ASPEK ENDAPAN (SCALING) PADA RENCANA PLTP SIKLUS BINARI DI LAPANGAN PANAS BUMI DIENG, JAWA TENGAH
|
|
- Liana Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan ISSN ASPEK ENDAPAN (SCALING) PADA RENCANA PLTP SIKLUS BINARI DI LAPANGAN PANAS BUMI DIENG, JAWA TENGAH ASPECTS OF DEPOSITION (SCALING) OF THE BINARY CYCLE GEOTHERMAL POWER PLANTS IN DIENG GEOTHERMAL FIELD, CENTRAL JAVA Didi Sukaryadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Jln. Ciledug Raya Kav.109, Cipulir, Kebayoran Lama, Ciledug, Jakarta Selatan Abstrak Endapan (scaling) merupakan masalah yang sering ditemukan pada pembangkit listrik siklus binari, dikarenakan temperatur limbah air panas bumi (brine) yang digunakan sebagai sumber energi sudah pada titik kritis saturasinya, sehingga jika terjadi penurunan tekanan akan mudah sekali terbentuk endapan. Oleh karena itu sebelum digunakan untuk membangkitkan listrik perlu diketahui potensi dan kondisi-kondisi yang dapat mempercepat terjadinya endapan sebagai dasar untuk pengoperasian PLTP Siklus binari. Perhitungan potensi terjadinya endapan (silika, anhidrit dan kalsit) dari brine yang direncanakan akan digunakan sebagai sumber energi pada PLTP siklus binari dilakukan pada kondisi tekanan reservoir kemudian di flash ke tekanan 9,86 bar, 7 bar, 4 bar, dan 1,2 bar. Pengambilan sampel brine dilakukan di PAD sumur HCE-28 dan PAD sumur HCE-7. Hasil analisis dan perhitungan mengindikasikan bahwa potensi terjadinya endapan silika (SiO 2 ) sebesar 140 mg/kg air, anhidrit (CaSO 4 ) sebesar <50 mg/kg air dan tidak berpotensi terjadi endapan kalsit (CaCO 3 ). Penambahan asam sulfat menyebabkan meningkatnya potensi endapan anhidrit, sebaiknya sebelum diinjeksikan kembali ke dalam reservoir ph brine dinormalkan dengan menambahkan NaOH. kata kunci: endapan, brine, siklus binari Abstract Scaling is a problem that often found in binary cycles power plant, because the temperature of brine is used as an energy source already at saturation pressure, so if there is a pressure drop will aeasily precipitate. Therefore before using it to generate electricity, the potential and conditions that may accelerate the occurance of sediments as the basis for the operation of the binary cycles power plant is needed to know. Calculation of scaling potential (silica, anhidrite or calcite) from brine which will be used as energy source on binary cycle was done at reservoir pressure condition then were flashed to pressure of 9,86 bar, 7 bar, 4 bar, and 1,2 bar. Brine sampling was done on PAD well HCE-28 PAD well HCE-7.The result of analyzing and calculation indicate that scaling potential are 140 mg/kg water for silica, less than 50 mg/kg water for anhydrite (CaSO 4 ) and calcite (CaCO 3 ) will not deposited. Additional of sulfuric acid causes to increase potential of anhydrite, therefore before reinjection brine into reservoir ph brine should be normalized by additional of NaOH. Key words: scaling, brine, binary cycles PENDAHULUAN Lapangan panas bumi Dieng terletak di Dieng Plateau, yang berjarak kurang lebih 80 km Barat Laut atau dapat ditempuh dalam waktu 4 jam dengan kendaraan roda 4 dari kota Yogyakarta, DIY (lihat Gambar-1). Lapangan panas bumi ini dikelola oleh PT. Geo Dipa Energy yang merupakan Badan Usaha 1
2 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Milik Negara (BUMN) sejak bulan Agustus Survey sumberdaya panas bumi di Dieng Plateau dimulai pada Tahun 1970 an. Dari tahun 1985 hingga 1991, program pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dengan kapasitas (55MW 2) telah dilakukan dengan pendanaan dari ADB. 8) Di Tahun 1994, California Energy International(CEI)di Amerika Serikat United State menandatangani kontrak untuk pembangunan konstruksi PLTP Dieng kapasitas 150 MW hingga Tahun 2001, dan Unit 1 (60MW) diselesaikan pada Tahun Gambaran kondisi PLTP Dieng dapat dilihat pada Gambar-2. Gambar-1. Peta Lokasi PLTP Dieng 8) Gambar-2. Kondisi PLTP Dieng 8) Sumur-sumur lapangan panas bumi Dieng memproduksi fluida 2 fasa dengan temperatur kepala sumur berkisar o C. Fluida panas bumi lapangan Dieng banyak mengandung komponen kimia seperti Ca, K, Sio 2, Mg dll yang pada kondisi tertentu dapat mengendap dan mengganggu kinerja pembangkit 8). Fasa uap dan air fluida panas bumi ini dipisahkan di separator pada tekanan dan temperatur tinggi untuk menghindari terjadi endapan. Fasa uap dialirkan ke turbin untuk menggerakkan turbin kapasitas 60 MW sedangkan fasa air dialirkan ke kolam penampungan dan dilakukan treatment sebelum diinjeksikan kembali ke dalam reservoir. Latar Belakang Fasa air (brine) di Dieng sampai saat ini belum dimanfaatkan, hanya ditampung di kolam agar terjadi endapan silika akibat turunnya temperatur untuk kemudian diinjeksikan kembali melalui sumur injeksi setelah dicampurkan dengan asam sulfat (H 2 SO 4 ). Berdasarkan data teknis, brine ini masih memiliki temperatur sekitar ,9 o C dan tekanan keluar separator berkisar 10,2 10,8 bara dengan asumsi dryness : 30-40% maka fluida yang keluar sekitar 11,25 ton/jam air dan tekanan Indeks Saturasi Silika, P ssi (silica saturation index pressure) berbeda-beda untuk masing-masing sumur, yaitu bara. P ssi adalah tekanan operasi minimal agar endapan silika tidak terbentuk. Ekstraksi panas dari air panas bumi bertemperatur tinggi biasanya terkendala dengan adanya endapan silika ketika temperatur air menurun. Menurunkan atau bahkan 2
3 Ketenagalistrikan Dan Energi Aspek Terbarukan Endapan (Scailing) Pada Rencana PLTP Siklus Binari Di Lapangan Panas Bumi Dieng, Jawa Tengah menghilangkan endapan silika dengan penanganan air yang tepat dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya panas bumi temperatur tinggi. Temperatur fluida reservoar di kepala sumur biasanya antara 160 and 250 C tergantung pada tekanan kepala sumur. Pendinginan selanjutnya bisa terjadi karena konduksi di permukaan, terutama jika air dilewatkan melalui heat exchangers. Mineral silika mempunyai prograde solubility dan selama pendinginan, biasanya antara 100 dan 200 C, kondisi jenuh dicapai berkenaan dengan silika amorphous. Laju pengendapannya cepat dan berpotensi mengendap di fase ini jika air didinginkan di bawah titik jenuhnya. Untuk menghindari terjadinya endapan silika amorphous, biasanya air panas bumi dibuang pada temperatur di atas temperatur jenuh silika amorphous, misal di injeksi ke dalam sumur injeksi. Cara pembuangan air seperti ini merupakan pemanfaatan energi yang tidak efisien. Contoh pengalaman di Nesjavellir, Iceland, menunjukkan bahwa ekstraksi panas secara efisien dari air separasi sangat mungkin dilakukan tanpa menimbulkan endapan silika 4). Dengan menggunakan heat exchangers yang terdiri dari pipa-pipa berdiameter kecil dan dinding yang tipis, air separasi dapat didinginkan secara cepat, waktu tinggalnya sebentar, pengalaman menunjukkan sehingga tidak cukup waktu untuk terjadinya endapan silika. Cara ekstraksi air buangan ini tidak memecahkan masalah pembuangan dengan injeksi. Dua macam proses yang melibatkan aqueous silica cenderung terjadi di silika amorphous larutan lewat jenuh (over-saturated solution). Pertama, terdapat kecenderungan untuk air mengendapkan silika amorphous langsung di permukaan. Kedua, silika cenderung mengalami polimerisasi dan membentuk koloid yang dapat bertahan dalam larutan untuk waktu yang lama. Silika polymeric mempunyai kecenderungan kecil untuk mengendap dari larutan dibandingkan silika monomerik. Tujuan Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar potensi endapan (silika, kalsit dan anhidrit) yang terjadi jika brine dari sumursumur panas bumi Dieng dimanfaatkan untuk PLTP siklus binari. METODOLOGI Contoh brine (fluida air panas bumi) di ambil di silencer dan outlet separator pada Pad sumur HCE-28 dan HCE-7. Perhitungan potensi endapan silika, kalsit dan anhidrit dilakukan dengan metoda heat and mass balance yang di flash pada tekanan 9,86 bar, 7 bar, 4 bar, 1,2 bar dan 1 bar. Teori Dasar Kinetika Polimerisasi Silika Kinetika polimerisasi silika tergantung pada beberapa faktor seperti ph larutan, kekuatan ionik, dan temperatur (Chan, 1989; Weres et al., 1981; Rothbaum and Rohde, 1979; Iler, 1979) 2,14,16,8) dan merupakan faktor-faktor yang mengontrol laju pengendapan silika amorphous. 3
4 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Menaikkan laju polimerisasi silika berdampak terhadap naiknya resiko terjadinya pengendapan. Konsentrasi silika di dalam sistem aquifer air panas bumi bertemperatur C adalah sekitar mg/kg SiO 2 dan dikontrol oleh solubilitas kuarsa/quartz solubility (Fournier and Rowe, 1966; Mahon, 1966). Dalam air panas bumi, faktor-faktor yang menentukan laju pengendapan silika dan polimerisasi dapat dikontrol dengan menambahkan larutan asam atau diencerkan dengan menambahkan air untuk mengatur nilai ph atau dengan menambahkan garam untuk mengurangi kekuatan ionik dan selanjutnya meningkatkan laju polimerisasi. Perlakuan seperti ini memerlukan biaya cukup tinggi. Jumlah air buangan dari PLTP Dieng adalah sekitar 8,7 ton/jam per MW listrik yang dihasilkan, dan oleh karena itu tidak ekonomis. Temperatur dan kondisi terlalu jenuh merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada air panas bumi. Pengaruh Suhu Pada Proses Polimerisasi Silika Laju polimerisasi silika dalam larutan yang mengandung sekitar 700 mg/kg silika unionized monomeric (sebagai SiO 2 ) lebih cepat pada temperatur 60 C dari pada 83 C (gambar-3). Laju reaksi kimia umumnya meningkat dengan naiknya temperatur. Kondisi lewat jenuh (oversaturation) pada silika amorf lebih tinggi pada larutan bertemperatur 60 C, atau 440 mg/kg dibandingkan 403 mg/kg dalam larutan 83 C. Gambar-3. Pengaruh Temperatur pada Kinetika Polimerisasi Silika. Garis Titik-Titik menunjukkan Kelarutan Silika Amorf Pada 60 o C dan 83 o C [5] HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Kimia Brine PLTP Dieng Berdasarkan pengamatan, pengukuran dan sampling brine baik di separator dan weirbox di Pad HCE-28 dan Pad HCE-7 PLTP Dieng diketahui bahwa masih terdapat energi panas yang dapat digunakan untuk menghasilkan listrik. Pada Pad HCE-28 dengan tekanan separator 9,86 bar, laju alir brine bertemperatur o C adalah 86 ton/jam dengan ph 6,2 (belum ditambahkan asam sulfat). Sedangkan dari Pad HCE-7 separator 7B pada tekanan 8,91 bar dialirkan brine sebesar 9,9 ton/jam dengan temperatur o C dan ph 3,3 (sudah ditambahkan asam sulfat) dan brine dengan ph 5,5 dari separator 7C bertekanan 8,91 bar dialirkan sebesar 34,7 ton/jam dengan temperatur o C. Rencana lokasi peletakan dan pengujian peralatan PLTP binari kapasitas 50 kw ini adalah di Pad sumur HCE-7 dengan memanfaatkan brine keluaran dari separator. Gambar 4 rencana titik inlet brine ke PLTP binari. 4
5 Ketenagalistrikan Dan Energi Aspek Terbarukan Endapan (Scailing) Pada Rencana PLTP Siklus Binari Di Lapangan Panas Bumi Dieng, Jawa Tengah Tabel-1. Hasil Analisis Brine di AFT-28 dan Keluaran Separator Sumur HCE- 7, Dieng. Gambar-4 Rencana Inlet Brine Untuk PLTP Siklus Binari Untuk menghindari terjadinya scaling/ endapan di sepanjang pipa injeksi atau turbin sebelum diinjeksikan kembali ke dalam reservoir, pihak pengembang menambahkan asam sulfat ke dalam brine dan menampungnya terlebih dahulu ke dalam pond (kolam). Lihat Gambar 5. Gambar 5 Kolam penampungan brine Hasil analisis kimia brine dari sumur HCE-28, dan sumur HCE-7 PLTP Dieng dapat dilihat pada Tabel -1. Semua unsur/senyawa kecuali ph dalam satuan mg/l. Potensi terjadinya endapan dihitung pada kondisi setelah separator yang diflash pada 7, 4 dan 1,2 bar, yaitu di sumur HCE- 28, HCE-7B dan HCE-7C. Sampel 7B dan 7C diambil di separator, tetapi sampel dari sumur HCE-28 diambil di weirbox. Untuk itu kondisi kimia fluida di reservoir dan setelah separator di sumur HCE-28 yang dihitung menggunakan heat dan mass balance. Temperatur reservoir sumur HCE-28 yang dihitung menggunakan geotermometer silika menunjukkan nilai 270 o C. Kondisi reservoir ini yang digunakan untuk menghitung kimia fluida reservoir, seperti terlihat pada Tabel-2.; Derajat keasaman (ph) dihitung berdasarkan kesetimbangan kalsit (CaCO 3 ) dan karbonat (H 2 CO 3 ), serta dikoreksi dengan pengukuran langsung di lapangan dan hasil analisis di laboratorium (25 0 C). 5
6 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Tabel-2. Perhitungan hasil analisa kimia air dari kondisi weirbox ke reservoir (270 o C, 55,7 bar) dan separator (9,86 bar) di sumur HCE-28 (tanpa penambahan H 2 SO 4 ) maksimum 135 mg/kg air atau 12 kg/jam lihat tabel-6 dengan laju massa sebesar 28 ton/jam. Tabel-3. Hasil perhitungan kandungan SiO 2 dan ph di sumur HCE-28 (tanpa penambahan H 2 SO 4 ) Tabel-4. Hasil perhitungan kandungan SiO 2 dan ph di sumur HCE-7B Potensi Terjadinya Endapan Silika (SiO 2 ) Plotting kandungan SiO 2 sebagai fungsi kelarutan terhadap ph dan temperatur dapat dilihat Gambar-6 hingga Gambar-10. Kandungan SiO 2 dan ph pada kondisi separator dan kondisi di flash pada 7,4 dan 1,2 bar di sumur HCE- 28, HCE-7B dan HCE-7C dapat dilihat pada Tabel-3 s/d 5. Semua unsur/senyawa kecuali ph dalam satuan mg/l. Pemanfaatan fluida untuk sistem binari adalah fluida yang keluar dari separator di sumur HCE-28, HCE-7B dan HCE-7C yang ditreatment dengan asam sulfat dan dengan mempertahankan temperatur yang tetap, maka pemanfaatan fluida sumur HCE-28 mengakibatkan endapan silika sebesar Tabel-5. Hasil perhitungan kandungan SiO 2 dan ph di sumur HCE-7C Pada sumur HCE-7B, pemanfaatan fluida dari 8,91 bar hingga 1,2 bar akan berpotensi terbentuk endapan silika sebesar 134,06 mg/kg air atau 1,3 kg/jam lihat Tabel-6, 6
7 Ketenagalistrikan Dan Energi Aspek Terbarukan Endapan (Scailing) Pada Rencana PLTP Siklus Binari Di Lapangan Panas Bumi Dieng, Jawa Tengah saat laju massa 9,9 ton/jam, dan merubah derajat keasaman fluida hingga ph 4,5 (lihat Tabel-4). Sumur HCE-7C mempunyai laju alir massa sebesar 34,7 ton/jam. Pemanfaatan fluida dari sumur ini dari tekanan 8,91 bar menuju 1,2 bar mengakibatkan endapan silika sebanyak 138,92 mg/kg air atau 4,9 kg/ton air jika fluida ditambahkan asam sulfat (lihat Tabel-6), dengan ph fluida berkisar antara 4,28 dan 4,38 (lihat Tabel-5). Sedangkan perbedaan SiO 2 terhadap solubilitasnya lihat pada Tabel-6. Gambar-8. Plot kandungan SiO 2 pada sumur HCE-7B dengan penambahan H 2 SO 4 Gambar-9. Plot kandungan SiO 2 pada sumur HCE-7C tanpa penambahan H 2 SO 4. Gambar-6. Plot kandungan SiO 2 sumur HCE-28 tanpa penambahan H 2 SO 4 Gambar-10. Plot kandungan SiO 2 pada sumur HCE-7C dengan penambahan H 2 SO 4 Gambar-7. Plot kandungan SiO 2 sumur 7B tanpa penambahan H 2 SO 4. 7
8 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Tabel-6. Kandungan SiO 2 di separator sumur HCE-28, HCE-7B dan HCE-7C, setelah treatment di 7, 4 dan 1,2 bar, serta kelebihan SiO 2 dibanding solubilitas SiO 2. (terutama sumur HCE-7B dan HCE-7C). Endapan Kalsium Karbonat (CaCO 3 ) Perhitungan jumlah kalsium karbonat (CaCO 3 ) pada brine dilakukan untuk mengetahui potensi terhadap terjadinya endapan karbonat (CaCO 3 ). Hasil perhitungan ini akan dibandingkan dengan kelarutan/solubilitas CaCO 3. Tabel-7 merupakan hasil perhitungan dan kesebandingan CaCO 3, menunjukkan bahwa kandungan CaCO 3 di brine dari sumur HCE-28, HCE-7B dan HCE-7C setelah separator jauh di bawah temperatur saturasi CaCO 3. Hal ini mengindikasikan, bahwa endapan kalsit (CaCO 3 ) tidak akan terbentuk selama pemanfaatan fluida panas bumi dari separator ke tekanan 1, 2 bar. Tabel-7. Hasil Perhitungan Potensi Karbonat CaCO 3. Endapan Endapan silika yang terjadi di pipa injeksi pada PLTP Dieng ditunjukkan pada Gambar-11 berikut; Gambar 11. Endapan Silika (Silica Scaling) di Pipa Injeksi Endapan Anhidrit (CaSO 4 ) Perhitungan potensi terjadinya endapan anhidrit (CaSO 4 ) dilihat dari hasil perbandingan Diterima 8 : 1 November 2012, disetujui terbit : 17 Mei 2013
9 Aspek Endapan (Scailing) Pada Rencana PLTP Siklus Binari Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Di Lapangan Panas Bumi Dieng, Jawa Tengah kandungan CaSO 4 pada fluida panas bumi di separator sumur HCE-28, HCE-7B dan HCE-7C dengan kelarutan CaSO 4 pada temperatur dan tekanan tertentu. Tabel-8 menunjukkan hasil perhitungan tersebut bahwa endapan anhidrit (CaSO 4 ) kemungkinan terbentuk di sumur HCE-7B dan HCE-7C. Penambahan asam sulfat akan mengakibatkan potensi terbentuknya endapan anhidrit semakin tinggi. Dengan mengembalikan ke ph netral dapat mengurangi terjadinya endapan anhidrit (CaSO 4 ), yaitu dengan menambahkan NaOH. Tabel-8. Hasil Perhitungan Potensi Endapan Anhidrit (CaSO 4 ) KESIMPULAN DAN SARAN Dengan penurunan tekanan hingga 1, 2 bar, brine dari separator sumur HCE- 28, HCE-7B dan HCE-7C berpotensi untuk: 1. Membentuk endapan silika (SiO 2 ) sebesar 140 mg/kg air dan endapan anhidrit (CaSO 4 ) sebesar <50 mg/kg air. 2. Tidak mengakibatkan endapan kalsit (CaCO 3 ). 3. Penambahan asam sulfat akan mengakibatkan potensi terbentuknya endapan anhidrit (CaSO 4 ) semakin tinggi. Dengan mengembalikan ke ph netral dapat mengurangi terjadinya endapan CaSO 4, yaitu dengan menambahkan NaOH. DAFTAR PUSTAKA [1]. Brown, K.L. and McDowell, G.D. (1983). ph control of silica scaling. Proc. Of 5 th New Zealand Geothermal Workshop, pp [2]. Chan, S. H. (1989). A review on solubility and polymerization of silica. Geothermics, Vol. 18. pp [3]. Fleming, B.A. (1986). Kinetics of reaction between silicic acid and amorphous silica surfaces in NaCl solutions. J.Colloid and Interface Science, 110, pp [4]. Geribaldi, F. (1980). The effect of some hydrodynamic parameters on silica deposition., Diploma Project 80.11, Geothermal Institute, University of Auckland. [5]. Ingvi Gunnarson, Stefan Arnorsson. Silica scaling: The main obstacle in efficient use of high-temperature geothermal fluids., Science Institute, University of Iceland, Dunhaga 3, 107 Reykjavik, Iceland. [6]. Kevin Brown. Thermodynamics and Kinetics of Silica Scaling (2011). GEOKEM, P.O. Box , St Martins, Christchurch, New 9
10 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Zealand. Proceeding International Workshop on Mineral Scaling, Manila, Philippines., [7]. Kevin Brown, Michael Dunstall.Silica Scaling Under Controlled Hydrodymaic Conditions. Proceeding World Geothermal Congress 2000, Kyushu Tohoku, Japan, May 28 June 10, 2000, Geothermal Institute, The University of Auckland, NZ, Private Bag 92019, Auckland, New Zealand. [8]. ller, R.K. (1979).The Chemistry of Silica. John Wiley and Sons, New York, NY.. [9]. Tohoku Electric Power Co., Inc., (2006) Preventions and Solutions for the Scale Problem at the Geothermal Power Plant and CDM Study in Indonesia., Engineering and Consulting Firms Association, Japan, Study Report, pp S-1. [10]. US Geological Survey. Study and Interpretation of the Chemical Characteristics of Natural Water. Supply Paper 1473, US Government Printing Office, Washington, DC, [11]. Jenkins, D., Snoeyink, V.L (1988). Water Chemistry, John Wiley and Sons, New York, NY. [12]. Lerman, S.I., Scheerer, C.C (1988).The Chemical Behavior of Silica. ULTRAPURE WATER. [13]. Meyers, Peter (1999). Behavior of Silica in Ion Exchange and Other Systems. International Water Conference, Pittsburgh, PA. [14]. Rothbaum, H. P. and Rohde, A. G. (1979). Kinetics of silica polymerization and deposition from dilute solutions between 5 and 180 C. J. Colloid Interface Sci., Vol. 71, pp [15]. White, F.M. (1979). Fluid Mechanics, McGraw Hill Book Co, New York. [16]. Weres, O.,Yee, A., and Tsao, L. (1981). Kinetics of silica polymerization. J. Colloid Interface Sci., Vol. 84, pp Diterima 10 : 1 November 2012, disetujui terbit : 17 Mei 2013
EVALUASI POTENSI SILICA SCALING PADA PIPA PRODUKSI LAPANGAN PANASBUMI LAHENDONG SULAWESI UTARA
ASOSIASI PANASBUM I INDONESIA PROCEEDING OF THE 5 th INAGA ANNUAL SCIENTIFIC CONFERENCE & EXHIBITIONS Yogyakarta, March 7 10, 2001 EVALUASI POTENSI SILICA SCALING PADA PIPA PRODUKSI LAPANGAN PANASBUMI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang cukup penting bagi manusia dalam kehidupan. Saat ini, hampir setiap kegiatan manusia membutuhkan energi
Lebih terperinciKAJIAN SILICA SCALING PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (GEOTHERMAL)
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor KAJIAN SILICA SCALING PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (GEOTHERMAL)
Lebih terperinciKAJIAN POTENSI SILICA SCALING PADA PIPA PRODUKSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (GEOTHERMAL)
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol. 07, No. 01 (2017) 38 43 epartemen Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran KAJIAN POTENSI SILIA SALING PAA PIPA PROUKSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (GEOTHERMAL)
Lebih terperinciPEMBANGKIT LISTRIK SISTEM BINER UNTUK LAPANGAN PANAS BUMI SKALA KECIL: STUDI KASUS LAPANGAN DIENG. Didi Sukaryadi
PEMBANGKIT LISTRIK SISTEM BINER UNTUK LAPANGAN PANAS BUMI SKALA KECIL: STUDI KASUS LAPANGAN DIENG Didi Sukaryadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru,Terbarukan dan
Lebih terperinciAnalisis Scaling Silika pada Pipa Injeksi Brine di Lapangan Panas Bumi Dieng dengan Studi Kasus di PT. Geo Dipa Energi
Analisis Scaling Silika pada Pipa Injeksi Brine di Lapangan Panas Bumi Dieng dengan Studi Kasus di PT. Geo Dipa Energi Rendra Wahyudityo 1, Andang Widi Harto 2, Kutut Suryopratomo 3 1,2,3 Jurusan Teknik
Lebih terperinciTEKANAN FLASHING OPTIMAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI SISTEM DOUBLE-FLASH
DOI: doi.org/10.21009/03.snf2017.02.ere.01 TEKANAN FLASHING OPTIMAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI SISTEM DOUBLE-FLASH Rafif Tri Adi Baihaqi a), Hensen P. K. Sinulingga b), Muhamad Ridwan Hamdani
Lebih terperinciOPTIMALISASI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER DENGAN MEMPERHATIKAN FLUIDA KERJA YANG DIGUNAKAN
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor OPTIMALISASI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER DENGAN MEMPERHATIKAN FLUIDA
Lebih terperinciOPTIMALISASI MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI TERINTEGRASI DENGAN MEMANFAATKAN BRINE HASIL FLASHING
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor OPTIMALISASI MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI TERINTEGRASI DENGAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System
32 BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System PLTP Gunung Salak merupakan PLTP yang berjenis single flash steam system. Oleh karena itu, seperti yang
Lebih terperinciPENGUJIAN UAP/MONITORING SUMUR PANAS BUMI MATALOKO, NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2006
PENGUJIAN UAP/MONITORING SUMUR PANAS BUMI MATALOKO, NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN Dahlan, Soetoyo Kelompok Program Penelitian Panas Bumi ABSTRAK Dalam rangka pengembangan lanjut lapangan panas bumi Mataloko,
Lebih terperinciMODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI SISTEM HYBRID FLASH-BINARY DENGAN MEMANFAATKAN PANAS TERBUANG DARI BRINE HASIL FLASHING
MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI SISTEM HYBRID FLASH-BINARY DENGAN MEMANFAATKAN PANAS TERBUANG DARI BRINE HASIL FLASHING Muhamad Ridwan Hamdani a), Cukup Mulyana b), Renie Adinda Pitalokha c),
Lebih terperinciPerkiraan Luas Reservoir Panas Bumi dan Potensi Listrik Pada Tahap Eksplorasi (Studi Kasus Lapangan X)
Jurnal of Eart, Energy, Engineering ISSN: 2301 8097 Jurusan Teknik perminyakan - UIR Perkiraan Luas Reservoir Panas Bumi dan Potensi Listrik Pada Tahap Eksplorasi (Studi Kasus Lapangan X) Estimation Geothermal
Lebih terperinciBAB V KIMIA AIR. 5.1 Tinjauan Umum
BAB V KIMIA AIR 5.1 Tinjauan Umum Analisa kimia air dapat dilakukan untuk mengetahui beberapa parameter baik untuk eksplorasi ataupun pengembangan di lapangan panas bumi. Parameter-parameter tersebut adalah:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak Tahun 1961, Indonesia merupakan salah satu negara yang tergabung dalam OPEC (Organization Petroleum Exporting Countries), dimana anggotanya merupakan negara-negara
Lebih terperinciPENGARUH REKUPERATOR TERHADAP PERFORMA DARI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor PENGARUH REKUPERATOR TERHADAP PERFORMA DARI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Energi memiliki peranan penting dalam menunjang kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan energi terus meningkat. Untuk dapat
Lebih terperinciABSTRAK. : Panas bumi, Geokimia, Reservoar panas bumi, Geoindikator Cl-HCO3-SO4, Geotermometer Silika, Binary Cycle
ABSTRAK ANALISIS KANDUNGAN KIMIA MATA AIR PANAS DI DAERAH PARIANGAN KABUPATEN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT UNTUK PENENTUAN KARAKTERISTIK RESERVOAR PANAS BUMI Indonesia memiliki sumber energi panas
Lebih terperinciPENGARUH NaCl TERHADAP PRESIPITASI CaCO 3
1 PENGARUH NaCl TERHADAP PRESIPITASI CaCO 3 Atmi Wahyu Kinasih (LC41) dan Dewi Rusita R (LC48) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, 39,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pemilik potensi energi panas bumi terbesar di dunia, mencapai 28.617 megawatt (MW) atau setara dengan 40% total potensi dunia yang tersebar
Lebih terperinciPengujian Uap/Monitoring Sumur Panas Bumi MT-2, MT-3, dan MT-4 Mataloko Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur Tahun 2005
Pengujian Uap/Monitoring Sumur Panas Bumi MT-, MT-3, dan MT- Mataloko Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur Tahun Oleh: Bangbang Sulaeman, Syuhada Arsadipura, dan Dahlan Sub Direktorat Panas Bumi SARI Monitoring
Lebih terperinciISSN JEEE Vol. 6 No. 1 Richa Melysa, Fitrianti
JEEE Vol. 6 No. 1 Richa Melysa, Fitrianti Analisis Potensi Daya Listrik Pada Sumur Produksi Panas Bumi Dengan Mengunakan Metode Back Pressure Pada Unit XY Richa Melysa 1, Fitrianti 1 1 Program Studi Teknik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menghasilkan energi listrik. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi panas bumi (Geothermal) merupakan sumber energi terbarukan berupa energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Saat ini energi panas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam tugas akhir ini akan dilakukan perancangan bejana tekan vertikal dan simulasi pembebanan eksentrik pada nozzle dengan studi kasus pada separator kluster 4 Fluid
Lebih terperinciEVALUASI PENANGGULANGAN PROBLEM SCALE PADA FLOWLINE SUMUR TLJ-XXX DI PT. PERTAMINA EP ASSET II FIELD PRABUMULIH SUMATERA SELATAN
EVALUASI PENANGGULANGAN PROBLEM SCALE PADA FLOWLINE SUMUR TLJ-XXX DI PT. PERTAMINA EP ASSET II FIELD PRABUMULIH SUMATERA SELATAN Antoni Irawan 1, Ag. Isjudarto 2 Mahasiswa Teknik Pertambangan STTNAS Yogyakarta
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian terletak di kaki Gunung Salak tepatnya terletak di daerah Awi Bengkok. Lokasi Awi Bengkok tersebut termasuk
Lebih terperinciBAB IV GEOKIMIA AIR PANAS
4.1 Tinjauan Umum. BAB IV GEOKIMIA AIR PANAS Salah satu jenis manifestasi permukaan dari sistem panas bumi adalah mata air panas. Berdasarkan temperatur air panas di permukaan, mata air panas dapat dibedakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber panas bumi yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber panas bumi yang sangat besar. Hampir 27.000 MWe potensi panas bumi tersimpan di perut bumi Indonesia. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi menjadi peran penting dalam menunjang kehidupan manusia. Ketersediaan energi Indonesia saat ini masih didominasi oleh energi fosil. Energi fosil Indonesia jumlahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Di dunia industri terutama dibidang petrokimia dan perminyakan banyak proses perubahan satu fluida ke fluida yang lain yang lain baik secara kimia maupun non kimia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
8 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Energi memiliki peranan penting dalam menunjang kehidupan manusia Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan akan energi pun terus meningkat Untuk dapat memenuhi
Lebih terperinciPREDIKSI PENURUNAN KUALITAS UAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GEOTERMAL DIHUBUNGKAN DENGAN STRATEGI PEMELIHARAAN DIMASA YANG AKAN DATANG
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 17, No. 2, April 2014, hal 73-78 PREDIKSI PENURUNAN KUALITAS UAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GEOTERMAL DIHUBUNGKAN DENGAN STRATEGI PEMELIHARAAN DIMASA YANG AKAN DATANG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan industri yang melibatkan air garam seperti industri minyak dan gas, proses desalinasi
Lebih terperinciSUMBER DAYA PANAS BUMI: ENERGI ANDALAN YANG MASIH TERTINGGALKAN
SUMBER DAYA PANAS BUMI: ENERGI ANDALAN YANG MASIH TERTINGGALKAN Oleh: Nenny Saptadji Lardello - Italy, 1913 Iceland, 1930 USA, 1962 New Zealand, 1958 Kamojang, 1917 1972 Kamojang, 1983 2005 dimanfaatkan
Lebih terperinciMONITORING SUMUR-SUMUR EKSPLORASI LAPANGAN PANAS BUMI MATALOKO, KABUPATEN NGADA, NTT TAHUN
MONITORING SUMUR-SUMUR EKSPLORASI LAPANGAN PANAS BUMI MATALOKO, KABUPATEN NGADA, NTT TAHUN 2012-2014 Anna Yushantarti, S.Si dan Santia Ardi M., ST Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi,
Lebih terperinciARTIKEL TUGAS INDUSTRI KIMIA ENERGI TERBARUKAN. Disusun Oleh: GRACE ELIZABETH ID 02
ARTIKEL TUGAS INDUSTRI KIMIA ENERGI TERBARUKAN Disusun Oleh: GRACE ELIZABETH 30408397 3 ID 02 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2011 ENERGI TERBARUKAN Konsep energi
Lebih terperinciBAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR
BAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR 4.1 Sistem Panas Bumi Secara Umum Menurut Hochstein dan Browne (2000), sistem panas bumi adalah istilah umum yang menggambarkan transfer panas alami pada volume
Lebih terperinciSCALE TREATMENT PADA PIPA DISTRIBUSI CRUDE OIL SECARA KIMIAWI
SCALE TREATMENT PADA PIPA DISTRIBUSI CRUDE OIL SECARA KIMIAWI M. Syahri 1), Bambang Sugiarto 2) Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Yogyakarta 1,2) Jl. SWK 14 (Lingkar Utara) Condongcatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dewasa ini kelangkaan sumber energi fosil telah menjadi isu utama. Kebutuhan energi tersebut setiap hari terus meningkat. Maka dari itu, energi yang tersedia di bumi
Lebih terperinciBAB 3 SIMULASI SIKLUS CETUS-BINER PADA PLTP
BAB 3 SIMULASI SIKLUS CETUS-BINER PADA PLTP 3.1 Pemilihan Persamaan Tingkat Keadaan Memilih persamaan tingkat keadaan yang sesuai merupakan hal yang penting pada langkah awal proses simulasi. Persamaan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan industri yang melibatkan air garam seperti industri minyak dan gas, proses desalinasi
Lebih terperinciOptimisasi Teknologi Proses Geothermal Sistem Flash Steam pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Indonesia
Optimisasi Teknologi Proses Geothermal Sistem Flash Steam pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Indonesia Daril Ridho Zuchrillah 1, Renanto Handogo 1, *, Juwari 1 1 Teknik Kimia ITS Surabaya, Jalan
Lebih terperinciMONITORING SUMUR-SUMUR EKSPLORASI LAPANGAN PANAS BUMI MATALOKO, KABUPATEN NGADA, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2015
MONITORING SUMUR-SUMUR EKSPLORASI LAPANGAN PANAS BUMI MATALOKO, KABUPATEN NGADA, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2015 Anna Yushantarti, Nizar Muhamad Nurdin, dan Muhammad Kholid Kelompok Penyelidikan
Lebih terperinciPENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP. Rusnoto. Abstrak
PENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP Rusnoto Abstrak Ketel uap adalah suatu pesawat yang fungsinya mengubah air menjadi uap dengan proses pemanasan melalui pembakaran bahan bakar di dalam
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo
B117 Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo Raditya Satrio Wibowo dan Prabowo Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1. Skema produksi panas bumi dan lokasi pengambilan sampel kerak silika
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumberdaya panas bumi. Potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia mencapai 40% dari total potensi yang dimiliki
Lebih terperinciMONITORING SUMUR-SUMUR EKSPLORASI LAPANGAN PANAS BUMI MATALOKO, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Dahlan, Eddy M., Anna Y.
MONITORING SUMUR-SUMUR EKSPLORASI LAPANGAN PANAS BUMI MATALOKO, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Dahlan, Eddy M., Anna Y. KP Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi SARI Lapangan panas bumi Mataloko
Lebih terperinciPATIR - BATAN. Satrio, Wibagiyo, Neneng L., Nurfadhlini
PATIR - BATAN Satrio, Wibagiyo, Neneng L., Nurfadhlini Indonesia memiliki potensi energi panas bumi yaitu sebesar 27000 MW baru dimanfaatkan 1100 MW. Pemerintah mentargetkan kontribusi energi panas bumi
Lebih terperinciPOTENSI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK PANASBUMI SUHU RENDAH DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK PROVINSI PAPUA BARAT
ISSN: 2085-6245 1 POTENSI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK PANASBUMI SUHU RENDAH DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK PROVINSI PAPUA BARAT Agustinus Denny Unggul Raharjo Jurusan Teknik Universitas Negeri Papua
Lebih terperinciBAB 5 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOKIMIA
BAB 5 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOKIMIA Pengolahan dan interpretasi data geokimia untuk daerah panas bumi Bonjol meliputi penentuan tipe fluida panas bumi dan temperatur reservoar panas bumi. Analisis
Lebih terperinciB T A CH C H R EAC EA T C OR
BATCH REACTOR PENDAHULUAN Dalam teknik kimia, Reaktor adalah suatu jantung dari suatu proses kimia. Reaktor kimia merupakan suatu bejana tempat berlangsungnya reaksi kimia. Rancangan dari reaktor ini tergantung
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol No. 2 Mei 214; 65-71 ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1 Anggun Sukarno 1) Bono 2), Budhi Prasetyo 2) 1)
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK. PROSES SINKRON GENERATOR PADA PEMBANGKIT di PT. GEO DIPA ENERGI UNIT I DIENG
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PROSES SINKRON GENERATOR PADA PEMBANGKIT di PT. GEO DIPA ENERGI UNIT I DIENG Reza Pahlefi¹, Dr.Ir. Joko Windarto, MT.² ¹Mahasiswa dan ²Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciKONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT
KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI, 2009 POTENSI ENERGI PANAS BUMI Indonesia dilewati 20% panjang dari sabuk api "ring of fire 50.000 MW potensi panas bumi dunia, 27.000 MW
Lebih terperinciANALISA COOLING SISTEM GE FRAME 9 PLTG SICANANG 120MW
ANALISA COOLING SISTEM GE FRAME 9 PLTG SICANANG 120MW oleh Yogi Sirodz Gaos 1 dan Candra Damis Widiawati 2 1Engineering and Devices for Energy Conversion Research Lab., Fakultas Teknik Universitas Ibn
Lebih terperinciBAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI
BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap
Lebih terperinciBAB IV GEOKIMIA AIR PANAS DI DAERAH GUNUNG KROMONG DAN SEKITARNYA, CIREBON
BAB IV GEOKIMIA AIR PANAS DI DAERAH GUNUNG KROMONG DAN SEKITARNYA, CIREBON 4.1 Tinjauan Umum Pada metoda geokimia, data yang digunakan untuk mengetahui potensi panasbumi suatu daerah adalah data kimia
Lebih terperinciMetode Seleksi Material pada Pengilangan Minyak dan Gas Menggunakan Neraca Massa dan Energi dan Diagram Alir Proses
Metode Seleksi Material pada Pengilangan Minyak dan Gas Menggunakan Neraca Massa dan Energi dan Diagram Alir Proses Material Selection Methodology in Oil and gas Refinery using Heat Material Balances and
Lebih terperinciLTM TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA Pemicu
NERACA ENERGI DAN EFISIENSI POMPA Oleh Rizqi Pandu Sudarmawan [0906557045], Kelompok 3 I. Neraca Energi Pompa Bila pada proses ekspansi akan menghasilkan penurunan tekanan pada aliran fluida, sebaliknya
Lebih terperinciJurnal Fisika Unand Vol. 4, No. 4, Oktober 2015 ISSN
PERKIRAAN SUHU RESERVOIR PANAS BUMI DARI SUMBER MATA AIR PANAS DI NAGARI PANTI, KABUPATEN PASAMAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN GEOTERMOMETER SEBAGAI DASAR PENENTUAN POTENSI PANAS BUMI Rahmat Arrahman, Ardian
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI NaCl TERHADAP LAJU REAKSI PENGENDAPAN CaSO 4
1 PENGARUH KONSENTRASI NaCl TERHADAP LAJU REAKSI PENGENDAPAN CaSO 4 Jayanti (L2C604148) dan Kukuh Setyaningsih (L2C604149) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto,
Lebih terperinciJurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi
Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi Lamsihar S. Tamba 1), Harmen 2) dan A. Yudi Eka Risano 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Angka parameter dalam estimasi potensi energi panas bumi BSN. ICS Badan Standardisasi Nasional
SNI 13-6482-2000 Standar Nasional Indonesia Angka parameter dalam estimasi potensi energi panas bumi ICS 07.060 Badan Standardisasi Nasional BSN LATAR BELAKANG Estimasi besarnya potensi energi panas bumi
Lebih terperinciPEMBENTUKAN KERAK KALSIUM KARBONAT (CaCO 3 ) DALAM PIPA ALIRAN LAMINER PADA TEMPERATUR 25 0 C HINGGA 40 0 C DAN PENAMBAHAN ADITIF ASAM MALAT
Pembentukan Kerak Kalsium Karbonat (CaCO 3 ) dalam Pipa Aliran (Muhammad Usamah dkk.) PEMBENTUKAN KERAK KALSIUM KARBONAT (CaCO 3 ) DALAM PIPA ALIRAN LAMINER PADA TEMPERATUR 25 0 C HINGGA 40 0 C DAN PENAMBAHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia mencapai
Lebih terperinciOptimasi Siklus Kalina KCS34 Pada Pemanfaatan Sumber Air Panas (Natural Hot Spring) Sebagai Pembangkit Listrik
Jurnal Rekayasa ijau No.1 Vol. I ISSN 2550-1070 Maret 2017 Optimasi Siklus Kalina KCS34 Pada Pemanfaatan Sumber Air Panas (Natural ot Spring) Sebagai Pembangkit Listrik Muhammad Pramuda N.S, M. Ridwan,
Lebih terperinciBAB VI INTERPRETASI DATA GEOKIMIA
BAB VI INTERPRETASI DATA GEOKIMIA Pada Tahun 2008, tim dari kelompok penelitian Program Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi, melakukan penyelidikan geokimia pada daerah lapangan panas bumi Tambu. Penyelidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PLTU 3 Jawa Timur Tanjung Awar-Awar Tuban menggunakan heat. exchanger tipe Plate Heat Exchanger (PHE).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Heat Exchanger adalah alat penukar kalor yang berfungsi untuk mengubah temperatur dan fasa suatu jenis fluida. Proses tersebut terjadi dengan memanfaatkan proses perpindahan
Lebih terperinciBAB IV MANIFESTASI PERMUKAAN PANASBUMI DI DATARAN TINGGI DIENG DAN SEKITARNYA
BAB IV MANIFESTASI PERMUKAAN PANASBUMI DI DATARAN TINGGI DIENG DAN SEKITARNYA 4.1 Tinjauan umum Sistem panasbumi yang ada di Indonesia umumnya berasal dari sistem afiliasi volkanik. Sistem ini ditandai
Lebih terperinciPENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 202 ISSN 0852-2979 PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 202 Heri Witono, Ahmad Nurjana
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo
B107 Analisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo Muhammad Ismail Bagus Setyawan dan Prabowo Departemen Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciAnalisa Energi, Exergi dan Optimasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Super Kritikal 660 MW Nasruddin*, Pujo Satrio
Analisa Energi, Exergi dan Optimasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Super Kritikal 660 MW Nasruddin*, Pujo Satrio Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus UI Depok 16424
Lebih terperinciPotensi Panas Bumi Berdasarkan Metoda Geokimia Dan Geofisika Daerah Danau Ranau, Lampung Sumatera Selatan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya energi yang melimpah dan beraneka ragam, diantaranya minyak bumi, gas bumi, batubara, gas alam, geotermal, dll.
Lebih terperinciANALISIS SIKLUS KOMBINASI TERHADAP PENINGKATAN EFFISIENSI PEMBANGKIT TENAGA
Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 2, No. 1, Januari 2014 ANALISIS SIKLUS KOMBINASI TERHADAP PENINGKATAN EFFISIENSI PEMBANGKIT TENAGA Sudiadi 1), Hermanto 2) Abstrak : Suatu Opsi untuk meningkatkan efisiensi
Lebih terperinciPENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER
PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER Rianto, W. Program Studi Teknik Mesin Universitas Muria Kudus Gondangmanis PO.Box 53-Bae, Kudus, telp 0291 4438229-443844, fax 0291 437198
Lebih terperinciANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN
ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN Ilham Bayu Tiasmoro. 1), Dedy Zulhidayat Noor 2) Jurusan D III Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciPENGARUH PENCAMPURAN TERHADAP REAKSI HIDROLISA AlCl 3
PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES ISSN : 111-1 PENGARUH PENCAMPURAN TERHADAP REAKSI HIDROLISA AlCl R. Yustiarni, I.U. Mufidah, S.Winardi, A.Altway Laboratorium Mekanika Fluida dan Pencampuran
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Panas bumi, reservoar, geotermometer, Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi.
ABSTRAK ANALISIS KANDUNGAN KIMIA MATA AIR PANAS DI DAERAH MAPOS KABUPATEN MANGGARAI TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR UNTUK PENENTUAN KARAKTERISTIK RESERVOAR PANAS BUMI Panas bumi merupakan salah satu
Lebih terperinci: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan
AIR Sumber Air 1. Air laut 2. Air tawar a. Air hujan b. Air permukaan Impurities (Pengotor) air permukaan akan sangat tergantung kepada lingkungannya, seperti - Peptisida - Herbisida - Limbah industry
Lebih terperinciPenurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier
Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier Ir Bambang Soeswanto MT Teknik Kimia - Politeknik Negeri Bandung Jl Gegerkalong Hilir Ciwaruga, Bandung 40012 Telp/fax : (022) 2016 403 Email
Lebih terperinciGambar 2.1 Skema siklus cetus tunggal sederhana pada sistem pembangkit. Gambar 2.22 Diagram T-s untuk siklus cetus tunggal sederhana.
BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Energi panas bumi adalah energi panas yang tersimpan dalam bentuk batuan atau fluida yang terkandung di bawah permukaan bumi. Energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP SISTEM UAP EKSTRAKSI PADA DEAERATOR PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 3 September 2; 94-98 PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP SISTEM UAP EKSTRAKSI PADA DEAERATOR PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2 Jev N. Hilga, Sunarwo, M. Denny S, Rudy Haryanto
Lebih terperinciOPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP
OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP Reza Fauzan *Email: reza.fauzan@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang peningkatan jumlah produksi minyak yang diperoleh dari sumur produksi
Lebih terperinciBAB IV KARAKTERISTIK AIR PANAS DI DAERAH TANGKUBAN PARAHU BAGIAN SELATAN, JAWA BARAT
BAB IV KARAKTERISTIK AIR PANAS DI DAERAH TANGKUBAN PARAHU BAGIAN SELATAN, JAWA BARAT 4.1 Tinjauan Umum Manifestasi permukaan panas bumi adalah segala bentuk gejala sebagai hasil dari proses sistem panasbumi
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER
PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan
Lebih terperinciSILIKA GEL DARI ABU TERBANG (FLY ASH) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) (Menentukan Waktu Optimum Untuk Mendapatkan Hasil yang Terbaik )
SILIKA GEL DARI ABU TERBANG (FLY ASH) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) (Menentukan Waktu Optimum Untuk Mendapatkan Hasil yang Terbaik ) Dibuat Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN 1 BAB II. TINJAUAN UMUM LAPANGAN
HALAMAN JUDUL ------------------------------------------------------------------- i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ------------------------- ii HALAMAN PENGESAHAN -------------------------------------------------------
Lebih terperinciPerancangan Siklus Rankine Organik Untuk Pemanfaatan Gas Buang Pada PLTU di Indonesia
Jurnal Rekayasa Hijau No.2 Vol. I ISSN 2550-1070 Juli 2017 Perancangan Siklus Rankine Organik Untuk Pemanfaatan Gas Buang Pada PLTU di Indonesia Mohammad Azis M Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Industri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Neraca Listrik Domestik Indonesia [2].
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini, kebutuhan listrik telah menjadi kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan listrik sendiri didasari oleh keinginan manusia untuk melakukan aktivitas lebih mudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PT Pertamina EP adalah anak perusahaan dari PT Pertamina (PESERO) yang bergerak di bidang eksplorasi, eksploitasi, dan produksi minyak bumi. Salah satu lokasi dari
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air
Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Arif Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang E-mail : arifqyu@gmail.com Abstrak. Pada bagian mesin pendingin
Lebih terperinciKarakterisasi Temperatur Bawah Permukaan Daerah NZU : Integrasi Data Geotermometer, Mineral Alterasi dan Data Pengukuran Temperatur Bawah Permukaan
Karakterisasi Temperatur Bawah Permukaan Daerah NZU : Integrasi Data Geotermometer, Mineral Alterasi dan Data Pengukuran Temperatur Bawah Permukaan Nisrina Zaida Ulfa (1), Dr. Ir. Johanes Hutabarat, M.si
Lebih terperinciPENERAPAN PENGELOLAAN (TREATMENT) AIR UNTUK PENCEGAHAN KOROSI PADA PIPA ALIRAN SISTEM PENDINGIN DI INSTALASI RADIOMETALURGI
ISSN 1979-2409 Penerapan Pengelolaan (Treatment) AirUntuk Pencegahan Korosi Pada Pipa AliranSistem Pendingin Di Instalasi Radiometalurgi (Eric Johneri) PENERAPAN PENGELOLAAN (TREATMENT) AIR UNTUK PENCEGAHAN
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI EFEKTIF HIGH PRESSURE HEATER (HPH) TIPE VERTIKAL U SHAPE DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP AMURANG UNIT 1
ANALISIS EFISIENSI EFEKTIF HIGH PRESSURE HEATER (HPH) TIPE VERTIKAL U SHAPE DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP AMURANG UNIT 1 Reind Junsupratyo 1), Frans P. Sappu 2), Arwanto M.A. Lakat 3) Jurusan Teknik
Lebih terperinciPengaruh Temperatur pada Korosi Baja (Steel) dalam Larutan Elektrolit Mengandung Karbon Dioksida (CO 2 )
Pengaruh Temperatur pada Korosi Baja (Steel) dalam Larutan Elektrolit Mengandung Karbon Dioksida (CO 2 ) Simon Sembiring Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung Jl. S. Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
Lebih terperinciKeekonomian Pengembangan PLTP Skala Kecil
EL-07 Keekonomian Pengembangan PLTP Skala Kecil Agus Sugiyono* 1 1 Bidang Perencanaan Energi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta, Indonesia *E-mail: agussugiyono@yahoo.com A B S T R A K
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP PEMBENTUKAN KERAK KALSIUM KARBONAT (CaCO 3 ) DALAM PIPA BERALIRAN LAMINER
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP PEMBENTUKAN KERAK KALSIUM KARBONAT (CaCO 3 ) DALAM PIPA BERALIRAN LAMINER Jotho Universitas Pandanaran Jl. Banjarsari Barat No. 1, Pedalangan, Banyumanik, Semarang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,
Lebih terperinciAnalisa Efisiensi Isentropik dan Exergy Destruction Pada Turbin Uap Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Analisa Efisiensi Isentropik dan Exergy Destruction Pada Turbin Uap Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap *Eflita Yohana
Lebih terperinciANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT
ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K Sri Sudadiyo Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir ABSTRAK ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K.
Lebih terperinci