PENGELOLAAN DAYA TARIK WISATA ALAM BERDASARKAN KEPUASAN DAN KEINGINAN WISATAWAN
|
|
- Johan Sugiarto Hartanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGELOLAAN DAYA TARIK WISATA ALAM BERDASARKAN KEPUASAN DAN KEINGINAN WISATAWAN NATURAL ATTRACTION TOURISM MANAGEMENT BASED ON TOURIST SATISFACTION AND DESIRE Ahmad Mardalis 1 dan Ratna Puspa Wijaya 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universtas Muhammadiyah Surakarta, Jl. Ahmad Yani Tromol Pos no 1 Pabelan- Kartasura-Sukoharjo-Jawa Tengah, Indonesia Ahmad.Mardalis@ums.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan wisatawan terhadap daya tarik wisata alam dan mengkategorikan daya tarik mana yang perlu dipertahankan, ditingkatkan, dan bahkan dikurangi untuk mendapatkan efisiensi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah para pengunjung objek wisata alam Tawangmangu Karanganyar Jawa Tengah. Sebanyak 276 pengunjung dipilih menjadi sampel dengan tehnik accidental sampling. Untuk mengetahui posisi kategori setiap daya tarik objek wisata digunakan tehnik importance performance analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pengunjung sudah rata-rata di atas 3 (sedang). Atribut ketertiban, kebersihan, transportasi, dan layanan pengunjung termasuk dalam kuadran perlu segera diperbaiki. Adapun atribut keindahan, keamanan, sejuk, ramah, lokasi, kenyamanan, dan parkir dikategorikan ke dalam kuadran perlu dipertahankan. Sedangkan atribut kenangan, harga tiket masuk, fasilitas pendukung, jumlah atraksi, restoran, souvenir, promosi, pemandu wisata termasuk kuadran perlu diperbaiki tapi tidak bersifat mendesak. Atribut penginapan berada dalam kuadrant yang menunjukkan bahwa penginapan di objek wisata alam ini sudah berlebihan, perlu penataan atau bahkan pengurangan. Kata Kunci: Wisata alam, atraksi wisata, wisatawan. Abstract This study was aimed to determine the tourist satisfaction level upon the charms of nature and to categorize which appeal should be preserved, enhanced, and even less to gain efficiencies. The method used in this research is a descriptive one. The population in this study is the visitors of Tawangmangu Karanganyar, Central Java. A total of 276 visitors have been selected into the sample with accidental sampling technique. To know the position of every category of tourist attraction used the technique "importance performance analysis". The results showed that the visitor satisfaction average level is above 3 (moderate). While the other attributes, such as order, cleanliness, transportation, and visitor services included in the quadrant of "need to be repaired". The attributes of beauty, security, cool, friendly, location, comfort, and parking is categorized into quadrants "needs to be maintained". While the memories of attributes, the price of admission, supporting facilities, the number of attractions, restaurants, souvenir, promotion, tour guide included quadrant "should be improved but not urgent". Attributes inn is located in quadrant D Prosiding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis & Call For Paper FEB UMSIDA
2 which indicates that the inn in the natural attractions of this is excessive, it is necessary arrangement or even a reduction. Keywords: natural attraction, tourism, visitors Pendahuluan Pariwisata belakangan merupakan sektor andalan, bukan hanya untuk meraih devisa tetapi juga sebagai penggerak roda perekonomian. Sektor pariwisata bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia 7 persen (Gunarto, Bahkan presiden menyebut bahawa sektor pariwisata adalah menyerap tenaga kerja terbanyak ( Menurut data Bank Indonesia, saat ini, sektor pariwisata berkontribusi sekitar 4,23% terhadap pertumbuhan Domestik Bruto (PDB). Sepanjang triwulan I 2016, sektor ini telah menyerap tenaga kerja sebanyak 12,16 juta orang, naik dibandingkan 2015 yang mencapai 10,23 juta orang. Sektor pariwisata juga telah menciptakan cadangan devisa sebesar US$11,59 miliar atau senilai Rp163 triliun, naik 13% dari 2014 yang sebesarus$11,17 miliar. ( Dalam upaya mendorong pertumbuhan sektor pariwisata, maka daerah-daerah yang memiliki potensi pariwisata yang bagus terus didorong untuk dikembangkan. Tujuannya adalah supaya sektor pariwisata dapat berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian Indonesia. Di antara yang diupayakan adalah menampilkan hal-hal yang menarik seperti pembuatan web dan blog serta jejaring sosial lainnya yang menyajikan informasi terkini mengenai perkembangan industri pariwisata di Indonesia dan mengenalkan pada dunia bahwa Indonesia memiliki banyak keindahan alam sebagai obyek pariwisata. Wisata alam tersebut disisi lain mempunyai dua tujuan yaitu sebagai sektor pariwisata dan sebagai pelestarian alam. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 di mana kepariwisataan dikelola untuk: 1). meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, 2). mengatasi penggangguran dan menghapus kemiskinan, 3). melestarikan alam, lingkungan dan sumberdaya, 4). memajukan kebudayaan, mengangkat citra bangsa, dan mempererat persahabatan antar bangsa 5). memupuk rasa cinta tanah air, memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa. Dalam Siaran Pers Bank Indonesia tanggal disebutkan bahwa Bank Indonesia bersama dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melakukan Prosiding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis & Call For Paper FEB UMSIDA
3 koordinasi kebijakan dalam upaya mempercepat peningkatan daya saing sektor industri dan pariwisata.berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah guna meningkatkan daya saing sektor industri dan pariwisata. Dalam rangka meningkatkan kepariwisataan, beberapa langkah strategis yang telah dilakukan pemerintah mencakup kebijakan pembebasan visa kunjungan menjadi total 90 negara, kemudahan wisatawan mancanegara masuk ke Indonesia menggunakan yacht (kapal), dan mempercepat pengembangan infrastruktur bandara dan pelabuhan laut. Kementerian Pariwisata terus mengembangkan potensi pariwisata Indonesia melalui deregulasi kepariwisataan dan penguatan branding, serta penetapan destinasi wisata prioritas. Disamping paket kebijakan ekonomi yang terkait deregulasi kepariwisataan yang sudah dilaksanakan Pemerintah, Kementeriaan Pariwisata terus memperkuat branding pariwisata Indonesia yang menunjukkan posisi yang semakin baik di antara Negara-negara Asia. Selain itu, Pemerintah telah menetapkan 10 destinasi wisata prioritas disertai dengan roadmap pengembangannya ke depan. Pembangunan infrastruktur yang mendukung pengembangan pariwisata. Pembangunan jalan untuk meningkatkan akses pariwisata dan sentra industri terus ditingkatkan. Selain itu, Kementerian PUPR berupaya meningkatkan kualitas pemukiman di sekitar lokasi pariwisata. Mempercepat pengembangan pariwisata yang diprioritaskan pada 10 destinasi prioritas, termasuk pengembangan wisata Great Jawa yang terdiri dari Great Jakarta, Great Bandung, Great Yogyakarta-Jateng, dan Great Surabaya. Berbagai program akan dilaksanakan untuk pengembangan destinasi pariwisata, peningkatan wisatawan nusantara dan mancanegara, serta kelembagaan ( Bebabagai usaha yang sudah dirancang dan dilakukan ini, bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada para wisatawan. Wisatawan yang puas dengan suatu objek wisata diharapkan dapat menceritakan kepada orang lain; keluarga, kerabat, teman dan lain sebagainya.promosi oleh wisatawan yang puas ini sangat efektif untuk meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan. Pengelolaan objek wisata ini, perlu melihat keinginan para wisatawan. Perbaikan dan pengembangan layanan yang diberikan berdasarkan perspektif para wisatawan. Kabupaten Karanganyar mulai menempatkan diri agar pariwisata Kabupaten Karanganyar mampu menjadi salah satu tempat tujuan wisataan berkunjung. Keseriusan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam upaya pengembangan Pariwisata Prosiding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis & Call For Paper FEB UMSIDA
4 Kabupaten Karanganyar dapat dilihat dari naiknya anggraan promosi pariwisata Di Kabupaten Karangnayar Salah satu daerah pariwisata yang menggunakan pendekatan pariwisata kerakyatan adalah kabupaten Karanganyar tepatnya di tempat wisata Grojokan Sewu.Kabupaten Karanganyar ditetapkan sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Jawa Tengah oleh Pemerintah Jawa Tengah. Di samping itukabupaten Karanganyar merupakan wilayah yang memiliki potensi objek wisata alam dan budaya telah mendapatkan perhatian wisatawan lokal dan nasional yang ditunjang oleh beberapa faktor antara lain: a) keadaan topografis; b) keadaan geografis; c) keadaan sosial budaya; d) iklim, fauna dan kekayaan alam. Dalam konteks pengembangan kawasan pariwisata Kabupaten Karanganyar saat ini, memiliki kecenderungan bahwasannya hanya Wisata Grojokan Sewu yang memiliki daya saing yang cukup signifikan.meskipun dapat diakui Grojokan Sewu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan bagi daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan wisatawan terhadap atribut-atribut yang ditawarkan oleh pengelola wisata alam dan mengkategorikan daya tarik mana yang perlu dipertahankan, ditingkatkan, dan bahkan dikurangi untuk mendapatkan efisiensi.objek wisata alam disini adalah Grojokan sewu Tawangmangu. Metode Penelitian Daya tarik wisata Suatu daya tarik wisata harus memenuhi syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya, menurut Maryani (1991:11) syarat-syarat tersebut, meliputi (1) What to see yaitu di tempat tersebut harus ada objek dan atraksi wisata yang berbeda dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan entertainment bagi wisatawan. What to see meliputi pemandangan alam, kegiatan, kesenian dan atraksi wisata, (2) What to do yaitu di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lama ditempat itu, (3) What to buy yaitu tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk di bawa pulang ke tempat asal, (4) What to arrived yaitu di dalamnya termasuk aksesbilitas, bagaimana kita mengunjungi daya tarik wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa lama tiba ketempat tujuan wisata tersebut, dan (5) What to stay yaitu bagaimana Prosiding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis & Call For Paper FEB UMSIDA
5 wisatawan akan tingggal untuk sementara selama dia berlibur. Diperlukan penginapanpenginapan baik hotel berbintang atau hotel non berbintang dan sebagainya. Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa Latin satis yang berarti cukup baik/ memadai dan facio (merasakan/membuat) (Tjiptono, 2005). Jadi secara bahasa kepuasan (satisfaction) berarti merasa memadai. Kotler dan Keller (2012) mendefiniskan kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa terhadap sesuatu yang merupakan hasil dari membandingkan kinerja suatu produk yang dirasakan dengan harapan. Jika kinerja lebih rendah dari harapan, maka pelanggan tidak puas. Jika sesuai dengan harapan, maka pelanggan akan puas. Jika melebihi harapan, maka pelanggan sangat puas atau senang. Kepuasan pelanggan sangat tergantung pada persepsi dan ekspektasi mereka. Faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspektasi pelanggan adalah kebutuhan dan keinginan, pengalaman masa lalu, pengalaman teman-teman dan komunikasi melalui iklan dan pemasaran. Selain itu faktor umur, pendidikan, jenis kelamin, kepribadian, suku dan latar belakang budaya, serta kasus penyakit turut mempengaruhi persepsi dan ekspektasi pelanggan. Perusahaan harus mengerti dan memperhatikan karakteristik pelanggannya karena pelanggan punya perbedaan dalam hal keinginan, kebutuhan, pendidikan dan penghasilan sehingga perilaku pelanggan juga akan berbeda-beda tergantung kondisi tersebut diatas. Tugas perusahaan adalah mengetahui apa yang terbaik yang diinginkan oleh pelanggan. Suara pelanggan tentang kualitas produk/jasa menjadi sumber inspirasi bagi perusahaan untuk tindakan perbaikan mutu pelayanan. Perusahaan yang responsif terhadap suara/masukan pelanggan ditandai oleh fleksibilitas, kemauan untuk berubah, sikap responsif, pola berkomunikasi dengan konsumen dan kompetensi teknis. Membuat pelanggan puas memberi banyak manfaat, diantaranya daya persuasif gethok tular (word of mouth), relasi berkelanjutan, retensi pelanggan dan lain sebaiknya. (Tjiptono, 2005) Faktor-Faktor Pendukung Pengelolaan Objek Wisata Dalam kegiatan pariwisata komponen-komponen pariwisata akan saling terkait. Komponen pariwisata dibagi atas dua faktor, yaitu komponen penawaran (supply) dan komponen permintaan (demand). Supply mencakup segala sesuatu yang ditawarkan kepada wisatawan meliputi atraski wisata, akomodasi, transportasi, infrastruktur, fasilitas pendukung. Sedangkan permintaan atau demand pariwisata adalah segala Prosiding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis & Call For Paper FEB UMSIDA
6 sesuatu yang berhubung dalam permintaan pariwisata yaitu pengunjung dan masyarakat (Alfiana dan Rimadewi, 2014). Faris Zakaria dan Rima Dewi Suprihardjo (2014) menunjukkan bahwa faktor-faktor pendukung dalam pengembangan desa wisata secara spasial antara lain adalah sebagai berikut: rute perjalanan, sarana transportasi, fasilitas pendukung dan penunjang wisata, fasilitas penginapan, toko souvenir, rumah makan, serta tempat rekreasi. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pengunjung obyek wisata alam Grojokan Sewu. Adapun rata-rata jumlah pengunjung obyek wisata alam Grojokan Sewu adalah sebanyak 892 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampelyang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap individu populasi untuk dibilih menjadi anggota sampel. Teknik nonprobability sampling yang digunakan adalah sampling aksidental yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang cocok dengan sumber data, dalam penelitian ini yaitu setiap pengunjung obyek wisata alam Grojokan Sewu, sehingga diperoleh 276 wisatawan sebagai sampel penelitian. Analisis tingkat kepentingan dan kinerja atau Importance and Performance Analysis (IPA) merupakan suatu teknik penerapan yang mudah untuk mengukur atribut dari tingkat kepentingan dan kinerja yang berguna untuk pengembangan program pemasaran yang efektif. Caranya konsumen diminta untuk menjawab tingkat kinerja dari berbagai atribut atau dimensi yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Total penilaian tingkat kepentingan dan tingkat kinerja masing-masing atribut diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil perkalian skor masing-masing skala dengan jumlah responden yang memilih pada skala Likert. Analisis Kepentingan Kinerja (Important Performance Analysis) Analisis ini digunakan untuk mengetahui atribut-atribut yang dianggap sangat penting, penting atau tidak penting dan yang berkinerja sangat baik, baik atau tidak baik oleh pelanggan.pelanggan memberikan penilaian terhadap atribut-atribut perusahaan dengan memberikan skor pada atribut-atribut yang dimiliki oleh perusahaan. Hasil penilaian kemudian ditampilkan dalam gambar yang dibagi menjadi empat bagian/kuadran yang disebut dengan diagram kartesius. Diagram ini menggambarkan Prosiding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis & Call For Paper FEB UMSIDA
7 tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan (importance) dan tingkat pelaksanaannya (performance) oleh perusahaan. Diagram kartesius memiliki dua buah unsur yang diwakilkan oleh huruf X dan Y. Kombinasi sumbu X (performance) dan sumbu Y (importance) akan menghasilkan posisi setiap atribut. Atribut yang ada akan terletak pada satu diantara empat kuadran yang ada. Koordinat titik tengah kuadran mengacu pada grand mean, yaitu rata-rata semua atribut pada bagian performance dan rata-rata semua atribut pada bagian importance. Tingkat kesesuaian antara kinerja perusahaan dengan tingkat kepentingan pelanggan dihitung dengan menggunakan rumus: i i i x100% Keterangan: T X Y ki = Tingkat kesesuaian i = Skor penilaian kinerja perusahaan i = Skor penilaian tingkat kepentingan pelanggan Rata-rata skor tingkat pelaksanaan/kinerja dan rata-rata skor tingkat kepentingan dari unsur-unsur tersebut dihitung dengan menggunakan rumus: i, n i n Keterangan: = Rata-rata skor tingkat pelaksanaan/kinerja = Rata-rata skor tingkat kepentingan n = Jumlah responden Rata-rata skor tingkat pelaksanaan/kinerja dan tingkat kepentingan unsur-unsur tersebut, selanjutnya dijabarkan dan dibagi menjadi empat bagian dalam diagram kartesius sebagaimana digambarkan pada Gambar 4. Diagram kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik,, dimana merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat pelaksanaan atau kepuasan penumpang terhadap kinerja seluruh faktor atau atribut perusahaan dan adalah ratarata dari rata-rata skor tingkat kepentingan seluruh faktor dapat yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Sehingga rumus selanjutnya menjadi: Prosiding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis & Call For Paper FEB UMSIDA
8 i1 i, i1 K = Banyaknya atribut/faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan. i Gambar 1. Diagram Kartesius Prioritas Utama A Pertahankan Prestasi B Kinerja rata-rata C Prioritas Rendah Kepuasan D Berlebihan Pelaksanaan (Kinerja/Kepuasan) Keterangan: 1) Kuadran A menunjukkan atribut yang dianggap sangat penting pengaruhnya bagi kepuasan pelanggan, namun perusahaan belum melaksanakan sesuai keinginan pelanggan sehingga pelanggan kecewa/tidak puas. Tugas perusahaan untuk memusatkan perhatian pada peningkatan kinerja atribut-atribut yang berada di kuadran ini. 2) Kuadran B menunjukkan atribut yang dianggap penting oleh pelanggan dan perusahaan berhasil melaksanakan dengan baik sehingga pelanggan sangat puas. Tugas perusahaan untuk mempertahankan kinerja atribut-atribut kuadran ini. 3) Kuadran C menunjukkan atribut yang kurang penting pengaruhnya bagi pelanggan tetapi pelaksanaannya oleh perusahaan cukup baik. Pelanggan menganggap tidak sangat penting sehingga tidak membutuhkan perhatian apapun dari perusahaan. Perusahaan perlu meninjau ulang demi efisiensi. 4) Kuadran D menunjukkan atribut yang pengaruhnya kurang penting bagi pelanggan tetapi pelaksanaannya sangat baik. Dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan. Tugas perusahaan untuk mengurangi dengan pertimbangan efisiensi. Hasil dan Pembahasan Pengembangan sektor industri pariwisata saat ini berkembang sangat pesat salah satunya di Kabupaten Karanganyar khususnya di Kecamatan Tawangmangu. Perkembangan industri tersebut tidak hanya berdampak pada peningkatan penerimaan Prosiding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis & Call For Paper FEB UMSIDA
9 devisa namun untuk meningkatkan kesejahteraa masyarakat Tawangmangu. Adanya wisata alam Grojokan Sewu membuka peluang usaha serta memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat dalam mengurangi permasalahan pengangguran. Di daerah Tawangmangu ini terdapat beberapa fasilitas dan sarana yang mendukung serta menarik wisatawan untuk datang ke tempat wisata alam ini, fasilitas tersebut antara lain: grojokan sewu itu sendiri, penginapan/villa, pasar, dan lainya. Selama ini wisatawan menjadikan Tawangmangu sebagai icon tempat untuk rekreasi, bagi wisatawan yang belum pernah berkunjung ke wisata alam Tawangmangu selalu dibuat penasaran akan keindahan alam Grojokan Sewu. Tawangmangu merupakan salah satu tempat wisata favorit di Solo/Surakarta. Tawangmangu menyimpan sejuta keindahan alam karena berada di sisi barat lereng Gunung Lawu atau Gunung Sewu. Secara Geografis, Tawangmangu merupakan nama Kecamatan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Tawangmangu berada di ketinggian 1200 meter dpl sehingga udara nya sangat sejuk dan cocok untuk berwisata menghilangkan penat.dengan cuaca seperti itu, dataran tinggi Tawangmangu mirip seperti Gunung Tangkuban Perahu di Bandung.Wisatawan mengunjungi Tawangmangu untuk mendapatkan suasana baru, menghilangkan kepenatan.karena adanya keindahan yang disajikan oleh kawasan wisata alam. Tingkat kepuasan wisatawan terhadap atribut-atribut yang ditawarkan objek wisata Tawangmangu dapat di lihat dalam gambar 2 berikut ini. Gambar 2. Perbedaan tingkat kepuasan dan kepentingan wisatawan terhadap objek wisata Prosiding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis & Call For Paper FEB UMSIDA
10 Gambar 2 menunjukkan kepuasan wisatawan antara 2.89 hingga 4,38. Kepuasan wisatawan paling rendah adalah pada jumlah atraksi (2.89), pemandu wisata (2,90), dan promosi (3,07). Sedangkan kepuasan tertinggi pada kesejukan (4,38), alami (4,17) dan keindahan (4,08). Rata-rata kepuasan adalah 3,56 (skala lima). Adapun atribut yang paling diinginkan oleh wisatawan adalah keamanan (4,52), keindahan (4.38), dan kebersihan (4,30). Dilihat dari gap (selisih) antara harapan dengan kepuasan yang paling bersar minusnya adalah kebersihan (0,91), keamanan (0,77) dan layanan pelanggan (0,63). Atribut yang selisihnya positif (kepuasan melebihi harapan) adalah penginapan (0,26), sifat alami (0,18), kenangan (0,17), sejuk (0,12), dan harga (0,08). Jika atribut-atribut tersebut dikelompokkan kedalam kuadran kustosis, maka dapat dikategorikan ke dalam empat kategori. Atribut-atribut yang mendesak segera diperbaiki pada kuadrana, yang perlu dipertahankan di kuadran B, yang perlu ditangani untuk jangka panjang pada kuadran C, dan yang bisa dikurangi kualitas/kuantitas layananannya demi mendapatkan efisiensi pada kuadran D. Gambar 3. Diagram Kartesius Berdasarkan analisis tingkat kepentingan dan kinerja atau Importance and Performance Analysis (IPA) digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan pengunjung obyek wisata diketahui bahwa atribut ketertiban, kebersihan, transportasi dan layanan Prosiding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis & Call For Paper FEB UMSIDA
11 masuk dalam Kuadran A, hal ini menunjukkan bahwa atribut-atribut tersebut dianggap mempengaruhi kepuasan pengunjung, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting, namun manajemenbelum melaksanaan sesuai dengan keingingan pengunjung, sehingga pengunjung kecewa atau tidak puas. Oleh karena itu pihak pengelolah diharapkan senantiasa meningkatkan ketertiban dan kebersihan dengan menambahkan karyawan pada bagian kebersihan dan ketertiban dan memberikan papan peringatan agar pengunjung senantiasa menjaga kebersihan lingkungan.pada faktor transportasi dan layanan masuk dapat semakin ditingkatkan dengan menambahkan paket wisata bagi para wisatawan yang disediakan langsung oleh pengelola, sehingga para wisatawan dapat diantar dan dijemput ke lokasi obyek wisata dan tidak terkendala oleh masalah transportasi dan layanan masuk. Atribut keindahan, keamanan, kesejukan, keramahan lingkungan, lokasi, kenyamanan, alamiah, dan parkir masuk ke dalam Kuadran B, hal ini menunjukkan bahwa unsur jasa pokok telah berhasil dilaksanakan pengelola, untuk itu wajib dipertahankan dan dianggap bahwa atribut ini sangat penting dan sangat memuaskan. Upaya yang perlu dilakukan oleh pengelola dalam mempertahankan aspek keindahan, keamanan, kesejukan, keramahan lingkungan, lokasi, kenyamanan, alamiah, dan parkir masuk adalah dengan menyediakan sumber daya manusia khusus yang senantiasa memperhatikan masalah-masalah tersebut. Nantinya petugas ini akan senantiasa berusaha untuk menjaga keindahan, keamanan, kesejukan, keramahan lingkungan, lokasi, kenyamanan, alamiah, dan parkir masuk dan melakukan teguran kepada para pengunjung yang berusaha untuk merusak keindahan, keamanan, kesejukan, keramahan lingkungan, lokasi, kenyamanan, alamiah. Atribut kenangan, harga tiket masuk, fasilitas pendukung lainnya, jumlah atraksi, rumah makan, cenderamata, promosi, pemandu wisata masuk ke dalam Kuadran C, yang menunjukkan bahwa beberapa atribut ini dianggap kurang penting bagi pengunjung, tetapi atribut ini tetap perlu ditingkatkan kualitasnya tetapi tidak dalam kategori mendesak. Atribut kenangan, harga tiket masuk, fasilitas pendukung lainnya, jumlah atraksi, rumah makan, cenderamata, promosi, pemandu wisata masuk kurang dianggap penting oleh para pengunjungdikarenakan atribut-atribut tersebut bukan merupakan hal pokok yang diinginkan oleh wisatawan dalam mengunjungi obyek wisata Grojokan Sewu, sehingga agar atribut-atribut kenangan, harga tiket masuk, fasilitas pendukung lainnya, jumlah atraksi, rumah makan, cenderamata, promosi, pemandu wisata masuk Prosiding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis & Call For Paper FEB UMSIDA
12 bisa lebih dianggap penting oleh para pengunjung diharapkan pengelola dapat memberikan sentuhan yang lebih menarik pada atribut-atribut di atas, misalnya dengan pemberikan paket khusus bagi keluarga, membuat tempat yang dapat meningkatkan kenangan bagi wisatawan serta melakukan promosi dan iklan yang dapat semakin menarik wisatawan dalam berkunjung di obyek wisata Grojokan Sewu. Atribut penginapan masuk ke dalam Kuadran D yang menunjukkan bahwa atribut penginapan mempengaruhi pelanggan kurang penting, akan tetapi pelaksanaanya berlebihan, artinya atribut ini dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan. Untuk menanggulangi hal itu diharapkan pihak pengelola bekerjasama dengan pemerintah untuk melakukan penertiban terhadap penginapan-penginapan liar yang dianggap merugikan negara karena berdiri tanpa mendapatkan ijin serta menjadi penyebab utama terjadinya longsor dan pengikisan tanah. Pengembangan suatu produk pada dasarnya adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan direncanakan secara matang untuk memperbaiki produk yang sedang berjalan atau menambah jenis produk-produk yang baru akan dihasilkan sesuai dengan perkembangan waktu. Umumnya suatu produk baru yang dihasilkan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan konsumen (tourist). Jadi produk tersebut harus dapat dipasarkan dan dapat diterima oleh pasar. Agar produk baru tersebut dapat diterima oleh pasar, maka perlu dilakukan suatu penelitian pasar (market research) atau analisa pasar (market analysis).disamping itu, juga diperlukan modifikasi produk-produk lama untuk dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pasar yang cendurung berubah-berubah. Dengan kata lain, mungkin saja produk yang telah lama dipasarkantelah mengalami masa kejenuhan, sehingga perlu dilakukan modifikasi (Yoeti, 1997) menyebutkan bahwa perlu diperhatikan beberapa isu dalam rangka menghasilkan produk-produk yang baru, antara lain: 1) perkembangan potensial dari pasar produk baru yang akan diproduksikan; 2) struktur pasar dan keahlihan dalam marketing untuk memasarkan produk baru tersebut; 3) fasilitas keuangan, apakah cukup tersedia dana untuk mengembangkan produk baru tersebut; 4) situasi persaingan perlu ditinjau apakah posisi produk baru tersebut cukup kuat bersaing dengan produk pesaing; 5) produk baru yang dikembangkan tidak akan merusak produk yang telah ada dan tidak akan merugikan perusahaan secara keseluruhan. Prosiding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis & Call For Paper FEB UMSIDA
13 Simpulan dan Saran Pengelolaan objek wisata mutlak dilakukan.pembenahan yang dilakukan hendaknya berdasarkan keinginan wisatawan. Jika keinginan wisatawan dapat diwujudkan, maka diharapkan mereka akan puas. Kepuasan mereka diharapkan dapat menjadikan mereka loyal. Sehingga mau berkunjung kembali dan ikut mempromosikan objek wisata kepada orang lain. Kepuasan pelanggan terhadap atribut yang ditawarkan pengelola objek wisata Tawangmangu rata-rata 3,56 (sedang). Adapun atribut yang perlu segera diperbaiki untuk Tawanmangu adalah kebersihan, ketertiban dan layanan pelanggan.sedangkan yang perlu dipertahanakan adalah keindahan, keamanan, kesejukan, keramahan lingkungan, lokasi, kenyamanan, alamiah, dan parkir. Daftar Pustaka Alifiana H.R dan Rimadewi S Pengembangan Kawasan Wisata Pesisir Talang Siring di Kabupaten, ITS-paper Paper.pdf Fandeli, Chafid Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Penerbit Liberty. Faris Zakaria dan Rima Dewi Suprihardjo Konsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3. No ( Print) Kotler P. dan Keller K.L Marketing management. 14th ed. Prentice Hall. Maryani Objek dan daya tarik wisata. Retrieved on April 27, 2014, from McKercher, B. dan Hilary, D.C Cultural Tourism: The Partnership Between Tourism and Cultural heritage Management. New York : The Haworth Hospitality Press. Muljadi, A.J Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Suwena, Ketut. dan Widyatmaja. Ngurah Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Bali : Udayana University Press. Tjiptono F Pemasaran Jasa. Malang : Bayumedia. Weaver, David dan Martin Opperman Tourism Management. Brisbane, Australia: John Willey and Son. Yoeti, Oka Pengantar Ilmu Pariwisata. Edisi Revisi. Bandung: Penerbit Angkasa. ( ( (Gunarto, Prosiding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis & Call For Paper FEB UMSIDA
PENGEMBANGAN PRODUK WISATA TAWANGMANGU BERDASARKAN PERSPEKTIF WISATAWAN. (Studi Kasus Wisata Alam Grojokan Sewu) ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
PENGEMBANGAN PRODUK WISATA TAWANGMANGU BERDASARKAN PERSPEKTIF WISATAWAN (Studi Kasus Wisata Alam Grojokan Sewu) ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan keindahan alam dan beraneka ragam budaya. Masyarakat Indonesia dengan segala hasil budayanya dalam kehidupan bermasyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan perekonomian suatu daerah. Kota Bandung melalui Dinas Pariwisata dan Budaya berupaya untuk mengembangkan
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI MBA TOUR & TRAVEL
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI MBA TOUR & TRAVEL Putu Putri Susanti I Nyoman Sudiarta I Made Kusuma Negara E-mail : putriie_lila@yahoo.com PS. S1 Industri Perjalanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pariwisata telah menjadi salah satu industri andalan dalam menghasilkan devisa suatu negara. Berbagai negara terus berupaya mengembangkan pembangunan sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh Menteri Pariwisata kepada Kompas.com, bahwa berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan pariwisata mempunyai peran yang sangat penting
Lebih terperinci*Herlin Dwi Kartikasari **Abadyo Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang
ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DENGAN METODE IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS DAN PENGGUNAAN GRAFIK T 2 HOTELLING UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS JASA (Studi Kasus di BRI Unit Wlingi Kantor Cabang Blitar) *Herlin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena memberikan manfaat ekonomi, termasuk Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia berlomba mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini perhatian terhadap pariwisata sudah sangat meluas, mengingat bahwa pariwisata mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi negara yang menerima
Lebih terperinciOBJEK DAN DAYA TARIK WISATA
OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA Objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan kekayaan pariwisata dan budayanya. Kepariwisataan di Indonesia tumbuh dan berkembang menjadi salah satu industri besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor penghasil devisa bagi negara yang cukup efektif untuk dikembangkan. Perkembangan sektor pariwisata ini terbilang cukup
Lebih terperinciDEFINISI- DEFINISI A-1
DEFINISI- DEFINISI Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, dengan adanya pariwisata suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. besar untuk di manfaatkan, tentu sektor bisnis yang terkait kedatangan wisatawan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor pariwisata Indonesia merupakan salah satu industri penting yang ada di Indonesia, hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara
Lebih terperinciPROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau untuk mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SINTANG
1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia belakangan ini tentunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia belakangan ini tentunya merupakan suatu kondisi yang menguntungkan bagi dunia bisnis di Indonesia. Indikator membaiknya kondisi
Lebih terperinciRANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM
111 VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM Rancangan strategi pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna merupakan langkah terakhir setelah dilakukan beberapa langkah analisis, seperti analisis internal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor utama yang diandalkan setiap negara. Seiring dengan permintaan pariwisata yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan industri jasa yang memiliki pertumbuhan paling pesat dan merupakan salah satu industri terbesar di dunia. Pariwisata merupakan ujung
Lebih terperinciKEPUASAN WISATAWAN DI OBYEK WISATA AIR TERJUN SRI GETHUK. Oleh Reza Adi Prasetia Lasidi 1 INTISARI
KEPUASAN WISATAWAN DI OBYEK WISATA AIR TERJUN SRI GETHUK Oleh Reza Adi Prasetia Lasidi 1 INTISARI Kepuasan wisatawan merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelola suatu obyek wisata. Obyek Wisata
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS PADA BANK SWASTA DI RIAU) Fenny Trisnawati & Lukman
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS PADA BANK SWASTA DI RIAU) Fenny Trisnawati & Lukman Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Riau e-mail: fenny_tr@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan suatu daerah terutama dengan adanya hubungan dengan otonomi daerah khususnya di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka usaha untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan nasional dan mempunyai peranan besar dalam perekonomian. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu pembangunan pariwisata harus ditinjau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat menghasilkan pendapatan daerah terbesar di beberapa negara dan beberapa kota. Selain sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu industri yang memiliki pertumbuhan pembangunan yang cepat. Saat ini sektor pariwisata banyak memberikan kontribusi terhadap
Lebih terperinciPERTEMUAN 9 Divisi Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen
INDUSTRI PARIWISATA PERTEMUAN 9 PENDAHULUAN Pariwisata sebagai industri semakin berkembang pembangunan hotel berbagai tipe dan kelas, peningkatan sarana-prasarana pariwisata, dan peningkatan keahlian SDM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata sebagai salah satu industri jasa ikut membantu meningkatkan perekonomian negara seiring dengan industri lainnya seperti pertanian, pertambangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, dimana dalam perekonomian suatu Negara, apabila dikembangkan secara terencana dan terpadu, peran pariwisata
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR
NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENJUALAN PRODUK JASA PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM) (Studi Kasus di CV. Delta Berlian Holiday) Diajukan
Lebih terperinciOPTIMALISASI PELAYANAN PARIWISATA PROPINSI DI YOGYAKARTA SAAT WEEKEND-WEEKDAYS BERDASARKAN SEGMENTASI WISATAWAN NUSANTARA
OPTIMALISASI PELAYANAN PARIWISATA PROPINSI DI YOGYAKARTA SAAT WEEKEND-WEEKDAYS BERDASARKAN SEGMENTASI WISATAWAN NUSANTARA TUGAS AKHIR Oleh: FRIDA HANDAYANI HASIBUAN L2D 000 427 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH
Lebih terperinci2016 KEMENARIKAN DAYA TARIK WISATA KAWASAN PANTAI UJUNG GENTENG KECAMATAN CIRACAP KABUPATEN SUKABUMI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, hal tersebut terlihat dari komposisi luas daratan yang lebih kecil daripada lautannya. Luas daratan
Lebih terperinciBAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU
BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia, dan merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara. Dengan berkembangnya
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dikawasan Wisata Agro Perkebunan Nusantara Gunung Mas yang terletak di Seda Tugu, kecamatan Cisarua kabupaten Bogor. Pemilihan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak pulau dengan berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan alam. Berbagai
Lebih terperinciPERSEPSI WISATAWAN TENTANG DESTINASI WISATA PANTAI PASIR JAMBAK KOTA PADANG RIO NALDO PAKPAHAN /2011
PERSEPSI WISATAWAN TENTANG DESTINASI WISATA PANTAI PASIR JAMBAK KOTA PADANG RIO NALDO PAKPAHAN 1102305/2011 PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PERHOTELAN JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciKonsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No.2, (2014) 2337-3520 (2301-9271 Print) C-245 Konsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan Faris Zakaria dan Rima Dewi Suprihardjo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor kepariwisataan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang semakin tampak serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap manusia selalu memiliki berbagai macam kebutuhan. Salah satunya adalah melakukan rekreasi atau berwisata yaitu melakukan kegiatan perjalanan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mengembangkan sektor pariwisata, hal ini dilihat dari pertumbuhan sektor pariwisata yang tumbuh pesat. Dengan semakin meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata saat ini merupakan suatu industri yang sedang berkembang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata saat ini merupakan suatu industri yang sedang berkembang pesat, dalam hal ini pariwisata akan berkembang menjadi salah satu industri yang tumbuh
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2017 PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG Presentation by : Drs. BUDIHARTO HN. DASAR HUKUM KEPARIWISATAAN Berbagai macam kegiatan yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan budaya tradisional, keindahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia merupakan Negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan budaya tradisional, keindahan bentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pariwisata telah menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia pada umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu. Pariwisata adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan perekonomian nasional maupun daerah. Seperti yang dituangkan dalam konsep Masterplan Percepatan
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA
ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA Aris Baharuddin 1, Maya Kasmita 2, Rudi Salam 3 1 Politeknik Informatika Nasional Makassar 2,3 Universitas Negeri Makassar
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Letak dan kondisi Geografis a. Batas Administrasi Daerah Secara geografis Kabupaten Magetan terletak pada 7 o 38` 30 LS dan 111
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil Menteri Pariwisata dan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA, DAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA HOTEL SYARIAH SOLO
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA, DAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA HOTEL SYARIAH SOLO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan. manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami perubahan. Kegiatan pariwisata
Lebih terperinciBAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN
BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Objek Wisata Pulau Pari merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Pulau ini berada di tengah gugusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata dan kawasan pengembangan pariwisata Jawa Tengah
Lebih terperinciPeran Pariwisata Dalam Pengembangan Dan Pelestarian Budaya Keris Indonesia
Peran Pariwisata Dalam Pengembangan Dan Pelestarian Budaya Keris Indonesia Disampaikan pada: SEMINAR NASIONAL PERUMUSAN GRAND AKSI PELESTARIAN KERIS INDONESIA Surakarta, 24 Maret 2016 Ni Wayan Giri Adnyani
Lebih terperinciANALISIS KESENJANGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
ANALISIS KESENJANGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SKRIPSI Disusun Oleh : DEDY DOUGLAS HARIANJA J 2 E 0 0 8 0 1 6 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki daya tarik wisata dan merupakan kota tujuan wisata yang paling diminati oleh wisatawan, dilihat dari
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS PELAYANAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (Persero) Tbk. CABANG PEKANBARU
1 ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS PELAYANAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (Persero) Tbk. CABANG PEKANBARU Harmelina 1,Henny Indrawati 2,Rina Selva Johan 3 Email : nanaharmelina@gmail.com, pku_henny@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melakukan perjalanan wisata sudah banyak sekali dilakukan oleh masyarakat modern saat ini, karena mereka tertarik dengan hasil kemajuan pembangunan suatu negara, hasil
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Restoran River Side yang berlokasi di Kawasan Wisata Sungai Musi, Komplek Benteng Kuto Besak, Jalan Rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Industri jasa pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan tumbuh sangat pesat. Pertumbuhan tersebut selain diakibatkan oleh pertumbuhan jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, pengusaha yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, pengusaha yang terkait didalamnya dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan wisatawan. Secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga terjadilah persaingan antar produsen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara pada saat ini lebih fokus berorientasi kepada industri non migas seperti industri jasa yang didalamnya termasuk industri pariwisata,
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang
BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang menyumbangkan pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang sangat strategis kaya akan sumber daya alam serta kaya akan sektor pariwisatanya. Kepariwisatawan di Indonesia telah tumbuh dan
Lebih terperinciTINJAUAN KUALITAS FASILITAS WISATA DI PANTAI GANDORIAH KOTA PARIAMAN
TINJAUAN KUALITAS FASILITAS WISATA DI PANTAI GANDORIAH KOTA PARIAMAN DEFI FAFFUA RITA PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PERHOTELAN JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Average Length of Stay (Day) Per Visit. Growth (%)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian khususnya sektor jasa di Indonesia berlangsung sangat pesat. Salah satu sektor jasa yang menjadi andalan Indonesia adalah industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu daya tarik bagi setiap negara maupun daerahnya masing-masing. Pariwisata adalah industri jasa yang menanggani mulai dari transportasi,
Lebih terperinciBENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR
BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR Oleh : MUKHAMAD LEO L2D 004 336 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki kekayaan potensi pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk meningkatkan kunjungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Objek Wisata Objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Travel & Tourism Competitiveness Report dari World Economic
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Travel & Tourism Competitiveness Report dari World Economic Forum disebutkan bahwa peringkat Pariwisata Indonesia naik dari peringkat ke- 70 pada tahun 2013 menjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya tujuan sebuah bisnis adalah menciptakan para pelanggan yang puas. Sejalan dengan itu berbagai upaya telah dilakukan untuk menyusun rangka teoritis untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar Seni Sukawati terletak di kabupaten Gianyar, Bali yang berada di jalan raya Desa Sukawati, pada dimana di awal tahun 1983 beberapa pengerajin
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang harus dimanfaatkan dan dilestarikan. Indonesia diberikan anugerah berupa kekayaan alam yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh
Lebih terperinci2014 ANALISIS MEAL EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan pariwisata di dunia dijadikan komoditi andalan dalam membantu meningkatkan kelangsungan pemasukan ekonomi Negara. Wisata di dunia akan menjadi
Lebih terperinciKonsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ISSN 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Konsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan Penulis: Faris Zakaria, Pembimbing:
Lebih terperinciPENGARUH DIMENSI KUALITAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DUNIA FANTASI PT. PJA
Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2015), Vol. 3 No. 1, 25 32 PENGARUH DIMENSI KUALITAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DUNIA FANTASI PT. PJA Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara e-mail: laricha_salomon@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan yang dapat menjadi suatu aset dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain sektor pertanian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industri yang terdiri dari serangkaan perusahaan yang menghasilkan jasa
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN JUDUL PRASYARAT... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... v HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan berbagai kemudahan komunikasi dan informasi yang mengakibatkan kondisi persaingan bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia wisata di Indonesia saat ini sedang mengalami peningkatan, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya tempat wisata yang berdiri dimasing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, tetapi juga keindahan alam yang mempunyai daya tarik sangat mengagumkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Ratu Selly Permata, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dengan berbagai suku dan keunikan alam yang terdapat di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai salah satu destinasi wisatawan yang cukup diminati, terbukti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan disini bukan berarti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya terdapat sektor pariwisata. Untuk lebih memantapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu alternatif pembangunan, terutama bagi negara atau daerah yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata dinilai banyak pihak memiliki banyak arti penting sebagai salah satu alternatif pembangunan, terutama bagi negara atau daerah yang memiliki keterbatasan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Desa Meranti Kecamatan Tapa. Objek wisata ini memiliki luas + 5 Ha, dengan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskirpsi Lokasi Salah satu obyek wisata yang mulai banyak diminati masyarakat Gorontalo khususnya sekitar Bone Bolango adalah objek wisata Pemandian Air Terjun
Lebih terperinciKAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D
KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR Oleh: TUHONI ZEGA L2D 301 337 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG
BAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG 5.1 ANALISIS MARKETING MIX PARIWISATA LAMPUNG Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, maka di indentifikasi kekuatan dan kelemahan pariwisata Lampung berdasarkan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Jasa merupakan setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud fisik serta tidak menghasilkan kepemilikan atas sesuatu apapun.
Lebih terperinci