BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Asyhar (2010), Secara etimologi, kata media berasal dari bahasa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Asyhar (2010), Secara etimologi, kata media berasal dari bahasa"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran Pengertian media pembelajaran Menurut Asyhar (2010), Secara etimologi, kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Arti tersebut dijelaskan oleh Bovee dalam Asyhar (2010) sebagai Perantara atau pengantar pesan dan informasi dari pengirim pesan (sender) kepada penerima pesan (receiver). Dari sini, media dimaknai sebagai sebuah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan. Media adalah alat untuk menyampaikan pesan, sedangkan pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi dalam pembelajaran antara pelajar, pengajar serta bahan ajar. Banyak pengertian media yang dikemukakan para ahli, diantaranya adalah Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2010) menyatakan bahwa, Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran.munadi (2013) juga menyatakan bahwa Media adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondunsif dimana penerima dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. 8

2 Manfaat media pembelajaran Media pembelajaran memiliki nilai dan manfaat sebagaimana dikatakan oleh Asyhar (2010) : Beberapa manfaat penggunaan media dalam pembelajaran, antara lain : 1. Memperluas cakrawala sajian materi pembelajaran yang diberikan di kelas seperti buku, foto-foto dan nara sumber sehingga mahasiswa akan memiliki banyak pilihan sesuai kebutuhan dan karekteristik masing-masing. 2. Peserta didik akan memperoleh pengalaman beragam selama proses pembelajaran yang sangat berguna bagi mahasiswa dalam menghadapi berbagai tugas dan tanggung jawab yang berbagai macam, baik dalam pendidikan, di masyarakat dan di lingkungan kerjanya. 3. Memberikan pengalaman belajar yang konkret dan langsung kepada peserta didik, seperti kegiatan karyawisata ke pabrik, pusat tenaga listrik, swalayan, bank, industri, pelabuhan, dan sebagainya, sehingga peserta didik akan merasakan dan melihat secara langsung keterkaitan antara teori dan praktik atau memahami aplikasi ilmunya di lapangan. 4. Menyajikan sesuatu yang sulit diadakan, dikunjungi, atau dilihat oleh peserta didik, baik karena ukurannya yang terlalu kecil seperti virus, atau rentang waktu prosesnya terlalu panjang misalnya proses metamorfosa dan pelapukan batua, atau masa kejadiannya sudah lama seperti terjadinya uhud. 5. Memberikan informasi yang akurat dan terbaru, misalnya penggunaan buku teks, majalah, dan orang sebagai sumber informasi. 6. Menambah kemenarikan tampilan materi sehingga meningkatkan motivasi dan minat serta mengambil perhatian pesaerta didik untuk fokus mengikuti materi yang disajikan, sehingga diharapkan efektivitas belajar akan meningkat pula. 7. Merangsang peserta didik berpikir kritis, menggunakan kemampuan imajinasinya, bersikap dan berkembang lebih lanjut, sehingga melahirkan kreativitas dan karya-karya inovatif. 8. Penggunaan media dapat meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, karena dengan menggunakan media dapat menjangkau peserta didik di tempat yang berbeda-beda, dan di dalam ruang lingkup yang tak terbatas pada suatu waktu tertentu. Dengan media, durasi pembelajaran juga bisa dikurangi 9. Media pembelajaran dapat memecahkan masalah pendidkan. Arsyad (2010) juga mengemukakan manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas, b. Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku mahasiswa, c. Menunjukkan hubungan antara mata pelajarandan kebutuhan dan minat dengan meningkatnya motivasi belajar mahasiswa, d. Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar mahasiswa,

3 10 e. Membuat hasil belajar mahasiswalebih bermakna bagi berbagai kemampuan mahasiswa, f. Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan melibatkanimajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar, g. Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu mahasiswa menemukan seberapa banyak telah mahasiwa pelajari. h. Melengkapi pengalaman yang kaya akan pengalaman itu konsep-konsep yang bermakna dapat dikembangkan. i. Memperluas wawasan dan pengalaman mahasiswayang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat. j. Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang mahasiswabutuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan sistem gagasan yang bermakna. Dari uraian dan pendapat para ahli di atas media pembelajaran dapat disimpulkan bahwa beberapa manfaat praktis dari media pembelajaran adalahdapat memperjelas penyajian pesan dan informasi, dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian mahasiswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu, serta dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada mahasiswatentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka Pengembangan media Media yang dikembangkan sendiri oleh pendidik dapat menghindari ketidaktepatan karena dirancang sesuai dengan kebutuhan, potensi sumber daya dan kondisi lingkungan masing-masing. Menurut Asyhar (2010), pengembangan media pembelajaran merupakan: Kegiatan yang terintergrasi dalam penyusunan dokumen pembelajaran lainnya, seperti kurikulum, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan lain-lain. Artinya, setelah dokumen-dokumen pembelajaran tersebut siap disusun, dilanjutkan dengan pengadaan/penyiapan media pembelajarannya sebagai sumber belajar dan alat bantu dalam proses pembelajaran.

4 11 Pengembangan media pembelajaran perlu dilakukan secara sistematik berdasarkan langkah-langkah yang terkait untuk menghasilkan media pembelajaran yang bermanfaat. Menurut Sadiman, dkk (2011) desain pengembangan media pembelajaran terdiri dalam enam tahap kegiatan, yaitu: a. Menganalsis kebutuhan dan karekteristik siswa; b. Merumuskan tujuan instruksional (instructional objective) dengan operasional dan khas; c. Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan; d. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan; e. Menulis naskah media; f. Mengadakan tes dan revisi Jenis media Perkembangan media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Teknologi paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis. Kemudian, lahir teknologi audio-visual yang menggabungkan penemuan mekanis dan elektronis untuk tujuan pembelajaran. Teknologi yang muncul terakhir adalah teknologi mikroprosesor dengan pemakaian komputer. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, Arsyad (2010) mengelompokkan media pembelajaran ke dalam empat kelompok, yaitu: 1. Media hasil teknologi cetak Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. 2. Media hasil teknologi audio-visual Teknologi audio-visual adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektrinik untuk menyajkan pesan-pesan audio dan visual. 3. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber berbasis mikro-prosesor. Perbedaan dari teknologi lainnya adalah karena informasi disimpan dalam bentuk digital dan dapat meliputi tutorial (penyajian materi pelajaran secara bertahap), drills and practice (latihan menguasai materi sebelumnya), permainan dan simulasi (latihan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari), dan basis data (sumber untuk menambah informasi sesuai dengan keinginan masing-masing Mahasiswa ). 4. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer

5 12 Teknologi gabungan ini adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi dengan menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer. Teknologi ini dapat digunakan apabila dikendalikan oleh komputer yang memiliki kemampuan yang hebat. Menurut Asyhar (2010), Bahan ajar berbasis komputer telah banyak digunakan dalam beberapa tahun terakhir. Ini didukung oleh perkembangan yang sangat pesat di bidang teknologi informasi, dan komunikasi. Saat ini, berbagai bentuk atau format bahan ajar berbasis komputer sudah dikembangkan dari yang sederhana seperti presentasi hingga yang agak rumit dan kompleks seperti interaktif, e-learning dan sebagainya. 2.2Adobe Flash Profesional CS Pengenalan Adobe Flash Profesional CS5 Menurut Madcoms (2011) dalam Budi (2013) : Adobe Flash CS5 memiliki beberapa kelebihan dengan fitur-fitur terbarunya dimana software tersebut telah melakukan penambahan dan perubahan perintah sehingga memudahkan penggunanya dalam mengelola animasi, seperti copy and paste layer, mengatur skala objek saat mengubah ukuran stage, TLF tab rulers, tombol controller untuk menjalankan animasi, kotak dialog publish setting baru, perubahan panel properties, pengaturan visible simbol lewat panel property, mengunci tulang atau pinning for IK bone, dan autorecover and auto save. Flash didesain dengan kemampuan untuk membuat animasi 2 dimensi atau 3 dimensi yang handal dan ringan sehingga flash banyak digunakan untuk membangun dan memberikan efek animasi pada logo, movie, game bahkan media pembelajaran. Berikut ini ditampilkan istilah yang sering digunakan dalam penggunaan Adobe Flash CS5 (Madcoms (2011) dalam Budi (2013)) :

6 13 Tabel 2.1 Istilah dalam Adobe Flash CS5 Istilah keterangan Stage Timeline Layer Frame Keyframe Properties Actions Script Movie Clip Masking Lembar kerja yang digunakan untuk menyusun objek atau gerakan animasi Sebuah panel yang menampilkan layer dan frame Sebuah nama tempat yang digunakan untuk menampung satu gerakan objek, sehingga jika ingin membuat gerakan lebih dari satu objek sebaiknya diletakkan pada layer yang berbeda Bagian dari layer yang diguankan untuk mengatur pembuatan animasi Suatu tanda berbentuk lingkaran kecil yang digunakan untuk membatasi suatu gerakan animasi Sebuah panel yang menampilkan perintah dari suat tombol yang dipilih Suatu perintah yang diletakkan pada suatu Keyframe atau objek sehingga Frame atau objek tersebut akan menjadi interaktif Suatu animasi yang dapat digabugkan dengan animasi atau objek yang lain Perintah yang digunakan untuk menghilangkan isi dari suatu layer dan isi layer tersebut akan tampak saat animasi dijalankan. (Sumber:Madcoms,2011) Menjalankan programadobe Flash Profesional CS5 Langkah untuk menjalankan program Adobe Flash Profesional CS5 adalah : 1. Klik Start 2. All Program 3. Adobe 4. Adobe Flash Profesional CS5

7 14 Sehingga tampil Welcom Screen yang terdapat pada tampilan Windows Adobe flash Profesional CS5 dan ditunjukkan oleh gambar 2.1 sebagai berikut: (sumber : Madcoms,2011) Gambar 2.1 Windows adobe flash profesional CS5 Tampilan areaa kerja adobe profesional flash CS5 ditunjukkan oleh gambar 2.2 sebagai berikut: (Sumber : Madcoms,2011) Gambar 2.2 Area kerja adobe profesional flash CS5 Tampilan toolspanel adobe profesional flash CS5serta bagian-bagian ditunjukkan oleh gambar 2.3 sebagai berikut:

8 15 Gambar 2.3 Tools panel adobe profesional flash CS5 (Sumber : Madcoms,2011) Menyimpan animasi pada Adobe Flash Profesional CS 5 Saat membuka animasi, sebaiknya sering disimpan agar animasi yang dibuat tidak hilang bila terjadi masalah pada komputer. Langkah untuk menyimpan lembar kerja adalah : 1. klik menu File > Save atau tekan Ctrl+S sehingga tampil kotak dialog Save as 2. Tentukan lokasi atau folder tempat penyimpanan file, misalnya pada drive E 3. Ketik nama file dibagian File name dan pilih tipe file dibagian save as type

9 16 4. Klik tombol Save atau tekan Enter untuk mengakhiri perintah secara default tipe file akan terpilih sebagai Flash Pro CS5 Document(*.fla) 2.3 Persepsi Siswa Pengertian persepsi Walgito (2010) menjelaskan, Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra atau disebut juga proses sensoris. Jadi sebelum timbul respon atau tanggapan dari suatu individu, persepsi diawali oleh proses pengindraan yaitu berupa penerimaan stimulus melalui alat indra yang kemudian diteruskan dalam bentuk tanggapan ataupun respon dalam bertindak. Tanggapan didefinisikan sebagai banyangan yang menjadi kesan yang dihasilkan dari pengamatan. Kesan tersebut menjadi isi kesadaran yang dapat dikembangkan dalam hubungannya dengan konteks pengalaman waktu sekarang serta antisipasi keadaan untuk masa yang akan datang. Tanggapan yang muncul ke alam kesadaran dapat mendapat dukungan atau mungkin juga rintangan dari tanggapan lain. Dukungan terhadap tanggapan akan menimbulkan rasa senang, sedangkan rintangan terhadap tanggapan akan menimbulkan rasa tidak senang. Kecenderungan untuk mempertahankan rasa senang dan menghilangkan rasa tidak senang memancing bekerjanya kekuatan kehendak atau kemauan. Kemuan ini sebagai penggerak tingkah laku atau tindakan manusia. Karena itu pentingnya peranan tanggapan bagi tingkah laku, maka, pendidikan hendaknya mampu mengembangkan dan mengontrol tanggapan-tanggapanyang ada pada

10 17 Mahasiswa, sehingga dengan demikian akan berkembang suatu kondisi motivasi bagi perbuatan belajar Mahasiswa. Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa persepsi adalah pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh alat indra sehingga merupakan sesuatu yang berarti. Karena itu, dalam pengindraan akan mengaitakan dengan stimulus, sedangkan dalam persepsi akan mengaitkandengan objek Faktor-faktor persepsi mahasiswa Menurut Walgito (2010), faktor-faktor yang berperan dalam persepsi yaitu: 1. Objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga datang dari dalam diri individu yang bersangkutan langsung mengenai syaraf penerima bekerja sebagai reseptor. Namun, sebagian besar stimulus datang dari luar individu. 2. Alat indra, syaraf, dan pusat susunan syaraf Alat indra atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu, syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Selain itu syaraf motoris juga diperlukan sebagai alat untuk mengadakan respon. 3. Perhatian Untuk menyadari atau mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau kosentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat dilihat bahwa ada beberapa faktor yang berperan agar terjadinya proses persepsi yaitu, objek atau stimulus yang dipersepsikan, alat indra dan syaraf-syaraf serta pusat sususan syaraf, dan perhatian. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, seorang guru dapat mengetahui apa yang berperan dalam proses mengajar dan belajar, sehingga timbul persepsi yang baik dari siswa yang diajarkan.

11 Proses persepsi berikut: Proses persepsi terjadi dalam tahap-tahap menurut Walgito (2010) sebagai 1. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses fisik. Proses ini dimana proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indra manusia. 2. Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis yang diteruskannya stimulus diterima oleh reseptor (alat indra) melalui syaraf-syaraf sensoris. 3. Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikilogik yang timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima reseptor. 4. Tahap keempat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan dan perilaku. Dapat diketahui bahwa hasil akhir dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan ataupun perubahan perilaku. Dikarenakan setiap individu memiliki tanggapan dan perubahan perilaku yang berbeda satu dan lainnya, maka tidak menutup kemungkinan bahwa setiap siswa mempunyai pandangan yang bebeda mengenai media pembelajaran yang telah dibuat. 2.4 Tinjauan Materi Pemantulan cahaya Berkas cahaya Cahaya biasanya tampak sebagai sekelompok sinar-sinar cahaya atau disebut juga berkas cahaya. Gambar 2.4 memperlihatkan tiga jenis berkas cahaya, yakni sejajar (paralel), menyebar (divergen), dan mengumpul (konvergen).

12 19 Gambar 2.4 Tiga jenis berkas cahaya, (a) paralel, (b) divergen, dan (c) konvergen Jenis-jenis pemantulan cahaya Jika sinar cahaya jatuh pada permukaan benda lalu dibalikkan kembali, disebut sinar itu dipantulkan. Ada dua jenis pemantulan cahaya, yaitu pemantulan baur dan pemantulan teratur. a. Pemantulan Baur Jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang kasar (tidak rata), berkas cahaya tersebut akan dipantulkan ke berbagai arah yang tidak tertentu (Gambar 2.5). Pemantulan ini disebut pemantulan baur (difus). Gambar 2.5 Pemantulan baur

13 20 b. Pemantulan teratur Jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang rata seperti cermin datar atau permukaan air yang tenang, maka pemantulannya teratur (gambar 2.6). pemantulan ini disebut pemantulan teratur. Gambar 2.6 Pemantulan teratur Hukum pemantulan Dalam membicarakan hukum pemantulan digunakan beberapa pengertian sebagai berikut: 1. Sinar datang ialah sinar yang datang lurus pada permukaan benda, 2. sinar pantul ialah sinar yang dipantulkan oleh permukaan benda, 3. garis normal ialah garis yang dibuat tegak lurus pada permukaan benda, 4. sudut datang ialah sudut antara sinar datang dan garis normal, 5. sudut pantul ialah sudut antara sinar pantul dan garis normal. Gambar 2.7 hukum pemantulan

14 21 Berdasarkan percobaan, diperoleh hukum pemantulan sesuai dengan Gambar Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal berpotongan pada satu titik dan terletak pada satu bidang datar 2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r) Secara sistematis dituliskan bahwa = (2.1) 2.4.2Pemantulan pada cermin datar Sifat-sifat bayangan pada cermin datar 5 sifat yang penting dari bayangan cermin datar, yaitu: 1. Bayangan cermin sama besar dengan benda yang berada di depan cermin, 2. Bayangan cermin itu tegak, artinya posisi tegaknya sama dengan posisi tegaknya benda, 3. Jarak bayangan ke cermin sama jauhnya dengan jarak benda ke cermin, 4. Bayangan cermin tertukar sisinya, bagian kanan benda menjadi bagian kiri bayangan, 5. Bayangan cermin merupakan bayangan semu (maya), artinya tidak dapat ditangkap dengan layar Bayangan nyata dan bayangan semu Sinar-sinar cahaya yang datang dari benda dan dipantulkan oeh permukaan cermin datar menampakan bayangan di belakang cermin. Jenis bayangan seperti ini, di mana sinar-sinar yang teramati sesungguhnya tidak lewat bayangan, disebut

15 22 bayangan semu (maya). Oleh karena itu bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar selalu bersifat maya. Bayangan yang dapat dibentuk atau ditangkap pada layar disebut bayangan sejati (nyata). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa titik bayangan adalah titik potong berkas sinar- sinar pantul. Titik bayangan disebut sejati (nyata) bila titik potong tersebut merupakan titik potong sinar-sinar pantul yang konvergen. Titik bayangan disebut semu bila titik potong tersebut merupakan perpanjangann sinar-sinar pantul (biasanya digambar dengan garis putus- putus) yang divergen Melukis pembentukanbayanganpada cermindatar Untukmelukis pembentukan bayanganpada cermindatar, dapat dilakukan langkah-langkah sebagaiberikut: 1. Lukissinarpertamayangdatangdaribendamenujukecerminda anlukissinarpantuln yakematasesuaidenganhukumpemantulan,yaitusudutdatang g=sudutpantul, 2. lukissinarkeduasepertihalnyapadabutir1diatas, 3. perpanjangsinarpantulpertamadansinarpantulkeduasehinggaberpotongan dibelakang cermin;perpotonganinilahyangmerupakanletakbayangan.

16 23 Gambar 2.8 Lukisan pembentukan bayangan pada cermin datar Cermin-cermin datar yang membentuk sudut Jika sebuah benda berada di antara dua cermin yang membentuk sudut, maka jumlah bayangan yang di bentuk oleh pemantulan yang berulang-ulang bergantung pada sudut yang dibentuk oleh kedua cermin. Ternyata jika sudut di antara kedua cermin adalah, maka akan dibentuk bayangan sebanyak 1(2.2) Pemantulanpada cerminlengkung Cerminlengkungmerupakanbagiandari permukaansebuahbolayang berongga. Jika cahaya dipantulkandari sisi dalam bola, maka cermindisebut cermincekung. Sebaliknya, jika cahayadipantulkandarisisi luarbola,makacermin disebutcermincembung Cermin cekung Cermin cekungbersifatkonvergen,yaitubersifat mengumpulkan sinar. Berkassinar sejajar sumbuutamadipantulkan mengumpul padasuatu titik yangdinamakan titik fokus(f)cermin.

17 24 Apakah yang menentukan panjang fokus sebuahcermincekung? Bayangkan sebuahsinar datangyangparaleltehadapsumbuutamacbdanmengenai cermindia padagambar2.10. Gambar 2.9 Cermin cekung memenuhi hukum pemantulan GarisCAadalahradiuscerminsehinggategaklurusterhadappermukaancermin,de ngankata lainca adalahgarisnormal.denganmenerapkanhukumpemantulan,makasinarpantuldapat dilukiskan. Karena sinar datang sejajar dengan sumbu utama maka sudut FCA = i (berseberangan didalamdengansudutdatang).dengandemikiansegitigacfaadalahsegitiga samakakisehinggacf=af.jikasinardatangtidakterlalujauhdansumbuutamasehingga titikadekatdengantitikb,makafadancfmendekatinilaifb.karenacf+fbadalah radiuscermin (R),makadiperoleh == (2.3)

18 25 Dengan f adalah jarak fokus cermin cekung Sinar-sinaristimewa pada cermincekung 1. Sinardatangyangparaleldengansumbuutamadipantulkanmelaluititik fokus, 2. sinardatangyangmelaluititik fokusdipantulkanparalel dengansumbuutama, 3. sinar datang yangmelaluititikpusat kelengkungan cermindipantulkan melalui titikitujuga Melukis pembentukanbayanganpada cermincekung Untukmelukispembentukan bayanganpadacermincekung,dapatdilakukanlangkah-langkah sebagaiberikut: 1. Lukisduabuahsinaristimewa(lebihsederhanamenggunakansinar1dansinar3 ), 2. sinar selalu datang dari depan cermin dan dipantulkan kembali kedepan, perpanjangan sinar-sinardibelakangcermindilukissebagaigarisputus-putus, 3. perpotongan kedua buah sinarpantulyangdilukispadalangkah (1) merupakanletak terjadibayangan bayangan.jikaperpotongandidapatdarisinarpantul nyata(sejati),akan tetapijikaperpotongandidapatdariperpanjangansinarpantul, bayanganyangdihasilkan adalahmaya(semu). Gambar2.10menunjukkanhasilmelukispembentukanbayangandenganmenggu nakan2sinar istimewayangmelaluifokusuntuk3posisibenda.

19 26 (a) (b) (c) Gambar 2.10 Formasi bayangan pada cermin cekung untuk 3 lokasi benda. Dariformasibayangandiatasdapatdiperolehbeberapakesimpulansebagaiberikut : 1. Jikabendaterletakpadajarakyanglebihbesardarifokuscermincekung,bayangany ang berbentukbersifatsejati,terbalik,dandidepancermin, 2. Jikabendaterletakpadajarakyanglebihkecildarifokuscermincekung,bayangany angterbentukbersifatmaya,terbalik,dandibelakangcermin, 3. Bayangannyataselaluterletakdidepancermindanterbalik.Bayanganmayaselalut erletak dibelakangcermin,tegak,dandiperbesar. Rumus umum cermin Iengkung

20 27 Gambar 2.11 Peragaan prinsip kesebangunan untuk menurunkan rumus umum cermin Untukmenurunkansuatupersamaanmatematisyangmenggambarkan lokasisebuahbayangan, kitaperlumemperhatikan Gambar2.13.Bagian(a)darigambarmenunjukkansuatusinardan puncakbendayangakan dipantulkanmelaluipuncakbayangandengansudutdatangyang sama dengan sudut pantul. Karenanya kitadapat melihat 2buahsegitiga yangsebangun sehingga berlaku = (2.4) Padabagian(b)ditunjukkansinaryangdatangdanbendamelaluititikfokusF yangdipantulkan sejajardengansumbuutamamelaluibayangan sehingga padatitikftampak duabuahsudut yangsamakarenabertolakbelakang.dengandemikiankita dapatmelihatsegitigayangmelalui benda dengan segitiga yang melalui cermin adalah sebangun. Bagian cermin bisa dianggap lurusuntuksinarsinaryangtidakjauhdarisumbuutama.dariprinsipkesebangunandiperoleh

21 28 = atau = (2.5) Setelah itu persamaan di atas dibagi dengan s, maka persamaan menjadi = = = (2.6) = (2.7) Sehingga = + (2.8) Dengan : = adalah jarak fokus cermin, dengan R adalah jari-jari kelengkungan (m) s = jarak benda ke cermin (m) s = jarak bayangan ke cermin (m) Mengingat pendekatan yangdilakukanuntukpenurunanrumusdiatas,makapersamaan(2.8) berlaku untuk sinar-sinar paraksial,artinya sinar-sinar yang dekat dengan sumbu utama. Persamaan (2.8) ini dapat diterapkan untuk cermin cekung dan cermin cembung. Dalam perhitunganharusdiperhatikanperjanjiantandaberikut. s bertanda + jika benda terletak didepan cermin (benda nyata) s bertanda jika benda terletak dibelakang cermin (benda maya) s bertanda + jika bayangan terletak didepan cermin (bayangan nyata) s bertanda jika bayangan terletak dibelakang cermin (bayangan maya)

22 29 f dan R bertanda + untuk cermin cekung f dan R bertanda untuk cermin cembung Bayangan yang dibentuk oleh cermin dapat lebih besar atau lebih kecil dari ukuran bendanya. Untuk menyatakan perbandingan ukuran bayangan terhadap bendanya digunakan konsep perbesaran. Ada 2 jenis perbesaran yaitu perbesaran linear dan perbesaran angular (sudut). Perbesaran linear didefinisi sebagai perbandingan antara tinggi bayangan dengan tinggi benda. Secara matematis dituliskan = = (2.9) Dengan: M = perbesaran linear bayangan h = tinggi bayangan (m) h= tinggi benda (m) Cermin cembung Cermin cembung adalah bagian dari sebuah bola yang memantulkan sinar dari bagian luar bola. Cermin cembung bersifat divergen, yaitu bersifat memencarkan sinar. Berkas sinar sejajar sumbu utama dipantulkan berpencar Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung 1. Sinar datang yang paralel dengan sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus,

23 30 2. sinar datang yang menuju titik fokus dipantulkan paralel dengan sumbu utama, 3. sinar datang yang menuju pusat kelengkungan dipantulkan melalui lintasan yang sama Melukis pembentukan bayangan pada cermin cembung Dua jenis sinar istimewa, yang pertama dan ketiga dilukiskan dalam Gambar Buktikan bahwa garis-garis pada gambar sesuai dengan aturan pelukisan diagram sinar untuk cermin cembung. Perhatikan bahwa sinar-sinar pantul seolaholah muncul dari bayangan di belakang cermin. Bayangan ini bersifat maya, tegak, dan diperkecil. Untuk benda nyata yang terletak di muka cermin cembung selalu akan dihasilkan bayangan maya, tegak, dan diperkecil. Gambar 2.12 Lukisan pembentukan bayangan pada cermin cembung Rumus umum cermin cembung Rumus-rumus yang berlaku pada cermin cekung serta perjanjian tandanya berlaku juga untuk cermin cembung. Hal-ha1 yang periu diperhatikan adaiah :

24 31 1. Jarak focus (f) dan jari-jari (R) pada cermin cembung selalu bertanda negatif 2. untuk benda nyata di depan cerrnin cembung selalu terbentuk bayangan maya jadi nilai s pada cermin cembung bertanda negatif Dua buah cermin saling berhadapan Untuk melukis bayangan yang terjadi pada dua cermin yang dipasang berhadapan, arah sinar diambil dari benda ke salah satu cermin lebih dahulu, kemudian dipantulkan kecermin yang lain hingga terjadi bayangan akhir. Cermin cekung menghasilkan bayangan.bayangan cermin cekung ini berfungsi sebagai benda terhadap cermin cembung sehingga menghasilkan bayangan akhir. Jarak antara cermin I dengan cermin II adalah = + (2.10) Dimana : d = jarak antara cermin satu dengan cermin dua (m) = jarak bayangan satu pada cermin satu (m) = jarak benda dua pada cermin dua (m) Perjanjian tanda untuk jarak benda dan jarak bayangan tetap harus diterapkan untuk Persamaan (2.10) dalam setiap perhitungan. Perbesaran total untuk sistem dua cermin adalah =! = " # " #! " $ " $ (2.11)

25 32 Dimana : = perbesaran total = perbesaran cermin 1 = perbesaran cermin Menentukan sifat bayangan dengan metode penomoran ruang Menentukan sifat bayangan dengan metode penomoran ruang disebut juga sebagai dalil Esbach. Esbach membagi-bagi daerah di sekitar cermin menjadi ruang. Setiap ruang diberi nomor. Daerah di sekitar cermin lengkung dibagi menjadi 4 ruang, yaitu: 1. Daerah antara O dan F disebut ruang 1, 2. daerah antara F dan C disebut ruang 2, 3. daerah di sebelah kiri C disebut ruang 3, 4. daerah di belakang cermin cekung dan di depan cermin cembung disebut ruang 4. Metode penomoran ruang menurut dalil Esbach; 1. Jumlah nomor ruang benda (R benda) dengan nomor ruang bayangan (R bayangan) = 5 2. Untuk setiap benda nyata dan tegak maka. a. semua bayangan yang terletak di depan cermin ada1ah nyata dan terbalik b. semua bayangan yang terletak dibelakang cermin adalah maya dan tegak

26 33 3. Bila nomor ruang bayangan lebih besar daripada nomor ruang benda,maka bayangan diperbesar; tetapi bila nomor ruang bayangan lebih kecil daripada nomor ruang benda, maka bayangan diperkecil Pembiasan cahaya Di udara, cahaya merambat dengan kecepatan Km/s. Ketika berkas cahaya melalui kaca, kecepatannya berkurang menjadi Km/s. Pada saat kecepatannya berkurang atau bertambah, berkas cahaya akan membelok. Pembelokan atau perubahan arah cahaya ketika memasuki kaca atau benda Indeks bias bening lainnya disebut pembiasan (refraksi). Pembiasan cahaya tejadi karena relatif dalam zat antara (medium) yang berbeda, besarnya cepat rambat cahaya juga berbeda Hukum pembiasan Gambar 2.14 memperlihatkan sinar yang merambat dari udara ke air. Sudut i adalah sudut datang, dan sudut adalah sudut bias. Sebagian berkas cahaya juga dipantulkan oleh air dengan sudut pantul r. Akan tetapi, dalam bahasan ini peristiwa pemantulan diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa: 1. Sinar datang dan medium (zat optik) yang kurang rapat ke medium yang lebih rapat dibiaskan mendekati normal, 2. sinar datang dan medium yang lebih rapat ke medium yang kurang rapat dibiaskan menjauhi normal, 3. sinar datang yang tegak lurus bidang batas tidak dibiaskan melainkan diteruskan

27 34 Gambar 2.13 Peristiwa pembiasan untuk sinar dari udara ke air Hukum pembiasan didapatkan dengan percobaan oleh Willebrord Snell ( ) dan diturunkan dengan menggunakan teori korpuskuler cahaya oleh Rene Descartes ( ). Hukum Snelilius dengan bentuk matematis adalah sebagai berikut. % sin = % sin (2.12) Dimana % hanya tergantung pada medium 1 dan % hanya tergantung pada medium 2. Konstanta n dinamakan indeks bias medium. Indeks bias ini terdiri dan dua jenis yaitu indeks bias mutlak dan indeks bias relatif. a. Indeks bias mutlak Indeks bias mutlak suatu medium didefinisikan sebagai perbandingan cepat rambat cahaya di ruang hampa (c) terhadap cepat rambat cahaya di medium tersebut (v). ini dapat dirumuskan sebagai % = ) * (2.13)

28 35 Kecepatan cahaya paling besar adalah di ruang hampa (c = 3 10, m/s) sedangkan kecepatan cahaya di dalam suatu medium selalu lebih kecil daripada di ruang hampa. Akibatnya, indeks bias mutlak suatu medium %. b. Indeks bias relatif Indeks bias relatif suatu medium didefinisikan sebagai perbandingan indeks bias mutlak medium tersebut terhadap indeks bias mutlak medium lain. Dengan memperhatikan Persamaan (2.14), indeks bias relatif ini dapat dirumuskan sebagai % = - # - $ = * $ * # (2.14) Dengan % = indeks bias relative medium 1terhadap medium 2 % = indeks bias mutlak medium 1 % = indeks bias mutlak medium 2. = laju cahaya dalam medium 1 (// ). = laju cahaya dalam medium 2 (// ) Karena indeks bias relatif adalah perbandingan indeks bias 2 medium, maka indeks bias relatifini bisa bernilai lebih besar atau lebih kecil dan satu. Mengingat hukum Snellius sesuai dengan persamaan (2.14) serta indeks bias dan sifat gelombang, maka diperoleh hal sebagai berikut. % = - # - $ = 1234 # 1234 $ = * $ * # = 5 # 5 $ (2.15)

29 Pembiasan cahaya pada bidang lengkung Hukum pembiasan Snellius dapat juga diterapkan pada pembiasan oleh bidang lengkung. Pembiasan pada bidang lengkung berlaku 3 # + 3 $ = 3 $3 # (2.16) Dimana : n = indeks bias medium tempat sinar datang n = indeks bias medium tempat sinar bias s = jarak benda (m) s = jarak bayangan (m) R = jari-jari kelengkungan (m) Apabila tinggi benda adalah h, maka perbesaran bayangan yang tejadi pada pembiasan untuk bidang lengkung adalah = = 7 - # - $ (2.17) Perhatikan aturan penggunaan persamaan (2.16) tersebut 1. Menentukan tanda untuk nilai jari-jari R: a. Jika sinar datang mengenai permukaan yang cembung, nilai R adalah positif b. Jika sinar datang mengenai permukaan yang cekung, nilai R adalah negatif 2. Untuk benda nyata, nilai s positif; dan untuk benda maya nilai s negatif

30 37 3. Untuk bayangan nyata, nilai s positif;dan untuk bayangan maya, nilai s negatif a. Panjang fokus benda (Fokus pertama) Titik fokus benda (fokus pertama) adalah suatu titik asal sinar yang mengakibatkan sinar bias sejajar. Ini berarti bayangan terletak di tak terhingga (s = ). Keadaan ini mengakibatkan Persamaan (2.16) menjadi sebagai berikut panjang fokus % +% =% % 9 % +% =% % 9 1 =% % % = - # - $ - # 7 9 (2.18) Dengan pengertian bahwa jika s = maka s =, dapatlah dituliskan bahwa benda (fokus pertama) yang diberi notasi, adalah a. Panjang fokus bayangan (Fokus kedua) = - # - $ - # 7 9 (2.19) Titik fokus bayangan (fokus kedua) adalah titik pertemuan sinar-sinar bias apabila sinar-sinar yang datang pada bidang lengkung adalah sinar-sinar sejajar. Ini berarti benda berada di tak terhingga (s = ). Dengan penalaran yang sama dengan persamaan di atas dapat dituliskan bahwa: = - $ - $ - # 7 9 (2.20)

31 Pembiasan cahaya pada lensa tipis Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua permukaan atau lebih dengan paling tidak salah satu permukaannya merupakan bidang lengkung. Lensa tipis adalah lensa yang ketebalannya dapat diabaikan Jenis-jenis lensa Lensa terdiri dan 2 jenis, yaitu lensa cembung (konveks) dan lensa cekung (konkaf). Lensa cembung memiliki bagian tengah yang lebih tebal daripada bagian tepinya. Lensa ini bersifat mengumpulkan sinar sehingga disebut juga lensa konvergen, seperti yang tampak pada Gambar 2.16a. Sedangkan lensa cekung memiliki bagian tengah yang lebih tipis daripada bagiant epinya. Karena lensa ini bersifat memencarkan sinar, maka dinamakan lensa divergen Gambar 2.16b. (a)

32 39 (b) Gambar 2.14 (a) Lensa cembung bersifat konvergen, dan (b) lensa cekung bersifat divergen Melukis bayangan dengan sinar-sinar istimewa 1. Fokus lensa Sinar bias mengumpul ke satu titik F di belakang lensa, sedangkan sinar bias seolah-olah datang dari titik F di depan lensa. Titik F disebut titik fokus lensa, dan jarak F terhadap lensa disebut panjang fokus lensa. Jika pada cermin hanya terdapat satu titik fokus, maka pada lensa terdapat dua titik fokus. Titik fokus yang merupakan titik pertemuan sinar-sinar bias disebut fokus utama (fokus pertama F1) atau fokus aktif sehingga untuk lensa konvergen berada di belakang lensa, sedangkan untuk lensa divergen berada di depan lensa. Sedangkan fokus pasif F2 simetris terhadap F1. Untuk lensa konvergen, fokus pasif F2 terletak di depan lensa dan untuk lensa divergen, fokus pasif F2 terletak di belakang lensa. 2. Sinar-sinar istimewa Sama halnya seperti pada cermin, ada 3 sinar istimewa pada lensa cembung dan lensa cekung. Ketiga sinar istimewa tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.18 berikut.

33 40 Lensa Cembung Lensa cekung Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus F 2 Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah dari titik fokus F 2 Sinar datang melalui F 1 dibiaskan sejajar sumbu utama Sinar datang ditujukan ke F 1 dibiaskan sejajar sumbu utama Sinar datang melalui pusat optik tidak dibiaskan Sinar datang melaui pusat optik tdak dibiaskan Gambar 2.15 Tiga sinar istimewa pada lensa cembung dan lensa cekung 3. Melukis pembentukan bayangan pada lensa Untuk melukis pembentukan bayangan pada lensa kita dapat menggunakan hanya 2 dan 3 sinar istimewa. Langkah-Iangkah yang diperlukan mirip dengan langkah-langkah untuk cermin lengkung sebagai berikut : 1. Lukis dua buah sinar istimewa (lebih sederhana menggunakan sinar 1 dan sinar 3),

34 41 2. Sinar selalu datang dari depan lensa dan dibiaskan ke belakang lensa. Perpanjangan sinar- sinar bias ke depan lensa dilukis sebagai garis putus putus. 3. Perpotongan kedua buah sinar bias yang dilukis pada langkah (1) merupakan letak bayangan. Jika perpotongan didapat dan sinar bias, terjadi bayangan nyata (sejati), akan tetapi jika perpotongan didapat dari perpanjangan sinar bias, bayangan yang dihasilkan adalah maya (semu). 4. Menentukan sifat bayangan dengan metode penomoran ruang Penomoran ruang untuk lensa berbeda dengan cermin. Untuk lensa, nomor ruang benda dan nomor ruang bayangan mempunyai notasi yang berbeda. (a) (b) Gambar 2.16 (a) Penomoran ruang pada lensa cembung, dan (b) penomoran ruang pada lensa cekung Nomor ruang benda diberi notasi dengan angka Romawi (I, II, III, dan IV) sedangkan nomor ruang bayangan diberi notasi dengan angka (1, 2, 3, dan 4) Penomoran ruang ini dapat dilihat pada Gambar 2.19 (a) dan (b). Menentukan sifat bayangan dapat dilakukan dengan tanpa melukis jalannya sinar, yaitu dengan metode penomoran ruang berdasarkan aturan Esbach. Dalil Esbach untuk lensa:

35 42 1. Jumlah nomor ruang benda (Rbenda) dengan nomor ruang bayangan (Rbayangan) = 5 2. Untuk setiap benda nyata dan tegak, maka: a. Semua bayangan yang terletak dibelakang lensa adalah nyata dan terbalik b. Semua bayangan yang terletak didepan lensa adalah maya dan tegak 3. Bila nomor ruang bayangan lebih besar dari pada nomor ruang benda, maka bayangan diperbesar, tetapi bila nomor ruang bayangan lebih kecil daripada nomor ruang benda, maka bayangan diperkecil. 5. Rumus-rumus untuk Lensa Tipis Jika lensa misalnya terletak dalam medium dengan indeks bias n, sedang lensa sendiri mempunyai indeks bias n, maka suatu benda yang terletak pada jarak di sebelah kiri lensa oleh permukaan (l) akan membentuk bayangan pada jarak menurut hubungan = -- (2.21) # # # Bayangan ini berlaku sebagai benda untuk permukaan (2), dengan jarak dari titik verteks permukaan (2). Jika tebal lensa diabaikan dapat dituliskan = sehingga dari persamaan (2.21) di peroleh hubungan - # - $ = :- -; # (2.22) Sedangkan pembentukan bayangan oleh permukaan (2) memberikan

36 43 Sehingga akhirnya diperoleh - - = :-- ; $ (2.23) $ < $ + = :- -; # $ - = # $ > (2.24) Dalam menggunakan persamaan (2.24) kita harus ingat untuk memberikan tanda positif atau negatif pada 9 dan 9, sesuai dengan peraturan konvensi tanda. Untuk pembentukan bayangan oleh lensa dituliskan jarak obyek s1, sebagai s, dan jarak bayangan akhir sebagai s, sehingga persamaan (2.24) dapat dituliskan sebagai + ==- - 1>= # $ > (2.25) Dari persamaan + = didapatkan bahwa jarak fokus lensa dengan indeks bias n dan terletak dalam medium dengan indeks bias n, memenuhi hubungan = :- -; - = # $ > (2.26) Jika medium tempat lensa berada adalah udara, maka persamaan (2.26)dapat dituliskan dengan memasukkan harga n=1 sehingga di peroleh =:% 1;= # $ > (2.27) 6. Kuat lensa Walaupun titik fokus merupakan titik terpenting pada lensa, ukuran lensa tidak dinyatakan dalam jarak fokus lensa f melainkan oleh suatu besaran lain. Besaran

37 44 untuk menyatakan kuat lensa (diberi lambang P) didefinisikan sebagai kebalikan jarak fokus f. Secara matematis dituliskan?= (2.28) Dengan: P = kuat lensa (dioptri), dan f jarak fokus (meter).

Macam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar.

Macam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar. BAB V CAHAYA Cahaya adalah gelombang yang memindahkan tenaga tanpa perambatan massa. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri dari beberapa macam warna. Di dalam ruang hampa warna warna

Lebih terperinci

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias 7.3 Cahaya Cahaya, apakah kamu tahu apa itu cahaya? Mengapa dengan adanya cahaya kita dapat melihat lingkungan sekitar kita? Cahaya Matahari yang begitu terang dapat membentuk pelangi setelah hujan berlalu?

Lebih terperinci

Cahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung.

Cahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung. Bab 7 Cahaya Sumber: Dokumen Penerbit Gambar 7. Pensil yang dicelupkan ke dalam air Coba kamu perhatikan Gambar 7.. Sebatang pensil yang dicelupkan ke dalam gelas berisi air akan tampak bengkok jika dilihat

Lebih terperinci

O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I

O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I CAHAYA O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I PETA KONSEP Cahaya Dualisme Cahaya Kelajuan Cahaya

Lebih terperinci

BAB OPTIKA GEOMETRIS

BAB OPTIKA GEOMETRIS BAB OPTIKA GEOMETRIS Ketika kita memandang suatu benda, cahaya dan benda itu merambat langsung ke mata kita. Karena itu kita dapat melihat benda tersebut. Tetapi hanya sebagian benda yang memancarkan cahaya

Lebih terperinci

6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR

6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR 6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR 17 Menurunkan hukum pembiasan. 21 Mendeskripsikan pengertian bayangan nyata dan bayangan maya. INDIKATOR KD - 6.4 ( B. LENSA ) 18 Menjelaskan makna indeks bias medium. 19 Mendeskripsikan

Lebih terperinci

OPTIKA. Gb.1. Pemantulan teratur. i p. Gb.3. Hukum pemantulan A A B B C C. Gb.4. Pembentukan bayangan oleh cermin datar A.

OPTIKA. Gb.1. Pemantulan teratur. i p. Gb.3. Hukum pemantulan A A B B C C. Gb.4. Pembentukan bayangan oleh cermin datar A. Pembinaan Juara OSN isika SMP Jateng 2009 - Page 1 of 15 A. ERMIN DATAR OPTIKA Pemantulan teratur : jika berkas sinar datang sejajar, maka berkas sinar pantulnyapun sejajar pula. Gb.1. Pemantulan teratur

Lebih terperinci

BAB III OPTIK. 2. Pemantulan teratur : terjadi jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang halus atau rata.

BAB III OPTIK. 2. Pemantulan teratur : terjadi jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang halus atau rata. BAB III OPTIK Kompetensi dasar : Memahami ciri-ciri cermin dan lensa Indikator Tujuan pembelajaran : : - Sifat dan fungsi cermin datar, cekung, dan cembung diidentifikasi - Hukum pemantulan dibuktikan

Lebih terperinci

g. Lensa Cembung Jadi kalau pada cermin pembahasan hanya pada pemantulan maka pada lensa pembahasan hanya pada pembiasan

g. Lensa Cembung Jadi kalau pada cermin pembahasan hanya pada pemantulan maka pada lensa pembahasan hanya pada pembiasan g. Lensa Cembung Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh bidang lengkung. Pada pembahasan lensa dianggap tipis sehingga dapat diabaikan apa yang terjadi dengan sinar didalam lensa dan pembahasan hanya

Lebih terperinci

fisika CAHAYA DAN OPTIK

fisika CAHAYA DAN OPTIK Persiapan UN SMP 2017 fisika CAHAYA DAN OPTIK A. Sifat-Sifat Cahaya Cahaya merupakan suatu gelombang elektromagnetik sehingga cahaya dapat merambat di dalam ruang hampa udara. Kecepatan cahaya merambat

Lebih terperinci

PENDALAMAN MATERI CAHAYA

PENDALAMAN MATERI CAHAYA PENDALAMAN MATERI CAHAYA Cahaya digolongkan sebagai suatu bentuk radiasi. Radiasi adalah sesuatu yang memancar keluar dari suatu sumber tetapi bukan merupakan zat. Cahaya dapat dilihat mata manusia. Cahaya

Lebih terperinci

PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita

PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK Disusun oleh: Nita Nurtafita 107016300115 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK

BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK KOMPETENSI INTI 3. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan, serta aplikasinya untuk menjelaskan penglihatan manusia, proses pembentukan bayangan pada mata serangga,

Lebih terperinci

1. Rumus descrates umum pada cermin Cara 1. Maka diperoleh

1. Rumus descrates umum pada cermin Cara 1. Maka diperoleh . Rumus descrates umum pada cermin Cara. Maka diperoleh b = a + i dan c = b + i a + c = 2i Dengan menganggap sudut b, c, dan i sangat kecil (yaitu sinar-sinarnya paraksial dan karen jarak OB sangat kecil

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN DAN LENSA. Nirsal Dosen tetap yayasan Universitas Cokroaminoto Palopo

PERANGKAT LUNAK PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN DAN LENSA. Nirsal Dosen tetap yayasan Universitas Cokroaminoto Palopo PERANGKAT LUNAK PEBENTUKAN BAYANGAN PADA CERIN DAN LENSA Nirsal Dosen tetap yayasan Universitas Cokroaminoto Palopo Email: nirsal_e@yahoo.co.id Abstrak Dalam Ilmu isika banyak materi yang menarik untuk

Lebih terperinci

FIS 1 A. PENDAHULUAN C. PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN B. PEMANTULAN CAHAYA

FIS 1 A. PENDAHULUAN C. PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN B. PEMANTULAN CAHAYA A. PENDAHULUAN Optika adalah ilmu yang mempelajari tentang cahaya. Siatsiat cahaya: ) Memiliki cepat rambat 3,0 x 0 8 m/s 2) Merupakan gelombang transversal dan elektromagnetik 3) Merambat dalam arah lurus

Lebih terperinci

MODUL FISIKA SMA Kelas 10

MODUL FISIKA SMA Kelas 10 SMA Kelas 0 A. Pendahuluan Optika geometri adalah ilmu yang membahas tentang sifat-sifat cahaya Sifat-sifat Cahaya yang dipelajari meliputi. Pemantulam cahaya 2. Pembiasan cahaya 3. Alat-alat optik Cahaya

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN AKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Pembentukan bayangan pada cermin dan lensa untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU

Lebih terperinci

BAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN

BAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN BAB IV BIOOPTIK Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan dapat: a. Menentukan posisi dan pembesaran bayangan dari cermin dan lensa b. Menjelaskan proses pembentukan bayangan pada mata c. Menjelaskan

Lebih terperinci

13. Cahaya; Optika geometri

13. Cahaya; Optika geometri mitrayana@ugm.ac.id 3. Cahaya; Optika geometri 9/7/202 Benda terlihat Benda tersebut sumber cahaya: bola lampu, matahari, bintang dll Benda terlihat dari cahaya yang dipantulkannya . Model Berkas Cahaya

Lebih terperinci

LAMPIRAN I RPP SIKLUS 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SATUAN PEMBELAJARAN

LAMPIRAN I RPP SIKLUS 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SATUAN PEMBELAJARAN LAMPIRAN I RPP SIKLUS 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SATUAN PEMBELAJARAN Satuan pendidikan : SMA Mata pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X3 / II Sekolah : SMA Nation Star Academy Surabaya

Lebih terperinci

c n = v Konsep Cahaya Normal cahaya datang udara air cahaya bias Normal cahaya bias udara air i cahaya datang Tabel Indeks Bias Beberapa zat Medium

c n = v Konsep Cahaya Normal cahaya datang udara air cahaya bias Normal cahaya bias udara air i cahaya datang Tabel Indeks Bias Beberapa zat Medium II. Pembiasan Cahaya (Refraksi) Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [FISIKA] [1.6 Sifat Cermin] [Susilo] KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017 1.6 Materi

Lebih terperinci

Elyas Narantika NIM

Elyas Narantika NIM Elyas Narantika NIM 2012 21 018 Contoh peristiwa refraksi dan refleksi di kehidupan sehari-hari Definisi Refraksi (atau pembiasan) dalam optika geometris didefinisikan sebagai perubahan arah rambat partikel

Lebih terperinci

Kode FIS.18. Sumbu Utama

Kode FIS.18. Sumbu Utama Kode FIS.8 Sumbu Utama M r F i O R f F O F BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIOANAL

OLIMPIADE SAINS NASIOANAL OLIMPIADE SAINS NASIOANAL Pelajaran Rumpun Materi Tingkat : Fisika : Cahaya dan Optika : Kabupaten / Kota A. PILIHAN GANDA 1. Berikut ini adalah beberapa pernyataan yang berkaitan dengan cahaya : 1. Umbra

Lebih terperinci

LAMPIRAN I (Tab.1) Tabel Data Hasil Observasi Awal Siswa. Jenis Kelamin Skor Keterangan

LAMPIRAN I (Tab.1) Tabel Data Hasil Observasi Awal Siswa. Jenis Kelamin Skor Keterangan 97 LAMPIRAN I (Tab.1) Tabel Data Hasil Observasi Awal Siswa Skor nilai ulangan harian No Nomor Induk Jenis Kelamin Skor Keterangan 1. 1758 P 60 Tidak Tuntas 2. 1735 P 53 Tidak Tuntas 3. 1737 L 63 Tidak

Lebih terperinci

7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3

7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3 Latihan 7.3 1. Bagaimanakah bunyi hukum pemantulan cahaya? 2. Bagaimanakah bunyi hukum pembiasan cahaya? 3. Apa hubungan pembiasan dengan peristiwa terebntuknya pelangi setelah hujan? Jelaskan! 4. Suatu

Lebih terperinci

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Bab 14 Sumber: Dokumentasi Penerbit Hasil yang harus kamu capai: memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA Siti Noor Fauziah 1, Ferdy S. Rondonuwu 1,2, Marmi Sudarmi 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Sifat-Sifat Cahaya dan Hubungannya dengan Berbagai Alat-Alat Optik

Sifat-Sifat Cahaya dan Hubungannya dengan Berbagai Alat-Alat Optik Untuk mendapatkan gema dari satu suku kata, bunyi pantul harus datang secepatcepatnya sesudah detik, yaitu sesudah suku kata itu selesai diucapkan. Jarak yang ditempuh bunyi selama itu 340 m/detik detik

Lebih terperinci

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya!

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! LAMPIRAN Tahap I : Menggambarkan garis normal dari bidang batas yang datar No. Soal No. Soal 1. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar

Lebih terperinci

*cermin datar terpendek yang diperlukan untuk dapat melihat seluruh bayangan adalah: SETENGAH dari TINGGI benda itu.

*cermin datar terpendek yang diperlukan untuk dapat melihat seluruh bayangan adalah: SETENGAH dari TINGGI benda itu. OPTIK A. OPTIKA GEOMETRI Optika geometri adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena perambatan cahaya seperti pemantulan dan pembiasan. 1. Pemantulan Cahaya Cahaya adalah kelompok sinar yang kita lihat.

Lebih terperinci

Optika adalah ilmu fisika yang mempelajari cahaya.

Optika adalah ilmu fisika yang mempelajari cahaya. 1 Optika adalah ilmu fisika yang mempelajari cahaya. Optika geometri mempelajari sifat pemantulan HUKUM PEMANTULAN CAHAYA 1. Sinar dating(i),garis normal(n),dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.

Lebih terperinci

CAHAYA. Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. akibat. Tegak lurus.

CAHAYA. Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. akibat. Tegak lurus. Bab XXIII CAHAYA Tujuan Pembelajaran Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. Peta Konsep Cahaya mengalami Perambatan cahaya Pemantulan cahaya

Lebih terperinci

Gambar 1. Gambar 2. Hukum Pemantulan atau Hukum Snellius

Gambar 1. Gambar 2. Hukum Pemantulan atau Hukum Snellius 1. Pemantulan dan Cermin a. Pemantulan Kita dapat melihat benda disekitar kita karena benda memantulkan cahaya Pemantulan cahaya bergantung pada tempat jatuhnya cahaya Pemantulan baur adalah pemantulan

Lebih terperinci

PEMBIASAN PADA KACA PLAN PARALEL

PEMBIASAN PADA KACA PLAN PARALEL Laporan Hasil Praktikum PEMBIASAN PADA KACA PLAN PARALEL Disusun Oleh : Daning Herawati 36 / XII IPA 5 SMA NEGERI 2 JEMBER Tahun ajaran 2014/2015 A. Tujuan Percobaan 1. Menyelidiki sifat pembiasan pada

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus SIFAT-SIFAT CAHAYA Dapatkah kamu melihat benda-benda yang ada di sekelilingmu dalam keadaan gelap? Tentu tidak bukan? Kita memerlukan cahaya untuk dapat melihat. Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat

Lebih terperinci

Pengerian Lensa, Jenis Lensa dan Pembiasan pada Lensa

Pengerian Lensa, Jenis Lensa dan Pembiasan pada Lensa Pengerian Lensa, Jenis Lensa dan Pembiasan pada Lensa 1. Pengerian Lensa Lensa merupakan benda bening yang dibatasi oleh dua buah bidang lengkung.dua bidang lengkung yang membatasi lensa berbentuk silindris

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL DAN SPMB

KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL DAN SPMB . Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai sifatsifat. ) merupakan gelombang medan listrik dan medan magnetik ) merupakan gelombang longitudinal ) dapat dipolarisasikan ) rambatannya memerlukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Grafika Komputer Grafika komputer atau dalam bahasa Inggris computer graphics dapat diartikan sebagai perangkat alat yang terdiri dari hardware dan software untuk membuat gambar,

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Pembiasan Cahaya Pada Lensa Gabungan Dosen Pengasuh: Jumingin, S.Si. Disusun Oleh: Lilis Sonia

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Pembiasan Cahaya Pada Lensa Gabungan Dosen Pengasuh: Jumingin, S.Si. Disusun Oleh: Lilis Sonia Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Pembiasan Cahaya Pada Lensa Gabungan Dosen Pengasuh: Jumingin, S.Si Disusun Oleh: Lilis Sonia 12222058 Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Raden

Lebih terperinci

15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN OPTIK GEOMETRI TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI

15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN OPTIK GEOMETRI TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI OPTIK GEOMETRI (Kelas XI SMA) TRI KURNIAWAN 15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI 1 K o m p u t e r i s a s i P e m b e l a j a r a n F i s i k a OPTIK GEOMETRI A. Kompetensi

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika Optika Geometri - Soal Doc Name : RK13AR11FIS1101 Version : 2016-12 halaman 1 01. Seberkas sinar datang menumbuk bidang pantul I kemudian dipantulkan menuju bidang

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 08 Fisika

Antiremed Kelas 08 Fisika Antiremed Kelas 08 Fisika Cahaya - Latihan Soal Pilihan Ganda Doc. Name: AR08FIS0699 Version: 2012-08 halaman 1 01. Berikut yang merupakan sifat cahaya adalah. (A) Untuk merambat, cahaya memerlukan medium

Lebih terperinci

Latihan Animasi Flash

Latihan Animasi Flash Latihan Animasi Flash Dalam latihan kali ini kita akan membuat animasi Flash pergerakan objek mobil dengan metode tweening motion yang disertai dengan action script untuk mengendalikan animasi. Berikut

Lebih terperinci

ruangan untuk berkreasi dan menyumbangkan ide sendiri, maka disebut dengan

ruangan untuk berkreasi dan menyumbangkan ide sendiri, maka disebut dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Multimedia 2.1.1 Pengertian Multimedia Multimedia merupakan gabungan beberapa bentuk interaksi manusia yang sesuai dengan kebutuhan dan pemrosesan menggunakan komputer seperti

Lebih terperinci

1. Apabila cahaya dipancarkan ke dalam botol bening yang tertutup cahaya tersebut akan... a. dipantulkan botol

1. Apabila cahaya dipancarkan ke dalam botol bening yang tertutup cahaya tersebut akan... a. dipantulkan botol TUGS FISIK KELS 8 (LTIHN US) 1. pabila cahaya dipancarkan ke dalam botol bening yang tertutup rapat (hampa udara) maka cahaya tersebut akan... dipantulkan botol c. diserap botol menembus botol masuk dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan masalah masalah teoritis yang berkaitan dalam pembuatan animasi bahasa latin. Pembahasan pada bab ini meliputi perangkat lunak yang digunakan yaitu Adobe Flash

Lebih terperinci

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA A. SIFAT-SIFAT CAHAYA Sebuah benda dapat dilihat karena adanya cahaya, yang memancar atau dipantulkan dari benda tersebut, yang sampai ke mata. Cahaya menurut sumber berasalnya ada 2 macam, yaitu: 1. cahaya

Lebih terperinci

JARAK FOKUS LENSA TIPIS

JARAK FOKUS LENSA TIPIS JARAK FOKUS LENSA TIPIS Dian Saputri Yunus, Ni Nyoman Putri Ari, Fitri Safitri, Sadri. LABORATORIUM FISIKA DASAR JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Abstrak Telah dilakukan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) Satuan Pendidikan : SMPK Santo Yusup Mojokerto

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) Satuan Pendidikan : SMPK Santo Yusup Mojokerto LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) Satuan Pendidikan : SMPK Santo Yusup Mojokerto Mata Pelajaran : Fisika Kelas : VIII A Semester : Genap Alokasi Waktu : 4 X 40 menit I. Standart Kompetensi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENDAHULUAN BAB I

DAFTAR ISI PENDAHULUAN BAB I DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii ABSTRAK iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I BAB II BAB

Lebih terperinci

Gelombang Cahaya. Spektrum Gelombang Cahaya

Gelombang Cahaya. Spektrum Gelombang Cahaya Gelombang Cahaya Sifat-Sifat Cahaya Cahaya merupakan salah satu spektrum gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang merambat tanpa memerlukan medium. Cahaya memiliki sifat-sifat-sifat sebagai berikut:

Lebih terperinci

Kisi kisi Soal Uji Coba

Kisi kisi Soal Uji Coba Lampiran X: Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep Fisika Kisi kisi Uji Coba Materi : 1. Indera Pendengaran dan Sistem Sonar Pada Makhluk Hidup 2. Indera Penglihatan dan Alat Optik Dasar : 3. 10 Memahami konsep

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MACROMEDIA FLASH

DASAR-DASAR MACROMEDIA FLASH DASAR-DASAR MACROMEDIA FLASH Flash merupakan program grafis animasi yang diproduksi oleh Macromedia corp, yaitu sebuah vendor software yang bergerak di bidang animais web. Macromedia Flash pertama kali

Lebih terperinci

BBM 8 CAHAYA DAN ALAT OPTIK

BBM 8 CAHAYA DAN ALAT OPTIK BBM 8 CAHAYA DAN ALAT OPTIK PENDAHULUAN Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini merupakan BBM kedelapan dari mata kuliah Konsep Dasar Fisika untuk SD yang menjelaskan konsep cahaya dan alat optik. Cahaya memiliki

Lebih terperinci

BAB 23. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK

BAB 23. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK DAFTA ISI DAFTA ISI... BAB 3. CAHAYA : OPTIK GEOMETIK... 3. Model Berkas Cahaya... 3. Pantulan...3 3.3 Indeks Bias...4 3.4 Pembiasan : Hukum Snell...4 3.5 Lensa Tipis...7 3.6 Persamaan Lensa...9 3.7 Quis...0

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK. Beberapa jenis alat optik yang akan kita pelajari dalam konteks ini adalah:

ALAT-ALAT OPTIK. Beberapa jenis alat optik yang akan kita pelajari dalam konteks ini adalah: ALAT-ALAT OPTIK Kemajuan teknologi telah membawa dampak yang positif bagi kehidupan manusia, berbagai peralatan elektronik diciptakan untuk dapat menggantikan berbagai fungsi organ atau menyelidiki fungsi

Lebih terperinci

1. Perhatikan gambar di bawah ini! Jumlah getaran yang terbentuk dari k-l-m-no-n-m-l-k

1. Perhatikan gambar di bawah ini! Jumlah getaran yang terbentuk dari k-l-m-no-n-m-l-k 1. Perhatikan gambar di bawah ini! Jumlah getaran yang terbentuk dari k-l-m-no-n-m-l-k adalah... k A. 1 getaran l n B. ¾ getaran C. ½ getaran D. ¼ getaran 2. Perhatikan gambar soal nomor 1.Jika bandul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Multimedia Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media untuk menggabungkan dan menyampaikan informasi dalam bentuk teks, audio, grafik, animasi, dan video.

Lebih terperinci

1. Pembiasan Cahaya pada Prisma

1. Pembiasan Cahaya pada Prisma Pembiasan Cahaya pada Prisma dan pada Kaca Plan Paralel 1. Pembiasan Cahaya pada Prisma Prisma ialah sebuah zat bening yang dibatasi oleh dua buah bidang datar. Pembiasan pada Prisma Apabila seberkas sinar

Lebih terperinci

A. LEMBAR IDENTITAS 1. Nama : 2. Nim : 3. Kelas : Geotermal IIA 4. Jurusan/Prodi : Fisika Geotermal 5. Kelompok : 1 6. Judul Percobaan : Indeks Bias

A. LEMBAR IDENTITAS 1. Nama : 2. Nim : 3. Kelas : Geotermal IIA 4. Jurusan/Prodi : Fisika Geotermal 5. Kelompok : 1 6. Judul Percobaan : Indeks Bias A. LEMBAR IDENTITAS 1. Nama :. Nim : 3. Kelas : Geotermal IIA 4. Jurusan/Prodi : Fisika Geotermal 5. Kelompok : 1 6. Judul Percobaan : Indeks Bias Prisma 7. Tanggal Percobaan : Maret 016 8. Tanggal Memasukkan

Lebih terperinci

ANIMASI PEMBELAHAN SEL A. Tujuan

ANIMASI PEMBELAHAN SEL A. Tujuan ANIMASI PEMBELAHAN SEL A. Tujuan 1. Membuat animasi benda bergerak 2. Membuat animasi sederhana pembelajaran biologi tentang pembelahan sel menggunakan macromedia flash B. Alat dan Bahan 1. Petunjuk Pratikum

Lebih terperinci

O P T I K A G E O M E T R I K.

O P T I K A G E O M E T R I K. OPTIKA GEOMETRI O P T I K A G E O M E T R I K. P E N D A H U L U A N. TEORI CAHAYA. Kita dapat melihat melalui indra mata kita, dan hal ini sudah diperbincangkan sejak abad ke-empat sebelum masehi, Proses

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 FISIKA

Antiremed Kelas 10 FISIKA Antiremed Kelas 10 FISIKA Optika Geometri - Latihan Soal Doc Name : AR10FIS0501 Version : 2012-08 halaman 1 01. Seberkas sinar datang menumbuk bidang pantul I kemudian dipantulkan menuju bidang pantul

Lebih terperinci

PENGENALAN MACROMEDIA FLASH 8

PENGENALAN MACROMEDIA FLASH 8 Macromedia FLASH (LULY) 1 MODUL-1 PENGENALAN MACROMEDIA FLASH 8 Pada modul pertama ini kita akan melihat secara sekilas area kerja Macromedia Flash Pro 8 yang akan digunakan dalam pembuatan animasi pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti banyak sedangkan media atau bentuk jamaknya berarti medium.

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti banyak sedangkan media atau bentuk jamaknya berarti medium. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Multimedia Interaktif Multimedia merupakan penggabungan dua kata multi dan media. Multi yang berarti banyak sedangkan media atau bentuk jamaknya berarti medium. Beberapa definisi

Lebih terperinci

2. SISTEM OPTIK DALAM FOTOGRAMETRI

2. SISTEM OPTIK DALAM FOTOGRAMETRI 2. SISTEM OPTIK DALAM FOTOGRAMETRI Agar dapat berfungsi dengan balk, maka secara praktis semua piranti fotometri dalam beberapa hal tergantung kepada bagian-bagian optiknya. Jumlah serta jenis bagian optik

Lebih terperinci

L E N S A. I. TUJUAN INSTRUKIONAL UMUM Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat mengetahui sifat lensa dan penggunaannya.

L E N S A. I. TUJUAN INSTRUKIONAL UMUM Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat mengetahui sifat lensa dan penggunaannya. L E N S A I. TUJUAN INSTRUKIONAL UMUM Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat mengetahui sifat lensa dan penggunaannya. II. TUJUAN INSTRUKIONAL KHUSUS. Menentukan panjang focus lensa positif

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka 6 BAB II Tinjauan Pustaka A. Media Pembelajaran Interaktif Media pembelajaran dapat diartikan sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak yaitu antara sumber pesan dan penerima pesan ( Anitah, 2008

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2011) Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2011) Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Media Pembelajaran Menurut Sadiman (211) Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari pengirim

Lebih terperinci

BAHAN PRAKTIKUM FLASH. Digunakan Untuk matakuliah Pengembangan Media Pembelajaran Matematika

BAHAN PRAKTIKUM FLASH. Digunakan Untuk matakuliah Pengembangan Media Pembelajaran Matematika BAHAN PRAKTIKUM FLASH Digunakan Untuk matakuliah Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Bahan praktikum ini berisi latihan penunjang untuk matakuliah pengembangan media pembelajaran matematika. Berisi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan

Lebih terperinci

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 0 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM Cahaya Cermin 0. EBTANAS-0-2 Bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dari sebuah benda setinggi h yang ditempatkan pada jarak lebih kecil

Lebih terperinci

FORMAT JAWABAN INQUIRY OPTIK

FORMAT JAWABAN INQUIRY OPTIK FORMAT JAWABAN INQUIRY OPTIK Eksp. 1 Pemantulan pada cermin datar Perhatikan cermin datar yang dihadapanmu, coba gerakan tangan kananmu apa yang terjadi? Sekarang tangan kirimu? Apa yang terkadi? Mengapa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Trianto (2009) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkan mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad,

BAB II. Tinjauan Pustaka. perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad, BAB II Tinjauan Pustaka A. Media Pembelajaran Interaktif Media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahas Arab, media adalah perantara

Lebih terperinci

Gambar 3. 1 Ilustrasi pemantulan spekuler (kiri) dan pemantulan difuse (kanan)

Gambar 3. 1 Ilustrasi pemantulan spekuler (kiri) dan pemantulan difuse (kanan) 3.1. Cahaya Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang memiliki sifat-sifat yaitu dapat dipantulkan (refleksi), dibiaskan (refraksi), diserap (absorpsi), interferensi, difraksi, dan polarisasi. Cahaya

Lebih terperinci

PENBENTUKAN BAYANGAN OLEH LENSA

PENBENTUKAN BAYANGAN OLEH LENSA KEGIATAN BELAJAR A. LANDASAN TEORI PENBENTUKAN BAYANGAN OLEH LENSA Dalam kegiatan belajar ini anda dapat mempelajari kembali dan melakukan percobaan mengenai pembentukan bayangan oleh lensa termasuk di

Lebih terperinci

C E R M I N. Oleh: Anggi Budi Wirawan NIT: Akademi Pelayaran Niaga Semarang Desember

C E R M I N. Oleh: Anggi Budi Wirawan NIT: Akademi Pelayaran Niaga Semarang Desember C E R M I N Oleh: Anggi Budi Wirawan NIT: 13.49.1030 Akademi Pelayaran Niaga Semarang Desember - 2013 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, setiap harinya manusia tidak terlepas

Lebih terperinci

Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s.

Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s. CAHAYA 1. Siat Gelombang Cahaya Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s. Siat2 cahaya : Dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tentang animasi. Animasi atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah. gambar yang bergerak. (http://www.wikipedia.

BAB 2 LANDASAN TEORI. tentang animasi. Animasi atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah. gambar yang bergerak. (http://www.wikipedia. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ANIMASI Animasi memiliki banyak pengertian. Tiap orang memiliki pendapat yang berbeda tentang animasi. Animasi atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah film yang merupakan

Lebih terperinci

ANIMASI PEMBELAHAN SEL

ANIMASI PEMBELAHAN SEL ANIMASI PEMBELAHAN SEL A. Tujuan 1. Membuat animasi benda bergerak 2. Membuat animasi sederhana pembelajaran biologi tentang pembelahan sel menggunakan macromedia flash B. Alat dan Bahan 1. Petunjuk Pratikum

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B Alat-alat Optik 119 B A B B A B 6 ALAT-ALAT OPTIK Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian pernah melihat alat seperti gambar di atas? Apakah alat tersebut? Alat itu dinamakan teropong. Teropong merupakan

Lebih terperinci

ANIMASI TUMBUKAN BENDA

ANIMASI TUMBUKAN BENDA ANIMASI TUMBUKAN BENDA A. Tujuan 1. Membuat animasi benda bergerak 2. Membuat animasi fisika tentang tubukan dua benda B. Alat 1. Petunjuk Pratikum 2. Komputer dengan sistem operasi (diutamakan) windows

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B 119 BAB BAB 6 ALAT-ALAT OPTIK Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian pernah melihat alat seperti gambar di atas? Apakah alat tersebut? Alat itu dinamakan teropong. Teropong

Lebih terperinci

Latihan Soal Optik Geometrik SMK Negeri 1 Balikpapan Kelas XI Semua Jurusan

Latihan Soal Optik Geometrik SMK Negeri 1 Balikpapan Kelas XI Semua Jurusan 1 Latihan Soal Optik Geometrik Kelas XI Semua Jurusan Oleh Tenes Widoyo 1. Mata dapatmelihat sebuah benda apabila terbentuk bayangan a. Sejati, tegak di retina b. Sejati, terbalik di retina c. Maya, tegak

Lebih terperinci

Kisi kisi Soal Akhir

Kisi kisi Soal Akhir Lampiran XVI: Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep Fisika Kelas Sampel Kisi kisi Akhir Materi :. Indera Pendengaran dan Sistem Sonar Pada Makhluk Hidup 2. Indera Penglihatan dan Alat Optik Dasar : 3. 0 Memahami

Lebih terperinci

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq ALAT ALAT wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui OPTIK Sri Cahyaningsih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah

Lebih terperinci

Kata kunci : bayangan, jarak fokus, lensa tipis

Kata kunci : bayangan, jarak fokus, lensa tipis JARAK FOKUS LENSA TIPIS Herayanti, Muh. Shadiq. K, Rezky Amaliah Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar Pendidikan Fisika 204 Abstrak Telah dilakukan percobaan tentang

Lebih terperinci

Membuat banner web berbasis Flash Membuat tombol untuk navigasi movie klip Membuat jam digital

Membuat banner web berbasis Flash Membuat tombol untuk navigasi movie klip Membuat jam digital Kata Pengantar Buku Student Exercise Series Flash merupakan pasangan dan pelengkap dari seri buku Student Guide Series yang cocok dan pas untuk dijadikan pegangan belajar dan latihan secara mudah, praktis,

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN ANIMASI FLASH

PANDUAN PENGGUNAAN ANIMASI FLASH PANDUAN PENGGUNAAN ANIMASI FLASH DAFTAR ISI. PENGANTAR ANIMASI... 2. TEKNIK ANIMASI... 2. Frame-by-Frame... 2 2.2 Shape Tweening... 2 2.3 Motion Tweening... 2 3. TEKNIK MASKING... 3 4. TEKNIK MOTION GUIDE...

Lebih terperinci

KONSEP OPTIK DAN PERAMBATAN CAHAYA. Irnin Agustina D.A,M.Pd.

KONSEP OPTIK DAN PERAMBATAN CAHAYA. Irnin Agustina D.A,M.Pd. KONSEP OPTIK DAN PERAMBATAN CAHAYA Optika = llmu yang membahas tentang cahaya. Optik terbagi menjadi 2: optika geometris dan optika fisis. Optika Geometris membahas tentang pemantulan dan pembiasan. Sedangkan

Lebih terperinci

Pengembangan Animasi Dasar Pada Flash 8 Professional

Pengembangan Animasi Dasar Pada Flash 8 Professional Pengembangan Animasi Dasar Pada Flash 8 Professional 1. Buka file dasar-1.fla (file flash document yang dibuat pada tutorial 3). 2. Simpan pekerjaan dengan nama file dasar-2. Klik menu File > pilih dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Ceramah Ceramah merupakan salah satu metode mengajar yang paling banyak digunakan dalam proses belajar mengajar. Metode ceramah ini dilakukan dengan

Lebih terperinci

TAHAP-TAHAP PEMBUATAN ANIMASI

TAHAP-TAHAP PEMBUATAN ANIMASI TAHAP-TAHAP PEMBUATAN ANIMASI Software yang digunakan adalah Macromedia Flash 8 a. Untuk membuat document baru klik pada kolom Create New dan pilih Flash Document. b. Ukuran default document 550x 400 pixel

Lebih terperinci

OPTIKA CERMIN, LENSA ALAT, ALAT OPTIK. PAMUJI WASKITO R, S.Pd GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN

OPTIKA CERMIN, LENSA ALAT, ALAT OPTIK. PAMUJI WASKITO R, S.Pd GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN OPTIKA CERMIN, LENSA ALAT, ALAT OPTIK PAMUJI WASKITO R, S.Pd GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN Pembentukan Bayangan pada Cermin Pembentukan bayangan maya pada cermin datar CERMIN

Lebih terperinci

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I. : Sifat-sifat Cahaya dan Proses Melihat

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I. : Sifat-sifat Cahaya dan Proses Melihat RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I SMP / MTs Mata Pelajaran Tema Pokok bahasan Kelas / Semester : SMP N 1 Semanu : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : Cahaya dan Mata : Sifat-sifat Cahaya dan

Lebih terperinci