas yang membentuk masa seperti keset dengan batang yang tumbuh merayap (seperti stolon) dengan daun-daun kecil atau tanpa daun dan cabang-cabang yang tumbuh tegak dengan daun-daun yang agak lebar. Habitusnya serupa kormus, memiliki urat daun, dengan percabangan bebas. Bentuk sporofit seperti kapsul, mulai muncul di ujung kormus. Ciri khas tanaman ini adalah warna kormusnya yang merah. 7. Dicranum sp Sporogonium berbentuk kapsul dengan seta panjang Habitus serupa thallus Dicraum sp (Vitt, 2007) Dicranum merupakan species yang termasuk kedalam kelas musci, yang memiliki arah pertumbuhan vertical, thallus serupa kormus, yang memiliki urat daun. Bentuk tubuhnya mirip ulat bulu, karena padatnya daun-daun yang serupa jarum. Percabangannya bebas, memiliki bentuk sporofit kapsul, yang mulai muncul di ujung kormus.

21 8. Rhizogonium sp Sporogonium berbentuk kapsul dengan seta panjang (muncul dari akar) Habitus serupa thallus Rhizogonium sp (Jordan, 2011) Rhizogonium termasuk kedalam kelas musci, dimana memiliki habitus yang menyerupai kormus. Lumut ini menyerupai sikat botol kecil terdiri dari cabang-cabang yang tumbuh kea rah vertikal, di kelilingi daun bentuk linier dan lancet. Ditemukan adanya urat daun, dan memiliki percabangan yang bebas. Sporofit dari Rhizogonium ini berbentuk kapsul dengan tangkai panjang, berbentuk silindris, yang mulai muncul di akar. 9. Sphagnum sp Daun serupa jarum yang berhadapa Sprofit kapsul Habitus mirip kormus, arah tumbuh vertikal

22 Sphagnum sp. (Heilman, 2011) Berdasarkan hasil pengamatan bioplastik, dapat didientifikasi bahwa spesies Sphagnum sp. merupakan jenis tumbuhan lumut daun (Musci). Spesies ini tumbuh kearah vertikal, habitus mirip kormus (batang, daun dan rhizoid yang multiseluler), memiliki bentuk daun serupa jarum dalam susunan yang berhadapan, tidak terdapat urat daun, bentuk spororfit kapsul dengan arah munculnya sporofit terletak di ujung kormus lebih dari satu dengan sporogonium berbentuk bulat. 10. Fissidens sp. Sporofit kapsul Ada daun pelepah (vagina) Fissidens sp Habitus mirip kormus (David, 2012) Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diidentifikasi spesies Fissidens sp. merupakan tumbuhan lumut daun berbatang tegak atau merebah/menjalar yang ditutupi oleh daun-daun yang memiliki vagina (daun pelepah) dengan susunan menyirip. Bentuk daun lanset, dengan urat daun sampai ke ujung daun. Bentuk sporofit kapsul dengan munculnya di ujung kormus. Percabangan bebas, dengan seta panjang dan tegak. Sporogonium agak membengkok dengan kaliptra kecil bercelah satu dan operculum berparuh. 11. Hypnodendron sp

23 Hypnodendron (Heino, 2007) Berdasarkan hasil pengamatan, Hypnodendron sp. merupakan tumbuhan lumut daun (Musci) dengan arah tumbuh tegak/vertikal dan ujungnya bercabang-cabang mirip pohon. Cabang-cabang berdaun ovatus sampai lanceolatus yang ujungnya meruncing dna sering bergerigi rangkap. Habitus mirip kormus yang artinya ada daun, batang dan akar rhizoid. Memiliki urat daun yang sampai ke ujung daun, percabangan bebeas, bentuk sporofit berupa kapsul dan munculnya di ujung kormus. 12. Aerobryopsis sp Aerobryopsis sp (Niels, 2014) Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diidentifikasi bahwa spesies ini memiliki habitus mirip kormus, dengan ciri khas daun seperti selaput. Merupakan tumbuhan dengan arah tumbuh vertikal, memiliki

24 urat daun, percabangan bebas, bentuk sporofit kapsul dan munculnya sporofit terletak pada ujung kormus. 13. Pogonatum sp Pogonatum sp (Storey, 2011) Pogonatum adalah musci yang memiliki daun dan sporofit bentuk kapsul. Pogonatum memiliki urat daun, bentuk daunnya lancet panjang, kedudukan daunnya tersebar. Percabangan batangnya tidak dikotom, memiliki ciri khas tangkainya tidak berdaun dan mirip kemoceng. 14. Campylopus sp Campylopus sp

25 (Storey, 2010) Campylopus sp bentuk sporofit seperti tiang yaitu memanjang ke arah atas, dan arah tumbuhnya vertikal dan berkormus. Bentuk daunnya seperti jarum tidak berurat dan melingkar dan tidak memiliki pola percabangan dan memiliki ciri khas sendiri yaitu mirip benang terpilin. Daun-daun serupa jarum bersifat keras dan daun-daun mudanya di ujung seolah-olah bersatu serupa jarum pula, tetapi beberapa cabang, daun-daun di ujung membentuk bangun cawan, sedangkan di bagian bawahnya daun-daun itu merapat dengan batangnya. 15. Leucobryum sp Leucobryum sp (Hlasek, 2006) Leucobryum sp bentuk sporofit seperti tiang yaitu memanjang kearah atas, dan arah tumbuhnya vertikal dan berkormus. Bentuk daunnya seperti jarum tebal tidak berurat dan berhadapan dan tidak memiliki pola percabangan. Lumut ini terdiri dari batang tumbuh merayap seperti stolon dengan banyak rhizoid tetapi tanpa daun-daun dan cabang-cabang batang dengan daun-daun tersusun spiral menutupi cabang. Kapsul berbentuk bulat, memiliki kaliptra berbentuk seperti

26 kerucut dan tangkai yang muncul dari ketiak daun pada cabang-cabang batang. 16. Polytrichum sp Polytrichum sp (Kornfeld, 2006) Polytrichum sp bentuk sporofitnya seperti tiang, berkormus, arah tumbuhnya vertikal, karakteristik daun berurat, letak daun melingkar, bentuk daun lanset, percabangan tidak bercabang. Bentuk daun Polytrichum sp yaitu lanset dengan urat daun (costae) melebihi ujung daunnya sehingga membentuk seperti rambut. Pada umumnya berumah dua. Kaliptranya memiliki rambut. Apabila sporogoniumnya dibuka operkulumnya terlihat parafise. Bentuk dan pinggir daunnya lanset/garis dan bergerigi. 17. Jungermania sp Jungermania merupakan salah satu spesies dari divisi Bryophyta, termasuk ke dalam class Hepaticae. Jungermania mempunyai daun yang berbentuk ovatus. Jungermania memiliki arah tumbuh horiontal,

27 dan percabangan dikotom. Bentuk sporofiynya mangkuk dan munculnya sprofit pada permukaan thallus. Ciri khas dari Jungermania ini adalah memiliki daun kekiri dan kekanan. 18. Lophocolea sp Lophocolea sp (Gian, 2013) Lophocolea merupakan salah satu spesies dari divisi Bryophyta, termasuk ke dalam class Hepaticae. Bentuk sporofitnya mangkuk dan munculnya pada permukaan thallus. Lophocolea memiliki arah tumbuh horizontal, dan percabangan dikotom. Ciri khas dari Lophocolea ini adalah memiliki torehhan yang lebih pendek daripada Jungermania sp dan Leucolejeuna sp 19. Leucolejeuna sp

28 Leucolejeuna sp (Wati, 2010) Leucolejeuna merupakan salah satu spesies dari divisi Bryophyta, termasuk ke dalam class Hepaticae. Bentuk sporofitnya payung atau mangkok, dan filotaksisnya kiri kanan. Leucolejeuna memiliki arah tumbuh horizontal, dan percabangannya dikotom. Ciri khas dari Leucolejeuna ini adalah memiliki daun yang bertumpuk seperti genteng dan memiliki torehan yang lebih kecil dibandinngkan Jungermania sp. C. Pembahasan Nilai Kehidupan A. Nilai Nilai Pendidikan 1. Nilai Praktis Tumbuhan lumut jenis tertentu dapat dimanfaatkan untuk dekorasi ruangan (ornamen tata ruang). Jenis lumut lainnya dapat dijadikan bahan obat, sedangkan manfaat tumbuhan lumut yang hidup di hutan dapat menyerap air di musim kemarau dan membantu menahan erosi sehingga dapat mencegah banjir. Selain manfaat tadi, tumbuhan lumut juga dapat dijadikan indikator biologi untuk mengetahui degradasi lingkungan di sekitarnya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di negera China, terbukti lebih dari 40 jenis lumut telah digunakan masyarakat China sebagai bahan obat-obatan seperti untuk mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur. Adapun manfaat tumbuhan lumut bagi manusia, diantaranya:

29 a. b. c. d. Dapat dijadikan tanaman pengganti ijuk. Dapat mencegah terjadinya erosi dan banjir. Menyediakan cadangan air karena dapat meyerap air di musim kemarau. Lumut jenis tertentu dapat dijadikan sebagai obat seperti obat hati, e. f. g. h. penyakit mata, dan kulit. Dapat dijadikan antibakteri, antikanker, dan antiseptik. Dapat membantu menghilangkan racun akibat gigitan ular. Dapat dijadikan sebagai obat luka bakar. Sebagai obat untuk merangsang pertumbuhan rambut. Sebagai tumbuhan tingkat rendah, lumut memiliki fungsi yang tidak kalah penting dibanding tumbuhan lain. Beberapa jenis Bryophyta selain berfungsi sebagai tumbuhan perintis, juga bermanfaat untuk pengobatan dan bernilai estetis sebagai tanaman hias. Beberapa jenis Sphagnum atau lumut rawa memiliki manfaat dalam dunia kesehatan. endemik yang hanya dapat ditemui di Curug Cibeureum, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, ini sudah digunakan untuk obat penyakit kulit dan mata. 2. Nilai Religi Meskipun banyak yang menganggap tumbuhan lumut sebagai tumbuhan penggangu yang tidak berguna mengingat tumbuhnya sering di tempat-tempat yang tidal layak ternyata manfaat tumbuhan lumut cukup banyak baik bagi tumbuhan lain, lingkungan di sekitarnya, bahkan untuk manusia khususnya untuk pengobatan. Begitu pula dengan manusia meskipun memilki kekurangan dalam fisik maupun psikis dalam masing-masing individu, yakini bahwa manusia memiliki kelebihan. Sebagaimana terdapat pada surat Al-Isra ayat 70 Allah SWT berfirman : فولففقمد فكضرممفنا فبتنىى فءافدفم فوفحفمملن نهمم تفى ٱملفبضضير فوٱملفبمحضضتر فوفرفزمقن نهضضم يمضضفن ٱلضطي بنتت فو ف ض ضضضملن نهمم ضي للل ا فعفلنى فكتثي ررر يمضممن فخلفمقفنا فتمف ت Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.

30 Dari ayat di atas dapat kita simpulkan bahwa manusia diciptakan dengan berbagai kelebihan dari semua makhluk yang Tuhan ciptakan dan setiap, walaupun hakikatnya tetap Tuhan lah yang paling sempurna dari apapun. Sedangkan dalam ayat lain Al-Qur an Ar-Rad ayat 4 yaitu : فوتفضضى ٱ م ف ن فوفغميضضهر صضضمنفوا ن ل عل فوفنتخيضض نلل ت رت فوفج ن ن ل جتو ن ن ل ض تقفطضض ن ل نبر فوفزمر ن نت يمضضمن أفمع ن ر لمر ت ع مفت ن ضفها فعفلى فبمع رضر تفضضى ٱ م ه ن هيمسفقنى تبفما رء نوتح رد فوهنف ي لهكضضتل إتضن تفضضى نذتلضضفك فلفءا ن ر ر يت صمنفوا ر ر ت ضهل فبمع ف ن ليفقمو ررم فيمعتقهلوفن Artinya: Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir. Pada akhirnya memang segala sesuatu yang diciptakan walaupun terlihat tidak sempurna akan tetapi memiliki manfaat yang luar biasa untuk kebaikan dan kemaslahatan manusia. Penciptaan yang detail dan terstruktur merupakan bentuk dari cinta Allah terhadap makhluknya. 3. Nilai Pendidikan Lumut adalah tumbuhan kecil yang sering kita lihat menempel di pohon,batu, atau di atas tanah. Umumnya lumut berwarna hijau dengan bulu-bulu halus yang terdapat disetiap bagian tumbuhnya. Sebagian orang mungkin menganggap tumbuhan lumut sebagai tumbuhan penggangu yang tidak berguna mengingat tumbuhnya sering di tempattempat yang tidal layak. Padahal sadar atau tidak ternyata manfaat tumbuhan lumut cukup banyak baik bagi tumbuhan lain, lingkungan di sekitarnya, bahkan untuk manusia khususnya untuk pengobatan. Hal ini dapat dianalogikan pada kehidupan manusia. Kita tidak dapat menilai orang hanya berdasarkan bagaimana seseorang itu terlihat atau

31 bagaimana penampilannya. Jangan menilai orang terlalu cepat karena mungkin saja orang yang kita nilai jauh lebih baik daripada kita. 4. Nilai Intelektual Hepaticae megandung sejenis minyak dalam tubuhnya atau yang dikenal sebagai oil bodies dan kandungan minyak ini tidak ditemui pada kelas tumbuhan lumut lainnya. Penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti yang memperhatikan tentang Hepaticae, telah melaporkan bahwa oil bodies dari tumbuhan lumut hati mengandung senyawa metabolit sekunder terutamanya adalah golongan terpenoid dan senyawa aromatik. Beberapa dari senyawa metabolit ini telah diketahui memiliki aktivitas farmakologis yang menarik. 5. Nilai Sosial-Politik Marchantia polymorpha dapat dijadikan sebagai obat hepatitis (radang hati). Kita sebagai masyarakat dapat menyehatkan Indonesia baik dengan mengurangi kebiasaan buruk seperti membuang sampah di sungai yang nantinya menimbulkan pencemaran yang merusak lingkungan dan mengganggu kesehatan masyarakat yang tinggal disekitarnya.

32 BAB IV KESIMPULAN 1. Bryophyta memiliki ciri umum, yaitu daun lumut belum memiliki pertulangan maupun urat daun, memiliki rhizoid bukan akar sejati, batangnya terdapat jaringan parenkim sebagai alat angkut, berjenis kelamin satu, berkembangbiak dengan spora, gametofit bersifat haploid (n) dan sporofitnya bersifat diploid (2n). 2. Ciri-ciri khas yang tampak pada species-species Bryophyta Tabel 10.1 Ciri Khas Bryophyta Ciri Khas Marchantia sp. Ala sempit dan sporofitnya berbentuk mangkok Meteorium sp. Daun kecil oval menyerupai meteor Rhodogonium sp. Daun tumbuh di bagian ujung batang Dicranum sp. Daun bertumpuk dan menyerupai jarum Rhizogonium sp. Sporofit muncul di bagian akar Jungermania sp. Ala bertoreh dalam dan lebih lebar dari Leucolejeuna sp. Pogonatum sp. Tangkai sporofitnya panjang 2-3 kali dari gametofitnya Leucolejeuna sp. Ala bertoreh dalam dan hasil torehan lebih kecil dari Jungermania sp. Campylopus sp. Bentuk sporofit cawan Leucobryum sp. Kormusnya berwarna hijau pucat Lophocela sp. Hasil torehan lebih kecil dari Leucolejeuna sp. dan Jungermania sp.

33 Polytrichum sp. Panjang setae (urat daun yang melebihi ujung daun) dan gametofitnya sama Dumortiera sp. Ala lebar Aerobryopsis sp. Daun seperti berselaput Anthoceros sp. Sporofit berbentuk tanduk Hypnodendron sp. Mempunyai thallus tubuh yang jelas antara daun, batang dan rhizoid Fissidens sp. Daun berpelepah Sphagnum sp. Daun mengkilat dan tidak memiliki urat daun Metzgeria sp. Ala sempit panjang 3. Dari hasil pengamatan, dapat diklasifikasikan bahwa Bryophyta yang diamati termasuk ke dalam kelas: a. Hepaticae Ciri umunya, yaitu arah tumbuh horizontal, tidak memiliki urat daun, memiliki ala, habitus berupa thallus, percabangan thallus dikotom dan sporofit muncul di permukaan thallus. yang tergolong ke dalam kelas Hepaticae, antara lain: Marchantia sp., Dumortiera sp., Anthoceros sp., Metzgeria sp., Jungermania sp., Leucolejeuna sp. dan Lophocolea sp. b. Musci Ciri umumnya, yaitu arah tumbuh vertikal, memiliki urat daun, tidak memiliki ala, habitus serupa kormus dan percabangannya bebas. yang tergolong ke dalam kelas Musci, antara lain: Meteorium sp., Rhodobryum sp., Dicranum sp., Rhizogonium sp., Pogonatum sp., Campylopus sp., Leucobryum sp., Polytrichum sp., Aerobryopsis sp., Hypnodendron sp., Fissidens sp. dan Sphagnum sp.

34 DAFTAR PUSTAKA A.1 Nicky Marchantia sp. (Liverwort). [online]. Tersedia: [19 November 2015] A.3 Schachner, Hermann Metzgeria sp. [online]. Tersedia: [19 November 2015] A.5 Lobban, C Dumortiera sp. [online]. Tersedia: [19 November 2015] A.7 Miguelperez Anthocerotophyta. [online]. Tersedia: [19 November 2015] A.11 Margie Caldwell Fork Trail. [online]. Tersedia di: [19 November 2015] A.13 Vitt, Dale Dicranum majus. [online]. Tersedia di:. [19 November 2015] A.15 Jordan, Greg Rhizogonium. [online]. Tersedia di: /grhizogonium.htm. [19 November 2015] A.17 Heilman, Alan Sphagnum sp. [online]. Tersedia : [18 November 2015] A.19 David Fissidentaceae. [online]. Tersedia : [18 November 2015] A. 21 Lepp, Heino Hypnodendron sp.. [online]. Tersedia : [18 November 2015]

35 A. 23 Niels Aerobryopsis longissima. [online]. Tersedia : ngissima_1.jpg [18 November 2015] A.25 Storey, Marcolm Pogonatum. [online]. Tersedia: [21 November 2015] A.27 Storey, Malcolm Campylopus atrovirens. [online]. Tersedia: [21 November 2015] A.29 Hlasek, Josef Leucobryum glaucum. [online]. Tersedia: [21 November 2015] A.31 Kornfeld, Ari Polytrichum (Haircaps). [online]. Tersedia: [21 November 2015] A.33 Sheren. (2007). Jungermania.[Online]. Tersedia : [19 November 2015] A.35 Gian. (2013). Lophocolea.[Online]. Tersedia : net/atlasrostlin/lophocolea [02 Mei 2015] A. 37 Wati, Ai Mira. (2010). Leucolejeuna.[Online]. Tersedia : November 2015] [19

36

Lumut/Bryophyta. Alat perkembangbiakan lumut hati

Lumut/Bryophyta. Alat perkembangbiakan lumut hati Lumut/Bryophyta 1. Ciri-ciri dan sifat lumut Pada umumnya kita menyebut "lumut" untuk semua tumbuhan yang hidup di permukaan tanah, batu, tembok atau pohon yang basah, bahkan yang hidup di air. Padahal

Lebih terperinci

2.1. Pengertian Lumut (Bryophyta)

2.1. Pengertian Lumut (Bryophyta) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Lumut (Bryophyta) Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi dengan lingkungan darat. Kelompok tumbuhan ini penyebarannya menggunakan spora dan telah

Lebih terperinci

SET 19 TUMBUHAN BERSPORA (CRYPTOGAMIE)

SET 19 TUMBUHAN BERSPORA (CRYPTOGAMIE) 19 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 19 TUMBUHAN BERSPORA (CRYPTOGAMIE) A. DIVISIO BRYOPHYTA (LUMUT) a. Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut Bryophyta adalah tumbuhan tidak berpembuluh

Lebih terperinci

KELAS MUSCI(LUMUT DAUN)

KELAS MUSCI(LUMUT DAUN) KELAS MUSCI(LUMUT DAUN) Oleh Bella Pertiwi (1513024061) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2015 I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 3 MALANG

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 3 MALANG PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 3 MALANG Jl. Sultan Agung Utara No.7 Telp (0341)324768, Fax (0341)341530 Website : www.sman3malang.sch.id E - mail : snbi@sman3malang.sch.id Lampiran

Lebih terperinci

17.1 What is a plant?

17.1 What is a plant? LUMUT (BRYOPHYTA) 17.1 What is a plant? Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang mampu: 1. berfotosintesis, 2. multiseluler dan 3. eukariotik. 17.5 Klasifikasi Filogeni pada Tumbuhan Radiation of flowering

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lumut Lumut merupakan tumbuhan tingkat rendah yang termasuk kedalam divisi Bryophyta, menurut So (1995) dalam Damayanti (2006), lumut memiliki keanekaragaman dan keindahan

Lebih terperinci

SK: Memahami manfaat keanekaragaman hayati KD: Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi

SK: Memahami manfaat keanekaragaman hayati KD: Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi Berkelas BAB 7 KINGDOM PLANTAE SK: Memahami manfaat keanekaragaman hayati KD: Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi CIRI-CIRI Multiseluler,

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN (Klasifikasi) By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN (Klasifikasi) By Luisa Diana Handoyo, M.Si. KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN (Klasifikasi) By Luisa Diana Handoyo, M.Si. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu : Menjelaskan ciri khas tumbuhan lumut, paku dan tumbuhan

Lebih terperinci

KINGDOM PLANTAE/TUMBUHAN ANIMALIA/HEWAN

KINGDOM PLANTAE/TUMBUHAN ANIMALIA/HEWAN 7 KINGDOM PLANTAE/TUMBUHAN ANIMALIA/HEWAN 7 KINGDOM PLANTAE SUPER DIVISIO 1. THALOPHYTA 2. KORMOFITA FUNGI ALGAE LICHENES BERSPORA BERBIJI 7 ALGAE 1. DIVISIO : CYANOPHYTA Ganggang biru-hijau, contoh Oscilatoria

Lebih terperinci

Analisis Artikel Tumbuhan Lumut

Analisis Artikel Tumbuhan Lumut Analisis Artikel Tumbuhan Lumut Pendahuluan Lumut merupakan tumbuhan kecil, lembut. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat yang tipis. Tumbuhan lumut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. yaitu dikawasan Hutan Sungai Teluk Sahang (berdasarkan wilayah sampling. 1. Menuju Lokasi Penelitian Menyusuri Sungai Rungan

BAB IV HASIL PENELITIAN. yaitu dikawasan Hutan Sungai Teluk Sahang (berdasarkan wilayah sampling. 1. Menuju Lokasi Penelitian Menyusuri Sungai Rungan 1 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Pengambilan spesimen lumut dilakukan pada tiga lokasi yang berbeda, yaitu dikawasan Hutan Sungai Teluk Sahang (berdasarkan wilayah sampling yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Tumbuhan Paku Tumbuhan paku dalam dunia tumbuhan termasuk golongan besar atau Divisio Pteridophyta (pteris : bulu burung, phyta : tumbuhan ) yang diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Panas Cangar Taman Hutan Raya (TAHURA) R. Soeryo Jawa Timur sebanyak 3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Panas Cangar Taman Hutan Raya (TAHURA) R. Soeryo Jawa Timur sebanyak 3 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Diversitas Genus Bryopsida Bryopsida yang berhasil di temukan di Obyek Wisata Pemandian Air Panas Cangar Taman Hutan Raya (TAHURA) R. Soeryo Jawa Timur sebanyak 3 genus

Lebih terperinci

PTERIDOPHYTA (Tumbuhan Paku)

PTERIDOPHYTA (Tumbuhan Paku) PTERIDOPHYTA (Tumbuhan Paku) Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang

Lebih terperinci

DUNIA TUMBUHAN TUMBUHAN. mencakup. Tumbuhan tak berpembuluh (Atracheophyta) Tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta)

DUNIA TUMBUHAN TUMBUHAN. mencakup. Tumbuhan tak berpembuluh (Atracheophyta) Tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) DUNIA TUMBUHAN A. Pendahuluan Sejauh mata memandang yang terlihat adalah hamparan hijau. Itulah pemandangan di daratan yang dipenuhi oleh berbagai macam tumbuhan. Berbagai tumbuhan sering kamu jumpai di

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH IPA KLASIFIKASI MAHLUK HIDUP. Disusun oleh: DYAH AYU WORO SCHINDY WIJAYANTI SMP NEGERI 1 SLAWI

TUGAS MAKALAH IPA KLASIFIKASI MAHLUK HIDUP. Disusun oleh: DYAH AYU WORO SCHINDY WIJAYANTI SMP NEGERI 1 SLAWI TUGAS MAKALAH IPA KLASIFIKASI MAHLUK HIDUP Disusun oleh: DYAH AYU WORO SCHINDY WIJAYANTI SMP NEGERI 1 SLAWI TAHUN 2015/2016 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. alhamdulillahirabbilalamin.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. dibandingkan secara akuatik dan teresterial. familia yang mampu beradaptasi pada daerah dataran rendah seperti

BAB V PEMBAHASAN. dibandingkan secara akuatik dan teresterial. familia yang mampu beradaptasi pada daerah dataran rendah seperti 1 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pembahasan Tabel 4.20 Kawasan Hutan Sungai Teluk Sahang merupakan kawasan hutan yang sangat lebat oleh pepohonan, hutan yang terlindungi oleh pohonpohon

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang

Lebih terperinci

DUNIA TUMBUHAN. Plant 1. 1/24

DUNIA TUMBUHAN. Plant 1. 1/24 DUNIA TUMBUHAN CIRI-CIRI TUMBUHAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN A.TUMBUHAN TIDAK BERPEMBULUH B.TUMBUHAN BERPEMBULUH B.1.TIDAK BERBIJI B.2.BERBIJI B.2.1.GYMNOSPERMAE B.2.2.ANGIOSPERMAE Plant 1. 1/24 CIRI-CIRI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada area bekas tambang batu bara Kecamatan Lahei Barat Barito Utara. tempat pengambilan sampel penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada area bekas tambang batu bara Kecamatan Lahei Barat Barito Utara. tempat pengambilan sampel penelitian. 45 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi lokasi penelitian Deskripsi masing-masing jenis tumbuhan paku yang ditemukan pada area bekas tambang batu bara Kecamatan Lahei Barat Barito Utara. Penelitian

Lebih terperinci

RPP MATERI INDIKATOR Pengertian klasifikasi

RPP MATERI INDIKATOR Pengertian klasifikasi Analisis Materi Pembelajaran (AMP). RPP MATERI INDIKATOR Untuk mempermudah dalam mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, manusia melakukan pengelompokkan makhluk hidup. Pengelompokan makhluk hidup itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Umum Keanekaragaman Hayati. bumi ini menjadi tempat yang layak dihuni dan mampu menyediakan jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Umum Keanekaragaman Hayati. bumi ini menjadi tempat yang layak dihuni dan mampu menyediakan jumlah 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman hayati merupakan suatu fenomena alam mengenai keragaman makhluk hidup, dan komplek ekologi yang menjadi tempat hidup bagi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM I KUNCI DETERMINASI KELAS DICOTYLEDONAE

LAPORAN PRAKTIKUM I KUNCI DETERMINASI KELAS DICOTYLEDONAE LAPORAN PRAKTIKUM I KUNCI DETERMINASI KELAS DICOTYLEDONAE Mata Kuliah : Botani Tumbuhan Tinggi Dosen Pengampu : Rabiatul Adawiyah, M.Pd KELOMPOK 6 Aulia Mahfuzah : 306.14.24.018 Megawati : 306.14.24.003

Lebih terperinci

TUMBUHAN BAYU ARISSAPUTRA XII IPA 3

TUMBUHAN BAYU ARISSAPUTRA XII IPA 3 TUMBUHAN BAYU ARISSAPUTRA XII IPA 3 Pendahuluan Istilah tumbuh-tumbuhan digunakan karena tumbuhnya liar dan bersifat alami, sedangkan tanaman untuk jenis yang dibudidayakan. Dari dua istilah tersebut,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan mangrove Rhizophora stylosa 2.1.1 Klasifikasi Rhizophora stylosa Menurut Cronquist (1981), taksonomi tumbuhan mangrove Rhizophora stylosa sebagai berikut : Kingdom

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Inventarisasi Tumbuhan dan Identifikasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Inventarisasi Tumbuhan dan Identifikasi 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Inventarisasi Tumbuhan dan Identifikasi Inventarisasi merupakan suatu kegiatan menghimpun atau untuk mengoleksi jenis-jenis tumbuhan yang terdapat pada suatu

Lebih terperinci

INVENTARISASI BRYOPHYTA DI KAWASAN HUTAN PINUS KRAGILAN KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH

INVENTARISASI BRYOPHYTA DI KAWASAN HUTAN PINUS KRAGILAN KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH INVENTARISASI BRYOPHYTA DI KAWASAN HUTAN PINUS KRAGILAN KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Hutan merupakan kumpulan pepohonan yang tumbuh rapat beserta tumbuh tumbuhan memanjat dengan bunga yang beraneka warna yang berperan sangat penting bagi kehidupan di bumi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lumut merupakan kelompok tumbuhan kecil yang tumbuh menempel pada berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada pohon, kayu mati, kayu

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Klasifikasi Makhluk Hidup dan Ciri-ciri Makhluk Hidup untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN

Lebih terperinci

INVENTARISASI POLA PERSEBARAN DAN KEANEKARAGAMAN BRYOPHYTA DI KAWASAN WISATA DHOLO, KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI

INVENTARISASI POLA PERSEBARAN DAN KEANEKARAGAMAN BRYOPHYTA DI KAWASAN WISATA DHOLO, KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI INVENTARISASI POLA PERSEBARAN DAN KEANEKARAGAMAN BRYOPHYTA DI KAWASAN WISATA DHOLO, KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU LAMPIRAN 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU 1. Agrostophyllum longifolium Habitat : herba, panjang keseluruhan ± 60 cm, pola pertumbuhan monopdodial Batang : bentuk pipih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang

Lebih terperinci

Lampiran 1 Peta Kebun Raya Bogor

Lampiran 1 Peta Kebun Raya Bogor LAMPIRAN 9 Lampiran 1 Peta Kebun Raya Bogor B A Skala 1:5000 Keterangan: A: Blok I terdiri atas suku Cycadaceae B: Blok II terdiri atas Pinaceae, Araucariaceae, Gnetaceae dan Podocarpaceae 10 Lampiran

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA) DI KAWASAN GIRIBANGUN WETANKALI GIRILAYU MATESIH KARANGANYAR JAWA TENGAH

INVENTARISASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA) DI KAWASAN GIRIBANGUN WETANKALI GIRILAYU MATESIH KARANGANYAR JAWA TENGAH INVENTARISASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA) DI KAWASAN GIRIBANGUN WETANKALI GIRILAYU MATESIH KARANGANYAR JAWA TENGAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari hutan belantara seluas km 2, rawa-rawa km 2, sungai,

BAB I PENDAHULUAN. dari hutan belantara seluas km 2, rawa-rawa km 2, sungai, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah secara keseluruhan sekitar 153.564 km 2 atau lebih kurang 7,95 % dari keseluruhan luas Indonesia, terdiri dari hutan belantara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Dalam rangka menghindari kesalahpahaman dari judul yang dikemukakan, maka diperlukan penjelasan berikut ini. 1. Perubahan konsepsi siswa yang dimaksud

Lebih terperinci

Lili paris ( Chlorophytum comosum Landep (Barleria prionitis L.) Soka(

Lili paris ( Chlorophytum comosum Landep (Barleria prionitis L.) Soka( Lili paris (Chlorophytum comosum) Kingdom : plantae divisi : magnoliophyta kelas : liliopsida ordo :liliaceae family : anthericaceae genus :chlorophytum spesies : chlorophytum comusum var. vittatum Batang

Lebih terperinci

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa. 6 3 lintas, ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu: 1. Apabila koefisien korelasi antara peubah hampir sama dengan koefisien lintas (nilai pengaruh langsung) maka korelasi tersebut menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tumbuhan paku merupakan salah satu tumbuhan tertua yang masih sering kita

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tumbuhan paku merupakan salah satu tumbuhan tertua yang masih sering kita 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuhan Paku Tumbuhan paku merupakan salah satu tumbuhan tertua yang masih sering kita jumpai di daratan. Memiliki kormus merupakan ciri yang khas dari tumbuhan ini. Arti dari

Lebih terperinci

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV N A M A : JHONI N I M : 111134267 ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV I Ayo Belajar IPA A. StandarKompetensi 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya B. KompetensiDasar

Lebih terperinci

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. Sifat dan perilaku tanaman kopi dapat dipelajari dari sisi biologinya. Artikel ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang beberapa aspek biologi

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.6. Gamet haploid. Gamet diploid. Spora. Hifa

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.6. Gamet haploid. Gamet diploid. Spora. Hifa SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.6 1. Pada metagenesis terjadi pergiliran keturunan antara fase gametofit dan fase sporofit. Fase sporofit adalah fase yang menghasilkan...

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh Tanaman teh dengan nama latin Camellia sinensis, merupakan salah satu tanaman perdu berdaun hijau (evergreen shrub). Tanaman teh berasal dari daerah pegunungan di Assam,

Lebih terperinci

A. Struktur Akar dan Fungsinya

A. Struktur Akar dan Fungsinya A. Struktur Akar dan Fungsinya Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis

Lebih terperinci

LICHENES (Lumut Kerak)

LICHENES (Lumut Kerak) LICHENES (Lumut Kerak) Orgnisme ini sebenarnya kumpulan antara fungi dan algae, tetapi sedemikian rupa, sehingga dari segi morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan. Lichenes hidup sebagai epifit

Lebih terperinci

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5 ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN Pertemuan Ke-5 Bunga Buah Biji Daun Akar Batang AKAR Mengokohkan tegaknya tumbuhan Menyerap air dan garam mineral serta mengalirkannya ke batang dan daun Menyimpan

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN I. BRYOPHYTA Pendahuluan, Gametofit, dan Gametogenesis

POKOK BAHASAN I. BRYOPHYTA Pendahuluan, Gametofit, dan Gametogenesis POKOK BAHASAN I. BRYOPHYTA Pendahuluan, Gametofit, dan Gametogenesis Pendahuluan Menurut Oxford Dictionary (1728) suatu embrio didefinisikan sebagai suatu turunan dan hewan sebelum saat kelahiran, atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Hutan merupakan kumpulan pepohonan yang tumbuh rapat beserta tumbuh tumbuhan memanjat yang berperan sangat penting bagi kehidupan. Kerapatan hutan disebabkan oleh adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Menurut Suhartini (2009, h.1)

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Menurut Suhartini (2009, h.1) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terletak di daerah beriklim tropis sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Menurut Suhartini (2009, h.1) Indonesia menjadi salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Sawi Dalam ilmu tumbuh-tumbuhan secara taksonomi (Rukmana, 2003) Caisim diklasifikasikan ke dalam golongan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Sub-Kingdom : Tracheobionta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon TINJAUAN PUSTAKA Jabon (Anthocephalus cadamba) merupakan salah satu jenis tumbuhan lokal Indonesia yang berpotensi baik untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman maupun untuk tujuan lainnya, seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya sebagai proses pelarutan oleh air maupun aktivitas geologi. Gua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya sebagai proses pelarutan oleh air maupun aktivitas geologi. Gua BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Gua Gua merupakan sebuah bentukan alami berupa ruangan di bawah tanah yang berdiri sendiri maupun saling terhubung dengan ruangan-ruangan lainnya sebagai proses

Lebih terperinci

BAB II IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PLANTAE

BAB II IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PLANTAE BAB II IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PLANTAE 2.1 Pengertian Belajar Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) Oleh Nur Azizah NIM

IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) Oleh Nur Azizah NIM IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) LAPORAN PENGAMATAN Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Botani Tumbuhan Berpembuluh yang diampu oleh Dra. Eko Sri Sulasmi, M.S. Oleh Nur Azizah

Lebih terperinci

CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP Kegiatan yang dilakukan oleh manusia, hewan, dan tumbuhan tidak sama. Tetapi gejala yang ditunjukkan oleh manusia, hewan, dan tumbuhan sama. Gejala atau ciri yang ditunjukkan oleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

REAKSI PUTRI MALU TERHADAP RANGSANG

REAKSI PUTRI MALU TERHADAP RANGSANG REAKSI PUTRI MALU TERHADAP RANGSANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tumbuhan putri malu sering dijumpai di sekitar sawah, kebun, rerumputan. Tumbuhan putri malu merupakan herba memanjat atau

Lebih terperinci

Ayo Belajar IPA. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI semester 1. Elisabeth Sekar Dwimukti Universitas Sanata Dharma

Ayo Belajar IPA. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI semester 1. Elisabeth Sekar Dwimukti Universitas Sanata Dharma Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI semester 1 Elisabeth Sekar Dwimukti Universitas Sanata Dharma Peta Konsep Ciri khusus mahkluk hidup 1. Mencari makan 2. Kelangsungan hidup 3. Menghindari diri dari Hewan

Lebih terperinci

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Pengertian pertumbuhan adalah Proses pertambahan volume dan jumlah sel sehingga ukuran tubuh makhluk hidup tersebut bertambah besar. Pertumbuhan bersifat irreversible

Lebih terperinci

BAB VIII DUNIA TUMBUHAN

BAB VIII DUNIA TUMBUHAN BAB VIII DUNIA TUMBUHAN PENDAHULUAN CIRI-CIRI TUMBUHAN = 1. Memiliki akar, batang, dan daun. 2. Eukariotik, Multiseluler. 3. Dinding sel Selulosa (keras dan kaku) 4. Autotrof Fotosintesis (kloroplas) 5.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

KINDOM PLANTAE. Drs. Refli., MSc. Disampaikan pada pelatihan Guru-Guru SLTP se Kabupaten Sabu-Raijua Juli 2013

KINDOM PLANTAE. Drs. Refli., MSc. Disampaikan pada pelatihan Guru-Guru SLTP se Kabupaten Sabu-Raijua Juli 2013 KINDOM PLANTAE Drs. Refli., MSc Disampaikan pada pelatihan Guru-Guru SLTP se Kabupaten Sabu-Raijua 16-25 Juli 2013 Ciri-ciri Kingdom Plantae?? (10 mnt) eukariotik multiseluler sel-sel diferensiasi dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983)

TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983) TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983) diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Subkingdom : Spermatophyta Superdivisio : Angiospermae Divisio

Lebih terperinci

Latar belakang Seperti layaknya makhluk hidup yang lain tumbuhan pun memiliki organ-organ penyusun tubuh seperti akar, batang, daun, dan bunga.

Latar belakang Seperti layaknya makhluk hidup yang lain tumbuhan pun memiliki organ-organ penyusun tubuh seperti akar, batang, daun, dan bunga. Latar belakang Seperti layaknya makhluk hidup yang lain tumbuhan pun memiliki organ-organ penyusun tubuh seperti akar, batang, daun, dan bunga. Pada proses pembelahan, pembesaran dan diferensiasi sel-sel

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. lumut. Tumbuhan lumut merupakan sekelompok tumbuhan non vascular yang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. lumut. Tumbuhan lumut merupakan sekelompok tumbuhan non vascular yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit infeksi masih menjadi permasalahan utama kesehatan di Indonesia (Kuswandi et al., 2001). Rendahnya tingkat ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan,

Lebih terperinci

Inventarisasi Lumut Epifit di Kawasan Hutan Lumut, Suaka Marga Satwa Dataran Tinggi Yang, Pegunungan Argopuro

Inventarisasi Lumut Epifit di Kawasan Hutan Lumut, Suaka Marga Satwa Dataran Tinggi Yang, Pegunungan Argopuro Inventarisasi Lumut Epifit di Kawasan Hutan Lumut, Suaka Marga Satwa Dataran Tinggi Yang, Pegunungan Argopuro Galen Rahardian 1)*, Gayut Widya Prakosa 2), Aswar Anas 3), Alhabsy Hidayatullah 4), Ahmad

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. beriklim kering. Umumnya tumbuh liar di tempat terbuka pada tanah berpasir yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. beriklim kering. Umumnya tumbuh liar di tempat terbuka pada tanah berpasir yang II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Tanaman Kecubung Kecubung termasuk tumbuhan perdu yang tersebar luas di daerah yang beriklim kering. Umumnya tumbuh liar di tempat terbuka pada tanah berpasir yang tidak begitu

Lebih terperinci

Riccia. Fuad Bahrul Ulum, S.Si, M.Sc

Riccia. Fuad Bahrul Ulum, S.Si, M.Sc Dwi Setyati 2017 Riccia Perkembangan Anteridium Perkembangan Anteridium anteridium berasal dari sel dorsal superfisial anteridial inisial (A). Sel membesar, membelah tranversal outer cell basal cell (B).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Bryophyta (Giulietti et al., 2005). Sedangkan di Indonesia sekitar

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Bryophyta (Giulietti et al., 2005). Sedangkan di Indonesia sekitar 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, setelah Brazil (Anonimus, 2009). Brazil merupakan salah satu negara dengan flora

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2 1. Berikut ini yang tidak termasuk kegiatan yang menyebabkan gundulnya hutan adalah Kebakaran hutan karena puntung

Lebih terperinci

Gambar 1.2: reproduksi Seksual

Gambar 1.2: reproduksi Seksual Jamur Roti (Rhizopus nigricans) Jika roti lembab disimpan di tempat yang hangat dan gelap, beberapa hari kemudian akan tampak jamur tumbuh diatasnya. Spora yang berkecambah pada permukaan roti akan membentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saninten (Castanopsis argentea Blume A.DC) Sifat Botani Pohon saninten memiliki tinggi hingga 35 40 m, kulit batang pohon berwarna hitam, kasar dan pecah-pecah dengan permukaan

Lebih terperinci

LUMUT (BRYOPHYTA) MAKALAH. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Cryptogamae yang dibina oleh Dr. M. Agus Salim, Drs. MP.

LUMUT (BRYOPHYTA) MAKALAH. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Cryptogamae yang dibina oleh Dr. M. Agus Salim, Drs. MP. LUMUT (BRYOPHYTA) MAKALAH Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Cryptogamae yang dibina oleh Dr. M. Agus Salim, Drs. MP. Disusun Oleh: Armila Sofi 1211702007 Diki Cahyana 1211702018

Lebih terperinci

10/21/2013. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

10/21/2013. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Mata Kuliah : Biologi Umum Kode MK : Bio 612101 Tahun Ajaran : 2013/2014 Pokok Bahasan : Keanekaragaman Tumbuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN LUMUT DI KAWASAN HUTAN SEKIPAN DESA KALISORO TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN LUMUT DI KAWASAN HUTAN SEKIPAN DESA KALISORO TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN LUMUT DI KAWASAN HUTAN SEKIPAN DESA KALISORO TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progran Studi Strata I pada Jurusan

Lebih terperinci

DUNIA TUMBUHAN. - Eukariot(dapat membuat makan sendiri), Multiseluler, dan Fotosintetik

DUNIA TUMBUHAN. - Eukariot(dapat membuat makan sendiri), Multiseluler, dan Fotosintetik DUNIA TUMBUHAN Ciri-ciri tumbuhan : - Eukariot(dapat membuat makan sendiri), Multiseluler, dan Fotosintetik - Beradaptasi terhadap lingkungan darat - Mempunyai pergiliran keturunan : - Generasi saprofit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Mangrove Excoecaria agallocha 2.1.1 Klasifikasi Excoecaria agallocha Klasifikasi tumbuhan mangrove Excoecaria agallocha menurut Cronquist (1981) adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup

Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup A. Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan Pertumbuhan dan perkembangan hewan dimulai sejak terbentuknya zigot. Satu sel zigot akan tumbuh dan berkembang hingga terbentuk

Lebih terperinci

INVENTARISASI BRYOPHYTA DI KAWASAN HUTAN PINUS KRAGILAN KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH

INVENTARISASI BRYOPHYTA DI KAWASAN HUTAN PINUS KRAGILAN KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH INVENTARISASI BRYOPHYTA DI KAWASAN HUTAN PINUS KRAGILAN KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Diajukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di Kabupaten Gorontalo. Cagar Alam ini terbagi menjadi dua kawasan yaitu

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLATIHAN SOAL. Pernyataan yang merupakan ciri dari pertumbuhan ditunjukkan oleh nomor...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLATIHAN SOAL. Pernyataan yang merupakan ciri dari pertumbuhan ditunjukkan oleh nomor... 1. Perhatikan pernyataan di bawah ini 1). Bersifatreversible 2). Bersifat irreversible 3). Menuju ke arah dewasa 4). Jumlah dan ukuran sel semakinmeningkat 5). Perubahan dari kecil jadi besar SMP kelas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan (Pudjiatmoko, 2008). Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN JARINGAN MERISTEM STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN Adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional, artinya mampu terus-menerus membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. CIRI-CIRI : 1.Dinding

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang TINJAUAN PUSTAKA Biologi Jamur Busuk Pangkal Batang Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma spp.) adalah sebagai berikut: Kingdom Phylum Class Subclass Order Family Genus

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI REPRODUKSI TUMBUHAN. Oleh: Serafinah Indriyani Gustini Ekowati Wahyu Widoretno

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI REPRODUKSI TUMBUHAN. Oleh: Serafinah Indriyani Gustini Ekowati Wahyu Widoretno PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI REPRODUKSI TUMBUHAN Oleh: Serafinah Indriyani Gustini Ekowati Wahyu Widoretno LABORATORIUM TAKSONOMI, STRUKTUR, DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi IDENTIFIKASI IKAN Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA Mata Kuliah Iktiologi IDENTIFIKASI Suatu usaha pengenalan dan deskripsi yang teliti serta tepat terhadap spesies, dan memberi

Lebih terperinci

JMSO Tingkat SD/MI 2015

JMSO Tingkat SD/MI 2015 Pilihlah jawaban yang benar dari soal-soal berikut dengan cara menyilang abjad jawaban yang benar pada lembar jawaban kerja yang disediakan. 1. Jenis gerakan yang dilakukan oleh anggota gerak bawah contohnya

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Tanah Kacang tanah tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm dan mengeluarkan daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya (mega biodiversity). Keanekaragaman hayati (biological diversity atau biodiversity) adalah

Lebih terperinci

Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb.

Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb. AGATHIS DAMMARA WARB. Botani Agathis alba Foxw. Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb. Damar Pohon, tahunan, tinggi 30-40 m. Tegak, berkayu,

Lebih terperinci